kesepian lansia yang tinggal bersama anggota...

24
1 PENDAHULUAN Menurut Hurlock (1980), istilah menua adalah perubahan- perubahan yang sesuai dengan hukum kodrat manusia yang memengaruhi struktur baik fisik maupun mentalnya dan keberfungsiannya juga. Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan para ahli. Lansia adalah masa dewasa akhir dimulai dari usia 60 tahun sampai 120 tahunan, serta memiliki rentang kehidupan yang paling panjang dalam periode kehidupan manusia (Santrock, 2002). Tempo dan bentuk akhir proses penuaan berbeda-beda pada orang yang satu dengan orang yang lain. Tidak dapat disangkal lagi satu diantara penyesuaian yang utama yang harus dilakukan oleh orang usia lanjut adalah penyesuaian yang harus dilakukan karena kehilangan pasangan hidup. Penyesuaian terhadap kematian pasangan atau terhadap perceraian sangat sulit bagi pria maupun wanita pada masa usia lanjut, karena pada masa ini semua penyesuaian semakin sulit dilakukan (Hurlock 1980). Hubungan suami istri yang lebih lama menjadi tidak tergantikan dan menimbulkan rasa kehilangan yang mendalam (Indriana, 2012). Ada kecenderungan bahwa sebagian besar usia lanjut tidak suka tinggal di panti werdha (jompo). Demikian juga, anak cenderung tidak setuju bila orang tuanya tinggal di panti. Menurutnya merawat orang tua merupakan kewajiban anak sebagai tanda bakti kepada orang tua. Menurut Suardiman, (dalam Suardiman, 2011), bagi usia lanjut yang tinggal bersama anak cucu lebih merasakan adanya kehangatan, hidup lebih bergairah dan terbebas dari kesepian.

Upload: duongkhue

Post on 23-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

1

PENDAHULUAN

Menurut Hurlock (1980), istilah menua adalah perubahan-

perubahan yang sesuai dengan hukum kodrat manusia yang

memengaruhi struktur baik fisik maupun mentalnya dan

keberfungsiannya juga. Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan

para ahli. Lansia adalah masa dewasa akhir dimulai dari usia 60 tahun

sampai 120 tahunan, serta memiliki rentang kehidupan yang paling

panjang dalam periode kehidupan manusia (Santrock, 2002). Tempo dan

bentuk akhir proses penuaan berbeda-beda pada orang yang satu dengan

orang yang lain.

Tidak dapat disangkal lagi satu diantara penyesuaian yang utama

yang harus dilakukan oleh orang usia lanjut adalah penyesuaian yang

harus dilakukan karena kehilangan pasangan hidup. Penyesuaian

terhadap kematian pasangan atau terhadap perceraian sangat sulit bagi

pria maupun wanita pada masa usia lanjut, karena pada masa ini semua

penyesuaian semakin sulit dilakukan (Hurlock 1980). Hubungan suami

istri yang lebih lama menjadi tidak tergantikan dan menimbulkan rasa

kehilangan yang mendalam (Indriana, 2012).

Ada kecenderungan bahwa sebagian besar usia lanjut tidak suka

tinggal di panti werdha (jompo). Demikian juga, anak cenderung tidak

setuju bila orang tuanya tinggal di panti. Menurutnya merawat orang tua

merupakan kewajiban anak sebagai tanda bakti kepada orang tua.

Menurut Suardiman, (dalam Suardiman, 2011), bagi usia lanjut yang

tinggal bersama anak cucu lebih merasakan adanya kehangatan, hidup

lebih bergairah dan terbebas dari kesepian.

Page 2: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

2

Salah satu solusi yang ditawarkan agar anak dapat merawat orang

tua lanjut usia adalah orang tua tersebut harus ikut tinggal bersama di

rumah anaknya. Namun, tidak dapat dipastikan bahwa jika seseorang

lanjut usia yang tinggal bersama anak dan cucunya akan terbebas dari

kesepian. Kegiatan yang dimiliki anak dan cucu akan membuat mereka

sibuk dan mungkin hampir tidak memiliki waktu untuk memperhatikan

orang tua lanjut usia tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian yang

dilakukan oleh Marini dan Hayati (2002), bahwa lansia yang tinggal

dengan anggota keluarga atau yang tidak tinggal di panti jompo juga

sering merasakan kesepian.

Saat para usia lanjut harus ikut tinggal di rumah anaknya, mereka

harus pindah ke lingkungan baru dan harus melakukan adaptasi. Mereka

harus melakukan adaptasi dengan lingkungan baru seperti dengan rumah

yang ditinggali beserta penghuninya, tetangga dan komunitas baru

dimana mereka tinggal. Pemutusan sosial yang menyertai kehidupan

menjanda atau menduda memberikan implikasi bahwa perasaan kesepian

dapat menjadi masalah yang penting (Indriana, 2012).

Masalah psikologis yang sering dialami oleh lansia adalah

kesepian.Kesepian merupakan kondisi yang sering mengancam

kehidupan para orang tua, khususnya manula, ketika anggota keluarga,

misalkan anak-anak, hidup terpisah dari mereka. Kesepian tidak semata-

mata muncul akibat kesendirian fisik atau akibat ketidakberadaan orang

lain di sekeliling hidup seseorang, tetapi juga akibat perasaan

ditinggalkan, khususnya oleh mereka yang tadinya memiliki hubungan

emosional yang dekat (Gunarsa, 2009). Dapat dikatakan bahwa akar

permasalahan psikologis bagi usia lanjut adalah kesepian, yang kemudian

Page 3: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

3

memunculkan perasaan terasing dari lingkungan, ketidakberdayaan,

kurang percaya diri, perasaan tidak berguna, ketergantungan,

keterlantaran terutama bagi usia lanjut yang miskin, post power

syndrome, dan sebagainya (Suardiman, 2011). Menurut penelitian Iswara

(2005), lanjut usia yang tinggal bersama keluarga merasakan kesepian

kognitif disebabkan karena ketidakadaan figur pengganti mendiang

pasangan hidupnya setelah pasangan hidup meninggal, dikarenakan para

lanjut usia tidak dapat berbagi dengan anak dan cucunya, karena

kesibukan masing-masing dan juga disebabkan oleh perasaan dari lanjut

usia untuk tidak ingin merepotkan dan mengganggu anak-anak dengan

persoalan-persoalan.

de Jong Gierveld (1998) menyatakan kesepian adalah situasi yang

dialami oleh seorang individu yang tidak menyenangkan atau tidak dapat

diterima karena kurangnya (kualitas) hubungan. Weiss, (dalam Sears,

Peplau & Taylor, 2009) telah mengidentifikasikan dua tipe kesepian.

Emotional loneliness (kesepian emosional) berasal dari hilangnya sosok

yang intim, seperti orang tua atau pasangan kekasih hati. Social

loneliness (kesepian sosial) terjadi ketika seseorang merasa kurang dalam

berintegrasi secara sosial atau kurang terlibat dalam komunitas

pertemanan atau di tempat kerja. Selain itu, waktu juga digunakan

sebagai dasar pengklasifikasian kesepian. Kesepian dapat dilihat sebagai

pernyataan sementara yang kemungkinan terkait dengan peristiwa

tertentu seperti pindah ke komunitas yang baru, atau juga dapat dilihat

sebagai sifat yang kronis (Lake,1986).

Secara umum, penyebab kesepian dapat dikelompokkan ke dalam

dua hal yaitu keadaan yang bisa dipersalahkan sebagai penyebab

Page 4: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

4

kesepian dan kesepian itu berkaitan dengan kepribadian (Lake, 1986).

Menurut penelitian Lestari dan Fakhrurrozi (2008), faktor–faktor yang

memengaruhi kesepian diantaranya adalah jenis kelamin, status marital,

usia, dan situasi pekerjaan.

Kesepian disertai dengan afek negatif, termasuk perasaan depresi,

kecemasan, ketidakbahagiaan, dan ketidakpuasan yang diasosiasikan

dengan pesimisme, self-blame, dan rasa malu. Individu yang kesepian

dipersepsikan sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri oleh

orang-orang yang mengenal mereka (Baron & Byrne, 2003). Menurut

Burns (1988) orang yang kesepian akan merasa takut dan putus asa,

percaya bahwa hidup sendiri itu mengerikan, dan merasa cemas sebab

bertambah tua tanpa keluarga atau seseorang yang dicintainya.

Membutuhkan pengatasan yang berguna dalam mengatasi

kesepian yang sedang dirasakan. Menurut penelitian Hikmawati dan

Purnama (2008), para lansia mengaku bahwa dengan memiliki banyak

aktivitas dirinya merasa puas dalam menjalani hidup. Dengan demikian,

meskipun tidak mempunyai saudara yang masih peduli terhadap

kehidupan dirinya, tetapi karena mereka melakukan kegiatan, yang

ternyata dapat mengurangi kesepian yang dialami. Menurut Hanum

(2006) beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain merasa bahagia

dalam kesepian, berhubungan dengan ciptaan lain, berhubungan dengan

Sang Pencipta dan menjalin hubungan dengan sesama. Selain itu,

Perlman dan Peplau (1982) menyatakan beberapa cara untuk mengatasi

kesepian yaitu mengubah hubungan sosial saat ini, mengubah kebutuhan

dan keinginan sosial, dan mengurangi pentingnya kekurangan hubungan

sosial yang dirasakan.

Page 5: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

5

METODE

Partisipan

Adapun partisipan penelitian ini memiliki karakterisitik antara

lain: (a) lansia pria dan wanita yang berumur 60 tahun ke atas, (b) tinggal

bersama anggota keluarga, (c) sudah ditinggal pasangan (meninggal) dan

(d) jauh dari komunitasnya terdahulu. Partisipan penelitian ini berjumlah

dua orang yaitu satu orang pria dan satu orang wanita.

Prosedur Sampling

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling atau sampel

bertujuan dengan menetapkan subjek penelitian yang memiliki ciri-ciri

sesuai dengan tujuan penelitian ini.

Pengukuran

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode

wawancara dan observasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dipaparkan.

Pengujian keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber yaitu

dengan mewawancarai orang terdekat partisipan penelitian yang tinggal

bersama dengan partisipan.

Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kualitatif. Sebelum pengambilan data, peneliti

menjalin rapport dengan partisipan terlebih dahulu.Dalam rapport ini,

peneliti juga memastikan kesesuaian karakteristik partisipan penelitian.

Trianggulasi teknik digunakan untuk menguji kredibilitas data yang

Page 6: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

6

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda (Sugiyono, 2013). Selain melakukan wawancara dan

observasi terhadap partisipan sebagai trianggulasi teknik, dalam

penelitian ini juga melakukan observasi dan wawancara terhadap orang

terdekat dari partisipan. Hal itu dilakukan sebagai kriteria keabsahan data

dengan menggunakan trianggulasi sumber. Trianggulasi sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif (Moleong, 2010). Selanjutnya terhadap data

wawancara yang telah terkumpul dilakukan analisis data yang meliputi

reduksi data, kategorisasi, pemeriksaan keabsahan data, penafsiran data,

dan kesimpulan.

HASIL

TEMA P1 P2

Peristiwa kematian

pasangan hidup

1. P1 merasa kaget dan

kesedihan yang

sangat mendalam.

2. P1 masih sering

mengingat

pasangannya jika

kesepian.

1. P2 merasa kaget

dan kesedihan

yang sangat

mendalam.

2. P2 mencoba untuk

tidak terus

menerus

mengingat

pasangannya.

3. P2 selalu

mengunjungi

makam suaminya

jika merasa rindu.

Namun, sekarang

P2 sudah tidak

pernah lagi

mengunjungi

makam suaminya

karena jauh dan

Page 7: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

7

tidak ada yang

mengantar.

Pindah ke

lingkungan baru

dan tinggal bersama

anggota keluarga

1. P1 sudah pindah ke

lingkungan yang baru

sebelum pasangan

meninggal.

2. P1 sudah tinggal

bersama anaknya

sebelum pasangan

meninggal.

3. Tetangga P1 di

lingkungan yang baru

menerima kehadiran

P1 dengan baik.

4. Hubungan P1 dan

tetangga sekitar

tergolong baik.

5. Hubungan P1 dengan

anak dan cucunya

juga baik.

1. P2 dipaksa untuk

tinggal bersama

anaknya setelah

pasangan

meninggal dan P2

mengalami sakit.

2. P2 sebenarnya

menolak untuk ikut

pindah ke rumah

anaknya.

3. P2 ikut pindah ke

rumah anaknya

namun

memberikan

syarat.

4. Tetangga P2 di

lingkungan yang

menerima

kehadiran P2

dengan baik.

5. Hubungan P2

dengan tetangga

sekitar tergolong

baik.

6. P2 cenderung

untuk mengatur

kehidupan rumah

tangga anaknya.

7. P2 menilai bahwa

hubungannya

dengan anak,

menantu dan

cucunya tergolong

baik. Namun, anak

P2 mengaku

bahwa

hubungannya

dengan P2 kurang

Page 8: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

8

baik.

Pengalaman

kesepian

1. Kesepian bersifat

emosional karena

tiadanya figur kasih

sayang yang intim

2. Kesepian bersifat

sementara, pada

situasi dan kondisi

tertentu.

3. Saat merasa kesepian

cenderung diam.

4. Merasa kesepian jika

tidak memiliki teman

untuk berbagi dan

bercerita.

1. Kesepian bersifat

emosional karena

tiadanya figur

kasih sayang yang

intim

2. Kesepian bersifat

sementara, pada

situasi dan kondisi

tertentu

3. Anak P2 sering

melihat P2

melamun.

4. Menganggap

kesepian

merupakan hal

yang wajar.

5. Merasa kesepian

jika tidak memiliki

teman untuk

berbagi dan

bercerita.

Ciri kesepian 1. Perasaan sedih,

timbul rasa bosan,

tidak memiliki

sahabat, enggan

untuk membuka diri,

tidak dapat berbagi

kekhawatiran

pribadinya, tidak

memiliki harapan,

merasa kurang puas

dengan keadaan

ekonomi anaknya,

merasa ditinggalkan

dan tidak berguna.

1. Timbul rasa bosan,

merasa tidak

berdaya, ingin

berada di tempat

yang lain, tidak

memiliki harapan,

merasa wajar

dengan kesepian,

selalu sendiri dan

perasaan malu.

Perasaan yang

muncul saat

kesepian

1. Sering memikirkan

kematian dan

mengharapkan agar

1. Sering

memikirkan

kematian dan

Page 9: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

9

anaknya mengunjungi

dan memberi kabar.

2. Perasaan tidak

berguna, merindukan

kehadiran orang yang

disayangi terutama

pasangan hidup yang

sudah tiada dan

merindukan kenangan

masa lalu.

mengharapkan

agar anaknya

mengunjungi dan

memberi kabar.

2. Perasaan tidak

berguna,

merindukan

kehadiran orang

yang disayangi

terutama pasangan

hidup yang sudah

tiada dan

merindukan

kenangan masa

lalu.

Mengatasi kesepian 1. Menonton televisi,

mendengarkan radio,

berkebun dan berdoa.

1. Mendengarkan

radio dan

melakukan

aktivitas

PEMBAHASAN

Hubungan suami istri yang lebih lama menjadi tidak tergantikan

dan menimbulkan rasa kehilangan yang dalam. Kedua partisipan sama-

sama ditinggal oleh pasangannya setelah mereka memasuki usia lanjut

(60 tahun ke atas). Menurut Indriana (2012), pernikahan merupakan

sentral dari hubungan sosial manusia karena selain adanya kepentingan

intrinsik, ikatan tersebut mendukung untuk dilakukannya aktivitas sosial

dan hubungan sosial. Hal tersebut tampak mengalami kehancuran saat

seseorang kehilangan pasangannya dan menyebabkan terjadinya

perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan peran sosialnya yang

diperlukan. Mereka kehilangan perasaan menjadi “bagian dari pasangan”,

dan perubahan ini mempunyai dampak jangka panjang bagi gaya hidup

seseorang.

Page 10: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

10

Kematian pasangan hidup ini membuat perasaan kedua partisipan

mengalami kesedihan yang mendalam. Perasaan kehilangan yang

mendalam sangat dirasakan oleh partisipan pertama karena sudah

membina rumah tangga berpuluh-puluh tahun. Terlihat dari P1 yang

sering merasa rindu dengan almarhum istrinya. P1 juga sering mengingat

dan ingin sekali bertemu dengan istrinya. Meskipun merasa sedih, P1

sudah ikhlas dengan ketentuan Tuhan. Perbedaan yang dirasakan oleh P1

sangat terasa.P1 tidak lagi memiliki teman berbagi cerita dan

pengalaman.

Perasaan kehilangan dan kesedihan yang mendalam juga dialami

oleh partisipan kedua. Saat ditinggal oleh suaminya, P2 masih belum bisa

sadarkan diri sepenuhnya hingga menjelang seratus hari. Setelah itu, P2

baru bisa menerima kenyataan dan menjalani kehidupan seperti biasa.

Dahulu sebelum P2 pindah ke rumah anaknya, P2 selalu datang dan

membersihkan makam suaminya jika ia merasa rindu. Setelah kematian

suaminya, P2 merasakan perbedaan yang cukup terlihat. Dahulu saat

suaminya masih hidup P2 tinggal berdua bersama suaminya, kini ia harus

tinggal di rumahnya sendirian.

Perubahan struktur keluarga dari extended family ke nucleus

family cenderung akan mengurangi dukungan keluarga kepada usia

lanjut. Pada umumnya, keluarga atau tepatnya anak perempuan yang

cenderung merawat orang tuanya. Bertempat tinggal di rumah anak

sebenarnya juga hal yang menyenangkan, karena mendapatkan

kehangatan, hidup di tengah-tengah anak cucu yang selalu didambakan

(Suardiman, 2011).

Dalam hal ini, terdapat perbedaan antara partisipan pertama dan

partisipan kedua. Partisipan pertama sudah hidup bersama anak

Page 11: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

11

perempuannya, menantu dan cucunya sejak dahulu sebelum istrinya

meninggal. Setelah menikah dan memiliki anak, anak P1 tetap tinggal

bersama kedua orang tuanya sehingga P1 sudah terbiasa dan akrab

dengan keluarga anaknya yang tinggal bersamanya sekarang. Anak,

menantu dan cucunya selalu berusaha untuk menuruti semua

keinginannya.

Meskipun banyak usia lanjut ingin tetap tinggal di rumahnya

sendiri, namun keinginan mandiri, tetap tinggal di rumah sendiri ini tidak

selamanya bisa dipertahankan (Suardiman 2011). Pada P2, ia terpaksa

ikut tinggal bersama anaknya setelah mengalami sakit yang cukup parah.

Meskipun sebenarnya P2 enggan dan sudah menolak, ia terpaksa ikut

karena mengingat tidak ada yang merawatnya jika sakit.

Kesepian dapat diakibatkan karena bepindah tempat ke tempat

yang baru setelah selesai bekerja (pensiun), tak jarang para lansia pulang

ke daerah asal atau pindah ke kota yang menjadi tempat yang telah

mereka rencanakan untuk menetap di hari tua, sehingga lingkungan yang

baru membuat mereka asing dan sulit menyesuaikan diri (Hanum, 2006).

Pada P1, ia mengaku memiliki hubungan yang baik dengan tetangga

sekitar di lingkungan yang baru. Di lingkungan yang baru P1 tidak

memiliki teman dekat. P1 juga tidak pernah berkunjung ke rumah

tetangganya kecuali ada sesuatu yang penting seperti melawat tetangga

yang sakit atau meninggal. P1 hanya sebatas mengenal dan tahu namun

tidak terlalu akrab dengan tetangga-tetangganya. Tetangganya pun tidak

pernah berkunjung ke rumah P1 jika memang tidak memiliki keperluan.

P1 juga tidak pernah berkumpul dengan warga masyarakat di lingkungan

sekitarnya. P1 sudah diingatkan untuk tidak lagi ikut kumpulan di

lingkungannya dan disarankan untuk beristirahat.

Page 12: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

12

Lain halnya dengan P1, P2 mengenal baik tetangga di sekitarnya

terutama kaum ibu. Hal ini dikarenakan setiap hari ibu-ibu di kompleks

lingkungannya selalu berkunjung ke rumahnya. Rumahnya tidak pernah

sepi, karena hampir setiap saat selalu ada tetangga yang berkunjung.

Meskipun demikian, sama halnya dengan P1, meskipun sudah tiga tahun

pindah ke lingkungan yang baru, P2 belum pernah berkunjung ke rumah

tetangganya.

Bila lingkungan dan norma nilai yang ada di lingkungan baru

berbeda, hal ini akan membuat lansia menyesuaikan diri lagi, padahal

kemampuan mereka untuk hal tersebut relatif sudah terbatas. Bila ini

terjadi tak jarang lansia menarik diri dari pergaulan yang dianggapnya

kurang cocok dengan kebiasaan-kebiasaannya (Hanum, 2006). Hal

serupa juga dialami oleh P2. Di lingkungannya yang baru terdapat suatu

kegiatan yang dikhususkan untuk lansia. Kegiatan ini selain bertujuan

untuk memeriksa kesehatan lansia juga menjadi ajang berkumpulnya

sesama lansia. P2 menolak untuk ikut dalam kegiatan ini. Menurut P2,

kegiatan seperti itu hanya mempertontonkan dirinya yang sudah tua.

Weiss (dalam Perlman & Peplau, 1982) menyatakan bahwa

kesepian tidak disebabkan oleh kesendirian tetapi disebabkan karena

tidak terpenuhinya kebutuhan akan hubungan atau rangkaian hubungan

yang pasti, atau karena tidak tersedianya hubungan yang dibutuhkan oleh

individu tersebut. Dengan kata lain, kesendirian bukan penyebab

kesepian.

Menurut P1 dan orang terdekat, P1 tidak mengalami kesepian

sosial.Hal ini dikarenakan meskipun termasuk orang baru di

lingkungannya saat ini, P1 memiliki hubungan yang cukup baik dengan

tetangga sekitarnya. Selain itu, meskipun sudah pindah ke lingkungan

Page 13: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

13

yang baru, P1 tetap rajin datang beribadah ke gerejanya dan masih sering

mengikuti kegiatan rohani seperti Pendalaman Alkitab.

