ketentuan umum & tatacara perpajakan ( kup ) · pdf filekartu npwp atau bukti pendaftaran...

23
KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP )

Upload: lyduong

Post on 04-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

KETENTUAN UMUM & TATACARA

PERPAJAKAN ( KUP )

Page 2: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

BAB 1

ISTILAH – ISTILAH UMUM

PERPAJAKAN

1. Wajib Pajak (WP)

WP adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk

pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

2. Pengusaha Kena Pajak (PKP)

PKP adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP)

dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan UU Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM)

3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

NPWP adalah nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana dalam administrasi

perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP.

4. Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)

NPPKP adalah nomor yang diberikan kepada Pengusaha yang memenuhi syarat

sebagai PKP.

K U P Hal. 2 dari 23

Page 3: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

BAB 2

KEWAJIBAN MENDAFTARKAN

DIRI DAN MELAPORKAN USAHA

A MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN NPWP:

Semua WP (Orang Pribadi, Badan, Badan Usaha Tetap (BUT) berdasarkan sistem self

assessment wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk

dicatat sebagai WP dan sekaligus untuk mendapatkan NPWP.

Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku pula terhadap wanita kawin yang

dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim

atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan

harta.

B MELAPORKAN USAHA UNTUK MENDAPATKAN NPPKP:

Setiap Pengusaha yang dikenakan PPN berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

dan kepadanya diberikan NPPKP.

Pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan usahanya pada kantor Direktorat

Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Pengusaha (apabila

pada tempat tinggal tersebut ada kegiatan usaha) dan tempat kegiatan usaha

dilakukan. Sedangkan bagi Pengusaha Badan, kewajiban melaporkan usahanya

tersebut adalah pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan.

C TEMPAT PENDAFTARAN WP / PELAPORAN PENGUSAHA TERTENTU

1. Seluruh WP BUMN dan WP BUMD di wilayah DKI Jakarta: di KPP PND

Jakarta;

2. WP PMA tidak Go Public: di KPP PMA kecuali, yang telah terdaftar di KPP lama

dan WP PMA di kawasan berikat dengan permohonan, diberikan kemudahan

mendaftar di KPP setempat;

3. WP Badan dan Orang Asing: di KPP Badora;

K U P Hal. 3 dari 23

Page 4: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

4. WP Go Public: di KPP Perusahaan Masuk Bursa (Go Public); kecuali, WP

BUMN/BUMD serta WP PMA yang berkedudukan di kawasan berikat;

5. WP BUMD di luar DKI Jakarta: di KPP setempat;

6. Untuk WP BUMN/BUMD, PMA, Badora, Go Public di luar DKI Jakarta, khusus

PPh Pemotongan/Pemungutan dan PPN/PPn BM: di KPP tempat cabang atau

kegiatan usaha.

D FUNGSI NPWP DAN NPPKP

a. Fungsi NPWP :

♦ Sarana dalam administrasi perpajakan;

♦ Identitas WP;

♦ Menjaga ketertiban pembayaran pajak;

♦ Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.

♦ Setiap WP hanya diberikan satu NPWP

b. Fungsi NPPKP :

♦ Identitas PKP;

♦ Dicantumkan dalam pemenuhan kewajiban PPN/PPnBM.

E PENERBITAN NPWP DAN/ATAU NPPKP SECARA JABATAN

Direktorat Jenderal Pajak dapat menerbitkan NPWP dan/atau NPPKP secara jabatan,

apabila WP atau PKP tidak mendaftarkan diri dan/atau tidak melaporkan usahanya.

F SANKSI TIDAK MENDAFTARKAN DIRI / MELAPORKAN USAHA

Terhadap WP/PKP yang tidak mendaftarkan diri/melaporkan usahanya, dikenakan

sanksi perpajakan yang berlaku.

G SYARAT-SYARAT UNTUK MEMPEROLEH NPWP DAN NPPKP :

1. Untuk WP Orang Pribadi Non-Usahawan:

Fotokopi KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor

2. Untuk WP Orang Pribadi Usahawan :

a.) Fotokopi KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor;

b.) Fotokopi Surat Izin Usaha atau Surat Keterangan Tempat Usaha dari instansi

yang berwenang.

