koleksi naskah kuno di perpusnas

8
KOLEKSI NASKAH KUNO DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI Oleh Suprihati * Abstrak Koleksi naskah kuno Perpustakaan Nasional RI terdiri dari berbagai aksara daerah serta bahasa, mengandung berbagai pemikiran, pengetahuan, adat istiadat, serta prilaku masyarakat masa lalu, merupakan aset bangsa yang sangat tinggi nilainya. Naskah-naskah tersebut sementara ini baru mendapatkan perhatian dari kelompok orang tertentu saja, khususnya para filolog dan pustakawan. Perpustakaan Nasional RI sebagai salah satu instansi yang memberikan layanan jasa perpustakaan dan informasi serta melestarikan hasil karya budaya bangsa telah berusaha semaksimal mungkin didalam pengelolaannya. Makalah ini mengungkapkan tentang kebijakan pengumpulan, penyimpanan, pendayagunaan dan pelestarian naskah kuno di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. A. LATAR BELAKANG Usaha untuk menghimpun, menyimpan, dan melestarikan hasil karya budaya bangsa di Indonesia sebenarnya telah dimulai di bumi Nusantara ini sejak zaman kolonial Belanda melalui ordonansi Pemerintah Belanda. Karya cetak yang terkumpul pada waktu itu diantaranya adalah Naskah Kuno yang mengandung berbagai pemikiran, pengetahuan, adat istiadat, serta prilaku masyarakat masa lalu. Perpustakaan Nasional RI merupakan salah satu lembaga layanan masyarakat di bidang ilmu pengetahuan, dengan Surat Keputusan Presiden RI nomor 11 Tahun 1989, menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang mempunyai fungsi antara lain adalah memberikan layanan jasa perpustakaan dan informasi., serta melestarikan hasil karya budaya bangsa. Dalam usia hampir seperempat abat, berdasarkan Keppres nomor 103 Tahun 2001 Perpustakaan Nasional RI diberi tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang perpustakaan, berusaha meningkatkan layanan dengan mengembangkan berbagai jenis bahan pustaka. Dalam upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta memperluas wawasan dan informasi untuk keperluan pendidikan, penelitian dan sebagai wahana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, telah berusaha mengembangkan koleksi, sarana dan prasarana perpustakaan. Salah satu jenis koleksi yang telah dikelola dan dikembangkan sampai saat ini, adalah Naskah Kuno Nusantara. Naskah-naskah kuno Nusantara sejauh ini masih sering 1

Upload: mbah-e

Post on 07-Jun-2015

3.426 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Koleksi Naskah Kuno Di Perpusnas

KOLEKSI NASKAH KUNO DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Oleh Suprihati *

Abstrak

Koleksi naskah kuno Perpustakaan Nasional RI terdiri dari berbagai aksara daerah serta bahasa, mengandung berbagai pemikiran, pengetahuan, adat istiadat, serta prilaku masyarakat masa lalu, merupakan aset bangsa yang sangat tinggi nilainya. Naskah-naskah tersebut sementara ini baru mendapatkan perhatian dari kelompok orang tertentu saja, khususnya para filolog dan pustakawan. Perpustakaan Nasional RI sebagai salah satu instansi yang memberikan layanan jasa perpustakaan dan informasi serta melestarikan hasil karya budaya bangsa telah berusaha semaksimal mungkin didalam pengelolaannya. Makalah ini mengungkapkan tentang kebijakan pengumpulan, penyimpanan, pendayagunaan dan pelestarian naskah kuno di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

