keterbukaan dan keadilan jo

65
KETERBUKAAN KETERBUKAAN DAN DAN KEADILAN KEADILAN Oleh Oleh Johari,S.Pd. Johari,S.Pd.

Upload: linawatirahmi

Post on 26-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mendeskripsikan pengertian keterbukaan dan keadilanMenguraikan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMengidentifikasi dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparanMenunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari

TRANSCRIPT

  • KETERBUKAAN DAN KEADILANOlehJohari,S.Pd.

  • STANDAR KOMPETENSI Menganalisis pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

  • KOMPETENSI DASARMendeskripsikan pengertian keterbukaan dan keadilanMenguraikan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMengidentifikasi dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparanMenunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari

  • KETERBUKAAN DAN KEADILANPada hakikatnya keterbukaan berkaitan erat dengan jaminan keadilan. Keterbukaan merupakan sikap jujur, rendah hati dan adil serta menerima pandapat orang lain. Sedangkan keadilan merupakan pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.

  • PENGERTIAN KETERBUKAANDAN KEADILANketerbukaan adalah suatu sikap dan perilaku terbuka dari individu dalam beraktivitas.keadilan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak dan tidak sewenang-wenang.

  • KEADILAN MENURUT ARISTOTELES1.Keadilan KomutatifKeadilan komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang dengan tidak melihat jasa-jasa yang telah diberikannya. 2.Keadilan DistributifKeadilan distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah diberikannya. 3.Keadilan Kodrat AlamKeadilan kodrat alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan oleh orang lain kepada kita. 4.Keadilan KonvensionalKeadilan konvensional adalah jika seorang warga negara telah menaati segala peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan. 5.Keadilan PerbaikanPerbuatan adil menurut perbaikan adalah jika seseorang telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercermar.

  • KETERBUKAAN DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARAKeterbukaan diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan nasional agar pembangunan nasional benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan bersama warga negara, bukan kesejahteraan sekelompok orang.Pelaksanaan pembangunan nasional harus dilandasi oleh nilai-nilai yang tercermin dalam Sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Sedangkan asas yang melandasi pelaksaan pembangunan nasional di Indonesia adalah sebagai berikut:Asas Adil dan Merata. Pembangunan nasional yang diselenggarakan pada dasarnya merupakan usaha bersama yang harus merata disemua lapisan masyarakat Indonesia dan di seluruh tanah air. Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam peri kehidupan. Pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara berbagai kepentingan. Kepentingan tersebut adalah kepentingan dunia dan akhirat, materiil dan spiritual.

  • CIRI-CIRI KETERBUKAANTransparan dalam semua kebijakan publik.Tidak menutup-nutupi kesalahan yang dilakukan orang lain.Tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak pada kecurigaan orang lain.Bersikap hati-hati dalam menerima informasi.Toleransi dan tenggang rasa dalam segala hal.

  • JAMINAN KEADILANDalam Hukum, tuntutan keadilan memiliki dua arti yaitu:1. Arti formalDalam arti formal, keadilan menuntut agar hukum berlaku secara umum. Semua orang dalam situasi yang sama diperlakukan secara sama. Dengan kata lain hukum tidak mengenal pengecualian. 2. Arti MaterialDalam arti material isi hukum harus adil. Adil di sini adalah adil yang dianggap oleh masyarakat. Jadi bukan sekedar secara formal saja seperti apa yang tertulis itu adil. Itulah sebabnya perlu adanya penyesuaian antara keputusan sidang dan penilaian masyarakat,

  • Pelaksanaan jaminan keadilan sangat dituntut oleh penyelenggaraan pemerintah yang baik, bersih dan transparan. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik tersebut didasarkan pada beberapa asas umum, diantaranya:Asas Kepastian Hukum, Asas ini menghendaki agar sikap dan keputusan pejabat administrasi negara tidak boleh menimbulkan keguncangan hukum atau status hukum. Asas Keseimbangan, asas ini menyatakan bahwa tindakan disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat administrasi negara harus seimbang dengan kesalahan yang dibuatnya. Asas Kesamaan, dalam asas ini dinyatakan bahwa pejabat administrasi negara dalam menjatuhkan keputusan tanpa pandang bulu. Sebelum keputusan diambil, harus dipikirkan dulu secara masak-masak agar untuk kasus yang sama dapat diambil keputusan yang sama pula.

