kode/nama rumpun ilmu: penelitian dosen internal · 2020-01-20 · 6 banyak penelitian menjelaskan...
TRANSCRIPT
1
Kode/Nama Rumpun Ilmu:
PENELITIAN DOSEN INTERNAL
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOALCERITA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN NEWMAN’S
PROCEDURE
PENGUSUL
Fahrur Rozi Hadiyanto, M.Pd.
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
DESEMBER 2019
1
Kode/Nama Rumpun Ilmu:
PENELITIAN DOSEN INTERNAL
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOALCERITA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN NEWMAN’S
PROCEDURE
PENGUSUL
Fahrur Rozi Hadiyanto, M.Pd.
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
DESEMBER 2019
1
Kode/Nama Rumpun Ilmu:
PENELITIAN DOSEN INTERNAL
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOALCERITA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN NEWMAN’S
PROCEDURE
PENGUSUL
Fahrur Rozi Hadiyanto, M.Pd.
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
DESEMBER 2019
2
HALAMAN PENGESAHANPENELITIAN DOSEN INTERNAL
Judul Penelitian : ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAMMENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERIGEOMETRI DENGAN MENGGUNAKANNEWMAN’S PROCEDURE
Kode/Nama rumpun ilmu :
Penelitia. Nama Lengkap : FAHRUR ROZI HADIYANTO, M.Pd.b. NIDN : -c. Jabatan fungsional : -d. Program Studi : Pendidikan Matematikae. Nomer HP/e-mail :085735534491/[email protected]. PT : Universitas Islam Kadirig. Biaya Penelitian : Rp.1.500.000,00
Kediri, 23 Desember 2019Mengetahui, Peneliti,Dekan/kaprodi
Erwin HariKurniawan, S.Pd., M.Pd. Fahrur Rozi Hadiyanto, M.Pd.NIK.198104272013220.1.10313
Menyetujui,Ketua LPPM
Dr. Didik RudionoIr. MsNIK. 196007192017803.1.70488
3
DAFTAR ISIDaftar isi............................................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I ................................................................................................................................................. 5
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 7
D. Definisi Operasional............................................................................................................... 7
E. Urgensi Penelitian .................................................................................................................. 8
BAB II............................................................................................................................................ 100
A. Analisis Kesalahan siswa ....................................................Error! Bookmark not defined.0
B. Soal Cerita…………………………………………………………………………………..12
C. Geometri..............................................................................Error! Bookmark not defined.4
BAB III .......................................................................................................................................... 166
BAB 1V…………………………………………………………………………………………….24
BAB V ……………………………………………………………………………………………..36
BAB VI……………………………………………………………………………………………..38
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….39Biodata Peneliti……………………………………………………………………………………..42
4
RINGKASAN
Geometri merupakan salah satu cabang dalam matematika yang penting. Selainaritmatika dan aljabar, geometri adalah salah satu cabang yang penting yang mendominasipembelajaran matematika di high school classes. Pada studi pendahuluan didapatkanbahwa masih banyak siswa yang tidak memahami soal geometri dalam bentuk soal cerita.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan penyebab kesalahan siswadalam menyelesaikan soal geometri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatifdengan menggunakan instrumen soal tes. Subjek penelitian ini murid kelas VII. Adapunjenis kesalahan menurut Newman’s Procedure meliputi: a) kesalahan dalam membacasoal/masalah, b) kesalahan dalam memahami apa yang dibaca, c) kesalahan dalammelaksanakan transformasi dari kata-kata yang ada dipertanyakan untuk memilih strategiapa yang tepat, d) kesalahan dalam menerapkan keterampilan proses yang dituntut olehstrategi yang dipilih, dan e) kesalahan menuliskan jawaban akhir. Sedangkan penyebabterjadinya kesalahan tersebut akan dilakukan wawancara terhadap siswa yang telah terpilihsebanyak 3 siswa yang terdiri dari siswa kelas tinggi, sedang dan rendah masing masing 1siswa.
Kata kunci: Geometri, Analisis kesalahan geometri, Newman’s Procedure
5
BAB IPendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Geometri merupakan salah satu cabang dalam matematika yang penting. Selain
aritmatika dan aljabar, geometri adalah salah satu cabang yang penting yang mendominasi
pembelajaran matematika di high school classes. Aritmatika dan aljabar merupakan ilmu
tentang bilangan sementara geometri adalah ilmu tentang garis dan bidang (Saini, 2015).
Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah-sekolah
dalam kurikulum di Indonesia.
Usiskin (1982) memberikan penjelasan kenapa geometri penting diajarkan yaitu:
pertama, geometri merupakan cabang matematika yang dapat mengaitkan matematika
dengan dunia nyata. Kedua, geometri juga memungkinkan ide-ide matematika yang dapat
divisualisasikan. Ketiga, geometri dapat memberikan contoh yang tidak tunggal tentang
sistem matematika. Galileo (Bursill-Hall, 2002) menambahkan bahwa geometri merupakan
kunci dalam memahami alam. Geometri secara sempurna menggambarkan atau
mengarakteristikkan alam. Alam bertindak atau mengekspresikan dirinya dengan cara
bahwa geometri bisa menangkap dirinya.
Terdapat kompetensi dasar yang berisi tentang aplikasi sifat-sifat dan rumus luas
dan keliling bangun datar segitiga dan segiempat pada kehidupan sehari-hari dalam
kompetensi dasar tingkat SMP. Berdasarkan kompetensi dasar seperti itu maka guru
diharapkan mampu mengaitkan konsep tentang segitiga dan segiempat dengan kehidupan
sehari-hari. Alat evaluasi yang bisa digunakan guru untuk mengetahui apakah siswanya
telah mengerti tentang konsep segitiga dan segiempat dalam kehidupan sehari-hari dengan
cara memberikan tes berupa soal cerita.
6
Banyak penelitian menjelaskan bahwa soal cerita dan geometri merupakan salah
satu masalah dalam matematika. Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain
penelitian oleh Marsudi (2008) tentang Hasil Monev P4TK Matematika 2007 dan PPPG
Matematika tahun-tahun sebelumnya menunjukkan lebih dari 50% guru menyatakan
bahwa banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Padmavathy
(2015) dalam penelitiannya menemukan bahwa sebanyak 65% siswa dari 900 siswa tidak
bisa mampu menjawab masalah yang berkaitan dengan segitiga dan segiempat. Prakitipong
(2015) menyatakan kebanyakan siswa tidak tahu rumus untuk menentukan luas dari
persegi panjang, serta menemukan kesalahan yang dibuat siswa dalam memahami soal,
kemampuan menyelesaikan soal, ataupun dalam proses merepresantasikan hasil akhir dari
soal. Sign (2010) menemukan bahwa 30% sampel mengalami kesulitan dalam memahami
soal matematika berkaitan dengan geometri.
Peneliti menggunakan Newman’s Prosedure untuk menganalisis kesalahan yang
dilakukan oleh siswa. Newman (1977b,1983) dalam Clemment & Ellerton (1992)
menyatakan bahwa ada lima tipe kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita, yaitu a) kesalahan dalam membaca soal/masalah, b) kesalahan dalam
memahami apa yang dibaca, c) kesalahan dalam melaksanakan transformasi dari kata-kata
yang ada dalam pertanyaan untuk memilih strategi apa yang tepat, d) kesalahan dalam
menerapkan keterampilan proses yang dituntut oleh strategi yang dipilih, dan e) kesalahan
menuliskan jawaban akhir. Tipe-tipe kesalahan yang dikemukakan oleh Newman sejalan
dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti yakni kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita. Selain itu terdapat beberapa penelitian yang menggunakan Newman’s
procedure untuk menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita antara lain
7
a) Clements & Ellerton (1996), b) Junaedi, Iwan (2012), c) Prakitipong & Nakamura
(2006), dan d) Singh, dkk. (2010).
Berdasarkan uraian tersebut, maka penting dilakukan penelitian yang memaparkan
letak kesalahan siswa pada materi geometri, penyebab terjadinya kesalahan tersebut.
Peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa Kelas
VII SMP dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Geometri dengan
Menggunakan Newman’s Procedure.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas VII saat
mengerjakan soal cerita pada materi geometri?
2. Apa penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas VII
saat mengerjakan soal cerita pada materi geometri?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan untuk mencapai dua tujuan, yaitu:
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII saat
mengerjakan soal cerita pada materi aljabar.
2. Untuk mendeskripsikan penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan
oleh siswa kelas VII saat mengerjakan soal cerita pada materi geometri.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya penafsiran terhadap beberapa istilah yang akan
digunakan dalam penelitian ini maka perlu adanya penjelasan istilah sebagai berikut:
8
1) Analisis Kesalahan
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini mengarah pada penyelidikan kesalahan yang
dilakukan oleh siswa pada materi geometri kelas VII. Teknik analisis kesalahan yang
digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada teknik analisis kesalahan menurut
Newman (Clement, 1992). Setelah melakukan tes, peneliti akan menetapkan bagaimana
proses kesalahan itu terjadi.
2) Soal Cerita
Soal cerita adalah soal yang dinyatakan dalam bentuk cerita baik lisan maupun
tertulis yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Memerlukan kemampuan tertentu untuk
dapat menyelesaikan soal cerita. Pemberian soal cerita di sekolah agar siswa mengetahui
kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan menyukai matematika.
3) Geometri
Geometri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah geometri pada bidang datar yang
diajarkan pada siswa kelas VII. Materi yang dipilih adalah menyelesaikanpermasalahan
nyata yang terkait penerapan luas dan keliling segitiga, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
E. Urgensi Penelitian
Penelitian lapangan ini dilaksanakan dengan harapan memiliki berbagai kegunaan
dan manfaat sebagai berikut:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi guru, diharapkan mampu memberikan kontribusi pengetahuan atau wawasan
tentang kesalahan siswa kelas VII dalam menyelesaikan soal cerita pada materi
geometri. Selain itu, sebagai bahan acuan bagi guru untuk memberikan strategi
9
pembelajaran scaffolding yang sesuai untuk membantu siswa agar dapat menyadari
kesalahan yang dilakukannya pada materi geometri.
2. Bagi siswa, diharapkan siswa memperoleh pengalaman belajar tentang soal cerita
geometri, siswa dapat mengetahui menyadari kesalahan yang dilakukannya pada
materi geometri. Pada akhirnya diharapkan siswa benar-benar memahami materi
geometri.
3. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian
serupa tentang analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah soal cerita
pada materi geometri.
4. Bagi Institusi/Kampus, Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan feed
back bagi perguruan tinggi untuk melakukan perubahan terhadap metode
pembelajaran sehingga siswa bisa mengerjakan soal cerita geometri. Karena akan
ada Prodi Pendidikan Matematika Di UNISKA
5. Bagi Peneliti, Hasil penelitian ini, bagi peneliti, diharapkan memiliki nilai
akademis (academic significance) yang dapat menambah khazanah dalam dunia
pendidikan di Indonesia, sekaligus menjadi aplikasi teori yang selama ini diberikan
di bangku perkuliahan.
10
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Analisis Kesalahan Siswa
Suatu kesalahan merupakan hal yang wajar dilakukan siswa selama proses
pembelajaran. Termasuk dalam pembelajaran materi geometri yang diajarkan pada kelas
VII SMP. Guna mengetahui kesalahan tersebut, diperlukan suatu teknik analisis kesalahan.
Teknik analisis kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada teknik
analisis kesalahan menurut Newman. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa
menurut Newman (Clement, 1992) ada lima yaitu a) kesalahan dalam membaca
soal/masalah, b) kesalahan dalam memahami apa yang dibaca, c) kesalahan dalam
melaksanakan transformasi dari kata-kata yang ada dipertanyakan untuk memilih strategi
apa yang tepat, d) kesalahan dalam menerapkan keterampilan proses yang dituntut oleh
strategi yang dipilih, dan e) kesalahan menuliskan jawaban akhir.
