ki (dampak komik berlabel dewasa terhadap pola perilaku remaja) wicak

Upload: muhammad-arief

Post on 15-Jul-2015

564 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan zaman sudah sangat pesat. Dari perkembangan media informasi, cetak, dan rekreasi. Salah satu yang mengalami kemajuan yang lumayan pesat adalah media cetak. Koran, buku pelajaran, buku novel, majalah, buku komik semuanya mengalami perkembangan. Disini penulis ingin membahas tentang dampak komik, tetapi topic komik yang ingin penulis bahas adalah komik berlabel dewasa, yaitu dampak komik berlabel dewasa terhadap pola perilaku anak remaja saat ini. Bayak sekarang ini beredar bermacam-macam komik, bermacam-macam komik tersebar di masyarakat. Karena rasa ingin tahu penulis tentang apa saja perbedaan dari komik-komik tersebut. Lalu, mengapa banyak orang yang membeli komik yang berlabel dewasa padahal mereka sudah melihat atau mengetahui kalau komik itu hanya boleh dilihat untuk orang 17 tahun keatas? Maka penulis juga ingin membahas soal ini.

1

Sebenarnya apa saja unsur-unsur yang ada dalam komik berlabel dewasa yang bisa membuat atau mempengaruhi pola perilaku anak remaja saat ini. Karena penulis ingin mengetahui unsur-unsur yang membuat perbedaan pola perilaku anak remaja saat ini. Sekarang ini banyak kenakalan remaja-remaja sekolah yang terjadi di masyarakat salah satu penyebabnya adalah bacaan mereka, jadi penulis ingin mengetahui apa saja dampak-dampak yang terjadi terhadap remaja-remaja sekarang akibat sering membaca komik berlabel dewasa itu. Dengan hal yang dipaparkan diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana cara mengatasi kejadian-kejadian yang terjadi saat ini terkait dengan komik berlabel dewasa ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat dari latar belakang, dapat disimpulkan beberapa masalah, yaitu: a. Sebenarnya apa perbedaan dari komik berlabel dewasa dengan komik yang lainnya? Karena semankin maraknya komik-komik terbitan baru yang laris tetapi mereka menghiraukan label komik itu. Disini penulis ingin mengetahui apa perbedaan dari komik biasa dengan komik berlabel dewasa.

2

b. Lalu, mengapa banyak orang yang membeli komik yang berlabel dewasa padahal mereka sudah melihat atau mengetahui kalau komik itu hanya boleh dilihat untuk orang 17 tahun keatas? c. Apa saja kerugian dan akibat kaerna sering membaca komik berlabel dewasa itu? d. Metode apa saja untuk mengatasi anak yang telah ketagihan terhadap komik berlabel dewasa tersebut? e. Siapa sajakah yang harus disalahkan karena masalah ini?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari semua rumusan masalah diatas jadi penulis menulis karya ilmiah dengan tema ini bertujuan untuk mencegah anak-anak remaja untuk membaca komik berlabel dewasa, serta untuk menghimbau para remaja atas bahaya dari dampak seringnya membaca komik berlabel dewasa. Ini juga bertujuan untuk memberi peringatan kepada para pembaca karena penulis sangat miris jikalau melihat anak remaja dibawah umur membeli dan membaca komik berlabel dewasa dan menjadikan itu sebagai itu sebagai hobi.

3

1.4 Ruang Lingkup masalah

Pembahasan karya ilmiah yang penulis tulis ini hanya

mengambil sampel

beberapa remaja di Indonesia. Dalam pembahasan ini penulis membatasi masalah dalam lingkungan siswa dan siswi di SMA IT Nurul Fikri Depok saja.

1.5 Landasan Teori

Disini penulis mengambil topik, dampak komik berlabel dewasa terhadap pola perilaku remaja. Dampak adalah pengaruh kuat yg mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). komik banyak di dunia ini jenis-jenis komik, disini penulis hanya ingin menitik beratkan pada komik yang mempunya label dewasa saja. Komik yang hanya boleh dibaca oleh orang yang berumur 17 tahun ke atas, walaupun sebenarnya komik itu tidak dianjurkan dibaca. Pola perilaku, disini penulis ingin membahas tentang dampak, dan apa yang berdampak pada pola perilaku seseorang. remaja, karena remaja adalah orang yang sedang mengalami masa transisi, jadi penulis sangat tertarik membahas perubahan pola perilaku remaja yang sering membaca komik berlabel dewasa ini.

4

1.6 Hipotesis

Penulis disini ingin memberikan kesimpulan awal atau hipotesis. Penulis beranggapan bahwa banyak dampak negatif yang terjadi pada pola perilaku maupun pola interaksi dan lain-lain terhadap anak remaja sekarang karena seringnya membaca komik yang berlabel dewasa ini.

1.7 Sumber Data

Buku / Kepustakaan : 1.) Buku referensi 2.) Majalah-majalah

1.8 Metode dan Teknik

A. Metode pengumpulan data : Observasi

B.

Teknik pengumpulan data

:

Penyebaran kuisioner dan menanyakan

pertanyaan

5

1.9 Sistematika Penulis

Agar pembaca lebih mudah memahami karya ilmiah penulis, maka penulis membagi sistematika penulisan dalam: Bab 1 : Pendahuluan Bab 2 : Landasan Teori Bab 3 : Pembahasan Masalah Bab 4 : Kesimpulan dan Saran

6

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Definisi dan Pengertian

Komik, kata komik sebenarnya berasal dari bahasa Inggris comic yang berarti segala sesuatu yang lucu serta bersifat menghibur. Pada awalnya, sebutan komik ditujukan untuk serangkaian gambar yang berurutan dan memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan lainnya, terkadang dibantu dengan tulisan yang berfungsi untuk memperkuat gagasan yang ingin disampaikan. Secara bahasa komik yang berasal dari bahasa yunani adalah cerita bergambar berbentuk dua dimensi yang bercerita bermacam-macam bahkan hal yang dianggap mustahil untuk terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Will Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling, komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Scott McCloud punya pendapat lain lagi, katanya dalam buku Understanding Comics, komik didefinisikan sebagai gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Ada juga yang menyebut komik sebagai cerita bergambar, 7

gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan lain-lain. Jadi komik yang berlabel dewasa didefinisikan cerita bergambar yang dinarasikan dan mengandung unsur-unsur tertentu yang hanya boleh dibaca dan dilihat oleh tingkatan umur tertentu (dewasa/17 tahun ke atas).

2.2 Sejarah dan Perkembangan Komik Berlabel Dewasa

Kapan munculnya komik masih menjadi perdebatan. Menurut Scot McCloud komik bisa jadi bermula dari tulisan hiroglyph Mesir, emaki Jepang atau manuskrip kuno Amerika Tengah. Tapi, menurut Roger Sabin, komik semestinya merupakan istilah untuk kisah bergambar yang dicetak. Saat pertama kali komik muncul, ceritanya biasanya bertema superhero yang menyelamatkan orang-orang tanpa balas budi, namun sekarang komik telah berkembang menjadi berbagai macam pilihan tema. komik di masa kini sangat berbeda apabila dibandingkan dengan komik-komik pendahulunya. Panel-panel kaku yang dahulu digunakan sebagai pembatas, kini tidak lagi kaku. Kemudian tulisan yang pada awalnya hanya berfungsi sebagai pendukung gambar, kini telah berperan lebih dari sekedar pendukung gambar, bahkan tidak jarang memiliki kedudukan yang setara dengan gambar. Meski demikian, pengertian ini rancu sebab film animasi kan juga kisah bergambar yang dibuat atau dicetak dengan media tertentu. Menurut penelusuran Sabin, komik paling awal adalah komik cetak karya Francis Barlow berjudul A True Narrative of the Horrid Hellish Popish

8

Plot (1682) dan The Punishments of Lemuel Gulliver oleh William Hogarth (1726). Tapi Eddie Campbell menolak kesimpulan Sabin, sebab menurut Campbell karya dua penulis itu mestinya digolongkan pada kartun. Sama halnya dengan komik karya Rowlandson tahun 1782, yang membuat kartun bertema politik dan ditambah narasi. Karya para kartunis itu lebih tepat disebut gambar yang dinarasikan. Tahun 1884, komik karya Ally Sloper berjudul Half Holiday dipublikasikan. Komik ini disebut sebagai komik strip majalah pertama. Berikutnya terbitlah terobosan baru dunia perkomikan, yakni kemunculan komik berseri dengan tokoh tetap tahun 1895. Dibuat oleh R.F Outcault, berjudul Hogans Alley. Komik ini menjadi sangat populer sehingga meningkatkan penjualan koran yang memuatnya. Hogans Alley menjadi penanda awal bangkitnya komik Amerika. Semangat membuat komik menjalar dimana-mana. Para komikus menciptakan berbagai tokoh cerita yang kemudian jadi populer hingga ke seluruh dunia. Sebut saja Superman yang muncul pertama kali dalam Action Comics #1 tahun 1938. Gagasan dan gambar menjadi semakin kompleks dengan banyaknya simbol yang harus dipahami terlebih dahulu oleh para pembacanya. Sekarang komik tidak hanya untuk mengisi dan menambah imajinasi saja, tetapi juga dapat memberitahukan sejarah, perekonomian, keadaan masyarakat, budaya, nilai-niali sosial, dan bahkan bisa menjukkan keadaan geografi suatu daerah. karena komik tidak lagi hanya diperuntukan bagi anak-anak saja, namun juga bagi remaja hingga orang dewasa. Kandungan cerita dalam komik bagi anak-anak dan orang dewasa jelas memiliki perbedaan, baik dari segi tema maupun isi. Komik anakanak lebih banyak menceritakan kehidupan sehari-hari, pengenalan terhadap 9

lingkungan maupun manusia lainnya. Sedangkan komik bagi remaja, tidak sedikit yang membahas masa-masa puber, berkisah mengenai kehidupan yang harus dijalani, serta langkah-langkah menuju kedewasaan. Kemudian komik untuk orang dewasa misalnya berisi mengenai kehidupan berkeluarga, kehidupan wanita maupun pria karir di tempat kerja. Ini menunjukan bahwa komik semakin banyak digemari dan semakin memasyarakat. Perkembangan ini tentu saja membuat berbagai negara-negara di dunia untuk membuat komik yang berkualitas tinggi dan mengekspornya ke negara lain untuk meningkatkan pendapatannya.

2.3 Pendapat Para Ahli

Dewasa ini para remaja sudah sangat dimanjakan oleh kemajuan teknologi yang dapat memudahkan semua urusan dari pekerjaan hingga hiburan. Tapi, pernahkah anda berpikir adakah ancaman dari perkembangan teknologi dan media tersebut? Ya, namanya adalah pornografi, porno aksi, mistis, dan kekerasan. Sekarang ini teknologi dan media massa telah berkembang pesat, dari adanya televisi, internet, majalah, komik, dan lain-lain. Tetapi dari media-media itu kita bisa saja terancam dengan bahaya pornografi. Walaupun dari media-media tersebut ada juga sisi positifnya tetapi jangan meremehkan juga sisi dan dampak negatifnya. Seorang pengamat media dan juga dosen di departemen komunikasi FISIP UI sekaligus aktivis yayasan

10

pengembangan media anak mengatakan, dari berbagai media tersebut termasuk komik terkandung berbagai unsur negatif seperti unsur seks dan pornografi, ada unsur kekerasan, berbagai bahasa kasar, dan iklan yang dapat mendorong konsumerisme. Kata Ibu Nina di sebuah seminar di Jakarta belum lama ini, kalau hal-hal seperti itu dibiarkan terus ini bakal berdampak buruk terhadap perilaku remaja. Seperti yang diungkap pada teori imitasi bahwa media bisa membuat penontonnya melakukan peniruan seperti apa yang disajikan. Kita bisa terpengaruh lewat sikap dan perilaku, kita juga terpengaruh lewat cara pikir dan pengetahuan. Selain televisi, VCD, DVD serta video game, kita juga gampang banget menemukan gambar porno dan muatan berbau esek-esek itu lewat buku komik. Bahkan, kita bisa mendapat komik seperti itu di pinggir jalan. Dengan bentuk komik yang berbentuk gambar tetap, si pembaca akan mencerna gambar. Melalui gambar tersebut begitu muatan porno itu diperoleh, hal-hal yang berbau negatif itu tertanam dulu di pikiran kita, kemudian baru disalurkan lewat sikap dan perilaku yang aneh dan ajaib itu. Jadi, bagaimana kita menagkis itu? Yang pertama adalah kita harus pintar memilih-milih media yang tepat, kalau kita membiarkan diri kita hanyut dengan muatan yang memang belum pas untuk umur kita, tahu kan konsekuensi yang kita hadapi. Masih banyak media yang sehat dan jauh lebih berguna, semisal buku. Boleh juga aktif mengikuti kegiatankegiatan yang bersifat positif. Kedua, konsultasi, jangan pernah malu untuk mengobrol dengan orang tua tentang seks. Atau cari juga konsultan atau lembaga yang bisa dipercaya untuk membicarakan soal ini. Terakhir perbanyaklah buku pengetahuan di rumah. 11

2.4 Deskripsi Objek Penelitian

Pada karya ilmiah ini yang berjudul dampak komik berlabel dewasa terhadap pola perilaku remaja dengan mengambil objek penelitian dari siswa-siswi SMA IT Nurul Fikri Depok, Jawa Barat. Sekolah Menegah Atas Islam Terpadu Nurul Fikri adalah SMA swasta yang menitik beratkan atau memfokuskan para anak didiknya terhadap bidang akademis dan bidang akhlak para siswa-siswinya. SMA yang sudah terakreditasi A oleh diknas ini sangat berharap dapat menumbuhkan dan mengembangkan para anaknya agar dapat menjadi penerus bangsa dengan berlandasan ilmu agama (islam) yang kuat. SMA ini sekiranya menampung kurang lebih 350 anak. Dari jumlah murid yang begitu banyaknya pasti mempunyai berbagai sifat-sifat, perilaku, dan kegemaran yang berbeda-beda setiap anaknya. Dari ada yang mempunyai sikap berakhlak yang baik hingga mungkin kurang baik. Jadi, disini penulis ingin mengupas, apakah para murid SMA IT Nurul Fikri disini sudah dipengaruhi oleh bacaan-bacaan komik-komik berlabel dewasa yang belum pantas dibaca oleh para pelajar dan dapet mempengaruhi pola perilaku sehari-hari.

12

2.5

Kerangka Pemikiran

Rangkuman dari bab II ini adalah, pengertian komik berlabel dewasa adalah kumpulan gambar yang mempunyai alur dan mempunyai unsur seks, kekerasan, mistis, dan lain-lainnya yang hanya boleh dibeli atau dibaca oleh orang yang sudah mencapai umur tertentu. Sejarah komik dewasa sebenarnya masih belum teridentifikasi kapan masuk ke Indonesia, tetapi komik ini hanya sebuah perkembangan dari komik yang memiliki ide cerita yang monoton jadi mereka menambah sebuah bumbu-bumbu cerita/unsur-unsur negatif ke komik tersebut dengan tujuan untuk menarik perhatian para pembaca. Tetapi, para pakar media menyebutkan bahwa komik dewasa ini sangat tidak baik untuk perkembangan anak dan remaja karena sesuai dari teori imitasi yaitu pembaca akan menirukan apa yang ia baca atau ia lihat. Jadi, penulis ingin menguji apakah di kalangan remaja yang berlandaskan SMA IT ada siswa yang mempunyai perubahan sifat atau perbedaan sifat karena hal komik berlabel dewasa ini.

13

BAB IIIPEMBAHASAN MASALAH

3.1 Kuesioner Penelitian

1. Jenis Kelamin: a. Laki-laki b. Permpuan

2. Umur: a. 11-13 b. 14-17 c. >17

3. Berapa jumlah uang saku anda per bulan? a. Rp 200.000 - 300.000,b. Rp 400.000 500.000 ,c. Rp 600.000 700.000,d. >Rp 700.000,14

4. Seberapa sering anda ke toko buku dalam seminggu? a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. >3 kali

5. Berapa banyak komik yang anda beli dalam satu waktu? a. 1 buah b. 2 buah c. >2 buah

6.

Seberapa seringkah/pernahkah anda membeli/membaca komik yang memiliki label dewasa? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

7. Apa motivasi anda membeli komik label dewasa? a. Hanya untuk hiburan b. Tertarik karena isi ceritanya c. Hanya ingin melihat gambarnya d. Hanya iseng/mencoba-coba 15

8. Seberapa sering anda membaca komik ? a. Seminggu sekali b. Seminggu tiga kali c. Seminggu lebih dari tiga kali

9. Apakah anda sering membayangkan hal-hal yang berbau kekerasan, pornografi, dan semacamnya setelah membaca komik label dewasa? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang

10. Apakah anda sering menghayal atau membayangkan anda melakukan sesuatu seperti dalam komik dewasa yang anda baca? a. Iya b. Kadang-kadang c. Tidak

11. Apakah anda lebih suka menyendiri dan melakukan hal seperti menghayal dan menggambar daripada berkumpul bersama teman? a. Iya b. Kadang-kadang c. Tidak 16

3.2 Analisis Pertanyaan Kuesioner

1. Jenis Kelamin: Penulis ingin mengetahui perbandingan antara laki-laki dengan perempuan, siapa yang mempunyai peluang terbesar membaca komik berlabel dewasa.

