keterdapatan migas di indonesia

5
KETERDAPATAN MIGAS DI INDONESIA Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang sangat kompleks dalam hal keadaan geologinya dikarenakan negara Indonesia merupakan negara yang dibatasi oleh 3 lempeng mayor di dunia sehingga menyebabkan Indonesia sering mengalami perubahan geologi yang menyebabkan adanya subduksi (tumbukan) dan terjadi gempa di Indonesia. Gempa yang terjadi di akibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Dan apabila dilihat pada daerah Indonesia yang merupakan daerah ternbanyak yang dilewati oleh titik – titik gempa yang tersebar di seluruh nusantara. Disebelah barat hingga ke selatan dari Indonesia dibatasi oleh lempeng tektonik, disebelah utara dibatasi dengan lempeng yang berbeda, dan dibagian timur dibatasi dengan lempeng yang berbeda pula. Jadi Indonesia dibatasi oleh 3 lempeng mayor dunia yang berbeda. Maka dari itu Indonesia memiliki titik gempa yang tersebar hampir diseluruh nusantara. Negeri kita tercinta berada di dekat batas lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia. Jenis batas antara kedua lempeng ini adalah konvergen. Lempeng Indo-Australia adalah lempeng yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Selain itu di bagian timur, bertemu 3 lempeng tektonik sekaligus, yaitu lempeng Philipina, Pasifik, dan Indo-Australia. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, subduksi antara dua lempeng menyebabkan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit

Upload: aswin-christian-nainggolan

Post on 27-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Migas

TRANSCRIPT

Page 1: Keterdapatan Migas Di Indonesia

KETERDAPATAN MIGAS DI INDONESIA

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang sangat kompleks dalam hal keadaan geologinya

dikarenakan negara Indonesia merupakan negara yang dibatasi oleh 3 lempeng mayor di

dunia sehingga menyebabkan Indonesia sering mengalami perubahan geologi yang

menyebabkan adanya subduksi (tumbukan) dan terjadi gempa di Indonesia. Gempa yang

terjadi di akibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Dan apabila dilihat pada daerah

Indonesia yang merupakan daerah ternbanyak yang dilewati oleh titik – titik gempa yang

tersebar di seluruh nusantara. Disebelah barat hingga ke selatan dari Indonesia dibatasi oleh

lempeng tektonik, disebelah utara dibatasi dengan lempeng yang berbeda, dan dibagian timur

dibatasi dengan lempeng yang berbeda pula. Jadi Indonesia dibatasi oleh 3 lempeng mayor

dunia yang berbeda. Maka dari itu Indonesia memiliki titik gempa yang tersebar hampir

diseluruh nusantara.

Negeri kita tercinta berada di dekat batas lempeng tektonik Eurasia dan Indo-

Australia. Jenis batas antara kedua lempeng ini adalah konvergen. Lempeng Indo-Australia

adalah lempeng yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Selain itu di bagian timur,

bertemu 3 lempeng tektonik sekaligus, yaitu lempeng Philipina, Pasifik, dan Indo-Australia.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, subduksi antara dua lempeng menyebabkan Lempeng

Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang

tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di sepanjang Pulau

Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda).

Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan

yang cukup keras.

Dari segi ilmu kebumian, Indonesia benar-benar merupakan daerah yang sangat

menarik. Kepentingannya terletak pada rupabuminya, jenis dan sebaran endapan mineral

serta energi yang terkandung di dalamnya, keterhuniannya, dan ketektonikaannya. Oleh

sebab itulah, berbagai anggitan (konsep) geologi mulai berkembang di sini, atau

mendapatkan tempat untuk mengujinya (Sukamto dan Purbo-Hadiwidjoyo, 1993).

Inilah wilayah yang memiliki salah satu paparan benua yang terluas di dunia (Paparan

Sunda dan Paparan Sahul), dengan satu-satunya pegunungan lipatan tertinggi di daerah

Page 2: Keterdapatan Migas Di Indonesia

tropika sehingga bersalju abadi (Pegunungan Tengah Papua), dan di sini pulalah satu-satunya

di dunia terdapat laut antarpulau yang terdalam (-5000 meter) (Laut Banda), dan laut sangat

dalam antara dua busur kepulauan (-7500 meter) (Dalaman Weber). Dua jalur gunungapi

besar dunia bertemu di Nusantara.

