klasifikasi tanah

25
By : Cut Suciatina By : Cut Suciatina Silvia Silvia Klasifika Klasifika si Tanah si Tanah

Upload: cutsilvia

Post on 10-Apr-2016

232 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

klasifikasi tanah

TRANSCRIPT

Page 1: Klasifikasi tanah

By : Cut Suciatina SilviaBy : Cut Suciatina Silvia

Klasifikasi Klasifikasi TanahTanah

Page 2: Klasifikasi tanah

Dalam banyak masalah teknis, pemilihan tanah ke dalam kelompok-kelompok atau sub kelompok yang menunjukkan sifat-sifat tanah akan snagat membantu. Pemilihan-pemilihan itu disebut dengan Klasifikasi Tanah.

Menurut Lambe, 1979, dalam penerapan klasifikasi tanah seorang sarjana teknik harus berhati-hati dikarenakan penyelesaian stabilitas tanah, dan kompresi/penurunan. Aliran air tanah yang didasarkan pada klasifikasi tersebut sering menimbulkan kesalaan yang berarti.

Sistem Klasifikasi Tanah

Page 3: Klasifikasi tanah

Untuk mendapatkan karakteristik tanah, biasanya menggunakan indeks tipe pengujian tanah yang sangat sederhana.

Karakteristik tersebut digunakan untuk menentukan lasifikasi tanah, biasanya didasarkan dari pengujian ukuran partikel tanah dan plastisitas.

Ada 2 sistem klasifikasi tanah yang biasa digunakan, yaitu:1. Klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials)2. Klasifikasi USCS (Unified Soil Classification System)

Page 4: Klasifikasi tanah

Tujuan:Menentukan kualitas tanah dalam perencanaan timbunan jalan, sub base dan sub grade.

Sistem ini membagi tanah ke dalam 7 kelompok utama yaitu A-1 Sampai dengan A-7. Tanah yang terklasifikasikan dalam kelompok A-1, A-2, dan A-3 merupakan tanah granuler yang memiliki partikel yang lolos saringan No. 200 kurang dari 35%. Tanah yang lolos saringan No. 200 lebih dari 35% diklasifikasikan dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7.

Klasifikasi AASHTO

Page 5: Klasifikasi tanah

Tanah-tanah dalam kelompok ini biasanya merupakan jenis tanah lanau dan lempung. Sistem klasifikasi menurut AASHTO didasarkan pada kriteria sebagai berikut ini :

1. Ukuran partikela. Kerikil : fraksi yang lolos saringan ukuran

75 mm (3 in) dan tertahan pada saringan No. 10.

b. Pasir : fraksi yang lolos saringan No. 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan No. 200 (0,075 mm).

c. Lanau dan lempung : fraksi yang lolos saringan No. 200.

Page 6: Klasifikasi tanah

2. Plastisitas Tanah berbutir halus digolongkan lanau bila memiliki indek plastisitas, PI ≤10, dan dikategorikan sebagai lempung bila mempunyai indek plastisitas, PI ≥11. Gambar 3.24 memberikan grafik plastisitas untuk klasifikasi tanah kelompok A-2, A-4, A-5, A-6, dan A-7.

Tabel sistem klasifikasi AASHTO dan

Page 7: Klasifikasi tanah

Kualitas tanah sebagai bahan tanah dasar jalan raya, dalam AASHTO, dinyatakan dengan Indek Kelompok (group index, GI) yang ditulis didalam tanda kurung setelah kelompok atau sub-kelompok tanah.

Indek kelompok ini diberikan dalam persamaan :

GI =(F200 – 35)(0,2 + 0,005) (LL –40))0,01(F200 – 15)(PI – 10)

GI = Indeks kelompok (group indeks)F = % butiran lolos saringan no 200 (diam 0,075 mm)LL = Batas CairPI = Indeks plastisitas

Page 8: Klasifikasi tanah

Dimana,F200 adalah persentase lolos saringan No. 200, LL dan PI adalah batas cair dan indek plastisitas.