Newman (1983) menyatakan bahwa untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan
siswa, guru harus melakukan wawancara. Newman juga memberikan pertanyaan-
pertanyaan untuk mewawancarai siswa, yaitu: a) tolong bacakan pertanyaannya padaku.
Jika kamu tidak tahu tentang suatu kata dalam pertanyaan tersebut tinggalkan, b) ceritakan
padaku apa yang ditanyakan padamu untuk kamu lakukan, c) ceritakan padaku bagaimana
kamu akan menemukan jawabannya, d) tunjukkan padaku apa yang kamu lakukan untuk
mendapatkan jawaban. ‘talk aloud’ seperti yang kamu lakukan, jadi saya bisa memahami
bagaimana kamu berfikir, e) tuliskan jawabanmu untuk permasalahan ini.
Australian council for educational research (2014) menyatakan ada beberapa
indikator dalam menentukan kesalahan yang siswa lakukan, yaitu:
a. Kesalahan dalam membaca
11
Kesalahan dalam membaca mempunyai beberapa indikator, yaitu:
Respon yang ditunjukkan kecil atau tidak mempunyai kaitan dengan tugas.
Respon yang konsisten terhadap suatu kesalahan membaca jelas.
Respon konsisten dengan ketidakbiasaan dengan istilah teknis
b. Kesalahan dalam memahami
Kesalahan dalam memahami mempunyai beberapa indikator, yaitu:
Tanggapan menunjukkan hanya keterlibatan dangkal dengan tugas
Tanggapan konsisten dengan pertanyaan yang berbeda (tetapi terkait) dari salah
satu yang ditanyakan
c. Kesalahan dalam mentransformasi
Kesalahan dalam mentransformasi mempunyai beberapa indikator, yaitu:
Tanggapan konsisten dengan pertanyaan yang berbeda (tetapi terkait) dari salah
satu yang ditanyakan
Tanggapan konsisten dengan angka yang tepat yang digunakan tetapi dengan
operasi yang salah (atau dalam urutan yang salah)
d. Kesalahan dalam melakukan proses
Kesalahan dalam melakukan proses mempunyai beberapa indikator, yaitu:
Kesalahan dalam aritmatikanya
Kesalahan dalam proseduralnya
Tidak lengkap dalam memberikan solusi
e. Kesalahan dalam menentukan jawaban akhir
Kesalahan dalam menentukan jawaban akhir mempunyai beberapa indikator, yaitu:
Tidak lengkap dalam memberikan solusi
12
Tanggapan yang memerlukan beberapa keterampilan matematika tetapi yang
tidak menjawab pertanyaan yang diajukan
Selain dengan menggunakan Newman Procedure peneliti juga akan mengamati
proses belajar-mengajar. Hal ini agar peneliti tau apakah terjadi salah transfer ilmu yang
dilakukan oleh guru ke siswa. Selain itu hal ini dilakukan agar peneliti bisa mengetahui
bagaiman proses terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh siswa lebih rinci.
B. Soal Cerita
Cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam matematika dapat berbentuk soal
cerita atau soal noncerita. Sweden, dkk. (1991) menyatakan bahwa soal cerita matematika
adalah soal yang diungkapkan dalam bentuk cerita yang diambil dari pengalaman sehari-
hari siswa yang berkaitan dengan konsep-konsep matematika. Selain itu konsep
matematika yang disajikan dalam bentuk cerita dalam kalimat sederhana dan bermakna.
Hudojo (1983) menyatakan bahwa kebermaknaan di sini dimaksudkan bahwa soal tersebut
mengandung masalah yang menuntut pemecahan dan penyesuaian dengan tingkat berpikir
siswa. Manalu (1996) menyatakan bahwa soal cerita adalah soal yang tidak berbentuk
kalimat metematika, tapi disajikan dalam bentuk cerita baik lisan maupun tertulis.
Berdasarkan uraian di atas, soal cerita adalah soal yang dinyatakan dalam bentuk cerita
baik lisan maupun tertulis yang diambil dari kehidupan sehari-hari siswa.
Untuk dapat menyelesaikan soal cerita dengan benar diperlukan beberapa
kemampuan tertentu antara lain: Menurut Schiavano (1998) menyatakan bahwa ada tiga
langkah yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan soal cerita, yaitu a) pemodelan
matematis, yaitu mengubah soal cerita ke dalam salah satu model matematika, b) analisis
matematika, yaitu menyelesaikan dengan menggunakan aplikasi materi pelajaran, dan c)
interpretasi selesaian ke dalam masalah nyata terkait. Sementara itu Skemp (2001) juga
13
menyatakan ada empat langkah dalam menyelesaikan masalah dalam soal cerita. Keempat
langkah itu, yaitu a) pemahaman masalah dalam hubungannya dengan dunia nyata, b)
pembuatan model matematika, c) melakukan manipulasi terhadap model matematika, dan
d) melakukan interpretasi terhadap masalah semula.
Sedangkan Strenberg (2009) mengenalkan tujuh tahapan penyelesaian soal cerita,
yaitu a) mengidentifikasi masalah, b) menentukan masalah, c) membangun strategi untuk
pemecahan masalah, d) mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan masalah, e)
mengalokasikan informasi-informasi yang didapat, f) memantau pemecahan masalah, dan
g) mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
Musser dan Burger (2008) menyatakan bahwa terdapat empat kemampuan yang
harus dimiliki untuk menyelesaikan masalah dalam soal cerita, yaitu a) kemampuan
menerjemahkan, kemampuan ini meliputi transformasi makna dari bahasa verbal menjadi
bahasa simbolik, b) kemampuan memecahkan soal matematika, kemapuan ini meliputi
kemampuan penguasaan konsep dan prosedur dalam matematika, c) kemampuan
menginterpretasi, kemampuan ini menyangkut kemampuan dalam menyajikan bentuk-
bentuk representasi konsep tersebut, dan d) kemampuan mengecek, kemampuan ini
menyangkut apakah kita dapat memperkirakan, apakah jawaban itu benar.
Berdasarkan uraian di atas, untuk menyelesaikan soal cerita dengan benar
memerlukan kemampuan awal, yaitu a) kemampuan menentukan hal yang diketahui dalam
soal, b) kemampuan menentukan hal apa yang ditanyakan, c) kemampuan membuat model
matematika, d) kemampuan melakukan komputasi, dan e) kemampuan utnuk
mengintrepretasi jawaban model ke permasalahan awal.
14
Pemberian soal cerita di sekolah dimaksudkan agar siswa mengetahui kegunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu diharapkan siswa mulai menyukai
matematika karena mereka tahu pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari.
C. Geometri
Materi matematika yang diajarkan jenjang SMP meliputi bidang kajian bilangan,
aljabar, geometri, pengukuran, statistika dan peluang. Materi yang harus dikuasai siswa
SMP kelas VII sesuai dengan standar isi yang memuat kompetensi inti dan kompetensi
dasar antara lain menghitung luas permukaan dan keliling bangun datar (segitiga dan
segiempat) dalam masalah sehari-hari, memahami sifat-sifat bangun datar (segitiga dan
segiempat), garis dan sudut (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
NCTM (2000) memaparkan bahwa terdapat dua standar matematika sekolah, yaitu
standar isi dan standar proses. Standar isi tersebut memuat materi yang perlu diajarkan di
sekolah, yaitu bilangan dan operasi operasi bilangan, aljabar, geometri, pengukuran,
analisis data, dan probabilistik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya geometri di
sekolah. Penyelesaian masalah dalam bidang geometri bisa dilakukan melalui pendekatan-
pendekatan tertentu misalnya, menggunakan gambar, diagram ataupun transformasi. Oleh
karena itu, NCTM (2000) menganjurkan agar pada pembelajaran geometri siswa mampu
memvisualisasikan, menggambarkan, dan membandingkan bangun-bangun geometri dalam
berbagai posisi, sehingga siswa mampu memahaminya.
Geometri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah geometri pada bidang datar
yang diajarkan pada siswa kelas VII SMP. Kompetensi inti yang dipilih adalah kompetensi
inti 4, yaitu mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
15
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Sedangkan kompetensi dasar yang
dipilih adalah kompetensi dasar 4.7, yaitu menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait
penerapan luas dan keliling segitiga, persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang,
belah ketupat, dan layang-layang.
16
BAB IIIMetode Penelitian
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian tentang analisis kesalahan siswa dengan menggunakan Newman
procedure pada materi geometri ini merupakan penelitian dengan pendekatan penelitian
kualitatif. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh
Creswell. Creswell (2012:16) mengemukakan tentang karakteristik dari penelitian
kualitatif yaitu a) mengeksprolasi suatu masalah dan mengembangkan suatu pemahaman
secara rinci dari suatu fenomena utama, b) memiliki tinjauan literatur yang mempunyai
peran kecil namun membenarkan masalah, c) menyatakan tujuan dan rumusan masalah
secara umum dan luas, d) mengumpulkan data berdasarkan kata-kata dari sejumlah kecil
orang sehingga diperoleh pandangan terhadap subjek penelitian, e) menganalisis data
menggunakan analisis teks dan menafsirkan makna temuan menjadi lebih luas, dan f)
menulis laporan penelitian menggunakan kriteria yang fleksibel dan evaluatif serta
mengandung refleksivitas dan bias dari subjek penelitian.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus karena peneliti mengkaji kesalahan siswa dalam
mengerjakan soal cerita. Hal ini sesuai dengan Lodico (2006:269) yang berpendapat bahwa
penelitian studi kasus adalah penelitian yang berusaha untuk menemukan makna,
menginvestigasi proses, dan untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang mendalam
pada individu atau kelompok tertentu.
Penelitian ini mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah berupa
soal cerita. Kesalahan pengerjaan yang dilakukan oleh siswa, diamati dengan cara
mencermati hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan masalah. Peneliti melakukan
17
analisis hanya sampai taraf deskripsi. Pendeskripsian ini dilakukan berdasarkan hasil tes
siswa dan wawancara terstruktur yang dilakukan oleh peneliti.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kediri pada semester genap tahun
pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian yang diambil yaitu tiga orang siswa. Karena
peneliti membutuhkan subjek yang melakukan kesalahan-kesalahan pada materi geometri,
pemilihan subjek didasarkan pada teknik typical sample. Typical sample adalah teknik
pengambilan sampel pada penelitian kualitatif yang cara pemilihan sampelnya didasarkan
pada sampel yang dinilai dapat menjadi typical atau representatif terhadap hal yang akan
diteliti (Fraenkel, 2012:436). Jadi penentuan subjek penelitian juga mempertimbangkan
kesalahan yang dilakukan subjek penelitian dalam mengerjakan soal tes yang berupa soal
cerita yang dikaitkan dengan analisis kesalahan siswa dengan menggunakan Newman’s
procedure.
Subjek yang akan diambil adalah siswa yang sudah belajar materi geometri yakni
bangun datar. Peneliti mengambil tiga orang subjek penelitian berdasarkan subjek
penelitian yang melakukan kesalahan pengerjaan paling banyak serta dengan
mempertimbangkan usulan guru pengampu. Penentuan subjek seperti ini diharapkan dapat
merepresentasikan Newman’s procedure. Peneliti juga akan meminta pertimbangan dari
guru mengenai subjek manakah yang cocok untuk dijadikan subjek penelitian.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian (Fraenkel dkk, 2012:111). Instrumen penelitian dalam
penelitian ini ada dua yaitu: instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama
18
adalah peneliti sendiri, sedangkan instrumen pendukung adalah instrumen soal tes,
instrumen wawancara, dan kamera serta alat perekam.