K U P Hal. 4 dari 23

Page 5: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

3. Untuk WP Badan :

a.) Fotokopi akte pendirian;

b.) Fotokopi KTP salah seorang pengurus;

c.) Fotokopi Surat Izin Usaha atau Surat Keterangan Tempat Usaha dari instansi

yang berwenang.

4. Untuk Bendaharawan sebagai Pemungut/Pemotong:

a.) Fotokopi surat penunjukan sebagai bendaharawan;

b.) Fotokopi tanda bukti diri KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor.

c.) Apabila WP pemohon berstatus cabang, maka harus melampirkan fotokopi

kartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila

permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat kuasa.

Fotokopi sebagai kelengkapan formulir pendaftaran WP tersebut di atas harus

disahkan oleh Petugas Pendaftaran WP kecuali dalam hal pendaftaran dilakukan

melalui pos, maka fotokopi harus disahkan oleh pejabat/instansi yang berwenang.

K U P Hal. 5 dari 23

Page 6: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

BAB 3

PEMBAYARAN PAJAK

Pembayaran pajak dengan menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak). Surat setoran

pajak adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau

penyetoran pajak yang terutang ke kas negara dilakukan dimana pun seluruh Indonesia

(Pasal 10 UU KUP) melalui kantor pos atau bank badan usaha milik negara atau

bank lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Pembayaran ini menggunakan SSP

rangkap 5 yang bisa diambil di kantor pelayanan pajak.

A. BATAS WAKTU PEMBAYARAN

a. Pembayaran Masa

JENIS PEMBAYARAN BATAS AKHIR PEMBAYARAN

PPh Pasal 21 (PPh Karyawan) 10 hari setelah berakhir masa pajak

PPh Pasal 22 Impor Bersamaan dengan pembayaran Bea Masuk. Apabila

Bea Masuk dibebaskan atau ditunda, harus dilunasi

pada saat penyelesaian dokumen import

PPh Pasal 22 Direktorat Jendral Bea

Cukai (DJBC)

1 (satu) hari setelah pemungutan pajak dilakukan.

PPh Pasal 22 Bendaharawan Pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran

PPh Pasal 23 dan 26 10 hari setelah berakhir masa pajak

PPh Pasal 25

(Orang Pribadi dan Badan)

15 hari setelah berakhir masa pajak

PPN dan PPnBM 15 hari setelah berakhir masa pajak

PPN dan PPnBM Impor Bersamaan dengan pembayaran Bea Masuk. Apabila

Bea MASuk dibebaskan atau diutunda harus dilunasi

saat penyelesaian dokumen impor

PPN dan PPnBM Bendaharawan 7 hari setelah berakhir masa pajak

K U P Hal. 6 dari 23

Page 7: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

b. Pembayaran kekurangan pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan harus

dibayar lunas selambat-lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah Tahun Pajak atau

Bagian Tahun Pajak berakhir, sebelum SPT itu disampaikan

c. STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,

dan utusan Banding yang meneyebabakan jumlah pajak yang harus dibayar

bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal

diterbitkan.

Apabila tanggal tersebut jatuh pada hari libur (hari nasional, hari Sabtu, atau Minggu),

maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya. Setiap keterlambatan

pembayaran dikenakan bungan sebesar 2% sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung

sejak saat jatuh tempo.

K U P Hal. 7 dari 23

Page 8: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

BAB 4

PELAPORAN

A SPT MASA

SPT atau Surat Pemberitahuan adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk

melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak dan atau bukan objek pajak dan

atau harta dan kewajiban menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan.

1. SPT Masa terdiri dari :

a. SPT Masa PPh Pasal 25

Merupakan angsuran PPh Pasal 25 berdasarkan SPT tahun pajak sebelumnya.

Dokumen yang disampaikan dalam pelaporan SPT Masa ke kantor pelayanan

pajak adalah formulir lembar ke –3 SSP. Berlaku untuk wajib pajak orang

pribadi dan badan.

b. SPT Masa PPh Pasal 21/26

Merupakan pelaporan pemungutan atas penghasilan yang diberikan kepada

karyawan selama satu bulan. SPT Masa ini menggunakan formulir sebagai

berikut

♦ SSP lembar ke-3 (jika ada pembayaran)

♦ SPT Masa PPh Pasal 21/26 (karyawan tetap)

♦ Bukti pemotongan PPh Pasal 21 (karyawan tidak tetap)

c. SPT Masa PPh Pasal 23/26

Merupakan pelaporan pemungutan atas penghasilan yang diberikan kepada

pihak lain atas jasa dan modal selama satu bulan. Pelaporan SPT ini bersifat

insidentil sepanjang obyek PPh Pasal 23 atau 26. SPT Masa ini menggunakan

formulir sebagai berikut:

♦ SSP lembar ke-3 (jika ada pembayaran)

♦ SPT Masa PPh Pasal 21/26 (karyawan tetap)

K U P Hal. 8 dari 23

Page 9: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

♦ Bukti pemotongan PPh Pasal 21 (karyawan tidak tetap)

d. SPT Masa PPN

Merupakan SPT untuk melaporkan Pajak Keluaran dan Pajak masukan.

Formulir yang digunakan :

♦ Jika ada pembayaran di lampiri SSP lembar ke-3

♦ Formulir 1195 atau 1195 PE

2. Batas Akhir Pelaporan SPT Masa

JENIS

PELAPORAN

YANG MELAPORKAN

SPT

BATAS AKHIR

PELAPORAN

PPh Pasal 21 Pemotong PPh Pasal 21 20 hari setelah berakhirnya masa

pajak

PPh Pasal 22 Impor Bea Cukai 14 hari setelah berakhirnya masa

pajak

PPh Pasal 22 Bendaharawan 14 hari setelah berakhirnya masa

pajak

PPh Pasal 23/26 Pemotong PPh Pasal 23/26 20 hari setelah berakhirnya masa

pajak setelah pemungutan

dilakukan

PPh Pasal 25

(OP dan Badan)

Wajib Pajak yang

mempunyai NPWP

20 hari setelah berakhirnya masa

pajak

PPN dan PPnBM Pengusaha Kena Pajak 20 hari setelah masa pajak

berakhir

PPN Bea Cukai Bea Cukai 7 hari setelah pembayaran pajak

K U P Hal. 9 dari 23

Page 10: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

Jika tanggal pembayaran yaitu tanggal 20 jatuh hari libur, hari Sabtu atau hari

Minggu maka pelaporan dilakukan pada hari tanggal 20 tersebut. Misalnya

tanggal 20 hari minggu, maka pelaporan dilakukan pada hari Jum’at tanggal 18.

3. Tempat Penyampaian SPT Masa

SPT Masa dapat disampaikan secara langsung oleh wajib pajak ke kantor

pelayanann pajak dan akan diberi tanggal penerimaan dan bukti penerimaan oleh

tugas yang ditunjuk (Pasal 6 ayat 1). SPT Masa dapat juga dikirimkan melalui

kantor pos secara tercatat. Bukti pengiriman sebagai bukti penerimaan.

B SPT TAHUNAN

Fungsi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan (SPT Tahunan PPh) adalah

sebagai saranan wajib pajak untuk menetapkan sendiri besarnya pajak yang terutang

dengan cara :

a. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang

sebenarnya terutang.

b. Melaporkan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam suatu tahun

pajak/bagian tahun pajak

c. Melaporkan pemotongan/pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak lain dalam

suatu tahun pajak (Psal 3 ayat (1) UU KUP)

Ketentuan Penyampaian SPT Tahunan :

a. SPT Tahunan yang telah diisi dengan benar, lengkap dan ditandatangani harus

disampaikan ke KPP/Kapenpa selambat-lambatnya tanggal 31 Maret setelah

berakhirnya tahun pajak. Bagi wajib pajak yang tahun buku tidak sama dengan

tahun takwim, SPT Tahunan disampaikan selambat-lambatnya 3 bulan setelah

tahun buku berakhir.

b. SPT Tahunan dapat diambil pada tempat wajib pajak terdaftar atau dicetak

sendiri oleh wajib pajak namun sesuai dengan format yang baku.

