keselamatan pengelasan & listrik

40

Upload: iqbal-sidik

Post on 17-Feb-2016

108 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Keselamatan Pengelasan & Listrik.pdf

TRANSCRIPT

Page 1: Keselamatan Pengelasan & Listrik
Page 2: Keselamatan Pengelasan & Listrik

MAKSUD dan TUJUAN

Petunjuk umum yang diberikan untuk membantu para pengawas operasi, pengawas pelaksanaan pekerjaan dan pengawas keselamatan kerja dalam melaksanakan tugas pengawasan, sehingga :

Pekerjaan pengelasan, pemotongan, pekerjaan listrik dan hand tools dapat dilakukan dengan aman.

Mengetahui standar kerja aman

Penggunakan APD sesuai standar

Mengetahui standar lingkungan kerja aman.

Page 3: Keselamatan Pengelasan & Listrik

. JENIS-JENIS PEKERJAAN BERBAHAYA

Pekerjaan Panas (Hot Work)

Pekerjaan panas adalah pekerjaan yang menggunakan sumber api terbuka atau memiliki potensi terjadinya percikan (spark) atau pemantik (ignition) yang dapat menyalakan sumber bahan bakar atau uap mudah terbakar yang mungkin terdapat di tempat kerja.

Las listrik

Las karbit / Oksigen-Asetilena

Solder

“Chipping”

.

Page 4: Keselamatan Pengelasan & Listrik

. JENIS-JENIS PEKERJAAN BERBAHAYA

Pekerjaan Panas (Hot Work) Menggerinda

Sandblasting (yang menghasilkan percikan).

Penggunaan peralatan bertenaga listrik yang tidak diperuntukkan bagi area berbahaya (Not Classified, Not Intrisically Safe, Not Explosion Proof dan lainnya).

Membuka Kotak Sambungan Listrik (junction box) yang tahan ledakan (explosion proof).

Pengoperasian mesin potong atau gergaji manual.

Pengoperasian motor listrik yang anti / tahan ledakan (explosion proof rating).

Page 5: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Pekerjaan Pengelasan

IJIN KERJA PANAS 1. Pekerjaan pengelasan dan pemotongan panas, bila

dilakukan diluar bengkel pengelasan atau daerah bebas yang sudah ditentukan, memerlukan ijin kerja panas. Gas test dan usaha-usaha pencegahan kebakaran serta kecelakaan harus dilakukan sebelum pekerjaan dimulai.

2. Untuk pengelasan dan pemotongan didalam kolom-kolom dan ruangan-ruangan tertutup, pemeriksaan adanya gas beracun dan cukupnya udara untuk bernafas harus dilakukan, dan telah dilengkapi dengan surat ijin masuk ruang tertutup (entry permit).

3. Setiap pengelasan atau pemotongan dan pembakaran gas dengan oksigen harus menggunakan pemantik api.

Page 6: Keselamatan Pengelasan & Listrik

METODE PENGELASAN

Metode pengelasan ada dua :

1. Proses pengelasan secara elektrik (dengan busur listrik).

2. Proses pengelasan dengan panas hasil pembakaran bahan bakar gas dengan oksigen

Page 7: Keselamatan Pengelasan & Listrik

ALAT PELINDUNG DIRI

Pakaian kerja harus tersendiri dari celana panjang dan baju lengan panjang yang menutupi seluruh tubuh si pemakai (baju coveral).

Setiap juru las dan pembantunya harus memakai alat pelindung diri dan pakaian kerja, yang kesemuanya dapat dipakai tanpa menyebabkan kesulitan dan gangguan pada saat bekerja (pakaian yang sesuai). Pakaian proteksi yang dikenakan harus mampu menahan intensitas panas saat mengelas atau memotong.

Alat pelindung diri seperti : topi pengaman, pelindung mata, kedok muka, sarung tangan kulit, rompi / apron, baju lengan panjang, sepatu keselamatan yang sesuai atau yang sejenisnya, safety belt (bila perlu) harus dipakai juru las selama melakukan pengelasan dan pemotongan panas. Hal ini untuk menghindarkan dari bahaya sentuhan listrik terhadap si pemakai.

