kesetimbangan kimia
DESCRIPTION
merupakan keadaan di mana reaksi berlangsung lambat seperti tidak ada perubahanTRANSCRIPT
BAB VIII
KESETIMBANGAN KIMIA
A. Keadaan Kesetimbangan
Fakta menunjukkan bahwa banyak reaksi yang dapat berlangsung
secara reversibel atau bolak balik.
Misalnya campuran antara Nitrogen, N2 dan hidrogen, dengan
perbandingan 1 : 3 pada suhu kamar tidak dapat berlangsung, tetapi bila
campuran tersebut dipanaskan pada 200oC dan tekanan 30,4 kPa serta adanya
katalisator ternyata N2 dan H2 dapat bereaksi dengan cepat membentuk NH3.
N2(g) 3H2(g) + 3NH3(g)
Demikian juga pada suhu kamar NH3 tidak dapat diuraikan N2 dan H2,
tetapi NH3 dipanaskan 200oC dan tekanan 30,4 kPa serta adanya katalisator
akan teruraikan menjadi N2 dan H2.
2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
berdasarkan hasil percobaan baik reaksi antara N2 dan H2 maupun
peruraian NH3 pada kondisi tersebut konsentrasi reaktan dan produk menjadi
konstan setelah campuran mengandung 67,6% NH3 dan 32,4% terdiri dari N2
dan H2. Kemudian timbul pertanyaan apakah kedua reaksi tersebut berhenti
setelah campuran mengandung NH3 sebanyak 67,6%?.
Mengingat bahwa pada suhu dan tekanan tersebut N2 dan H2 dapat
bereaksi menjadi NH3 dan sebaliknya NH3 juga dapat terurai menjadi N2 dan
H2, fakta tersebut menunjukkan bahwa reaksi antara N2 dan H2 pada kondisi
tertentu dapat berlangsung bolak balik. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada
reaksi antara N2 dan H2 mula-mula berlangsung cepat dan konsentrasi N2 dan
H2 makin berkurang, sedang konsentrasi NH3 makin bertambah. Oleh karena
itu NH3 yang terbentuk mula-mula akan terurai kembali dengan lambat dan
lama kelamaan menjadi cepat hingga pada suatu saat setelah campuran
mengandung NH3 sebanyak 67,6% kecepatan terbentuknya NH3 sama dengan
kecepatan terbentuknya kembali N2 dan H2 sehingga banyaknya masing-
masing komponen menjadi tetap.
163
Demikian juga pada fakta kedua, kecepatan terurainya NH3 mula-mula
cepat tetapi lama kelamaan makin berkurang karena konsentrasi NH3 makin
berkurang. Sebaliknya N2 dan H2 yang terbentuk makin banyak, maka N2 dan
H2 akan bereaksi kembali membentuk NH3 dengan kecepatan yang makin
bertambah. Pada suatu saat kecepatan terurainya NH3 sama dengan kecepatan
terbentuknya kembali NH3 sehingga banyaknya masing-masing komponen
menjadi tetap.
Jadi reaksi tersebut dapat berlangsung bolak-balik atau reversibel yang
pada suatu ketika kecepatan terbentuknya produk sama dengan kecepatan
terbentuknya kembali reaktan, sehingga konsentrasi produk dan reaktan
kelihatan tetap.
Suatu reaksi kimia dimana kecepatan terbentuknya produk sama
dengan kecepatan terbentuknya kembali reaktan dikatakan reaksi tersebut
dalam keadaan setimbang.
