kimetika pertumbuhan sel

73
Kinetika Pertumbuhan Sel Oleh: Dewi A Mariatul K Sisca Amelia Wahdah Mudrikah

Upload: wahdah-mudrikah-siyas-naura-jaiz

Post on 29-Nov-2015

67 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

teknologi bioproses

TRANSCRIPT

Page 1: kimetika pertumbuhan sel

Kinetika Pertumbuhan

Sel

Oleh:Dewi A

Mariatul KSisca Amelia

Wahdah Mudrikah

Page 2: kimetika pertumbuhan sel

Kinetika pertumbuhan

Sel

Definisi

Pertumbuhan sel

Kultur

Kultur batch

Kultur kontinu

Kultur fed-batch

Kultur feed-back

Faktor-faktor yang

mempegaruhi

Page 3: kimetika pertumbuhan sel

Kinetika Pertumbuhan Sel

Suatu rangkaian reaksi kimia yang mengendalikan sintesis penyusunan biomass

yang diperoleh pada akhir biakan secara menyeluruh yang mengikuti prinsip kekekalan

massa

“Massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses/reaksi di dalam sistem tertutup” (Hk. Lavoiser)

O Digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat pertumbuhan mikroorganisme.

Page 4: kimetika pertumbuhan sel

Pertumbuhan SelO Pertumbuhan sel merupakan

penambahan semua komponen sel secara teratur

O Pertumbuhan sel berlangsung selama nutrisi masih cukup tersedia

Page 5: kimetika pertumbuhan sel

KULTUR BATCH

Page 6: kimetika pertumbuhan sel

Kultur Batch adalah sistem kultur tertutup yang awalnya diisikan sejumlah nutrisi yang terbatas

Prinsip Kultur BatchBahan media dan inokulum dalam waktu yang hampir bersamaan di masukan ke dalam bioreactor, dan pada saat proses berlangsung akan terjadi terjadi perubahan kondisi di dalam bioreactor (nutrient akan berkurang seiring menghasilkan produk serta limbah), tanpa penambahan medium baru.

Page 7: kimetika pertumbuhan sel

Mikroba dalam sistem tertutup mengalami 4 fase pertumbuhan :

1. Fase lag2. Fase eksponensial3. Fase stasioner4. Fase kematian

Kinetika Pertumbuhan Sel pada kultur Batch

Page 8: kimetika pertumbuhan sel

1. Lag PhaseO Periode di mana tampak bahwa tidak

ada pertumbuhan terjadi atau merupakan masa adaptasi

O Pemberian inokulum yang sesuai dapat mengurangi Lag phase

Page 9: kimetika pertumbuhan sel

2. Log or Exponential Phase

O Periode di mana laju pertumbuhan sel secara bertahap meningkat , sel-sel tumbuh dengan konstan, dan maksimum

O Populasi mikroba mengalami pembelahan paling tinggi dan konstan dalam waktu generasi yang pendek

O Waktu generasi mikroba merupakan waktu yang dibutuhkan sel mikroba untuk membelah menjadi 2 sel

Page 10: kimetika pertumbuhan sel

Rumus pertumbuhan mikroba

O Nt = jumlah sel setelah tumbuh selama waktu t

O t = waktu pertumbuhan selama fase eksponensial

O No= jumlah sel mula-mula selama fase eksponensial

O 2 = bilangan tetap (pembelahan biner)

O n = jumlah generasi (pembelahan)

Nt = No2n

Page 11: kimetika pertumbuhan sel

O Biomass dapat dihitung melalui konstanta kecepatan pertumbuhan spesifik (µ), berikut :

Page 12: kimetika pertumbuhan sel
Page 13: kimetika pertumbuhan sel

O Dengan demikian , setelah waktu tertentu laju pertumbuhan kultur menurun hingga pertumbuhan berhenti .

O Penghentian pertumbuhan mungkin karena menipisnya beberapa nutrisi penting dalam media ( pembatasan substrat ) akumulasi beberapa Produk autotoxic dari organisme dalam medium ( pembatasan toksin ) atau kombinasi dari keduanya.

