kinerja pendamping lokal desa dalam pembangunan …digilib.unila.ac.id/32283/3/skripsi tanpa bab...

67
KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN (Studi Di Desa Relung Raya dan Desa Pemanggilan) (Skripsi) Oleh AHMAD SULAIMAN JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI

KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN

(Studi Di Desa Relung Raya dan Desa Pemanggilan)

(Skripsi)

Oleh

AHMAD SULAIMAN

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

ABSTRAK

KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN

DESA DI KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN

(Studi Di Desa Rulung Raya dan Desa Pemanggilan)

Oleh

AHMAD SULAIMAN

Pasca lahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, mendadak desa menjadi

sedemikian ‘seksi’. Salah satunya ialah Desa Rulung Raya dan Desa

Pemanggilan, Kecamatan Natar. Munculnya peraturan tersebut juga mengatur

tentang pendampingan bagi desa atau disebut juga pendamping lokal desa, yang

bertujuan untuk tercapainya penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,

pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan, yang dapat dilihat dari LPJ

(Laporan Pertanggung Jawaban). Dimana kedua desa yang ada di Kecamatan

Natar tersebut belum membuat LPJ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

kinerja pendamping lokal desa serta mendeskripsikan faktor penghambat

pendamping lokal Desa Rulung Raya dan Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian, dari produktivitas kinerja pendamping lokal desa belum cukup

baik. Hal ini dilihat dari input yang ada tidak menghasilkan output yang

maksimal. Responsivitas, respon yang dilakukan pendamping lokal desa belum

cukup baik. Hal ini didasari dari ketidaktahuan fungsi yang sebenarnya dari

pendamping lokal itu sendiri. Responsibilitas dan akuntablitas, pendamping lokal

Desa Rulung Raya dan Desa Pemanggilan belum melaksanakan tugas dengan

baik. Hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan pendamping lokal desa tersebut

dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping lokal desa. yang terakhir ialah

faktor-faktor penghambat pendamping lokal desa kurangnya pemahaman

pendamping lokal desa tentang tugas pokok fungsinya sebagai pendamping lokal

desa, Selain itu, minimnya jumlah sumber daya manusia pendamping lokal desa

menjadi hambatan tersendiri bagi pendamping lokal desa. Oleh sebab itu,

perlunya pelatihan khusus bagi aparatur Kecamatan Natar dan perlunya

penambahan sumber daya manusia pendamping lokal desa.

Kata kunci : Kinerja, Pendamping Lokal Desa

Page 3: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

ABSTRACT

PERFORMANCE OF VILLAGE LOCAL SUPPORT IN VILLAGE

DEVELOPMENT IN NATAR SOUTHERN LAMPUNG DISTRICT

(Study In Rulung Raya Village and Pemanggilan Village)

By

AHMAD SULAIMAN

After the birth of Law Number Six Year two thousand fourteen About the Village,

suddenly the village becomes so 'sexy'. One of them is Rulung Raya Village and

Pemangilan Village, District Natar. The emergence of the regulation also provides

for village assistance, also called local village counselors, aimed at achieving

governance, development, community empowerment, and community, which can

be seen from LPJ (Accountability Report). Where the two villages in the District

Natar has not made LPJ. This study aims to analyze the performance of local

village counselors as well as to describe factors inhibiting local counselor of

Rulung Raya Village and Call Village, Natar Sub-district. This research uses

descriptive method with qualitative approach.

The results of the research, from the productivity performance of local village

counselor has not been good enough. It is seen from the existing input does not

produce maximum output. This is based on the ignorance of the actual function of

the local escort itself. Responsibilitas and akuntablitas, local companion of

Rulung Raya Village and Village Calling has not done a good job. This can be

seen from the inability of the local village counselor in carrying out his duties as

local village counselor. the latter are inhibiting factors of local village facilitators

lack of understanding of local village counselors on the main task of their function

as local village counselors, In addition, the lack of human resources of local

village counselors becomes an obstacle for local village counselors. Therefore,

there is a need for special training for the Natar District apparatus and the need for

additional local human resources of the village.

Keywoerds : Performance, Local Village Assistant

Page 4: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN

DESA DI KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN

(Studi Di Desa Relung Raya dan Desa Pemanggilan)

Oleh

AHMAD SULAIMAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
Page 6: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
Page 7: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
Page 8: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ahmad Sulaiman, lahir di Suban

Tanjung Sakti, Lahat, Sumatera Selatan, pada tanggal 16

September 1994. Penulis merupakan anak keenam dari

Tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Zainal Abidin.S.Pd

dan Ibu Istilainni. Penulis memiliki lima orang kakak dan

satu orang adek, Cris Perwanto, Dewi Sinta Purnama Sari, Adam Idris, Bimi

Agusanti, Febryansyah dan Eka Noviyanti.

Penulis memulai pendidikan dari pendidikan di SD Muhamadiyah 1 Tanjung

Sakti pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP N 38

Palembang pada tahun 2005. Penulis lulus pada 2008 penulis melanjutkan

pendidikan di SMA N 17 Palembang.

Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Jurusan Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas

Lampung. Penulis diterima melalui Jalur Mandiri dan tergabung dalam Himpunan

Mahasiswa Administrasi Negara (HIMAGARA). Pada tahun 2016 Januari,

penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukapura Kec. Sumber

Jaya Kab. Lampung Barat selama 60 hari.

Page 9: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

MOTTO

Barang siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir, Maka

hendaklah iya berkata baik atu diam

(Nabi Muhammad S.A.W)

Masa depan tergantung pada apa yang kita lakukan hari ini.

(Mahatma Gandhi)

Fokus melihat kedepan agar tau arah tujuan, lihatlah

kebelakang untuk mengenang perjuangan.

Menatap keatas untuk menuju puncak yang diinginkan,

menoleh ke bawah agar tau penderitaan yang pernah

dirasakan.

(Rezki Anantama)

Aku tidak mempunyai aturan, tetapi aku selalu berusaha

untuk melakukan segala hal yang terbaik setiap saat dan

setiap hari

(Satria Fajar Anugrah)

Jika kita mempunyai keinginan yang kuat dari dalam hati,

Maka seluruh alam semesta akan bahu-menbahu

mewujudkannya

(Ahmad sulaiman)

Page 10: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan

kesempatan sehingga dapat kuselesaikan sebuah karya

ilmiah ini dan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang

selalu diharapkan Syafaatnya di hari akhir kelak. Aku

persembahkan karya ini kepada:

Kedua orang tuaku,

Ayahanda Zainal Abidin dan Ibunda Istilainni

yang selalu mencintai, menyayangi dan mengasihi serta

mendoakanku dengan tulus sebagai penyemangat hidupku.

Serta untuk kelima kakakku Cris Purwanto, Dewi Sinta

Purnamasari, Adam Idris, Bimi Agusanti, Febriansyah

yang ku sayangi dan adikku Eka Noviyanti yang senantiasa

memberikan dukungan kepadaku sehingga karya ini dapat ku

selesaikan.

Almamaterku tercinta

UNIVERSITAS LAMPUNG

Page 11: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

SANWACANA

Assalammualaikum Wr Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin tercurah segala puji dan syukur ke hadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia- Nya kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat serta salam penulis

ucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sang motivator bagi penulis untuk

selalu ikhlas dan bertanggung jawab dalam melakukan segala hal. Atas segala

kehendak dan kuasa Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Kinerja Pendamping Lokal Desa dalam Pembangunan Desa Relung

Raya dan Pemanggilan di Kecamatan Natar Lampung Selatan ”, sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Negara (SAN) pada Jurusan

Ilmu Administrasi Negara, fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini

karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setulusnya

kepada pihak – pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini antara lain:

1. Bapak Simon Sumanjoyo Hutagalung S.A.N, M.PA selaku pembimbing

utama. Terima kasih sudah bersedia memberikan ilmu, saran, waktu, nasehat,

Page 12: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

dan bimbingannya dengan sabar sehingga apa yang diberikan dapat

membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga Penulis menjadi

giat untuk lebih cepat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Izzul Reza S.A.N, M.P.A. yang dulunya menjadi dosen pembimbing

kedua saya . Terima kasih atas semua hal yang sudah diberikan, baik berupa

waktu, ilmu, nasehat. Terimakasih juga buat kesabarannya selama ini dalam

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Nana mulyana S.IP, M.Si selaku dosen pembahas dan penguji. Terima

kasih atas saran, ilmu, dan motivasi yang bermanfaat bagi Penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung

5. Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara. Terima kasih untuk waktu, motivasi dan ilmu bermanfaat yang telah

diberikan kepada penulis sehingga memotivasi penulis untuk menjadi lebih

baik dalam mencapai kesuksesan.

6. Bapak Prof. Yulianto, M.S selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.

Terima kasih untuk saran, nasihat, motivasi dan ilmu bermanfaat yang telah

diberikan kepada penulis sehingga memotivasi penulis untuk menjadi lebih

baik dalam mencapai kesuksesan.

7. Seluruh Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP UNILA Bapak Prof. Dr

Yulianto, M.S, Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si, Bapak Nana Mulyana, S.

Ip, M.Si, Ibu Dr. Novita Tresiana, S.Sos., M.Si, Bapak Syamsul Ma’arif,

S.IP., M.SI, Ibu Dewie Brima Atika, S.IP.,M.Si, Ibu Ani Agus Puspawati,

S.AP., M.AP, Bapak Fery Triatmojo, S. A.N., M.AP, Ibu Susana Indriyati,

Page 13: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

S.IP., M.SI, Ibu Meliayana, S.IP., M.A, Ibu Intan Fitri Meutia, S.A.N. M.A.,

Ibu Rahayu Sulistiowati, S.Sos, M.Si. dan Bapak Izul Fathu Reza. Terima

kasih atas segala ilmu yang telah penulis peroleh di kampus semoga dapat

menjadi bekal yang berharga dalam kehidupan penulis ke depannya.