c. SPT Tahunan setelah ditanda tangani oleh wajib pajak atau kuasanya dapat

disampaikan langsung ke kantor pelayanan pajak tempat wajib pajak terdaftar

K U P Hal. 10 dari 23

Page 11: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

(menerima bukti penerimaan) atau melalui kantor pos secara tercatat (sebagai

bukti penerimaan)

d. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan harus

dibayar lunas paling lambat tanggal 25 bulan ke tiga setelah tahun pajak

berakhir sebelum SPT Tahunan ini disampaikan dengan menggunakan SSP

(Pasal 9 UU KUP).

e. Batas waktu pelunasan adalah tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun pajak

jika wajib pajak menggunakan tahun tqakwin atau tanggal 25 bulan ketiga

setelah tahun buku berakhir bagi wajib pajak yang tahun bukunya tidak sama

dengan tahun takwim.

C SANKSI PERPAJAKAN

a. Apabila SPT Masa tidak disampaikan atau disampaikan melampaui batas waktu

yang ditentukan maka dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp

25.000 (mulai SPT Masa Januari 2001 sebesar Rp 50.000)

b. Apabila SPT Tahunan tidak disampaikan atau disampaikan melampaui batas

waktu yang ditentukan maka dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp 50.000 (mulai SPT Tahunan Januari 2001 sebesar Rp 100.000) (Pasal 7 Ayat

2).

D PERPANJANGAN WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN

WP berhak mengajukan permohonan perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan

Pajak Penghasilan, apabila WP tidak dapat menyelesaikan/menyiapkan laporan

keuangan tahunan atau benar-benar mengalami kesulitan sehingga sulit untuk

memenuhi batas waktu penyelesaian. Dalam mengajukan permohonan perlu

diperhatikan beberapa hal, antara lain :

♦ Permohonan tersebut harus diajukan secara tertulis sebelum batas waktu

penyampaian SPT Tahunan berakhir dengan menyebutkan alasan-alasanya.

♦ Melunasi kekurangan penyetoran pajak yang terutang beserta sanksi administrasi

berupa bunga;

K U P Hal. 11 dari 23

Page 12: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

♦ Memberikan pernyataan tertulis tentang besarnya pajak yang harus dibayar

berdasarkan penghitungan sementara.

Pada umumnya wajib pajak yang meminta perpanjangan ini laporan keuangannya

sedang diaudit oleh kantor Akuntan Publik dan belum selesai pemeriksaannya.

Permohonan perpanjangan ini harus dilakukan sendiri oleh wajib pajak:

♦ Sebelum batas waktu penyampaian SPT berakhir

♦ Menyebutkan alasan jelas

♦ Jika dalam 7 hari kerja tidak ditanggapi olah kantor pajak tempat wajib pajak

terdaftar maka permohonan wajib pajak diterima

♦ Perpanjangan dilakukan dalam dua kali tempo 3 bulan. Misalnya perpanjangan

pertama berlaku sampai 30 Juni 20xxx

♦ Jiak belum selesai dapat mengajukan permohonan perpanjangan lagi yang kedua

kalinya atau yang terakhir yang berlaku samapai 3 bulan kemudian

K U P Hal. 12 dari 23

Page 13: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

BAB 5

SANKSI YANG DIKENAKAN

AKIBAT PERPANJANGAN

Dalam hal pajak diperbolehkan menunda penyampaian surat pemberitahuan dan ternyata

penghitungan sementara pajak yang terutang kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya

terutang maka atas kekurangan pembayaran pajak tersebut dikenakan bunga sebesar 2%

sebulan yang dihitung dari saat berakhirnya kewajiban menyampaikan Surat

Pemberitahuan sampai dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut, dan

bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan

A PEMBETULAN SPT TAHUNAN

Pembetulan SPT Tahunan atau masa dapat dilakukan di tempat Pelayanan Terpadu

dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan (Pasal 8 UU KUP).

Jika dalam jangka waktu 2 tahun sesudah berakhirnya Bagian Tahun Pajak atau

Tahun Pajak, wajib pajak dapat membetulkan sendiri SPT Tahunan yang telah

disampaikan sepanjang Dirjen Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan dengan

melampirkan formulir SPT Tahunan yang telah disampaikan dan mencantumkan kata

“SPT TAHUNAN 1770 PEMBETULAN” dan disampaikan pada kantor pelayanan

pajak wajib pajak terdaftar.

