keseluruhan pkm
TRANSCRIPT
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
RESOSIALISASI TANAMAN OBAT MELALUI “TAMAN BERJALAN”
BIDANG KEGIATAN
PKM GT (Gagasan Tertulis )
Diusulkan oleh :
Yosi Saeful Mikdar 1209706036 (Angkatan 2009)
Frieska Mega Wahyuni 1209706006 (Angkatan 2009)
Febriandi Harviest C S 1209706012 (Angkatan 2009)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
RESOSIALISASI TANAMAN OBAT MELALUI “TAMAN BERJALAN”
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul kegiatan : RESOSIALISASI TANAMAN OBAT MELALUI
TAMAN BERJALAN
2. Bidang kegiatan : ( ) PKM-AI ( √ ) PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a Nama : Yosi Saeful Mikdarb NIM : 1209706036c Jurusan : Agroteknologid Universitas/institut/Politeknik : Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung
e Alamat Rumah dan No Telp : Kp. Mulyarasa, Ciawi Kab Tasikmalaya 087823893741
f Alama e-mail : [email protected] 4. Anggota Pelaksana kegiatan/Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama :
b. NIP :
c. Alamat rumah dan No telp. :
27, Februari 2012
Menyetujui :
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua pelaksana
(………………………………) (……………………….)
NIP NIM 1209706036
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
(………………………………) (………………………..)
NIP NIP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah
kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ini berisikan tentang Resosialisasi tanaman melalui taman berjalan. Tujuan
pembuatan karya tulis ini untuk mengikuti program kegiatan mahasiswa yang
diselenggarakan oleh direktorat pendidikan tinggi. Manfaat pembuatan karya tulis ini untuk
mengenalkan dan memberikan pemahaman terhadap masyarakat mengenai tanaman obat.
Penulis dengan penuh rendah hati mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada
rekan-rekan dan dosen yang bersedia memberikan semangat sehingga karya tulis ini dapat
diselesaikan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
pembuatan karya tulis yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Bandung, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
RINGKASAN .....................................................................................................
I. PENDAHULUAN...................................................................................................
2.1 Latar Belakang ……………... …... ............................................................
2.1 Uraian Gagasan …………….. …... ............................................................
2.1 Tujuan dan Manfaat ………... …... ............................................................
II. TELAAH PUSTAKA ...........................................................................................
2.1 Tanaman Obat ……………… …... ............................................................
2.2 Resosialisasi Tanaman Obat ......................... ...............................................
2.3 Penyuluhan ……………….. ……………………………………………...
2.4 Kriteria Taman Obat Berjalan …………….. ……… ……………………..
III. METODE PENULISAN ............................................................................
IV. ANALISIS SINTESIS ..................................................,,,,,,,,...............................
V. KESIMPULAN ............................................................,,,,,,,,.................................
VI. DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
VII. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...........................................................................
RINGKASAN
Maraknya selogan yang berbunyi “Back to Nature”membuat masyarakat kembali
memilih hal-hal yang bernuansa alam. Salah satunya adalah dalam bidang kesehatan,
terutama obat-obatan. Laju permintaan produk berbasis tanaman obat terkait erat dengan
tingkat penggunaan oleh masyarakat.
Akan tetapi penggunaannya untuk saat ini mulai dilupakan dan bahkan ada yang
mengetahui namun penggunaannya tidak sesuai yang dianjurkan. Oleh karena itu berangkat
dari permasalahan ini munculah sebuah ide gagasan meresosialisasi tanaman obat yang
bertujuan untuk memberikan informasi manfaat dan khasiat tanaman obat beserta cara
pengolahan dan budidaya dari tanaman obat itu sendiri sehingga masyarakat dapat
mengaplikasikannya di rumahnya sendiri. Dan untuk menarik antusiasme masyarakat
digunakan media “Taman Berjalan” yaitu pembuatan taman obat di dalam kendaraan.
Sehingga dapat menarik perhatian masyarakat. Disamping tujuan tadi, “Taman Berjalan” ini
bisa dijadikan tempat pendidikan, hiburan dan mempunyai nilai keindahan dari sebuah
taman.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Obat herbal atau lebih sering disebut dengan obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian genetik (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman (Dewoto,2007). Penggunaan obat tradisonal di Indonesia sudah berlangsung
sejak ribuan tahun yang lalu, sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan.