8. Bapak Azhari selaku Staf jurusan Ilmu Administrasi Negara yang ramah, dan

selalu memberikan pelayanan bagi penulis yang berkaitan dengan

administrasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Segenap informan penelitian Bapak Hamdani (Sebagai Ketua Seksi Ekonomi

Pembanguanan), Ibu Bimi (Selaku Sekertaris Seksi ekonomi dan

pembangunan), Bapak Aziz (Selaku Pendamping lokal desa relung raya).

Terima kasih atas waktu, bantuan dan informasi yang telah banyak diberikan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Apa yang telah diberikan

kepada penulis dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi penulis.

Semoga semua kebaikan bapak dan ibu sekalian di balas oleh Allah SWT.

10. Teruntuk kedua orang tuaku Bapak Zainal Abidin dan Ibu Istilaini, terima

kasih atas cinta dan sayang yang tak terhingga untuk kalian yang telah

membesarkan, mendidik, mendoakan dan selalu memberikan dukungan yang

tiada hentinya. Teruntuk papa dan mama sehat selalu ya agar bisa melihat

anakmu ini menjadi seseorang yang bisa kalian banggakan dan dapat

membahagiakan kalian, amiiiiiin.

11. Teruntuk kakakku yang kusayangi Cris Purwanto, Dewi Sinta Purnamasari,

Adam Idris, Bimi Agusanti, Febriansyah dan adiku Eka Noviyanti tetaplah

menjadi kakak dan adik yang saling support satu sama lain. Semoga kita

menjadi saudara yang selalu akur dan kelak dapat membanggakan keluarga

besar kita.

Page 14: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

12. Teruntuk Keluarga Lampung yang telah memberikan motivasi Bakcik

Najam, Mang Edi, Datuk, Wak Mayam, Makcik Jainab, Bik Gadis,Kak

Kuno, Kak Ef, Ayuk Yen, Bang Sony, Ibu Masnah, Bapak Dedy Sudrajad

namun tidak dapat disebutkan satu persatu

13. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

14. Orang Kampung Belakang (KABEL) Aji, Saed, Riki, Rezki, Komeng,

A’deden, Dimas, Mondru, Emi.

15. Sahat Roti Pander, Lian, Memo, Ander, Yal, Guspen, Jarwo, Irvan, Jokowi,

Hery Agus, Arlan, Cater, Bany, Jebih, Ego, Jansri, Muklis,Tijo dan Ego.

16. Sabahatku para Eksekutif Muda Alfajar Boss jaket kulit, Satria tukang tipu,

Tripang Boss burung, Topik CEO Gojek, Berry bos Lampuung Geh, Ikhwan

manager Transmart, Irlan Kacab mandiri mitra usaha, Akbar bos tower signal,

Alga tuan tanah pahawang, Bayu bos Great Giant Pineple, Boss Denis, Kiki

CEO Grab, Alan Boss Clothing, Rifki cibi bos hp Cino, Rifki nyum bos

guppy, Putu bos obat, Danu Sang Photo grafer, Rezki yang punya Warnet .

Semoga kita semua menjadi orang suskses.

17. Para sahabat wece-wece yuyun, serli, purnama, nisul, vike yang telah

memberi warna dibalik canda tawa. Terimakasih juga buat bantuannya.

18. Terima kasih buat teman – teman seperjuangan ANE 2012 ( AMPERA ) aris,

ageng, anisa dubipata, ajeng, ayu septiani, ali firdaus, andre Pratama, guruh,

ayu tsanita, ayu widya puspita, chairani salamah, dewi, dian, dwini, dianisa,

herlina, emi marta, endry ardiyanto, ernawati, fadilla nuari, firdalia, fitri

rustiana, ghea, ica yulita, ikhsan, iyaji, siti muslimah, intan, johansyah,kirana,

lena, lianse, antonia, si kembar icup dan ipul, maya, mutiara, melisa, eko,

nadiril, novaria, novita sari, rischa mollytha, sholeh ridlwan, omega, quqila,

Page 15: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

rhani umay, ria shellawati, ridha ayu amalia, silvia yolanda, widji ramadhani,

yeen gustiance, yoanita. Terima kasih atas bantuan, kebersamaan, canda tawa,

dukungan, dan pengalaman yang diberikan kepada penulis. Semoga

pertemanan dan komunikasi kita selalu terjalin, tetap semangat ampera sukses

buat kita semua aamiin.

19. Abang dan Mbak HIMAGARA yang gak pernah lelah untuk memberi saran,

motivasi, pelajaran, pengalaman selama ini, hanya kalimat terimakasih lah

yang bisa diungkapkan buat apa yang selama ini kalian berikan kepada

penulis.

20. Adik-adik HIMAGARA yang tidak dapat disebutkan satu-persatu karena

sanking banyaknya, selama ini kalian telah menyuport dan menemani penulis

baik di kampus maupun di luar kampus, tetap semangat dan jangan pernah

menyerah untuk berproses di HIMAGARA.

21. Terima kasih untuk temen-temen seperjuangan KKN, Agung, Andre, Gus,

Ayu, Wita, Dwi, Shelly. Makasih untuk waktu 60 hari nya selama KKN.

Semoga kita bisa kumpul bareng lagi dan bercanda bareng lagi walaupun

sekarang udah pada sibuk masing-masing tapi selalu penulis doain semoga

kita semua sukses dan bisa meraih apa yang udah menjadi cita-cita kita

semua. Pokoknya selalu jaga tali silaturahmi kita ya Terima Kasih juga untuk

para aparatur desa yang telah membantu kami selama berada di lokasi KKN

buat Pak Novi beserta istri atas bantuan dan nasihatnya juga telah

memperbolehkan kami menempati rumahnya dengan Cuma-Cuma. Buat

Collin yang sudah dianggap sebagai adik sendiri, cepat gede dan selalu

sayang sama bapak dan ibu ya. Untuk semua warga Desa Marga Jaya selalu

Page 16: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

diberikan kesehatan oleh Allah SWT supaya kita bisa bertemu dilain

kesempatan.

22. Keluarga besar Universitas Lampung yang telah membantu penulis selama

belajar di Universitas Lampung

23. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas bantuannya.

Tidak ada kata yang lebih indah selain kata “terima kasih dan maaf” atas semua

nya. Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Akan tetapi penulis berharap kiranya karya sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi kita semua aamiin.

Bandar Lampung, 05 Juli 2018

Penulis,

Ahmad Sulaiman

NPM: 1216041004

Page 17: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kinerja............................................................................ 9

1.Pengertian Kenerja ................................................................................. 9

2.Pengukuran Kinerja ............................................................................... 11

3.Indikator Kinerja .................................................................................... 13

B. Tinjauan Tentang Desa ................................................................................ 16

C. Tinjauan Tentang Alokasi Dana Desa ......................................................... 18

D. Tinjauan Tentang Pendamping Lokal Desa ................................................ 20

1.Pengertian Pendamping Lokal Desa ...................................................... 20

2.Manfaat Pendamping ............................................................................. 23

3.Metode Pendekatan Pendamping ........................................................... 24

4.Bentuk-Bentuk Pendamping .................................................................. 25

5.Tujuan Pendamping ............................................................................... 26

6.Model Pelaporan Pendamping ............................................................... 28

E. Tinjauan Tentang Pembangunan Desa ........................................................ 28

1.Pengertian Pembangunan Desa .............................................................. 28

F. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 30

G. Kerangka Pikir............................................................................................. 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................. 36

B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 36

C. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 39

Page 18: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

E. Analisis Data ................................................................................................ 40

F. Teknik Keabsahan Data ............................................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ........................................................................................ 44

a. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan .......................................... 44

1. Geografi, Administrasi, Dan Kondisi Fisik.................................................. 44

1.1 Letak Kabupaten Lampung Selatan .................................................... 44

1.2 Kondisi Air Tanah ............................................................................... 46

1.3 Kondisi Umum Iklim .......................................................................... 46

1.4 Kondisi Perairan .................................................................................. 47

1.5 Daerah Aliran Sungai .......................................................................... 48

1.6 Demografi ........................................................................................... 48

1.7 Tata Ruang Wilayah ............................................................................ 50

1.8 Sosial dan Budaya ............................................................................... 51

b. Gambaran Umum Kecamatan Natar ............................................................ 52

1.1 Keadaan Geografi................................................................................ 52

1.2 Keadaan Monografi ............................................................................. 54

1.3 Sumber Daya Kecamatan Natar .......................................................... 55

c. Gambaran Umum Pendamping Lokal Desa ................................................ 56

1. Profil Pendampung Lokal Desa Kecamatan Natar................................. 58

B. Hasil penelitian ............................................................................................ 59

1. Kinerja Pendamping Lokal Desa Dalam Pembangunan Desa ............... 59

1.1 Produktivitas ................................................................................... 59

1.2 Responsivitas .................................................................................. 70

1.3 Responsibilitas ............................................................................... 73

1.4 Akuntabilitas .................................................................................. 75

2. Faktor Penghambat Pendamping Lokal Desa Dalam Pembangunan

Desa Di Kecamatan Natar Lampung Selatan ......................................... 78

C. Pembahasan Penelitian ................................................................................ 79

1. Kinerja Pendamping Lokal Desa Dalam Pembangunan Desa .............. 79

1.1 Produktivitas ................................................................................... 79

1.2 Responsivitas .................................................................................. 87

1.3 Responsibilitas ............................................................................... 89

1.4 Akuntablitas ................................................................................... 90

2. Faktor penghambat Penghambat Pendamping Lokal Desa

Dalam Pembangunan Desa Di Kecamatan Natar.................................. 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................. 92

B. Saran ............................................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 19: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pikir ............................................................................................................ 35

2. Struktur Pelaksana Pendamping Desa ........................................................................ 57

3. Infrastruktur Desa .......................................................................................................... 65

Page 20: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah

Daerah telah diatur mengenai pelaksanaan sistem desentralisasi di Negara

Indonesia, dimana pemerintah pusat memberikan kewenangan yang lebih besar

kepada daerah untuk melakukan serangkaian proses, mekanisme dan tahapan

perencanaan yang dapat menjamin keselarasan pembangunan atau yang sering

dikenal dengan otonomi daerah.