A. LATAR BELAKANG

Usaha untuk menghimpun, menyimpan, dan melestarikan hasil karya budaya bangsa

di Indonesia sebenarnya telah dimulai di bumi Nusantara ini sejak zaman kolonial

Belanda melalui ordonansi Pemerintah Belanda. Karya cetak yang terkumpul pada

waktu itu diantaranya adalah Naskah Kuno yang mengandung berbagai pemikiran,

pengetahuan, adat istiadat, serta prilaku masyarakat masa lalu. Perpustakaan

Nasional RI merupakan salah satu lembaga layanan masyarakat di bidang ilmu

pengetahuan, dengan Surat Keputusan Presiden RI nomor 11 Tahun 1989,

menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang mempunyai fungsi antara lain

adalah memberikan layanan jasa perpustakaan dan informasi., serta melestarikan hasil

karya budaya bangsa. Dalam usia hampir seperempat abat, berdasarkan Keppres

nomor 103 Tahun 2001 Perpustakaan Nasional RI diberi tugas melaksanakan tugas

pemerintah di bidang perpustakaan, berusaha meningkatkan layanan dengan

mengembangkan berbagai jenis bahan pustaka. Dalam upaya meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, serta memperluas wawasan dan informasi untuk

keperluan pendidikan, penelitian dan sebagai wahana dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa, telah berusaha mengembangkan koleksi, sarana dan prasarana perpustakaan.

Salah satu jenis koleksi yang telah dikelola dan dikembangkan sampai saat ini, adalah

Naskah Kuno Nusantara. Naskah-naskah kuno Nusantara sejauh ini masih sering

1

Page 2: Koleksi Naskah Kuno Di Perpusnas

diabaikan keberadaannya, dan hanya mendapatkan perhatian dari kelompok orang

tertentu saja khususnya para filolog dan pustakawan, padahal sesungguhnya naskah

ini menyimpan makna dan dimensi yang sangat luas karena merupakan produk dari

sebuah tradisi panjang yang melibatkan berbagai sikap budaya masyarakat dalam

periode tertentu. Oleh karenanya, dalam konteks keilmuan dan pengetahuan budaya,

tidak dapat dipungkiri bahwa naskah yang jumlahnya sangat besar tersebut

merupakan salah satu sumber terpenting yang dapat menjelaskan banyak hal

berkaitan dengan masa lalu. Sejauh ini berbagai usaha untuk mengungkapkan

kandungan isi naskah-naskah tersebut telah dilakukan oleh sejumlah sarjana, baik

dalam maupun luar negeri. Perpustakaan Nasional RI bekerjasama dengan Karaton

se Nusantara berusaha untuk melestarikan dan memberdayakan naskah-naskah kuno

yang ada di berbagai wilayah di Republik Indonesia ini, agar dapat diketahui dan

dimanfaatkan oleh generasi mendatang , selanjutnya dapat dilestarikan sebagai hasil

karya budaya bangsa yang sangat tinggi nilainya dalam perkembangan ilmu

pengetahuan.

B. KOLEKSI NASKAH KUNO DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI.

Perpustakaan Nasional RI adalah salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen

yang mempunyai fungsi antara lain mengumpulkan, menyimpan, mendayagunakan

dan melestarikan hasil karya budaya bangsa, diantaranya adalah koleksi yang sangat

tinggi nilainya yaitu Naskah Kuno Nusantara. Sebagaimana diketahui bahwa naskah

kuno atau manuskrip ini diatur pengelolaanya dalam Undang-undang Nomor 5

Tahun 1992, tentang Cagar Budaya dan Undang-Undang nomor 19 Tahun 2002

tentang Hak Cipta sehingga keberadaan hasil karya budaya bangsa /naskah kuno di

bumi persada ini tetap aman, terjaga dan terlindungi, serta tidak mudah untuk

berpindah pengelolaanya oleh pihak-pihak lain.

