kinerja guru dalam mendesain pembelajaran
TRANSCRIPT
KINERJA GURU DALAM MENDESAIN
PEMBELAJARAN
OLEH : NASUTION,S.Ag., M.Pd.I
KEMAMPUAN GURU DALAM MENDESAIN
PEMBELAJARAN
Kemampuan adalah merujuk pada
kinerja seseorang dalam suatu
pekerjaan yang bisa dilihat dari
pikiran, sikap, dan perilakunya
5 KARAKTERISTIK KOMPETENSI
1. Motif
Motif adalah sesuatu yang orang pikirkan
dan inginkan yang menyebabkan sesuatu.
Contohnya, orang yang termotivasi dengan
prestasi akan mengatasi segala hambatan
untuk mencapai tujuan dan
bertanggungjawab melaksanakannya.
2. Sifat
Sifat adalah karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi atau informasi. Contoh penglihatan yang baik adalah kompetensi sifat fisik bagi seorang pilot. Begitu halnya dengan control diri emosional dan inisiatif adalah lebih kompleks dalam merespon situasi secara konsisten.
3. Konsep diri
Konsep diri adalah sikap, nilai dan image diri
seseorang. Contoh, kepercayaan diri.
Kepercayaan atau keyakinan seseorang
agar dia menjadi efektif dalam semua situasi
adalah bagian dari konsep diri.
4. Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi yang
seseorang miliki bidang tertentu. Contoh,
pengetahuan ahli bedah terhadap urat syaraf
dalam tubuh manusia.
5. Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan untuk
melakukan tugas–tugas yang berkaitan
dengan fisik dan mental. Contoh
kemampuan fisik adalah keterampilan
programmer computer untuk menyusun data
secara beraturan.
BERPIKIR ANALITIS
Kemampuan berpikir secara analitis
dan konseptual adalah berkaitan
dengan kemampuan mental atau
kognitif seseorang
GURU DAN PROFESI LAIN
Perbedaan pokok antara profesi guru
dengan profesi lainnya adalah terletak pada
tugas dan tanggungjawabnya. Tugas dan
tanggung jawab tersebut erat kaitannya
dengan kemampuan yang disyaratkan untuk
memangku profesi tersebut.
4. KEMAMPUAN DASAR/KOMPETENSI
1. mempunyai pengetahuan tentang belajar
dan tingkahlaku manusia,
2. mempunyai pengetahuan dan menguasai
bidang studi yang dibinanya,
3. mempunyai sikap yang tepat tentang diri
sendiri, sekolah, teman sejawat, dan
bidang studi yang dibinanya,
4. mempunyai keterampilan teknik mengajar
4 HAL HARUS DIKUASAI GURU
1. menguasai bahan pelajaran,
2. kemampuan mendiagnosis
tingkahlaku siswa,
3. kemampuan melaksanakan proses
pengajaran, dan
4. kemampuan mengukur hasil belajar
siswa
KOMPETENSI GURU DALAM TIGA BAGIAN
1. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkahlaku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa dan pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa dan pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.
2. Kompetensi bidang sikap artinya kesiapan
dan kesediaan guru terhadap berbagai hal
berkenaan dengan tugas dan profesinya.
misalnya, sikap menghargai pekerjaannya,
mencintai dan memiliki perasaan senang
terhadap mata pelajaran yang dibinanya,
sikap toleransi terhadap sesama teman
profesinya dan memiliki kemauan yang
keras untuk meningkatkan hasil
pekerjaannya.
3. Kompetensi prilaku / performance artinya
kemampuan guru dalam berbagai
keterampilan / berprilaku seperti keterampilan
mengajar, membimbing, menilai,
menggunakan alat Bantu pengajaran, bergaul
atau berkomunikasi dengan siswa,
keterampilan menumbuhkan semangat belajar
para siswa, keterampilan menyusun
persiapan/perencanaan mengajar,
keterampilan melaksanakan administrasi kelas
dan lain-lain.
KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN MELIPUTI:
Penguasaan subjek-matter yang akan diajarkan.
Keadaan fisik dan kesehatannya .
Sifat–sifat pribadi dan control emosinya.
Memahami sifat–sifat dan perkembangan manusia.