Salah satu keuntungan obat herbal dari pada obat modern yang berbahan dasar kimia adalah
tidak adanya efek samping yang berpengaruh signifikan terhadap tubuh. Bahkan menurut
penelitian Anne,2011 menyatakan bahwa kandungan zat atau bahan yang terdapat pada
herbal sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
Kandungan zat aktif dalam herbal bukan hanya bersifat menyembuhkan dan mengatasi
penyebab penyakit namun juga meningkatkan daya tahan dan kualitas tubuh.
Namun dalam pengaplikasian obat herbal ini banyak sekali menemukan masalah.
Terbatasnya informasi yang memadai tentang komposisi pasti dari bahan alam dan ketepatan
dosis adalah salah satu masalah yang sering dihadapi. Karena bisa dikatakan masyarakat
sekarang mengetahui resep tanaman obat dari orang tuanya sehingga tidak mengetahui kadar
dan dosis yang dianjurkan.
Tidak adanya laporan mengenai kemungkinan efek samping yang mungkin timbul dalam
mengkonsumsi obat herbal. Masalah ini terjadi karena masih samarnya batas antara efek
detoksifikasi (pengeluaran racun tubuh) yang diakui oleh produsen herbal sebagai proses
bekerjanya obat herbal dengan efek samping yang mungkin timbul akibat dosis yang tidak
sesuai atau cara penggunaan yang tidak tepat.
Masalah lain yang sering timbul dalam penggunaan obat herbal ini adalah terlalu berlebihan
dalam menyebutkan khasiat dan kegunaan obat herbal untuk berbagai jenis penyakit. Banyak
sekali produsen obat herbal yang mempromosikan seolah-olah semua penyakit dapat diatasi
hanya dengan satu jenis obat herbal, tanpa memperhatikan dosisnya. Hal ini sangat
membahayakan dan bahkan menyesatkan.
B. Uraian Gagasan
Permasalahan mengenai kurangnya informasi yang pasti mengenai kelebihan-kelebihan
penggunaan obat herbal ini dapat diatasi dengan cara memberikan penyuluhan atau
pemberian informasi langsung kepada masyarakat.
Penyuluhan diharapkan akan memberikan suatu perubahan pandangan seseorang. Hal ini
didukung dengan pernyataan Socony Vacuum Oil Co. (Tahun ……………) bahwa
penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajar karena panca
indera tersebut terlibat di dalamnya yaitu 1 % melalui indera pengecap, 1,5 % melalui indera
peraba 3,5 % melalui indera pencium 11 % melalui indera pendengar dan 83 % melalui
indera penglihatan.
Adopsi yang berlangsung secara bertahap melalui serangkaian pengalaman mental psikologis
sebagai berikut :
Tahap penumbuhan perhatian,dimana seseorang hanya sekedar mengerahui adanya
suatu gagasan / ide atau praktek baru untuk pertama kalinya.
Tahap pertumbuhan minat, dimana seseorang ingin mengetahui lebih banyak perihal
baru tadai dan berusaha mencari informasi lebih lanjut.
Tahap menilai, dimana seseorang mampu membuat perbandingan
Tahap mencoba, dimana seseorang mencoba gagasan baru atau praktek baru.
Tahap menerapkan, dimana seseorang meyakini gagasan atau praktek baru itu dan
menerapkan sepenuhnya secara berkelanjutan di dalam usahataninya.
Kemampuan seseorang untuk mempelajari sesuatu berbda-beda demikian juga tahap
perkembangan mental, keadaan lingkungan dan kesempatan, sehingga perlu ditetapkan suatu
metode penyuluhan pertanian yang berhasil guna dan berdaya guna .
Ada beberapa metode yang sering dilakukan dalam penyuluhan pertanian diantaranya adalah:
Komunikasi
Metode komunikasi ini biasanya dilakukan dengan ceramah atau pun demontrasi.
Ceramah merupakan suatau pertemuan untuk menyampaikan informasi sebanyak-
banyaknya dalam waktu yang relatif cepat. Tujuan dari ceramah ini adalah untuk
menyampaikan informasi yang lengkap dengan penjelasan yang mendalam.
Cara lain yang termasuk ke dalam metode komunikasi adalah dengan demontrasi.
Demontrasi merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan untuk membuktikan
secara nyata tentang cara atau penerapan dari suatu teknologi yang telah terbukti
menguntungkan.
Psikososial
Metode ini dapat dilakukan dengan dua cara. Bisa dilakukan secara kelompok
ataupun massal. Secara kelompok dapat dilakukan dengan mengadakan widyawisata.
Widyawisata adalah suatu perjalanan bersama yang dilakukan oleh masyarakat untuk
belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan yang sesungguhnya,
atau melihat dampank secara langsung tidak digunakannya teknologi di suatu daerah
Secara masal dapat dilakukan dengan mengadakan pameran. Pameran ini adalah
usaha untuk memperhatikan atau mempertunjukan model, contoh, barang, peta,
grafik, dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu.
Tujuannya adalah untuk mempengaruhi orang menerima cara-cara baru dalam
memperlihatkan teknologi baru sekaligus ditunjukan hasil yang telah dicapai. Selain
itu pameran ini bertujuan untuk menarik perhatian banyak orang dan meningkatkan
pengertian dan minat.
Panca Indra
Metode ini pengaplikasiannya dengan tiga cara, yaitu dengan memfokuskan pada
indra pengelihatan seperti dengan menggunakan brosur, majalah, ataupun koran.
Dapat pula dengan memfokuskan pada indra pendengaran saja, seperti radio,atau
telepon. Atau dapat pula dengan mengkobinasakan antara keduanya yaitu dengan
media televis.
Dengan mengetahui tujuan dan manfaat dari ketiga metode yang telah diuraikan di atas, kami
memiliki gagasan untuk menggabungkan seluruh metode tadi, menjadi suatu metode
penyampaian yang baru, yang lebih aplikatif dan dapat dengan mudah diterima oleh
masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak hanya mendapat satu metode penyampaian
saja tetapi ketiga metode tersebut dapat disampaikan. Gagasan kami adalah dengan
menggunakan “Taman Berjalan”.
Metode ini diharapkan dapat menjadi inovasi metode penelitian yang lengkap dalam
mengatasi masalah kurangnya informasi mengenai tanaman obat atau lebih dikenal dengan
obat tradisional.
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Tujuan dari penulisan gagasan tertulis ini adalah untuk mengikuti pekan kreatifitas
mahasiswa gagasan tertulis ( PKM – GT ). Selain itu penulisan ini bertujuan untuk
mengusulkan suatu metode penyuluhan atau pemberian informasi, untuk lebih
memperkenalkan tanaman obat secara jelas dan teliti, sesuai dengan hasil-hasil
penelitian.
2. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah memberikan suatu gagasan
inovasi dalam metode penyampaian atau penyuluhan mengenai manfaat tanaman
obat kepada masyarakat, khususnya pada instansi-instansi yang bergerak dalam
bidang tersebut seperti kementrian pertanian dan kementrian kesehatan yang dapat
dijadikan metode penyuluhan baru dalam dunia pertanian dan kesehatan. Dengan
sebuah taman berjalan yang dapat menarik perhatian dan keunikan didalamnya.
II. TELAAH PUSTAKA
A. Tanaman Obat
Tanaman obat adalah tanaman yang mengandung bahan yang dapat digunakan sebagai
pengobatan dan bahan aktifnya dapat digunakan sebagai bahan obat sintetik (WHO dalam
Sofowora, 1982). Di Indonesia, tanaman obat dimanfaatkan sebagai bahan jamu gendong,
obat herbal, makanan penguat daya tahan tubuh, kosmetik dan bahan spa serta bahan baku
industri makanan dan minuman.
Perkembangan industri berbahan baku tanaman obat dalam 5 tahun terakhir menunjukkan
pertumbuhan yang signifikan dan omzet produksinya selama kurun waktu tersebut meningkat
sebesar 2,5 – 30%/tahun (Anon, 2007).
Perkembangan terakhir menunjukkan, peningkatan permintaan akan produk tanaman obat
tidak hanya sebatas peningkatan kuantitas tanaman yang telah biasa digunakan, akan tetapi
juga berkembang ke arah horizontal, yaitu bertambah jenis tanaman yang digunakan, dan
secara vertikal, berupa bertambahnya ragam produk yang dihasilkan (Kemala et al, 2003).
