kiat menjadi milioner edit

105
Judul Asli :“Kaifa Takûnu Milyonîr Bi al Hasanât” Judul Terjemah : “Kiat sukses menjadi milyoner kebaikan!” Penulis : Hamba Allah Penerbit : Daar at Taqwa, Subro Khaimah, Mesir Cetakan : - Jumlah halaman Asli : 64 Jumlah halaman Terjemah : 86 Penerjemah : H. Abdillah Obid, Lc Penerbit Di Indonesia : Rizki Putra

Upload: abu-saif-kuncoro-jati

Post on 16-Dec-2015

244 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Kiat Menjadi Milioner

TRANSCRIPT

Default Normal Template

Judul Asli :Kaifa Taknu Milyonr Bi al Hasant

Judul Terjemah : Kiat sukses menjadi milyoner kebaikan!

Penulis

: Hamba Allah

Penerbit : Daar at Taqwa, Subro Khaimah, Mesir

Cetakan

: -

Jumlah halaman Asli

: 64

Jumlah halaman Terjemah: 86

Penerjemah : H. Abdillah Obid, Lc

Penerbit Di Indonesia: Rizki Putra

Kiat Sukses Menjadi Milyoner Kebaikan!

Buku kecil ini merupakan kumpulan doa dan wasiat yang diambil secara ringkas dari kitab Kaifa Tuthlu Umrak? (Kiat Memperpanjang Umur!) yang ditulis oleh DR. Muhammad Naim dan dari kitab Al-Muttajir al-Rbih (Pedagang Yang Beruntung), yang ditulis oleh DR. Dimyati dan direvisi oleh DR. Dahisy.

Rasulullah Saw bersabda: Bukankah aku telah memberitahukan kepada kalian tentang beberapa perbuatan baik. Sehingga, perbuatan tersebut dianggap sebagai perbuatan paling suci menurut malaikat. Perbuatan tersebut dianggap memiliki derajat paling tinggi, dan lebih baik bagi kalian dari pada menginfakkan emas dan uang. Bahkan, lebih baik dari pada menemui musuh, lalu kalian tebas leher-leher mereka dan mereka tebas leher-leher kalian? Mereka menjawab: Benar wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Ya, berdzikir kepada Allah Swt. (Hadits shahih riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 21750)

Beberapa Amal Yang memiliki Pahala Berlipat Ganda

Pertama: Shalat di Makkah Al-Mukarramah:

Dua rakaat di Masjidil Haram pahalanya sama dengan seribu rakaat. Atau, sama dengan pahala shalat sunnah yang dilakukan dalam 46 tahun berturut-turut. Dan shalat 10 rakaat dalam 20 detik di tempat yang sama pahalanya sama dengan shalat selama 230 tahun. Atau, sama dengan satu juta rakaat. Adapun wanita yang melakukan shalat di rumahnya lebih baik dari pada shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Dalil: Rasulullah Saw bersabda: Shalat di masjidku lebih baik dari pada seribu kali shalat di tempat yang lain. Kecuali, Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil Haram lebih baik dari pada seratus ribu kali shalat di tempat yang lain. (Hadits Shahih Imam Ahmad bin Hanbal: 15306)

Dalam riwayat lain disebutkan: Sebaik-baiknya masjid (tempat shalat) bagi perempuan adalah di dalam rumahnya. (Hadits Hasan Lighairihi, Imam Ahmad bin Hanbal: 26584)

Ke dua: Shalat Jumat:

Pahalanya dalam setiap langkah sama dengan pahala bangun malam dan puasa selama satu tahun. Tidak hanya itu, perempuan yang mendorong suami dan anak-anaknya untuk melaksanakan shalat jumat dan mensegerakan diri menuju shalat tersebut, mereka akan mendapatkan pahala yang sama.

Dalil: Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang mencuci dan mandi pada hari jumat, lalu bangun pagi dan berbuat sesuatu yang bermanfaat, berjalan (menuju masjid) dan tidak menggunakan kendaraan, lalu memilih posisi yang lebih dekat dengan imam, kemudian mendengarkan perkataan (khatib) dan tidak berbicara, maka akan mendapatkan pahala puasa dan bangun malam selama satu tahun untuk setiap langkahnya. (hadits Shahih riwayat Abu Daud: 345)

Ke tiga: Shalat jamaah:

Barang siapa yang shalat isya dan subuh berjamaah, pahalanya sama dengan pahala bangun malam. Di samping itu, pahala shalat isya dan subuh berjamaah tersebut sama dengan melaksanakan ibadah haji. Bahkan, seorang perempuan akan mendapatkan kedua pahala tersebut hanya dengan mendukung putera-puteri dan suaminya untuk melakukan shalat isya dan subuh secara berjamaah.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersih (berwudhu) untuk melakukan shalat wajib, maka pahalanya sama dengan pahala orang yang melaksanakan ibadah haji yang sedang berihram. (Hadits Hasan Riwayat Abu Daud: 558)

Ke empat: Shalat di Masjid Quba:

Shalat dua rakaat di Masjid Quba, pahalanya sama dengan pahala melaksanakan umrah.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang membersihkan diri (berwudhu) di rumahnya, kemudian berangkat menuju masjid Quba, lalu melaksanakan shalat di dalamnya, maka pahalanya sama dengan pahala melaksanakan umrah. (Hadits Shahih riwayat Ibnu Majah: 1412)

Ke lima: Shalat Isyrq:

Shalat isyrq pahalanya sama seperti melaksanakan haji dan umrah secara sempurna.

Dalil: Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang shalat subuh berjamaah kemudian duduk menyebut nama Allah Swt hingga terbit matahari, lalu shalat sebanyak dua rakaat, maka pahalanya sama dengan pahala haji dan umrah secara sempurna, sempurna dan sempurna (Rasulullah mengucapkan kata: Sempurna sebanyak tiga kali). (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi: 586)

Ke enam: Shalat Dhuha:

Orang yang melaksanakan shalat dhuha akan mendapatkan pahala yang sangat besar, sama dengan bershadaqah sebanyak 360 kali dalam sehari.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Dalam diri manusia terdapat tiga ratus enam puluh tulang sendi. Maka, hendaknya ia bershadaqah untuk setiap tulang sendi itu dengan satu shadaqah. Orang-orang-pun bertanya: Bagaimana dengan orang yang tidak mampu melakukan itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Membersihkan air ludah yang tercecer di dalam masjid dan menjauhkan sesuatu dari tengah jalan. Jika tidak dapat melakukannya, maka shalat dhuha sebanyak dua rakaat dapat menggantikannya. (Hadits shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 23048, dan Abu Daud: 5242)

Ke tujuh: Shalat sunnah yang dilakukan sendirian (secara diam-diam):

Shalat sunnah yang dilakukan secara diam-diam pahalanya sama dengan melaksanakan shalat berjamaah sebanyak dua puluh lima kali.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Shalat seseorang yang dilakukan secara berturut-turut tanpa dilihat oleh orang lain, shalatnya sama dengan shalat di tengah-tengah manusia sebanyak 25 kali. (Hadits Shahih: Shahih al-Jmi; 13821)

Ke delapan: Umrah di bulan Ramadhan:

Umrah di bulan Ramadhan pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah haji bersama Rasulullah Saw.

Dalil: Sabda Rasulullah Saw kepada seorang wanita dari Anshar: Sesungguhnya pahala umrah di bulan Ramadhan sama seperti engkau melaksanakan ibadah haji atau melaksanakan haji bersamaku. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 1863, dan Muslim: 1256)

Ke sembilan: Mengucapkan kalimat tasbih yang pahalanya dilipat gandakan:

Bacaan kalimat tasbih yang pahalanya dilipat gandakan adalah: Subhnallah wa Bihamdihi Adada Khalqihi wa Midda Kalimtihi wa Ridl Nafsihi wa Zinata Arsyihi (Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya, seperti bilangan ciptaan-Nya, tinta kalimat-kalimat-Nya, dan keridlaan diri-Nya serta timbangan arsy-Nya). jika dibaca sebanyak 3 kali, pahalanya sama dengan pahala yang didapatkan oleh seluruh makhluk Allah, ditambah dengan beratnya arsy. Di samping itu, ia juga akan mendapatkan keridlaan Allah Swt. Bahkan, seandainya laut dijadikan tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Allah, niscaya air laut tersebut akan habis.

Ke sepuluh: Pahala istighfar yang dilipat gandakan:Bacaan istighfar adalah sebagai berikut: Allhumma Ighfirl wa Liwlidayya wa Lil Mukminn wal Mukmint wa Lil Muslimn wal Muslimt al-Ahyi Minhum wal Amwt (Ya Allah, ampunilah aku, kedua orang tuaku, orang-orang mukmin dan mukminat, orang-orang muslim dan muslimat, baik yang hidup ataupun yang telah meninggal dunia). Dengan membaca kalimat istighfar ini, maka pahalanya sama dengan catatan amal perbuatan baik setiap orang mukmin laki-laki dan perempuan dan dari setiap muslim laki-laki dan perempuan.

Ke sebelas: Shadaqah jariah:

Shadaqah jariyah dapat berupa memberikan bantuan dalam pembangunan masjid, rumah sakit, tempat perlindungan atau pendidikan anak-anak. Dengan tujuan memberikan petunjuk kepada mereka untuk menjalankan agama secara benar. Atau, shadaqah juga dapat berupa memberi nasehat kepada orang lain agar tertunduk patuh kepada Allah Swt.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Jika seseorang telah meninggal dunia, maka putuslah segala amal perbuatannya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakannya. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 1631)

Ke Dua belas: Membantu memenuhi kebutuhan orang lain:

Pahala membantu memenuhi kebutuhan orang lain, sama dengan pahala itikaf satu bulan di dalam masjid. Jika anda membantu seorang sahabat dengan harta untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapinya, atau anda membantu orang-orang lemah, orang miskin dan wanita-wanita janda, maka anda akan mendapatkan pahala yang begitu besar ini.

Dalil: Rasulullah Saw bersabda: Berjalan dengan temanku untuk suatu tujuan tertentu, lebih baik bagiku dari pada beritikaf di masjid selama satu bulan. (Hadits Hasan Lighairihi, Shahih al-Targhib: 2623)

Ke tiga belas: Pekerjaan yang diniatkan karena Allah Swt:

Pekerjaan yang diniatkan karena Allah Swt dapat berupa apapun. Contohnya, tidur diniatkan untuk takwa kepada Allah. Sehingga, dapat melaksanakan shalat malam dan subuh. Begitu pula dengan meniatkan makan minum karena takwa, agar mendapatkan harta secara halal. Sehingga, dapat mencegah manusia dari meminta-minta dan memelihara anak-anak serta istrinya dari kefakiran. Atau, dengan harta tersebut ia dapat menggunakan untuk diinfakkan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang beranjak ke peraduan dan ia berniat bangun malam untuk shalat; lalu kedua matanya terlelap hingga pagi hari, maka ditulis baginya apa yang telah diniatkan. Dan tidurnya merupakan shadaqah dari Allah Swt bagi dirinya. (Hadits Hasan Riwayat al-Nasai: 1787)

Ke empat belas: Berjihad dengan harta dan jiwa:

Allah Swt mengutamakan jihad dengan harta dari pada jiwa. Dan pahalanya sama dengan puasa dan bangun malam selama satu bulan.

Dalil: Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang memberikan sarana untuk jihad fi sabilillah selama satu hari satu malam, maka pahalanya sama dengan puasa dan bangun malam selama satu bulan. (Hadits Shahih Riwayat muslim: 14, dan An-Nasi: 3167)

Ke lima belas: Menghadiri berbagai pengajian, pengajaran dan ceramah-ceramah agama:

Menghadiri berbagai pengajian, pengajaran dan ceramah-ceramah agama pahalanya sama dengan melaksanakan haji secara sempurna. Yaitu, terbebasnya seorang muslim dari dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Sehingga, ia dalam kondisi seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya.

Dalil: Sabda Rasulullah Saw: Barang siapa yang pergi ke masjid tidak berkeinginan sesuatu, kecuali untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka pahalanya sama dengan orang yang melaksanakan haji secara sempurna. (Hadits Hasan Shahih Riwayat Thabrani 8/94, hadits no: 7473)

Ke enam belas: Berbagai niat dalam amal perbuatan:

Ketika menziarahi keluarga suami dengan niat karena Allah Swt, dapat digabungkan di dalamnya berbagai niat, seperti:

1. Diniatkan untuk mencapai keridhaan Allah Swt

2. Diniatkan untuk mendapatkan keridhaan suami. Karena, keridhaan suami merupakan bagian dari keridhaan Allah Swt.

3. Diniatkan untuk bersilaturahmi

4. Diniatkan untuk saling bertukar hadiah dan saling mengasihi antara anggota keluarga.

5. Membantu mereka di saat sakit. Dan pahalanya sama seperti pahala menziarahi orang yang sakit.

6. Menjamu tamu pahalanya sama dengan memenuhi kebutuhan dan memberikan bantuan kepada mereka.

7. Diniatkan untuk membahagiakan mereka.

8. Mengarahkan pembicaraan terhadap mereka dengan berbagai nasehat yang dapat mengurangi dosa dan menganjurkan agar bersabar dengan musibah penyakit yang sedang menimpa mereka. Maka, dengan niat-niat di atas pahalanya akan dilipat gandakan.

Ke tujuh belas: Sabar dalam menghadapi musibah:

Seseorang yang berlaku sabar dalam menghadapi setiap musibah yang datang kepadanya, pahalanya sama dengan masuk surga tanpa dihisab.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Orang sehat, di hari kiamat, menginginkan pahala seperti yang diberikan kepada orang yang ditimpa musibah. Walaupun, ketika di dunia kulit mereka dikuliti dengan gunting. (Hadits Shahih riwayat Tirmidzi: 2402)

Ke delapan belas: Amal shaleh pada hari-hari sepuluh dzul hijjah:

Pahala amal shaleh pada sepuluh hari bulan tersebut melebihi pahala jihad dengan harta dan jiwa.

Dalil: Ditetapkan dari Nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau bersabda: Tidak ada hari-hari dimana amal shaleh di dalamnya lebih disenangi di sisi Allah melainkan hari-hari yang sepuluh ini. (Hadits Shahih riwayat Bukhari: 969)

Ke sembilan belas: Puasa Arafah:

Pahala puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa selama setahun sebelumnya dan setelahnya.

Dalil: Bahwasanya Nabi Muhammad Saw bersabda: Aku telah meminta kepada Allah agar membalas pahala puasa di hari Arafah, dengan menghapus dosa-dosa selama setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya. (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi: 749)

Ke dua puluh: Pahala Muadzin (yang mengumandangkan adzan):Pahala yang didapatkan oleh seorang muadzin sama dengan pahala orang yang shalat bersamanya. Begitu juga orang yang menjawab adzan. Maka, barang siapa selalu menjawab adzan, ia mendapatkan pahala seperti pahala muadzin. Dan seorang wanita akan mendapatkan pahala seperti pahala muadzin apabila selalu menjawab adzan dari rumahnya karena para wanita akan lebih mendapatkan keutamaan untuk melaksanakan shalat di rumah dari pada di masjid. Sekalipun, ia menjawab adzan seorang muadzin yang berada di Makkah, dengan mendengarkannya melalui radio atau televisi.

Dalil Dan Contoh: Terdapat seratus orang jamaah haji yang melakukan shalat berjamaah. Kita tidak usah menghitung shalat sunnah yang mereka lakukan. Katakanlah mereka hanya melakukan shalat 5 waktu yang fardhu. Maka, 100 X 5 = 500 (pahala orang yang melaksanakan haji dan shalat berjamaah), ditambah dengan 27 pahala berjamaah bagi setiap orangnya. Ditambah lagi dengan pahala setiap langkah mereka menuju masjid. Ditambah lagi dengan pahala bangun malam apabila mereka melakukan shalat isya sampai subuh. Jadi, seorang muadzin dan yang menjawab adzan tersebut akan mendapatkan milyaran kebaikan.

Dalil: Dari Rasulullah Saw: Dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melaksanakan shalat bersamanya. (Hadits Shahih Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 18529)

Ke dua puluh satu: Mengunjungi orang sakit:

Jika mengunjungi orang sakit di pagi hari, maka 70 ribu malaikat akan bertasbih untuknya. Begitu juga jika mengunjungi di sore hari.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Tidak ada seorang muslim yang mengunjungi orang muslim (yang sedang sakit) di pagi hari, melainkan berdoa untuknya tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari. Dan jika mengunjunginya di malam hari, maka tujuh puluh ribu malaikat akan berdoa untuknya hingga pagi hari, dan ia akan memiliki taman (kharif) di surga. (Hadist Shahih Riwayat Tirmidzi: 969)

Ke dua puluh dua: Silaturahmi:

Dengan mengunjungi kerabat dekat yang sudah lama tidak menyambung silaturrahmi, maka seseorang akan mendapatkan pahala yang nilainya sama dengan mengerjakan amal kebaikan selama 40 tahun. Masing-masing amal tersebut akan tercatat di dalam shahifah.Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Orang yang menyambungkan tali silaturrahmi bukanlah orang yang membalas silaturrahmi seseorang. Akan tetapi, penyambung silaturrahmi adalah orang yang menyambungkan kembali tali silaturrahmi yang telah lama terputus. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 5991)

Ke dua puluh tiga: Pemberi petunjuk dan orang yang berusaha kepada jalan kebaikan, pahalanya sama dengan pahala pelakunya:

Orang yang membuat seseorang beramal shaleh akan mendapatkan pahala yang sama dengan pahala pelakunya, seperti: mengumpulkan bantuan untuk digunakan di jalan Allah, mendidik anak agar dapat mengamalkan rukun-rukun Islam dan membantu orang yang membutuhkan harta. Sedangkan orang yang menjadi penyebab timbulnya kejahatan akan dilipat gandakan siksaannya, seperti: menjual film-film dan lagu-lagu yang dapat merusak moral manusia.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang menciptakan suatu kebiasaan baik dalam Islam, maka ia akan mendapatkan pahala kebaikan tersebut dan pahala orang-orang yang mengerjakan setelahnya. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 1017)

Ke dua puluh empat: Membaca shalawat untuk Nabi:

Setiap shalawat mendapatkan pahala sebanyak sepuluh rahmat yang semisal dengannya.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah Swt akan memberikan rahmat kepadanya dengan shalawat tersebut sebanyak sepuluh kali. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 408)

Ke dua puluh lima: Bangun malam di bulan Ramadhan dan menghidupkan sepuluh malam terakhir:Pahala bangun malam di bulan Ramadhan dan menghidupkan sepuluh malam terakhir akan menerima pahala yang berlipat ganda.

Dalil: Firman Allah Swt: Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. Al-Qadr: 3)

Ke dua puluh enam: Menyebut nama Allah ketika berada di pasar:Orang yang menyebut nama Allah ketika berada di pasar akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Karena, pada waktu itu kebanyakan manusia lupa kepada Allah Swt.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang memasuki sebuah pasar lalu mengucapkan: La Ilha Illallah Wahdah La Syarka Lah, Lahu al-Mulku wa Lahu al-Hamdu Yuhy wa Yumt wa Huwa Hayyun L Yamt, Biyadihi al-Khair wa Huwa al Kulli Syaiin Qadr (Tidak ada Tuhan selain Allah. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya lah segala kekuasaan dan segala pujian. Ia menghidupkan dan mencabut nyawa. Ia hidup dan tidak mati. Di tangan-Nya semua kebaikan. Dan Ia Maha Berkuasa terhadap segala sesuatu), maka Allah akan menulis baginya beribu-ribu kebaikan. Tidak hanya itu, Allah juga akan menghapuskan beribu-ribu dosa yang dimilikinya. Bahkan, Allah akan mengangkat derajatnya beribu-ribu derajat. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Tirmidzi: 3428)

Ke dua puluh tujuh: Membaca surat al-Ikhlas:

Membaca surat Al Ikhlas sebanyak 3 kali lebih baik dari pada membaca surat tersebut dengan bacaan yang salah. Pahalanya sama dengan orang yang telah berkali-kali menghatamkan al-Quran. Artinya, orang yang membaca al-Ikhlas sebanyak tiga kali, dianggap telah mengkhatamkan al Quran. Dan pahala tersebut akan ditulis dalam shahifah.

Dalil: Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Qul Huwallhu Ahad (katakanlah bahwa Allah itu satu) menyamai sepertiga al-Quran. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 811)

Ke dua puluh delapan: Berpuasa enam hari pada bulan syawal + berpuasa tiga hari pada Ayym al-Bdh; 13, 14, 15:Pertama: Berpuasa sebanyak enam hari pada bulan syawal, pahalanya sama seperti berpuasa seumur hidup. Ke dua: Berpuasa tiga hari setiap bulannya, pahalanya sama dengan pahala berpuasa satu bulan. Ke tiga: Barang siapa yang berpuasa pada setiap tanggal sepuluh bulan Muharram, akan diampuni dosa-dosanya yang telah dilakukan selama satu tahun. Ke empat: Barang siapa yang berpuasa senin dan kamis, maka Allah Swt akan mengampuni dosa-dosanya.

Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Berpuasa enam hari sama dengan pahala berpuasa selama dua bulan. (Hadits Shahih Riwayat An-Nasi dalam Al-Kubr: 2/162, Hadits no: 2860)

Dan Rasulullah Saw bersabda: Berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, pahalanya sama dengan berpuasa dan berbuka selama seumur hidup. (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 15632)

Pahala Orang Yang Berbudi Pekerti baik Dan Keutamaannya

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik perangainya. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 3559)

Allah Swt berfirman seraya memuji sang kekasih, sahabat karib dan hamba-Nya yang paling mulia, Sayyidina Muhammad Saw: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam: 4)

Dan Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya, seorang mukmin yang memiliki budi pekerti baik akan mengetahui derajat orang yang bangun malam hari dan berpuasa di siang hari. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud: 4798, dan Imam Ahmad bin Hanbal: 24639)

Di antara budi pekerti baik adalah:

Pertama: Berbuat baik kepada kedua orang tua:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang ingin diperpanjang umurnya dan ditambahkan baginya rizkinya, hendaknya berbuat baik kepada kedua orang tuanya dan hendaknya menyambung silaturrahmi. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 13425, dan Ibnu Hibban: 7855)

Suatu ketika, seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin untuk ikut berjihad. Akhirnya, Rasulullah Saw bertanya kepadanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu menjawab: Iya. Lalu, Rasulullah Saw bersabda: Maka, berjihadlah melalui berbakti kepada kedua orang tuamu. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 3004, dan Muslim: 2549)

Ke dua: Bersilaturahmi, memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun dalam bertetangga:

Bersilaturahmi, memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun dalam bertetangga dapat menambah rizki dan memperpanjang umur.

Ke tiga: Mengayomi anak yatim dan menafkahinya:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Aku dan orang yang mengayomi anak yatim di surga seperti ini. Lalu, beliau menunjukkan dengan jari telunjuk dan jari tengah. Kemudian, ia memberikan jarak di antara keduanya. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 5304)

Ke empat: Orang yang menolong wanita janda dan orang miskin:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Orang yang menolong wanita janda dan orang miskin, akan mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah. Atau, seperti orang yang berpuasa di siang hari dan bangun di malam hari. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 6006, dan Muslim: 2982)

Ke lima: Menghilangkan kesusahan orang muslim:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang menghilangkan kesusahan orang muslim, maka Allah Swt akan menghilangkan berbagai kesusahannya di hari kiamat. Dan barang siapa yang menyembunyikan (aib) orang muslim, maka Allah Swt akan meyembunyikan (aib)nya pada hari kiamat. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari:2442, dan Muslim 2580)

Ke enam: Membahagiakan sesama muslim:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Pekerjaan yang paling utama adalah membahagiakan orang mukmin, menutupi aibnya, memberinya makan ketika lapar dan memenuhi kebutuhannya. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat At-thaylisy: 5/202, Hadits no: 5081)

Ke tujuh: Mengunjungi saudaranya yang seagama:

Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Jika seorang muslim mengunjungi saudaranya atau menziarahinya, maka Allah Swt telah berfirman: Kamu baik dan baik pula tempat yang kamu jalani. Dan kamu akan menempati sebuah tempat di surga. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 8517)

Ke delapan: Orang-orang yang saling mencintai karena Allah:

Orang-orang yang saling mencintai karena Allah termasuk di antara orang-orang yang dilindungi Allah. Mereka akan selalu berada di bawah lindungan-Nya pada hari kiamat dari panasnya matahari. Dimana pada hari itu tidak ada perlindungan, kecuali perlindungan-Nya. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 660, dan Muslim: 1031)

Ke sembilan: Tawadlu (merendahkan hati):

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati. Sehingga, seseorang tidak diperbolehkan untuk menyombongkan diri atau melampaui batas dari yang lain. (Hadits Shahih riwayat Muslim: 2865, dan Ibnu Majah: 4176)

Ke sepuluh: Kasih sayang, toleran dan menahan amarah:

Ditetapkan dari Rasullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang menahan amarahnya dan ia mampu untuk menghilangkannya, maka Allah Swt mendoakan baginya di hadapan makhluk-makhluk-Nya pada hari kiamat. Sehingga, Allah akan memilihkan untuknya bibadari-bidadari yang tercantik, sesuai dengan kehendak-Nya. (Hadits Hasan Lighairihi riwayat Abu Daud: 4777, dan Tirmidzi: 2021)

Dan Allah Swt berfirman: Orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran: 134)

Ke sebelas: Menghormati tamu:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia menghormati tamunya. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 6135, dan Muslim: 48)

Ke dua belas: Bersikap ramah dalam segala hal:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Wahai Aisyah, bersikaplah dengan ramah, sesungguhnya jika Allah Swt menginginkan sebuah kebaikan dari Ahlil Bait, Ia memasukkan kepada mereka sikap ramah. (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 24778)

Ke tiga belas: Berdamai antara sesama manusia:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Bukankah aku telah memberitahukan kalian tentang sesuatu yang lebih utama dari pada pahala puasa, shalat dan shadaqah?, mereka menjawab: Benar ya Rasulallah. Beliau bersabda: Perbaikilah Dzat al-bayn. Sesungguhnya, rusaknya Dzat al-bayn adalah kebinasaan. (Hadits Shahih riwayat Abu Daud: 4919) Yang dimaksud dengan Dzat al-bayn adalah mendamaikan pertikaian yang terjadi antara sesama manusia (memperbaiki tali silaturahmi yang terputus akibat perselisihan).

Ke empat belas: Mencegah seorang muslim yang berbuat Ghibah:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang melindungi daging saudaranya dari perbuatan ghibah, maka Allah Swt berhak untuk membebaskannya dari api neraka. (Hadits Shahih Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 27650)

Ke lima belas: Mengucapkan salam dan berjabat tangan antara sesama mukmin:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Tidak ada dua orang muslim yang berjumpa, kemudian saling berjabat tangan, melainkan diampuni dosa-dosa keduanya sebelum berpisah. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Abu Daud: 5212)

Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah Saw berkata kepadaku: Wahai anakku, jika engkau bertemu dengan keluargamu, ucapkanlah salam. Maka, (ucapan tersebut) akan menjadi barakah kepadamu dan kepada penghuni rumahmu. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Tirmidzi: 2698)

Ke enam belas: Ungkapan yang baik (al-kalimah at-thayyibah):

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Jauhilah api neraka walaupun hanya dengan separuh kurma. Jika kamu tidak mendapatkannya, cukuplah berkata-kata dengan ungkapan yang baik. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 3480)

Ke tujuh belas: Lapang dada dalam proses jual beli:

Ditetapkan Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Seseorang telah meminjamkan (uang) kepada seseorang. Lalu, ia berkata kepada anaknya: Jika datang kepadamu dan mempersulit dirimu (tidak membayar hutangnya), maka maafkanlah dia. Mudah-mudahan Allah Swt mengampuni kita. Beliau bersabda: Kemudian, orang tersebut menemui ajalnya. Maka Allah-pun mengampuni dosa-dosanya. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 3480)

Dari Rasulullah Saw: Bukankah aku telah memberitahukan kepada kalian tentang seseorang yang diharamkan dari api nereka. Atau, tentang seseorang yang diharamkan baginya api neraka? Yaitu, setiap orang yang mempermudah diri. (Hadits Shahih Hasan Lighairi Riwayat Tirmidzi: 2488)

Ke delapan belas: Menahan pandangan (ghadh al-bashar):

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Ada tiga orang yang mata mereka tidak melihat api neraka. Mereka adalah: mata yang selalu berjaga-jaga di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah Swt, dan mata yang dipalingkan dari hal-hal yang diharamkan Allah. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Thabrani: 1003)

Ke sembilan belas: Menjaga lisan:

Muadz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah Saw: Apakah kita akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang kita ucapkan? Beliau menjawab: Apakah terasa berat kematian ibumu wahai Muadz. Apakah wajah-wajah manusia lubang hidung-hidung mereka akan dibolak balik di dalam neraka? Semuanya itu tergantung pada hasil ucapan lisan-lisan mereka. (Hadits Shahih Lighairihi Riwayat Tirmidzi: 2616, dan Ibnu Mjah: 3973)

Ke dua puluh: Pahala orang-orang fakir:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Orang-orang mukmin yang berasal dari kalangan fakir akan lebih dulu masuk surga, empat ratus tahun, sebelum orang-orang kaya. (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 9822) Hal ini dikarenakan ketatnya penghitungan amal bagi orang-orang kaya.

Ke dua puluh satu: Pahala orang yang takut kepada Allah Swt:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Api nereka akan diharamkan bagi mata yang mengalir atau menangis karena takut kepada Allah Swt. (Hadits Hasan Lighairihi, Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 17252)

Ke dua puluh dua: Hak seorang muslim terhadap sesamanya:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Yang diharamkan dari setiap muslim terhadap sesamanya adalah: darah, kehormatan dan hartanya. Seorang muslim adalah saudara bagi sesamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia tidak menganiaya dan mengkhianatinya. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 2564)

Rasulullah Saw juga bersabda: Manusia itu akan tetap dalam kebaikan selama mereka tidak saling menghasud. (Hadits Hasan Riwayat Thabrani: 8157)

Dalam hadits yang lain dikatakan: Barang siapa yang mendiamkan saudaranya selama satu tahun, maka ia sama dengan menumpahkan darahnya (membunuhnya). (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud: 4915)

Pada hadits lain Rasulullah Saw bersabda: Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Sehingga, apabila keduanya bertemu, masing-masing saling membuang muka. Adapun yang paling baik antara keduanya adalah yang lebih dahulu mengucapkan salam. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 6237)

Sumber Rujukan:

Kitab Al-Muttajir al-Rbih (pedagang yang beruntung): Dimyati.

***

Pahala Shalat dan Wudhu

Pertama: Berwudhu untuk melaksanakan shalat:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang menyempurnakan wudhu seperti yang diperintahkan Allah Swt, maka shalat-shalat wajib yang dilakukannya dapat dijadikan sebagai penebus atas dosa-dosa yang dilakukan antara waktu shalat yang satu dengan shalat yang lainnya. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 231)

Dari Rasulullah Saw: Bukankah aku telah menunjukkan kepada kalian tentang sesuatu yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa dan mengangkat beberapa derajat? Mereka menjawab: Benar wahai Rasulullah. Lalu, beliau bersabda: Menyempurnakan wudhu dari hal-hal yang dilarang... (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 251)

Dari Rasulullah Saw: Seandainya tidak menyulitkan ummatku, maka aku perintahkan mereka untuk melakukan wudhu dalam setiap waktu shalat. (Hadits Hasan Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 4504)

Ke dua: Memakai Siwak:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Dianjurkan bagi kalian untuk memakai siwak. Karena, sesungguhnya siwak itu dapat mengharumkan mulut dan mendatangkan keridhaan Allah Swt. (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 7504)

Ke tiga: Shalat sunnah setelah wudhu:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua rakaat dan bersungguh-sungguh, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Hadits Hasan Shahih Riwayat Abu Daud: 905)

Ke empat: Pahala orang shalat pada barisan pertama:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Swt dan malaikat-malaikat-Nya mendoakan orang-orang yang shalat di barisan pertama atau beberapa barisan pertama. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 22317)

Ke lima: Mengisi barisan-barisan yang kosong dalam shalat:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa menutupi celah (dalam shalat berjamaah), maka Allah akan mengangkat derajat orang tersebut sebanyak satu derajat dan membangun baginya sebuah rumah di surga. (Hadits Shahih Lighairihi Riwayat Thaylisi: 5797)

Ke enam: Membersihkan Masjid:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Meludah di masjid adalah perbuatan dosa. Dan dosa tersebut dapat ditebus dengan membersihkannya. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 552)

Dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Meludah di masjid adalah perbuatan tidak terpuji. Dan membersihkannya merupakan suatu kebaikan. (Hadits Hasan Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 22297)

Ke tujuh: Berjalan menuju masjid di waktu gelap:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Beritahukanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid di waktu gelap, bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat. (Hadits Shahih Lighairihi Riwayat Abu Daud: 561, dan Tirmidzi: 223)

Ke delapan: Menunggu datangnya waktu shalat:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Orang yang menunggu datangnya waktu shalat setelah melaksanakan shalat, seperti seorang mujahid fi sabilillah yang duduk di atas pinggang kuda yang kencang larinya. Malaikat mendoakan untuknya selama (wudhunya) belum batal. Atau, berdiri sedangkan dia berada dalam lindungan Yang Maha Besar (Allah Swt). Maksudnya: seperti penunggang kuda yang lari kencang bersama kudanya dalam sebuah peperangan di jalan Allah. (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 8610)

Ke sembilan: Shalat sunnah sebelum dhuhur:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang melakukan empat rakaat sebelum dhuhur dan empat rakaat setelahnya, diharamkan baginya api neraka. (Hadits Hasan Shahih Riwayat Abu Daud: 1269)

Ke sepuluh: Shalat sunnah empat rakaat sebelum shalat Ashar:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Allah Swt akan memberikan rahmat kepada seseorang yang shalat empat rakaat sebelum shalat Ashar. (Hadits Hasan Riwayat Abu Daud: 1271)

Ke sebelas: Shalat malam:

Aisyah Radhiyallahu Anha berkata: Jangan tinggalkan shalat malam. Sesungguhnya Rasulullah Saw tidak meninggalkannya. Apabila sakit atau malas, beliau melaksanakan shalat dengan duduk. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud: 1307)

Ke dua belas: Mengqadha sesuatu yang ditinggalkan ketika melaksanakan shalat malam:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang melalaikan hizibnya (bacaan sebagian al-Quran) atau sesuatu darinya. Kemudian, ia membacanya pada waktu antara shalat shubuh dengan shalat dhuhur, maka pahala yang akan ia dapatkan sama dengan pahala orang yang membacanya semenjak malam hari. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 747)

Ke tiga belas: Pahala orang berdiam diri di masjid:

Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Sesungguhnya di masjid-masjid itu terdapat orang-orang yang berdiam diri (itikaf). Sahabat-sahabat mereka adalah para malaikat. Jika mereka tidak ada, para malaikat merasa kehilangan mereka. Jika mereka sakit, para malaikat menjenguk mereka. Dan jika mereka membutuhkan sesuatu, para malaikat akan memenuhinya. (Hadits Hasan Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 9414)

***

Keutamaan Bershalawat Kepada Nabi Saw

Bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw yang paling utama adalah bacaan shalawat yang terdapat dalam tasyahhud akhir, yaitu: Allahumma Shall Ala Muhammad wa Ala li Muhammad Kam Shallaita Ala Ibrhma wa Ala li Ibrhma Innaka Hamdun Majd, Allhumma Brik Al Muhammad wa Ala li Muhammad Kam Brakta Al Ibrhma wa Al li Ibrhma Innaka Hamdun Majd (Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga beliau, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat atas Nabi Ibrahim dan keluarga beliau, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Agung. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan atas Nabi Muhammad beserta keluarga beliau, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah atas Nabi Ibrahim dan keluarga beliau. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Agung).

Dan jika anda menginginkan pahala shalawat ini sebanyak jumlah ciptaan Allah, seberat arsy dan sejalan dengan ridha Allah, maka setelah anda membaca shalawat di atas, lengkapilah dengan bacaan: Bi Adadi Khalqika, wa Middi Kalimtika, wa Zinati Arsyka, wa Ridha Nafsika (Dengan memuji-Mu sebanyak bilangan Makhluk-Mu, sebanyak kalimat-kalimat-Mu dan seberat Arsy-Mu, dan seridha Dzat-Mu)

Beberapa faedah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam:

1. Mengangkat kedudukan manusia sebanyak sepuluh derajat

2. Menghapus sepuluh dosa

3. Ditulis sepuluh kebaikan bagi pembacanya

4. Dianggap sebagai shadaqah

5. Menjadikan seseorang merasa berkecukupan dari segala sesuatu yang dibutuhkannya

6. Mengangkat doa ke langit

7. Jika dibaca setelah berdoa, membantu dikabulkannya doa tersebut

8. Untuk membantu terkabulnya segala harapan

9. Mendapat syafaat Rasulullah Saw di hari kiamat

10. Dapat menebus berbagai dosa

11. Untuk mendekatkan diri kepada Rasulullah Saw di hari kiamat

12. Agar selamat dari bahaya hari kiamat

13. Untuk kebaikan sebuah majlis

14. Untuk menghilangkan kefakiran

15. Untuk mendapatkan rahmat Allah Swt

16. Agar pekerjaan dan umur menjadi barakah

17. Untuk mengingatkan seorang hamba atas apa yang dilupakannya

18. Untuk memberikan petunjuk dan menghidupkan hati seorang hamba

19. Untuk menerangkan jalan bagi hamba-Nya

20. Untuk memantapkan kaki ketika hendak berjalan

21. Untuk mengeluarkan seorang hamba dari kehampaan (hati)

22. Agar seorang hamba tidak disebut sebagai orang yang pelit (sebagaimana yang tertera dalam hadits Nabi)

23. Untuk menyempurnakan pembicaraan yang dimulai dengan bacaan shalawat

24. Menyebabkan langgengnya cinta kepada Allah Swt

25. Menyebabkan langgengnya cinta kepada Rasulullah Saw

26. Shalawat yang dibacakan akan menyampaikan nama orang yang membacanya kepada Rasulullah di dalam kubur beliau.

27. Shalawat termasuk ke dalam bacaan dzikir kepada Allah Swt

28. Dengan membaca shalawat sama dengan mengikuti sunnah Allah Swt dalam bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw

29. Dengan membaca shalawat sama dengan mengikuti perbuatan malaikat dalam bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw

30. Allah Swt dan malaikat-malaikat-Nya melimpahkan rahmat kepada orang yang membaca shalawat

31. Melaksanakan perintah Allah Swt

32. Mendapatkan sepuluh berkah dari Allah Swt yang dilipat gandakan

33. Merupakan berita gembira bagi hamba Allah sebelum meninggal dunia bahwa dia akan dimasukkan ke surga

34. Melaksanakan hak-hak paling kecil dari sekian banyak hak-hak yang harus dipenuhi terhadap Rasulullah Saw.

Keutamaan Ulama Dan Penuntut Ilmu

Allah Swt dan Rasul-Nya menganjurkan orang-orang mukmin untuk menuntut ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain. Rasulullah Saw bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang muslim. (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah: 224). Banyak sekali ayat-ayat al Quran dan Hadits-Hadits Shahih yang menunjukkan adanya pahala besar bagi prang-orang yang menuntut ilmu. Walaupun, ilmu yang dipelajari hanyalah satu dari sekian banyak kajian ilmu agama yang ada. Artinya, orang yang hendak mengajarkan ilmunya tidak disyaratkan memiliki tingkatan akademis yang tinggi. Karena, banyak di antara orang-orang yang kurang berilmu; baik laki-laki maupun perempuan, mereka hafal al Quran dan mempraktekkan hafalan tersebut dengan membuka lembaga-lembaga untuk menghafal al Quran.

Oleh sebab itu, siapa pun tidak diperbolehkan untuk menyembunyikan ilmu pengetahuan. Sehingga, bagi yang memilikinya wajib memberitahukan dan mengajarkan ilmunya tersebut kepada orang lain. Maka, orang yang menunjukkan pada kebaikan akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya; tidak berkurang dari pahalanya sedikitpun. Berikut ini pahala ilmu dan ulama:

1. Ilmu menyebabkan seseorang masuk surga: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang berjalan di atas jalan Allah untuk menuntut ilmu, maka Allah Swt akan memudahkan baginya dengan ilmu tersebut sebuah jalan menuju surga. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 2699)

2. Semua makhluk memohonkan ampun bagi orang yang berilmu: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Sesungguhnya orang yang berilmu itu dimintakan ampunan oleh makhluk-makhluk yang ada di langit dan di bumi, hingga seekor ikan paus yang ada di laut. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Abu Daud: 3641)

3. Keutamaan orang yang berilmu lebih besar dari keutamaan ahli ibadah: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah, seperti keutamaan bulan atas semua bintang-bintang. (Hadits Hasan Lighairihi: Lihat riwayat sebelumnya)

4. Ulama adalah pewaris para nabi dalam hal ilmu

5. Rasulullah Saw menyamakan para ulama dengan bintang-bintang yang menunjukkan manusia dari kegelapan menuju terang benderang.

6. Seorang yang berilmu ketika dibangkitkan pada hari kiamat berhak untuk mendapatkan syafaat.

7. Orang yang berilmu lebih utama dari ahli ibadah dengan tujuh puluh derajat.

8. Allah Swt memberikan kepada ulama sebuah kemuliaan yang didamba-dambakan para syuhada.

9. Seorang yang berilmu dapat mengajarkan manusia tentang kebenaran.

10. Menuntut ilmu di masjid untuk belajar dan diajarkan kepada yang lain, pahalanya sama seperti pahala orang yang melaksanakan haji secara sempurna. Atau, seperti pahala orang yang berjihad di jalan Allah.

11. Pahala orang yang berilmu sama dengan pahala orang yang bangun malam dan berpuasa di siang hari. Dari Abdullah bin Imam Ahmad bin Hanbal Ra, ia berkata: Aku bertanya kepada bapakku: Apakah aku harus bertahajjud pada malam hari atau menulis ilmu pengetahuan? Ayahku menjawab: Tulislah ilmu pengetahuan! (sesungguhnya manfaat ilmu itu melebihi yang lainnya. Pahalanya seperti pahala orang yang memanfaatkannya dalam hidupnya. Setelah meninggal dunia, ilmu yang bermanfaat itu selama-lamanya sebagai shadaqah jariah. Sedangkan pahala tahajjud hanya bagi orang yang melaksanakannya saja. Dan pahala tersebut berhenti setelah orang tersebut meninggal dunia).

Melaksanakan Shalat Lima Waktu Dan Usaha Dalam Mempertahankannya untuk Tetap Dilaksanakan Secara Berjamaah Adalah Wajib

Hukuman Orang Yang Meninggalkan Shalat:

Allah Swt berfirman: Dan dirikanlah shalat. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. (QS. Ar-Ruum: 31)

Dari Jabir bin Abdillah Ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya yang membedakan antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 82)

Dari Buraidah Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: Batasan antara kita dengan mereka adalah shalat. Maka, barang siapa yang meninggalkannya ia telah kufur. (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 22987, dan Tirmidzi: 2621)

Dan Allah Swt telah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam. Mereka pun bersujud sebagai kepatuhan terhadap perintah Tuhan mereka, kecuali iblis. Ia menolak untuk bersujud. Sehingga, Allah melaknatnya dan menjauhkannya dari rahmat-Nya.

Melalaikan Shalat Termasuk Di Antara Sifat-Sifat Orang Munafik:

Allah Swt berfirman: Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas. (QS. At-Taubah: 54)

Dalam surat yang lain, Allah Swt berfirman: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah, kecuali sedikit sekali. (QS. An-Nisaa: 142)

Dari Anas bin Malik Ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: Begitulah shalatnya orang-orang munafik. Begitulah shalatnya orang-orang munafik. Begitulah shalatnya orang-orang munafik. Salah seorang di antara mereka duduk-duduk hingga matahari menguning. Padahal, pada saat itu posisi matahari tengah berada di antara dua ujung tanduk syaitan. Maka, orang tersebut berdiri untuk melakukan shalat empat rakaat seperti (burung) mematuk-matuk (melakukan shalat dengan sangat cepat). Ia tidak menyebut nama Allah di dalamnya, kecuali sebentar. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 622)

Hukuman Orang Yang Melalaikan Shalat Ashar:

Dari Abdullah bin Umar Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: Orang yang tidak melakukan shalat ashar (dengan sengaja), seakan-akan ia telah ditinggalkan keluarga dan hartanya (sehingga, tidak ada lagi orang yang dapat menolongnya di hadapan Allah). (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 552)

Hukuman Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar:

Dari Buraidah Ra, bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda: Barang siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka amal perbuatannya tidak akan diterima. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 553)

Hukuman Orang Tidak Melaksanakan Shalat Wajib Karena Tidur:

Samrah bin Jundub Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: Semalam, telah datang dua orang kepadaku. Kedua orang itu berusaha membangunkanku. Lalu, keduanya berkata kepadaku: Ayo pergi! Maka, aku pun pergi bersama mereka. Ternyata, kami mendatangi seseorang yang sedang tertidur dan seorang yang lain sedang berdiri dengan batu yang diarahkan ke kepalanya. Ia hendak memecahkan kepalanya dengan batu itu. orang tersebut memukul-mukulkan batu tersebut ke kepalanya hingga pecah. Sehingga, batu yang ada di tangannya pun pecah berserakan di sana sini. Kemudian, ia mengumpulkannya kembali batu tersebut. Akan tetapi, ia tidak melakukan perbuatan yang tadi, sampai akhirnya kepalanya kembali sempurna seperti semula. Setelah sempurna, ia kembali melakukan perbuatan seperti yang telah dilakukannya pertama kali. Rasulullah berkata: Hal tersebut membuat aku bertanya kepada mereka berdua: Maha Suci Allah: Apa yang terjadi dengan dua orang ini? Lalu Rasulullah Saw meneruskan: Mereka berdua berkata kepadaku: Kami akan memberitahu engkau; orang pertama yang engkau datangi tadi dimana kepalanya dipecahkan dengan batu, dia adalah orang yang mengambil al-Quran, akan tetapi tidak membacanya. Ia juga tidur dan tidak melaksanakan shalat wajib... (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 7047)

Shalat Jamaah Adalah Wajib

Allah Swt berfirman: Dan rukulah beserta orang-orang yang ruku. (QS. Al-Baqarah: 43)

1. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Seorang laki-laki buta datang kepada Nabi Muhammad Saw seraya berkata: Wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun yang menuntunku menuju masjid. Ia meminta keringanan kepada beliau agar diperkenankan untuk shalat di rumahnya. Beliau pun mengizinkannya. Namun, ketika ia hendak pulang, Nabi memanggilnya kembali dan bertanya: Apakah engkau mendengarkan adzan?, ia menjawab, Ya Beliau bersabda: Jawablah (dengan datang ke masjid). (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 653)

2. Dari Ibnu Ummi Maktum bahwa dia bertanya kepada Rasulullah Saw, ia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah orang yang tidak dapat melihat, rumahku besar, dan aku memiliki seorang penuntun yang tidak cocok bagiku. Apakah aku mendapatkan keringanan untuk shalat di rumah. Beliau bertanya: Apakah kamu mendengarkan adzan?, ia menjawab: Ya. Rasulullah Saw bersabda: Aku tidak memberikan keringanan bagimu. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud: 552, dan Ibnu Majah: 792)

Membantu Memenuhi Kebutuhan Orang Lain:

Sebagian manusia banyak yang mengeluhkan datangnya orang yang meminta-minta untuk dipenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Mereka tidak mengetahui bahwa siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya, sebenarnya Allah Swt akan membalas bantuan tersebut.

Apabila anda membantu memenuhi kebutuhan saudara anda; baik dengan mengajarinya ilmu, memberinya pengarahan, menanggung segala kebutuhan-kebutuhannya, meminjamkan uang, atau menunjukkannya kepada kebaikan, hal tersebut lebih utama di mata Allah Swt dari pada pahala Itikaf anda selama satu bulan penuh.

Dari Abdullah bin Umar Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. Dan berjalan bersama seorang saudara untuk suatu keperluan, lebih aku senangi dari pada beritikaf di masjid ini masjid Madinah selama satu bulan. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Thaylisi: 6/139, hadits no: 6026)

Ketika membantu seorang saudara dengan memberikan kebutuhan-kebutuhannya, dalam waktu kurang dari setengah jam, anda akan mendapatkan pahala seperti pahala itikaf selama satu bulan penuh. Betapa hebatnya!

Sebenarnya, seorang pegawai yang menerima rakyat sekalipun, ia duduk di kursi tugasnya untuk memberikan bantuan kepada mereka dan menerima mereka dengan senang hati. Seandainya ia mengamalkan hadits ini dan mengikhlaskan pekerjaannya hanya kepada Allah Swt, maka ia akan mendapatkan seperti pahala itikaf yang dilaksanakan selama bertahun-tahun. Sayangnya, fenomena yang terjadi sekarang justru sebaliknya. Para pegawai cenderung memperlambat pekerjaan mereka dalam membantu dan melayani rakyat. Andaikan mereka tahu keutamaan hadits ini dan yang sejenisnya, maka mereka akan memberikan bantuan yang sebaik-baiknya dengan ramah, cepat, lugas dan tangkas. Begitu juga seorang dokter yang datang kepadanya lebih dari dua puluh orang sakit. Apabila ia bekerja dengan ikhlas hanya untuk mengharap ridha Allah dan berperangai baik, maka ia telah mengumpulkan pahala dunia dan akhirat.

Beberapa Contoh Kaum Salaf Dalam Membantu Memenuhi Kebutuhan Sesamanya:

Suatu ketika, Abu Bakar al-Shiddiq memerah susu beberapa kambing kepunyaan orang-orang kampung. Ketika diangkat menjadi khalifah, Jariah salah seorang dari pemilik kambing-kambing itu berkata: Sekarang, ia (Abu Bakar) tidak memerah susu kambing lagi. Lalu Abu Bakar berkata: Benar, sesungguhnya aku berharap agar sesuatu yang telah menjadi kebiasaanku tidak berubah hanya karena pekerjaanku yang baru.

Umar bin Khattab Ra, senang membagi-bagikan air minum di malam hari kepada wanita-wanita janda. Pada suatu malam, Thalhah melihat Umar sedang memasuki rumah wanita. Lalu, di siang hari rumah tersebut dimasuki oleh Thalhah. Ternyata, di dalamnya terdapat wanita tua renta yang tidak dapat melihat. Ditanyakan kepada wanita tersebut: Apa yang telah dilakukan umar di dalam rumahmu? Wanita tua itu menjawab: Ini adalah kebiasaannya semenjak dulu. Ia (Abu Bakar) selalu membagi-bagikan (shadaqah) kepadaku, ia datang dengan membawa kebutuhanku dan mengeluarkanku dari pedihnya kehidupan.

Sedangkan Abu Wail berkeliling setiap hari kepada wanita-wanita dan orang-orang tua di sebuah kampung. Ia membelikan mereka berbagai kebutuhan yang dapat mencukupi.

Mujhid berkata: Aku menemani Ibnu Umar dalam sebuah perjalanan untuk melayaninya. Akan tetapi, pada kenyataannya dia-lah yang lebih banyak melayaniku.

Hakim bin Hazzam merasa sedih ketika suatu hari ia tidak menemukan seorang pun yang meminta bantuan kepadanya. Kemudian, ia berkata: Suatu hari, aku tidak menemukan seorang pun yang datang di depan pintuku untuk meminta bantuan. Pada saat itu, aku sadar, bahwa ini adalah musibah untukku. Dimana Allah telah menutup pintu pahala untukku, dengan membantu mereka yang membutuhkan bantuanku.

Saudaraku yang budiman, sebenarnya terdapat perbedaan antara orang yang bekerja dengan ikhlas, dengan orang yang hanya bekerja dengan basa-basi, untuk sekedar mendapatkan pujian atau mengharapkan imbalan materi. Maka, biasakanlah diri anda untuk tidak menunggu imbalan apapun; baik yang berbentuk materi ataupun non materi, dari siapa saja, kecuali dari Allah Jalla wa Al. Dengan harapan, anda tidak akan kehilangan pahala yang sangat besar.

Suatu ketika, Uqbah bin Amr berbicara dengan seseorang tentang suatu kebutuhan. Setelah sampai di tengah-tengah keluarganya, ia melihat sebuah hadiah. Lalu bertanya: Apa ini? Mereka menjawab: Orang yang telah engkau ajak bicara mengirimkan barang ini. Ia berkata: Bukalah! Aku terpaksa harus mengambil pahala syafaatku di dunia!!

Ibnu Syubromah Rahimahullah melaksanakan sebuah hajat besar bagi salah seorang sahabatnya. Ia membawakan untuknya sebuah hadiah. Sahabatnya bertanya: Apa ini? Ia menjawab: Sebagai balasan dari apa yang telah engkau berikan kepadaku. Sahabat tersebut berkata: Ambillah hartamu! Semoga Allah mengampunimu. Apabila engkau minta bantuan sahabatmu, kemudian ia tidak bersungguh-sungguh untuk memenuhinya, maka ambillah wudhu untuk melaksanakan shalat. Dan bertakbirlah sebanyak empat kali, anggaplah ia sebagai orang yang telah meninggal dunia.

Kita sering kali mendengar dan melihat orang-orang yang merasa bahagia dan mulia setelah mereka dapat membantu teman-teman mereka. Bahkan, dapat membantu orang-orang banyak. Akan tetapi, mereka mengeluh tidak dapat membantu kedua orang tua atau kerabat-kerabat mereka. Dalam hal ini, mereka diharamankan untuk mendapatkan pahala yang sangat besar. Bahkan, mereka termasuk orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tua.

Sumber tulisan: Kiat Memanjangkan Umur Yang Produktif! (Kaifa Tuthlu Umraka al-Intj?)

***

Kiat Berinvestasi Milyaran Kebaikan!

Pada hakekatnya, manusia tidak mengetahui kapan dan dimana ajal mereka akan tiba. Maka, hendaknya mereka secepat mungkin melakukan berbagai perbuatan baik dan amal shaleh yang berlipat ganda pahalanya.

Beberapa Hal Untuk Menjaga Milyaran Kebaikan Di Hari Kiamat:

Pertama: Meninggalkan perbuatan maksiat yang dapat menggagalkan berbagai kebaikan:

Satu pekerjaan dapat menghalangi seseorang untuk masuk surga. Sebagaimana telah disabdakan Rasulullah Saw: Tidak masuk surga orang yang memutuskan tali silaturrahmi. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 2556)

Pada kesempatan lain, Rasulullah Saw bersabda: Seseorang tidak akan masuk surga apabila di hatinya terdapat kesombongan walaupun sedikit. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 91)

Maka, segala perbuatan baiknya yang dilipat gandakan tidak akan bermanfaat baginya untuk masuk surga.

Rasulullah Saw bersabda: Aku akan memberitahukan tentang beberapa kaum dari ummatku yang datang pada hari kiamat dengan berbagai kebaikan sebesar gunung Tihmah yang putih, lalu Allah Azza wa Jalla menjadikannya debu-debu yang beterbangan. Tsauban berkata: Wahai Rasulullah, beritahu kami sifat-sifat mereka. Jelaskanlah kepada kami. Sehingga, kami tidak termasuk ke dalam golongan mereka, sedangkan kami tidak mengetahuinya. Rasulullah bersabda: Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari bangsa kalian. Mereka adalah orang-orang yang melakukan bangun malam seperti yang kalian lakukan. Akan tetapi, mereka adalah suatu kaum, apabila dihadapkan pada hal-hal yang diharamkan Allah mereka melanggarnya. (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah: 4245). Yang dimaksud dengan hal-hal yang diharamkan Allah adalah berbagai perbuatan, apabila dilanggar dapat menyebabkan timbulnya dosa besar.

Di Antara Hal-Hal Yang Diharamkan Allah Dan Rasul-Nya adalah:

Membunuh jiwa manusia Mencuri Berzina - Mengadu domba (nammah) Berbohong - Khianat dan tidak amanah - (mukks) - Mengambil sesuatu yang bukan hak miliknya (al-Ghulul) Orang yang memanjangkan pakaiannya Memata-matai (tajassus) Wanita yang mempergunakan pakaian tapi seperti orang telanjang (al-Ksiyt al-riyt) Berdusta (qaul az-Zr) Menghina al-Quran Orang yang diminta untuk menyambung rambut (al-wshil) dan Orang yang disambung rambutnya (al-mushtaushilah) Orang yang membuat tato (al-wsyimah) dan orang yang ditato (al-mustausyimah) Orang yang mencabut alis mata (al-nmishah) dan orang yang dicabut alis matanya (al-mutanammishah) Durhaka kepada kedua orang tua Menyembunyikan ilmu Memutus tali silaturrahmi Peminum khamar (minuman keras) Penyihir Dan dosa-dosa besar lainnya.

Ke dua: Menyombongkan diri dengan perbuatan amal dan menggantungkan diri kepada amal tersebut:

Sebenarnya, syaitan telah memperdaya manusia dan meyakinkan mereka bahwa melakukan dosa-dosa kecil tidak akan mengurangi pahala kebaikan yang sangat banyak. Dan barang siapa yang mengharap masuk surga karena merasa memiliki amal perbuatan baik yang sangat banyak. Bahkan, ia merasa yakin bahwa ia berhak untuk dimasukakan ke dalam surga oleh Allah karena perbuatan baiknya itu. Padahal, manusia tidak mengetahui bahwa masuk tidaknya manusia ke dalam surga bukan karena amal perbuatan mereka, akan tetapi karena kasih sayang Allah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:

1. Allah Swt tidak membutuhkan hamba-hamba-Nya dan amal perbuatan mereka. Bagi-Nya, berbagai perbuatan yang dilakukan orang-orang taat dan jahat tidak bermanfaat dan tidak membabahayakan-Nya.

2. Keagungan Allah Swt yang akan terlihat pada bagaimana kisruhnya hari kiamat, tidak akan seimbang dengan banyaknya amal perbuatan seorang hamba. Bahkan, manusia akan merasa bahwa semua amal perbuatannya itu tidak ada nilainya sama sekali. Maka, seorang mukmin sama sekali tidak akan merasa aman dari ancaman hari kiamat, kecuali dengan kasih sayang dari Allah Swt.

3. Kenikmatan yang telah Allah janjikan untuk penduduk surga jumlahnya berlipat-lipat dan tidak berbatas. Sehingga, amal perbuatan yang dilakukan penduduk surga seperti iman dan amal shaleh tidak sebanding dengan kenikmatan yang Allah miliki. Katakanlah, seandainya seorang laki-laki menghadiahkan sebuah cincin yang terbuat dari besi kepada sahabatnya. Kemudian, sahabatnya tersebut membalas pemberian laki-laki itu dengan setumpuk berlian, emas, mutiara dan batu mulia. Apakah kita dapat mengatakan: pemilik cincin besi pantas mendapatkan tumpukan harta tersebut sebagai ganti cincin yang hanya terbuat dari besi? Tentu saja tidak. Karena, orang yang memiliki tumpukan harta tersebut telah memberikan hadiah yang jauh lebih pantas kepada orang yang memiliki cincin tadi. Sehingga, kita dapat menyimpulkan bahwa tumpukan harta tidak sama nilainya dengan cincin yang terbuat dari besi. Oleh karena itu, seorang yang beriman tidak pantas untuk meminta surga kepada Allah sebagai ganti amal perbuatan baiknya. Seharusnya, yang mesti dilakukan oleh seorang hamba adalah memohon kepada Allah dengan seluruh rahmat dan keutamaannya untuk memberikan surga kepadanya.

4. Amal perbuatan manusia yang begitu banyak, bisa jadi, ditolak oleh Allah Swt atau diterima sesuai dengan kehendak-Nya.

5. Segala sesuatu yang melahirkan keimanan dan amal shaleh merupakan taufiq dari Allah dan atas kehendak-Nya. Sehingga, Allah akan memudahkan berbagai unsur penyebab untuk mengantarkan manusia kepada keimanan dan amal shaleh tersebut. Mengulurkan tangan-Nya kepada sang hamba dengan memberikan nikmat sehat dan harta agar semua unsur tersebut dapat membantu hamba-Nya dalam melaksanakan amal shaleh. Dengan harapan, hamba-Nya tersebut dapat mempergunakan seluruh nikmat yang telah Dia berikan untuk taat di jalan-Nya; semenjak ia dilahirkan sampai ajal menjemputnya. Sekalipun, amal perbuatannya itu tidak akan dapat menyamai setitik kenikmatan yang telah Allah berikan.

Oleh karena itu, manusia seharusnya bersyukur. Karena, mereka telah mendapatkan kasih sayang Allah dan mendapatkan ganjaran lebih dari apa yang seharusnya mereka dapatkan. Kita harus ingat, manusia telah memasuki pintu surga atas kasih sayang Allah dan keutamaannya, dan bukan karena amal perbuatan mereka. Seandainya kunci menuju pintu surga tergantung kepada amal perbuatan seorang hamba, maka tidak akan ada satu pun ciptaan Allah yang dapat memasukinya; termasuk para Rasul dan Nabi.

Rasulullah Saw telah bersabda: Tidak ada seorang pun di antara kalian, yang amalnya akan dapat memasukkannya ke surga. Para sahabat bertanya: Anda juga ya Rasulullah? Beliau menjawab: Aku juga tidak, Tetapi Allah melindungiku dengan keutamaan dan rahmat-Nya. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 5673)

Seandainya manusia dapat merealisasikan sisi keimanannya, mereka akan memasuki pintu surga atas rahmat Allah dalam waktu yang singkat atau di masa yang akan datang. Tentu saja, tempat dan tingkatan mereka berbeda-beda, sesuai dengan tingkatan keimanan dan amal shaleh yang mereka lakukan. Begitulah kekuasaan Allah.

Contoh: Seandainya salah seorang penguasa meminta para bawahannya untuk mendatangkan satu biji gandum dalam satu masa tertentu. Dan dalam pandangan sang penguasa, hal tersebut sangat mudah. Sehingga, sang raja berjanji kepada para bawahannya, seandainya mereka patuh terhadap perintahnya tersebut, maka setiap satu orang dari mereka akan mendapatkan sebuah istana. Dimana di dalamnya mereka dapat bersenang-senang dan menikmati pemandangan.

Ternyata, sebagian dari mereka ada yang bersikap patuh terhadap perintah sang penguasa. Sehingga, mereka mendapatkan janji sang penguasa. Sedangkan sebagian yang lain tidak mematuhi perintahnya. Bahkan, mereka tidak mempercayai perkataannya. Sehingga, mereka tidak mendapatkan janji tersebut. Lebih dari itu, mereka juga mendapatkan siksaan. Apakah kita dapat mengatakan, bahwa nilai istana dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya dapat diukur dari satu biji gandum tadi? Jawabannya: tentu saja tidak! Karena yang terpenting adalah memenuhi syarat yang diajukan oleh sang penguasa (kepatuhan). Sehingga, pada akhirnya orang-orang tersebut mendapatkan balasan atas kepatuhan mereka terhadap sang penguasa.

Dapat kita simpulkan, amal ibadah orang-orang yang beriman pada hari kiamat akan sangat bermanfaat, karena:

Pertama: Kasih sayang Allah akan meringankan bencana yang akan terjadi pada hari berbangkit.

Ke dua: Kasih sayang Allah akan menolong hamba-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.

Ke tiga: Kasih sayang Allah dapat mengeluarkan hamba-Nya yang ada di dalam neraka.

Ke empat: Kasih sayang Allah akan memasukkan hamba-hamba-Nya ke dalam surga.

Allah Swt telah menyebutkan dalam surat an-Naba bahwa bagi orang-orang kafir, neraka jahannam merupakan balasan yang setimpal bagi mereka. Balasan ini sangat sesuai untuk amal perbuatan mereka. Balasan yang setimpal berupa siksaan yang amat pedih akan mereka rasakan. Adapun dalil yang menunjukkan hal tersebut bahwa siksaan yang kekal di dalam neraka bagi orang-orang kafir sangat berbeda-beda, sesuai dengan perbuatan mereka masing-masing ketika di dunia. Siksaan Abu Thalib lebih ringan dari siksaan Abu Jahal, Firaun, Hmn dan pemimpin-peminpin kafir yang lain. Siksa Abu Thalib diperingan karena ia mendukung perjuangan Nabi Muhammad Saw, (sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Muslim: 212).

Ke Tiga: Melanggar Hak-Hak Manusia:

Rasulullah Saw telah melarang ummatnya untuk menyakiti orang-orang muslim; baik berbentuk ghibah (membicarakan kejelekan orang lain), namimah (mengadu domba), hinaan, ejekan dan lain sebagainya.

Rasulullah Saw bersabda: Tahukan kalian apa yang dimaksud dengan muflis (bangkrut atau pailit)? Para sahabat menjawab: muflis menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan tidak punya harta. Rasulullah bersabda: muflis dari ummatku akan datang kelak di hari kiamat membawa shalat, puasa dan zakat; dan membawa dosa karena dia pernah memaki orang, pernah menuduh-nuduh orang, pernah memakan harta orang, pernah membunuh orang dan pernah memukul orang. Sehingga, pahala kebaikannya akan diberikan kepada orang-orang yang didhaliminya. Jika pahala kebaikannya habis sebelum terbayar lunas kepada orang-orang yang didhaliminya, maka diambil dosa-dosa yang didhaliminya, lalu ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke neraka. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 2581)

Ke empat: Perbuatan Jelek Yang Dapat Merusak Orang Lain:

Sebagaimana terdapat perbuatan kebaikan yang menguntungkan orang lain yang pahalanya kembali kepada pelakunya. Sekalipun, orang tersebut telah meninggal dunia. Juga terdapat perbuatan jelek yang dapat merusak orang lain, dimana dosa pelakunya dilipat gandakan. Di antara perbuatan jelek tersebut adalah menjual dan menyebarkan berbagai kaset dan VCD yang memuat bermacam-macam lagu, film dan pemikiran-pemikiran yang dapat merusak moral penontonnya.

Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang melahirkan suatu kejelekan dalam Islam, lalu orang-orang yang datang setelahnya melakukan kejelekan tersebut, maka akan dituliskan baginya dosa orang-orang yang melakukan kejelekan itu dan tidak akan berkurang dari perbuatan mereka walaupun sedikit. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 1017)

Oleh karena itu, seorang ayah yang telah terlanjur melakukan hal-hal di atas hendaknya bertaubat dan bertakwa kepada Allah Swt. Karena, perbuatan tersebut akan membahayakan dirinya dan orang-orang yang telah dijauhkan dari ketaatan kepada Allah. Dosa-dosa tersebut akan kembali kepadanya setelah kematian merenggutnya.

Ke lima: Amal Shaleh Yang Dilakukan Secara Sembunyi-Sembunyi Akan Mengurangi Pahalanya Apabila Disebarkan Luaskan Kepada Orang Lain:

Dari Abu Darda Ra, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Sesungguhnya, menyembunyikan sebuah perbuatan lebih sulit dari melakukan perbuatan itu sendiri. Apabila seseorang melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan tersebut akan dicatat sebagai amal shaleh yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, lalu dilipat gandakan pahalanya sebanyak tujuh puluh kali lipat. Amal tersebut akan terus berlanjut, kecuali setelah syaitan menyebutkannya kepada orang lain. Apabila diumumkan, maka dicatatlah sebagai amal yang dilakukan secara terang-terangan. Lalu, dihapuskan pahalanya secara keseluruhan. Kemudian, apabila syaitan menyebutkan untuk yang ke dua kalinya, agar orang lain turut menyebutkan dan memujinya, maka dihapuslah pahala yang dianggap sebagai amal terang-terangan dan dicatat sebagai perbuatan riya. Oleh karena itu, hendaklah seseorang yang memelihara agamanya untuk bertakwa kepada Allah Swt. Karena, riya itu termasuk perbuatan syirik. (Ibn Hibbn: 5/329, Hadits no: 6813) Atau (Ibnu Hibbn) berkata: Ini dari sebagian guru-gurunya yang tidak dikenal.

Dan dari Ali dari Bani Kahil, ia berkata: Suatu ketika, Rasulullah Saw bersabda kepada kami: Wahai manusia, jauhilah perbuatan syirik ini. Karena, perbuatan syirik itu lebih tersembunyi dari pada langkah semut. Salah seorang dari sahabat-sahabat yang hadir bertanya kepada beliau: Wahai Rasulullah, bagaimana cara kita menjauhinya, sedangkan hal tersebut lebih tersembunyi dari pada langkah semut? Rasulullah menjawab: Katakanlah: Allahumma Inn Nadzu Bika Min an Nusyrika Bika Syaian Nalamuhu wa Nastaghfiruka Lima La Nalam (Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui. Dan kami memohon ampun kepada-Mu dari sesuatu yang tidak kami ketahui. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 19622)

Sumber Rujukan:

1. Kaifa Tuthlu Umrak?: Dr. Muhammad Naim

2. Waqaft Min Hiwar Maa al-Syarwi: Nabil Hamdi

3. Al-Taqrb: Al-Nashiri

4. Al-Muttajir Al-Rbih: Dirsat Ibnu Dahsy

Sihir Yang Dibolehkan (Doa)

Allah Swt berfirman: Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan. (QS. An-Naml: 62)

Senada dengan di atas, Allah Swt berfirman: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. (QS. Al-Baqarah: 186)

Rasululah Saw bersabda: Doa itu adalah ibadah. (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi: 3371)

Dalam kesempatan lain, Rasulullah Saw juga bersabda: Sesungguhnya Allah Maha Hidup lagi Maha Mulia. Apabila seseorang mengangkat kedua tangannya Kepada-Nya, Ia merasa malu untuk membalas keduanya dengan kekosongan yang mengecewakan. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud: 1488)

Rasulullah Saw bersabda: Ketentuan (Allah) itu tidak dapat dirubah, kecuali dengan doa. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Tirmidzi: 2139)

Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Seorang muslim yang memohon kepada Allah Swt dengan sebuah doa, tidak berbuat dosa dan tidak pula memutus tali silaturrahmi, maka Allah akan memberikannya dengan doa tersebut salah satu dari tiga kemungkinan: doanya dikabulkan di dunia, atau disimpan untuknya di akhirat, atau Allah menghapuskan untuknya dosa yang semisal dengan doa tersebut. Mereka berkata: Jadi, kita memperbanyak (berdoa), Rasulullah menjawab: Allhu Aktsar (Allah lebih banyak rahmat-Nya). (Hadits Hasan Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 11149)

Doa Akan Dikabulkan Allah Swt Melalui Beberapa Sebab Berikut Ini:

1. Ikhlas karena Allah

2. Memulai dengan bacaan tahmid (Alhamdulillahi rabbil alamin...) dan pujian terhadap-Nya. Setelah itu, diiringi oleh bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Kemudian, doa tersebut ditutup dengan bacaan yang sama dengan di atas.

