ketahanan nasional bidang politik
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Ketahanan Nasional Bidang Politik
1/9
TUGAS KEWARGANEGARAAN
Pentingnya Pendidikan Politik Dalam Rangka Meningkatkan
Ketahanan Nasional di Bidang Politik
DISUSUN OLEH:
PRAFITRI KURNIAWAN
I0412040
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
-
8/10/2019 Ketahanan Nasional Bidang Politik
2/9
PENDAHULUAN
Menjelang pemilu tahun 2014, wacana mengenai siapa calon presiden yang tepat
memimpin Indonesia, menjadi topik yang selalu menarik dibicarakan. Perbincangan
mengenai politik kini tidak hanya terjadi di kalangan anggota DPR, ataupun elit politik
maupun akademisi di forum seminar atau perkuliahan, tetapi juga terjadi di warung
kopi, tempat ronda, dan tempat-tempat berkumpulnya masyarakat. Sebagian masyarakat
masih punya harapan bahwa pemilihan presiden mendatang akan membawa perubahan
bagi mereka, namun sebagian yang lain sudah apatis, karena bagi sebagian mereka,
pemilihan presiden hanya sekedar formalitas belaka yang tidak membawa perubahan
apapun.
Mereka mempunyai penilaian sendiri terhadap setiap calon presiden yang ada
dan tidak jarang mengomentari nasib anggota DPR, menteri, atau publik figur lainnya
yang terkena kasus korupsi.
Jumlah masyarakat yang memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya pun
selalu tinggi dalam setiap pemilihan umum (pemilu) maupun pemilihan kepala daerah
(pilkada). Mereka merasa dengan bergantinya presiden atau anggota legislatif tidak
berarti nasib mereka berganti.
Di satu sisi, ada sebagian masyarakat yang menggunakan hak pilihnya hanya
berdasarkan pada calon yang memberi uang paling banyak. Para pendukung calon juga
ada yang mudah terprovokasi sehingga mudah terjadi konflik antar pendukung satu
calon dengan pendukung calon lainnya. Konflik komunal, selain berakar dari fanatisme
suku, daerah, agama, golongan, benturan kepentingan antar golongan, serta faktor
ketidakadilan dalam penegak hukum, juga karena kedewasaan berpolitik yang masih
rendah.Di sisi lain, ada sebagian masyarakat yang semakin kritis terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara. Mereka tidak jarang melakukan demonstrasi untuk
menyuarakan aspirasi. Namun sayang, demontrasi sering berujung dengan konflik
sehingga kontraproduktif dengan tujuan awal demonstrasi.
Lalu bagaimana sebenarnya ketahanan politik Indonesia saat ini? Bagaimanakah
kondisi ketahanan politik yang tangguh, dan bagaimana pula konsepsi serta strategi agar
ketahanan politik Indonesia tangguh?
-
8/10/2019 Ketahanan Nasional Bidang Politik
3/9
KETAHANAN NASIONAL DAN KETAHANAN POLITIK
Berbicara mengenai ketahanan politik, tidak bisa lepas dari ketahanan nasional
dan politik itu sendiri. Ketahanan nasional Indonesia mengandung dua pengertian, yaitu
sebagai kondisi, dan sebagai konsepsi. Ketahanan sebagai kondisi adalah kondisi
dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari
dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara,
serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
Sedangkan ketahanan nasional sebagai konsepsi adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara
utuh, menyeluruh dan terpadu berlandaskan pancasila, UUD 1945 dan wawasan
nusantara.
Sementara itu, politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem
politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan dan melaksanakan tujuan-
tujuan dari sistem itu. Politik merupakan satu aspek kehidupan nasional yang di satu sisi
berkaitan dengan kekuasaan atau kekuatan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara
dan di sisi lain berkaitan dengan penyaluran aspirasi rakyat sebagai wujud dari
kedaulatan di tangan rakyat.
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) mengartikan ketahanan politik
sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapidan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan yang datang dari luar dan
dari dalam yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan
kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Kondisi ketahanan politik dikatakan tangguh apabila ada keseimbangan,
keserasian, dan keselarasan hubungan antara penyelenggaraan pemerintahan negara dan
masyarakat. Dalam rangka mewujudkan ketahanan politik, konsepsinya adalah perlunya
-
8/10/2019 Ketahanan Nasional Bidang Politik
4/9
kehidupan politik bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas politik yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Salah satu
strategi tercepat mewujudkan konsepsi tersebut adalah dengan meningkatkan
pendidikan politik bagi masyarakat, sehingga pada akhirnya terwujud ketahanan
nasional yang tangguh. Dengan pendikan politik yang memadai, maka akan tercipta
ketahanan politik, baik untuk politik dalam negeri maupun politik luar negeri.
