kkn.unnes.ac.id · web view2017/10/11 · bab i. pendahuluan. analisis situasi. desa gondangsari...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Desa Gondangsari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Juwiring, Kabupaten Klaten. Desa Gondangsari berada di ketinggian +1300 meter
diatas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 290 C. Desa Gondangsari
memiliki batas-batas yang jelas dengan tetangga desa kanan dan kirinya. Sehingga
secara geografis desa ini dibatasi oleh beberapa desa, seperti: Sebelah Utara:
Serenan, Sebelah Selatan: Karangdowo, Sebelah Barat: Ketitang, dan Sebelah
Timur: Sukoharjo.
Secara administratif, Desa ini memiliki luas mencapai 215.095 Ha.
Dengan peruntukan sebagai berikut ini. Luas jalan: 13 Ha, Sawah dan Ladang:
115 Ha, Tanah kering: 61.876 Ha, Tanah Bengkok: 116.205 Ha, dan Pemakaman:
7 Ha. Dengan cakupan luas tersebut, desa Gondangsari dibagi dalam sembilan (9)
Rukun Warga (RW), dan dalam 24 Rukun Tetangga (RT).
Desa Gondangsari merupakan salah satu desa yang memiliki
pemerintahan sendiri. Maka desa ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang
dibantu oleh beberapa unsur pemerintahan kelurahan meliputi Sekretaris Desa
(Sekdes), Kepala Urusan (Kaur) Pemerintahan, Pembangunan, Pemberdayaan
Masyarakat, Kesejahteraan Rakyat, Umum, dan Keuangan..
Pelaksanaan pemerintahan desa didukung oleh prasarana pemerintah
desa/kelurahan berupa (1) balai desa, (2) kantor desa, dan sarana prasarana lain
milik pemerintah.
Jumlah penduduk Desa Gondangsari, sebagaimana tercatat dalam data
monografi desa pada tahun 2016, terdiri dari:
1. Jumlah Kepala Keluarga : 1368 KK
2. Jumlah Laki-Laki : 2230 jiwa
3. Jumlah Perempuan : 2212 jiwa
1
2
1.2 Kondisi Persoalan
1.2.1 Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting untuk
meningkatkan dan memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan digunakan sebagai investasi jangka panjang yang digunakan
sebagai bekal untuk kehidupan yang dimasa depan.
Pendidikan yang dimulai sejak dini ini umumnya berupa sekolah,
mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan umum di Desa
Gondangsari hanya memiliki sekolah yaitu TK sebanyak 2 buah dan
SD/MI sebanyak 2 buah, sedangkan TPA tersebar di dusun – dusun.
Terdapat beberapa permasalahan pendidikan umum yang ada di
Desa Gondangsari, diantaranya adalah belum terdapat sekolah bimbel
(bimbingan belajar) atau pembelajaran secara berkelompok. Rendahnya
kesadaran anak untuk belajar serta ditambah dengan tenaga pendidik yang
masih minim membuat anak malas untuk belajar. Maka dari itu dibutuhkan
gerakan belajar bersama atau yang biasa disebut dengan bimbel supaya
meningkatkan kecakapan anak dalam menyongsong kehidupan dimasa
depan. Selain itu juga diperlukan dorongan atau motivasi dari orangtua
sehingga membuat anak semakin bersemangat untuk belajar bersama.
Dengan adanya bimbel, anak-anak di Desa Gondangsari akan lebih
memiliki banyak waktu untuk belajar mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan, serta melakukan evaluasi dari pembelajaran yang telah
didapat di sekolah. Sehingga mereka dapat memahami pelajaran yang
didapat di sekolah dengan lebih baik.
Era modern yang terjadi saat ini membuat anak-anak lebih tertarik
untuk bermain gadget daripada bermain bersama teman-temannya.
Sehingga seiring berkembangnya jaman hal ini akan semakin melunturkan
budaya yang ada disekitar lingkungan. Pendidikan terkait budaya seperti
permainan tradisional dan lagu-lagu tradisional maupun nasional perlahan
mulai dilupakan. Oleh karena itu, selain pendidikan akademis, pendidikan
budaya pun perlu diajarkan kepada anak-anak sebagai bentuk pelestarian
3
budaya yang ada. Hal ini dapat kita pelajari bersama saat bimbel, jadi
anak-anak tidak hanya fokus belajar akademik tapi juga belajar budaya dan
kesenian yang dimiliki oleh bangsa kita.
Selain permasalahan pada pendidikan umum, perlu ditingkatkan
juga pada pendidikan agama dan penerapan pendidikan karakter sejak dini.
Desa Gondangsari sendiri mayoritas pendudukannya adalah beragama
islam. Meskipun sudah terdapat TPA (Taman Pendidikan Anak) pada
masing-masing dusun, namun masih perlu peningkatan mutu dan kualitas
belajar anak baik dari segi media pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran maupun model/metode belajar yang digunakan tenaga
pendidik, supaya anak-anak yang belajar menjadi lebih aktif serta kreatif
dalam mengikuti pelajaran agama ataupun pendidikan karakter yang
diterapkan.
1.2.2 Bidang Ekonomi
Desa Gondangsari memiliki latar belakang ekonomi yang
mayoritas swasta yaitu pengrajin kayu (mebel). Ini merupakan sumber
daya sekaligus menjadi potensi yang dimiliki oleh desa ini. Berdasarkan
data monografi desa, diperoleh keterangan mengenai pekerjaan warga
masyarakat Desa Gondangsari sebagai berikut ini:
Karyawan PNS 44 Orang
ABRI 5 Orang
Swasta 299 Orang
Wiraswasta/pedagang 104 Orang
Tani 122 Orang
Pertukangan 45 Orang
Buruh tani 201 Orang
Pensiunan 27 Orang
Jasa 254 Orang
Sumber: Data Desa Gondangsari 2016
4
Berdasarkan data diatas dapat diketahui masyarakat desa
Gondangsari bekerja di bidang swasta yakni pada kerajian kayu(mebel).
Namun sisa serbuk kayu masih jarang dimanfaatkan untuk dapat bernilai
ekonomi. Sisa serbuk kayu dapat digunakan sebagai kerajinan. Yang
nantinya dapat menghasilkan produk baru dan dijual sebagai khas desa
Gondangsari.
Pengoptimalan produk kerajinan baik mebel maupun sisa serbuk
kayu diperlukan Packaging agar tampilan semenarik mungkin supaya
semua kalangan tertarik untuk membeli. Adapun pelatihan Branding
supaya ciri khas dari desa Gondangsari dapat bersaing dengan desa
lainnya, dan pelatihan marketing dapat memperkuat market keranah
nasional atau bahkan sampai ketingkat internasional. Sebagai penunjang
pelatihan marketing kelompok kami melakukan pengembangan website
untuk desa Gondangsari sebagai pusat informasi desa secara online.
Selain melalui mebel warga disini juga ada yang bekerja menjadi
buruh di perusahaan konveksi. Di sekitar wilayah Desa Gondangsari
terdapat beberapa perusahaan konveksi sehingga banyak menghasilkan
limbah kain perca. Limbah kain perca tersebut tidak dimanfaatkan,
biasanya hanya dibuang atau dibakar. Padahal limbah kain perca tersebut
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang dapat dijual.
Sehingga perlu diadakan pelatihan pembuatan kerajinan dari kain perca
guna menambah pengetahuan yang nantinya dapat menambah penghasilan.
Selanjutnya kelebihan desa ini adalah memiliki sumber air yang cukup
melimpah namun belum dapat termanfaatkan dengan baik yang nantinya
dapat menambah pendapatan. Salah satunya adalah dengan menanam
sayuran menggunakan metode hidroponik.
Banyaknya sampah yang ada disekitar desa dapat dimanfaatkan
untuk menambah perekonomian dengan pembuatan kerajinan dari limbah
plastik. Setelah berbagai produk dapat dihasilkan, perlu pula pelatihan
penentuan harga pokok produk supaya mereka tidak menjual dengan harga
yang terlalu murah atau terlalu mahal.
5
1.2.3 Bidang Kesehatan
Kesehatan merupakan aspek yang penting untuk menjalankan
aktivitas. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari jiwa dan raga. Seperti
kata pepatah bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Adanya program-program terkait kesehatan dari pemerintah setempat
sangat diperlukan guna menunjang produktifitas warga untuk mencukupi
kebutuhannya. Tentunya setiap daerah masing-masing sudah memiliki
program untuk warganya, namun mayoritas warga masih
mengesampingkan hal tersebut. Kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan masih kurang.
Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya anak-anak
merupakan salah satu permasalahan yang ada di Desa Gondangsari.
