kingdom protozoa dan filum porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan amoeba, paramecium dan plasmodium....

38
Modul 1 (Praktikum) Kingdom Protozoa dan Filum Porifera Dr. Hurip Pratomo, M.Si. odul 1 Praktikum Taksonomi Avertebrata mempelajari, mengenal, dan menentukan hewan sampel dari kingdom Protozoa dan Filum Porifera. Kegiatan Praktikum yang diuraikan pada Modul 1 meliputi dua Kegiatan Praktikum yaitu: Kegiatan Praktikum 1. Kingdom Protozoa, dengan menggunakan sampel hewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa diharapkan mampu mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur hewan sampel yang khas dari kingdom Protozoa dan Filum Porifera dan selanjutnya dapat menjelaskan penggolongan hewan berdasarkan ciri dan struktur khas klasifikasi hewan sampel kingdom Protozoa dan Porifera pada praktikum Modul 1. M PENDAHULUAN

Upload: others

Post on 04-Oct-2019

90 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

Modul 1 (Praktikum)

Kingdom Protozoa dan Filum Porifera

Dr. Hurip Pratomo, M.Si.

odul 1 Praktikum Taksonomi Avertebrata mempelajari, mengenal, dan

menentukan hewan sampel dari kingdom Protozoa dan Filum Porifera.

Kegiatan Praktikum yang diuraikan pada Modul 1 meliputi dua Kegiatan

Praktikum yaitu:

Kegiatan Praktikum 1. Kingdom Protozoa, dengan menggunakan sampel

hewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium.

Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan

Spons.

Mahasiswa diharapkan mampu mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur

hewan sampel yang khas dari kingdom Protozoa dan Filum Porifera dan

selanjutnya dapat menjelaskan penggolongan hewan berdasarkan ciri dan

struktur khas klasifikasi hewan sampel kingdom Protozoa dan Porifera pada

praktikum Modul 1.

M

PENDAHULUAN

Page 2: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.2 Praktikum Taksonomi Avertebrata

Kegiatan Praktikum 1

Kingdom Protozoa

alam kegiatan Praktikum Protozoa diharapkan agar mahasiswa dapat:

1. Menjelaskan cara pengenalan dan pengamatan langsung hewan Protozoa

sampel dari kingdom Protozoa tertentu yang berada di Indonesia seperti

Amoeba, Paramecium, dan Plasmodium.

2. Membuat deskripsi dan menggambarkan bagian-bagian penting struktur dan

ciri golongan taksa tertentu hewan Protozoa.

3. Menjelaskan struktur dan ciri-ciri dari hewan Amoeba, Paramecium, dan

Plasmodium.

Kingdom Protozoa dan Group di bawahnya

Kingdom Protozoa adalah hewan uniseluler (satu sel) dan termasuk

organisme Eukariota. Protozoa di dalam taksonomi avertebrata diletakkan

sebagai Kingdom. Banyak hewan Protozoa yang hidup di perairan, juga di

dalam tanah dan di dalam tubuh hewan sebagai fauna normal. Beberapa spesies

dari Protozoa adalah parasit.

Menurut Pechenik (2005) Kingdom Protozoa terdiri dari tiga grup, yaitu:

1. protozoa alveolata (protozoa dengan kantung/rongga bermembran),

2. protozoa amoeboid (protozoa dengan bentuk berubah-ubah seperti amoeba),

3. protozoa berflagel (protozoa mempunyai satu sampai banyak flagel).

Protozoa pada umumnya bersifat aerob dan heterotroph. Mereka memangsa

mikroorganisme, menelan partikel-partikel bahan organik. Hewan ini tidak

mempunyai dinding sel yang tebal, sering kali mempunyai flagel atau silia.

Lapisan luar penutup tubuhnya berupa membran elastis yang disebut Pelikel.

Sel-sel yang mempunyai struktur Pelikel memerlukan struktur khusus yang

berguna untuk mengambil makanan. Dalam kaitan itu, pada beberapa jenis

hewan Protozoa mempunyai vacuola kontraktil (Gambar 1.1). Pelikel pada

Amoeba disebut Plasmalema.

D

Page 3: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.3

Ciri-ciri morfologi dan struktur kingdom Protozoa antara lain:

1. Hidup sendiri atau berkoloni dengan simetri tubuh bersifat bilateral

simetris, radial atau nonsimetris.

2. Umumnya berbentuk tetap, oval, panjang, dan bulat. Pada beberapa spesies

bentuknya bervariasi tergantung pada umur dan perubahan lingkungan.

3. Sebagai organisme uniseluler mempunyai kelengkapan alat gerak berupa

flagelum, silium, pseudopodium atau bergerak menggunakan gerakan

selnya.

4. Inti jelas, berjumlah satu atau lebih dari satu, mempunyai struktur organel-

organel, dan tidak terdiri dari jaringan.

5. Struktur cangkang dimiliki oleh beberapa spesies; beberapa spesies lain

membentuk sista resisten, atau spora penyebaran untuk menghadapi

keadaan yang tidak baik.

Morfologi dan struktur kingdom Protozoa dapat dilihat pada sampel hewan

yang akan menjadi bahan kegiatan praktikum. Secara rinci contohnya dapat

dilihat pada Gambar 1.1.

Sumber: Case. C.L. and Ted R. Johnson, 1984)

Gambar 1.1 A. Amoeba yang bergerak dengan menggunakan penjuluran plasma

sel (endo dan ektoplasma) sebagai “pseudopod”. B. Euglena yang mempunyai alat gerak berupa flagel. C. Paramecium yang mempunyai silia di permukaan seluruh

tubuhnya.

Kingdom Protozoa yang pernah diketahui hidup di bumi sedikitnya ada

sejumlah 46.000 spesies, jumlah itu menyusut keberadaannya karena

pertambahan usia bumi dengan aneka kejadian peristiwa alam. Ulah manusia

Page 4: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.4 Praktikum Taksonomi Avertebrata

dalam mengeksploitasi alam juga mempengaruhi penyusutan jumlah spesies

yang ada. Jumlah spesies yang sudah punah dan menjadi fosil di antaranya

tercatat sedikitnya sejumlah 20.000 spesies atau 20.000 jenis.

Kingdom Protozoa menurut Pechenik (2005) antara lain membawahi:

1. Filum Euglenozoa: meliputi hewan Protozoa berflagel, dan ameboid;

dengan kekhususan satu tipe inti yaitu “monomorphik”, walaupun ada

beberapa yang mempunyai lebih dari satu inti. Filum ini tidak mempunyai

bentuk spora. Contoh genus dari golongan Filum ini adalah Trypanosoma,

Amoeba.