Sampai saat ini Koleksi naskah kuno Perpustakaan Nasional RI, jumlahnya

mendekati 10.000 buah, terdiri dari berbagai aksara daerah serta bahasa, ditulis diatas

media rontal (daun tal) ; bambu, rotan, daun nipah, labu hutan, tanduk, kulit kayu,

2

Page 3: Koleksi Naskah Kuno Di Perpusnas

tulang, kulit binatang, dluwang, kertas eropa, kain dan lain-lain. Isi naskah kuno

antara lain sejarah, sastra, mantra, keagamaan, hikayat, cerita rakyat, wayang,

teknologi tradisional (pertanian, pertukangan), filsafat, budi pekerti, hukum,

perbintangan, upacara-upacara adat, obat-obatan tradisional, surat-surat perjanjian.

Selain naskah kuno Nusantara, Perpustakaan Nasional RI juga menyimpan koleksi-

koleksi naskah asing, misalnya : naskah Jepang, Cina, Burma, Arab, Kamboja,

Belanda dan Thailand.

Naskah Kuno Nusantara Perpustakaan Nasional RI berasal dari Museum Nasional

sejak tahun 1962 yang dihibahkan oleh para ahli berkebangsaan Belanda kepada

Lembaga Kebudayaan Indonesia atau pada masa zaman Belanda dikenal dengan

nama Bataviaasch Genootshap van Kunsten en Wetenshappen. Para pakar dari

Belanda yang ikut serta dalam perkumpulan naskah tersebut antara lain Dr. Brandes,

Cohen Stuart dan Ir. Moens yang pernah bertugas di Yogyakarta.

Sampai saat ini koleksi naskah Perpustakaan Nasional RI terus bertambah walau tidak

banyak, hal ini karena naskah kuno sudah semakin langka keberadaannya. Ada

kecenderungan bahwa para pemilik lebih senang menjual ke luar negeri daripada

menghibahkan ke Perpustakaan Nasional RI dengan “Mas Kawin”, yang tentunya

bernilai lain bila menggunakan ukuran US $ (Dolar Amerika), £ (Poundsterlling) dan

Ringgit. Hal ini dapat terjadi atau mungkin terjadi karena para pemilik/penjual tidak

mengetahui bahwa naskah kuno yang dimiliki, mempunyai arti penting bagi studi

kebudayaan di negara kita, dan dapat mengungkap masa lampau apakah ada benang

merah dengan masa sekarang.

Tambahan koleksi naskah Perpustakaan Nasional RI yang cukup besar di tahun 1990-

an, adalah pada saat Gus Dur (Abdurachman Wahid) menghibahkan koleksi naskah

pesantren, tetapi setelah itu pertambahan koleksi hanya berkisar 1-5 naskah setiap

tahun, baik yang berasal dari hibah maupun dengan “mas kawin”.

Usia naskah-naskah kuno Perpustakaan Nasional RI, sebagian besar umurnya lebih

dari 200 tahun dan sampai saat ini sebagian besar masih dalam kondisi relatif bagus

dan dapat digunakan untuk penelitian.

Beberapa contoh naskah yang tersimpan di Perpustakaan Nasional RI antara lain :

3

Page 4: Koleksi Naskah Kuno Di Perpusnas

1. Naskah Negara Kertagama.

Naskah ini yang dihibahkan oleh Dr. Brandes adalah salah satu naskah

monumental karya Mpu Prapanca, yaitu naskah Negara Kertagama yang masih

cukup bagus, dapat terselamatkan dan sekarang menjadi koleksi yang bermakna

tinggi di bumi Nusantara.

2. Naskah Merapi Merbabu.

Dari beberapa naskah kuno koleksi Perpustakaan Nasional RI ini telah banyak

dimanfaatkan oleh para peneliti baik dalam negeri maupun mancanegara.

Sebagai salah satu contoh adalah terungkapnya naskah Merapi-Merbabu oleh

ilmuwan dari Yogyakarta yaitu Dr. I Kuntara Wirjamartana Sj dan kawan-kawan.