Page 14: kimetika pertumbuhan sel

3. Stationer PhaseO Fase stasioner dalam kultur batch titik di

mana tingkat pertumbuhan menurun ke nol O Jumlah pembelahan sel dengan sel yang

mati seimbang yang disebut dengan fenomena pertumbuhan kriptik, sehingga jumlah sel relatif konstan (pertumbuhan = 0)

O Metabolit sekunder banyak dihasilkan mikrobia pada phase ini

Page 15: kimetika pertumbuhan sel

Zone A-B O pada fasa stasioner,

peningkatan initial substrate konsentration sebanding dengan peningkatan biomass yang diproduksi.

Zone B-CO Utilization dari substrate

menyebabkan gangguan pada sisa racun dan ketersediaan sustrate lain

Zone C-DO Peningkatan initial substrate

consentration tidak mempengaruhi penambahan biomassa. Pada zona ini terjadi pembuangan substrate lain atau sisa-sisa racun dari produk

Page 16: kimetika pertumbuhan sel

Penurunan laju pertumbuhan dan penghentian pertumbuhan,

disebabkan oleh pengurangan substrat

Hubungan antara µ dan residual growth limiting substrat :

Page 17: kimetika pertumbuhan sel
Page 18: kimetika pertumbuhan sel

Alasan terjadinya fase stasioner

O Terbatasnya nutrisi essensial dalam kultur yang mulai berkurang

O Bagi organisme aerobik, O2 dalam medium mulai berkurang

O Banyaknya sisa metabolisme yang tertimbun dalam medium kultur sehingga pertumbuhan mikroba terhambat

Page 19: kimetika pertumbuhan sel

4. Death PhaseO Peride dimana terjadi perubahan

lingkungan menjadi tidak menguntungkan

O Sel mikroba yang mati akan mengalami lisis

Page 20: kimetika pertumbuhan sel

Keuntungan dan Kerugian

O KeuntunganO Mudah dalam proses sterilisasi dan

pengontrolan alatO Resiko kontaminasi rendah

O KerugianO Pada penelitian Natalia Hariani (2010),

proses batch membutuhkan waktu fermentasi yang lama

Page 21: kimetika pertumbuhan sel

AplikasiO Proses pertumbuhan sel secara

fermentasi sistem batch dapat digunakan untuk:

O memproduksi biomassaO metabolit primerO metabolit sekunder.

Page 22: kimetika pertumbuhan sel

CONTINOUS

CULTURE

Pengaliran subtrat dan pengambilan produk dilakukan

secara terus menerus setiap saat setelah diperoleh konsentrasi

produk maksimal atau subtract pembatasnya mencapai

konsentrasi yang hampir tetap

subtrat dan inokulum dapat ditambahkan

bersama-sama secara terus menerus sehingga fase

eksponensial dapat diperpanjang

Page 23: kimetika pertumbuhan sel

Adanya kultur yang keluarFase fisiologi sel konstan

Ada penambahan media baruVolume tetap

CONTINOUS CULTURE

Page 24: kimetika pertumbuhan sel

(Waites er al, 2001)

Page 25: kimetika pertumbuhan sel

Continuous culture

Homogenously mixed

bioreactor

Plug flow reactor

Page 26: kimetika pertumbuhan sel

Homogenously mixed bioreactor

Pemberian nutrient secara kontinyu dan untuk mempertahankan keadaan steady state dalam teknik kultivasi ini dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu:1. Chemostat: Steady state faktor pembatas salah satu nutrien pertumbuhan sel terkontrol2. Turbidostat: Steady state monitor turbiditas (kerapatan optik) biomasa

Page 27: kimetika pertumbuhan sel

Plug flow reactor

• Kultur dialirkan dlm reaktor berbentuk tabung

• Tanpa percampuran balik• Sel harus ditambahkan dg subtrat

baru

Page 28: kimetika pertumbuhan sel

Chemostat

Menambahkan nutrien dengan substrat pembatas

Komposisi nutrient selalu dalam keadaan tetap

• Keadaan stedy state didapat dengan mengendalikan kecepatan aliran nutrien baru yang disesuaikan dengan aliran nutrien keluar