P1 merasakan kesepian emosi karena ketiadaan figur kasih sayang

dari pasangannya. Setelah kematian istrinya, banyak perbedaan yang

dirasakan oleh P1. Menurut orang terdekatnya, P1 berubah menjadi orang

yang lebih pendiam, penurut, tidak pernah membantah dan lebih sabar

setelah istrinya meninggal. Namun begitu, orang terdekat P1 mengaku

bahwa P1 tidak pernah terlihat melamun. P1 sudah mengikhlaskan

istrinya untuk dipanggil Tuhan.

Berbeda dengan P1, P2 ditinggal suaminya saat P1 masih berada

di rumahnya tanpa ada satu orang anaknya pun yang tinggal bersama P2.

Menurut P2 dan orang terdekatnya, P2 mengalami kesepian emosional

disebabkan ketiadaan figur kasih sayang yang intim dari pasangannya.

Hal ini membuat P2 merasa sedih dan kehilangan yang mendalam pada

awalnya saja namun sekarang tidak.

Tawaran pindah ke rumah anaknya tidak begitu saja P2 terima.

Sebelum pindah, P2 mengajukan syarat yang harus disanggupi oleh

anaknya. Di lingkungannya yang baru P2 tidak mengalami kesepian

sosial meskipun dirinya adalah orang baru. Hal ini dikarenakan tetangga

sekitarnya selalu berkunjung.

Menurut Rubinstein, Shaver & Peplau (1979), kesepian dirasakan

dengan keputusasaan (desperation), dengan indikator putus asa, panik,

tidak berdaya, takut, tidak memiliki harapan, merasa ditinggalkan dan

mudah mendapat kecaman dari orang lain. P1 dan P2 sudah tidak

memiliki harapan apapun. P1 dan P2 menganggap bahwa semua

Page 14: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

14

harapannya sudah terpenuhi. P1 juga kerap merasa ditinggalkan jika anak

dan cucunya sibuk.

Ada tiga dimensi kesepian (Gierveld, 1998) yaitu bentuk

keterpisahan sosial, perspektif waktu, dan emosi. Dalam dimensi bentuk

keterpisahan sosial, berfokus pada perasaan yang terhubung pada

ketiadaan kelekatan intim, perasaan akan kekosongan atau ditinggalkan.

Pada P1 tampak ketiadaan kelekatan intim setelah pasangan meninggal.

P1 tidak memiliki sahabat ataupun teman untuk berbagi cerita dan

pengalaman. P1 juga kerap merasa ditinggalkan jika anak dan cucunya

sibuk. Sama halnya dengan P1, P2 juga adanya ketiadaan kelekatan intim

setelah pasangannya meninggal. P2 juga tidak memiliki teman atau

sahabat untuk berbagi cerita dan pengalaman.

Dimensi perspektif waktu merujuk bagaimana individu memaknai

situasi kesepian mereka sebagai sesuatu yang tanpa harapan, atau sesuatu

yang dapat diubah atau dapat diperbaiki (treatable). P1 dan P2 memaknai

situasi kesepian mereka sebagai sesuatu yang tanpa harapan. Di usianya

yang sudah senja, P1 dan P2 sudah tidak lagi memiliki harapan apapun.

Dimensi emosi melibatkan berbagai bentuk aspek emosional yang

biasanya berupa hilangnya perasaan positif serta munculnya perasaan

negatif seperti perasaan menderita, kesedihan, perasaan malu, rasa

bersalah, frustasi dan keputusasaan. P1 merasa sedih dan kehilangan

yang mendalam setelah kematian pasangannya. P1 juga sering merasa

tidak berdaya dikarenakan usianya. Pada P2, perasaan sedih juga

dirasakan P2 di saat awal kematian pasangannya. P2 juga tidak mau

mengikuti kegiatan lansia yang ada di lingkungannya yang baru. P2

merasa malu dan berpikir tidak ada gunanya menunjukkan dirinya yang

sudah tua kepada orang banyak.

Page 15: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

15

Perasaan kesepian yang dialami oleh P1 dan P2 bersifat

sementara dan terjadi pada saat situasi dan kondisi tertentu. Perasaan

kesepian ini ditandai dengan perasaan bosan, canggung dan ingin berada

di tempat yang lain. P1 dan P2 merasa bosan jika mereka tidak memiliki

aktivitas.Mereka selalu berusaha untuk mencari kesibukan. Mereka

mengaku senang jika dapat melakukan aktivitas. P2 terkadang juga

memiliki keinginan untuk berada di rumahnya yang dahulu.

Selain itu perasaan kesepian juga disertai dengan pencelaan diri

dan depresi. Hal ini ditunjukkan dengan kemarahan terhadap diri sendiri,

seperti menganggap diri tidak menarik dan bodoh, merasa malu, serta

merasa layak untuk menjadi kesepian dan selalu sendiri. Selain itu juga

ditandai dengan kesedihan mendalam, perasaan bersalah, sedih, tertekan,

terisolasi, menyesali diri serta mengasingkan diri. Pada P1 perasaan

menganggap diri bodoh kerap kali terjadi. Hal ini dikarenakan P1 tidak

pernah bersekolah dan tidak mengenal huruf. Kesedihan mendalam juga

dirasakan oleh P1 karena meninggalnya pasangan hidup. Pada P2,

sebenarnya di lingkungan yang baru terdapat kegiatan yang dikhususkan

untuk lansia. P2 memilih untuk tidak mengikuti kegiatan tersebut. P2

lebih memilih mengasingkan diri dari parasesama lansia. Selain itu P2

juga merasa malu dan tidak ada gunanya mempertontonkan dirinya yang

sudah tua kepada orang banyak.

Beberapa keadaan yang berkaitan dengan kesepian adalah isolasi,

alienasi, penolakan, merasa disalah mengerti, merasa tidak dicintai,

depresi, tidak mempunyai sahabat, malas membuka diri (tertutup) atau

bungkam, bosan, dan gelisah (Bruno, 2000). P1 dan P2 tidak memiliki

sahabat. Meskipun tidak memiliki sahabat, P1 dan P2 enggan untuk

membuka diri dan tidak memiliki keinginan untuk mencari sahabat.

