keterlibatan aparatur sipil negara kantor kesekretariatan …€¦ · kesekretariatan dprd kota...

107
KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.SOS) Helma Liyani 11151120000014 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H

Upload: others

Post on 13-Jul-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR

KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM

PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.SOS)

Helma Liyani

11151120000014

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

Keterlibatan Aparatur Sipil Negara Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok

dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 5 November 2019

Helma Liyani

Page 3: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Helma Liyani

NIM : 11151120000014

Program Studi : Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

Keterlibatan Aparatur Sipil Negara Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok

Dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok.

dan telah diujikan pada tanggal 24 Oktober 2019.

Jakarta, 5 November 2019

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Iding Rosyidin, M.A Dr. Haniah Hanafie, M.Si

NIP: 19701013 200501 1 003 NIP: 19610524 200003 2 002

Page 4: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

iv

PENGESAHAN PANITIA SKRIPSI

SKRIPSI

Keterlibatan Aparatur Sipil Negara Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok

dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok

oleh

Helma Liyani

11151120000014

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24

Oktober 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.

Ketua Sekretaris

Dr. Iding Rosyidin, M.A Suryani, M.Si

NIP: 19701013 200501 1 003 NIP: 19770424 200710 2 003

Penguji I Penguji II

Dr. Agus Nugraha, M.A Dra. Gefarina Djohan, M.A

NIP: 19680801 200003 1 001 NIP: 196331024 199903 2 001

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 24 Oktober

2019.

Ketua Program Studi Ilmu Politik

FISIP UIN Jakarta

Dr. Iding Rosyidin, M.A

NIP: 19701013 200501 1 003

Page 5: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

v

ABSTRAK

Birokrasi dan Politik sangat sulit untuk dipisahkan manakala Aparatur

Sipil Negara telah melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas politik praktis dari

para politisi, baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Penelitian kali ini

ingin melihat tentang keterlibatan Aparatur Sipil Negara Kantor Kesekretariatan

DPRD Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok. Tujuan

penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana bentuk-bentuk keterlibatan

Aparatur Sipil Negara Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu

Legislatif 2019 di Kota Depok, serta untuk mengetahui apa saja faktor-faktor

keterlibatan Aparatur Sipil Negara Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok

dalam aktivitas-aktivitas politik praktis di Pemilu Legislatif.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan

data yang dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara dengan pihak-pihak

terkait. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teori

politisasi birokrasi, teori kontrol politik birokrasi, dan teori netralitas birokrasi

untuk menjelaskan keterlibatan Aparatur Sipil Negara dalam aktivitas-aktivitas

politik praktis. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat

melihat bahwa birokrasi di Indonesia khususnya ASN Kantor Kesekretariatan

DPRD Kota Depok masih belum ideal. Dalam proses penyelenggaraan Pemilu

Legislatif 2019 di Kota Depok, masih terdapat keterlibatan ASN dalam politik

praktis. Adapun bentuk keterlibatan tersebut adalah membantu pemenangan calon

Legislatif incumbent yaitu membantu kampanye, membantu tim sukses, serta

menyalahgunakan fasilitas daerah berupa mobil dinas. Selain itu, faktor-faktor

keterlibatan ASN Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam politik

praktis di Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok adalah kerjasama yang saling

menguntungkan antara ASN dengan calon Legislatif incumbent, motif ASN

mendapatkan keuntungan pribadi dan minimnya integritas ASN untuk bersikap

netral.

Kata Kunci: Netralitas Aparatur Sipil Negara, Sekretariat Dewan, Calon Anggota

Dewan Legislatif Incumbent, Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok.

Page 6: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil „Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa juga menuturkan sholawat kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah membawa umat

manusia kepada zaman yang terang benderang.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini terdapat pihak-

pihak yang telah membantu penulis karena telah memberikan dukungan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karena kehendak-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Bapak Ali Munhanif, M.A,

Ph.D., Ketua Program Studi Ilmu Politik Bapak Dr. Iding Rosyidin, M.A,

Sekretaris Program Studi Ilmu Politik Ibu Suryani, M.Si, Dosen

Pembimbing Akademik Bapak A. Bakir Ihsan, M.Si.

3. Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Dr. Haniah Hanafie, M.Si yang telah

meluangkan waktu memberikan banyak ilmu dan saran-saran dalam

membimbing penulis hingga proses penyelesaian skripsi.

Page 7: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

vii

4. Segenap dosen Program Studi Ilmu Politik yang telah memberikan banyak

ilmu, serta staff FISIP dan jajarannya yang telah membantu penulis.

5. Keluarga tercinta penulis yang selalu mendampingi, memberikan banyak

dukungan dan do‟a, Ayahanda Aan Hidayat, Ibunda Juariya, Aa Saiful

Malik Ibrahim, Anis Nabila, Bunda Reni Maryani, Aa Lukman Apriana

dan Teteh Siti Nurjannah.

6. Anggota Dewan Legislatif Kota Depok khususnya Bapak Hendrik Tangke

Allo, ASN dan staff Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok khususnya

Bapak Fajar Adi Putra yang telah memberikan banyak arahan dan

dukungan terhadap penulis, dan Bawaslu Kota Depok khususnya Bu Luli

Barlilini, Bapak Willi Sumarlin dan Bapak Jaka atas kebesaran hatinya

yang telah bersedia menjadi narasumber penulis guna mencari data terkait

sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi.

7. Sahabat tercinta penulis yang selalu mendampingi, memberi dukungan,

memberikan arahan dan masukan terhadap penyusunan skripsi, Achmad

Zulfani, Audy Saphira, Inaaz Azizah dan Lila Nurbaiti.

8. Sahabat-sahabat Redbull dan teman-teman seperjuangan perkuliahan yang

telah memberi semangat dan berbagi ilmu kepada penulis, Nabila A.R,

Daffa Daud, Adelia Rorianti, Reza Haffiz, Nur Hidayat, Cahya Nugraha,

Dimas R.N, Adnan Z.P.P, Siti Arfiah, Andy Sanjaya, Redidzia Hernandi,

Cherlinda H.C, Wida Pangestika, Sultan Rivandy, Naswah, Ade Tri

Syahputra, Fajar Eko, Kevin Distira, Maulana, dan teman-teman Ilmu

Politik A 2015 lainnya.

Page 8: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

viii

9. Sahabat-sahabat SMA yang telah mendukung dan memberi semangat

Amalia Hasnah, Farah Azizah, Risma Fiana, Nadhira Septiana, Tiara,

Azwina Akhyar, Unggul Satriyo, Nandika Widyan Putra, Adib Fardhan,

Khoirul Ahsan Kamal.

10. Teman KKN 110 UNITY 2018, khususnya Dara, Yuanita, Dian dan

Uswah.

Penulis berharap segala dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penulis

diberikan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa

penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran akan

sangat membantu penulis untuk menjadi bahan perbaikan penulisan skripsi ini.

Harapan penulis adalah semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada

pembaca dan sumbangsih terhadap studi Ilmu Politik.

Jakarta, 5 November 2019

Helma Liyani

Page 9: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

ix

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................................ II

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................... III

PENGESAHAN PANITIA SKRIPSI ................................................................ IV

ABSTRAK ............................................................................................................. V

KATA PENGANTAR ......................................................................................... VI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ IX

DAFTAR TABEL ............................................................................................... XI

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... XII

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 11

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 12

E. Kerangka Teoritis ....................................................................................... 16

F. Metode Penelitian....................................................................................... 20

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 23

BAB II .................................................................................................................. 25

KERANGKA TEORETIS .................................................................................. 25

A. Konsep Dasar Birokrasi ............................................................................. 25

A.1 Teori Birokrasi .................................................................................... 25

A.2 Model-Model Birokrasi ...................................................................... 27

B. Politik dan Birokrasi .................................................................................. 31

B.1 Teori Kontrol Politik Birokrasi ........................................................... 32

B.2 Politisasi Birokrasi .............................................................................. 35

C. Netralitas Birokrasi .................................................................................... 38

C.1 Pengertian Netralitas Birokrasi ........................................................... 38

C.2 Kriteria Netralitas Birokrasi................................................................ 39

D. Pemilihan Umum ....................................................................................... 43

Page 10: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

x

BAB III ................................................................................................................. 48

GAMBARAN UMUM ........................................................................................ 48

A. Wilayah Kota Depok .................................................................................. 48

B. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok ........................................ 52

C. Kantor Kesekretariatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok .. 56

D. Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok ........................................................... 60

BAB IV ................................................................................................................. 65

KETERLIBATAN ASN KANTOR KESEKRETARIATAN DPRD KOTA

DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK .......... 65

A. Bentuk-Bentuk Keterlibatan Aparatur Sipil Negara Kantor Sekwan Kota

Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok ....................................... 65

B. Faktor-Faktor penyebab Keterlibatan ASN Kantor Sekwan Kota Depok

dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok ................................................... 73

C. Analisis Keterlibatan ASN Kantor Kesekretariatan Dewan Dalam Pemilu

Legislatif 2019 Di Kota Depok ........................................................................ 82

BAB V ................................................................................................................... 87

PENUTUP ............................................................................................................ 87

A. Kesimpulan ................................................................................................ 87

B. Saran ........................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 91

Page 11: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Regulasi Yang Mengatur Netralitas Aparatur Sipil Negara.............. 3

Tabel III.1 Jumlah Penduduk Setiap Kecamatan Menurut Jenis Kelamin Di Kota

Depok............................................................................................... 45

Tabel III.2 Daftar Nama ASN Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok..... 52

Tabel III.3 Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Legislatif

2019.................................................................................................. 54

Page 12: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Laporan Hasil Pemantauan Pelanggaran Netralitas ASN dalam

Pemilu Legislatif 2019 di Berbagai Daerah.................................... 4

Gambar II.1 Pola Hubungan Politik dan Birokrasi............................................ 33

GambarIV.1 Faktor Keterlibatan ASN dalam Pemilihan Umum...................... 71

Page 13: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Selama lebih dari tiga dekade Orde Baru Era Rezim Soeharto yang

otoriter, birokrasi tidak lain hanya dianggap sebagai mesin politik yang digunakan

untuk melestarikan kekuasaan. Di era Rezim Soeharto, birokrat dapat

dikendalikan dan dimobilisasi untuk melanggengkan Rezim Otoriter Orde Baru.

Setelah itu terjadi Reformasi 1998 dan Pemilihan Umum 1999 yang merupakan

masa transisi dari otoriter menjadi demokrasi. Masa transisi tersebut juga

menghasilkan transisi birokrasi di Indonesia yang semula bertuan, kini tidak ada

satu pun partai politik yang mampu memonopoli dan menjadikannya sebagai

mesin pelanggeng rezim.

Pengertian Birokrasi menurut Yahya Muhaimin adalah keseluruhan aparat

pemerintah, baik sipil maupun militer yang memiliki tugas dan diberi gaji. Tugas

birokrasi adalah memberi pelayanan yang berkualitas terhadap masyarakat tanpa

dibeda-bedakan pelayanannya meskipun pimpinannya berganti-ganti.1

Selain itu menurut Max Weber, untuk menciptakan birokrasi yang ideal

maka individu pejabat secara personal memiliki kebebasan, namun kebebasan

tersebut dibatasi oleh jabatannya.2 Dalam artian, pejabat tidak bebas

menggunakan jabatannya untuk keperluan dan kepentingan pribadi ataupun orang

1 Rini Martini, Birokrasi dan Politik (Semarang: UPT UNDIP Press, 2012), h. 9.

2 Max Weber dalam Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik Di Indonesia (Jakarta: Rajawali

Press, 2007), h 168.

Page 14: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

2

lain. Maka dari itu, agar terciptanya birokrasi yang ideal maka seorang birokrat

perlu memisahkan kepentingan pribadi, keluarga dan kepentingan negara.

Dalam melaksanakan tugas administrasi, birokrasi didukung oleh pejabat

birokrat. Birokrat terdiri dari ASN, Militer dan Polisi. Aparatur Sipil Negara

(ASN) merupakan abdi negara yang memiliki tugas dan fungsi memberikan

pelayanan kepada publik atau masyarakat.3

Dalam pelaksanaan tugasnya, seorang ASN harus memiliki sikap yang

profesional, dalam artian tidak mencampuri kepentingan pribadi dengan urusan

negara. Profesionalisme yang melekat pada setiap gerak langkah ASN akan

menopang lahirnya netralitas.

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Tedi Sudrajat bahwasannya,

profesionalisme yang tinggi harus dimiliki oleh ASN bukan hanya untuk

meningkatkan kompetensi ASN dalam memberikan pelayanan terhadap

masyarakat, tetapi juga untuk meningkatkan kemandirian ASN dalam menghadapi

intervensi politik dan menjaga netralitas dalam tubuh birokrasi.4

Menurut Sri Hartini, netralitas birokrasi adalah dibersihkannya ASN dari

keterlibatannya dalam kepentingan-kepentingan politik.5 Netralitas ASN sangat

dibutuhkan dalam melakukan pelayanannya publik. Ketidaknetralan ASN akan

3 Septiana Dwiputrianti, dkk., “Netralitas ASN Ditengah Intervensi Politik”, Jurnal

Komisi Aparatur Sipil Negara ( September, 2017): h. 1.

4 Tedi Sudrajat dan Sri Hartini, “Rekonstruksi Hukum Atas Pola Penanganan Pelanggaran

Asas Netralitas Pegawai Negeri Sipil”, Jurnal Mimbar Hukum, Vol. 29, No. 3 (Oktober 2017): h.

447. 5 Sri Hartini, “Penegakan Hukum Netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS)”, Jurnal

Dinamika Hukum, Vol 9, No. 3 (September, 2009): h. 264.

Page 15: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

3

menimbulkan berbagai konsekuensi terhadap berjalannya roda pemerintahan.

Apabila ASN tidak mampu menjaga sikap netralitas, maka akan timbul pelayanan

dari ASN yang tidak optimal.

Dalam menjaga netralitas ASN, pemerintah telah membuat ragam regulasi

untuk membatasi hubungan ASN dengan aktivitas-aktivitas politik. Hal tersebut

dilakukan agar ASN tidak terlibat dalam politik praktis. Adapun regulasi tersebut

tertuang dalam tabel sebagai berikut:6

Tabel I.1

Regulasi Yang Mengatur Netralitas Aparatur Sipil Negara

No. Peraturan per

Undang-Undangan

Pasal Isi

1. UU No. 5 tahun 2014

tentang Aparatur Sipil

Negara

Pasal 9 Bagian

Ketiga

(Kedudukan),

ayat 2

ASN harus bebas dari pengaruh

dan intervensi semua golongan

dan partai politik

2. PP No. 53 tahun 2010

tentang Disiplin

Aparatur Sipil Negara

Pasal 4 Bagian

Kedua

(Larangan),

poin 12

ASN dilarang ikut serta dalam

kampanye, mengarahkan ASN

lain untuk mendukung calon

tertentu, dan menggunakan

fasilitas negara dalam

kampanye

PP No. 53 tahun 2010

tentang Disiplin

Aparatur Sipil Negara

Pasal 4 Bagian

Kedua

(Larangan),

poin 13a

ASN dilarang memberikan

dukungan kepada salah satu

calon berupa: membuat

keputusan dan tindakan yang

menguntungkan dan merugikan

salah satu calon selama masa

kampanye

6 Artikel diakses pada 10 Oktober 2018 dari https://www.hukumonline.com/

Page 16: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

4

No. Peraturan per

Undang-Undangan

Pasal Isi

PP No. 53 tahun 2010

tentang Disiplin

Aparatur Sipil Negara

Pasal 4 Bagian

Kedua

(Larangan),

poin 13b

ASN dilarang mengadakan

kegiatas yang mengarah pada

keberpihakannya terhadap

calon tertentu baik sebelum,

selama dan sesudah masa

kampanye berupa: pertemuan,

ajakan, himbauan, seruan dan

pemberian barang kepada

siapapun

3. PP No. 11 tahun 2017

tentang Manajemen

Aparatur Sipil Negara

Pasal 255

Paragraf 9

(Pemberhentian

karena Menjadi

Anggota

dan/atau

Pengurus Partai

Politik), ayat 1

ASN dilarang menjadi anggota

dan atau pengurus partai

politik

4. SK Menteri

Pendayagunaan

Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia

dengan nomor:

B/71/M.SM.00.00/2017

tentang Pelaksanaan

Netralitas bagi ASN

pada Penyelenggaraan

Pemilihan Kepala

Daerah Serentak tahun

2018, Pemilihan

Legislatif tahun 2019,

dan Pemilihan Presiden

dan Wakil Presiden

tahun 2019.

Bagian C

(Penegakan,

Pemantauan

dan Evaluasi),

Pasal 11 huruf

c Peraturan

Pemerintah

(PP) Nomor 42

Tahun 2004

tentang

Pembinaan

Jiwa Korps dan

Kode Etik ASN

ASN wajib menghindari

konflik kepentingan pribadi,

kelompok ataupun golongan.

ASN dilarang melakukan

perbuatan yang mengarah dan

mengindikasi keberpihakan

terhadap salah satu calon

berupa:

a. Larangan melakukan

pendekatan terhadap

Partai politik

b. Dilarang memasang

spanduk dan baliho

c. Dilarang

mendeklarasikan

dirinya sebagai calon

d. Dilarang menghadiri

deklarasi menggunakan

atribut partai atau

atribut ASN

Sumber: Portal Hukum Online

Page 17: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

5

Terdapat sanksi tegas dan hukuman disiplin yang diberikan apabila ASN

terbukti melibatkan diri dalam politik praktis dan melanggar asas-asas yang telah

dijelaskan dalam peraturan perundang-undangan sebagaimana yang telah

dijelaskan di atas.

Sanski tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010

tentang disiplin Aparatur Sipil Negara. Dalam Pasal 7 ayat 1, 2, 3 dan 4 dijelaskan

bahwasannya, terdapat tiga tingkatan hukuman disiplin terhadap ASN yang

melakukan pelanggaran netralitas. Hukuman tersebut adalah: Hukuman Disiplin

Ringan (teguran lisan dan tertulis), Hukuman Disiplin Sedang (penundaan

kenaikan pangkat dan gaji), dan Hukuman Disiplin Berat (penurunan pangkat

selama 3 tahun, pemindahan jabatan, pembebasan dari jabatan, pemberhentian

dengan hormat dan tidak hormat).7

Meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai aturan dan sanksi

terhadap ASN yang melakukan pelanggaran netralitas, hanya saja dalam

prakteknya seringkali ASN mengabaikan peraturan tersebut dan melibatkan

dirinya dalam berbagai aktivitas politik praktis, baik dalam Pemilihan Umum

maupun dalam Pemilihan Legislatif.

Hal tersebut sebagaimana hasil laporan pemantauan Lembaga Survei

“Pusat Telaah dan Informasi Regional” (PATTIRO) mengenai pelanggaran

netralitas ASN dalam Pemilu Legislatif 2019. Dari hasil survei tersebut, ternyata

terdapat sejumlah ASN di berbagai daerah yang melakukan keterlibatan dalam

7 Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Aparatur Sipil Negara.

Page 18: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

6

politik praktis di Pemilu Legislatif 2019.8 Adapun laporan pelanggaran netralitas

di berbagai daerah dalam Pemilu Legislatif 2019 tersebut dituangkan dalam

gambar berikut ini:

Gambar I.1

Laporan Hasil Pemantauan Pelanggaran Netralitas ASN dalam Pemilu

Legislatif 2019 di Berbagai Daerah

Sumber: Hasil Pemantauan Lembaga Survei Pusat Telaah dan Informasi

Regional (PATTIRO)

Dari hasil survei di atas, dapat disimpulkan bahwa Jawa Tengah memiliki

jumlah terbanyak ASN yang melakukan pelanggaran netralitas yaitu sebanyak 25

orang. Sedangkan Sulawesi Selatan memiliki jumlah terendah ASN yang

melakukan pelanggaran netralitas yaitu sebanyak 1 orang. Selain itu, Jawa Barat

berada ditingkat ketiga terbanyak ASN yang melakukan pelanggaran netralitas

yaitu sebanyak 15 orang.

