keselamatan kerja (working safety)
DESCRIPTION
Working Safety help you to understand how to guide or your work save and controlled in Laboratory or Researching PlaceTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya
bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan
kimia,oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja
dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara
menanggulanginya.limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat
agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan.cara menggunakan peralatan umum dan
berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang
mungkin terjadi ketika bekerja di laboratorium.dengan pengetahuan singkat tersebut
diharapkan setiap individu khususnya para asisten dapat bertanggung jawab untuk menjaga
keselamatan kerja mahasiswa dilaboratorium dengan sebaik-baiknya.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan
dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh
seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta
mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia
Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita
pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab,
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja
yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
disekitarnya.
Diantara sarana kesehatan, Laboratorium Kesehatan merupakan suatu institusi dengan
jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan laboratorium
kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial.
Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan laboratorium menentukan kesehatan dan keselamatan
kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan teknologi laboratorium, maka
risiko yang dihadapi petugas laboratorium semakin meningkat.
Petugas laboratorium merupakan orang pertama yang terpajan terhadap bahan kimia
yang merupakan bahan toksisk korosif, mudah meledak dan terbakar serta bahan biologi.
Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan alat-alat yang mudah pecah, berionisasi dan
radiasi serta alat-alat elektronik dengan voltase yang mematikan, dan melakukan percobaan
dengan penyakit yang dimasukan ke jaringan hewan percobaan.
Oleh karena itu penerapan budaya ? aman dan sehat dalam bekerja? hendaknya
dilaksanakan pada semua Institusi di Sektor Kesehatan termasuk Laboratorium Kesehatan.
B. TUJUAN
Mengenali,memahami,serta mempelajari bahan-bahan kimia yang sering digunakan baik yang
bersifat berbahaya maupun yang tidak berbahaya.mengetahui sifat-sifat yang dimiliki olah
suatu bahan kimia, baik berupa sifat kimia maupun sifat fisiknya.mengetahui klasifikasi
bahan-bahn kimia berbahya.Keberadaan laboratorium kimia yang sangat diperlukan untuk
melakukan percobaan kimia dan adanya resiko kerja di dalam laboratorium mengharuskan
para pekerja laboratorium (praktikan) mengenal sifat, ciri, dan fungsi dari masing-masing alat
dan bahan yang ada di laboratorium. Selain itu para pekerja laboratorium (praktikan) harus
mengetahui cara-cara penanggulangan bahaya/ pencegahan bahaya, sehingga kecelakaan kerja
dapat dihindari atau setidak-tidaknya dapat dikurangi.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
BAB II
CARA KERJA YANG AMAN
2.1 Tindakan Tidak Aman Dari Manusia
Tindakan tidak aman dari manusia yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan
dapat digolongkan atas beberapa jenis, yaitu :
1. Menjalankan sesuatu tanpa wewenang atau gagal untuk mengamankan, memperingatkan,
atau tanpa pemberitahuan.
2. Menjalankan sesuatu dengan kecepatan tinggi.
3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi.
4. Menpergunakan alat yang kurang baik.
5. Pemuatan, penempatan, atau mencampur secara berbahaya.
6. Mengambil kedudukan atau sikap yang salah.
7. Melakukan pekerjaan pada peralatan yang bergerak atau berputar.
8. Bermain-main saat melakukan pekarjaan.
9. Tidak menggunakan alat pengaman.
Secara singkat tindakan-tindakan tidak aman tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1.1. Menjalankan sesuatu tanpa wewenang
Kecelakaan banyak terjadi karena tindakan seseorang yang melakukan atau
menjalankan sesuatu tanpa wewenang, seperti :
- Menjalankan, menghentikan, memakai, menyalakan, memindahkan atau
menggerakkan sesuatu tanpa wewenang.
- Tidak memberikan tanda-tanda yang cukup, kepada orang-orang sekitarnya.
- Lupa atau lalai mengunci, mengamankan, menahan alat, kendaraan, switch,
kerangan, material, mesin dan sebagainya dari gerakkan yang dapat
mambahayakan.
- Belum atau tidak memasang alat atau tanda-tanda peringatan, rambu-rambu dan
sebagainya sehingga dapat mencelakakan.
1.2. Beroperasi dengan kecepatan yang tidak aman
Misalnya seperti :
- Mengisi atau memasukkan terlalu cepat.
- Menjalankan atau mengemudukan pada kecepatan yang tinggi.
- Melemparkan barang-barang yang seharusnya dibawa atau diantarkan.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
- Lari atau melompat dari kemdaraan yang sedang berjalan, bordes dan lain-lain.
1.3. Mempergunakan alat yang kurang baik
- Memakai alat yang rusak.
- Memakai alat secara tidak aman (kunci pengganti, palu dan sebagainya).
- Memakai tangan sebagai pengganti alat.
- Memegang benda dengan tidak benar, atau mengambil dengan pegangan yang
salah.
- Salah memakai alat pengaman.
1.4. Memuat, menempatkan, mencampur secara tidak aman
- Muatan berlebihan.
- Mengangkat atau mambawa bahan terlalu berat.
- Mengatur atau menempatkan benda/material dengan tidak aman.
- Mencampur atau mengaduk suatu zat dengan zat berbahaya lainnya.
- Membuat/material menjadi tidak aman, misal seperti : membuat api dalam ruang
mengandung bahan bakar atau sempit, merokok di tempat-tempat yang tidak
diizinkan.
1.5. Mengambil posisi tidak aman
- berada di bawah beban atau benda.
- Dekat alat atau mesin.
- Mengangkat beban hingg menutupi pandangan kedepan.
- Bekarja dengan cara tidak aman
- Mengendarai pada posisi tidak aman
- Bekerja pda penghantar tegangan tinggi dengan posisi di samping kiri/kanan
1.6. Bermain-main saat melakukan /pengaman
- Berkalakar
- Bertengkar. Dll
1.7. Tidak memakai alat keselamatan/pengaman
- Melepaskan alat keselamatan saat bekerja.
- Memakai alat yang tidak sesuai jenis pekerjaan
- Berpenampilan tidak aman (seperti: longgar, rambut terurai.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Faktor-faktor tidak aman diatas, sering kali dilakukan oleh pratikan. Dengan demikian
salah satu cara untuk mencegah kecelakaan addalah dengan menghindari tindakan-tindakan
bahaya tersebut.
2.2 Pencegahan Tindakan Tidak Aman
Seperti dikemukakan diatas, tindakan tidak aman dari manusia dipengaruhi oleh
berbagai segi seperti latar belakang personil, keterampilan, psikologi, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang sehingga melakukan suatu tindakan tidak aman
antara lain karena :
1. Tidak Tahu
Seseorang tidak mengetahui atau tidak tahu bagaimana melakukan suatu pekerjaan
dengan baik. Dia tidak mengerti bahaya-bahaya yang bakal timbul, sehingga terjadi
kecelakaan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut di bawah ini :
- Kurang tingkat pendidikan (sosial, buta huruf, dsb)
- Tidak mengetahui sumber-sumber bahaya
- Tidak memahami peraturan/petunjuk yang ada
- Pendidikan tidak sesuai pekerjaan
Contoh :
a. Seseorang yang belum pernah mengenal bahan bakar premium, ia tidak tahu bahwa
bahan bakar tersebut mudah terbakar atau meledak. Suatu hari ia merokok didekat
drum premium hingga terjadilah ledakan atau kebekaran.
b. Seseorang yang belum pernah masuk kilang, tidak mengetahui bahwa di kilang tidak
boleh merokok hingga terjadilah kebakaran.
Dari contoh-contoh tersebut, dapat kita simpulkan bahwa tidak cukup mempunyai
pengetahuan sangat mempengaruhi tindakan tidak aman yang timbul. Namun disamping hal
tersebut diatas ada juga beberapa faktor antara lain :
1. Fisik
a. cacat
b. lelah
c. menderita sakit
d. ukuran fisik
e. mabuk
2. Kewajiban
a. lamban reaksi
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
b. accident prone
c. takut tinggi
d. rendah hati
e. mental lemah
f. gugup, dsb
2. Keterampilan/kemampuan
Seperti :
- Kurang pengalaman
- Kurang latihan
Contoh :
a. Seorang karyawan tahu cara menaiki menara atau stack, tetapi pada waktu melakukan,
yang bersangkutan tidak mampu karena takut pada ketinggian mengakibatkan hal yang
membahayakan.
b. Seseorang telah diberitahu bagaimana cara melakukan pekerjaan dengan mesin-mesin
atau suatu peralatan. Tetapi pada waktu melakukannya, karena belum ahli dan terampil
maka ia mengalami kecelakaan pada pengoperasian.
c. Seseorang calon supir diberitahu teori mengemudi dan langsung diminta
mempraktekkannya, dan yang bersangkutan mengalami kecelakaan karena belum
cukup terampil.
3. Tidak Mau
Tahap ketiga ialah bila seseorang telah diberi pengetahuan tentang sesuatu hal, dam
mampu melakukannya, namun kemauannya tidak ada sehingga terjadi kecelakaan. Hal
menyangkut mental attitude.