Page 16: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

16

Menurut orang terdekat dari P1 dan P2, mereka tidak pernah

mencurahkan segala perasaannya baik suka maupun duka.Seseorang

yang menyatakan dirinya kesepian cenderung menilai dirinya sebagai

orang yang tidak berharga, tidak diperhatikan dan tidak dicintai

(Suardiman, 2011). P1 dan P2 mengaku bahwa merasa sudah tua dan

tidak bisa apa-apa lagi. Myers (2012) mengatakan merasakan kesepian

adalah dengan merasa terasing dari sebuah kelompok, tidak dicintai oleh

sekeliling Anda, tidak mampu untuk berbagi kekhawatiran pribadi,

berbeda, dan terpisah dari mereka yang ada di sekitar Anda. Menurut

orang terdekat dari P1 maupun P2, P1 dan P2 tidak pernah bercerita

ataupun berbagi kekhawatiran yang mereka alami. P1 dan P2 hanya

bercerita tentang hal seadanya dengan orang-orang terdekat mereka.

Mereka juga lebih sering memilih untuk menyendiri dan melakukan

aktivitas sendirian.

Selain itu, gambaran orang yang mengalami kesepian yaitu

pendiam, dan menghindari hubungan sosial, bekerja terlalu keras, dan

menjadi introspektif (Perlman & Peplau, 1998). Semenjak ditinggal oleh

istrinya, P1 menjadi orang yang pendiam dan penurut. P1 hanya menurut

apapun yang orang terdekatnya katakan. Pada P2, ia menghindari

hubungan sosial seperti tidak mau mengikuti kegiatan lansia di

lingkungan rumah anaknya.

Orang-orang yang merasa kesepian cenderung menghabiskan

waktu senggang mereka pada aktivitas sendirian dan hanya memiliki

teman biasa atau kenalan (Baron & Byrne, 2003). Jika ada waktu

senggang, P1 menghabiskan waktunya untuk di kebun, menonton televisi

atau beristirahat di kamar. Pada P2, waktu senggang digunakan untuk

Page 17: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

17

menjemur nasi. Jika tidak, P2 memilih untuk mendengarkan radio sambil

melakukan kegiatan rumah yang dapat ia kerjakan.

P1 dan P2 sering berharap agar anak-anaknya yang jauh sering

mengunjungi mereka. P1 dan P2 juga menginginkan agar anak-anaknya

yang jauh selalu memberi kabar. Hal tentang kematian sering dipikirkan

oleh P1 dan P2. P1 mengaku bahwa sudah ikhlas jika dirinya dipanggil

oleh Tuhan. Begitu juga dengan P2, P2 sudah berpesan kepada anak yang

tinggal bersamanya jika ia meninggal.

P1 merasa kesepian saat tidak memiliki aktivitas atau kegiatan

yang ia kerjakan. Jika tidak memiliki aktivitas, P1 kerap memikirkan dan

mengingat almarhum istrinya. Dari situlah P1 merasa rindu dan ingin

bertemu. Meskipun P1 tinggal bersama anak, menantu dan cucunya, ia

merasakan perbedaan jika bersama dengan istrinya. P1 merasa tidak

dapat berbagi cerita kepada anak dan menantunya seperti dengan istrinya

dahulu. Sama halnya dengan P1, meskipun P2 mengaku tidak pernah

merasa kesepian, orang terdekat P2 mengatakan jika P2 tidak pernah

berbagi cerita dengan anak dan cucunya. Orang terdekat P2 juga kerap

melihat P2 melamun. Kesepian yang dialami oleh P1 dan P2 merupakan

kesepian emosional.

Hal ini selaras dengan pendapat Perlman dan Peplau, (dalam

Sears dkk., 2009), kesepian (loneliness) adalah ketidaknyamanan

psikologis yang kita rasakan saat kita merasa hubungan sosial kita kurang

memadai. Dari kedua partisipan dapat diambil kesimpulan jika kesepian

tidak selalu dirasakan oleh mereka dan bersifat sementara. Ada waktu

dan kondisi tertentu yang membuat mereka merasa kesepian.

Dalam penelitian ini ditemukan hal yang menyebabkan kesepian

yaitu keadaan. Menurut Lake (1986), salah satu penyebab kesepian

Page 18: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

18

kesepian adalah hilangnya kontak dengan orang-orang yang dicintai

karena bermacam alasan. Salah satunya adalah kehilangan karena

kematian orang yang dikasihi. Penderitaan ini akan semakin menyiksa

karena orang merasa tidak mempunyai kawan untuk berbagi rasa dan

merasa terisolasi dari kehidupan bermasyarakat. Kehilangan pasangan

hidup membuat P1 merasa kesepian dan merasakan perubahan. Perasaan

kehilangan yang mendalam sangat dirasakan oleh P1 karena sudah

membina rumah tangga berpuluh-puluh tahun. P1 mengaku setelah

kematian istrinya ia tidak lagi memiliki teman untuk berbagi cerita.

Selain itu, P1 juga tidak diijinkan lagi untuk mengikuti kegiatan-

kegiatan yang ada di lingkungannya. Perasaan kesepian P1 mulai

terasadan merindukan kehadiran istrinya saat akan menjelang tidur. Tak

jarang P1 juga terbangun di tengah malam dan merasakan kesepian.

Pada P2, kesepian tidak begitu dirasakannya. Rasa kesepian

muncul saat tetangganya belum datang ke rumahnya dan anak serta

cucunya sedang beraktivitas di luar rumah.Namun, P2 menganggap

kesepian hal biasa dan tidak mempermasalahkannya karena P2 sudah

terbiasa hidup sendiri dan rumahnya tidak pernah sepi karena

tetangganya selalu datang.