8 Lembaga survei PATTIRO, “Laporan Hasil Pemantauan Pelanggaran Netralitas ASN

dalam Pemilu 2019”, artikel diakses pada 6 September 2019 dari http://pattiro.org/

Page 19: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

7

Tidak hanya itu, Dikutip dari Tempo.co, Badan Pengawas Pemilu

(Bawaslu) Jawa Barat telah menerima sejumlah laporan terkait keterlibatan ASN

dalam Pemilu Legislatif 2019. Berdasarkan hasil laporan Pemantau Netralitas

Aparatur Sipil Negara sejak Oktober 2018 hingga Maret 2019, tercatat sepuluh

temuan dugaan pelanggaran netralitas dalam rangka Pemilu Legislatif 2019 di

Jawa Barat. Sejumlah pelanggaran tersebut dilakukan di beberapa daerah yaitu

Bandung, Bogor dan Depok.9

Menurut Bawaslu Jawa Barat, pelanggaran yang dilakukan ASN berupa

pelanggaran kode etik, seperti ikut mendeklarasikan dirinya sebagai pendukung

calon tertentu, menggunakan atribut ASN dalam kampanye, dan mengajak atau

memobilisasi orang lain untuk mendukung salah satu calon di media sosial.

Hanya saja di lain sisi, Sekretaris Daerah Kota Depok menyangkal

adanya ASN Kota Depok yang terlibat dalam politik praktis di Pemilu Legislatif

2019 Kota Depok. Dikutip dari TransNews.co, Sekda Kota Depok menyatakan

bahwa, Pemerintah Kota Depok dapat menjamin dan memastikan bahwa ASN di

Kota Depok netral dan bersih dari keterlibatannya dalam Pemilu Legislatif 2019

di Kota Depok. 10

Menurut Sekda Kota Depok, pihaknya telah berhasil menjaga netralitas

ASN dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok, yaitu dengan melakukan

sosialisasi dan berkoordinasi secara langsung dengan berbagai elemen di

9 Anwar Siswadi, “Pemantau Netralitas ASN Temukan 10 Kasus Pemilu di Jawa Barat”,

artikel diakses pada 10 April 2019 dari https://pemilu.tempo.co/ 10

Penulis Tim Redaksi, “Sekda Kota Depok: ASN Tidak Netral, Pecat”, artikel diakses

pada 9 September 2019 dari Https://Www.Transnews.Co.Id/

Page 20: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

8

antaranya adalah instansi pemerintah, Bawaslu Kota Depok, KASN, Wartawan

Kota Depok, dan elemen mayarakat lainnya.

Berbeda dari pernyataan Sekda Kota Depok, Jaka yang merupakan staff

Bawaslu Kota Depok mengatakan bahwa terdapat sejumlah laporan dugaan

keterlibatan dan pelanggaran netralitas ASN dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota

Depok yang terlaporkan terhadap Bawaslu Kota Depok.11

Hanya saja laporan

tersebut memiliki berbagai kendala hingga ke tahap pemanggilan dan

pengumpulan bukti-bukti pelanggaran, karena keterlibatan ASN dalam Pemilu

Legislatif 2019 Kota Depok tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok, terpilihnya anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok masa jabatan 2019-2024

didominasi oleh anggota dewan Legislatif incumbent.

Dikutip dari Tempo.co, dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok,

sebanyak 62% atau sebanyak 31 nama dari 50 kursi DPRD Kota Depok

dimenangkan kembali oleh calon Legislatif incumbent selama dua periode, yaitu

periode 2014-2019 dan periode 2019-2024.12

Adapun calon Legislatif incumbent

tersebut berasal dari partai-partai sebagai berikut: PDIP 7 orang, PKS 6 orang,

Partai Gerindra 6 orang, Partai Golkar 6 orang, PAN 4 orang, Partai Demokrat 3

orang, dan PPP 2 orang.

11

Data diperoleh dari staff Bawaslu Kota Depok pada 9 September 2019, di Kantor

Bawaslu Kota Depok. 12

Ade Ridwan Yandrwiputra, “DPRD Depok Resmi Dilantik, Berikut Nama Wakil

Rakyat Kota Depok”, artikel diakses pada 13 September 2019 dari https://metro.tempo.co/

Page 21: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

9

Tidak hanya itu, dalam Pemilu Legislatif di Kota Depok, terdapat

fenomena kemenangan kembali anggota DPRD Kota Depok selama 3 periode

terakhir yaitu 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024. Kemenangan kembali

anggota DPRD Kota Depok tersebut didominasi oleh para calon Legislatif

incumbent yang berasal dari empat partai terkuat di Kota Depok.13

Adapun nama-nama calon Legislatif incumbent DPRD Kota Depok

selama tiga periode adalah M. Supariyono, Qurtifa Wijaya dan T. Farida

Rachmayanti dari PKS, Yeti Wulandari dan Muhammad HB dari Partai

Gerindra, Mad Arif dari PDIP dan Nurhasyim dari Partai Golkar.

Dari adanya fenomena kemenangan kembali calon Legislatif incumbent

dalam Pemilu Legislatif di Kota Depok selama lebih dari satu periode tersebut

menandakan bahwa, terdapat keberhasilan dari strategi calon Legislatif

incumbent untuk memenangkan kembali kursi DPRD di periode-periode

selanjutnya.

Namun dalam prakteknya, ternyata salah satu faktor keberhasilan dari

calon Legislatif incumbent DPRD Kota Depok untuk meraih kembali

kemenangannya dalam Pemilu Legislatif 2019 diduga telah melibatkan birokrat,

khususnya ASN Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok untuk memberikan

dukungan dan bantuan terhadap pemenangan calon Legislatif incumbent.

Dugaan tersebut dikarenakan adanya kecenderungan atau interest ASN

untuk melanggengkan kekuasaan dari empat partai pemenang terkuat di Kota

13

Data arsip diambil dari Sekretariat DPRD Kota Depok pada 23 Agustus 2019.

Page 22: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

10

Depok.14

Kecenderungan ASN terhadap empat partai penguasa di Kota Depok

tersebut dibangun oleh adanya intensitas hubungan antara calon Legislatif

incumbent dengan ASN Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok sebagai

pendamping dewan secara langsung.

Dari permasalah sebagaimana yang telah dijelaskan, maka penulis akan

mengkaji lebih lanjut bagaimana bentuk-bentuk keterlibatan ASN Kantor

Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok.

Selain itu penelitian ini juga mengkaji motif atau faktor penyebab ASN Kantor

Kesekretariatan DPRD Kota Depok melibatkan dirinya dalam kepentingan politik

di Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok.

Dalam fokus penelitian ini, penulis hanya fokus pada keterlibatan ASN

Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota

Depok, baik mulai dari masa sebelum waktu kampanye berlangsung hingga ke

tahap akhir pemungutan suara, serta faktor-faktor keterlibatan ASN Kantor

Kesekretariatan DPRD Kota Depok yang berfokus dalam politik praktis di Pemilu

Legislatif 2019 Kota Depok.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang penelitian,

maka pertanyaan penelitian ini adalah:

14

Nibras Nada Nailufar, “Calegnya Melanggar Aturan Kampanye karena Ajak PNS, PKS

Sebut Jadi Pembelajaran”, artikel diakses pada 19 Mei 2019 dari https://megapolitan.kompas.com/

Page 23: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

11

1. Bagaimana bentuk-bentuk keterlibatan ASN Kantor Kesekretariatan

DPRD Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok?

2. Apa saja faktor-faktor keterlibatan ASN Kantor Kesekretariatan DPRD

Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk keterlibatan ASN Kantor

Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di

Kota Depok.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor keterlibatan ASN Kantor

Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di

Kota Depok.

Adapun manfaat dari penulisan penelitian ini adalah:

1. Sebagai informasi akademik, penelitian ini diharapkan memperluas

pengetahuan masyarakat tentang Bagaimana Keterlibatan ASN Kantor

Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di kota

Depok.

2. Sebagai informasi akademik, penelitian ini diharapkan memperluas

pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

keterlibatan ASN kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam

Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok.

Page 24: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

12

3. Sebagai pengembangan Ilmu Politik, penelitian ini diharapkan dapat

memperluas pengetahuan ilmu politik khususnya kajian tentang Birokrasi

dan Politik.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, fokus penulis adalah mengkaji mengenai bagaimana

keterlibatan ASN Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu

Legislatif 2019 di Kota Depok dan apa saja faktor-faktor keterlibatan ASN Kantor

Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok.

Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian maka penulis mengacu

pada penelitian berikut:

Pertama, tesis Santi Hapsari.15

Tesis ini terfokus pada bagaimana kaitan

netralitas ASN dengan good governance dan pelayanan terhadap masyarakat,

serta upaya dalam mewujudkan netralitas ASN dalam birokrasi pemerintah.

Dalam tesis tersebut membahas bagaimana pengaruh netralitas ASN terhadap

pemberian pelayanan terhadap masyarakat. Selain itu pembahasan tesis tersebut

juga berfokus pada netralitas ASN sebagai bentuk perwujudan dari good

governance.

Dalam tesis tersebut, pembahasan ditekankan pada bagaimana

mewujudkan netralitas ASN. Menurut Hapsari, salah satu dari upaya yang dapat

dilakukan demi terwujudnya netralitas ASN dalam tubuh birokrasi adalah, dengan

15

Santi Hapsari Dewi A., “Netralitas Pegawai Negeri Sipil Guna Mewujudkan Good

Governance Di Dalam Negara Hukum Indonesia” (Tesis S2 Fakultas Hukum Program

Pascasarjana, Universitas Indonesia, 2008), h. 122-128.

Page 25: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

13

mengembangkan sistem e-government. Pemertintah yang berbasis teknologi

informasi ini akan membawa dampak positif bagi terciptanya pemerintahan yang

baik karena pelayanan akan lebih simpel, efektif, efisien, hemat waktu dan biaya.

Masyarakat dapat mengakses informasi mengenai birokrasi pemerintahan dengan

mudah, sehingga terwujudnya transparansi dalam proses pemerintahan itu sendiri.

Kedua, skripsi Muhammad Halyawan Yamin.16

Skripsi ini terfokus pada

bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan Panitia Pengawas Pemilu

(Panwaslu) dalam menjaga sikap netral ASN di Kabupaten Takalar dalam

Pemilukada. Dalam pemilihan Bupati di kabupaten takalar masih ditemukan

ketidaknetralan Pegawai Negeri sipil. Selain itu fokus skripsi tersebut adalah

upaya Kementerian Pemberdayaan dan Aparatur Negara dalam menciptakan

netralitas ASN dengan pemberian sanksi tegas yang meninggalkan efek jera.

Dalam skripsi tersebut, pembahasan ditekankan pada upaya Panwaslu

dalam melakukan pengawasan terhadap ASN. Yaitu dengan cara pencegahan,

partisipatif dan represif. Menurut Yamin, Panwaslu masih dianggap belum

mampu mencegah keterlibatan ASN dalam politik, karena Panwaslu hanya

melakukan pencegahan dengan sosialisasi yang melibatkan tokoh masyarakat,

tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat, aparat desa, mahasiswa dan media

ditingkat Kecamatan, Desa dan Kelurahan. Hanya saja sosialisasi yang dilakukan

oleh Panwaslu tersebut masih belum menyentuh elemen masyarakat yang

berstatus ASN.

16

Muhammad Halwan Yamin, “Netralitas Pegawai Negeri Sipil Dalam Pemilihan Umum

Kepala Daerah Di Kabupaten Takalar”, (Skripsi S1 Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum,

Universitas Hasanuddin Makassar, 2013) h. 65.

Page 26: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

14

Ketiga, jurnal Mat Zudi, dkk.17

Jurnal ini berfokus pada sanksi tegas yang

diberikan terhadap ASN yang tidak netral. ASN memiliki tugas memberikan

pelayanan pada masyarakat secara profesional, jujur dan adil. Selain itu fokus

pembahasan lainnya adalah integritas dan profesionalisme kerja ASN.

Dalam Jurnal tersebut, pembahasan ditekankan pada profesionalisme kerja

yang harus dimiliki ASN agar terhindar dari kepentingan politik. Menurut Zudi,

dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, diperlukan ASN yang netral

dari berbagai kepentingan politik termasuk kepentingan bakal calon yang akan

maju di pemilihan umum. Selain itu, ASN yang terbukti memberikan dukungan

politik akan dikenakan sanksi hukuman disiplin, dimulai dari tingkat rendah

hingga tingkat berat yaitu pemecatan.

Keempat, jurnal M. Adian Firnas.18

Jurnal ini berfokus pada budaya

patron client yang mampu mempengaruhi sikap netral ASN. menurut Firnas,

seorang patron atau atasan memiliki kekuasaan terhadap klien atau bawahannya.

Kedudukannya yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat dan pemerintahan

digunakan untuk menekan bawahannya dalam perolehan suara. Hubungan

patronase lebih lanjut lagi dapat menciptakan ketergantungan antara “atasan-

bawahan” serta menimbulkan politik balas budi dari loyalitas politik yang

diberikan patron terhadap kliennya.

17

Mat Zudi, dkk., “Netralitas Pegawai Negeri Sipil Dalam Pemilihan Kepala Daerah”

Jurnal Diponegoro Law Review, Vol 1, No. 4 (Februari, 2012): h. 7-8. 18

M. Adian Firnas, “Politik Dan Birokrasi: Masalah Netralitas Birokrasi Di Indonesia Era

Reformasi” Jurnal Review Politik, Vol. 6, No. 01 (Juni, 2016): h. 170.

Page 27: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

15

Kelima, jurnal Tedi Sudrajat dan Agus Mulya Karsono.19

Jurnal ini

berfokus pada makna netralitas ASN dalam Undang-Undang No. 5 tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara dan problematika ASN terhadap pemahaman

undang-undang tersebut.

Dalam jurnal tersebut, pembahasan ditekankan pada problematika

netralitas ASN selalu terjadi apabila makna netralitas belum memiliki standar dan

kriteria yang jelas. Menurut Tedi dan Agus, fokus UU Nomor 5 Tahun 2014 hanya

menjadikan ASN sebagai obyek netralitas, terlepas dari dinamisasi kegiatan

politik praktis dan intervensi. Perlu digarisbawahi bahwa peran PNS dalam

pemerintahan selalu berkorelasi dengan banyak pihak yang berkepentingan. Jika

netralitas tidak diimbangi oleh kriteria dan standar pembatasan, maka sangat

dimungkinkan asas netralitas hanya menjadi slogan yang minim implementasi.

Tinjauan pustaka yang telah dijelaksan di atas merupakan referensi yang

relevan terkait dengan judul yang akan penulis bahas dikarenakan memberikan

gambaran mengenai Netralitas Aparatur Sipil Negara. Namun pada penelitian

tersebut sebagian besar hanya berfokus kepada implementasi Undang-Undang

yang mengatur tentang netralitas ASN dan upaya penanggulangan terhadap

netralitas ASN.

Dari tinjauan pustaka di atas, penulis melihat bahwa belum terdapat

literatur yang memfokuskan tentang bagaimana bentuk keterlibatan ASN dalam

19

Tedi Sudrajat dan Agus Mulya Karsona, “Menyoal Makna Netralitas Pegawai Negeri

Sipil dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara”, Jurnal Media

Hukum, Vol. 23, No. 1 (Juni 2016): h. 90.

Page 28: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

16

politik praktis Pemilu Legislatif dan faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran

netralitas. Oleh karena itu, penulis akan berfokus pada bagaimana bentuk

keterlibatan ASN Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu

Legislatif 2019 di Kota Depok, serta faktor-faktor penyebab dari keterlibatan

tersebut.

E. Kerangka Teoritis

Dalam menjawab pertanyaan penelitian, maka penulis mencoba

menganalisis penelitian ini menggunakan teori birokrasi dan politik, serta teori

netralitas Aparatur Sipil Negara.

E.1 Birokrasi dan Politik

Birokrasi adalah sebuah tata kelola pemerintahan yang dimaksudkan untuk

menjembatani kepentingan masyarakat dengan kepentingan pemerintah dalam

mencakup tugas administratif. Max Weber seorang ilmuwan politik menjelaskan

bahwa birokrasi atau aparat pemerintah merupakan unsur yang sangat penting

untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu negara.

Menurut Weber birokrasi merupakan sistem yang memiliki struktur, diatur

secara normatif dan memiliki mekanisme agar diperoleh pengelolaan yang efisien,

rasional dan efektif. Menurut Weber, karakteristik birokrasi yang ideal adalah

Page 29: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

17

pejabat birokrasi di bawah pengendalian dan pengawasan suatu sistem yang

disiplin, dalam artian pejabat harus bersifat apolitik dan netral.20

Menurut Marx dan Hegel, birokrasi adalah alat bagi kelas yang berkuasa

untuk melaksanakan kekuasaan dominasinya terhadap kelas sosial lainnya.21

Pada

dasarnya birokrasi sudah berada di bawah kontrol politik kekuasaan pemerintahan

karena birokrasi memegang peranan dalam perumusan, pelaksanaan dan

pengawasan berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Pada tingkatan tertentu, birokrasi menjalin hubungan khusus yang erat

dengan kelas dominan dan pemerintah sehingga eksistensinya sangat bergantung

terhadap kelas dominan. Maka dari itu Marx menganggap birokrasi akan sulit

bersifat netral dan berpihak pada kepentingan rakyat.

Wilson dan Goodnow berpendapat bahwa, harus ada garis pemisah di

antara politik dan birokrasi.22

Politik dan birokrasi memiliki tujuan yang berbeda.

Politik melahirkan kebijakan, sedangkan birokrasi adalah pelaksana dari

kebijakan tersebut. Keduanya tidak dapat melakukan intervensi atas tugas yang

dimiliki karena dapat melahirkan ketidaknetralan.

Namun dilain sisi, Kingdom dan Bardach melihat bahwa pada dasarnya

politik dan birokrasi tidak dapat dipisahkan.23

Birokrasi seringkali terlibat dalam

proses pembuatan kebijakan yang dibuat oleh eksekutif, begitupun sebaliknya

20

Miftah Thoha, Birokrasi Pemerintah Indonesia Di Era Reformasi (Jakarta: Kencana,

2008) h. 15. 21

Miftah Thaha, Birokrasi Pemerintah Indonesia Di Era Reformasi, h. 23. 22

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, (Disertasi Program

Pascasarjana, Universitas Brawijawa, 2015), h. 31-32. 23

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, h. 32.

Page 30: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

18

pejabat eksekutif seringkali melakukan intervensi terkait pelaksanaan tugas

administrasi yang dilaksanakan oleh birokrasi.

Tidak hanya itu, James H Svara juga menjelaskan bahwa, dalam

prakteknya birokrasi akan melibatkan dirinya dalam aktivitas-aktivitas politik

prakris. Hal tersebut dikarenakan birokrasi sendiri memiliki agenda dan

kepentingan pribadi sehingga birokrasi mendominasi kegiatan-kegiatan politik.24

E.2 Netralitas Birokrasi

Menurut Miftah Thoha, netralitas birokrasi merupakan sistem di mana

birokrasi terbebas atau tidak terlibat dalam campur tangan politik atau politisasi

partai politik.25

Artinya bahwa birokrasi harus tetap berfungsi sebagaimana

mestinya, terlepas dari pengaruh siapapun yang sedang berkuasa, dan

mengutamakan pelayanan sehingga berbagai upaya mencapai tujuan berlangsung

efektif dan efisien.

Menurut Darwin, netralitas birokrasi adalah dibersihkannya birokrasi dari

keterlibatannya dalam permainan politik.26

Birokrasi akan tetap dibutuhkan

kontribusinya dalam membantu pelaksanaan dari perumusan kebijakan, namun

birokrasi tidak dapat digunakan oleh pemimpin eksekutif untuk meraih dan

mempertahankan kekuasaan politik. Tujuan birokrasi yang sesungguhnya adalah

24

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, h. 33. 25

Miftah Thoha, Kepemimpinan dan Manajeman (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2010),

h. 168. 26

Tatang Sudrajat, “Netralitas PNS dan Masa Depan Demokrasi Dalam Pilkada Serentak

2015”, Jurnal Ilmu Administrasi, Vol. XII, No. 3 (Desember, 2015): h. 359.

Page 31: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

19

sebagai instrumen negara untuk melayani kepentingan publik, atau memenuhi

tuntutan publik.