• Sel seolah-olah dibuat dalam keadaan setengah kelaparan, dengan nutrien pembatas

Page 29: kimetika pertumbuhan sel

Kultur mikroba dalam Kemostat

Page 30: kimetika pertumbuhan sel

TURBIDOSTAS

Menambahkan nutrien

Komposisi nutrient selalu dalam keadaan tetap

• Pertumbuhan konsentrasi sel dipertahankan konstan dengan cara memonitor kekeruhan kultur

• Aliran nutrien diatur berdasarkan atas kerapatan optik kultur mikrobia

Page 31: kimetika pertumbuhan sel

Kultur mikroba dalam Turbidostat

Keterangan :1. Reservoir of steril medium2. Valve controling flow of

medium3. Outlet for spent medium4. Foto sel5. Sumber cahaya6. Turbistat

Page 32: kimetika pertumbuhan sel

KINETIKA PERTUMBUHAN SEL

A. LAJU DILUSI

Page 33: kimetika pertumbuhan sel

Pada keadaan steady state, neraca massa dapat ditulis :

Page 34: kimetika pertumbuhan sel

Konsentrasi substrat sisa di reaktor dalam keadaan steady state

Page 35: kimetika pertumbuhan sel

KONSENTRASI BIOMASSA KULTUR KONTINYU

Page 36: kimetika pertumbuhan sel

KONSENTRASI PRODUK METABOLIT KULTUR KONTINYU

Page 37: kimetika pertumbuhan sel

Ketika substrat menipis dibawah level yang dibutuhkan untuk tumbuh, maka:

O Laju pertumbuhan akan kurang dari laju dilusi, sehingga mikroba akan keluar dari reaktor saat lajunya lebih besar dari yang sedang diproduksi, sehingga konsentrasi biomassa berkurang

O Konsentrasi substrat di reaktor akan meningkat karena semakin sedikit sel di reaktor yang mengkonsumsinya

O Kenaikan konsentrasi substrat di reaktor akan membuat sel tumbuh pada laju yang lebih besar dari laju dilusi dan konsentrasi biomassa akan meningkat

O Kondisi steady-state harus diatur ulang

Page 38: kimetika pertumbuhan sel

PENGARUH LAJU DILUSI TERHADAP KONSENTRASI SEL DAN SUBSTRAT

SISA KETIKA Ks RENDAH

Page 39: kimetika pertumbuhan sel

PENGARUH LAJU DILUSI TERHADAP KONSENTRASI SEL DAN SUBSTRAT

SISA KETIKA Ks TINGGI

Page 40: kimetika pertumbuhan sel

PENGARUH MENINGKATNYA SUBSTRAT PEMBATAS TERHADAP

KONSENTRASI SEL DAN SUBSTRAT SISA SAAT STEADY-STATE

Page 41: kimetika pertumbuhan sel

PENGARUH LAJU DILUSI TERHADAP KONSENTRASI PRODUK

Page 42: kimetika pertumbuhan sel

PENGARUH LAJU DILUSI TERHADAP KONSENTRASI SUBSTRAT SISA PADA ORGANISME YANG BEDA

Page 43: kimetika pertumbuhan sel

KELEBIHAN dan KEKURANGAN

KelebihanO Produktivitas lebih tinggi, Dapat dijalankan pada

waktu yang lama. O Cocok untuk proses yang kontaminasinya rendah

dan produk yang berasosiasi dengan pertumbuhan. 

O Pemantauan dan pengendalian proses lebih sederhana. 

