khutbah jum'at - umm.ac.id corner/khutbah/tauhid dan... · khutbah jum'at pengertian,...

4
31 SUARA MUHAMMADIYAH 07 / 97 | 1 - 15 APRIL 2012 Hadirin, jamaah Jum’at yang berbahagia. Kita selaku manusia yang hidup di dunia ini pasti mempunyai maksud dan tujuan. Allah SwT telah menuntunkan dalam Al-Qur'an bahwa kita manusia dan juga mahluk lain yang bernama jin, diciptakan memiliki maksud dan tujuan untuk beribadah kepada-Nya. Firman Allah: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariat [51]: 56). Ibadah dalam pandangan ulama Tauhid adalah meng- Esakan Allah SwT dengan sungguh-sungguh dan merendahkan diri serta menundukkan jiwa setunduk- tunduknya kepada-Nya. Sedangkan ulama lain, mendefinisikan ibadah sebagai ketaatan kepada Allah dengan menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya melalui lisan- lisan para Rasul. Sifat ketundukan dan pengakuan, bahwa yang Maha Esa hanyalah Allah, selanjutnya adalah bekal kita sebagai seorang hamba dalam manjalankan tugas ibadah. Dalam ajaran Islam, prinsip dasar dan hal pertama yang dilakukan adalah bagaimana kita memiliki ketauhidan yang murni. Tauhid adalah upaya pengakuan kita, bahwa Allah SwT adalah Tuhan satu-satunya yang kita sembah. Tauhid yang diwujudkan dalam kalimat talbiyah laa ilaaha illallah, merupakan bentuk deklarasi kemerdekaan diri kita dari segala mahluk dan hanya bersandar dan bergantung pada Dzat yang Maha Pencipta, yaitu Allah SwT. Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SwT. Dalam konteks sejarah perkembangan Islam, upaya pembentukan pribadi Muslim dan kehidupan masyarakat secara umum, diawali dengan pentingnya membangun karakter tauhid sebagai fondasi dan tolok ukur pelaksanaan fungsi dan tujuan penciptaannya, yaitu beribadah. Semangat tauhid ini pula yang dijadikan ajaran pertama yang disampaikan dalam upaya penyebaran misi keagamaan dan reformasi sosial masyarakat saat itu. Sebagai mana kita ketahui, bahwa reaksi masyarakat Makkah pada umumnya, khususnya suku Quraisy, menolak dan menentang secara ekstrem. Tetapi, Nabi teguh dan terus berjuang untuk meraih sejumlah pengikut dalam masa lebih dari 13 tahun selama misinya di Makkah. Tauhid, dengan serangkaian nilai yang dikandungnya, tidaklah cukup hanya dipahami sebagai doktrin. Tetapi bagaimana tauhid dapat kita jadikan kunci untuk menjawab berbagai persoalan zaman yang kita hadapi saat ini. Sebagai Muslim, tidaklah cukup kalimat tauhid tersebut hanya dinyatakan dalam bentuk ucapan (lisan) dan diyakini dalam hati, tetapi harus dilanjutkan dalam bentuk perbuatan. Dengan kata lain, tauhid sebagai perwujudan keimanan kita kepada Allah, haruslah kita ikuti dengan pelaksanaan amal shalih. Iman dan amal shalih ini ibarat dua sisi mata uang yang saling terkait satu sama lain, dan tidak bisa kita pisahkan satu per satu. Melaui iman dan amal shalih, kita akan mampu memosisikan diri kita sebagai mahluk yang MUFTAHULHAQ Khutbah Jum'at tauhid dan amal shalih

Upload: nguyenbao

Post on 06-Mar-2019

262 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Tauhid dan... · Khutbah Jum'at pengertian, berbuat amar ma’ruf nahi munkar , jauh dari kehidupan jahiliyah sebagaimana Allah telah berfirman

31SUARA MUHAMMADIYAH 07 / 97 | 1 - 15 APRIL 2012

Hadirin, jamaah Jum’at yang

berbahagia.

Kita selaku manusia yang

hidup di dunia ini pasti

mempunyai maksud dan tujuan.

Allah SwT telah menuntunkan

dalam Al-Qur'an bahwa kita

manusia dan juga mahluk lain

yang bernama jin, diciptakan

memiliki maksud dan tujuan untuk

beribadah kepada-Nya. Firman

Allah:

“Dan tidaklah Aku ciptakan

jin dan manusia kecuali hanya

untuk beribadah kepada-Ku.”

(Adz-Dzariat [51]: 56).