Page 8: Keselamatan Pengelasan & Listrik

ALAT PELINDUNG DIRI

Pembantu juru las juga harus memakai helm untuk mengelas dan kacamata pengaman atau kacamata khusus juru las, sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dipekerjakan. Pembantu Juru Las sama sekali tidak boleh mengamati bunga api selama pengelasan, kecuali kalau dia menggunakan helm las biasa.

Lengan dan leher baju harus dikancing untuk mencegah masuknya bunga api. Kemeja tidak boleh dilengkapi dengan saku depan.

Pakaian yang kena minyak atau gemuk tidak boleh dipakai saat melakukan pekerjaan las atau pemotongan panas.

Page 9: Keselamatan Pengelasan & Listrik

ALAT PELINDUNG DIRI

Apabila juru las diperlukan untuk mengelas didaerah

tertutup, misalnya :

dalam ketel-ketel uap, tangki-tangki atau ditempat

tempat yang sejenis, harus memenuhi ketentuan-

ketentuan sebagai berikut :

1. Sirkulasi udara dalam ruangan tertutup harus baik.

2. Dilarang menggunakan gas oksigen untuk keperluan ventilasi.

3. Bahan - bahan yang mudah terbakar harus dihindari.

4. Gunakan penyedot asap yang timbul pada pengelasan (bila perlu).

Page 10: Keselamatan Pengelasan & Listrik

ALAT PELINDUNG DIRI

5. Semua peralatan kerja harus bekerja dengan baik.

6. Harus ada pengawasan dari luar ruangan guna membantu bila terjadi hal yang tidak diinginkan. (Mengamati juru las secara terus menerus).

7. Dilarang mengelas tangki atau drum yang mengandung bekas bahan yang mudah terbakar sebelum dibersihkan dan diisi air.

8. Harus diadakan petunjuk cara mengeluarkan dengan segera juru las yang dapat bahaya, dan melakukan pertolongan pertama.

9. Harus digunakan pegangan elektroda dari jenis yang diselubungi isolasi secara

Page 11: Keselamatan Pengelasan & Listrik

ALAT PELINDUNG DIRI

10. Suplai listrik ke pesawat las arus bolak balik harus di matikan :

Sampai saat juru las siap untuk mengelas.

Pada saat juru las terpaksa meninggalkan pekerjaan oleh suatu alasan.

Pada saat mengganti elektroda las, kecuali menggunakan peralatan berisolasi yang sempurna.

Ventilasi yang memadai harus disiapkan sebelum memulai pengelasan atau pemotongan di tempat-tempat / ruang yang terbatas dengan sirkulasi udara alami (ruangan yang sempit).

Page 12: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Perangkat Proteksi Kebakaran

1. Pekerjaan las dan memotong dengan suluh api dapat dilakukan di hampir semua bangunan atau daerah. Untuk itu, Safety Inspector harus menentukan perangkat pemadam kebakaran yang efektif yang harus tersedia.

2. Lantai-lantai harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar, jika terdapat lantai metal, lantai ini harus dijaga tetap basah atau diproteksi disaat-saat melakukan pekerjaan las atau memotong.

3. Area sekitar harus diamankan dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan dibebaskan dari kemungkinan adanya bocoran minyak / gas.

Page 13: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Perangkat Proteksi Kebakaran

4. Alat-alat pemadam api (air, CO2, dan zat kimia kering / dry chemical yang sesuai dengan keperluannya) dan atau selang air pemadam kebakaran harus diletakkan pada lokasi yang cocok dan dekat dengan pekerjaan mengelas atau memotong. Juru las dan pembantunya , harus tahu cara pengoperasian alat-alat pemadam api dan selang air pemadam dan mempunyai pengetahuan mengenai metode-metode pemadam kebakaran.

5. Perangkat pemadam kebakaran portabel, selang air pemadam kebakaran, terpal pemadam api, penyekat dan alat-alat proteksi lainnya (water sprayer) harus tersedia dan ada dalam kondisi yang baik.

Page 14: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Perangkat Proteksi Kebakaran

Pengamanan sumber api (spark) dapat dilakukan dengan menggunakan ”Selimut Api” (Fire Blanket).