3. Berdoa dengan sungguh-sungguh dan harus yakin bahwa Allah akan mengkabulkannya.

4. Mengulang-ulang doa dengan tekun dan tidak tergesa-gesa.

5. Doa dilakukan dengan tanang dan khusuk, serta menghadirkan hati.

6. Doa dilakukan; baik dalam kondisi sulit ataupun senang.

7. Tidak berdoa, kecuali kepada Allah Swt.

8. Tidak berdoa untuk kejelekan keluarga, anak dan harta.

9. Membaca doa dengan suara perlahan.

10. Mengakui segala dosa dan mensyukuri nikmat Allah Swt.

11. Menghadap kiblat

12. Doa dibaca sebanyak tiga kali.

13. Mengangkat kedua tangan

14. Apabila memungkinkan, hendaknya mengambil wudhu sebelum berdoa.

15. Pergunakanlah bacaan Asm al-Husn atau dengan diiringi amal shaleh.

16. Memakan makanan dan meminum minuman yang halal, serta menggunakan pakaian yang bersumber dari uang yang halal.

17. Mengampuni segala kejelekan dan kejahatan yang menimpa dirinya.

18. Menjauhi perbuatan maksiat

19. Disamping berdoa, perbanyaklah shadaqah.

20. Tidak berdoa untuk kejahatan atau untuk memutuskan tali silaturrahmi.

Beberapa Waktu Dan Kesempatan Terkabulnya Doa:

1. Malam Lailatul Qadar

2. Sepertiga akhir malam

3. Bagian akhir setiap shalat-shalat wajib (setelah tasyahhud)

4. Antara adzan dan iqamah. Juga, ketika keduanya dikumandangkan.

5. Ketika turun hujan.

6. Ketika perang sedang berkecamuk.

7. Waktu terakhir dari pelaksanaan shalat jumat, atau waktu dibacakan khutbah.

8. Ketika meminum air zam-zam dengan niat yang ikhlas.

9. Ketika bersujud

10. Apabila tidur dalam keadaan berwudhu lalu bangun di tengah malam.

11. Doa yang dilakukan ketika memasuki rumah.

12. Doa yang tidak diketahui orang lain (mendoakan saudara sesama muslim dari jarak jauh)

13. Berbagai tempat untuk berdzikir kepada Allah.

14. Ketika ditimpa musibah.

15. Doa orang yang didlalimi.

16. Doa kedua orang tua

17. Doa orang yang sedang bepergian (musafir)

18. Doa pemimpin yang adil dan bijaksana

19. Doa orang berpuasa ketika sedang berbuka

20. Doa orang yang terdesak

21. Daa anak yang berbakti kepada orang tua

22. Berdoa di dalam kabah dan seluruh tempat di masjidil haram

23. Doa di bukit shafa dan Marwah

24. Doa yang dilakukan setelah melempar jumrah sughro (lemparan pertama) dan wushtha (lemparan ke dua).

25. Doa yang dibarengi dengan bacaan L Ilha Ill Anta Subhnaka Inn Kuntu Min al-Dhlimn (Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dhalim)

26. Doa yang dilakukan setelah memuji Allah dengan bacaan tasbih (Subhnallah wa Bihamdihi Adada Khalqihi wa Midda Kalimtihi, wa Ridh Nafsihi, wa Zinata Arsyihi) yang dilipat gandakan pahalanya, pada waktu shalat ketika membaca tasyahhud akhir dan berdoa.

Istikhrah:

Yang dimaksud dengan istikhrah adalah meminta pilihan kepada Allah Swt yang dilakukan dalam segala perkara, bukan hanya dalam menentukan pasangan.

Terdapat sebuah kisah tentang seorang laki-laki yang tidak beristikharah kepada Allah dalam membelikan sepeda untuk anaknya. Hal tersebut menyebabkan kematian anaknya dalam sebuah peristiwa yang mengenaskan.

Dalam kisah lain diceritakan, bahwa seorang laki-laki beristikharah dalam perkara transaksi sebuah perdagangan dengan milyaran uang. Sebelum menaiki tangga pesawat, ia merasakan kesedihan yang amat dalam berkaitan dengan transaksi tersebut. Ia menggagalkan keberangkatannya. Tiba-tiba, beberapa saat setelah pesawat yang hendak ditumpanginya terbang, diberitakan bahwa pesawat tersebut mengalami kecelakaan dan seluruh penumpangnya meninggal dunia. Orang tadi memuji Allah Swt atas kejadian mengenaskan yang tidak menimpanya.

Di antara unsur-unsur pendorong kebahagiaan bagi keturunan Adam adalah melakukan istikharah kepada Allah Swt dalam segala persoalan yang dihadapinya; baik kecil ataupun besar. Mereka tidak merasa bosan dalam melakukan istikharah. Karena, mereka melakukannya kepada Raja di atas segala raja. Sehingga, dengan demikian ia tidak membutuhkan ikut campur makhluk ciptaan-Nya dalam menentukan keputusan.

***

Wasiat Rasulullah Saw

Untuk Kebaikan Segala Urusan Manusia

Dari Anas bin Malik Ra, ia berkata: Rasulullah Saw berkata kepada Fatimah Ra: Apa yang meyebabkan kamu tidak mendengarkan apa yang aku wasiatkan: Apabila memasuki waktu pagi dan sore, hendaknya kamu membaca: Ya Hayyu ya Qayym Birahmatika Astaghitsu, Ashlih Li Syani Kullahu, Wala Takilni Ila Nafsi Tharfata Ainin (Wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha Kekal, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah semua urusanku, dan janganlah Engkau meninggalkanku walaupun dalam sekejap mata). (Hadits Hasan Riwayat An-Nasi dalam al-Kubr: 10405, dan dalam al-Mustadrak: 2000)

Saudaraku kaum muslimah: Ini merupakan wasiat dari Rasulullah Saw untuk puteri beliau yang suci, Fatimah Radhiyallahu Anha. Walaupun beliau mewasiatkan kepada puterinya dengan wasiat yang sangat berharga, namun puterinya lupa untuk mengamalkan wasiat tersebut. Atau, beliau sama sekali tidak mendapatkan puterinya mengamalkan wasiat itu. Sehingga, membuat beliau bertanya-tanya dengan keheranan: Apa yang menyebabkan kamu tidak mendengarkan apa yang telah aku wasiatkan?. Kemudian, karena cinta dan kasih sayang beliau yang sangat dalam, beliau mengulangi lagi wasiat tersebut dengan mengatakan: Hendaknya kamu membaca (doa yang aku ajarkan) apabila memasuki waktu pagi dan sore.

Jadi, wasiat inilah yang selalu diamalkan oleh Fatimah pada waktu siang dan sore. Wasiat ini juga berlaku untuk semua kaum muslimah. Setelah ini kita bertanya-tanya, doa seperti apa kira-kiranya yang akan diucapkan Rasulullah Saw? Jawaban lengkapnya sebagaimana berikut ini:

Ya Hayyu Ya Qayym Birahmatika Astaghits (Ya Allah, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan): Ketika wanita mengucapkan Ya Hayyu Ya Qayyum, sebenarnya ia minta pertolongan kepada Dzat yang memiliki kehidupan tidak kepada lainnya, Dzat Yang Berkuasa untuk melakukan segala sesuatu terhadap hamba-hamba-Nya. Dimana tidak seorang pun yang mampu melakukannya melainkan Allah Swt.

Birahmatika Astaghitsu (Dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan): Maksudnya, dengan rahmat Allah yang meliputi segala sesuatu. Ia menciptakannya sebanyak seratus bagian. Lalu, diturunkan oleh-Nya satu bagian ke dunia dari seratus bagian tersebut. Sehingga, dengan rahmat yang diturunkan itu berbagai makhluk dapat berbagi kasih antara satu sama lainnya. Sedangkan sisanya disimpan hingga hari kiamat untuk memberikan rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Dengan sebagian rahmat ini, seekor binatang dengan kukunya dapat mengangkat anaknya.

Ashlih Li Syani Kullahu (Perbaikilah segala urusanku): Maksudnya, perbaikilah segala perkara yang sedang aku hadapi, kehidupanku di dunia, tempat kembaliku di akhirat, kesehatanku, rizkiku, keturunanku, kerabat-kerabatku dan tentangga-tetanggaku...., betapa agungnya ucapan yang mencakup semua kandungan makna yang sangat mulia ini.

Wala Takilni Ila Nafsi Tharfata Ainin (Dan janganlah Engkau meninggalkanku walaupun dalam sekejap mata): Maksudnya, Wahai Tuhanku, jadilah Engkau pendukung dan penolongku.

Begitulah saudariku..., Jika anda telah mencapai kesuksesan dengan doa ini, maka pada hakekatnya segala urusan anda telah dikabulkan oleh Allah. Sungguh betapa sangat mudah untuk diamalkan dan betapa agungnya pahala dan timbangannya.

Sumber Rujukan:

Min Washy al-Rasl Shallallahu Alaihi Wa Sallam (Beberapa Wasiat Dari Rasulullah Saw) Wasiat Rasulullah Saw

Yang Terkandung Dalam Sebuah Doa:

Rasulullah Saw bersabda: Ya Allah, aku mohon segala kebaikan; baik di dunia ataupun di akhirat, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan; baik di dunia ataupun di akhirat, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui. Aku memohon surga kepada-Mu dan perkara yang mendekatkanku kepadanya; baik yang berbentuk perkataan atau perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari api neraka dan perkara yang mendekatkanku kepadanya; baik yang berbentuk perkataan atau perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu sebuah kebaikan yang diminta oleh hamba dan Rasul-Mu, Muhammad. Dan aku mohon perlindungan kepada-Mu dari segala apa yang dimintai perlindungan oleh Hamba dan Rasul-Mu. Dan aku memohon agar perkara yang Engkau takdirkan untukku mengakibatkan sebuah kebaikan. (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Mjah: 3846)

Saudara...saudariku...! Wasiat di atas merupakan wasiat yang diajarkan Rasulullah Saw kepada Aisyah Radhiyallahu Anha. Wasiat tersebut sering diungkapkan, dihayati dan diamalkan isinya. Wasiat tersebut merupakan anjuran Rasulullah Saw kepada Sayyidah Aisyah dan kita semua. Karena, hal tersebut merupakan sebaik-baiknya doa yang semestinya diamalkan.

Sabda beliau: Allahumma Inni Asaluka Minal Khairi Kullihi jilihi wa jilihi, M Alimtu Minhu wa M Lam Alam (Ya Allah, aku mohon segala kebaikan; baik di dunia ataupun di akhirat, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui): Dalam doa ini anda dapat meminta kepada Allah Swt berbagai bentuk kebaikan. Karena, ketika sedang meminta, hati anda tidak akan dapat menyebutkan berbagai macam kebaikan dalam satu waktu dalam kesempatan yang sama. Akan tetapi, apabila anda mengatakan ungkapan di atas, seakan-akan anda telah meminta semua bentuk kebaikan, bahkan anda telah meminta kebaikan-kebaikan yang tidak anda ketahui. Sungguh doa ini sangat lengkap dan mencakup segala hal.

