kolesistektomi laparoskopik

7
KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu untuk menjelaskan anatomi sistem hepatobilier, fisiologi hepatobilier, keluhan dan tanda klinis serta diagnosis, pengelolaan, pengobatan, dan prognosis kolelithiasis, juga menjelaskan perawatan perioperatif dan komplikasi kolesistektomi laparoskopik. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi kantong empedu (Tingkat kompetensi K2A2) 2. Menjelaskan klasifikasi batu empedu (Tingkat kompetensi K2A2) 3. Menjelaskan patogenesis terjadinya batu empedu dalam pengelolaan pasien (Tingkat kompetensi K3A3) 4. Mengevaluasi gejala dan tanda klinis batu empedu pada pasien (Tingkat kompetensi K3A3) 5. Menjelaskan indikasi dan evaluasi pemeriksaan USG dan foto kontras kantong empedu (Tingkat kompetensi K2A2) 6. Mampu menjelaskan komplikasi batu kantong empedu (Tingkat kompetensi K2A2) 7. Menerapkan terapi disolusi batu kantong empedu (Tingkat kompetensi K2A3) 8. Menjelaskan indikasi dan melakukan teknik kolesistektomi laparoskopik (Tingkat kompetensi K2P3A2) 9. Menjelaskan prognosis penderita dengan batu kantong empedu, melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasi kolesistektomi laparoskopik (Tingkat kompetensi K2P4A2) Pokok bahasan / Sub pokok bahasan 1. Anatomi dan fisiologi kantung empedu 2. Klasifikasi batu empedu, patogenesis batu empedu, aspek klinis batu empedu 3. USG hepatobilier, kolangiografi oral dan intravena 4. Komplikasi batu empedu

Upload: kurniawan-zila

Post on 01-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DSYET

TRANSCRIPT

Page 1: KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK

KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK

Tujuan Pembelajaran UmumSetelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu untuk menjelaskan anatomi sistem hepatobilier, fisiologi hepatobilier, keluhan dan tanda klinis serta diagnosis, pengelolaan, pengobatan, dan prognosis kolelithiasis, juga menjelaskan perawatan perioperatif dan komplikasi kolesistektomi laparoskopik.

Tujuan Pembelajaran Khusus1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi kantong empedu (Tingkat kompetensi K2A2)2. Menjelaskan klasifikasi batu empedu (Tingkat kompetensi K2A2)3. Menjelaskan patogenesis terjadinya batu empedu dalam pengelolaan pasien (Tingkat

kompetensi K3A3)4. Mengevaluasi gejala dan tanda klinis batu empedu pada pasien (Tingkat kompetensi

K3A3)5. Menjelaskan indikasi dan evaluasi pemeriksaan USG dan foto kontras kantong

empedu (Tingkat kompetensi K2A2)6. Mampu menjelaskan komplikasi batu kantong empedu (Tingkat kompetensi K2A2)7. Menerapkan terapi disolusi batu kantong empedu (Tingkat kompetensi K2A3)8. Menjelaskan indikasi dan melakukan teknik kolesistektomi laparoskopik (Tingkat

kompetensi K2P3A2)9. Menjelaskan prognosis penderita dengan batu kantong empedu, melakukan perawatan

perioperatif dan mengatasi komplikasi kolesistektomi laparoskopik (Tingkat kompetensi K2P4A2)

Pokok bahasan / Sub pokok bahasan1. Anatomi dan fisiologi kantung empedu2. Klasifikasi batu empedu, patogenesis batu empedu, aspek klinis batu empedu3. USG hepatobilier, kolangiografi oral dan intravena4. Komplikasi batu empedu5. Peran dan keterbatasan ESWL dan cholic acid dalam disolusi batu kantung empedu6. Kolesistektomi laparoskopik7. Perawatan perioperatif, komplikasi, morbiditas, dan mortalitas kolesistektomi

laparoskopik

WaktuMetode

Workshop/pelatihan Belajar mandiri Kuliah Group diskusi Visite, bed side teaching Bimbingan operasi dan asistensi Kasus morbiditas dan mortalitas Continuing Profesional Development

Page 2: KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK

Media Papan tulis / flipchart Komputer LCD Slide proyector

Alat bantu pembelajaranInternet, telekonfrens, workshop, pelatihan

EvaluasiPre test

Isi pre testAnatomi dan fisiologi appendikPatogenesis, macam-macam appendik, aspek klinik appendik, pemeriksaan laboratorium appendik,pemeriksaan penunjang appendikTerapi (Teknik operasi appendektomi laparoskopi)Komplikasi dan penanggulangan Follow up

Bentuk pre testMCQ, essay, dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan

Buku acuan1. Buku teks ilmu bedah Schwarzt2. Buku teks ilmu bedah Current Surgical Diagnosis and Treatment3. Buku teks ilmu bedah Norton4. Zolinger’s Atlas of Surgical Operation

Bentuk ujian / test latihan OSCA (K,P,A) Ujian operasi pada pasien

Referensi1. Buku teks Ilmu bedah Schwatz2. Buku teks Ilmu bedah Norton3. Way WL. Appendix. In Current Surgical Diagnosis & Treatment 11th ed. Mc

Graw Hill Inc. 2003, 668-6734. Atlas of surgical technique Zollinger 8th ed, Mc Graw Hill Inc. 2003, 116-1215. Atlas of gastrointestinal surgery Emilio Etala Vol II, Williams & Wilkin. 1997,

1943-19936. De Jong W, Sjamsuhidayat. Buku ajar ilmu bedah 2nd ed. EGC. 2005, 639-6457. Skandalakis EJ, Skandalakis NP. Surgikal Anatomy and Technique 2nd ed.