1. Instrumen Utama
Pada penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama (Cresswell,
2009). Sebagai instrumen utama peneliti berperan penting dalam penelitian ini, mulai
dari perencanan, pengumpul data, pelaksanan penelitian, penganalisis dan penafsir
data temuan, dan menjadi pelapor hasil penelitian. Selain instrumen utama juga
terdapat instrumen pendukung antara lain: instrumen soal tes, instrumen draf
wawancara.
2. Instrumen Soal Tes
Instrumen lembar soal tes merupakan instrumen yang digunakan untuk melihat
kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah berupa soal cerita yang berkaitan
dengan geometri pada tingkat SMP. Tes tersebut berisikan 4 butir soal. Soal butir
pertama bertujuan untuk mengetahui kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita
yang berdasarkan keliling dan luas segitiga. Soal butir kedua bertujuan untuk
mengetahui kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita yang berdasarkan keliling
dan luas persegi dan persegi panjang. Soal butir ketiga bertujuan untuk mengetahui
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita berdasarkan luas layang-layang. Soal
butir keempat bertujuan mengetahui kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita
berdasarkan luas trapesium.
Sebelum digunakan dilapangan, soal tes tersebut divalidasi terlebih dahulu.
Tipe validasi yang dipilih oleh peneliti adalah validasi yang dilakukan oleh dua orang
ahli dalam bidangnya yaitu dosen matematika. Instrumen yang digunakan untuk
validasi soal berupa angket berbentuk check list disertai isian untuk saran.
19
Aspek-aspek yang dinilai dalam validasi soal tes yaitu aspek pertama berupa
aspek isi dan aspek kedua berupa aspek bahasa. Indikator yang dinilai dalam aspek isi
adalah 1) soal tes merupakan soal cerita, 2) materi matematika yang menjadi prasyarat
penyelesaian soal sudah diajarkan ke siswa, 3) fakta yang diberikan cukup untuk
menyelesaikan masalah. Indikator yang dinilai untuk aspek bahasa adalah 1) soal tes
menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan
benar, 2) soal tes menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa, 3)
kalimat-kalimat pada soal tidak menimbulkan penafsiran ganda, 4) rumusan masalah
berupa pertanyaan atau perintah.
3. Instrumen Wawancara
Draf wawancara merupakan instrumen pendukung yang digunakan peneliti
untuk mengkonfirmasi kebenaran asumsi peneliti. Asumsi penelitian yang dimaksud
mengenai kesalahan yang dilakukan oleh subjek penelitian serta mengkajinya secara
mendalam. Wawancara dilakukan setelah siswa mengerjakan soal tes. Draf wawancara
berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada subjek penelitian mengarah pada
alasan dan strategi yang digunakan dalam menjawab soal tes dan kemungkinan
jawaban yang berbeda dari apa yang telah mereka tulis dalam lembar jawaban.
Validasi pada draf wawancara dilakukan dengan prosedur yang sama dengan prosedur
validasi instrumen lembar soal tes mengacu pada dua aspek yakni aspek isi dan
bahasa. Indikator yang dinilai untuk aspek isi dalam draf wawancara adalah 1)
pertanyaan atau saran sesuai dengan tujuan wawancara, 2) pertanyaan atau saran tidak
mengarah pada pemberian jawaban, dan 3) pertanyaan atau saran dapat
mengeksplorasi kesalahan dalam menyelesaikan masalah berupa soal cerita pada
subjek penelitian. Indikator yang dinilai untuk aspek bahasa adalah 1) Pertanyaan yang
20
ajukan menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik
dan benar, 2) pertanyaan yang diajukan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami
oleh siswa, 3) kalimat-kalimat pada pertanyaan wawancara tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
4. Kamera dan Alat Perekam Suara
Kamera digunakan pada saat tes, dan wawancara. Foto-foto tersebut digunakan
untuk menggambarkan keadaan di lapangan serta menguatkan tentang paparan yang
ditulis oleh peneliti.
Alat perekam suara digunakan saat pemberian wawancara. Hasil rekaman
tersebut berguna untuk membantu peneliti dalam mendeskripsikan temuan di
lapangan. Hasil rekaman tersebut dapat menguatkan tentang paparan yang ditulis oleh
peneliti
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan dan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan sendiri oleh peneliti
yakni sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Hasil Tes
Data hasil tes soal dikumpulkan setelah subjek penelitian menyelesaikan
masalah yang telah diberikan dan setelah diberikan scaffolding. Data hasil tes soal
terdiri dari dua jenis, yakni hasil penyelesaian sebelum diberikan scaffolding dan
setelah diberikan scaffolding.
2. Data Wawancara
Pengumpulan data wawancara dilaksanakan berdasarkan draf wawancara yang
telah disusun sebelumnya oleh peneliti. Tujuan wawancara untuk mengetahui langkah-
langkah yang digunakan subjek penelitian untuk menyelesaikan masalah pada soal tes.
21
Wawancara ini juga dilakukan untuk mengetahui letak kesalahan dan penyebabnya
apa saja.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data dokumentasi dilakukan dengan menggunakan kameradan
perekam suara. Recording bertujuan agar tidak terjadi penyimpangan data oleh peneliti
dan diharapkan mampu menambah detail penelitian. Hasil rekaman dapat digunakan
sebagai penguat analisis dalam penelitian ini.
E. Analisis Data
Miles & Huberman (1994) proses analisis data dilakukan dengan langkah-langkah :
1) mereduksi data, 2) menyajikan data, 3) menarik kesimpulan. Selanjutnya menurut
Sugiyono (2008) komponen-komponen analisis data sebagai berikut:
1. Mereduksi Data
Mereduksi data merupakan serangkaian proses kegiatan yang tak terpisahkan
dari analisis. Kegiatan reduksi data diantaranya meliputi pemilihan, penyederhanaan,
memfokuskan, dan mentransformasi data yang diperoleh. Dari semua data yang
terkumpul, yaitu berupa hasil kerja siswa dalam menyelesaikan masalah. Selanjutnya
direduksi sehingga peneliti dapat membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima dan
dipertanggungjawabkan.
2. Menyajikan Data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan penyajian data maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami. Pada penelitian ini data disajikan dalam bentuk teks yang bersifat
22
naratif. Paparan data dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) bagaimana proses subjek
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita, 2) proses wawancara yang
diberikan kepada subjek..
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan langkah ketiga pada analisis
data ini. Menurut Sugiyono (2008) “Jika kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke
lapangan untuk mengumpulkan data maka kesimpulan yang merupakan kesimpulan
kredibel.” Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan terhadap temuan
berupa kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah soal cerita pada materi
geometri.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Mengkaji analisis kesalahan siswa dan soal cerita.
b. Melakukan pra-survey untuk memperoleh gambaran lapangan mengenai
pembelajaran matematika di sekolah.
c. Menyiapkan instrumen berupa lembar tes dan draf wawancara yang akan
digunakan sebagai alat pengumpulan data.
d. Melakukan validasi instrumen yang mengacu pada lembar validasi. Hasil
instrumen yang telah valid digunakan untuk mengumpulkan data.
23
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a. Peneliti memilih subjek penelitian. Proses pemilihan subjek dilakukan dengan
cara menetapkan kriteria pemilihan subjek oleh peneliti. Penetapan keriteria ini
melalui tes soal yang diselesaikan oleh subjek penelitian.
b. Subjek yang memenuhi kriteria pemilihan akan dilakukan wawancara.
Selanjutnya dilakukan triangulasi teknik dengan membandingkan data dari
subjek secara tertulis dari hasil tes dan hasil wawancara. Data hasil triangulasi
yang sama merupakan data subjek yang valid. Sedangkan data yang berbeda
direduksi atau dijadikan temuan lain dalam penelitian.
c. Hasil dari data yang valid digunakan untuk mengetahui proses terjadinya
kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah soal cerita.
3. Tahap Analisis
Tahap analisis dilakukan dengan teknik analisis data yang ditentukan dalam
rancangan penelitian sebagai berikut:
a. Membuat transkrip hasil wawancara
b. Menyajikan data hasil tes dan hasil wawancara
c. Mendeskripsikan proses terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan masalah
soal cerita subjek penelian.
d. Menarik kesimpulan tetang proses terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan
masalah soal cerita berdasarkan paparan data.
24
BAB IVHasil dan Pembahasan
A. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil tes diperoleh data bahwa dari 29 siswa yang mengikuti tes, tidak
ada satupun siswa yang menjawab empat soal tersebut dengan tepat. Soal akan disajikan
dalam Gambar 1. Akan tetapi ada 5 siswa ada yang hampir benar dalam menjawab di
beberapa soal dengan tepat. Akan tetapi mereka melakukan kesalahan pada saat
menuliskan diketahui, ataupun salah dalam memanipulasi rangkaian jawaban dan salah
dalam menuliskan jawaban akhir sehingga cukup untuk dijadikan bahan analisis dengan
menggunakan Newman’s Procedure. Adapun jenis kesalahannya antara lain: a) kesalahan
dalam membaca soal/masalah, b) kesalahan dalam memahami apa yang dibaca, c)
kesalahan dalam melaksanakan transformasi dari kata-kata yang ada dipertanyakan untuk
memilih strategi apa yang tepat, d) kesalahan dalam menerapkan keterampilan proses yang
dituntut oleh strategi yang dipilih, dan e) kesalahan menuliskan jawaban akhir. Setelah
dianalisis dipilihlah tiga siswa yang akan jadi subjek penelitian. Pemilihan ini berdasarkan
variasi jenis kesalahan yang dilakukan. Tiga subjek penelitian ini diwawancarai untuk
mencari penyebab terjadinya kesalahan tersebut sehingga peneliti mampu memberikan
alternatif penyelesaian dengan tepat.
25
Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan wawancara yang telah dilakukan terhadap
tiga subjek penelitian ditemukan jenis dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita geometri. Berikut pendeskripsian tentang jenis dan
penyebab kesalahan yang dilakukan oleh tiga subjek penelitian. Untuk subjek 1 (S1), soal
nomor 1 S1 melakukan kesalahan dalam menuliskan jawaban akhir. Hal ini disebabkan
S1karena S1 tidak mengerti bahwa menuliskan 120cm dalam tahap penyelesaian tidak
diperbolehkan. Gambar letak kesalahan S1 nomor 1 akan ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 1. Soal tes siswa
26
Gambar 2. Letak kesalahan S1 nomor 1
Berikut script wawancara dengan S1, dimana peneliti disingkat P.
P : Kenapa kamu menuliskan satuan pada keliling sedangkan pada luas tidak?
S1: Saya lupa menuliskan satuan pada luas.
P : Taukah kamu bahwa menuliskan satuan pada hasil pekerjaan seperti itu tidak
boleh?
S1: Tidak tahu pak. Lalu yang benar bagaimana pak?
P : Jadi jika setelah mengerjakan jangan menuliskan satuan dijawaban akhir.
Penulisan satuan nanti setelah selesai semua baru ditulis jadi keliling rambu lalulintas
adalah 120 cm dan luasnya ...cm2, paham?
S1: oooo, iya pak paham.
Untuk soal nomor 2, S1 melakukan kesalahan juga dalam penulisan jawaban akhir.
Seharusnya hasilnya dalam buah dituliskan dalam satuan jarak yakni cm.Hal ini terjadi
karena S1 kurang teliti dalam membaca soal. Selain itu S1 juga salah dalam menerapkan
strategi yang dipilih. Hal ini terjadi karena S1 belum pernah mendapatkan soal semacam
ini, jadi S1 hanya membagi keliling kolam dengan panjang sisi ubin tanpa memperhatikan
S1 salah dalam menuliskanjawaban akhir
27
bahwa pojokkan kolam juga perlu diberi ubin. Gambar letak kesalahan S1 nomor 2 akan
ditampilkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Letak kesalahan S1 nomor 2
Berikut script percakapan
P : Dari soal nomor satu tadi, tahukan dimana salahmu?