O Tidak ada akumulasi produk yang menghambat.O Bioreaktor lebih kecil utk produksi jumlah samaO Batch perlu peralatan besar, juga utk proses

selanjutnyaO Tidak ada waktu istirahat dalam produksiO Taraf fisiologi MO sama

Page 44: kimetika pertumbuhan sel

KekuranganO aliran umpan yang lamaO resiko kontaminasi besar (operasi harus

hati-hati & desain peralatan lebih baik) O peralatan untuk operasi dan pengendalian

proses harus biasa tetap bekerja baik untuk waktu yang lama

O memerlukan mikroba dengan kestabilan genetik tinggi

KELEBIHAN dan KEKURANGAN

Page 45: kimetika pertumbuhan sel

Pengembangan fermentasi kontinu untuk produksi:• protein sel tunggal• Antibiotik• pelarut organik• kultur starter• dekomposisi selulosa• pengolahan limbah cair beer• glukosa isomerase• etanol

APLIKASI DI INDUSTRI

Page 46: kimetika pertumbuhan sel

“Teknik operasioanal dalam proses bioteknologi dimana 1 atau lebih substrat

diumpankan ke bioreaktor selama kultivasi dan produk tetap di bioreaktor hingga akhir”

( Yamanè et al., 1984)

Kultur fed-batch

(Pirt , n.d.)

Page 47: kimetika pertumbuhan sel

PrinsipKultur fed-batch awalnya batch kemudian diberi umpan dengan cara :

1. Penambahan media yang sama → V meningkat2. Penambahan larutan berupa substrat pembatas

dengan konsentrasi sama seperti media awal → V meningkat

3. Penambahan larutan larutan berupa substrat pembatas dengan konsentrasi tertentu pada laju kurang dari 1,2 → V meningkat

4. Penambahan larutan larutan berupa substrat pembatas dengan konsentrasi yang tinggi pada laju kurang dari 1,2,3 → pertambahan V sangat kecil/kurang signifikan

Kultur fed-batch

Page 48: kimetika pertumbuhan sel

Sistem fed-batch

Variable volume

Fixed volume

Berdasarkan cara penambahan umpan

Kultur fed-batch

Page 49: kimetika pertumbuhan sel

O Kinetika pertumbuhan sel pada variable volume fed-batch culture

Ketika s = 0, x0 <<< xmax maka

Variable volume fed-batch culture

Page 50: kimetika pertumbuhan sel

Pada saat x = x max , medium feed dimasukkan dengan D< µ max

Hampir semua substrat akan dihabiskan secepat masuknya ke kultur dan dinyatakan :

Page 51: kimetika pertumbuhan sel

Kesimpulan :O Input substrat = konsumsi substrat oleh sel →O Meski X meningkat terhadap t , x tetap konstan

Quasi steady state

Page 52: kimetika pertumbuhan sel

Seiring pertambahan t maka D ↓ dan V ↑ dan dinyatakan sebagai berikut :

V0 = volume awal

D< µmax , Ks<<< SRTercapai quasi steady state

Page 53: kimetika pertumbuhan sel

Perubahan konsentrasi produk

Konsentrasi produk bergantung pada hubungan antara qp dan µ ( serta D)

Page 54: kimetika pertumbuhan sel

Fixed volume fed-batch culture

Kinetika pertumbuhan sel

O Penambahan substrat pembatas di umpan tidak mengubah volume / V konstan

O Substitusi maka,

Page 55: kimetika pertumbuhan sel

O GY/x tidak melebihi µmax

O Substrat pembatas akan dikonsumsi secepat masuknya ke fermenter →

O dx/dt ≠ 0 karena konsentrasi biomassa akan meningkat seiring dengan waktu.