Ibadah dalam pandangan

ulama Tauhid adalah meng-

Esakan Allah SwT dengan

sungguh-sungguh dan

merendahkan diri serta

menundukkan jiwa setunduk-

tunduknya kepada-Nya.

Sedangkan ulama lain,

mendefinisikan ibadah sebagai

ketaatan kepada Allah dengan

menjalankan apa yang telah

diperintahkan-Nya melalui lisan-

lisan para Rasul. Sifat ketundukan

dan pengakuan, bahwa yang

Maha Esa hanyalah Allah,

selanjutnya adalah bekal kita

sebagai seorang hamba dalam

manjalankan tugas ibadah.

Dalam ajaran Islam, prinsip

dasar dan hal pertama yang

dilakukan adalah bagaimana kita

memiliki ketauhidan yang murni.

Tauhid adalah upaya pengakuan

kita, bahwa Allah SwT adalah

Tuhan satu-satunya yang kita

sembah. Tauhid yang diwujudkan

dalam kalimat talbiyah laa ilaaha

illallah, merupakan bentuk

deklarasi kemerdekaan diri kita

dari segala mahluk dan hanya

bersandar dan bergantung pada

Dzat yang Maha Pencipta, yaitu

Allah SwT.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan

Allah SwT.

Dalam konteks sejarah

perkembangan Islam, upaya

pembentukan pribadi Muslim dan

kehidupan masyarakat secara

umum, diawali dengan pentingnya

membangun karakter tauhid

sebagai fondasi dan tolok ukur

pelaksanaan fungsi dan tujuan

penciptaannya, yaitu beribadah.

Semangat tauhid ini pula yang

dijadikan ajaran pertama yang

disampaikan dalam upaya

penyebaran misi keagamaan dan

reformasi sosial masyarakat saat

itu. Sebagai mana kita ketahui,

bahwa reaksi masyarakat Makkah

pada umumnya, khususnya suku

Quraisy, menolak dan menentang

secara ekstrem. Tetapi, Nabi

teguh dan terus berjuang untuk

meraih sejumlah pengikut dalam

masa lebih dari 13 tahun selama

misinya di Makkah.

Tauhid, dengan serangkaian

nilai yang dikandungnya, tidaklah

cukup hanya dipahami sebagai

doktrin. Tetapi bagaimana tauhid

dapat kita jadikan kunci untuk

menjawab berbagai persoalan

zaman yang kita hadapi saat ini.

Sebagai Muslim, tidaklah cukup

kalimat tauhid tersebut hanya

dinyatakan dalam bentuk ucapan

(lisan) dan diyakini dalam hati,

tetapi harus dilanjutkan dalam

bentuk perbuatan.

Dengan kata lain, tauhid

sebagai perwujudan keimanan kita

kepada Allah, haruslah kita ikuti

dengan pelaksanaan amal shalih.

Iman dan amal shalih ini ibarat

dua sisi mata uang yang saling

terkait satu sama lain, dan tidak

bisa kita pisahkan satu per satu.

Melaui iman dan amal shalih, kita

akan mampu memosisikan diri

kita sebagai mahluk yang

MUFTAHULHAQ

Khutbah Jum'at

tauhid dan amal shalih

Page 2: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Tauhid dan... · Khutbah Jum'at pengertian, berbuat amar ma’ruf nahi munkar , jauh dari kehidupan jahiliyah sebagaimana Allah telah berfirman

32 SUARA MUHAMMADIYAH 07 / 97 | 9 - 23 JUMADILAWAL 1433 H

Khutbah Jum'at

sempurna, baik secara pribadi

maupun sosial. Terhindar dari

kehidupan yang hina dan rendah.

Sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya Kami telah

menciptakan manusia dalam

bentuk yang sebaik-baiknya.

Kemudian Kami kembalikan dia

ke tempat yang serendah-

rendahnya (yaitu neraka).

Kecuali orang-orang yang

beriman dan mengerjakan amal

shalih, maka bagi mereka pahala

yang tiada putus-putusnya,” (At-

Tin [95]: 4–6)

Hadirin, Jamaah Jum’at yang

berbahagia.

Tauhid akan membentuk kita

selaku manusia untuk dapat

menempatkan manusia lain pada

posisi kemanusiaannya. Bagi kita

yang bertauhid, manusia tidaklah

dihargai lebih rendah dari

kemanusiaannya sehingga

diposisikan bagai binatang. Atau

sebaliknya, lebih tinggi bagai

Tuhan. Kedudukan kita sesama

manusia sesungguhnya adalah

sama.