Keterdapatan Migas di Indonesia

Energi minyak dan gas bumi mempunyai peran yang sangat strategis dalam berbagai

kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat. Pada umumnya minyak bumi dewasa ini

memiliki peran sekitar 80% dari total pasokan energi untuk konsumsi kebutuhan energi di

Indonesia. Dengan demikian peran minyak dan gas bumi dalam peningkatan perolehan devisa

negara masih sangat diperlukan. Nayoan dkk. (1974) dalam Barber (1985) menjelaskan

bahwa terdapat hubungan yang erat antara cekungan minyak bumi yang berkembang di

berbagai tempat dengan elemen-elemen tektonik yang ada. Cekungan-cekungan besar di

wilayah Asia Tenggara merepresentasikan kondisi setiap elemen tektonik yang ada, yaitu

cekungan busur muka (forearc basin), cekungan busur belakang (back-arc basin), cekungan

intra kraton (intracratonic basin), dan tepi kontinen (continent margin basin), dan zona

tumbukan (collision zone basin). Berdasarkan data terakhir yang dikumpulkan dari berbagai

sumber, telah diketahui ada sekitar 60 basin yang diprediksi mengandung cebakan migas

yang cukup potensial. Diantaranya basin Sumatera Utara, Sibolga, Sumatera Tengah,

Bengkulu, Jawa Barat Utara, Natuna Barat, Natuna Timur, Tarakan, Sawu, Asem-Asem,

Banda, dll.

Cekungan busur belakang di timur Sumatera dan utara Jawa merupakan lapangan-

lapangan minyak paling poduktif. Pematangan minyak sangat didukung oleh adanya heat

flow dari proses penurunan cekungan dan pembebanan. Proses itu diperkuat oleh gaya-gaya

kompresi telah menjadikan berbagai batuan sedimen berumur Paleogen menjadi perangkap

struktur sebagai tempat akumulasi hidrokarbon (Barber, 1985). Secara lebih rinci,

perkembangan sistem cekungan dan perangkap minyak bumi yang terbentuk sangat

dipengaruhi oleh tatanan struktur geologi lokal. Sebagai contoh, struktur pull apart basin

menentukan perkembangan sistem cekungan Sumatera Utara (Davies, 1984). Perulangan

gaya kompresif dan ekstensional dari proses peregangan berarah utara-selatan mempengaruhi

pola pembentukan antiklinorium dan cekungan Palembang yang berarah N300oE

(Pulunggono, 1986).

Page 3: Keterdapatan Migas Di Indonesia

Demikian pula pola sebaran cekungan Laut Jawa sebelah selatan sangat dipengaruhi

oleh pola struktur berarah timur-barat (Brandsen & Mattew, 1992), sedang pola cekungan di

Laut Jawa bagian barat-laut berarah berarah timur-laut – baratdaya, sedang pola cekungan di

timur-laut berarah barat-laut – tenggara. Cekungan Kutai dan Tarakan merupakan cekungan

intra kraton (intracratonic basin) di Indonesia. Pembentukan cekungan terjadi selama Neogen

ketika terjadi proses penurunan cekungan dan sedimentasi yang bersifat transgresif, dan

dilanjutkan bersifat regresif di Miosen Tengah (Barber, 1985). Pola-pola ini menjadiken

pembentukan delta berjalan efektif sebagai pembentuk perangkap minyak bumi maupun

batubara.

Zona tumbukan (collision zone), tempat endapan-endapan kontinen bertumbukan

dengan kompleks subduksi, merupakan tempat prospektif minyak bumi. Cekungan Bula,

Seram, Bituni dan Salawati di sekitar Kepala burung Papua, cekungan lengan timur Sulawesi,

serta Buton, merupakan cekungan yang masuk dalam kategori ini. (Barber, 1985).

Keberadaan endapan aspal di Buton berasosiasi dengan zona tumbukan antara mikro

kontinen Tukang Besi dengan lengan timur-laut Sulawesi, dengan Banggai Sula sebagai

kompleks ofiolit (Barber, 1985; Sartono, 1999). Kehadiran minyak di Papua berasosiasi

dengan lipatan dan patahan Lenguru, yang merupakan tumbukan mikro kontinen Papua Barat

dengan tepi benua Australia (Barber, 1985). Sumber dan reservoar hidrokarbon terperangkap

struktur di bagian bawah foot-wall sesar normal serta di bagian bawah hanging-wall sesar

sungkup (Simanjuntak dkk, 1994).

Berikut ini merupakan gambar cadangan minyak yang ada di Indonesia.