Springer. 2000, 443-4558. Healey EJ, The abdomen in Surgical Anatomy 2nd ed, BC Decker Inc. 1990, 194-

199

Page 3: KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK

KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK

INTRODUKSIDefinisi……………………………………………………………. ( mohon diisi )

Indikasi:- Penderita dengan simtomatik batu empedu yang telah dibuktikan secara imaging

diagnostic terutama melalui USG abdomen - Penderita kolesterolosis simtomatik yang telah dibuktikan melalui USG abdomen- Adenomyomatosis kantung empedu simtomatik

Kontra indikasiKontra indikasi definitif- Peritonitis- Obstruksi usus- Koagulopati yang tidak terkontrol- Hernia diafragmatik yang besar - Penyakit Paru obstruktif berat dan penyakit jantung kongestif beratKontra indikasi relatif (tergantung keahlian operator)- Cirrhosis hepatis- Riwayat operasi abdomen dengan adhesi- Kolesistitis akut - Gangrene dan empyema gall bladder- Biliary enteric fistula- Kehamilan- Ventriculoperitoneal shuntSetelah memahami, menguasai dan mengerjakan modul ini diharapkan seorang dokter ahli bedah mempunyai kompetensi kolesistektomi laparoskopik serta penerapannya dapat dikerjkan di RS Pendidikan dan RS jaringan pendidikan.

Kompetensi terkait dengan modulTahapan Bedah Dasar (Semester I-III) Persiapan pra operasi

o Anamnesiso Pemeriksaan Fisiko Pemeriksan Penunjango Informed concenst

Asisten 2, assisten 1 pada saat operasi Follow up dan rehabilitasi

Page 4: KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK

Tahapan bedah lanjut (Semester IV-VII) dan Chief resident (Semester VIII – IX) Persiapan pra operasi

o Anamnesiso Pemeriksaan Fisiko Pemeriksan Penunjango Informed concenst

Melakukan operasi (Bimbingan, mandiri)o Penanganan komplikasio Follow up dan rehabilitasi

Penanggulangan :............................................................................. ( mohon diisi ).............................................................................

Prosedur :............................................................................. ( mohon diisi ).............................................................................

ALGORITMA DAN PROSEDURAlgoritma............................................................................. ( skema ).............................................................................

Teknik Operasi 1. Penderita dalam posisi supine dan dalam narkose2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada dada bagian bawah dan seluruh

abdomen.3. Dilakukan insisi transversal di bawah umbilikus sepanjang 10-12 mm, incisi

diperdalam secara tajam dan tumpul sampai tampak linea alba.4. Linea alba dipegang dengan klem dan diangkat, dibuat incisi vertikal sepanjang 10

mm5. Dengan trocart peritoneum ditembus dan dimasukkan port lalu dimasukkan CO2 ke

dalam cavum abdomen untuk menimbulkan pleuroperitoneum sehingga abdomen cembung.

6. Melalui port umbilikal dimasukkan videoscope ke dalam cavum abdomen.7. Tiga buah trocart dimasukkan dengan memperhatikan secara langsung tempat

penetrasi intra abdomen.Trocart pertama dimasukkan di epigastrium ± 5 cm di bawah procesus xyphoideus dengan penetrasi intraabdomen di sebelah kanan ligamentum falciformeTrocart kedua dimasukkan pada kwadaran kanan atas abdomen beberapa cm di bawah costa terbawah pada linea midclavicula.Trocart ketiga dimasukkan pada kuadran kanan atas setinggi umbilikus di sebelah lateral dari trocart kedua.

8. Posisi pasien diubah menjadi anti Trendelenburg ringan (10-15°) dan sedikit miring ke kiri.

Page 5: KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK

9. Gall bladder dipegang dengan grasper/ forcep dari port lateral, kemudian didorong ke arah superior dan dipertahankan pada posisi ini.

10. Infundibulum dipegang dengan grasper dari port medial dan ditraksi ke arah lateral. Disecting forceps dimasukkan dari port epigastrium dan jaringan di sekitar duktus sistikus dan arteri sistika disisihkan sampai kedua struktur tersebut tampak jelas.

11. A. Sistika dijepit dengan metal clip di bagian proksimal dan dua buah metal klip di bagian distal kemudian dipotong.

12. Duktus sistikus yang telah terlihat jelas dijepit dengan metal clip setinggi mungkin. Kemudian duktus sistikus bagian bawah dijepit dengan dua buah metal clip dan dipotong.

13. Videoscope dikeluarkan dari port umbilikus dan dipindah ke port epigastric.14. Grasper dari port medial dipindahkan ke bagian proksimal gall bladder, lalu didorong

keluar melalui port umbilikus.

MortalitasAngka kematian pasca kolesistektomi laparoskopik 0,1%

Perawatan pasca bedahPasca bedah penderita dirawat di ruangan 3-4 hari, diobservasi komplikasi seperti nyeri pasca operasi, gangguan motilitas usus. Setelah pasase usus baik penderita bisa mulai diet per oral.

Kata kunci: kolelitiasis, kolesistektomi laparoskopik

Check-listNo Check-list prosedur operasi Kasus ke

1 2 3 4

Pre operasi

1 Informed consert2 Laboratorium3 Pemeriksaan tambahan4 Antibiotik profilaksis5 Cairan dan darah6 Persiapan local daerah operasi

Operasi7 Posisi penderita 8 Peralatan dan instrument operasi khusus9 Prosedur operasi sesuai kaidah bedah digestif

Pasca bedah10 Komplikasi dan penangannya11 Pengawasan terhadap ABC

Page 6: KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK