khasiat farmakologis delima

8
Khasiat dan Aktivitas Farmakologis Punica granatum

Upload: sri-sumartini

Post on 06-Nov-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

delima

TRANSCRIPT

Khasiat dan Aktivitas Farmakologis Punica granatum

Khasiat dan Aktivitas Farmakologis Punica granatum Secara umum, kandungan kimia dan efek Farmakologis yang ditimbulkandari Kulit Buah Delima Merah adalah sebagai berikut (Duke, 2010)

Secara khusus, berdasarkan jurnal Pengaruh Pemberian Air Rebusan Akar Delima (Punica granatum L.) terhadap Mortalitas Ascaris suum Goesze. secara In Vitro, delima memiliki khasiat farmakologis sebagai Anthelmintik (anti cacing).

Askariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing Ascaris sp. dalam usus. Hospes utama A. suum adalah babi, meskipun dapat pula menjadi parasit pada tubuh manusia, sapi, kambing, domba, anjing, dan lain-lain, dengan distribusi yang luas di seluruh dunia.

MetodePenelitian ini dilakukan dengan cara in vitro yakni dengan merendam cacing pada air rebusan akar delima dalam berbagai konsentrasi antara lain 0%, 21,56%, 43,12% dan 64,68% yang diperoleh dari pengenceran air rebusan akar delima dengan NaCl fisiologis 0,9%, selama 96 jam, dengan mengggunakan cacing A. Suum Goesze. dewasa.Khasiat farmakologis Alkaloid pelletierineAlkaloid pelletierine dapat menyebabkan paralisis (kelumpuhan) otot cacing bahkan dapat menyebabkan kematian pada dosis yang besar (Henry, 1949). Cara kerja alkaloid adalah dengan menghambat kerja enzim asetilkoliesterase.Mekanisme aktivitas Alkaloid pelletierine Khasiat farmakologis TanninTannin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol dan dapat membentuk kompleks dengan protein, serta dapat mengubah permeabilitas membran dan mendenaturasi protein.

Sebagai anthelmintik, mula-mula tannin akan merusak serabut-serabut protein pada kutikula cacing A.suum Goesze, baru kemudian akan masuk ke dalam tubuhnya, meningat tannin merupakan zat penyamak yang sangat mudah berikatan dengan protein dan menggumpalkannya, atau dapat menyatukan protein-protein kecil yang terpisah (Harbone, 1987)