Syarat-syarat pembetulan :

a. Pembetulan dengan kemauan sendiri

b. Melampirkan foto copy SPT yang telah disampaikan

c. Melampirkan SSP lembar ke-3 jika ada pembayaran tambahan.

B SANKSI PERPAJAKAN AKIBAT PEMBETULAN

a. Pembetulan yang dilakukan kurang dari 2 tahun jika ada kekurangan

pembayaran pajak akibat pembetulan tersebut maka akan dikenakan sanksi

sebesar 2% sebulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar dihitung sejak saat

penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai tanggal pembayaran

karena pembetulan Surat Pemberitahuan ( Pasal 8 ayat 1)

K U P Hal. 13 dari 23

Page 14: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

b. Jika melebihi batas waktu 2 tahun masih dapat diperbolehkan asala belum

dilakukan tindakan pemerikasanaan dengan denda administrasi berupa

kenaikan sebesar 50% dari pajak yang belum dibayarkan. Syarat yang harus

dipenuhi :

♦ Pajak-pajak yang dibayar harus m,enjadi lebih besar atau

♦ Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau

♦ Jumlah harta menjadi lebih b esar

♦ Jumlah modal menjadi lebih besar

c. Jika sudah diperiksa pun masih dapat dibetulkan asalakan belum dilakukan

tindakan penyidikan maka wajib pajak dengan kemauan sendiri

mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai

pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang sebenarnya terutang beserta

sanksi administrasi berupa denda 2 kali jumlah pajak yang kurang bayar.

C SANKSI PERPAJAKAN

1. Bunga

Sanski admnistrasi berupa bunga dikenakan karena :

a. Terlambat membayar PPh Pasal 21q atau pemungutan PPh Pasal 23, Pasal

25 atau PPh Pasal 29 melampaui batas waktu yang telah ditentukan

b. Kekurangan pembayaran akibat pembetulan sendiri selama dalam waktu

24 bulan setelah penyampaian SPT

c. Kekurangan pembayaran akibat permohonan perpanjangan SPT

d. Sanksi dikenakan pada waktu Pemeriksaan

2. Kenaikan

a. SPT yang tidak disampaikan pada waktunya walaupun telah ditegur secara

tertulis dan tidak juga disampaikan dalam jangka waktu yang telah

ditentukan dalam surat Teguran, maka Dirjen Pajak dapat menerbitkan

SKPKB dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari

p;ajak yang tidak atau kurang di bayar dalam satu tahun pajak.

K U P Hal. 14 dari 23

Page 15: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

b. Wajib pajak yang tidak menggunakan pembukuan sebagaimana mestinya

akan dikenakan sanksi kenaikan sebesar 50% dari pajak yang seharusnya

dibayar.

c. Wajib pajak yang berkewaiban untuk melakukan pemungutan atau

pemotongan PPh Pasal 21, 23 atau PPN namun tidak melakukan

pemotongan, melakukan pemotongan namun kurang, tidak menyetor

pemotongan yang telah dilakukan maka akan dikenakan sanksi kenaikan

sebesar 100%.

C. SANKSI PIDANA

a. Apabila wajib pajak karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT

Tahunan atau menyampaikan tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Diancam

dengan pidana kurungan selama-lamanya satu tahun dan denda setinggi-

tingginya dua kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang

dibayar. (Pasal 38)

b. Apabila wajib pajak dengan sengaja tidak menyampaikan SPT Tahunan

atau menyampaikan tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga

dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Diancam dengan

pidana penjara selama-lamanya enam kali dan denda setinggi-tingginya

empatkali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang bayar (Pasal

39).

c. Apabila wajib pajak melakukan percobaan untuk menyampaikan SPT

Tahunan dan atau keterangan yang isisnya tidak benar atau tidak lengkap

dalam rangka mengajukan restitusi atau melakukan kompensasi pajak di

pidana dengan pidana penjara selama-lamanyha 6 tahun dan denda

setinggi-tingginya empat kali jumlah restitusi yang dimohon/atau

kompensasi yang dilakukan oleh wajib pajak.

