keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

148
KESELAMATAN REAKTOR RISET BARU DAN YANG ADA DALAM KAITAN DENGAN PERISTIWA EKSTERNAL (Terjemahan dokumen IAEA Safety Report Series No. 41: Safety of New and Existing of Research Reactor in Relation with External Events) BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Revisi Juli 2005

Upload: nguyenthuan

Post on 17-Jan-2017

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

KESELAMATAN REAKTOR RISET BARU DAN YANG ADA DALAM KAITAN

DENGAN PERISTIWA EKSTERNAL

(Terjemahan dokumen IAEA Safety Report Series No. 41: Safety of New and Existing of Research Reactor in

Relation with External Events)

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Revisi Juli 2005

Page 2: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

The International Atomic Energy Agency (IAEA) makes no warranty and assumes no responsibility for the accuracy or quality or authenticity of

workmanship of the translation/publication/printing of this document/publication and adopts no liability for any loss or damage consequential or otherwise

howsoever caused arising directly or indirectly from the use there of whatsoever and to whomsoever

International Atomic Energy Agency (IAEA) tidak menjamin dan tidak bertanggung jawab atas ketepatan dan kualitas atau orisinalitas dari

penerjemahan/penerbitan/pencetakan dokumen/publikasi ini dan tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan yang ditimbulkan sebagai

akibat dari pemanfaatannya atau sebaliknya secara langsung atau tidak langsung untuk apapun dan oleh siapapun

Saran, kritik dan koreksi sangat kami harapkan Redaksi: Hendriyanto Haditjahyono

Pusat Pendidikan dan Pelatihan – BATAN [email protected]

Page 3: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

DAFTAR ISI 1. PENGANTAR 1.1. LATAR BELAKANG 1.2. SASARAN 1.3. RUANG LINGKUP 1.4. STRUKTUR 2. KONSEP KELAMATAN SUATU LOKASI DAN DESAIN 2.1. UMUM 2.2. SASARAN KESELAMATAN BAGI REAKTOR RISET 2.3. SASARAN KESELAMATAN TEKNIS BAGI REAKTOR RISET 2.4. PENGELOMPOKAN DARI FASILITAS 2.5. KLASIFIKASI KESELAMATAN DAN PENGELOMPOKAN PERISTIWA

EKSTERNAL UNTUK STRUKTUR, SISTEM DAN KOMPONEN 2.6. SASARAN PENCAPAIAN 2.7. KELAS DESAIN UNTUK STRUKTUR, SISTEM DAN KOMPONEN 2.8. APLIKASI DARI KONSEP DEFENCE IN DEPTH 2.9. ISU EVALUASI ULANG 2.10. KAJIAN KESELAMATAN SECARA PERIODIK 3. PENDEKATAN UMUM UNTUK LOKASI DAN DESAIN 4. PENILAIAN KESELAMATAN AWAL DAN AKHIR 4.1. UMUM 4.2. EVALUASI KAPASITAS STRUKTUR, SISTEM DAN KOMPONEN 4.3. ESTIMASI AWAL DARI LEVEL BAHAYA DAN KETETAPAN KELAS

DESAIN YANG SESUAI DENGAN SASARAN PENCAPAIAN 4.4. EVALUASI AKHIR DARI KESELAMATAN FASILITAS 5. INVESTIGASI LOKASI 5.1. UMUM 5.2. EVALUASI DARI KARAKTERISTIK LOKASI 6. EVALUASI BAHAYA EKSTERNAL 6.1. PENYARINGAN BAHAYA UNTUK PERISTIWA EKSTERNAL 6.2. DASAR DESAIN PERISTIWA EKSTERNAL 6.3. EVOLUSI BAHAYA DALAM JANGKA PANJANG 7. DESAIN, KUALIFIKASI DAN EVALUASI-ULANG 7.1. UMUM 7.2. SELEKSI DARI DESAIN YANG DAPAT DITERIMA DAN

PENDEKATAN EVALUASI-ULANG 7.3. SELEKSI DARI KODE (STANDARD) YANG DAPAT DITERIMA 7.4. SELEKSI DARI/PADA AN SESUAI DESAIN DAN EVALUASI-ULANG

METODA 7.5. BEBAN KOMBINASI DAN FAKTOR BEBAN 7.6. KUALIFIKASI DENGAN CARA ANALISA 7.7. KUALIFIKASI DENGAN PENGUJIAN

Page 4: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

7.5. BEBAN KOMBINASI DAN FAKTOR BEBAN 7.6. KUALIFIKASI DENGAN CARA ANALISA 7.7. KUALIFIKASI DENGAN PENGUJIAN 7.8. KUALIFIKASI BERDASAR PENGALAMAN 7.9. PENUAAN 7.10. PENDEKATAN SEDERHANA 7.11. ANCHORING PERALATAN 7.12. INTERAKSI 7.13. RANGKUMAN TAPAK DAN PROSES DESAIN 8. DISPERSION MATERIAL RADIOAKTIF DI LINGKUNGAN 9. MONITOR 10. SKRAM OTOMATIS DAN TINDAKAN OPERATOR SETELAH

PERSITIWA EKSTERNAL 11. PROSEDUR DARURAT 12. JAMINAN MUTU (QA) LAMPIRAN I FEEDBACK DARI PENGALAMAN LAMPIRAN II CONTOH DARI EVALUASI MARJIN KESELAMATAN

KESELURUHAN LAMPIRAN III USULAN NILAI PARAMETER PENTING DAN METODE

ACUAN UNTUK KUALIFIKASI DARI STRUKTUR, SISTEM DAN KOMPONEN

DAFTAR ACUAN

Page 5: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

1

1. PENGANTAR

1.1. LATAR BELAKANG

Lokasi dan desain dari reaktor riset dalam kaitannya dengan peristiwa

eksternal bukanlah suatu disiplin ilmu yang mapan di lingkungan negara

anggota IAEA. Dalam beberapa kasus diterapkan ketentuan atau syarat

untuk desain dari industri konvensional, sedangkan pada keadaan lain

dipertimbangkan standar dan peraturan untuk Pembangkit Tenaga

Nuklir (PTN). Salah satu alasan utama dari besarnya perbedaaan

tersebut adalah kesulitan dalam penggolongan dari reaktor penelitian.

Reaktor riset melaksanakan enelitian, eksperimen dan kegiatan produksi

yang masing-masing memiliki kasus keselamatan dan susunan tata-letak

(layout) instalasi yang berbeda.

Sasaran dan tujuan dari keselamatan untuk reaktor riset didefinisikan

dalam acuan [1], yang dilengkapi dan disempurnakan pada dua Petunjuk

Keselamatan (Safety Guide) [2-3]. Penunjuk keselamatan tersebut

memberikan rekomendasi kepada Negara Anggota dan pendukung IAEA

saat mengkaji keselamatan dari fasilitas reaktor riset.

Bagaimapun juga, sudah diketahui secara luas bahwa terdapat banyak

kekurangan dalam kebutuhan keselamatan yang terinci, terutama dalam

kaitannya dengan bahaya radialogis terhadap lingkungan, publik dan

pekerja yang disebabkan oleh fasilitas reaktor riset sebagai akibat

peristiwa eksternal. Kenyataan ini sering memaksa perancang untuk

mengadopsi kriteria keselamatan yang paling ketat (biasanya desain

PLTN) pada desain fasilitas untuk menghadapi peristiwa eksternal untuk

menghidari kerumitan dari dipersolakannya masalah keamanan apabila

memilih kriteria keselamatan yang kurang ketat. Oleh sebab itu

diperlukan Laporan Keselamatan untuk menjelaskan keutamaan dari

fasilitas riset yang berbeda dan untuk memberikan kerangka yang

konsisten dalam evaluasi keselamatannya. Publikasi ini akan

memperlihatkan pendekatan secara berjenjang (graded approach), yaitu

Page 6: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

2

suatu jenjang yang disesuaikan antara kebutuhan keselamatan untuk

PTN dan kebutuhan keselamatan untuk fasilitas dengan resiko industri

konvensional. Konsep dari pendekatan berjenjang ini dijabarkan pada

acuan [1,4], dan saat ini diterapkan di banyak negara anggota IAEA.

Pendekatan berjenjang memberikan kerangka keselamatan umum untuk

implementasi dan tinjauan dari proyek desain/evaluasi ulang, walaupun

terdapat perbedaan di negara anggota mengenai klasifikasi keselamatan

dari struktur, peralatan dan komponen serta metodologi desain.

Publikasi keselamatan IAEA yang membahas potensi bahaya untuk

instalasi nuklir dalam spektrum yang lebih luas dan juga sesuai dengan

publikasi saat ini adalah acuan [5] yang membahas desain fasilitas nuklir

selain PTN, acuan [6] yang membahas tentang lokasi/tapak, dan acuan

[7] yang membahas tentang jaminan mutu. Harus pula menjadi perhatian

adalah acuan [8] yang merupakan laporan tentang evaluasi ulang

tentang seismik/gempa bumi dari PTN, dan acuan [9] membahas

tentang potensial bahaya akibat seismik untuk PTN. Publikasi teknis

IAEA yang telah dipergunakan secara luas saat ini hanya membahas

aspek-aspek yang terbatas dari desain reaktor riset. Suatu publikasi

teknis yang utama 1 yang memfokuskan pada pertimbangan seismik

telah dipergunakan di banyak negara untuk memberikan dasar-dasar

kontrak dari beberapa reaktor riset. Pengganti dari publikasi [5]

menyajikan lokasi dan metode desain yang disederhanakan dengan

sasaran pada minimalisasi kebutuhan perhitungan yang canggih,

menekankan pentingnya konstruksi dan struktur terinci mulai dari

tahapan desain. Lebih lanjut, publikasi tersebut mengusulkan suatu

pendekatan untuk evaluasi keselamatan seismik yang merupakan

altenatif dari metodologi yang rumit pada analisa dan desain PTN.

Publikasi IAEA lainnya, yaitu acuan [10-14] memberikan contoh praktis

1 INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Earthquake Resistant Design of Nuclear

Facilities with Limited Radioactive Inventory, IAEA-TECDOC-348 IAEA, Vienna (1985).

(Digantikan oleh acuan [5].)

Page 7: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

3

di banyak negara anggota IAEA dan berisi rumusan awal dari

pendekatan berjenjang yang akan diuji secara rinci dalam publikasi ini.

1.2. SASARAN

Tujuan utama dari publikasi ini adalah untuk memberikan petunjuk untuk

melaksanakan suatu evaluasi keselamatan dari reaktor riset baru

maupun lama dalam hubungannnya dengan bahaya akibat peristiwa

eksternal (external events), yang bersesuaian dengan kebutuhan

keselamatan umum yang dinyatakan dalam acuan [4].

Publikasi ini berdasarkan pengalaman dari negara anggota IAEA dalam

mengevaluasi kriteria keselamatan dari reaktor riset, serta memberikan

kerangka yang masuk-akal (coherent) pada penerapan pendekatan

berjenjang dalam rancangan keselamatan. Hal ini dimaksud untuk

dipergunakan oleh Badan Pengawas dan organisasi yang bertanggung

jawab pada pengkajian keselamatan dari reaktor riset oleh penrancang

dan oleh kontraktor. Publikasi ini memberikan dasar teknis untuk aspek

keselamatan dari kajian diri (self-assesment) yang segaris dengan

kebutuhan keselamatan IAEA. Kerangka yang disajikan di sini dpat

dipergunakan untuk pengembangan pentunjuk baik yang site-spesific

maupun yang plant-spesific untuk pelaksanaan dari desain dan kajian

keselamatan.

Publikasi ini juga dapat dipergunakan sebagai dasar pada

persiapan bahan-bahan pelatihan untuk pekerja reaktor riset. Sebelum

dilakukannya upgrade dari instalasi, maka pelatihan tersebut akan

mendorong pekerja reaktor riset untuk menyempurnakan kajian-diri dari

kelemahan struktur yang ada dalam menghadapi peristiwa eksternal.

1.3. RUANG LINGKUP

Dari sudut keselamatan atas publik dan pekerja, reaktor riset sangatlah

sulit dikelompokkan karakteristik desainnya dan karakteristik dayanya

Page 8: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

4

akibat luasnya lingkup kegiatan di reaktor riset (yaitu pelatihan,

penelitian, eksperimen dan produksi isotop). Publikasi ini

mengembangkan suatu pengelompokan yang pada awalnya

berdasarkan jumlah kandungan bahan radiaktif dari reaktor riset. Hal

tersebt dimaksud agar secara umum dapat diterapkan pada berbagai

jenis reaktor riset maupun fasilitas nuklir selain reaktor riset.

Fasilitas lain yang mungkin berlokasi di tempat reaktor riset antara lain:

a. Laboratorium produksi isotop, aplikasi industri (misal uji tak

merusak atau NDT) dan produksi bahan bakar.

b. Penyimpanan material radioaktif dan fasilitas pengelolaan limbah

radioaktif.

c. Fasilitas catu daya (misal pembangkit listrik tenaga diesel).

d. Struktur bantu dan fasilitas lain (misal menara pendingin, tangki,

kanal transfer isotop dlsb.).

e. Tempat penyimpanan bahan bakar baru dan bekas.

Dalam publikasi ini, sebagian besar fasilitas yang disebut di atas dapat

dievaluasi denga pendekatan put-forward. Perlakuan khusus harus

diterapkan dalam melakukan analisa dari peralatan khusus seperti hot

cell dan pelengkapan produksi bahan bakar. Perlengkapan tersebut

mungkin memerlukan pengembangan kebutuhan keselamatan tertentu

yang berbeda.

Peristiwa eksternal yang menjadi pertimbangan dalam laporan ini

termasuk bahaya peristiwa alam dan bahaya akibat perbuatan manusia

dari sumber-sumber di luar lokasi reaktor atau diluar fasilitas yang terkait

dengan keselamatan. Peristiwa eksternal yang paling mungkin terjadi

pada desain reaktor riset dijadikan acuan yang eksplisit (misal gempa

bumi, angin, hujan air dan salju, banjir, ledakan, kecelakaan pesawat

Page 9: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

5

udara dan kebakaran di luar). Rekomendasi khusus diberikan dalam

bahasan ini untuk peristiwa-peristiwa tersebut. Bagaimanapun juga,

pendekatan terhadap evaluasi keselamatan yang dibahas dalam

publikasi ini dapat dipergunakan juga pada senario manapun yang

dicantumkan dalam laporan anlisa keselamatan.

Hal yang dibahas dalam publikasi ini berlaku bagi desain fasilitas baru

dan kajian ulang dari desain fasilitas yang sudah ada. Kajian ulang

mungkin diperlukan karena modifikasi menyeluruh dari suatu fasilitas

yang ada (misal untuk memenuhi kebutuan eksperimen baru), kajian

ulang dari bahaya secara periodik atau modifikasi dari kebutuhan bagi

perijinan. Publikasi ini memberikan usulan dan petunjuk untuk semua hal

tersebut di atas.

1.4. STRUKTUR

Publikasi ini membahas permasalahan utama sebagai berikut:

a. Pengembangan dari rincian pengelompokan dari bahaya radiologis

yang diakibatkan oleh fasilitas terhadap pekerja, terhadap publik

dan terhadap lingkungan sebelum dilakukan pemilihan metode dan

prosedur yang sesuai untuk mengevaluasi lokasi, rancangan dan

pengoperasian yang aman dari suatu fasilitas (Bagian 2-4).

b. Pelaksanaan investigasi lokasi dan pengembangan dari analisa

bahaya yang spesific terhadap lokasi (Bagian 5 dan 6).

c. Pengembangan dari desain struktur dan/atau evaluasi ulang dari

struktur yang tekait pada keselamatan, sistem dan komponen yang

terpasang di dalam fasilitas yang memilki potensi bahaya (Bagian

7).

d. Pengkajian dari pengaruh terhadap lingkungan dari dispersi bahan

radioaktif dari fasilitas reaktor setelah terjadinya kecelakaan

(Bagian 8).

Page 10: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

6

e. Pengebangan dari cara yang sesuai untuk pemantauan, peringatan,

menejemen pesistiwa, inspeksi setelah terjadinya suatu peristiwa,

dan penerapan dari rencana darurat dalam kaitannya dengan

peristiwa yang disebabkan faktor luar (Bagian 9-11).

f. Pengembangan dari Sistem Jamina Mutu untuk kegiatan yang

dibahas dalam publikasi ini (Bagian 12).

Tiga buah lampiran memberikan contoh dari umpan balik yang diperoleh

dari pengalaman operasi yang telah lewat untuk mendukung pendekatan

yang diusulkan dalam publikasi ini. Selain itu terdapat juga contoh dari

penerapan yang dipertimbangkan berguna pada penerapan praktis dari

pendekatan yang diusulkan.

2. KONSEP KELAMATAN SUATU LOKASI DAN DESAIN

2.1. UMUM

Beberapa konsep keselamatan yang dikembangkan dengan tujuan untuk

menetukan jenjang dari kriteria desain untuk penerapan pada lokasi dan

desain dari reaktor riset dalam kaitannya dengan peristiwa eksternal

sesuai dengan bahaya yang diakibatkannya terhadap pekerja, publik dan

lingkungan. Pada bagian berikut ini, langkah-langkah dasar dari proses

taksiran keselamatan dibuat dengan mengacu pada acuan [5].

Keadaan dan modus operasi dari instalasi berikut ini menjadi

pertimbangan dalam kajian keselamatan dari suatu instalasi:

a. Operasi normal.

b. Kejadian operasi yang diantisipasi.

c. Kondisi kecelakaan

d. Diluar batas Kecelakaan Dasar Desain.

Page 11: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

7

e. Shutdown untuk waktu lama dengan atau tanpa kebutuhan untuk

pendinginan aktif dari material radioaktif.

f. Pemuatan ulang bahan bakar.

g. Penyimpanan dan pengolahan material dan limbah radioaktif .

Penyebab awal suatu peristiwa dipilih seperti yang terdapat pada acuan

[1]. Perhatian khusus harus diambil dalam mengidentifikasi penyebab

awal suatu peristiwa yang dipostulasikan yang relevan terhadap senario

peristiwa eksternal:

1. Urutan kecelakaan yang diakibatkan oleh peristiwa eksternal

(penyebab awal yang dipostulasikan.

2. Urutan kecelakaan yang dakibatkan oleh peristiwa awal yang

dipostulasikan dengan suatu probabilitas yang berarti yang

bersamaan dengan peristiwa eksternal walaupun keduanya tidak

saling berhubungan.

2.2. SASARAN KESELAMATAN BAGI REAKTOR RISET

Tujuan keselamatan dari reaktor riset yang ringkih terhadap peristiwa

eksternal [16] mendefinisikan resiko radiologis yang dapat diterima bagi

pekerja dan publik pada saat terjadi kecelakaan. Konekuensi

keselamatan lain seperti bahaya kimia yang diakibatkan oleh reaktor

riset, tidak termasuk dalam jangkau pembahasan dalam publikasi ini,

sesuai kriteria untuk instalasi nuklir seperti dalam acuan [1,4].

a. Operasi normal seharusnya tidak menyebabkan dosis efektif radiasi

bagi pekerja yang lebih tinggi dari rerata 20 mSv/tahun selama 5

tahun, maupun lebih tinggi dari 50mSv sekali dalam satu tahun.

Bagi publik, operasi normal seharusnya tidak menyebabkan dosis

Page 12: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

8

lebih tinggi dari 1 mSv/tahun (5mSv/tahun diperbolehkan dalam

keadaan khusus).

b. Kecelakaan Dasar Desain seharusnya memilili probabilitas kejadian

kurang dari 10-4/tahun. Keadaan KDD memiliki persyaratan yang

sama seperti keadaan operasi normal.

c. Keadaan diluar KDD seharusnya memiliki probabilitas kejadian

kurang dari 10-6/tahun. Keadaan tersebut seharusnya tidak

menyebabklan dosis efektif lebih tinggi dari 10-50 mSv/tahun bagi

pekerja dan publik.

Mengenai proses ALARA guna optimasi dari dosis radiasi harap merujuk

pada rekomendasi yang dibahas oleh IAEA dalam acuan [16].

2.3. SASARAN KESELAMATAN TEKNIS BAGI REAKTOR RISET

Sasaran keselamatan secara teknis harus dikembangkan untuk

setiapreaktor riset dengan mengacu oada tiga fungsi keselamatan utama

yang dperlukan untuk memastikan senario peristiwa eksternal [1]:

1. Diperbolehkan mengendalikan reaktivitas selama dan sesudah

peristiwa eksternal2 secara otomatis atau melalui operator. Daya

reaktor harus diturunkan ke tingkat daya yang lebih rendah untuk

memastikan marjin keselamatan dalam menghadapi kondisi yang

mungkin terjadi kemudian atau perubahan keadaan darurat.

2 Dalam analisa harus dipertimbangkan durasi atau lamanya suatu peristiwa dan waktu yang

diperlukan untuk kembali ke keadaan normal. Pada keadaan bahwa fasilitas tersebut tidak

dapat dinyalakan lagi, durasi total dari peristiwa yang berkaitan dengan waktu yang

dibutuhkan untuk mencapai kondisi operasi yang baru, stabil dan dapat dipertahankan.

Analisa keselamatan harus juga mempertimbangkan scenario ini.

Page 13: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

9

Redudansi dan macam dari pengendali reaktivitas seharusnya

dimanfaatkan.

2. Pendinginan dari material radioaktif setelah terjadinya suatu

peristiwa ekternal seharusnya dimungkinkan dengan sistem yang

terdedikasi dan dapat dihandalkan (konveksi alam), walaupun

penumpukan panas dalam reaktor dan air pendingin cukup tinggi.

Apabila diperlukan maka harus dipertimbangkan suatu redundansi

dari peralatan agar memastikan fungsi konveksi alam.

3. Harus diberikan dlam batas yang telah disyarakan bagi kungkungan

material radioaktif serta proteksi bagi pekerja, publik dan

lingkungan terhadap radiasi.

Perlu untuk dikembangkan suatu daftar dari struktur yang terkait dengan

keselamatan, sistem dan komponen untuk setiap penyebab peristiwa

yang dipostulasikan. Kebutuhan keselamatan dari tiap-tiap pilihan

tersebut harus ditetapkan.Interaksi spasial (ruang) maupun interaksi lain

antar pilihan tersebut harus diuji karena peristiwa eksternal dapat

mengubahtingkah-laku dari pilihan tersebut secara drastis3. Khususnya,

peristiwa eksternalm dapat menyebabkan bahaya kimia dan biologi yang

mungkin membahayakan keselamatan seperti berkurangnya keberadaan

personil, keterbatasan transportasi dan hambatan suatu akses.

Tabel 1 mencantumkan pengaruh dari peristiwa eksternal terhadap

fungsi dasar keselamatan dari reaktor riset. Kolom khusus diberikan

untuk menonjolkan perlunya proteksi tambahan untuk menghindari

keadaan diluar Peristiwa Dasar Desain (Design Basis Event), apabila

3 Sebagai contoh: (1) akses operator pada sistem keselamatan mungkin akan terganggu

akibat kondisi yang sulit di lokasi misal akibat badai salju atau banjir. (2) banjir di dalam

instalasi dimungkinkan akibat kebocoran atau kegagalan dari tangki penyimpanan, termasuk

tangki yang tidak terkait dengan keselamatan.

Page 14: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

10

peristiwa ekternal tersebut dapat menyebabkan runtuhnya tebing (cliff

edge effect) yang berada di dekat suatu fasilitas.

Sasaran keselamatan teknis bertujuan untuk menghinari kecelakaan di

reaktor riset dan mengurangi konsekuensi yang ditimbulkan apabila

terjadi kecelakaan. Perlu dipastikan bahwa konsekuensi radiologi

apapun akan lebih rendah dari batas yang telah ditentukan, dengan

tingkat kepercayaan yang tinggi dan untuk seluruh KDD. Untuk reaktor

riset hal tersebut berarti sebagai berikut ini:

1. Padamkan reaktor apabila peristiwa eksternal membahayakan

reaktor (pengendalian reaktivitas) dan pastikan reaktor pada kondisi

padam yang aman.

2. Pembuangan residu panas untuk waktu yang cukup panjang

(pendinginan dari material radioaktif).

3. Menghindari pelepasan radiokatif atau menjaga agar pelepasan

radioaktif dibawah batas yang ditetapkan pada keadaan kecelakaan

(pengungkung).

4. Hindari setiap kemungkinan akibat peristiwa eksternal yang dapat

menyebabkan kegagalan struktur, sistem atau komponen.

Khususnya pengaruhnya terhadap pengendalian reaktivitas,

pendinginan material radioaktif dan pengungkung.

5. Pemantauan dari parameter reaktor yang terpenting selama dan

setelah peristiwa eksternal, khususnya reaktivitas teras.

6. Pemantauan parameter parameter dispersi radiologis.

7. Jaminan akses dan pengevakuasian terhadap operator yang

bertanggung jawab terhadap berfungsinya suatu alat (misal

ventilasi di ruang kendali utama), komunikasi antar personil dan

dunia luar, dan alarm )untuk penanganan keadaan darurat di lokasi

dan di luar lokasi).

Page 15: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

11

Tabel 1. Fungsi Keselamatan dan Peristiwa Eksternal

Peristiwa

Eksternal

Pengendalian

Reaktivitas

Pendinginan

Material

Radioaktif

Pengungkung

Pengaruh

pada

daerah

yang

luasa

Terjadinya

Cliff edge

effectb

Akibat Manusia

Tertabrak

Pesawat

Terbang

(P)(Y/T)

(v) (v) v

Kecelakaan

Industri

(D)(Y/T)

× × v

Kecelakaan

Transportasi

o Jalan

(D)(Y/T) × × v Tidak

o Rel

(D)(Y/T) × × v

o Rute Air

(D)(Y/T) × v

o Pipa

Saluran

(D)(Y/T)

× × v

Terbatas,

pada

umumnya

hanya

bila

terjadi

ledakan

Page 16: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

12

Bendungan

Runtuh

(P)(Y/T)

× v v Ya

Fenomena Alam

Bahaya

Geologis,

seperti

tanah dan

salju

longsor

(D)(Y/T)

Dapat diabaikan dengan cara pemilihan

lokasi atau pemantauan bahaya Ya Tidak

Banjir

(P)(DB) × v v Ya Ya

Gempa

Bumi

(P)(DB)

v v v Ya Tidak

Kondisi Cuaca yang Ekstrim

Angin

Kencang

(P)(DB)

c (v) v Ya Tidak

Tornado

(P)(Y/T)

c (v) v Ya Tidak

Salju

(P)(DB)

c (v) v Ya Tidak

Page 17: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

13

Kondisi

Beku

(P)(DB)

c v × Ya Tidak

Petir

(DB) (v) (v) (v)d Ya Tidak

Kebakaran

Hutan

(P)(Y/T)

c (v) (v)d Ya Tidak

(P) Kemungkinan untuk menyaring kriteria berdasarkan evaluasi

probabilitas

(D)

2.4. PENGELOMPOKAN DARI FASILITAS

Apabila penyebab peristiwa eksternal yang dipostulasikan dan

sasaran keselamatan telah didefinisikan, maka analisa keselamatan dari

fasilitas dapat dikembangkan. Langkah pertama adalah pengelompokan

atau pengkategorisasian dari jenis bahaya dari fasilitas yang beresiko

terhadap pekerja, publik dan lingkungan. Pada bahasan ini kata ‘fasilitas’

dimaksudkan untuk semua struktur, sistem dan komponen dari fasilitas

tersebut.

