kewenangan dan legitimasi
TRANSCRIPT
Jessica T A Tambunan 14020214130075Resa Junita Anwar 14020214130076Rani Atika Marthalova 14020214130078Dinar Rian Fiona 14020214130079Zenia 140202141300
Purwantini 140202141300
Kewenangan adalah kekuasaan yang mendapatkan keabsahan atau legitimasi
KEWENANGAN adalah hak moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik. PRINSIP MORAL menentukan siapa yang berhak memerintah,mengatur cara dan prosedur melaksanakan wewenang.
Sebuah bangsa atau negara mempunyai TUJUAN. Kegiatan untuk mencapai tujuan disebut TUGAS. Hak moral untuk melakukan kegiatan mencapai tujuan disebut KEWENANGAN. Tugas dan kewenangan untuk mencapai tujuan masyarakat atau negara disebut FUNGSI
1. Hak memerintah berasal dari tradisi2. Hak memerintah berasal dari Tuhan3. Hak memerintah berasal dari Kualitas
pribadi4. Hak memerintah berasal dari peraturan
perundang-undangan yang mengatur prosedur dan syarat-syarat menjadi pemimpin pemerintah
5. Hak memerintah berasal dari sumber yang bersifat instrumental, seperti keahlian dan kekayaan
kewenangan
prseduralsubstansial
Masyarakatprosedural
Hukumtertulis
Tidaktertulis
Jabatan brsifat relatif tetap sedangkan
orang yang memegang dan menjalankan
fungsi (tugas dan kewenangan) jabatan
bersifat relatif tidak tetap. Sementara
umur manusia dan kearifan manusia
terbatas. Oleh karena itu, peralihan
kewenangan dari seseorang atau
kelompok ke seseorang atau kelompok
lain sangatlah diharuskan.
3 cara peralihan kewenangan :Turun temurun :
jabatan dan kewenangan dialihkankepada keturunan atau keluarga
pemegang jabatan terdahulu
Pemilihan :
dilakukan secara langsung melaluibadan perwakilan rakyat
Paksaan :
jabatan dan kewenangan terpaksa dialihkankepada orang atau kelompok lain tidak
menurut prosedur yang sudah disepakatimelainkan dengan menggunakan kekerasan
seperti revolusi dan kudeta dan ancamankekerasan
Apabila pejabat mengklaim hak
memerintah dengan menunjukkan dasar
kewenangan yang bersifat prosedural
maupun substansial maka anggota
masyarakat yang diperintah memiliki
sikap-sikap tertentu terhadap
kewenangan.
Pada umumnya sikap terhadap
kewenangan dikelompokan dalam sikap
menerima, mempertanyakan (skeptis),
Sikap masyarakat amerika serikat
terhadap kewenangan prosedural
merupakan perpaduan antara sikap
legalistik dan skeptis atas hukum yang
tidak sesuai dengan perkembangan
zaman.
Pada umumnya terhadap kewenangan
pribadi masyarakat Amerika juga
menunjukan sikap yang mendua. Disatu
pihak mereka menolak kewenangan
hanya karena orang itu memiliki kualitas
pribadi karena kharisma maupun
popularitas pribadi, dipihak lain apabila
orang itu terpilih berdasarkan prosedur
yang ditetapkan konstitusi dan undang-
undang maka mereka akan menerima dan
mendukung kewenangan tersebut.
Bahkan kewenangan itu dapat dikatakan
LegitimasiPengakuan dan penerimaan masyarakat kepada pemimpin untuk memerintah, membuat dan melaksanakan keputusan politik.
Menurut easton:1. Komunitas politik2. Rezim3. Pemerintahan
Menurut andrain:1. Masyarakat politik = krisis identitas2. Hukum =krisis konstitusi3. Lembaga politik =krisis kelembagaan4. Pemimpin politik =krisis kepemimpinan5. Kebijakan =krisis kebijakan
PRALEGITIMASI BERLEGITIMASI TIDAK BERLEGITIMASI PASCA LEGITIMASI
Pra legitimasi, ada dalampemerintahan yang baru terbentukyang meyakini memiliki kewenangantapi sebagian kelompok masyarakatbelum mengakuinya
Berlegitimasi, yaitu ketika pemerintahbisa meyakinkan masyarakat danmasyarakat menerima danmengakuinya.