2. Umur: Ini adalah pertanyaan yang menjadi acuan, apakah dikalangan siswa-siswi SMA IT Nurul Fikri pantas membaca komik tersebut.

3. Berapa jumlah uang saku anda per bulan? Pertanyaan ini bertujuan menguatkan apakah pembaca dapat dengan mudah membeli komik atau tidak.

4.

Seberapa sering anda ke toko buku dalam seminggu? Pertanyaan ini untuk menunjukan anggapan semakin sering ke toko buku semakin sering peluang untuk membeli

5.

Berapa banyak komik yang anda beli dalam satu waktu? Pertanyaan ini bertujuan untuk membuktikan seberapa hobikah sang pembaca membaca komik

17

6.

Seberapa seringkah/pernahkah anda membeli/membaca komik yang memiliki label dewasa? Pertanyaan ini bertujuan untuk apakah orang yang sering/pernah

membeli/membaca dapat terpengaruh pola perilakunya

7.

Apa motivasi anda membeli komik label dewasa? Setiap orang membeli komik yang berlabel dewasa mempunyai alas an tersendiri, apakah ia tertarik dengan isi ceritanya yang lebih menantang, atau dengan gambar-gambarnya, atau mungkin hanya sekedar iseng untuk mengkoleksi.

8.

Seberapa sering anda membaca komik? Pertanyaan ini bertujuan untuk menunjukan apakah intensitas membaca komik dewasa dapat mempengaruhi pola perilaku remaja

9.

Apakah anda sering membayangkan hal-hal yang berbau kekerasan, pornografi, dan semacamnya setelah membaca komik label dewasa? Penulis ingin mengetahui apa hasil atau reaksi setelah si pembaca membaca komik berlabel dewasa tersebut

18

10.

Apakah anda sering menghayal atau membayangkan anda melakukan sesuatu seperti dalam komik dewasa yang anda baca? Disini penulis ingin mengetahui apakah dari berimajinasi pola perilaku si pembaca dapat terpengaruh

11.

Apakah anda lebih suka menyendiri dan melakukan hal seperti menghayal dan menggambar daripada berkumpul bersama teman? Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sikap dan perilaku orang yang sering membaca komik dewasa dengan yang tidak

3.3 Analisis Data Kuesioner

1.

Jenis Kelamin:

A 15 orang B 5 orang

75% 25%

3.3.1 Tabel perbandingan antara laki-laki dan perempuan

15% La ki-la i k Perem n pua 85%

19

3.3.1 Grafik Perbandingan Laki-laki dan Perempuan

Jumlah perbandingan antara laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan yang perempuan.

2.

Umur:

A B C

20 orang -

0% 100% 0%

3.3.2 Tabel jumlah umur

11-13 ta hun 14-17 ta hun 100% > ta 17 hun

20

3.3.2 Grafik jumlah umur

Para responden mayoritas berumur 14 17 tahun .

3.

Berapa jumlah uang saku anda per bulan?

A B C D

11 orang 6 orang 1 orang 2 orang

55% 30% 5% 10%

3.3.3 Tabel jumlah uang saku per bulan

5%

10% R 200-300.000 p R 400-500.000 p

30%

55%

R 600-700.000 p > p700.000 R

21

3.3.3 Grafik jumlah uang saku per bulan

Jumlah uang saku siswa-siswi per bulan lebih besar diantara Rp 200 300.000 ini membuktikan jika dia mempunyai hobi untuk membeli komik ia harus menabung lebih keras dibanding temna-temna lainnya, jadi hal ini membuat kesempatan membeli komik makin menurun.

4.

Seberapa sering anda ke toko buku dalam seminggu?

A B C D

18 orang 1 orang 1 orang -

90% 5% 5% 0%

3.3.4 Tabel intensitas ke toko buku dalam seminggu

5%

5% 1 k li a 2 k li a 3 k li a 90% > ka 3 li

3.3.4 Grafik intensitas ke toko buku dalam seminggu

22

Hal ini menunjukan dengan intensitas ke toko buku dalam seminggu peluang untuk membeli komik juga semakin besar dan mayoritas kebanyak dalam seminggu dapat pergi ke toko buku sebanyak satu kali

5.

Berapa banyak komik yang anda beli dalam satu waktu?

