kesiapan desa dalam mengimplementasikan uu desa

20
Kesiapan Desa Dalam Mengimplementasika n UU No. 6 Tahun 2014 Diskusi Publik II UPK KESMES 2015 Suryokoco Suryoputro Ketua Relawan Desa Nusantara Pengusul Domain Khusus Desa Pendiri Blogdesa.id, Desa Institute, Channel Desa Semarang 8 Oktober 2015 www.relawandesa.id

Upload: desa-institute

Post on 11-Jan-2017

613 views

Category:

Government & Nonprofit


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Kesiapan Desa Dalam

Mengimplementasikan

UU No. 6 Tahun 2014

Diskusi Publik II UPK KESMES 2015

Suryokoco SuryoputroKetua Relawan Desa NusantaraPengusul Domain Khusus DesaPendiri Blogdesa.id, Desa Institute, Channel Desa

Semarang 8 Oktober 2015

www.relawandesa.id

Page 2: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Mengenali Desa• Istilah "Desa" secara etimologis berasal dari kata "swadesi" bahasa Sansekerta yang

berarti wilayah, tempat atau bagian yang mandiri dan otonom. • Menurut ,Sutardjo Kartohadikoesoemo perkataan "desa", "dusun", "desi" (ingatlah

perkataan swadesi), seperti juga halnya dengan perkataan "negara", "negeri", "negari", "nagari", "negory" (dari perkataan "negarom"), asalnya dan perkataan Sanskrit (sanskerta), yang artinya tanah-air, tanah-asal, tanah kelahiran".

• Ateng Syafrudin memberikan informasi tentang istilah yang digunakan sebagai kesamaan istilah "desa", yakni "swagarma (gramani), dhisa, marga, nagari, mukim, kuria, tumenggungan, negorey, wanua atau negoriy, manoa, banjar dan penanian

• Van Vollenhovenn dalam bukunya: "Staatsrecht Overzee" mengatakan : Ketika sebuah kapal berbendera tiga warna masuk daerah Indonesia pada tahun 1596, daerah itu dalam arti kata Hukum Tatanegara, tidaklah merupakan sebidang "tanah kosong dan tandus tidak tergarap". Daerah itu penuh padat dengan lembaga-lembaga pengaturan masyarakat dan pemerintah, yang dikuasai oleh atau berkekuasaan atas suku-suku bangsa, kesatuan perkampungan, republik-republik dan kerajaan-kerajaan. Sifat kesatuan sama sekali tidak ada meskipun negara Majapahit dahulu tumbuh dengan kokohnya dan memegang pimpinan yang kuat.

Page 3: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Otonomi Desa• Anggapan pemerintahan desa merupakan penyelenggara pemerintahan

pada level “alas kaki”, merupakan pemahaman yang a-historis, reduksionalis dan illogic.

• Pandangan yang melihat bahwa “otonomi desa” merupakan “anugerah” dari tindak karitatif negara, dan bukan kedaulatan asli (genuine) yang melekat pada eksistensi historis entitas yang bernama desa, merupakan kesalahan paradigmatik dan fallacy (cara berpikir) kronis.

• Desa adalah entitas pemerintahan yang langsung berhubungan dengan rakyat. • Desa memiliki arti sangat strategis sebagai basis penyelenggaraan

pelayanan publik dan memfasilitasi pemenuhan hak-hak publik rakyat lokal. • Sejak masa penjajahan Hindia Belanda sekalipun, pemerintah kolonial telah

menyadari peran strategis desa dalam konstelasi ketatanegaraan pada masa itu. (W. Riawan Tjandra / Dosen FH Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

• Pasal 18 UUD 1945

Page 4: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Pandangan Relawan Desa• Pasal 18 UUD 1945 diamandemen adalah bagian dari Bab VI Pemerintah Daerah,

yang artinya ayat (7) yang berbunyi Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang undang dan pasal 18 B yang menyebutkan Negara mengakui dan menghormati satuan satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang undang dan Negara mengakui dan menghormati kesatuan kesatuan masyarakat hukum adat serta hak hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang undang. Dari hal tersebut maka kurang tepat bila UU tentang desa disusun atas nama amanat UUD 1945. Amanat Pasal 18 dan 18B UUD 1945 adalah amanat tentang UU Pemerintah Daerah, UU Keistimewaan Daerah dan UU Masyarakat Adat.

• Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR-RI/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah, khususnya rekomendasi nomor 7 yang menekankan adanya otonomi bertingkat provinsi, kabupaten/kota serta desa atau dengan nama lain yang sejenis. Sebuah keharusan konstitusi, bahwa UU Desa harus merupakan penjelasan tentang otonomi tingkat III, bukan sekedar menjadikan desa sebagai local-self community, atau pelaksana tugas pelayanan semata.

Page 5: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Konstitusi Desa 1 Pada jaman penjajahan Belanda, dengan dikeluarkannya Wet Houddende

Decentralisatie in Nederlandsch Indie pada tanggal 23 Juli 1903, yang sering disingkat dengan Decentralisatie Wet 1903. Berdasarkan pasal 128 Indische Staatsregeling (IS), desa diberi hak untuk mengatur urusan rumah tangga mereka sendiri, namun dalam pelaksanaannya pemberian otonomi ini cenderung dipakai pihak kolonial untuk mempertahankan posisinya.