Dalam sejarah kita ketahui

bersama, bahwa bagaimana Islam

datang di tanah Makkah sangat

menghormati kedudukan manusia,

dan sangat menentang adanya

praktik perbudakan. Bilal bin

Rabah misalnya, bagi kaum kafir

Quraisy tidaklah lebih dianggap

sebagai manusia. Dia hanyalah

seorang budak yang hitam dan

kedudukannya pun sangat hina

dari binatang unta, atau kalau

tidak dianggap sama. Namun,

tatkala dia telah memeluk Islam,

dia menjadi manusia yang

merdeka, dan kedudukannya

sama dengan Abu Bakar, Usman

bin Affan, ataupun Umar bin

Khattab yang merupakan

golongan orang-orang terhormat

di kalangan kaum Quraisy.

Dengan demikian, jelas bagi

kita, bahwa keimanan kita tidaklah

terhenti pada diri kita semata,

tetapi harus kita ejawantah-kan

dalam kehidupan sosial kita.

Ibadah mahdhah apa pun yang

kita lakukan tidak akan memiliki

makna apa-apa, apabila tidak kita

teruskan dengan berbuat baik

kepada sesama manusia. Allah

berfirman:

“Maka kecelakaanlah bagi

orang-orang yang shalat, (yaitu)

orang-orang yang lalai dari

shalatnya, orang-orang yang

berbuat ria, dan enggan

(menolong dengan) barang yang

berguna),” (Al-Maun [107]: 4-7)

Jamaah Jum’at yang berbahagia.

Demikianlah Islam, agama

yang mengajarkan kita pada

keseimbangan hidup. Yaitu,

bagaimana kita tetap memiliki

komitmen untuk selalu

mendekatkan diri kita kepada

Allah (ibadah) atau hablum

minallah, tetapi juga tetap

menjaga komitmen kemanusiaan

kita kepada sesama manusia

dengan pelaksanaan amal shalih

sebagai perwujudan keluhuran

budi pekerti atau akhlakul

karimah. Dan ingatlah bahwa

kesempurnaan iman kita, sangat

tergantung dari kemuliaan akhlak.l

Doa Kutbah Kedua

Ustad Madrasah Muallimin

Muhmmadiyah Yogyakarta.

Page 3: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Tauhid dan... · Khutbah Jum'at pengertian, berbuat amar ma’ruf nahi munkar , jauh dari kehidupan jahiliyah sebagaimana Allah telah berfirman

33SUARA MUHAMMADIYAH 07 / 97 | 1 - 15 APRIL 2012

Khutbah Jum'at

Ma’asyiral Muslimin

Rahimakumullah.

Izinkanlah pada kesempatan

yang baik ini, kami

menyampaikan khutbah Jum’at

kali ini. Langkah pertama, mari

ber sama-sama meningkatkan

iman dan takwa kita terhadap

Allah SwT, dengan senantiasa

melaksanakan perintah-perintah-

Nya dan meninggalkan larangan-

larangan-Nya.

Demikian pula, puji syukur tak

lupa kita panjatkan ke hadirat-

Nya, atas berkat rahmat serta

inayah-Nya. Sehingga sampai

detik ini, alhamdulillah kita tetap

dalam keadaan sehat wal afiat

tiada halangan rintangan suatu apa

pun. Sempat memenuhi panggilan

untuk melaksanakan ibadah shalat

berjamaah Jum’at di masjid ini

dengan baik, khusyu’ dan

tawadhu’.

Ma’asyiral Muslimin

Rahimakumullah.

Maaf, khutbah Jum’at kali Ini

sengaja kami awali sebuah kisah

(cerita) pendek: …ada seekor

harimau (raja hutan) sedang tidur

nyenyak. Tiba-tiba datang seekor

tikus berjalan-jalan di atas

kepalanya, maka terbangunlah ia

dari tidurnya sambil marah-marah

karenanya. Lalu, dipeganglah si

kecil itu untuk dibunuhnya. Ia

menangis merengek-rengek

sehingga membuat hati raja rimba

menjadi berubah dan luntur,

menaruh belas kasihan dan segera

melepaskan dari cengkeramannya.

Pada hari berikutnya, sang raja

hutan tersebut jatuh terperosok ke

jaring perangkap milik seorang

pemburu. Raja hutan itu

mengaum, sehinga terdengar oleh

si kecil (tikus) itu. Kemudian ia

segera mendatanginya tempat

tersebut sambil berucap: “Jangan

takut, aku siap menolongmu.”