Suku pertama dalam persamaan (20), (F200 - 35)[0,2 + 0,005(LL - 40)] merupakan bagian indek kelompok yang ditentukan dari batas cair.

Sedangkan, suku keduanya yaitu 0,01(F200 - 15)(PI -10) adalah bagian dari indek kelompok yang ditentukan dari indek plastisitas.

Page 9: Klasifikasi tanah
Page 10: Klasifikasi tanah

Jika nilai GI semakin tinggi, maka tanah semakin berkurang ketepatan penggunaannya.

Tanah granuler diklasifikasikan ke dalam A-1 sampai A-3. Tanah A-1 merupakan tanah granuler bergradasi baik, dan A-3 merupkan tanah berpasir bergradasi buruk.

Tanah A-2 termasuk tanah granuler (< 35% lolos saringan no 200), tapi masih mengandung lanau dan lempung.

Tanah berbutir halus diklasifikasikan dari A-4 sampai A-7, yaitu tanah lempung-lanau

Page 11: Klasifikasi tanah

Grafik Batas-batas Atterberg untuk sub kelompok A-4, A-5, A-6 dan A-7

Page 12: Klasifikasi tanah

Dari gambar di atas, garis A dari cassagrande digambarkan bersama-sama dengan garis U ang dinyatakan dengan persamaan:PI =0,9 (LL-8)

Garis U ini adalah garis batas atas dari hubungan LL dan PI untuk tanah-tanah di alam pada umumnya (Holtz dan Kovacs, 1981)

Page 13: Klasifikasi tanah

EX: Hasil analisis distribusi butiran dari suatu tanah anorganik ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:

Data tanah lainnya, LL=54%, PI 23%.Hitunglah nilai GI dan klasifikasikan tanah ke dalam kelompok!!!

Diameter butiran (mm)

% butiran lolos

2,0 (saringan no 10) 1000,075 (saringan no

200)75

0,05 650,005 330,002 18

Page 14: Klasifikasi tanah

Penyelesaian:dari data didapat

• F = 75%, karena > dari 35% lolos saringan 200 maka tergolog ke dalam jenis tanah lanau/lempung

• LL = 54%, kemungknan dikelompokkan ke dalam A5 (min 41%), A-7-5 atau A-7-6 (min 41%)

• PI = 23%, jika PI maksimum 10% tergolong ke dalam kelompok A-5, sehingga dengan nilai PI 23% kemungkinan termasuk ke dalam A-7-5 atau A-7-6

• Nilai GI: PL = LL-PI=54-23 =31

Nilai GI 19, dilihat pada tabel maka digolongkan ke dalam A-7-5 (maks 20)

n)(dibulatka 19

)1023)(1575(01,0)4054(005,02,0)3575(

GI

Page 15: Klasifikasi tanah

Dalam USCS, suatu tanah diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama yaitu:

1.Tanah berbutir kasar (coarse-grained soils) yang terdiri atas kerikil dan pasir yang mana kurang dari 50% tanah yang lolos saringan No. 200 (F200 <50).

Simbol kelompok diawali dengan G untuk kerikil (gravel) atau tanah berkerikil (gravelly soil) atau S untuk pasir (sand) atau tanah berpasir (sandy soil).

•  

Klasifikasi UNIFIED

Page 16: Klasifikasi tanah

2. Tanah berbutir halus (fine-grained soils) yang mana lebih dari 50% tanah lolos saringan No. 200 (F200 ≥ 50).

Simbol kelompok diawali dengan M untuk lanau anorganik (anorganic silt), atau C untuk lempung anorganik (anorganic clay), atau O untuk lanau dan lempung organik. Simbol Pt digunakan untuk gambut (peat), dan tanah dengan kandungan organik tinggi .Simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi adalah W untuk gradasi baik (well graded), P gradasi buruk (poorly graded), L plastisitas rendah (low plasticity) dan H plastisitas tinggi (high plasticity).