K U P Hal. 15 dari 23

Page 16: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

BAB 6

PROSEDUR PEMERIKSAAN

A PROSES PEMERIKSAAN

Direktur Jendral Pajak berwenang memakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan

pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pemeriksaan dapat dilakukan secara terpisah atas jenis dan tujuan tahun pajak yang

ada yang disampaikan oleh wajib pajak. Pemeriksaan dapat dilakukan atas SPT Masa

PPN saja, SPT Tahunan PPh21 Tahun 19XX saja, atau SPT Tahunan PPh Badan saja

atau dapat dilakukan secara bersamaan. Pemeriksaan biasanya meliputi satu tahun

pajak atau satu mas pajak saja atau tahun berjalan.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan sendiri atau tim dengan rincian :

♦ Pemeriksaan oleh Kantor Pelayanan Pajak dengan Pemeriksaan Sederhana Kantor

(Wajib pajak datang ke kantor pelayanan Pajak) atau Pemeriksaan sederhana

lapangan (Pemeriksaan di tempat wajib pajak) Pemeriksaan ini dapat berupa satu

jenis pajak atau semua jenis pajak.

♦ Pemeriksaan oleh Kantor Pemeriksa dan Penyidik pajak, Kanwil atau Kantor

Pusat Ditjen pajak. Pemeriksaan ini biasanya semua jenis pajak atau pemeriksaan

lengkap.

♦ Pemeriksaan akan menunjukkan surat perintah Pemeriksaan dan kartu tanda

pengenal jika melakukan Pemeriksaan dan wajib pajak akan mendapatkan hasil

Pemeriksaan jika wajib pajak diperiksa.

Undang-undang perpajakan memberikan wewenang melakukan penelitian serta

penyelidikan terhadap wajib pajak yang meminta pengembalian kelebihan

pembayaran pajak.

K U P Hal. 16 dari 23

Page 17: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

1. Pengertian

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk :

• Mencari

• Mengumpulkan

• Mengolah

Data dan / atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan

pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan.

2. Sasaran Pemeriksaan

Yang menjadi sasaran pemeriksaan maupun penyidikan adalah untuk mencari

adanya

♦ Interprestasi undang-undang yang tidak benar

♦ Kesalahan hitung

♦ Penggelapan secara khusus dari penghasilan

♦ Pemotongan dan pengurangan tidak sesungguhnya, yang dilakukan wajib

pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

3. Tujuan pemeriksaan

a. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan :

♦ SPT lebih bayar dan / atau rugi

♦ SPT tidak disampaikan atau terlambat

♦ SPT memenuhi kriteria yang ditentukan oleh dirjen pajak untuk diperiksa

♦ Adanya indikasi tidak dipenuhi kewajiabn –kewajiabn selain kewajiban

pada butir 2

b. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan :

♦ Pemberian NPWP secara jabatan atau pencabutan NPWP

♦ Pemberian NPWP secara jabatan dan pengukuhan atau pencabutan

NPPKP

♦ Penentuan jumlah angsuran, bagi wajib pajak baru

K U P Hal. 17 dari 23

Page 18: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

♦ Wajib pajak pengajuan keberatan atau banding

♦ Pengumpulan bahan untuk menyusun norma penghitungan

♦ Pencocokan data dan atau alat keterangan

♦ Penetuan wajib pajak berlokasi di daerah tertentu

♦ Penentuan tempat terhutang PPN dan / atau PPh Pasal 21 (untuk ijin

sentralisasi)

♦ Tujuan selain pada butir ke 1 s/d ke 8

4. Hak-hak wajib pajak dalam pemeriksaan :

♦ Meminta kepada pemeriksa pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal

Pemeriksaan.

♦ Meminta tindasan surat pemeriksan pajak

♦ Menolak untuk diperiksa apabila si pemeriksa tidak dapat menunjukkan Tanda

Pengenal Pemeriksaan.

♦ Meminta penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan

♦ Meminta tanda bukti peminjaman buku-buku, catatan, serta dokumen yang

dipinjam oleh pemeriksa pajak

♦ Meminta rincian berkenaan dengan hal-hal yang berbeda antara hasil

pemeriksaan dengan surat pemberitahuan (SPT) mengenai koreksi-koreksi

yang dilakukan oleh pemeriksa pajak terhadap SPT yang telah disampaikan.

