ketahanan nasional di bidang hankam

13
A.Pendahuluan Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis. Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia dan kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia sebagai ajang persaingan kepentingan dan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara langsung ataupun tidak langsung telah memberikan dampak negatif terhadap berbagai aspek kehidupan yang dapat membahayakan kelangsungan dan eksistensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi berbagai bentuk tantangan, hambatan, ancaman dan gangguan yang membahayakan keutuhan NKRI dari manapun datangnya. Di sinilah letak kepentingan Ketahanan Nasional bagi bangsa Indonesia untuk tetap teguh berdiri sebagai satu kesatuan Negara Indonesia, untuk menghindari segala jenis ancaman dan bahaya yang bermaksud menghancurkan atau merusak hakekat dan pendirian bangsa Indonesia. Ketahanan nasional memiliki satu tujuan untuk menjaga pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia dari segala bahaya. Itulah yang mendasari pentingnya perlindungan negara di bidang pertahanan dan keamanan (HANKAM). B.Kondisi Pertahanan dan Keamanan Saat ini kekuatan pertahanan Indonesia berada pada urutan 19 dunia dan urutan 9 di Asia Pasifik. Hubungan kerjasama

Upload: kang-hyo-woo

Post on 15-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pkn makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Ketahanan Nasional Di Bidang HANKAM

A. Pendahu luan

Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang

membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan

kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakan wibawa

pemerintahan dari gerakan separatis.

Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam,

sumber daya manusia dan kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia sebagai ajang

persaingan kepentingan dan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara langsung ataupun tidak

langsung telah memberikan dampak negatif terhadap berbagai aspek kehidupan yang dapat

membahayakan kelangsungan dan eksistensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki

kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi berbagai bentuk

tantangan, hambatan, ancaman dan gangguan yang membahayakan keutuhan NKRI dari

manapun datangnya.

Di sinilah letak kepentingan Ketahanan Nasional bagi bangsa Indonesia untuk tetap

teguh berdiri sebagai satu kesatuan Negara Indonesia, untuk menghindari segala jenis ancaman

dan bahaya yang bermaksud menghancurkan atau merusak hakekat dan pendirian bangsa

Indonesia. Ketahanan nasional memiliki satu tujuan untuk menjaga pertahanan dan keamanan

bangsa Indonesia dari segala bahaya. Itulah yang mendasari pentingnya perlindungan negara di

bidang pertahanan dan keamanan (HANKAM).

B . Kond i s i Pe r t ahanan dan Keamanan

Saat ini kekuatan pertahanan Indonesia berada pada urutan 19 dunia dan urutan 9 di

Asia Pasifik. Hubungan kerjasama dibangun dengan berbagai negara guna meningkatakan

kekuatan pertahanan. Salah satunya adalah kerjasama Action Plan tahun 2015 yang

ditandatangani antara Kemhan dan Tim Defense Institution Reform Initiative

(DIRI), memperluas cakupan program DIRI secara kelembagaan maupun secara substansif.

Penandatanganan Action Plan 2015 diharapkan mempererat kerjasama antara kkedua negara di

bidang pertahanan dalam rangka peningkatan Confidence Building Measures, peningkatan

sistem dan manajemen pertahanan di Indonesia. Sehingga dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun

mendatang, diharapkan kekuatan pertahanan Indonesia akan mampu masuk dalam jajaran 10

besar dunia, atau setidak-tidaknya urutan  ke 15.

Pembenahan fasilitas pertahanan di daerah perbatasan juga dilakukan melalui tinjauan

langsung secara berkala ke lokasi perbatasan. Pada desember 2014 lalu menteri pertahanan

meninjau Pos perbatasan Indonesia dengan Timor Leste yang berada di Pulau Bantek dan Pos

Page 2: Ketahanan Nasional Di Bidang HANKAM

Perbatasan Motaain. Dalam tinjauan tersebut ditemukan berbagai permasalahan dan kekurangan

yang berkaitan fasilitas, jumlah personel dan pos Satgas Pengamanan Perbatasan di wilayah

tersebut. Idealnya diwilayah tersebut terdapat 56 pos namun kenyataannya hanya berjumlah 39

pos dengan 25 pasukan setiap posnya. Bila meninjau kondisi pos di perbatasan tersebut masih

ada beberapa pos yang perlu dibenahi dan dierenovasi akibat keadaannya yang rusak. Selain itu

perbekalan berupa makanan dan air bersih menjadi kebutuhan yang sangat diperlukan oleh

personel di wilayah tersebut. Fasilitas transportasi berupa perahu karet yang digunakan untuk

berpatroli di perairan perbatasan dan alat telekomunikasi yang kurang memadai juga menjadi

kendala tersendiri.

Pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan masih terus ditingkatkan dan kini

telah menunjukan kemajuan tetap saja masih terdapat kelemahan. Kepercayaan masyarakat

terhadap aparatur Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisisan Negara Republik Indonesia

masih cenderung lemah. Hal ini dikarenakan aparatur negara tersebut digunakan sebagai alat

kekuasaan pada masa lalu, rasa aman dan ketenteraman masyarakat berkurang, meningkatnya

gangguan keamanan dan ketertiban, serta terjadinya kerusuhan massal dan berbagai

pelanggaran hukum serta pelanggaran hak asasi manusia.

Kurang mantapnya formulasi dan persepsi peran TNI pada masa lalu dalam menghadapi

ancaman yang datang dari luar negeri menyebabkan terjadinya penonjolan peran Angkatan

Bersenjata Republik Indonesia sebagai kekuatan sosial politik yang berimplikasi pada

melemahnya peran TNI sebagai kekuatan pertahanan dan menurunnya tingkat profesionalitas

TNI sehingga kemampuan nyata menjadi rendah; efek penangkalan sangat lemah dan

timpangnya komposisi pengembangan kekuatan personil TNI serta alat utama sistem senjata

(alutsista) TNI dikaitkan dengan konfigurasi geostrategis wilayah Indonesia. Keterlibatan TNI

yang terlalu jauh pada keamanan dalam negeri serta keamanan dan ketertiban masyarakat

berakibat terdistorsinya peran dan fungsi Polri sehingga berakibat kurang menguntungkan bagi

profeionalitas Polri dalam menyelesaikan persoalan kriminal serta berkurangnya jamianan rasa

keamanan dan ketentraman masyarakat.

TNI sebagai kekuatan inti dalam pertahanan negara dan Polri sebagai fungsi keamanan

dan ketertiban masyarakat. Pemisahanan masalah –masalah pertahanan dan keamanan

dilakukan agar terpetakan secara jelas tugas, tanggung jawab dan funsi masing-masing institusi

yang terlibat di dalamnya.

Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan masih dihadapkan pada permasalahan

yang cukup berat terutaman dalam hal pemulihan kredibilitas serta citra baik TNI dan Polri,

Page 3: Ketahanan Nasional Di Bidang HANKAM

baik di dalam maupun luar negeri. Sebagai institusi pertahanan negara, TNI harus mampu

menjangkau seluruh luas wilayah kepulauan Indonesia dengan kondisi geostrategis yang berat.

Padahal, kuantitas maupun kualitas personil maupun alat utama dan sistem senjata TNI sangat

tidak memadai, sedangkan Polri sebagai penegak hukum yang berperan dalam memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat, harus mampu menegakkan hukum, memberikan

pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Dengan menjalankan peran dan fungsinya

dengan baik, diharapkan TNI sebagai kekuatan inti pertahanan negara dan Polri sebagai

pelaksana inti penegak hukum mampu berperanan utama dalam menjaga persatuan dan

kesatuan.

C . Pe rmasa l ahan

Pe rmasa l ahan yang d ihadap i da l am pembangunan bidang pertahanan dan

keamanan relatif hampir sama dari tahun ke tahun, meskipun dengan tingkatan yang berbeda-

beda. Di samping permasalahan yang bersifat sistemik dalam arti sngat mendasarserta

memerlukan waktu dan sumber daya yang sangat besar untuk memecahkannya, terdapat juga

yang sifatnya insidental yang relatif dapat segara diatasi. Berikut ini merupakan contoh

permasalahan yang dihadapi :