Birokrasi harus bersifat netral artinya birokrasi pemerintah harus tetap

berfungsi sebagaimana mestinya, terlepas dari partai politik manapun yang

menang dalam pemilihan umum. Menurut Kacung Marijan, keinginan untuk

membuat birokrasi netral dari politik adalah untuk menghindari adanya

penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) terhadap birokrasi.27

Menurut Kacung Marijan terdapat tiga hal yang dianggap rawan ketika

birokrasi terlibat dalam politik, yaitu:28

,

1. Munculnya intervensi politik di dalam penempatan jabatan-jabatan di

dalam birokrasi. Pada dasarnya, penempatan atau promosi jabatan-jabatan

dari ASN itu sendiri harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

prestasi (merit system), lepas dari hubungan pribadi (impersonal).

Masuknya intervensi politik bisa merusak proses rekruitmen karena

penempatan jabatan didasarkan oleh relasi politik antara pejabat politik

yang menempatkannya dengan ASN tersebut.

2. Ketika ASN berpolitik maka dikhawatirkan ada penyalahgunaan sumber

keuangan dan fasilitas publik yang dimiliki ASN. Contohnya fasilitas ASN

digunakan untuk menunjang politik praktis misalnya dalam kampanye

politik, ataupun pengalokasian dan distribusi yang dimiliki ASN terhadap

27

Tatang Sudrajat, “Netralitas PNS dan Masa Depan Demokrasi Dalam Pilkada Serentak

2015”, h. 359. 28

Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde-Baru

(Jakarta: Kencana, 2010), h. 219-220.

Page 32: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

20

partai politik yang menjadi afiliasi politiknya. Tidak hanya itu, keterlibatan

birokrasi dalam politik juga dikhawatirkan membuat terjadinya pemihakan

terhadap suatu kelompok atau partai politik tertentu yang sealiran dengan

para birokrat tersebut.

F. Metode Penelitian

F.1 Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Penelitian kualitatif pada dasarnya berfokus kepada penjelasan dalam kata-kata.

John Creswell mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian

untuk memahami masalah sosial berdasarkan pada gambaran holistik terkait isu

yang spesifik dan dibentuk dengan kata-kata dalam sebuah latar ilmiah. Dalam

penelitian kualitatif suatu fokus yang diteliti selalu kontekstual dan natural setting,

sehingga bermakna dalam realitas sesungguhnya.29

Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif. Dengan demikian

penelitian ini akan menjelaskan secara deskriptif mengenai permasalahan bentuk-

bentuk keterlibatan ASN Kantor Kesekretariatan DPRD kota Depok dalam

Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok dan faktor-faktor dari keterlibatan ASN

Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota

Depok menggunakan teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian.

29

Priyono, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Zifatama Publishing, 2016), h. 36.

Page 33: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

21

F.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif studi kasus. Studi

kasus merupakan jenis penelitian kualitatif yang mendalam tentang individu,

kelompok, institusi dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuan studi kasus

adalah berusaha menemukan makna, menyelidiki proses serta memperoleh

pemahaman yang mendalam terhadap individu, kelompok atau sebuah institusi

yang diteliti.30

Dilihat dari jenis penelitiannya, dalam mengumpulkan data, teknik

yang digunakan peneliti adalah wawancara dan studi pustaka.

1. Wawancara: Dalam pengumpulan data melalui wawancara, peneliti

akan mewawancarai Aparatur Sipil Negara Kantor Kesekretariatan

DPRD Kota Depok, Calon Legislatif incumbent DPRD Kota Depok,

dan Badan Pengawas Pemilu Kota Depok.

2. Studi Pustaka: Dalam studi pustaka, penulis mengumpulkan data-data

yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dari berbagai literatur

yaitu jurnal, buku, karya ilmiah dan sumber media elektronik.

F.3 Sumber Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian dibagi ke dalam dua jenis data

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari

sumbernya secara langsung. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat

30

Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis (Yogyakarta:

Suaka Media, 2015), h. 12.

Page 34: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

22

dari pihak kedua dalam artian seperti melalui buku, koran, skripsi, tesis, jurnal dan

lain-lain yang sifatnya dokumentasi.31

Data primer akan dikumpulkan oleh penulis melalui sumber-sumber

langsung dilapangan yaitu melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak

terkait (ASN Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok, Bawaslu Kota Depok,

Calon Anggota Dewan Legislatif incumbent 2019 Kota Depok). Sedangkan data

sekunder akan dikumpulkan melalui sumber-sumber penelitian terkait

permasalahan penulis yang telah ada sebelumnya dari berbagai literatur yaitu

jurnal, buku, karya ilmiah dan sumber media elektronik.

F.4 Analisis Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti

pengolahan data, analisis data, serta pembuatan kesimpulan tentang keadaan

secara nyata dan objektif. Data yang diperoleh baik data primer maupun data

sekunder akan dianalisis lebih lanjut menggunakan teori-teori yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian. Teori yang akan digunakan oleh penulis adalah

teori politik birokrasi, netralitas birokrasi, dan regulasi yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.

31

Bagja Waluya, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (Bandung: Setia Purna

Inves, 2007), h. 79.

Page 35: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

23

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan hal yang sangat penting karena

mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari masing-masing bab

yang saling berkaitan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam

penyusunannya, sehingga terhindar dari kesalahan. Dalam penelitian ini, penulis

membagi skripsi ini menjadi lima bab, sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan.

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang

menjelaskan bagaimana netralitas ASN dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota

Depok. Diawali dengan mendeskripsikan masalah yang dibahas secara umum ke

khusus dalam pernyataan masalah. Selain itu dalam bab ini akan dijelaskan

mengenai pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika Penulisan.

BAB II: Kerangka Teoretis.

Dalam bab ini diuraikan pembahasan mengenai teori yang dipakai dalam

penelitian ini. Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori birokrasi dan politik,

netralitas aparatur sipil negara, dan regulasi yang mengatur permasalahan

netralitas ASN. Teori ini akan menjawab rumusan masalah dan dijelaskan

relevansinya terhadap penelitian Studi Netralitas Aparatur Sipil Negara Kantor

Kesekretariatan DPRD Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok.

Page 36: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

24

BAB III: Gambaran Umum

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang dan gambaran

umum dari objek penelitian, yaitu ASN Kantor Kesekretariatan DPRD Kota

Depok, DPRD Kota Depok, dan Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan.

Pada bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian yang berupa deskripsi

informan, analisis hasil wawancara dan telaah pustaka dengan beberapa teori yang

relevan dengan penelitian, dan pembahasan naratif mengenai bentuk-bentuk

Keterlibatan Aparatur Sipil Negara Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok

dalam Pemilu Legislatif tingkat Kota tahun 2019 dan faktor-faktor penyebab dari

keterlibatan tersebut.

BAB V: Penutup.

Meliputi kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang

dibahas. Selain itu, dalam penutup ini penulis juga mencantumkan saran-saran

terhadap hasil temuan dari permasalahan yang dibahas.

Page 37: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

25

BAB II

KERANGKA TEORETIS

A. Konsep Dasar Birokrasi

A.1 Teori Birokrasi

Kajian tentang birokrasi berasal dari negara-negara Barat pada awal abad

ke-19. Pada mulanya birokrasi dikenal sebagai Bureaucratie lalu berubah menjadi

Burokratie (Jerman), Burocrazia (Italia) dan pada akhirnya menjadi Bureaucrazy,

Bureaucrat, Bureucratic, Bureaucratism, Bureaucratist dan Bureaucratization

(Inggris).32

Dari aspek etimologi, birokrasi berasal dari bahasa Prancis, „Bureau‟ yang

berarti meja tulisan yang bermakna sebagai tempat para pegawai bekerja, dan

„Cratos‟ berasal dari bahasa Yunani yang berarti kekuasaan atau kepemimpinan.

Maka dari itu birokrasi dapat diartikan sebagai pegawai pemerintah yang

menjalankan sistem pemerintahan berdasarkan hirarki.33

Menurut Miftah Thoha, birokrasi merupakan suatu sistem yang dibuat

untuk mengatur organisasi yang besar agar diperoleh pengelolaan yang efektif,

efisien, dan rasional. Dalam hal ini birokrasi dijalankan oleh adalah aparatur

negara baik sipil maupun militer.34

32

Martin Albrow, Birokrasi (Cetakan Ketiga). Penerjemah M. Rusli Karim dan Totok

Daryanto (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 2004), h. 36-37. 33

Martin Albrow, Birokrasi, h. 36-37. 34

Miftah Thaha dalam Haniah Hanafie dan Ana Sabhana Azmy, Kekuatan-Kekuatan

Politik (Depok: Rajawali Press, 2018), h. 130-131.

Page 38: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

26

Menurut Yahya Muhaimin, birokrasi dijalankan oleh suatu biro, badan

eksekutif pemerintah dan keseluruhan pejabat publik dengan sistem hirarki

jabatan dari tingkat tinggi hingga ketingkat rendah, dijalankan oleh birokrat

(Aparatur Sipil Negara) maupun militer yang mendapatkan tugas dari pemerintah

dan diberi digaji sesuai dengan jabatannya.35

Tugas utama birokrat adalah membantu masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan publik yang bersifat administratif. Selain itu, birokrasi memiliki

berbagai fungsi yaitu: melaksanakan pelayanan publik dalam bidang administratif,

melaksanakan pembangunan yang profesional (merit system), sebagai perencana,

pelaksana dan pengawas kebijakan (manajemen pemerintahan), dan sebagai alat

perpanjangan tangan pemerintah untuk melayani kepentingan masyarakat dan

negara.36

Menurut Zainuddin Mustapa, birokrasi pemerintah memiliki sifat yang

berbeda dari organisasi lainnya, yaitu: Pertama, adanya spesialisasi atau

pembagian kerja. Kedua, adanya hirarki yang berkembang. Ketiga, adanya suatu

sistem dari suatu prosedur, aturan-aturan, pembagian jam kerja, diberi gaji,

memiliki hak dan kewajiban. Keempat, adanya hubungan-hubungan kelompok

yang bersifat impersonalitas. Kelima, adanya promosi dan jabatan berdasarkan

keahlian.37

35

Yahya Muhaimin, “Beberapa Segi Birokrasi di Indonesia”, Jurnal Prisma, Vol. 5,

No.10 (Oktober, 1990): h. 21. 36

Feisal Tamin, Reformasi Birokrasi: Analisis Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara

(Jakarta: Belantika, 2004), h. 62. 37

Zainuddin Mustapa, Bunga Rampai Birokrasi: Isu-isu Stratejik Seputar Birokrasi

(TTp: Celebes Media Perkasa, 2017), h. 2-3.

Page 39: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

27

A.2 Model-Model Birokrasi

Dalam Haniah Hanafie, terdapat tiga model birokrasi yang dijelaskan oleh

Ledivina Carino yaitu: 38

1. Birokrasi yang dianggap sebagai hasil dari tarik menarik berbagai

golongan yang tidak satupun dominan.

2. Birokrasi yang dianggap sebagai pelayan golongan yang berkuasa

(pemerintah/pemilik modal). Dalam hal ini keputusan yang dibuat

oleh birokrasi akan selalu dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan

elit politik atau pemilik modal.

3. Birokrasi yang dianggap sebagai suatu organisasi yang netral bersifat

otonom-relatif terhadap berbagai elemen masyarakat sehingga tidak

dapat dipengaruhi. Keputusan yang dibuat oleh birokrasi didasarkan

rasionalitas tanpa ada campur tangan politik.

Jika berbicara mengenai model birokrasi, banyak ilmuan politik yang telah

berkontribusi menyumbangkan pemikirannya tentang konsep birokrasi. Terdapat

tiga perbedaan model birokrasi yang dirumuskan oleh para ahli yaitu:39

1. Model Birokrasi Netral

Birokrasi yang bermakna netral diartikan sebagai keseluruhan pejabat

negara baik pada jajaran eksekutif ataupun organisasi berskala besar yang digaji

oleh pemerintah (negara), yang mengerjakan tugas administratif dan melakukan

pelayanan terhadap masyarakat. Tokoh pendukungnya adalah Peter M. Blau.

38

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, h. 28. 39

Rini Martini, Birokrasi dan Politik (Semarang: UPT UNDIP Press, 2012), h. 11-12.

Page 40: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

28

Menurut Peter M. Blau dan Mashall W. Meyer, birokrasi adalah tipe

organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administratif dengan

mengkoordinasi secara sistematis dan teratur pekerjaan dari anggota organisasi

tersebut.40

Birokrasi adalah lembaga yang sangat kuat untuk meningkatkan

kapasitas potensial anggotanya yang memiliki sifat rasional dan netral dalam

menjalankan tugas administratif.

2. Model Birokrasi Positif

Birokrasi yang bermakna positif mengartikan birokrasi sebagai legal-

rasional yang bekerja secara efektif dan efisien. Birokrasi dibutuhkan oleh negara

maupun masyarakat. Tokoh yang mendukungnya adalah Max Weber dan GWF

Hegel.

Weber menyebut birokrasi sebagai “a modern officialdom” (pejabat

modern) baik sipil maupun militer yang secara pribadi bebas dalam melakukan

tugas namun tetap dibatasi sesuai ruang lingkup jabatannya.41

Setiap pejabat

pemerintah tidak mempunyai tanggungjawab publik kecuali pada bidang tugas

yang dibebankan kepadanya dan tidak memiliki kaitan dengan kepentingan

pribadi.

Weber menjelaskan bahwa birokrasi atau aparat pemerintah merupakan

unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu negara.

Menurut Weber birokrasi merupakan sistem yang memiliki struktur, diatur secara

40

Peter M. Blau dan Marshall W. Meyer, Birokrasi dalam Masyarakat Modern.

Penerjemah Slamet Rijanto (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2000), h. 3-5. 41

Zainuddin Mustapa, Bunga Rampai Birokrasi: Isu-isu Stratejik Seputar Birokrasi, h.

16.

Page 41: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

29

normatif dan memiliki mekanisme agar diperoleh pengelolaan yang efisien,

rasional dan efektif. Adapun karakteristik birokrasi yang ideal menurut Weber

adalah sebagai berikut:42

Individu pejabat secara personal bebas namun dibatasi oleh jabatannya,

dalam artian pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya untuk

kepentingan pribadi atau seseorang.

Jabatannya disusun dalam tingkat hirarki dengan tugas dan fungsi jabatan

yang jelas.

Memiliki kontrak jabatan yang berisi wewenang dan tanggung jawab yang

harus dijalankan dengan bijaksana.

Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya.

Memiliki gaji dan tunjangan pensiun sesuai jabatan hirarki dan memiliki

pengembangan karir.

Pejabat dibawah pengendalian dan pengawasan suatu sistem yang disiplin,

dalam artian pejabat harus bersifat apolitik dan netral.

Birokrat tidak mempunyai kepentingan pribadi apapun dalam menjalankan

tugasnya. Tindakan birokrat harus didasarkan pada rationally purposeful

action yang dikendalikan oleh rational understanding.

Namun beberapa ahli menyebutkan bahwa birokrasi Weberian hanya

menekankan bagaimana seharusnya mesin birokrasi itu secara profesional dan

rasional dijalankan. Tipe ideal briokrasi yang dijelaskan oleh weber hanya sebuah

42

M. Adian Firnas, “Politik Dan Birokrasi: Masalah Netralitas Birokrasi Di Indonesia Era

Reformasi”, h. 165-166.

Page 42: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

30

konstruksi yang digunakan untuk membandingkan birokrasi antara yang satu

dengan organisasi yang lain.43

Menurut G.W.F Hegel, dalam bukunya yang berjudul “Philosophy of

Right”, birokrasi digambarkan dalam bentuk „sittlichkeit‟, atau diterjemahkan

sebagai tatanan sosial-moral masyarakat. Hegel mengatakan bahwa masyarakat

sebagai sittlickeit dibagi dalam tiga tingkatan yaitu keluarga, masyarakat sipil dan

negara. Birokrasi merupakan bagian dari negara dan masyarakat sipil.44

Selain itu, Hegel menjelaskan bahwa fungsi birokrasi tidak hanya sebagai

pelayanan publik yang bersifat administratif, melainkan sebagai fungsi mediasi

dari kepentingan partikular masyarakat sipil dan kepentingan negara. Dapat

disimpulkan bahwa dalam pandangan Hegel, birokrasi memiliki peran dan fungsi

untuk menjembatani atau penghubung antara kepentingan masyarakat sipil dan

kepentingan negara.

3. Model Birokrasi Negatif

Birokrasi yang bermakna negatif diartikan sebagai patologi birokrasi

(penyakit). Dalam artian birokrasi adalah organisasi yang tidak efektif, tidak

efisien, korupsi dan tidak netral karena hanya akan berpihak pada penguasa.

Tokoh pendukungnya adalah Karl Marx.

43

Irwan Noor, “Birokrasi Weber dalam Perspektif Administrasi Publik”, artikel diakses

pada 14 Juli 2019 dari Http://Irwannoor.Lecture.Ub.Ac.Id/ 44

Irfan Setiawan, Rekonstruksi Birokrasi Pemerintahan Daerah (TTp: Institut

Pemerintahan Dalam Negeri, 2014), h. 39-41.

Page 43: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

31

Berbeda dengan teori Weber dan Hegel, Karl Marx menempatkan posisi

birokrasi sebagai suatu kelompok kepentingan. Marx menganggap birokrasi

hanyalah alat bagi kelas yang berkuasa yaitu kaum borjuis dan kapitalis untuk

mengeksploitasi kaum proletar.

Menurut Marx, Birokrasi adalah instrumen negara yang digunakan untuk

melaksanakan kekuasaan dominasinya terhadap kelas sosial lainnya. Negara

dianggap tidak mewakili kepentingan umum melainkan hanya mewakili kelas

dominan. Pada tingkatan tertentu, birokrasi menjalin hubungan khusus yang erat

dengan kelas dominan dan pemerintah. Eksistensinya sangat bergantung terhadap

kelas dominan, maka dari itu Marx menganggap birokrasi akan sulit bersifat netral

dan berpihak pada kepentingan rakyat. 45

B. Politik dan Birokrasi

Selama 32 tahun pemerintahan Orde Baru, birokrasi dibangun untuk

memperkuat kekuasaan penguasa. Pada dasarnya politik erat kaitannya dengan

power (kekuasaan). Saat seseorang telah memperoleh kekuasaan, maka akan

mempengaruhi dan memaksakan keinginan politiknya terhadap orang lain.

Birokrasi pemerintah sangat kuat melebihi kekuatan rakyat sehingga

birokrasi pemerintahan Orde Baru diibaratkan sebagai kerajaan pejabat

(officialdome). Lembaga kontrol rakyat yang dipegang oleh lembaga Legislatif

selama pelaksanaan sistem birokrasi pemerintah orde baru tidak mampu

45

Miftah Thaha, Birokrasi Pemerintah Indonesia Di Era Reformasi, h. 23.

Page 44: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

32

melaksanakan fungsinya, sehingga birokrasi pemerintah semakin kuat dan tidak

tertandingi.

B.1 Teori Kontrol Politik Birokrasi

Menurut Frederickson dan Smith, politik birokrasi adalah suatu keadaan di

mana birokrasi mendominasi urusan-urusan politik, atau dengan kata lain

birokrasi sering melakukan keterlibatan dalam pembuatan agenda kebijakan dan

aktivitas-aktivitas politik.46

Dalam teori ini birokrasi dipandang sebagai individu

yang memiliki emosi, tata nilai dan tujuan yang tidak selamanya sesuai atau

sejalan dengan tujuan organisasi, sehingga melibatkan dirinya dalam politik

praktis yang menguntungkan.

Kingdom dan Bardach melihat bahwa pada dasarnya politik dan birokrasi

tidak dapat dipisahkan. Birokrasi seringkali terlibat dalam proses pembuatan

kebijakan yang dibuat oleh eksekutif, begitupun sebaliknya pejabat eksekutif

seringkali melakukan intervensi terkait pelaksanaan tugas administrasi yang

dilaksanakan oleh birokrasi.47

Agar birokrasi terhindar dari kepentingan politik, Wilson dan Goodnow

berpendapat bahwa, perlu ada kontrol politik atas birokrasi. Kontrol tersebut

adalah dengan adanya garis pemisah atau dikotomi di antara kepentingan politik

dengan birokrasi.48

Hal tersebut dikarenakan politik dan birokrasi memiliki tujuan

yang berbeda. Politik memiliki fungsi sebagai pembuat kebijakan, sedangkan

46

Miftah Thoha, dkk., Governance Reformasi Di Indonesia: Mencari Arah Kelembagaan

Politik Yang Demokratis dan Birokrasi Yang Profesional (Yogyakarta: Gava Media, 2009), h. 299. 47

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, h. 32. 48

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, h. 31-32.