2. Filum Apicomplexa (=Sporozoa): meliputi Protozoa parasit yang tergabung

dalam satu kelas Sporozoa karena keberadaan bentuk seperti spora pada

tahapan “infektif” pada kebanyakan anggota klas sporozoa. Pergerakan

menggunakan flagel; meluncur dengan tubuh yang elastik; dan beberapa

spesies memiliki pseudopodia. Contoh genus yang terkenal antara lain

adalah Plasmodium karena menyebabkan malaria.

3. Filum Ciliophora; kelas Ciliatea (Pakar lain menggolongkannya sebagai

kelas Oligohymenophora, dengan sub kelas Hymenostomata): filum ini

hanya mempunyai satu kelas yaitu Ciliatea, semua anggotanya berukuran

lebih besar, mempunyai silia dan bentuk silia majemuk sebagai alat gerak

atau organel penarik atau pemegang makanan. Banyak organisme anggota

Ciliatea yang memiliki mulut sel yang disebut sitostoma. Paramecium

adalah salah satu contoh genus anggota filum Ciliophora.

A. SUB UNIT KEGIATAN PRAKTIKUM I: AMOEBA

Amoeba sebagai sampel dari filum Euglenozoa merupakan salah satu

genus di dalam kelas Sarcodina atau kelas Euglenoidea menurut Pechenik

(2005), sub kelas Rhizopoda, dan digolongkan dalam Ordo Amoebida (Lobosa).

1. Ciri dan Struktur Amoeba

a. Bentuk Amoeba tidak tetap, berubah-ubah tidak beraturan.

Protoplasma dibagi menjadi 2 bagian yaitu ektoplasma di lapisan luar yang

tak berwarna dan endoplasma di bagian tengah yang terdiri dari sitoplasma

bergranula.

b. Di dalam endoplasma terdapat vacuola kontraktil, inti, dan satu atau lebih

vacuola makanan.

Page 5: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.5

c. Inti pada Amoeba hidup agak sulit dilihat dengan mikroskop, sedangkan

pada preparat awetan mudah terlihat. Pada Amoeba muda, inti berbentuk

bikonkaf, inti pada dewasa berbentuk lipatan dengan letak berubah-ubah

karena pergerakannya.

d. Reproduksi aseksual Amoeba dengan cara pembelahan biner.

e. Alat pergerakan berupa pseudopodia, dengan ukuran diameter tubuh 0,25

mm.

2. Pergerakan Amoeba

Teori yang berkembang mengenai pergerakan Amoeba adalah Teori

Viskositas. Tubuh Amoeba terdiri dari 4 bagian berdasarkan struktur kekentalan

dan lapisannya yaitu:

a. Bagian tengah yang disebut plasmasol.

b. Bagian di luar bagian tengah, mengelilingi plasmasol yang disebut

plasmagel, bersifat padat dan elastis.

c. Bagian tipis di luar plasmagel yang disebut Plasmalemma.

d. Bagian lapisan diantara plasmagel dan Plasmalemma yaitu lapisan Hyalin.

Lapisan Plasmalemma dan lapisan Hyalin adalah sebagai ektoplasma,

sedangkan plasmasol dan plasmagel termasuk endoplasma.

Teori viskositas menjelaskan bahwa mekanisme pergerakan dimulai dari

proses gelasi (pengentalan dan pemadatan cairan) dari plasmasol di bagian

anterior. Selanjutnya terjadi proses solasi (pengenceran) dari plasmagel di

bagian posterior yang diikuti kontraksi plasmagelnya di ujung posterior.

Dengan demikian plasmagel di bagian tengah terdorong ke arah depan dan

bergerak akan menyentuh plasmalemma. Tetapi karena ada lapisan hyalin

(yang bersifat gel) maka plasmasol mencapai ujung depan, hanya

mendorong yang menyebabkan plasmalemma terdorong ke depan dan

bergerak.

3. Habitat

Amoeba hidup bebas di perairan air tawar, di kolam dan aliran air. Bahan

Amoeba yang dikultur di laboratorium dapat diperolah dari berbagai tempat

dalam kolam, lumpur rawa, sawah, di tumbuhan yang membusuk atau

permukaan dasar bunga teratai. Makanan Amoeba adalah diatom dan protozoa

lainnya.

Page 6: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.6 Praktikum Taksonomi Avertebrata

4. Bentuk-bentuk Amoeba

Amoeba yang hidup bebas di perairan yaitu: 1. Amoeba discoides, 2.

Amoeba proteus (Gambar 1.4), inti seperti piring, 3. Amoeba dubia, inti lonjong,

4. Amoeba verucosa, mempunyai pelikel, bentuk tubuh seperti keong dengan

pseudopodia yang kecil (Gambar 1.2).

Sumber: Sugiri, N., 1988

Gambar 1.2

Bentuk Jenis-jenis Amoeba

A. Amoeba dubia, inti (nukleus) lonjong. B. Amoeba discoides, inti seperti cakram atau piring. C. Amoeba verucosa, inti seperti keong dengan beberapa pseudopodia

yang kecil.

Sumber: Sugiri, N., 1988)

Gambar 1.3

Amoeba proteus dengan struktur bagiannya.

Page 7: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.7

B. SUB UNIT KEGIATAN PRAKTIKUM I: PARAMECIUM

Genus Paramecium termasuk ke dalam filum Ciliophora, kelas Ciliata, di

bawah Ordo Holotricha, genus Paramecium Menurut cara makannya Ciliata

terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Kelompok Raptorial: dapat memburu dan menelan mangsanya, yang

kadang-kadang berukuran lebih besar dari Ciliata raptorial.

2. Kelompok penghasil aliran: dapat menangkap makanan dengan pertolongan

aliran. Paramecium tergolong kelompok ini, dengan getaran silium yang

tetap pada bagian sitofaring akan menimbulkan aliran air ke arah sitofaring

yang akan membawa makanan. Vacuola makanan akan terbentuk di bagian

di ujung posterior sitofaring. Makanan Paramecium berupa bakteri dan

protozoa lainnya. Gambar Paramecium dengan struktur bagiannya dapat

dilihat pada Gambar 1.4.

Sumber: Sugiri, N., 1988

Gambar 1.4

Paramecium aurelia dengan struktur bagiannya

1. Ciri dan Struktur Paramecium

Bentuk tubuh umumnya seperti telapak sandal atau sepatu dengan bagian

depan tumpul dan meruncing di bagian belakang. Struktur bagian yang

mengandung lekuk mulut disebut bagian ventral, dan pada bagian sebaliknya

merupakan sisi abnormal atau dorsal. Protoplasma area tubuh yang tampak

jernih adalah bagian Ektosark, sedang daerah berbintik merupakan bagian

(lapisan) Endosark, (lihat Gambar 1.4).