Hubungan antara kecepatan reaksi dan waktu pada sistem
kesetimbangan kimia N2(g) + 3H2(g) 2NH2(g) dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar .8.1. Hubungan antara kecepatan dan waktu reaksi
3H2(g) + N2(g) 2NH3(g)
B. Hukum Kesetimbangan san Tetapan Kesetimbangan
Harga tetapan kesetimbangan suatu reaksi kimia ditentukan dari hasil
percobaan. Misalnya tetapan kesetimbangan reaksi:
3H2(g) + N2(g) 2NH3(g)
164
Kec
epat
an
3H2 + N2 2NH3
2NH3 3H2 + N2
Waktu
Ditentukan dengan mencapurkan N2 dan H2 dengan berbagai
perbandingan pada suhu 500oC. Dari hasil percobaan diketahui bahwa setelah
reaksi tersebut mencapai kesetimbangan konsentrasi masing-masing gas
seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil reaksi kesetimbangan
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) pada 500oC
PercobaanKonsentrasi (mol dm-3)
(H2) (N2) (NH3)
1
2
3
4
5
1,150
0,500
1,35
2,43
1,47
0,70
1,00
1,15
1,85
0,750
1,23 x 10-2
8,66 x 10-2
4,12 x 10-2
1,27
3,76 x 10-2
5,98 x 10-2
6,00 x 10-2
6,00 x 10-2
6,08 x 10-2
5,93 x 10-2
Rata-rata 66,00 x 10-2
Sumber: Brady J.E dan Humiston, G.R, General Chemistry Principle and
Structure, 1986, hal. 513.
Data tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi NH3 pangkat dua
dibagi dengan hasil kali konsentrasi N2 dan konsentrasi H2 pangkat tiga pada
berbagai percobaan pada suhu tetap adalah tetap.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada reaksi
kesetimbangan yang berlangsung pada suhu tetap hasil kali konsentrasi
produk pangkat koefisien reaksi dibagi dengan hasil kali reaktan pangkat
koefisien reaksi mempunyai harga yang tetap.
Untuk reaksi secara umum:
aA + bB cC + dD
Pada keadaan setimbangan dapat dinyatakan:
Persamaan tersebut disebut hukum kesetimbangan dan karena KC pada
suhu yang tetap harganya tetap maka disebut ketetapan kesetimbangan.
165
Untuk reaksi pada fase gas banyaknya reaktan dan produk dapat
dinyatakan dengan tekanan parsial, karena tekanan parsial sebanding dengan
konsentrasi molar maka untuk reaksi tersebut dinyatakan:
PCl3(g) + Cl2(g) PCl5(g)
1. Hubungan KC dan KP
Untuk gas ideal berlaku PV = nRT.
Karena = kosentrasi, maka jika
Konsentrasi = = C, sehingga
P = CRT
Untuk reaksi:
aA + bB cC + dD
Apabila A, B, C dan D dianggap gas ideal, maka:
KP = KC x (RT)(c+d) – (a-b)
atau
KP = KC x (RT) ng
dimana:
ng = jumlah koefisien produk-jumlah koefisien reaktan pada fase
gas
Misalnya untuk reaksi:
166
H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g)
KP = KC
2. Makna tetapan kesetimbangan
Secara kuatitatif tetap kesetimbangan dapat ditentukan dengan
percobaan. Salah satu cara yaitu dengan mengukur konsentrasi reaktan
dan produk pada suhu tertentu.
Sebaliknya tanpa mengukur besarnya konsentrasi reaktan maupun
produk jika harga KC dan KP untuk reaksi kesetimbangan tertentu pada
suhu tertentu diketahui, harga tersebut secara kualitatif dapat memberikan
informasi apakah reaksi tersebut berlangsung secara sempurna. Misalnya
untuk reaksi:
2H2O(g) 2H2(g) + O2(g)
Pada suhu 25oC mempunyai harga KC = 1,1.10-81. Harga KC
tersebut menunjukkan bahwa pada suhu 25oC H2O(g) yang terurai sangat
tak terhingga sedikitnya, sehingga jumlah produk sangat jauh lebih kecil
daripada reaktan atau boleh dikatakan pada suhu 25oC H2O(g) tidak
mengalami peruraian.
Sedangkan untuk reaksi:
2SO2(g) + O2(g) 2SO2(g)
Pada suhu 25oC mempunyai harga KC = 7,0.1023. harga KC tersebut
menunjukkan bahwa pada suhu 25oC SO2 dapat bereaksi sempurna dengan
O2 membentuk SO3.
C. Termodinamika dan kesetimbangan kimia
Secara teoritis reaksi kimia dapat berlangsung ke arah balik, namun
gaya penggerak reaksi dapat cenderung untuk menuju ke suatu arah saja
karena ke arah balik sangat tak terhingga kecilnya sehingga tidak dapat
diukur. Gaya penggerak reaksi kimia disebut perubahan energi bebas yang
menyertai reaksi tersebut. Jadi perubahan energi bebas yang menyertai suatu
167
reaksi kimia merupakan ukuran kecenderungan ke arah mana reaksi tersebut
akan berlangsung.
Menurut hukum Termodinamika suatu proses akan berjalan secara
spontan apabila perubahan energi bebasnya (G) adalah negatif.
Hubungan antara perubahan antara energi bebas (Go) dengan posisi
kesetimbangan kimia dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar tersebut menunjukkan bahwa pada posisi kesetimbangan
energi bebas reaktan sama dengan bebas produk, sehingga perubahan energi
bebas (G) = 0.
Gambar 8.2. Hubungan Go dengan posisi kesetimbangan
Kemudian hubungan antara G dengan kesetimbangan dapat dijabarkan
sebagai berikut:
G = Go + RT ln Q
Dimana Q untuk reaksi fase gas adalah hasil kali tekanan parsial produk
pangkat koefisien reaksi dengan hasil kali parsial reaktan pangkat
koefisien reaksi, sedang untuk reaksi dalam larutan Q adalah hasil kali
konsentrasi produk pangkat koefisien reaksi dengan hasil kali konsentrasi
reaktan pangkat koefisien reaksi.
Untuk reaksi secara umum:
aA + bB cC + dD
168
Go
Berlangsungnya reaksi
Produk Reaktan
Posisi Kesetimbangan
G
T
G =
Pada saat kesetimbangan reaktan dan produk mempunyai energi bebas
sama atau G = 0, sehingga:
0 =
Go =
Karena pada saat kesetimbangan:
= KP
Maka:
Go = RT ln KP
Untuk larutan dalam larutan:
Go = RT ln KC
Harga KP dan KC pada persamaan tersebut disebut tetapan kesetimbangan
termodinamika.
Contoh soal:
a. Tentukan harga tetapan kesetimbangan termodinamika untuk reaksi:
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
Pada suhu 25oC jika diketahui Go NO(g) = 86,8 kJ mol-1 dan Go
f
NO2(g) = 51,9 kJ mol-1
Penyelesaian:
Pada keadaan setimbang
Go = RT ln KP
Go = 2Gof NO2(g) - 2Go
f NO(g) - 2Gof O2(g)
Go = 2 mol x 51,9 kJ mol-1 - 2 mol x 86,8 kJ mol-1
Go = -69,8 kJ
ln KP =
169
ln KP = 28,2
KP = 1,866 x 1012
Harga KP yang jauh lebih besar daripada 0 tersebut juga menunjukkan
bahwa reaksi pada suhu 25oC NO beraksi sempurna dengan O2
membentuk NO2.
b. Apabila pada reaksi kesetimbangan
2NO2(g) N2O4(g)
Ho = -56,9 kJ dan So = -175 JoK-1
Tentukan harga Kp pada suhu 125oC!
Penyelesaian:
Menurut hukum termodinamika pada suhu 25oC
Go = Ho - TSo
pada suhu selain 25oC dinyatakan:
G’ = H’ - TS’
Karena harga H dan S sedikit sekali terpengaruh oleh suhu, maka
dengan asumsi bahwa H dan S tidak tergantung pada suhu H’ =
Ho dan S’ = So sehingga:
Go = Ho - TSo
G’ = -56900 J – (398 oK)(-175 JoK-1)
G’ = 12750 J
ln KP =
ln KP =
KP = 2,12 x 10-1
Harga KP tersebut lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa pada suhu
125oC reaksi tersebut cenderung berlangsung ke arah terbentuknya
NO2.
170
D. Kesetimbangan Heterogen
Reaksi kesetimbangan yang telah dibahas sebelumnya adalah
merupakan kesetimbangan homogen karena zat terselibat dalam reaksi
tersebut mempunyai fase sama. Suatu sistem kesetimbangan kimia di mana
zat-zat yang terlibat dalam reaksi mempunyai fase yang berbeda disebut
sistem kesetimbangan heterogen.
