kmb kel 5 askep artitis

20
MAKALAH KELOMPOK KMB III “Asuhan Keperawatan pada Artritis” DISUSUN OLEH : AGUS PRAYETNO P0 5120213 031 ALVEN SAPRIADI P0 5120213 002 ARIF YUDISTIRA P0 5120213 005 ARIP SANJAYA P0 5120213 006 HESTI KOMALASARI P0 5120213 013 LEZY RATNIATI P0 5120213 016 RINA ARI WITANTI P0 5120213 056 THESA UTARI P0 5120213 024 WELA BILI FITRI P0 5120213 058 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

Upload: arif-yudistira

Post on 10-Apr-2016

35 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Kmb Kel 5 Askep Artitis

1

MAKALAH KELOMPOKKMB III

“Asuhan Keperawatan pada Artritis”

DISUSUN OLEH :

AGUS PRAYETNO P0 5120213 031

ALVEN SAPRIADI P0 5120213 002

ARIF YUDISTIRA P0 5120213 005

ARIP SANJAYA P0 5120213 006

HESTI KOMALASARI P0 5120213 013

LEZY RATNIATI P0 5120213 016

RINA ARI WITANTI P0 5120213 056

THESA UTARI P0 5120213 024

WELA BILI FITRI P0 5120213 058

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PRODI DIII KEPERAWATAN BENGKULU

T.A 2015 - 2016

Page 2: Kmb Kel 5 Askep Artitis

A. PENGERTIAN, PATOFISIOLOGI DAN WOC

Pengertian adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak diketahui

penyebabnya dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi membrane sinovial,

yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas

(Doenges, 2002).

Patofisiologi pada Arthritis Reumatoid, reaksi auto-imun terutama terjadi

dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam

sendi. enzim-enzim tersebut akan memecah kalogen sehingga terjadi edema,

poliferasi membrane sinovial dan akhirnya pembentukkan pannus. Pannus akan

menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya akan

menghilangnya permukaan sendi yang akan menggangu gerak sendi. Otot akan

mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan

kekakuan kontraksi otot (Smeltzer, 2002).

2

Page 3: Kmb Kel 5 Askep Artitis

WOC

3

Terbentuk antibodi

Reaksi antibodi terhadap penyebab RA

Terbentuk kompleks imun di ruang sendi

Pengendapan kompleks imun

Artritis Reumatoid

Pelepasan mediator kimia bradikinin Inflamasi membran sinovial Kurangnya pemajanan/mengingat

Stimulus ujung saraf Defisiensi pengetahuan

NyeriPenebalan membran sinovial

Terbentuk tannus

Menghambat nutrisi pada kartilago

Kerusakan kartilago & tulang

Tendon & ligamen melemah

Kekuatan otot ↓

Kartilago nekrosis

Erosi kartilago

Adhesi permukaan sendi

Ankylosis fibrosa

Kekakuan pada sendi

Hambatan mobilitas fisik Terbatasan gerak sendi

Defisit perawatan diri

Terbentuk nodul

Deformitas sendi

Gangguan citra tubuh

Fagositosis kompleks imun oleh sel radang

Veskositas cairan sendi ↓

Risiko cedera

Page 4: Kmb Kel 5 Askep Artitis

B. DATA FOKUS DAN PENGKAJIAN

1. Aktivitas atau istirahat

Gejala : nyeri sendi karena gerakan ,nyeri tekan, memburuk dengan stress

pasa sendi , kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan

simetris

Tanda : malaise, keterbatasan rentang gerak : atropi otot, kulit :

kontraktur/kelainan pada sendi dan otot

2. Kardiovaskuler

Gejala: fenomena rainaud jari tangan/kaki (missal: pucat intermiten, sianosis,

kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.

3. Integritas ego

Gejala : factor factor stress / kronis : missal finansial, pekerjan ,

ketidakmampuan, factor factor hubungan.