Page 8: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.8 Praktikum Taksonomi Avertebrata

2. Habitat

Paramecium hidup bebas di perairan air tawar yang mengandung banyak

bakteri. Medium untuk mengkultur Paramecium di laboratorium adalah air

rebusan jerami. Paramecium dapat ditemui di sekitar tetesan air atau reruntuhan,

tampak sebagai benda kecil yang berenang mengalir jika dilihat di bawah

mikroskop. Kultur Paramecium di laboratorium secara berkala harus diganti

airnya dan diperbaharui busukan tumbuhan makanannya.

3. Pergerakan Paramecium

Tubuhnya akan bergerak maju dengan menggerakkan silium ke arah depan

dan belakang. Ketika hewan memutar berotasi dengan poros longitudinal maka

tubuhnya bergerak miring, gerakan ini dibantu dengan gerakan getaran kuat

silium pada lekuk mulut.

C. SUB UNIT KEGIATAN PRAKTIKUM I: PLASMODIUM

1. Klasifikasi

Menurut Pechenik (2005) Genus Plasmodium termasuk ke dalam filum

Apicomplexa (= Sporozoa), dan di bawah kelas Telosporidia (karena berinti

satu pada tahapan dewasa). Sedangkan kelas yang setingkat lainnya adalah

kelas Neosporidia (karena berinti banyak pada tahapan dewasanya).

Plasmodium digolongkan dalam ordo Coccidiomorpha, dan sub ordo

Haemosporidia, sebagai parasit darah manusia.

Pada manusia terdapat 4 spesies Plasmodium yang menyerang darah

sebagai parasit yaitu: Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium

malariae dan Plasmodium ovale. Demam yang ditimbulkan pada infeksi malaria

secara periodik berhubungan dengan waktu pecahnya sejumlah skizon matang

dan keluarnya merozoit yang masuk dalam aliran darah (sporulasi). Periodisitas

skizogoni berbeda-beda tergantung dari jenis spesiesnya. Pada Plasmodium

vivax dan P. ovale berlangsung 48 jam. Pada Plasmodium falciparum kurang

dari 48 jam, dan 72 jam pada P. malariae.

Beberapa sifat perbandingan dan diagnostik pada empat spesies

Plasmodium pada manusia secara menyeluruh dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Page 9: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.9

Tabel 1.1 Perbandingan karakter empat spesies Plasmodium

Plasmodium falciparum

Plasmodium vivax

Plasmodium ovale

Plasmodium malariae

Daur praeritrosit Hipnozoit Jumlah merozoit hati Skizon hati Daur eritrosit Eritrosit yang dihinggapi Pembesaran eritrosit Titik-titik eritrosit Pigmen Jumlah merozoit eritrosit Daur dalam nyamuk pada 270C

5,5 hari - 40.000 60 mikron 48 jam Muda dan normosit - Maurer Hitam 8 – 24 10 hari

8 hari + 10.000 45 mikron 48 jam Retikulosit dan normosit ++ Schuffner Kuning tengguli 12 – 18 8 – 9 hari

9 hari + 15.000 70 mikron 50 jam Retikulosit dan normosit muda + - - 8 – 10 12 – 14 hari

10 – 15 hari - 15.000 55 mikron 72 jam Normosit - Zieman Hitam Tengguli 8 26 – 28 hari

2. Ciri dan Struktur Plasmodium

a. Berbentuk seperti oval memanjang dengan ujung anterior-posterior runcing

ketika fase sporozoit di dalam kelenjar ludah nyamuk.

b. Pada fase tropozoit, karena mempunyai vacuola, maka intinya terdesak ke

tepi membentuk bangunan serupa “cincin”.

c. Pada fase merozoit,berbentuk partikel-partikel pecahan agak bulat

berjumlah banyak. Bentuk skizon juga mirip dengan bentuk merozoit.

Skizon ketika parasit masih di dalam sel-sel hati, sedangkan merozoit

adalah fase ketika sudah berada masuk ke aliran darah.

d. Gametosit, pada umumnya berbentuk seperti spermatozoa pada gametosit

jantan dan seperti bulatan kompak pada gamet betina. Terkecuali gamet

Plasmodium falciparum yang menyerupai sabit atau pisang dengan

mikrogametosit sebagai gamet jantan dan makrogametosit sebagai gamet

betina.

Bentuk-bentuk khas Plasmodium antara lain seperti cincin dan pisang pada

sediaan darah di bawah mikroskop terlihat seperti pada Gambar 1.5.

(sumber: Parasitology website dan http://yayanakhyar.files.wordpress.co/2008/04)

Page 10: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.10 Praktikum Taksonomi Avertebrata

Gambar 1.5a Tropozoit Plasmodium falciparum pada satu eritrosit

Gambar 1.5b Skizon Plasmodium falciparum pada beberapa eritrosit

Gambar 1.5c Bentuk khas “cincin” Plasmodium falciparum

Page 11: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.11

Gambar 1.5d Bentuk “pisang” gametosit Plasmodium falciparum

Gambar 1.5e Gametosit Plasmodium vivax

Gambar 1.5f Tropozoit Plasmodium vivax

Page 12: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.12 Praktikum Taksonomi Avertebrata

Siklus hidup Plasmodium di dalam tubuh manusia perhatikan Gambar 1.6

secara seksama.

Sumber: Case, C.L. and Ted R. Johnson, 1984

Gambar 1.6

Tahapan dan bentuk Plasmodium vivax dalam siklus hidupnya a + b. Reproduksi aseksual: skizon dan merozoit. Skizon di dalam sel hati, merozoit

ketika dalam aliran darah. c. Reproduksi seksual: terjadi di dalam intestinum nyamuk Anopheles, setelah

gametosit-gametosit tertelan oleh nyamuk tersebut. d. Sporozoit yang dihasilkan dari reproduksi seksual bermigrasi ke kelenjar ludah

(saliva) nyamuk “disuntikkan” ke dalam tubuh manusia berikutnya, sehingga dapat menular.

D. PELAKSANAAN PRAKTIKUM AMOEBA

Alat:

1. Mikroskop.

2. Kaca objek dan kaca penutup (object glass dan cover glass).

3. Pinset.

4. Pipet.

5. Alat berwarna gelap.

6. Pensil berwarna.

7. Buku gambar.

8. Pensil 2B.

Page 13: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.13

Bahan:

1. Kultur (biakan) Amoeba.

2. Sumber cahaya.

3. Preparat mikroskopis Amoeba (awetan jadi pada kaca preparat).

Prosedur/Cara kerja:

1. Siapkan sebuah kaca preparat yang diletakkan di atas alas berwarna gelap.

2. Kultur Amoeba yang tersedia di laboratorium disiapkan, sampel selanjutnya

diambil dengan menggunakan pipet. Air sampel yang mengandung Amoeba

biasanya menempel atau dekat tumbuhan air tawar. Teknisi laboratorium

atau instruktur praktikum akan memberikan satu tetes biakan.