Dari penelitian ini dapat dilihat ada tiga cara mengatasi kesepian

yaitu mengubah hubungan sosial saat ini, mengubah kebutuhan dan

keinginan dan keinginan sosial (Perlman & Peplau, 1982), dan

berhubungan dengan Sang Pencipta. Mengatasi kesepian dengan cara

mengubah hubungan sosial saat ini dapat dilakukan dengan menjalin

relasi yang baru, dengan menggunakan jaringan sosial yang ada atau

dengan menciptakan relasi “pengganti” dengan hewan peliharaan, radio

yang berisi talk show atau sejenisnya. P1 mengatasi kesepian dengan

Page 19: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

19

menonton televisi dan mendengarkan radio jika tidak memiliki kegiatan.

Berbeda dengan P1, P2 lebih senang mendengarkan radio. Jika

mendengarkan radio, P2 dapat mendengarkan sambil melakukan aktivitas

lainnya dan tidak perlu mengganti. P2 juga dimudahkan dalam membina

hubungan dengan tetangga sekitarnya karena tetangga sekitarnya selalu

datang ke rumahnya. Hal ini membuat P2 mengenal hampir semua

tetangga sekitar kompleks rumahnya. P2 juga sering berkomunikasi

melalui handphone dengan anak-anaknya yang jauh.

Cara mengatasi kesepian yang kedua adalah dengan mengubah

kebutuhan dan keinginan sosial. Hal ini dapat dicapai dengan memilih

aktivitas yang dapat dinikmati dengan melakukannya sendiri. P1 memilih

untuk menyibukkan diri di kebun. Sama halnya dengan P1, P2 juga

menyibukkan dirinya dengan menjemur nasi aking yang sengaja dibawa

oleh anaknya dari pabrik. Selain itu, P2 juga mengelola usaha penyewaan

playstation.

Selain itu menurut Hanum (2006), kesepian juga dapat diatasi

dengan berhubungan dengan Sang Pencipta. Telah banyak orang yang

dapat mengisi kesepiannya dengan menyerahkan diri secara ikhlas dan

total kepada Sang Pencipta. Begitu juga yang dilakukan P1. Dari dulu, P1

memang sudah rajin berdoa. Jika kesepian muncul dan tidak ada kegiatan

yang dapat dilakukan, P1 selalu mengatasinya dengan berdoa. P1 merasa

lebih tenang setelah ia berdoa.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

kehilangan pasangan hidup menimbulkan rasa sedih yang mendalam,

perasaan kaget dan dukacita dalam diri kedua partisipan. Kepergian

pasangan hidup menimbulkan beberapa perubahan dalam kehidupan

partisipan baik secara emosional dan kesendirian dalam menjalani

Page 20: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

20

aktivitas. Dukungan dan perhatian dari keluarga sangat membantu

partisipan dalam menyesuaikan diri dan mengatasi kondisi yang mereka

alami

Pindah ke lingkungan yang baru tidak menimbulkan masalah

besar bagi kedua partisipan. Kehadiran partisipan cukup diterima oleh

tetangga di lingkungan sekitar. Partisipan juga memiliki hubungan yang

cukup baik dan mengenal para tetangganya. Di lingkungan yang baru,

partisipan pertama tidak mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan

karena disarankan untuk beristirahat di rumah. Partisipan kedua menolak

untuk mengikuti kegiatan lansia yang ada di lingkungannya.

Tinggal bersama keluarga yaitu anak, menantu dan cucu cukup

membuat partisipan tidak merasa sendirian. Hubungan partisipan dengan

keluarganya cukup baik. Anak, menantu dan cucu yang tinggal bersama

partisipan cukup memerhatikan keadaan dan keinginan partisipan.

Meskipun begitu, pada partisipan pertama kehadiran anak, menantu dan

cucunya tidak dapat menggantikan sosok pasangan hidup yang sudah

tiada.

Kesepian yang dialami oleh partisipan pertama memiliki ciri-ciri

diantaranya adalah perasaan sedih, timbul rasa bosan, tidak memiliki

sahabat, enggan untuk membuka diri, tidak dapat berbagi kekhawatiran

pribadinya, tidak memiliki harapan, merasa ditinggalkan, dan tidak

berguna. Pada partisipan kedua ciri-ciri kesepian yang dialami adalah

timbul rasa bosan, merasa tidak berdaya, inngin berada di tempat yang

lain, tidak memiliki harapan, merasa wajar dengan kesepian selalu sendiri

dan perasaan malu.

Ciri-ciri kesepian lain yang juga terjadi pada kedua partisipan

yaitu sering memikirkan hal negatif seperti kematian dan mengharapkan

Page 21: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

21

agar anaknya mengunjungi dan memberi kabar. Kesepian yang dialami

oleh para partisipan bukanlah perasaan yang menetap, namun dinilai

sebagai perasaan yang sementara. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa

perasaan kesepian yang dirasakan oleh para partisipan cenderung

mengarah pada kesepian emosional yaitu kesepian yang timbul karena

hilangnya figur kasih sayang yang intim.

Dalam penelitian ini ditemukan hal yang menyebabkan kesepian

yaitu keadaan. Penyebab partisipan mengalami kesepian adalah tidak

adanya kehadiran pasangan hidup yaitu figur kasih sayang yang intim.

Selain itu perasaan kesepian muncul saat partisipan kedua tidak memiliki

teman untuk berbagi cerita. Selain adanya penyebab kesepian, ditemukan

juga hal-hal lain yang membuat partisipan tidak mengalami kesepian

berlarut-larut, yaitu memiliki pekerjaan dan hobi yang terus aktif,

kehadiran teman dan keluarga, serta kondisi lingkungan sekitar yang

mendukung dan menerima kehadiran partisipan.