  • Asas Larangan Kesewenang-wenangan, Keputusan sewenang-wenangan adalah keputusan yang tidak mempertimbangkan semua faktor yang relevan secara lengkap dan wajar sehingga secara akal kurang sesuai. Asas larangan Penyalahgunaan WewenangPenyalahgunaan wewenang adalah bilamana suatu wewenang oleh pejabat yang bersangkutan dipergunakan untuk tujuan yang bertentangan atau menyimpang dari apa yang telah ditetapkan semula oleh undang-undang. Asas Bertindak Cermat. Jika pejabat administrrasi negara telah mengambil keputusan dengan kurang hati-hati sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat maka yang bersangkutan wajib memperbaiki keputusannya dengan menerbitkan keputusan baru.Asas Perlakukan yang Jujur. Asas ini menghendaki adanya pemberian kebebasan yang seluas-luasanya kepada warga masyarakat untuk kebenaran. Asas ini memberikan penghargaan yang lebih pada masyarakat dalam mencari kebenaran melalui banding. Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan Yang Batal, Di Indonesia, asas ini telah memperoleh pengaturannya dalam UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang berbunyi; Seorang yang ditangkap, ditahan, dituntut, ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang, atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan, berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitas.Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum. Berdasarkan asas ini, kepentingan umum harus lebih didahulukan daripada kepentingan individu, yaitu memberikan hak mutlak pada hak-hak pribadi.

  • Faktor Penyebab Terjadinya Penyelenggaraan Pemerintah Yang Tidak TransparanNilai-niai agama dan nilai-nilai budaya bangsa tidak dijadikan sumber etika dalam berbangsa dan bernegaraPancasila sebagai ideologi negara ditafsirkan secara sepihak oleh penguasa Konflik sosial budaya telah terjadi karena kemajemukan suku, kebudayaan, dan agama yang tidak dikelola dengan baik dan adil oleh pemerintah serta masyarakat.Hukum telah menjadi alat kekuasaan dan pelaksanaannya telah diselewengkanPerilaku ekonomi yang berlangsung dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta berpihak pada sekelompok pengusaha besar.Sistem politik yang otoriter tidak dapat melahirkan pemimpin yang mampu menyerap aspirasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik, pertumpahan darah, dan dendam antara kelompok di masyarakat.Penyelahgunaan kekuasaan sebagai akibat dari lemahnya fungsi pengawasan oleh internal pemerintah dan lembaga perwakilan rakyat, serta terbatasnya pengawasan oleh masyarakat dan media massa.

  • AKIBAT DARI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG TIDAK TRANSPARAN

    Rendahnya atau bahkan tidak adanya kepercayaan warga negara terhadap pemerintah.Rendahnya partisipasi warga negara terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah.Sikap Apatis warga negara dalam mengambil inisiatif dan peran yang berkaitan dengan kebijakan publik.Jika warga negara apatis, di tunjang dengan rejim yang berkuasa sangat kuat dan lemahnya fungsi legislatif, maka KKN merajalela dan menjadi budaya yang mendarah daging (nilai dominan).Krisis moral dan akhlak yang berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran hukum dan hak asasi manusia.

  • UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAH YANG TIDAK TRANSPARAN

    Pengawasan ketat oleh pengambil kebijakan tertinggi negara, DPR dan masyarakat luas.Pemberian sanksi hukum yang tegas bagi aparatur pemerintah yang melakukan penyimpangan dan pelanggaran.Efektivitas fungsi kepolisian, kejaksaan, kehakiman, komisi Pemberantasan Korupsi.Pelibatan NGO (Non Government Organization) dalam mengawasi setiap kebijakan publik yang dibuat pemerintah, seperti ICW, GOWA Penanaman nilai agama dan budaya seluruh aparatur pemerintahan.Meningkatkan kerukunan sosial antara pemeluk agama, suku dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya melalui dialog dan kerja sama dengan prinsip kebersamaan, kesetaraandan toleransi Menengakkan supremasi hukum dan perundang-undangan secara konsisten serta menjamin dan menghormati hak asasi manusia.Memberdayakan masyarakat melalui perbaikan sistem politik yang demokratisMengatur peralihan kekuasaan secara tertib, damai, dan demokratis sesuai dengan hukum dan perundang-undangan.Meningkatkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan negara serta memberdayakan masyarakat untuk melakukan kontrol sosial secara konstruktif dan efektif.

  • PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN JAMINAN KEADILANPengawasan Terhadap Aparatur Negarauntuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan.Peran masyarakat dalam upaya memberantas korupsiGuna meminimalisir terjadinya korupsi dibutuhkan peran aktif masyarakat, di antaranya dengan melaporkan atau mengimformasikan pelaku korupsi kepada lembaga berwenang.Pembentukan Lembaga Anti KorupsiPembentukan lembaga anti korupsi, seperti KPK di maksudkan agar korupsi yang telah membudaya di Indonesia dapat di tekan atau di minimalisir disamping dalam rangka clean government.

  • Pemerintahan yang Tidak Transparan dan Akibat-akibatnyaSuatu pemerintahan atau kepemerintahan dikatakan transparan (terbuka) apabila dalam penyelenggaraan kepemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan sehingga mudah diakses oleh mereka yang membutuhkan. Berbagai informasi telah disediakan secara memadai dan mudah dimengerti, sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasiKepemerintahan yang tidak transparan cepat atau lambat cenderung akan menuju ke pemerintahan yang korup, otoriter atau diktator

  • Beberapa indikator tentang penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan beserta akibat-akibatnya menurut UNDP (1997)Partisipasi, Indikator penyelenggaraan:Warga masyarakat dibatasi/tidak memiliki hak suara dalam proses pengambilan keputusanInformasi hanya sepihak (top-down) dan lebih bersifat instruktif

  • Lembaga perwakilan tidak dibangun berdasarkan kebebasan berpolitik (partai tunggal)Kebebasan berserikat dan berpendapat serta pers sangat dibatasi.Akibatnya :Warga masyarakat dan pers cenderung pasif, tidak ada kritik (unjuk rasa), masyarakat tidak berdaya dan terkekang dengan berbagai aturan dan doktrin

  • 2. Aturan Hukum (rule of law)Indikator penyelenggaraan :Hukum dan peraturan perundangan lebih berpihak kepada penguasaPenegakan hukum (law enforcement) lebih banyak berlaku bagi masyarakat bawah baik secara politik maupun ekonomiPeraturan tentang HAM terabaikan demi stabilitas dan pencapaian tujuan negara

  • Akibatnya:Penguasa menjadi otoriter,posisi tawar masyarakat lemah dan lebih banyak hidup dalam ketakutan serta tertekan

  • 3. Transparan,Indikator penyelenggaraan:Informasi yang diperoleh satu arah, yaitu hanya dari pemerintahMasyarakat sangat dibatasi dalam memperoleh segala bentuk informasiTidak ada atau sulit bagi masyarakat untuk memonitor/mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahAkibatnya: Pemerintah sangat tertutup dengan segala keburukannya, sehingga masyarakat tidak banyak tahu apa yang terjadi pada negaranya