Misalnya reaksi dekomposisi NaHCO3(g) merupakan kesetimbangan
sebagai berikut:
2NaHCO3(g) Na2CO3(s) + CO2(s) + CO2(g) + H2O(g)
Hukum kesetimbangan reaksi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Karena konsentrasi Na2 CO3(s) dan NaHCO3(s) tetap maka:
Atau
(CO2(g))(H2O(g)) x (RT)+2
Jadi pada kesetimbangan heterogen harga tetapan kesetimbangan tidak
mengekspresikan zat dalam fase padat.
Apabila kesetimbangan dinyatakan dengan KP
KP = PCO2(g) x PH2O(g)
Atau
KP = (CO2(g)) (H2O(g)) x (RT)+2
Contoh soal:
Tentukan harga KC dan KP untuk kesetimbangan
H2O(g) H2O(g)
Pada suhu 25oC, jika tekanan uap air di udara pada suhu 25oC = 3,17 kPa.
Penyelesaian:
171
KP = P H2O(g) = 3,17 kPa
KC = KP x (RT)-ng
KC = 3,17 kPa x (8,314 dm3 kPa mol-1 oK-1) (298oK-1)
KC = 1,28 x 10-3 mol dm-3
Contoh kesetimbangan heterogen yang lain:
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
C(s) + O2(g) 2CO(g)
CuSO4.5H2O(s) CuSO4.3H2O(s) + 2H2O(g)
Pada suhu 25oC dekomposisi CuSO4.5H2O mengalami kesetimbangan pada
tekanan 7,8 mmHg. Karena tekanan uap air di udara sekitar 8 – 12 mmHg,
maka jika hidrat tersebut dibiarkan di udara tidak akan kehilangan air, tetapi
sebaliknya CuSO4.3H2O dibiarkan di udara akan mengikat uap air di udara
sehingga mencapai kesetimbangan.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia
Menurut prinsip Chatelier apabila pada sistem kesetimbangan dinamis
ada daktor yang mempengaruhi maka untuk mengurangi pengaruh tersebut,
sistem kesetimbangan akan berubah hingga mencapai kesetimbangan kembali.
1. Pengaruh perubahan konsentrasi reaktan atau produk
Misalnya pada sistem kesetimbangan:
H2(g) + I2(g) 2HI(g)
Setiap perubahan konsentrasi reaktan maupun konsentrasi reaktan
terhadap kesetimbangan tersebut akan menyebabkan sistem menjadi tidak
setimbang, sehingga akan terjadi pergeseran kesetimbangan hingga sistem
menjadi setimbang kembali.
Apabila ke dalam sistem kesetimbangan tersebut ditambahkan H2
maka I2 dalam sistem akan bereaksi dengan H2 hingga HI menjadi lebih
banyak. Setelah terjadi kesetimbangan kembali konsentrasi HO menjadi
lebih besar dari semula, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
172
penambahan konsentrasi reaktan pada sistem kesetimbangan tersebut
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah kanan atau ke arah produk.
Sebaliknya apabila ke dalam sistem tersebut ditambahkan HI maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri atau ke arah reaktan.
Pengaruh perubahan konsentrasi terhadap sistem kesetimbangan
kimia ditinjau dari hukum kesetimbangan dapat diterangkan sebagai
berikut:
Misalnya untuk sistem kesetimbangan:
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Apabila ke dalam sistem tersebut ditambah SO2 maka (SO2(g))
menjadi lebih besar, sehingga apabila setelah ditambah SO2:
Maka :
KC’ < KC
Karena pada suhu tetap harga KC juga tetap maka agar KC’ = KC
konsentrasi SO2 harus diperkecil atau kesetimbangan digeser ke arah
pembentukan SO3.
Proses demineralisasi dan remineralisasi Ca5(PO4)3OH(s) yang
terdapat pada email gigi merupakan salah satu contoh penggunaan hukum
de Chatelier.
Pada gigi yang sehar terdapat kesetimbangan zat seperti di atas,
tetapi apabila gigi mengabsorbsi dan gula mengalami fermentasi, maka
kesetimbangan akan terganggu karena H+ akan beraksi dengan OH-
membentuk H2O dan ion PO43- akan menyebabkan HPO4
2. Berkurangnya
173
demineralisasi
remineralisasi
Ca5(PO4)3OH(s) 5Ca2+(aq) + 3PO4
3-(aq) + OH-
(aq)
ion OH- dan ion PO43- akan menyebabkan Ca5(PO4)3OH- yang larut
lebih banyak, sehingga gigi menjadi rusak. Fluorida dapat mencegah
kerusakan gigi karena dapat menggantikan OH- dalam Ca5(PO4)3OH
terbentuknya Ca5(PO4)3F, sangat resisten terhadap asam.