S1: Iya pak, seharusnya tidak menuliskan cm dijawaban akhir.
P : Lalu dimana lagi salahnya? Apakah kamu sadar?
S1: Dimana ya pak?
P : Coba perhatikan satuan yang kamu berikan?
S1: O iya, seharusnya buah ya pak.
P : Ada lagi, sekarang coba kamu gambar?
S1: (mencoba menggambar kolam)
P : sekarang coba letakkan ubin yang mengelilinginya? Yakni sebanyak 70 buah dan
perhatikan apa yang terjadi?
S1 salah dalam menuliskanjawaban akhir
28
S1: O iya di pojokkan belum diberikan ubin ya pak? Hehehe...
P : Jadi berapa jawabnya?
S1 : 74 buah pak karena pojokkannya ada 4.
Untuk soal nomor 3, S1 salah dalam menuliskan satuan keliling. Hal ini terjadi karena
S1 kurang teliti dalam menuliskan satuan luas sehingga yang seharusnya m ditulis m2.
Gambar letak kesalahan S1 nomor 3 akan ditampilkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Letak kesalahan S1 nomor 3
Berikut script wawancaranya
P : Apakah satuan luas itu? Jika misalkan panjang sisinya dalam satuan m.
S1: m2 pak.
P : Bagus, kalau kelilingnya?
S1: Tetap m pak.
S1 salah dalam menuliskansatuan keliling
29
Untuk soal nomor 4, S1 melakukan kesalahan dalam penulisan jawaban akhir. Hal ini
terjadi karena S1 kurang teliti dalam menghitung. Gambar letak kesalahan S1 nomor 4 akan
ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Letak kesalahan S1 nomor 4
Berikut script wawancaranya
P : Tahukah kamu letak kesalahanmu dimana?
S1: Tahu pak, menuliskan satuannya?
P : Selain itu?
S1: Tidak pak.
P : Coba sekarang hitung 16x15 itu berapa?
S1: 240 pak.
P : Kenapa jawabanmu 340?
S1: Salah hitung pak.
P : Jadi harganya berapa?
S1: 120.000.000 pak.
S1 salah dalam mengalikan
30
P : Lho kok bener?
S1: Salah nulis luasnya pak kemarin, seharusnya 240 saya tulis 340.
Berdasarkan paparan hasil di atas dapat dijelaskan bahwa S1 kurang bisa
mengaplikasikan rumus segitiga dan segiempat dalam menyelesaikan soal cerita. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniati (2010) & Hadiyanto, dkk. (2016)
yang mengatakan bahwa masih banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam
mengaplikasikan rumus segitiga atau segi empat baik itu keliling maupun luasnya. Selain
itu hal ini juga sejalan dengan penelitian Newman (1977b,1983) dalam Clemment &
Ellerton (1992) yang menyatakan bahwa salah satu bentuk kesalahan yang dilakukan
adalah salah dalam menerapkan strategi yang telah dipilih maupun salah dalam menuliskan
jawaban akhir.
Untuk subjek 2 (S2), soal nomor 1 S2 melakukan kesalahan dalam mengoperasikan
pengurangan maupun saat menulis jawaban akhir. Hal ini disebabkan karena S2 tidak
mengetahui bahwa hal itu tidak boleh. Gambar letak kesalahan S2 nomor 1 akan
ditampilkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Letak kesalahan S2 nomor 1
Untuk soal nomo 2, S2 juga melakukan kesalahan dalam menentukan jawaban akhir.
Hal ini disebabkan S2 tidak mengetahui tentang konsep keliling persegi panjang jadi yang
dihitung hanya sisi sisinya saja tanpa menghitung pojokan kolam padahal pojokan kolam
S2 salah dalam menuliskanjawaban akhir
S2 salah dalammengoperasikan pengurangan
31
itu termasuk sisi kolam. S2 juga melakukan kesalahan dalam mengoperasikan yang
seharusnya dia tulis 1400:20 hanya tertulis 1400: 0. Hal ini disebabkan S2karena S2 lupa
menuliskan kembali angka 2 setelah dihapus sebelumnya. Gambar letak kesalahan S2
nomor 2 akan ditampilkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Letak kesalahan S2 nomor 2
Untuk soal nomor 3, S2 sudah mengerjakan dengan benar. Akan tetapi kurang kata
kata sehingga jawaban akhirnya terkesan bahwa kelilingnya 20m, padahal itu adalah
banyaknya tiang lampu yang harus dipasang. Pengerjaannya dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Pengerjaan S2 soal nomor 3
S2 salah dalam menulis jawabanakhir
S2 salah dalam menulis ulangangka 20 hanya menulis angka 0
S2 kurang memisahkan antarapanjang keliling denganbanyaknya tiang harus dipasang
32
Untuk soal nomor 4, S2 melakukan kesalahan dalam melaksanakan transformasi. Hal
ini dapat terlihat dari S2 melakukan kesalahan hitung yang seharusnya 20+12 = 32 ditulis
20+12=22 yang mengakibatkan salah dalam menuliskan jawaban akhir. Hal ini disebabkan
karena S2 kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan tersebut. Gambar letak kesalahan
S2 nomor 4 akan ditampilkan pada Gambar 9
Gambar 9. Letak kesalahan S2 nomor 4.
Berdasarkan paparan hasil di atas dapat dijelaskan bahwa S2 kurang memahami
tentang segitiga maupun segiempat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Padmavaty (2015) menemukan bahwa sebanyak 65% siswa dari 900 siswa tidak bisa
mampu menjawab masalah yang berkaitan dengan segitiga dan segiempat. Selain itu S2
juga ceroboh dalam menyelesaikan soal. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Ozerem
(2012) yang mengatakan bahwa salah satu jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa
dalam menyelesaikan soal geometri adalah siswa ceroboh dalam menjawab soal.
Untuk subjek 3 (S3), soal nomor 1 S3 melakukan kesalahan dalam menuliskan
jawaban akhir. Hal ini disebabkan karena S3tidak mengetahui bahwa hal itu tidak
diperbolehkan. Gambar letak kesalahan S3 nomor 1 akan ditampilkan pada Gambar 10.
S2 melakukan kesalahandalam menghitung
33
Gambar 10. Letak kesalahan S3 soal nomor 1
Untuk soal nomor 2, S3 salah dalam memilih strategi penyelesaian soal. Hal ini dapat
dilihat saat S3 mencari keliling ubin. Padahal tidak perlu mencari keliling ubin untuk
mencari banyaknya ubin yang diperlukan. Hal ini terjadi karena S3 kurang mengetahui cara
menyelesaikan soal tersebut karena Guru tidak pernah memaparkan soal seperti itu saat
pembelajaran berlangsung. Gambar letak kesalahan S3 nomor 2 akan ditampilkan pada
Gambar 11.
Gambar 11. Letak kesalahan S3 soal nomor 2
Untuk soal nomor 3, S3 melakukan kesalahan konsep gabungan dua bangun datar.
Hal ini terjadi karena S3tidak menggambar kembali soal yang diberikan. Selain itu S3 juga
melakukan kesalahan dalam menuliskan berapa panjang sisi persegi yang seharusnya 6
ditulis 5. Hal ini disebabkan karena S3kurang teliti dalam mengopersaikan jawaban.
Gambar letak kesalahan S3 nomor 3 akan ditampilkan pada Gambar 12.
S3 salah dalam menuliskanjawaban akhir
S3 salah dalam memilihstrategi penyelesaian soal
34
Gambar 12. Letak kesalahan S3 soal nomor 3
Untuk soal nomor 4, S3 melakukan kesalahan dalam membaca soal. Hal ini
disebabkan S3karena S3 belum pernah mendapatkan soal seperti ini biasanya soal yang
diberikan jika berupa trapezium maka yang diketahui panjang sisi sejajar dan tinggi. Akan
tetapi disoal ini dituliskan panjang sisi sejajar dan jarak antara sisi sejajar tersebut. Alhasil
S3 tidak mengerjakan sama sekali soal nomor 4. Hal inilah yang menyebabkan S3 bingung
untuk menyelesaikan soal tersebut. Dari paparan tersebut selain S3 kurang memahami soal
terlihat bahwa S3 tidak paham tentang konsep tinggi. Gambar letak kesalahan S3 nomor 4
akan ditampilkan pada Gambar 13.
Gambar 13. Letak kesalahan S3 soal nomor 4
Berdasarkan paparan hasil di atas dapat dijelaskan bahwa S3 kurang memahami
tentang tinggi atau konsep segiempat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Padmavaty (2015) menemukan bahwa sebanyak 65% siswa dari 900 siswa tidak bisa
mampu menjawab masalah yang berkaitan dengan segitiga dan segiempat. Selain itu S3
S3 salah dalam menuliskanbilangan 6 menjadi 5
S3 kurang memahami konsepgabungan bangun datar
S3 tidak mengerti konsep tinggi jadibingung bagaimana caramengerjakannya
35
juga salah dalam menuliskan lambang satuan. Hal ini sejalan dengan penelitian dari
Hadiyanto,dkk. (2016) yang mengatakan bahwa salah satu jenis kesalahan yang dilakukan
oleh siswa dalam menyelesaikan soal geometri adalah salah dalam menuliskan lambang
satuan baik untuk keliling maupun luasnya.
Berdasarkan hasil analisis jenis dan penyebab terjadinya kesalahan pada subjek
penelitian di atas ada beberapa hal yang menjadi masalah dari subjek penelitian yaitu:
1. Kekayaan soal yang diberikan oleh guru kurang bervariasi sehingga menyebabkan
subjek penelitian kurang bisa menyelesaikan soal dengan baik.
2. Subjek kurang teliti dalam melakukan operasi
3. Subjek kurang dapat mentransformasikan strategi yang telah dipilih dengan baik
4. Subjek kurang bisa mengeksekusi jawaban akhir dengan baik
5. Subjek kurang bisa membaca soal dengan baik yang menyebabkan subjek tersebut
kebingungan dalam menyelesaikan soal tersebut
6. Subjek kurang begitu memahami beberapa konsep yang ada dalam segitiga ataupun
segiempat antara lain konsep gabungan bangun dan tinggi
7. Subjek penelitian juga kurang teliti dalam menyelesaikan soal geometri sehingga
banyak ditemukan subjek penelitian melakukan kesalahan perhitungan.
Untuk mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh siswa peneliti mengajukan alternatif
penyelesaian agar hal tersebut tidak terulang lagi. Alternatif penyelesaian yang
dikemukakan yakni dengan memberikan scaffolding. Scaffolding bersifat fleksibel artinya
bantuan tersebut dapat diberikan sewaktu-waktu dan dapat dihentikan ketika siswa telah
mampu menyelesaikan masalahnya (Amiripour dkk.,2012 & Westwood, 2004).
36
BAB VPenutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis jawaban di atas dapat ditarik kesimpulan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis dan penyebab kesalahan dari subjek penelitian dalam menyelesaikan soal
yang berkaitan dengan segitiga dan segiempat adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan dalam membaca informasi. Hal ini disebabkan karena subjek belum
pernah mendapatkan soal seperti yang diberikan peneliti.
b. Kesalahan dalam mentransformasikan kata kata. Hal ini disebabkan karena
subjek kurang teliti dalam menyelasikan operasi atau soal yang diberikan
c. Kesalahan dalam memilih strategi yang digunakan dalam menyelesaikan soal
cerita geometri tersebut
d. Kesalahan dalam menuliskan jawaban akhir. Hal ini disebabkan karena siswa
kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan yang telah didapatkan.