  • 4. Daya Tanggap,Indikator : Proses pelayanan sentralistik dan kakuBanyak pejabat memposisikan diri sebagai penguasaLayanan kepada masyarakat masih diskriminatif, konvensional dan bertele-tele (tidak responsif)Akibatnya: Banyaknya pejabat yang memposisikan diri sebagai penguasa, segala layanan sarat dengan korupsi,kolusi dan nepotisme

  • 5. Berorientasi Konsensus, indikator:Pemerintah lebih banyak bertindak sebagai alat kekuasaan negaraLebih banyak bersifat komando dan instruksiSegala macam bentuk prosedur lebih bersifat formalitasTidak diberikannya peluang untuk mengadakan konsensus dan musyawarahAkibatnya:Pemerintah cenderung otoriter karena menutup jalan bagi dilaksanakannya konsensus dan musyawarah

  • 6. Berkeadilan, indikator:Adanya diskriminasi gender dalam penyelenggaraan pemerintahanMenutup peluang bagi dibentuknya organisasi non pemerintah/LSM yang menuntut keadilan dalam berbagai segi kehidupanBanyak peraturan yang masih berpihak pada gender tertentu

  • Akibatnya,Arogansi kekuasaan sangat dominan dalam menentukan penyelenggaraan pemerintahan

  • 7. Efektivitas dan Efisiensi, indikator:Manajemen penyelenggaraan negara bersifat konvensional dan terpusat (top-down)Kegiatan penyelenggaraan negara lebih banyak digunakan untuk acara-acara seremonialPemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia tidak berdasarkan prinsip kebutuhan

  • Akibatnya:Negara cenderung salah urus dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusianya sehingga banyak pengangguran dan tidak memiliki daya saing

  • 8. Akuntabilitas, indikator:Pengambil keputusan didominasi oleh pemerintahSwasta dan masyarakat memiliki peran yang sangat kecil terhadap pemerintahPemerintah memonopoli berbagai alat produksi yang strategisMasyarakat dan pers tidak diberi kesempatan untuk menilai jalannya pemerintahan

  • Akibatnya:Dominannya pemerintahan dalam semua lini kehidupan, menjadikan warga masyarakatnya tidak berdaya mengontrol apa saja yang telah dilakukan pemerintahannya

  • 9. Bervisi Strategis, indikator:Pemerintah lebih puas dengan kemapanan yang telah dicapai Sulit menerima perubahan terutama berkaitan dengan masalah politik, hukum dan ekonomiKurang mau memahami aspek-aspek kultural, historis dan kompleksitas sosial masyarakatnyaPenyelenggaraan pemerintahan statis dan tidak memiliki jangkauan jangka panjang

  • Akibatnya :Banyaknya penguasa yang pro status quo dan kemapanan sehingga tidak memperdulikan terjadinya perubahan baik internal maupun eksternal negaranya

  • 10. Kesalingterkaitan, indikator :Banyaknya penguasa yang arogan dan mengabaikan peran swasta atau masyarakatPemerintah merasa diri paling benar dan paling pintar dalam menentukan jalannya pemerintahanMasukan atau kritik dianggap provokator antikemapanan dan stabilitasSwasta dan masyarakat tidak diberi kesempatan untuk bersinergi dalam membangun negara

  • Akibatnya :Para pejabat pemerintahan sering dianggap lebih tahu dalam segala hal, sehingga masyarakat tidak merasakan dan tidak punya keinginanuntuk bersinergi dalam membangun negaranya

  • Karakteristik Kepemerintahan yang Baik menurut UNDP (1997)UNDP mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip-prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktik penyelenggaraan kepemerintahan yang baik adalah, mencakup :

  • 1. Partisipasi (Participation),yaitu :Keikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan, kebebasan berserikat dan berpendapat, serta kebebasan untuk berpartisipasi secara konstruktif

  • 2. Aturan Hukum (Rule of Law)Hukum harus adil tanpa pandang bulu, ditegakkandan dipatuhi secara utuh (impartially), terutama aturan hukum tentang hak-hak asasi manusia

  • 3. Transparan (Transparency)Adanya kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan sehingga mudah diakses oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus disediakan secara memadai dan mudah dimengerti, sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi

  • 4. Daya Tanggap (Responsiveness)Proses yang dilakukan di setiap institusi harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders).