Pengamanan Area Kerja dengan Fire Blanket

Page 15: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Pengawasan Bahan Padat yang Mudah Terbakar

1. Bahan-bahan mudah terbakar dan tidak diperlukan yang berada di area yang sedang ada pekerjaan pengelasan dan pemotongan panas, harus disingkirkan.

2. Jika dirasa perlu melakukan pekerjaan las dan memotong dalam jarak yang dekat dengan bahan-bahan yang mudah terbakar, maka bahan-bahan tersebut harus dilindungi dengan penutup yang tahan api atau dengan tabir air dan dijaga supaya selalu dalam kondisi aman.

3. Untuk itu perlu dilakukan gas test sesering mungkin atau dipasang perangkat deteksi gas tetap yang dapat memberikan sinyal bila ada gas yang melebihi konsentrasi tertentu.

Page 16: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Pengawasan Bahan Cair yang Mudah Terbakar

1. Pekerjaan mengelas dan memotong tidak boleh dilakukan disekitar daerah cairan yang mudah menyala, kecuali telah dilakukan persiapan untuk mencegah penyalaan dari tiap sumber.

2. Seluruh saluran pembuangan (drainage) dalam jarak 15 meter dari tempat pengelasan dan pemotongan harus ditutup atau cara lain untuk mencegah terbakarnya uap atau cairan yang mudah terbakar oleh bunga api atau panas.

3. Jauhkan bahan cair yang mudah terbakar ke daerah yagn aman (pengelasan dan pemotongan yang aman harus berjarak minimum 11 meter dari bahan cair yang mudah terbakar). Yakinkan bahwa tidak terdapat celah atau lubang dilantai / dinding pada daerah kerja pengelasan atau pemotongan yang berhubungan dengan bahan bakar cair

Page 17: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Pengawasan Percikan Bunga Api

1. Jika bekerja di daerah yang tidak aman, harus digunakan perisai atau penyekat untuk mengontrol arah jatuhnya pancaran bunga api, dan menghindari pemaparan percikan-percikan bunga api terhadap pekerja lainnya.

2. Harus ada satu atau beberapa orang yang ditugaskan untuk mengawasi kemungkinan terjadinya kebakaran, dan petugas ini harus dilengkapi dengan perangkat pemadam kebakaran.

3. Setelah selesai melakukan pekerjaan las dan memotong, daerah pekerjaan harus diperiksa untuk meyakinkan tidak ada nyala api atau sisa-sisa metal panas.

4. Pengawasan yang efektif harus dilakukan mencegah terjatuhnya percikan-percikan bunga api atau metal panas terhadap orang-orang atau bahan yang mudah terbakar pada waktu pekerjaan las atau memotong dilakukan diatasnya.

Page 18: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PENTANAHAN (Grounding)

1. Semua peralatan yang menggunakan listrik yang dipakai pada operasi pengelasan harus ditanahkan secukupnya dan harus sesuai dengan persyaratan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

2. Pentanahan (Grounding) harus dipasang pada objek yang sedang di kerjakan, dan sedekat mungkin dengan pengelasan dilakukan.

3. Penghantar hubungan tanah untuk instalasi listrik tidak boleh digunakan sebagai hantaran balik.

4. Rangka mesin atau kotak mesin las busur listrik harus digrounding dengan cara-cara yang sesuai dengan standar National Electrical Code dan tahanan maksimum untuk grounding adalah 5 Ohm.

5. Percabangan, kabel, derek (crane), kerekan (hoist) dan lift tidak boleh digunakan sebagai penghubung grounding.

Page 19: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PENTANAHAN (Grounding)

6. Jika sebuah gedung atau struktur metal lainnya digunakan untuk mengembalikan arus dari sirkuit pengelasan selama pekerjaan konstruksi atau modifikasi, maka perlu dilakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah koneksi listrik pada seluruh sambungan telah sempurna.

Jika ada percikan bunga api atau pemanasan pada tempat tertentu maka struktur tersebut tidak boleh dipergunakan sebagai sirkuit pengembalian arus pengelasan.