2. Kesalahan baru yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal geometri
yaitu siswa kurang bisa menyelesaikan soal yang diberikan karena kurangnya
variasi soal yang diberikan oleh guru.
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah sehubungan dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Guru memperbanyak variasi soal yang cenderung mengarah ke tipe soal High
Order Thinking Skill (HOTS). HOTS dipilih karena beberapa soal yang peneliti
berikan sudah bertipe HOTS dan ternyata banyak siswa yang belum bisa
mengerjakan soal tersebut. Selain itu untuk soal UN juga menggunakan soal
dengan tipe HOTS jadi perlu dibiasakan dari dini agar terbiasa mengerjakan soal
bertipe HOTS.
2. Alternatif penelitian yang dikemukakan peneliti yakni dengan memberikan
scaffolding yang cocok untuk siswa.
3. Scaffolding dipilih karena dengan scaffolding bisa mengurangi kesalahan yang
dilakukan oleh siswa. Selain itu scaffolding bersifat fleksibel artinya bantuan
37
tersebut dapat diberikan sewaktu-waktu dan dapat dihentikan ketika siswa telah
mampu menyelesaikan masalahnya. Scaffolding yang diberikan berupa pertanyaan-
pertanyaan yang memancing siswa agar menyadari kesalahannya ada dimana dan
memancing siswa agar mengetahui solusi yang benar dalam menyelesaikan soal
tersebut.
Diharapkan agar alternatif penyelesaian yang telah dikemukakan oleh peneliti bisa
diujicobakan sebagai tindak lanjut penelitian ini dan sekaligus sebagai upaya dalam
penyempurnaan.
38
BAB VIBiaya dan Jadwal Penelitian
Estimasi biaya yang diajukan selama peneltian seperti yang ditujukan pada tabel
4.1 berikut, dengan justifikasi anggaran pada lampiran 1.
Tabel 4.1 Estimasi biaya penelitian
No JENIS PENGELUARAN BIAYA YANG DIUSULKAN
1 Peralatan dan perlengkapan Rp. 500.000
2 Akomodasi Rp. 400.000
3 Publikasi Rp. 600.000
Total Anggaran Rp. 1.500.00
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Seluruh kegiatan penelitian mulai dari perencanaan hinggapublikasi hasilpenelitian
dalam bentuk prosiding atau jurnal seperti padatabel 4.2 berikut
4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Survery2 Pembuatan Proposal3 Pengajuan Proposal ke LPPM4 Seminar Proposal5 Revisi Proposal6 Pengumpulan Proposal LPPM7 Pembuatan perangkat dan
instrument penelitian8 Pengumpulan data Lapangan9 Analisis temuan lapangan10 Penyusunan Laporan penelitian11 Analisis data12 Pembuatan laporan13 Penggandaan laporan14 Seminar hasil penelitian15 Publikasi Jurnal
39
DAFTAR PUSTAKA
Australian Council for Education Research. 2014. Newman’s Errors Analysis. PATResources Center: NSW Department of Education
Anghileri, J. 2006. Scaffolding Pactices that Enhance Mathematics Learning. Journal ofMathematics Teacher Education, Vol.9, halaman 33-52.
Brown, J., Skow, K., & the IRIS center. 2016. Mathematics: Identifying and AddressingStudent Erros. (Online).(http://iris.peabody.vanderbilt.edu/case_studies/ics_matherr.pdf) diakses februari2017.
Bursil-Hall. 2002. Why do We Study Geometry? Answer Through the Ages. Cambridge:University of Cambridge
Clements & Ellerton. 1996. The Newman Procedure for Analysis Errors on WrittenMathematical Task. The University of Newcastle: Faculty of Education
Creswell, J.W. 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed MethodApproach. SAGE Publications
Creswell, J.W. 2012. Educational Research: Planning, Conducting, and EvaluatingQuantitative and Qualitative Research 4th Ed. Pearson: Boston
Ellerton & Clement. 1992. Implications of Newman Research for The Issue of “What isBasic in School Mathematics?” in B. Southwell, R. Perry, & Kowens (Eds),Proceedings of The Fifteenth annual Conference of The Mathematics EducationalResearch Group of Australia. Sydney: Mathematics Educational Research Group ofAustralia.
Ellis, R. 1987. Understanding Second Language Acquisition. Oxford: Oxford UniversityPress.
Fraenkel, Wallen, & Hyun. 2012. How to Design and Evaluate Research in Education,Eight Edition. New York: Mc Graw Hill
Hadiyanto, F. R., Susanto, H., & Qohar, A. 2016. Identifikasi Kesalahan Siswa Kelas VIIDalam Menyelesaikan Soal Geometri. Prosiding Seminar Nasional Matematika danPembelajarannya dengan Tema “ Tren Penelitian Matematika dan PendidikanMatematika Abad 21” Jurusan Matematika FMIPA UM.
Hudojo, Herman. 1983. Pemecahan Masalah dalam Pengajaran Matematika. Jakarta:P2LPTK
Junaedi, Iwan. 2012. Tipe Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal-soalGeometri Analitik Berdasar Newman’s Errors Analysis (NEA). Jurnal Kreano:FMIPA UNNES
40
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Salinan Lampiran Permendikbud No. 68Tahun 2013 Tentang Kurikulum SMP-MTs.Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan
Kurniati, D. 2010. Analisi Kesalahan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Puger dalamMenyelesaikan Soal yang Berkaitan dengan Persegi Panjang dan Persegi. ProsidingSeminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Wawasan PenelitianMatematika Sekolah Mathematics Education Community” Program Studi PendidikanMatematika Pascasarjana UM 2010.
Lodico, M., Spaulding, D., Voegle, K. 2006. Methods in Educational Research: fromTheory to Practices. San Francisco: Jossey-Bass
Manalu. 1996. Meningkatkan Minat Siswa dalam Mengerjakan Soal Cerita; PaketPembinaan Penataran Proyek PPPG Matematika. Yogyakarta: Depdikbud
Miles & Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis. London: SAGE Publications
Mirza, A. 1998. Analisis Kesalahan Belajar Matematika. Pontianak : FKIP UNTAN.
Musser, G.L & Burger N.F. 2008. Mathematics for Elementary Teachers A ContemporaryApproach (Eight Edition). New York: Mc Millan Publishing Company, Inc
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). 2000. Pripciple and Standards forSchool Mathematics. Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics.
Newman, M.A. 1983. Strategies for Diagnosis and Remediation. Sydney: Horcourt, BraceJovanovich
Ozerem, A. 2012.Misconceptions in Geometry and Suggested Solutions for Seventh GradeStudents.International Journal of New Trends in Arts, Sports & Science Education,1( 4),23 – 35.
Padmavathy, R.D. 2015. Diagnostic of Errors Commited by 9th Grade Students in SolvingProblems in Geometry. International Journal for Research in Education (IJRE)
Prakitipong & Nakamura. 2006. Analysis of Mathematics Performace of Grade FiveStudents in Thailand Using Newman Procedure. Journal of International Cooperationin Education
Raharjo, Marsudi. 2008. Pembelajaran Soal Cerita Berkait Penjumlahan danPengurangan di SD. Yogyakarta: P4TK Matematika
Roselizawati, S. & Shahrill, M. 2014. Understandig Students’ Mathematical Errors AndMissconceptions: The Case of Year 11 Repeating Students. Mathematics EducationTrends and Research. Vol 2014, doi:10.5889/2014/metr-00051.
Saini, Medhavi. 2015. A Diagnostic Study of Errors Commited by 8th Grade Students ofGovernment School in Solving Problems of Geometry. International Journal inManagement and Social Science
41
Sandhu, D. 2013. Does anyone have any information on the differences betweenmisconceptions and errors in mathematics. Research Gate., (Online),(http://www.researchgate.net/post/Does_anyone_have_any_information_on_the_differences_between_misconceptions_and_errors_in_mathematics), diakses 6 Maret2016.
Schiavano, P.1998. How to Study Mathematics. Ontario: Prentice-Hall Canada, Inc.
Signh, Parmijt, dkk. 2010. The Newman Procedure for Analyzing Primary Four PupilsErrors on Written Mathematical Task: A Malaysian Perspective. InternationalJournal in Management and Social Science
Skempt, R.R. 2001. The Psychology of Learning Mathematics. Great Britarian: Hazellwisdom & Viniey Ltd.
Sternberg, J.Robert. 2009. Cognitive Psychology (Fifth Edition). Canada: NelsonEducation, Ltd
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sweden, dkk. 1991. Kemampuan Guru SD Kelas IV dalam Memformulasikan Soal Ceritadi Kecamatan Buleleng. Singaraja: FKIP UNUD
Usiskin, Z. 1982. Van Hiele Levels and Achievement in Secondary School Geometry.(FinalReport of The Cognitive Development and Achievement in Secondary SchoolGeometry Project). Chicago: University of Chicago
Westwood, P. 2004. Learning and Learning Difficulties :A Handbook for Teachers.Australian Council for Educational Research: Acer Press.
Wood, D., Bruner, J.S., & Ross, G. 1976. The Role of Tutoring in Problem Solving.Journal of Child Psychology and Psychiatry, Vol. 17. PP 89-100
Young, R dan O’Shea, T. 1981. Errors in Children’s Subtraction. Cognitive Science, 5(2):152-177
42
BIODATA PENELITI
PENELITIa. Nama Lengkap : Fahrur Rozi Hadiyanto, M.Pd.b. NIDN : -c. Jabatan fungsional : -d. Program Studi : Pendidikan Matematikae. Nomer HP/e-mail : 085735534491/[email protected]. PT : Universitas Islam Kadirig. Tempat tgl lahir : Jombang, 24 April 1991
A. Riwayat PendidikanS1 S2
Perguruan tinggi UniversitasNegeri Malang
Universitas NegeriMalang
Bidang Ilmu PendidikanMatematika
PendidikanMatematika
Tahun Masuk-Lulus 2009-2013 2015-2017
B. Pengalaman pengabdian kepada masyarakat dalam 5 tahun terakhirNo Tahun Judul Pendanaan
Sumber Jml (Juta)1 -
C. Publikasi artikel ilmiah dalam prosiding dalam 5 tahun terakhir
No Tahun Judul Artikel Ilmiah NamaProsiding
1 2016 Identifikasi kesalahan siswakelas VII dalammenyelesaikan soalgeometri
Prosidingseminar nasionalmatematika danpembelajarannya
D. Pemakalah seminar ilmiah dalam 5 tahun terakhirNo Nama Temu ilmiah /
SeminarJudul Artikel
IlmiahWaktu dan
Tempat1 Tren Penelitian Matematika dan
Pendidikan Matematika abad 21Identifikasikesalahan siswakelas VII dalammenyelesaikansoal geometri
Malang, 13Agustus 2016
43
E. Karya buku dalam 5 tahun terakhir
No Judul Buku Tahun JumlahHalaman
Penerbit
1
F. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusilainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi PemberiPenghargaan
Tahun
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpaiketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratandalam pengajuan penugasan Penelitian Hibah Internal
Kediri, 23 Desember 2019Peneliti
Fahrur Rozi Hadiyanto, M.Pd.
67
Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER 2019 ISSN: 2549 – 8584 (online). http://journal2.um.ac.id/index.php/jkpm
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN NEWMAN’S
PROCEDURE Fahrur Rozi Hadiyanto
Universitas Islam Kadiri Kediri
Email : [email protected]
Abstract
At the junior high school level there are a number of geometrical material taught including triangles and rectangles.