Page 56: kimetika pertumbuhan sel
Page 57: kimetika pertumbuhan sel

Konsentrasi produk

Page 58: kimetika pertumbuhan sel

Cyclic fed-batch cultureVariable volume

fed-batch fermentation

Fixed volumefed-batch

fermentation

O   O  

menurun

meningkat

konstan menurun

meningkat

Page 59: kimetika pertumbuhan sel

O Adanya analisis fisiologi mikroba yang terkait dengan produktivitasnya

O Pada kultur cyclic fed-batch, desain proses harus diperhatikan untuk mencegah akumulasi racun hingga tingkat menghambat

Kekurangan

Page 60: kimetika pertumbuhan sel

Kelebihan

O Konsentrasi substrat pembatas dapat dikendalikan hingga serendah mungkin

O Konsentrasi biomassa dapat dikendalikan sehingga memungkinkan untuk produksi biomassa dalam skala besar

O Memperpanjang waktu operasi sehingga dapat dicapai konsentrasi sel yang tinggi → Produktivitas meningkat

O Tidak dibutuhkan peralatan khusus jika dibandingkan fermentasi secara batch

Page 61: kimetika pertumbuhan sel

Aplikasi fed-batch culture

O Mikroba : S. CerevisiaeO Substrat pembatas :

glukosa ( dalam molases)O Prinsip :

Konsentrasi glukosa dalam substrat harus dikendalikan sehingga menghasilkan laju pertumbuhan S. Cerevisiae yang optimum ( high cell density)

(Bhushan et al., 2006)

Page 62: kimetika pertumbuhan sel

Kultur FeedbackO Termasuk dalam fermentasi kontinuO Berhubungan dengan daur ulang selO Konsentrasi biomassa dalam kultur lebih tinggi

daripada sistem “single-stage”O Kondisi ini dapat dicapai dengan:

O Membatasi jumlah sel yang ke luar dari fermentor, atau

O Memisahkan sel-sel dari cairan yang ke luar dari fermentor

O Kemudian, sel-sel tersebut dimasukkan kembali ke dalam fermentor

Page 63: kimetika pertumbuhan sel

InternalO Membatasi biomassa yang keluar dari vessel

O Konsentrasi biomassa pada produk ekstraksi lebih rendah daripada konsentrasi di dalam vessel

O Produk dipisahkan pada vessel dua arah:O 1. hasil saringan

effluent encerO 2. tanpa disaring Fig1 Diagrammatic

Representation of the Internal Retention system

(Stanbury et al, 1984)

hxs(1-c)F

cFsx

SrX=0F

x s

Page 64: kimetika pertumbuhan sel

EksternalO Disebut juga sistem daur ulang

O Aliran effluent dari fermenter melewati separator

O Produk:O 1. Aliran biomassa

terkonsentrasiO 2. Aliran biomassa

encerO Aliran biomassa

terkonsentrasi kembali ke vessel

Effluent

Biomass recycle

Fermenter

Fresh feed

Biomass separation system

Cell recycle system

Fig 2:Diagrammatic Representation of The Recycle System

(Stanbury et al, 1984)

Page 65: kimetika pertumbuhan sel

Kinetika Sistem Feedback

S = Ksµ/(µmax-µ) for a simple continuous system

Konsentrasi pertumbuhan substrat pembatas pada vessel saat steady state:

s = KsAD/( µmax - AD) ….(3)Konsentrasi biomassa saat steady state:

x = Yx/s/A(SR - S) ….(4)

Substitusi persamaan (3) dan (4):

x =Yx/s/A[SR – KsAD/( µmax -

AD)]

Ketika aliran effluent tersaring adalah sel bebas, h= 0 and A = c Tapi, jika saringan mengurangi sedikit biomassa, h mendekati 1. h = 1 tidak ada feedback dan A = h. Range A adalah c hingga h dan v occurs A kurang dari 1,

sehingga µ kurang dari D.

INTERNAL

Acc = growth–out nonfilter–out filter

dx/dt = µx - cDx - (1 - c)Dhx ….(1)

Atau : dx/dt = µx - D{c(1 - h) + h}x.

saat steady state (dx/dt = 0): 

µx = D{c(1 - h) + h}x dan µ = D{c(1 - h) + h}.