Pemberian otonomi daerah seluas-luasnya berarti pemberian kewenangan dan

keleluasaan kepada daerah untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya

daerah secara optimal. Titik berat otonomi daerah diletakan pada tingkat

kabupaten/kota, namun secara esensi sebenarnya kemandirian tersebut harus

dimulai dari level pemerintahan ditingkat paling bawah yaitu desa.

Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat

menjadi fokus utama dalam pembangunan pemerintah, hal ini dikarenakan

sebagian besar wilayah Indonesia ada di perdesaan. Berdasarkan data yang

dipublikasikan oleh Kementerian Dalam Negeri sampai dengan tahun 2015

jumlah desa di Indonesia sebanyak 74.754 desa yang menduduki wilayah

Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Jumlah tersebut mengalami peningkatan

Page 21: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

2

dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2014) yaitu 74.093 desa. (Sumber :

Jurnal Bina Pemdes 2016:53).

Besarnya populasi desa yang ada di Indonesia tersebut, menjadikan acuan

Pemerintah Indonesia membuat aturan tentang desa melalui Undang-undang

Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Undang-undang tersebut telah memberikan

nuansa baru dan sangat baru bagi pemerintah desa sebagai ujung tombak

pemerintah Indonesia dalam mengemban tugas negara.

Pasca lahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, mendadak desa

menjadi sedemikian ‘seksi’ yang ditandai dengan ramainya diskursus seputar

pemerintah daerah dalam ruang publik. Dalam Jurnal Bina Pemdes 2016:57) tema

besar yang sering menjadi perbincangan adalah bagaimana pemerintah desa

mampu mengambil peranan maksimal dalam iklim yang cukup bebas untuk

merencanakan dan melaksanakan program/kegiatan di desa yang melibatkan

segenap potensi desa, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun

spirit tata nilai yang telah dianut secara turun temurun.

Undang-undang ini menjadi efektif karena tidak sekedar muncul, tetapi

langsung diikuti dengan perangkat hukum yang memadai sebagai landasan

pelaksanaanya, disertai alokasi anggaranya, disertai pembinaaan dan peningkatan

kapasitas perangkat desanya dan pula didukung secara serius oleh pemerintah

daerah.

Ide dasar ini berpangkal pada keyakinan bahwa desa sebagai entitas

pemerintah terkecil dan terdepan, memiliki potensi untuk maju secara mandiri,

Page 22: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

3

sehingga diberi ruang ekspresi dalam menangani persoalan-persoalan level desa,

meningkatkan pelayanan dan kesejateraan masyarakat. Fenomena peraturan

tentang desa ini kemudian menjadi sangat menarik ketika peraturan ini diikuti

dengan pemberian dana bagi semua desa yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Dimana setiap desa berdasarkan data Kementerian Keuangan Republik Indonesia

tahun 2015 mendapatkan alokasi dana sebesar 565.640.00,00 atau secara nasional

sebesar 46,9 Triliun Rupiah. (Sumber: Jurnal Bina Pemdes 2016:21).

Besarnya alokasi dana bagi desa tersebut ditunjukan untuk menunjang

beberapa hal bagi kemajuan desa, diantaranya ialah meningkatkan kesejahteraan

dan pemerataan pembangunan desa melalui peningkatan pelayanan publik di desa,

memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa

serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan. Hal ini

kemudian diatur secara spesifik melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun

2014 Tentang Dana Desa pasal 19 yang menyebutkan bahwa dana desa digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan

masyarakat, dan kemasyarakatan.

Untuk mewujudkan tujuan pencapaian dana desa, pemerintah menyiapkan

berbagai perangkat yang dapat mendukung tujuan dana desa tersebut. Salah satu

perangkat pendukung pencapaian tujuan tersebut ialah pendampingan lokal desa.

Pendampingan lokal desa pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2015 Tentang

Pendamping Desa, bahwa pendamping desa bertujuan untuk melakukan tindakan

pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan dan

Page 23: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

4

fasilitasi desa. Lebih rinci pada pasal 2 dalam tujuan pendampingan desa dalam

peraturan menteri ini meliputi:

a) Meningkatkan kapasitas, efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan desa dan

pembangunan desa;

b) Meningkatkan prakarsa, kesadaran dan partisipasi masyarakat desa dalam

pembangunan desa yang partisipatif;

c) Meningkatkan sinergi program pembangunan desa antar sektor; dan

d) Mengoptimalkan aset lokal desa secara emansipatoris.

Selain itu, pendamping desa melaksanakan tugas mendampingi desa, meliputi:

a) Mendampingi desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan terhadap

pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa;

b) Mendampingi desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan sosial dasar,

pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan

teknologi tepat guna, pembangunan sarana prasarana desa, dan pemberdayaan

masyarakat desa;

c) Melakukan peningkatan kapasitas bagi pemerintahan desa, lembaga

kemasyarakatan desa dalam hal pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

Desa;

d) Melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok masyarakat desa;

e) Melakukan peningkatan kapasitas bagi kader pemberdayaan masyarakat desa

dan mendorong terciptanya kader-kader pembangunan desa yang baru;

f) Mendampingi desa dalam pembangunan kawasan perdesaan secara partisipatif;

dan

Page 24: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

5

g) Melakukan koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan dan memfasilitasi

laporan pelaksanaan pendampingan oleh camat kepada pemerintah daerah

kabupaten/kota.

Munculnya peraturan menteri tersebut yang mengatur tentang pendampingan

bagi desa mewajibkan bagi setiap daerah kabupaten yang ada di wilayah

Indonesia untuk memiliki pendamping lokal desa untuk mewujudkan tujuan dana

desa berdasarkan UU Nomor 6 tahun 2014. Salah satu daerah yang mendapatkan

pendamping lokal desa ialah Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

dimana Kecamatan ini memiliki 26 desa diantaranya, Desa Rulung Raya dan Desa

Pemanggilan.

Berdasarkan tujuan dan tugas pendamping desa salah satunya ialah asistensi

dan melakukan koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan dan memfasilitasi

laporan pelaksanaan pendampingan oleh camat kepada pemerintah daerah

kabupaten/kota. Hal ini berarti bahwa pendamping lokal desa memiliki tanggung

jawab dalam pembangunan desa baik secara teknis maupun non teknis yang salah

satunya ialah mendampingi desa dalam membuat laporan pertanggunga jawaban

kegiatan pembangunan desa baik dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Hal ini berfungsi

sebagai salah satu indikator bahwa desa telah melaksanakan tujuan dari pemberian

dana desa yang diberikan oleh pemerintah.

Namun, dalam perjalanannya di tahun 2016 ini di Kecamatan Natar, dari ke 26

desa yang ada di kecamatan tersebut, ada 2 desa yang belum memberikan laporan

pertanggungjawaban atas dana desa yang diberikan tersebut. Hal ini berdasarkan

Page 25: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

6

yang disampaikan oleh Bapak Hamdani selaku Kasi Keuangan dan Pembanguan

Kecamatan Natar dimana beliau mengatakan bahwa 26 desa yang ada di

Kecamatan Natar hingga akhir tahun 2016 ini ada beberapa desa yang belum

memberikan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan dana desa. Dimana

seharusnya laporan pertanggung jawaban tersebut diserahkan kepada kecamatan

setiap akhir tahun anggaran. Belum terealisasinya laporan pertanggu jawaban

dana desa di karenakan kinerja aparatur dan pendamping lokal desa yang belum

optimal dalam memahami pembuatan laporan pertanggjawaban (LPJ). (Sumber:

Hasil wawancara pada tanggal 10 januari 2017).

Bedasarkan wawancara yang juga diperoleh dari Ibu Titin selaku Sekretaris

Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar dalam wawancara, dimana beliau

mengatakan bahwa belum terealisasinya laporan pertanggung jawaban dana desa

disebabkan karena pendamping desa tidak mendampingi pembuatan proposal.

(Sumber: Hasil Wawancara pada tanggal 12 febuari 2017).

Selanjutnya berkaitan dengan kinerja pendamping lokal desa Bapak Maryoto

selaku Kepala Desa Rulung Raya, menyampaikan bahwa kinerja pendamping

lokal desa belum optimal dalam mendampingi desa, contonya seperti dalam

pembuatan laporan desa dan proposal pendampingan desa tidak teliti dalam

melakukanya. (Sumber: Hasil wawancara pada tanggal 12 Febuari 2017).

Berdasarkan data wawancara tersebut kita bisa melihat bahwa pendamping lokal

desa masih belum mengikuti aturan yang telah di keluarkan oleh Menteri Dalam

Negeri UU Nomor 3 Tahun 2015.

Page 26: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

7

Berdasarkan latar belakang diatas, diketahui bahwah pendamping lokal desa

memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan desa tetapi pada

kenyataanya yang terjadi di desa Rulung Raya dan Pemanggilan kinerja

pendamping lokal desa belum maksimal dalam menjalankan fungsinya, seperti

masih belum memahami secara mendalam mengenai pembuatan laporan

pertanggung jawaban (LPJ), proposal dan lain sebagainya yang berhubungan

dengan tugas pokok dan fungsi dari pendamping lokal desa tersebut. Sehingga

atas dasar tersebut, penelitian tertarik untuk melakukan penelitian tentang

bagaimana Kinerja Pendamping Lokal Desa Dalam Pembangunan Desa. Di

beberapa desa Di Kecamatan Natar yaitu Desa Rulung Raya dan Desa

Pemanggilan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kinerja pendamping lokal Desa dalam mendampingi Desa

Rulung Raya dan Desa Pemanggilan di Kecamatan Natar?