3. Teteskan secara perlahan tetesan Amoeba ke kaca preparat.

4. Kaca preparat tersebut ditutup secara hati-hati dengan kaca penutup,

gunakanlah pinset atau jarum bertangkai untuk menahan kaca penutup,

ketika menutup hati-hati seperti pada Gambar 1.7 supaya tidak hancur

hewan objeknya (Amoeba).

Sumber: Case, C. L., and Ted. R. Johnson, 1984

Gambar 1.7

Tetesan sampel Amoeba ditutup dengan kaca penutup secara hati-hati

5. Amoeba akan dapat dilihat alami setelah diletakkan kaca preparat tadi di

atas alas berwarna gelap. Akan tampak bentuk tidak teratur suatu “masaa

kecil” yang tembus cahaya dan relatif berkilau.

6. Selanjutnya untuk melihat morfologi Amoeba agak jelas dengan melihat di

bawah mikroskop. Pembesaran yang digunakan adalah pembesaran lemah,

cahaya dari sumber cahaya agak dikurangi dengan diafragma.

7. Bentuk-bentuk dan gerakan dari Amoeba dapat diperhatikan secara

seksama.

8. Untuk mengamati dan mempelajari struktur Amoeba lebih mendalam

dibanding penampakan tadi, perbesaran harus ditambah, dan dengan

memutar-mutar mikrometer pada mikroskop akan terlihat ketebalan

Amoeba.

Page 14: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.14 Praktikum Taksonomi Avertebrata

9. Tugas Anda/mahasiswa:

a. Gambarlah bentuk gerakan Amoeba yang tampak, berilah warna yang

sesuai jika warna yang tampak dapat terlihat jelas, jika tidak berwarna

jangan diwarnai.

b. Dengan memperhatikan gerakan Amoeba, gambarlah cara pergerakan

tersebut, mahasiswa dapat memberikan lebih dari satu gambar dan

diberi tanda panah arah gerakan Amoeba yang dilihat.

c. Jika tampak di bawah mikroskop terdapat lebih dari satu jenis Amoeba,

gambarlah bentuk-bentuk morfologi dari beberapa jenis Amoeba yang

dilihat.

d. Berdasarkan gambar-gambar yang telah dibuat berilah keterangannya

seperti misalnya struktur dan bagian-bagian Amoeba pada gambar

tersebut.

e Jika menemukan satu atau lebih jenis Amoeba, buatlah klasifikasinya

dan jika mungkin nama spesies (jenis)nya.

f. Pergunakanlah preparat awetan jika belum tersedia Amoeba hidup

untuk mengerjakan nomor 1 dan 3 lembar kerja.

LEMBAR KERJA

Gunakanlah lembar kerja ini untuk mencatat dan menggambar hasil

kegiatan awal sebelum ditulis atau dibuat pada laporan lengkap.

1. Gambar bentuk dasar morfologi Amoeba.

Page 15: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.15

2. Gambar Amoeba dengan arah pergerakannya

3. Amoeba (satu atau lebih), morfologi, organel (bagian) dan klasifikasinya

1. Amoeba ………..... 2. Amoeba …………… 3. Amoeba ……………

Klasifikasi

Filum :

Sub Filum :

Kelas :

Ordo :

Famili :

Genus :

Spesies :

E. PELAKSANAAN PRAKTIKUM Paramecium

Alat:

1. Mikroskop.

2. Kaca objek dan kaca penutup (object glass dan cover glass).

3. Pinset.

4. Pipet.

5. Alat berwarna gelap.

6. Pensil berwarna.

7. Buku gambar.

8. Pensil 2B.

Page 16: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.16 Praktikum Taksonomi Avertebrata

Bahan:

1. Kultur Paramecium.

2. Sumber cahaya.

3. Preparat mikroskopis Paramecium (awetan jadi pada kaca preparat).

Prosedur/Cara kerja:

1. Kaca preparat disiapkan dan diletakkan di atas alas berwarna gelap.

2. Kultur (biakan) Paramecium yang tersedia di laboratorium disiapkan. Air

sampel yang mengandung Paramecium diambil dengan menggunakan

pipet. Kultur Paramecium di laboratorium yang menggunakan media air

rebusan jerami (tumbuhan membusuk) yang mengandung banyak bakteri

dan protozoa lainnya. Teknisi laboratorium (Laboran) atau instruktur

praktikum akan memberikan satu tetes biakan kepada Anda/mahasiswa.

3. Teteskanlah satu tetes biakan Paramecium secara perlahan ke atas kaca

preparat.

4. Selanjutnya kaca preparat ditutup secara hati-hati supaya hewan

Paramecium tidak hancur atau mati, pinset atau jarum bertangkai dapat

digunakan untuk menahan kaca agar tidak cepat menutup.

5. Paramecium akan tampak seperti benda kecil yang berenang mengalir.

6. Amatilah dengan seksama Paramecium yang sedang bergerak dan

gambarlah morfologi beserta bagian-bagiannya, setelah tampak di bawah

mikroskop pada pembesaran lemah dan pembesaran kuat.

7. Untuk mengamati ketebalan Paramecium dapat dengan memutar-mutar

mikrometer.

8. Pergunakanlah preparat awetan (preparat mikroskopis) jika biakan

Paramecium hidup belum tersedia di laboratorium

9. Tugas Anda/mahasiswa:

a. Gambarlah bentuk dasar Paramecium yang tampak, gunakanlah pensil

warna yang sesuai dengan warna yang tampak.

b. Gambarlah cara pergerakan Paramecium, untuk memperjelas dapat

diberikan melalui beberapa gambar dengan arah tanda panah sebagai

arah gerakan.

c. Setelah mendapatkan penampakan yang relatif lebih jelas di bawah

mikroskop, gambarlah dan diberi keterangan untuk bagian-bagian dan

organel Paramecium.

d. Anda dituntut melengkapi gambar dengan keterangan dan

mencantumkan klasifikasinya seperti: Filum: ………………….. Sub

Page 17: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.17

Filum: ……………………. Kelas: …………………….. Ordo:

…………………. Familia: ………………..... Genus:

………………………. Spesies: ………………

LEMBAR KERJA

Gunakanlah lembar kerja ini untuk mencatat dan menggambar hasil

kegiatan awal sebelum ditulis atau dibuat pada laporan lengkap.

1. Gambar bentuk dasar morfologi Paramecium

Page 18: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.18 Praktikum Taksonomi Avertebrata

2) Gambar gerakan Paramecium dengan arah gerakannya

3. Gambar Paramecium (dapat lebih dari satu gambar), organel (bagian) dan

klasifikasinya.

Klasifikasi

Filum : …………………… Ordo : ……………………......

Sub Filum : …………………… Famili : ……………………......

Kelas : …………………… Genus : ………………………..

Spesies : ……………………......