Page 45: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

33

birokrasi adalah pelaksana dari kebijakan tersebut. Keduanya tidak dapat

melakukan intervensi atas tugas yang dimiliki karena dapat melahirkan

ketidaknetralan.

Terdapat empat model birokrasi dalam teori kontrol politik atas birokrasi

menurut James H Svara yaitu:49

1. Policy Administrator Dichotomy: Dalam model ini dijelaskan bahwa,

terdapat pemisahan dan pembagian kekuasaan antara eksekutif dalam

pembuatan kebijakan (elit politik), dengan pelaksanaan administrasi yang

dilakukan birokrasi.

2. Mixture in Policy: Dalam model ini dijelaskan bahwa, politik dan

administrasi didefinisikan sebagai distribusi nilai, biaya dan manfaat.

Keduanya (politik dan birokrasi) memiliki kontribusi dalam proses

tersebut. Birokrasi memiliki kesempatan untuk membuat usulan kebijakan,

menyusun anggaran, menetapkan pelayanan publik dan merumuskan

kebijakan bersama pejabat eksekutif.

3. Mixture In Administration: Dalam model ini dijelaskan bahwa, terdapat

kontrol pejabat eksekutif terhadap pelaksanaan administrasi yang

dilakukan oleh birokrasi. Pejabat eksekutif memiliki wilayah kekuasaan

yang luas dan mencampuri kegiatan administrasi sehari-hari.

4. Elected Official Administrator As Co-Equal In Policy: Model ini

dianggap terbaik karena merepresentasikan kerjasama yang baik antara

pejabat eksekutif dan birokrasi. Tidak ada pemisahan kekuasaan,

49

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, h. 32-36.

Page 46: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

34

melainkan penghargaan atas tugas dan tanggungjawab masing-masing.

Dalam model ini, birokrasi dan politik berdampingan melaksanakan tugas

dan fungsinya tanpa adanya kontrol dari salah satu pihak.

Secara teoritik, birokrasi memiliki kepentingan politik sebagai berikut:50

Pertama, birokrasi cenderung memperbesar anggaran. Kecenderungan ini

membuat birokrasi sering disebut sebagai „budget maximizer‟. Kedua, birokrasi

cenderung menjaga stabilitas karir mereka. Ketiga, birokrasi memiliki

berkepentingan terhadap standard operating procedure (SOP) yang birokratis,

karena memberikan kesempatan kepada birokrasi untuk mempraktekkan perilaku

rent-seeking dalam proses penyampaian pelayanan publik. Kesimpulannya

brokrasi selalu melakukan kalkulasi biaya dan manfaat politik dalam proses

pembuatan kebijakan.

Selain itu dalam Alamsyah, Leonard D. White menjelaskan bahwa

administrasi berkaitan dengan bagaimana memanajemen orang-orang dan barang-

barang material untuk mencapai tujuan tertentu. Goodnow juga menegaskan

bahwa meskipun birokrasi dan politik sama-sama melekat pada government, tetapi

politik dan administrasi merupakan dua fungsi yang berbeda. Politik memiliki

fungsi yang berkaitan dengan masalah “expression the state will”, sedangkan

administrasi memiliki fungsi yang berkenaan soal “the excecution of these

policies”.51

50

Alamsyah, “Politik dan Birokrasi: Reposisi Peran Birokrasi Publik dalam Proses Politik

Lokal”, h. 58-59. 51

Alamsyah, “Politik Dan Birokrasi: Reposisi Peran Birokrasi Publik Dalam Proses

Politik Lokal”, Jurnal Administrasi Publik, Vol. 2, No. 1 (April, 2003): h. 56-57.

Page 47: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

35

B.2 Politisasi Birokrasi

Menurut Rini Martini, politisasi birokrasi adalah suatu keadaan di mana

birokrasi menjalankan tugas dan melakukan tindakan berdasarkan kepentingan-

kepentingan politik. Atau dengan kata lain urusan politik telah mendominasi dan

mencampuri tugas administratif.52

Teori politisasi birokrasi menurut Kingdom dan Bardach menjelaskan

bahwa, administrasi dengan politik tidak dapat dipisahkan, karena secara praktek

administrasi bukan hanya aktivitas teknis dan netral dari politik. Teori politisasi

birokrasi juga menjelaskan bahwa keputusan yang dibuat adalah hasil tawar

menawar dan negosiasi antara pejabat eksekutif dengan birokrasi.53

Dalam prakteknya, birokrasi tidak dapat dipisahkan dari pembahasan yang

berkaitan dengan kegiatan politik. Dibentuknya birokrasi dianggap sebagai sarana

bagi penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya, serta sebagai sarana bagi

penguasa untuk mengimplementasikan kekuasaan dan kepentingan mereka. Kuat

lemahnya birokrasi berkaitan dengan peranan kepemimpinan yang kuat dengan

dukungan ekonomi yang kuat. Semakin kuat pengaruh kepemimpinan, semakin

kuat pula birokrasi yang mendukung kepemimpinan itu sendiri.

Menurut Graham Alisson, terdapat model-model yang memberikan

pengaruh terhadap aktor elit politik dalam membuat keputusan dan menciptakan

kebijakan, yaitu:54

52

Rini Martini, Birokrasi dan Politik (Semarang: UPT UNDIP Press, 2012), h. 20. 53

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, h. 39-40. 54

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, h. 40.

Page 48: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

36

1. Model Klasik (Model Aktor Rasional): Model ini menjelaskan bahwa

keputusan ditentukan oleh aktor tunggal tanpa melibatkan elemen

masyarakat lain.

2. Model Paradigma Proses Organisasi: Model ini menjelaskan bahwa

proses pembuatan keputusan dilakukan sesuai dengan SOP (Standart

Operational Procedure) yang dilakukan secara formal tanpa keluar dari

ketentuan yang ada.

3. Model Paradigma Politik Birokrasi: Model ini menjelaskan bahwa

sebuah keputusan merupakan produk dari tawar menawar yang dilakukan

oleh pejabat eksekutif dengan berbagai elemen organisasi yang

bersangkutan.

Pola hubungan birokrasi dengan eksekutif sering disebut sebagai

excecutive ascedency. Dalam hal ini peran dan fungsi birokrasi sangat tergantung

pada kekuasaan yang melekat pada jabatan politik pembuat kebijakan publik.

Birokrasi juga dianggap sebagai kekuatan pengimbang dari kekuasaan pejabat

politik.55

Dalam pola excecutife ascedency, hubungan kerja antara pejabat eksekutif

pembuat kebijakan dengan birokrasi pelaksana administratif dianggap belum

berjalan secara sistematik. Hubungan tersebut membawa pengaruh fungsi

birokrasi menjadi mesin politik dan pelengkap dari eksistensi pejabat politik. Hal

tersebut dikarenakan birokrat memiliki posisi sebagai bawahan secara langsung

dari aktor politik, sehingga menimbulkan intervensi dari penguasa.

55

Miftah Thaha, Governance Reformasi Di Indonesia, h. 302-303.

Page 49: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

37

Gambar II.1

Pola Hubungan Politik dan Birokrasi

Domain politik

Membuat kebijakan

Domain administrasi

Pelaksana kebijakan

Sumber: Miftah Thaha, 2008: 32.

Pada gambar di atas, pola hubungan dari atas ke bawah menunjukkan

bahwa aktor politik ataupun pejabat eksekutif mendominasi proses pembuatan

keputusan dan dapat mengintervensi birokrasi dalam pelaksanaan kebijakan.

Namun, aktor politik hanya akan bisa terlibat aktif dalam politisasi birokrasi

ketika ia memiliki power. Dominasi kepemimpinan pejabat politik atas birokrasi

dipacu oleh dikotomi antara politik dan administrasi, serta asumsi tentang

superioritas fungsi-fungsi politik atas administrasi.56

56

Miftah Thoha, Reformasi Birokrasi Pemerintah, h. 23.

Pejabat

eksekutif DPR/D

Pejabat

birokrasi

Page 50: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

38

Dalam teori politisasi birokrasi, posisi institusi birokrasi sangat dibutuhkan

oleh elit politik dalam rangka menopong pencapaian tujuannya. Posisi birokrasi

dianggap memiliki keuntungan karena memiliki sumber daya yang mampu

membantu elit politik mencapai tujuannya. Adapun sumber daya tersebut adalah:

penguasaan informasi dan keahlian, memiliki masa, mampu memonopoli

legitimasi politik, bersifat permanen dan stabil, memiliki penguasaan resources,

dan berperan sebagai personifikasi negara. Dengan power tersebut, birokrasi dapat

melakukan proses tawar menawar dan membantu elit politik mencapai

tujuannya.57

C. Netralitas Birokrasi

C.1 Pengertian Netralitas Birokrasi

Menurut Miftah Thoha, netralitas birokrasi pada hakikatnya adalah suatu

sistem di mana birokrasi tidak akan berubah memberikan pelayanan terhadap

pemerintah, meskipun pemimpinnya berganti.58

Ketika terjadi pergantian

kekuasaan, hal tersebut tidak akan mengganggu kerja birokrasi yang memberikan

pelayanan kepada publik. Birokrasi akan bekerja secara profesional sesuai dengan

kapasitas dan otoritas yang dimilikinya.

57

Alamsyah, “Politik dan Birokrasi: Reposisi Peran Birokrasi Publik dalam Proses Politik

Lokal”, h. 57-58. 58

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Implikasinya (Jakarta: Rajawali

Grafindo Persada, 2013), h. 168

Page 51: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

39

Menurut Tatang Sudrajat, netralitas birokrasi adalah dibersihkannya

birokrasi dari keterlibatannya dalam aktivitas politik.59

Birokrasi akan tetap

dibutuhkan kontribusinya dalam membantu pelaksanaan dari perumusan

kebijakan, namun birokrasi tidak dapat digunakan oleh pemimpin eksekutif untuk

meraih dan mempertahankan kekuasaan politik. Tujuan birokrasi yang

sesungguhnya adalah sebagai instrumen negara untuk melayani kepentingan

publik, atau memenuhi tuntutan publik.

Idealnya birokrasi harus bersifat netral, artinya birokrasi pemerintah harus

tetap berfungsi sebagaimana mestinya, terlepas dari partai politik manapun yang

menang dalam pemilihan umum. Menurut Kacung Marijan, keinginan untuk

membuat birokrasi netral dari politik adalah untuk menghindari adanya

penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) terhadap birokrasi.60

C.2 Kriteria Netralitas Birokrasi

Demi terciptanya birokrasi pemerintah yang stabil dan bersih, maka

seorang Aparatur Sipil Negara dilarang menjadi pengurus partai politik atau dan

terlibat dalam politik praktis. Hal tersebut terkandung dalam Undang-Undang No.

5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dalam Pasal 2 huruf f menyebutkan

bahwa penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN didasarkan pada asas

59

Tatang Sudrajat, “Netralitas PNS dan Masa Depan Demokrasi Dalam Pilkada Serentak

2015”, h. 359. 60

Tatang Sudrajat, “Netralitas PNS dan Masa Depan Demokrasi Dalam Pilkada Serentak

2015”, h. 360.

Page 52: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

40

netralitas. Selain itu dalam Pasal 9 ayat 2, pegawai ASN harus bebas dari

pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.61

Terdapat dua indikator yang digunakan untuk mengukur netralitas

Aparatur Sipil Negara:62

Tidak Terlibat. Dalam hal ini birokrasi tidak boleh terlibat menjadi tim

sukses calon kandidat dalam masa kampanye atau menjadi peserta

kampanye baik menggunakan atribut partai ataupun atribut ASN.

Tidak Memihak. Dalam hal ini birokrat tidak membantu keputusan atau

tindakan yang menguntungkan salah satu pasangan calon, tidak

mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan salah satu

calon yang meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian

barang kepada ASN dalam lingkup unit kerjanya, anggota keluarganya

dan masyarakat, serta tidak membantu menggunakan fasilitas negara

dalam rangka pemenangan salah satu calon pada masa kampanye.

Untuk menjaga netralitas ASN, Kementrian Pemberdayaan Aparatur

Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (MENPAN-RB) telah

mengeluarkan peraturan dengan nomor: B/71/M.SM.00.00/2017 tentang

Pelaksanaan Netralitas bagi ASN pada Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah

Serentak tahun 2018, Pemilihan Legislatif tahun 2019, dan Pemilihan Presiden

dan Wakil Presiden tahun 2019. Surat edaran yang dikeluarkan oleh MENPAN-

61

Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. 62

Tedi Sudrajat Dan Agus Mulya Karsona, “Menyoal Makna Netralitas Pegawai Negeri

Sipil dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara”, h. 89.

Page 53: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

41

RB tersebut berisikan mengenai apa-apa saja larangan yang dilakukan oleh ASN

selama Pemilu. Adapun larangan tersebut adalah sebagai berikut: 63

Melakukan pendekatan terhadap partai politik.

Memasang atribut yang mempromosikan bakal calon.

Mendeklarasikan dirinya sebagai bakal calon.

Menghadiri kampanye dengan atau tanpa atribut partai.

Mengunggah, menanggapi atau memperluas gambar atau video dan visi

misi calon melalui media sosial, melakukan foto bersama bakal calon, dan

menjadi pembicara dalam pertemuan partai.

Agar terciptanya demokrasi yang jujur dan adil, dibutuhkan ASN yang

netral terhadap segala bentuk kegiatan politik, tidak memihak kubu manapun,

serta bebas dari segala jenis tuntutan politik.

Maka dari itu, untuk menopang lahirnya sikap netral dalam tubuh ASN,

dibutuhkannya profesionalisme yang melekat dalam tubuh ASN. Profesionalisme

yang tinggi perlu dikembangkan bukan hanya untuk meningkatkan kompetensi

tetapi juga meningkatkan kemandirian birokrasi dalam menghadapi tekanan dan

intervensi politik. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Robbins bahwa:

“Selection of members is based on their qualifications rather than on

"who they know"; requirements of the position determine who will be

employed and in what positions; and performance is the criterion for

promotions. Commitment to the organization is maximized and conflicts of

interest eliminated by providing lifetime employment and separating

63

Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia No: B/71/M.SM.00.00/2017 tentang Pelaksanaan Netralitas bagi ASN pada

Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Serentak tahun 2018, Pemilihan Legislatif tahun 2019,

dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019.

Page 54: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

42

members‟ off-the-job roles from those required in fulfilling organizational

responsibilities”64

Jika ASN tidak mampu menjaga sikap netralnya, maka terdapat hal-hal

yang dikhawatirkan yaitu: kepentingan masyarakat terdistorsi, pelayanan tidak

optimal, penempatan jabatan cenderung melihat keterlibatan ASN dalam

pemenangan salah satu calon, serta jabatan di birokrasi diisi oleh ASN yang tidak

kompeten. Menurut Kacung Marijan, terdapat tiga hal yang dianggap rawan

ketika birokrasi terlibat dalam politik:65

1. Munculnya intervensi politik di dalam penempatan jabatan-jabatan di

dalam birokrasi. Pada dasarnya, penempatan atau promosi jabatan-jabatan

dari ASN itu sendiri harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

prestasi (merit system), lepas dari hubungan pribadi (impersonal).

Masuknya intervensi politik bisa merusak proses rekruitmen karena

penempatan jabatan didasarkan oleh relasi politik antara pejabat politik

yang menempatkannya dengan ASN tersebut.

2. Ketika ASN berpolitik maka dikhawatirkan ada penyalahgunaan sumber

keuangan dan fasilitas publik yang dimiliki ASN. Contohnya fasilitas ASN

digunakan untuk menunjang politik praktis misalnya dalam kampanye

politik, ataupun pengalokasian dan distribusi yang dimiliki ASN terhadap

partai politik yang menjadi afiliasi politiknya.

64

Tatang Sudrajat, “Netralitas PNS dan Masa Depan Demokrasi Dalam Pilkada Serentak

2015”, h. 352. 65

Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde-Baru

(Jakarta: Kencana, 2010), h. 219-220.

Page 55: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

43

3. Keterlibatan birokrasi dalam politik juga dikhawatirkan membuat

terjadinya pemihakan terhadap suatu kelompok atau partai politik tertentu

yang sealiran dengan para birokrat tersebut.

D. Pemilihan Umum

Menurut Dahlan Thaib, Pemilihan Umum (Pemilu) adalah suatu proses

pergantian kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan

konsitusi yang berlaku.66

Secara konseptual, Pemilu merupakan suatu proses

politik untuk memilih presiden, wakil presiden, wakil rakyat di parlemen, hingga

wakil di pemerintahan daerah masing-masing.

Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan

Umum, dalam Pasal 1, pengertian Pemilu adalah:

“Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana

kedaulatan rakyat untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan untuk

memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan

secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”67

Selain itu, Pemilu merupakan sarana implementasi hak kekuasaan dan

kedaulatan rakyat terhadap wakilnya, baik di parlemen maupun di pemerintahan,

sehingga wakil rakyat harus menjalankan amanat berdasarkan mandat yang telah

diberikan oleh rakyat terhadap dirinya. Maka dari itu, dalam membuat suatu

keputusan, wakil rakyat harus mengedepankan kepentingan dari rakyat.

66

Fajlurrahman Jurdi, Pengantar Hukum Pemilihan Umum (Jakarta: Kencana, 2018), h. 2 67

Undang-Undang No, 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Page 56: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

44

Menurut JJ. Rousseau, dalam melaksanakan kedaulatan rakyat di negara

demokrasi, para wakil rakyat yang duduk di parlemen tersebut harus bertindak

atas nama rakyat melalui kehendak hukum.68

Agar wakil-wakil rakyat tersebut

bertindak atas nama rakyat, maka perlu diadakan suatu pemilihan berdasarkan

mekanisme melalui Pemilihan Umum (general election) berdasarkan kehendak

seluruh rakyat secara politik (volunte de tous).

Di Indonesia, untuk memilih wakil-wakil rakyat secara demokratis, maka

diadakan pemilihan anggota dewan legislatif yang disebut sebagai Pemilu

Legislatif. Pemilu Legislatif adalah pemilihan umum yang diselenggarakan untuk

memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.69

Anggota Legislatif yang terpilih merupakan wakil rakyat yang mewakili aspirasi

dari tiap-tiap masyarakat konstituennya, yang kemudian aspirasi tersebut menjadi

acuan dan landasan untuk membuat sebuah keputusan ataupun kebijakan.

Dalam pelaksanaan tugasnya, para wakil-wakil rakyat yang terpilih

dibantu oleh birokrat yang merupakan Aparatur Sipil Negala dalam lembaga

Kesekretariatan Dewan. Hanya saja tugas dari ASN sebatas tugas administratif

dan tidak diperbolehkan terlibat dalam politik praktis Pemilu. Dalam artian, ASN

memiliki hak suara dalam memilih wakil rakyat, namun tidak diperbolehkan

untuk ikut andil dalam proses-proses politik Pemilu.

68

Jean Jacques Rousseau, Du Contract Social: Perjanjian Sosial, (Jakarta: Visimedia,

2009), h. 46. 69

Fajlurrahman Jurdi, Pengantar Hukum Pemilihan Umum, h. 105.

Page 57: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

45

Agar terwujudnya Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan

adil, maka diperlukan adanya suatu lembaga penyelenggara Pemilu agar Pemilu

tersebut dilaksanakan berdasarkan asas pemilihan umum sebagaimana yang

ditentukan dalam peraturan perUndang-Undangan.

Penyelengara Pemilu dibentuk dengan tujuan untuk: memperkuat sistem

ketatanegaraan yang demokratis, mewujudkan Pemilu yang adil, berintegritas,

efektif dan efisien, menjamin konsistensi pengaturan sistem Pemilu, serta

memberikan kepastian hukum dan mencegah duplikasi dalam pengarahan

pemilu.70

Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,

Pasal 1 angka (7) menjelaskan bahwa, adapun penyelenggara Pemilu adalah:71

“Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan pemilu

yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu dan

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi

Penyelenggara Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan

untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara langsung

oleh rakyat.”

1. Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Komisi Pemilihan Umum adalah Komisi (KPU) adalah lembaga

Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri dalam

melaksanakan pemilu. KPU terdiri atas: KPU, KPU Provinsi, KPU

kabupaten/Kota, PPK, PPS, PPLN, KPPS, KPPSLN.