A B C D

8 orang 8 orang 3 orang 1 orang

40% 40% 15% 5%

3.3.5 Tabel membeli komik dalam satu waktu

5% 15% 40% 1 bua h 2 bua h > bua 2 h 40% tida perna k h

3.3.5 Grafik membeli komik dalam satu waktu

23

Pertanyaan ini untuk mencari seberapa banyak kah komik yang dapat dibeli oleh siswa/siswi dalam satu kali ke toko buku, jika semakin banyak komik yang dibeli semakin mudah ia terpengaruh dengan isi komik tersebut. Disini menunjukan bahwa siswa/siswi dapat membeli komik dari 1 hingga 2 buah dalam sekali waktu ke toko buku.

6.

Seberapa seringkah/pernahkah anda membeli/membaca komik yang memiliki label dewasa?

A B C

2 orang 10% 8 orang 20% 10 orang 50%

3.3.6 Tabel seberapa sering/pernah membeli/membaca komik dewasa

10% s ering 50% 40% ka ng a ng da -k da tida perna k h

3.3.6 Grafik seberapa sering/pernah membaca/membeli komik dewasa

24

Pertanyaan ini untuk menunjukan intensitas dengan kadar banyak maupun sedikit dalam membaca atau membeli komik dewasa di kalangan remaja SMA IT Nurul Fikri.

7.

Apa motivasi anda membeli komik label dewasa?

A B C D E

1 orang 7 orang 3 orang 9 orang

5% 35% 0% 15% 45%

3.3.7 Tabel alasan mengapa membeli komik dewasa

5%

ha untukhibura nya n terta k renais rik a i cerita nya

45%

35%

ha ing m nya in eliha t g m rnya a ba ha is /coba nya eng -coba

15%

ya tida m is ng k eng i

3.3.7 Grafik alasan mengapa membeli komik dewasa

Dengan pertanyaan ini penulis ingin menunjukan mengapa para remaja SMA IT Nurul Fikri mau atau ingin membeli komik yang memiliki label dewasa, ternyata

25

jawaban dari responden membuktikan hanya segelintir saja yang tertarik dan mereka tertarik dari sisi ceritanya yang lebih menarik dan menantang.

8.

Seberapa sering anda membaca komik?

A B C

10 orang 4 orang 6 orang

50% 20% 30%

3.3.8 Tabel seberapa sering membaca komik dalam seminggu

s ing u s a em g ek li 30% 50% 20% s ing u tig em g a k li a s ing u lebih em g da tig k li ri a a

3.3.8 Grafik seberapa sering membaca komik dalam seminggu

Dengan pertanyaan ini, penulis ingin mengetahui seberapa seringkah para remaja SMA IT Nurul Fikri ini membaca komik dalam seminggu. Karena jika semakin sering, pola pikir dan pola perilaku si pembaca juga akan terpengaruh seperti apa yang ia baca di komik tersebut. Disini menunjukan para remaja SMA IT Nurul

26

Fikri dapat mengatur waktunya dengan baik dengan membaca komik dalam seminggu sekali.

9.

Apakah anda sering membayangkan hal-hal yang berbau kekerasan, pornografi, dan semacamnya setelah membaca komik label dewasa? A B C 2 orang 12 orang 6 orang 10% 60% 30%

3.3.9 Tabel apakah sering membayangkan hal-hal yang terkandung dalam komik dewasa

10% 30% iya tida k 60% k da -k da a ng a ng

3.3.9 Grafik apakah sering membayangkan hal-hal yang terkandung dalam komik dewasa

Dengan hasil ini menunjukan bahwa hanya sedikit orang saja yang sering membayangkan dan juga yang kadang-kadang membayangkan sisanya mereka tidak membayangkan apa yang telah mereka baca karena bagi mereka itu hanyalah cobacoba saja.

27

10.

Apakah anda sering menghayal atau membayangkan anda melakukan sesuatu seperti dalam komik dewasa yang anda baca?

A B C

2 orang 7 orang 11 orang

10% 35% 55%

3.3.10 Tabel seberapa sering mengahayal melakukan sesuatu seperti dalam komik dewasa

10% iya 55% 35% k da -ka ng a ng da tida k

3.3.10 Grafik seberapa sering menghayal melakukan sesuatu seperti dalam komik dewasa

Pertanyaan ini adalah pertanyaan dampak dari membaca komik dewasa, karena dari responden sendiri hanya sedikit yang membeli maupun membaca komik dewasa maka hasilnya pun banyak dari para remaja SMA IT Nurul Fikri yang mengatakan tidak pernah membayangkan ia terlibat dalam hayalannya tersebut. Tetapi walaupun begitu tetap ada yang mengatakan iya dan kadang-kadang.

28

11.