Contoh :
a. Setiap karyawan telah tahu fungsi alat keselamatan (seperti topi atau ikat pinggang)
dan bisa memakainya. Namun yang bersangkutan malas atau tidak mau menggunakan,
sehingga terjadi kecelakaan.
b. Seseorang sengaja mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi walaupun yang
bersangkutan tahu bahwa hal tersebut berbahaya dan ia bisa menghindarkannya.
Ketiga faktor-faktor yang telah disebutkan diatas marupakan sumber dari tindakan-
tindakan tidak aman. Oleh karena itu, dalam usaha pencegahan kecelakaan seseorang,
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
pengawas setidaknya mengetahui faktor-faktor yang menyebabakan seorang bahwanya
melakukan tindakan tidak aman sehingga dapat mengambil tindakan koreksi.
Tindakan Koreksi
FAKTOR TINDAKAN
Tidak tahu
Tidak mampu tidak bisa
Tidak mau
1. Beri pengetahuan tentang pekerjaan
2. Beri petunjuk bagaimana melakukan pekerjaan
dengan aman
3. Beritahukan tentang bahaya-bahaya yang dapat
timbul dari pekerjaan
1. Beri latihan untuk meningkatkan ketrampilan
(on the job training)
2. Beri bantuan
3. Beri petunjuk untuk mempermudah melakukan
pekerjaan (safety practices)
1. Diperlukan pembinaan mental attitue
2. Beri peringatan atau hukum
2.3 Keselamatan Kerja
Bekerja aman dengan bahan kimia :
1.Hindari kontrak langsung dengan bahan kimia.
2. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
3. Dilarang mancicipi atau menciumi bahan kimia kecuali ada perintah khusus.
4. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).
Berbagai usaha dapat dilakukan untuk mengganti sipasi kecelakaan dalam suatu
percobaan di dalam laboratorium kimia. Salah satunya adalah mengatasi keracunan bahan
yang dapat dilakukan dengan cara memakai perlengkapan keselamatan kerja di laboratorium.
Perlengkapan tersebut antara lain :
a. Memakai masker yang dilengkapi dengan filter jenis masker diwarnai dengan label,
contohnya :
- gas asam = putih
- gas sianida = putih-hijau
- gas klor = putih-kuning
b. Untuk mengatasi bahan kimia yang bersifat korosif diperlakukan beberapa perlengkapan
tambahan, antara lain :
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
- Memakai jas labor yang bertangan panjang
- Memakai pakaian berupa rompi
- Memakai pakaian yang dapat melindungi semua bagian tubuh
- Memakai sarung tangan
- Memakai kacamata labor
- Memakai perisai muka
Selain itu apabila ruangan laboratorium terkontaminasi, pratikan harus memakai masker yang
dilengkapi dengan oksigen tabung yang berukuran kecil.
Didalam ruang laboratorium pun bisa terjadi kebakaran. Untuk itu, sebelum
memadamkam api ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
- Identifikasi terhadap bahan kimia yang terbakar
- Menentukan jenis pemadam kebakaran yang sesuai dengan bahan kimia yang
terbakar.
Tetapi sebelumnya kita atau para pratikan yang lainnya harus mengetahui jenis
kebakaran yang terbagi menjadi 4 kelas. Yaitu :
a. Kelas A, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa kertas, kain, kayu.
Kebakaran dalam kelas ini dapat dipadamkan dengan menggunakan air, busa, bubuk
kering, gas CO2, atau menggunakan halon.
b. Kelas B, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh bahan kimia yang berupa pelarut
organik. Kebakaran pada kelas ini tidak dapat dipadamkan dengan menggunakan air,
tetapi dapat di padamkan dengan menggunakan busa, bubuk kering, gas CO2, atau
menggunakan halon.
c. Kelas C, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh korleting. Listrik, kebakaran pada jenis
ini tidak dapat dipadamkan dengan menggunakan air atau pun busa, tetapi dapat
dipadamkan dengan menggunakan bubuk kering, gas CO2, atau halon.
d. Kelas D, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh logam alkali. Kebakaran jenis ini juga
tidak dapat dipadamkan dengan menggunakan air ataupun busa, tetapi dengan
menggunakan bubuk kering, gas CO2, atau halon.
Berikut ini adalah penjelasan tentang jenis-jenis pemadam kebakaran yang telah disebutkan
diatas, yaitu :
a. Air
Air memang mudah didapat dengan cepat, dalam pemadam air berfungsi sebagai pendingin
dan menyelimuti bahan dari oksigen oleh adanya uap air yang terbentuk. Pemakaian air
hanya untuk kebakaran yang ditimbulkan oleh kertas, kayu, kain, karet, dan plastik. Luas
kobaran api. Pemakaian api pada kebakaran akibat listrik akan menimbulkan hubungan
pendek. Pada kebakaran akibat logam alkali air hanya akan memperbesar reaksi kebakaran.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
b. Busa
Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi mengisolasi bahan dari oksigen.
Pemadam kedakaran jenis ini cukup efektif untuk api yang ditimbulkan oleh kebakaran
kertas, kayu, plastik, karet, dan pelarut organik. Tetapi busa berbahaya untuk kebakaran
akibat dan logam alkali.
c. Bubuk kering
Bubuk kering adalah bubuk halus campuran bahan kimia seperti Na2CO3, K2CO3, KCL, dan
sebagainya yang mudah mengalir apabila disemprotkan. Dalam pemadam kebakaran
berfungsi untuk melindungi bahan dari oksigen dan radiasi panas serta menyerap
radiasi/radikal pembentuk reaksi berantai. Jenis pemadam kebakaran ini cocok untuk dipakai
di seluruh jenis kebakaran.
d. Gas CO2
Gas CO2 bertenaga tinggi dengan efektif dapat digunakan untuk pemadam segala jenis
kebakaran hal ini terjadi karena gas tersebut. Lebih berat dari udara. Dapat mengisolasi
bahan yang terbakar dari O2 namun kelemahannya adalah dapat terjadinya penyalaan api
kembali.
e. Halon
Halon adalah suatu senyawa hidrokarbon yang terhalogenasi yang umumnya turunan
matana atau etana. Jenis pemadam kebakaran ini berfungsi sebagai pembentuk selimut api
yang mengisolasi bahan dari O2, penyerap radikal-radikal penyebab reaksi berantai seperti
halnya gas CO2. Halon juga baik untuk semua jenis kebakaran. Mempunyai volum yang
lebih kecil sehingga lebih praktis dari gas CO2.
I I I. Labelisasi dan Informasi Badan Kimia
Untuk memudahkan para pratikan mencari bahan kimia, para pratikan harus.
Mengetahui rumus molekul dari bahan kimia yang diinginkan. Hal ini dikarenakan suatu zat
dengan zat yang lain rumus molekulnya pasti sama sedangkan nama dari bahan kimia tersebut
bisa saja berbeda. Selain itu untuk memudahkan pratikan mengenal bahan kimia yang
berbahaya beserta bahaya yang ditimbulkan dengan mudah dan cepat, dipakai label atau
simbol bahaya.
III.1. Alat-alat tangan (hand tools)
Dalam kegiatan kerja, manusia tidak dapat lepas dari alat-alat pembantu seperti tang,
obeng, kunci pas, palu dsb. Kecelakaan sangat sering terjadi darib menggunaan alat tersebut,
walaupun sifat kecelakaan biasanya ringan. Tetapi mengingat bagian yang cedera justru sangat
vital untuk bekerja, seperti jari tangan, dan anggota tubuh yang lainnya, maka waktu yang
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
hilang juga akan menjadi besar. Antara lain pekerja yang mengalami cedera tidak bekerja
untuk sementara waktu.
Kecelakaan oleh alat-alat dengan biasanya timbul karena :
a. Terlepas waktu digunakan
b. Alat-alat yang rusak (patah, bergerigi atau aus)
c. Alat-alat yang tidak sesuai
d. Cara pemakaian yang salah pada waktu bekerja
e. Penyimpanan yang kurang baik
Untuk mencegah hal-hal tersebut diatas, maka ditetapkanlah beberapa syarat penggunaan alat
tangan :
a. Alat-alat tangan harus terbuat dari bahan yang berkualitas baik dan memenuhi
persyaratan.
b. Alat-alat tangan harus digunakan sesuai dengan fungsi (jangan menggunakan kunci pas
untuk memukul).
c. Jangan menggunakan alat-alat tangan yang rusak seperti longgar, patah, aus, bergerigi,
dsb.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
BAB III
KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA
3.1 Klasifikasi Umum
Pengelompokan bahan-bahan kimia berbahaya dimaksudkan untuk memudahkan
pengenalan, cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahaya
diklasifikasikan menjadi beberapa golongan sebagai berikut :
1. Bahan kimia beracun-Toxie
2. Bahan kimia korosif-corrosives
3. Bahan kimia mudah terbakar-Flammable Substance
4. Bahan kimia mudah meledak-Eksplosives Substance
5. Bahan kimia oksidator-Oxidations Agents
6. Bahan reaktif terhadap air (Water Sensitive Substance)
7. Bahan reaktif terhadap asam (Acid Sensitives Substance)
8. Gas bertekanan (Radioactive Substance)
Suatu bahan kimia yang dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan diatas,
karena memiliki sifat ganda. Suatu contoh, suatu zat beracun juga bersifat korosif atau
mungkin uga mudah terbakar. Untuk mengenal bahan kimia berbahaya diatas, masing-
masing golongan akan diuraikan secara singkat seperti pada Bab IV yakni “Mengenal
Bahan-Bahan Kimia Berbahaya” kecuali zat radioaktif yang memerlukan pembahasan
khusus.