Page 18: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

14

Pada umunya, porbabilitas bahwa peristiwa eksternal akan

menyebabkan konsekuensi radiologis bergantung pada karakteristik dari

sumber (penggunaan fasilitas, tata-letak, desain, operasi) dan penyebab

peristiwa tersebut seperti:

a. Jumlah, jenis dan status dari inventori radioaktif yang ada di lokasi

(misal bentuk padat, cair, gas dan uap).

b. Tingkat kepercayaan yang hakiki dan bahaya yang berkaitan

dengan proses kimia dan proses fisika yang terdapat di lokasi

(misal proses transportasi dari material berbahaya).

c. Daya termal yang terpasang di fasilitas.

d. Konfigurasi fasilitas guna berbagai jenis produksi.

e. Konsentrasi dan banyaknya sumber radioaktif di fasilitas tersebut

(misal di teras, di pendingin, di fasilitas iradiasi atau di tempat

penyimpanan material).

f. Apakah fasilitas tersebut dirancang untuk eksperimen dan riset

(aktivitas tersebut mengandung ketidakpastian yang intrinsik)

ataupun fasilitas tersebut dapat dikonfigurasi dan diubah

layout/tata-letak (aktivitas tersebut berhubungan dengan

pengembangan produk baru).

g. Kebutuhan akan sistem keselamatan aktif untuk menanggualangi

mitigasi dari kecelakaan yang dipostulasikan, jumlah fitur rekayasa

yang terpasang untuk menanggulangi dan mengurangi konsekuensi

serius akibat kecelakaan.

h. Kemungkinan untuk memasang sistim peringatan dini dapat

mendeteksi sedini memburuknya suatu peristiwa (misal suatu

eksternal yang berkembang lambat).

i. Karakteristik dari satu proses atau fitur yang mungkin menunjukan

suatu efek cliff edge pada kondisi kecelakaan dimana tidak ada

Page 19: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

15

kemungkinan untuk mencegah degenerasi ke konsekuensi

radiologis.

j. Karakteristik dan sifat dari suatu peristiwa eksternal yang

mengancam fasilitas (misal angin dan ledakan memiliki potensial

tinggi untuk menyebarkan maerial radioaktif, sedangkan gempa

bumi dan kecelakaan pesawat bila tidak terjadi kebakaran memiliki

potensial yang lebih rendah untuk menyebarkan material radioaktif).

k. Penyebaran material radioaktif bergantung sekali terhadap

karakteristik lingkungan dari lokasi (misal daerah berangin, daerah

pantai).

l. Kemudahan untuk melaksanakan rencana dalam keadaan darurat

dalam kaitannya dengan suatu peristiwa, yaitu akses ke lokasi,

keberadaan rute evakuasi, penundaan waktu antara kecelakaan

dan pembebasan.

m. Potensial untuk terjadinya akibat jangka panjang bila terjadi

kontaminasi (radionuklida umur panjang memiliki pengaruh yang

terus menerus terhadap lingkungan).

n. Jumlah orang yang secara potensial dipengaruhi oleh suatu

kecelakaan di fasilitas.

o. Potensial untuk terjadinya kontaminasi di dalam dan di luar lokasi

fasilitas.

Oleh sebab itu sulit untuk membuat suatu evaluasi umum dari resiko

yang terkait dengan reaktor riset. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah

variabel dan ketergantungan pada layout yang spesifik. Secara umum,

suatu resiko yang beralasan dan dapat dipercaya hanya dapat dibuat

untuk suatu kasus tertentu, kemungkinan setelah dilakukannya

probabilistic safety assesment (PSA) yang biasanya tidak tersedia pada

tahapan desain. Di dalam kerangka publikasi ini yang terutama

Page 20: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

16

berorientasi kearah pengidentifikasian kelimpok dari fasilitas dan resiko,

pokok-pokok yang dikemukakan sebelumnya dapat diinterpretasikan

sebagai kriteria untuk klasifikasi resiko yang terkait dengan fasilitas mulai

dari resiko terkecil (bangunan konvensional) sampai angka tertinggi

(PTN).

Suatu pendekatan yang beralasan dan lebih sederhana dapat

mengurangi banyaknya kriteria seperti yang dibahas sebelumnya.

Sebagaimana bagi kebanyakan reaktor riset, aplikasi dari kriteria untuk

klasifikasi fasilitas menunjukan korelasi yang kuat antara resiko terkait

dengan fasilitas tersebut dengan daya yang terpasang ataupun

banyaknya metrial radioaktif.

Tabel 2. Contoh kategori bahaya untuk reaktor riset.

Invetori (TBq (1012Bq)(I)) Kategori Bahaya Dari

Fasilitas

Tingkat

Daya

(MW) ?a ab

1 Tinggi 10 = P <

100 I > 2·106 I > 10

2 Sedang 2 = P < 10 4·105 < I <

2·106 2 < I < 10

3 Rendah 0,1 = P < 2 4·104 < I <

4·105 0,2 < I < 2

4 Sangat Rendah

(resiko khusus) P = 0,1 I < 4·104 I < 0,2

a : Nilai tersebut terkait dengan nilai ternormalisasi dari teras

setimbang 20 MW (U3Si2).

Page 21: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

17

b : Nilai tersebut terkait dengan kira-kira 207 hari iradiasi. Dengan

asumsi ini, suatu reaktor 10 MW akan memiliki sekitar 10TBq

(tepatnya 7,48 TBq).

Untuk tujuan publikasi ini, suatu fasilitas dengan daya atau banyaknya

material radioaktif yang lebih tinggi dari 1 (kategori bahaya 1) dapat

dianggap sebagai PTN. Walaupun bila penggolongan tersebut hanya

berdasarkan daya, terdapat kriteria untuk peningkatan atau penurunan

kategori:

1. bila reaktor memiliki fitur keselamatan yang inherent seperti

reaktivitas suhu negatif yang besar dan sistem keselamatan pasif

yang memberikan derajat kehandalan yang tinggi, kategori yang

didefinisikan berdasarkan daya dapat dikurangi satu. Hal yang

sama dapat dialakukan untuk reaktor jenis kolam bila material

clading terbuat dari stainless steel atau alloy zirconium.

2. bila reaktor dikategorikan sebagai bahaya kategori 2, bahaya

kategori 3 atau bahaya kategori 4, kategori yang bergantung pada

daya dapat dinaikkan satu bila salah satu dari syarat berikut:

reaktor memiliki eksperimen dengan suhu dan tekanan tinggi,

didalamnya terdapat eksperimen bahan bakar. Hal yang sama

berlaku untuk prototip reaktor daya.

3. kategori 4 dimaksudkan untuk mengolongkan fasilitas dimana teras

tidak dapat meleleh dan oleh seba itu sumber dari penyebaran

radioaktif sangat rendah. Fasilitas denga kategori bahaya 4 dapat

dipandang sebagai insalasi industri dengan resiko khusus dan oleh

sebab itu tidak dibahas di sini. Reaktor dengan kategori 3 dapat

diturunkan menjadi kategori 4 bila dapat dibuktikan suatu fitur yang

intrinsik yang dapat mencegah lelehnya teras.

Page 22: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

18

Karena pengkategorian penyebab bahaya dari reaktor riset terutama

didasarkan pada tingkat daya dan inventori bahan radioaktif, kategori ini

apat dipengaruhi oleh karakteristik lokasi. Suatu fasilitas reaktor riset

yang secara normal akan diklasifikasikan dalam kategori bahaya 1 bila

letaknya berjarak beberapa kilometer dari daerah tempat tinggal. Atau

suatu fasilitas industri dapat dianggap termasuk kategori bahaya 2 bila

terletak di daerah built up dan fasilitas dengan kategori bahaya 2 dapat

dianggap masuk dalam kategori bahaya 3 untuk alasan yang sama.

Pendekatan ini diterapkan di beberapa negara dimana kategori bahaya

dibuat hanya berdasarkan kebutuhan akan sistem darurat pada saat

terjadinya suatu peristiwa yang luar biasa. Walaupun demikian,

pendekatan ini dilarang di negara lain dimana bahaya tersebut terkait

hanya dengan fasilitas dan desainnya tak gayut terhadap kondisi

eksternal seperti kerapatan popuasi penduduk disekitarnya. Pendekatan

kategori apapun seharusnya dievaluasi dengan hati-hati dan hasilnya

dinilai dalam kerangka suatu resiko perbanding pendekatan seperti yang

dibahas dalam acuan [17].

2.5. KLASIFIKASI KESELAMATAN DAN PENGELOMPOKAN PERISTIWA

EKSTERNAL UNTUK STRUKTUR, SISTEM DAN KOMPONEN

Klasifikasi keselamatan seharusnya dikembangkan untuk struktur,

sistem dan komponen seperti dalam acuan [1] sebagai langkah penting

kedua dalam analisa keselamatan. Bermacam kriteria dapat diterapkan

pada proses ini. Salah satu pendekatan yang mungkin seperti dalam

acuan [4] sangat sesuai untuk diterapkan dalam suatu pendekatan

berjenjang untuk keselamatan. Perkembangan yang diharapakan dari

klasifikasi keselamatan sebagai fungsi dari konsekuensi radiologis yang

tek bermitigasi terhadap pekerja, publik dan lingkungan akibat kegagalan

dari struktur, sistem dan komponen untuk memenuhi kebutuhannya akan

fungsi keselamatan. Pendekatan ini memeberikan alternatif untuk suatu

pendekatan detrministik klasik berdasarkan pada fungsi keselamatan

dari tiap komponen dan terutama didasarkan pada analisa dari

Page 23: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

19

konsekuensi dari kegagalan apapun yang mempengaruhi struktur,

sistem dan komponen (tentunya lebih dekat ke pendekatan peristiwa

eksternal PSA), dan suatu pengurangan yang berarti dari banyaknya

jenis klasifikasi keselamatan. Sebaliknya, pendekatan tersebut

membutuhkan informasi yang sedikit lebih banyak pada analisa

keselamatan dari instalasi, konsekuensi dari kegagalan komponen, dan

probabilitas yang relevan (dengan indeks kualitas yang terkait).

Setelah pendekatan ini, kelas keselamatan dapat dikembangkan sebagai

berikut, dengan acuan terhadap analisa keselamatan dari seluruh

penyebab peristiwa:

a. Kelas keselamatan 1 dispesifikasikan untuk struktur, sistem atau

kompnen apabila kegagalan yang dipostulasikan (tidak termitigasi)

dari struktur, sistem atau komponen untuk melaksanakan fungsi

keselamatannya pada kondisi operasi yang bagaimanapun akan

menghasilkan pelepasan radioaktif ke lingkungan, publik dan

pekerja yang tak dapat diterima. Struktur, sistem dan komponen

dengan kelas keselamatan 1 biasanya terletak dalam fasilitas

dengan kategori bahaya 1. Walaupun demikian, klasifikasi ini

dapat juga digunakan untuk klasifikasi dari pengungkung pada

fasilitas dengan kategori bahaya 2, sesuai dengan pendekatan

defence in depth yang diterapkan di fasilitas tersebut.

b. Kelas keselamatan 2 dispesifikasikan untuk struktur, sistem atau

komponen apabila kegagalan yang dipostulasikan (tidak termitigasi)

dari struktur, sistem atau komponen untuk melaksanakan fungsi

keselamatannya pada kondisi operasi yang bagaimanapun akan

menghasilkan pelepasan radioaktif ke lingkungan dalam batas

lokasi atau pekerja yang tak dapat diterima. Struk tur, sistem dan

komponen dengan kelas keselamatan 2 biasanya terletak dalam

fasilitas dengan kategori bahaya 2, akan tetapi mungkinpula

diterapkan pada fasilitas dengan kategori bahaya 1 utuk

mengklasifikasikan struktur, sistem atau komponen bila pelepasan

tak termitigasi adalah dalam fraksi kecil (20% atau kurang) dari

Page 24: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

20

batas pelepasan kelas keselamatan 1. kelas keselamatan 2

mungkin pula digunakan untuk pengungkung pada fasilitas dengan

kategori bahaya 3.

c. Kelas keselamatan 3 dispesifikasikan untuk struktur , sistem atau

komponen dari kategori bahaya 3, kecuali pengungkung, akan

tetapi dapat juga diterapkan pada fasilitas kategori bahaya 1 dan

kategori bahaya 2 untuk mengklasifikasikan struktur, sistem atau

komponen saat pelepasan radioaktif tak termitigasi sangat rendah

dari batas pelepasan kelas bahaya 1 dan 2.

d. Kelas keselamatan konvensional dispesifikasikan untuk struktur,

sistem atau komponen apabila tidak terdapat resiko pelepasan

material radioaktif sebagai konsekuensi dari kegagalan fungsi

keselamatan.

Harus dicatat bahwa kegagalan tak termitigasi oleh diri sendiri tak akan

menyebabkan pelepasan. Akan tetapi klasifikasi keselamatan

seharusnya mempertimbangkan semua kemungkinan senario untuk

setiap penyebab peristiwa yang dipostulasikan. Salah satu contoh

adalah sistem darurat. Kegagalan sistem tersebut akan menyebabkan

pelepasan bila pada saat bersamaan terjadi kegagalan pada struktur,

sistem atau komponen lain yang memerlukan sistem keselamatan untuk

dapat berfunsi sempurna.

Tabel 3. Kelas keselamatan dan kategori peristiwa eksternal.

Klasifikasi struktur, sistem atau komponen Kategori bahaya

fasilitas

Kelas

keselamatan Kategori peristiwa luar

1 Kategori peristiwa

eksternal 1, 2, 3 atau

Terutama 1, tetapi juga

2 (untuk defence in

Page 25: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

21

eksternal 1, 2, 3 atau

konvensional

2 (untuk defence in

depth barriers)a

2

Kategori peristiwa

eksternal 2, 3 atau

konvensional

Terutama 2, tetapi juga

1 (untuk pelepasan

kecil) dan 3 (untuk

defence in depth

barriers)a

3

Kategori peristiwa

eksternal 3 atau

konvensional

Terutama 3, tetapi juga

1 atau 2 (untuk

pelepasan kecil) dan

resiko konvensional

(untuk defence in depth

barriers)a

Resiko

konvensional

Kategori peristiwa

eksternal dengan resiko

konvensional

Seluruhnya

a : Lihat bagian 2.8 untuk kategori defence in depth barrier.

Sebagai tambahan klasifikasi keselamatan, kategorisasi dari peristiwa

eksternal dapat berguna untuk menghasilkan suatu proses desain yang

rasional [14]. Kategori peristiwa eksternal 1, 2, 3 dan resiko konvensional

mungkin diidentifikasi menggunakan pelepasan tak termitigasi yang

sama seperti juga pada kelas keselamatan yang sesuai, tetapi dengan

mengacu hanya pada penyebab peristiwa terpostulasi yang tertentu

untuk suatu peristiwa luar. Komentar selanjutanya pada interaksi dari

kategori bahaya, kelas keselamatan dan kategori peristiwa luar sebagai

berikut:

1. kategori bahaya adalah ukuran kualitatifdari bahaya yang

diakibatkan oleh fasilitas. Hal tersebut seharusnya merupakan hasil

Page 26: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

22

dari klasifikasi keamanan dari komponen, tetapi pada kenyataanya

hal tersebut juga mempertimbangkan halßhal lain, yang tidak dibuat

secara nyata, oleh sebab itu pada praktek rekayasa lebih disukai

apabila hal tersebut ditentukan terlebih dahulu.

2. kelas keselamatan adalah ukuran kuantitatif tentang bagaimana

penyebaran bahaya radiologi di lokasi fasilitas. Pada prinsipnya,

satu komponen yang sangat berbahaya atau sejumlah komponen

dengan bahaya rendah dapat menyebabkan penentuan kategori

bahya yang sama.

3. kategori peristiwa eksternal adalah suatu indeks kuantitatif tentang

berapa besar suatu peristiwa luar dapat menyebabkan konsekuensi

yang berbhaya bagi suatu fasilitas. Peralatan dengan klasifikasi

keselamatan yang tinggi mungkin tidak akan terkena secara

langsung atau dipengaruhi oleh peristiwa luar. Oleh sebab itu

kategori peristiwa eksternalnya mungkin sangat rendah.

4. kategori peristiwa eksternal tidak memerlukan pengembangan

klasifikasi keselamatan seperti yang dijabarkan di muka.

Kategorisasi peristiwa eksternal dan klasifikasi keselamatan dapat

dikembangkan dengan mengikuti logika yang berbeda. Kategorisasi

dari peristiwa eksternal dapat juga dikembangkan terpisah dari

klasifikasi keselamatan. Usulan yang dikemukakan di sini secara

khusus sangat sesuai untuk pendekatan berjenjang dari

keselamatan.

Sebagai konsekuensi daru asumsi tersebut, interaksi antara kelas

keselamatan dan kategori peristiwa eksternal diperlihatkan pada Tabel 3.

Untuk butir yang berinteraksi (lewat interaksi mekanik atau kimia, api,

banjir, interferensi elektromagnit) kategori dari butir yang terimbas

mungkin akan sama atau lebih rendah dari butir yang menyebabkan

interaksi. Analisa terinci dapat dilakukan untuk mengevaluasi

konsekuensi yang diharapkan dari butir yang terimbas dan probabilitas

bersama bahwa kegagalan dari butir mengimbas akan menyebabkan

Page 27: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

23

kegagalan dari butir yang terimbas. Apbila probabilitas dari konsekuensi

radiologis dari interaksi tersebut berarti/penting, butir yang mengimbas

dapat memiliki kategori yang sama seperti butir yang terimbas; apabila

konsekuensi dari interaksi tersebut tidak berarti atau terlalu rendah,

kategori dari butir yang mengimbas mungkin akan lebih rendah dari

kategori butir yang terimbas.

Di luar daftar umum yang diberikan dalam lampiran I dari acuan [1],

penjabaran lebih rinci dari sistem keselamatan sejenis dan fungsi

keselamatan yang relevan dari reaktor riset dalam hubungannya dengan

peristiwa luar diberikan pada Tabel 4. Sistem tersebut adalah sistem

pengkategorian kategori peristiwa eksternal yang tipikal.

2.6. SASARAN PENCAPAIAN

Sumbangan dari setiap struktur, sistem atau komponen terhadap bahaya

dari fasilitas dapat diukur melalui konsep probabilitas dari sasaran unjuk

kerja. Sasaran unjuk kerja untuk struktur, sistem atau komponen dalam

kaitannya dengan peristiwa eksternal yang spesifik didefinisikan sebagai

kebolehjadian kegagalan (P F) dari struktur, sistem atau komponen untuk

melaksanakan fungsi keselamatan yang diperlukan pada saat terjadinya

peristiwa eksternal. Sasaran pencapaian untuk peristiwa eksternal dapat

saja lebih rendah dari sasaran pencapaian untuk kecelakaan di dalam

fasilitas.

Probabilitas dari kegagalan dari struktur, sistem atau komponen yang

dihasilkan dari peristiwa eksternal dihitung sebagai produk dari kurva

bahaya dengan jangkauan penuh dari peristiwa eksternal

dikonvolusikan dengan derivatif dari kerapuhan dari struktur, sistem

atau komponen yang dipertimbangkan seperti yang terlihat di Bagian 4.

kerapuhan dari struktur, sistem atau komponen didefinisikan sebagai

kondisi kumulatif PF (unjuk-kerja yang tak dapat diterima) melawan

parameter bahaya yang dipilih. Parametr bahaya biasanya dinyatakan

sebagai faktor mirip dengan peak ground acceleration (PGA) untuk

Page 28: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

24

gempa bumi, ketinggian air untuk banjir dan kecepatan maksimum angin

untuk angin.

Nilai tipikal untuk sasaran pencapaian untuk reaktor riset disajikan pada

Table 5 dalam kaitannya dengan senario umum peristiwa eksternal.

Sebagai perbandingan, harus diingat bahwa sasaran pencapaian untuk

komponen PTN pada kelas tertinggi biasanya pada PF=106/tahun. Pada

prinsipnya sasaran pencapaian dapat sebagai fungsi dari kategori

bahaya dari fasilitas, akan tetapi pada publikasi ini harga tersebut hanya

fungsi dari kategori peristiwa eksternal.

Tabel 4. Struktur dan sistem dari Reaktor Riset yang

perlu dipertimbangkan pada saat perancangan atau

evaluasi ulang untuk bertahan dari peristiwa eksternal.

Jenis Identifikasi dari fungsi

keselamatan

Efek Dari Kehilangan

Fungsi Keselamatan

Bangunan reaktor Integritas struktura,

stabilitasb

Kerusakan pada

reaktor dan status dan

sistem kendali

Kolam reaktor dgn

atau tanpa pool

lining

Integritas struktur dan

tahan bocorc, stabilitas

Ketidakmampuan

menjaga level air

Bangunan kendali Integritas struktur,

stabilitas

Ketidakmampuan

untuk memantau dan

mengendalikan

aktivitas keselamatan

Cerobong ventilasi Stabilitas Kerusakan dari

peralatan yang penting

pada keselamatan

Page 29: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

25

Struktur perisai,

dinding proteksi

Integritas struktur,

stabilitas

Kehilangan perisai

atau proteksi

Bejana reaktor dan

bagian salam

reaktor atau blok

reaktor

Integritas struktur,

stabilitas

Kerusakan teras

Mekanisme batang

kendali

Fungsionlitasd Kerusakan teras

Sistem scram

reaktor

Fungsionlitas Kerusakan teras

Sistem pendingin

reaktor

Integritas struktur,

fungsionlitas (bila

diperlukan)

Kerusakan teras

Sistem shutdown

ke dua

Integritas struktur,

fungsionlitas

Kekurangan marjin

padam untuk tipe

reaktor tertentu

Sistem

penyaringan cairan

Integritas struktur,

fungsionlitas

Pelepasan radiaktif

yang lebih tinggi

Catu daya darurat Fungsionlitas Ketidakmampuan

untuk melaksankan

fungsi keselamatan

Instrumentasi dan

kendali yang

penting untuk

keselamatan dan

sistem proteksi

keselamatan

Fungsionlitas Ketidakmampuan

untuk melaksankan

fungsi keselamatan

Page 30: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

26

TABEL 5. SASARAN PENCAPAIAN DAN KATEGORI

PERISTIWA EKSTERNAL.

Kategori

bahaya dari

fasilitas

Kategori

peristiwa

eksternal 1

Kategori

peristiwa

eksternal 2

Kategori

peristiwa

eksternal 3

1 10-5/tahun 10-4/tahun 10-3/tahun

2 10-5/tahun

(hanya untuk

barrier, bila

diperlukan)

10-4/tahun 10-3/tahun

3 10-4/tahun

(hanya untuk

barrier, bila

diperlukan)

10-3/tahun

4

(resiko khusus)

Lihat catatan Lihat catatan Lihat catatan

Catatan : fasilitas tersebut tidak boleh menjadi tempat komponen

dalam kategori peristiwa eksternal. Lihat Bagian 2.5.

2.7. KELAS DESAIN UNTUK STRUKTUR, SISTEM DAN KOMPONEN

Suatu kelas desain untuk struktur, sistem dan komponen dapat

didefiniskan sebagai tingkat dari marjin keselamatan4 (yaitu invers dari

4 Arti majin keselamatan:

Page 31: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

27

reliability5 (kehandalan) untuk melaksanakan fungsi keselamatan yang

ditentukan) yang dapat dipergunakan dalam desain/kualifikasi dari

struktur, sistem atau komponen. Kelas tersebut dapat dievaluasi

berkesesuaian dengan probabilitas peristiwa eksternal dari exeedance6

dan sasaran pencapaian yang terkait dengan struktur, sistem atau

komponen.

Desain dari peristiwa eksternal kelas 1 dan 2 untuk struktur, sistem dan

komponen biasanya mempergunakan prosedur (tapi tidak harus load

level) yang dikembangkan untuk PTN. Desain dari peristiwa eksternal

kelas 3 untuk struktur, sistem dan komponen biasanya berdasarkan

pada prosedur yang didefinisikan dalam kode dan standard (codes and

standard) untuk fasilitas industri konvensional yang berbahaya.

Penerapan dari desain/kualifikasi yang berbeda secara langsung

menyatakan penggunaan dari tingkat kepercayaan yang berbeda dan

oleh sebab itu probabilitas kegagalan yang juga berbeda. Akan tetapi,

tingkat ini mungkin juga terkandung dan tersembunyi dalam kode

tersebut. Oleh sebaitu analisa terinci dari asumsi yang implisit dalam

kelas desain harus dilaksanakan dengan bantuan Tabel 6 untuk menguji

penerapan dari suatu sandard desain dan kode pada kerangka yang

dipilih.

• Keberadaan dari satu atau lebih pertahanan, sebelum radionuklida dapat terlepas ke

lingkungan yang ditunjukan oleh kapasitas dibagi dengan nilai kebutuhan yang lebih

besar dari 1.0.

• Kemampuan pendeteksian – seperti konsep ‚bocor sebelum pecah (leak before break)’ –

yang memperbolehkan tindakan pencegahan dilaksanakan pada waktunya, atau

• Keberadan tindakan mitigasi.

5 Probabilitas bahwa suatu sistem akan memenuhi unjuk-kerja minimum apabila diperlukan.

6 Kebalikan dari the return period (waktu terulangnya), pada kasus stasioner.

Page 32: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

28

Tabel 6 memberikan suatu contoh dari bagaiman suatu kelas desain

mungkin dievaluasi dengan cara yang disederhanakan sebagai rasio

antara sasaran pencapaian dan probabilitas dari exeedance untuk

peristiwa eksternal (P(EE)). Tabel tersbut juga memberikan jangkauan

yang dapat diterima untuk nilai dari kelas desain dan P(EE). Pada

kenyataannya, secara prinsip, seluruh kombinasi yang mungkin yang

berkesesuaian dengan nilai sasaran pencapaian seharusnya dapat

diterima, tetapi praktek rekayasa membatasi jangkauan dari kelas desain

dan P(EE) ke nilai satu atau dua orde besaran (lihat Bagian 7.3 untuk

keterangan lebih terinci).

Pemilihan P(EE) seharusnya mengikuti pertimbangan pada Bagian 2.4

dimana beberapa peristiwa menunjukkan potensi pengerusakan yang

lebih tinggi, atau potensi untuk kegagalan umum dan oleh sebab itu

waktu terulangnya mungkin lebih lama. Bagaimanpun juga pertimbangan

fisik dapat pula mempengaruhi pemilihan P(EE). Untuk bebapa peristiwa

evaluasi probabilitas yang sangat rendah dimungkinkan karena tersedia

bukti fisik (biasanya gempa bumi), tetapi untuk beberapa senario tidak

demikian (misal curah hujan). Suatu pilihan P(EE) yang mungkin oleh

sebab itu dianjurkan sebagai berikut: nilai tersebut harus diartikan

sebagai minima untuk dapat secara baik menentukan deskripsi fisik dari

senario peristiwa eksternal.

o Gempa bumi : 10-3 – 10-4 per tahun

o Angin biasa : 10-3 per tahun

o Angin putar : 10-5 per tahun

o Banjir : 10-4 per tahun

o Peristiwa akibat manusia : 10-5 per tahun

Page 33: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

29

TABEL 6. PENENTUAN KELAS DESAIN.

Sasaran

pencapaian

P(EE) = 10-3/tahun P(EE) = 10-2/tahun

10-5/tahun Kelas desain 2

10-2/thn - 10-3/thn

Kelas desain 1

10-3/thn - 10-4/thn

10-4/tahun Kelas desain 3

10-1/thn - 10-2/thn

Kelas desain 2

10-2/thn - 10-3/thn

10-3/tahun Kode dan standard

kelas desain 4 untuk

fasilitas dengan resiko

konvensional

Kode dan standard

kelas desain 4 untuk

fasilitas dengan

resiko konvensional

2.8. APLIKASI DARI KONSEP DEFENCE IN DEPTH

Konsep defence in depth (DID) seharusnya dipergunakan dalam analisa

dan perancangan dari reaktor riset baru dan dalam evaluasi ulang dari

reaktor riset lama. Hal ini bertujuan pada tersediany fungsi keselamatan

dengan tingkat yang cukup dari reliability, sesuai acuan [1-5, 8-12, 15-

18]. Definisi dari DID yang dipergunakan di sini diberikan oleh acuan [14].

Struktur, sistem dan komponen dari peristiwa eksternal kelas 1 dan 2

seharusnya dikonstruksi 7 , dievaluasi, diperoleh, dioperasikan dan

dirawat dengan ketat dan konservativ, yang berkesesuaian dengan

tingkat kualitas, dan praktek rekayasa seperti penerapan redundancy,

indenpendentcy dan diversity.

7 Konstruksi termasuk tunduk pada persyaratan administrasi, dokumen, pemilihan dan

kualifikasi material, desain, fabrikasi pemasangan dan komisioning.

Page 34: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

30

DID dimaksudkan pada kesetimbangan antara aspek mayoritas dari

pendekatan keselamatan, antara lain:

1. Pendeteksian atas penyimpangan dari operasi normal,

sebagaimana peristiwa eksternal dapat menyebabkan ketiadaan

sistem keselamatan, kendali jauh (remote control), dan sistem

pemantauan.

2. Mitigasi dari peristiwa penting/berarti untuk memastikan

konsekuensi yang rendah untuk suatu kecelakaan yang

dipostulasikan. Struktur, sistem dan komponen dari peristiwa

eksternal pasif kelas 1 dan 2 merupakan pilihan untuk menghadapi

persoalan8 tersebut.

Meskipun prosedur yang diusulkan di sini menggunakan sasaran

pencapaian sebagai suatu ukuran dari kepercayaan yang diperlukan

untuk suatu struktur, sistem atau komponen (termasuk barrier

keselamatan) , pendekatan DID berarti definisi deterministik dari tingkat

pertahanan dan barier. Pendekatan ini mengijikan pertimbangan dari

tindakan administratif dan prosedur operasi sebagai bagian dari

“tingkatan” DID. Oleh sebab itu dalam kerangka usulan ini jumlah

tingkatan dan reliabilitinya adalah fungsi dari kategori bahya dari fasilitas,

dan harus dilihat sebagai tambahan kekuatan (robustness) yang

diterapkan pada desain.

Harus dicatat bahwa sesuai dengan penerapan yang ketat dari acuan [1],

harus selalu ada lima tingkat DID dan kebutuhan untuk sistem pada

suatu tingkat DID harus didefinisikan dalam kaitannya dengan analisa

keselamatan dari fasilitas dan dengan klasifikasi dari strukturnya, sistem

dan komponen. Bagaimanapun juga banyak isu keselamatan harus

8 Struktur, sistem dan komponen pasif adalah yang berfungsinya tidak bergantung pada

masukan eksternal (struktur, perisai dlsb).

Page 35: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

31

dipertimbangkan pada reaktor riset, tidak selalu harus dikorelasi dengan

eksplisit dengan kegagalan komponen, seperti pada kebanyakan sistem

dari daftar di Bagian 2.4, yang merupakan bagian dari pengkategorian

bahaya dari fasilitas. Oleh sebab itu pendekatan global yang

direkomendasikan mencoba untuk mensintesa merka dan

mengembangkan proporsal yng lengkap.

Secara umum, adalah anlisa keselamatan dari fasilitas yang

mendukung kebutuhan akan sistem yng terdedikasi pada suatutingkat

DID. Mislanya untuk reaktor riset ‘kecil’ KDD yang dipostulasikan

mungkin tidak akan menyebabkan pelepasan radioaktif yang tak dapat

diterima dan oleh sebab itu DID tingkat tiga mungkin tidak diperlukan.

Tabel 7 dikembangkan berdasarkan pengalaman teknis untuk

menyederhanakan penerapan dari pendekatan DID pada reaktor riset.

Beberapa penyelesaian alternatif, yang dapat dipertimbangkan setara

berdasarkan pertimbangan probabilitas diperlihatkan di tabel. Proporsal

sperti itu seharusnya selalu disetujui oleh otoritas keselamatan nasional.

Penghalang (barriers) tipe a dapat dirancang dengan tingkat

kepercayaan tinggi (‘a+’, sasaran pencapaian yang relevan

memprlihatkan harga yang lebih besar) atau dengan marjin yang rendah

(struktur, sistem dan komponen tipe ‘a’ dirancang/dikualifikasi sesuai

dengan standard industri).

Barier tipe ‘b’ merepresentasikan langkah administrativ dan prosedur

operasional. Suatu barier tipe ‘b’ biasanya adalah rencana darurat.

Walaupun jumlah tingkatan DID bukanlah suatu konsekuensi dari

pemilihan basis desain peristiwa eksternal, ttingkatan seperti itu

diharapkan untuk dirancang menghadapi peristiwa eksternal bila

peristiwa eksternal menunjukan akan menyebabkan kecelakaan internal,

atau bila kecelakaan internal memilki probabilitas yang signifikan untuk

menjadi setara dengan peristiwa eksternal dasar desain.

Penerapan pendekatan DID pada reaktor riset dalam kasus peristiwa

eksternal memrlukan penjelasan tertentu:

Page 36: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

32

a. Proteksi dari fasilitas terhadap peristiwa eksternal adalah selalu

bagian dari pertahanan yang pertama seperti didefiniskan dalam

acuan [1], dan oleh sebab itu harus dimantabkan melalui desain

yang handal dan berketahanan tinggi (robust).

b. Desain yang berketahanan tinggi harus dipahami sebagai kualitas

tinggi dan sensitivitas rendah terhadap variasi dalam parameter

desain. Hal ini biasanya dicapai dengan cara tata-letak dengan

keterkaitan tinggi, merincikan dari penghubung, pertimbangan

diluar peristiwa dasar desain, sangat konservatif, dan menunjukan

konservatif.

c. Bebrapa sistem keselamatan dan barier yang diperlukan untuk

tingkat DID lebih tinggi dari satu (yaitu untuk penghindari

penyimpangan dari operasi normal) dirancang untuk peristiwa

eksternal hanya bila terdapat hubungan sebab-akibat antara

kecelakaan dan peristiwa eksternal. Suatu integritas yang generik

akan selalu dijamin, pada khususnya untuk menghindari suatu

interaksi denagn peristiwa eksternal yang telah dikategorisasi (yaitu

benar untuk pengungkung yang telah didesain untuk tahan

terhadap peristiwa eksternal walaupun fungsi tersebut terkait

dengan kecelakan internal).

d. Barier dan tingkatan harus memberikan kehandalan yang cukup.

Suatu kriteria kegagalan harus diterapkan pada sistem

keselamatan. Barier pasif dapat merepresentasikan pengecualian

seperti yang diterangkan dalam acuan [4]. Perhatian khusus harus

diberikan pada peristiwa eksternal dengan mempertimbangkan

pengaruh modus umum pada struktur, sistem dan koponen di dlam

fsilitas yang sama dan pada fasilitas yang berbeda yang terletak

Page 37: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

33

pada lokasi yang sama 9. Ketentuan untuk penerapan kriteria ini

diberikan dalam acuan [19].

e. Diluar kapasitas desain dasar untuk peristiwa eksternal biasanya

dispesifikasikan dalam desain dari fasilitas. Pada khususnya, efek

cliff edge pada respon struktural dari sistem pasif dapat

diinvestigasi untuk dapat menentukan apakah kenaikan kecil dalam

parameter dasar desain dapat menyebabkan efek yang besar pada

keselamatan. Apabila efek seperti itu terdeteksi, diterapkan

ketentuan teknis tambahan pada sistem keselamatan, seperti

sistem peringatan, pemantauan dan prosedur operasi untuk paling

tidak tercapainya keadaan shutdown yang aman.

f. Suatu peristiwa eksternal mungkin dapat menyebabkan efek yang

besar pada pekerja, publik dan lingkungan misalnya melalui

hilangnya catu daya, ketiadaan menejemen kecelakaan di lokasi,

terhalangnya akses masuk bagi satuan penyelamat. Perhatian

khusu harus dilakukan untk menganalisa penerapan dari prosedur

darurat selama dan setelah peristiwa eksternal.

g. Fasilitas dengan kategori bahaya 4 hanya memerlkan desain yang

berketahan tinggi dan penerapan dari rencan darurat.

2.9. ISU EVALUASI ULANG

Untuk evaluasi ulang dari instalasi yang telah ada dalam kaitannya

dengan peristiwa eksternal, pendekatan dasar yang dipakai untuk desain

reaktor baru dapat diterapkan sepenuhnya. Bagaimanapun juga,

terdapat keterbatasan dari persetujuan umum antar negara anggota

mengenai bebrapa hal dalam prosedur tersebut. Hal-hal tersebut

9 Lokasi berbagi jaringan atau peralatan darurat dapat diperlukan untuk menghadapi

pengaruh peristiwa eksternal. Pengkajian lokasi yang spesifik harus dilakukan.

Page 38: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

34

dibahas berikut dan ditambah dengan usulan untk dapat dipergunakan

dengan konsisten.

a. Definisi dari bahaya peristiwa eksternal: pada banyak kasus suatu

evaluasi ulang dari bahaya peristiwa eksternal menyebabkan

dilakukannya proses evaluasi ulang oleh bada pengawas. Waktu

terulangnya peristiwa eksternal harus diperkirakan untuk dapat

mengunakan prosedur yang diusulkan disini.

Page 39: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

35

TABEL 7. TINGKATAN DARU DEFENCE IN DEPTH

b. Definisi dari kategori peristiwa eksternal: Suatu kumpulan struktur,

sistem dan komponen yang terkurangi dapat diidentifikasi,

biasanya keterkaitannya hanya dengan satu shutdown path,

dengan redundansi. Oleh sebab itu beberapa sistem darurat

diperlukan untuk mitigasi efek dari rangkaian yang disebabkan

oleh kecelakaan internal tidak boleh dikategorikan untuk peristiwa

eksternal.

Page 40: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

36

c. Definisi dari sasaran pencapaian (performance goal): Untuk

evaluasi ulang dari suatu fasilitas lama, sasaran pencapaian

dengan faktor lebih tinggi antara 2 dan 10 dari desain baru

biasanya dapat diterima.

d. Reference plant status: Untuk evaluasi ulang, ketrbatasan pada

status operasional biasanya diperbolehkan (yaitu hanya operasi

normal, tidak ada pertimbangan untuk outage atau pemuatan

bahan bakar).

e. Kapasitas material: Kapasitas aktual dari material yang termasuk

efek penuaan acak diperbolehkan untuk evaluasi ulang dimana

desainnya biasanya mengacu pada minimum spesifikasi atau nilai

kode.

2.10.KAJIAN KESELAMATAN SECARA PERIODIK

Sesuai acuan [1] kajian secara periodik harus dilakukan untuk meninjau

apakah ujuk-kerja sistem keselamatan reaktor memenuhi kriteria yang

diperlukan, untuk menyertakan perubahan bahaya peristiwa eksternal

dan perubahan konfigurasi reaktor riset. Metode yang dibahas di bagian

4 dapat dipergunakan untuk tujuan ini.

3. PENDEKATAN UMUM UNTUK LOKASI DAN DESAIN

Dua pendekatan yang ideal dapat dipergunakan untuk lokasi dan desain

dari instalasi nuklir, baik denga pendekatan deterministis sepenuhnya

atau pendekatan probabilistik sepenuhnya . Bagaimanupun juga kedua

pendekatan tersebut memilki kelemahan sebagai berikut:

Page 41: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

37

a. Pendekatan deterministik sepenuhnya tidak menyertakan evaluasi

resiko. Pendekatan ini hanya membuat ‘tingkatan’ (grading) yang

berkesesuaian dengan bahya dari fasilitas pada lingkungan, dan

mengharuskan penggunaan derajat konservatisme yang sangat

tinggi dengan kuantifikasi yang tidak jelas untuk seluruh marjin

keselamatan.

b. pendekatan probabilistik sepenuhnya dipengaruhi oleh

ketidakpastian yang besar dalam mendefinisikan parameter dasar

desain dan distribusi statisitknya. Oleh sebab inilah PSA tidak

diakui sebagai dasar desain yang dapat dipercaya (hanya memilki

peran untuk pembanding) akan tetapi banyak dan selalu

dipergunakan dalam evaluasi bahaya peristiwa eksternal.

c. Analisa dari dispersi material radioaktif yang diperlukan untuk

menguji sasaran keselamatan pada kedua pendekatan,

dipengaruhi oleh ketidakpastian , terutama yang terkait dengan

definis dari suku sumber dan simulasi dari jalur kebocoran.

d. Umpanbalik dari PSA dan analisa dispersi radioaktif pada desain

mungkin tidak secara langsung dan oleh sebab itu adalah sulit

untuk suatu untai balik guna mengoptimasi hasil.

Sebagai kesimpulan, praktek reakayasa untuk desain reaktor riset

menyarankan bahwa kedua pendekatan tersebut tidak ada yang dapat

dipercaya sepenuhnyadan oleh sebab itu diusulkan untuk menggunakan

kombinasi dari keduanya sebagaimana dalam acuan [1]. Proporsal ini

lebih sejalan dengan praktek saat ini di negara anggota, dimana suatu

pendekatan probabilistik sederhana dipergunakan untuk mengklarifikasi

penggunaan dari suatu desain yang lebih berorientasi pada kode (code

oriented determninistic).

Page 42: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

38

1. sasaran dasar keselamatan didefinisikan sebagai target

probabilistik untuk dosid radiologi pada pekerja, publik dan

lingkungan (lihat Bagian 2.1).

2. bahya peristiwa eksternal dievaluasi dalam basis probabilistik.

3. kerapuhan komponen dievaluasi berdasarkan basis probabilitas,

tetapi suatu saringan awal dari kepercayaan tinggi darisuatu

probabilitas rendah dari suatu nilai kegagalan (HCLPF) mungkin

akan membuat evaluasinya menjadi prosedur deterministik yang

sederhana dan sebanding.

4. Banyaknya tingkatan dalam kerangka DID dipilih secara

deterministik sesuai klasifikasi bahaya.

5. Butir butir klasifikasi dilaksanakan pada basis pelepasan

taktermitigasi akibat suatu kegagalan.

6. Evaluasi parameter lokasi dan desain dilakukan dengan cara

deterministik denga sejumlah konservatisme.

7. tingkat 1, 2, dan 3 PSA10 serta suatu analisa dispersi dari material

radioaktif dilakukan hanya pada akhir desain sebagai konfirmasi

tinjauan akhir.

Urutan yang diusulkan bersandarkan pada sejumlah derajat

konservatisme dalam klasifikasi dan desain untuk menghindari iterasi

lebih lanjut pada desain sebagai suatu konsekuensi dari analisa dispersi

radioaktif. Pendekatan tersebut lebih langsung , walaupun hal tersebut

10 Dikenal tiga tingkat dari PSA: Tingkat 1 berisi penilaian dari kegagalan instalasi yang

menyebabkan kerusakan teras. Tingkat 2 termasuk penilaian dari pengungkung yang dapat

menakibatkan pelepasan zara. Tingkat 3 termasuk penilaian dari sekitar lokasi yang

menyebabkan resiko pada publik.

Page 43: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

39

bersandarkan pada praktek rekasaya dala pemilihan tingkat

konservatisme untuk menghindari pengulangan dari dosis radiasi

terhadap lokasi dandesain dari fasilitas.

Pendekatan metodologis ini juga dsertai dengan langkah untuk

mengendalikan marjin keselamatan yang terkandung dalam prosedur

deterministik untuk investigasi lokasi dan desain serta tingkat dari

konservatrismenya yang berarti untuk menkompensasi untuk

mengurangi usaha investigasi, metodologi desain yang disederhanakan,

pengurang pamantauan kangka panjang dlsb.

Marjin keselamtan dan konservatisme (atau robustness) adalah valid

dari pengalaman teknis dan digerakan oleh metode kelas desain dan

oleh suatu rangkaian asumsi deterministik pada seluruh tahapan dari

loksi dan prosen desain. Rincian dari pendekatan tersbut disajikan pada

Gambar 1.

Langkah 1: Pengkategorian awal dari bahaya yang diakibatkan oleh

fasilitas terhadap lingkungan, publik dan pekerja pada suatu kecelakaan

(walaupun tidak disebabkan oleh peristiwa eksternal) diperlihatkan pada

kotak 1 dari Gambar 1. langkah ini mengkategorisasikan fasilitas

berdasarkan inventori radioaktif dan daya terpasang. Pengkategorian

akhir adalah suatu fungsi dari pelepasan radioaktif yang berlebihan, tak

termitigasi terhadap publik dan lingkungan (kategori 1) atau pekerja

(kategori 2). Kategori bahaya mendefinisikan kebutuhan akan:

• Tingkat DID yang akan diterapkan.

• Tingkat dari laporan terinci analisa keselamatan dari fasilitas

[2].

• Tingkat dari QA yang akan diterapkan pada material,

lokasi/desain/ konstruksi/pemantauan

Page 44: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

40

• Taraf kebutuhan dari investigasi lokasi yang spesifik, tidak

diperlukan untuk fasilitas dengan kategori bahaya rendah,

walaupun konservatif, pendekatan sederhana tidak dapat

diterima untuk fasilitas kategori 1.

• Penggunaan dari kriteria penyaringan lokasi – untuk kategori

terendah beberapa lokasi mungkin mengabaikan suatu suatu

keterkaitan dengan senario peristiwa eksternal.

• Penggunaan dari standard dan kode konvensional untuk

evaluasi bahaya dan desain dari struktur, sistem, dan

komponen diperkenankan hanya untuk kategori terendah.

Page 45: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

41

Gambar 1. Diagram alir dari desain analisa keselamatan

Page 46: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

42

Langkah 2: Klasifikasi keselamatan dari struktur, sistem dan komponen

merefleksikan peristiwa internal terpostulasi dan peristiwa eksternal

seperti yang tercantum dalam analisa keselamatan fasilitas (katok 3

pada Gambar 1). Definisi dari tingkat DID dan barier [2], aplikasi dari

kriteria kegagalan tunggaldan penilaian dari potensi untuk suatu

kegagalan dengan penyebab yang biasa terjadi didentifikasi pada Kotak

2 di Gambar 1 [19]. Selanjutnya adalah evaluasi dari kebutuhan akan

prosedur darurat untuk di dalam dan di luar lokasi. Hal tersebut

kemudian diikuti oleh identifikasi peristiwa internal yang menjadi

pertimbangan sebagai konsekuensi dari peristiwa eksternal yang setara

dengan peristiwa eksternal dan fungsi keselamatan yang jaga fungsinya

selama peristwa eksternal.

Langkah 3: Penggolongan peristiwa eksternal (kategori peristiwa

eksternal) dari struktur, sistem dan komponen (kotak 4 pada Gambar 1)

meliputi identifikasi keselamatan dari struktur, sistem dan komponen

(langkah 2). Penggolongan ini dipengaruhi oleh peristiwa eksternal dan

evaluasi dari resiko radiasi pada lingkungan, publik dan para pekerja

akibat suatu kegagalan yang tak termitigasi, dengan instalasi pada

segala kemungkinan (operasi normal, kecelakaan). Keluarannya adalah

perwujudan sasaran pencapaian (nilai-nilai median) dan kebutuhan

teknis yang terkait (limit untuk struktur, struktural atau integritas tahan

bocor, operabilas peralatan dan komponen) untuk struktur, sistem dan

komponen apapun dan untuk peristiwa eksternal apapun (kotak 5 pada

Gambar 1). Kriteria keselamatan deterministik yang disederhanakan

untuk sistem, yang memitigasi peristiwa eksternal, mungkin dapat

ditetapkan pada posisi ini (redundansi, keaneka-ragaman, kualitas,

robustness).

Langkah 4: Definisi tingkat resiko site yang spesifik dan kelas disain

untuk struktur, sistem atau komponen apapun yang digunakan pada

basis disain peristiwa eksternal adalah subyek dari sasaran pencapaian

yang dikenakan pada suatu struktur, sistem atau komponen (Kotak 6

pada Gambar 1). Evaluasi tersebut mengarah kearah pengurangan

Page 47: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

43

usaha kombinasi yang diperlukan pada lokasi dan disain, dengan

diberikannya tingkat kepercayaan dalam marjin keselamatan yang

diperlukan. Definisi tersebut adalah tahap awal pada evaluasi resiko

peristiwa eksternal. Hal tersebut disandarkan pada asumsi untuk kurva

resiko disederhanakan dan kurva kerapuhan untuk struktur, sistem dan

komponen yang telah digolongkan untuk peristiwa eksternal. Tabel yang

disederhanakan juga diusulkan untuk kemudahan dan kecepatan

membaca.

Langkah 5: Evaluasi basis disain mencerminkan tingkatan resiko yang

didefiniskan pada 4 (Kotak 8 pada Gambar 1). Proses tersebut mungkin

merupakan lokasi specifik atau berdasar pada standard nasional yang

menurut penggolongan fasilitas yang dikengembangkan pada langkah 1.

Penyelidikan lokasi harus dilaksanakan menurut kebutuhan yang

didefinisikan pada langkah 1 (Kotak 7 pada Gambar 1).

Langkah 6: Disain dan/atau kualifikasi struktur, sistem dan komponen

yang telah digolongkan untuk peristiwa eksternal mencerminkan kelas

disain yang diidentifikasi pada Langkah 4 dan basis disain

mengembang;kan pada Langkah 5 (Kotak 9 pada Gambar 1).

Metodologi tersebut yang dipergunakan pada disain dan kualifikasi dapat

dipilih sesuai penggolongan fasilitas yang dikembangkan pada Langkah

1 (lihat Bagian 7).

Langkah 7: Penilaian keselamatan akhir dari suatu instalasi dan evaluasi

atas kemungkinan gagal suatu struktur, sistem dan komponen yang

telah digolongkan untuk peristiwa eksternal didasarkan pada bahaya

aktual dan metodologi disain yang digunakan pada desainn/qualifikasi

(Kotak 10 pada Gambar 1). Langkah ini mengarahkan pada

penyelarasan fitu keselamatan teknis untuk memastikan bahwa struktur,

sistem atau komponen apapun dapat memberikan fungsi keselamatan

yang diperlukan dengan keandalan yang diperlukan (Bagian 4). Langkah

ini menggantikan PSA sepenuhnya termasuk metodologi probabilistik

yang disederhanakan.

Page 48: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

44

Langkah 8: Dalam analisa dispersi bahan radioaktif (Kotak 11 pada

Gambar 1) suku sumber dipilih menurut asumsi yang dibuat pada

Langkah 2, dalam kaitan dengan fungsi yang harus dijaga pada suatu

peristiwa eksternal. Dosis radiasi dosis pada lingkungan, publik dan

pekerja dalam suatu senario peristiwa eksternal dievaluasi dengan

konservatisme yang sesuai (penggunaan tanah, distribusi populasi dan

topografi dimodelkan hanya jika diperlukan) dan dibandingkan dengan

batas yang bisa diterima untuk kondisi-kondisi kecelakaan dan operasi

normal. Pada langkah ini, kebutuhan akhir untuk pengungkung atau

pembatasan serta prosedur darurat dikembangkan untuk mitigasi

kecelakaan (Bagian 8).

Untuk evaluasi ulang suatu fasilitas yang ada, diharapkan

mempergunakan pendekatan yang sama. Bagaimanapun, modifikasi

utama dalam rincian teknis dapat dilakukan dalam beberapa langkah,

yang dibahas pada bagian berikut.

Suatu tingkatan konservatisme yang sesuai mungkin diterapkan pada

sebagian besar dari langkah-langkah yang didefinisikan di atas, terutama

sekali dalam prosedur investigasi lokasi yang lebih luas, dalam

desain/qualifikasi metodologi dan dalam simulasi dispersi radioaktif ke

lingkungan. Penggunaan metodologi yang disederhanakan harus cukup

didokumentasikan dan disetujui oleh Badan Pengatur. Bagian berikut

memberikan rincian implementasi dari langkah-langkah yang

didefinisikan di bagian ini, sedangkan Lampiran menyediakan nilai-nilai

contoh dan contoh aplikasi.