Jika 'c(1 - h) + h' diganti'A‘ maka,

µ =AD ….(2)

Page 66: kimetika pertumbuhan sel

Acc = growth - output + feedback

dx/dt = µx - Fsx/V + aFsgx/V ….(5)

Kultur keluaran (sebelum pemisahan), Fs, dari Chemostat:

Fs = F+aFs or Fs=F/(1-a)

substitusi F/(1 - a) untuk Fs ke persamaan (5)Ingat bahwa D = F/V:

dx/dt = µx - Dx/(1 - a) + agDx/(1 - a) (6) 

feedback parsial, steady state: dx/dt = 0 and: µ= BD ….(7)

Dimana B=(1-ag)/(1 - a).

S = Ksµ/(µmax-µ)

untuk sistem kontinu sederhana, makaSubstrat steady state dan konsentrasi biomassa pada fermenter dengan feedback:

S=BDKs/( µmax-D) ….(8)X=Yx/s/B(SR-S) …..(9)

 Substitusi S ke persamaan 9: 

X = Yx/s/B[SR- BDKs/( µmax-D)]

External

Page 67: kimetika pertumbuhan sel

Aplikasi: Effluent Treatment

Fig 3: Use of Cell Recycling System In Waste Treatment

Page 68: kimetika pertumbuhan sel

ProblemsO Penngendapan pemakaian jangka

panjang sehingga mengurangi kapasitas membran

O Pemakaian listrik yang tinggi, sehingga membutuhkan perawatan yang mahal

Page 69: kimetika pertumbuhan sel

Keuntungan1. Aman bagi tenaga

kerja2. Konsentrasi

biomassa di dalam vessel meningkat

3. Peningkatan konsentrasi biomassa, penurunan substrat sisa

4. Produk optimal5. Karena D lebih

rendah dari µ, laju pengenceran kritis meningkat

Kerugian1. Mikroorganisme

dapat mengalami mutasi

2. Risiko kontaminasi tinggi

3. Mahal, konsumsi daya listrik tinggi

Page 70: kimetika pertumbuhan sel

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sel

O Pertumbuhan dan aktifitas mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan.

O Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas mikroba antara lain sebagai berikut:

- Suhu - Listrik- Kandungan Air - Radiasi- Tekanan Osmosis - Tegangan Muka- Buffer - TeganganHidrostatik- Ion-ion lain - Getaran

Page 71: kimetika pertumbuhan sel

SuhuO Mikrobia psikrofil (kriofil); 0-30oC, Topt = 15oC

O Mikroba mesofil; Tmin = 15oC, Topt = 25-37oC, Tmax = 45-55oC

O Mikroba termofil; mempunya membran sel yang mengandung lipida jenuh sehingga Tb tinggi. Tmin = 40oC, Topt = 55-60oC, Tmax = 45-75oC

Page 72: kimetika pertumbuhan sel

Tekanan Osmosis

O Mikroba Osmofil; pada kadar gula tinggi >65%O Mikroba Halodurik; tahan (tidak mati) tetapi tidak

tumbuh pada kadar garam tinggi (30%)O Mikroba Halofil; dapat tumbuh pada kadar garam

tinggi

Tekanan Hidrostatik• Tekanan hidrostatik >400 atm akan

menghambat/menghentikan pertumbuhan, karena dapat menghambat sintesis RNA, DNA, dan protein, serta mengganggu fungsi transport membran sel

• Tekanan >100.000 pound/inchi2 menyebabkan denaturasi protein

Page 73: kimetika pertumbuhan sel

ReferensiBhushan, Shashi, dan V. K. Joshi. 2006. Baker yeast production under fed batch culture from apple pomace. Journal of Scientiic & Industrial Research. Vol. 65, January, pp 72-76.Pirt, S. John. n.d. Fed-batch culture of microbe. England : Queen Elizabeth Collage.Stanbury, P.F., A. Whitaker, dan S.J. Hall. 1995. Principle

of Fermentation Technology. Oxford : Butterworth- HeinemannRusmana, Iman., 2008.  Sistem Operasi Fermentasi, Departemen Biologi FMIPA IPB, Bogor Jawa Barat.Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.Waites, Michael. J., Neil L. Morgan, John S. Rockey, Gary Higton. 2011. Industrial Microbiology : An Introduction. Oxford : Blackwell Science