2. Apa faktor-faktor penghambat pendamping lokal Desa Rulung Raya dan

Desa Pemanggilan dalam mendampingi desa di Kecamatan Natar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana kinerja pendamping lokal desa

dalam mendampingi Desa Rulung Raya dan Desa Pemanggilan di

Kecamatan Natar.

Page 27: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

8

2. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat pendamping lokasi desa dalam

mendampingi Desa Rulung Raya dan Desa Pemanggilan di Kecamatan

Natar.

D. Manfaat Penelitian

Berikut beberapa menfaat yang dapat diberikan oleh peneliti melalui

penelitian ini:

1. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan

dan kepada Kepala Desa Rulung Raya dan Kepala Desa Pemanggilan di

Kecamatan Natar Lampung Selatan.

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menjadi kontribusi

pengembangan konsep Ilmu Administrasi Publik di mata kuliah

Manajemen Sumber Daya Aparatur Publik dan Manajemen Strategi

Sektor Pablik.

Page 28: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan

misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah

kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan

individu maupun kelompok. Kinerja bisa diketahui ketika individu atau kelompok

mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini

berupa tujuan-tujuan dan target-target tertentu yang telah dicapai Mahsun

(2006:25).

Robbins and Coulter dalam Safitri (2016:10) menjelaskan “Performance is

the end result of anactivity, managers are concerned with organizational

performance the accumulated end results of all the organization’s work activities”

yang artinya kinerja adalah hasil akhir dari suatu kegiatan, manajer prihatin

dengan hasil akhir kinerja organisasi akumulasi dari aktivitas kerja semua

organisasi.

Page 29: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

10

Sehubungan dengan pernyataan diatas, Steers, Mowday dalam Safitri

(2016:11) menjelaskan bahwa kinerja merupakan hal yang sangat relevan untuk

dibahas karena keseluruhan efektivitas organisasi tergantung daripadanya dan

individu itu sendiri, dalam hal agar dipekerjakan, dipertahankan dalam

pekerjaannya, dan berbagai imbalan yang akan diterima terkait dengan kinerjanya.

Kinerja berasal dari pengertian performance, yaitu sebagai hasil kerja atau prestasi

kerja. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari

pekerjaan tersebut (Wibowo, 2012:7).

Menurut Hersey dkk. dalam Wibowo (2012: 102), terdapat tujuh indikator

kinerja. Dua diantaranya mempunyai peran yang sangat penting, yaitu tujuan dan

motif. Kinerja ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai dan untuk

melakukannya diperlukan motif. Tanpa adanya dorongan motif untuk mencapai

tujuan, kinerja tidak akan berjalan. Dengan demikian tujuan dan motif menjadi

indikator utama dari kinerja.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil

kerja nyata yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan

kepadanya sesuai dengan kriteria dan tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.

Kinerja bisa diketahui ketika individu atau kelompok mempunyai kriteria

keberhasilan yang telah ditetapkan.

Page 30: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

11

2. Pengukuran Kinerja

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana kerja yang telah

ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang

ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang

diharapkan. Untuk melakukan pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk

mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya ukuran kinerja supaya dapat

memperbaiki kinerja. Perlu diketahui seperti apa kinerja saat ini dan pengukuran

hanya berkepentingan untuk mengukur apa yang relevan.

Menurut Mahsun (2006:34) Pengukuran kinerja bukan tujuan akhir

melainkan merupakan alat agar dihasilkan manajemen yang lebih efisien dan

terjadi peningkatan kinerja. Hasil dari pengukuran kinerja akan memberi tahu kita

apa yang terjadi, bukan mengapa hal itu terjadi atau apa yang harus dilakukan.

Menurut Mahmudi (2015:14), pengukuran kinerja merupakan bagian penting

dari proses pengendalian manajemen, baik organisasi pubik maupun swasta.

Namun karena sifat dan karakteristik organisasi sektor publik berbeda dengan

sektor swasta, penekanan dan orientasi pengukuran kinerjanya pula berbeda.

Adapun tujuan dilakukan penilaian kinerja sektor publik adalah :

a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi.

b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai.

c. Memperbaiki kinerja periode berikutnya.

Page 31: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

12

d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan

pemberian reward and punishment.

e. Memotivasi pegawai.

f. Menciptakan akuntabilitas publik.

Menurut Wibowo (2012:320) pengukuran kinerja yang tepat dapat dilakukan

dengan cara:

a. Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah terpenuhi.

b. Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan.

c. Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja.

d. Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang perlu

prioritas perhatian.

e. Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas.

f. Mempertimbangkan penggunaan sumber daya.

g. Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan.

Oleh karena itu, orang yang melakukan pengukuran kinerja perlu memenuhi

persyaratan. Persyaratan itu diantaranya:

a. Dalam posisi mengamati perilaku dan kinerja yang menjadi kepentingan

individu.

b. Mampu memahami tentang dimensi atau gambaran kinerja.

c. Mempunyai pemahaman tentang format skala dan instrumennya dan harus

termotivasi untuk melakukan pekerjaan rutin secara sadar.

Page 32: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

13

3. Indikator Kinerja

Indikator kinerja sangat penting bagi organisasi, baik organisasi sektor publik

maupun organisasi swasta. Indikator berfungsi untuk mengukur kinerja organisasi

yang akan digunakan oleh manajemen untuk mengambil tindakan tertentu.

Indikator kinerja tersebut harus valid dan tidak menyesatkan, karena informasi

yang dihasilkan dari indikator kinerja yang tidak valid akan berakibat

dilakukannya keputusan dan tindakan manajemen yang salah.

Menurut Mahmudi (2015:153-154) indikator kinerja merupakan sarana atau

alat untuk mengukur hasil suatu aktivitas, kegiatan, atau proses, dan bukan

merupakan hasil atau tujuan itu sendiri. Peran indikator kinerja bagi organisasi

sektor publik adalah memberikan tanda atau rambu-rambu bagi manager atau

pihak luar untuk menilai kinerja organisasi.

Menurut Mahmudi (2015:155-159) Indikator kinerja mengacu pada penilaian

kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan

indikasi-indikasi kinerja, sehingga bentuknya cenderung kualitatif. Sedangkan

ukuran kinerja adalah kriteria kinerja yang mengacu pada penilaian kinerja secara

langsung, sehingga bentuknya lebih bersifat kuantitatif. Beberapa syarat indikator

kinerja yang baik yaitu:

a. Konsistensi, yaitu indikator tersebut harus konsisten antara waktu dan juga

konsisten antarunit.

b. Dapat diperbandingkan, indikator kinerja digunakan untuk membandingkan

kinerja relatif terhadap waktu dan terhadap unit kerja.

c. Jelas, indikator kinerja harus jelas dan sederhana agar mudah dipahami.

Page 33: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

14

d. Fokus, indikator kinerja harus fokus pada sesuatu yang diukur.

e. Relevan, indikator kinerja harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.

f. Realistis, target yang ditetapkan harus berdasarkan pada harapan yang realistis

sehingga memungkinkan untuk dicapai.

Menurut Dwiyanto dalam Pasolong (2010:178-180) Adapun beberapa

indikator yang perlu digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik, antara

lain :

a. Produktivitas, yaitu tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga

mengukur efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami

sebagai ratio antara input dengan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu

sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba

mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan

memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang

diharapkan salah satu indikator kinerja yang penting. Sedangkan yang

dimaksud dengan produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional adalah

suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa

mutu kehidupan hari ini (harus) lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok

lebih baik dari hari ini.

b. Kualitas Layanan, yaitu: cenderung menjadi dalam menjelaskan kinerja

organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif yang terbentuk

mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan publik terhadap

kualitas. Selanjutnya, dengan demikian menurut Dwiyanto kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan dapat dijadikan indikator kinerja birokrasi

Page 34: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

15

publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasan masyarakat sebagai

indikator kinerja adalah informasi mengenai kepuasan masyarakat seringkali

tersedia secara mudah dan murah. Informasi mengenai kepuasan masyarakat

terhadap kualitas pelayanan seringkali dapat diperoleh darimedia massa atau

diskusi publik. Kualitas layanan relatif sangat tinggi,maka bisa menjadi satu

ukuran kinerja birokrasi publik yang mudah dan murah untuk dipergunakan.

Kepuasan masyarakat bisa menjadi indikator untuk menilai kinerja birokrasi

publik.

c. Responsivitas, yaitu kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan

program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas disini menunjuk pada

keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan

aspirasi masyarakat. Responsivitas dimaksudkan sebagai salah satu indikator

kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan

birokrasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukkan

dengan ketidakselarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal

tersebut jelas menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan

tujuan birokrasi publik. Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan

sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.

d. Responsibilitas, Menurut Lenvine dalam Dwiyanto (2006:51) yaitu

menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi publik itu dilakukan sesuai

dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar dengan kebijaksanaan

Page 35: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

16

birokrasi, baik yang eksplisit maupun implisit, Oleh sebab itu, responsibilitas

bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.

e. Akuntabilitas, yaitu menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan

birokrasi politik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.

Asumsinya ialah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat,

dengan sendirinya akan memprioritaskan kepentingan publik.

B. Tinjauan Tentang Desa

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Desa adalah desa dan desa

adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Desa menurut Sunardjo dalam Christian (2015:4) adalah suatu kesatuan

masyarakat hukum berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu

wilayah tertentu batas-batasnya, memiliki ikatan lahir batin yang sangat kuat, baik

karena keturunan maupun kesamaan kepentingan politik, ekonomi, sosial, dan

keamanan, memiliki susunan pengurus yang dipilih bersama; memiliki kekayaan

dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri.