1. Belum Selarasnya Landasan Hukum Srategi Hankam

Potensi ancaman keamanan kini makin bervariasi sehingga menuntut diperlukannya

pengelolaan keamanan nasional yang lebih intregtatif, efektif dan efisien dengan

peningkatan kemampuan dan peran lembaga-lembaga keamanan. Makin variatifnya potensi

ancaman keamanan, maka menuntut diperlukannya pengelolaan keamanan. Belum tuntas

dan masih terbatasnya kerja sama antar institusi menjadikan pentingnya sebuah kerangka

kebijakan yang mampu mengintegrasikan berbagai kebijakan pertahanan dan keamanan

nasional yang sudah ada. Kerangka kebijakan tersebut bersifat memayungi berbagai

kebijakan pertahanan dan keamanan yang telah ada sebelumnya dan tidak bertentangan

dengan perundang-undangan diatasnya.

2. Terbatasnya Sumber Daya Pertahanan dan Keamanan

Beberapa permasalahan yang berhasil dirumuskan diantaranya adalah kesenjangan postur

dan pertahanan negara, penurunan efek penggetar pertahan yang diakibatkan ketertinggalan

teknologi dan usia teknis yang tua, wilayah pertahan dan pulau terluar yang masih rawan

dan berpotensi untuk terjadinya pelanggaran batas wilayah dan gangguan keamanan,

sumbangan industri pertahanan yang belum optimal, terorisme yang memerlukan

kewaspadaan tinggi, keselamatan masyarakat yang menuntut perhatian, penanganan dan

Page 4: Ketahanan Nasional Di Bidang HANKAM

penyelesaian perkara yang menyeluruh, penyalahgunaan narkoba dan peredarannya,

keamanan informasi yang masih lemah, deteksi dini yang masih belum memadai, serta

kesenjangan kapasitas lembaga penyusun kebijakan pertahanan dan keamanan negara.

3. Masih Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam Sistem

Pelakasanaan fungsi pertahan negara merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa

Indonesia. TNI merupakan komponen utama yang didukung oleh komponen cadangan dan

pendukung. Komponen cadangan adalah warga negara, sumber daya alam, suber daya

buatan, sarana dan prasarana nasional. Sedangkan dalam pelaksanaan fungsi kemananan

masyarakat berpartisipasi dalam pencegahan tindakan kejahatan dan menjaga ketertiban

masyarakat.

Namun pertisiwarga negara atau masyarakat sebagai bagian dari sistem pertahanan dan

keamanan belum dapat diterapkan atau berjalan dengan baik, sehingga pelaksanaan fungsi

pertahanan dan keamanan belum sepenuhnya menunjukan peran serta atau pertisipasi

masyarakat.

D . Penye l e sa i an

Untuk menerapkan kebijakan yang telah dirumuskan, maka dibutuhkan beberapa strategi yang

relevan dengan kebutuhan, sehingga diharapkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat

tercapai. Untuk melaksanakan pembangunan pertahanan dan keamanan dibutuhkan beberapa

strategi yang mencakup :

1. Menyelaraskan Landasan Hukum Hankam

Upaya pertahanan dan keamanan negara sesuai dengan amanat UUD 1945 dilaksanakan

dengan Sishankamrata. Amanat ini telah diupayakan pengembangannya melalui berbagai

upaya pembangunan komponen-komponen sistemnya, namun belum menggambarkan

perkembangan sistem tersebut sesuai dengan kebutuhan masa depan. Sishankamrata yang

sebelumnya telah diupayakan penataannya, sejak amandemen UUD 1945 sampai sekarang

belum ditata kembali secara menyeluruh kedalam berbagai peraturan perundang-undangan.

Penataan baru sebatas pada kekuatan utama yaitu UU No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara RI, UU No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara RI dan UU No. 34 Tahun

2004 tentang TNI. Sedangkan tentang rakyat sebagai kekuatan pendukung sama sekali

belum dijabarkan. UU No. 27 Tahun 1997 tentang Mobilisasi dan Demobilisasi yang telah

ada perlu disesuaikan kembali karena dasar yang digunakan sudah berbeda.