Menurut Sudiarto et al (2002), terdapat 55 jenis tanaman obat yang mulanya langka di
Indonesia dengan status kelangkaan yang bervariasi, yaitu : terkikis (tak tentu), seperti jinten
(Cuminum cyminum), temu giring (Curcuma heyneana Val.), jati belanda (Guazuma
ulmifolia), bidara laut (Strychnos ligustriana), jaha (Terminalia bellirica), dan bangle
(Zingiber cassumunar); jarang (rare), seperti pulai (Alstonia scholaris), pulasari (Alyxia
reindwardtii), kayu rapat (Parameria laevigata), dan kedawung (Parkia rogburhii ); rawan
(vulnerable) dan genting (endangered), seperti pasak bumi (Eurycoma longifolia).
Pasokan tanaman obat saat ini diperoleh dari dua sumber, yaitu hasil budidaya dan
pemanenan langsung dari alam atau disebut juga hasil penambangan dari hutan. Menurut
Survey yang dilakukan oleh PT. Esai pada tahun 1986 menemukan bahwa di Indonesia
terdapat 7.000 spesies tanaman obat setara dengan 90 persen tanaman obat yang tumbuh di
seluruh Asia (Anon, 1986). Menurut Badan POM (2006), 283 tanaman telah diregistrasi
untuk penggunaan obat tradisional/jamu; 180 jenis di antaranya merupakan tanaman obat
yang masih ditambang dari hutan. Sumber tanaman obat hasil hutan untuk industri di Pulau
Jawa sebagaian besar ditambang dari Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dan KPH
Saradan-Madiun (Kemala et al, 2003).
Hanya 13 dari 283 tanaman obat rekomendasi Badan POM telah dibudidayakan, yaitu jahe,
lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temu ireng, keji beling, dringo, kapolaga,
temukunci, mengkudu dan sambiloto. Sentra penanaman tanaman obat tersebar di 15 provinsi
di Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi
Utara, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo (BPS, 2003). Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur merupakan 3 provinsi terbesar penghasil tanaman obat hasil budidaya, dengan
produksi mencapai 70 - 90% dari total produksi nasional (BPS, 2006).
Sebagian besar tanaman obat dibudidayakan secara sambilan dalam arti bukan merupakan
usaha pokok petani. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau tanaman obat jarang
dipupuk secara rutin sesuai dengan kebutuhannya. Tanaman obat yang dibudidayakan secara
intensif hanya jahe dan kencur (Kemala et al,2003).
B. Resosialisasi Tanaman Obat
Resosialisasi merupakan aspek yang memegang peranan penting dalam upaya untuk
meningkatkan kecintaan kembali. Dengan resosialisasi seseorang dapat mengetahui hal-hal
yang dulunya pernah ada, namun akibat kurang adanya pengenalan menjadikan hal tersebut
terlupakan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesi yang dimaksud resosialisasi yaitu
pemasyarakatan kembali. Hal ini dikarenakan kegiatan yang bersangkutan sudah jarang
dilakukan bahkan terkesan terabaikan.
Dalam dunia perpustakaan misalnya resosialisasi perpustakan dengan menggunakan layanan
khusus mobil pintar keliling mempunyai beberapa dampak positif antara lain: mempermudah
kebutuhan baca bagi para pembaca, memberikan informasi, mengisi waktu luang,
memberikan fasilitas bagi masyarakat yang haus informasi, bahkan juga dapat menghibur.
Oleh karena itu perlu diadakannya kembali sebuah metode baru yang diadaptasi dari
perpustakaan keliling menjadi taman berjalan yang diharapakan dapat memberikan dampak
positif dalam memberikan informasi mengenati tanaman obat-obatan.
C. Penyuluhan.
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang
melalui teknik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat
untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (depkes,2002)
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakkukan secara perseorangan
maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan (effendi,2003).
D. Kriteria Taman Obat Berjalan
Mencita citakan suatu masyarakat yang sehat dengan tanaman yang ada di alam
dengan menggunakan Bus yang disebut “Taman Berjalan” merupakan cita cita yang
yang baik karena bertujuan untung menjadikan masyarakat yang sehat. Dalam UU
kesehatan (no 36 tahun 2009) Bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan “sumber daya di
bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan
farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang
dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah,
pemda dan atau masyarakat”
o Tersedianya tenaga pengelola yang cukup dan professional.
o Berfungsinya Taman obat dengan fasilitas bus modifikasi interior yang juga
sebagai tempat penyuluhan kesehatan baik itu informasi, maupun cara
budidaya dan pengolaahan obat.
o Tersosialisasinya tanaman obat-obatan dimasyarakat dengan harapan dapat
diaplikasikan dimasyarakat.
o Adopsi terhadap serangkaian inovasi teknis.
o Teknologi informasi yang memadai.
o Serta penggunaan bis yang ramah lingkungan.
III. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah gagasan tertulis
ini adalah dengan studi literatur dan wawancara langsung dengan pihak yang lebih
mengetahui mengenai metode penyuluhan dan arsitektur pertamanan. Sedangkan
pengolahan data serta analisis dan sintesis masalah dilakukan dengan
membandingkan antara penelitian-penelitian sebelumnya dangan jurnal terbaru.
IV. ANALISIS DAN SINTESIS
A. Analisa
Maraknya slogan yang berbunyi “Back to Nature”membuat masyarakat kembali
memilih pada hal-hal yang bernuasa alam. Salah satunya adalah dalam bidang
kesehatan, terutama obat-obatan.
Menurut Rini, 2009 mengatakan bahwa permintaan bahan baku tanaman obat untuk
industi tradisional adalah 94 persen berasal dari dalam negeri. Penggunaan bahan
baku berfluktuasi setiap tahun, pada tahun 2004 pembelian bahan baku dari pasar
local mencapai Rp. 346,44 milyar.
Laju permintaan produk berbasis tanaman obat terkait erat dengan tingkat penggunaan
oleh masyarakat. Peningkatan penggunaan obat herbal mempunyai dua dimensi
korelatif, yaitu aspek medik terkait dengan penggunaannya yang sangat luas diseluruh
dunia, dan aspek ekonomi yang terkait dengan nilai tambah dan peningkatan
perekonomian masyarakat (Sampurno, 2007).
Sekarang ini, stok tanaman obat mulai berkurang, sedangkan permintaan untuk
tanaman obat ini semakin meningkat. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah
dengan membuat apotek hidup di areal halaman rumah. Yang mennjadi masalah pada
saat ini adalah sosialisasi untuk menuju hal tersebut masih kurang, sehingga
masyarakat kurang menyadari akan pentingnya apotek hidup tersebut.
Selain kurangnya penyuluhan akan hal tersebut, masyarakat juga belum mengetahui
mengetahui manfaat dari jenis-jenis tanaman obat, maka dari itu masyarak masih
memandang sebelah mata akan hal ini.
Padahal jika dilihat dari segi manfaat, pananaman apotek hidup di pengarangan rumah
sangat menguntungakan. Selain tanamannya bisa digunakan untuk obat, beberapa dari
tanaman tersebut juga dapat digunakan sebagai bumbu masak dan merupakan salah
satu usaha untuk penghijaun lahan.
B. Sintesis
Salah satu solusi dari masalah diatas adalah dengan diadakannya resosialisasi
mengenai pentingnya tanaman obat ini. Resosialasi yang kami lakukan adalah dalam
bidang penyuluhan tentang tanaman obat, yaitu dengan diadakannya taman berjalan.
Konsep dari taman berjalan ini adalah kita menggunakan kendaraan bermotor seperti
bis atau mobil yang di dalamnya kita tanami tanaman obat-obatan lengkap dengan
khasiat dari tanaman tersebut dan cara meracik tanamannya untuk menjadi obat.
Selain itu cara budidaya tanamannya juga akan kami paparkan di sana.
Penyuluhan-penyuluha yang bisa dilakukan di kantor kecamatan atau di perkantoran-
perkantoran sering dipandang membosankan. Untuk itu kami melakukan inofasi ini
agar pikiran tersebut hilang di kalangan masyarakat.
Dibuat taman berjalan merupakan salah satu daya tarik yang digunkan untuk menarik
minat masyarakat. Bagi masyarakat yang berminat untuk mengenal tanama obat lebih
jauh dapat masuk ke dalam bis tersebut, dan di sana akan ada pakar yang siap untuk
menjelaskan dan berbagi informasi.
Dalam penyampain informasinya pun tidak hanya berjalan sepihak. Kami lebih
menekankan kepada diskusi, selain itu kita juga menggunakan media visual seperti
pemutaran video menganai tanaman obat tersebut. Jadi masyarakat tidak hanya
mendengarkan tetapi juga dapat melihat secara langsung.
Untuk jenis tanaman yang akan disedikan dalam taman berjalan kami adalah berbagai
tanaman obat baik yang sudah banyak dikenal pada umumnya ataupun tanaman obat
jenis baru yang kahasiatnya baru ditemukan baru-baru ini. Hal ini juga dimaksudakan
agar masyarakat memiliki banyak kamus mengenai jenis-jenis tanaman obat.