Page 36: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

17

Selanjutnya beliau juga menyatakan bahwa desa-desa tersebut atau dengan nama

asli yang setingkat dengan satu kesatuan hukum dengan karakteristik sebagai

berikut :

a. Berhak dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya menurut

adat kebiasaan dan menurut peraturan yang diatur oleh negara atau peraturan

daerah yang berlaku.

b. Desa wajib melaksanakan tugas dan kewenangan yang diberikan oleh

pemerintah daerah.

c. Untuk melaksanakan tugas dan wewenang tersebut kepala desa atau

Pemerintahan desa dapat memberikan bantuan atau sumbangan.

Keberadaan desa secara yuridis formal juga diakui dalam Peraturan

perundang-undangan yaitu dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 Tentang

Pemerintahan daerah junto dalam Peraturan Pemerintah No.72 tahun 2005

Tentang Desa. Menurut Undang-Undang No. 32 tahun 2004, desa diberi

pengertian sebagai berikut : “desa adalah suatu masyarakat hukum yang memiliki

batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam system Pemerintahan Negara Republik Indonesia”.

Sejalan dengan ketentuan tersebut Wasistiono dan Tahir dalam Christian

(2015:5) menyatakan bahwa. “desa saat ini ditempatkan sebagai suatu organisasi

pemerintahan atau organisasi kekuasaan, yang secara politis dan administrative

memiliki wewenang tertentu untuk mengatur warga atau anggota komunitasnya

Page 37: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

18

sebagai akibat posisi politisnya yang merupakan bagian dari negara atau hak asal-

usul dan adat istiadat yang dimilikinya”.

pemerintahan desa yang terdiri dari Pemerintahan desa dan Badan

Permusyawaratan Desa, di desa juga terdapat lembaga kemasyarakatan desa yang

berfungsi membantu pemerintahan desa dan merupakan mitra dalam

memberdayakan masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah No. 72 Tentang

Desa, lembaga kemasyarakatan yang ada di desa diperkenankan dibentuk oleh

Pemerintahan Desa yang dalam pembentukannya dapat disesuaikan dengan

kebutuhan desa itu sendiri.

C. Tinjauan Tentang Alokasi Dana Desa

Berkaitan dengan sumber pendapatan desa, Pasal 72 ayat 1 huruf b UU No. 6

Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan bahwa sumber dana desa berasal dari

alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Hal ini berimplikasi adanya

belanja transfer pemerintah pusat untuk Dana Desa. Selaras dengan kebijakan

tersebut, APBN 2015 telah mengalokasikan dana transfer ke desa sebesar Rp.

9.066,2 miliar.

Pasal 72 ayat 2 UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa menyatakan bahwa

alokasi anggaran bersumber dari Belanja Pusat dengan cara mengefektifkan

program yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan. Penjelasan pasal

tersebut menyatakan bahwa alokasi anggaran yang bersumber dari APBN

dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan

Page 38: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

19

jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan

geografis.

Sebelum kebijakan dana desa dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, PP

No. 72 Tahun 2005 tentang Desa menyebutkan salah satu sumber pendapatan desa

berasal dari transfer dana pemerintah berupa alokasi dana desa. Berdasarkan PP

tersebut, pemerintah menetapkan ADD yang berasal dari bagian dana transfer

pusat (APBN) kepada pemda kabupaten/kota (APBD). ADD tersebut ditetapkan

paling sedikit 10 persen dari dana transfer yang diterima oleh kabupaten/kota.

Adanya kebijakan ADD tersebut dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan

kegiatan pelayanan publik di desa.

Berdasarkan PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa, tujuan pelaksanaan ADD

adalah (1) meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam

melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai

kewenangannya, (2) meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa

dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara

partisipatif sesuai dengan potensi desa, (3) meningkatkan pemerataan pendapatan,

kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa, dan (4)

mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat.

Menurut Mahfudz dalam Abidin (2015:70) Konsep ADD merupakan koreksi

terhadap model bantuan desa yang diberikan oleh pemerintah pusat bersamaan

dengan agenda pembangunan desa sejak tahun 1969. Beberapa jenis transfer

keuangan kepada desa antara lain: Bantuan Desa (Bandes), dana pembangunan

desa (Bangdes), serta Inpres Desa Tertinggal/IDT.

Page 39: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

20

Menurut Mahfudz dalam Abidin (2015:71) Pengalokasian ADD masih

menghadapi sejumlah permasalahan. Sebagian besar penggunaan ADD lebih

banyak diarahkan pada kegiatan fisik (pembangunan sarana dan prasarana fisik),

disusul kemudian untuk penambahan kesejahteraan perangkat desa dalam bentuk

dana purna bakti, tunjangan, dan sejenisnya serta sebagian lagi untuk kegiatan

rutin. Meskipun terdapat regulasi dari pemda setempat yang mengatur secara rinci

tentang penggunaan ADD oleh masing-masing desa, regulasi tersebut banyak

yang belum dapat diimplementasikan dengan baik.

Sebagai contoh, persentase bagian dari ADD yang diterima oleh lembaga

kemasyarakatan desa yang besarannya tidak sesuai dengan aturan yang ada. Hal

lain yang perlu mendapat perhatian adalah masih adanya sebagian desa yang

belum melakukan sosialisasi pertanggungjawaban pelaksanaan ADD kepada

masyarakat secara transparan karena menganggap pertanggungjawaban cukup

dilakukan kepada pemda saja.

D. Tinjauan Tentang Pendamping Lokal Desa

1. Pengertian Pendamping Lokal Desa

Menurut Mayeroff dalam Erviyati (2013:16) , kata “pendampingan” dipakai

untuk menterjemahkan kata carring. Kata ini berasal dari kata to care, yang

berarti merawat, mengasuh atau memperdulikan. Namun sejak tahun 1983 kata

carring diterjemahkan menjadi kata “pendampingan”. Esrom Arisitonang, dkk

mengemukakan bahwa istilah “pendampingan” berasal dari kata “damping”.

Orang yang melakukan kegiatan pendampingan pada umumnya disebut

Page 40: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

21

“pendamping”. Jadi pendamping melakukan pendampingan dalam arti bahwa

pendamping berada dalam pihak masyarakat, menemani, atau bermitra dengan

masyarakat.

Pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat

bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih

berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata

pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, samping,

menyamping, dan karenanya kedudukan antara keduanya (pendamping dan yang

didampingi) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi antara atasan dan bawahan.

Hal ini membawa implikasi bahwa peran pendamping hanya sebatas pada

memberikan alternatif, saran, dan bantuan konsultatif dan tidak pada pengambilan

keputusan (BPKB Jawa Timur dalam Erviyati 2013:17).

Pendampingan merupakan satu strategi yang sangat menentukan keberhasilan

program pemberdayaan masyarakat selanjutnya dikatakannya pula dalam kutipan

bahwa pendampingan merupakan strategi yang lebih mengutamakan “making

thebest of theclient’sresources”. Seperti yang dikatakan dalam Pedoman Umum

Penyuluhan Kehutanan (2004:2) bahwa pendampingan adalah kegiatan yang

dilakukan bersama-sama masyarakat dalam mencermati persoalan nyata yang

dihadapi di lapangan selanjutnya mendiskusikan bersama untuk mencari alternatif

pemecahan kearah peningkatan kapasitas produktivitas masyarakat. Sumber:

https://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/07/27/peran-pendampingan-pada-

pengembangan-masyarakat-tertinggal/, diakses pada 03 Januari 2017).

Page 41: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

22

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendampingan pada hakekatnya

merupakan kegiatan membantu, mengarahkan, mendukung terhadap

individu/kelompok masyarakat miskin dalam merumuskan masalah,

merencanakan, melaksanakan dan melestarikan program pendampingan

diperlukan agar potensi yang terdapat dalam masyarakat dapat dikembangkan

secara optimal.

Pendampingan lokal desa menurut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015

Tentang Pendamping Desa bahwa pendampingan Desa adalah kegiatan untuk

melakukan tindakan pemberdayaan masyarakat melalui asistensi,

pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi Desa.

Sedangkan pada pasal 2 tujuan pendampingan desa dalam peraturan menteri ini

meliputi:

a. Meningkatkan kapasitas, efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan desa dan

pembangunan Desa;

b. Meningkatkan prakarsa, kesadaran dan partisipasi masyarakat Desa dalam

pembangunan desa yang partisipatif;

c. Meningkatkan sinergi program pembangunan Desa antarsektor; dan

d. Mengoptimalkan aset lokal Desa secara emansipatoris.

Berdasarkan teori diatas peneliti meyimpulkan pendamping lokal desa adalah

kegiatan untuk melakukan tindakan pemberdayaan masyarakat melalui asistensi,

pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi Desa.

Page 42: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

23

2. Manfaat Pendampingan

Pendampingan memiliki manfaat untuk komunitas baik perorangan maupun

kelompok. Hal ini karena dilihat dari begitu pentingnya bagi pengetahuan secara

keseluruhan anggota. Manfaat pendampingan menurut Bintan dalam Erviyati

(2013:17) adalah :

a. Menciptakan kemandirian (self reliance) masyarakat, agar dapat

merencanakan,melaksanakan dan melestarikan program.

b. Memberdayakan (empowering) masyarakat untuk menghadapi tantangan dan

peluang bisnis (dengan menciptakan unit usaha mikro agar dapat mencukupi

kebutuhan sendiri).

c. Meningkatkan kemampuan (capacity building) masayarakat dengan

memberikan pengetahuan, keahlian serta akses terhadap informasi.

d. Mengembangkan pengawasan sosial (social control) masyarakat terhadap

program pembangunan dengan meningkatkan cara pengelolaan dana secara

transparan.

e. Memperluas kesempatan (creating opportunities) masyarakat berpartisipasi

dalam program pembangunan melalui wahana yang ada.

f. Meningkatkan kesejahteraan individu/kelompok yang didampingi.

g. Menjadikan pendampingan sebagai kegiatan profesional yang mampu menjadi

sumber pendapatan bagi para pendamping.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat pendampingan adalah

untuk menciptakan kemandirian, memberdayakan masyarakat, meningkatkan

kemampuan masyarakat, mengembangkan pengawasan sosial, memperluas

Page 43: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

24

kesempatan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan menjadikan

pendampingan sebagai kegiatan profesional.