7. Bila sebuah struktur, converyor, atau peralatan tetap

(fixedture) dipakai sebagai sirkuit pengembalian arus pengelasan selama masa konstruksi atau modifikasi, maka sambungan-sambungan harus diikat atau dilengkapi dengan alat pengumpul arus yang mencukupi, dan secara periodik dilakukan inspeksi untuk memastikan tidak terjadinya kondisi elektrolisa atau kejutan (shock) atau bahaya kebakaran pada penggunaannya.

Page 20: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Pengelasan Menggunakan Oksigen – Asetilen & Bahan Bakar Lainnya

Ada bermacam-macam gas yang dapat dipakai untuk maksud pengelasan akan tetapi yang paling sering dipergunakan adalah kombinasi antara Gas Oksigen dan Asetilen. Oleh karena itu kita perlu memahami sifat-sifat dari gas ini agar dalam mempergunakannya dapat berjalan dengan aman.

1. Oksigen Oksigen dibutuhkan untuk menunjang suatu proses

pembakaran. Keberadaan Oksigen dapat mengubah percikan kecil

menjadi nyala yang besar. Minyak atau minyak pelumas harus dijauhkan dari

tabung Oksigen. Oksigen biasanya disediakan dalam silinder baja yang standar.Tersedia tekanan silinder dari 2000 – 6000 lb/in2.

Maksimum tekanan pengisian selalu tertera di silinder.

Page 21: Keselamatan Pengelasan & Listrik

2. Asetilen Pada keadaan bertekanan gas asetilen sangat tidak stabil dan mudah terurai menjadi hidrogen dan carbon yang mudah meledak. Dengan demikian diperlukan cara penyimpanan yang khusus untuk gas asetilen. Tabung silinder diisi dengan campuran Calsium Silicate (suatu material dengan porositas 90%), kemudian diisi dengan acetone (pelarut untuk gas asetilen). Acetone mempunyai kapasitas penyerapan sampai 35 kali volume asetilen per volume acetone pada tekanan atmosfir. Tekanan yang aman untuk menyimpan gas asetilen didalam silinder dijaga agar tidak melebihi 15 psig.

Page 22: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Penanganan Silinder Oksigen, Asetilen dan Perlengkapannya

1. Tidak boleh disimpan di area lembab/dekat bahan kimia yang korosif.

2. Harus disimpan dengan posisi berdiri tegak.

3. Katup pengaman (safety valve) harus dilindungi oleh penutup (cap) jika tidak dipakai.

4. Tabung-tabung oksigen atau gas pengoksidasi, penyimpanan harus dipisahkan dari bahan yang mudah terbakar.

5. Jarak min. 6 m, atau dipisahkan oleh dinding tahan api setinggi min. 1,5 m dan tahan api selama kurang lebih 30 menit.

6. Harus disimpan secara teratur, sistem FIFO.(First In First Out)

Page 23: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Penanganan Silinder Oksigen, Asetilen dan Perlengkapannya

7. Silinder-silinder asetilen yang disimpan diluar (out doors) harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindari terjadinya pengakaratan pada silinder asetilen.

8. Penangkal nyala api (Flashback Arrester) harus dipasang pada saluran keluar gas oksigen dan asetilen yang menuju ke brander las agar tidak terjadi nyala api pada saluran / selang oksigen dan asetilen.

9. Juru Las sebelum melaksanakan pekerjaannya harus mengadakan pemeriksaan terhadap instalasi pesawat las, antara lain :

Pemeriksaan terhadap kebocoran-kebocoran gas pada sambungan atau pipa-pipa karet.

Page 24: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Penanganan Silinder Oksigen, Asetilen dan Perlengkapannya

Peralatan kerja harus dalam keadaan baik.

Peralatan kerja listrik harus diinsulasi dan di-grounding .

Flashback arrestor seharusnya diletakkan sedekat mungkin dengan sumber api.

Page 25: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Jika pipa karet diganti dengan yang baru hendaknya ditiupkan terlebih dahulu dengan angin sehingga pipa karet tersebut betul-betul bersih.

Pemeriksaan terhadap alat-alat keselamatan kerja dari perangkat pesawat las.