♦ Mengajukan pengaduan apabila kerahasiaan usaha wajib pajak di bocorkan

kepada pihak lain yang tidak berhak.

♦ Memperoleh lembar asli berita acara penyelenggara atas tempat atau ruangan

tertentu ( jika tempat wajib pajak dilakukan penyegelan).

5. Kewajiban wajib pajak dalam pemeriksaan

♦ Memperlihatkan dan meminjamkan buku-buku, catatan-catatan, dokument

lainnya yang berkaitan dengan usaha wajib pajak yang diperlukan oleh

pemeriksa

♦ Memberi kesempatan kepada pemeriksa

♦ Memberikan keterangan lisan dan atau tertulis yang diminta pemeriksa.

K U P Hal. 18 dari 23

Page 19: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

6. Lain-lain

♦ Pemeriksaan pajak dapat dilakukan oleh seorang pemeriksa atau kelompok

pemeriksa

♦ Pemeriksa dapat dilakukan di kantor atau pabrik atau tempat usaha atau di

tempat tinggal atau tempat lain yang diduga ada kaitannya dengan kegiatan

usaha atau pekerjaan wajib pajak atau ditempat yang ditentukan oleh Direktur

Jendral Pajak.

♦ Apabila wajib pajak tidak memberi kesempatan kepada pemeriksa pajak untuk

memasuki tempat atau ruangan tertentu dan menolak memberi bantuan guna

kelancaran Pemeriksaan, maka pajak berwenang melakukan penyegelan.

B HASIL PEMERIKSAAN

Setelah memakukan Pemeriksaan, Dirjen Pajak akan mengeluarkan surat ketetapan

pajak atas hasil Pemeriksaan tersebut :

♦ SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar)

Jika wajib pajak mempunyai utang pajak akan dikompensasikan dengan utang

pajak tersebut (Pasal 11 ayat 1 UU KUP)

♦ SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar)

Jumlah kekurangan pajak ditambah ( Pasal 13 UU KUP):

a. 2% sebulan untuk selamanya 24 bulsn, dihitung mulai saat terhutangnya pajak

atau berakhirnya masa pajak sampai diterbitkannya surat ketetapan pajak.

b. Kenaikan 50% dari pajak Penghasilan yang kurang atau tidak dibayar selama

satu tahun pajak.

c. Kenaikan 100% dari pajak penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak

atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor dan kurang disetor dan

dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan

d. Kenaikan 100% dari pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak

Penjualan Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.

♦ SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

K U P Hal. 19 dari 23

Page 20: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

Dirjen Pajak dapat menerbitkan SKPKBT dalam jangka waktu 10 tahun

sesudah saat terutang, berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun

pajak apabila ditemukan data baru atau data yang semula belum terungkap

yang mengakibatkan penambhan jumlah pajak yang terutang. Saksi yang

diberikan adalah kenaikan sebesr 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut

( Pasal 15 ayat 2 UU KUP)

♦ SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil)

Apabila jumlah pajak yang dibayar atau jumlah pajak penghasilan yang

dipotong atau dipungut sama dengan pajak yang terutang

K U P Hal. 20 dari 23

Page 21: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

BAB 7

PENGAJUAN PERMOHONAN

PENINJAUAN KEMBALI

Direktur Jendral Pajak karena jabatan atau karena permohonan wajib pajak dapat

membetulkan sura ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan,

Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak benar atau

Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, yang dalam penerbitannya

terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan penerapan ketentuan

tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 16 ayat 1 UU KUP)

Direktur Jendral Pajak dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal permohonan diterima,

harus memberi keputusan atas permohonan pembetulan yang diajukan. Apabila jangka

waktu tersebut lewat maka permohonan pembetulan yang diajukan dianggap diterima

(Pasal 16 ayat 1 UU KUP).

RESTITUSI

Direktur jenderal pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari wajib pajak dengan kriteria tertentu

harus menerbitkan surat ketetapan paling lambat 12 bulan sejak surat permohonan

diterima kecuali untuk kegiatan tertentu yang ditetapkan dengan keputusan Dirjen

Pajak (Pasal 17B UU KUP).