3. Metode Pendekatan Pendampingan

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan

pendampingan menurut Ismawan dalam Erviyati (2013:20) adalah :

a. Sosiokarikatif, adalah pendekatan yang melihat masyarakat sebagai pihak yang

lemah, miskin dan tak berdaya, sehingga perlu dikasihani, diberi bantuan atau

santunan dan sebagainya.

b. Sosioekonomis, adalah pendekatan yang melihat masyarakat yang lemah,

miskin tersebut akan mampu mengatasi persoalan mereka bila kemampuan

ekonomisnya ditingkatkan, misalnya dananya dibantu dalam permodalan,

ketrampilan teknis produksi, pemasaran dan sebagainya.

c. Sosioreformis, yakni lebih melihat masyarakat yang lemah, miskin diakibatkan

oleh tidak berjalannya fungsi-fungsi sosial yang ada, seperti kehilangan rasa

aman, kehilangan sumber daya akibat bencana alam, peperangan dan

sebagainya. Oleh karena itu upaya yang dilakukan adalah mengembalikan

fungsi-fungsi sosial mereka.

d. Sosiotransformis, yakni pendekatan yang lebih melihat masyarakat kecil,

lemah dan miskin tersebut sebagai masyarakat yang telah menunjukkan

kemampuan luar biasa dalam pergulatan hidup melawan kemiskinan mereka.

Jadi mereka itu tidak perlu dikasihani. Mereka hanya perlu diberi motivasi,

kesempatan dan pengetahuan serta ketrampilan mereka lebih mampu

merencanakan mengembangkan potensi yang mereka miliki.

Page 44: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

25

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa metode pendekatan

pendampingan terdiri dari metode pendekatan terpusat pada potensi atau

kemampuan, metode pendekatan tepusat pada permasalahan, metode pendekatan

yang melihat masyarakat sebagai pihak yang lemah dan perlu dikasihani, melihat

masyarakat miskin yang dapat mengatasi persoalannya, masyarakat miskin yang

kehilangan rasa aman, serta metode pendekatan yang melihat masyarakat miskin

berjuang untuk melawan kemiskinannya.

4. Bentuk-Bentuk Pendampingan

Menurut Pusat Studi IPB dalam Erviyati (2013:22) bentuk-bentuk

pendampingan merupakan pola varian yang menjadi tujuan didalam mendampingi

suatu komunitas yang bermasalah Bentuk-bentuk pendampingan meliputi

pendampingan secara umum dan pendampingan secara khusus. Pendampingan

umum difokuskan pada pengenalan masalah dan solusinya. Contoh pendampingan

umum seperti Pelatihan umum Klinik Usaha oleh Tenaga ahli dan Kunjungan

Lapangan oleh Tenaga Lapangan. Sedangkan pendampingan khusus difokuskan

pada pengenalan masalah dan solusi khusus. Pendampingan khusus seperti

peningkatan produk, pelatihan soft skill dan pemasaran.

Menurut Arif Budiman bentuk pendampingan komunitas umumnya meliputi

dua unsur pokok yaitu pada materi yang mau dihasilkan dan dibagi serta pada

manusia (SDM) yang menjadi insiatif. Hal ini dilakukan dilakukan dengan cara :

Page 45: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

26

a. Melalui pendekatan top down, yaitu sebuah upaya terencana untuk memberikan

pelayanan dan fasilitas sosial kepada masyarakat melalui kebijakan dan

kepusan langsung dari pusat.

b. Melalui pendekatan button up, yaitu sebuah usaha pendekatan yang bertumpu

pada partisipasi masyarakat dengan mengembangkan rasa keefektipan politis

yang dapat mengubah penerima pasif dan relatif menjadi masyarakat aktif yang

memberikan kontribusinya dalam proses pengembangan masyarakat.

c. Melalui kerjasama atau mitra, yaitu dengan melibatkan berbagai instansi terkait

baik dari pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat dalam mendukung

dan memberdayakan masyarakat. Ketiga model pendekatan inilah yang selama

ini dilakukan. Sumber:(http:www.scribd.com/doc/4994254/tembolok) Diakses pada

tanggal 04 Januari 2017).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk pendampingan

meliputi pendampingan umum, pendampingan khusus, pendekatan top down,

pendekatan button up, dan pendekatan melalui kerjasama.

5. Tujuan Pendampingan

Tujuan pendampingan adalah salah satu langkah yang perlu di ketahui dan di

tentukan sebelum kegiatan pendampingan di laksanakan. Menurut Budiman

dalam pelaksanaan pendampingan terutama untuk pendampingan para pelaku

kewirausahaan, antara pemerintah, dunia usaha, dan mitra, saling bekerja sama

dengan cara memberikan pembinaan dan pengembangan kewirausahaan di dalam

bidang :

Page 46: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

27

a. Produksi dan Pengolahan

Meliputi meningkatkan kemampuan manajemen produksi dan pengolahan serta

kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana.

b. Pemasaran

Meliputi melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran, meningkatkan

kemampuan manajemen dan teknik pemasaran, membentuk dan

mengembangkan lembaga pendidikan pelatihandan konsultasi usaha kecil,

menyediakan tenaga penyuluh.

c. Pelatihan

Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM yang menyangkut pada

pembentukan profesional (life skill) dan terampil serta mampu bersaing dalam

dunia kerja, dilakukan melalui pelatihan-pelatihan.

d. Permodalan

Aspek permodalan sendiri biasanya dapat diberikan melalui berbagai cara,

yaitu

1) berupa bantuan secara cuma-cuma.

2) bantuan modal dengan pemberian kredit, dan

3) pemupukan modal dengan mendorong upaya-upaya penghematan,

menabung, dan melalui usaha produktif. Sumber:

http:www.scribd.com/doc/4994254/tembolok, diakses pada, 05 Januari

2017.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendampingan meliputi

pendampingan peningkatan produksi, pendampingan manajemen dan teknik serta

pendampingan permodalan.

Page 47: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

28

6. Model Pelaporan Pendampingan

Model pelaporan pendampingan merupakan proses penyampaian data

dan/atau informasi mengenai kemajuan pelaksanaan kegiatan, beserta berbagai

masalah yang dihadapi. Model pelaporan Pendampingan bertujuan untuk

mengetahui perkembangan proses pelaksanaan program yang dilaksanakan secara

berkala dan berjenjang. Model pelaporan pendampingan meliputi :

a. laporan bulanan, checklist perkembangan pelaksanaan kegiatan dan

permasalahan yang muncul di wilayah dampingan dilampiri dokumen-

dokumen kerja terkait dengan tahapan kegiatan berbasis waktu, tidak berbasis

tahapan,

b. laporan berkala laporan menyeluruh tentang pelaksanaan pendampingan

catatan penting temuan lapangan rekomendasi-rekomendasi, dan

c. laporan akhir berisi laporan perpaduan laporan bulanan dan laporan berkala.

E. Tinjauan Tentang Pembangunan Desa

1. Pengertian Pembangunan Desa

Menurut Galtung dalam Trijono (2007:3) Pembangunan merupakan upaya

untuk memenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun

kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap

kehidupam sosial maupun lingkuangan alam.

Pembangunan desa adalah pembangunan masyarakat desa dalam suatu proses

dimana anggota, masyarakat desa pertama-tama mendiskusikan yang kemudian

Page 48: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

29

memutuskan keinginan selanjutnya merencanakan dan mengerjakan bersama-

sama untuk masyarakat memenuhi keinginannya.

Menurut Kartasasmita (2001:66), hakekat pembangunan nasional adalah

manusia itu sendiri yang merupakan titik pusat dari segala upaya pembangunan

dan yang akan dibangun adalah kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana

dan yang akan dibangun adalah kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana

dan penggerak pembangunan.

Pada hakekatnya pembangunan desa dilakukan oleh masyarakat bersama-

sama pemerintah terutama dalam memberikan bimbingan, pengarahan, bantuan

pembinaan, dan pengawasan agar dapat ditingkatkan kemampuan masyarakat

dalam usaha menaikan taraf hidup dan kesejahteraannya.

Suparno (2001:46) menegaskan bahwa pembangunan desa dilakukan dalam

rangka perimbang yang sewajarnya antara pemerintah dengan masyarakat.

Kewajiban pemerintah adalah menyediakan prasarana-prasarana, sedangkan

selebihnya disandarkan kepada kemampuan masyarakat itu sendiri.

Menurut Ahmadi (2001:222) Proses pembangunan desa merupakan

mekanisme dari keinginan masyarakat yang dipadukan dengan masyarakat.

Perpaduan tersebut menentukan keberhasilan pembangunan seperti yang

mekanisme pembangunan desa adalah merupakan perpaduan yang serasi antara

kegiatan partisipasi masyarakat dalam pihak dan kegiatan pemerintah di satu

pihak.

Page 49: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

30

Berdasarkan teori diatas peneliti menyipulkan pembangunan desa yaitu

kemampuan masyarakat atau cara masyarakat untuk meningkatkan pembangunan

kapasitas daerah. Dalam hal ini untuk masyarat individu atau kelompok harus

mendiskusikan permasalahan yang ada di desa dan peningkatan pemasarakatan.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak

menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.

Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam

memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian

terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan

penulis.