3.2 Klasifikasi PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan klasifikasi bahan kimia berbahaya
sebagai berikut :
1. Klas I : Explosif : Dapat terurai pada suhu dan tekanan tertentu
dan mengeluarkan gas kecepatan tinggi dan
merusak lingkungan
2. Klas II : Gas : -Gas mudah terbakar
-Gas sukar terbakar
-Gas beracun
3. Klas III : Cairan mudah : -Cairan Flash Point <23°C
terbakar -Cairan Flash Point >23°C
4. Klas IV : Bahan mudah : -Zat padat mudah terbakar
terbakar (diluar -Zat mudah terbakar dengan sendirinya
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
klas II dan III) -Zat yang bila bereaksi dengan air, dapat
mengeluarkan gas yang mudah terbakar
5. Klas V : Zat Peroksida : -Oxidator bahan organic
-Peroksida Organic
6. Klas VI : Zat racun toxic : -Zat beracun
-Zat penyebab infeksi
7. Klas VII : Zat radioaktif : aktivitas 0,002 microcury/gram
8. Klas VIII : Zat korosif : bereaksi dan merusak
3.3 Klasifikasi NFPA
National Fire Protection Agency (NFPA) mengklasifikasikan bahan kimia
berbahaya sesuai dengan sifat bekerjanya yakni :
1. Health Hazards – bahaya terhadap kesehatan
2. Fire Hazards – bahaya terhadap kebakaran
3. Reactivity Hazards – bahaya terhadap reaktifitas
Untuk memudahkan pengenalan bahaya bahan kimia dengan cepat, dipakai simbol
bahaya. Cara pemberian simbol ini berbeda-beda antar negara-negara atau organisasi
didunia.
Keterangan :
M. Kotak Atas (merah) : Bahaya kebakaran
B. Kotak Kiri (biru) : Bahaya terhadap kesehatan
K. Kotak Kanan (kuning) : Bahaya terhadap reaktifitas
P. Kotak Bawah (putih) : Bahaya khusus
Tingkat bahaya dari ketiga jenis bahaya diatas diberikan rangking dengan
angka 0-4 dimana angka 4 adalah rangking yang paling berbahaya sedangkan 0 adalah
tidak berbahaya.
Tingkat Bahaya Kesehatan :
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Kode 4 : Bahaya yang dapat menyebabkan kematian pada keterpaan jangka
pendek atau yang dapat menimbulkan luka fatal meskipun ada
pertolongan segera.
Contoh : HCN, HF, F2 dan lain-lain.
Kode 3 : Bahan yang dapat menimbulkan akibat serius pada keterpaan jangka
pendek meskipun ada pertolongan segera.
Contoh : NaOH, KOH, CCL4 , CHCL3 dan lain-lain.
Kode 2 : Bahan pada keterpaan intensif atau terus menerus dapat menimbulkan
luka, kecuali ada pertolongan segera.
Contoh : NH4 OH, C6 H6 , Ca(OH)2 ,dan lain-lain.
Kode 1 : Bahan yang menyebabkan iritasi atau sedikit luka meskipun tidak ada
pertolongan segera.
Contoh : Aceton, Acetylene, n.Butana
Kode 0 : Bahan yang tidak berbahaya
Contoh : Ethanol, Hydrogen, dan lain-lain.
Tingkat Bahaya bahan mudah terbakar :
Kode 4 : Bahan yang segera menguap dalam udara normal dan dapat terbakar
cepat.
Contoh : Acetylene, n.Butana, dan lain-lain.
Kode 3 : Bahan cair atau padat yang dapat dinyalakan pada suhu biasa.
Contoh : Carbon Disulfida, Cyclo Hexan dan lain-lain.
Kode 2 : Bahan yang perlu dipanaskan dahulu sebelum dibakar.
Contoh : Furfurol Lead, Metil Chlorida, dan lain-lain.
Kode 1 : Bahan yang perlu dipanaskan sebelum dapat dibakar.
Contoh : Ammonia, Benzoic Acid, Calcium dan lain-lain.
Kode 0 : Bahan yang tidak dapat terbakar.
Contoh : Bromin, KOH, NaOH, dan lain-lain.
Tingkat Bahaya bahan mudah meledak
Kode 4 : Bahan yang mudah dapat diledakkan pada suhu dan tekanan biasa atau
sensitif terhadap pengaruh mekanik atau panas setempat.
Contoh : Ammonium Perchlorate, Acetyl Peroxida, dan lain-lain.
Kode 3 : Bahan yang mudah meledak, tetapi memerlukan sumber penyebab yang
kuat, seperti suhu tinggi atau tumbukan.
Contoh : Acetylene, Ammonium Nitrate, Hydrogen Peroxida, dan lain-lain.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Kode 2 : Bahan yang tidak stabil dan menghasilkan reaksi hebat tetapi tidak
meledak.
Contoh : HCN, Sodium, Sodium Peroxida, dan lain-lain.
Kode 1 : Bahan yang stabil dalam keadaan normal tetapi tidak stabil pada suhu
tinggi.
Contoh : Acetone, Ammonia, Benzene dan lain-lain.
3.4 KLASIFIKASI BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
Bahan-bahan kimia berbahaya telah diklasifikasikan kepada 9 kelas dan klasifikasi ini
telah diguna pakai di seluruh negara termasuk negara kita Malaysia.
Pengetahuan asas berkenaan perkara ini adalah perlu untuk kita ketahui kerana setiap hari
samada kita sadar atau tidak, secara langsung atau tidak kita banyak berurusan dengan bahan-
bahan kimia samada di tempat kerja, di rumah malahan di serata tempat.
Bahan-bahan berbahaya ini telah diklasifikasikan sebagaimana berikut :
Kelas Keadaan Bahan Contoh Bahan Simbol
Kelas 1 Bahan Peledak
-Bahan peledak yang
digunakan untuk
menghasilkan letupan. Di
bahagikan pula kepada
beberapa kelas iaitu :
Kelas 1.1
-Bahan peledak untuk
menghasilkan letupan besar.
Kelas 1.2
-Bahan peledak boleh
meletup.
Kelas 1.3
-Bahan peledak dengan
bahaya api dan letupan kecil.
Kelas 1.4
-Bahan peledak yang tidak
berbahaya.
TNT, ANFO Nitroglycerine.
Bom, grenet.
Bunga Api Pertunjukan.
Bunga api baisa.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Kelas 2 Gas
-Gas-gas termampat, gas
yang dicairkan atau
dilarutkan dibawah tekanan
dibahagikan seperti berikut :
Kelas 2.1
Gas Mudah Terbakar
-Menyala apabila bersentuh
dengan punca api.
Kelas 2.2
Gas Tidak Mudah Terbakar
-Gas-gas yang tidak mudah
terbakar dan tidak beracun.
Kelas 2.3
Gas Toksik
-Gas yang beracun dan
boleh menyebabkan
kematian atau kecederaan
serius kepada manusia jika
dihidu.
Acetylene,Hidrogen,L.P.Gas.
Oksigen,
Nitrogen.
Ammonia, Klorin.
Kelas 3 Cecair Mudah Terbakar
-Cecair yang menyala apabila
bersentuhan dengan punca
api.
Diethyl ether,
Carbon disulfida.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Kelas 4 Pepejal Mudah Terbakar
-Pepejal mudah terbakar
dibahagikan kepada
beberapa kelas iaitu :
Kelas 4.1.
-Pepejal mudah terbakar
yang senang menyala dan
boleh terbakar.
Kelas 4.2.
-Pepejal mudah terbakar
dengan sendirinya.
Kelas 4.3.
-Pepejal yang mengeluarkan
gas mudah terbakar apabila
basah atau terkena air.
Nitrocellulose, Fosforus.
Alluminium Alkyls, Fosforus
putih.
Sodium, Calsium carbide.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Kelas 5 Bahan Pengoksida Organik
-Agen pengoksida. Calsium.
Kelas 6 Bahan Beracun Dan Berjangkit
-Bahan-bahan beracun yang tidak termasuk gas-
gas beracun.
Kelas 6.1(a)
-Bahan beracun yang boleh menyebabkan
kecederaan serius dan kematian kepada manusia
jika terhidu, ditelan atau melalui serapan kulit.
Kelas 6.1 (b)
-Bahan beracun atau toksik berbahaya kepada
manusia.
Kelas 6.2
-Bahan-bahan yang mudah berjangkit.
Sianida,
campuran
plumbum.
Racun
serangga
rumah.