Tak berlegitimasi, ketika pemimpin ataupemerintah gagal mendapat pengakuandari masyarakat tapi pemimpin tersebutmenolak untuk mengundurkan diri, akhirnya muncul tak berlegitimasi. Untukmempertahankan kewenangannyabiasanya digunakan cara-carakekerasan.
Pasca legitimasi, yaitu ketika dasarlegitimasi sudah berubah.
Simbolis, memanipulasi kecenderungan-kecenderungan moral emosional. Tradisi, dankepercayaan, dan nilai-nilai budaya padaumumnya dalam bentuk simbol-simbol. Contoh: upacara kenegaraan, pementasan wayang, pengidentifikasian diri dengan kelompokmayoritas.
Dengan cara menjanjikan danmemberikan kesejahteraan materiilkepada masyarakat. Seperti menjamintersedianya kebutuhan dasar (basecneeds), fasilitas kesehatan danpendidikan, saran produksi pertanian, sarana komunikasi dan transportasi, kesempatan kerja dan berusaha, sertamodal yang memadai.
Dengan cara menyelenggarakanpemilu (pemilihan umum) untukmenentukan para wakil rakyat, presiden, dan wakilnya, anggotalembaga tinggi negara ataureferendum untuk mengesahkan suatukebijakan umum
Tipe – Tipe
Legitimasi
Berdasarkan Prinsip pengakuan dan dukungan masyarakat terhadap pemerintah:
1. Legitimasi tradisional2. Legitimasi ideologi3. Legitimasi kualitas pribadi4. Legitimasi prosedural5. Legitimasi instrumental
Masyarakat
memberikan
pengakuan dan
dukungan
kepada
pemimpin
pemerintahan
karena pemimpin
tersebut
merupakan
keturunan
pemimpin
“berdarah biru”
Masyarakat memberikan dukungan kepada pemimpin pemerintahan karena pemimpin tersebut dianggap sebagai penafsir dan pelaksana ideologi
Contoh : Ideologi nasional Pancasila, di Indonesia
Masyarakat memberikan dukungan kepada pemimpin pemerintahan karena pemimpin tersebut dianggap memiliki kualitas pribadi
Masyarakat memberikan dukungan kepada pemimpin pemerintahan karena pemimpin tersebut mendapat kewenangan menurut prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
Contoh:Pemilihan Umum
Masyarakat memberikan dukungan kepada pemimpin pemerintahan karena pemimpin tersebut menjajikan atau menjamin kesejahteraan materiil (instrumental) kepada masyarakat
• Legitimasi itu pentingDua alasan utama mengapa legitimasi
menjadi penting bagi pemimpin pemerintahan:1. Legitimasi akan mendatangkan kestabilan
politik dan kemungkinan-kemungkinan untuk perubahan sosial
2. Legitimasi akan membuka kesempatan yang semakin luas bagi pemerintah untuk tidak hanya memperluas bidang-bidang kesejahteraan yang hendak ditangani, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan.
Krisis Legitimasi
Pengakuan dan dukungan yang memudar disebut krisis legitimasi. Krisis legitimasi biasanya terjadi pada masa transisi. Maksudnya, perubahan dari masyarakat tradisional yang berstruktur sederhana menjadi masyarakat modern yang berstruktur kompleks.
Lucyan Pye menyebutkan empat sebab krisis legitimasi, yaitu:1. Prinsip kewenangan beralih pada prinsip kewenangan
yang lain.2. Persaingan yang sangat tajam dan tak sehat tetapi juga
tak disalurkan melalui prosedur yang seharusnya diantara para pemimpin pemerintah sehingga terjadi perpecahan dalam tubuh pemerintahan.
3. Pemerintah tak mampu memenuhi janjinya sehingga menimbulkan kekecewaan dan keresahan dikalangan masyarakat.
4. Sosialisasi tentang kewengan mengalami perubahan.