4. PENILAIAN KESELAMATAN AWAL DAN AKHIR

4.1. UMUM

Bagian ini membahas tentang evaluasi keselamatan keseluruhan suatu

fasilitas yang terkait dengan sasaran keselamatan dasar yang ditetapkan

Page 49: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

45

pada Bagian 2.2 dan 2.3. Dengan mengacu pada tugas disain yang

dibahas pada Bagian 3, pendekatan yang diusulkan untuk assesmen

keselamatan mungkin digunakan dalam dua langkah, yakni:

1. Dalam seleksi lokasi dan prosedur disain dalam kaitannya dengan

sasaran pencapaian yang diterapkan pada struktur, sistem dan

komponen (evaluasi awal) (Kotak 5 dan 6 pada Gambar 1).

2. Dalam evaluasi akhir keselamatan struktur, sistem dan komponen

fasilitas pada akhir proses desain/qualifikasi (penilaian akhir)

(Kotak 10 pada Gambar 1).

Untuk evaluasi ulang dari suatu fasilitas yang ada (lama), usulan

metodologi untuk penilaian keselamatan mungkin dapat digunakan untuk

mengkonfirmasikan ketercukupan disain dan untuk memperhitungkan

perubahan bahaya peristiwa eksternal atau perubahan konfigurasi

reaktor riset setelah disain dan periode konstruksi. Secara umum,

karena kompleksitas dari suatu proses reaktor riset dan sistem, penilaian

keselamatan fasilitas keseluruhan dilaksanakan secara PSA. Evaluasi

keselamatan dapat menggunakan baik metoda alur sukses (success

path) maupun urutan kecelakaan (accident method). Bagaimanapun,

ketika senario kecelakaan yang terkait dengan penyebab peristiwa

eksternal dan relevan alur shutdown (shutdown path) mudah dikenali,

metoda yang lebih sederhana dari PSA dapat digunakan untuk evaluasi

dari resiko keseluruhan yang terkait dengan suatu reaktor riset.

Adalah lebih disukai untuk mengevaluasi peristiwa bahaya

eksternal dengan basis probabilistik. Frekuensi kejadian dari parameter

yang menjabarkan tingkat bahaya eksternal (seperti gempa bumi,

kecepatan angin, elevasi air) diestimasi dengan metoda probabilistik.

Parameter statistik yang digunakan untuk peristiwa ekstrim termasuk

periode kembali dan probabilitas exceedance tahunan. Bahaya dari

peristiwa eksternal lainnya ‘yang jarang’, seperti pesawat terbang jatuh

atau ledakan, mencerminkan frekuensi terjadinya suatu peristiwa dengan

Page 50: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

46

karakteristik yang dipostulasikan (jumlah material bahan peledak, berat

dan percepatan proyektil dll.), karena statistik mungkin tidak tersedia

untuk masalah tersebut. Sasaran pencapaian tergantung pada

penggolongan peristiwa eksternal seperti dirumuskan dalam Bagian 2.

Untuk penggunaan praktis, dapat didekati dengan menurunkan produk

(untuk tingkat resiko yang terus berkesinambungan, ia dapat dikonvolusi)

antara probabilitas exceedance tahunan dari suatu peristiwa eksternal

dan PF yang diinduksi oleh peristiwa eksternal spesifik itu. Nilai

probabilitas untuk sasaran pencapaian yang diterapkan secara individu

pada masing-masing peristiwa eksternal. Karenanya, sasaran

pencapaian zang ditetapkan untuk peristiwa tunggal biasanya akan lebih

rendah dari sasaran total semua peristiwa.

Secara umum, kombinasi yang berbeda dari tingkatan bahaya dan

kelas disain dapat digunakan untuk mencapai sasaran pencapaian.

apbila kombinasi tingkatan bahaya yang sesuai dan kelas disain telah

dipilih, lokasi, disain dan kualifikasi struktur, sistem dan komponen dapat

dilakukan, sebagaimana urutan berikut:

1. Pengembangan suatu angka median yang bergantung lokasi (jika

harga rerata telah dipilih, probabilitas target satu orde lebih rendah

dapat dipilih) definisi peristiwa bahaya eksternal sebagai

probabilitas exceedance untuk frekuensi tahunan;

2. Evaluasi (fungsional atau struktural) dari kebutuhan yang terkait

dengan bahaya peristiwa eksternal;

3. Evaluasi dari tanggapan fasilitas reaktor riset, modus kegagalan

yang dominan, seperti halnya kerapuhan struktur, sistem dan

komponen;

4. Evaluasi dari status kerusakan untuk fasilitas atau alur sukses yang

terkait dengan setiap peristiwa eksternal;

5. Evaluasi dari ketidak-pastian yang terkait dengan tuntutan peristiwa

eksternal;

Page 51: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

47

6. Perbandingan PF untuk struktur, sistem atau komponen manapun

dengan sasaran pencapaian untuk masing-masing peristiwa

eksternal termasuk basis disain.

Pada akhirnya, sebagai konfirmasi bahwa sasaran keselamatan

dasar untuk fasilitas telah tercapai, suatu penilaian keselamatan untuk

fasilitas dapat dilaksanakan berdasarkan pada analisa keselamatan

fasilitas, sebagaimana yang dijabarkan berikut ini. Penilaian ini

diharapkan untuk disertakan di dalam lapoan analisa keselamatan

fasilitas. Suatu urutan untuk perhitungan PF yang disederhanakan

ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Urutan perhitungan PF yang disederhanakan (Pexc=probabilitas

tahunan dari exceedance suatu parameter yang mewakili intensitas

peristiwa eksternal, F = normalisasi PF kumulatif dari suatu komponen

yang menjadi sasaran aksi eksternal a, disebut juga ´fragility´).

Page 52: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

48

4.2. EVALUASI KAPASITAS STRUKTUR, SISTEM DAN KOMPONEN

Berdasarkan pada sasaran unjuk-kerja yang dikenakan pada setiap

struktur, sistem dan komponen oleh kategorisasi fasilitas dan komponen,

suatu tingkat bahaya peristiwa eksternal harus dipilih untuk proses

disain/evaluasi-ulang. Informasi yang tersedia pada saat dimulainya proses

disain biasanya tidak termasuk seluruh kurva bahaya maupun kurva

kerapuhan untuk struktur, sistem dan komponen yang masih harus

didisain/dikualifikasi. Oleh sebab itu suatu pendekatan sederhana diperlukan

untuk seleksi awal dari tingkat bahaya dan kelas desain.

Kerapuhan suatu struktur, sistem dan komponen didefinisikan sebagai

PF bersyarat (tidak dapat diterima unjuk-kerjanya) melawan parameter bahaya

yang dipilih. Hal itu biasanya dapat diterima dengan mengasumsikan bahwa

kegagalan komponen adalah distribusi log-normal biasa. Kerapuhan dapat

dinyatakan dalam suatu cara sederhana baik melalui kapasitas median C50%

atau kapasitas HCLPF11 dan perubahan parameter ß. Untuk estimasi awal, ß

= 0.3 dapat dipakai untuk seluruh facilitas (Gambar 3).

Unjuk-kerja yang tidak dapat diterima atau disebut PF dari suatu

komponen generik adalah hasil konvolusi dari median kurva bahaya dan

median kerapuhan untuk suatu struktur, sistem atau komponen manapun dan

untuk suatu peristiwa eksternal apapun:

( ) dadadP

aHP0

FF ∫

= (1)

11 HCLPF adalah singkatan untuk tingkat kepercayaan tinggi (95%) dari suatu probabilitas

rendah dari kegagalan (5%), atau 50% tingkat kepercayaan dengan suatu probabilitas

kegagalan 1%.

Page 53: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

49

dimana H adalah kurva bahaya, PF(a) adalah kerapuhan dan a adalah bahaya

parameter yang dipilih.

Jika bahaya didefiniskan oleh suatu nilai tunggal yang menjabarkan

frekuensi terjadinya peristiwa eksternal dengan intensity parameters yang

dipostulasikan (pesawat udara jatuh, ledakan, dll.), Persamaan (1) dapat

didekati dengan:

Gambar 3. Representasi skematik kurva kerapuhan (fragility curves)

untuk kerapuhan seismik.

PF=Tingkat Bahaya x komponen kerapuhan (pada tingkat yg sama) (2)

Page 54: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

50

Persamaan (1) pada awalnya dapat dipakai untuk menguji apakah bahaya

peristiwa eksternal dan kerapuhan komponen adalah konsisten dengan

sasaran pencapaian. Ini berarti bahwa perhitungan total PF sesuai dengan

urutan kecelakaan (status kerusakan) sebagai hasil dari induksi beban oleh

peristiwa eksternal harus kurang dari sasaran pencapaian:

jakerunjuksasaranPF ≤ (3)

Suatu contoh estimasi dari total PF yang terkait dengan gempa bumi

untuk struktur, sistem atau komponen secara terpisah dan untuk seluruh

fasilitas adalah disajikan pada Lampiran II. Evaluasi Kerapuhan dapat

mengikuti salah satu dari berikut metoda:

a. Evaluasi berdasarkan pada gempa bumi pengalaman data;

b. Evaluasi berdasarkan pada generik seismik testing data;

c. Peralatan-spesifik kualifikasi.

Penjelasan lebih lanjut tentang evaluasi kerapuhan dapat dilihat pada acuan.

Harus diambil perhatian khusus tentang metoda yang dipilih, sebab setiap

metoda membutuhkan pertimbangan teknis dan dapat mempengaruhi secara

berarti tingkat kepercayaan dari hasil akhir .

Sebagian besar kasus suatu evaluasi kerapuhan sederhana adalah cukup to

estimate the PF. Perhitungan dari suatu nilai HCLPF tunggal digunakan untuk

menghilangkan kekasaran struktur, sistem dan komponen. Hal ini adalah

dibahas lebih lanjut pada Lampiran II.

Page 55: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

51

4.3. ESTIMASI AWAL DARI LEVEL BAHAYA DAN KETETAPAN KELAS

DESAIN YANG SESUAI DENGAN SASARAN PENCAPAIAN

Untuk suatu seleksi awal dari suatu pasangan yang sesuai dari tingkat

bahaya dan nilai kelas desain untuk suatu struktur, sistem atau komponen

manapun, diberikan sasaran unjuk-kerjanya, langkah-langkah berikut dapat

diikuti. Dalam kata lain, konvolusi dari kurva bahaya peristiwa eksternal dan

kurva kerapuhan dari komponen (dievaluasi dengan Persamaan (1)) harus

memberikan suatu total PF yang kurang dari sasaran pencapaian (dievaluasi

dengan Persamaan (3)). Dengan dasar seperti itu, kombinasi dari tingkat

bahaya dan kriteria desain dapat didefiniskan sebelum dimulainya proses

disain, dengan tingkat kepercayaan yang masuk akal bahwa desain akhir

akan memenuhi tujuan keselamatan.

Langkah 1: Tentukan suatu perkiraan kurva bahaya peristiwa eksternal

untuk lokasi tersebut. Hal ini membutuhkan suatu langkah

investigasi yang spesifik terhadap lokasi seperti yang dibahas

pada Bagian 5 dan 6.

Langkah 2: Gunakan Tabel 4 dan 5 untuk memilih sasaran unjuk -kerja yang

dapat diterapkan untuk kategori bahaya dari fasilitas reaktor

riset.

Langkah 3: Gunakan Tabel 6 untuk memilih kerapuhan yang dibutuhkan

untuk suatu struktur, sistem atau komponen manapun untuk

awal trial pada dasar dari kelas desain dapat diterapkan dan

bahaya level yang terkait.

Langkah 4: Uji jika calon median kapasitas/kerapuhan terconvolusi dengan

kurva bahaya menghasilkan suatu total PF yang kurang dari

sasaran pencapaian (lihat Persamaan (3)).

Page 56: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

52

Langkah 5: Lakukan iterasi, dengan memodifikasi parameters kerapuhan

sampai Persamaan(3) teruji. Hasilnya akan berupa target

kerapuhan (target kerapuhan merepresentasikan suatu titik

pada kurva kerapuhan) dan kelas desain yang sesuai.

Pada penyeleksian kelas desain, tawar-menawar atau kompromi harus

dicapai antara suatu kombinasi dari probabilitas bahaya rendah dimana PF

yang tinggi dari komponen dan suatu kombinasi dari suatu tinggi probabilitas

bahaya dengan suatu rendah PF. Banyak pertimbangan dapat mempengaruhi

hal ini pilihan, yaitu:

a. Probabilitas bahaya rendah membutuhkan metoda ekstrapolasi

canggih dan dipengaruhi oleh tinggi levels dari ketidakpastian.

Bagaimanapun juga, mereka memberikan suatu kuantifiksi fisis dari

kelakuan kurva bahaya, terutama saat fenomena tersebut memiliki

suatu trend tak stasioner.

b. Faktor keselamatan rendah (P F tinggi) memperbolehkan applikasi

dari/pada konvensional kode untuk struktur, sistem dan komponen

desain dan kualifikasi, dengan besar penghematan dan tinggi

kepercayaan. Bagaimanapun juga, pilihan ini mengimplikasikan

penggunaan probab-ilitas bahaya rendah dengan kerugian seperti

yang ditonjolkan di atas.

Disimpulkan, suatu kombinasi apapun yang memenuhi sasaran pencapaian

dapat diterima, tetapi evaluasi global dari lokasi yang spesifik mungkin

mengindikasikan bahwa satu atau pendekatan lebih mendapat hasil yang

paling dapat dipercaya untuk desain akhir. Satu pendekatan praktis terdiri dari

dari/pada melakukan suatu analisis awal dari kerapuhan struktur yang terkait,

sistem dan komponen dengan keselamatan dan membuat suatu keputusan

akhir setelah suatu evaluasi yang teliti dari usaha yang diperlukan untuk

desain dan

Page 57: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

53

kualifikasi menggunakan pilihanan manapun.

4.4. EVALUASI AKHIR DARI KESELAMATAN FASILITAS

Setelah melengkapi proses disain, dilakukan evaluasi probabilitas kegagalan

pada tingkat struktur, sistem dan komponen dan pada tingkat fasilitas serta an

evaluasi unjuk-kerja keseluruhan dilakukan. Pada akhir dari proses disain,

bahaya peristiwa eksternal akan tersedia secara terincil. Langkah-langkah

berikut termasuk evaluasi unjuk-kerja dalam kaitannya dengan peristiwa

eksternal:

Langkah 1: Seleksi dari jalur keberhasilan (success path) dan/atau urutan

kecelakaan untuk menjadi pertimbangan dalam analisa

keselamatan.

Langkah 2: Evaluasi dari kerapuhan struktur, sistem dan komponen secara

tindividu/terpisahl berdasarkan dari desain dokumentasi. Suatu

sederhana evaluasi dapat be dilakukan berdasarkan dari desain

review dan desain kode analisa. keluaran atau hasil dari

evaluasi tersebut adalah kapasitas median dan perubahan

(variability) yang terkait. Kapasitas perubahan tsb. dapat

dievaluasi menggunakan data generik dan keputusan teknis.

Kapasitas median dan perubahan total mendefinisikan kurva

kerapuhan untuk struktur, sistem dan komponen secara individu.

Langkah 3: Gunakan Persamaan(1) untuk menghitung probabilitas

kegagalan dan bandingkan PF dengan sasaran pencapaian

(lihat Persamaan(3)) untuk struktur, sistem atau komponen

apapun. Kombinasikan secara individu struktur, sistem dan

komponen kerapuhan untuk menurunkan kerapuhan secara

keseluruhan untuk reaktor riset (contoh dari kerapuhan seismik

Page 58: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

54

adalah yang diberikan pada Lampiran 2). Keterkaitan lemah

(weak links) dapat diidentifikasikan dan perubahan desain

direkomendasikan.

Langkah 4: Hitung pelepasan yang muncul dari kegagalan struktur, sistem

atau komponen yang konsisten dengan analisa keselamatan.

Evaluasi probabilitas global dari pelepasan pada tingkat fasilitas,

untuk dibandingkan dengan kebutuhan keselamatan dasar.

5. INVESTIGASI LOKASI

5.1. UMUM

Investigasi dari lokasi seharusnya mencakup semua disiplin yang

mempengaruhi keselamatan lokasi, misalkan geologi, seismologi,

geotechnics, hydrologi, meteorology, lingkungan kelautan, rencana

perkembangan manusia, instalasi industri, komunikasi, dan lalu-lintas air,

kereta api, jalan darat dan air [1].

Evaluasi dari bahaya suatu lokasi untuk peristiwa eksternal secara umum

dapat mengikuti rekomendasi IAEA untuk tapak dan desain dari PTN. Banyak

publikasi IAEA membahas tapak dan desain dari PTN dalam kaitan dengan

peristiwa eksternals [4, 6, 9, 15, 20–25]. Bagaimanapun juga, proses seleksi

lokasi dapat mempertimbangkan kriteria pengecualian dari lokasi lebih ketat

daripada yang dibahas dalam Acuan [1] pada bagian umum, sebagai suatu

kompromi dengan investasi yang dibutuhkan untuk desain, kontruksi dan

operasi dari fasilitas. Dalam hal ini, beberapa peristiwa yang adalah sulit atau

mahal untuk memproteksi fasilitas mungkin dapat dipakai sebagai kriteria

saringan lokasi, seperti misal kecelakaanal pesawat udara jatuh (probabilitas

rendah, perisai tebal dan peralatan kualifikasi khusus akan dibutuhkan pada

fasilitas tanpa suatu pembatas), kecelakaanal ledakan (struktur tahanan

ledakan, akan dibutuhkan), banjir (lokasi proteksi engineering struktur akan

harus dibangun dan dirawat), dll. Pada kenyataanya, pada reaktor risets daya

Page 59: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

55

rendah, senario kecelakaan internal biasanya tidak memerlukan kebutuhan

besar pada struktur dibandingkan pada PTN dimana, untuk contoh, suatu

pengungkung biasanya bagian dari desain. Oleh sebab itu, proteksi dari

peristiwa eksternals akan menambah sulit untuk memenuhi kebutuhan untuk

desain yang mungkin tak sesuai dengan suatu pendekatan desain rasional.

Suatu pendekatan berjenjang untuk tapak dan desain dari reaktor riset

mungkin dapat dipakai yang sesuai dengan klasifikasi bahayannya [1]. Pada

khususnya:

a. Marjin keselamatan pada desain harus mudah dibuktikan, walaupun

dalam kasus dimana kode diterapkan berbeda dari kode untuk desain

PTN;

b. Suatu konservatisme yang cukup harus dijamin untuk compensasi

guna berkurangnya analisa bahaya lokasi, kampanye investigasi lokasi

dan metoda analisa sederhana, yang sesuai dengan main tujuan dari

publikasi ini.

Bagian berikut memberikan informasi bagaiman jenjang seperti itu dapat

diterapkan untuk fase tapak. Informasi tambahan tersedia pada Acuan [5].

5.2. EVALUASI DARI KARAKTERISTIK LOKASI

Taraf dari suatu survei lokasi dapat didefiniskan dalam kaitannya dengan

kategori bahaya dari fasilitas. Kriteria berikut dapat dipakai:

Bahaya kategori 1:

Page 60: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

56

Taraf dari survei adalah berdasarkan pada studi regional, dengan

kebutuhan

untuk kualitas data dan kuantitas yang ditetapkan pada Acuan [1, 6].

Investigasi adalah spesifik untuk lokasi tsb. dan mencakup an daerah di

dalam radius sekitar 50 km dari lokasi. Daerah ini dapat diperluas untuk

mengompensasi untuk kekurangan data pada rekaman waktu (lihat

Bagian 6.2). daerah itu dapat lebih sempit jika daerah tersbeut tidak

dihuni dan kemungkinan penyebabdari peristiwas tidak ada. Panjang

rekaman data untuk dipertimbangan guna evaluasi lokasi-spesifik dipilih

dengan acuan pada periode kembali yang dipilih untuk dasar desain.

Teknik ekstrapolasi yang sesuai harus diterapkan dan divalidasi.

Pertumbuhan populasi yang diproyeksikan di sekitar lokasi dievaluasi

selama umur dari fasilitas.

Bahaya kategori 2:

Investigasi lokasi-spesifik memastikan bahaya yang didefiniskan dalam

kode pembangunan nasional pada tingkat regional. Investigasi dilakukan

dalam suatu radius 20 km dari lokasi. jika daerah tersbeut tidak dihuni

dan kemungkinan penyebabdari peristiwas tidak ada. Panjang rekaman

data dan metoda ekstrapolasi sama untuk bahaya kategori 1. Umur

fasilitas adalah sesuai dengan yang pertumbuhan populasi diproyeksikan

di sekitar lokasi.

Bahaya kategori 3:

Taraf survei akan didasarkan pada penetapan expert untuk dipakai

sebagai konfirmasi dari bahaya yang diusulkan dalam kode pembangunan

nasional. Bagian berikut berkenaan dengan pertimbangan umum pada

evaluasi lokasi untuk fasilitas bahaya kategori 1 dan 2. Untuk fasilitas

Page 61: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

57

bahaya kategori 3, evaluasi lokasi mungkin selaras dengan praktek

nasional untuk suatu fasilitas dengan risiko konvensional.

.

5.2.1. Geografi

Butir-butir berikut ini biasanya dievaluasi ketika lokasi dari suatu riset

reaktor sedang dipertimbangkan:

a. Lokasi reaktor riset, ukuran dari tapak;

b. Elevasi relatif dalam kaitan dengan daerah sekeliling;

c. Lokasi yang berdekatan dengan daerah publik seperti daerah tempat

tinggal (untuk tempat tinggal permanen dan sementara), daerah industri,

daerah komersial, daerah pendidikan, daerah militer, olah raga dan

daerah rekreasi, lapangan udara, pelabuhan beserta ukurannya dan

jarak relatif.

d. Lokasi dari jalur transport;

e. Lokasi dari/pada fasilitas darurat dan rute evakuasi yang relatif terhadap

reaktor riset (pemadam kebakaran, rumah sakit, polisi);

f. Lokasi dari elektrik dan jalur communikasi, pipa gas dan minyak, pipa air

minum utama;

g. Kondisi lingkungan (hutan, pastures, daerah pertanian);

h. Vegetasi (spesies dan kerapatan);

i. Fauna (spesies dan kerapatan).

Page 62: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

58

5.2.2. Demografi

Untuk lokasi geografi yang diidentifikasi pada bagian ini, evaluasi demografi

meliputi analisa sebagai berikut:

a. Populasi saat ini di fasilitas reaktor riset;

b. Pertumbuhan populasi yang diproyeksikan di fasilitas reaktor riset

sebagai suatu hasil dari proyek perluasan masa depan;

c. Populasi saat ini di daerah sekitar reaktor riset;

d. pertumbuhan populasi yang diproyeksikan di daerah sekitar reaktor riset

(termasuk semua kategori populasi);

e. Pergerakan harian (jam kerja), mingguan dan tahunan populasi akibat

aktivitas dari reaktor riset;

f. Pergerakan harian (jam kerja), mingguan dan tahunan populasi akibat

dari aktivitas di daerah sekitar reaktor riset;

g. Agihan umur (jika diharapkan suatu penyimpangan besar dari rerata

persentase nasional).

5.2.3. Fasilitas yang Berdekatan

Suatu analisa terinci dapat meliputi:

a. Tipe aktivitas yang terkait untuk menggunakan dan/atau transportasi dari

bahan berbahaya;

Page 63: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

59

b. Identifikasi dari kecelakaan yang mungkin di fasilitas dan daerah sekitar

yang mungkin dipengaruhi;

c. Identifikasi dari/pada penyimpanan fasilitas untuk berbahaya materials;

d. lokasi dari air dan makanan penyimpanan fasilitas;

e. lokasi dari sumber potensial dari kondisi kecelakaan (fasilitas berbahaya,

bendungan);

f. Identifikasi daerah militer dengan simpanan bahan peledak dan

target/sasaran aktivitas latihan dengan bahan peledak atau artilleri.

5.2.4. Jalur Transportasi

Kecelakaan transportasi didekat reaktor riset mungkin mempengaruhi

reaktor riset melalui tekanan berlebihan akibat ledakan, kebakaran,

tumbukan peluru kendali, atau serangan dengan material beracun. Analisa

dapat meliputi berikut ini:

a. Transport udara:

• Lalu-lintas pesawat terbang terhadap lapangan udara yang

berdekatan (15 km), jika ada, tipe dan jumlah dpesawat terbang (sipil,

militer, ukuran, pergerakan);

• Ruang udara yang terbatas;

• Pola penerbangan;

• Ketersediaan lapangan udara pada kasus kecelakaan.

b. Transportasi darat:

• Volume lalu-lintas sebagai fungsi waktu;

Page 64: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

60

• Identifikasi jalanan yang dipakai untuk transport material berbahaya;

• Identifikasi jalanan yang dipakai untuk transport bahan kimia dan

material bahan bakar di dalam dan di luar reaktor riset fasilitas;

• Rerata dan maksimum ukuran kendaraan;

c. Transportasi kereta dan air:

• Volume lalu-lintas;

• Identifikasi dari transport material berbahaya;

• Ukuran dan lalu-lintas dari/pada kereta dan kapal dalam di stasiun

kereta dan pelabuhan serta ketersediaannya pada kasus kecelakaan.

5.2.5. Bahaya Dari Servis Lokasi

Analisa dari lokasi servis dapat termasuk fasilitas yang dapat mengancam

bahaya pada reaktor riset (seperti kegagalan dari suatu pipa gas besar)

dan juga ketersediaan dari servis tersebut yang diperlukan untuk sstem

keselamatan reaktor riset (seperti air catu).

Survei dapat meliputi butir berikut:

a. Sistem catu air (di dalam dan di luar fasilitas):

• Sistem air portabel;

• Sistem kebakaran;

• Sampah cair sistem;

• Air drainage sistem;

• Catu air terdedikasi untukreaktor riset (menara pendingin, proteksi

kebakaran).

Page 65: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

61

b. Catu listrik:

• Lokasi jalur elektrik eksternal dan agihan fasilitas;

• Analisa dari konsekuensi akibat kegagalan dari distribusi listrik pada

kasus suatu kecelakaan di reaktor riset;

• catu daya terdedikasi untuk reaktor riset.

c. Lain-lain:

• Penyimpanan dan jalur gas atau minyak dan dekat lokasi fasilitas;

• Jalur komunikasi dan menara.