Vaksin,
spesimen
patologi
Kelas 7 Bahan Radioaktif
-Bahan radioaktif mengandungi bahan-bahan
atau campuran bahan yang mengeluarkan
radiasi.
Uranium,
Radioisotops.
Kelas 8 Bahan Kakisan
-Bahan-bahan yang dalam keadaan pepejal atau
cecair yang boleh mengkakis.
Asid
Hidroklorik.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Kelas 9 Bahan Pelbagai
-Bahan-bahan yang menyebabkan kadar bahaya
yang rendah.
Aerosol,
Polyester
beads.
Diatas tadi merupakan beberapa contoh dari label kimia yang berbahayayang dipakai oleh
masyarakat ekonomi eropa. Dengan adanya label-label tersebut maka kecelakaan yang terjadi
di ruangan laboratorium dapat dikurangi. Kecelakaan diruangan laboratorium biasanya
disebabkan oleh kelalaian dan ketidakdisiplinan dalam melakukan suatu percobaan didalam
ruang laboratorium kimia dengan harapan tidak terjadi kecelakan yang dapat mengancam jiwa
praktikan.
- Tingkat Resiko dan Keamanan EU
Beberapa kelompok produk yang berbahaya yang adapada katalog supelco
dilambangkan dengan R dan S yang menyatakan tingkat resiko dan keamanan dibawah
peraturan EU.
a. Tingkat Resiko
R1 Meledak pada saat kering
R2 Resiko peledakan oleh tekanan, gesekan, api dsb.
R3 Resiko berbahaya dari ledakan karena tekanan, api, gesekan.
R4 Dibentuk dari bahan metalik yang sangat sensitif terhadap ledakan.
R5 Pemanasan dapat menyebabkan ledakan.
R6 Meledak karena bersentuhan atau tidaknya dengan udara.
R7 Dapat menyebabkan api.
R8 Kontak dengan material yang mudah terbakar dapat meledak.
R9 Dapat meledak apabila bercampur dengan bahan yang mudah terbakar.
R10 Bersifat mudah menyala.
R11 Sangat mudah menyala.
R12 Paling mudah menyala.
R13 Gas cair yang paling mudah menyala.
R14 Berbahaya bila bereaksi dengan air.
R15 Gas yang sangat mudah menyala apabila bersentuhan dengan air bebas.
R16 Meledak apabila bereaksi dengan bahan yang mudah teroksidasi.
R17 Spontan menyala dengan udara.
R18 Pada penggunaan campuran udara dan uap akan meledak
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
R19 Dapat membentuk peroksida.
R20 Berbahaya apabila terhirup
R21 Berbahaya apabila bersentuhan dengan kulit.
R22 Berbahaya apabila tertelan.
R23 Berbahaya bila terhirup
R24 Beracun bila bersentuhan dengan kulit.
R25 Beracun jika tertelan.
R26 Sangat beracun bila terhirup.
R27 Sangat beracun bila bersentuhan dengan kulit.
R28 Sangat beracun jika tertelan.
R29 Kontak dengan air yang membebaskan gas yang beracun
R30 Dapat menjadi mudah menyala saat digunakan.
R31 Bereaksi dengan asam yang membebaskan gas yang beracun.
R32 Bereaksi dengan asam yang membebaskan gas yang akan sangat beracun.
R33 Bereaksi berbahaya jika terakumulasi.
R34 Menyebabkan kebakaran.
R35 Menyebabkan kebakaran besar.
R36 Penyebab iritasi pada mata.
R37 Penyebab iritasi pada sistem pernapasan.
R38 Penyebab iritasi pada kulit.
R39 Bahaya yang sangat serius yang tidak dapat disembuhkan lagi.
R40 Resiko yang mungkin tidak dapat disembuhkan lagi.
R41 Resiko yang sangat serius pada mata.
R42 Dapat menyebabkan radang bila terhirup.
R43 Dapat menyebabkan radang dengan bersentuhan dengan kulit.
R44 Resiko ledakan bila dipanaskan dengan suhu tak terkendali.
R45 Dapat menyebabkan kanker.
R46 Dapat menyebabkan gangguan genetika.
R47 Dapat menyebabkan kerusakan sel tubuh.
R48Bahaya kerusakan yang sangat serius bagi kesehatan disebabkan oleh
terkelupasnya bagian tubuh.
R49 Dapat menyebabkan kanker apabila dihirup.
R50 Sangat beracun bagi cairan tubuh.
Cara Pengamanan
Indikasi atau gejala yang harus diberi pengamanan.
S1 Simpan ditempat yang tertutup.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
S2 Hindari dari jangkauan anak-anak.
S3 Simpan ditempat yang dingin.
S4 Jauhkan dari barang-barang rumah tangga.
S5 Usahakan agar selalu dalam keadaan (cairan yang cocok menjadi khusus dibuat
dengan mesin).
S6 Jaga dalam keadaan (gas yang lemah menjadi khusus bila dibuat dengan mesin).
Indikasi dari peringatan yang harus diberi keamanan.
S7 Simpan ditempat yang tertutup rapat.
S8 Simpan Ditempat yang kering.
S9 Simpan ditempat yang ventilasinya baik.
S12 Jangan simpan ditempat terbuka.
S13 Jauhkan dari makanan dan minuman hewan peliharaan.
S14 Jauhkan dari (material yang tak sesuai dengan indikasi oleh mesin).
S15 Jauhkan dari tempat yang panas.
S16 Jauhkan dari tempat yang pengap- dilarang merokok
S17 Jauhkan dari bahan yang mudah menyala.
S18 Buka tenpat menyimpan dengan hati-hati.
S20 Ketika menggunakannya jangan makan atau minum.
S21 Ketika menggunakannya jangan merokok.
S22 Jangan sampai berdebu.
S23 Jangan bercampur dengan gas/kotoran/tanah/zat lain.
S24 Hindari kontak dengan kulit.
S25 Hindari kontak dengan mata.
S26 Jika terkena mata segera basuh dengan air dan beri sedikit pertolongan medis.
S27 Segera jauhkan jika terkena panas.
S28 Setelah bersentuhan dengan kulit segera basuh dengan banyak air.
S29 Jangan kosongkan kedalam saluran.
S30 Jangan pernah mencampurkan air dengan ini
S33 letakan pada tempat yang berlawanan statik dengan muatan.
S34 Hhindari shock dan menghayal.
S35 Bahan ini dan tempatnya harus dibereskan dan disimpan.
S36 Pakailah pakaian pelindung yang sesuai.
S37 Pakailah sarung tangan yang sesuai.
S38 Jika tidak menggunakan ventilasi, gunakan peralatan respirasi yang sesuai.
S39 Pakailah pelindung wajah atau mata yang sesuai.
S40 Untuk membersikan lantai dan semua benda yang terkontaminasi oleh bahan ini
gunakan (mesin yang khusus)
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
S41 Apabila terbakar atau meledak jangan didekati.
S42 Apabila terjatuh gunakan alat respirasi yang cocok (yang lebih khusus lagi)
S43 Jika terbakar gunakan (peraltan pemadam api. Jika air menambah resiko jangan
menggunakannya)
S44 Jika kamu merasa tidak enak badan, lihat petunjuk obat.
S45 Jika terjadi kecelakaan atau kamu merasa tak enak badan lihat petunjuk obat
medis segera (lihat tabel jika mungkin)
S46 Jika tertelan gunakan obat medis segera dan lihat tempat ini atau tabelnya.
S47 Simpan pada suhu yang tak berlebihan (yang lebih khusus oleh mesin).
S48 Simpan hanya di tempat semula.
S49 Simpan di tempat yang menggunakan mesin.
S50 Jangan campur dengan (menjadi khusus dengan mesin).
S51 Gunakan pada tempat yang ventilasinya baik.
S52 Jangan gunakan untuk penggunaan pada ruangan dan tempat yang sangat luas.
S53 Hindari tempat terbuka-lihat petunjuk khusus sebelum digunakan.
S54 Bekerja dengan konsentrasi atau mencegah polusi sebelum digunakan untuk
menyimpan tanaman.
S55 Hindari penggunaan cara yang tak cocok sebelum masuk kesaluran atau bagi
lingkungan perairan.
S56 Jangan pergunakan saluran dilingkungan terbuka dan pemborosan persediaan
angka.
S57 Penggunaan yang sesuai untuk menghindari pengkontaminasi lingkungan.
S58 Ditempat terbuka akan sangat bsrbahaya.
S59 Kembali penggunaan mesin / memberi informasi untuk perbaikan.
S60 Bahan ini atau tempat ini harus dibersihkan dari sisa percobaan yang berbahaya.
Lembar data keamanan bahan kimia
Lembar data keamanan harus tersedia untuk semua bahan kimia.lembar data
memberikan informasi dasar mengenai bahan kimia tersebut dan keselamatan
pemakaiannya.lembar tersebut juga menunjukan tindakan kesiagaan, termasuk alat
pelindung diri dan prosedur daruratnya.
Informasi yang biasanya tercantum pada lembar data keselamatan
kerja(keselamatan bahan kimia)
- Nama produk bahan kimia dan identifikasi perusahaannya termasuk nama dagang dan
umum.