Kesadaran sejak dini ini penting karena ketika mereka sejak dini mampu
merawat dan menjaga hidup sehat maka hal itu akan menjadi suatu
kebiasaan yang baik untuk kedepannya. Kurangnya kesadaran anak-anak
untuk hidup bersih dan sehat biasanya dengan makan jajan sembarangan
tanpa mengetahui efek baik dan buruk untuk kesehatan. Selain itu
ditambah kurangnya pengetahuan mengenai menggosok gigi dan cuci
tangan yang baik dan benar. Hal ini akan menimbulkan penyakit.
Sehingga perlu diadakan sosialisasi budaya hidup sehat kepada anak-anak
dan bekerja sama dengan SD di Desa Gondangsari.
Selain sosialisasi kesehatan pada anak-anak, diperlukan sosialisasi
kesehatan pada remaja dan dewasa. Sosialisasi tersebut dapat berupa
sosialisasi mengenai bahaya narkoba dan pergaulan bebas, sosialisasi
penyakit seperti penyakit kanker dan ISPA. Dengan adanya sosialisasi
kesehatan ini harapannya supaya semua warga masyarakat Desa
Gondangsari bisa menghargai tubuhnya dengan menjaga hidup sehat.
6
Selain itu upaya lain dalam meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan warga adalah dengan senam bersama seluruh warga Desa
Gondangsari baik anak-anak, dewasa ataupun lansia yang supaya dapat
hidup sehat jasmani dan rohani. Disisi lain, juga perlu meningkatkan
kesadaran akan kebiasaan sehat seperti membuang sampah pada
tempatnya untuk diterapkan kepada masyarakat agar terhindar dari
penyakit akibat pencemaran sampah.
1.2.4 Bidang Lingkungan dan Infrastruktur
Masalah lingkungan sekaligus menjadi masalah kesehatan. Desa
yang baik akan selalu merawat lingkungannya salah satunya adalah
dengan bersih desa. Lingkungan yang bersih dan sehat tentunya menjadi
harapan semua warga, sehingga dalam mewujudkannya diperlukan
kerjasama yang baik antara warga dengan pemerintah setempat. Selain
menjaga kebersihan juga diperlukan lingkungan yang sehat dan asri.
Ketersediaan pohon yang cukup merpakan hal yang sangat penting dalam
mewujudkan lingkungan yang sehat dan asri. oleh karena itu, tim KKN
mengusulkan program penanaman pohon.
Berkaitan dengan hal tersebut tim KKN kami juga mengusulkan
program perbaikan infrastruktur Desa Gondangsari yang diwujudkan ke
dalam penyediaan fasilitas berupa fasilitas plangisasi petunjuk tempat.
Harapannya ketika ada warga luar berkunjung ke desa Gondangsari
mereka tidak kebingungan menemukan tempat yang dituju.
BAB II
SOLUSI DAN LUARAN
Tim KKN tematik memberikan solusi terhadap permasalah yang ada
pada desa Gondangsari dari beberapa bidang beserta target luaran. Berikut ini
perincian program per bidang:
2.1 Solusi yang ditawarkan
2.1.1 Bidang Pendidikan
2.1.1.1 Posko Belajar Asik (Gondangsari’s Study Club)
7
Berdasarkan permasalahan pendidikan yang ada di desa
Gondangsari tersebut, untuk meningkatkan kualitas akademik baik
formal maupun nonformal kami mengusulkan program kerja Posko
Belajar. Yakni terdiri dari bimbingan belajar merupakan kegiatan
belajar mengajar yang ditujukan untuk siswa SD sederajat/TK
sederajat. Bimbingan tersebut dilakukan untuk mengajarkan materi
pelajaran di sekolah yang belum dipahami sehingga lebih
memudahkan dalam memahaminya. Selain belajar akademik juga
diajari terkait budaya seni seperti permainan dan lagu nasional
maupun tradisional. Pengenalan budaya nusantara untuk memupuk
rasa nasionalisme anak-anak. Pembelajaran dilakukan di posko setiap
hari senin sampai jumat dimulai pada minggu pertama pukul 18.30
WIB.
1) Analisis Situasi
Desa Gondangsari memiliki penduduk usia belajar yang cukup
tinggi yaitu 581 jiwa. Untuk mengembangkan kemampuan
akademik penduduk usia belajar dan mengisi waktu luang dengan
mengasah keterampilan yang dimiliki penduduk usia pelajar
dengan kegiatan yang positif maka diperlukan program Posko
Belajar yang berisi kegiatan seperti bimbingan belajar dan
pengenalan budaya.
2) Tujuan
a. Membantu siswa-siswi dalam memahami mata pelajaraan yang
masih dirasa sulit saat disekolah.
b. Mengembangkan kemampuan akademik dan kemampuan non
akademik penduduk usia belajar. Selain itu untuk membekali
penduduk usia belajar dengan kemampuan diluar kemampuan
akademik.
c. Menumbuhkan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Mengasah kemampuan motorik anak
8
3) Sasaran: anak-anak di Dukuh Gondanglegi Desa Gondangsari.
4) Langkah-Langkah pelaksanaan program:
a. Koordinasi dengan tim KKN Desa Gondangsari
b. Penentuan tempat dan waktu pelaksanaan
c. Penyiapan sarana dan prasarana pendukung
d. Kegiatan Belajar serta pengenalan budaya dan seni.
5) Indikator Keberhasilan: Anak-anak sudah bisa memahami materi
pelajaran dan bisa menyelesaikan soal sendiri dan lebih mengenal
budaya sehingga anak mengerti dan melestarikannya.
2.1.1.2. TATAQU (Taman Tahfidz Al Qur’an)
TATAQU (Taman Tahfidz Al Qur’an) adalah salah satu
program kerja yang ditujukan anak-anak Dukuh Gondanglegi Desa
Gondangsari. Secara teknis pelaksaan TATAQU bergabung dengan
TPQ yang sudah ada di Dukuh Gondanglegi Desa Gondangsari.
Mahasiswa KKN bertugas menjadi tenaga pengajar tambahan.
1. Analisis Situasi
a) Sebagian besar masyarakat Desa Gondangsari menganut Agama
Islam.
b) Desa Gondangsari banyak terdapat TPQ, namun masih
kekurangan tenaga pengajar.
2. Tujuan
a) Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan agama khususnya
baca tulis Al-Quran bagi anak-anak di Dukuh Gondanglegi Desa
Gondangsari.
b) Menjadikan kaderisasi Qurani secara menyeluruh di Desa
Gondangsari.
3. Sasaran: Anak-anak Dukuh Gondanglegi Desa Gondangsari
4. Langkah-Langkah pelaksanaan program :
a) Koordinasi dengan Pengajar TPQ
b) Penentuan waktu
9
c) Persiapan materi dan bahan
d) Pelaksanaan kegiatan belajar agama di TPQ
5. Indikator Keberhasilan: Anak-anak mampu menerapkan ilmu
pendidikan agama secara baik dalam kehidupan sehari-hari dan
tidak hanya mampu membaca serta menulis Al-Qur’an dengan
baik, tetapi juga mampu menghafal bacaan sholat, surat-surat
pendek, doa sehari-hari.
2.1.2 Bidang Ekonomi
2.1.2.1 Kerajinan (Serbuk Kayu)
Program ini ditujukan untuk ibu-ibu PKK. Sebagai kegiatan
harian yang membuat ibu-ibu PKK memiliki kreativitas dengan
memanfaatkan serbuk kayu yang sudah tidak terpakai. Diharapkan
juga dapat menambah penghasilan apabila kegiatan ini dapat
berkelanjutan.
1. Analisis situasi:
Banyaknya serbuk kayu yang dijual tanpa adanya inovasi untuk
dijadikan kerajinan yang lebih bernilai jual tinggi dibanding dijual
secara mentah.
2. Tujuan:
Untuk memanfaatkan serbuk kayu yang tidak terpakai untuk
dijadikan kerajinan yang berdaya jual tinggi di pasaran.
3. Sasaran: Ibu-ibu PKK desa Gondangsari
4. Langkah-Langkah pelaksanaan program:
a) Permintaan ijin kepada Kepala desa dan ketua PKK
b) Penentuan tempat dan waktu
c) Perkenalan tim KKN kepada ibu-ibu PKK
d) Pelaksanaan pelatihan dengan demo dari tim KKN
e) Dilaksanakan satu kali pertemuan dan evaluasi berkelanjutan
selama KKN berlangsung.
10
f) Adanya keberlanjutan dari kegiatan dengan adanya pelatihan
berkelanjutan.