5.2.6. Data Geologi dan geoteknis

Investigasi geologi dan geoteknis pada lokasi biasanya dilakukan dengan

tujuan sebagai berikut:

a. Penilaian dari bahaya geologi atau geoteknis yang mungkin dari

turunnya permukaan akibat faulting, liquefaction, runtuh dan stabilitas

lereng;

b. Evaluasi dari karakteristik tanah untuk mendapatkan suatu tanah yang

masuk akal, contoh untuk studi perambatan gelombang;

c. Evaluasi parameters geoteknis untuk dipakai dalam desain dari desain

fondasi dan seismik;

Banyaknya investigasi geoteknis yang dilakukan dapat berdasarkan pada

potensial konsekuensi dari bahaya lokasi terkait. Untuk semua kelas dari

reaktor risets, karakterisasi tanah dapat meliputi pengeboran tanahdan

Page 66: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

62

jumlah dan kedalamana yang cukup, bergantung pada kondisi tanahnya.

Paling tidak satu pengeboran harus dilaksanakan untuk setiap bangunan

yang terkait dengan keselamatan. Bagaimanapun juga, pengeboran

mungkin tidak diperlukan untuk lokasi competent rock dimana formasi

batuan sampai suatu kedalaman yang cukup.

Hal ini direkomendasikan bahwa profil tanah diidentifikasi secara fisis (yaitu

dengan pengeboran) sampai suatu kedalaman paling tidak satu setengah

kali dari kedalaman fondasi maksimum. Kedalaman untuk menegaskan

bearing strata dapat juga ditentukan dengan cara pengeboran dan metoda

geofisik lainnya.

Untuk reaktor risets dengan bahaya kategori 1 dan 2, karakteristik dinamik

dari profil tanah dapat ditentukan dengan rerata dari cross holes atau

metoda geofisik yang mencapai batuan dasar (base rock) atau sampai

suatu kedalaman paling tidak 1,5 kali nilai maksimum kedalaman fondasi.

Karakteristik dinamik dari material tanah untuk setiap lapisan mungkin

termasuk:

a. Tipe dari material;

b. Ketebalan lapisan;

c. Kecepatan gelombang potogn (shear wave dengan strain atau

peregangan rendah);

d. Kerapatan;

e. Rasio Poisson;

f. Peredaman dari material atau material damping (strain rendah);

g. Kurva karakteristik material g–γ (shear modulus–strain) dan d–γ

(damping ratio–strain).

Page 67: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

63

Kurva g–γ dan d–γ adalah diperlukan untuk kondisis tanah lunak dan untuk

reaktor risets kategori bahaya 1 dan 2. kurva karakteristik tanah dapat

ditentukan dengan uji laboratory atau dengan kurva generik yang tersedia

dalam literatur teknis [26]. Untuk reaktor risets kategori bahaya 3, kurva

standard dari literatur teknis dapat dipakai untuk identifikasi kondisi tanah.

Secara parallel dengan investigasi fodasi dan penggunaan dari data

geologi atau geoteknis yang tersedia, studi dapat dilakukan pada lokasi

untuk menilai bahaya yang mungkin dimana dapat memberikan hasil pada

deformasi tanah yang permanen (termasuk keruntuhan permukaan,

liquefaction, collapse, ketidakstabilan lereng). Jika investigasi tersebut

mengindikasikan konsekuensi potensial dari bahaya seperti itu, studi lebih

lanjut dapat diperlukan atau lokasi harus ditolak.

5.2.7. Geographi Seismologi

Seharusnya dikembangkan suatu pemahaman mengenai keadaan tektonik

regional sebagai dasar untuk penyaringan lokasi (pada kasus dari fault

ruptures – pergerakan lempengan bumi) dan untuk evaluasi lokasi terinci.

Tektonik dan data seismologi seharusnya dikorelasikan dengan database

geologi, pada tingkat regional dan daerah lokasi, untuk tujuan memperoleh

suatu pemahaman lengkap dari sumber mekanisme potensial.

Suatu katalog seismologi harus diungkap untuk daerah tersebut. Ditambah

informasi tambahan seharusnya be gared pada fault lokal (yang ada di

lokasi dan sekitarnya) untuk diuji silang (cross checked) dengan observasi

palaeoseismology (mungkin: studi seismik yang berdasarkan umur batuan).

bukti ini terutama penting pada kontraksi (contractional - reverse faulting) di

daerah tersebut, yang biasanya tidak terdapat peristiwa latar (background

event) antara terjadainya gempa bumi kuat serta clustered activity dikenali

sebagai fenomena yang sering terjadi di bagian dalam lempengan yang ada

didaerah tersebut. Oleh sebab itu pendekatan palaeoseismology (sering

Page 68: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

64

dipergunakan di daerah perbatasan lempeng bumi) menjadi sangat penting

untuk melakukan evaluasi seismik di daerah bagian dalam lempeng bumi.

Bila terdapat kesulitan dalam medapakan karakteristik dari aktivitas fault

lokal, maka harus dipasang suatu jaringan gempa mikro (micro-earthquake)

dan dioperasikan selama beberapa tahun.

5.2.8. Meteorologi

Survei meteorologi mencakup evaluasi dari:

a. Angin kecepatan dan arah angin yang dominan;

b. Angin kencang (tornado, hurricanes, taifun, cyclones, dll.);

c. Curah hujan Normal dan ekstrim (salju, hujan, es);

d. Tekanan udara barometrik;

e. Penguapan;

f. Dispersi atmosfer;

g. Suhu (normal dan ekstrim);

h. Banjir (storm surge) diinduksi oleh angin yang ekstrim;

i. Petir.

Curah hujan lokal dalam bentuk hujan, salju atau es dapat memilki dampak

langsung pada desain dari struktur yang terkait dengan keselamatan,

terutama atap, kable luar dan menara. Data berikut ini biasanya

dikumpulkan atau diekstrapolasi:

Page 69: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

65

• Data curah hujan maksimum dalam/pada 6 dan 24 hour periods;

• Proyeksi dari besarnya curah hujan untuk periode 50, 100 dan 1000

tahun sebelumnya.

Detail lebih lanjut mengenai peristiwas yang disebabkan atau diinduksi

akibat meteorologi diuraikan pada Acuan [22].

5.2.9. Hidrologi

Hidrologi permukaan tanah adalah relevan untuk keselamatan karena hal itu

mungkin merepresentasikan jalan bagi dispersi material radioaktif dan juga

suatu mungkin menjadi sumber banjir. Hal itu juga mungkin mempengaruhi

kemampuan penopangan fondasi bangunan. Survei hidrologi meliputi:

a. Hidrologi permukaan:

• Lokasi dari/pada sungai dan danau, elevasi, volume, laju alir dan

rasio drainase;

• Lokasi relatif dari reaktor riset dalam kaitannya dengan permukaan

air;

• Lokasis dari bendungan beserta kapasitas dan drainase yang

mungkin saat terjadinya bobolnya atau kegagalan bendungan;

• Sejarah terjadinya banjir;

• Lingkungan kelautan.

b. Hidrologi air tanah:

Page 70: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

66

• Evaluasi dari ketinggian air, aliran bawah tanah dan arah aliran;

• Lokasi dari sistem aquifer;

• Evaluasi dari permeabiliti tanah.

Rincian lebih lanjut tentang hidrologi permukaan dan peristiwa yang

diinduksi diuraikan pada Acuan [22].

Untuk sungai yang dapat menjadi sumber potensial dari banjir di lokasi,

potensi banjir dapat be dikarakterisasi dengan mengumpulkan informasi

berikut:

1. Lokasi dan elevasi dari sungai terdekat terhadap lokasi;

2. Catatan sejarah dari data stream air sungai (discharge atau

pengosongan maksimum tahunan tertinggi) dengan catatan lokasi;

3. Tingkat banjir maksimum yang dapat menjadi suatu kombinasi dari

kondisis meteorologi dan hydrologi yang paling kritis;

4. Karakterisasi dari sifat-sifat geometrik dan hydraulik dari kanal yang

terletak dekat terhadap lokasi. Sifat-sifat geometrik dari kanal termasuk

koefisien kekasaran Manning’s (Manning’s roughness) dan tabel

elevasi terlebar (top width elevation table) dari tampang lintang kanal

dan kemiringan kanal (stream bed slope);

5. Keberadaan dari jembatan atau hambatan pada aliran sungai yang

dapat menyebabkan banjir yang diakibatkan es atau penyumbatan

sampah.

Page 71: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

67

Bila tidak tersedia catatan discharge puncak dari sungai adalah, maka

informasi berikut dapat be gared:

a. Karakteristik dari watershed basins (cekungan);

b. Properties dari drainase basins, termasuk peta topografi dari cekungan

dan peta situasi.

5.2.10. Radioaktivitas Lingkungan

Tujuan dari penetapan garis dasar (baseline) lingkungan radioaktivitas

adalah untuk memperbolehkan perbandingan dengan survei radioaktivitas

lingkungan lokasi dimasa datang. Survei dapat dikembangkan berdasarkan

pada cuplikan udara, air, tanah dan biologi.

Daerah yang disurvei dapat lokasi fasilitas setempat untuk kategori bahaya

3 dan dalam radius 20 km dari fasilitas untuk kategori bahaya 2. Untuk

kategori bahaya 1 disarankan daerah dalam radius 50 km dari

lokasi,.Apabila daerah penduduk dengan kepadatan tinggi ada disekat

fasilitas maka survei juga mencakup daerah yang mungkin dipengaruhi oleh

pelepasan radioakatif dari fasilitas.

6. EVALUASI BAHAYA EKSTERNAL

6.1. PENYARINGAN BAHAYA UNTUK PERISTIWA EKSTERNAL

Penyaringan awal peristiwa untuk dipertimbangan dalam desain suatu reaktor

riset dapat dilakukan berdasarkan dari suatu pengelompokan bahaya secara

terinci. Untuk fasilitas dengan kategori terendah (kategori bahaya 3)

Page 72: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

68

beberapa senario yang ekstrim (pesawat udara jatuh, beban akibat ledakan,

tornado) dapat menjadi diabaikan.

proses penyaringan kemudian dapat mempertimbangkan potensi sebagai

konsekuensi yang disebabkan oleh peristiwa eksternal baik di luar lokasi dan

di lokasi. Tabel 8 menyajikan kemungkinan konsekuensi dari peristiwa

eksternal untuk dianalisa guna penyaringan.

Page 73: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

69

Tabel 8 Kemungkinan konsekuensi dari peristiwa eksternals pada reaktor

riset.

Page 74: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

70

Tabel 8. Kemungkinan konsekuensi dari peristiwa eksternals pada reaktor

riset.

6.2. DASAR DESAIN PERISTIWA EKSTERNAL

6.2.1. Gempa Bumi

Untuk fasilitas kategori bahaya 1 dan 2, jika data instrumen, maka lokasi

dari sumber dan zona seismogenic, hubungan atenuasi dan peta dari

bahaya dalam daerah tersebut dapat tersedia untuk daerah yang sekeliling

lokasi, tanggapan spectra yang spesifik thp desain lokasi (site-specific

design response spectra) (termasuk pengaruh lokasi) dapat dibangkitkan

Page 75: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

71

dengan menggunakan the envelope of response spectra (for 5% damping)

yang dihitung dari data tercatat (kemudian diekstrapolasi untuk periode

kembali yang dibutuhkan) atau dengan menggunakan peta bahaya yang

telah dikembangkan untuk tujuan ini dengan menggunakan data tersebut

(dengan mengaplikasikan suatu marjin keselamatan yang sesuai).

Disarankan untuk menggunakan Petunjuk Keselamatan IAEA (IAEA Safety

Guides) untuk tapak PTN [6, 9], terutama untuk mengevaluasi ketercukupan

dan kepercayaan data yang tersedia. Pendekatan ini adalah setara dengan

penerapan dari marjin keselamatan yang dibutuhkan untuk lokasi NPP.

Penyederhanaan yang sesuai dari pendekatan konservatif ini

memungkinkan suatu pengurangan keselamatan marjin, jika disetujui oleh

badan pengawas. sebagai contoh sesuai fasilitas peengelompokan bahaya

yang dibahas pada Bagian 2, melaui pengurangan periode kembali dari

acuan.

Apabila instrumen data tidak tersedia untuk daerah sekeliling fasilitas yang

ada, dasar desain gerakan bumi dapat dievaluasi secara conservativ

berdasarkan intensitas maksimum yang telah lalu pada daerah yang lebih

luas daripada daerah yang ditinjau. Untuk evaluasi ini, prosedur berikut

memungkinkan diterapkan untuk fasilitas kategori bahaya 1 dan 2, bila

daerah sekeliling lokasi menunjukkan suatu keseragaman seismotectonic

point yang masuk akal:

a. Pertimbangkan suatu zona acuan dalam radius paling tidak 100

kilometer dari lokasi. Radius yang lebih besar sampai 200 kilometer

dapat dipertimbangan bila terdapat kekurangan data dan terdapat

aktivitas seismik yang rendah.

b. Gunakan publikasi dan katalog yang tersedia untuk menetapkan

maksimum intensitas yang diamati di daerah tersebut dan terapkan

pada lokasi. Informasi seharusnya mencakup data tercatat sebanyak

mungkin dengan minimum 100 tahun [8].

Page 76: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

72

Pada kasus intraplate region, suatu model untuk perambatan seismik

(diffuse seismicity) seharusnya dikembangkan sebagai pelengkap

ekstrapolasi dari historical strong motion data. Direkomendasikan metoda

yang dibahas pada Acuan [9]. fasilitas Kategori bahaya 3 dapat dinilai

dengan menggunakan kode seismik nasional yang dikonfirmasi oleh bukti

lokal.

Dapat ditetapkan suatu nilai minimum 12 dari design free-field acceleration for

firm bearing strata. Penentuan nilai tersebut harus kompatibel dengan

ketentuan seismik dari kode nasional untuk desain bangunan yang saat ini

diadopsi oleh beberapa negara. Bagaimanapun juga, intermediate

percepatan desain dapat ditetapkan pada basis dari analisai data yang

terinci.

6.2.2. Potensial Terjadinya Seismic Liquefaction

Investigasi geoteknik bermaksud untuk menilai konsekuensi dari suatu

potensial seismic liquefaction dan kehilangan kekuatan tanah termasuk

estimasi dari differential settlement, pergerakan lateral atau pengurangan

pada kapasitas tanah dalam menopang foundasi dan dapat membahas

langkah mitigasi. Langkah atau tindakan tersebut dapat dipertimbangkan

dalam desain dari struktur dan dapat mencakup (tetapi tidak membatasi)

stabilitas tanah, seleksi dari tipe dan kedalaman fondasi yang sesuai,

seleksi dari sistem struktur sesuai yang untuk mengantisipasi pergeseran

atau kombinasi dari ketiganya.

Potensi terjadinya liquefaction dan kehilangan kekuatan tanah dapat

dievaluasi untuk PGA dari lokasi, kekuatannya atau magnitudnya, dan

karakteristik sumber yang konsisten dengan desain gerakan bumi akibat

gempa bumi. Penentuan dari PGA diperbolehkan dengan basis dari suatu

studi lokasi-spesifik dengan menyertakan pengaruh amplifikasi tanah, atau

12 Hal ini nilai adalah biasanya diset pada 0.1g

Page 77: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

73

bila tidak ada studi tersebut, PGA dapat diasumsikan untuk menjadi setara

to SDS/2.5 dimana SDS adalah puncak percepatan spektral (spectral peak

acceleration). Prosedur untuk evaluasi bahaya liquefaction adalah yang

ditetapkan pada Acuan [5, 25]. Jika investigasi tersebut mengindikasikan

bahaya liquefaction yang tinggi, studi lebih lanjut diperlukan atau lokasi

tersebut ditolak.

6.2.3. Curah Hujan yang Ekstrim (Salju, Hujan Air, Es)

Untuk reaktor riset yang termasuk kategori bahaya 1 dan 2, nilai desain

untuk curah hujan dapat berdasarkan pada probabilitas dari exceedance

yang kompatible dengan sasaran pencapaian yang dikenakan pada struktur,

sistem dan komponen. Pilihan lain adalah bahwa faktor skala (scaling

factor) dapat diterapkan untuk menentukan nilai dari kode bangunan untuk

meyertakan perbedaan periode kembali dari beban yang setara. Apabila

tidak tersedia data, besarnya beban dapat diambil dari kode bangunan

nasional untuk fasilitas berbahaya (National Building Code For Hazardous

Facilities) yang dikalikan dengan suatu faktor 2 untuk struktur, sistem dan

komponen kelas keselamatan 1, dan dengan 1,5 untuk kelas keselamatan

2. Untuk reaktor risets beserta struktur, sistem dan komponen dari kategori

bahaya 3, kode bangunan nasional untuk fasilitas berbahaya dapat

diterapkan secara langsung.

6.2.4. Angin yang Berkekuatan Ekstrim

Nilai untuk kecepatan angin ekstrim, normal (agak sering) dan sering terjadi

dapat ditentukan dari data monitor lokasi atau kecepatan angin standard

yang diiperoleh dari kode bangunan nasional. Data dari monitor biasanya

mencakup paling tidak untuk 10 tahun yang berurutan dari rekaman tahunan

kecepatan angin ekstrim. tipe dari kecepatan angin yang terekan sepanjang

Page 78: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

74

waktu harus dispesifikasikan (yaitu rerata, setiap 10 min dll.) sedemikian

sehingga suatu faktor gust yang layak dapat didefiniskan untuk konversi

kecepatan angin ke besar beban akibat tekanan angin. Anemometer yang

ditempatkan pada daerah permukaan yang rata dan terbukan, dapat dipakai

untuk merekam kecepatan angin. Ketinggian dari tempat perekaman

kecepatan adalah sekitar 10 m di atas permukaan tanah. Jika dua kondisi

tidak terpenuhi, maka perekanab kecepatan angin dapat dikoreksi

mempergunakan metoda konversi batas lapisan angin (boundary layer

conversion methode). Apabila data dari di station lokal/setempat yang

kurang dari 10 tahun perekaman, maka tetap dapat dipergunakan bila

tersedia data dari setasium lain yang memiliki topografi dan karakteristik

angin yang sama (data dari station yang dekat tetapi terpisah oleh gunung

tidak dapat dipergunakan). Bagaimanapun juga nilai ekstrim tidak mungkin

lebih rendah daripada nilai yang diberikan memberikan oleh kode

bangunan nasional. Untuk reaktor riset kategori bahaya 1 dan 2, desain

basis angin dapat dievaluasi berdasarkan probabilitas yang dipilih dari

exceedance untuk bahaya peristiwa eksternal sesuai sasaran pencapaian

yang dikenakan kelas keselamatan 1 dan 2 untuk struktur, sistem dan

komponen. Untuk investigasi dan analisa yang lebih canggih, petunjuk lebih

lanjut diberikan dalam Acuan [22]. Untuk fasilitas kategori bahaya 3, desain

basis angin dapat diambil dari Kode Bangunan Nasional untuk fasilitas

berbahaya. Kode Nasional Pembangunan biasanya memberikan desain

basis angin kecepatan dan kurva agihan tekanan, termasuk variasi dari

ketinggian diatas tanah dan nilai relatif terhadapt geometri bangunan.

Assumption tersebut dapat diterapkan untuk desain reaktor riset bila

dilakukan evaluasi topografi lokasi-spesifik. Jika pengaruh lokasi adalah

diharapkan berarti/memiliki arti, suatu sistem monitor adalah biasanya

dipasang dan dioperatsi untuk dibandingkan dengan data regional.

6.2.5. Banjir

Reaktor riset umumnya tidak membutuhkan air pendingin dalam jumlah

besar. Oleh sebab itu, tidak penting untuk menentukan lokasi berdekatan

Page 79: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

75

dengan tempat persediaan air seperti laut, danau atau suatu sungai.

Bahkan sering dimungkinkan untuk memilih ‘lokasi yang kering’, yaitu lokasi

yang terletak jauh diatas tingkat banjir sepanjang waktu, baik daerah

pinggir sungai atau pantai. Jika hal itu tidak mungkin untuk memilih lokasi

kering, semua komponen terkait dengan keselamatan harus dikonstruksi

pada ketinggian yang bebas dari banjir. Karena konsekuensi khusus yang

terhadap kritikalitas nuklir dan konsekuensi lain terhadap peralatan elektrik,

dan air yang tidak diinginkan di fasilitas nuklir seharusnya dikecualikan.

6.2.5.1. Lokasi Sungai

Perbatasan dari daerah yang diinvestigasi untuk bahaya banjir dari

sungai tergantung terutama pada apakah sungai dapat menyebabkan

banjir yang cukup besar, pada konsisi ekstrim, memiliki sumbangan

terhadap banjir di lokasi. Investigasi regional harus dilakukan untuk

sungai yang terletak relativ dekat dengan lokasi (secara umum, sungai

dengan perbatasan banjir yang lebih dekat dari beberapa kilometre

dari lokasi).

Untuk lokasi yang terletak dekat sungai, acuan banjir dapat be

dievaluasi dengan dua cara:

a. Dengan menggunakan persamaan empiris yang telah

dikembangkan untuk berbagai tempat di dunia, memberikan

kaitan antara parameters drainase basin dan karakteristik

potensial banjir;

b. Dengan menggunakan kurva bahaya yang diekstrapolasi,

berdasarkan pada rangkaian dari maksimum alir tahunan, yang

dapat dipakai untuk evaluasi banjir acuan; kurva bahaya tersebut

dapat diperoleh dari yang ketersediaan data, dengan

Page 80: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

76

menyertakan componen secara acak, trend dan jump. Jika

dipergunakan secara tepat, metoda memungkinkan evaluasi yang

masuk akal dari suatu banjir acuan

Hasil-hasil yang dievaluasi untuk reaktor riset kategori bahaya 1 dan 2

seharusnya tidak kurang dari rekaman kejadian manapun. Berdasar

pada aliran banjir acuan, suatu tingkat acuan dapat diperoleh dengan

formula hydraulik yang sesuai dengan mempertimbangkan rerata slope

sungai, tampang-lintang kanal dan faktor gesekan. Karena

pertimbangan harus diberikan untuk kemungkinan terjadinya

kerusakan kanal sungai yang berdekatan dengan lokasi karena hal itu

dapat menyebabkan penurunan permukaan di lokasi. Pengaruh dari

kegagalan suatu bendungan yang terletak lebih tinggi dari lokasi

fasilitas dapat dievaluasi dengan mengasumsikan kegagalan yang

biasa untuk semua bendungan pada jalur yang sama.

6.2.5.2. Lokasi Pantai

Untuk lokasi yang terletak didaerah pantai, proteksi terbaik adalah

dengan memilih ‘daerah kering’ (dry site). Untuk menetapkan tingkat

acuan untuk lokasi seperti itu, mula-mula harus dievaluasi potensi

terjadinya banjir di daerah pantai. Jika daerah dari lokasi tersebut

dipengaruhi oleh badai tropis (typhoon, hurricane, cyclone) atau jika

ada catatan dari tsunamis dimasa lalu, data dari kecadian fenomena

tersebut harus dikumpulkan. Analisa dari data yang tersedia dapat

memberikan suatu indikasi yang bagus terhadap tingkat banjir

maksimum di lokasi dan, dengan marjin yang cukup, bila diberikan

ketinggian minimum untuk lokasi kering tersebut. Tuntunan lebih lanjut

untuk suatu metoda yang lebih canggih diberikan pada Acuan [21].

Jika banjir di lokasi tidak bisa dihindari, desain dari beban akibat air

yang diusulkan dalam Kode Bangunan Nasional mungkin dapat dipakai

untuk tujuan desain. Bila tidak tersedia kode seperti itu, mungkin

Page 81: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

77

dipakai model analitis yang terdiri dari beban hidrostatik dan

hidrodinamik pada struktur, sistem dan komponen yang terkait pada

keselamatan.

6.2.6. Angin Putar

Angin tornado, hurricane, taifun dan cyclone adalah angin berputar yang

memilki daya rusak tinggi dan dapat mecapai kecepatan beberapa ratus

kilometer per jam.

Lokasi dengan probabilitas angin putar yang tinggi adalah tempat dimana

kecepatan angin putar melebihi kecepatan angin biasa (straight wind)

dengan probabilitas exceedance 10–4/tahun. lokasis dengan probabilitas

angin putar Moderate adalah lokasi dimana kecepatan angin putar melebihi

angin biasa dengan probabilitas exceedance 10–5/tahun. Lokasi probabilitas

angin putar rendah adalah dimana kecepatan angin putar melebihi angin

biasa dengan probabilitas exceedance10–6/tahun. Angin putar dapat

diperkecualikan dari basis desain jika probabilitas exceedancenya adalah

kurang dari probabilitas dari exceedance untuk peristiwa eksternal yang

dipilih. Tornado tidak harus dipertimbangan untuk lokasi reaktor riset

kategori bahaya 3 kecuali meraka termasuk dalam kode kebutuhan

bangunan nasional. Untuk lokasi reaktor riset kategori bahaya 1 dan 2

dengan ketiadaan lokasi spesifik, dilakukan analisa probabilitas terkini untuk

suatu tornado. Data berikut ini dapat dikumpulkan untuk serangan angin

putar untuk daerah 300 kilometre dari lokasi:

• Jejak putaran (latitude dan longitude);

• Intensitas;

• Panjang dan lebar.

Page 82: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

78

Pertimbangan khusus harus diberikan untuk evaluasi dari:

• Turun tekanan yang tiba-tiba yang menyertai dari pusat dari suatu

tornado;

• Impak dari angin yang disebabkan oleh peluru kendali pada struktur

dan peralatan fasilitas.

6.2.7. Peluru Kendali (Misil)

Bila peluru kendali atau misil sangat mungkin mempengaruhi lokasi, ada

dua jenis peluru kendali yang harus dipertimbangan dalam desain,

penetrating dan impacting. Penetrating misil kecepatan relativ tinggi,

bersifat rigid dan memiliki daerah impak kecil. Penetrating misil biasanya

berbentuk silinder berdiameter 10 cm dengan berat 30 kg, melesat dengan

kecepatan 0,6 kali kecepatan angin maksimum. impak misil biasanya

memiliki masa yang relatif besar, berkecepatan rendah dan daerah impak

yang luas. Suatu impak misil biasanya berbobot 1800 kg dan berkecepatan

0.2 times kecepatan angin maksimum [27].