Page 17: Klasifikasi tanah
Page 18: Klasifikasi tanah
Page 19: Klasifikasi tanah

EX: Dari hasil engujian lab didapat nilai PL=16% dan ilai LL = 42%, sedangkan dalam analisis saringan didapat:

No saringan/diam (mm)

% butiran lolos

4 (4,75 mm) 10010 (2,0 mm) 93,240 (0,42 mm) 81

200 (0,0075 mm) 61,5

Page 20: Klasifikasi tanah

Penyelesaian:dari data didapat

• Karena % tase yang lolos saringan 200 sebesar 61,5 %, artinya >50%, maka harus digunakan tabel/grafik di atas, yang digunakan adalah kolom paling bawah yang berbuti halus. Karena nilai LL = 42% < 50%, maka termasuk ke dalam kelas CL atau ML.

• Kemudian hitung nilai PI = LL-PL = 42% - 16% = 26%. Nilai PI dan LL digambarkan ke diagram plastisitas, sehingga ditemukan letak titiknya di atas garis A, dimana menempati zona CL (tanah lempung anorganik berplastisitas rendah)

Page 21: Klasifikasi tanah

1. Tentukan apakah tanah berupa butiran halus/kasar secara visual atau dnegan cara menyaringnya pada saringan no 200.

2. Jika tanah berbutir kasar, maka:a. saring tanah tersebut dan gambarkan grafik distribusi butirannya.

b.tentukan % tase lolos saringan no 4. jika yang lolos butirannya <50%, maka klasifikasi tanah sebagai kerikil dan jika % tase lolos saringan no 4 >50% maka diklasifikasikan sebagai pasir 

Prosedur penentuan klasifikasi dengan Unified

Page 22: Klasifikasi tanah

c. tentukan jumlah butiran yang lolos saringan 200, jika % lolos <5%, maka harus pertimbangkan bentuk grafik distribusi butirannya dengan menghitung nilai Cu dan Cc.jika termasuk gradasi baik, maka klasifikasikan sebagai GW (untuk kerikil) atau SW (jika pasir).Jika gradasi buruk, maka klasifikasikan sebagai GP (jika kerikil) dan SP (jika pasir).Jika 5 tase butiran lolos saringan 200 antara 5-12%, maka tanah akan memiliki simbol dobel dan memiliki sifat keplastisan (GW-GM; SW-SM; dsb)

Page 23: Klasifikasi tanah

d. Jika % butiran lolos saingan 200 > 12%, maka harus dilakukan uji batas atterberg dengan menyingkirkan butiran tanah yang tertinggal dala saringan no 40, lalu tentukan diagram plastisitasnya dengan menentukan klasifikasi tanahnya (apakah GM, GC, SM, SC, GM-GC atau SM-SC)

3. Jika tanah berbutir halus, maka:a. uji batas atterbergnya dengan menyingkirkan butiran tanah yang tinggal di saringan 40. jika LL >50% maka klasifikasikan sebagai H (plastisitas tinggi) dan jika LL <50% maka klasifikasikan sebagai L (plastisitas rendah)

Page 24: Klasifikasi tanah

b. untuk H (plastisitas tinggi), jika plot batas-batas atterberg pada grafik plastisitasnya berada di bawah garis A, maka tentukan apakah tanah tersebut tergolong tanah organik (OH) atau anorganik (MH), namun jika plot di grafik garisnya berada di atas garis A, maka klasifikasikan sebagai CH (lempung tak organik).

c. Unyul L (plastisitas rendah), jika plot batas atterberg pada grafik plastisitas di bawah garis A dan area diarsir, maka tentukan klasifikasi tanah sebagai tanah organil (OL) atau anorganik (ML) berdasar warna, bau/perubahan LL dan PL dengan mengeringkannya ke dalam oven.

d. Jika plot batas-batas atterberg pada grafik plastisitas jatuh pada area yang diarsir, dekat dengan garis A atau nilai LL sekitar 50%, maka harus menggunakan simbol yang dobel

Page 25: Klasifikasi tanah

Terima Terima KasihKasih