However, in the field it was found that many students still made mistakes in solving geometry story problems. Mistakes
are deviations from the right solution of a problem, both conceptually and in the procedure for its resolution. One of the
efforts in helping students who have difficulty in solving geometry problems, is by analyzing the results of students'
completion of the given problem. The purpose of this study is to find out the types and causes of student errors in solving
geometry problems. This study uses a qualitative approach using test questions instruments. The subjects of this study
were 3 out of 29 students of class VII of SMP Negeri 8 Kediri. From the results of the analysis of student answers and
interviews conducted obtained data that the types of errors students raised included according to the Newman’s
Procedure: mistakes in reading questions, errors in transforming words into a form of completion, errors in applying the
chosen strategy, mistakes in writing the final answer. While the causes of these errors are among the students less
thorough in solving problems and operating numbers in the questions, the lack of variation in the questions given by the
teacher and the lack of understanding of the concept of the combination of flat shapes and rectangular height.
Keywords: error analysis, geometry, Newman’s Procedure.
Submit: Oktober 2019, Publish: Oktober 2019
PENDAHULUAN
Matematika sebagai mata pelajaran yang masuk dalam cakupan kelompok mata pelajaran SMP seperti
termuat dalam standar isi struktur kurikulum 2013. Materi yang diajarkan jenjang SMP meliputi bidang kajian
bilangan, aljabar, geometri, pengukuran, statistika dan peluang. Materi geometri yang harus dikuasai siswa
SMP kelas VII sesuai dengan standar isi yang memuat kompetensi inti dan kompetensi dasar antara lain
aplikasi sifat-sifat dan rumus luas dan keliling bangun datar segitiga dan segiempat pada kehidupan sehari-
hari. (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
Dalam kompetensi dasar tingkat SMP geometri merupakan salah satu materi yang diajarkan. Hal ini
terbukti dengan adanya kompetensi dasar yang berisi tentang aplikasi sifat-sifat dan rumus luas dan keliling
bangun datar segitiga dan segiempat pada kehidupan sehari-hari. Selain aritmetika dan aljabar, geometri adalah
salah satu cabang yang penting yang mendominasi pembelajaran matematika di high school classes.
Aritmetika dan aljabar ilmu tentang bilangan sementara geometri adalah ilmu tentang garis dan bidang (Saini,
2015). Usiskin (1982) memberikan penjelasan kenapa geometri penting diajarkan yaitu pertama, geometri
merupakan cabang matematika yang dapat mengaitkan matematika dengan dunia nyata. Kedua, geometri juga
memungkinkan ide-ide matematika yang dapat divisualisasikan. Ketiga, geometri dapat memberikan contoh
yang tidak tunggal tentang sistem matematika. Berdasarkan hal tersebut di Indonesia geometri masih
merupakan materi yang penting diajarkan.
Pada penelitian ini materinya adalah bangun datar segitiga dan segiempat. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru, siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal segitiga dan
segiempat terutama soal cerita. Misalnya banyak siswa salah dalam menghitung yang dilakukan secara
berulang atau siswa salah dalam memahami soal serta siswa kurang paham menggunakan sifat atau rumus
dalam menyelesaikan suatu soal. Namun belum dicari penyebabnya secara mendalam oleh guru tersebut.
Siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita segitiga atau segiempat biasanya
mengalami kesulitandalam memahami materi segitiga dan segiempat. Jika kesulitan ini tidak segera diatasi
maka akan berdampak pada materi selanjutnya di jejang yang lebih tinggi. Misalnya, ketika mempelajari
aplikasi bangun ruang sisi datar dalam kehidupan sehari hari maka siswa tersebut akan kesulitan dalam
memahami materi tersebut, sebab materi tersebut memerlukan segitiga dan segiempat sebagai prasyaratnya.
Jurnal Kajian Pembelajarn Matematika VOL 3 NO 2 2019 Analisis Kesalahan Siswa…..
Hadiyanto, FR 68
Salah satu cara untuk mengetahui solusi diawali dengan melakukan analisis kesalahan yang dilakukan siswa
sedini mungkin, maka diharapkan guru dapat memberikan pertolongan dengan cepat sehingga kesalahan
tersebut dapat ditanggulangi dan diatasi.
Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI penyelidikan terhadap suatu
peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,
duduk perkaranya, dan sebagainya). Jadi analisis kesalahan siswa adalah penyelidikan terhadap kesalahan yang
dilakukan oleh siswa untuk mengetahui sebab terjadinya kesalahan tersebut. Menurut Ellis (1987), analisis
kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi
pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan
tersebut, pengkasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf
keseriusan kesalahan itu.
Karena analisis adalah suatu prosedur kerja maka Parera (1987) membuat langkah langkah dalam
menganalisis kesalahan siswa sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan suatu soal atau masalah.
2. Mengidentifikasi kesalahan yang Nampak dari hasil pekerjaan siswa.
3. Menglasifikasikan atau mengelompokkan kesalahan siswa.
4. Menghitung frekuensi tiap jenis kesalahan siswa.
5. Mengidentifikasi lingkup kesalahan berdasarkan teori yang ada.
6. Mengidentifikasi bantuan yang dapat diberikan kepada siswa.
selain Parera, Brown dkk (2016) juga memaparkan 4 langkah/tahapan dalam melakukan kegiatan analisis
kesalahan, yaitu:
1. Mengumpulkan data.
2. Mengidentifikasi kesalahan atau pola kesalahan
3. Menentukan penyebab kesalahan
4. Menggunakan data kesalahan siswa untuk memberikan tidak lanjut.
Berdasarkan langkah-langkah yang telah dipaparkan oleh ahli diatas maka dalam penelitian ini langkah-
langkah yang dilakukan dalam menganalisi kesalahan siswa adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal geometri (segitiga dan
segiempat)
2. Mengidentifikasi jenis kesalahan yang dilakukan siswa.
3. Mengelompokkan jenis kesalahan yang dilakukan siswa.
4. Menentukan penyebab terjadinya kesalahan tersebut
5. Menggunakan data kesalahan siswa untuk memberi tindak lanjut.
Menurut Brown dkk (2016) ada 4 manfaat utama bagi guru dalam melaksanakan analisis kesalahan
siswa, yaitu:
1. Mengidentifikasi langkah penyelesaian soal yang dapat dilakukan siswa dengan benar.
2. Menentukan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa.
3. Menentukan apakah kesalahan adalah kesalahan perhitungan, kesalahan konsep atau prosedur.
4. Memilih pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengatasi kesalahpahaman siswa dan untuk
mengajarkan konsep, strategi atau prosedur dengan benar.
Sejalan dengan hal tersebut Roselizawati, dkk.(2014) mengungkapkan bahwa dengan memeriksa dan
menganalisis hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan suatu soal atau masalah, guru dapat mencari dan
mengetahaui kesalahan yang dilakukan siswa, menemukan penyebab terjadinya kesalahan tersebut.
Selanjutnya guru dapat mengembangkan strategi yang dapat digunakan untuk mendorong atau memberi
bantuan kepada siswa untuk merefleksikan pemahaman mereka.
Kesalahan merupakan penyimpangan terhadap hal yang benar. Kesalahan dalam metematika menurut
Young & O’Shea (1981) adalah penyimpangan dari solusi yang tepat dari suatu masalah, baik secara konsep
maupun prosedur penyelesaiannya. Selain itu menurut Sandhu (2013) kesalahan terjadi ketika siswa tahu apa
yang harus dilakukan berikutnya, tetapi mereka salah dalam langkahnya, misalnya saat subtitusi nilai atau
keliru perhitungan. Mirza (1998) mengatakan bahwa jawaban yang tidak sesuai dengan kriteria (yang
diharapkan) disebut jawaban salah. Dalam penelitian ini siswa dikatakan melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal geometri ketika siswa melakukan penyimpangan terhadap solusi yang tepat dari suatu
masalah. Analisis kesalahan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mencari semua jenis kesalahan dan
penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita geometri.
Jurnal Kajian Pembelajarn Matematika VOL 3 NO 2 2019 Analisis Kesalahan Siswa…..
Hadiyanto, FR 69
Newman (1977b,1983) dalam Clemment & Ellerton (1992) menyatakan bahwa ada lima tipe
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, yaitu a) kesalahan dalam membaca
soal/masalah, b) kesalahan dalam memahami apa yang dibaca, c) kesalahan dalam melaksanakan transformasi
dari kata-kata yang ada dalam pertanyaan untuk memilih strategi apa yang tepat, d) kesalahan dalam
menerapkan keterampilan proses yang dituntut oleh strategi yang dipilih, dan e) kesalahan menuliskan jawaban
akhir. Banyak penelitian menjelaskan bahwa masih banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita geometri. Selain itu terdapat beberapa penelitian yang menggunakan Newman’s
procedure untuk menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita antara lain a) Clements &
Ellerton (1996), b) Junaedi, Iwan (2012), c) Prakitipong & Nakamura (2006), dan d) Singh, dkk. (2010). Hal
tersebut juga dibenarkan oleh salah seorang guru yang mengatakan bahwa sebagian besar siswa masih
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita geometri.
Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal geometri, maka upaya yang
perlu dilakukan adalah menganalisis kesalahan-kesalahan tersebut. Adapun yang dianalisis adalah jenis
kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal geometri serta penyebab terjadinya kesalahan
tersebut berdasarkan Newman’s Procedure. Dengan diketahui jenis kesalahan dan penyebab terjadinya maka
dapat ditentukan alternatif penyelesaian agar siswa tersebut tidak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan
soal geometri.
Pada artikel ini dibahas tentang kesalahan dalam membaca soal/masalah, kesalahan dalam memahami
apa yang dibaca, kesalahan dalam melaksanakan transformasi dari kata-kata yang ada dalam pertanyaan untuk
memilih strategi apa yang tepat, kesalahan dalam menerapkan keterampilan proses yang dituntut oleh strategi
yang dipilih, dan kesalahan menuliskan jawaban akhir.Kesalahan dalam membaca soal/masalah yang
dimaksudkan adalah kesalahan pada saat siswa salah dalam menuliskan apa yang diketahui dari soal cerita
geometri. Kesalahan dalam memahami apa yang dibaca yang dimaksud adalah kesalahan dalam menuliskan
apa yant ditanyakan soal cerita geometri. Kesalahan dalam memahami soal yang dimaksudkan adalah ketika
siswa tidak mengetahui apa saja yang ditanyakan soal. Kesalahan dalam melaksanakan transformasi dari kata-
kata yang ada dalam pertanyaan untuk memilih strategi apa yang tepat yang dimaksud adalah siswa salah
dalam mengubah soal menjadi kalimat matematika. Kesalahan dalam menerapkan keterampilan proses yang
dituntut oleh strategi yang dipilih yang dimaksud adalah siswa salah dalam memilih rumus yang digunakan
dalam menyelesaikan soal cerita geometri. Kesalahan menuliskan jawaban akhir yang dimaksud adalah siswa
salah dalam menuliskan hasil akhir tanpa dilihat lagi soalnya bagaimana. Sedangkan materi geometri yang
dimaksudkan adalah segitiga dan segiempat kelas VII. Kompetensi dasar yang dipilih adalah aplikasi sifat-
sifat dan rumus luas dan keliling bangun datar segitiga dan segiempat pada kehidupan sehari-hari.
METODE
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan jenis kesalahan yang dilakukan siswa dan penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan
siswa. Hal ini dilakukan dengan cara menganalisis jawaban tes siswa serta melakukan wawancara. Dari jenis
kesalahan yang dilakukan oleh siswa berdasarkan Newman’s Procedureserta penyebab terjadinya kesalahan.