C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM PLASMODIUM

Alat:

1. Mikroskop.

2. Pensil berwarna.

3. Buku gambar.

4. Pensil 2B.

Bahan:

1. Slide film beberapa stadium Plasmodium (stadium cincin tropozoit, skizon,

dan gametosit).

2. Preparat jadi untuk sediaan darah tebal yang mengandung parasit

Plasmodium.

3. Preparat jadi untuk sediaan darah tipis yang mengandung parasit

Plasmodium.

Page 19: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.19

Prosedur/Cara Kerja:

1. Jika tidak tersedia parasit jadi sediaan darah tebal dan darah tipis yang

mengandung parasit Plasmodium, maka mahasiswa dapat menggunakan

slide film Plasmodium yang ditampilkan melalui proyektor.

2. Tampilan-tampilan tersebut digambarkan di lembar kerja, gambar-gambar

diberi warna yang sesuai dengan tampilan dan diberi keterangan

selengkapnya.

3. Jika di laboratorium terdapat preparat jadi untuk sediaan darah tebal dan

sediaan darah tipis yang mengandung parasit Plasmodium maka mahasiswa

dapat memperhatikan stadium-stadium tropozoit (bentuk cincin), skizon

dan merozoit, serta gametosit.

4. Penampakan stadium-stadium Plasmodium tersebut di bawah mikroskop,

digambar di lembar kerja dengan warna yang sesuai dengan tampilan dalam

gambar preparat jadi.

5. Selanjutnya gambar tersebut diberi keterangan mengenai tahapan

stadiumnya. Untuk gambar pembanding, mahasiswa dapat memperhatikan

gambar di bawah ini sebagai salah satu contoh Plasmodium yaitu

Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropikana yang

berbahaya dan mematikan dibandingkan jenis malaria lainnya.

Page 20: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.20 Praktikum Taksonomi Avertebrata

Sumber: Pratomo Hurip, 1985

Gambar 1.8

Plasmodium falciparum dengan stadium-stadiumnya

Page 21: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.21

6. Di dalam praktikum ini, tidak dianjurkan bagi mahasiswa untuk membuat

preparat jadi dari sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis, cukuplah

menggunakan preparat yang siap ataupun slide film saja.

7. Sebagai pelengkap untuk mahasiswa dan bagi yang bekerja di bidang

paramedis (kesehatan), akan diulas cara pembuatan sediaan darah tebal,

tetapi bukan untuk dipraktekkan dalam praktikum ini.

a. Kegunaan Sediaan Darah Tebal

Berdasarkan buku pegangan Pan American Health Organization (1973)

dan kenyataan di lapangan maka dalam pemeriksaan parasit malaria

(Plasmodium) sebaiknya menggunakan sediaan darah tebal. Sediaan

darah tebal sangat sesuai untuk keperluan survei malariometrik.

Kelebihan sediaan darah tebal dari sediaan darah tipis ialah

membutuhkan waktu yang singkat dalam menemukan parasit yang

pertama. Sementara itu, sediaan darah tipis akan membutuhkan waktu

yang lama dalam menemukan parasit yang pertama dan menyelesaikan

pemeriksaan karena luasnya lapangan pandang mikroskop. Walaupun

demikian, untuk keperluan kepastian diagnosa dan melihat bentuk-

bentuk stadium lebih jelas dapat dilihat pada sediaan darah tipis.

b. Pembuatan Sediaan Darah Tebal

1) Ujung jari orang yang diduga menderita malaria dibersihkan

dengan kapas beralkohol.

2) Ujung jari tersebut ditusuk dengan cepat menggunakan lanset

yang steril (dibersihkan dengan alkohol).

3) Ujung jari ditekan sedikit agar darah keluar dan tetesan darah

pertama ini dihapus dengan kapas kering.

4) Tetesan darah yang lebih besar diperoleh dengan menekan lagi

ujung jari dengan agak kuat.

5) Permukaan bawah kaca preparat (sediaan) ditempelkan kepada

tetesan darah. Jika tetesan darahnya sedikit ditambahkan lagi

tetesan darah di dekatnya.

6) Agak ke ujung kaca sediaan diletakkan tetesan darah berikutnya

untuk membuat etiket.

7) Kaca preparat yang sudah mendapatkan tetesan darah pada

langkah tadi diletakkan di tempat rata. Tetesan darah tersebut

selanjutnya dilebarkan sampai rata membentuk sebuah bulatan

dengan diameter kira-kira 1 cm. Untuk melebarkan digunakan

ujung kaca preparat yang lain.

Page 22: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.22 Praktikum Taksonomi Avertebrata

8) Untuk membuat etiket, buatlah sediaan tipis di sebelah belakang

kaca preparat (kaca sediaan).

9) Kaca sediaan tadi disusun mendatar dalam kotak sediaan dan

jangan bertumpuk tumpang tindih.

10) Preparat sediaan darah tebal tersebut selanjutnya disimpan selama

sehari sehingga kering sempurna untuk diberi langkah pewarnaan.

11) Pewarnaan Giemsa diterapkan untuk nantinya memperoleh

penampakan morfologi Plasmodium dengan bentuk-bentuk

stadiumnya.

Langkah pewarnaan sebagai berikut

a) Kaca stadium disusun di rak pewarnaan yang berupa glass

box; Giemsa diencerkan yaitu: 1 tetes giemsa dengan 1 cc air

buffer (1:1) ini setara dengan larutan giemsa 5%; Tuangkan

cairan giemsa tadi ke atas sediaan darah sampai semua darah

tertutup cairan; Dibiarkan selama 45 – 60 menit, jika sediaan

lebih tebal direndam lebih lama.

b) Sediaan yang sudah direndam tersebut dialiri air karena

secara perlahan untuk pencucian sehingga cairan giemsa

hanyut semua.

c) Sediaan selanjutnya, dikeringkan dan siap untuk dilihat di

bawah mikroskop.

LEMBAR KERJA

Gunakanlah lembar kerja ini untuk mencatat dan menggambar hasil

kegiatan awal sebelum ditulis atau dibuat pada laporan lengkap.

Page 23: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.23

Gambar bentuk-bentuk stadium Plasmodium dengan keterangannya:

Tropozoit dan skizon.

Gambar bentuk-bentuk stadium merozoit dan gametosit Plasmodium.

Klasifikasi Plasmodium: ………………………..

D. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM KINGDOM

PROTOZOA

1. Setiap 5 – 10 orang mahasiswa membentuk satu kelompok praktikan yang

masing-masing orang dapat melakukan kegiatan praktikum subunit tertentu

yang berbeda. Hasil yang diperoleh dapat saling dipertukarkan untuk

pembuatan laporan yang lengkap dalam kelompoknya.

2. Teknis prosedur, bahan dan alat praktikum dapat disesuaikan dengan teknis

prosedur bahan dan alat yang biasa dilaksanakan di laboratorium setempat.

3. Lembar kerja hanya untuk pencatatan langsung pada saat praktikum,

termasuk juga untuk sketsa gambar dan warnanya.