70

Indra Pahlevi, “Lembaga Penyelenggara Pemilihan Umum Di Indonesia: Berbagai

Permasalahannya”, Jurnal Politica, Vol. 2 No. 1 (Juni, 2011): h. 56-57. 71

Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Page 58: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

46

Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum Pasal

10 dan Keputusan Presiden No. 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Umum Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan

Pemilihan Umum maka tugas dan wewenang KPU adalah sebagai

berikut:72

Merencanakan, mempersiapkan dan memimpin tahapan kegiatan

pelaksanaan Pemilihan Umum.

Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang

berhak sebagai peserta Pemilihan Umum.

Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut

PPI dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari

tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II

untuk setiap daerah pemilihan serta menetapkan keseluruhan hasil

Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR, DPRD I

dan DPRD II.

2. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)

Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilu, Pasal 1 angka 15 dan 16, pengertian Badan Pengawas Pemilu

(Bawaslu) adalah:

72

Artikel diakses dari portal resmi Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia pada 30

Oktober 2010 dari https://www.kpu.go.id/

Page 59: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

47

“Bawaslu adalah badan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan

pemilu diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

panitia pengawas Pemilu Provinsi dan Panitia Pengawas Pemilu

kabupaten/Kota adalah Panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk

mengawasi penyelenggaraan pemilu di wilayah Provinsi dan

Kabupaten /kota.”73

Adapun tugas dari Bawaslu adalah mengawasi pelaksanaan tahapan

Pemilu, menerima pengaduan, serta menangani kasus-kasus pelanggaran

administrasi, pidana Pemilu dan kode etik.74

3. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)

Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan

Umum, Pasal 1 angka 24, pengertian Dewan Kehormatan Penyelenggara

Pemilihan Umum (DKPP) adalah suatu lembaga yang dikhususkan untuk

mengimbangi dan mengawasi kinerja dari KPU dan Bawaslu serta

jajarannya.75

Tugas dan wewenang dari DKPP adalah memeriksa dan memutus aduan

dan/atau laporan adanya dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan

oleh anggota KPU, provinsi, Kabupaten/Kota, anggota Bawaslu, Provinsi

dan Kabupaten/Kota.76

73

Undang-Undang No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu. 74

Artikel diakses dari portal resmi Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia pada 30

Oktober 2019 dari https://www.bawaslu.go.id/ 75

Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. 76

Artikel diakses dari Portal Resmi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Republik

Indonesia pada 30 Oktober 2019 dari http://dkpp.go.id/

Page 60: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

48

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Wilayah Kota Depok

Pada mulanya Depok merupakan sebuah Kecamatan yang berada di

lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor,

kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas

maupun pengembang. Kota Depok memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:77

Visi Kota Depok: “Kota Depok yang Unggul dan Religius”

Misi Kota Depok:

Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional dan transparan.

Mengembangkan sumber daya manusia yang religius, kreatif dan berdaya

saing.

Mengembangkan ekonomi yang mandiri, kokoh dan berkeadilan berbasis

ekonomi kreatif.

Membangun infrastruktur dan ruang publik yang merata, berwawasan

lingkungan dan ramah keluarga.

Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan nilai-nilai

agama dan menjaga kerukunan antar umat beragama serta meningkatkan

kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.

77

Portal Resmi Pemerintah Kota Depok, artikel diakses pada 19 Mei 2019 dari

https://www.depok.go.id/

Page 61: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

49

1. Letak Geografis Kota Depok

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19‟ 00” – 6o 28‟

00” Lintang Selatan dan 106o 43‟ 00” – 106o 55‟ 30” Bujur Timur. Secara

geografis, Kota Depok memiliki batasan-batasan wilayah sebagai berikut:78

Sebelah Utara: berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten

Tangerang dan Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Sebelah timur: berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi

dan Gunung Putri Kabupaten Bogor.

Sebelah selatan: berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan

Bojonggede Bogor.

Sebelah Barat: berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Gunung Sindur

Kabupaten Bogor.

Kabupaten Bogor.

2. Luas Wilayah Kota Depok

Kota Depok memiliki luas wilayah kurang lebih 200,29 KM2. Kota Depok

secara langsung berbatasan dengan DKI Jakarta atau berada dalam lingkungan

wilayah Jabodetabek. Kota Depok awalnya merupakan sebuah kecamatan yang

berada di lingkungan Kewedanan Wilayah Parung Kabupaten Bogor. Kemudian

pada tanggal 1 maret 1982 berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun

78

Portal Resmi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, artikel di akses pada 19 Mei

2019 dari http://www.kelair.bppt.go.id/

Page 62: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

50

1981, status pemerintahan Depok yang semula kecamatan menjadi Kota Anggota

Administratif Depok.79

Pada tanggal 27 april 1999, berdasarkan Undang-Undang Nomor 15

Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan

Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, Depok resmi menjadi Kotamadya yang

meliputi 6 wilayah Kecamatan dengan luas wilayah sebagai berikut: Kecamatan

Pancoran Mas (18,21 KM2), Kecamatan Beiji (14,30 KM2, Kecamatan

Sukmajaya (18,04 KM), Kecamatan Cimanggis (212, 22 KM2), Kecamatan

Sawangan (25,90 KM2) dan Kecamatan Limo (12,32 KM2). Selain itu

Kotamadya Depok juga memiliki 63 Kelurahan.80

Pada perkembangannya, saat ini Kecamatan di Kota Depok telah

bertambah menjadi 11 Kecamatan tambahan dengan luas wilayah sebagai berikut

yaitu: Kecamatan Cipayung (pemekaran dari Kecamatan Pancoran Mas) 11,63

KM2, Kecamatan Cilodong (pemekaran dari Kecamatan Sukmajaya) 16,09 KM2,

Kecamatan Cinere (pemekaran dari Kecamatan Limo) 10,47 KM2 dan Kecamatan

Tapos (pemekaran dari Kecamatan Cimanggis) 32, 33 KM2 dan Kecamatan

Bojongsari (pemekaran dari Kecamatan Sawangan) 19,79 KM2.81

79

Arsip Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok, Rencana Tata Ruang dan

Wilayah Kota Depok (Depok: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok, 2014), h. 6. 80

Arsip Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok, Rencana Tata Ruang dan

Wilayah Kota Depok, h. 8. 81

Arsip Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok, Rencana Tata Ruang dan

Wilayah Kota Depok, h. 9.

Page 63: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

51

3. Jumlah Penduduk Kota Depok

Berdasarkan hasil survei terakhir badan statistik Kota Depok, Jumlah

penduduk Kota Depok tahun 2017 adalah sebanyak 2.245.513 jiwa, yang terdiri

dari laki-laki sebanyak 1.135.539 jiwa, dan perempuan sebanyak 1.118.974 jiwa.

Kecamatan Cimanggis merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk

tertinggi di Kota Depok yaitu sebanyak 313.987 jiwa. Sedangkan jumlah

penduduk terendah di Kota Depok adalah Kecamatan Limo yaitu sebanyak

113.684 jiwa. Berikut tabel tersebut:82

Tabel III.1

Jumlah Penduduk Setiap Kecamatan Menurut Jenis Kelamin Di Kota Depok

Kecamatan

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin (Jiwa)

Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan

2017 2017 2017

Sawangan 81279 78334 159613

Bojongsari 65473 63421 128894

Pancoran Mas 137438 136009 273447

Cipayung 84046 81315 165361

Sukmajaya 149975 152744 302719

Cilodong 81741 80125 161866

Cimanggis 158734 155253 313987

Tapos 140750 139371 280121

Beji 108925 106290 215215

Limo 57550 56134 113684

Cinere 69628 69978 139606

Jumlah

Keseluruhan 1135539 1118974 2254513

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Depok

82

Portal Resmi Badan Pusat Statistik Kota Depok, “Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis

Kelamin Menurut Kecamatan di Kota Depok 2017”, artikel diakses pada 19 Mei 2019 dari

https://depokkota.bps.go.id/

Page 64: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

52

Pada tahun 2019, Kota Depok memiliki jumlah Aparatur Sipil Negara

sebanyak 6.212 orang. Saat ini, Pemkot Depok kekurangan sekitar 6.000 ASN.

Idealnya, Kota Depok memiliki 13.184 orang ASN untuk melayani 2 juta

penduduk.

B. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok

Sejak Kota Administrasi Depok berubah status menjadi Kotamadya pada

tanggal 27 april 1999, maka diperlukannya pembentukan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kota Depok. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok

terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun

1999 Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya

Daerah Tingkat II Cilegon.83

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok atau disingkat DPRD Kota

Depok adalah Legislatif Tingkat Kota yang berada di wilayah Kota Depok.

Anggota DPRD Kota Depok dipilih berdasarkan daftar terbuka dari partai dalam

Pemilihan Umum yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.84

DPRD Kota Depok memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:85

1. Visi DPRD Kota Depok: menjadikan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah sebagai lembaga yang terpercaya, kreatif dan produktif.

83

Portal Resmi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, artikel diakses pada 19

Mei 2019 dari http://www.dpr.go.id/ 84

Sekretariat DPRD Kota Depok, Profil DPRD Kota Depok Masa Jabatan 2014-2019

(Depok: Sekretariat DPRD Depok, 2014), h. 2. 85

Portal Resmi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok, artikel diakses pada 19

Mei 2019 dari http://dprd.depok.go.id/visi.php

Page 65: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

53

2. Misi DPRD Kota Depok:

Menyelenggarakan fungsi secara proaktif untuk kepentingan

masyarakat.

Menyelenggarakan fungsi anggaran dengan berorientasi pada

pengalokasian anggaran daerah untuk pemenuhan kebutuhan

masyarakat.

Menyelenggarakan fungsi pengawasan secara bertanggung jawab.

Meningkatkan kelembagaan DPRD dalam menjalankan tugas, fungsi,

wewenang, hak dan kewajiban lembaga dan anggota DPRD.

Pada tanggal 27 September 1999, DPRD Kota Depok mulai menetapkan

alat kelengkapan Dewan DPRD. Dibentuknya Alat Kelengkapan Dewan bertujuan

untuk membatu DPRD agar mencapai hasil kerja dan membantu kinerja

kelembagaan DPRD dalam setiap pembuatan kebijakan, sebagai prasyarat

legalnya sebuah peraturan daerah.86

Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok terdiri dari: 87

1. Pimpinan DPRD:

Terdiri dari satu ketua dan empat wakil ketua. Pemilihannya didasarkan pada

lima Partai Politik yang memperoleh kursi terbanyak di DPRD. Tugas

86

Gusti Ayu Bunga Dewi dan Ketut Sudiarti, “Fungsi Alat Kelengkapan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali Terhadap Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah”, Jurnal Universitas Udayana (Juli: 2019), h. 1. 87

Laurensius Arliman S, Lembaga-Lembaga Negara: Di Dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Yogyakarta: Deepublish, 2012), h. 84-92.

Page 66: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

54

pimpinan DPRD adalah menjalankan keputusan DPRD dalam sidang

paripurna.

2. Komisi-Komisi:

Terdiri dari setiap anggota DPRD kecuali pimpinan dan wakil DPRD.

Tergabung dalam 5 komisi yaitu Komisi A bidang Pemerintahan, Komisi B

bidang Perekonomian, Komisi C bidang Keuangan, Komisi D bidang

Pembangunan, dan Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Komisi-Komisi memiliki tugas di bidang legislasi yaitu membuat rancangan,

mengkoreksi ulang, memperbaiki, serta melakukan pengawasan terhadap

Peraturan Daerah dan APBD.

3. Badan Kehormatan Dewan (BKD):

Terdiri dari 7 orang yang ditetapkan dalam rapat paripurna. Badan

Kehormatan bertugas mengawasi, menyelidiki dan memproses anggota

DPRD yang melakukan pelanggaran baik kode etik maupun pelanggaran

Peraturan Perundang-Undangan.

4. Badan Pembentukan Peraturan Daerah (BPPD):

Terdiri dari anggota DPRD yang jumlahnya ditetapkan setiap rapat paripurna.

Tugas BLD adalah merancang, mengoreksi, menyempurnakan, dan

memastikan perda yang dibuat sudah layak untuk diajukan ke Pimpinan

DPRD.

Page 67: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

55

5. Badan Musyawarah (Bamus):

Terdiri dari Fraksi-Fraksi anggota DPRD. Tugas Badan Musyawarah adalah

mengatur dan mempersiapkan rapat DPRD agar berjalan dengan efektif dan

efisien.

6. Badan Anggaran (Banggar)

Terdiri dari anggota DPRD yang susunan keanggotaannya ditetapkan dengan

keputusan DPRD. Terdiri atas Pimpinan DPRD, Wakil dari setiap Fraksi,

Ketua setiap komisi dan wakil ketua Komisi C. Tugas Banggar adalah

mempersiapkan dan membahas acuan penyusunan rancangan APBD bersama

Pemerintah Daerah, membahas rancangan Perda APBD bersama Gubernur,

melakukan sinkronisasi terhadap hasil pembahasan di Komisi mengenai

rencana kerja dan anggaran SKPD, membahas laporan realisasi dan prognosis

yang berkaitan dengan APBD.

7. Panitia Khusus (Pansus):

Pansus adalah AKD yang bersifat sementara dengan jumlah anggota

berdasarkan kolektif dan kolegial. Panitia khusus bertugas melaksanakan

tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh rapat

paripurna dan dapat diperpanjang oleh Badan Musyawarah apabila panitia

khusus belum dapat menyelesaikan tugasnya. Panitia khusus dibubarkan oleh

DPR setelah jangka waktu penugasannya berakhir atau karena tugasnya

dinyatakan selesai.

Page 68: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

56

C. Kantor Kesekretariatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok

Sebagai lembaga Legislasi, DPRD didukung oleh sekretariat DPRD dalam

menjalankan tugas administratif dan operasional. Sekretariat DPRD tidak

termasuk anggota DPRD, karena sekretariat DPRD diangkat dan diberhentikan

oleh Gubernur dengan persetujuan DPRD dan berasal dari Aparatur Sipil Negara

yang memenuhi persyaratan. Kedudukan sekretariat DPRD berada di antara dua

pemegang kewenangan yaitu di bawah DPRD dalam kewenangan legislatif dan di

bawah Kepala Daerah dalam kewenangan eksekutif.88

Sebagaimana yang diatur Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, dalam

pasal 123 ayat 3 tugas sekretariat DPRD adalah:89

a. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD.

b. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.

c. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.

d. Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh

DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan

keuangan daerah.

Struktur organisasi Sekretariat DPRD Kota Depok terdiri atas ketua, 4

kepala bagian dan 8 kepala sub bagian yaitu:90

88

Fakhry Zamzam, Good Governance Sekretariat DPRD (Yogyakarta: Deepublish,

2015), h. 2-3. 89

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 90

Data arsip diambil dari Sekretariat DPRD Kota Depok pada 18 Oktober 2018.

Page 69: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

57

1. Kepala Bagian Persidangan:

a. Kepala sub bagian persidangan dan risalah

b. Kepala sub bagian persidangan dan per Undang-Undangan

Tugas: mengatur dan mempersiapkan kegiatan dan pelaksanaan rapat

DPRD, mengatur kelengkapan administrasi dan ruangan yang digunakan

untuk rapat DPRD, mengatur kegiatan penyambutan dan penerimaan

tamu-tamu dalam undangan, mengatur dan menyusun kegiatan dan risalah

rapat-rapat DPRD, menyiapkan dan menyusun bahan pidato dan makalah

pimpinan DPRD, menyiapkan dan menyusun surat keputusan dan laporan

hasil penyelenggaraan rapat-rapat DPRD dan melaksanakan tugas-tugas

yang diberikan oleh atasan.

2. Kepala bagian humas dan protokol:

a. Kepala sub bagian humas

b. Kepala sub bagian protokol

Tugas: melaksanakan penyusunan fungsi dan petunjuk teknis pembinaan

dan penyelenggaraan kegiatan kehumasan dan protokoler DPRD,

memantau dan mengikuti semua kegiatan kehumasan dan protokoler

DPRD, menyelenggarakan koordinasi dengan dinas/instansi mengenai

kehumasan DPRD, dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

3. Kepala Bagian Keuangan:

a. Kepala Sub Bagian Anggaran

b. Kepala Sub Bagian Pembukuan

Page 70: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

58

Tugas: merencanakan, menyusun, dan melaksanakan kegiatan anggaran

pengeluaran keuangan DPRD dan Sekretariat DPRD, mengatur dan

menyiapkan perjalanan Dinas DPRD, menyiapkan konsep yang

berhubungan dengan keuangan DPRD dan Sekretariat DPRD,

melaksanakan pembukuan dan pelaporan keuangan DPRD dan Sekretariat

DPRD, dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan.

4. Kepala Bagian Umum:

a. Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Tugas: mengatur pelaksanaan rumah tangga, rumah jabatan dan seluruh

bangunan di lingkungan Sekretariat DPRD, mengatur kegiatan

ketatausahaan di lingkungan Sekretariat DPRD, mengatur urusan

administrasi kepegawaian Sekretariat DPRD, menyiapkan konse-konsep

surat yang berhubungan dengan administrasi Sekretariat DPRD dan

melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.

Sekretariat DPRD Kota Depok memiliki jumlah ASN sebanyak 49 orang

yang terdiri dari 13 pejabat struktural dan 37 orang staff dan pelaksana. Pejabat

struktural tersebut terdiri dari 1 sekretaris DPRD, 4 kepala bagian, 8 kepala sub

bagian, dan 37 pelaksana dari tiap-tiap bagian. Berikut nama-nama ASN di

Sekretariat DPRD Kota Depok:91

91

Data arsip diambil dari Sekretariat DPRD Kota Depok pada 18 Oktober 2018.

Page 71: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

59

Tabel III.2

Daftar Nama ASN sekretariat DPRD Kota Depok

No. Nama Jabatan No. Nama Jabatan

1. Drs. Zamrowi,

MS.i

Sekretaris

Dewan

26. Ririn

Withdiastuti, SE

Pelaksana

2. Drs. Muksit

Hakim, MS.i

Kabag humas

& protokol

27. M. Zein, SE Pelaksana

3. Drs. Oka

Barmara, M.Si

Kabag.