Adapun prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini dimulai dengan memilih kelas VII C untuk kelas
penelitian. Kelas VII C dipilih karena kelas tersebut merupakan kelas yang heterogen dibandingkan kelas yang
lainnya. Selain itu pada studi pendahuluan, Gurunya mengatakan bahwa banyak siswa yang melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal geometri terutama soal cerita. Selanjutnya siswa diminta mengerjakan
soal tes yang berhubungan dengan geometri (segitiga dan segiempat). Kemudian siswa yang menjawab semua
soal tersebut dengan benar semua maka siswa tersebut tidak dipilh menjadi subjek penelitian. Sedangkansiswa
yang tidak menjawab semua soal dengan benar dimungkinkan menjadi subjek penelitian. Setelah itu peneliti
melakukan analisis dari jawaban siswa yang salah tadi kemudian menentukan tiga subjek penelitian
berdasarkan banyaknya serta variasi kesalahan. Selain menentukan subjek penelitian hal lain yang dilakukan
setelah menganalisis jawaban siswa adalahmenetukan alternatif penyelesaian. Setelah menentukan subjek
penelitian peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan.
Setelah itu penelitimemaparan jenis kesalahan siswa berdasarkan Newman’s Procedure dan penyebab
terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita geometri (segitiga dan segiempat).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil tes diperoleh data bahwa dari 29 siswa yang mengikuti tes, tidak ada satupun siswa
yang menjawab empat soal tersebut dengan tepat. Soal akan disajikan dalam Gambar 1. Akan tetapi ada 5
Jurnal Kajian Pembelajarn Matematika VOL 3 NO 2 2019 Analisis Kesalahan Siswa…..
Hadiyanto, FR 70
siswa ada yang hampir benar dalam menjawab di beberapa soal dengan tepat. Akan tetapi mereka melakukan
kesalahan pada saat menuliskan diketahui, ataupun salah dalam memanipulasi rangkaian jawaban dan salah
dalam menuliskan jawaban akhir sehingga cukup untuk dijadikan bahan analisis dengan menggunakan
Newman’s Procedure. Adapun jenis kesalahannya antara lain: a) kesalahan dalam membaca soal/masalah, b)
kesalahan dalam memahami apa yang dibaca, c) kesalahan dalam melaksanakan transformasi dari kata-kata
yang ada dipertanyakan untuk memilih strategi apa yang tepat, d) kesalahan dalam menerapkan keterampilan
proses yang dituntut oleh strategi yang dipilih, dan e) kesalahan menuliskan jawaban akhir. Setelah dianalisis
dipilihlah tiga siswa yang akan jadi subjek penelitian. Pemilihan ini berdasarkan variasi jenis kesalahan yang
dilakukan. Tiga subjek penelitian ini diwawancarai untuk mencari penyebab terjadinya kesalahan tersebut
sehingga peneliti mampu memberikan alternatif penyelesaian dengan tepat.
Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan wawancara yang telah dilakukan terhadap tiga subjek
penelitian ditemukan jenis dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
geometri. Berikut pendeskripsian tentang jenis dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh tiga subjek
penelitian. Untuk subjek 1 (S1), soal nomor 1 S1 melakukan kesalahan dalam menuliskan jawaban akhir. Hal
ini disebabkan S1karena S1 tidak mengerti bahwa menuliskan 120cm dalam tahap penyelesaian tidak
diperbolehkan. Gambar letak kesalahan S1 nomor 1 akan ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Letak kesalahan S1 nomor 1
Gambar 1. Soal tes siswa
S1 salah dalam menuliskan
jawaban akhir
Jurnal Kajian Pembelajarn Matematika VOL 3 NO 2 2019 Analisis Kesalahan Siswa…..
Hadiyanto, FR 71
Berikut script wawancara dengan S1, dimana peneliti disingkat P.
P : Kenapa kamu menuliskan satuan pada keliling sedangkan pada luas tidak?
S1 : Saya lupa menuliskan satuan pada luas.
P : Taukah kamu bahwa menuliskan satuan pada hasil pekerjaan seperti itu tidak boleh?
S1 : Tidak tahu pak. Lalu yang benar bagaimana pak?
P : Jadi jika setelah mengerjakan jangan menuliskan satuan dijawaban akhir. Penulisan satuan nanti
setelah selesai semua baru ditulis jadi keliling rambu lalulintas adalah 120 cm dan luasnya ...cm2,
paham?
S1 : oooo, iya pak paham.
Untuk soal nomor 2, S1 melakukan kesalahan juga dalam penulisan jawaban akhir. Seharusnya
hasilnya dalam buah dituliskan dalam satuan jarak yakni cm.Hal ini terjadi karena S1 kurang teliti dalam
membaca soal. Selain itu S1 juga salah dalam menerapkan strategi yang dipilih. Hal ini terjadi karena S1 belum
pernah mendapatkan soal semacam ini, jadi S1 hanya membagi keliling kolam dengan panjang sisi ubin tanpa
memperhatikan bahwa pojokkan kolam juga perlu diberi ubin. Gambar letak kesalahan S1 nomor 2 akan
ditampilkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Letak kesalahan S1 nomor 2
Berikut script percakapan
P : Dari soal nomor satu tadi, tahukan dimana salahmu?
S1 : Iya pak, seharusnya tidak menuliskan cm dijawaban akhir.
P : Lalu dimana lagi salahnya? Apakah kamu sadar?
S1 : Dimana ya pak?
P : Coba perhatikan satuan yang kamu berikan?
S1 : O iya, seharusnya buah ya pak.
P : Ada lagi, sekarang coba kamu gambar?
S1 : (mencoba menggambar kolam)
P : sekarang coba letakkan ubin yang mengelilinginya? Yakni sebanyak 70 buah dan perhatikan apa yang
terjadi?
S1 : O iya di pojokkan belum diberikan ubin ya pak? Hehehe...
P : Jadi berapa jawabnya?
S1 : 74 buah pak karena pojokkannya ada 4.
Untuk soal nomor 3, S1 salah dalam menuliskan satuan keliling. Hal ini terjadi karena S1 kurang teliti
dalam menuliskan satuan luas sehingga yang seharusnya m ditulis m2. Gambar letak kesalahan S1 nomor 3
akan ditampilkan pada Gambar 4.
S1 salah dalam menuliskan
jawaban akhir
Jurnal Kajian Pembelajarn Matematika VOL 3 NO 2 2019 Analisis Kesalahan Siswa…..
Hadiyanto, FR 72
Gambar 4. Letak kesalahan S1 nomor 3
Berikut script wawancaranya
P : Apakah satuan luas itu? Jika misalkan panjang sisinya dalam satuan m.
S1: m2 pak.
P : Bagus, kalau kelilingnya?
S1: Tetap m pak.
Untuk soal nomor 4, S1 melakukan kesalahan dalam penulisan jawaban akhir. Hal ini terjadi karena S1
kurang teliti dalam menghitung. Gambar letak kesalahan S1 nomor 4 akan ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Letak kesalahan S1 nomor 4
Berikut script wawancaranya
P : Tahukah kamu letak kesalahanmu dimana?
S1: Tahu pak, menuliskan satuannya?
P : Selain itu?
S1: Tidak pak.
P : Coba sekarang hitung 16x15 itu berapa?
S1: 240 pak.
P : Kenapa jawabanmu 340?
S1: Salah hitung pak.
P : Jadi harganya berapa?
S1: 120.000.000 pak.
P : Lho kok bener?
S1: Salah nulis luasnya pak kemarin, seharusnya 240 saya tulis 340.
Jurnal Kajian Pembelajarn Matematika VOL 3 NO 2 2019 Analisis Kesalahan Siswa…..
Hadiyanto, FR 73
Berdasarkan paparan hasil di atas dapat dijelaskan bahwa S1 kurang bisa mengaplikasikan rumus
segitiga dan segiempat dalam menyelesaikan soal cerita. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kurniati (2010) & Hadiyanto, dkk. (2016) yang mengatakan bahwa masih banyak siswa yang melakukan
kesalahan dalam mengaplikasikan rumus segitiga atau segi empat baik itu keliling maupun luasnya. Selain itu
hal ini juga sejalan dengan penelitian Newman (1977b,1983) dalam Clemment & Ellerton (1992) yang
menyatakan bahwa salah satu bentuk kesalahan yang dilakukan adalah salah dalam menerapkan strategi yang
telah dipilih maupun salah dalam menuliskan jawaban akhir.
Untuk subjek 2 (S2), soal nomor 1 S2 melakukan kesalahan dalam mengoperasikan pengurangan
maupun saat menulis jawaban akhir. Hal ini disebabkan karena S2 tidak mengetahui bahwa hal itu tidak boleh.
Gambar letak kesalahan S2 nomor 1 akan ditampilkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Letak kesalahan S2 nomor 1
Untuk soal nomor 2, S2 juga melakukan kesalahan dalam menentukan jawaban akhir. Hal ini
disebabkan S2 tidak mengetahui tentang konsep keliling persegi panjang jadi yang dihitung hanya sisi sisinya
saja tanpa menghitung pojokan kolam padahal pojokan kolam itu termasuk sisi kolam. S2 juga melakukan
kesalahan dalam mengoperasikan yang seharusnya dia tulis 1400:20 hanya tertulis 1400: 0. Hal ini disebabkan
S2karena S2 lupa menuliskan kembali angka 2 setelah dihapus sebelumnya. Gambar letak kesalahan S2 nomor
2 akan ditampilkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Letak kesalahan S2 nomor 2
Untuk soal nomor 3, S2 sudah mengerjakan dengan benar. Akan tetapi kurang kata kata sehingga
jawaban akhirnya terkesan bahwa kelilingnya 20m, padahal itu adalah banyaknya tiang lampu yang harus
dipasang. Pengerjaannya dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Pengerjaan S2 soal nomor 3
S2 salah dalam
mengoperasikan pengurangan
S2 salah dalam menuliskan
jawaban akhir
S2 salah dalam menulis ulang
angka 20 hanya menulis angka 0
S2 salah dalam menulis jawaban
akhir
S2 kurang memisahkan antara
panjang keliling dengan
banyaknya tiang harus dipasang
Jurnal Kajian Pembelajarn Matematika VOL 3 NO 2 2019 Analisis Kesalahan Siswa…..
Hadiyanto, FR 74
Untuk soal nomor 4, S2 melakukan kesalahan dalam melaksanakan transformasi. Hal ini dapat terlihat
dari S2 melakukan kesalahan hitung yang seharusnya 20+12 = 32 ditulis 20+12=22 yang mengakibatkan salah
dalam menuliskan jawaban akhir. Hal ini disebabkan karena S2 kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan
tersebut. Gambar letak kesalahan S2 nomor 4 akan ditampilkan pada Gambar 9.
Gambar 9. Letak kesalahan S2 nomor 4.
Berdasarkan paparan hasil di atas dapat dijelaskan bahwa S2 kurang memahami tentang segitiga
maupun segiempat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Padmavaty (2015) menemukan
bahwa sebanyak 65% siswa dari 900 siswa tidak bisa mampu menjawab masalah yang berkaitan dengan
segitiga dan segiempat. Selain itu S2 juga ceroboh dalam menyelesaikan soal. Hal ini sejalan dengan penelitian
dari Ozerem (2012) yang mengatakan bahwa salah satu jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan soal geometri adalah siswa ceroboh dalam menjawab soal.
Untuk subjek 3 (S3), soal nomor 1 S3 melakukan kesalahan dalam menuliskan jawaban akhir. Hal ini
disebabkan karena S3tidak mengetahui bahwa hal itu tidak diperbolehkan. Gambar letak kesalahan S3 nomor
1 akan ditampilkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Letak kesalahan S3 soal nomor 1
Untuk soal nomor 2, S3 salah dalam memilih strategi penyelesaian soal. Hal ini dapat dilihat saat S3
mencari keliling ubin. Padahal tidak perlu mencari keliling ubin untuk mencari banyaknya ubin yang
diperlukan. Hal ini terjadi karena S3 kurang mengetahui cara menyelesaikan soal tersebut karena Guru tidak
pernah memaparkan soal seperti itu saat pembelajaran berlangsung. Gambar letak kesalahan S3 nomor 2 akan
ditampilkan pada Gambar 11.