5. Indikator Keberhasilan:
Ibu-ibu PKK dan para pemuda –pemudi memiliki kreativitas dalam
mengelola limbah kayu dalam bentuk kerajinan dari serbuk kayu
dan diharapkan dapat menambah penghasilan
2.1.2.2 Pelatihan kerajinan Seko Kain perCa (SeKaCa)
Program ini ditujukan untuk ibu-ibu PKK dan remaja putri.
Dalam rangka memberdayakan kain-kain perca bekas atau sisa bahan
jahitan untuk dijadikan kerajinan. Diharapkan juga dapat menambah
penghasilan apabila kegiatan ini dapat berkelanjutan.
1) Analisis situasi:
Tim KKN memberikan solusi kepada ibu-ibu PKK dengan adanya
kegiatan pelatihan kerajian dari kain perca, diharapkan
berkelanjutan bagi ibu-ibu PKK di desa Gondangsari
2) Tujuan:
Memberikan solusi program baru bagi ibu-ibu PKK agar memiliki
program yang dapat memberikan inovasi bagi desa Gondangsari.
3) Sasaran: Ibu-ibu PKK dan remaja putri
4) Langkah-Langkah pelaksanaan program:
a) Permintaan ijin kepada Kepala desa dan ketua PKK
b) Penentuan tempat dan waktu
c) Perkenalan tim KKN kepada ibu-ibu PKK dan remaja putri
d) Pelaksanaan pelatihan dengan demo dari tim KKN
e) Dilaksanakan satu kali pertemuan dan evaluasi berkelanjutan
selama KKN berlangsung.
f) Adanya keberlanjutan dari kegiatan dengan adanya pelatihan
berkelanjutan
5) Indikator Keberhasilan:
Ibu-ibu PKK dan remaja putri dapat membuat kerajinan yang
dapat menambah penghasilan tambahan.
11
2.1.2.3 Pelatihan PBM ( Packaging, Branding, Marketing)
Packaging merupakan ujung tombak suatu penjualan.
Packaging berfungsi sebagai wadah atau bungkus untuk melindungi
produk serta memudahkan dalam membawa. Namun selain itu,
packaging mampu menumbuhkan ketertarikan konsumen untuk
membeli. Sedangkan Branding merupakan suatu merk dari suatu
produk yang bisa membedakan dengan produk yang sejenis maupun
tidak. Untuk melengkapi kedua hal tersebut dibutuhkan Marketing
yang merupakan pemasaran dari suatu produk agar konsumen bisa
dengan mudah memperoleh atau menjangkau produk yang kita
tawarkan.
1) Analisis Situasi:
Beberapa kendala yang dihadapi oleh pelaku bisnis khususnya
home industry adalah kemasan yang menarik, perbedaan dengan
produk yang lain, dan pemasaran dari produk itu sendiri. Banyak
produk yang tidak laku dijual ataupun tidak mampu untuk bersaing
karena belum memperhatikan kemasan produknya. Akibatnya
sejumlah produk yang sebenarnya memiliki nilai jual yang
tinggi/bermutu menjadi tidak laku dipasaran. Banyak penyebab
yang melatar belakangi hal tersebut, seperti kurangnya pengetahuan
mengenai bagaimana cara membuat kemasan yang menarik untuk
produknya, selain itu sulit meyakinkan pelaku bisnis bahwa
kemasan yang baik dan kreatif bisa meningkatkan keuntungan, dan
pemasaran yang kurang.
2) Tujuan:
a) Dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya PBM
b) Dapat meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan oleh
warga, baik yang sudah berjalan maupun produk-produk dari
hasil pelatihan pelatihan kelompok KKN Tematik desa
Gondangsari.
c) Dapat langsung diterapkan untuk setiap hasil produk.
12
d) Peserta dapat memahami peran PBM dalam suatu produk.
3. Sasaran: Warga desa Gondang Sari.
4. Langkah-langkah:
a) Melakukan koordinasi dengan desa.
b) Penentuan waktu dan tempat.
c) Menyiapkan sarana prasarana.
d) Pelaksanaan kegiataan PBM.
5. Indikator Keberhasilan:
a) Masyarakat paham dengan materi yang dipaparkan, yaitu
mengenai materi PBM.
b) Penerapan langsung materi PBM terhadap produk yang sudah
dihasilkan.
c) Menghasilkan berbagai produk olahan yang selanjutnya produk
tersebut memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
d) Pemasaran yang lebih intensif.
2.1.2.4 Sosialisasi Tanaman Sayur Dengan Metode Hidroponik
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan
air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada nutrisi
tanaman.
1. Analisis Situasi:
Ketersediaan air desa Gondangsari cukup melimpah. Namun,
hingga saat ini belum termanfaatkan dengan maksimal. Sehingga
perlu sosialisasi yang dapat memanfaatkan air dengan baik. Salah
satunya yaitu dengan metode hidroponik.
2. Tujuan:
a) Memanfaatkan ketersediaan air yang melimpah di desa
Gondangsari.
b) Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang alternatif
penanaman sayuran dengan metode hidroponik.
c) Dapat menghasilkan sayuran sendiri dipekarangan rumah.
3. Sasaran: Warga desa Gondangsari.
13
4. Langkah-langkah:
a) Melakukan koordinasi dengan warga.
b) Penentuan tempat dan waktu.
c) Melakukan persiapan sarana dan prasarana.
d) Menghubungi warga.
e) Pelaksanaan kegiatan sosialisasi.
5. Indikator Keberhasilan:
a) Masyarakat dapat mempraktikkan menanam tanaman dengan
metode hidroponik.
b) Masyarakat memanfaatkan air yang melimpah di desa
Gondangsari.
2.1.2.5 Kerajinan dari Limbah plastik
Limbah sampah dibagi menjadi dua macam yaitu sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik biasa dimanfaatkan
untuk kompos, namun masih sedikit yang bisa memanfaatkan limbah
sampah anorganik. Limbah sampah anorganik seringkali menjadi
permasalahan lingkungan karena sulit untuk diuraikan maka
mencemarkan lingkungan. Jadi perlu adanya pemanfaatan untuk
limbah sampah anorganik untuk mengurangi dampak pencemaran
ligkungan tersebut, selain itu pemanfaatan sampah anorganik menjadi
kerajinan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
1. Analisis Situasi
Pemanfaatan sampah anorganik masih jarang ditemukan disebagian
wilayah kebanyakan masyarakat hanya memanfaatkan limbah
sampah organik yang dapat mereka manfaatkan untuk pupus
kompos, padahal dewasa ini telah banyak kerajinan yang dapat
dibuat dari pemanfaatan limbah sampah anorganik. Contohnya saja
seperti pembuatan kerajinan dari botol, dari plastik, dari sedotan,
Koran, dan lain sebagainya. Maka dari itu dengan sedikit
ketelatenan dan kreatifitas masyarakat pun dapat memanfaatkan
14
limbah sampah anorganik menjadi barang baru yang memiliki daya
nilai jual.
2. Tujuan
Tujuan dari program ini yaitu dapat memanfaatkan limbah sampah
anorganik menjadi barang baru yang memiliki manfaat dan berguna
serta memiliki nilai ekonomis yang bisa meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
3. Sasaran
Sasaran dari program ini yaitu para ibu-ibu di desa Gondangsari,
Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, terutama ibu-ibu rumah
tangga yang memiliki lebih banyak waktu luang yang dapat
dimanfaatkan untuk membuat sesuatu yang bersifat positif seperti
membuat kerajinan dari limbah sampah anorganik.
4. Langkah-Langkah
a) Koordinasi dengan warga desa khususnya ibu-ibu PKK
b) Menentukan waktu dan tempat
c) Menyiapkan seluruh bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk
pembuatan kerajinan
5. Indikator Keberhasilan
Adanya perubahan sikap antara sebelum dan sesudah diadakannya
pelatihan pemanfaataan limbah sampah anorganik, ada peningkatan
keterampilan sesudah diadakannya pelatihan, dan masyarakat
memiliki minat lebih besar untuk mengembangkan kerajinan
menjadi berbagai macam produk yang bermanfaat dan memiliki
nilai ekonomis.
2.1.2.6 Pelatihan Penentuan Harga Pokok Produksi
15
Penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat
vital dalam dunia bisnis. Perhitungan harga pokok produksi yang tidak
tepat akan menghasilkan penentuan harga jual yang tidak tepat juga.
Dalam perhitungan harga pokok produksi berisi informasi mengenai
beban-beban produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah
produk. Informasi tersebut sangat dibutuhkan dalam menentukan
harga jual yang tepat. Penentuan harga yang tepat dapat membantu
perusahaan untuk bersaing di pasar. Oleh karena itu pelatihan
penentuan harga pokok perlu dilakukan.