Dibawah pemerintahan Jepang, desa kembali bergerak pada pola pengaturan dan pengendalian pemerintah pusat pada waktu itu.

Di era Orde Lama, desa juga diakui sebagai kesatuan masyarakat hukum yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, baik dalam UU No 22 Tahun 1948 tentang pemerintahan daerah, UU No 1 Tahun 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, maupun dalam UU No 18 tahun 1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah serta UU No 19 tahun 1965 tentang Desapraja.

Page 6: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Konstitusi Desa 2 Di Era Orde Baru, berdasarkan UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Pemerintahan di Daerah jo. UU No 5 Tahun 1979 tentang Pemerintah Desa, otonomi daerah dijalankan berdasarkan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab dengan dominasi asas dekosentrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam UU ini, kepala desa dijadikan sebagai kepanjangan tangan pemerintah, sehingga kekuatan desa dihilangkan.

Dalam konteks otonomi daerah, dengan terbitnya UU No 22 tahun 1999, desa memasuki babak baru dengan kebangkitan desentralisasi dan demokrasi lokal. Karena berbagai kelemahan, maka UU No 22 Tahun 1999 diganti dengan berlakuknya UU No 32 Tahun 2004. Dalam konteks otonomi desa. Ada beberapa perubahan positif yang dapat mendorong peningkatan otonomi lokal dan desa, antara lain, yaitu: (1) Pengaturan tentang kewenangan lebih komprehensif, karena desa mempunyai hak menolak pelaksanaan tugas pembantuan yang tidak disertai dengan pembiayaan, prasarana dan sarana serta sumber daya manusia; (2) Desa mendapatkan bagian (alokasi) dari dana alokasi daerah.

Page 7: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Kisah UU Desa no 6 / 2014 UU No 32 Tahun 2004, adalah UU tentang pemerintah daerah dengan

pengaturan desa hanya ada dalam 14 pasal ( 202–216), dan Desa diatur dengan pp no 72 tahun 2005.

UU No 32 Tahun 2004, pada tahun 2006 mulai diwacanakan dipecah menjadi 3 UU yaitu : UU Pemerintah daerah, UU Pemilihan Kepala Daerah dan UU Desa.

2008 DPR menginisiasi RUU Pembangunan Perdesaan yang kemudian dimentahkan oleh Kementerian dalam Negeri mengingat akan ada inisiasi UU Desa yang segera disusun oleh Pemerintah

2010 Badan Legislasi DPR RI memasukkan RUU Desa menjadi Prolegnas RUU Prioritas.

18 Desember 2013 DPR dan Pemerintah mengesahkan UU Desa 15 Januari 2014 Presiden Menandatangi UU Desa

Page 8: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Pengaturan Desa• Pengakuan dan penghormatan atas Desa dengan keberagamannya;• Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa demi

mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;• Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;• Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk

pengembangan potensi dan Aset Desa untuk kesejahteraan;• Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka,

serta bertanggung jawab;• Meningkatkan pelayanan publik• Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa• Memajukan perekonomian• Menjadi subjek pembangunan

Page 9: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Kedudukan Desa (dulu & kini)UU 32/2004 UU 6/2014

• Desa berada di dalam dan di bawah Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

• Penjelasan tambahan: ‘Otonomi desa’ adalah bagian dari ‘otonomi daerah’ yang diserahkan ke desa.

• Pasal 5 Desa berkedudukan di wilayah Kabupaten/Kota

• Penjelasan tambahan: ‘Otonomi desa’ tidak lagi menjadi sisanya ‘otonomi daerah’ (hak berian), melainkan pengakuan atas hak asal-usul yang dimiliki desa (bersumber dari hak bawaan)

Page 10: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Sistem Pemerintahan DesaMusyawarah Desa

Kepala Desa Badan

Permusyawaratan Desa (BPD)

Warga/Masyarakat

Perangkat Desa

(Pelayanan)

Panitia (ad-hok)

BUMDesMasyarakat kepentingan

khususBagian Wilayah

Desa

• RPJM-Desa dan RKP-Desa• APB-Desa• Peraturan Desa• Kinerja Pemerintah• Kerja Sama

Dipilih langsung

Perwakilan Bagian Wilayah desa yang dipilih secara Demokratis Lembaga

Kemasy/Adat

Page 11: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Mandat Kewenangan Desa• Kewenangan berdasarkan hak asal usul; • Kewenangan lokal berskala Desa; • Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan• Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Aset Desa• Setiap desa pasti memiliki aset yang harus dikenali oleh perangkat dan

warganya• Selain fisik, desa memiliki aset sosial yang sangat besar• Desa diharapkan mampu mengelola aset untuk kesejahteraan warga

Page 12: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Sumberdaya Desa• Keuangan Desa ( PADes, DD APBN, BHPRD, ADD,

Bantuan APBD, Hibah dll ) • Manusia• Sosial dan Budaya• Ekonomi• Alam

Keberhasilan desa bergantung pada bagaimana desa mengelola Sumberdaya

Page 13: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Badan Usaha Milik Desa• Desa dapat membentuk BUM Desa, dibentuk untuk mendayagunakan

potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

• BUM Desa melaksanakan pelayanan jasa, perdagangan, dan pengembangan ekonomi.