4. Makanan atau cairan

Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan/

cairan adekuat : mual, anoreksia, kesulitan mengunyah

Tanda : penurunan BB, kekeringan pada membrane mukosa.

5. Hygiene

Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktiftas pribadi.

Ketergantungan pada orang lain.

6. Neuro sensori

Gejala : kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari

tangan. Pembengkakan sendi simetris

7. Nyeri atau kenyamanan

Gejala : fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan

jaringan lunak pada sendi). Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada

pagi hari)

4

Page 5: Kmb Kel 5 Askep Artitis

8. Keamanan

Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki.

Kesulitan dalam menangani tugas, pemeliharaan rumah tangga. Demam

ringan menetap. Kekeringan pada mata dan membran.

9. Interaksi social

Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan

peran, isolasi.

10. Penyuluhan atau poembelajaran

Gejala : riwayat AR pada keluarga. penggunaan makanan kesehatan,

vitamin, penyembuhan artritis tanpa pengujian. Riwayat pericarditis, lesi

katup : vibrosis pulmonal, pleuritis. (Doengus, 2002).

11. Pengkajian

a. Pemeriksaan fisik berdasarkan survey umum (apendiks F) dan pengkajian

system musculo skeletal (apendiks C )

b. Gejala gejala dini non spesifik seperti lemah, lelah, adanya nyeri

musculoskeletal menyebar

c. Gejala gejala yang lebih pasti yang menunjukan progresi penyakit:

1) Nyeri sendi dan nyeri tekan disertai dengan kemerahan dan

bengkak pada jaringan lunak sekitar sendi

2) Kekakuan sendi setelah periode takaktif dan pada timbul yang

berakhir 30 menit atau lebih lama.

3) Demam ringan ( selama periode eksasebrasi )

4) Pembesaran tulang dari sendi interfalangeal distal (nodul

heberdens) dan sendi interfalangeal proksimal (nodus bouchard)

keduanya spesifik untuk OA.

d. Manifestasi yang menunjukan keterlibatan sistemik pada AR:

1) Mata skleritis, keratokonjungtivitis

2) Nodus limfa-limfadenopati

3) Limpa-spenomegali

5

Page 6: Kmb Kel 5 Askep Artitis

4) Sumsum tulang anemia, trombositopenia

5) Pembuluh darah vaskulitis (ulkus disekitar dasar kuku) fenomena

nayraud’s

6) Pulmoner-efusi pleural, fibrosis pulmoner

7) Jantung efusi pericardial, perikarditis

8) Ginjal amyloidosis

9) Otot-penggunaan otot, myositis

10) Kulit- nodulus subkutan dari tonjolan tulang

e. Kaji terhadap factor factor atau situasi yang menycetuskan eksaserbasi

dari nyeri sendi seperti stress emosi ,cuaca dingin latihan berlebihan dan

kelelahan ekstrem

f. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi dan dampaknya pada gaya hidup

dan melakukan kemampuan untuk melakukan AKS

(mandi,jalan<makan,toileting,tidur, berpakaian) dan AKS social

(menulis,kerja,aktifitas seksual, masak, rekreasi)

g. Pemeriksaan diagnostic

1) Tidak terdapat tes diagnostic tinggal terhadap OA . sinar X sering

menunjuikan pembesaran tulang (osteofit) degenerasi kartilago dan

penumpulan tulang

2) Tidak terdapat tes tunggal AR. Dalam hubungannya dengan riwayat

dan temuan fisik pasien, banyak tes memberi indicator positif

a) Laju sedimentasi eritrosit meningkat, menunjukan inflamasi

b) Tes aglutinasi lateks menjukan kadar IgG atau IgM tinggi.