6.2.8. Kecelakaana Ledakan Kimia

Lokasi reaktor seharusnya berada pada suatu daerah dimana pengaruh

dari ledakan tidak berarti. Suatu studi lengkap harus dibuat untuk

mengetahui aktivitas industri sekelilingnya beserta semua jenis transportasi

dan jalur pipa untuk mengindentifikasi kemungkinan ledakan, posisi geografi,

kuantitas, frekuensi terjadinya, penyimpanan atau kondisi transport (guna

proteksi dari kemungkinan ledakan) untuk pertimbangan apakah potensi

dari material mudah meledak harus ikut diperhitungkan atau tidak dalam

desain bangunan. Apabila pendekatan berikut memberikan marjin

keselamatan yang berarti, efek focalization dapat diabaikan.

Untuk sumber ledakan yang stasioner atau berpindah-pindah (mobile), atau

untuk sumber awan berbahaya, jarak dari sumber ledakan dapat dievaluasi

Page 83: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

79

secara deterministik atau secara probabilitas menggunakan metoda yang

diberikan dalam/pada Acuan [20]. Jika hal tersebut tidak memungkinkan

untuk menempatkann fasilitas pada daerah dimana resiko tidak berarti

(kecil), fasilitas harus dilindungi sedemikian dari peristiwas tersebut.

Rancangan desain dapat mengikuti pendekatan dari suatu ledakan TNT

yang setara, terutama jika sumber relatif jauh dari fasilitas. Untuk tujuan ini,

dua koeffisien diterapkan pada masa mudah meledak material yang

teridentifikasi:

a. suatu kesetaraan rasio masa TNT diterapkan pada masa dari

produk yang mudah meledak (eksplosive) dan memberikan

memberikan kesetaraan dalam efek ledakannya

b. suatu koefisien untuk kondisi gas yang mendefinisikan rasio dari

total masa yang ada dalam tempat penyimpanan atau transport.

yang terlibat dalam ledakan, bergantung pada penyimpanan atau

transport kondisi. Jika suatu lebih rigorous estimasi. Apabila tidak

dilakukan estimasi yang lebih tepat , rasio tersebut ditentukan

setara 20% untuk hidrokarbon.

Sesuai dengan literatur khusus, untuk estimasi kesetaraan masa TNT dan

jarak dari fasilitas, suatu gelombang tekanan-lebih segitiga (overpressure

triangular wave) dapat dipostulasikan yang mencakup harga dan duration

dari tekan-lebih seketika. Apabila menerapkan turunan gelombang

tekanan (derived pressure wave) terhadap bangunan, adalah penting untuk

memperhitungkan efek pantulan pada dinding, bergantung pada arah relatif

dari dinding dan perambatan gelombang tekanan (koefisien ini biasanya

dapat mencapai faktor amplifisikasi antara 2 sampai 8, bergantung pada

kedekatan jarak antara sumber ledakan dan dinding, yang), dan efek

dinamik akibat waktu naik (rise time) dari gelombang ledakan relatif

terhadap periode response serta ductility dari struktur (koefisien ini juga

dapat mencapai nilai 2). Jika evaluasi risko ledakan signifikan dalam

gelombang tekanan, harus dilaksankan studi lebih lanjut atau lokasi ditolak.

Page 84: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

80

6.2.9. Kecelakaanal pesawat udara jatuh

Reaktor riset mungkin terletak pada daerah diman resiko dari jatuhnya

pesawat udara tidak terlalu berarti. Sesuai dengan prinsip dasar yang

diuraikan dalam Acuan [20], two direkomendasikan pendekatan:

1. Jarak aman dari lapangan udara dapat dievaluasi dengan formula

yang diberikan pada Acuan [20].

2. Suatu pendekatan probabilistik dapat dipakai. Probabilitas dari

jatuhnya pesawat udara dan mengenai bagian sensitif dari fasilitas

dikorelasikan dengan besarnya fasilitas

Untuk mendapatkan data fundamental untuk proteksi dari jatuhnya pesawat

memerlukan pengetahuan yang banyak dan luas (extensive) dari lalu-lintas

udara disekitar fasilitas. Studi dasar dapat dilakukan untuk menentukan

parameter berikut:

(i) Keberadaan dari lapangan udara di sekitar fasilitas;

(ii) Probabilitas dari impak dari setiap penerbangan diperoleh dari data

statistik untukseluruh negeri atau dalam daerah sekecil mungkin,

termasuk lokasi;

(iii) Banyaknya penerbangan per tahun;

(iv) Bobot dan karakteristik tumbukan untuk jenis pesawat yang

berbeda;

(v) Kecepatan pesawat saat tejadinya tumbukan.

Page 85: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

81

Dari semua parameter tersebut, untuk setiap kategori pesawat, dapat

diturunkan suatu probabilitas tumbukan pesawat per satuan permukaan dan

per tahun. Dari geometrinya, suatu daerah virtual dari fasilitas didefinisikan

sebagai rerata lebar normal bagian projesi silender (mean normal section of

cylindrical projection) dari fasilitas tersebut untuksudut tumbukan yang

berbeda. Terakhir, probabilitas dari pesawat udara jatuh pada fasilitas

dievaluasi sebagai produk dari probabilitas daripada tumbukan per unit

permukaan dan per tahun, dikalikan dengan permukaan virtual dari fasilitas.

kebutuhan untuk proteksi dari pesawat udara jatuh bergantung pada

probabilita dari jatuhnya pesawat untuk setiap kategori. Secara umum, jika

probabilitas ini adalah lebih tinggi daripada 10–5/tahun, desain fasilitas

seharusnya mempertimbangkan karakteristik tumbukan sesuai dengan

kategorinya.

6.2.10. Intrusi Kendaraan dan Ledakan

Di beberapa Negara Anggota ada suatu kebutuhan untuk mengevaluasi

ketercukupan desain dari struktur, sistem dan komponen pada kelas

keselamatan 1 sampai 3 dari fasilitas kategori bahaya 1 sampai 3. Hal ini

biasanya dilakukan dengan memasang hambatan fisis terhadap intrusi

(masuk dengan paksa) kendaraan, dan diberikan cukup jarak untuk

memastikan keselamatan. Acuan [28] memberikans contoh praktis

mengenai hal ini.

6.3. EVOLUSI BAHAYA DALAM JANGKA PANJANG

Cukup marjin dalam nilai desain dasar dapat dimasukan untuk

mengakomodaso evolusi atau perubahan perlahan dengan berjalannya waktu

dari data masukan, atau dengan memperhitungkan experience feedback.

Terdapat kesetimbangan antara biaya extra estimasi berlebihan dari

Page 86: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

82

parameter seperti itu pada fase desain dan biaya hipotetis untuk

penyesuaian dimasa datang terhadap reaktor riset.

Evolusi dari lalu-lintas udara harus diantisipasi, sama seperti evolusi dari

infrastruktur dengan memasang peralatan pembendung pada sungai yang

tidak dibendung atau kontruksi jalan raya di lembah, yang memerlukan

modifikasi dari

parameter banjir. Suatu antisipasi dari evo lusi aktivitas manusia seharusnya

juga diperhitungkan pada parameter desain.

7. DESAIN, KUALIFIKASI DAN EVALUASI-ULANG

7.1. UMUM

Desain dan proses evaluasi-ulang pada struktur, sistem dan komponen

reaktor risets dalam kaitan dgn peristiwa eksternal terdiri dari langkah-langkah

berikut:

a. Evaluasi dari desain dasar fasilitas dalam kaitannya dengan peristiwa

eksternal;

b. Evaluasi dari beban dan efek induksi lain akibat peristiwa eksternal pada

setiap struktur, sistem dan komponen;

c. Evaluasi dari beban dan efek lain pada operasi normal, kondisi normal

lingkungan (bersamaan dengan yang diberikan peristiwa eksternal),

antisipasi operational kejadian dan kondisi kecelakaan (jika ada,

bersamaan dengan peristiwa eksternal yang ditinjau);

Page 87: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

83

d. Seleksi dari desain yang dapat diterima atau pendekatan evaluasi-ulang

(pada setiap struktur, sistem dan komponen dan setiap peristiwa

eksternal), diantar yang berikut ini:

• Kualifikasi dengan cara analisa: menggunakan kode dasar stress

dan anlisa kekuatan (‘A’ dalam Tabel 9);

• Kualifikasi dengan pengujian (‘T’ dalam Tabel 9);

• Kualifikasi dengan pengalaman (‘E’ dalam Tabel 9);

• Kualifikasi dengan investigasi khusus bila A, T atau E tidak dapat

digunakan (‘S’ dalam Tabel 9), analisa khusus (diluar standard

konvensional dengan dipakai based stress/strength analyses)

dan/atau pengujian khusus (diluar uji prosedur konvensional yang

dipakai used).

e. Seleksi dari kode yang dapat diterima (standard) untuk desain tujuan

dan evaluasi-ulang (untuk setiap struktur, sistem dan komponen dan

setiap peristiwa eksternal);

f. Development dari desain dan evaluasi-ulang (untuk setiap butir dan

setiap peristiwa eksternal), yang berarti:

• Seleksi dari desain yang sesuai dan methodologi evaluasi-ulang

seperti dibahas dalam Bagian 7.4;

• Identifikasi dari kombinasi beban untuk dipertimbangan seperti

yang dibahas pada Bagian 7.5;

• Kualifikasi dengan analisa seperti yang dibahas pada Bagian 7.6,

terdiri dari langkah-langkah berikut:

o Kebutuhan determination untuk suatu butir yang berkualitas

dan untuk beban kombinasi dispesifikasikan,

o Penentuan kapasitas untuk suatu butir yang berkualitas,

Page 88: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

84

o Perbandingan dari kebutuhan terhadap kapasitas;

• Kualifikasi dengan pengujian, seperti yang dibahas pada Bagian

7.7;

• Kualifikasi dengan pengalaman, seperti yang dibahas pada Bagian

7.8.

7.2. SELEKSI DARI DESAIN YANG DAPAT DITERIMA DAN

PENDEKATAN EVALUASI-ULANG

Tabel 9 merangkum metoda umum, Sseperti yang didefiniskan pada

Bagian 7.1, untuk seleksi dari desain yang dapat diterima dan pendekatan

evaluasi-ulang untuk struktur dan peralatan pada reaktor riset dan fasilitas

yang setara dalam kaitan terhadap eksternal peristiwas.

Tabel 9. Rangkuman desain yang dapat diterima dan pendekatan evaluasi-

ulang untuk struktur, sistem dan komponen pada reaktor riset dan fasilitas

setara dalam kaitan dengan peristiwa eksternal.

Page 89: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

85

7.3. SELEKSI DARI KODE (STANDARD) YANG DAPAT DITERIMA

Sesuai prosedur yang diacu untuk evaluasi bahaya, dan sesuai dengan

persetujuan dengan klasifikasi desain, kode (standards) to be diterapkan

untuk desain dan evaluasi-ulang dapat dipilih dalam/pada sesuai dengan

Page 90: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

86

Tabel 6 dan 10. Harus dicatat bahwa rekomendasi pada Tabel 10 seharusnya

dikaji terhadap nilai pada Tabel 6.

7.4. SELEKSI DARI/PADA AN SESUAI DESAIN DAN

EVALUASI-ULANG METODA

Seleksi dari desain yang sesuai dan metoda evaluasi-ulang dapat

berdasarkan pada suatu pengertian yang jelas dari fungsi keselamatan yang

dikenakan pada setiap struktur, sistem dan komponen, modus potensi

kegagalannya dan kriteria penerimaan yang relevan (misal integritas,

stabilitas, operabilitas). Peralatan dan komponen keselamatan fungsi aktive

yang dibutuhkan seharusnya didesain untuk memastikan operabilitasnya

selama masa dan setelah suatu peristiwa eksternal. desain marjin untuk

struktur, sistem dan komponen yang menjadi subyek peristiwa eksternal

adalah biasanya paling tidak sama dengan desain marjin yang diadopsi

dalam desain praktis terkait untuk peristiwa ekstrim, seperti dispesifikasikan

dengan kode atau standard yang bersangkutan (lihat Tabel 10).

Metoda deterministik biasanya digunakan untuk desain dan evaluasi-ulang.

Dalam desain faktor beban (limit state desain), batas tingkat-laku dan marjin

desain didefiniskan dengan variable faktor beban dengan batas pengesetan

pada stress, strain atau deformasi. Hal ini berkebalikan dengan desain

working stress (allowable stress desain) dimana batas variable tingkat-laku

dan marjin desain diterapkan pada stress, strain atau deformasi untuk beban

tertentu. Kenaikan stress, strain atau deformasi yang diperbolehkan memiliki

pengaruh sama seperti pengurangan faktor beban dan marjin desain pada

linear sistem.

Pilihan dari prosedur desain dapat dikaitkan dengan beberapa tambahan

konservatisme. Prosedur mengenai hal ini tersedia pada Acuan [5]. Untuk

evaluasi-ulang, dapat dipakai model yang lebih realistis dan kurang

konservatif untuk kekeuatan material dan stiffness karakteristik, nilai damping,

Page 91: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

87

faktor penyerapan inelastic enerji dan struktur. Program ‘easy fix ‘mungkin

juga diimplementasikan untuk upgrading fasilitas yang telah ada dengan

maksud meminimalkan nilai investasi dengan peningkatan pada marjin

keselamatan secara maksimum. Level konservatisme yang cukup

membutuhkan to be guaranteed untuk sederhana desain dan evaluasi-ulang

metoda. desainer biasanya diminta untuk medemonstrasikan konservatisme

semacam itu.

Kebanyakan dari prosedur teknis yang tersedia untuk kualifikasi seismik pada

struktur, sistem dan komponen. Contoh dari prosedur kualifikasi dalam kaitan

pada peristiwa eksternal lain dapat diambil dari kommunitas PTN. Koeffisien

yang cocok dapat diterapkan pada hasil untuk mengompensasi level dari

conservatism yang terkait dengan perhitungan metoda manapun. Validasi

yang cukup dari koeffisient seperti itu seharusnya diberikan.

Tabel 10. Seleksi kode yang dapat diterima (standard) berdasarkan klasifikasi

desain dari struktur, sistem dan komponen.

Page 92: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

88

7.5. BEBAN KOMBINASI DAN FAKTOR BEBAN

7.5.1. Pertimbangan Umum

Kombinasi beban untuk peristiwa eksternal dan faktor beban yang terkait

dapat diambil dari standards dan kode yang sesuai(lihat Tabel 10).

Fasilitas proses dan beban ambang biasanya dikelompokan sebagai

berikut:

o L1: beban yang disebabkan oleh operasi normal dan/atau kondisi

ambang normal;

o L2: tambahan beban yang disebabkan oleh antisipasi operasi dan/atau

antisipasi kondisi ambang;

o L3: tambahan beban yang disebabkan oleh kondisi kecelakaan;

Beban L2 dan L3 biasanya dimasukan dalam kombinasi beban untuk

peristiwa eksternal apabila bersamaan dengan peristiwa eksternal tersebut,

yaitu apabila disebabkan oleh peristiwa eksternal atau bila memiliki suatu

probabilitas tinggi untuk bersamaan dengan peristiwa eksternal khusus.

mereka dapat diidentifikasi berdasarkan pertimbanganprobabilitas. untuk

peristiwa eksternal yang paling mungkin, beban L2 dan L3 adalah tidak

biasa terjadi.

Pada umumnya, beban kombinasi dapat mengikuti praktek yang

diusulkan dalam kode standard bangunan. Hanya seismik dan beban

tumbukan mendapat perlakuan yang berbeda, seperti diterangkan pada

bagianberikut ini.

Page 93: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

89

7.5.2. Gempa Bumi

Tabel 11 menunjukkan beban kombinasi seismik dan beban faktor tipikal

yang mungkin digunakan untuk desain struktur, sistem dan komponen kelas

1 dan 2 .

7.5.3. Pesawat Udara Jatuh

Evaluasi dari pengaruh pesawat udara jatuh secara umum dapat termasuk:

a. Pembengkokan dan efek shear pada struktur yang terkena (‘overall

missile effects’);

b. induksi vibration pada secara struktur dan peralatan terkait

keselamatan (‘global effects’), khususnya bila peralatan terkait

keselamatan terletak dekat dengan perimeter eksternal dari

struktur;

c. Efek lokal termasuk penetrasi, perforasi, scabbing dan

spalling,akibat misil primer dan sekunder (‘local effects' );

d. Efek dari kebakaran bahan bakar dan kemungkinana ledakan pada

komponen struktur , dan juga peralatan keselamatan yang timbas

(sistem ventilasi, bukaan pada pengungkung, bafel udara).

Page 94: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

90

Tabel 11. Kombinasi beban dan beban faktor tipikal untuk digunakan pada

struktur, sistem dan komponen.

Pada umumnya, rektor riset memperlihatkan suatu distribusi resistansi

terhadap tubrukan (crash), karena dibangun mengunakan struktur rangka

dari logam dan beton. Hanya dinding beton tanpa sambungan pada batas

eksternal dari bangunan dapat memberikan beberapa derajat dari proteksi.

Oleh sebab itu analisa dapat mempertimbangkan yang suatu

tumbukan dimanapun pada bangunan (dinding peripheral dan atap) dan

Page 95: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

91

yang suatu obyek penyebab tumbukan dapat bergerak kearah manapun di

dalam banguan. Secara prinsip, semua elemen struktur diuji menghadapi

mekanisme yang dibahas dimuka. Lebih lanjut, definisi dari obyek

penumbuk biasanya sangat sulit dan dapat mempertimbangkan jenis dari

pesawat udara, helicopters, missiles, dan lain sebagainya.

Untuk analisis global secara lokal dan, kombinasi beban untuk

stress/strain lokal analisis adalah (biasanya ‘di atas dari desain kombinasi

dasar):

1,0 beban normal (dead + live) + 1,0 beban pesawat udara jatuh

Pesawat udara atau bahan bakar peluru kendali dapat masuk ke

dalam fasilitas dan pengaruhnya dapat secara khususnya dianalisa, dengan

menerapkan kriteria untuk ledakan dan api.

7.6. KUALIFIKASI DENGAN CARA ANALISA

7.6.1. Evaluasi Dari Kebutuhan Peristiwa Eksternal Untuk Struktur,

Sistem Dan Komponen Untuk Kombinasi Beban yang

Dispesifikasi

Adalah praktek rekayasa biasa untuk menentukan kebutuhan akan struktur,

sistem atau komponen yang dianalisa dan untuk dispesifikasi kombinasi

beban berdasakan pada asumsi yang struktur, sistem atau komponen

ertingkah-laku secara linear elastis. Pada kasus semacam itu prinsip dari

superposisi dapat diterapkan. bila plastic behaviours adalah berarti, ductility

(yaitu the ability to strain beyond the elastic limit) model masih mengijinka

untuk menggunakan pemodelan linear, dengan diberikan faktor koreksi

Page 96: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

92

yang cukup (biasanya faktor penyerapan enerji tak elastis). Dalam kasus

yang lain, seperti analisa dari tanggapan struktur yang memiliki beban

tumbukan tinggi, analisa plastik non-linear biasa digunakan. Acuan umum

diberikan dalam Acuan [5].

7.6.2. Penentuan Kapasitas untuk Struktur, Sistem dan

Komponen Berkualitas

Untuk tujuan desain, kapasitas penentuan dari sistem analisa struktur, dan

komponen is berdasakan pada batas (stress dan kekuatan untuk materials

dan yang lain yang sesuai characteristics) seperti yang diberikan pada

standards dan kode yang dipilih (Tabel 10) relatif terhadap seluruh potensi

kegagalan modus penting untuk butir yang dianalisa. batasan tersebut sama

dengan standards dan kode yang diadopsi oleh dan oleh terkait rekayasa

praktis untuk beban kombinasi yang ekstrim.

Bila fungsi keselamatan dikaitkan dengan kegagalan secara struktur, Acuan

tingkah-laku batas dalam bentuk faktor seperti stress dan strain

membutuhkan untuk didefinisikan untuk the evaluasi dari kegagalan untuk

struktur, sistem dan komponen. Desain batas stress yang diperlukan oleh

kode desain untuk fasilitas dengan resiko konventional untuk beban normal

seperti beban mati, beban hidup, tekanan operasi, dll., bervariasi antara

satu setengah dan dua pertiga dari stress dari material dengan median PF

yang dihasilkan sbebsar kurang lebih 10–4/tahun, terkait desain beban.

Beban taktetap atau ekstrim, yang biasanya memiliki probabilitas dari

exceedance antara 10–1/tahun sampai 10–2/tahun, memiliki kenaikan stress

yang diijinkan antara 20% sampai 33% dan probabilities konditional dari

kegagalan antara 2 × 10–4/tahun sampai 10–3/tahun.

Untuk struktur, batas level tingkah-laku berkisar kira-kira 1.2 kali, dan

memebrikan PF dari 5 × 10–3/tahun sampai 10–2/tahun, dengan asumsi

stresses dikomputasi secara elastik. Untuk komponen mekanik, level stress

Page 97: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

93

yang lebih tingi biasanya diperbolehkan sampai dua kali atau 70% dari

stress terbesar. Bagaimanapun juga, terdapat beberapa konservatisme

dalam analisa semacam itu sehingga probabilitas kegagalan berjangkau

antara 10–2/tahun sampai 5 x 10-2/tahun dengan kerapuhan diekspresikan

sebagai kapasitas median.

Untuk tujuan evaluasi ulang, penentuan kapasitas dari dianalisa struktur,

sistem atau komponen mungkin berdasakan pada 95% exceedance dari

batas kekuatan material aktual. Bila data pengujian semacam itu tidak

tersedia, batas dari standards dan kode yang dipilih (Tabel 10) digunakan

apabila diverifikasi secara tepat oleh investigasi di tempat (in situ). Rincian

tambahan untuk kasus seismik diberikan dalam Acuan [8].

7.6.3. Perbandingan Kebutuhan dengan Kapasitas

Kriteria penerimaan umum untuk perbandingan kebutuhan dengan

kapasitas dapat ditulis sebagai berikut:

( ) C D D D D EEACANOCNOC ≤+++ (4)

dimana

o DNOC adalah kebutuhan pada struktur, sistem atau komponen dalam

operasi normal dan kondisi normal lingkungan (bersamaan dengan

peristiwa eksternal yang ditinjau);

o DANOC adalah kebutuhan pada struktur, sistem atau komponen yang

disebabkan oleh antisipasi operasi kejadian (bila ada, bersamaan

dengan peristiwa eksternal yang ditinjau);

Page 98: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

94

o DAC adalah kebutuhan pada the struktur, sistem atau komponen yang

disebabkan oleh kondisi kecelakaan (bila ada, bersamaan dengan

peristiwa eksternal yang ditinjau);

o DEE adalah kebutuhan pada struktur, sistem atau komponen yang

secara khusus disebabkan oleh peristiwa eksternal (atau yang

disebabkan oleh efek dari kombinasi beberapa peristiwa eksternal

yang dihasilkan oleh penyebab persitiwa yang sama);

o C adalah kapasitas dari struktur, sistem atau komponen.

Untuk gempa bumi, asumsi yang the struktur, sistem atau komponen

bersifat linear elastik, kriteria penerimaan umum menjadi:

( ) k D kD

D D21

2totD,aE,

2

D

iE,EEE

×+

== (5)

dimana kebutuhan (demand) berarti strength demand dan

( ) ( )[ ] 21

2aE,

2 DiE, E EE D k D D D +×== (6)

dimana kebutuhan (demand) berarti displacement demand dan

o DE,I adalah kebutuhan pada struktur, sistem atau komponen yang

disebabkan oleh the efek inertia dari persitiwa gempa bumi (atau yang

Page 99: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

95

disebabkan oleh kombinasi dari efek inertia dari gempa bumi dengan

efek induksi seismik yang lain);

o DE,a adalah kebutuhan dari struktur, sistem atau komponen yang

disebabkan oleh efek gerakan jangkar (anchor movement effects) dari

perstiwa gempa bumi (bila ada);

o kD,tot = kD,g × kD,l adalah faktor penyerapan enerji tak elastis total

(ductility factor);

o kD,g adalah faktor penyerapan enerji tak elastis global yang terkait

dengan tangapan keseluruhan sistem struktur, seperti space frame,

planar frame, load bearing shear wall, a non-load bearing shear wall

(contoh nilai diberikan di Lampiran III);

o kD,l adalah faktor penyerapan enerji tak elastis lokal yang terkait

dengan anggota lokal atau elemen ductility yang terkait dengan

columns, beams, bracing members dan peralatan komponen (contoh

nilai diberikan di Lampiran III);

Butir-butir berikut ini digunakan untuk penerapan dari Persamaan (6):

a. Menentukan kebutuhan DNOC, DANOC dan DAC, aturan dan ketentuan

dari kode (standards yang dipilih) untuk digunakan (lihat Tabel 11).

b. Faktor penyerapan enerji tak elastis dapat diterapkan hanya bila

respons seismik dari struktur, sistem atau komponen dihitung dengan

cara linear elastik.

Hampir semua struktur, sistem dan komponen memiliki paling tidak

beberapa ductility (misal kemampuan strain di atas batas elastisiti) sebelum

kegagalan atau peristiwa kerusakan yang berarti. Karena kandungan enerji

Page 100: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

96

yang terbatas dan berosilasi alami dari tanah gerakan akibat gempa bumi,

penyerapan enerji sangat berguna dalam menaikkan marjin kegagalan

menghadapi seismik. Dengan mengabaikan efek ini biasanya

mengakibatkan estimasi dari marjin kegagalan seismik sangat rendah dan

tidak realistis. Sifat tak elastis terbatas biasanya diperbolehkan untuk

fasilitas dengan rincian desain yang mencukupi, memungkinkan ductile

response, atau untuk fasilitas dengan redundansi beban jalur lateral (lateral

load paths). Untuk struktur, sistem dan komponen desain kelas 3, bila

masukan seismik dianggap bekesesuaian dengan konvensional kode atau

standards non-nuklir, perancang perlu untuk memverifikasi apakah ductility

global tidak dipertimbangkan secara laten, sebagai contoh dengan faktor

pengurangan yang diterapkan secara langsung pada masukan seismik.

Nilai peredaman (damping) terbukti memiliki pengaruh kuat terhadap hasil

dari analisa seismik dari struktur, sistem dan komponen. Karena dari

pertimbangan teknis diperlukan dalam pendefinisian nilainya, nilai yang

direkomendasikan diberikan di Lampiran III. Acuan [5] memberikan

ketentuan desain gempa bumi tipikal dan rincian struktur yang sesuai

diterapkan pada rektor riset dan fasilitas setara.