Dalam rangka rencana pembangunan Sishankamrata, maka perlu dilakukan penyempurnaan

perangkat perundang-undangan hankamneg dengan melibatkan berbagai instansi yang

Page 5: Ketahanan Nasional Di Bidang HANKAM

terkait, didahului dengan kajian, uji coba dan sosialisasi konsep. Sebagai konsekuensi logis

dari jabaran sistem tersebut, maka telah selesai dilaksanakan pemisahan TNI dengan Polri

dan No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Penataan selanjutnya baru pada tahap

penjabaran Peraturan Pemerintah sebagai aturan pelaksanaan dari UU yang bersangkutan.

Sejalan dengan itu juga telah berkembang gagasan untuk menyusun UU tentang Keamanan

Nasional (National Security Act), yang substansinya dapat menampung setiap upaya

pertahanan dan keamanan negara dengan Sishankamrata. Konsep UU tersebut tentunya

harus sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ada serta tidak bertentangan

dengan peraturan diatasnya.

2. Memenuhi Kebutuhan Sumber Daya Hankam

Kebijakan hankam adalah meningkatkan postur MEF (minimum essential force) sebesar

43,67 persen sampai dengan tahun 2014. Sedangkan sisanya akan dilaksanakan pada dua

periode pembangunan yang akan datang. Oleh karena itu dengan mengingat keterbatasan

anggaran negara, maka prioritas pembangunan pertahanan dilaksanakan melalui

modernisasi alutsista TNI/Alut Polri secara terbatas baik melalui penggantian, up grading,

maupun perbaikan alutsista TNI/ Alut Polri untuk mempertahankan usia pakainya.

Sementara itu, untuk menciptakan profesionalisme TNI/ Polri salah satunya dilakukan

dengan meningkatkan kesejahteraan personil TNI/ Polri. Upaya ini dilakukan dengan

pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan, santunan asuransi, program KPR, pemberian

santunan risiko kematian khusus (SRKK), peningkatan uang lauk pauk (ULP), dan

pemberian tunjangan khusus bagi personil yang bertugas pada wilayah kritis seperti

perbatasan negara. Dalam rangka mendukung pembentukan postur MEF, peningkatan peran

industri pertahanan dalam negeri sangat dibutuhkan, terutama untuk produkproduk militer

yang secara teknis mampu diproduksi.

Kesenjangan antara postur dan struktur pertahanan negara dengan kekuatan militer saat ini

merupakan risiko yang sangat besar bagi upaya mempertahankan wilayah dan kedaulatan

negara. Dengan kondisi keuangan negara yang terbatas, kekuatan pertahanan yang

memungkinkan dibangun adalah minimum essential force (MEF) yang dijadikan prioritas

pembangunan pertahanan dalam rangka menghadapi perkembangan lingkungan strategis

negara, ancaman nyata yang dihadapi, serta doktrin pertahanan yang dianut oleh TNI.

Upaya membangun postur pertahanan dalam skala kekuatan tidak mudah diwujudkan

apabila melihat kondisi alutsista saat ini. Dengan jumlah alutsista TNI yang relatif masih

kurang, serta sebagian besar alutsista TNI telah mengalami penurunan efek penggentar dan

Page 6: Ketahanan Nasional Di Bidang HANKAM

bahkan penurunan daya tembak yang sangat drastis sebagai akibat usia teknis yang tua dan

ketertinggalan teknologi, akan membutuhkan dana yang sangat besar. Di samping

pembangunan Alutsista TNI, pengembangan postur dan struktur pertahanan negara

dilakukan dengan membentuk prajurit TNI yang profesional serta mampu mengikuti

perkembangan teknologi militer dan keadaan lingkungan masa kini.

3. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Sistem Hankam

Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 menegaskan, bahwa pertahanan negara berfungsi untuk

mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagai satu kesatuan (Pasal 5). Sedangkan yang dimaksud dengan seluruh wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan, bahwa ancaman terhadap

sebagian wilayah merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah dan menjadi tanggung

jawab segenap bangsa. Merujuk ketentuan tersebut, maka keikutsertaan segenap warga

negara dalam upaya pembelaan negara bukan hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga

dalam lingkungan terdekat di mana kita berdomisili. Artinya menjaga keutuhan wilayah

lingkungan kita tidak dapat dipisahkan dari keutuhan wilayah negara secara keseluruhan.