Akhirnya, si kecil pun mulai

beraksi, menggerogoti tali-temali

jaring itu dengan giginya yang

tajam dan mulai putus satu

persatu. Maka keluarlah si raja

hutan dengan selamat dari

musibah, seraya berucap:

“Sungguh aku tak mengira,

binatang kecil lagi lemah

semacam kamu, ternyata mampu

berbuat yang aku sendiri tak

mampu berbuat!”

Ma’asyiral Muslimin

Rahimakumullah.

Mengkaji kisah tersebut di

ASFARI MUKRI

atas, sungguh benar-benar

merupakan ibrah pelajaran

berharga bagi kita sekalian jamaah

Jum’at yang berbahagia. Dan

semuanya bisa disimpulkan secara

singkat dan direnungkannya.

Sungguh aneh bin ajaib, betapa

tidak, mahluk Allah yang kedua-

duanya hidup cukup bermodalkan

fisik, panca indra dan naluri

(instink) tanpa akal saja mampu

menggalang kerja sama positif.

Bantu-membantu, tolong-

menolong, hormat-menghormati,

serta saling menyayangi

sesamanya?

Bagaimana halnya manusia,

mereka yang diciptakan oleh Allah

SwT sebagai mahluk nomor

wahid di dunia, yang dimodali

fisik ahsanutakwim dan dilengkapi

dengan panca indra juga berikut

akal dan hidayah berupa tatanan

dan tuntunan lengkap, kadang-

kadang berlaku sebaliknya, dan

enggan melaksakan perintah-

perintah Allah SwT sebagai

penciptanya (Khaliq). Padahal,

telah dinyatakan dengan firman-

Nya dalam surat Al-Maidah 2:

”Dan tolong-menolonglah

kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat

dosa dan pelanggalaran...”

Di samping apa yang telah

diutarakan itu semua, kita dituntut

memiliki jiwa pemaaf, serta

keRjA sama yang baik

Page 4: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Tauhid dan... · Khutbah Jum'at pengertian, berbuat amar ma’ruf nahi munkar , jauh dari kehidupan jahiliyah sebagaimana Allah telah berfirman

34 SUARA MUHAMMADIYAH 07 / 97 | 9 - 23 JUMADILAWAL 1433 H

Khutbah Jum'at

pengertian, berbuat amar ma’ruf

nahi munkar, jauh dari kehidupan

jahiliyah sebagaimana Allah telah

berfirman dalam surat Al-A’raf

199:

“Jadilah kamu seorang

pemaaf, suruhlah (seseorang)

untuk mengerjakan yang baik-

baik dan berpalinglah dari

orang-orang yang tidak

berpengetahuan.”

Rasulullah saw Bersabda:

“Bukanlah dari golongan

kami orang yang tidak mengasihi

dan menyayangi yang lebih

muda, tidak menghormati yang

lebih tua dan tidak beramar

ma’ruf nahi munkar.”

Selanjutnya, Rasulullah saw

sempat memperingatkan kepada

kaum Muslimin khususnya, agar

mereka menyadari untuk

mengikuti, menaati syariatnya

yang dinyatakan dengan

sabdanya:

“Tidaklah beriman seseorang

dari kamu sehingga hatinya

patuh mengikuti apa yang telah

aku bawa (syariat Islam).’’

Ma’asyiral Muslimin

Rahimakumullah.

Semua uraian di atas, firman

Allah dan sabda Rasulullah saw,

akhirnya dapat kami simpulkan

dengan singkat sebagai berikut:

1. Sebaiknya yang besar dan

kuat, pemaaf dan menyayangi

yang kecil (lemah).

2. Sifat bantu-membantu, tolong-

menolong, kerja sama, sangat

perlu dilestarikan.

3. Seorang Mukmin sejati,

hendaknya senantiasa taat

patuh terhadap perintah

agamanya.

Ma’asyiral Muslimin

Rahimakumullah.

Akhirnya, khutbah Jum’at

singkat yang dapat kami

sampaikan pada siang hari ini,

semoga bermanfaat bagi para

jamaah yang berbahagia, amin.l

Doa Khutbah Kedua

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un

Keluarga Besar Suara Muhammadiyah mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya:

Hj. Siti Makfiyah (usia 76 tahun)(Ibunda Dra.Hj. Siti Aisyah, M.Ag, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah)

Pada Hari Kamis, 15 Maret 2012 pukul 02.00 WIB di Banjarnegara, Jawa Tengah

Semoga Khusnul Khotimah, semua amal ibadah almarhum diterima Allah SwT

diampuni dosa-dosanya dan diberikan tempat yang layak disisiNya. Amien.