1. Analisis situasi
Para pengusaha, khususnya pengrajin kayu, yang ada disana dalam
menentukan harga pokok produksi masih menggunakan estimasi
dari pengusahanya masing-masing.
2. Tujuan:
a) Membuat para pengusaha menjadi paham terhadap cara
penentuan harga pokok yang benar.
b) Mampu meningkatkan daya saing pengrajin kayu di desa
Gondangsari pada pasar local maupun nasional
3. Sasaran: Para pengrajin kayu di desa Gondangsari
4. Langkah-langkah:
a) Koordinasi dengan pengusaha pengrajin kayu
b) Survey penentuan harga pada produk pengrajin kayu di desa
Gondangsari
c) Pelatihan perhitungan harga pokok produksi
d) Evaluasi proses penentuan harga pokok produksi
5. Indikator keberhasilan:
Para pengrajin kayu yang ada di desa Gondangsari mampu
melakukan perhitungn terhadap harga pokok produksi secara
benar sehingga dapat meningkatka daya saing mereka baik pada
pasar local maupun nasional.
16
2.1.3 Bidang Kesehatan
2.1.3.1 (CuTaGos) Cuci Tangan dan Gosok Gigi
Program ini ditujukan untuk siswa SD kelas 1, 2 dan 3.
Sebagai upaya pengenalan dan praktek yang baik dan benar. Juga
ditambah dengan sosialisasi tentang kesehatan bagi anak. Untuk
kelancaran kegiatan ini, panitia meminta siswa SD membawa cangkir
plastik dan sikat gigi. Panitia menyediakan pasta gigi dan sabun cair
yang digunakan untuk menggosok gigi dan mencuci tangan.
1. Analisis situasi:
Banyak anak-anak yang kurang mengerti tata cara cuci tangan dan
gosok gigi yang benar.
2. Tujuan:
Untuk menanamkan budaya sehat sejak dini terhadap anak dengan
memulai kesehatan dari diri sendiri yakni dengan menggosok gigi
dan mencuci tangan dengan bersih.
3. Sasaran: SD 1 dan 2 Gondangsari
4. Langkah-Langkah pelaksanaan program:
a) Koordinasi dengan Guru SD dan petugas masyarakat sekitar
tempat KKN
b) Penentuan tempat dan waktu
c) Praktek cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar.
5. Indikator Keberhasilan:
Anak-anak menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan
kebersihan sejak dini agar terhindar dari penyakit.
2.1.3.2 Sosialisasi Kesehatan (Si Ketan)
Kegiatan ini merupakan sebuah program sosialisasi kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat desa Gondangsari.
Selain itu, program ini juga merupakan program perkenalan antara
pelaksana dengan masyarakat. Tujuannya, agar terjalin hubungan
yang lebih akrab diantara keduanya. Pelaksanaan program ini akan
17
melibatkan masyarakat yang bersangkutan secara langsung.
Sosialisasi kesehatan ini terbagi menjadi beberapa program yang
menjadi masalah utama desa Gondangsari. Adapun beberapa
sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut:
A. Sosialisasi Kesehatan Remaja
1. Analisi Situasi
Di Puskesmas Pembantu (Pustu) belum ada program untuk para
remaja, padahal permasalahan remaja sangat kompleks, dan para
remaja membutuhkan edukasi tentang kesehatan.
2. Tujuan:
Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
sehingga para remaja dapat melakukan upaya pencegahan secara
dini, menjaga diri dan kesehatan.
3. Sasaran: Seluruh remaja Desa Gondangsari.
4. Langkah-Langkah pelaksanaan program:
a) Koordinasi dengan remaja Desa Gondangsari
b) Penentuan tempat dan waktu
c) Penyiapan sarana dan prasarana
d) Menghubungi remaja
e) Kegiatan sosialisasi kesehatan
5. Indikator Keberhasilan:
a) Remaja Desa Gondangsari dapat meningkat pengetahuannya
tentang kesehatan sehingga mereka dapat melakukan
pencegahan dari penyakit sejak dini.
b) Terciptanya remaja yang peduli akan kesehatan.
B. Sosialisasi Penggunaan APD Pengrajin Mebel
1. Analisis Situasi
Di desa Gondangsari banyak warga yang menderita ISPA salah
satu penyebabnya yaitu masayarakat belum sadar mengenai
pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri ketika bekerja
menangani permebelan sehingga perlu dilakukan sosialisasi
18
pentingnya menggunakan APD / masker ketika bekerja mengrajin
mebel.
2. Tujuan: Dapat untuk mencegah dan mengurangi penyakit
pernafasan
3. Sasaran: Seluruh warga Desa Gondangsari.
4. Langkah-Langkah pelaksanaan program:
a) Koordinasi dengan warga Desa Gondangsari
b) Penentuan tempat dan waktu
c) Penyiapan sarana dan prasarana
d) Menghubungi warga
e) Kegiatan sosialisasi kesehatan
5. Indikator Keberhasilan:
a) Warga Desa Gondangsari dapat meningkat pengetahuannya
tentang kesehatan sehingga mereka dapat melakukan
pencegahan dari penyakit sejak dini.
b) Terciptanya warga yang peduli dan sadar tentang kesehatan
sehingga mereka mau menggunakan Alat Pelindung Diri ketika
bekerja.
2.1.3.3 Senam ASOY
Senam Asik Sehat Oke Yes ini merupakan program dalam
bidang kesehatan yang bertujuan untuk mengajak masyarakat sekitar
untuk hidup sehat dengan rutin berolahraga, salah satunya dengan
melakukan senam. Senam adalah olahraga yang bersifat sederhana
dan mudah dilakukan namun sangat bermanfaat bagi kebugaran tubuh.
Jadi masyarakat dapat tetap dapat hidup sehat tanpa harus melakukan
olahraga yang berat.
1. Analisis Situasi:
Kebanyakan masyarakat kurang memperhatikan kesehatan tubuh
mereka, dan malas untuk berolahraga. Melihat hal tersebut maka
dirancang program Senam ASOY ini untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan badan.
19
Karena dengan badan yang sehat semua orang akan melakukan
segala aktivitas dengan lebih optimal.
2. Tujuan:
Tujuan dari adanya program senam ASOY ini adalah untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
kesehatan tubuh, dan membiasakan untuk rutin melakukan
olahraga. Karena olahraga bisa dilakukan dengan cara yang
sederhana dan tidak mahal.
3. Sasaran: seluruh warga yang ada di Desa Gondangsari.
4. Langkah-langkah:
a) Melakukan koordinasi dengan Desa Gondangsari
b) Penentuan tempat dan waktu
c) Menyiapkan sarana dan prasarana
d) Kegiatan senam ASOY
5. Indikator Keberhasilan:
Program ini dikatakan berhasil apabila ada perubahan perilaku dari
masyarakat sebelum diadakannya program dan sesudah
diadakannya program. Apabila setelah diadakannya program
masyarakat menjadi lebih memperhatikan kesehatan dan kebugaran
tubuh mereka serta menjadi rutin melakukan olahraga maka dapat
dikatakan bahwa program ini berperan dalam mengubah gaya
hidup masyarakat menjadi lebih baik.
2.1.4 Bidang Infrastruktur dan Lingkungan
2.1.4.1 Plangisasi Petunjuk Tempat
Plangisasi merupakan program yang berbentuk seperti
membuat petunjuk jalan untuk desa tersebut. Plangisasi merupakan
program kegiatan yang dilakukan dengan membuat petunjuk jalan
untuk kelurahan tersebut. Petunjuk jalan dilakukan bergotong royong
dengan masyarakat untuk membuat plang / petunjuk jalan di Desa
Gondangsari. Dengan adanya plang maka akan lebih memudahkan
20
dan memperjelas bagi warga luar Desa Gondangsari warga luar desa
yang mencari lokasi RW di Desa Gondangsari.
1. Analisis Situasi:
Belum tersedianya plang yang menunjukkan letak dusun di Desa
Gondangsari, sehingga menyulitkan warga luar desa atau warga
pendatang yang ingin menuju dusun di Desa Gondangsari.
2. Tujuan:
Memberikan kemudahan kepada warga Desa Gondangsari
maupun diluar itu dalam menemukan lokasi tujuan
3. Sasaran: Warga Desa Gondangsari
4. Langkah-langkah:
a) Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
b) Penentuan waktu dan tempat
c) Penyiapan sarana prasarana
d) Melaksanakan program plangisasi petunjuk tempat
5. Indikator Keberhasilan: Terealisasinya petunjuk jalan pada setiap
titik dan persimpangan di daerah tersebut.