Apakah anda lebih suka menyendiri dan melakukan hal seperti menghayal dan menggambar daripada berkumpul bersama teman?

A B C

4 orang 6 orang 10 orang

20% 30% 50%

3.3.11 Tabel perbedaan kebiasaan antara orang yang hobi membaca komik dengan yang tidak

20% iya 50% 30% k da -ka ng a ng da tida k

3.3.11 Grafik perbedaan kebiasaan antara orang yang hobi membaca komik dengan yang tidak

Pertanyaan ini juga menanyakan apakah dengan membaca komik dewasa berdampak terhadap pola perilaku yaitu lebih suka menyendiri dan menyalurkan imajinasinya dengan cara yang berbeda. Disini responden mengatakan tidak dan lebih suka berkumpul bersama teman-teman untuk berbincang bersama, tapi tetap masih

29

ada responden yang lebih menyukai menyendiri tapi ada juga yang kadang-kadang saja.

3.4 Dampak Komik Berlabel Dewasa Terhadap Pola Perilaku Remaja

Dari data yang dikumpulkan disini membuktikan, di SMA Islam Terpadu Nurul Fikri banyak yang menyukai komik. Namun, yang menyukai komik yang berlabel dewasa hanya segelintir orang saja dari sampel yang diambil. Dampak dari membaca komik juga berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku terhadap si pembaca. Banyak dampak negatif yang muncul jika si pembaca sering membaca komik terutama komik berlabel dewasa. Jadi, hipotesis awal penulis terbukti walaupun hanya segelintir orang yang tertarik terhadap komik berlabel dewasa tersebut. Perbedaan komik biasa (semua umur dan remaja) dengan komik dewasa terletak dari unsur dan isi ceritanya. Unsur-unsur cerita yang menonjol di komik dewasa

30

adalah sisi kekerasan, mistis, seks, dan gaya bahasa yang urang baik yang tidak ada atau kurang ditonjolkan di komik-komik biasa. Lalu, mengapa masih saja ada yang ingin atau hobi membaca komik dewasa tersebut? Dari data diatas membuktikan siswa dan siswi di SMA Islam Terpadu Nurul Fikri tertarik membeli atau membaca komik dewasa karena isi ceritanya yang lebih menantang dan lebih menarik ketimbang komik-komik dengan label semua umur maupun remaja. Walaupun isi cerita dari komik dewasa tersebut disebut oelh sebagian orang menarik, namun tetap saja masih ada sisi negatifnya. Seorang pengamat media dan juga dosen di departemen komunikasi FISIP UI sekaligus aktivis yayasan pengembangan media anak mengatakan, dari berbagai media tersebut termasuk komik terkandung berbagai unsur negatif seperti unsur seks dan pornografi, ada unsur kekerasan, berbagai bahasa kasar, dan iklan yang dapat mendorong konsumerisme. Kerugiannya juga para remaja menjadi pribadi yang hanya bisa menghayal hal-hal mustahil dan hal negatif lainnya yang tidak bisa dan belum saatnya ia lakukan karena setiap anak dalam tahap pertumbuhan umumnya akan mengalami proses peniruan dari apa yang ia lihat dan ia baca. Dari kesalahan ini, sebenarnya pihak orang tua dan lingkungan yang berperan besar dalam perkembangan anak, jika faktor orang tua tidak dapat membantu mencegah anak dari komik-komik yang tidak pantas dibaca oleh anak atau remaja dibawah umur maka pantaslah orang tua disalahkan karena hal ini. Jadi, bagaimana kita menangkis itu? Yang pertama adalah kita harus pintar memilih-milih media yang tepat, kalau kita membiarkan diri kita hanyut dengan muatan yang memang belum pas untuk umur kita, tahu kan konsekuensi yang kita hadapi. Masih banyak media 31

yang sehat dan jauh lebih berguna, semisal buku. Boleh juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat positif. Kedua, konsultasi, jangan pernah malu untuk mengobrol dengan orang tua tentang seks. Atau cari juga konsultan atau lembaga yang bisa dipercaya untuk membicarakan soal ini. Terakhir perbanyaklah buku pengetahuan di rumah.