10. Cara pemeriksaan terhadap kebocoran-kebocoran gas pada sambungan atau pipa-pipa karet. Dilakukan dengan memakai cairan sabun atau 5%

cairan pembersih dalam air. Pada waktu pemriksaan kebocoran dilarang

memakai api terbuka.

11. Penempatan pesawat tidak diperbolehkan ditempat yang berdekatan dengan api terbuka / sekurang-kurangnya harus berjarak 4 meter.

Lanjutan,

Page 26: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Lanjutan…

11. Dilarang merokok atau membawa api terbuka mendekati pembangkit gas asetilen.

12.Petugas-petugas dalam pekerjaan las atau memotong, tidak diperkenankan menggunakan gas oksigen untuk mendinginkan tubuh dan tempat kerja.

13.Waktu menghidupkan nyala api, kran harus dibuka terlebih dahulu ialah zat asam, setelah itu barulah kran asetilen.

14.Waktu mematikan nyala api, kran yang harus ditutup terlebih dahulu ialah kran asetilen, setelah itu barulah kran zat asam.

15.Pembakar dinyalakan setelah kran dibuka beberapa waktu guna mengeluarkan udara dari pipa karet.

Page 27: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PENANGANAN TABUNG GAS BERTEKANAN

Persyaratan berikut ini dapat diterapkan untuk penanganan tabung gas secara baik dan aman : Gas bertekanan harus ditangani oleh orang orang

yang telah terlatih. Pelatihan harus berisi seluruh informasi yang spesifik

yang relevan dengan gas yang digunakan dan informasi keadaan darurat yang dibutuhkan.

Setiap pemindahan tabung gas wajib menggunakan sepatu pengaman (safety shoes).

Untuk mencegah kerusakan pada tabung. Tempatkan tabung gas di tempat yang terlindungi dari kerusakan fisik, dari benturan atau kejatuhan benda, korosi

atau kerusakan karena huru-hara publik.

Page 28: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Gambar Alat Untuk Pemindahan Tabung Gas Bertekanan

Handtruck untuk membawa tabung silinder.

Handtruck dengan landasan untuk mengangkat tabung silinder.

Penanganan Silinder Oksigen, Asetilen dan Perlengkapannya

Page 29: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Pesawat Pengelas dengan Busur Listrik

1. Semua kabel-kabel untuk pengelasan harus dalam kondisi yang baik, dan mempunyai isolasi yang sempurna. Jika kabel harus disambung, sambungannya harus dibalut dengan baik sehingga didapat hubungan listrik yang sempurna. Sambungan tersebut tidak boleh bersentuhan dengan permukaan-permukaan metal lainnya.

2. Semua bagian yang dilalui arus listrik, termasuk benda kerja atau hantaran balik, harus dianggap bertegangan, oleh sebab itu bagian badan atau tubuh juru las tidak boleh berada pada kedudukan sedemikian rupa hingga dapat dilalui arus listrik.

3. Jika pada waktu mengelas juru las harus menjaga agar tidak menyinggung bagian yang telanjang dari elektroda atau pegangan elektroda dengan bagian lain dari badannya.

Page 30: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Lanjutan

4. Untuk mencegah supaya tidak dilalui arus listrik, pakaian, sarung tangan dan sepatu yangbasah atau rusak tidak boleh digunakan.

5. Menghubungkan kabel las harus dengan permukaan kontak yang bersih, terikat dengan kuat dan dilindungi dengan sempurna terhadap bahaya sentuh.

6. Dalam keadaan bagaimanapun juga, hubungan pesawat las ke suplai listrik harus diputuskan dulu sebelum menghubungkan kabel las ke terminal pada pesawat las.

7. Pesawat las harus dimatikan apabila tidak dipakai.

Page 31: Keselamatan Pengelasan & Listrik

Lanjutan

8. Sambungan kabel las harus dengan sambungan logam yang sesuai untuk keperluannya dan harus diisolasi dengan sempurna.

9. Terminal las harus tertutup atau dilindungi untuk mencegah bahaya sentuhan.

10.Kabel las yang rusak tidak boleh digunakan lagi dan apabila terdapat cacat pada kabel tersebut, harus segera dilaporkan kepada pengawas kerja (supervisor) yang bertanggung jawab, untuk diganti / diperbaiki.