2.1.4.2 Bersih desa
Kebersihan desa merupakan tanggung jawab semua warga
desa. Desa yang bersih akan membuat warga menjadi nyaman dalam
menjalankan aktivitas. Kesadaran masyarakat akan pentingnya
lingkungan yang bersih merupakan hal yang sangat penting untuk
ditingkatkan. Selain itu kegiatan bersih desa yang dilakukan secara
gotong royong juga dapat meningkatkan kebersamaan di masyarakat.
1. Analisis Situasi: Kebersihan desa yang masih perlu ditingkatkan
serta masih kurangnya kegiatan desa yang melibatkan semua warga
secara menyeluruh.
2. Tujuan:
a) Menciptakan lingkungan desa yang bersih dan nyaman
b) Meningkatkan rasa kebersamaan pada masyarakat
3. Sasaran: Seluruh warga Desa Gondangsari
21
4. Langkah-langkah:
a) Melakukan koordinasi dengan Desa Gondangsari
b) Penentuan waktu
c) Penyediaan sarana dan prasarana
d) Pelaksanaan bersih desa
5. Indikator Keberhasilan:
Terciptanya lingkungan yang bersih di desa Gondangsari serta
meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebersihan desa dan rasa
kebersamaan.
2.1.4.3 Penanaman Pohon
Keberadaan pohon merpakan hal yang sangat penting untuk
menjaga kelestarian lingkungan. Pohon menghasilkan oksigen yang
sangat dibutuhkan oleh manusia. Semakin banyak pohon membuat
ketersediaan oksigen dan udara bersih terjamin sehingga lingkungan
menjadi lebih sejuk dan asri. oleh karena itu, perlu diadakan kegiatan
penanaman pohon untuk menjaga kelestarian lingkungan.
1. Analisis situasi: ketersediaan jumlah pohon di Desa Gondangsari
yang masih minim sehingga membuat udara terasa panas dan
kurang sejuk.
2. Tujuan:
a) Menciptakan lingkungan desa yang lebih nyaman dan sejuk
b) Menyadarkan masyarakat akan pentingnya keberadaan pohon
bagi lingkungan.
3. Sasaran: warga rw.05 dan rw.06 Desa Gondangsari
4. Langkah – langkah:
a) Koordinasi dengan warga
b) Pengadaan bibit pohon
c) Pengadaan sarana dan prasarana
d) Pelaksanaan penanaman pohon
5. Indikator keberhasilan:
22
Terciptanya lingkungan yang nyaman dan asri di desa Gondangsari
serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
ketersediaan pohon bagi lingkungan.
2.2 Target Luaran
2.2.1 Bidang Pendidikan
(1) Lebih memahami pelajaran yang diberikan disekolah/diluar
sekolah
(2) Piala juara lomba ranking 1, pidato, dll.
(3) Juara lomba tartil Al-Quran
2.2.2 Bidang Ekonomi
(1) Produk kerajinan sisa serbuk kayu, limbah plastik dan batik
tulis.
(2) Memiliki tanaman hidroponik
2.2.3 Bidang Kesehatan
(1) Remaja dan warga peduli kesehatan
(2) Mencegah penyakit gigi dan sakit perut
2.2.4 Bidang lingkungan dan infrastruktur
(1) Lingkungan bersih dan asri
(2) Plank untuk penunjuk tempat
2.3 Luaran yang Dihasilkan
Tabel 2.1 Luaran Program Kerja
No. Program Kerja Capaian Indikator
1. Posko Belajar Asik
(Gondangsari’s Study Club)
Anak-anak sudah bisa memahami
materi pelajaran dan bisa
menyelesaikan soal sendiri dan
lebih mengenal budaya sehingga
anak mengerti dan melestarikannya
2. TATAQU (Taman Tahfidz Al Anak-anak mampu menerapkan
23
Qur’an) ilmu pendidikan agama secara baik
dalam kehidupan sehari-hari dan
tidak hanya mampu membaca serta
menulis Al-Qur’an dengan baik,
tetapi juga mampu menghafal
bacaan sholat, surat-surat pendek,
doa sehari-hari.
3. Pelatiahan Kerajinan Serbuk Kayu Ibu-ibu PKK dan para pemuda –
pemudi memiliki kreativitas dalam
mengelola limbah kayu dalam
bentuk kerajinan dari serbuk kayu
dan diharapkan dapat menambah
penghasilan
4. Pelatihan Kerajinan kain perca Ibu-ibu PKK dan remaja putri dapat
membuat kerajinan yang dapat
menambah penghasilan tambahan.
5. Pelatihan Kerajinan Limbah
plastik
Adanya perubahan sikap antara
sebelum dan sesudah diadakannya
pelatihan pemanfaataan limbah
sampah anorganik, ada peningkatan
keterampilan sesudah diadakannya
pelatihan, dan masyarakat memiliki
minat lebih besar untuk
mengembangkan kerajinan menjadi
berbagai macam produk yang
bermanfaat dan memiliki nilai
ekonomis
6. Pelatihan Packaging, Branding,
dan Marketing
1) Masyarakat paham dengan
materi yang dipaparkan, yaitu
mengenai materi PBM.
2) Penerapan langsung materi PBM
24
terhadap produk yang sudah
dihasilkan.
3) Menghasilkan berbagai produk
olahan yang selanjutnya produk
tersebut memiliki nilai jual yang
lebih tinggi.
4) Pemasaran yang lebih intensif.
7. Sosialisasi tanaman sayur
menggunakan metode hidroponik
1) Masyarakat dapat
mempraktikkan menanam
tanaman dengan metode
hidroponik.
2) Masyarakat memanfaatkan air
yang melimpah di desa
Gondangsari
8. Penentuan Harga Pokok Produksi Para pengrajin kayu yang ada di
desa Gondangsari mampu
melakukan perhitungn terhadap
harga pokok produksi secara benar
sehingga dapat meningkatka daya
saing mereka baik pada pasar local
maupun nasional.
9. Sosialisasi Kesehatan (1) Remaja Desa Gondangsari
dapat meningkat
pengetahuannya tentang
kesehatan sehingga mereka
dapat melakukan pencegahan
dari penyakit sejak dini.
(2) Terciptanya remaja yang peduli
akan kesehatan.
25
c) Warga Desa Gondangsari dapat
meningkat pengetahuannya
tentang kesehatan sehingga
mereka dapat melakukan
pencegahan dari penyakit sejak
dini.
d) Terciptanya warga yang peduli
dan sadar tentang kesehatan
sehingga mereka mau
menggunakan Alat Pelindung
diri ketika bekerja.
10. Cuci Tangan dan Gosok Gigi Anak-anak menyadari pentingnya
menjaga kesehatan dan kebersihan
sejak dini agar terhindar dari
penyakit.
11. Senam ASOY Program ini dikatakan berhasil
apabila ada perubahan perilaku dari
masyarakat sebelum diadakannya
program dan sesudah diadakannya
program. Apabila setelah
diadakannya program masyarakat
menjadi lebih memperhatikan
kesehatan dan kebugaran tubuh
mereka serta menjadi rutin
melakukan olahraga maka dapat
dikatakan bahwa program ini
berperan dalam mengubah gaya
hidup masyarakat menjadi lebih
baik.
12 Resik Desa Terciptanya lingkungan yang bersih
di desa Gondangsari serta
26
meningkatnya kesadaran
masyarakat akan kebersihan desa
dan rasa kebersamaan
13 Plangisasi Terealisasinya petunjuk jalan pada
setiap titik dan persimpangan di
daerah tersebut.
14 Penanaman Pohon Terciptanya lingkungan yang
nyaman dan asri di desa
Gondangsari serta meningkatnya
kesadaran masyarakat akan
pentingnya ketersediaan pohon
bagi lingkungan.
27
BAB III
PROGRAM KERJA
3.1 Rencana Program Unggulan
Program unggulan merupakan program utama yang dalam pelaksanaannya
lebih diutamakan dari program lain dan dilaksanakan atau dibuat berdasarkan
potensi lokal yang ada. Program unggulan ini dibuat untuk mengembangkan SDM
(Sumber Daya Manusia) dan pengentasan kemiskinan. KKN PK Unnes 2017
Desa Gondangsari membuat program unggulan yang berfokus pada
pengembangan SDM dalam memanfaatkan limbah serbuk kayu. Sasaran utama
dalam program ini adalah para pengrajin kayu khususnya dan seluruh warga Desa
Gondangsari umumnya agar mampu memanfaatkan limbah serbuk kayu yang ada
untuk dijadikan suatu produk kerajinan yang dapat menghasilkan.