Keuangan

28. Ahmad

Orbawan, S.IP

Pelaksana

4. Yusmanto, SH Kabag

persidangan

29. Roih Soleh, S.IP Pelaksana

5. Agung Sugih

Arti, S.Pd. MM

Kabag umum 30. Ari Basuki. S.IP Pelaksana

6. Enny Hutapea,

SE, M.Si

Kasubag

Anggaran

31. Teguh Purwanto Pelaksana

7. Endang

Nugraha, SE,

MM

Kasubag

Protokol

32. Sebastian Da

Costa, S.AP

Pelaksana

8. Stefanus Mada,

S.Sos

Kasubag

Humas

33. Said, S.AP Pelaksana

9. Dra. Tuti

Setiawati

Kasubag RT &

Perkap

34. Agus Sulaeman,

SH

Pelaksana

10. Ahmad Hilmani.

SE

Kasubag

Persid. perUU

35. Achmad

Djamaludin

Pelaksana

11. Ariana

Sulistiowati,

S.sos

Kasubag TU 36. Ayi Kusniadi Pelaksana

12. Yadi Supriadi,

SE

Kasubag

Pembukuan

37. Sacadiningrat Pelaksana

13. Afreni, SH Kasubag

Persid. &

Risalah

38. Mochamad

Abdullah

Pelaksana

14. Junizal Syariful

Hidayat, SE

Pelaksana 39. Dudi Hendra Pelaksana

15. Majmunah,

S.Sos

Pelaksana 40. Andrih Pelaksana

16. Andreas Gibson,

SH

Pelaksana 41. Andi Sudrajat Pelaksana

17. Melati Dewi

Murni, S.Sos

Pelaksana 42. Arya Penangsan Pelaksana

18. Yayat hidayat Pelaksana 43. Fernando Pelaksana

Page 72: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

60

No. Nama Jabatan No. Nama Jabatan

19. Arini Rukmi

Kenita. SE

Pelaksana 44. Dwi Irawan Pelaksana

20. Agus Priatna,

Amd

Pelaksana 45. Tri Yuliadi Pelaksana

21. Irwansyah Pelaksana 46. Machmud Pelaksana

22. Cicih, SH Pelaksana 47. Usup Setiawan Pelaksana

23. Efraim

Panggeso, Amd

Pelaksana 48. Fajar Adi Putra Pelaksana

24. Mini Soegiharto,

SH

Pelaksana 49. Musa Pelaksana

25. Tri Agung

Pamungkas, SH

Pelaksana

Sumber: Arsip Sekretariat DPRD Kota Depok 2018

D. Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok

Pemilu Legislatif Kota Depok diselenggarakan pada 17 April 2019 secara

serentak bersamaan dengan Pemilihan Umum 2019. Berdasarkan catatan resmi

dari KPU Kota Depok, Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok memiliki jumlah

Daftar Penilih Tetap sebanyak 1.309.338 yang terdiri dari 650.283 orang adalah

pemilih laki-laki, dan 659.055 orang adalah pemilih perempuan.92

Dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2019, terdapat beberapa tahapan

program dan jadwal penyelanggaraan pemilihan umum 2019. Dikutip dari komisi

Pemilihan Umum, tahapan-tahapan dan jadwal tersebut dijelaskan sebagaimana

dalam tabel berikut ini:93

92

Rido lingga, “DPT Kota Depok Pemilu 2019 sebanyak 1.309.338”, artikel diakses pada

19 Mei 2019 dari http://rri.co.id/ 93

Portal Resmi Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, artikel diakses pada 20

Mei 2019 dari https://infopemilu.kpu.go.id/

Page 73: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

61

Tabel III.3

Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Legislatif 2019

No. Tanggal Tahapan

1. 17 Agustus 2017 - 31

Maret 2019

Perencanaan Program Dan Anggaran

2. 1 Agustus 2017 - 28

Februari 2019

Penyusunan Peraturan KPU

3. 17 Agustus 2017 - 14

April 2019

Sosialisasi

4. 3 September 2017 - 20

Februari 2018

Pendaftaran Dan Verifikasi Peserta Pemilu

5. 19 Februari - 17 April

2018

Penyelesaian Sengketa Penetapan Partai Politik

Peserta Pemilu

6. 9 Januari 2018 - 21

Agustus 2019

Pembentukan Badan Penyelenggara

7. 17 Desember 2018 –

18 Maret 2019

Pemutakhiran Data Pemilih Dan Penyusunan

Daftar Pemilih

8. 17 April 2018 – 17

April 2019

Penyusunan Daftar Pemilih Di Luar Negeri

9. 17 Desember 2017 - 6

April 2018

Penataan Dan Penetapan Daerah Pemilihan

(Dapil)

10. 26 Maret 2018 - 21

September 2018

Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi Dan DPRD Kabupaten / Kota Serta

Pencalonan Presiden Dan Wakil Presiden

11. 20 September 2018 -

16 November 2018

Penyelesaian Sengketa Penetapan Pencalonan

Anggota DPR, DPD Dan DPRD Serta

Pencalonan Presiden Dan Wakil Presiden

12. 24 September - 16

April 2019

Logistik

13. 23 September 2018 -

13 April 2019

Kampanye Calon Angota DPR, DPD Dan

DPRD Serta Pasangan Calon Presiden Dan

Wakil Presiden

14. 22 September 2018 - 2

Mei 2019

Laporan Dan Audit Dana Kampanye

15. 14 April 2019 - 16

April 2019

Masa Tenang

16. 8 April 2019 - 17

April 2019

Pemungutan Dan Perhitungan Suara

17. 18 April 2019 - 22

Mei 2019

Rekapitulasi Perhitungan Suara

Page 74: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

62

No. Tanggal Tahapan

18. Jadwal Menyusul Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilu DPR,

DPD, DPRD, Provinsi Dan DPRD Kabupaten /

Kota

19. 23 Mei 2019 - 15 Juni

2019

Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilu Presiden

Dan Wakil Presiden

20. Jadwal Menyusul Pentapan Perolehan Kursi Dan Calon Terpilih

Tanpa Permohonan Perselisihan Hasil Pemilu

21. Paling Lama 3 (Tiga)

Hari Setelah

Penetapan, Putusan

Dismisal Atau

Putusan Makamah

Konstitusi Dibacakan

Penetapan Perolehan Kursi Dan Calon Terpilih

Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi

22. Juli - September 2019 Peresmian Keanggotaan

23. Agustus - Oktober

2019

Pengucapan Sumpah /Janji

Sumber: Portal Komisi Pemilihan Umum

Dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif 2019, kota depok memiliki 6 daerah

pilih yang telah disahkan oleh KPU Kota Depok. 6 daerah pilih tersebut meliputi:

Dapil 1 Pancoran Mas 6 kursi, Dapil 2 Beji, Cinere dan Limo 9 kursi, Dapil 3

Cimanggis 6 kursi, Dapil 4 Kecamatan Sukmajaya 7 kursi, Dapil 5 Tapos

Cilodong 11 kursi, Dapil 6 Sawangan Bojongsari dan Cipayung 11 dari 10 kursi.94

Selama kurang lebih 15 tahun, DPRD Kota Depok terus mengalami

perubahan jumlah Fraksi dan susunan kepengurusan Fraksi. Berdasarkan hasil

perhitungan suara KPU, DPRD Kota Depok memiliki jumlah anggota 50 orang

94

Penulis Tim Redaksi, “Sah! Pileg 2019 Enam Dapil”, artikel diakses pada 20 Mei 2019

dari https://www.jurnaldepok.id/

Page 75: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

63

dalam masa bakti 2019-2024 telah dilantik. Anggota DPRD Kota Depok dalam

Pemilu Legislatif 2019 terdiri dari 9 Fraksi yaitu:95

1. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 12 orang

2. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 10 orang

3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 10 orang

4. Partai Golongan Karya (Golkar) 5 orang

5. Partai Amanat Nasional (PAN) 4 orang

6. Partai Demokrat 3 orang

7. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 3 orang

8. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2 orang

9. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 1 orang

Dari 50 nama anggota terpilih, 31 di antaranya merupakan calon Legislatif

incumbent. Adapun nama-nama terpilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Depok periode 2019-2024 adalah sebagai berikut:

1. PKS: Hafid Nasir, Teuku Farida Rachmayanti, Sri Utami, Supariyono,

Qurtifa Wijaya, Imam Musanto, TM. Yusufsyah Putra, Ade Supriatna,

Hengky, Ade Firmansyah, Khairuloh, dan Habib Ghasim.

2. Partai Gerindra: Edi Masturo, Hamzah, Yeti Wulandari, Turiman,

Mohamad Habe, Rizki M Noer, Afrizal A. Lana, Priyanti Susilawati,

Iman Yuniawan, dan Irvan Rivai.

95

Ade Ridwan Yandrwiputra, “DPRD Depok Resmi Dilantik, Berikut Nama Wakil

Rakyat Kota Depok”, artikel diakses pada 13 September 2019 dari https://metro.tempo.co/

Page 76: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

64

3. PDIP: Hendrik Tangke Allo, Hermanto, Indah Ariani, Veronica Wiwin,

Rudi Kurniawan, Yuni Indriani dan Mad Arif.

4. Partai Golkar: Supriatni, Tajudin Tabri, Juanah Sarmili dan Nurhasim.

5. PAN: Azhari, Igun Sumarno, Nurhasan dan Lahmudin Abdullah.

6. Partai Demokrat: Edi Sitorus, Endah Winarti dan Mochamad Taufik.

7. PKB: Rachmawati, Hamid, dan Babai Suhaimi.

8. PPP: Qonita Luthfiyah dan Mahzab HM.

9. PSI: Oparis Simanjuntak.

Page 77: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

65

BAB IV

KETERLIBATAN ASN KANTOR KESEKRETARIATAN DPRD KOTA

DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK

A. Bentuk-Bentuk Keterlibatan Aparatur Sipil Negara Kantor Sekwan

Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok

Setelah melakukan wawancara dengan narasumber ASN, dalam Pemilu

Legislatif 2019 Kota Depok terdapat keterlibatan ASN Kantor Sekwan dalam

kegiatan-kegiatan politik praktis. Adapun keterlibatan ASN Kantor Sekwan dalam

politik praktis di Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok dilakukan untuk membantu

calon Legislatif incumbent dalam pemenangannya.

Dalam prakteknya, ternyata keterlibatan ASN Kantor Sekwan dalam

Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Keterlibatan tersebut juga dilakukan pada saat persiapan dan pelaksanaan

kampanye. Untuk lebih jelas, berikut kutipan wawancara dengan Ahmad (Nama

Samaran):

“Ya emang ada keterlibatan, tapi gak dilakukan secara terang-terangan

(sembunyi-sembunyi). Beberapa ASN di sini diberi tugas oleh anggota

dewan lama (incumbent) untuk ngejalanin perintah mereka. Tugasnya

banyak, ngurus kepentingan politik pribadi mereka di luar dari tugas

kantor. Salah satunya bantu dewan nyalon lagi, kampanye sama persiapan

sebelum kampanye.”96

Hanya saja, Hendrik TA (calon Legislatif incumbent Kota Depok)

menjelaskan bahwa, tidak ada ASN Kantor Sekwan Kota Depok yang terlibat

96

Wawancara Langsung dengan Ahmad (Nama Samaran), salah satu ASN Kantor

Sekwan DPRD Kota Depok, pada 26 Agustus 2019, di Kantor Kesekretariatan DPRD Kota

Depok.

Page 78: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

66

dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok. Menurut Hendrik, hal tersebut

dilarang dalam peraturan Per-Undang-Undangan. Untuk lebih jelas, berikut

kutipan wawancara dengan Hendrik:

“Tidak ada ASN di sini yang terlibat dan berpihak kepada dewan dalam

Pileg 2019, apalagi menjadi Timses. Ada peraturannya, ada sanki tegasnya

jika ASN terbukti melanggar. Meskipun Sekwan tugasnya mendampingi

anggota dewan, tugasnya hanya di bagian administratif saja. Tidak boleh

untuk kepentingan pribadi ASN atau kepentingan anggota dewan.”97

Berbeda dengan pernyataan dari Hendrik, Jaka (Staff Bawaslu Kota

Depok) menjelaskan bahwa, ternyata terdapat dugaan keterlibatan yang dilakukan

oleh ASN Kantor Sekwan Kota Depok. Namun dugaan keterlibatan tersebut tidak

dilaporkan dan tidak menjadi temuan oleh Bawaslu, sehingga Bawaslu tidak

melakukan punishment, karena berita tersebut dianggap simpang siur dan tidak

jelas. Berikut kutipan wawancara dengan Jaka:

“Pelanggarannya ada, tapi gakbisa ditindak lanjuti. untuk memproses

pelanggaran itu sendiri, perlu ada aduan disertai bukti yang kuat. Pernah

denger ada berita ASN di kantor Sekwan yang bantu Caleg kampanye di

Pileg 2019 Depok, tapi keterlibatannya gak dilakukan secara gamblang.

Jadi beritanya simpang siur dan cuma desus-desus, gak ada bukti yang

kuat untuk ditindaklanjuti.”98

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber ASN, adapun

bentuk-bentuk keterlibatan yang dilakukan oleh ASN Kantor Sekwan Kota Depok

dalam membantu calon Legislatif incumbent di Pemilu Legislatif 2019 Kota

Depok dijelaskan dalam poin-poin sebagai berikut:

97

Wawancara Langsung dengan Hendrik Tangke Alo, Ketua DPRD Kota Depok Masa

Jabatan 2014-2019, pada 23 Agustus 2018 di Gedung DPRD Kota Depok. 98

Wawancara Langsung dengan Jaka, Staff Bagian Pelaporan dan Penindakan Badan

Pengawas Pemilu Kota Depok, pada 9 September 2019, di Kantor Bawaslu Kota Depok.

Page 79: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

67

1. Membantu Calon Legislatif Incumbent Melakukan Kampanye

Proses pelaksanaan kampanye Pemilu Legislatif 2019 diselenggarakan

pada 23 September 2018 hingga 13 April 2019. Pada jadwal tersebut, calon

anggota dewan Legislatif diperkenankan melakukan kegiatan kampanye. Dalam

pelaksanaan kampanye terdapat berbagai aturan, salah satunya adalah tidak boleh

melibatkan ASN dalam mengkampanyekan salah satu calon.

Larangan ASN ikut serta dalam kegiatan kampanye tertuang dalam

Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Aparatur Sipil Negara.

Dalam Pasal 4 poin 12, 13a, dan 13b dijelaskan bahwa, ASN dilarang ikut serta

dalam kampanye, memberikan dukungan kepada salah satu calon, membuat

keputusan/tindakan yang menguntungkan salah satu calon selama masa

kampanye, serta dilarang melakukan ajakan atau himbauan terhadap siapapun

untuk memilih salah satu calon.99

Hanya saja dalam prakteknya, pelaksanaan kampanye yang dilakukan oleh

calon anggota dewan Legislatif sering kali melibatkan ASN. Hal tersebut juga

terjadi dalam kampanye di Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok. Berdasarkan hasil

wawawancara dengan Ahmad (Nama Samaran), dalam Pemilu Legislatif 2019

Kota Depok, terdapat keterlibatan ASN Kantor Sekwan Kota Depok dalam

membantu calon Legislatif incumbent melakukan kampanye.

Namun, keterlibatan ASN Kantor Sekwan dalam kampanye tersebut tidak

dilakukan secara langsung, melainkan dilakukan secara terselubung, yaitu dalam

99

Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Aparatur Sipil Negara.

Page 80: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

68

kegiatan masa Reses anggota dewan Legislatif Kota Depok masa jabatan 2014-

2019 di Daerah Pilihnya (Dapil).

Menurut Ahmad (Nama Samaran), adapun bentuk keterlibatan yang

dilakukan ASN Kantor Sekwan Kota Depok dalam mengkampanyekan calon

Legislatif incumbent adalah dengan membuat ajakan dan arahan terhadap

masyarakat agar memilih kembali calon tersebut dalam Pemilu Legislatif 2019

Kota Depok. Untuk lebih jelas, berikut kutipan wawancara dengan Ahmad (Nama

Samaran):

“Ada ASN yang membantu secara tidak langsung anggota dewan lama

(incumbent) kampanye. Gak dilakukan secara terang-terangan memang,

dilakuinnya terselubung di kegiatan masa Reses anggota DPRD. Disitulah

ASN mengajak warga Dapil untuk pilih lagi dewan ini di Pileg 2019 (Kota

Depok)”100

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa ASN

Kantor Sekwan Kota Depok telah terlibat dalam mengkampanyekan calon

Legislatif incumbent, meskipun keterlibatan tersebut dilakukan secara tidak

langsung dalam kampanye yang terjadwal, melainkan dilakukan dalam agenda

kampanye terselubung yaitu pada masa Reses anggota DPRD.

Padahal dalam ketentuannya, pada masa pelaksanaan Reses, anggota

DPRD tidak diperbolehkan untuk melakukan agenda kampanye. Hal tersebut

dijelaskan oleh Bawaslu RI dalam Mediaindonesia.com bahwa, dalam masa Reses

anggota Legislatif dilarang melakukan kampanye politik, menggunakan atribut

100

Wawancara Langsung dengan Ahmad (Nama Samaran), salah satu ASN Kantor

Sekwan DPRD Kota Depok, pada 26 Agustus 2019, di Kantor Kesekretariatan DPRD Kota

Depok.

Page 81: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

69

dan lambang partai politik pengusung, memberikan barang benda ataupun uang

kepada masyarakat dengan agenda kampanye, serta peserta Pemilu Legislatif

dilarang melibatkan ASN dalam kegiatan kampanye.101

Idealnya, seorang ASN tidak boleh melibatkan dirinya dalam politik

kepentingan dari calon Legislatif incumbent. Hal tersebut sebaiamana dijelaskan

oleh Tedi Sudrajat dan Sri Hartini bahwa, apabila ASN melibatkan dirinya dalam

kepentingan politik yang menguntungkan salah satu calon, maka akan lahir sikap

ketidak profesionalan sistem kerja dalam diri ASN tersebut. Akibatnya akan

timbul ketidaknetralan dalam tubuh ASN. 102

Untuk menjaga profesionalisme, maka dalam pelaksaan masa Reses

seharusnya ASN Kantor Sekwan Kota Depok hanya mendampingi anggota dewan

Legislatif bertemu dengan masyarakat. Tugas ASN Kantor Sekwan hanya bersifat

administratif, yaitu membantu mencatat dan menampung segala aspirasi dari tiap

warga dapil. Apabila ASN Kantor Sekwan melakukan tindakan di luar dari tugas

pendampingan dan melibatkan diri dalam kepentingan politik, maka ASN tersebut

dapat dikatakan telah melakukan pelanggaran netralitas.

2. Membantu Tim Sukses Calon Legislatif Incumbent

Dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif, ASN dilarang terlibat dalam

kepentingan partai politik dan/atau tim sukses dari salah satu peserta Pemilu. Hal

tersebut sebagaimana tercantum dalam SK Menteri Pendayagunaan Aparatur

101

Liliek Dharmawah, “Bawaslu Larang Caleg Pertahanan Gunakan Masa Reses untuk

Kampanye”, artikel diakses pada 30 September 2019 dari https://mediaindonesia.com/ 102

Tedi Sudrajat Dan Sri Hartini, “Rekonstruksi Hukum Atas Pola Penanganan

Pelanggaran Asas Netralitas Pegawai Negeri Sipil”, Jurnal Mimbar Hukum, Vol. 29, No. 3

(Oktober, 2017): h. 454.

Page 82: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

70

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia dengan nomor:

B/71/M.SM.00.00/2017 tentang Pelaksanaan Netralitas bagi ASN pada

Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Serentak tahun 2018, Pemilihan

Legislatif tahun 2019, dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019.

Dalam Pasal 11 bagian C dijelaskan bahwa ASN dilarang melakukan pendekatan

terhadap partai politik/timsukses.103

Namun dalam realitasnya, seringkali ASN membantu menukseskan calon

tertentu dalam Pemilu Legislatif. Hal tersebut sebagaimana dalam Pemilu

Legislatif 2019 Kota Depok bahwa terdapat ASN Kantor Sekwan Kota Depok

terlibat membantu tim sukses dari calon Legislatif incumbent.

Menurut hasil wawancara dengan Ahmad (Nama Samaran), terdapat ASN

Kantor Sekwan Kota Depok secara langsung membantu tim sukses dari calon

Legislatif incumbent dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok. Adapun bentuk

keterlibatan yang dilakukan oleh ASN Kantor Sekwan Kota Depok dalam

membantu tim sukses tersebut adalah dengan menjadi penasihat politik dari tim

sukses dan calon Legislatif incumbent, membantu penyusunan materi visi misi

kampanye, serta membantu mengatur strategi kampanye dan penyusunan program

calon Legislatif incumbent yang didukungnya.104

103

SK Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia dengan nomor: B/71/M.SM.00.00/2017 tentang Pelaksanaan Netralitas bagi ASN pada

Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Serentak tahun 2018, Pemilihan Legislatif tahun 2019,

dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019. 104

Wawancara Langsung dengan Ahmad (Nama Samaran), salah satu ASN Kantor

Sekwan DPRD Kota Depok, pada 26 Agustus 2019, di Kantor Kesekretariatan DPRD Kota

Depok.

Page 83: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

71

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ASN

Kantor Sekwan Kota Depok telah berpihak dan terlibat mensukseskan calon

Legislatif incumbent dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok, yaitu dengan

membantu Tim Sukses dari calon Legislatif incumbent untuk pemenangannya.

Menurut Ikhwani Ratna dijelaskan bahwa, idealnya pejabat birokrasi dapat

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan melakukan pelayanan secara

adil dan menyeluruh, tanpa dibeda-bedakan ataupun berpihak dan membantu

mensukseskan salah satu calon tertentu. 105

Keberpihakan yang dilakukan oleh ASN Kantor Sekwan Kota Depok

terhadap calon Legislatif incumbent yang didukungnya akan menyebabkan

berkurangnya pemberian kinerja yang baik, karena hanya memikirkan keuntungan

dalam menjalankan tugas-tugasnya. Apabila ASN berpihak pada salah satu calon

tertentu, maka akan timbul politik balas budi yang mengakibatkan ketidaknetralan

dalam ASN.

3. Menggunakan Fasilitas Daerah Berupa Mobil Dinas

Dalam menunjang ASN melaksanakan tugas administratif, ASN diberikan

fasilitas berupa mobil dinas dari pemerintah setempat. Dalam pelaksanaanya,

mobil dinas tersebut tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan pribadi ASN,

termasuk digunakan dalam kegiatan politik apalagi kegiatan yang mengarah pada

kampanye.