Pada dasarnya setiap orang mempunyai kewajiban untuk menjaga keutuhan dan keamanan

serta ketertiban wilayah sekitarnya mulai dari lingkungan rumah sendiri, lingkungan

masyarakat sekitar, sampai wilayah yang lebih luas.

Adapun bentuk partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya antara lain

melalui kegiatan sistem keamanan lingkungan (Siskamling), ikut serta menanggulangi

akibat bencana alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal, dan konflik komunal. Bencana

alam terutama banjir tampak telah menjadi bencana nasional, karena hampir seluruh

wilayah nusantara terkena bencana tersebut. Oleh karena itu, perlu ada gerakan bersama

untuk menguranginya. Misalnya dengan gerakan membuat serapan air dengan teknologi

sederhana biopori sebanyak mungkin di lingkungan masing-masing.

Dalam masyarakat kita terdapat organisasi yang berkaitan dengan keselamatan masyarakat

yaitu Perlindungan Masyarakat (Linmas). Linmas mempunyai fungsi untuk menanggulangi

akibat bencana perang, bencana alam atau bencana lainnya maupun memperkecil akibat

malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda. Selain itu terdapat pula

organisasi rakyat yang disebut Keamanan Rakyat (Kamra), Perlawanan Rakyat (Wanra),

dan Pertahanan Sipil (Hansip). Keamanan rakyat merupakan bentuk partisipasi rakyat

langsung dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat. Sedangkan Wanra merupakan

bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang pertahanan. Kemudian Hansip merupakan

Page 7: Ketahanan Nasional Di Bidang HANKAM

kekuatan rakyat yang merupakan kekuatan pokok unsur-unsur perlindungan masyarakat

dimanfaatkan dalam menghadapi bencana akibat perang dan bencana alam serta menjadi

sumber cadangan nasional untuk menghadapi keadaan luar biasa. Di daerah Bali terdapat

lembaga atau organisasi keamanan yang dibentuk berdasarkan adat yang dikenal dengan

nama Pecalang. Pecalang memiliki kewibawaan dan sangat berperan dalam menjaga

keamanan di lingkungan setempat.

E . Penu tup

Pembangunan pertahanan dan keamanan terutama ditujukan untuk menegakkan kedaulatan

negara, menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjaga keselamatan

segenap bangsa dari ancaman militer dan nonmiliter, meningkatkan rasa aman dan nyaman

beraktivitas, tetap tertib dan tegaknya hukum di masyarakat, serta untuk memastikan kondisi

keamanan dan kenyamanan sebagai jaminan kondusifnya iklim investasi.

Secara umum pembangunan pertahanan dan keamanan telah menghasilkan kekuatan

pertahanan negara pada tingkat penangkalan yang mampu menindak dan menanggulangi

ancaman yang datang, baik dari dalam maupun dari luar negeri, profesionalitas aparat

keamanan meningkat sehingga pencitraan dan pelayanan terhadap masyarakat semakin

dirasakan, serta berbagai ancaman dapat diredam.

Namun, akibat keterbatasan keuangan negara banyak program dan kegiatan pembangunan

bidang pertahanan dan keamanan yang tidak tercapai secara optimal. Upaya pemenuhan

kekuatan pertahanan negara pada tingkat kekuatan pokok minimal (minimum essential force)

belum sepenuhnya dapat diwujudkan. Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan

negara baru menghasilkan postur pertahanan negara dengan kekuatan terbatas (dibawah

Deterrence Standard). Dalam hal pencapaian profesionalisme aparat keamanan, banyak kendala

yang dihadapi sehingga sampai saat ini lembaga kepolisian belum sepenuhnya dapat memenuhi

harapan dan tuntutan masyarakat. Di samping itu, kondisi wilayah yang sangat luas, baik

daratan maupun perairan, jumlah penduduk yang banyak dan nilai kekayaan nasional yang

harus dijamin keamanannya dalam wadah NKRI menjadikan tantangan tugas dan tanggung

jawab bidang pertahanan dan keamanan menjadi sangat berat.

Page 8: Ketahanan Nasional Di Bidang HANKAM

TUGAS PENDIDIKAN DAN KEWARGANEGARAAN

ANALISIS KONDISI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

DI BIDANG KETANANAN DAN KEAMANAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : ASRI NUR RAHMAWATI

NIM : 14304241028

PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014