Program unggulan yang diusulkan oleh tim KKN PK Unnes 2017 Desa
Gondangsari adalah pemanfaatan limbah serbuk kayu untuk dijadikan produk
kerajinan berupa patung, pot bunga, figura, dll. Program ini dibuat karena melihat
banyaknya warga Desa Gondangsari yang bekerja sebagai pengrajin kayu dan dari
aktivitas tersebut menghasilkan limbah serbuk kayu yang cukup melimpah.
Limbah serbuk kayu tersebut biasanya hanya dibuang atau dibakar saja. Padahal
serbuk kayu tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama untuk
membuat kerajinan. Tim KKN mengusulkan program ini adalah untuk menambah
pengetahuan masyarakat di Desa Gondangsari untuk memanfaatkan limbah
serbuk kayu yang ada untuk dijadikan suatu produk yang dapat menambah
penghasilan dan sekaligus untuk mengurangi limbah yang ada.
3.2 Roadmap Program Kerja
Beberapa program kerja KKN PK Unnes 2017 Desa Gondangsari
dilaksanakan sesuai dengan rencana awal. Namun, ada beberapa pula yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan situasi Desa Gondangsari.
28
Berikut ini merupakan roadmap program kerja KKN PK Unnes 2017 Desa
Gondangsari:
Kode
Nama Program
PJLoka
si
Waktu Pelaksanaan
Sasaran
Dana
1 2 3 4 5 6Asal dana
Jumlah
(Rp)A Bidang Pendidikan
001
002
GSC ( Gondangsari Study Club)
TATAQU (Taman Tahfiz Al-Quran)
Amrina Rosyada Haqq
Rohmah Melati
Posko KKN PK Desa Gondangsari RW 06
TPA Dusun Gondanglegi
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
SD, SMP
Anak-anak dusun Gondanglegi dan sekitarnya
Iuran Anggota dan LP2M
Rp 156.100
Rp 172.050
B Bidang Kesehatan
29
001
002
003
Sosialisasi Kesehatan :- Sosialisasi
Kanker Payudara dan kanker Serviks
- Sosialisasi Penggunaan APD pengrajin meubel
Cuci Tangan dan Gosok Gigi
Senam ASOY
Annisa Arum Kartika Dewi
Vanessa Putri M
Liana Evitasari
Rumah bu Etik di dukuh Kedung Pacul RW 09
SD N 2 Gondangsari
Di dukuh Gondang legi RW 06 dan RW
V
V
V
V
V V V
Kader Posyandu
Anak-anak SD
Ibu-ibu PKK RW 06 dan RW 07
Iuran Anggota dan LP2M
Rp 240.000
Rp. 168.850
30
07C Bidang Lingkungan dan Infrastruktur001
002
003
Plangisasi Nama Kampung
Penanaman Pohon
Bersih Desa
Adnan Abdul Safi’i
Bayhakki
Bayhakki
Desa Gondangsari
Tegalan RW 05 Gondangsari
Gondanglegi RW 06
V
V
V
V
-
-
Iuran Anggota dan LP2M
Rp 501.000
Rp. 231.800
Rp 300.000
D Bidang Ekonomi001
002
Pelatihan Kerajinan Kain Perca
Pelatihan Kerajinan Limbah Plastik
Annisa Arum Kartika D
Liana Evitasari
Gedun
g TPA
RT
01/RW
01
Posko KKN
Balai
V
V
Ibu-ibu PKK desa Gondangsari
Ibu-ibu
Iuran Anggota dan LP2M
Rp 463.800
Rp 289.000
Rp
31
003
004
005
Pelatihan Packaging, Branding, dan Marketing (PBM)
Sosialisasi Hidroponik
Penentuan Harga Pokok Produk
Aini Asfiani Puteri
Sri Eka Wulandari
Bayhakki
Desa Gondangsari
Balai Desa Gondangsari
Balai Desa Gondangsari
V
V
V
PKK RW 06
Warga Desa Gondangsari
Warga Desa Gondangsari
Warga Desa Gondangsari
626.000
Rp 770.000
Rp 25.000
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
Berdasarkan program kerja KKN yang telah disusun oleh tim KKN PK
Unnes 2017 Desa Gondangsari, maka pelaksanaan program kerja KKN dapat
dipaparkan sebagai berikut:
4.1 Program Unggulan
Desa Gondangsari merupakan desa yang memiliki cukup banyak pengrajin
kayu. Banyak warganya yang berprofesi sebagai pengrajin kayu. Para pengrajin
kayu dapat menghasilkan berbagai produk hasil olahan kayu yang memiliki nilai
jual cukup tinggi. Usaha kerajinan kayu juga merupakan mata pencaharian utama
warga desa selain di sektor pertanian.
Banyak home industri kerajinan kayu yang ada di Desa Gondangsari.
Setiap industri kerajinan kayu menghasilkan limbah berupa serbuk kayu. Limbah
serbuk kayu di Desa Gondangsari cukup banyak. Limbah serbuk kayu tersebut
biasanya hanya dibuang atau dibakar oleh para pengrajin kayu.
Melihat kondisi ini, tim KKN PK Unnes 2017 Desa Gondangsari berupaya
untuk meningkatkan SDM agar dapat mengolah limbah serbuk kayu yang ada
untuk dijadikan suatu produk yang bernilai ekonomi. Sebagai contoh adalah
pembuatan kerajinan berupa patung, pot bunga dan figura yang berbahan dasar
serbuk kayu. Hal tersebut tentu saja dapat memberikan tambahan penghasilan bagi
warga Desa Gondangsari.
Pelatihan pemanfaatan limbah serbuk kayu ini kami laksanakan pada
Minggu, 10 September 2017 yang bertempat di TK Pertiwi Desa Gondangsari.
Kami mengundang perwakilan tiap RT untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Pelatihan tersebut menghasilkan produk olahan dari serbuk kayu berupa patung
hewan, pot bunga dan figura foto.
33
Dari pelatihan pemanfaatan limbah serbuk kayu yang telah dilaksanakan
tersebut mengalami beberapa kendala, yaitu:
1. Tidak banyak warga desa yang mau dan mampu untuk mengolah limbah
serbuk kayu untuk dihasilkan sebuah produk yang memiliki nilai ekonomi.
Banyak warga yang merasa malas untuk mengolah limbah serbuk kayu yang
ada. Khususnya para pelaku usaha kerajinan kayu, mereka mengaku tidak
punya waktu untuk melakukan hal tersebut. Selain itu, minat warga desa
secara umum untuk mengikuti pelatihan juga masih kurang sehingga peserta
yang ada tidak sesuai dengan harapan.
2. Dalam proses pembuatan produk olahan limbah serbuk kayu dibutuhkan
kratifitas dan ketekunan dari pembuatnya untuk menghasilkan produk yang
bernilai jual tinggi. Hal tersebut menjadi kendala karena banyak para peserta
yang merasa kesulitan dalam proses pembuatannya. Selain itu, dalam proses
pencampuran antara serbuk kayu dan lem juga belum ada takaran yang
pasti, sehingga para peserta masih bingung dalam membuat campuran lem
dan serbuk kayu.
Dari beberapa kendala yang dialami dalam pelatihan tersebut, tim KKN
menawarkan beberapa solusi, yaitu:
1. Perlu dilakukan sosialisasi kepada warga bahwa produk berupa olahan dari
limbah serbuk kayu merupakan produk yang dapat memberikan tambahan
penghasilan. Selain itu, untuk jangka panjang produk tersebut juga dapat
dijadikan sebagai ikon dari Desa Gondangsari.
2. Perlu dilakukan lebih banyak pelatihan lagi agar warga menjadi lebih paham
dan mengerti proses pembuatan kerajinan dari limbah serbuk kayu.
34
4.2 Program Pendukung
Pelaksanaan program kerja KKN PK Unnes 2017 Desa Gondangsari
disesuaikan dengan lingkungan di Desa Gondangsari yang mencakup semua
kalangan masyarakat desa dan memenuhi empat bidang yang telah ditentukan,
yaitu: bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang kesehatan dan bidang
lingkungan dan infrastruktur.
A. Bidang Pendidikan
1. TATAQU (Taman Tahfdz Al-Quran)
Progam ini berupa membantu TPQ yang ada di Rw. 06 (Gondanglegi)
dalam hal tenaga pengajar. Sebelum pelaksanaan kegiatan TATAQU, tim KKN
melakukan koordinasi dengan pengurus harian TATAQU terkait dengan perijinan,
dilanjutkan merumuskan sistematika teknis untuk pembagian jadwal ngajar
TATAQU setiap jadwalnya. TATAQU ini dilakukan setiap hari senin, rabu, dan
juga jumat sore. Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti progja ini, mulai
dari PAUD, TK, SD maupun SMP. Program ini dilaksanakan di masjid Al-
Barokah.