- Informasi mengenai komposisi dari bahan pembuatnya.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
- Identifikasi bahaya.
- Tindakan pertolongan pertama.
- Tindakan pemadam kebakaran.
- Tindakan terhadap penyebaran tidak sengaja.
- Penanganan dan penyimpangan.
- Pengendalian dan paparan dan perlindungan perseorangan.
- Sifat-sifat fisik dan kimia.
- Stabilitas dan daya reaksi.
- Informasi keracunan.
- Informasi ekologi.
- Pertimbangan pembuangan.
- Informasi pengangkutan.
- Informasi peraturan.
- Informasi lain-lain.
- Tanggal penulisan lembar data keselamatan.
Indeks bahaya kebakaran /keselamatan.
1. Tingkat bahaya kesehatan.
2. Dengan perlengkapan kerja seperti yang telah disebutkan pada bagian kesimpulan.
Selain itu juga para praktikan harus memiliki ketelitian dan kedisiplinan dalam
bekerja.
Untuk praktikan yang belum berpengalaman,sebaiknya didampingi oleh seorang
asisten laboratorium yang terampil sehingga kecelakaan kerja di laboratorium dapat
dicegah sedini mungkin. Sekian saja saran dari saya, tidak banyak yang bisa saya
berikan karena saya juga seorang praktikan yang belum berpengalaman di dalam
ruang laboratorium.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
BAB IV
MENGENAL BAHAN-BAHAN KIMIA BERBAHAYA
4.1 Interaksi Zat Beracun Dalam Tubuh Manusia
1. Bahan Toxin (beracun)
Bahan Toxin merupakan bahan kimia yang beracun yang dapat menimbulkan ngangguan
keselamatan bagi tubuh apabila masuk kedalam tubuh baik dalam jumlah sedikit maupun
dalam jumlah yang banyak.
Contohnya : formalin.mercury yang terkandung dalam kosmetik,dan lain-lain.
Bahan-bahan toxin dapat masuk kedalam tubuh manusia dengan tiga cara,yaitu :
1. Melalui saluran pernapasan
2. Melalui saluran pencernaan
3. Melalui kulit
2. Bahan korosif
Merupakan bahan kimia yang dapat menimbulkan iritasi atau peradangan pada
kulit,lmerusak peralatan logam,kayu,dan lain-lain. Bahan ini cendrung merusak jaringan-
jaringan tubuh.
Bahan-bahan kimia yang bersifat korosif dibagi menjadi tiga golongan,yaitu :
1. Bahan korosif padat
2. Bahan korosif cair
3. Bahan korosif gas
Efek-efek yang ditimbulkan adalah :
a. Efek primer (setempat)
Yaitu efek yang biasanya berpengaruh hanya pada bagian tubuh yang terkena bahan
kimia itu saja.
Contohnya : H2SO4,CH3CCL,CH3COOH.
b. efek sekunder (sistemik)
Efek yang berpengaruh tidak hanya pada bagian tubuh yang tekena saja,tetapi
juga berpengaruh pada bagian tubuh yang lainnya.
Contohnya : H2S bila terhirup dapat merusak pernafasan dan paru-paru.
3. Bahan yang mudah terbakar
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran.
4. Bahan Eksplosif
Merupakan bahan yang mudah meledak baik cairan maupun padatan ataupun gas yang akan
meledak apabila terjadi reaksi yang sangat cepat yang menghasilkan gas dan panas dalam
jumlah yang relatif besar. Contoh : TNT,Amonium nitrat dan nitroselulosa.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
5. Bahan Oksidator
Merupakan bahan kimia yang dapat menghasilkan oksigen sendiri melalui penguraiannya
maupun bereaksi dengan zat lain.
6. Bahan yang reaktif terhadap air
Merupakan bahan yang mudah bereaksi dengan air dan dapat menghasilkan uap atau panas
dalam jumlah yang besar atau gas yang mudah terbakar. Contohnya : reaksi pembentukan
NaOH dari logam Na yang bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan kalor.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan disektor industri saat ini disamping dapat
memberikan kemakmuran, ternyata pembangunan juga menimbulkan dampak negatif. Efek
negatif tersebut berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan oleh suatu industri baik raw
material. Produknya maupun sampai limbah buangan industri yang bersifat toxic, dibuang
begitu saja kelimbah perairan atupun keudara terbuka tanpa diolah dahulu menjadi zat
beracun, bila bahan kimia beracun ini dibuang dan bisa mencapai ragam makhluk-makhluk
biologis khususnya “manusia”. Akan mengakibatkan efek keracunan pada tubuhnya.
Bahan kimia beracun akan memasuki tubuh dengan berbagai cara yaitu :
- Saluran Pernapasan
- Saluran Makanan Mulut
- Penetrasi Kulit/ luka kecil
- Secara Suntikan
Yang selanjutnya akan sampai keperedaran darah. Didalam darah biasanya zat beracun tadi
berkaitan dengan zat lain biasanya protein yang terdapat dalam plasma. Melalui darah zat-zat
tersebut disebarkan ke organ-organ tertentu yang menjadi sasarannya. Organ sasaran tersebut
dinamakan “Organ Target”.
Misalnya :
- CO mempunyai organ target hemoglobin
- Pb mempunyai organ target sum-sum tulang merah
Didalam sel dari organ target tersebut zat beracun mula-mula mengadakan interaksi dengan
salah satu komponen dari sel tersebut dan masing-masing zat beracun mempunyai sasaran
tersendiri. Interaksinya secara spesifik untuk tiap-tiap racun dan akibat dari terjadinya
interaksi terasebut akan menyebabkan kelainan/penyakit tertentu.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Sebagian dari bahan racun tadi akan disekresikan atau dikeluarkan dari tubuh melalui air seni,
kulit, saluran napas/ melalui fases
4.2 Penjelasan Bahan-bahan Yang Berbahaya
1. PARA-XYELENE
Rumus kimia : C6H4(CH3)2
Bentuk : Cair
Titik nyala : 25°C
Titik didih : 138,5°C
Titik leleh : 13,2°C
Suhu Penyalaan Sendiri : 529°C
Daerah dapat meledak : 1,1-7% vol
Nilai Ambang Batas : 100 ppm
Sifat-sifat fisik
- Tidak berwarna
- Bau merangsang
- Larut dalam air
- Mudah menyala dan mudah meledak
- Menyala pada suhu ruangan
- Uap lebih berat dari udara
Bahaya dan pengontrolan
a. Efek terhadap kesehatan
- Cairan dan uapnya sangat berbahaya bagi mata dan pernapasan
- Bila terkena kulit akan menyebabkan rasa nyeri dan luka bakar
- Menghisap uap pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan pingsan dan
Bila tidak mendapat pertolongan secepatnya dapat mengakibatkan kematian
- Terkena paparan secara terus menerus mengakibatkan kerusakan sum-sum tulang
b. Penyimpanan dan Pencegahan
- Dilarang membuat api terbuka
- Drum harus ditutup rapat dan disimpan pada tempat dingin
- Cara yang mudah untuk mendeteksi yaitu dengan memasang gas detector
- Alat-alat pelindung :
a. Sarung tangan
b. Kacamata (goggles)
c. Topeng gas
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
- Pada waktu memindahkan cairan bahan kimia ini, mungkin bisa timbul muatan
listrik statis yang dapat mengakibatkan kebakaran dan peledakan, oleh karena itu pipa-
pipa, tanki, container yang terbuat dari metal harus dihubungtanahkan.
Tindakan yang harus dilaksanakan bila terjadi kebocoran
- Bersihkan dengan kain lap.
2. ACETIC ACID
Rumus kimia : CH3COOH
Bentuk : Cair
Titik nyala : 42,8°C
Titik didih : 118°C
Titik leleh : 16,6°C
Suhu penyalaan sendiri : 427°C
Daerah dapat meledak : 5,4-16% vol
Nilai ambang batas : 10 ppm
Sifat-sifat fisik
- Tidak berwarna
- Bau merangsang
- Larut dalam air
- Mudah menyala dan mudah meledak
Efek terhadap kesehatan
- Bila tertelan dapat menimbulkan radang pada kerongkongan dan merangsang perut
- Cuci dengan air dan saluran air tersebut ke bak ruangan
Pertolongan pertama
- Bila terkena kulit, cuci dengan air dan sabun
- Bila terkena mata, cuci dengan air bersih yang mengalir. Jangan pejamkan mata
sebelum dicuci
- Bila tertelan, agar secepatnya diberi minum air hangat dan usahakan dapat muntah.