Makin tinggi titer makin tinggi penyakitnya

c) JDL menunjukan anemia hipokromik normositik

d) Analisis cairan senovial menjunjukan peningkatan jumlah

cairan synovial yang encer dan buram (normalnya kental dan

jernih ) kelebihan leukosit polimorfonukler dan penurunan

komplemen

6

Page 7: Kmb Kel 5 Askep Artitis

e) Sinar X terhadap sendi yang terlibat menunjukan bengkak

jaringan lunak, erosi kartilagoatrikuler, dan osteoporosis pada

penyakit akut. Pada penyakit kronis sinar X menujukan

penyempitan ruang sendi, subluksasio, ankilosis (Barbara

1999).

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan reaksi peradangan, kekakuan sendi

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi,

penurunan kekuatan otot

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan sendi

4. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot

5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan/pengingat,

kurang informasi tentang proses penyembuhan

6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas sendi

7

Page 8: Kmb Kel 5 Askep Artitis

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN DAN CRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1 Nyeri akut berhubungan dengan reaksi peradangan

NOC Pain Level Pain Control Control Level

Kriteria Hasil : Mampu mengontrol

Nyeri Melaporkan bahwa

nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri )

Menyatakan Rasa nyaman setelah nyeri berkurang

NICPain ManagementMandiri1. Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensifP : PreventiveQ : QualityR : RegioS : SkalaT : Timing

2. Catat lokasi dan intensitas (skala 0-10 )3. Atur posisi pasien senyaman Mungkin

pada waktu tidur atau duduk4. Pantau penggunaan bantal5. Dorong untuk mengubah posisi sesering

mungkin serta bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur

6. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat pada waktu sebelum dan setelah tidur.

7. Sediakan wash lap hangat untuk mengompres sendi-sendi.

8. Berikan masase yang lembut 9. Dorong penggunaan manajemen stress

misalnya relaksasi

Kolaborasi 10. Berikan obat sesuai petujuk

Asetilsalisilat

1. Dengan pengkajian PQRST Perawat dapat mengetahui Intervensi yang akan dilakukan.

2. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri

3. Tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi

4. Penggunaan bantal dapat menurunkan nyeri dapat mengurangi kerusakan pada sendi

5. Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi

6. Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan dipagi hari

7. Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot.

8. Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa control dan mungkin meningkatkan kemampuan koping

9. Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat

10. Bekerja sebagai anti inflamasi dan efek analgesic ringan dalam mengurangi kekauan dan meningkatkan mobilitas

8

Page 9: Kmb Kel 5 Askep Artitis

2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi, penurunan kekuatan otot

NOC : Joint movement :

Active Mobility level Selfcare : ADLs Transfer

performance

Kriteria Hasil : Klien meningkat dalam

aktifitas fisik Mengeri tujuan dari

peningkatan mobilitas Memverbalisasikan

perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah

Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi (walker)

NIC :Exercise therapy : ambulationMandiri 1. Evaluasi atau lanjutkan

pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi

2. Pertahankan tirah baring jika diperlukan

3. Atur jadwal istirahat pasien dan tidur malam hari yang tidak terganggu

4. Bantu aktivitas gerak aktif dan pasif pasien

5. Ubah posisi sesering mungkin.Demonstrasi atau bantu tekhnik pemindahan dan penggunaan alat mobilitas

6. Posisikan pasien nyaman dengan menggunakan bantal

7. Gunakan bantal kecil/tipis dibawah leher

8. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, berjalan

9. Berikan lingkungan yang aman, mis : menggunakan pegangan tangan pada bak mandi/pancuran dan toilet

10. Anjurkan pasien untuk latihan senam rematik

Kolaborasi11. Konsul dengan ahli terapi fisik

atau okupasi dan spesialis vocasional12. Berikan matras atau busa

pengubah tekanan13. Berikan obat-obatan sesuai

indikasi : agen anti rematik, mis : emas, Natrium tiomaleat (MYOCHRYSIN) atau Auranofin (Ridaura)

1. Tingkat aktifitas/latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi dari proses inflamasi

2. Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut

3. Seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.

4. Mempertahankan/meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.

5. Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi

6. Meningkatkan stabilitas jaringan (mengurangi resiko cedera dan mempertahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktur)