Gambar 4.1 Pembuatan Kerajinan Gambar 4.2 Peserta Pelatihan
35
Dalam program ini, mahasiswa KKN berperan sebagai mentor untuk
mengajari para santri untuk berlatih membaca Al-Quran dan menghafal bacaan
sholat, doa harian, dan suratan pendek. Namun, Kompetensi kami sebagai
akademisi pendidikan umum masih perlu diawasi oleh ustadz setempat, sehingga
apa yang kami sampaikan tidak menyimpang dari akkidah dan akhlaq yang
sebenarnya. Hal tersebut merupakan evaluasi dari progam ini.
2. GSC (Gondangsari Study Club)
Progam GSC merupakan progam di bidang pendidikan yang bertujuan
membantu dan meningkatkan minat belajar anak-anak di Desa Gondangsari
dengan sasaran siwa SD dan SMP. Sebelum pelaksanaan kegiatan bimbingan
belajar, tim KKn merumuskan sisttematika teknis untuk pembagian bimbingan
belajar kepada siswa sesuai kompetensi yang di miliki mahasiswa masing masing.
Pelaksanaan bimbingan belajar sendiri dilaksanakan mulai minggu pertama
sampai minggu ke enam dengan waktu setiap hari Minggu sampai dengan rabu
malam mulai jam 18.00-20.00 WIB bertempat di posko KKN.
Gambar 4.3 Pelaksanaa TATAQU Gambar 4.4 Peserta TATAQU
36
Kegiatan bimbingan belajar yang sudah berjalan efektif ini diharapkan
memiliki dampak jangka panjang, terutama bagi siswa-siswi SD/MI serta SMP
sederajat yang telah berpartisipasi
sehingga meski KKN tidak berada di lokasi, para siswa masih tetap melakukan
keiatan belajar bersama dan meningkatkan minat baca.
B. Bidang Kesehatan
1. CITAGOS (Cuci Tangan dan Gosok Gigi)
Progam ini berupa sosialisasi mencuci tangan dan gosok gigi yang benar
dengan sasaran anak-anak. Progam ini bertujuan untuk mengajarkan kepada anak-
anak bagaimana mencuci tangan dan menggosok gigi dengan benar agar anak-
anak terbiasa dengan hidup bersih sehingga terhindar dari berbagai macam
penyakit. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan
lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari
ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Karena sasaran dalam progja ini
adalah anak SD kelas 1-3, maka kita melakukan koordinasi serta permintaan ijin
kepada kepada sekolah SD Negeri 2 Gondangsari.
Kegiatan dimulai dari perkenalan dan mengajarkan tata cara atau tahapan
dalam cuci tangan dengan media lagu tentang cuci tangan di dalam kelas. Adapun
Gambar 4.6 Latihan Membuat BungaGambar 4.5 Kelompok Belajar GSC
37
7 langkah cuci tangan menurut standar WHO diantaranya, langkah pertama tuang
cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut dengan arah memutar. Langkah kedua, sap dan gosok juga
kedua punggung tangan secara bergantian. Langkah ketiga, gosok sela-sela jari
tangan hingga bersih Langkah keempat, bersihkan kubu tangan secara bergantian
dengan posisi saling mengunci Langkah kelima, gosok dan putar kedua ibu jari
secara bergantian Langkah keenam, bersihkan kukunya, Langkah tujuh, bersihkan
pergelangan tangannya, bilas hingga
bersih. Dan diselingi juga dengan ice
breaking untuk mengkondisikan siswa. Selanjutnya Kegiatan dilakukan di
halaman sekolah dengan praktek cuci tangan dengan 6 langkah sesuai standar
WHO.
2. Si Ketan (Sosialisasi Kesehatan)
Program ini berupa sosialisasi kanker serviks dan kanker payudara yang
ditujukan kepada kader posyandu Desa Gondangsari. Pelaksanaan sosialisasi
kanker dilaksanakan di Rumah salah satu kader posyandu ketika para kader
menadakan pertemuan rutin setiap bulan,
ibu-ibu kader poyandu sangat antusias
untuk mendengarkan sosialisasi kanker.
Materi sosialisasinya yaitu kanker payudara dan kanker serviks. Pelaksanaan
sosialisasi dengan menggunakan media presentasi power poin yang ditampilkan
Gambar 4.7 Pelaksanaan CITAGOS
38
dengan menggunakan proyektor dan juga para ibu-ibu kader diberikan leaflet
sebagai bacaan penambah ilmu pengetahuan. Materi sosialisasi kanker yang
disampaikan yaitu dari pengertian, tanda dan gejala, faktor risiko, pencegahan dan
pengobatan. Ketika sudah selesai pemaparan, ibu bidan desa juga memberikan
tambahan informasi. Kendala yang dialami dalam program ini adalah jadwal
kegiatan yang tidak pasti karena kami menyesuaikan dengan jadwal kumpul rutin
para kader posyandu.
3. Senam ASOY (Senam Asyik Oke Yess)
Kesehatan merupakan hal utama yang harus dijaga, salah satunya dengan
melakukan olahraga senam secara rutin. Program ini diawali dengan penyampaian
progja kepada ibu-ibu PKK sekitar posko yaitu RT. 17 dan RT. 18. Senam ASOY
ini sendiri dilakukan setiap hari selasa, jumat, dan minggu sore di Posko KKN dan
didepan rumah bapak lurah desa Gondang sari (RT. 17). Antusias ibu-ibu sangat
tinggi. Senam ini dipandu instruktur senam dari anggota KKN PK UNNES Desa
Gondangsari sendiri (tidak memanggil instruktur senam dari luar). Kendala yang
dihadapi dalam program senam ASOY ini adalah kurangnya sarana prasarana,
seperti sound system yang harus pinjam warga setiap kali akan latihan senam.
Sampai saat ini pun walaupun KKN PK UNNS 2017 sudah tidak lagi berada di
desa Gondangsari khususnya dukuh Gondanglegi, tetapi senam tersebut masih
Gambar 4.9 Pemaparan Materi Gambar 4.10 Sosialisasi Kesehatan
39
tetap berlanjut pelaksaannya dengan memanggil instruktur senam sendiri. Hal
tersebut menandakan bahwa para warga khususnya ibu-ibu sudah memiliki
kesadaran lebih akan pentingnya menjaga kesehatan.
C. Bidang Lingkungan dan Infrastruktur
1. Bersih Desa
Salah satu bentuk program kerja pengabdian masyarakat kelompok kami
yaitu dengan bersih desa. Dalam pelaksanaan bersih desa ini, bersamaan dengan
perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia ke 72, sehingga kerja bakti pada
program kerja kami bertemakan HUT RI ke 72. Selain bertujuan untuk
memperindah lingkungan di kawasan kelurahan Gondangsari, namun juga sebagai
pemersatu masyarakat, meningkatkan rasa peduli gotong royong diantara warga
dan mendekatkan hubungan antar para warga. Selain bersama warga, bersih desa
juga bersama-sama dengan anak-anak dalam bentuk outbond tetapi juga ada acara
pemungutan sampah disekitar lingkungan desa Gondangsari oleh anak-anak.
Gambar 4.11 Senam Bersama Warga Gambar 4.12 Senam Sehat
40
Pelaksanaan bersih desa dilakukan pada tanggal 24 September 2017, di sekitar
RT.17 dan RT 18. pada pukul 15.30 sampai dengan 17.00. Dalam pelaksanaan
program kerja bakti ini, tidak terdapat hambatan ataupun masalah. Semua warga
serta anak-anak bersemangat dan antusias untuk mengikuti kegiatan ini.
2. Plangisasi
Petunjuk jalan merupakan hal penting yang perlu ada disetiap daerah agar
setiap orang yang ingin mencari alamat atau suatu tempat tidak tersesat. Maka
kami KKN PK UNNES 2017 membuat program plangisasi yaitu berupa plang
posko dan plang batas desa. Pada awalnya kami melakukan persiapan alat dan
bahan untuk melakukan plang posko dan plang batas desa. Kegiatan plangisasi
dilakukan pada minggu awal dan minggu akhir. Pada minggu awal diilakukan
plangisasi untuk petunjuk posko, sedangkan minggu akhire untuk pemasangan
batas desa. Untuk petunjuk posko dibuat dari kayu, sedangkan untuk batas desa
dibuat dari besi. Adanya penemuan titik-titik pemasangan plank yang harus
diikuti dengan persetujuan warga, sehingga memerlukan waktu yang lumayan
lama.