  • 5. Berorientasi Konsensus (Consensus-Orientted)Bertindak sebagai mediator bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai kesepakatan. Jika dimungkinkan dapat diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan pemerintah.

  • 6. Berkeadilan (Equity)Memberikan kesempatan yang sama baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.

  • 7. Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency)Segala proses dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya berbagai sumber yang tersedia

  • 8. Akuntabilitas (Accountability)Para pengambil keputusan (pemerintah, swasta dan masyarakat madani) harus bertanggung jawab kepada publik sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya berbagai sumber yang tersedia.

  • 9. Bervisi Strategis (Strategic Vision)Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan manusia dengan memahami aspek-aspek historis, kultural, dan kompleksitas sosial yang mendasari perspektif mereka.

  • Kesalingterkaitan ( Interrelated)Adanya kebijakan yang saling memperkuat dan terkait (mutually reinforcing) dan tidak bisa berdiri sendiri

  • Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,Kolusi dan NepotismeBerdasarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 asas-asas umum pemerintahan di Indonesia era pasca gerakan reformasi nasional antara lain :

  • 1. Asas Kepastian HukumMengutamakan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan sebagai dasar setiap kebijakan penyelenggaraan negara

  • 2.Asas Tertib Penyelenggaraan NegaraMengedepankan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan sebagai landasan penyelenggaraan negara

    3. Asas Kepentingan UmumMendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif

  • 4. Asas KeterbukaanMembuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara

  • 5. Asas proporsionalitasMengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara

    6. Asas profesionalitas, mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

  • 7. Asas akuntabilitasBahwa setiap kegiatan dan hasil akhirnkegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

  • Karakteristik PemerintahanKompleksitas, dalam menghadapi kondisi yang kompelks, maka pola penyelenggaraan pemerintahan perlu ditekankan pada fungsi koordinasi dan komposisiDinamika, dalam hal ini pola pemerintahan yang dapat dikembangkan adalah pengaturan atau pengendalian (steering) dan kolaborasi (pola) interaksi saling mengendalikan di antara berbagai aktor yang terlibat dan atau kepentingan dalam sesuatu bidang tertentu

  • 3. Keanekaragaman,Masyarakat dengan berbagai kepentingan yang beragam dapat diatasi dengan pola penyelenggaraan pemerintahan yang menekankan pada pengaturan (regulation) dan integrasi atau keterpaduan (integration)

  • Good Governance (Kepemerintahan yang baik)Bagir Manan, sangat wajar apabila tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang baik terutama ditujukan pada pembaharuan administrasi negara dan pembaharuan penegarakan hukumUNDP: suatu hubungan yang sinergis dan konstruktif di antara negara,sektor swasta dan masyarakat

  • World Bank (2000), good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan kerangka hukum dan politik bagi tumbuhnya aktivitas swasta

  • PP No. 101 tahun 2000, kepemerintahan yang baik adalah kepemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.

  • Apek aspek good governance1.Hukum/kebijakan, ditujukan pada perlindungan kebebasan 2Kompetensi dan transparansi pemerintahan, yaitu kemampuan membuat perencanaan dan melakukan implementasi secara efisien, kemampuan melakukan penyederhanaan organisasi, penciptaan disiplin dan model administratif, keterbukaan informasi3.Desentralisasi, yaitu desentralisasi regional dan dekonsentrasi di dalam departemen

  • 4. Penciptaan pasar yang kompetitifYaitu penyempurnaan mekanisme pasar, peningkatan peran pengusaha kecil dan segmen lain dalam sektor swasta, deregulasi, dan kemampuan pemerintahan melakukan kontrol terhadap makroekonomi