Dan sabda beliau: Adzu Bika Min al-Syarri Kullihi (Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan): Seakan-akan anda telah meminta kepada Allah Swt agar Ia melindungi anda dari segala macam kejahatan; baik yang anda ketahui dan tidak diketahui.

Dan sabda beliau: Asaluka al-Jannata Wam Yuqarribun Ilaih Min Qaulin Au Amalin (Aku memohon surga kepada-Mu dan perkara yang mendekatkanku kepadanya; baik yang berbentuk perkataan atau perbuatan): Saudara...saudariku...! permintaan tersebut adalah sesuatu yang paling dicita-citakan setiap muslim dan muslimah, agar dapat mencapai kesuksesan dengan doa tersebut. Yaitu, sukses di dunia dan masuk surga di akhirat.

Dan sabda beliau: Adzu Bika Min al-Nr (Dan aku berlindung kepada-Mu dari api neraka): Selamat dari api neraka merupakan sebuah kemenangan yang sangat agung dan didamba-dambakan semua manusia.

Sumber Rujukan:

Min Washy al-Rasl Shallallahu Alaihi Wa Sallam (Beberapa Wasiat Rasulullah Saw).

Surat Keprihatinan

Untuk Kedua Orang Tua!

Tidak diragukan lagi bahwa setiap orang tua menginginkan kesuksesan studi bagi anaknya di sekolah. Siang dan malam mereka berdoa kepada Allah Swt dengan memohon taufik dan hidayah-Nya agar anaknya meraih kesuksesan yang gemilang. Tidak lupa pula, orang tua tadi mengiming-imingi berbagai hadiah apabila kesuksesan benar-benar diraihnya. Namun sebaliknya, ia mengancam anaknya apabila mengalami sebuah kegagalan. Hal seperti ini merupakan salah satu dari sekian perasaan yang difitrahkan kepada manusia. Akan tetapi...

Wahai orang tua yang penuh kasih sayang..., apakah perhatian anda terhadap studi anak anda, masa depannya dan perkara-perkara duniawi lainnya yang anda anggap sebagai tanggung jawab anda, hanya cukup sampai di situ? Sudahkah anda memperhatikan perkara-perkara akhiratnya seperti anda telah memperhatikan perkara-perkara duniawinya? Apakah perhatian anda terhadapnya setelah meninggalkan dunia sama dengan perhatian anda terhadap kebahagiaannya sewaktu masih hidup?

Wahai orang tua, sebenarnya tanggung jawab yang telah anda lakukan hanya menyangkut urusan keduniaan belaka. Sementara anda meremehkan urusan akhirat yang kekal nan abadi. Anda terlalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang dibutuhkan sang anak sewaktu hidup saja. Sementara kebutuhannya setelah mati diabaikan. Anda bangun sebuah rumah untuknya di dunia yang terdiri dari batu, tanah dan semen. Sementara di akhirat, anda tidak membangun untuknya sebuah rumah yang terbuat dari mutiara, batu mulia dan marjan.

Ambisi, cita-cita dan puncak keinginan anda adalah agar sang anak menjadi seorang dokter, insinyur, pilot, prajurit dan berbagai gelar duniawi lainnya...! Anda berusaha dan bersungguh-sungguh untuk kepentingan dunia yang sementara ini dengan meninggalkan kepentingan akhirat yang kekal.

Sikap seperti ini bukanlah hal yang jarang terjadi. Malah sebaliknya, mayoritas manusia sekarang sudah terbiasa dengan kesenangan dunia. Mereka mempersiapkan diri untuk mendidik anak-anak mereka secara fisik saja dan mengabaikan pendidikan hati nurani. Padahal, dengan unsur hati nurani itulah mereka dapat hidup dengan senang. Atau bahkan sebaliknya, mereka akan sengsara dan binasa. Ini adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dibantah. Camkanlah berbagai kenyataan yang akan kami sebutkan, wahai orang tua yang penuh kasing sayang...!

Bagaimana perasaan dan keadaan anda, seandainya anak anda terlambat ketika hendak melaksanakan ujian? Bukankah anda telah memerangi waktu agar sang anak dapat melaksanakan ujian? Bukankah anda tidur dengan sebelah mata agar anakmu tidak terlambat memasuki ruang ujian? Jawabannya pasti iya...! Lalu, apakah diri anda mengalami perasaan yang sama, ketika anak anda tidak melaksanakan shalat subuh. Apakah perasaan anda sama dengan perasaa ketika anak anda tidak mengikuti ujian?

Bukankah anda selalu menanyakannya tentang apa yang dilakukan dalam ruang ujian, bagaimana dia menjawab, dan anda berharap agar jawabannya benar? Pernahkah suatu ketika anda menanyakan kepadanya tentang perkara-perkara agama? Pernahkah anda menanyakan apakah dia sudah shalat atau belum? Apakah anda menanyakan kepadanya dengan siapa dia pergi dan bergaul? Pernahkan anda menanyakan kemana dia pergi ketika tidak ada di rumah? Bukankah hati anda merasa ciut dan amarah memuncak sewaktu anak anda tidak dapat menjawab soal-soal ujian? Lalu, apakah anda juga tidak merasa kecil hati sewaktu melihat anak anda tidak menjalankan perintah-perintah agama; baik yang disunnahkan atau yang diwajibkan?

Bukankah anda telah memberinya segala sesuatu yang diinginkannya? Bukankah anda telah menjauhkan permainan-permainan di rumah anda seperti video, televisi, koran dan majalah agar tidak mengganggu konsentrasi belajar dan persiapannya menghadapi ujian?

Lalu apa yang telah anda persiapkan wahai orang tua yang penuh kasih sayang untuk anak anda dalam menghadapi ujian, yang tidak ada gelombang ke dua, pengulangan dan juga tidak ada tunggakan materi? Dalam hal ini hanya ada sukses atau gagal. Jika gagal, berarti siap-siap untuk menjadi menghuni neraka, naudzubillah min dzalik. Berarti pula bahwa anak yang anda didik itu akan mengalami kerugian yang sangat besar dan menghadapi siksaan yang amat pedih. Bagi anak tersebut tidak bermanfaat adanya ijazah, jabatan dan harta, apabila menerima raport dengan tangan kiri.

Kemudian, dengan terengah-engah ia berteriak sekuat-kuatnya: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu, Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku". (QS. Al-Haaqqah: 25-29)Tidak bermanfaat bagiku jabatanku, kekuasaanku, ilmu keduniaan yang aku miliki, dan ijasahku sungguh tidak bermanfaat. Semua itu telah hancur, binasa dan sirnalah semuanya. Kerugian dan kegagalan....! Di dunia, seseorang mungkin bisa gagal menjadi dokter, insinyur, pilot atau seorang guru. Namun, di akhirat hanya ada kesengsaraan atau kebahagiaan. Ada dua golongan, golongan pertama di neraka dan golongan ke dua di surga.

Di sini, kita tidak akan mengatakan: Remehkanlah anak-anak kalian dan tinggalkanlah mereka. Tidak, sungguh sama sekali tidak bermaksud begitu. Dengan bersumpah: Demi Allah, kita katakan bahwa akhirat adalah paling utama untuk diperhatikan. Selamat berlomba-lomba untuk mewujudkan impian dua kesuksesan, dunia dan akhirat. Selamat membuktikan dengan amal yang nyata. Semoga sukses!

Wahai Orang Tua!

Mai kita menghitung, berapa banyak orang tua yang mendatangkan seorang pendidik bagi anaknya di rumah untuk mengajarkan kepadanya cara membaca, memahami dan mengamalkan al-Quran dan Sunnah? Sungguh sangat sedikit yang melakukan hal tersebut. Semoga orang tua yang tidak melakukan hal di atas dapat menjauhkan anaknya dari hal-hal yang dapat merusak kepribadiannya.

Pada kenyataannya, sebagian orang tua malah menyediakan seorang pembantu, sopir dan mobil bagi anaknya. Bahkan, untuk anaknya tersebut dibangun sebuah rumah mewah, lengkap dengan berbagai peralatan mainan yang dapat menyebabkan anak tersebut tidak mengetahui siapa Allah Swt yang sebenarnya. Bahkan, ia tidak mengerti bagaimana cara memasrahkan diri dan patuh kepada-Nya!

Seberapa banyak orang tua yang memberikan hadiah berharga buat anaknya ketika anak tersebut menghafalkan beberapa ayat al-Quran, atau ketika mempelajari beberapa hadits yang disabdakan Nabi Muhammad Saw? Sungguh sedikit sekali orang tua yang melakukannya! Kita doakan mereka. semoga Allah Swt melimpahkan berkah-Nya kepada golongan yang sedikit ini.

Sebagian dari manusia berjanji kepada anaknya, apabila sukses dalam ujian, akan mengajaknya berwisata ke beberapa pantai yang sangat menyenangkan di berbagai negara. Atau, dengan membelikannya sebuah mobil, sehingga dapat mengelilingi semua jalanan. Namun, sebagian orang tua ini tidak pernah berjanji kepada anaknya untuk melaksanakan umrah atau ziarah ke Masjid Rasulullah Saw, apabila meraih sebuah kesuksesan.

Nah, apa yang akan terjadi setelah berbagai hal dalam mendidik anak banyak diabaikan? Maka, tak pelak akan melahirkan manusia-manusia bermoral seperti binatang. Sebagaimana telah difirmankan Allah Swt: Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-Araaf: 179)

Disamping mendidik anak secara fisik, maka sepantasnya kita mendidik akal dan hatinya serta memperhatikan untuk kehidupannya setelah meninggal dunia. Caranya adalah sebagai berikut:

Pertama: Kita harus memperbaiki terlebih dahulu diri kita sendiri. Karena, apabila diri kita baik, konsisten dan jadi panutan, maka mereka akan menjadi generasi yang baik pula. Bahkan Allah Swt akan menjaga dan menolong mereka. Allah Swt berfirman: sedang ayahnya adalah seorang yang saleh. (QS. Al-Kahfi: 82)

Ke dua: Agar kita jadikan pendidikan Islam sebagai tujuan utama. Tidak menjadi persoalan apabila anak itu belajar ilmu-ilmu keduniaan. Selama hal tersebut tidak mengurangi perhatiannya terhadap urusan-urusan akhirat.

Allah Swt berfirman: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (QS. Al-Qashash: 77)

Oleh Sebab Itu; Wahai Orang Tua Yang Budiman!

Bertakwalah kepada Allah Swt dalam melaksanakan kepemimpinan. Sungguh besar tanggung jawab anda di hadapan Allah. Bertakwalah kepada-Nya, apabila Allah Swt mengetahui bahwa anda telah membuka pintu-pintu kemaksiatan bagi mereka, seperti menyediakan berbagai film, majalah-majalah yang memuat gambar-gambar telanjang dan berbagai pelaratan yang dapat merusak kepribadian anak-anak anda. Dengan perbuatan tersebut, anda akan dicap sebagai orang tua yang mengkhianati amanah.

Rasulullah Saw bersabda: Tidak ada seorang pemimpin yang memimpin orang-orang muslim, lalu mati dalam keadaan menipu mereka, melainkan Allah mengharamkan surga baginya. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 7151, dan Muslim: 142)

Wahai Orang Tua Yang Penuh Kasih Sayang!

Saya akan mengajak anda untuk menghayati wasiat Lukman kepada anak kesayangannya. Apakah ia mewasiatkan kepada anaknya tentang sesuatu yang berkaitan dengan dunia? Atau, ia mewasiatkan tentang kekayaan dan kesenangan? Tidak! Akan tetapi, ia mewasiatkan tentang sesuatu yang dapat menunjukkan putra-putrinya kepada sebuah kehidupan yang sejahtera dan menyelamatkan mereka dari siksa yang amat pedih. Lukman melarang anaknya untuk mempersekutukan Allah Swt: Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Lukmaan: 13)Lukman mengajarkan kepada anaknya bahwa hanya Allah lah te