Saat mengalami kesepian, perasaan yang muncul dalam diri

partisipan adalah perasaan tidak berguna, merindukan kehadiran orang

yang disayangi terutama pasangan hidup yang sudah tiada, munculnya

kenangan masa lalu dan pemikiran tentang kematian.

Saat rasa kesepian muncul, partisipan melakukan strategi untuk

mengatasi rasa kesepian. Cara untuk mengatasi kesepian tersebut adalah

dengan mengubah hubungan sosial saat ini, mengubah kebutuhan dan

keinginan sosial dan berhubungan dengan Sang Pencipta. Mengubah

hubungan sosial saat ini dapat dilakukan dengan menjalin relasi yang

baru, dengan menggunakan jaringan sosial yang ada atau dengan

menciptakan relasi “pengganti” dengan menonton televisi atau

mendengarkan radio daripada menonton televisi. Pada partisipan pertama

Page 22: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

22

menonton televisi dan mendengarkan radio dapat mengatasi kesepian.

Pada partisipan kedua cara untuk mengatasi kesepian adalah dengan

mendengarkan radio. Selain itu juga dengan membina hubungan baik

dengan tetangga di lingkungan sekitarnya. Pada partisipan kedua

komunikasi dengan kerabat yang jauh juga dapat mengatasi kesepian

Mengubah kebutuhan dan keinginan sosial dapat dicapai dengan

memilih aktivitas yang dapat dinikmati dengan melakukannya sendiri.

Menyibukkan diri dengan hobi dan aktivitas juga dapat mengatasi rasa

kesepian yang muncul. Selain sebagai kesenangan hal tersebut juga

merupakan kegiatan yang produktif. Hal ini membuat partisipan merasa

terhibur dan merasa berguna.

Selain itu, kesepian juga dapat diatasi dengan berhubungan

dengan Sang Pencipta. Saat rasa kesepian muncul, partisipan pertama

selalu berdoa. Hal ini membuat partisipan merasa lebih tenang. Kesepian

dapat membuat partisipan pertama lebih dekat dengan Penciptanya dan

dapat membuat seseorang menginstropeksi diri menjadi lebih baik.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat meneliti lebih

mendalam hubungan antara kepribadian dan kesepian yang dialami oleh

seseorang. Selain itu, dalam penelitian ini masih kurang diperhatikan

berapa lama individu sudah ditinggal oleh pasangan hidupnya dan jangka

waktu individu tinggal bersama anggota keluarga lainnya. Bagi peneliti

selanjutnya dapat lebih memperhatikan dan memberi rentang waktu yang

lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Baron, R.A., & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial, jilid 2, edisi

kesepuluh. Jakarta. Erlangga.

Page 23: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

23

Bruno, F.J. (2000). Conquer loneliness: Menaklukkan kesepian. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Burns, D.D. (1988). Mengapa kesepian: Program baru yang telah diuji

klinis untuk mengatasi kesepian. Jakarta: Erlangga.

de Jong Gierveld, J. (1998). A review of loneliness: Concept and

definition, determinants and consequences. Reviews in Clinical

Gerontology, 8, 73-80.

Gunarsa, S.D. (2009). Dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: PT BPK

Gunung Mulia.

Hanum, F. (2006). Lansia kreatif merubah kesepian menjadi kesempatan.

Prati Sabda Lansia, 1, 6-15.

Hikmawati, E., & Purnama, A. (2008). Kondisi kepuasan hidup lanjut

usia. Jurnal PKS, VII,79-93. Diunduh pada 10 Februari 2013, dari

http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=5613

3&idc=41.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan

sepanjang rentang kehidupan, edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Indriana, Y. (2012). Gerontologi & progeria. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Iswara, Tirta. (2005). Kesepian pada lanjut usia yang tinggal di panti

werdha dan yang tinggal bersama keluarga. Skripsi (tidak

diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya

Wacana.

Lake, T. (1986). Kesepian, alih bahasa: FX Budiyanto. Jakarta: Arcan.

Lestari, D.D., & Fakhrurrozi, M. (2008). Kesepian lansia pria dan wanita

yang bekerja dan tidak bekerja. Jurnal Penelitian Psikologi, 13, 186-

194. Diunduh pada 28 Januari 2013, dari

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/200

8/Artikel_10503 036.pdf.

Page 24: Kesepian Lansia yang Tinggal Bersama Anggota Keluargarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12431/3/T1_802009099_Full... · Ada banyak batasan umur lansia yang ditentukan ... Masalah

24

Marini, L., & Hayati, S. (2002). Pengaruh dukungan sosial terhadap

kesepian pada lansia di perkumpulan lansia habibi dan habibah.

Medan:Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Diunduh pada

10 Februari 2013, dari http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-

content/uploads/2012/06/Jurnal-Liza-Sari-2.pdf.

Moleong, L.J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif, edisi revisi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Myers, D.G. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Perlman, D., & Peplau, L.A. (1982). Loneliness: A sourcebook of current

theory, research and therapy. New York: A Willey-Interscience

Publication.

Perlman, D., & Peplau, L.A. (1998). Loneliness.Encyclopedia of Mental

Health. Copyright by Academic Press.

Rubinstein, C., Shaver, P., & Peplau, L.A. (1979). Loneliness. Human

Nature, 2, 58-65.

Santrock, J.W. (2002). Life span development. Jakarta: Erlangga.

Sears, D.O., Peplau, L.A., & Taylor, S.E. (2009). Psikologi sosial, edisi

kedua belas. penerjemah: Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana.

Suardiman, S.P. (2011). Psikologi usia lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Sugiyono. (2013). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: CV.

Alfabeta.