Pengetahuan dan kemampuannya untuk menerapkan prinsip–prinsip belajar.
Kepekan dan aspirasinya terhadap perbedaan kebudayaan, agama dan etnis.
Minatnya terhadap perbaikan professional dan pengayaan cultural yang terus–menerus dilakukan.
PENTINGNYA DESAIN PEMBELAJARAN
Proses pengajaran merupakan suatu proses
yang sistematis, yang tiap komponennya
sangat menentukan keberhasilan belajar
anak didik. Proses belajar itu saling berkaitan
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang ingin dicapainya.
Perlunya perencanaan pembelajaran
sebagaimana disebutkan di atas,
dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan
pembelajaran. Upaya perbaikan
pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi
sebagai berikut. Untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran perlu diawali dengan
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan
dengan adanya desain pembelajaran.
SYSTEM
MENURUT MUDHAFIR (1990),
system dapat diartikan sebagi satu
kesatuan unsure-unsur yang saling
berintegrasi dan berinteraksi secara
fungsional yang memproses masukan
menjadi keluaran.
CIRI-CIRI SYSTEM...............
1. ada tujuan yang ingin dicapai,
2. ada fungsi-fungsi untuk mencapai tujuan,
3. ada komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut,
4. ada interaksi antar komponen,
5. ada penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan,
6. ada proses transformasi,
7. ada proses balikan untuk perbaikan, dan
8. ada daerah batasan dan lingkungan
KOMPONEN-KOMPONEN BELAJAR
1. anak didik (siswa),
2. pendidik,
3. materi pengajaran
4. lingkungan pengajaran.
PERENCANAAN....
Yakni suatu cara yang memuaskan untuk
membuat suatu kegiatan dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisifatip guna memperkecil
kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
LANGKAH2 MENDESAIN PEMBELAJARAN
Model Dick and Carey (1985) dengan langkah-lanhkah sebagai berikut:
1. mengindentifikasi tujuan umum pengajaran,
2. melaksanakan analisis pengajaran,
3. mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa,
4. merumuskan tujuan performansi,
5. mengembangkan butir-butir tes acuan patokan,
6. mengembangkan strategi pengajaran,
7. mengembangkan dan memilih material pengajaran,
8. mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif,
9. merevisi bahan pembelajaran, dan
10. mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
PERAN GURU................
1. Guru sebagai ahli (expert)
Dalam diskusi yang hendak (belajar) memecahkan masalah maka guru dapat bertindak (berperan) sebagai seorang ahli yang mengetahui lebih banyak mengenai baerbagai hal daripada siswanya. Disini guru dapat memberi tahu, menjawab, pertanyaan atau mengkaji (menilai) segala sesuatu yang sedang didiskusikan oleh para siswa. Sesuai dengan tugas “utamanya” disini guru sebagai “agent of instruction”.
2. Guru sebagai “pengawas”
Agar diskusi dari masing-masing kelompok kecil berjalan lancar dan benar dan mencapai tujuannya, disamping sebagai sumber informasi, maka gurupun harus bertindak sebagai pengawas dan penilai di dalam proses belajar mengajar lewat formasi diskusi ini. Dalam fonasi diskusi ini guru menentukan tujuannya dan prosedur untuk mencapainya.
3. Guru sebagai “penghubung kemasyarakatan”
Tujuan yang telah ditetapkan oleh guru untuk didiskusikan para siswa, meski bagaimanapun dicoba dikhususkan, masih juga mempunyai sangkut paut yang luas dengan hal-hal lain dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini guru dapat memperjelasnya dan menunjukan jalan-jalan pemecahannya sesuai dngan criteria yang ada dan hidup dalam masyarakat. Peranan guru disini adalah sebagai “socializing agent”.
4. Guru sebagai “pendorong” (facilitator)
Terutama bagi siswa-siswa yang belum cukup mampu untuk mencerna pengetahuan dan pendapat orang lain mampu merumuskan. Serta mengeluarkan pendapatnya sendiri, maka agar formasi diskusi dapat diselenggarakan dengan baik, guru masih perlu membantu dan mendorong tiap (anggota) kelompok untuk menciptakan dan mengembangkan kreatifitas setiap siswa seoptimal mungkin.