2. Pengaruh perubahan suhu
Telah dijelaskan bahwa harga tetapan kesetimbangan adalah tetap
pada suhu tetap, sehingga perubahan suhu dapat mempengaruhi sistem
kesetimbangan.
Berdasarkan prinsip de Chatelier apabila dalam sistem
kesetimbangan suhu dinaikkan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
bagian yang menyerap panas.
Misalnya apda isstem ksetimbangan:
N2(g) + 2O2(g) 2NO(g) – 10 ,397 kJ
Apabila suhu dinaikkan kesetimbangan akan bergeser ke arah
pembentukan NO.
Secara umum apabila pada sistem kesetimbangan endoterms suhu
dinaikkan kesetimbangan akan bergeser ke arah terbentuknya produk,
sebaliknya bila pada kesetimbangan eksoterm suhu dinaikkan
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaktan.
Hubungan antara tetapan kesetimbangan dengan suhu dapat
dinyatakan dengan persamaan:
Untuk reaksi yang berlangsung eksoterm misalnya:
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) Ho = -92 kJ
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) Ho = -198 kJ
Kenaikkan suhu akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke
arah kiri. Atau harga K akan turun jika suhu naik sedang untuk reaksi
endotermis harga K akan naik jika suhu dinaikkan.
Contoh soal:
174
Perubahan entalpi standar, Ho pada reaksi berikut:
2NO2(g) + O2(g) 2NO2(g)
Adalah –113 kJmol-1 dan tetapan kesetimbangan pada suhu 25oC =
1,6.1012. tentukan harga KP pada suhu 125oC.
Penyelesaian:
KP = 1,9254 x 10-8
3. Pengaruh perubahan tekanan dan volume
Pada suhu tetap perubahan volume sistem akan menyebabkan
perubahan tekanan. Menurut hukum Boyle kenaikan tekanan eksternal
sistem akan menyebabkan volume sistem berkurang.
Karena tekanan gas disebabkan oleh tumbukan molekul-molekul
gas terhadap dinding vesel, maka bila jumlah molekul lebih banyak
tekanan akan lebih besar.
Sehingga pada kesetimbangan:
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Apabila tekanan gas diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke
arah kanan (ke arah yang jumlah molekulnya leih kecil). Atau bila para
kesetimbangan kimia volume dikecilkan kesetimbangan akan bergeser ke
arah yang jumlah molekulnya lebih kecil. Secara matematika dapat
dibuktikan akan sistem kesetimbangan seperti berikuti:
N2(g) + I2(g) 2HI(g)
175
Baik perubahan tekanan maupun perubahan volume tidak akan
merubah letak kesetimbangan.
4. Pengaruh penambahan katalisator
Pada bab sebelumnya dijelaskan bahwa pengaruh katalisator pada
reaksi kimia adalah menurunkan energi pengaktivan atau mengurangi
rintangan energi yang harus dilampaui agar reaksi berlangsung lebih cepat.
Pada sistem kesetimbangan adanya penambahan katalisator tidak
mempengaruhi posisi kesetimbangan, melainkan hanya mempercepat
tercapainya kesetimbangan.
F. Beberapa Contoh Perhitungan
1. Pada suhu 25oC suatu campuran kesetimbangan:
N2(g) O4 2NO2(g)
Tentukan harga: KP, KC dan Go 298.
Bila pada saat kesetimbangan tekanan total = 85,5 kPa dan tekanan parsial
N2O4 = 57,0 kPa.