4. Laporan lengkap dapat dibuat pada buku gambar dengan informasi

tambahan selengkapnya dari lembar kerja atau ikutilah petunjuk dosen

praktikum.

5. Mahasiswa wajib mengikuti petunjuk dan aturan yang telah diberikan oleh

dosen atau instruktur praktikum di laboratorium setempat, termasuk juga

cara dan waktu pelaporan praktikum.

Page 24: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.24 Praktikum Taksonomi Avertebrata

E. PETUNJUK PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan ditulis dengan format sebagai berikut:

COVER (halaman sampul depan)

I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN

VI. DAFTAR PUSTAKA

1) Jelaskanlah ciri dan struktur yang menyebabkan hewan tertentu

digolongkan (diklasifikasikan) ke dalam Kingdom Protozoa!

2) Jelaskan perbedaan ciri dan struktur antara sub filum Ciliophora dengan

subfilum Sarcomastigophora!

3) Jelaskan mengenai teori viskositas yang menggambarkan mekanisme

pergerakan Amoeba!

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab pertanyaan latihan di atas, bacalah kembali uraian materi

pada bagian yang relevan.

Kingdom Protozoa adalah hewan Eukariota bersel satu (uniselular),

umumnya berukuran kecil (mikroskopis) antara 3 – 5 mikron, kecuali

Radiolaria dan Foraminifera. Perbedaan kelengkapan alat gerak menjadi

salah satu ciri penggolongan Protozoa dalam klasifikasinya. Bentuk tubuh

(morfologi) dan cara reproduksinya pun merupakan dasar untuk

penggolongan dalam taksonomi. Berdasarkan bentuk alat gerak dan struktur

tubuhnya, Protozoa antara lain atas tiga grup: Protozoa alveolata (protozoa

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

RANGKUMAN

Page 25: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.25

dengan kantung/rongga bermembran), Protozoa amoeboid (protozoa

dengan bentuk berubah-ubah seperti amoeba), dan Protozoa berflagel

(protozoa mempunyai satu sampai banyak flagel)

Berdasarkan bentuk tubuh antara lain (morfologi) dan bentuk intinya

maka Amoeba dibagi atas beberapa jenis yaitu: 1. Amoeba discoides,

2. Amoeba proteus, 3. Amoeba verucosa, dan 4. Amoeba dubia. Sementara

itu, berdasarkan karakter struktur tubuh dan penampakan tahapan di dalam

darah manusia yang menyebabkan berbagai penyakit malaria, maka Genus

Plasmodium dibagi atas beberapa jenis yaitu: 1. Plasmodium falciparum,

2. P. vivax, 3. P. ovale, 4. P. malariae.

1) Salah satu perbedaan yang jelas antara Amoeba dan Plasmodium adalah ….

A. struktur inti dan bentuknya

B. keberadaan kloroplas

C. organel alat geraknya

D. membran dinding atau selubung tubuhnya

2) Ciri-ciri yang sama pada taksa kelas Ciliata, contohnya pada genus

Paramecium salah satunya adalah ….

A. mempunyai alat gerak berupa pseudopodia

B. terdapatnya kloroplas

C. ketiadaan organel alat gerak yang berupa flagel

D. tubuhnya diselubungi oleh silia

3) Penggolongan hewan Amoeba ke dalam genus Sphaeromyxa tidak dapat

dilakukan antara lain karena ….

A. Amoeba tidak mempunyai bentuk “spora” binukleus

B. Amoeba bergerak dengan kaki-kaki pseudopodia

C. habitat keduanya berbeda jelas antara akuatik dan terestrial

D. ketiadaan bentuk seksual yang jelas

4) Amoeba yang memiliki pelikel adalah ....

A. Amoeba verucosa

B. Amoeba proteus

C. Amoeba dubia

D. Amoeba discoides

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 26: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.26 Praktikum Taksonomi Avertebrata

5) Plasmodium yang menyebabkan malaria tropikana adalah ....

A. Plasmodium

B. Plasmodium falciparum

C. Plasmodium vivax

D. Plasmodium ovale

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,

gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap

materi Kegiatan Belajar 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum

dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 27: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.27

Kegiatan Praktikum 2

Filum Porifera

alam kegiatan Praktikum Porifera diharapkan agar mahasiswa dapat:

1. menjelaskan ciri-ciri yang unik dari filum Porifera;

2. menjelaskan struktur morfologi sampel hewan tertentu Porifera;

3. membuat deskripsi dan menggambar morfologi, struktur, dan bagian-bagian

penting dari sampel hewan tertentu Porifera.

A. FILUM PORIFERA

Porifera merupakan subkingdom dari Metazoa, filum Porifera dianggap

oleh sebagian ilmuwan taksonomis sebagai metazoa primitif karena jaringan-

jaringannya tampak seperti belum terbentuk dengan sempurna. Walaupun itulah

wujud uniknya mahluk hidup yang diciptakan oleh yang Maha kuasa dalam

suatu “rancangan cerdas” penciptaan alam dan seluruh isinya.

Sampel filum Porifera adalah hewan spons yang merupakan hewan

menetap, sangat jarang kelihatan bergerak. Semua hewan spons digolongkan ke

dalam Filum Porifera dan hampir semuanya berhabitat di laut, kecuali setidak-

tidaknya ada 150 spesies yang hidup di air tawar. Pada masa kini sebagian

ilmuwan menyebutkan hewan spons sebagai cabang tersendiri dari Metazoa dan

dinamakan kelompok Parazoa. Hewan ini melekat pada karang, pada rangka-

rangka kerang laut atau di bawah geladak lantai pelabuhan dan di permukaan

batu-batuan di laut, dan di perairan tawar misal Spongilla.

Bentuk morfologi umum spesies dari Filum Porifera beraneka ragam seperti

mangkuk, vas bunga, dan yang bercabang-cabang dengan ukuran diameter yaitu:

1 mm sampai dengan 2 m; warna tubuh spons juga beraneka ragam yaitu:

kelabu, merah, jingga, kuning, biru, hitam dan violet. Kegunaan spons dalam

masyarakat umum adalah sebagai busa spons untuk berbagai kebutuhan rumah

tangga.

D

Page 28: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.28 Praktikum Taksonomi Avertebrata

B. CIRI-CIRI DAN STRUKTUR PORIFERA

1. Tubuh penyusun spons tersusun atas multiseluler, berbentuk radial simetri,

dan diploblastik.

2. Jaringan tubuh tersusun atas sel-sel yang membentuk jaringan yang relatif

tidak sempurna dengan lapisan mesenchym di antaranya.

3. Struktur tubuh terdiri atas pori-pori saluran (kanal) dan ruangan-ruangan

kamar tempat air mengalir, tampak pada Gambar 1.9.