Untuk pesawat udara jatuh, kriteria penerimaan untuk induksi stress–strain

fields pada elemen struktur bergantung pada fungsi keselamatan yang

ditujukan pada tiap elemen struktur. Untuk desain lokal, bila satu-satunya

fungsi dari elemen adalah untuk menghentikan pesawat udara dan menjaga

stabilitas bangunan, mungkin didesain dengan ekskursis plastik dari

reinforced bars yang mencapai tensile deformation sebesar ε = 2%.

Bila elemen struktur pendukung peralatan dimaksudkan untuk menjamin

fungsi keselamatan, tensile plastik excursions dapat dibatasi pada

deformasi ε = 1%. Pada kasus sebelumnya, yaitu desain lokal dan global,

kriteria penerimaan untuk beton dalam keadaan compression adalah ε =

0.35%.

Page 101: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

97

Bila elemen memiliki fungsi yang ketat, ekskursi plastik tidak dapat

diperbolehkan dan sifat elastik harus dijamin. Pada kasus ini,

bagaimanapun juga, lebih mudah untuk merancang struktur perisai yang

dapat untuk melindungi bangunans yang terkait dengan keselamatan.

Methodologi terinci untuk struktur desain dari instalasi proteksi diberikan

pada Acuan [5].

7.7. KUALIFIKASI DENGAN PENGUJIAN

Kualifikasi dengan pengujian terutama digunakan untuk memverifikasi

ketercukupan seismik dari komponen alat dan, dalam beberapa kasus,

ketercukupan seismik dari bangunan struktur yang spesifik. Kualifikasi

dengan pengujian mungkin juga digunakan sebagai alat investigative khusus

untuk memverifikasi kapasitas yang sesungguhnya dari struktur dan peralatan

apbila menghadapi peristiwa eksternal yang lain.

Data pengujian dapat diuji dan diproses berdasar standard nuklir atau industri

yang terkait [29–35]. jenis pengujian tersebut dapat dirangkum sebagai

berikut:

o Jenis persetujuan pengujian (fragility test);

o Penerimaan pengujian (proof test);

o Karakteristik pengujian (contoh, dynamic characteristic test);

o Kode verifikasi pengujian (generic verification of analytical procedures).

The kualifikasi pengujian program mungkin termasuk the berikut ini

elemens:

o Penentuan urutan pengujian, beban pengujian dan kriteria penerimaan;

Page 102: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

98

o Penentuan kondisi pemasangan (mounting);

o Penentuan kondisi lingkungan dan operasi (tekanan, suhu, voltage);

o Monitor respon keluaran dan unjuk-kerja dari butir yang diuji selama

pengujian;

o Demonstrasi dari operability dari butir yang diuji (bila diperlukan);

o Penyiapan dari dokumentasi pengujian.

Prosedur pengujian perlu untuk berdasakan pada pengujian kondisi

yang diturunkan secara conservatif dengan maksud untuk menghasilkan efek

paling tidak seburuk dari desain dasar, bersamaan dengan operasi atau

kondisi desain lain. Perlu diambil pertimbangan untuk dari efek semacam itu

seperti radiation dan penuaan, atau kondisi lain yang mungkin mempengaruhi

karakteristik dari butir yang diuji selama umurnya. Kewaspadaan diperlukan

untuk mengambil pertimbangan beban mekanik eksternal pada butir yang

diuji (seperti beban nozzle) [23].

Hasil pengujian harus memperlihatkan marjin dari paling tidak 40% dari

batas kegagalan untuk tujuan desain dan paling tidak 25% dari batas

kegagalan untuk tujuan evaluasi ulang. Acuans [33–36] memberikan rincian

lebih lanjut dari prosedur dan evaluasi hasil pengujian untuk pengujian

seismik pada peralatan.

7.8. KUALIFIKASI BERDASAR PENGALAMAN

Saat ini, metode kualifikasi berdasakan pengalaman terutama tersedia

untuk desain seismik dan evaluasi ulang seismik pada peralatan [37–39].

Metode pengalaman gempa bumi adalah alat yang sederhana dan efisien

Page 103: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

99

untuk memverifikasi ketercukupan seismik dari mekanik, elektrik dan

instrumentasi dan kelas peralatan kontrol yang dipilih. Metode pengalaman

digunakan juga untuk memverifikasi ketercukupan seismik dari pemipaan,

anchoring (kekuatan/ketegaran) dari suport pemipaan dan masonry (kualitas)

dinding, dan untuk menguji potensi interaksi seismik. metode tersebut

terutama screening dan (penyaringan) dan prosedur walkdown dan

dirangkum pada Lampiran III. Beberapa diantaranya menyangkut penentuan

kesetaraan dari butir kandidat dengan butirs acuan. Kesetaraan memerlukan

kondisi dasar berikut ini:

a. Masukan seismik untuk dipertimbangkan pada kualifikasi dari butir

kandidat;

b. Masukan seismik digunakan pada kualifikasi dari butir acuan yang setara

atau lebih baik dari yang diperlukan untuk butir kandidat.

Kesetaraan juga memerlukan kondisi fisik dan kondisi pendukung,

karakteristik fungsi untuk butir aktif dan kebutuhan dari kandidat butir closely

menyerupai butir acuan. Bila butir dari peralatan diklasifikasikan sebagai

outlier (yaitu. tidak memenuhi kapasitas minimum yang dibutuhkan atau tidak

diketahui), pendekatan lebih teliti dari pengujian seperti the shaking table,

studi data input yang lebih terinci dan lebih analisa canggih mungkin

diperlukan untuk memverifikasi ketercukupannya.

Metode tersebut dapat digunakan untuk semua reaktor riset dan

fasilitas yang setara di lokasi manapun dengan PGA yang tidak melebihi 0.33

g. Untuk nilai desain dasar yang lebih tinggi, pengalaman teknis dianggap

untuk tidak cukup dikembangkan untuk memberikan dasar untuk kualifikasi,

dan harus diterapkan pendekatan lain.

Relay, saklar, pemancar dan alat elektronik sejenis yang terpasang di

reaktor riset mungkin memiliki arti berbeda dari yang dipertimbangkan dalam

Page 104: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

100

metode ini. Oleh sebab itu, direkomendasikan fungsionalitas seismik tersebut

diverifikasi, dan bila perlu, dilakukan pengujian.

7.9. PENUAAN

Efek penuaan di rektor riset dipertimbangkan dengan cara berikut ini:

a. Ketetapan yang sesuai selama desain (harus berfokus terutama pada

seleksi yang sesuai dari material dan perkembangan dari spesifikasi

teknis untuk inspeksi secara periodik);

b. Pemantauan dan pengujian untuk mengkaji degradasi struktur, sistem

dan komponen;

c. Perkembangan dari program perawatan preventif;

d. Optimasi dari kondisi operasi;

e. menejemen pada perbaikan, dan penggantian atau pembaharuan

(refurbishment) dari struktur, sistem dan komponen.

Rincian lebih lanjut pada aspek penuaan di rektor riset diberikan di

Acuan [10]. Untuk fasilitas lama, kondisi as-is (sesuai yang ada) harus dikaji.

Pengkajian meliputi tinjauan dari dokumentasi (gambar dan hasil inspeksi)

dan melaksanaan walkdowns tapak untuk menentukan penyimpangan dari

dokumentasi dan any in-service deterioration. Material kekuatan dapat diuji

ditempat. korosi dan proseses degradasi penuaan lain mungkin

dipertimbangkan. Fasilitas lama harus dievaluasi dengan perintah dari

penguasa, dengan prioritas tertinggi diberikan pada daerah yang

Page 105: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

101

diidentifikasikan sebagai ‘kelemahan’ pada investigasi awal dan pada daerah

yang paling penting untuk keselamatan.

7.10. PENDEKATAN SEDERHANA

Banyak prosedur sederhana dapat digunakan untuk desain seismik

dan tujuan evaluasi ulang dalam penyelesaian dari persoalan khusus;

sebagai contoh:

a. Pengkajian potensi untuk liquefaction [5, 26, 40];

b. Pengkajian interaksi struktur tanah [5, 29, 30];

c. Perhitungan pulling forces pada peralatan anchor [5];

d. Resistansi seismik dari pemipaan dengan metoda beban koefisien [31].

e. Bagaimanapun juga, setiap pendekatan sederhana perlu divalidasi untuk

penerapan dari interest, karena biasanya bergantung pada penilaian

teknis.

7.11. ANCHORING PERALATAN

Kelemahan atau ketakcukupan anchoring merupakan penyebab yang

berarti kegagalan dari peralatan menyebabkan untuk berfungsi secara benar,

selama dan setelah eksternal peristiwa. Pada khususnya empa bumi, telah

Page 106: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

102

menunjukkan bahwa peralatan komponen dapat bergeser, terbalik atau

bergerak keras bila tidak ditanam (anchored) secara benar.

Verifikasi dari anchoring peralatan bertumpu pada kombinasi dari

inspeksi, perhitungan dan penilaian teknis. Inspeksi terdiri dari pengukuran

dan evaluasi visual dari peralatan dan anchoringnya, ditambah dengan

dokumentasi dan gambar dari instalasi. Perhitungan dapat digunakan untuk

membandingkan

kapasitas anchoring sesuai kebutuhan beban yang ditimbulkan pada

anchoring tersebut. Penilaian teknis juga memegang peranan penting dalam

evaluasi peralatan anchoring.

Berbagai kombinasi dari inspeksi, perhitungan dan penilaian teknis

dapat digunakan untuk memverifikasi ketercukupan dari peralatan anchoring.

Teknisi bertanggung-jawab mungkin memilih yang sesuai kombinasi dari

metode pengkajian untuk tiap anchoring instalasi, berdasakan pada informasi

tersedia dalam dokumentasi desain atau dari walkdown (turun lapangan).

Untuk contoh, perhitungan tangan sederhana mungkin cukup untuk pompa

yang hanya menggunakan baut (bolts) yang kasar dan sedikit dengan

susunan simetris. pada keadaan lain, mungkin diperlukan program komputer

yang khusus untuk anchoring peralatan guna menentukan beban yang ada

pada peralatan multi-cabinet, khususnya bila anchoring tidak simetris.

Secara umum, empat langkah utama untuk evaluasi ketercukupan dari

peralatan anchoring adalah:

1. Pemeriksaan dari anchoring instalasi (untuk peralatan yang ada);

2. Penentuan kapasitas anchoring;

3. Penentuan kebutuhan anchoring;

4. Perbandingan dari kapasitas terhadap kebutuhan.

Page 107: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

103

Tidak diperlukan untuk melakukan langkah di atas dengan urutan yang

sama. kerugian antara pendekatan alternatif dapat mempengaruhi urutan

pada langkah yang dilakukan. Kapasitas dari anchors dari berbagai tipe dan

ukuran biasanya diberikan untuk beban yang berbeda, lokasi geometri dan

kondisi yang lain dalam spesifikasi fabrikan dan dalam standard nasional.

Rinci lebih lanjut tentang verifikasi anchoring tersedia di Acuan [38, 39, 41,

42].

7.12. INTERAKSI

7.12.1. Interaksi Seismik

Interaksi seismik adalah interaksi fisik dari struktur, sistem distribusi,

mekanik atau komponen elektrik dengan struktur sistem atau peralatan

komponen terkait keselamatan yang berdekatan. Efek interaksi seismik

yang dapat dipertimbangkan selama proses desain/evaluasi ulang adalah:

a. Kedekatan jarak (tumbukan dari peralatan struktur bersebelahan atau

pada peralatan terkait keselamatan yang disebabkan oleh gerakan

relatif selama gempa bumi);

b. Kegagalan struktur dan jatunya dari struktur sistem dan komponen

yang terletak di atas atau bersebelahan;

c. Flexibility dari jalur dan kabel;

d. banjir yang disebabkan oleh gempa bumi diinduksi kegagalan tangki

atau bejana;

e. api yang diinduksi oleh gempa bumi;

Page 108: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

104

f. kekurangani tindakan operator dan/atau akses.

Pendekatan praktis tentang bagaimana menghidari interaksi seismik

dan bagaimana melindungi obyek penting untuk keselamatan fasilitas

diberikan pada Acuan [43–46].

7.12.2. Interaksi Non-Seismik Yang Lain

Yang dimaksud adalah interaksi dari struktur, sistem distribusi,

komponen mekanik atau elektrik dengan peralatan struktur sistem atau

peralatan komponen keselamatan terkait, disebabkan oleh peristiwa

eksternal non-seismik. Hal tersebut dipertimbangkan selama desain atau

proses evaluasi ulang dan dikaji melalui walkdowns.

Page 109: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

105

Tabel 12. Rangkuman dari asumsi jenjang tingkatan.

Page 110: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

106

Page 111: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

107

Tabel 12. Rangkuman dari asumsi jenjang tingkatan.

7.13. RANGKUMAN TAPAK DAN PROSES DESAIN

Tabel 12 merangkum assumsi nilai (grade/tingkat) yang dibahas pada

bagian sebelumnya.

Page 112: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

108

8. DISPERSI MATERIAL

RADIOAKTIF DI LINGKUNGAN

Tujuan dari evaluasi bahaya radiologi ada dua:

1. Untuk menetapkan kategori bahaya final dari fasilitas dan keselamatan,

serta unjuk-kerja dan klasifikasi desain dari struktur, sistem dan

komponen yang sesuai terhadap bahaya radiologi terhadap lingkungan,

individu dan populasi dalam peristiwa an kecelakaan tak termitigasi;

2. Untuk mendefinisikan kebutuhan akan prosedur darurat dan evakuasi

of populasi yang tinggal di daerah sekitarnya.

Suku sumber dapat dievaluasi dengan acuan untuk seluruh penyebab

peristiwa kecelakaan yang dipostulasikan dengan analisa keselamatan

reaktor. Suatu potensi pelepasan material radioaktif dari bahan bakar dapat

dievaluasi berdasarkan persentasi pelelehan teras, seperti didefinisikan

dalam reaktor. analisa yang realistik dapat mempertimbangkan seluruh

ketidakpastian yang mempengaruhi hasil dan oleh sebab itu menghindari

terlalu banyak usaha dialokasikan untuk asumsi mengenai an teras tak leleh

pada suatu kecelakaan. Khususnya, asumsi pada pelelehan teras atau

kehilangan integritas kelongsong bahan bakar dapat mempertimbangkan

beberapa aspek penting dari senario kecelakaan yang diinduksi oleh peristiwa

eksternal, seperti kemungkinan kotoran/sampah jatuh ke teras dan

menghalangi conveksi alam dan kerapatan daya. A pelepasan ke atmosfir, air

atau air tanah untuk pilihan (2) dimuka dapat dievaluasi berdasarkan

tambahan hipotesa (lihat Acuan [47]):

Page 113: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

109

1. Absorbsi di kolam air, tersedianya keberadaan air di kolam dijamin oleh

a robust tank desain;

2. Efek penyaringan of pembatas, agar konsisten dengan hypothesis dari

kehancuran pada pembatas dari perisitiwa eksternal yang diharapkan

untuk menyebabkan urutan kecelakaan; asumsi realistik dapat

mengecualikan nilai batas dan alokasi dari terlalu banyak usaha untuk

fitur pembatas pasif;

3. Keberadaan dari tambahan fitur keselamatan yang dirancang untuk

kecelakaan termitigasi, bila diberikan bahwa desain dasarnya dapat

menjamin pengoperasian selama dan setelah peristiwa eksternal yang

diharapkan untuk menyebabkan urutan kecelakaan.

Simulasi perambatan dari material radioaktif di udara mungkin

memerlukan beberapa hipotesa pada the topografi lokasi, turbulensi udara,

turbulensi udara dan arah dari kekuatan angin. Bagaimanapun juga,simulasi

dapat dilakukan menggunakan model sederhana untuk analisa ikatan

(bounding analysis), atau dengan model yang lebih teliti yang memberikan

suatu representasi terinci dari problem tiga dimensi.

Evaluasi awal dari dosis pada pekerja dan publik dapat dikembangkan

dari konsentrasi isotop radioaktif yang telah dilepaskan. Hal ini dapat

dibandingkan dengan definisi nilai yang diiijinkan oleh yang berwenang

secara nasional. Dalam suatu pendekatan yang lebih teliti, konsentrasi dari

the pelepasan isotop dapat dikombinasikan dengan agihan populasi (aktual

dan perkiraan) untuk mengevaluasi suatu dosis baru. Simulasi dari the

perambatan material radioaktif melalui air tanah dapat berdasar pada analisis

dari aliran air tanah, konfigurasinya, laju aliran dan perulanganannya.

Perhatian khusus diperlukan untuk reaktor riset yang berada dekat perairan

yang dipergunakan untuk air minum. Pada umumnya, populasi kerapatan dan

parameter fisik yang lain (angin,

Page 114: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

110

topografi) mungkin memiliki pengaruh besar terhadap pengkajian akhir dari

dosis radiologis pada populasi dan oleh sebab itu juga pada kategorisasi

bahaya untuk

seluruh fasilitas. Bagaimanapun juga, sebab diterima bahwa suatu fasilitas

terletak di daerah populasi penduduk yang jarang atau tapak dengan daerah

terlarang yang luas adalah kurang berbahaya daripada fasilitas di perkotaan,

a penilaian teknis derajat tinggi harus digunakan untuk menginterpretasikan

hasil dari simulasi radiologis guna menghindari kesimpulan yang tak dapat

diterima pada desain dari fasilitas. Khususnya, the ketidakpastian yang

memepengaruhi kontributor penting lainnya pada analisa harus

dipertimbangkan untuk meendapat suatu kategorisasi dari the fasilitas yang

realistik dan berlaku umum.

9. MONITOR

Keputusan untuk memasang instrumentasi monitor dan untuk klasifikasi

keselamatan biasanya diambil berdasarkan bahaya peristiwa eksternal yang

relevan untuk desain sistem dan, pada umumnya, berdasarkan arti

instrumentasi

untuk the prosedur darurat dari instalasi. Monitor seismik dan sistem skram

(scram) otomatik, bila terpasang, perlu diklasifikasikan secara benar untuk

keselamatan dan redundansi yang mencukupi sesuai tujuannnya. Pada

umumnya, sistem monitor terpasang lokasi memiliki tujuan berikut ini:

a. Untuk memastikan bahaya tapak dalam kaitannya dengan senario

yang telah terbukti relevan untuk keselamatan instalasi. Contohnya,

maksud dari monitor adalah untuk mendeteksi bahaya tapak — data

Page 115: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

111

dianalisa dalam kerangka dari tinjauan keselamatan periodik dari

fasilitas.

b. Untuk membolehkan operator untuk mengambil tindakan yang sesuai

selama terjadinya peristiwa eksternal yang signifikan. Bila praktis dan

sesuai dengan karakteristik dari peristiwa (yaitu waktu perkembangan,

kemungkinan dari ramalan), monitor lingkungan dirancang, dipasang

dan dioperasikan untuk memberikan sinyal peringatan yang mencukupi

untuk tindakan darurat operator selama peristiwa eksternal yang

berkembang relativ lambat, dan mendukung tindakan operator setelah

peristiwa. Petunjuk untuk tindakan darurat operator dapat pula

dikembangkan. Sistem semacam itu termasuk sensor di lokasi, pada

struktur dan di beberapa peralatan penting.

Kejadian dari peristiwa eksternal yang signifikan terhadap keselamatan

instalasi harus didokumentasikan dan dilaporkan. Pemeriksaan instalasi

secara ekstensif harus dilaksanankan setelah kejadian dari peristiwa

eksternal baik kejadian yang dekat dengan desain dasar peristiwa eksternal

atau penting bagi keselamatan instalasi guna melakukan penilaian tingkah-

laku dan konsekuensinya pada struktur, sistem dan komponen sesuai

klasifikasi keselamatannya, accessibility dan penyajian untuk seluruh pokok-

pokok dari kategori peristiwa eksternal.

10. SKRAM OTOMATIS DAN TINDAKAN

OPERATOR SETELAH PERSITIWA EKSTERNAL

Page 116: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

112

Untuk reaktor riset, pertimbangan diberikan pada tindakan otomatik untuk

mencapai status selamat pada peristiwa eksternal apabila tindakan tersebut

adalah sesuai dengan kecepatan dari perkembangan dari peristiwa eksternal.

Fasilitas harus memiliki kemampuan proteksi pada semua modus operasi dan

kondisi. Sistem yang bertanggung-jawab dalam hal ini dipertimbangkan

sebagai terkait dengan keselamatan dan dengan sendirinya dikategorisasikan

untuk peristiwa eksternal. khususnya, batas operasil dan kondisi dari sistem

skram seismik termasuk pemantauan pengujian dan interval berdasakan

pada analisis keselamatan untuk peristiwa seismik. Acuan [5] memberikan

informasi pada sistem trip otomatik akibat seismik pada PTN dan fasilitas

yang lain.

Setelah perkembangan dari peristiwa eksternal yang ekstrim dan setelah

operator mengambil tindakan segera, keputusan harus diambil untuk

mengembalikan kondisi operasi seperti semula . Prosedur khusus harus

dikembangkan yang menentukan peran, tanggung jawab (dalam beberapa

kasus adalah subyek untuk mendapatkan persetujuan dari badan pengawas)

dan suatu daftar dari sistem yang harus diperiksa sebelum operasi.

11. PROSEDUR DARURAT

Beberapa negara anggota memerlukan prosedur darurat 13 di luar

lokasi untuk reaktor riset yang tak bergantung pada batasan dosis yang timbul

akibat kecelakaan terpostulasi secara deterministik dan terkait tipe dari

13 FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE UNITED NATIONS,

INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, INTERNATIONAL LABOUR

ORGANIZATION, OECD NUCLEAR ENERGY AGENCY, PAN AMERICAN HEALTH

ORGANIZATION, UNITED NATIONS OFFICE FOR THE CO-ORDINATION OF

HUMANITARIAN AFFAIRS, WORLD HEALTH ORGANIZATION, Preparedness and

Response for a Nuclear or Radiological Emergency, IAEA Safety Standards Series No. GS-

R-2, IAEA, Vienna (2002).

Page 117: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

113

reaktor dan dayanya. Di negara anggota lainnya keputusan untuk

menetapkan prosedur darurat di luar lokasi bergantung pada dosis individual

atau dosis terhadap populasi setelah suatu kecelakaan. Bagian atas dari

batas suku sumber mungkin

ditentukan untuk berdasar setiap kasus dengan maksud untuk memutuskan

bila rencana darurat harus ditetapkan. Sebagai tambahan, bila rencana

darurat di luar lokasi adalah ditentukan, pembuatan atau penyusunan dari

rencana tersebut mungkin digunakan sebagai kesempatan untuk

mendefinisikan parameter parameters penting untuk prosedur darurat

tersebut. Satu kemungkinan pendekatan adalah untk mempertimbangkan

suku sumber tersebut dan mengambil pertimbangan hanya fitur keselamatan

teknis yang ditunjukan oleh the badan pengawas. Rencana darurat kemudian

diperluas sampai titik dimana dosis lebih rendah dari tingkat dosis acuan

darurat [11]. Harus diingat kategorisasi bahaya yang dijabarkan di Bagian 3,

perbedaan berikut ini berlaku pada prosedur darurat:

a. Keselamatan yang terkandung pada reaktor riset kategori bahaya 3

mencegah pemaparan yang berarti pada publik dalam banyak

peristiwa kecelakaan yang terpostulasi. Untuk reaktor dari kelompok ini,

dapat ditunjukkan bahwa tidak diperlukan darurat prosedur di luar

lokasi. Bagaimanapun juga, prosedur darurat lokal atau setempat akan

diperlukan untuk melindungi personil di fasilitas dalam kasus

kecelakaan.

b. Karena fitur yang terkandung pada reaktor riset kategori bahaya 2,

pelelehan bahan bakar dan pelepasan dengan cara apapun dari

material radioaktif yang besar harus dibuktikan tidak mungkin terjadi

untuk seluruh kecelakaan, termasuk seismik dan peristiwa eksternal

yang lain (misal ketercukupan air akan selalu dijamin di teras untuk

pendinginan bahan bakar dan, pada umumnya, pelepasan radioaktif

dari teras akan sangat kecil). Oleh sebab itu, prosedur darurat adalah

biasanya tidak diperlukan. bila pelelehan bahan bakar atau pelepasan

Page 118: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

114

besar dari material radioaktif dipertimbangan tidak mungkin, feasibility

dari rencana darurat dekat reaktor harus dibuktikan. prosedur darurat

dalam lokasi untuk melindungi personil di reaktor dan kemungkinan

diperlukan zona pembatas disekitar reaktor.

c. Untuk reaktor riset kategori bahaya 1, potensi untuk kerusakan bahan

bakar dan pelepasan produk fisi terkait dengan ketercukupan dari

sistem pembuang panas darurat. Kebutuhan untuk dan perluasan dari

prosedur darurat harus ditetapkan berdasar setiap kasus.

12. JAMINAN MUTU (QA)

Sistem jaminan mutu (QA) yang kompatibel dengan inisisasi dari

evaluasi aktivitas lokasi harus dite tapkan sesegera memungkinkan [7, 48].

Program tersebut seharusnya meliputi seluruh tugas utama yang terlibat

dalam evaluasi tapak, desain, monitor dan operasi dari fasilitas, tetapi juga

transfer dari data antara tugas tersebut. karena seringnya subcontracting dari

tugas yang berbeda pada kontraktor yang berbeda, suatu proyek, instalasi

atau fasilitas-spesifik QA sistem yang khas atau khusus diletakkan pada

tempatnya untuk proyek fasilitas kategori bahaya 1 dan kategori bahaya 2,

dan juga untuk fasilitas kategori bahaya 3, bila fasilitas semacam itu berisi

struktur, sistem dan komponen yang dari kelas keselamatan lebih tingi dari 3.

Kebutuhan yang dijelaskan dalam Acuan [7, 48] memungkinkan digunakan

untuk sistem QA dari reaktor riset. Metodologi untuk desain dan/atau

pengkajian dari fasilitas yang telah ada (lama),

yang dikembangkan berdasarkan publikasi ini, harus divalidasi secara

mencukupi. Usaha validasi khusus dan aktivitas QA seharusnya

dilaksanakan pada prosedur kualifikasi yang berdasa pada pengalaman

Page 119: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

115

teknis, yang disebabkan oleh kebutuhan intrinsik dari personil terlatih untuk

mengikuti prosedure tertulis yang ada.