Indonesia pernah mengalami masa-masa suram saat pendidikan politik
masyarakat kurang memadai. Dengan pendidikan politik yang rendah, kesadaran
masyarakat terhadap semangat kebangsaan serta persatuan dan kesatuan juga rendah,
sehingga stabilitas politik terancam, dan penguasa bisa melakukan apapun tanpa kritik
dari masyarakat. Pada masa orde lama, misalnya, stabilitas politik terancam ketika
dalam beberapa tahun kabinet negara diombang-ambingkan oleh pergantian perdana
menteri dengan sistem pemerintahan parlementer yang memang dianut saat itu.
Pelaksanaan demokrasi pun pernah berganti-ganti, mulai dari demokrasi Pancasila,
demokrasi liberal, dan demokrasi terpimpin. Indonesia meskipun telah mencanangkan
politik bebas aktif, tapi di era demokrasi terpimpin, Indonesia condong ke blok timur.
Stabilitas juga terancam ketika Presiden Sukarno membubarkan parlemen, dan
mengukuhkan posisinya sebagai penguasa tunggal yang tak terbantahkan. Puncaknya
adalah saat ia akhirnya diputuskan sebagai presiden seumur hidup. Pada masa orde baru,
Presiden Suharto melakukan intervensi terhadap semua cabang kekuasaan sehingga
tidak ada mekanisme checks and balances.Sayang, saat itu tidak ada sikap kritis dari
masyarakat atas berbagai penyimpangan ini. Koreksi atas pemerintahan baru bisa
dilakukan setelah semua elemen masyarakat berkumpul, sehingga agak terlambat ketika
banyak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara telah rusak.
Setelah kejatuhan Presiden Soeharto, masa reformasi ternyata tidak kunjungmembawa perubahan berarti. Ideologi dalam politik dirasakan telah mati. Ruang kosong
demokratisasi diambil alih oleh oligarki politik dan ekonomi yang telah berkembang
sebelumnya. Artinya reformasi telah dibajak oleh kekuatan lama yang telah menguasai
selama 32 tahun orde baru. Oleh karena itu, tidak aneh bila reformasi tidak memberi
manfaat berarti bagi rakyat.
Rendahnya pendidikan politik juga ditandai dengan banyaknya pemilu dan
pilkada yang diwarnai politik uang. Hal ini berakibat buruk bagi penyelenggaraan
-
8/10/2019 Ketahanan Nasional Bidang Politik
5/9
pemerintahan di masa depan, karena calon yang dipilih melalui proses politik,
cenderung tidak mandiri dalam pengambilan kebijakan. Kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan disetir oleh cukong yang membiayai mereka dalam proses pencalonan.
Dengan matinya ideologi dalam partai politik, saat ini sukar dibedakan antara
partai satu dengan partai yang lain, karena meskipun berbeda nama dan bendera, visi
dan misi, namun mereka sama-sama pragmatis. Pragmatisme tidak lepas dari kebutuhan
partai politik dalam mengamankan kepentingannya, baik kepentingan ekonomi,
kepentingan eksistensi, maupun lainnya.
Akibat pragmatisme, pada satu kesempatan, beberapa partai politik dengan
mudah berdebat panjang, namun pada masa pemilu atau pilkada, mereka bisa saja
dengan mudahnya berkoalisi setelah ada transaksi tertentu, dengan melupakan visi misi,
maupun ideologi masing-masing partai. Bila ini terjadi terus menerus, maka masyarakat
pun suatu saat akan mempertanyakan manfaat demokratisasi bagi mereka. Jika itu
terjadi, maka bisa jadi suatu saat masyarakat yang dikecewakan terus menerus oleh
partai politik akan bertindak lebih beringas. Saat ini sudah mulai tampak
ketidakpercayaan masyarakat terhadap institusi partai politik, yang dianggap sebagai
salah satu institusi terkorup di Indonesia. Korupsi yang melibatkan fungsionaris partai
politik tidak terlepas dari kebutuhan dana yang besar dalam menjalankan operasional
partai politik sehingga seringkali kepentingan dukung mendukung calon oleh partai
politik lebih bersifat transaksional, bukan pada kepentingan bangsa dan negara.
Berbagai masalah tersebut tidak terlepas dari kurangnya pendidikan politik bagi
warga negara, termasuk di dalamnya pendidikan politik bagi fungsionaris partai maupun
yang telah menjadi penyelenggara negara. Sebagaimana diketahui, saat ini banyak
penyelenggara negara yang mendapatkan posisinya secara instan, sehingga banyak dari
mereka yang belum matang dalam berpolitik.Kesadaran akan pentingnya pendidikan politik semakin menguat pasca
reformasi. Pendidikan politik saat ini disadari menjadi hal penting bagi kelangsungan
demokrasi. Untuk itu, pemerintah pun mengharuskan partai politik mengalokasikan
minimal 60% keuangan yang diterima dari pemerintah untuk pendidikan politik.
Pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban,
dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan politik tersebut berkaitan dengan kegiatan:
-
8/10/2019 Ketahanan Nasional Bidang Politik
6/9
1. pendalaman mengenai empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila,
UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI);
2.
pemahaman mengenai hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam
membangun etika dan budaya politik;
3.
pengkaderan anggota Partai Politik secara berjenjang dan berkelanjutan.
Kegiatan pendidikan politik tersebut juga berkaitan dengan:
1.
peningkatan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
1. peningkatan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan
2.
peningkatan kemandirian, kedewasaan, dan membangun karakter bangsa dalam
rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Pendidikan politik merupakan syarat utama dalam upaya mewujudkan
partisipasi politik. Dalam praktik demokrasi modern, partisipasi politik merupakan salah
satu tujuan pembangunan, termasuk pembangunan demokrasi (pembangunan politik)
agar sistem politik dapat berjalan secara efektif. Partisipasi politik juga menjadi
indikator utama bagi tingkat keberhasilan penyelenggaraan pemilu yang demokratis
dalam negara demokrasi modern. Dengan kata lain, inti dari sebuah sistem
pemerintahan yang demokratis adalah pada partisipasi seluruh entitas sistem tersebut
terhadap setiap putusan atau kebijakan yang diambil. Inilah yang dimaknai dari prinsip
(perdefinisi) demokrasi, yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Ini pula yang membedakan antara demokrasi dengan sistem pemerintahan yang lain
seperti monarki, di mana setiap kebijakan publik (baca: kekuasaan) terletak di tangan
satu orang yang disebut raja, sultan, dan sebagainya; ataupun oligarkhi/aristokrasi,
dimana pemerintahan di tangan beberapa orang saja dan bukan merupakan representasi
dari seluruh publik.
Pendidikan politik juga penting sebagai upaya mewujudkan kaderisasi politik.
Dalam ilmu politik, partai politik mengemban fungsi kaderisasi politik sebagai fungsi
yang strategis untuk merekrut, mendidik dan melatih anggota partai politik yang
-
8/10/2019 Ketahanan Nasional Bidang Politik
7/9
berbakat menjadi kader politik yang dipersiapkan menduduki jabatan publik atau untuk
mengisi regenerasi kepemimpinan partai politik. Berkaitan fungsi partai politik,
Budiharjo (2005:164) menegaskan bahwa, Partai politik mempunyai fungsi untuk
mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik
sebagai anggota partai (political recruitment) dan berusaha menarik golongan muda
untuk dididik menjadi kader yang dipersiapkan mengganti pimpinan lama (selection of
leadership). Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan perannya
dalam pendidikan politik bagi warga negara, terutama konstituennya sehingga menjadi
warga negara yang sadar hukum yang memahami kewajiban dan hak sebagai warga
negara.
-
8/10/2019 Ketahanan Nasional Bidang Politik
8/9
PENUTUP
Dengan pendidikan politik yang memadai, maka masyarakat akan tahu hak dan
kewajiban masing-masing, sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
Masyarakat juga akan mampu memilh pemimpin terbaik yang mampu menyejahterakan
masyarakat. Demikian pula dengan mendapatkan pendidikan politik memadai,
penyelenggara negara akan mampu menyelenggarakan negara dengan baik dalam
rangka mencapai tujuan bernegara. Mereka juga akan mampu mengarahkan,
membimbing, dan mendapatkan kepentingan nasional dengan baik, baik di dalam
maupun luar negari. Dengan kondisi ini maka ketahanan nasional di Indonesia di bidang
politik akan nasional tangguh.
-
8/10/2019 Ketahanan Nasional Bidang Politik
9/9
DAFTAR PUSTAKA
Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008, Jakarta: Departemen Pertahanan Indonesia,
halaman 21.
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Bidang Studi/Materi Pokok
Geostrategi dan Ketahanan Nasional, Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA)
XIX Tahun 2013, halaman 24.
Miriam Budiardjo,Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003,
halaman 8.
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Bidang Studi/Materi Pokok
Geostrategi dan Ketahanan Nasional, Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA)
XIX Tahun 2013, halaman 55.
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Bidang Studi/Materi Pokok
Geostrategi dan Ketahanan Nasional, Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA)
XIX Tahun 2013, Halaman 55.
.
Soebagio, Distorsi dalam Transisi Demokrasi di Indonesia, dalam Jurnal Makara,
Sosial Humaniora vol. 13, No. 2, Desember 2009, Depok: Universitas Indonesia, 2009,
halaman 114.
Soebagio, Distorsi dalam Transisi Demokrasi di Indonesia, dalam Jurnal Makara,
Sosial Humaniora vol. 13, No. 2, Desember 2009, Depok: Universitas Indonesia, 2009,
halaman 112
Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008, Jakarta: Departemen Pertahanan Indonesia,
halaman 85.