Tabel. 1

Penelitian Terdahulu

Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian

Endry Ardianto Analisis Pengelolaan Dana

Desa Kampung Ono Harjo

Dan Kampung Nambah

Dadi Kecamatan Terbanggi

Besar Kabupaten Lampung

Tengah

(1)empat fungsi manajemen

dari G.R Terry yaitu POAC

dapat

dikatakan kedua

pemerintahan kampung

sudah baik dalam

pengelolaan dana kampung

2015

walaupun belum maksimal.

(2)prinsip manajemen

keuangan daerah dari

Waluyo akuntabilitas

dan value for money sudah

dapat dikatakan baik. Tetapi

untuk indikator transparansi

pengelolaan

Page 50: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

31

Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian

dana kampung di Kampung

Ono Harjo masih rendah,

sedangkan di Kampung.

Nambah Dadi

lebih baik. (3)faktor

pendukung pengelolaan

dana kampung.

Nurul Hidayati

Analisis Pengelolaan

Alokasi Dana Desa Di Desa

Sidorejo Kecamatan

Sukorejo Kabupaten

Ponorodo Tahun 2015

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

Pengelolaan Alokasi Dana

Desa (ADD) masih belum

berjalan sesuai dengan

rencana. Terdapat beberapa

masalah dalam pengelolaan

dana ADD, Diantaranya 1)

Dalam perencanaan

pengelolaan ini masih

belum melibatkan

masyarakat, 2) Pengelolaan

pembangunan

seperti pembuatan irigasi,

pembuatan talut, serta rabat

jalan, ini masih mengalami

beberapa hambatan,

hambatan yang sering di

alami yaitu mengenai

pengadaan

barang atau material

pasalnya barang tersebut

sering telat sehingga

menghambat

pembangunan, 3)

Kurangnya partisipasi

dalam masyarakat terkait

pembangunan

Desa. 4) keterlambatan

dalam laporan pertanggung

jawaban karena rendahnya

sumber daya manusia aparat

desa dalam pengelolaan

ADD, 5) Serta pengelolaan

dana ADD ini masih belum

tepat sasaran, ini menjadi

hambatan dalam proses

pengelolaan Alokasi Dana

Desa di Desa Sidorejo

Ari Fradiyanto

Akuntabilitas Alokasi Dana

Desa Tahun 2014 Dalam

Mewujudkan Good

Governance (Studi Kasus

Desa Bulurejo Kecamatan

Hasil Penelitian ini

menunjukkan bahwa

Akuntabilitas yang

dijalankan

oleh Pemerintah Desa

Page 51: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

32

Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian

Benjeng Kabupaten Gresik)

Bulurejo sudah berjalan

cukup maksimal dan

mewujudkan

Good Governance. Dimana

Pemerintah Desa telah

menjalankan Program

Alokasi Dana Desa sesuai

dengan aturan dan

melibatkan unsur

pemerintahan, masyarakat

juga merasakan dari hasil

Akuntabilitas Pemerintah

Desa dengan selalu

dilibatkannya dalam rapat

desa atau musrenbang dan

sebagai pengawas atau

monitoring dalam

pelaksanaan Alokasi Dana

Desa

Agus Subroto

Akuntabilitas Pengelolaan

Dana Desa

( Studi Kasus Pengelolaan

Alokasi Dana Desa

Di Desa-Desa Dalam

Wilayah Kecamatan

Tlogomulyo

Kabupaten Temanggung

Tahun 2008 )

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa untuk

perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan

Alokasi Dana Desa, sudah

menampakkan adanya

pengelolaan

yang akuntabel dan

transparan. Sedangkan

dalam pertanggungjawaban

dilihat secara

hasil fisik sudah

menunjukkan pelaksanaan

yang akuntabel dan

transparan, namun

dari sisi administrasi masih

diperlukan adanya

pembinaan lebih lanjut,

karena belum

sepenuhnya sesuai dengan

ketentuan. Kendala

utamanya adalah belum

efektifnya

pembinaan aparat

pemerintahan desa dan

kompetensi sumber daya

manusia, sehingga

masih memerlukan

pendampingan dari aparat

Pemerintah Daerah secara

berkelanjutan.

Sumber: Diolah olah peneliti 2017

Page 52: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

33

G. Kerangka Pikir

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014. Pasca lahirnya UU Nomor 6 Tahun

2014 Tentang Desa, maka mendadak desa menjadi sedemikian „seksi‟ yang

ditandai dengan ramainya diskursus seputar pemerintah daerah dalam ruang pub

lik. Tema besar yang sering menjadi perbincangan adalah bagaimana pemerintah

desa mampu mengambil peranan maksimal dalam iklim yang cukup bebas untuk

merencanakan dan melaksanakan program/kegiatan di desa yang melibatkan

segenap potensi desa, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun

spirit tata nilai yang telah dianut secara turun temurun.

Menurut Jurnal binapemdes (2016:21) Ide dasar ini berpangkal pada

keyakinan bahwa desa sebagai entitas pemerintah terkecil dan terdepan, memiliki

potensi untuk maju secara mandiri, sehingga diberi ruang ekspresi dalam

menangani persoalan-persoalan level desa, meningkatkan pelayanan dan

kesejateraan masyarakat. Fenomena peraturan tentang desa ini kemudian menjadi

sangat menarik ketika peraturan ini diikuti dengan pemberian dana bagi semua

desa yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Dimana setiap desa berdasarkan data

Kementerian Keuangan Republik Indonesia tahun 2015 mendapatkan alokasi dana

sebesar 565.640.00,00 atau secara nasional sebesar 46,9 Triliun Rupiah.

Menurut Dwiyanto dalam Pasolong (2010:178:180). Besarnya alokasi dana

bagi desa tersebut ditunjukan untuk menunjang beberapa hal bagi kemajuan desa,

diantaranya ialah meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa

melalui peningkatan pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian desa,

mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat masyarakat

Page 53: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

34

desa sebagai subjek pembangunan. Hal ini kemudian diatur secara spesifik

melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 Tentang Dana Desa pasal 19

yang menyebutkan bahwa dana desa digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan

kemasyarakatan. Untuk mewujudkan tujuan pencapaian dana desa, pemerintah

menyiapkan berbagai perangkat yang dapat mendukung tujuan dana desa tersebut.

Untuk melihat kinerja pendamping lokal desa maka penelitian mengunakan

indikator kinerja.

Page 54: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

35

Gambar 1. Kerangka Pikir

Sumber: Di olah Peneliti 2017

UU No 6 Tahun 2014 Tentang Desa

PP No. 60 Tahun 2014 Tentang

Dana Desa (Penggunaan Dana

Desa):

1. Penyelenggaraan Pemerintah

2. Pembangunan

3. Pemberdayaan masyarakat

4. Kemasyarakatan

Pendamping Lokal Desa

Kinerja Pendamping Lokal Desa

dengan indikator kinerja menurut

Dwiyanto dalam Pasolong

(2010:178:180)

1. Produktivitas

2. Kualitas layanan

3. Responsivitas

4. Responsibilitas

5. Akuntabilitas

Terciptanya

desa yang

mandiri,

profesional, dan

berdaya saing.

Faktor

pendukung dan

penghambat

pendamping

lokal desa dalam

mendampingi

desa di

Kecamatan

Natar

Page 55: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian ini digunakan karena peneliti ingin mencoba mendapatkan

pemahaman yang lebih baik mengenai deskripsi, gambaran faktual, dan akurasi

tentang peran pendamping lokal desa dalam pembangunan desa di Kecamatan

Natar, Lampung Selatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut Nazir (2005:55)

yang meyatakan bahwa tipe penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki. Sehingga, Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan

untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena-fenomena yang terjadi guna

menganalisis peran pendamping lokal desa dalam pembangunan desa di

Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

B. Fokus penelitian

Penetapan fokus dalam penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memberikan

batasan dalam pengumpulan data, sehingga dengan pembatasan tersebut, peneliti

dapat memfokuskan penelitian terhadap masalah yang menjadi tujuan penelitian.

Selain itu, fokus penelitian ini juga memiliki peranan yang penting dalam

Page 56: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

37

memandu dan mengarahkan jalannya penelitian. Karena dengan adanya panduan

dan arahan dalam penelitian, suatu informasi dilapangan dapat dipilah pilah sesuai

dengan konteks permasalahan yang ada. Adapun fokus dalam penelitian ini

melihat kinerja pendamping lokal desa dalam pembangunan desa dan faktor

pendukung atau penghambat. Fokus dalam penelitian ini yaitu hal-hal yang

berkaitan dengan kinerja pendamping lokal desa yaitu :

1. Mengetahui kinerja pedamping lokal desa dengan menggunakan tipe kinerja

yang dikemukakan oleh Dwiyanto yang terdiri dari :

a. Produktivitas

Seberapa besar kinerja pendamping lokal desa dalam pembangunan Desa

Rulung Raya dan Desa Pemanggilan di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan. Produktivitas, dapat diketahui melalui indikator yaitu

input dan output.

1. Input terdiri dari :

a). Ketersedian dana yang dimiliki desa dalam mendukung pencapaian

kinerja pendamping lokal desa dalam pembangunan desa.

b). Ketersedian fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki desa dalam

mendukung pencapaian kinerja pendamping lokal desa dalam pembangunan

desa.

c). Jumlah sumber daya manusia (SDM) pendamping lokal desa

2. Output : pencapaian yang sudah dihasilkan oleh pendamping lokal desa

dalam pembangunan desa

Page 57: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

38

b. Responsivitas

Kemampuan pendamping lokal desa untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan

mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

c. Responsibilitas

Menjelaskan kinerja pendamping lokal desa apakah sesuai dengan prinsip-

prinsip administrasi yang benar dalam pembangunan desa di Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan

d. Akuntabilitas

Akuntabilitas menjelaskan kinerja pendamping lokal desa dalam

pertanggung jawaban dalam pembangunan desa di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan.