Page 120: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

116

LAMPIRAN I

FEEDBACK DARI PENGALAMAN

Lampiran I memberikan penjabaran singkat dari beberapa peristiwa eksternal

yang baru berlalu yang memiliki tantangan pada keselamatan dari fasilitas

(PTN, reaktor riset dan instalasi tambahan) di dunia. Mereka dikelompokan

sesuai dengan tipe dari tantangan terhadap the fasilitas. peristiwa eksternal

tersebut telah dipilih karena kaarakteristiknya mencermikan pendekatan

keselamatan yang diusulkan dalam publikasi ini. bagian singkat berkaitan

dengan pelajaran yang diperoleh, menyimpulkan setiap peristiwa yang

dilaporkam sesuai kandungan dari publikation. tinjauan lebih komprehensif

mungkin dapatt ditemukan, salah satunya dalam Acuan [54].

I.1. REAKSI TAK TERKENDALI DISEBABKAN OLEH PERISTIWA

EKSTERNAL

Suatu survei baru-baru ini yang dilakukan oleh Los Alamos Nasional

Laboratory di USA [55] mengidentifikasi 38 kecelakaan yang melibatkan

situation daya tak terkendali di reaktor riset US tahun yang baru lewat,

dengan total jumlah dari peristiwa fisi sampai dengan 1020. Dua puluh dua

peristiwa menyebabkan luka-luka dan/atau kematian pada pekerja dan publik.

survei tersebut tidak mempertimbangkan malfungsi dari sistem pendingin

untuk material radioaktif dan sistem pembatas.

Page 121: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

117

Pelajaran yang diperoleh:

analisis keselamatan dapat mengidentifikasi dengan hati-hati apakah

peristiwa eksternal dapat menjadi inisiator dari kecelakaan yang melibatkan

pengendalian reaksi fisi, dengan potensi pelepasan dari material radioaktif ke

lingkungan.

I.2. IMPLEMENTASI DARI DARURAT TINDAKAN

Di tahun 1999 kebakaran hutan dan semak terjadi di sekitar Hanford

Laboratories di USA [56]. api menyebar dengan cepat disebabkan oleh

kuatnya angin dan evakuasi dari lokasi sangatlah sulit

Ramalan perkembangan api disekitar fasilitas nuklir di Cadarache, France

[54]. Pesawat pemadam api diminta, sebagai prioritas utama, untuk

melindungi bangunan pribadi di luar perimeter instalasi yang diancam oleh api

daripada dari melindungi fasilitas nuklir. Fasilitas nuklir dipengaruhi oleh asap

tebal , dengan kelemahan tindakan operator. Pesawat pemadam api

memeberikan suatu bahaya tambahan terhadap instalasi karean terbang

rendah di atas instalasi pada kondisi yang berbahaya kondisi.

Pelajaran yang diperoleh:

Bila suatu peristiwa eksternal mempengaruhi fasilitas nuklir dan non-

nuklir yang terletak di daerah yang sama, prioritas harus diberikan untuk

implementasi tindakan darurat untuk melindungi fasilitas nuklir dari ancaman

yang memiliki konsekuensi radiologis

Page 122: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

118

Di daerah yang sensitif terhadap kebakaran hutan, perhatian khusus harus

diberikan pada bahaya yang dakibatkan oleh pesawat pemadam kebakaran

dalam pengkajian dari interaksi eksternal bahaya yang berbeda.

I.3. AKTIVITAS MANUSIA DI SEKITAR FASILITAS

Di lokasi tapak di France, di akhir 1980s, aktivitas perawatan umum

(pertamanan) menyebabkan gangguan pada sistem ventilasi dari fasilitas

penyimpanan limbah intermediate yang disebabkan oleh penutupan dari

masukan udara dari sistem ventilasi.

Pelajaran yang diperoleh:

analisis dari aktivitas manusia tidak boleh dibatasi pada lingkungan industri

yang mengelilingi lokasi, tetapi harus juga mempertimbangkan seluruh

aktivitas pada lokasi atau di sekitar reaktor riset.

I.4. EVALUASI BAHAYA

Suatu peristiwa eksternal, banjir di lokasi PTN Le Blayais (Perancis),

terekam di bulan December 1999 [54].

Pelajaran yang diperoleh:

Page 123: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

119

Fenomena alam seperti banjir harus diinvestigsi dengan hati-hati untuk

jangka waktu yang panjang sebagai akibat ketinggian air yang mungkin dalam

jangka waktu 1dekade. Drainase setelah masa konstruksi dapat memerlukan

disproportionate remediation work. Pengujian dari table air juga valid untuk

liquefaction evaluation, dimana level dari air dalam tanah adalah dari

kepentingan utama.

A banyaknya dari yang lain peristiwa eksternal menghasilkan kehancuran

yang berarti kerusakan pada bagian dari fasilitas sebagai konsekuensi dari

kekurangan evaluasi selama desain:

a. Di tahun1990, beban dari salju pada atap dari bangunan bantu di instalasi

Super-Phénix (Perancis) menyebabkan runtuhnya atap. Beban salju

melebihi nilai yang didefinisikan untuk desain dalam kode bangunan,

tetapi kurang dari nilai yang digunakan untuk analisis keselamatan struktur.

b. Kondisi ber-es di instalasi mengakibatkan ketiadaan dari sistem

pembuang panas Chinon, Perancis, di tahun 1987.

c. Salju, air, api dan tornado pada banyak kasus menunjukan potensi

merusak pada struktur yang digunakan untuk menyimpan dokumentasi

dan informasi dan data yang terkait keselamatan yang penting dengan

desain dari instalasi.

Pelajaran yang diperoleh:

desain dasar harus diturunkan dari evaluasi yang akurat dari bahaya

eksternal, dengan acuan kuat pada fungsi keselamatan yang diperlukan dan

dipengaruhi struktur, sistem dan komponen dan potensi konsekuensi radiologi

dari interaksi dengan hal yang tak terkait keselamatan.

Page 124: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

120

LAMPIRAN II

CONTOH DARI EVALUASI MARJIN KESELAMATAN

KESELURUHAN

Metoda hibrid sederhana dusulkan untuk mengevaluasi keselamatan

seismik atau tinjauan desain seismik dari fasilitas reaktor riset baru dan yang

telah ada. Metoda ini khususnya efectif untuk reaktor riset, dimana jalur

keberhasilan (success path) atau the status kerusakan instalasi dapat

ditentukan dengan usaha yang lebih sedikit dibanding PTN.

Metoda hibrid adalah suatu kombinasi dari resiko probabilitas seismik

pengkajian (Seismic Probabilistic Risk Assessment - SPRA) dan metode

seismik marjin pengkajian (Seismic Margin Assessment - SMA). Metoda

hibrid mengkombinaasikan kecanggihan SPRA dengan kesederhanaan SMA.

Latar belakang dari metoda hibrid is dijabarkan dalam Acuan [57].

Langkah utama dalam metoda hibrid adalah sebagai berikut:

a. Estimasi dari kurva bahaya rerata sederhana.

b. Seleksi dari jalur keberhasilan primer dan sekunder atau status

kerusakan reaktor riset (daftar dari struktur, sistem dan komponen yang

berkualitas menghadapi peristiwa eksternal), seismic walkdown dan

CDFM-HCLPF perhitungan untuk sistem dan komponen yang dipilih

Page 125: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

121

struktur (CDFM-HCLPF dievaluasi dengan metoda kegagalan

konservatif deterministik yang didefinisikan dalam Acuan [58, 59]).

c. Evaluasi dari variability parameters ß dan perhitungan HCLPF dari

instalasi atau kerapuhan status kerusakan.

d. Estimasi dari the kerusakan status resiko PF.

Estimasi Dari Bahaya:

Kurva bahaya seismik mungkin diasumsikan mendekati linear bila

digambarkan pada sumbu skala log–log. Karena itu, frekuensi exceedance

paling tidak untuk setiap perbedaan perlipatan sepuluh (tenfold difference),

kurva bahaya semacam itu mungkin didekati dengan:

( ) K1aKaK −= (7)

dimana K(a) adalah frekuensi tahunan dari exceedance level gerakan tanah a,

KI

adalah konstanta yang sesuai, dan KH adalah suatu parameter kelandaian

(slope) yang didefinisikan sebagai:

( )B

H Alog1

K = (8)

dimana AR is the ratio dari ground motions sesuaito a tenfold reduction in

Page 126: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

122

exceedance frekuensi. AR biasanya ranges antara 2 dan 5.

Evaluasi dari HCLPF :

Tentukan komponen HCLPF, sebagai contoh dengan the ‘metoda

CDFM’, seperti dijabarkan dalam Acuan [58, 59].

Estimasi dari Variability:

Untuk struktur dan komponen mekanik pasif utama yang dipasang

pada permukaan tanah atau pada elevasi rendah di dalam struktur,

jangkauan untuk nilai ß biasanya adalah 0,3–0,5. Untuk komponen aktif yang

terpasang pada elevasi tinggi di dalam struktur, jangkauan untuk nilai ß

biasanya adalah 0.4–0.6. perlu dicatat bahwa nilai ß yang berlebihan adalah

tidak konservatif karena kenaikan C50%. Perhitungan terbatas atau data yang

dipublikasikan untuk komponen yang mirip dapat digunakan untuk estimasi ß

bila kondisi ‘as-built’ dan ‘as-operated’ tunduk pada keberatan (caveats)

dalam Acuan [58, 59].

Penentuan Resiko Seismik PF Untuk Struktur, Sistem atau Komponen:

Keterkaitan antara kapasitas CDFM - HCLPF (CCDFM) dan kapasitas

median (C50%) adalah:

e C C 2.326 CDFM50%

β= (9)

Page 127: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

123

Tentukan 10% kondisi PF kapasitas C10% dari:

β

β =

β=

1.044

FHCL10%

e F

PC F C

(10)

tentukan frekuensi bahaya exceedance H10% yang terkait dengan C10% dari

kurva bahaya.

Bila kurva kerapuhan PF/a adalah distribusi semi-log dan kurva bahaya

adalah didefinisikan oleh Persamaan (7), tersedia suatu pendekatan yang

bagus untuk persamaan resiko seismik:

( ) dada

dPaHP a/F

F

= ∫∞

= (11)

α= eFHP hK%50F (12)

H

%50%50 C

CF = (13)

Page 128: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

124

( )2

K 2H β

=α (14)

dimana H adalah acuan frekuensi exceedance apapun, CH adalah level

gerakan tanah yang terkait dengan frekuensi exceedance H dari kurva

bahaya seismik tersebut, C50% adalah median kerapuhan dan ß adalah

standard deviasi logaritmik dari kerapuhan.

Page 129: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

125

Gambar 4. Contoh dari kurva kerapuhan yang dihasilkan berdasakan

pada C50% dan ß dari Tabel 13.

Selanjutnya bahaya frekuensi exceedance spesifik H10% disubstitusikan

untuk H, dimana H10% didefinisikan pada gerakan tanah yang terkait pada

kondisi 10% dari PF. Maka:

β== 282.1

%10

%50%50 e

CC

F (15)

Page 130: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

126

yang mana:

β−= h

%10

F eHP

(16)

( ) ( ) 0.5K K1.282 h 2HH β−β=β (17)

( )( )( )2HH K5.0K282.1

%10F eHP β−β−= (18)

untuk jangkauan AR yang sering atau biasa, diperoleh keterkaitan untuk PF

berikut ini:

10%F H 0.5 P = (19)

untuk ß = 0,4, Persamaan. (18) dapat digunakan untuk AR dari 1,6 sampai 5,0.

Bagaimanapun juga, jangkauan ini meliputi kurva bahaya manapun yang

ditinjau.

Sebagai alternatif, Persamaan (11) dapat diselesaikan dengan akurasi

tinggi menggunakan algoritma integrasi secara numerik (lihat Gambar. 4).

Page 131: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

127

Pertama kurve kerapuhan digenerasi menggunakan C50% dan parameter ß,

dan kemudian diintegrasi untuk setiap kerapuhan (fragility) sesuai to

Persamaan (11) dengan kurva bahaya yang dipilih. kurva bahaya seismik

untuk tapak atau daerah yang ditinjau didefinisikan secara numerik seperti

diperlihatkan Gambar 5.

Tabel 13 menyajikan total PF perhitungan menggunakan persamaan di atas

dengan mengasumsikan bahwa untuk struktur, sistem dan komponen A, B, C,

D,yang diberikan maka E dan F CCDFM dihitung menggunakan metoda

SMA dan nilai variability diestimasi berdasakan pada penilaian teknis dan

data yang dipublikasikan.

Estimasi PF Keseluruhan dari Fasilitas dengan Metoda Hibrid Sederhana

Dengan mengassumsikan dua jalur keberhasilan, SP1 dan SP2,

dievaluasi menggunakanCDFM, status kerusakan akan terjadi bila SP1 dan

SP2 gagal keduanya.

DYEYF SP2AYBYC SP1

SP1ISP2 DS

===

(20)

]P)P-(1 [P)P-(1 P P

]P)P-(1 [P)P-(1 P P

PP P

F(F)F(E)F(E)F(D)F(D)F(SP2)

F(C)F(B)F(B)F(A)F(A)F(SP1)

F(SP2)(SP1) F F(DS)

++=

++=

=

(21)

Page 132: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

128

Persamaan (20) menunjukkan bagaimana setiap komponen

dikombinasikan untuk memperoleh parameter status kerapuhan plant

menggunakan cut set kerusakan instalasi.

Suatu pendekatan sederhana untuk mengkombinasikan kapasitas

HCLPF unutk setiap struktur, sistem dan komponen dengan metode HCLPF

max/min untuk mengestimasi status kerusakan HCLPF. Pendekatan ini dapat

diterapkan pada diagram fault tree .

Karena konvolusi, kurva keadaan kerusakan kerapuhan memilki nilai ß

rendah dibanding kurva kerapuhan setiap komponen. Disarankan untuk

menggunakan nilai ß=0.3 untuk variability keadaan kerapuhan.

Kerapuhan untuk seluruh instalasi dapat dihitung dengan menggunakan

Persamaan (18) datau dengan mengintegrasikan Persamaan (11)

menggunakan kode komputer.

Page 133: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

129

Gambar 5. Contoh dari kurva bahaya.

Page 134: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

130

Tabel 13. Contoh dari perhitungan PF untuk komponen secara terpisah.

Page 135: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

131

LAMPIRAN III

USULAN NILAI PARAMETER PENTING

DAN METODE ACUAN UNTUK KUALIFIKASI

DARI STRUKTUR, SISTEM DAN KOMPONEN

Page 136: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

132

Tabel 14. Nilai faktor penyerapan enerji tak-elastis global kd,g.

Page 137: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

133

Tabel 15. Nilai faktor penyerapan enerji tak-elastis kd,l.

Page 138: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

134

Tabel 15. Nilai faktor penyerapan enerji tak-elastis kd,l.

Page 139: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

135

Tabel 16. Usulan nilai peredaman (damping) untuk analisa seismik.

Page 140: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

136

Page 141: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

137

Tabel 17. Beberapa metode seismik berdasr pengalaman.

Page 142: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

138

DAFTAR ACUAN

[1] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Safety of Research

Reactors, Safety Standards Series No. NS-R-4, IAEA, Vienna (2005).

[2] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Safety Assessment of

Research Reactors and Preparation of the Safety Analysis Report, Safety

Series

No. 35-G1, IAEA, Vienna (1994).

[3] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Safety in the Utilization

and Modification of Research Reactors, Safety Series No. 35-G2, IAEA,

Vienna (1994).

[4] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Safety of Nuclear Power

Plants: Design, Safety Standards Series No. NS-R-1, IAEA, Vienna (2000).

[5] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Consideration of External

Events in the Design of Nuclear Facilities other than Nuclear Power Plants,

with Emphasis on Earthquakes, IAEA-TECDOC-1347, IAEA, Vienna (2003).

[6] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Site Evaluation for

Nuclear Installations, Safety Standards Series No. NS-R-3, IAEA, Vienna

(2003).

[7] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Quality Assurance for

Safety in Nuclear Power Plants and other Nuclear Installations, Code and

Safety Guides Q1–Q14, Safety Series No. 50-C/SG-Q, IAEA, Vienna (1996).

[8] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Seismic Evaluation of

Existing Nuclear Power Plants, Safety Reports Series No. 28, IAEA, Vienna

(2003).

Page 143: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

139

[9] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Evaluation of Seismic

Hazard for Nuclear Power Plants, Safety Standards Series No. NS-G-3.3,

IAEA, Vienna (2002).

[10] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Management of

Research Reactor Ageing, IAEA-TECDOC-792, IAEA, Vienna (1995).

[11] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Siting of Research

Reactors, IAEA-TECDOC-403, IAEA, Vienna (1987).

[12] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Grading of Quality

Assurance Requirements: A Manual, Technical Reports Series No. 328, IAEA,

Vienna (1991).

[13] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Earthquake Experience

and Seismic Qualification by Indirect Methods in Nuclear Installations,

IAEATECDOC-1333, IAEA, Vienna (2003).

[14] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Extreme External

Events in the Design and Assessment of Nuclear Power Plants, IAEA-

TECDOC-1341, IAEA, Vienna (2003).

[15] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Safety Assessment and

Verification for Nuclear Power Plants, Safety Standards Series No. NS-G-1.2,

IAEA, Vienna (2001).

[16] FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE UNITED

NATIONS, INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY,

INTERNATIONAL LABOUR ORGANISATION, OECD NUCLEAR ENERGY

AGENCY, PAN AMERICAN HEALTH ORGANIZATION, WORLD HEALTH

ORGANIZATION, International Basic Safety Standards for Protection against

Ionizing Radiation and for the Safety of Radiation Sources, Safety Series No.

115, IAEA, Vienna (1996).

[17] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Guidelines for

Integrated Risk Assessment and Management in Large Industrial Areas,

IAEA-TECDOC-994, IAEA, Vienna (1998).

Page 144: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

140

[18] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Format and Content of

the Safety Analysis Report for Nuclear Power Plants, Safety Standards Series

No. GS-G-4.1, IAEA, Vienna (2004).

[19] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Application of the Single

Failure Criterion, Safety Series No. 50-P-1, IAEA, Vienna (1990).

[20] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, External Human

Induced Events in Site Evaluation for Nuclear Power Plants, Safety Standards

Series No. NS-G-3.1, IAEA, Vienna (2002).

[21] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Flood Hazard for

Nuclear Power Plants on Coastal and River Sites, Safety Standards Series

No. NS-G-3.5,

IAEA, Vienna (2003).

[22] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Meteorological Events in

Site Evaluation for Nuclear Power Plants, Safety Standards Series No. NS-G-

3.4, IAEA, Vienna (2003).

[23] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Seismic Design and

Qualification for Nuclear Power Plants, Safety Standards Series No. NS-G-1.6,

IAEA, Vienna (2003).

[24] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, External Events

Excluding Earthquakes in the Design of Nuclear Power Plants, Safety

Standards Series No. NS-G-1.5, IAEA, Vienna (2003).

[25] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Geotechnical Aspects of

Site Evaluation and Foundations for Nuclear Power Plants, Safety Standards

Series No. NS-G-3.6, IAEA, Vienna (2005).

[26] YOUD, T.L., IDRISS, I.M., “Summary report”, Evaluation of Liquefaction

Resistance of Soils (Proc. Workshop Salt Lake City, UT, 1996), National

Center for Earthquake Engineering Research, Buffalo, NY (1996).

Page 145: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

141

[27] NUCLEAR REGULATORY COMMISSION, Standard Review Plan,

NUREG- 800, USNRC, Washington, DC (1981).

[28] NEBUDA, D.T., Protection against Malevolent Use of Vehicles at Nuclear

Power Plants, Rep. NUREG/CR-6190, US Nuclear Regulatory Commission,

Washington, DC (1994).

[29] AMERICAN SOCIETY OF CIVIL ENGINEERS, Seismic Analysis of

Safetyrelated Nuclear Structures, Rep. ASCE 4-86, ASCE, New York (1986).

[30] AMERICAN SOCIETY OF CIVIL ENGINEERS, Seismic Analysis of

Safetyrelated Nuclear Structures, Rep. ASCE 4-98, ASCE, New York (1998).

[31] AMERICAN SOCIETY OF MECHANICAL ENGINEERS, ASME Boiler

and Pressure Vessel Code, Section III, Subsections NC, ND, NF and

Appendices, 1992 edn, ASME, New York (1992).

[32] INTERNATIONAL ELECTROTECHNICAL COMMISSION, Nuclear Power

Plants/Electrical Equipment of the Safety System — Qualification, Rep. IEC

60780, 2nd edn, IEC, Geneva (1998).

[33] INTERNATIONAL ELECTROTECHNICAL COMMISSION,

Recommended Practices for Seismic Qualification of Electrical Equipment of

the Safety System for Nuclear Generating Stations, Rep. IEC 980, 1st edn,

IEC, Geneva (1989).

[34] INTERNATIONAL ELECTROTECHNICAL COMMISSION, Electrical

Relays — Part 21: Vibration, Shock, Bump and Seismic Tests on Measuring

Relays and Protection Equipment — Section 3: Seismic Tests, Rep. IEC

60255-21-3, 1st edn, IEC, Geneva (1993).

[35] INSTITUTE OF ELECTRICAL AND ELECTRONICS ENGINEERS,

Recommended Practice for Seismic Qualification of Class 1E Equipment for

NuclearPower Generation Stations, Rep. IEEE-344 Std, IEEE, New York

(1987).

Page 146: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

142

[36] AMERICAN SOCIETY OF MECHANICAL ENGINEERS, Qualification of

Active Mechanical Equipment used in Nuclear Power Plants, QME 1-94,

ASME,

New York (1994).

[37] SENIOR SEISMIC REVIEW AND ADVISORY PANEL, Use of Seismic

Experience and Test Data to Show Ruggedness of Equipment in Nuclear

Power Plants, Rev. 4.0, SSRAP, Washington, DC (1991).

[38] SEISMIC QUALIFICATION UTILITY GROUP, Generic Implementation

Procedure (GIP) for Seismic Verification of Nuclear Power Plant Equipment,

Rev. 2A, SQUG, Washington, DC (1992).

[39] DEPARTMENT OF ENERGY, Seismic Evaluation Procedure for

Equipment in US Department of Energy Facilities, Rep. DOE/EH-0545, DOE,

Washington, DC (1997).

[40] UNITED STATES ARMY CORPS OF ENGINEERS, Technical Basis for

Regulatory Guide for Soil Liquefaction, USACE, Hyattsville, MD (2000).

[41] CZARNECKI, R.M., et al., Seismic Verification of Nuclear Power Plant

Equipment Anchorage, Rep. NP-5228-SL, Vols 1–4, Rev. 1, Electric Power

Research Institute, Palo Alto, CA (1991).

[42] EUROPEAN ORGANIZATION FOR TECHNICAL APPROVALS, Metal

Anchors for Use in Concrete, Part One: Anchors in General, ETAG 001,

EOTA, Brussels (1997).

[43] LAWRENCE LIVERMORE NATIONAL LABORATORY, Practical

Equipment Seismic Upgrade and Strengthening Guidelines, Rep. UCRL-

15815, Livermore, CA (1986).

[44] LAWRENCE LIVERMORE NATIONAL LABORATORY, Walkdown

Screening Evaluation Field Guide, Rep. UCRL-ID-115714, Rev. 2, Livermore,

CA (1993).

Page 147: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

143

[45] STEVENSON & ASSOCIATES, Criteria for Seismic Evaluation and

Potential Design Fixes for WWER-type Nuclear Power Plants, Stevenson

Engineering Consulting, Cleveland, OH (1996).

[46] WESTINGHOUSE SAVANNAH RIVER COMPANY, Procedure for the

Seismic Evaluation of Piping Systems Using Criteria, Rep. WSRC-TR-94-

0343, Rev. 1, SRS, South Carolina (1995).

[47] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Dispersion of

Radioactive Material in Air and Water and Consideration of Population

Distribution in Site Evaluation for Nuclear Power Plants, Safety Standards

Series No. NS-G-3.2, IAEA, Vienna (2002).

[48] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Manual on Quality

Assurance for the Survey, Evaluation and Confirmation of Nuclear Power

Plant Sites, IAEA-TECDOC-416, IAEA, Vienna (1987).

[49] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, IAEA Safety Glossary,

Version 1.0, IAEA, Vienna (2000).

[50] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Self-assessment

Guidelines of the Engineering Safety Aspects of the Physical Protection of

Nuclear Facilities against Sabotage, IAEA (in preparation).

[51] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Safety Aspects of

Foundations of Nuclear Power Plants, Safety Series No. 50-SG-S8, IAEA,

Vienna (1986). [52] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY,

Preparedness of the Operating Organization (Licensee) for Emergencies at

Nuclear Power Plants, Safety Series No. 50-SG-O6, IAEA, Vienna (1982).

[53] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Earthquake Experience

and Seismic Qualification by Indirect Methods in Nuclear Installations,

IAEATECDOC-1333, IAEA, Vienna (2002).

[54] DIRECTION DE LA SÛRETÉ DES INSTALLATIONS NUCLÉAIRES, La

protection contre les risques externes, La revue de l’Autorité de Sûreté

nucléaire

Page 148: keselamatan reaktor riset baru dan yang ada dalam kaitan dengan

144

(française) 142 (2001).

[55] LOS ALAMOS NATIONAL LABORATORY, A Review of Criticality

Accidents,

Rep. 13638, 2000 Revision, Los Alamos National Laboratory, Los Alamos,

NM (2000).

[56] DEPARTMENT OF ENERGY, Hanford Joint Information Center, News

Release 004, June 28, 2000, DOE, Richland, WA (2000).

[57] KENNEDY, R.P., Overview of Methods for Seismic PRA and Margin

Analysis including Recent Innovations, Rep. EPRI 261577, EPRI, Palo Alto,

CA (1977).

[58] ELECTRIC POWER RESEARCH INSTITUTE, A Methodology for

Assessment of Nuclear Power Plant Seismic Margin, Rep. EPRI NP-6041,

EPRI, Palo Alto, CA (1988).

[59] DEPARTMENT OF ENERGY, Seismic Evaluation Procedure for US

Department of Energy Facilities, Rep. DOE/EH-0545, USDOE, Washington,

DC (1977).

[60] STEVENSON & ASSOCIATES, QuickSFP Computer Code, Users

Manual,

S&A-Ro, Bucharest (2002).