105

Ikhwani Ratna, “Reformasi Birokrasi Terhadap Penataan Pola Hubungan Jabatan

Politik dan Karir Dalam Birokrasi”, Jurnal Sosial Budaya, Vol 9, No. 1 (Januari-Juli 2012): h. 15.

Page 84: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

72

Hal tersebut telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010

tentang Disiplin Aparatur Sipil Negara pasal 4 poin 12 dijelaskan bahwa baik

peserta pemilu ataupun ASN dilarang menggunakan fasilitas negara/daerah untuk

menunjang kegiatan kampanye.106

Namun dalam pelaksanaannya, ASN seringkali menggunakan mobil dinas

untuk menunjang kepentingan pribadinya. Sebagaiamana dalam wawancara

dengan Budi (Nama Samaran) menjelaskan bahwa, terdapat penggunaan mobil

dinas yang dilakukan oleh ASN Kantor Sekwan Kota Depok dalam menunjang

kepentingan politik, khususnya dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif 2019 Kota

Depok.

Menurut Budi (Nama Samaran), mobil dinas tersebut digunakan sebagai

sarana ASN melakukan pertemuan dengan tim sukses, tokoh masyarakat dan

warga Dapil dari calon Legislatif incumbent yang didukungnya untuk melakukan

konsolidasi dan lobi politik dalam rangka pemenangan calon tersebut.107

Dari hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa fasiltias yang

diberikan oleh pemerintah setempat seringkali disalahgunakan penggunaannya

oleh ASN. Dalam prakteknya, fasilitas yang seharusnya digunakan sebagai

penunjang tugas administratif, malah digunakan sebagai fasilitas penunjang ASN

untuk melakukan konsolidasi politik dengan tokoh-tokoh tertentu dalam

mensukseskan pemilihan calon yang didukungnya.

Padahal dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Republik

Indonesia No. 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum. Dalam Pasal

106

Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Aparatur Sipil Negara. 107

Wawancara Langsung dengan Budi (Nama Samaran), salah satu ASN Kantor Sekwan

DPRD Kota Depok, pada 26 Agustus 2019, di Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok.

Page 85: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

73

64 PKPU ayat 2 dijelaskan bahwa, baik peserta pemilu maupun ASN dilarang

menggunakan fasilitas negara/daerah meliputi: kendaraan dinas pejabat negara

dan kendaraan dinas pegawai, serta alat transportasi lainnya untuk kepentingan

pencalonan.108

Dalam Gema Perdana, fenomena keterlibatan ASN dalam serangkaian

kegiatan-kegiatan politik pemenangan calon incumbent menandakan bahwa,

peraturan Perundang-Undangan terkait netralitas ASN belum mampu ditegakkan

untuk mencegah penyelewengan pada birokrasi. Idealnya seorang ASN mampu

menerapkan segala prinsip dan asas peraturan netralitas yang telah terkandung

dalam Undang-Undang sehingga tidak terlibat dalam politik praktis di Pemilu. 109

B. Faktor-Faktor penyebab Keterlibatan ASN Kantor Sekwan Kota Depok

dalam Pemilu Legislatif 2019 di Kota Depok

Menurut Tatang Sudrajat, alasan mengapa elit politik sering melibatkan

ASN dalam pencalonannya disebabkan oleh minimnya kemampuan elit dalam

memahami dan menguasai permasalahan politik di Dapilnya.110

ASN dianggap memiliki kualitas penguasaan teknis yang cukup baik.

Karena dalam pelaksanaan tugasnya, ASN berhadapan langsung dengan

masyarakat, sehingga lebih mengetahui setiap permasalahan dan kebutuhan dari

108

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia No. 23 Tahun 2018 tentang

Kampanye Pemilihan Umum. 109

Gema Perdana, “Menjaga Netralitas ASN Dari Politisasi Birokrasi”, Jurnal Negara

Hukum, Vol 10, No. 1 (Juni, 2019): h. 111. 110

Tatang Sudrajat, “Netralitas PNS dan Masa Depan Demokrasi Dalam Pilkada Serentak

2015”, h. 359-360.

Page 86: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

74

masyarakat. Maka dari itu elit politik membutuhkan dukungan dan bantuan

birokrat dalam menyusun strategi politik pemenangannya.

Selain itu, menurut Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), terdapat

beberapa faktor yang menyebabkan ASN terlibat dalam politik praktis di

Pemilihan Umum. Faktor tersebut di antaranya adalah: motif mempertahankan

jabatan ASN, kuatnya relasi ASN dengan calon, kurangnya pemahaman ASN

terhadap regulasi, adanya intervensi dari atasan, kurangnya integritas ASN, dan

lemahnya sanksi yang diberikan terhadap ASN yang melakukan pelanggaran

netralitas. Untuk lebih lengkapnya, dituangkan dalam diagram sebagai berikut:111

Gambar IV.1

Faktor Keterlibatan ASN dalam Pemilihan Umum

Sumber: Hasil Survei Bidang Pengkajian dan Pengembangan Sistem, KASN

2018.

111

Komisi Aparatur Sipil Negara, “Urgensi Penegakan Netralitas Aparatur Sipil Negara

(ASN)”, Jurnal Policy Brief , Vol. 1, No. 1 (Desember, 2018): h. 3.

43%

15%

12%

8%

7%

5% 5% 3% 2%

motif mendapatkan/mempertahankan

jabatanhubungan kekeluargaan/kekerabatan

kurangnya pemahaman regulasi tentang

netralitas ASNadanya intervensi/tekanan dari atasan

tidak menjawab

kurangnya integrasi ASN untuk bersikap

netralketidaknetralan dianggap sebagai hal

lumrah bagi ASNsanksi yang lemah dan tidak menimbulkan

efek jeralainnya

Page 87: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

75

Dari diagram tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor tertinggi penyebab

ASN melibatkan dirinya dalam kegiatan politik Pemilu adalah motif ASN untuk

mendapatkan atau mempertahankan jabatan. Dalam mempertahankan jabatan,

ASN akan bekerjasama dengan salah satu calon agar mendapat keuntungan

tersebut. Bentuk balas jasa yang diberikan terhadap calon yang didukungnya

adalah berupa sikap loyalitas ASN, meskipun harus melaksanakan tindakan di

luar dari batasan regulasi yang mengarah pada pelanggaran netralitas.

Dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok, sosok calon Legislatif

incumbent memiliki pengaruh yang kuat terhadap keterlibatan ASN dalam

mensukseskan pencalonannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa

narasumber, adapun faktor-faktor penyebab keterlibatan yang dilakukan oleh

ASN Kantor Sekwan Kota Depok dalam membantu calon Legislatif incumbent di

Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok dijelaskan dalam poin-poin berikut ini:

1. Kerjasama yang Saling Menguntungkan

Salah satu tantangan terbesar netralitas ASN dalam Pemilu Legislatif

adalah kuatnya pengaruh dari salah satu calon incumbent yang merupakan seorang

patron atau sebagai atasan secara langsung, terhadap ASN yang merupakan

bagian dari pemeritahannya. Hubungan kerjasama yang saling menguntungkan

antara atasan dan bawahan biasa disebut sebagai patron client. Dalam hubungan

Page 88: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

76

tersebut terdapat seorang patron atau penguasa yang kuat dan mampu

mengintervensi bawahannya.112

Dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok, Ahmad (Nama Samaran)

menjelaskan bahwa, salah satu faktor penyebab ASN Kantor Sekwan Kota Depok

melakukan keterlibatan dalam Pemilu Legislatif 2019 adalah adanya hubungan

kerjasama antara atasan dengan bawahan yaitu calon Legislatif incumbent dengan

ASN yang saling menguntungkan. Hubungan tersebut menimbulkan adanya

intervensi dari calon Legislatif incumbent terhadap ASN Kantor Sekwan selaku

bawahannya secara langsung.

Menurut Ahmad (Nama Samaran), calon Legislatif incumbent dapat

membantu kelancaran sistem karir ASN, baik dalam mempertahankan jabatan,

maupun dalam membantu pendanaan kegiatan ASN di luar dari tugas

administratif. Untuk lebih jelas, berikut kutipan wawancara dengan Ahmad

(Nama Samaran):

“Alesannya ya karena ada kerjasama saling nguntungin sama dewan.

Anggota dewan bantu pendanaan untuk kegiatan ASN, ASN balas budi

bantu pencalonannya di Pileg. Mau gamau ya harus diturutin kalo ada

perintah dari dewan untuk bantu-bentu beliau pas nyaleg lagi.”113

Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa, pola hubungan atasan

bawahan antara calon Legislatif incumbent dengan ASN Kantor Sekwan Kota

Depok, menyebabkan adanya kerjasama antara calon Legislatif incumbent dengan

112

Adi Putra Utama, “Tradisi Patron-Klien Di Partai Politik Pasca Orde Baru”, artikel

diakses pada 13 September 2019 dari https://geotimes.co.id/ 113

Wawancara Langsung dengan Ahmad (Nama Samaran), salah satu ASN Kantor

Sekwan DPRD Kota Depok, pada 26 Agustus 2019, di Kantor Kesekretariatan DPRD Kota

Depok.

Page 89: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

77

ASN yang menimbulkan hubungan timbal balik atau budaya patron client.

Akibatnya, terjadi politik balas budi yang mengarah pada sikap tidak netral ASN,

sehingga ASN terlibat membantu calon Legislatif incumbent dalam

pencalonannya di Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok.

Dina Fadiyah menjelaskan bahwa, hubungan patron client memposisikan

seorang atasan atau patron sebagai penunjang karir jabatan dan pendadaan

kegiatan terhadap client yang mendukungnya.114 Sebagai bentuk balas jasa,

seorang client atau bawahannya harus memberikan loyalitas. Seorang patron

biasanya memiliki sumber daya cukup besar, misalnya perlindungan, rasa aman,

fasilitas, kedudukan, lisensi, keuangan/dana, dan lain sebagainya. Sementara itu

seorang client membalas jasanya dengan menyediakan dukungan, dan tenaga

ataupun keahlian.

Kuatnya hubungan patron client di antara calon Legislatif incumbent

dengan ASN Kantor Sekwan, menyebabkan adanya penyalahgunaan kekuasaan

oleh calon tersebut. Hal itu menimbulkan adanya intervensi dari seorang patron,

yaitu calon Legislatif incumbent terhadap ASN Kantor Sekwan Kota Depok,

untuk terlibat mendukung calon tersebut dalam Pemilu Legislatif Kota Depok

2019.

Seorang patron yang kuat, dalam hal ini adalah calon Legislatif incumbent,

mampu memberikan intervensi terhadap bawahannya sehingga bawahannya harus

menjalankan segala perintah dari atasan tersebut. Di lain sisi, dalam menstabilkan

114

Dina Fadiyah dan Ummi Zakiyah, “Menguatnya Ikatan Patronase dalam Perpolitikan

Indonesia”, Jurnal Madani, Vol 10, No. 2 (Januari, 2018): h. 78.

Page 90: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

78

jabatan karirnya, ASN sebagai client akan melakukan kerjasama dengan seorang

patron, dengan memberikan jasa berupa loyalitas. Pola hubungan patron dan

client tersebut akan menimbulkan politik balas budi ASN terhadap elit, yang

mengarah pada penyelewengan netralitas.

Idealnya ASN tidak boleh memihak salah satu calon anggota dewan

Legislatif, meskipun calon tersebut adalah atasannya secara langsung. Agar tidak

terjadi hubungan patron client yang menimbulkan politik balas budi, maka ASN

tidak boleh melibatkan dirinya dalam politik kepentingan.

Untuk itu ASN harus menjalankan tugas sesuai dengan batasan yang telah

ditentukan. Hubungan di antara ASN dengan calon legislatif incumbent dengan

ASN Kantor Sekwan harus dibatasi hanya sebagai hubungan kerja dilingkungan

sekretariatan.

2. Untuk Mendapatkan Keuntungan Pribadi

Aktivitas politik yang sering terjadi di lingkungan birokrasi dapat

mempengaruhi ASN terlibat dalam urusan politik. Hal tersebut dikarenakan

terbentuknya pola fikir ASN menyesuaikan dengan lingkungan birokrasi yang

bersinggungan dengan urusan politik. Akibatnya ASN akan terlibat aktif dalam

kepentingan politik yang dapat memberikan keuntungan pribadi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Budi (Nama Samaran), dalam

Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok, salah satu penyebab ASN Kantor Sekwan

Kota Depok terlibat dalam politik praktis adalah motif ASN untuk mendapatkan

keuntungan pribadi dari calon Legislatif incumbent yang didukungnya.

Page 91: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

79

Menurut Budi (Nama Samaran), keuntungan yang didapatkan ASN dari

calon Legislatif incumbent yang didukungnya adalah berupa pendanaan kegiatan

pribadi ASN dan menstabilkan jabatan karirnya. Untuk mendapatkan keuntungan

tersebut, ASN melakukan kerjasama dengan calon tersebut dan terlibat politik

praktis secara tidak langsung dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok untuk

membantu mempersiapkan anggota dewan Legislatif incumbent dalam

pencalonannya.115

Dari hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa ASN Kantor

Sekwan Kota Depok tidak dapat memisahkan tugas administratifnya dengan

kegiatan politik. Pencampuradukan tugas administratif dengan kegiatan politik

menyebabkan ASN terlibat dalam urusan politik kepentingan. Hal tersebut dapat

melahirkan sikap ketidaknetralan dalam ASN.

Menurut Alamsyah, alasan ASN melibatkan diri dalam kegiatan politik

adalah untuk menjaga stabilitas karir dan kecenderungan memperbesar anggaran

(budget maximizer) demi keuntungan pribadi.116 Hal tersebut menyebabkan ASN

melakukan kerjasama dengan elit politik yang dapat memberikan keuntungan

terhadap kepentingan pribadinya.

Idealnya, seorang ASN mampu menjalankan tugas dan fungsinya

sebagaimana yang telah ditentukan. ASN harus terhindar dari keterlibatannya

dalam kepentingan politik yang menguntungkan pribadi ataupun seseorang.

115

Wawancara Langsung dengan Budi (Nama Samaran), salah satu ASN Kantor Sekwan

DPRD Kota Depok, pada 26 Agustus 2019, di Kantor Kesekretariatan DPRD Kota Depok. 116

Alamsyah, “Politik dan Birokrasi: Reposisi Peran Birokrasi Publik dalam Proses

Politik Lokal”, h.58-59.

Page 92: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

80

Karena apabila tugas administratif ASN digabungkan dengan kepentingan politik,

maka akan lahir keberpihakan dan ketidaknetralan dalam pelaksanaan tugas yang

dilakukan oleh ASN.

3. Minimnya Integritas ASN

Menurut Weber, salah satu poin birokrasi ideal adalah pejabat birokrat di

bawah suatu pengendalian atau pengawasan sistem yang disiplin, profesional,

bebas namun dibatasi jabatannya sehingga ASN harus bersifat apolitik dan netral

dari berbagai kepentingan politik. Demi terciptanya birokrasi yang ideal, maka

dibutuhkan intergritas ASN agar bersikap netral.117

Hanya saja dalam prakteknya, ternyata masih terdapat ASN yang bersikap

tidak netral dan terlibat dalam berbagai kepentingan politik praktis. Berdasarkan

hasil wawancara dengan Ahmad (Nama Samaran), salah satu penyebab dari ASN

Kantor Sekwan terlibat dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok adalah

minimnya integritas ASN untuk bersikap netral.

Menurut Ahmad (Nama Samaran), pada dasarnya ASN paham akan

regulasi yang mengatur tentang sikap netral yang harus dimiliki ASN. Hanya saja

ASN memilih untuk terlibat dalam urusan politik demi keuntungan pribadi. Untuk

lebih jelas, berikut kutipan wawancara dengan Ahmad (Nama Samaran):

“Alasan lain ASN terlibat di Pileg ya karena kurang kesadaran. Padahal

ASN tahu betul aturan undang-undangnya kalo ASN gak boleh terlibat

politik. Cuma ya banyak kepentingan pribadi ASN, jadinya ikut terlibat

117

M. Adian Firnas, “Politik Dan Birokrasi: Masalah Netralitas Birokrasi Di Indonesia

Era Reformasi”, h. 165-166.

Page 93: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

81

bantu pencalonan dewan yang kira-kira bakal memenuhi kebutuhan

pribadinya.”118

Dari hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa penyebab dari ASN

Kantor Sekwan Kota Depok terlibat dalam kegiatan politik di Pemilu Legislatif

2019 Kota Depok adalah minimnya integritas ASN untuk bersikap netral. Hal

tersebut disebabkan karena ASN memiliki kepentingan-kepentingan pribadi,

sehingga mengabaikan netralitas dan profesionalisme yang seharusnya dijalankan.

Menurut Wawanudin, untuk meningkatkan profesionalisme kerja ASN,

maka dibutuhkan merit system dalam rekrutmen ASN yang dilaksanakan secara

adil dan kompetitif serta bebas dari pengaruh politik.

Merit sytem adalah sistem di mana rekrutmen pegawai dilaksanakan

berdasarkan kemampuan profesionalitas dalam melaksanakan tugas, bukan

dikarenakan oleh koneksi politik.119 Merit system juga dapat meningkatkan

integritas ASN dan melindungi ASN dari pengaruh politik. Apabila merit system

diterapkan dengan baik, maka akan melahirkan birokrasi yang ideal, profesional

dan netral.

118

Wawancara Langsung dengan Ahmad (Nama Samaran), salah satu ASN Kantor

Sekwan DPRD Kota Depok, pada 26 Agustus 2019, di Kantor Kesekretariatan DPRD Kota

Depok. 119

Wawanudin dan Rohidin Sudarno, “Pelaksanaan sistem Merit Dalam UU ASN,

Wewenang KASN dan Analisis Peraturan Perundang-Undangan yang Berpengaruh Terhadap

Wewenang KASN”, Jurnal Mozaik, Vol. 10, No. 1 (Juli, 2018): h. 35.

Page 94: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

82

C. Analisis Keterlibatan ASN Kantor Kesekretariatan Dewan Dalam

Pemilu Legislatif 2019 Di Kota Depok

Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok diselenggarakan pada 17 April 2019

secara serentak bersamaan dengan Pemilihan Umum, Pemilihan DPR, DPD,

maupun DPRD Provinsi/Kota/Kabupaten. Dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif

2019, posisi ASN sebagai abdi negara adalah netral, tanpa ikut terlibat dalam

kegiatan-kegiatan politik dan tidak diperkenankan memihak kepada salah satu

calon anggota dewan legislatif.

Hanya saja dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok terdapat

keterlibatan ASN Kantor Kesekretariatan Dewan (Sekwan) DPRD Kota Depok

dalam berbagai kegiatan politik praktis yang dilakukan secara sembunyi-

sembunyi. Bentuk-bentuk keterlibatan tersebut adalah membantu calon Legislatif

incumbent dalam kampanye, membantu Tim sukses dari calon Legislatif

incumbent, serta menyalahgunakan fasilitas daerah berupa mobil dinas untuk

melakukan konsolidasi politik dengan tokoh masyarakat dalam rangka

pemenangan dari calon legislatif incumbent yang didukungnya.

Dari adanya keterlibatan ASN Kantor Sekretariat Dewan DPRD Kota

Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok, maka dapat dikatakan ASN

telah melakukan pelanggaran netralitas atau bersikap tidak netral. Karena menurut

Page 95: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

83

Kacung Marijan, netralitas birokrasi adalah dibersihkannya Aparatur Sipil Negara

dari keterlibatan dalam permainan politik.120

Hal tersebut berarti bahwa, ASN sebagai seorang abdi negara harus

bersikap netral dan tidak melibatkan diri dalam politik praktis, agar dapat

terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Tujuan birokrasi yang

sesungguhnya adalah sebagai instrumen negara untuk melayani kepentingan

publik.

Sejalan dengan teori politik birokrasi, Frederickson dan Smith yang

menjelaskan bahwa, birokrasi seringkali mendominasi urusan-urusan politik, atau

dengan kata lain birokrasi melibatkan diri dalam pembuatan agenda kebijakan dan

aktivitas-aktivitas politik.121

Dalam teori tersebut, birokrasi dipandang sebagai

individu yang memiliki emosi, tata nilai dan tujuan yang tidak selamanya sesuai

atau sejalan dengan tujuan organisasi, sehingga melibatkan dirinya dalam politik

praktis yang menguntungkan.