Kemudian bawa kerumah sakit
- Bila terasa adanya gejala akibat terkena chemical tersebut agar segera konsultasi ke
dokter
Pemadaman
- Gunakan dry chemical atau alcofoam
- Untuk kebakaran kecil, dapat menggunakan air atau steam sebagai media pemadam
Pencegahan Kecelakaan
- Dilarang menggunakan sumber api terbuka
- Bila memperbaiki tanki-tanki dan pipa-pipa, harus dicuci lebih dahulu dengan air
dan purging dengan nitrogen
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
- Bila terjadi kebocoran, siram dengan air dan saluran air bekas cucian tersebut ke
bak pembuangan
3. COBALTOUS ACETATE TETRAHYDRATE
Rumus kimia : CO(C2H3O2 )4H2O
Bentuk : Padat kristal
Titik leleh : 140°C
Spesific Gravity : 1,7053
Sifat-sifat fisik
- Berwarna bening ungu kemerah-merahan
- Sedikit berbau acetic
- Larut dalam air, ethanol, larutan asam encer dan pyridine
Efek terhadap kesehatan
- Bila mengenai kulit terasa nyeri dan luka bakar
- Bila tertelan mengakibatkan mual’,bila debu cobalt terhirup
- Acute Oral LD 50 : rat 821 mg/kg
Pencegahan kecelakaan
- Bila bekerja pada tempat yang tercemar oleh debu, cobalt harus menggunakan dust
mask, kacamata dan sarung tangan karet
- Bila terkena debu dalam jumlah banyak secepatnya siram anggota badan dengan
air dan ganti pakaian
Tindakan yang harus dilakukan bila terjadi bocoran atau ceceran:
- Kumpulkan bahan-bahan tersebut dan dibakar
- Siram lantai yang terkena debudengan air
Pertolongan pertama
- Bila terkena kulit cuci dengan air dan sabun
- Bila terkena mata cuci dengan air mengalir selama 15 menit
4.MANGANESE ACETATE TETRAHYDRATE
Rumus kimia : Mn(C2H3O2)24H2O
Bentuk : Padat kristal
Sifat-sifat fisik
- Bening berwarna agak merah muda
- Larut dalam air dan alcohol
Efek terhadap kesehatan
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
- Bila menghisap debu atau bau larutan manganese terus menerus dapat
mengakibatkan keracunan menahun. Menghisap debu dalam jangka waktu yang
lama dapat mengakibatkan penyakit saraf menahun
- Perkembangan penyakit ini lambat, tetapi tanpa disadarisi pasien sukar untuk
menggerakan kakinya
Pencegahan Kecelakaan
- Bila bekerja pada tempat yang tercemar oleh debu manganese harus menggunakan
dust mask, kqacamata keselamatan dan sarung tangan karet
Pertolongan Pertama
- Bila terkena kulit cuci dengan air dan sabun
- Bila terkena mata cuci dengan air mengalir selama 15 menit
5. TETRA BROMO ETHANE
Rumus kimia : (CH2)2Br4
Bentuk : Cair
Titik leleh : 0,1°C
Titik didih : 151°C
Titik beku : -2°C
Nilai Ambang Batas : 1 ppm
Sifat-sifat fisik
- Berwarna kuning muda atau tidak berwarna bening
- Larut dalam air
- Diatas 50°C larut secara pelan-pelan
- Tidak mudah terbakar, tetapi pada suhu 190°C akan terurai dan menghasilkan uap
carbonyl bromide yang mudah terbakar dan sangat beracun
- Saangat beracun
- Bau seperti Iodoform
Efek terhadap kesehatan
- Bila terkena kulit terasa pedih dan menimbulkan bintik-bintik
- Bila terkena mata mengakibatkan peradangan
Pencegahan Kecelakaan
- Bila menangani dan menyimpan bahan kimia tersebut sebaiknya dimasukkan
kedalam container yang tertutup rapat disimpan pada tempat yang dingin tidak
terkena langsung oleh sinar matahari
- Gudang penyimpanan harus diberi ventilasi
- Kerja harus memakai alat keselamatan yang sesuai antara lain: sarung tangan, full
mask dengan cartudge organic compound, apron PVC
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
- Untuk mendeteksi gas bromina gunakan gas detektor
Tindakan yang harus dilakukan bila terjadi bocor atau ceceran
- Piompakan kembali sebanyak mungkin ke dalam drum kemudian bekas-bekasnya
tutup dengan tanah atau pasir
- Tutup bocoran tersebut bila tidak ada risiko kecelakaan
- Gunakan peralatan keselamatan yang sesuai
Pertolongan Pertama
- Bila terkena anggota badan, cuci atau siram dengan air sebanyak mungkin
- Bila terkena mata cuci atau siram dengan air yang mengalir selama 15 menit, bawa
kedokter
- Bila menghirup uap-uap bahan kimia tersebut dan merasa ada gejala pusing atau
sakit kepala segera konsultasi dengan dokter
6. PALLADIUM-ON CARBON CATALYST
Rumus kimia : Pd
Bentuk : Padat
Efek terhadap kesehatan
- Pada dasarnya palladium dan carbon dianggap tidak beracun
- Debu bahan tersebut dapat menimbulkan radang pada mata dan selaput lendir
Pencegahan Kecelakaan
- Katalis ini tidak mudah terbakar tetapi memiliki aktivitas katalitik yang biasanya
membakar bahan pelarut organik diudara
- Jangan sampai terkena bahan beracun dan katalis
- Katalis bekas mungkin masih mengandung hydrogen yang terserapm pada kondisi
atmosfer
- Untuk mencegah terbakarnya katalis bekas tadi, maka sebelum dinuang harus
disiram dengan air
Pertolongan Pertama
- Bila terkena kulit dan mata, secepatnya cuci dengan air bersih
- Apabila tertelan, usahakan bisa muntah
Sifat-sifat fisik
- Tidak berwarna
- Tidak berbau
- Sedikit larut dalam air(1.8 ml/100 ml air pada suhu 20°C)
Bahaya Terhadap Kesehatan
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Hydrogen sendiri sebenarnya tidak membahayakan sejauh tidak digunakan pada
tempat yang sempit dan tertutup yang bisa memperkecil konsentrasi oksigen sehingga
mengakibatkan kekurangan oksigen
Bahaya yang merugikan
- Hydrogen memiliki daerah/batas-batas dapat meledak yang relatif luas)(4%-75%
vol). sehingga bisa segera membentuk campuran yang mudah meledak dengan
udara
- Jauh lebih ringan daripada udara dan mempunyai tingkat penyebaran yang sangat
luas
- Apabila tercampur dengan halogen, misalnya Chlorine maka campuran tersebut
bisa terperangkap dibawah langit-langit suatu bangunan dan jika terkena langsung
oleh sinar matahari bisa meledak
Pencegahan Kecelakaan
- Dilarang menggunakan sumber api terbuka
- Harus dalam ruangan ventilasi yang baik, hindarkan terkena langsung oleh sinar
matahari
- Untuk mendeteksi gas tersebut dengan menggunakan gas detektor
- Kandang gas hidrogen harus jauh dari kandang gas oksigen
BAB V
MENGENDALIKAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Mengendalikan bahan kimia berbahaya dimaksudkan adalah penanggulangan terhadap bahan
kimia berbahaya yang meliputi pengangkutan, penggunaan, penyimpanan dan pembuangan
sisa pakai sehingga tidak ada resiko atau resiko kecil mungkin tanpa gangguan yang berarti
baik terhadap tubuh maupun lingkungan.
Bila kita tinjau secara umum maka, timbulnya bahaya bahan kimia tidak terlepas beberapa
unsur penyebab, yaitu :
Manusia yang kerena setiap saat tingkah laku berupa kurang hati-hati, ceroboh dan
keterbatasan kemampuan baik skill (keahlian, ketrampilan) maupun knowledge
(pengetahuan).
Faktor peralatan yang kurang menjamin keselamatan kerja.
Adanya metode kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Lingkngan yang tidak menunjang berupa pencemaran atau kontaminasi bahan
berbahaya ataubahan-bahan reaktif.
Dengan demikian berarti didalam hal penanganan dan pengendalian bahan kimia berbahaya,
harus ada kerja sama yang terpadu unsur-unsur diatas yaitu pekerja, perusahaan dan
lingkungan.
5.1 Pengangkutan
Beberapa hal yang kita perhatikan dalam masalah pengangkutan bahan kimia berbahaya antara
lain :
- Bentuk fisik bahan kimia
Mengangkut bahan berupa gas tentunya tidak sama bila kita mngangkut bahan bentuk
padat dan cair.
Mengangkut bahan bentuk gs atau cair tentunya perlu pertimangan masalah kemasan yang
besar kemungkinan dapat terjadi keceroboan akibat goncangan-goncangan selama
transportasi, sehingga disamping/osses juga bahaya-bahaya lain seperti kebakaran
peledakan, keracunan dan lain sebagainya.
- Label
Penting sebagai indikasi wal sifat fisik atau sifat kimia dari bahan tersebut ternasuk
identifikasi bentuk fisiknya. Bahkan dalam label dicantumkan tingkat bahaya dari bahan
tersebut. Sehinggadenagn keterangan yang tercatum dalam label tersebut akan
memberikan informasi kepada kita sebagai pertimbangan dalam penanganannya.
Karena tu, singkatan formula dan semena-mena kode nomor yang tertera dilabel harus
dicegah jangan sampai hilang atau terhapus.