Walau belum seluruh naskah Merapi Merbabu dibuat, tetapi katalog telah

terwujud sehingga misteri-misteri yang ada didalam naskah tersebut lambat laun

akan terungkap. Naskah ini mempunyai ciri huruf yang lain dari huruf Jawa

sekarang yang sangat unik, dan perlu diketahui bahwa ahli naskah Merapi

Merbabu sampai saat ini hanya 3 orang, yaitu dua dari Yogyakarta dan satu dari

Leiden (Belanda).

3. Naskah Surek Baweng

Bahan naskah dari lontar dengan lebar 1,5 cm, berbentuk rol (dua gulungan

menyerupai kaset), beraksara bugis, berbahasa bugis, berbentuk prosa. Kondisi

cukup baik, lontar disambung-sambung, kemudian dijahit dengan sejenis benang,

bertangkai kayu, panjang tangkai 46,6 cm. Di dalam naskah ini terdiri dari tiga

uraian pokok yaitu :

a. Nasehat bagi kaum laki-laki yang muda, jika mencari calon istri yang baik

jangan tergesa-gesa datang meminang perempuan tersebut.

b. Hari perkawinan yang baik adalah berkaitan dengan hari kelahiran seorang

perempuan yang akan dipinang, beberapa tabiat yang dimiliki oleh

perempuan, dan tata cara kehidupan berumah tangga.

4

Page 5: Koleksi Naskah Kuno Di Perpusnas

c. Kisah burung berisi nasehat.

Naskah ini tidak berilustrasi, namun keunikan yang dimiliki adalah bentuknya

sangat langka, dan hanya ada 2 naskah ini, yang satu tersimpan di Museum La

Galigo di Makasar.

C. KEBIJAKAN PEYIMPANAN, PENDAYAGUNAAN DAN PELESTARIAN

NASKAH KUNO

Penyimpanan Naskah Kuno di Lantai V Gedung Blok B, agar kondisinya tetap

baik dilakukan kebijakan preservasi yaitu kegiatan pemeliharaan, penjagaan dan

pengawetan. Kegiatan fumigasi dilakukan minimal 1 kali setahun. Hal ini

dimaksudkan agar koleksi naskah terbebas dari serangga, karena serangga sangat

senang terhadap koleksi naskah yang terbuat dari lontar, bambu, rotan, kulit kayu,

dluwang dan lain-lain. Apabila terdapat naskah-naskah yang telah rusak, naskah-

naskah tersebut diperbaiki, setidaknya mendekati 90% dari kondisi aslinya.

Naskah-naskah koleksi Perpustakaan Nasional RI yang mengandung zat asam

karena menggunakan bahan tinta, agar tetap dalam kondisi baik, keasaman dalam

naskah tersebut dihilangkan, kemudian dibungkus dengan kertas khusus dan

dimasukkan dalam kotak karton bebas asam.

Ruang penyimpanan Naskah Kuno telah dilengkapi alat pendingin (AC) selama

duapuluh empat jam, adanya alat pengatur kelembaban udara, ruangan tidak

boleh terkena sinar matahari secara langsung, cahaya dari lampu penerangan tidak

mengandung ultra violet, alat pencegah bahaya kebakaran dan yang lebih penting

lagi alat deteksi, untuk pengawasan agar naskah kuno terlepas dari tangan jahil

(pencurian), misalnya ruang baca naskah kuno dipasang CCTV.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa keberadaan naskah kuno walaupun sudah

dikonservasi dan disimpan di tempat yang memadai, tapi naskah tersebut seiring

dengan waktu pasti akan rusak juga. Apabila naskah itu sudah rusak/hancur, isi

5

Page 6: Koleksi Naskah Kuno Di Perpusnas

serta data yang terkandung di dalamnya akan hilang dan tentunya dunia ilmu

pengetahuan akan sangat kehilangan informasi yang sangat berharga. Untuk

mencegah hal tersebut, Perpustakaan Nasional RI telah mengupayakan berbagai

cara, antara lain : dengan cara reproduksi yaitu membuat mikrofilm, mikrofis,

foto, salinan bentuk digital, dan salinan ulang naskah khusus yang telah lapuk.