  • Kriteria good governance menurut NFSD(Novartis Foundation for Sustainable Development)Legitimasi dari pemerintahan (menyangkut tingkat/derajat demokratisasi)Akuntabilitas dari elemen-elemen politik dan pejabat dalam pemerintahan (menyangkut pula kebebasan media, transparansi dalam pembuatan/pengambilan keputusan, mekanisme, akuntabilitas)Kompetensi pemerintah dlam memformulasikan kebijakan dan memberikan pelayananPenghormatan terhadap hak asasi manusia dan hukum yang berlaku (hak-hak individu dan kelompok, keamanan, kerangka hukum untuk aktivitas sosial dan ekonomi, dan partisipasi)

  • Aktor dalam Kepemerintahan (Good Governance)1. Negara dan pemerintahan, yaitu keseluruhan lembaga politik dan sektor publik. Peran dan tanggung jawabnya di bidang hukum, pelayanan publik, desentralisasi,transparansi dan pemberdayaan masyarakat, penciptaan pasar yang kompetitif, pembangunan lingkungan yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembangunan baik pada level lokal, nasional maupun internasional

  • 2. Sektor Swasta, yaitu perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi sistem pasar, seperti industri, perdagangan, perbankan dan koperasi sektor informal, Peranannya adalah dalam peningkatan produktivitas, penyerapan tenaga kerja, mengembangkan sumber penerimaan negara, investasi, pengembangan dunia usaha dan pertumbuhan ekonomi nasional

  • 3. Masyarakat Madani, yaitu kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi. Dalam konteks kenegaraan, masyarakat merupakan subjek pemerintahan, pembangunan dan pelayan publik yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi. Masyarakat harus diberdayakan agar berperan aktif dalam mendukung terwujudnya kepemerintahan yang baik

  • Ciri-ciri Era KeterbukaanPesatnya perkembangan informasi, telekomunikasi dan transportasiPesatnya perkembangan informasi, telekomunikasi dan transportasi mempengaruhi kebijakan suatu negaraTerjadinya perubahan sikap dan perilaku suatu masyarakat atau bangsa terhadap perkembangan di luar dirinya sebagai akibat tidak dapat terbendungnya arus pengaruh yang dibawa oleh struktur-struktur informasi, telekomunikasi dan transportasi dari luar

  • 2. Batas antarnegara menjadi kaburMasyarakat suatu negara tidak sanggup lagi menegakkan kedaulatan negaranya baik secara politik, ekonomi maupun teknologi, yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh negara-negara yang memiliki hubungan diplomatikAdanya kebutuhan dalam negara tersebut untuk menerima dan memanfaatkan baik politik, ekonomi maupun teknologi dengan cara terpaksa atau tidak terpaksa demi terpenuhinya kepentingan warga atau masyarakat itu sendiri

  • Jaminan keadilan bagi warga negara dalam Per-UU-an a.l:UU 8/1981:KUHAPUU 14/1985 :MAUU 5/1998 : Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam,tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusiaUU 9/1998 :kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umumUU 35/1999 :Kekuasaan kehakimanUU 39/1999 :HAMUU 26/2000 : Pengadilan HAMUU 31/2002 :Partai PolitikUU 3/2003 : Pertahanan NegaraUU 20/2003 : Sistem Pendidikan Nasional

  • PORTOPOLIOCarilah artikel di koran atau internet mengenai dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan di negara lain, kemudia bandingkan dampak yang terjadi dengan di Indonesia Pemerintah telah berulangkali membuat komisi khusus pemberantasan korupsi. Melihat realitas yang terjadi saat ini, apakah usaha pemerintah untuk memberantas korupsi sudah menunjukkan hasil yang signifikan? Jelaskan pendapatmu berdasarkan fakta yang terjadi saat ini! Kemudian carilah artikel koran yang dapat menguatkan pendapatmu !