- Kemasan
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Cukup stabil, botol yang mudah pecah, tutup mudah lepas, pengangkutanbahan pelarut ang
mudah menyala, cylinder yang kemungkinan mudah bocor dan material yang mudah
meledak, dilaksanakan dengan perencanaan dan persiapan alat yang cocok dan sesuai.
Lakukanlah terlebih dahulu pengepakan atau kemasan yang baik untuk mencegah pecahnya
botol-botol gelas, tergulingnya cylinder akibat goncangan selama transportasi.
Sebagai contih teknik membawa cylinder gas :
- Posisi cylinder gas berdiri tegak.
- Diikat kuat.
- Gunakan hand truck
- Untuk membawa jarak dipasang cup
Jika mengangkat satu persatu dai storage kesuatu tempat (jarak dekat) cupnya dibuka
lebih dahulu, untuk menghindari sewaktu-waktu mengangkat cylinder yang terpasang
cupnya yang mudah lepas.
- Dilarang mengelindingkan cylinder.
5.2 Tenik Membawa
Penyimpangan
Selain memahami sifat-sifat bahan kimia berbahaya, perlu juga diketahui reaksi kimia
akibat bahan yang disimpan.
Interaksi bahan kimia dengan lingkungan
Dengan panas atau percikan api (pelarut, organic, peroksida)
Dengan air atau uap air/hunidity (logam alkali, asam sulfat an lain-lain)
Interaksi bahan kimia dengan tempat/wadah
Adalah reaksi antara bahan kimia dengan wadahnya yang memunkinkan
mengakibatkan kebocoran misalnya : H2 SO4 dan drum = keropos
Interaksi akibat persinggungan atau reaksi antara bahan
Kemungkinan terjadi antara zat oksidator yang dapat menimbulkan peledakan atau kebakaran
atau menghasilkan uap beracun.
Misal : NaCN + Asam = Uap beracun cianida
Glyserin + Permanganat = Terbakar meledak
5.3 Syarat-syarat menyimpanan bahan kimia berbahaya
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
- Bahan mudah terbakar
- Label yang jelas dan utuh
- Suhu ruangan cukup dingin/temperatur kamar 200
C
- Ventilasi baik dan jauh dari sumber api
- Tersedia alat pemadam yang sesuai
- Bahan mudah meledak
- Ruangan cukup dingin/ temperatur kamar 200
C
- Jauh dari sumber api
- Hindari dari gesekan/tumbukan mekanis (akan mempercepat reaksi peledakan)
- Bahan oksidator (perchlorat, peroksida, dan lain-lain)
- Suhu ruangan dingin dan berventilasi
- Jauh dari sumber api dan panas
- Jauh dari bahan mudah terbakar atau reduktor
- Bahan reaktif terhadap air (Natrium, Karbit, dan lain-lain)
Bahan ini kalau bereaksi menghasilkan gas H2 yang mudah terbakar
- Suhu ruangan dingin dan berventilasi
- Jauhkan dari sumber api
- Sediakan alat pemadam kebakaran tanpa air (Hallon, Dry Power)
- Bahan reaktif terhadap asam (Natrium, dan lain-lain)
- Suhu ruangan cukup dingin/suhu kamar 200
C
- Jauhkan dari sumber panas
- Ruangan didisain agar tidak memungkinkan terbentuknya kantung-kantung Hydrogen
- Bahan kimia beracun & korosit (asam-asam alkali dll)
- Ventilasi cukup baik
- Jauhkan dari sumber api
- Wadah tertutup rapat
- Terpisah dengan bahan-bahan lain/harus sejenis
- Pekerja yang menangani langsung pakai alat pelindung diri alat keselamatan seperti :
masker, kacamata, Gloves, dan lain sebagainya.
- Bahan gas bertekanan (H2 , Acetylene, Chlorine)
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
- Disimpan dalam keadaan tegak/posisi berdiri terikat
- Ruangan cukup dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
- Jauhkan dari sumber panas
- Jauhkan dari bahan korosif yang dapat merusak kran atau katub-katub
Selain syarat-syarat diatas faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam hal penyimpanan
bahan kimia berbahaya antara lain :
- Waktu/lama penyimpanan
- Jumlah dan kapasitas penyimpanan
- Tata letak/lay out ruangan
- Penyimpanan yang memenuhi syarat safety, teknis dan ekonomis
5.4 Pembuangan Bahan Kimia Berbahaya
Metoda pembuangan/pemusnahan bahan kimia berbahaya secara umum dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
Ditanam dalam tanah
Metodeini adalah metode umum yang dipakai.Hal ini direncanakan untuk
- Mencegah jumlah yang berlebihan dari bahan kimia meluas kepermukaan dan
lingkungan air tanah.
- Mencegah bahan yang beracun menyebar.
Dibakar
Dalam jumlah kecil bahan-bahan yang mudah menyala dapat dibakar dilapangan terbuka,
metal kontainer.
Keselamatan personal dapat dijamin dengan terlebih dahulu membuat persiapan pembakaran
dari jarak yang sama. Uap gas beracun yang dihasilkan dicegah jangan sampai mengotori
lingkungan. Sedangkan jumlah yang lebih besar dapat juga dibakar ditempat-tempat yang jauh
dan terpencil daripada dialam terbuka yang dapat meracuni lingkungan
Penjelasan Bahan-Bahan Berbahaya
1. Bahan Kimia Beracun - Toxic
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan penjelasan bahan kimia berbahaya manusia atau
penyebab kematian bila terserap kedalam tubuh karena pernapasan atau kontak lewat kulit.
Zat-zat tersebut dapat mengganggu organ-organ tubuh trtentu seperti hati. Paru-paru dan lain-
lain atau dapat juga terakumulasi dalam tulang, darah, ati, atau cairan limpa dan menghasilkan
efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh melewati
urine. Saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.
Sifat toxic dari suatu zat, selain ditentukan oleh siat intern (alamiah) suatu za. Juga ditentukan
oleh jenis bersenyawaan dan keadaan fisik zat tersebut. Bahan-bahan beracun dalam industri
dapat digolongkan dalam beberapa, yakni :
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
1. Senyawa logam metoloid.
2. Bahan pelarut.
3. Gas-gas beracun.
4. Bahan karsinogenik.
5. Pestisida.
Bahan-bahan kimia beracun tersebut efek gangguan terhadap kesehatan dapat dilihat pada
tabel hal berikut ini :
Tabel contoh bahan kimia beracun
Jenis Zat Beracun Jenis Bahan Akibat Keracunan dan Gangguan
Logam/MetalloidPb (TEL,PbCO3 )
Syaraf, ginjal dan darah
Hg (Hg, senyawa organic
dan inorganic
Syaraf, ginjal
Cadmium Hati, ginjal dan darah
Krom (Cr) Kanker
Arsen (As) Iritasi, Kanker
Fospor (F) Metabolisme, karbohidrat, lemak dan
protein
Bahan Pelarut Hidrokarbon alifatik
(bensin, minyak tanah)
Pusing dan koma
Hidrokarbn terhalogensi
(kloroform, CCL)
Hati dan ginjal
Alkohol (Ethanol,
Methanol)
Penglihatan, syaraf, koma
Hidrokarbon aromatik
(Benzena)
Syaraf pusat, leukemia, saluran
pencernaan
Glikol Ginjal, hati dan tumor
Gas-gas Beracun Aspeksian sederhana (N2,
Argon, helium)
Sesak nafas, kekurangan oksigen
Aspeksian kimia Sesak nafas
Asam sianida (HCN) Pusing
Asam sulfida (H2S) Sesak nafas, kejang, hilang kesadaran,
darah tinggi
Karbonmonoksida (CO) Sesak nafas, otak dan jantung, syaraf,
hilang kesadaran
Nitrigen oksida (NoX) Sesak nafas, iritasi, kematian
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Karsinogen Benzena Leukemia
Asbes Paru-paru
Benzidin Kandung kencing
Crom Paru-paru
Naftilamin Paru-paru
Vinilclorida Hati, paru-paru, syaraf pusat, darah
Pestisida Organ oklorine, Organ
fosfat
Pusing, kejang, hilang kesadaran,
kematian
2. Bahan kimia korosif
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kena
dengan jaringan hidup atau bahan lain.
Misalnya : Asam Tri Chloroacetate, H2SO4, SO2, dapat bereaksi dengan jaringan tubuh seperti
kulit, mata dan jaringan pernapasan, kerusakan terjadi berupa luka peradangan, iritasi/gatal-
gatal dan sensitisasi (menjadi peka terhadap bahan kimia).
Bahan korosif padat
Inorganik : NaOH, KOH, Ca(OH)2, CaO
Organik : Asam Tri Chloro Aceate (CCl3COOH), Fenol (C6H5OH)
Bahan korosif cair
Inorganik : H2SO4, HNO3, HCl
Organik : Asam acetate (CH3COOH), Asam Format.
Bahan korosif gas
Kelarutan tinggi terhadap air : Ammonia (NH3), Asam Chlorida (HCl), Asam Acetate
(CH3COOH) dan Asam Flourida (HF).
Kelarutan rendah dalam air : SO, Chlor Brom
Kelarutan kecil dalam air : NO2, Ozon
3. Bahan mudah terbakar
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran.