Dengan adanya salinan naskah dalam berbagai bentuk, para pengguna diantaranya

mahasiswa dan peneliti tidak secara menerus menyentuh/menggunakan yang asli.

Dengan semakin jarang disentuh, tentunya ini akan sedikit memperlambat

kerusakan. Hanya perlu diingat bahwa peneliti naskah, selain meneliti isi naskah

juga tetap ingin melihat naskah aslinya, sebab banyak hal yang tidak dapat dilihat

dalam duplikat naskah, misalnya cat air yang terdapat dalam naskah.

Sebagai salah satu ilustrasi, seorang arkeolog tidak akan puas hanya melihat peta,

gambar, film dari sebuah candi/arca, apabila belum “mengutak-atik” sendiri

aslinya. Dengan demikian bahwa keberadaan naskah kuno tetap harus

dipertahankan, paling tidak memperlambat kehancuran, oleh karena itu kegiatan

preservasi naskah kuno perlu mendapat perhatian penuh, dan ini merupakan

tanggung jawab kita semua agar warisan budaya bangsa tidak akan punah, jangan

sampai dikemudian hari bangsa Indonesia mengetahui budayanya sendiri dengan

belajar kepada orang asing dan di luar negeri, ini sangat ironis.

D. KERJASAMA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI DENGAN INSTANSI

TERKAIT DAN KERATON SENUSANTARA.

Dalam upaya identifikasi naskah kuno yang masih tersimpan di masyakat luas

serta dalam upaya penyelamatan dan pelestariannya, saat ini Perpustakaan

Nasional RI telah mengadakan hubungan kerjasama dengan berbagai pihak, baik

pemerintah daerah maupun instansi swasta. Salah satu bentuk kerjasama dalam

rangka penyelamatan isi kandungan naskah kuno yaitu penerbitan hasil alih

aksara dari naskah-naskah yang berada di Kesultanan Kasepuhan Cirebon,

6

Page 7: Koleksi Naskah Kuno Di Perpusnas

Kesunanan /Keraton Surakarta pada tahun 2003, dan tahun 2004 ini sedang

dilakukan kerjasama untuk menerbitkan naskah dari Keraton Yogyakarta.

Penerbitan hasil alih aksara ini dimaksudkan agar generasi muda dapat membaca

dan mengetahui hasil karya budaya nenek moyang, mengingat bahwa generasi

muda sekarang ini sudah sangat sedikit yang bisa membaca naskah kuno. Dan

untuk masa mendatang ada baiknya terbitan-terbitan tersebut diterjemahkan agar

dapat diketahui oleh masyarakat luas. Tentunya Perpustakaan Nasional RI akan

menerbitkan hasil alih aksara ini bukan hanya naskah-naskah dari tiga tempat

tersebut, sepanjang sumber dayanya dan dana dapat mencukupi.

Dalam rangka identifikasi telah mengadakan kerjasama dengan Pemerintah

Daerah Jambi, dan Kabupaten kerinci , serta seorang peneliti bernama Uli

Kozok, yang telah menemukan naskah kuno yang dimiliki oleh masyarakat di

sungai penuh, yang umurnya diperkirakan lebih dari 500 tahun.

E. PENUTUP

Mengingat “kekayaan” koleksi naskah Kuno sebagai aset budaya bangsa yang

begitu besar, Perpustakaan Nasional RI menghimbau dan mengajak para peneliti

dan masyarakat umum untuk mengkaji kandungan isi sebagai sumber rujukan

dalam berbagai penelitian dan kajian, agar “kekayaan” koleksi naskah kuno tidak

lapuk dimakan waktu dan dapat didayagunakan untuk pengembangan dan

kemajuan bangsa, semoga.

7

Page 8: Koleksi Naskah Kuno Di Perpusnas

8