Apabila setelah lewat jangka waktu 12 bulan Direktur Jendral Pajak tidak memberi

suatu keputusan, permohonan pengambilan kelebihan pembayaran pajak dianggap

dikabulkan dan SKPKB harus diterbitkan dalam jangka waktu 1 bulan setelah 12

bulan tersebut (jangka waktu berakhir) Pasal 17B ayat 2

Pengajuan restisusi dapat dilakukan dengan cara mengisi SPT dengan lebih bayar dan

mengajukan restitusi secara tertulis. Bukti pengajuan restitusi merupakan bukti atau

dokumen bagi wajib pajak. Jika alam waktu 12 bulan tidak dilakukan tindakan

pemeriksaan maka permohonan restitusi dianggap diterima.

K U P Hal. 21 dari 23

Page 22: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

Pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau perolehan

barang kena pajak atau perolehan jasa kena pajak sering terjadi dalam satu masa

pajak, Pajak asukan (PM) yang dikreditkan lebih besar dari pada Pajak Keluaran (PK)

maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dikompensasikan pada masa

berikutnya. Tetapi selisih atau kelebihan pajak tersebut terjadi pada akhir tahun buku,

maka selisih lebih tersebut dapat diminta kembali dengan jalan mengajukan

permohonan permintaan kembali atas selisih tersebut, hal ini sering disebut

"Restitusi”

1. Sebab-sebab terjadinya kelebihan pembayaran pajak :

♦ Jumlah Pajak Masukan dibayarkan lebih besar dari pada jumlah pajak

keluaran yang dipungut dalam satu masa pajak.

♦ Disamping itu kemungkinan terjadi pembayaran pajak bukan disebabkan

adanya selisih labih pajak masukan dibandingkan pajak keluaran, malainkan

semata0mata disebabkan kekeliruan pemungutan pajak yang dilakukan oleh

Pengusaha Kena Pajak (PKP). Peristiwa ini dinamakan kelebihan pembayaran

pajak yang seharusnya tidak terhutang.

2. Mekanisme Restitusi

Restitusi melalui Kantor Pelayanan Pajak

Mekanisme restitusi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) hendaknya perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Permohonan pengemablian kelebihan pembayaran pajak masukan dilakukan

diatas

Ketentuan sebagai berikut :

♦ Kelebihan yang disebabkan oleh kegiatan ekspor Barang Kena Pajak

(BKP) atau penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak (JKP)

kepada pemungut pajak pertambahan nilai (PPN), dapat diminta kembali

pada setiap masa pajak (pasal 9 ayat 11 dan 12 UU PPN 1984)

♦ Kelebihan yang disebabkan oleh kegiatan usaha lainnya, hanya dapat

diminta kembali pada akhir tahun buku dalam hal SPT Masa PPN nya

K U P Hal. 22 dari 23

Page 23: KETENTUAN UMUM & TATACARA PERPAJAKAN ( KUP ) · PDF filekartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat

HOME :: DAFTAR ISI Laboratorium Pengembangan Akuntansi

menunjukkan bahwa jumlah pajak masukan lebih besar dari jumlah pajak

keluaran (Pasal 9 ayat 10 UU PPN 1984)

b. Pajak Masukan dapat diminta kembali adalah :

♦ Pajak Masukan yang berasal dari perolehan barang kena pajak dan atau

jasa Kena Pajak yang diekspor

♦ Pajak Masukan yang berasal dari perolehan barang kena pajak dan jasa

kena pajak yang diserahkan kepada pemungut PPN tersebut.

♦ Seluruh pajak masukan yang dibayar untuk perolehan barang kena pajak

dan jasa kena pajak yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha

yang menghasilkan penyerahan kena pajak.

c. Jumlah pajak masukan yang dikembalikan adalah :

♦ Untuk kelebihan pajak masukan pada masa pajak sebanyaknya sebesar 7%

dari ekspor dalam masa pajak atau nilai penyerahan kepada pemungut

PPN

♦ Selisih lebih pajak masukan tersebut diatas terjadi pada masa pajak

terakhir dari suatu tahun buku

♦ Seluruh kelebihan pembayaran pajak masukan bagi permintaan

pengembalian (restitusi) yang diajukan pada akhir tahun buku yang SPT

Masa PPN-nya lebih bayar

K U P Hal. 23 dari 23