7. Mencegah fleksi leher

8. Memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas

9. Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh

10. Berguna dalam memformulasikan program latihan atau aktivitas yang berdasarkan kebutuhan individual dalam mengidentifikasi alat bantu mobilitas

11. Senam rematik 9

Page 10: Kmb Kel 5 Askep Artitis

14. Siapkan untuk intervensi bedah. Mis : atroplasti

dapat menjaga kesehatan12. Menurunkan

tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi resiko imobilitas atau terjadi decubitus

13. Krisoterapi (garam emas) dapat menghasilkan remisi dramatis atau terus menerus tetapi dapat mengakibatkan inflamasi bila pemakaian dihentikan

14. Perbaikan pada kelemahan feriartikuler dan subluksasi dapat meningkatkan stabilitas sendi

3 Defisit perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan sendi

NOC : Self care : Activity of

daily living (ADLs)

Kriteria Hasil : Melaksanakan aktifitas

perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual

Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri

Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri

NIC :Self Care assistane : ADLsMandiri1. Diskusikan tingkat fungsi umun (0-4)

sebelum timbul awitan/eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi

2. Pertahankan mobilitas, control terhadap nyeri dan program latihan

3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi/rencana untuk modifikasi lingkungan

Kolaborasi4. Konsul dengan ahli terapi okupasi5. Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum

pemulangan dengan evaluasi setelahnya6. Atur konsul dengan lembaga lainnya ,

miss pelayanan perawtan rumah

1. Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini.

2. Mendukung kemandirian fisik/emosional.

3. Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri

4. Berguna untuk menetukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual

5. Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat ketidakmampuan actual

6. Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan rumah

4 Risiko cedera berhubungan

NOC : Risk control

NIC :Environtman Management (Manajemen 1. Menghindari resiko terjatuh

10

Page 11: Kmb Kel 5 Askep Artitis

dengan hilangnya kekuatan otot Kriteria Hasil :

Klien terbebas dari cedera

Klien mampu menjelaskan metode untuk mencegah injury/cedera

Klien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan/perilaku personal

Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury

Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Mampu mengenali perubahan status status kesehatan

lingkungan)1. Gunakan sepatu yang menyokong,

hindarkan lantai yang licin, menggunakan pegangan dikamar mandi.

2. Memasang side rail tempat tidur3. Menempatkan saklar lampu ditempat yang

mudah dijangkau pasien4. Mengontrol lingkungan dari kebisingan5. Lakukan latihan ROM (bila

memungkinkan)6. Monitor atau observasi efek penggunaan

obat-obatan

2. Mengurangi resiko terjatuh dari tempat tidur

3. Agar mudah dijangkau pasien4. Lingkungan yang bising

menyebabkan ketidaknyamanan5. Untuk meningkatkan mobilitas dan

kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan fungsi semaksimal mungkin

6. Mencegah efek yang tidak di inginkan pada penggunaan obat-obatan 

5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang imformasi tentang proses penyembuhan

NOC : Knowledge :disease

process Knowledge : health

behavior

Kriteria Hasil : Pasien dan keluarga

menyatakan pemahaman tentang penyakit kondisi, proknosis dan program pengobatan

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yg dijelaskan

NIC :Teaching : disease process1. Diskusikan kebiasaan pasien dalam

penatalaksanaan proses sakit melalui diet, obat-obatan dan program diet seimbang latihan dan istirahat

2. Bantu dalam merencanakan jadawal aktiitas terintegrasi yg realistis, istirahat,perawatan pribadi dan manajemen stres

3. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmako terapeutik

4. Tekankan pentingnya membaca label prodk dan mengurangi penggunaan obat-obatan secara bebas tanpa persetujuan dokter

1. Tujuan kontrol penyakit utk menekan inflamasi sendiri atau jaringan lain serta mempertahankan fungsi sendi dan mencegah depormitas

2. Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis komplek

3. Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis

4. Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yg dapat meningkatkan efek samping yg berbahaya