Tanaman obat kami, akan kami tanam dengan menggunakan pot atau pollybag. Hal
ini dimaksudkan agar memudahkan kami dalam perawatan, sehingga tanaman
tersebut setelah selesai berkeliling untuk persentasi, dapat diturunkan dan dapat
dilakukan perlakuan perawatan di luar, sehingga tanaman tersebut tahan lama dan
tidak mudah layu.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari uraian di atas, adalah:
1. Dengan adanya Taman Obat Berjalan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai media informasi guna menambah wawasan dan pengetahuan tentang
tanaman obat, budidayanya serta pengolahan tanaman obat untuk mewujudkan
masyarakat yang sehat tanpa bergantung pada obat-obatan sintetis atau kimia.
2. Dan dengan digunakanya taman di dalam bus “Taman Obat berjalan” sebagai
tempat sosialisasi bisa membuat masyarakat lebih tertarik dan antusias dalam
mengenal tanaman obat.
3. Serta diharapkan masyarakat dapat mengaplikasikan pemahaman mengenai
tanaman obat dalam kehidupan sehari-sehari.
Saran :
Kegiatan ini diharapkan dapat didukung oleh pihak perum damri atau kementrian
terkait atau pihak swasta yang mampu mendukung dalam pengadaan bis yang dapat
dimodifikasi dalam interior bis tersebut dan mengubahnya dalam interior yang
menarik, dibuat seperti taman. Dan diharapkan pula penggunaan bis yang ramah
lingkungan sehingga mendukung dalam program pemerintah tentang pengurangan gas
rumah kaca.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Kintoko. Prospek Pengembangan Tanaman Obat. Prosiding persidangan antar bangsa pembangunan aceh 26-27 desember 2006: Fakultas farmasi universitas ahmad dahlan; Jogjakarta.
Oktora Lusia R K S. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Majalah ilmu Kefarmasian Vol III no 1;2006.01-07. ISSN :1693-9883.
Pribadi Ekwastika Rini. Pasokan dan Permintaaan Tanaman Obat Indonesia Serta Arah Penelitian dan Pengembanganya. Balitro. ISSN: 1412-8004
Sapardiyah S, Media Y. Obat Tradisional untuk Penyembuhan Penyakit Diabetes Melitus dari Pengobat Tradisional (BATTRA) Di DKI Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Jumal Ekologi Kesehatan Vol 2 No 2, Agustus 2003 : 239-248
Tukiman. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Untuk Kesehatan Keluarga. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Sumut; 2004
Sutomo. Polygala Paniculata L. Sebagai Alternatif Obat di Taman Obat Keluarga. UPT BKT Kebun Raya “EKA KARYA”. Bali.
Anne,2011
Socony Vacuum Oil Co. (Tahun ……………)
(WHO dalam Sofowora, 1982).
Sudiarto et al (2002)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata Diri1. Nama : Yosi Saeful Mikdar
Nim : 1209706036
TTL : Tasikmalaya, 28 Mei 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Fakultas / Prog.Studi : Sains dan Teknologi/Agroteknologi
Alamat : Kp Mulyarasa Rt 06/12 Ds Kertamukti Kec Ciawi Kab
Tasikmalaya
No. Telp/HP : 087823893741
Karya ilmiah : Pembuatan Pupuk cair Organik
Penghargaan : -
2. Nama : Frieska Mega Wahyuni
Nim : 1209706006
TTL : 15 mei 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas / Prog.Studi : Sains dan Teknologi/Agroteknologi
Alamat : komplek cipadung permai5 pondok as siraj
No. Telp/HP : 085624089364
Karya ilmiah : -
Penghargaan : -
3. Nama : Febriandi Harviest Christoper Simamora
Nim : 1209706012
TTL : BOGOR,28 FEBRUARI 1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Fakultas / Prog.Studi : Sains dan Teknologi/Agroteknologi
Alamat : jln. Babakan Sari II
No. Telp/HP : 085624089364
Karya ilmiah : -
Penghargaan : -
B. Biodata Dosen Pendamping Nama :
NIP :
Jabatan Fungsional :
Jabatan Struktural :
TTL :
Agama :
Jenis Kelamin :
Gol. Darah :
Fakultas / Prog.Studi : Sains dan Teknologi
Alamat :
No. Telp/HP :