Gambar 11. Letak kesalahan S3 soal nomor 2
Untuk soal nomor 3, S3 melakukan kesalahan konsep gabungan dua bangun datar. Hal ini terjadi
karena S3tidak menggambar kembali soal yang diberikan. Selain itu S3 juga melakukan kesalahan dalam
S2 melakukan kesalahan
dalam menghitung
S3 salah dalam menuliskan
jawaban akhir
S3 salah dalam memilih
strategi penyelesaian soal
Jurnal Kajian Pembelajarn Matematika VOL 3 NO 2 2019 Analisis Kesalahan Siswa…..
Hadiyanto, FR 75
menuliskan berapa panjang sisi persegi yang seharusnya 6 ditulis 5. Hal ini disebabkan karena S3kurang teliti
dalam mengopersaikan jawaban. Gambar letak kesalahan S3 nomor 3 akan ditampilkan pada Gambar 12.
Gambar 12. Letak kesalahan S3 soal nomor 3
Untuk soal nomor 4, S3 melakukan kesalahan dalam membaca soal. Hal ini disebabkan S3karena S3
belum pernah mendapatkan soal seperti ini biasanya soal yang diberikan jika berupa trapezium maka yang
diketahui panjang sisi sejajar dan tinggi. Akan tetapi disoal ini dituliskan panjang sisi sejajar dan jarak antara
sisi sejajar tersebut. Alhasil S3 tidak mengerjakan sama sekali soal nomor 4. Hal inilah yang menyebabkan S3
bingung untuk menyelesaikan soal tersebut. Dari paparan tersebut selain S3 kurang memahami soal terlihat
bahwa S3 tidak paham tentang konsep tinggi. Gambar letak kesalahan S3 nomor 4 akan ditampilkan pada
Gambar 13.
Gambar 13. Letak kesalahan S3 soal nomor 4
Berdasarkan paparan hasil di atas dapat dijelaskan bahwa S3 kurang memahami tentang tinggi atau
konsep segiempat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Padmavaty (2015) menemukan
bahwa sebanyak 65% siswa dari 900 siswa tidak bisa mampu menjawab masalah yang berkaitan dengan
segitiga dan segiempat. Selain itu S3 juga salah dalam menuliskan lambang satuan. Hal ini sejalan dengan
penelitian dari Hadiyanto,dkk. (2016) yang mengatakan bahwa salah satu jenis kesalahan yang dilakukan oleh
siswa dalam menyelesaikan soal geometri adalah salah dalam menuliskan lambang satuan baik untuk keliling
maupun luasnya.
Berdasarkan hasil analisis jenis dan penyebab terjadinya kesalahan pada subjek penelitian di atas ada
beberapa hal yang menjadi masalah dari subjek penelitian yaitu:
1. Kekayaan soal yang diberikan oleh guru kurang bervariasi sehingga menyebabkan subjek penelitian
kurang bisa menyelesaikan soal dengan baik.
2. Subjek kurang teliti dalam melakukan operasi
3. Subjek kurang dapat mentransformasikan strategi yang telah dipilih dengan baik
4. Subjek kurang bisa mengeksekusi jawaban akhir dengan baik
5. Subjek kurang bisa membaca soal dengan baik yang menyebabkan subjek tersebut kebingungan dalam
menyelesaikan soal tersebut
6. Subjek kurang begitu memahami beberapa konsep yang ada dalam segitiga ataupun segiempat antara lain
konsep gabungan bangun dan tinggi
7. Subjek penelitian juga kurang teliti dalam menyelesaikan soal geometri sehingga banyak ditemukan
subjek penelitian melakukan kesalahan perhitungan.
Untuk mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh siswa peneliti mengajukan alternatif penyelesaian
agar hal tersebut tidak terulang lagi. Alternatif penyelesaian yang dikemukakan yakni dengan memberikan
S3 salah dalam menuliskan
bilangan 6 menjadi 5
S3 kurang memahami konsep
gabungan bangun datar
S3 tidak mengerti konsep tinggi jadi
bingung bagaimana cara
mengerjakannya
Jurnal Kajian Pembelajarn Matematika VOL 3 NO 2 2019 Analisis Kesalahan Siswa…..
Hadiyanto, FR 76
scaffolding. Scaffolding bersifat fleksibel artinya bantuan tersebut dapat diberikan sewaktu-waktu dan dapat
dihentikan ketika siswa telah mampu menyelesaikan masalahnya (Amiripour dkk.,2012 & Westwood, 2004).
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis jawaban di atas dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Jenis dan penyebab kesalahan dari subjek penelitian dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan
segitiga dan segiempat adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan dalam membaca informasi. Hal ini disebabkan karena subjek belum pernah
mendapatkan soal seperti yang diberikan peneliti.
b. Kesalahan dalam mentransformasikan kata kata. Hal ini disebabkan karena subjek kurang teliti
dalam menyelasikan operasi atau soal yang diberikan
c. Kesalahan dalam memilih strategi yang digunakan dalam menyelesaikan soal cerita geometri
tersebut
d. Kesalahan dalam menuliskan jawaban akhir. Hal ini disebabkan karena siswa kurang teliti dalam
mengoperasikan bilangan yang telah didapatkan.
2. Kesalahan baru yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal geometri yaitu siswa kurang
bisa menyelesaikan soal yang diberikan karena kurangnya variasi soal yang diberikan oleh guru.
Adapun saran dalam penelitian ini adalah sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Guru memperbanyak variasi soal yang cenderung mengarah ke tipe soal High Order Thinking Skill
(HOTS). HOTS dipilih karena beberapa soal yang peneliti berikan sudah bertipe HOTS dan ternyata
banyak siswa yang belum bisa mengerjakan soal tersebut. Selain itu untuk soal UN juga menggunakan
soal dengan tipe HOTS jadi perlu dibiasakan dari dini agar terbiasa mengerjakan soal bertipe HOTS.
2. Alternatif penelitian yang dikemukakan peneliti yakni dengan memberikan scaffolding yang cocok
untuk siswa.
3. Scaffolding dipilih karena dengan scaffolding bisa mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
Selain itu scaffolding bersifat fleksibel artinya bantuan tersebut dapat diberikan sewaktu-waktu dan
dapat dihentikan ketika siswa telah mampu menyelesaikan masalahnya. Scaffolding yang diberikan
berupa pertanyaan-pertanyaan yang memancing siswa agar menyadari kesalahannya ada dimana dan
memancing siswa agar mengetahui solusi yang benar dalam menyelesaikan soal tersebut.
Diharapkan agar alternatif penyelesaian yang telah dikemukakan oleh peneliti bisa diujicobakan sebagai tindak
lanjut penelitian ini dan sekaligus sebagai upaya dalam penyempurnaan.
DAFTAR RUJUKAN
Amiripour, P., Amir-Mofidi, S., & Shahvarani, A. 2012. Scaffolding as Effective Method for Mathematics
Learning.Indian Journal of Science and Technology. Vol.5, No.9. PP. 3328-3331
Anghileri, J. 2006. Scaffolding Pactices that Enhance Mathematics Learning. Journal of Mathematics Teacher
Education, Vol.9, halaman 33-52.
Brown, J., Skow, K., & the IRIS center. 2016. Mathematics: Identifying and Addressing Student Erros.
(Online). (http://iris.peabody.vanderbilt.edu/case_studies/ics_matherr.pdf) diakses februari 2017.
Clements & Ellerton. 1996. The Newman Procedure for Analysis Errors on Written Mathematical Task. The
University of Newcastle: Faculty of Education
Ellerton & Clement. 1992. Implications of Newman Research for The Issue of “What is Basic in School
Mathematics?” in B. Southwell, R. Perry, & Kowens (Eds), Proceedings of The Fifteenth annual
Conference of The Mathematics Educational Research Group of Australia. PP 276-284 Sydney:
Mathematics Educational Research Group of Australia.
Ellis, R. 1987. Understanding Second Language Acquisition. Oxford: Oxford University Press.
Jurnal Kajian Pembelajarn Matematika VOL 3 NO 2 2019 Analisis Kesalahan Siswa…..
Hadiyanto, FR 77
Hadiyanto, F. R., Susanto, H., & Qohar, A. 2016. Identifikasi Kesalahan Siswa Kelas VII Dalam
Menyelesaikan Soal Geometri. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya dengan
Tema “ Tren Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Abad 21” Jurusan Matematika FMIPA
UM.
Junaedi, Iwan. 2012. Tipe Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Geometri Analitik Berdasar
Newman’s Errors Analysis (NEA). Jurnal Kreano: FMIPA UNNES Vol.2 No.3 PP 125-133
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Salinan Lampiran Permendikbud No. 68 Tahun 2013 Tentang
Kurikulum SMP-MTs.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kurniati, D. 2010. Analisi Kesalahan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Puger dalam Menyelesaikan Soal yang
Berkaitan dengan Persegi Panjang dan Persegi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika
“Pengembangan Wawasan Penelitian Matematika Sekolah Mathematics Education Community”
Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UM 2010.
Mirza, A. 1998. Analisis Kesalahan Belajar Matematika. Pontianak : FKIP UNTAN.
Newman, M.A. 1983. Strategies for Diagnosis and Remediation. Sydney: Horcourt, Brace Jovanovich
Ozerem, A. 2012.Misconceptions in Geometry and Suggested Solutions for Seventh Grade
Students.International Journal of New Trends in Arts, Sports & Science Education, 1( 4),23 – 35.
Padmavathy, R.D. 2015. Diagnostic of Errors Commited by 9th Grade Students in Solving Problems in
Geometry. International Journal for Research in Education (IJRE) Vol. 4 Issue 1 PP 28-31.
Prakitipong & Nakamura. 2006. Analysis of Mathematics Performace of Grade Five Students in Thailand
Using Newman Procedure. Journal of International Cooperation in Education Vol. 9 PP 111-122
Roselizawati, S. & Shahrill, M. 2014. Understandig Students’ Mathematical Errors And Missconceptions: The
Case of Year 11 Repeating Students. Mathematics Education Trends and Research. Vol 2014,
doi:10.5889/2014/metr-00051.
Saini, Medhavi. 2015. A Diagnostic Study of Errors Commited by 8th Grade Students of Government School
in Solving Problems of Geometry. International Journal in Management and Social Science Vol 3 PP
412-425
Sandhu, D. 2013. Does anyone have any information on the differences between misconceptions and errors in
mathematics. Research Gate., (Online),
(http://www.researchgate.net/post/Does_anyone_have_any_information_on_the_differences_between
_misconceptions_and_errors_in_mathematics), diakses 6 Maret 2016.
Signh, Parmijt, dkk. 2010. The Newman Procedure for Analyzing Primary Four Pupils Errors on Written
Mathematical Task: A Malaysian Perspective. International Journal in Management and Social Science
Vol 8 PP 264-271
Usiskin, Z. 1982. Van Hiele Levels and Achievement in Secondary School Geometry.(Final Report of The
Cognitive Development and Achievement in Secondary School Geometry Project). Chicago:
University of Chicago
Westwood, P. 2004. Learning and Learning Difficulties :A Handbook for Teachers. Australian Council for
Educational Research: Acer Press.
Wood, D., Bruner, J.S., & Ross, G. 1976. The Role of Tutoring in Problem Solving. Journal of Child
Psychology and Psychiatry, Vol. 17. PP 89-100
Young, R dan O’Shea, T. 1981. Errors in Children’s Subtraction. Cognitive Science, 5(2): 152-177