Penyelesaian:
a. Tekanan parsial NO2 = PNO2 = Ptotal - PN2O4
= 14,25 kPa
b. KC = KP x (RT)-ng = KP x (RT)-1
KC = 5,75 x 10-3 mol dm-3
c. Pada saat kesetimbangan G = 0, sehingga:
Go = -RT ln KP
Go = -8,314 k Pa dm3 mol-1K-1 x (298oK) ln 14,25
176
Go = -8,314 k Pa dm3 mol-1 x 298 ln 14,25
Go = -2477,572 k Pa dm3 mol-1 x ln 14,25
Go = -6582,306 k Pa dm3 mol-1
Go = -6,582 kJ
2. Suatu sistem kesetimbangan kimia
H2(g) + CO2(g) CO(g) + H2O(g)
Pada suhu 750oC mempunyai harga KC = 0,771. Bila 1 mol H2 dan
1 mol CO2 dimasukkan dalam vesel yang volumenya 5,0 dm3 kemudian
dibiarkan beraksi, tentukan konsentrasi masing-masing komponen pada
keadaan setimbang.
Penyelesaian:
Misalnya perubahan konsentrasi H2 = x M
Konsentrasi
Mula-mula
Perubahan
Konsentrasi
Konsentrasi
Kesetimbangan
(H2(g)) 0,2 M x M (0,2 – x) M
(CO2(g)) 0,2 M x M (0,2 – x) M
(CO(g)) 0 x M x M
(H2O(g)) 0 x M x M
=
KC = 0,771
x -0,87807 x + 0,175614
x = 0,0935
Jadi pada saat kesetimbangan
(CO(g)) = 9,35.10-2 M
177
(H2O(g)) = 9,35.10-2 M
(H2(g)) = 1,065.10-1 M
(CO2(g)) = 1,065.10-1 M
3. Dalam ruang yang volumenya 1 dm3 pada suhu 25oC terdapat
kesetimbangan:
H2(g) + I2(g) 2HI(g)
Dengan konsentrasi pada kesetimbanga:
(H2) = 0,001 M
(I2) = 0,025 M
(HI) = 0,022 M
Tentukan konsentrasi H2, I2 dan HI yang baru bila ke dalam sistem tersebut
ditambahkan 0,0005 mol I2!
Penyelesaian:
Konsentrasi
Mula-mula
Perubahan
Konsentrasi
Konsentrasi
Kesetimbangan
(H2(g)) 0,001 M x M (0,001 – x) M
(I2(g)) (0,025+0,0065)M x M (0,0255 – x) M
(HI(g)) 0,022 M x M (0,022 + 2 x) M
Setelah kesetimbangan yang baru KC harus = 19,36.
Sehingga:
0,000484 + 0,088 + 4x2 = 19,36 (x2 – 0,0265x + 0,0000255)
0,000484 + 0,088 x + 4x2 = 19,36 x2 – 0,51304 + 0,00049368
15,36 x2 – 0,60104 x + 0,00000968 = 0
x2 – 0,0391 x + 0,00000063 = 0
178
x1 = 0,039085 (tidak mungkin)
x2 = 0,000015
Setelah tercapai kesetimbangan yang baru:
(H2(g)) = (0,001 – 0,000015) = 0,000985 M
(I2(g)) = (0,0255 – 0,000015) = 0,025485 M
(HI(g)) = (0,022 – 0,000030) = 0,02203 M
179
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J.E Dan G.E. Humiston, General Chemistry Priciples And Structure. John Wiley & Sons, New York, 1986.
Hiskia Achmad. Wujud Zat Cair dan Kesetimbangan. ITB, Bandung. 1983.
____________, Stokiometri Energitika Kimia. ITB, Bandung. 1983.
Keenan, Kleinfelter. University Chemistry. Addison Wesley Publishing, Inc, Amsterdam.
Mahan, B.H. University Chemistry. Addison Wesley Publishing. Company, Amsterdam, 1976.
Narsito, dkk. Kimia Dasar. FPMIPA-UGM, Yogyakarta. 1986.
Partington. J.J, MBE Dsc Em Prof. A Text Book Of In Organic Chemistry. Mac Millan And Co, Limt, London, 1953.
Pudjaatmaka. A.H. Kimia Untuk Universitas. Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta. 1989.
Sandi Setiawan. Theory Of Everything. Andi Offset, Yogyakarta. 1991.
Satya Prakash Et All. Advanched In Organic Chemistry. S Chand & Company, Ltd, New Delhi, 1980.
180