5. Penurunan BB mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki dan telapak kaki

11

Page 12: Kmb Kel 5 Askep Artitis

secara benar Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan kembali apa yg dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

5. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan BB dan berikan imformasi penurunan BB sesuai kebutuhan

6. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yg spesifik

7. Jelaskan patofisiologi dari penyakit 8. Gambarkan tanda dan gejala yg biasa

muncul pada penyakit dengan cara yg tepat9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang

mungkin diperlukan untuk mencgah komplikasi dimasa yang akan dtang dan atau proses pengontrolan penyakit

10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

6. Pengetahuan yang baik akan berguna untuk proses penyembuhan

7. Agar pasien memahami penyebab timbulnya penyakit.

8. Agar pasien mengetahui cara mencegah dan mengatasinya.

9. Gaya hidup mempengaruhi timbulnya penyakit

10. Agar pasien dapat memilih tindakan pengobatan apa yg tepat untuk penyakitnya

6 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas sendi

NOC : Body image Self esteem

Kriteria hasil : Body image positif Mampu

mengidentifikasi kekuatan personal

Mendeskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh

Mempertahankan interaksi sosial

NIC :Body image enhancementMandiri1. Dorong pengungkapan mengenai masalah

tentang proses penyakit, harapan masa depan

2. Diskusikan arti dari kehilangan atau perubahan pada pasien atau orang terdekat

3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan

4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan

5. Perhatikan prilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan

6. Susun batasan pada prilaku maladaptive. Bantu pasien untuk mengidentifikasi prilaku positif yang dapat membantu koping

7. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas

8. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang

1. Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung

2. Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/konseling lebih lanjut

3. Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada pasien memandang dirinya sendiri

4. Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi

5. Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptif, membutuhkan intervensi lebih lanjut/dukungan psikologis

6. Membantu pasien untuk mempertahankan control diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga

12

Page 13: Kmb Kel 5 Askep Artitis

diperlukan9. Berikan bantuan positif bila perlu

Kolaborasi10. Rujuk pada konseling psikiatri, mis.

Perawat spesialis psikiatri, psikiatri/psikolog, pekerja social

11. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis. Anti ansietas dan obat-obatan peningkat alam perasaan

diri7. Meningkatkan perasaan

kompetensi/harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong partisipasi dalam terapi

8. Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri

9. Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan prilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri

10. Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/ketidakmampuan

11. Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih efektif

13

Page 14: Kmb Kel 5 Askep Artitis

E. Istilah-istilah

1. Proliferasi adalah fase sel saat mengalalami pengulangan siklus sel tanpa

hambatan.

2. Membran sinovial adalah membran yang melapisi sendi sinovial.

3. Degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan.

4. Rainaud adalah sebuah kondisi dimana pembuluh-pembuluh nadi terkecil

yang membawa darah ke ujung-ujung jari tangan atau kaki terhambat ketika

terpapar kondisi dingin atau sebuah gangguan emosional.

5. Kebas adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan rasa

(sensation).

14

Page 15: Kmb Kel 5 Askep Artitis

F. DAFTAR PUSTAKA

1. Engram, Barbara. 1999. “RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL-

BEDAH” Volume 2. Jakarta : EGC

2. Aru, dkk. 2009. “BUKU AJAR : ILMU PENYAKIT DALAM” Jilid II Edisi V.

Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

3. Doenges. 2002. “RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien” Edisi 3. Jakarta :

EGC

4. Smeltzer, Suzanne C. 2002. “BUKU AJAR : KEPERAWATAN MEDIKAL-

BEDAH” Vol 3 Edisi 8. Jakarta : EGC

5. Amin, Hardhi. 2013. “APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC NOC” Jilid 2. Jakarta :

Mediaction Publishing

6. Wilkinson, Judith M. 2012. “BUKU SAKU : DIAGNOSIS KEPERAWATAN”

Edisi 9. Jakarta EGC

15