4. Sebagian atau seluruh lapisan permukaan dalam diisi oleh sel-sel leher

berflagel yang disebut koanosit.

5. Reproduksi porifera secara aseksual dilakukan dengan pertunasan atau

gemul; dapat dengan cara pertunasan hasil penyatuan telur dan sperma.

Sumber: Barnes, R. D, 1982

Gambar 1.9

Struktur tubuh Porifera, berpori, berkanal (saluran air) dengan beragam tipe yaitu:

A. Tipe Askonoid C. Tipe Sikonoid khusus B. Tipe Sikonoid D. Tipe Leukonid

6. Larva sebelum menempel dan berkembang, bersilia dan hidup bebas

berenang-renang.

Page 29: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.29

7. Kerangka dalam tubuh terdiri dari spikula, serabut organik, atau gabungan

kedua macam kerangka tersebut. Senyawa spikula adalah CaCO3.H2Si3O4.

8. Protein utama hewan Porifera (spons) adalah skleroprotein atau spongin.

C. KLASIFIKASI PORIFERA

Berdasarkan bentuk struktur kanal, anatomi percabangan dari pori-

porinya,bentuk spikula yang khas maka Filum Porifera tidak mudah untuk

dikelompok-kelompokkan dan diklasifikasikan. Klasifikasi yang pernah ada dan

masih akan berkembang tentu saja menarik bagi ilmuwan, utamanya taksonomis

hewan. Setidaknya ada 4 kelas yang dicakup oleh Filum Porifera yaitu: 1. Kelas

Calcarea, 2. Kelas Hexactinellida, 3. Kelas Demospongiae, dan 4. Kelas

Sclerospongiae, menurut Pechenik (2005) kelas ini termasuk ke dalam kelas

Demospongiae. Sehingga, terdapat tiga kelas didalam filum Porifera: 1. Kelas

Calcarea, 2. Kelas Hexactinellida, dan 3. Kelas Demospongiae.

1. Kelas Calcarea atau Calsispongiae

Dikenal sebagian spons bersifat “Calcareus” yang khas karena selalu

mempunyai spikula yang tersusun atas kalsium karbonat. Hidup di laut, tubuh

berukuran tidak lebih dari 10 cm. Spikula umumnya Sikonoid dan Leukonoid.

Tubuh spons kelas Calcarea bervariasi warnanya yaitu: kuning cerah, merah dan

ungu. Contoh dari kelas ini adalah genus Leucosolenia (kanal tipe askonoid),

Sycon dan Grantia (kanal tipe sikonoid).

2. Kelas Demospongiae

Spons yang termasuk kelas Demospongiae mempunyai penyebaran tempat

hidup yang luas dari perairan tawar sampai dengan perairan laut. Kelas

Demospongiae mencakup 95 persen dari semua hewan-hewan spons. Struktur

kanal kelas Demospongiae seluruhnya bertipe Leukonoid. Warna tubuh kelas ini

kebanyakan berwarna cerah, perbedaan warna dipunyai oleh perbedaan spesies

yang disebabkan oleh warna pigmen atau granula pigmen yang terletak di

amebosit.

Struktur rangka dari kelas Demospongiae beraneka ragam. Struktur tersebut

disusun oleh spikula “Silicceus” atau serat-serat spongin atau gabungan dua

struktur tersebut. Spikula dari kelas ini relatif besar dengan struktur monokson

atau tetrakson (cabang runcing satu atau cabang runcing empat). Contoh dari

Page 30: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.30 Praktikum Taksonomi Avertebrata

kelas Demospongiae antara lain: Haliclona permollis dan Microciona prolifera,

lihat Gambar 1.10.

Sumber: Barnes, R. D, 1982

Gambar 1.10

Struktur anatomi Haliclona permollis dengan bentuk tubular (atas); dan struktur anatomi Microciona prolifera dengan bentuk banyak percabangan ke atas seperti pohon (bawah). Perhatikanlah anatomi kanalnya. Contoh kelas Demospongiae yang hidup di air tawar adalah dari famili Spongillidae.

3. Kelas Hexatinellida atau Hyalospongiae

Perwakilan dari kelas Hexatinellida biasa disebut spons gelas. Nama

Hexatinellida berhubungan dengan bentuk spikulanya yang Heksason

(bercabang enam). Spons klas ini hidup menyendiri dengan bentuk mangkuk,

vas bunga, dan seperti piala. Kanal pada klas ini bertipe sikonoid, dengan

ukuran tubuh spons berkisar dari 10 sampai 30 cm. Sebagian besar berwarna

pucat. Spons dari Hexatinellida terutama hidup di perairan dalam sekitar 450 –

900 m di bawah permukaan laut. Spesies atau jenis yang dikenal sebagai contoh

anggota kelas Hexatinellida adalah keranjang bunga “venus” Euplectella, ia

bersimbiosa komensalisme dengan jenis udang Spongicola.

4. Kelas Sclerospongiae

Kelas Sclerospongiae hanya terdiri dari sedikit jenis spons yang biasa hidup

di lorong-lorong gua, berkaitan dengan kehidupan batuan karang di beberapa

tempat dunia. Spons kelas ini berkanal tipe Leukonoid dan mempunyai rangka

Page 31: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.31

dalam yang terstruktur atas spikula “silicceus”, serat-serat spongin, dan kristal

kalsium karbonat.

D. PELAKSANAAN PRAKTIKUM PORIFERA

Alat:

1. Loupe (kaca pembesar).

2. Pensil berwarna.

3. Buku gambar.

4. Pensil 2B.

Bahan:

1. Sampel spons air tawar misal: Spongilla.

2. Spons yang digunakan untuk mandi.

3. Grantia.

4. Preparat “jadi” berupa sayatan melintang (transversal) dan membujur

(longitudinal) spons sederhana dengan tipe kanal tertentu misal:

Leucosolenia.

Prosedur/Cara kerja:

1. Sampel spons air tawar: Spongilla diambil dan digambar di lembar kerja.

Perhatikanlah bentuk morfologi, pori-pori, dan kekenyalannya. Untuk

memperhatikan pori-pori dan mulut di lapisan terluar dapat menggunakan

loupe (kaca pembesar). Warna gambar yang dikerjakan mahasiswa

diusahakan sesuai dengan objek sampel tersebut.

2. Untuk memperoleh Spongilla yang merupakan hewan spons yang terdapat

di perairan tawar, dapat dijumpai di tepi-tepi kolam. Spons ini menempel

pada batu ataupun reruntuhan cabang-cabang pohon.

3. Spons yang biasa digunakan untuk mandi digambar morfologi luarnya di

lembar kerja yang disediakan. Perhatikanlah struktur yang tampak jika

dilihat dengan Loupe (kaca pembesar). Warnai pula gambar tersebut sesuai

warna aslinya.