• Dibentuk melalui Musdes & ditetapkan dg Perdes• Organisasi Pengelola terpisah dengan Organisasai Pemdes• Pengola berkewajiban mengurus BUMDesa sesuai AD & ART

BUMDes Akan lebih mampu menterjemahkan UUD 1945 pasal 33

Page 14: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

RPJMDes6 tahun

RKPDesJun-Sept

APBDesOkt-Des

Pelaksanaan Pengawasan

Jan-Des th berj

Laporan & Pertangungjawab

an RKPDes & APBDes

Juli & Jan

Siklus Kab

APBDes – P

Musyawarah Desa

Administrasi

Page 15: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Penyiapan Aparat Dan masyarakat• Pemahaman yang utuh tentang UU Desa harus dilsampaikan kepada seluruh

pemangku kepentingan desa (Pemdes, BPD, Organisasi Warga, Tokoh Adat )• Penyadaran masyakat bahwa inplementasi UU Desa berbasis modal sosial

yang berkarakter saling percaya• Peningkatan partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan anggaran keuangan

desa agar dalam pengelolaan oleh pemerintah desa, akuntabel, partisipatif dan transparan

• Peningkatan kapastiatas Aparatur Pemerintah Desa, BPD, Kelompok Masyarakat desa, SKPD Kabupaten kota dan Propinsi.

Masyarakat Desa Cerdas, sadar Peran dan Aparat Desa Profesional, Kunci Keberhasilan Pelaksanaan

UU Desa

Page 16: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Kejanggalan UU Desa• UU Desa disahkan berdekatan dengan agenda Pemilihan Umum yang kemudian,

apakah menjadi sebuah kewajaran ketika para politisi mengambil kemanfaatan untuk keperluan Pemilu ?..., “Kita tahu bahwa setiap produk UU itu adalah produk politik sehingga tak bisa dihindari pasti ada kekuatan politik dalam setiap pembuatan UU” kata salah satu anggota Pansus RUU desa (des 2012)

• UU Desa memberikan masa Jabatan dan Syarat pendidikan pencalonan Kepala Desa, yang kurang pantas dalam kewajaran yaitu 3 kali masa jabatan dan berpendidikan kurang dari program wajib belajar, apakah ini bagian dari pemberian hadiah kepada kepala desa yang terus melakukan aksi mendorong UU Desa..?

• UU Desa inkonsisten dalam penghargaan terhadap hak asal usul dan penjelasan pasal 72 bertentangan dengan UU Pokok Agraria no 5 tahun 1960 tentang tanah bengkok, apakah ini salah satu bentuk ketergesa gesaan kejar tayang sebelum pemilu 2014..?

• UU Desa disusun sebelum UU Pemerintah Daerah disahkan, yang pada akhirnya UU Desa terkesan terlepas dari UU Pemerintah Daerah, apakah karena UU Desa lebih menarik untuk materi kampanye Pemilu 2014..?

• Perubahan PP 43 dan PP 60 dalam tahun yang sama, apakahboleh dianggap tidak adanya kesamaan pandangan tentang esensi UU Desa..?

Page 17: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

DESAKonsepsi UU

Desa

Hak Asal Usul

Pemerintahan Desa

Sumber Pembiayaan

Kesejahteraan Aparat

Pemberdayaan Masy

PP No 43 Tahun 2014

DESA

PP No 60 Tahun 2014

Dana Desa APBN

Kementerian Dalam Negeri

Kementerian Desa, PDT Transmigrasi

Berebut DesaPP No 47 Tahun

2015

DESA

PP No 22 Tahun 2015

Dana Desa APBN

Keputusan Bersama 3 Menteri

Percepatan Pencairan Dana

Desa

Page 18: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

-- Good Goverment –-Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi

-Reinventing Goverment --Katalis, Milik Masyarakat, Kompetitif, Digerakkan Oleh Misi, Berorentasi pada

Hasil, Berorentasi Pelayanan, Wirausaha, Antisipatif, Desentralisasi , Berorentasi Pasar

-Media Kekuatan Baru - John Naisbitt – Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam genggaman tangan

beberapa orang, namun informasi di tangan orang banyak, *

Artinya kekuatan baru sebuah Desa tergantung pada bagaimana masyarakat mampu menyebarluaskan informasi dan potensi yang dimiliki secara cerdas,

tegas dan luas.

Kata Kunci

Page 19: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Desa.click

server

Sistem aplikasi

diklat Internet akses

Sistem Informasi Desa

Page 20: Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa

Desa Jauh Lebih SiapDari pada Supra Desa

Salam Bahagia Desa Indonesia

Suryokoco Suryoputrowww.suryokocosuryoputro.my.id

[email protected]