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari data yang dikumpulkan disini membuktikan, di SMA Islam Terpadu Nurul Fikri banyak yang menyukai komik. Namun, yang menyukai komik yang berlabel dewasa hanya segelintir orang saja dari sampel yang diambil. Dampak dari membaca

32

komik juga berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku terhadap si pembaca. Banyak dampak negatif yang muncul jika si pembaca sering membaca komik terutama komik berlabel dewasa. Jadi, hipotesis awal penulis terbukti walaupun hanya segelintir orang yang tertarik terhadap komik berlabel dewasa tersebut. Namun, dari komik dewasa tersebut masih ada beberapa sisi positifnya. Terutama dari isi ceritanya yang mempunyai isi, alur, dan bumbu-bumbu cerita yang menarik seperti cerita petualangan, keberanian, kepatriotan yang dapat menambah jiwa keberanian dan jiwa kepetualangan seorang remaja yang pada dasarnya masih mencari jati diri. Sisi positif itu bisa diambil jika seorang remaja itu sudah mengerti baik buruknya suatu hal dan jika ia sudah terbentengi oleh iman yang kuat maka ia akan hanya mengambil sisi positif dari bermacam-macam hal negatif.

4.2 Saran

Dari pengatuhan, data, dan kesimpulan tersebut maka saran dari penulis untuk para pelajar adalah jika anda menyukai hobi membaca buku bagus jika anda menyukai banyak buku termasuk komik untuk hiburan, tetapi anda juga harus pintar memilih mana yang bermanfaat untuk pelajar seperti anda. Lalu, saran penulis untuk para remaja. Remaja yang masih rentan karena dalam proses mencari jati diri disarankan mengisi dengan kegiatan yang memiliki dampak positif, seperti melakukan banyak kegiatan sosial dan semacamnya, sedangkan membaca komik

33

hanya sebagai penyegaran atau hiburan jika anda sudah mulai merasa penat dalam aktivitas, tetapi ingat memilih sebelum membaca itu dianjurkan agar kita mendapatkan manfaat positif dengan maksimal. Kemudian, saran untuk sekolah sebaiknya menyediakan fasilitas perpusatakaan dengan buku-buku yang menarik dengan tujuan para murid tertarik membaca buku yang lebih bermanfaat dan menjadi lebih menyukai membaca. Terakhir saran untuk pemerintah, lihatlah para pelajarpelajar yang haus akan ilmu, maka marilah penuhi hasrat mereka dengan memudahkan mereka dalam membeli dan membaca buku bukan hanya buku pengetahuan, buku-buku sejarah yang penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kepada anak remaja sekarang agar mereka merasa bangga terhadap Negara yang ia miliki.

Daftar Pustaka

Majalah Ummi, Tim redaksi. 2009. Majalah Wanita UMMI. Jakarta: Pustaka Ummi.

Majalah Ummi, Tim redaksi. 2010. Majalah Wanita UMMI. Jakarta: Pustaka Ummi.

Majalah Ummi, Tim redaksi. 2010. Majalah Wanita UMMI. Jakarta: Pustaka Ummi.

34

Doni,

Rohmansyah.

2009.

Pengertian

Komik.

Tersedia

di

http://sembaraang.blogspot.com/2009/11/pengertian-komik.html[18November 2009].

RUU

APP,

RI

online.

2006.

Ssst,

Pornografi

Tersedia

di

http://ruuappri.blogsome.com/category/1/page/2/ [26 Juni 2006].

Biografi Penulis

Sholahuddin Robbani: Lahir di Depok, 12 Desember 1994. Seorang siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Menegah Atas yang tepatnya di SMA IT Nurul Fikri. Siswa yang memilih untuk masuk jurusan IPS ini terkenal rajin, jadi semester awal di SMA telah mendapatkan peringkat terbaik di kelasnya. Siswa yang tergabung di Organisasi Siswa Intra Sekolah ini pun juga mengikuti beberapa ekstrakulikuler

35

seperti tae kwon do. Siswa yang biasa dipanggil Sholah ini adalah yang kedua dari 6 bersaudara dari pasangan Muhammad Nurhadi dan Mukminah. Siswa yang menyukai hal dalam seni ini juga mempunyai latar belakang islam yang kuat. Setelah SMA ini ia akan melanjutkan ke perguruan tinggi, targetnya kali ini adalah UI, UGM, IPB. M. Arief Wicaksono: Muhammad Arief Wicaksono, biasa di panggil wicak. Lahir di Depok pada tanggal 7 juni 1994 di Rumah Sakit Bakti Yudha dan anak kelima dari lima saudara. Riwayat pendidikan adalah TK AISIYAH, SDN MEKARJAYA 18, SMPIT NURUL FIKRI, dan hingga sekarang masih menduduki

jenjang SMA di SMA IT Nurul Fikri..

36

37

contoh komik berlabel dewasa

38