4. Mahasiswa diperkenalkan dengan Grantia, gambarlah apa yang tampak

dilihat dengan Loupe di lembar kerja.

5. Selanjutnya mahasiswa diperlihatkan sampel spons yang tampak alur

kanalnya yaitu Leucosolenia. Morfologi dan struktur sayatan melintang

Page 32: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.32 Praktikum Taksonomi Avertebrata

serta longitudinal dari Leucosolenia digambar, diperhatikan, dan diberi

keterangan.

6. Buatlah klasifikasi sampai tingkat genus untuk salah satu sampel yang telah

digambar.

LEMBAR KERJA

Gunakanlah lembar kerja ini untuk mencatat dan menggambar hasil

kegiatan awal sebelum ditulis atau dibuat pada laporan lengkap.

1) Gambar morfologi Spongilla, struktur pori-pori dan keterangannya

Page 33: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.33

2) Gambar spons untuk mandi dan keterangannya

3) Gambar Grantia dan keterangannya

4) Gambar struktur kanal sayatan melintang (transversal) Leucosolenia dan

keterangannya

Page 34: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.34 Praktikum Taksonomi Avertebrata

5) Gambar struktur kanal sayatan membujur (longitudinal) Leucosolenia dan

keterangannya

6) Klasifikasi salah satu sampel Porifera:

Filum: …………………….. Ordo: ………………………..

Sub Filum: ………………... Famili: ………………………

Kelas: …………………….. Genus: ………………………

Spesies: ……………………

E. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PORIFERA

1. Setiap 5 – 10 orang mahasiswa membentuk satu kelompok praktikum

masing-masing mahasiswa dapat melakukan kegiatan praktikum subunit

tertentu yang berbeda. Hasil yang diperoleh dapat saling dipertukarkan

untuk pembuatan laporan yang lengkap dalam kelompoknya.

2. Teknis prosedur, bahan, dan alat praktikum dapat disesuaikan dengan teknis

prosedur bahan dan alat yang biasa dilaksanakan di laboratorium setempat.

3. Lembar kerja hanya untuk pencatatan langsung pada saat praktikum,

termasuk juga untuk gambar (sketsa) dan warnanya.

4. Laporan lengkap dapat dibuat pada buku gambar dengan penjelasan

informasi selengkapnya berdasarkan perolehan dari lembar kerja, atau

ikutilah petunjuk instruktur atau dosen praktikum.

5. Mahasiswa wajib mengikuti petunjuk dan aturan yang telah diberikan oleh

instruktur atau dosen praktikum di laboratorium setempat, termasuk juga

cara dan waktu pelaporan praktikum.

F. PETUNJUK PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan ditulis dengan format sebagai berikut:

COVER (halaman sampul depan)

I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN

VI. DAFTAR PUSTAKA

Page 35: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.35

1) Jelaskanlah ciri dan struktur Filum Porifera!

2) Sebutkanlah tipe-tipe kanal yang terdapat dalam tubuh bermacam-macam

Porifera!

3) Jelaskan ciri dan struktur hewan spons dari kelas Demospongiae!

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk memudahkan Anda dalam menjawab latihan, pelajari kembali materi

awal kegiatan Praktikum 2; selain itu juga uraian mengenai tipe kanal dengan

memperhatikan gambarnya; juga pelajari kembali penjelasan tentang kelas

Demospongiae.

1) Spons hidup di perairan laut dan tawar, hewan spons pada masa larva

sebelum berkembang berbentuk ….

A. berkoloni dan menempel pada substrat padat

B. hidup bebas berenang seperti ikan

C. bersilia dan hidup bebas berenang

D. saliva dan menempel di permukaan tepi perairan

2) Struktur kanal kelas Demospongiae berbeda dengan struktur kanal kelas

Hexatinellida, karena pada kelas Demospongiae struktur kanalnya adalah

bertipe ….

A. leukonoid

B. sikonoid

C. askonoid

D. sikonoid dan leukonoid

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 36: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.36 Praktikum Taksonomi Avertebrata

3) Spikula heksason (bercabang enam) yang khas itu merupakan ciri

penggolongan untuk kelas ….

A. Calcarea

B. Demospongiae

C. Hexactinellida

D. Sclerospongiae

4) Hewan spons yang hidup luas di air tawar dan laut dengan struktur kanal

leukonoid, termasuk kelas ....

A. Porifua

B. Calcaraea

C. Demospongiae

D. Spongilla

5) Kebanyakan hewan spons filum porifera, tinggal menetap atau melekat,

sehingga ilmuwan kini menyebutnya kelompok hewan ....

A. Porifera

B. Calearea

C. Demospongine

D. Parazoa

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,

gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap

materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan praktikum selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum

dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 37: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

BIOL4444/MODUL 1 1.37

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1

1) C

2) D

3) A

4) A

5) B

Tes Formatif 2

1) C

2) A

3) C

4) C

5) D

Page 38: Kingdom Protozoa dan Filum Porifera - pustaka.ut.ac.id filehewan Amoeba, Paramecium dan Plasmodium. Kegiatan Praktikum 2. Filum Porifera, dengan menggunakan sampel hewan Spons. Mahasiswa

1.38 Praktikum Taksonomi Avertebrata

Daftar Pustaka

Akhyar, Yayan. 2008. Parasitology website

http://yayanakhyar.files.wordpress.co (2008/04)

Barnes, R.D. 1974. Invertebrate Zoology. 3rd

Ed. Tokyo Japan: Toppan Co.

Barnes, R.D. 1985. Invertebrate Zoology. 4th

Ed. Saunders College.

Philadelphia: Holt Saunder, Tokyo Japan.

Case, C.L.: Johnson, T.R. 1984. Laboratory Experiment in Microbiology.

California: Benyamin/Cummings Publ. Menlo Park.

Gandahusada, S. Ilahude H. Herry. D. Pribadi. W. 2000. Parasitologi

Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran UI.

Hurip, Pratomo. 1985. Plasmodium falciparum di Indonesia. Jakarta: (Skripsi

Sarjana Muda) Fakultas Biologi Universitas Nasional.

Nawangsari, Sugiri. 1988. Zoologi Avertebrata I, Pusat Antar Universitas IPB

dan Lembaga Sumber Daya Informasi IPB.

Nawangsari, Sugiri. 1989. Penuntun Praktikum Zoologi. Bogor: Dikti –

Depdikbud PAU Ilmu Hayat IPB.

Nawangsari, Sugiri. 1989. Zoologi Avertebrata II, PAU Ilmu Hayat IPB, Dirjen

Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan & Kebudayaan.

Pan American Health Organization. 1973. Manual for the microscopic diagnosis

of malaria, (4th

edition). Washington DC: Scientific publ. No. 276.

Pechenik, J.A. 2005. Biology of the Invertebrate (5 th

ed.). Mc Graw Hill Higher

Education Publ. Boston, New York: Toronto.