Gambar 4.15 Proses Plangisasi Gambar 4.16 Plangisasi Batas Desa
41
D. Bidang Ekonomi1. Pelatihan Sekaca (Seko Kain Perca)
Kami mengawali program ini dengan meminta ijin tempat yaitu di gedung
TPA RT.01/RW.01, kemudian membuat surat undangn untuk warga. Kegiatan
pelatihan kain perca terlaksana dengan lancar diikuti oleh 25 peserta dari kalangan
ibu-ibu PKK dan muda-mudi karang taruna Desa Gondangsari. Pelatihan kain
perca ini bertujuan untuk memanfaatkan kain bekas yang sudah tidak terpakai di
konveksi maupun penjahit agar bisa menambah niali jual. Dalam pelatihan kain
perca ini para peserta menjadikan kain perca menjadi sebuah hasil karya atau
kerajinan tangan yaitu berupa bunga hias. Pelatihan kain perca ini dilaksanakan
pada tanggal 26 Agustus 2017, di gedung TPA RT.01/RW.01 pada pukul 08.00
sampai jam 11.30. Peserta pelatihan kain perca setiap RW seharusnya
mewakilkan 3 orang dari ibu-ibu PKK, 2 orang dari karang taruna tetapi pada saat
pelaksanaan banyak yang tidak bisa menghadiri dikarenakan pada hari Sabtu
banyak yang masih bekerja.
Gambar 4.17 Pelatihan Sekaca Gambar 4.18 Foto Bersama Peserta
42
2. Pelatihan limbah plastik
Pada awalnya kami melakukan penyebaran undangan bagi setiap peserta.
Pelatihan limbah plastik dilakukan oleh ibu ibu PKK di RT. 15 dan sekitarnya.
Bahan dari bunga limbah plastik ini adalah platik bekas, kawat, dan juga lem
tembak. Pelatihan ini terlaksana pada tanggal 4 September 2017 pukul 15.30 di
posko KKN. Ibu-ibu nya sangat semangat jadi tidak ada hambatan yang berarti
dalam program ini. Diharapkan dengan adanya program pelatihan limbah plastik
ini para ibu-ibu, khususnya ibu rumah tangga dapat membuat kerajinan dari
limbah plastik sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan mengurangi sampah
plastik.
3. PBM (Packaging, Branding, and Marketing)
Program ini dimulai dengan memasukkan surat permohonan pembicara ke
Disperindang, Kab. Klaten. Kemudian konsultasi dengan pak lurah mengenai
peserta. Selain itu memasukkan surat peminjaman tempat yaitu dibalai desa.
Program kerja PBM ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi mengenai
pentingnya pengemasan, merk, serta pemasaran dari setiap produknya. Sosialisasi
PBM dilaksanakan pada tanggal 17 Setember 2017, pukul 13.00 di Balai desa
Gondangsari. Pembicara Program PBM ini dari Disperindag, Kab. Klaten.
Pesertanya sebanyak 32 orang. Kendala yang dihadapi dalam program ini adalah
Gambar 4.19 Pelatihan Limbah Plastik Gambar 4.20 Foto Bersama Peserta
43
kurangnya ketepatan waktu dari peserta (molor) sedangkan pembicaranya sangat
tepat waktu, sehingga pembicara menunggu peserta untuk beberapa saat.
4. Sosialisasi HPP (Harga Pokok Produksi)
Progam ini bertuan untuk mengajarkan kepada para pengrajin kayu untuk
menghitung HPP (Harga Pokok Produksi) dengan baik dan benar serta
mengajarkan tentang pembukuan usaha secara sederhana. Awalnya kami
membuat materi tentang HPP dan melakukan konfirmasi pelaksanaan kepada
bapak RW. Program ini dilaksanakan pada tanggal 24 September 2017, pukul
09.00 dirumah bapak Suparno, Dukuh Jetis, RW. 02 Desa Gondangsari. Kami
melakukan sosialisasi kepada ketua UKM pengrajin kayu yang ada di Desa
Gondangsari.
Gambar 4..21 Pemaparan Materi PBM Gambar 4.22 Pembicara Disperindag Klaten
Gambar 4..23 Pemaparan Materi Gambar 4..24 Penjelasan Materi
44
5. Sosialisasi Hidroponik
Pada tahap awal, kami melakukan survey budidaya hidroponik
dikomunitas hidroponik Klaten, membuat peraga, dan mencari pembicara
penanaman hidroponik. Program ini dilaksankan pada tanggal 17 September
2017, pukul 15.30 di Balai desa Gongsari,dengan pembicara dari komunitas
hidroponik Klaten. Para peserta sangat antusias dengan program ini, yang
dibuktikan dengan banyakya pertanyaan yang diajukan para warga kepada
pembicara. Jadi tidak ada hambatan yang berarti dalam pelaksaaan program ini.
4.3 Program Konservasi
1. Tanam Pohon
Langkah awal dalam program ini adalah melakukan koordinasi dan
persiapan sarana prasarana, seperti tempat, bibit pohon, maupun warga
masyarakat. Kegiatan tanam pohon ini merupakan program wajib dari Universitas
Negeri Semarang yang dilaksanakan pada tanggal 3 September 2017 di dukuh
Tegalan RW. 05 dan RW.06. Jenis tanaman yang ditanam adalah pohon Mahoni,
Angsana, dan Tanjung. Kendala yang dihadapi dalam program ini adalah perlu
adanya koordinasi yang cukup kepada warga mengenai pentingkan pohon-pohon
disekitar lingkungan kita yang membuat lebih bersih, asri, dan banyak oksigen
bersih yang dihasilkan. Keberlanjutan program ini adalah adanya perawatan
tanaman dari para warga setempat sehingga pohon tersebut tetap tumbuh subur.
Gambar 4..25 Praktik Hidroponik Gambar 4..25 Sosialisasi Hidroponik
45
Tabel 4.1 Penanaman Pohon
PENANAMANPOHON
Persiapan
Kami melakukan koordinasi dengan bayan tempat posko kami berada. Sehingga kami tahu tempat strategis untuk menanam pohon. Pohon diperoleh dari bantuan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Klaten. Desa Gondangsari memperoleh kurang lebih 15 pohon terdiri dari pohon Angsana, Mahoni, dan Tanjung.
Pelaksanaan Sambutan oleh Bayan Gondanglegi , kemudian langsung dilanjutkan dengan penyampaian materi lingkungan hidup secara umum, kemudian langsung penanaman pohon yang dilakukan di dukuh Tegalan RW 05 di pinggir jalan desa dan dekat dengan pemakaman desa.
Evaluasi
Waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana hanya saja warga yang mengikuti kurang sesuai dengan target. Penanaman dilakukan bersama-sama warga sehingga penanaman berjalan hanya sekitar kurang lebih 30 menit.
Gambar 4..27 Proses Tanam Pohon Gambar 4..28 Tanam Pohon Dengan Warga
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Warga Desa Gondangsari cukup antusias dalam pelaksanaan program
kerja Tim KKN PK Unnes 2017 Dusun Gondanglegi, Desa Gondangsari,
Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten yang dibuktikan dengan kesediaan waktu
serta keaktifan para warga untuk turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan –
kegiatan yang diadakan oleh Tim KKN PK Unnes 2017 Dusun Gondanglegi,
Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten.
Secara umum, program – program yang dibuat telah terlaksana sesuai
dengan perencanaan, namun ada beberapa program yang hanya pada tahap
sosialisasi dan diskusi. Warga cukup antusias untuk mengikuti program kerja
unggulan Tim KKN PK Unnes 2017 Dusun Gondanglegi, Desa Gondangsari,
Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten yaitu Pelatihan Kerajinan dari serbuk
kayu. Dengan adanya program kerja tersebut maka warga dapat mengetahui cara
pemanfaatan limbah kayu menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
5.2 SARAN
Setelah melaksanakan seluruh program kerja Tim KKN PK Unnes 2017
Dusun Gondanglegi, Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten
yang disusun sesuai dengan proposal, maka kami dapat memberikan saran yaitu:
1. Kerjasama dalam pelaksanaan program kerja yang terjalin antara warga
Dusun Gondanglegi, Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten
Klaten dengan Tim KKN PK Unnes 2017 Dusun Gondanglegi, Desa
Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten selama ini
diharapkan dapat ditindak lanjuti dan dimanfaatkan secara optimal oleh
warga setempat.
2. Perlu adanya usaha peningkatan kesadaran warga untuk aktif dalam
kegiatan – kegiatan yang diadakan oleh tim KKN PK Unnes 2017 Dusun
Gondanglegi, Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten
47
terutama dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, maupun lingkungan infrastruktur di Dusun Gondanglegi, Desa Gondangsari,
Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten guna menambah pengetahuan dan
keterampilan masyarakat.