Page 32: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PEKERJAAN LISTRIK

Di dalam fasilitas minyak dan gas bumi terdapat sumber energi berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan. Sumber-sumber energi tersebut terdiri dari : Energi Listrik (Statik dan Listrik Buatan) Energi Mekanik (Energi Putaran, Pergerakan) Energi Panas (sumber panas dari mesin, reaksi

kimia, hasil pembakaran, perpindahan panas, dan lain sebagainya.)

Energi Potensial (Gravitasi, Tekanan, Pegas)

Page 33: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PEKERJAAN LISTRIK

Tersengat energi listrik dapat menyebabkan kematian. Selain itu, energi listrik juga merupakan sumber-sumber pemantik (ignition) yang dapat menyebabkan kebakaran apabila kontak dengan bahan combustible (padat, cair) atau flammable material (cair, gas). Dalam fasilitas produksi minyak dan gas bumi, sudah tentu terdapat berbagai tingkatan tegangan sebagai sumber energi di fasilitas tersebut. Karena sifatnya yang merupakan sumber ignition (nyala), rancang bangun (design) dari instalasi listrik mengikuti aturan baku mengenai design di daerah

Page 34: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PEKERJAAN LISTRIK

Berbahaya dari fluida yang dapat menyala (hazardous area classification) dan di daerah tidak berbahaya dari fluida yang dapat menyala. Bagaimana energi listrik dapat menyebatkan kematian? Energi listrik selalu mencari bumi, ketika menyentuh sumber energi listrik / aliran listrik, aliran tersebut dengan cepat mengalir melalui tubuh kita ke bumi, sehingga menjadikan tubuh kita sebagai konduktor. Disain instalasi listrik sesuai klasifikasi area berbahayanya (lihat modul klasifikasi Area Berbahayanya ) .

Page 35: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PEKERJAAN LISTRIK

Ground Fault Circuit Interrupters (GFCIs) atau pembumian konduktor pd kerja konstruksi harus terpasang.

Ground Fault Circuit Interrupters (GFCIs) harus disediakan atau program pembumian konduktor untuk melindungi pekerja dari bahaya arus listrik diareal konstruksi harus dilaksanakan / dipasang.

Page 36: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PEKERJAAN LISTRIK

Semua peralatan listrik yang memiliki tegangan melebihi 120 volt, fase tunggal, 16 – 20 ampere, stop kontak yang tidak satu bagian dengan sistim kabel permanent harus diberikan GFCIs, kecuali pada generator yang kecil. Jumlah maksimum hambatan (resistance) untuk bonding listrik adalah 0,1 ohm, sedangkan untuk grounding adalah total pembumian 0,5 ohm. Kabel listrik yang rusak tidak boleh digunakan termasuk pemakain stop kontak yang berlebihan atau kondisinya tidak baik.

Page 37: Keselamatan Pengelasan & Listrik
Page 38: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PEKERJAAN LISTRIK

Gambar. Bahaya Penggunaan Alat Listrik yang Sudah Rusak

Bahaya dari listrik adalah dapat menyebabkan tersengat arus listrik. Penggunaan alat listrik dalam kondisi rusak dan penuh sambungan seperti pada gambar di bawah ini agar dihindari. Semua peralatan listrik harus dibumikan (grounded) dan terisolasi ganda untuk mengurangi terjadinya sengatan listrik.

Page 39: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PEKERJAAN LISTRIK

Juluran kabel listrik yang dapat menyebabkan jatuh tersandung Kabel listrik tidak terbentang di tempat jalan pekerja. Jika terpaksa terbentang, kabel tersebut harus ditutup dengan selotip agar pekerja yang lewat tidak tersandung.

Gambar Pengamanan Terhadap Kabel yang Menjulur

Page 40: Keselamatan Pengelasan & Listrik

PEKERJAAN LISTRIK

• Gerinda harus diberikan pengaman dari batu gurinda yang dapat pecah sewaktu waktu.

• Periksa sebelum digunakan. • Mengatur posisinya mesin tidak boleh ketika mesin sedang

berjalan. Lepaskan / jauhkan benda yang digerinda sebelum mematikan mesin.