Idealnya, masyarakat mampu mengawasi dan melaporkan keterlibatan

ASN dalam berbagai aktivitas politik praktis di Pemilu Legislatif 2019 Kota

Depok, sehingga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Depok dapat

menindaklanjuti dengan diberikan punishment terhadap ASN yang telah terlibat

dan melakukan pelanggaran netralitas.

120

Tatang Sudrajat, “Netralitas PNS dan Masa Depan Demokrasi Dalam Pilkada Serentak

2015”, Jurnal Ilmu Administrasi, h. 359-360. 121

Miftah Thoha, dkk., Governance Reformasi Di Indonesia: Mencari Arah

Kelembagaan Politik Yang Demokratis dan Birokrasi Yang Profesional (Yogyakarta: Gava Media,

2009), h. 299.

Page 96: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

84

Hal tersebut, sebagaimana yang telah digariskan dalam Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Dalam Pasal 93 dijelaskan

bahwa tugas, kewajiban dan wewenang dari adalah mengawasi netralitas ASN,

melakukan pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran Pemilu yang

dilakukan oleh ASN.122

Selain itu, Wilson dan Goodnow dalam teori kontrol politik atas birokrasi

menjelaskan bahwa, agar birokrasi tidak terlibat dalam urusan-urusan politik,

maka perlu adanya garis pemisah atau dikotomi di antara kepentingan politik

dengan tugas administratif dari birokrasi.123

Hal tersebut dikarenakan politik dan

birokrasi memiliki tujuan yang berbeda. Politik memiliki fungsi sebagai pembuat

kebijakan, sedangkan birokrasi adalah pelaksana dari kebijakan tersebut.

Keduanya tidak dapat melakukan intervensi atas tugas yang dimiliki karena dapat

melahirkan ketidaknetralan.

Dalam prakteknya, keterlibatan ASN dalam aktivitas-aktivitas politik

praktis disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor keterlibatan ASN

Kantor Sekwan Kota Depok dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok

disebabkan oleh adanya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara

kedua belah pihak yaitu ASN dengan calon Legislatif incumbent, motif ASN

untuk mendapatkan keuntungan pribadi, serta minimnya intergritas ASN untuk

bersikap netral.

122

Portal Resmi Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia, artikel diakes pada 3

September 2019 dari https://www.bawaslu.go.id/ 123

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, h. 31-32.

Page 97: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

85

Berdasarkan fenomena faktor-faktor keterlibatan ASN Kantor Sekwan

dalam Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

terdapat politisasi dalam tubuh birokrasi atau dengan kata lain kepentingan-

kepentingan politik telah mencampuri birokrasi.

Hal tersebut sejalan dengan teori Politisasi Birokrasi yang dijelaskan oleh

Rini Martini bahwasannya, seringkali birokrasi menjalankan tugas dan melakukan

tindakan berdasarkan kepentingan-kepentingan politik. Dengan kata lain urusan

politik telah mendominasi dan mencampuri tugas administratif.124

Selain itu Kingdom dan Bardach menjelaskan bahwa, administrasi

(birokrasi) dengan kepentingan-kepentingan politik akan sulit dipisahkan, karena

secara praktek tugas administrasi dari birokrasi bukan hanya aktivitas teknis dan

netral dari politik.125

Akan ada keputusan yang dibuat dari hasil proses tawar

menawar dan negosiasi antara pejabat eksekutif dengan birokrasi yang akan saling

menguntungkan kedua belah pihak, sehingga birokrasi melibatkan dirinya dalam

aktivitas politik praktis yang menguntungkan.

Padahal dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara. Dalam pasal 9, ayat 2 dijelaskan bahwa: “Penyelenggaraan kebijakan dan

manajemen ASN harus bebas dari pengaruh kepentingan politik, intervensi semua

golongan dan partai politik serta didasarkan pada asas netralitas”.126

124

Rini Martini, Birokrasi dan Politik (Semarang: UPT UNDIP Press, 2012), h. 20. 125

Haniah Hanafie, “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”, h. 39-40. 126

Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Page 98: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

86

Keberpihakan yang dilakukan oleh beberapa ASN Kantor Sekwan

terhadap calon legislatif incumbent yang dianggap mampu memberikan

keuntungan terhadap dirinya akan melahirkan ketidak profesionalan dalam tubuh

ASN. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya pemberian kinerja yang baik,

karena ASN hanya akan memikirkan berbagai keuntungan yang didapatkan dalam

menjalankan tugas-tugasnya, sehingga akan muncul politik balas budi terhadap

salah satu calon yang mengakibatkan ketidaknetralan dalam tubuh ASN.

Page 99: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah

dikemukakan, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam Pemilu Legislatif 2019

Kota Depok, ASN Sekretariat Dewan kota Depok belum menempatkan dirinya

dalam posisi netral. Hal tersebut dikarenakan masih adanya ASN yang terlibat

secara tidak langsung dalam beberapa kegiatan politik di Pemilu Legislatif 2019

Kota Depok.

Bentuk keterlibatan yang dilakukan oleh ASN Kantor Sekwan Kota Depok

dalam Pemilu Legislatif 2019 di antaranya adalah membantu calon anggota dewan

legislatif melakukan kampanye, membantu tim sukses dari calon Legislatif

incumbent, serta menyalahgunakan fasilitas daerah berupa mobil dinas untuk

kepentingan politik pencalonan dari calon Legislatif incumbent.

Dari adanya bentuk-bentuk keterlibatan yang dilakukan oleh ASN Kantor

Sekretariat Dewan Kota Depok dalam Pemilu legislatif 2019 menjadi bukti bahwa

birokrasi di Indonesia masih belum bisa dikategorikan dalam birokrasi yang ideal.

Karena pada realitasnya Sekwan belum mampu membatasi kepentingan politik

dengan tugas yang seharusnya dijalankan sebagai seorang abdi negara.

Page 100: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

88

Sayangnya bentuk keterlibatan yang dilakukan oleh ASN di Sekretariat

Dewan dalam Pemilu Legislatif Kota Depok 2019 dilakukan secara sembunyi-

sembunyi. Hal tersebut menyebabkan pelanggaran netralitas dan keterlibatan yang

dilakukan oleh ASN dalam politik praktis tidak terblow-up dan tidak terlaporkan

kepada Bawaslu Kota Depok, serta tidak memiliki bukti yang kuat, sehingga

Bawaslu tidak dapat melakukan punishment terhadap ASN yang telah melanggar

asas-asas netralitas.

Secara garis besar adapun faktor-faktor keterlibatan ASN dalam politik

praktis di pemilu legislatif 2019 kota depok adalah adanya kerjasama yang saling

menguntungkan antara ASN dengan calon Legislatif incumbent yang

didukungnya, atau biasa disebut sebagai budaya patron client, untuk mendapatkan

keuntungan pribadi, serta minimnya integritas ASN untuk bersikap netral.

Hal tersebut dikarenakan calon anggota dewan legislatif incumbent

memiliki sumber daya cukup besar, misalnya perlindungan, fasilitas, kedudukan,

lisensi, keuangan/dana, dan lain sebagainya. Pada akhirnya timbul sikap balas jasa

yang dilakukan oleh ASN dengan menyediakan dukungan, dan tenaga keahlian.

Budaya patron client di antara anggota dewan legislatif incumbent dan

ASN di Sekretariat Dewan DPRD Kota Depok disebabkan oleh terjalinnya

intensnya hubungan kekerabatan yang terjalin pada periode masa jabatan

sebelumnya. Akibatnya ada rasa keseganan yang timbul sehingga melaksanakan

perintah dari atasannya secara langsung meskipun tugas tersebut diluar dari tugas

administratif.

Page 101: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

89

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka penulis dapat memberi saran

sebagai berikut:

B.1 Akademis

1. Hasil pembahasan dan analisa dalam penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu perlu adanya penelitian lanjutan secara mendalam

mengenai keterlibatan Aparatur Sipil Negara dalam berbagai politik

praktis di Pemilu Legislatif, serta faktor-faktor penyebab dari

keterlibatan ASN dalam politik praktis di Pemilu Legislatif.

B.2 Praktis

1. Sebagai seorang abdi negara, ASN Kantor Sekwan DPRD Kota Depok

perlu membatasi dirinya dari keterlibatan politik dengan menjunjung

tinggi integritas, dan mengoptimalkan profesionalisme kerja ASN,

agar dapat meminimalisir penyalahgunaan kekuasaan oleh anggota

dewan legislatif.

2. Dalam menjaga netralitas ASN, dibutuhkan upaya preventif dari

pemerintah dengan mengoptimalkan pengawasan internal Sekretariat

DPRD Kota Depok, yaitu setiap jenjang jabatan melakukan

pengawasan terhadap bawahannya sebelum, selama dan sesudah masa

kampanye Pemilu Legislatif 2019 Kota Depok berlangsung.

Page 102: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

90

3. Dibutuhkan upaya memperkuat fungsi kordinasi dan pengawasan dari

Bawaslu, KASN dan Instansi terkait. Hal tersebut ditujukan agar ASN

yang teridentifikasi melakukan keterlibatan dalam politik dapat

ditindaklanjuti dengan mengidentifikasi kasus pelanggarannya oleh

lembaga tersebut, sehingga dapat diberikan sanksi tegas yang

menimbulkan efek jera sesuai dengan PP No. 53 tahun 2015 tentang

kode etik ASN dan peraturan lain yang berlaku.

Page 103: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

91

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Albrow, Martin, Birokrasi. Penerjemah Karim, M. Rusli dan Daryanto, Totok.

Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 2004.

Blau, Peter M. dan Meyer, Marshall W. Birokrasi dalam Masyarakat Modern.

Penerjemah Rijanto, Slamet. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2000.

Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok. Rencana Tata Ruang dan

Wilayah Kota Depok. Depok: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota

Depok, 2014.

Hanafie, Haniah dan Azmy, Ana Sabhana. Kekuatan-Kekuatan Politik. Depok:

Rajawali Press, 2018.

Hollyson, Rahmat. Pilkada: Penuh euforia, miskin makna . Jakarta: Bestari, 2014.

Jurdi, Fajlurrahman. Pengantar Hukum Pemilihan Umum. Jakarta: Kencana,

2018.

Marijan, Kacung. Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde-

Baru. Jakarta: Kencana, 2010.

Martini, Rini. Birokrasi dan Politik. Semarang: UPT UNDIP Press, 2012.

Mustapa, Zainuddin. Bunga Rampai Birokrasi: Isu-isu Stratejik Seputar

Birokrasi. TTp: Celebes Media Perkasa, 2017.

Priyono. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Zifatama Publishing, 2016.

Sekretariat DPRD Kota Depok. Profil DPRD Kota Depok Masa Jabatan 2014-

2019. Depok: Sekretariat DPRD Depok, 2014.

Setiawan, Irfan. Rekonstruksi Birokrasi Pemerintahan Daerah. TTp: Institut

Pemerintahan Dalam Negeri, 2014.

Sugiarto, Eko. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis.

Yogyakarta: Suaka Media, 2015.

Tamin, Feisal. Reformasi Birokrasi: Analisis Pendayagunaan Aparatur Sipil

Negara. Jakarta: Belantika, 2004.

Thoha, Miftah. Birokrasi dan Politik Di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press, 2007.

Thoha, Miftah. Birokrasi Pemerintah Indonesia Di Era Reformasi. Jakarta:

Kencana, 2008.

Page 104: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

92

Thoha, Miftah dkk. Governance Reformasi Di Indonesia: Mencari Arah

Kelembagaan Politik Yang Demokratis dan Birokrasi Yang Profesional.

Yogyakarta: Gava Media, 2009.

Thoha, Miftah. Kepemimpinan dan Manajeman. Jakarta: PT Grafindo Persada,

2010.

Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Implikasinya. Jakarta:

Rajawali Grafindo Persada, 2013.

Waluya, Bagja. Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung: Setia

Purna Inves, 2007.

Zamzam, Fakhry. Good Governance Sekretariat DPRD. Yogyakarta: Deepublish,

2015.

Jurnal

Alamsyah. “Politik Dan Birokrasi: Reposisi Peran Birokrasi Publik Dalam Proses

Politik Lokal”. Jurnal Administrasi Publik. Vol. 2, No. 1. April, 2003.

Dwiputrianti, Septiana dkk., “Netralitas ASN Ditengah Intervensi Politik”. Jurnal

Komisi Aparatur Sipil Negara. 2 September, 2017.

Fadiyah, Dina dan Zakiyah, Ummi. “Menguatnya Ikatan Patronase dalam

Perpolitikan Indonesia”. Jurnal Madani. Vol 10, No. 2. Januari, 2018.

Firnas, M. Adian. “Politik Dan Birokrasi: Masalah Netralitas Birokrasi Di

Indonesia Era Reformasi”. Jurnal Review Politik. Vol. 6, No. 01. Juni,

2016.

Hartini, Sri dkk. “Kebijakan Netralitas Politik Pegawai Negeri Sipil Dalam

Pemilukada”. Jurnal Ilmu Hukum Padjajara . Vol. 1, No. 3. Oktober,

2014.

Hartini, Sri. “Penegakan Hukum Netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS)”. Jurnal

Dinamika Hukum. Vol 9, No. 3. September, 2009.

Komisi Aparatur Sipil Negara. “Urgensi Penegakan Netralitas Aparatur Sipil

Negara (ASN)”. Jurnal Policy Brief . Vol. 1, No. 1. Desember, 2018.

Muhaimin, Yahya. “Beberapa Segi Birokrasi di Indonesia”. Jurnal Prisma. Vol.

5, No.10. Oktober, 1990.

Perdana, Gema. “Menjaga Netralitas ASN Dari Politisasi Birokrasi”. Jurnal

Negara Hukum. Vol 10, No. 1. Juni, 2019.

Pahlevi, Indra. “Lembaga Penyelenggara Pemilihan Umum Di Indonesia:

Berbagai Permasalahannya”. Jurnal Politica. Vol. 2 No. 1. Juni, 2011.

Page 105: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

93

Ratna, Ikhwani. “Reformasi Birokrasi Terhadap Penataan Pola Hubungan Jabatan

Politik dan Karir Dalam Birokrasi”. Jurnal Sosial Budaya. Vol 9, No. 1.

Januari-Juli 2012.

Sudrajat, Tedi Sudrajat dan Mulya Karsona, Agus. “Menyoal Makna Netralitas

Pegawai Negeri Sipil dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

Tentang Aparatur Sipil Negara”. Jurnal Media Hukum. Vol. 23, No. 1.

Juni 2016.

Sudrajat, Tedi Dan Hartini, Sri. “Rekonstruksi Hukum Atas Pola Penanganan

Pelanggaran Asas Netralitas Pegawai Negeri Sipil”. Jurnal Mimbar

Hukum. Vol. 29, No. 3. Oktober, 2017

Sudrajat, Tatang. “Netralitas PNS dan Masa Depan Demokrasi Dalam Pilkada

Serentak 2015”. Jurnal Ilmu Administrasi. Vol. XII, No. 3. Desember,

2015.

Wawanudin dan Sudarno, Rohidin. “Pelaksanaansistem Merit Dalam UU ASN,

Wewenang KASN dan Analisis Peraturan Perundang-Undangan yang

Berpengaruh Terhadap Wewenang KASN”. Jurnal Mozaik. Vol. 10, No.

1. Juli, 2018.

Zudi, Mat, dkk. “Netralitas Pegawai Negeri Sipil Dalam Pemilihan Kepala

Daerah”. Jurnal Diponegoro Law Review. Vol 1, No. 4. Februari, 2012.

Karya Ilmiah

Hanafie, Haniah. “Reformasi Birokrasi Di Kota Tangerang Selatan”. Disertasi

Program Pascasarjana, Universitas Brawijawa, 2015.

Dewi A, Santi Hapsari. “Netralitas Pegawai Negeri Sipil Guna Mewujudkan Good

Governance Di Dalam Negara Hukum Indonesia”. Tesis S2 Fakultas

Hukum Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, 2008.

Yamin, Muhammad Halwan. “Netralitas Pegawai Negeri Sipil Dalam Pemilihan

Umum Kepala Daerah Di Kabupaten Takalar”. Skripsi S1 Hukum Tata

Negara, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin Makassar, 2013.

Artikel Internet

Dharmawah, Liliek. “Bawaslu Larang Caleg Pertahanan Gunakan Masa Reses

untuk Kampanye”. Artikel diakses pada 30 September 2019 dari

https://mediaindonesia.com/

Page 106: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

94

Lembaga survei PATTIRO. “Laporan Hasil Pemantauan Pelanggaran Netralitas

ASN dalam Pemilu 2019”. Artikel diakses pada 6 September 2019 dari

http://pattiro.org/

Lingga, Rido. “DPT Kota Depok Pemilu 2019 sebanyak 1.309.338”. Artikel

diakses pada 19 Mei 2019 dari http://rri.co.id/

Noor, Irwan. “Birokrasi Weber dalam Perspektif Administrasi Publik”. Artikel

diakses pada 14 Juli 2019 dari Http://Irwannoor.Lecture.Ub.Ac.Id/Siswadi,

Anwar. “Pemantau Netralitas ASN Temukan 10 Kasus Pemilu di Jawa

Barat”. Artikel diakses pada 10 April 2019 dari https://pemilu.tempo.co/

Penulis Tim Redaksi. “Sah! Pileg 2019 Enam Dapil”. Artikel diakses pada 20 Mei

2019 dari https://www.jurnaldepok.id/

Penulis Tim Redaksi. “Sekda Kota Depok: ASN Tidak Netral, Pecat”. Artikel

diakses pada 9 September 2019 dari Https://Www.Transnews.Co.Id/

Portal Resmi Pemerintah Kota Depok. Artikel diakses pada 19 Mei 2019 dari

https://www.depok.go.id/

Portal Resmi Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi. Artikel di akses pada

19 Mei 2019 dari http://www.kelair.bppt.go.id/

Portal Resmi Badan Pusat Statistik Kota Depok. “Jumlah Penduduk dan Rasio

Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kota Depok 2017”. Artikel diakses

pada 19 Mei 2019 dari https://depokkota.bps.go.id/

Portal Resmi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Artikel diakses pada

19 Mei 2019 dari http://www.dpr.go.id/

Portal Resmi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok. Artikel diakses pada

19 Mei 2019 dari http://dprd.depok.go.id/visi.php

Portal Resmi Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. Artikel diakses pada

20 Mei 2019 dari https://infopemilu.kpu.go.id/

Portal Resmi Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia. Artikel diakes pada 3

September 2019 dari https://www.bawaslu.go.id/

Portal Resmi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Republik Indonesia.

Artikel diakses pada 30 Oktober 2019 dari http://dkpp.go.id/

Yandrwiputra, Ade Ridwan. “DPRD Depok Resmi Dilantik, Berikut Nama Wakil

Rakyat Kota Depok”. Artikel diakses pada 13 September 2019 dari

https://metro.tempo.co/

Page 107: KETERLIBATAN APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR KESEKRETARIATAN …€¦ · KESEKRETARIATAN DPRD KOTA DEPOK DALAM PEMILU LEGISLATIF 2019 DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

95

Undang-Undang dan Peraturan

Undang-Undang No. 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu.

Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Aparatur Sipil Negara.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia No. 23 Tahun 2018

tentang Kampanye Pemilihan Umum.

Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia No: B/71/M.SM.00.00/2017 tentang

Pelaksanaan Netralitas bagi ASN pada Penyelenggaraan Pemilihan Kepala

Daerah Serentak tahun 2018, Pemilihan Legislatif tahun 2019, dan

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019.

Wawancara

Wawancara Langsung dengan Ahmad (Nama Samaran), ASN Kantor Sekwan

DPRD Kota Depok. 26 Agustus 2019 di Kantor Kesekretariatan DPRD

Kota Depok.

Wawancara Langsung dengan Budi (Nama Samaran), ASN Kantor Sekwan

DPRD Kota Depok. 26 Agustus 2019 di Kantor Kesekretariatan DPRD

Kota Depok.

Wawancara Langsung dengan Hendrik Tangke Alo, Ketua DPRD Kota Depok

Masa Jabatan 2014-2019. 23 Agustus 2018 di Gedung DPRD Kota Depok.

Wawancara Langsung dengan Jaka, Staff Badan Pengawas Pemilu Kota Depok. 9

September 2019 di Kantor Bawaslu Kota Depok.