2. Faktor-faktor penghambat pendamping lokal desa dalam mendampingi Desa

Relung Raya dan Desa Pemanggilan di Kecamatn Natar.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil ialah Desa Pemanggilan dan Desa Rulung

Raya dan Desa Pemanggilan yang ada di kecamatan Natar, Lampung Selatan.

Alasan pemilihan lokasi tersebut ialah karena kedua desa tersebut belum

memberikan laporan pertanggungjawaban atas dana desa yang diberikan. Salah

satu fungsi pendamping lokal desa ialah memfasilitasi desa dalam mencapai

tujuan dana desa salah satunya ialah pelaporan pertanggungjawaban dana desa.

Page 58: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

39

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,

dan berbagai cara. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang benar dan

akurat sehingga mampu menjawab permasalahan penelitian maka pengumpulan

data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

1) Wawancara

Menurut Sugiyono (2013:194) wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan

data ini mendasarkan diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada

pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Jadi dengan wawancara, maka

peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan

dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi. Adapun daftar

informan yang diwawancarai adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Daftar informan

No. Nama Jabatan

1 Bapak Hamdani Ketua Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kec. Natar

2 Ibu Bimi Agusanti Sek. Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kec. Natar

3 Bapak Maryoto Kepala Desa Rulung Raya

4 Ibu Titin Sek. Desa Pemanggilan

5 Ibu Romiah Pendamping Lokal Desa Pemanggilan

6 Abdullah Azziz Pendamping Lokal Desa Rulung Raya

7 Habibullah Pendamping Lokal Desa Merak Batin

8 Bapak Maulana Masyarakat

Sumber: diolah oleh peneliti (2017)

Page 59: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

40

2) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode

wawancara dalam penelitian kualitatif. Studi ini merupakan salah satu

teknik pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis dokumen-

dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek.

Studi dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari sudut

pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang

ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.

3) Observasi

Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi yang

sebenarnya di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek

penelitian maka, peneliti memilih observasi partisipan. Observasi

partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian

dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki.

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik analisis data Menurut

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013:338) yang meliputi:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peniliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

Page 60: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

41

diperlukan. Reduksi data merupakan proses penggabungan dan

penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk

tulisan yang akan dianalisis.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan pembagian pemahaman peneliti tentang hasil

penelitian. Penyajian data mempermudah peneliti dalam melihat gambaran

secara keseluruhan dari penelitian. Pada penelitian ini, penyajian data yang

digunakan pada data yang telah direduksi yaitu disajikan dalam bentuk

naratif yang didukung oleh dokumen-dokumen, tabel data, foto maupun

gambar yang berkaitan dengan penelitian.

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)

Pengambilan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam rangkaian analisis

data kualitatif. Peneliti menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan

persamaan hal-hal yang sering timbul yang dituangkan dalam kesimpulan.

Dalam penelitian ini, pengambilan kesimpulan dilakukan dengan

pengambilan intisari dari serangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan

wawancara, dan dokumentasi hasil penelitian.

Page 61: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

42

F. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dikatakan valid atau sah apabila

tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Untuk menetapkan keabsahan data

diperlukan teknik pemeriksaan. Uji keabsahan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Credibility (Derajat Kepercayaan)

Derajat kepercayaan mempertunjukan bahwa hasil-hasil penemuan dapat

dibuktikan dengan cara peneliti melakukan pengecekan dalam berbagai sumber

yaitu dengan mewawancarai lebih dari satu informan yang berasal dari elemen

yang berbeda.

Untuk menguji credibility, peneliti melakukan:

a. Triangulasi

Peneliti menggunakan triangulasi sumber yang mana dilakukan dengan

membandingkan hasil wawancara kepada sumber berbeda seperti sumber

dokumentasi dan observasi dari berbagai informan yang berbeda, kemudian

hasil wawancara dikategorisasikan mana pandangan yang sama, berbeda,

dan spesifik.

b. Pengecekan Sejawat

Pengecekan sejawat dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan

sejawat agar hasil penelitian dapat lebih baik.

Page 62: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

43

c. Kecukupan Refrensial

Kecukupan refrensial dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan,

catatan-catatan, rekaman-rekaman yang berhubungan dengan penelitian

untuk menguji kembali penelitian yang ada.

Page 63: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kinerja pendamping lokal desa dalam mendampingi desa di Kecamatan

Natar

Kinerja pendamping lokal desa dalam mendampingi desa di Kecamatan

Natar belum cukup baik. Hal ini berdasarkan indikator kinerja

pendamping lokal desa yang dapat dilihat melalui produktivitas yang

belum cukup baik, responsivitas pendamping lokal desa yang belum

maksimal, responsibilitas dan akuntabilitas yang belum baik.

2. Faktor penghambat

Yang menjadi faktor penghambat dalam kinerja pendamping lokal desa

ialah pemahaman pendamping lokal desa tentang Undang-undang No. 6

Tahun 2014 yang belum baik serta pemahaman akan tugas, pokok

fungsinya sebagai pendamping lokal desa yang belum cukup baik. Selain

itu yang menjadi hambatan pendamping lokal desa dalam pembangunan

desa di Kecamatan Natar ialah minimnya sumber daya manusia

pendamping lokal desa, serta infrastruktur desa yang baik secara merata.

Page 64: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

93

B. Saran

1. Pendamping lokal desa harus mengerti kebutuhan desa, bukan hanya

sekedar mendampingi atau memfasilitasi desa dalam administratif yakni

hanya membantu pelaporan pertanggungjawaban pembangunan desa.

2. Perlunya pelatihan khusus bagi aparatur Kecamatan Natar, aparatur

pemerintahan desa yang ada di Kecamatan Natar tentang Undang-undang

desa, dana desa, serta tugas pokok dan fungsi pendamping lokal desa.

3. Perlunya penambahan sumber daya manusia pendamping lokal desa, agar

pendamping lokal desa lebih mudah dalam mendampingi desa untuk

pembangunan desa.

Page 65: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muhammad Zainul. 2015. Tinjauwan Atas Pelaksanaan Keuangan Desa

Dalam Mendukung Kebijakan Dana Desa. Jurnal Menteri Keuangan.

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fakih. 2001. Sesat Pikir Teori Pembangunan Dan Globalisasi. Yogyakarta : Insist

Press.

Kartasasmita, Ginandjar, 2001. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan

Pertumbuhan Dan Pemerataan, Jakarta : Pustaka CIDESINDO.

Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi Ketiga, Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik Edisi Pertama.Yogyakarta :

BPFE- Yogyakarta.

Mayeroff Milton, 1993. Mendampingi Untuk Menumbuhkan .

Yogyakarta:Kanisius.

Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Jakarta: Balai Aksara.

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alafbeta

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung : ALFABETA.

Suyanto. 2004. Pendampingan Komunitas Dalam Kajian Sosiologi, dalam

populasi, Edisi NO.IV, Yogyakarta : BEM-J PMI.

Trijono. 2007. Pembangunan Dan Perdamaian. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Page 66: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

Sumber Lain

Budiman, Arif. Pendampingan. Diakses dari

(http://www.scribd.com./doc/4994254/tembolok) Diakses pada tanggal 24

agustus 2012.

Christian, Imanuel1 Florentinus. 2015. Peran Kepala Desa Dalam Pembangunan

Di Desa Budaya Sungai Bawang Kecamatan Muara Badak Kab. Kutai

Kartanegara. E Jurnal Ilmu Pemerintahan. Volume 3, Nomor 2

Endry Ardianto. 2016. Analisis Pengelolaan Dana Desa Kampung Ono Harjo

Dan Kampung Nambah Dadi Kecamatan Lampung Tengah. Skripsi.

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Erviyati, Rina. 2013. Pendampingan Program Kewirausahaan Gypsum Di Desa

Vokasi Gesing, Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Fakultas

Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta.

Fradiyanto, Ari. 2014. Akuntabilitas Alokasi Dana Desa Tahun 2014 Dalam

Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus Desa Bulurejo Kecamatan

Benjeng Kabupaten Gresik). Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Universitas

Wijaya Putra Surabaya,Surabaya.

Jurnal BinaPemdes Edisi 1 Tahun 2016. Rekornas Program Pembinaan

Penyelenggaraan Pemerintah Desa, Pusat Dan Daerah. Direktorat Jenderal

Bina Pemerintahan Desa Kementrian Dalam Negri Republik Indonesia.

Nurul Hidayati. 2015. Analisis Pengelolaan Dana Desa Di Desa Sidorejo

Kecamatan Sukurejo Kabupaten Ponorogo Tahun 2015. Fakultas Ilmu

Sosial Ilmu Politik.Universitas Muhammadiya, Ponorogo.

Safitri, Mutiara. 2016. Kinerja Komisi Informasi Dalam Mendorong Keterbukaan

Informasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Lampung.

Subroto, Agus. 2008. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus

Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa-Desa Dalam wilaya Kecamatan

Tlogommulyo Kabupaten Temanggu Tahun 2008). Universitas Diponegoro

Semarang ,Semarang.

Suparno. 2010. Analisis Kebutuhan Masyarakat Dalam Rangka Pemberdyaan

Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Timur. Fakultas Ekonomi

Untag Surabaya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.14, No.1, Januari 2010.

Tim. 2011. Direktorat pengembangan kursus dan pelatihan.Model

Penyelemggaraan Program Desa Vokasi. Jakarta : Direktorat.

Page 67: KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN …digilib.unila.ac.id/32283/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KINERJA PENDAMPING LOKAL DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN

Undang-undang No.34 Tahun 2004 Tentang pemerintah Daerah

Undang-undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 Tentang peraturan pelaksanaan undang-

undang no 6 tahun 2014 tentang desa

Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2014 Tentang Dana desa yang bersumber dari

anggaran pendapatan dan belanja negara

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2015