Bahan ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok :
Bahan mudah terbakar padat : Kertas rayon, debu, belerang, kapas
Bahan mudah terbakar cair : Pelarut-pelarut organic (eter, alkohol, acetate, benzen, hexana,
dan lain sebagainya).
Bahan mudah terbakar gas : Hydrogen, acetylene, Etylene oxida
Gas-gas tersebut amat mudah terbakar sehingga sering menimbulkan ledakan.
4. Bahan kimia Explosif
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Adalah suatu zat padatan atau cairan atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia
dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar atau tinggi sehingga
menimbulkan kerusakan di sekelilingnya.
Contoh campuran Explosif
Oksidator Reduktor/teroksidasi
KclO3, NaNO3 Karbon, Belerang
HNO3 C2H5OH
KmnO4 Gliseral
CrO3 KclO3, Belerang
5. Bahan kimia Oksidator
Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan lainnya.
Contoh : Oksidator Anorganik Peroksida Organik
Permangant : MnO4 Benzil Peroksida
Perklorat : (ClO3)2 Acetil Peroksida
Dikloromat : Cr2O7 Eter Oksida
Hydrogen Peroksida : H2O2 Asam Paracetate
6. Bahan kimia reaktif terhadap air
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan
gas yan mudah terbakar.
Beberapa bahan dapat bereaksi hebat dengan air dapat meledak atau terbakar. Contoh bahan
reaktif terhadap air :
- Alkali (Na2K), Alkali tanah Ca
- Logam halida anhidrat (Aluminium tri bromida)
- Logam oksida (CaO)
- Oksida non logam halida
Jelas bahwa bahan-bahan tersebut harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang
kering.
7. Bahan reaktif terhadap asam
Adalah bahan kimia yang amat mudah breaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang
mudah terbakar,atau gas-gas yang beracun dan korosif.
Bahan yang reaktif terhadap air di atas juga reaktif terhadap asam. Selain itu ada bahan lain
yang dapat bereaksi dengan asam secara hebat. Reaksi yang terjadi adalah eksotermis atau
penghasil gas yang mudah terbakar atau eksplosif .
Contoh : Kalium Chlorate / perchlorate (KclO3)
Kalium Permanganat (KmnO4) dan Asam Chromate (Cr2O3)
8. Gas bertekanan
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Gas bertekanan tinggi banyak digunakan dalam industri maupun Laboratorium. Bahaya gas
tersebut adalah karena tekanannya tinggi dan juga efek yang mungkin bersifat racun,
aspiksian, korosif atau mudah terbakar.
Tabel Penggunaan Gas Bertekanan dan Berbahaya
Gas Penggunaan Bahaya
Acetylene Gas Bakar Mudah terbakar
Aspiksian
Ammonia Bahan Baku Beracun
Etilene Oxida Sterilisasi Beracun, mudah terbakar
Hydrogen Hydrogenisasi, gas Carrier Mudah terbakar
Aspiksian
Nitrogen Inert, Gas Pencuci Aspiksian
Chlor Chlorinasi Beracun, korosif
Vinil Chlorida Produk plastik Beracun, mudah terbakar
Gas-gas tersebut diatur dalam silinder bertekanan, harus disimpan dalam keadaan terlindung,
beban panas dan goncangan serta terikat dan bebas dari kebocoran kran.
BAB VI
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
JENIS BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TA/PTA UNIT
Simbol tingkat bahaya
Sistem tingkat bahaya ini dimaksudkan untuk menggambarkan bahaya bahan terhadap
kesehatan/terbakar/reaksi atau pemberitahuan khusus yang mungkin timbul sebagai akibat dari
paparan terhadap bahan kimia.
0 : Tidak Berbahaya
1 : Kecil
2 : Sedang
3 : Besar
4 : Sangat besar
H2SO4
- Tidak dapat terbakar
- Bereaksi (sedang)
- Bahaya terhadap kesehatan cukup
besar
Ethyl Mercaptan (C2H5)SH
- Sangat mudah terbakar
- Tidak mudah terbakar
- Tidak begitu berbahaya terhadap
kesehatan
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Nitrogen (N2)
- Tidak dapat terbakar
- Tidak bereaksi
- Bahaya terhadap kesehatan cukup
besar
BAB VII
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
LABORATORIUM
7.1 Fasilitas Laboratorium
Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang
bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan dan faktor yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan perorangan
dan masyarakat.
Disain laboratorium harus mempunyai sistem ventilasi yang memadai dengan sirkulasi
udara yang adekuat.
Disain laboratorium harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap bahan kimia
yang berbahaya yang dipakai.
Kesiapan menghindari panas sejauh mungkin dengan memakai alat pembakar gas yang
terbuka untuk menghindari bahaya kebakaran.
Untuk menahan tumpahan larutan yang mudah terbakar dan melindungi tempat yang
aman dari bahaya kebakaran dapat disediakan bendung-bendung talam.
Dua buah jalan keluar harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah
sejauh mungkin.
Tempat penyimpanan di disain untuk mengurangi sekecil mungkin risiko oleh bahan-
bahan berbahaya dalam jumlah besar.
Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaam (P3K).
7.2 Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari
tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang
dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka
bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas.
Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa
penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas
kerja.
1. Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari
beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30?40% masyarakat pekerja kurang kalori
protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi
kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja
yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang
mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering
mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.
2. Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 - 24 jam
sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya
pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan
kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor
lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi
pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
stres.
3. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja dapat
menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit
Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).
7.3 Identifikasi Masalah Kesehatan
A. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya
kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai
kepada yang paling berat.
Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari :
o Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
o Lingkungan kerja
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
o Proses kerja
o Sifat pekerjaan
o Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat
terjadi antara lain karena :
o Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
o Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
o Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
o Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.
Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :
1. Terpeleset , biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk
kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium.
Akibat :
Ringan
o memar
Berat
o fraktura, dislokasi, memar otak, dll.
Pencegahan :
Pakai sepatu anti slip
Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar
Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak rata
konstruksinya.
Pemeliharaan lantai dan tangga
2. Mengangkat beban Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama
bila mengabaikan kaidah ergonomi.
Akibat : cedera pada punggung.
Pencegahan :
Beban jangan terlalu berat
Jangan berdiri terlalu jauh dari beban
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah tungkai
bawah sambil berjongkok
Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.
3. Mengambil sample darah/cairan tubuh lainnya Hal ini merupakan pekerjaan sehari-hari di
laboratorium
Akibat :
Tertusuk jarum suntik
Tertular virus AIDS, Hepatitis B.
Pencegahan :
Gunakan alat suntik sekali pakai
Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai tapi langsung
dibuang ke tempat yang telah disediakan (sebaiknya gunakan destruction clip).
Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup
4. Risiko terjadi kebakaran (sumber : bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang mungkin
mudah menyala (flammable) dan beracun.Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersama-
sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas.
Akibat :
Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat bahkan
kematian.
Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan :
Konstruksi bangunan yang tahan api
Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar
Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
Sistem tanda kebakaran
o Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan
segera
o Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara otomatis
Jalan untuk menyelamatkan diri
Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.
7.4 Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja di laboratorium
kesehatan
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi
yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab, harus ada
hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan hazard di tempat kerja. Faktor Lingkungan
kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja.
Sebagai contoh antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah dan keracunan timah. Akan
tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktor manusia juga (WHO).
Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) sangat luas
ruang lingkupnya. Menurut Komite Ahli WHO (1973), Penyakit Akibat Hubungan Kerja
adalah ?penyakit dengan penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan
dengan pekerjaan dan kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat,
mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit.
Penyakit akibat kerja di laboratorium kesehatan umumnya berkaitan dengan faktor biologis
(kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien); faktor kimia (pemaparan dalam dosis
kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan
kerusakan hati; faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah); faktor fisik
dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.); faktor
psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat darurat, karantina dll.)
1) Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang biaknya strain
kuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang
bersumber dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar
melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat menginfeksi
pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk
jarum yang terkontaminasi virus.
Angka kejadian infeksi nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan cukup tinggi. Secara teoritis
kemungkinan kontaminasi pekerja LAK sangat besar, sebagai contoh dokter di RS mempunyai
risiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi atau
swasta, dan bagi petugas Kebersihan menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
dengan bahan yang tercemar kuman patogen, debu beracun mempunyai peluang terkena
infeksi
Pencegahan :
1. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi dan
desinfeksi.
2. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam keadaan
sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan bahan infeksius, dan
dilakukan imunisasi.
3. Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good Laboratory
Practice)
4. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
5. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius dan spesimen
secara benar
6. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
7. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
8. Kebersihan diri dari petugas.
2) Faktor Kimia
Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat-
obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam
komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan
cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan
kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya
disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton).
Bahan toksik ( trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, trhirup atau terserap melalui
kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam
dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang
terpapar.
Pencegahan :
1. ?Material safety data sheet? (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk
diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
2. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah
tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
3. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas
laboratorium) dengan benar.
4. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa.
5. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
3) Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan
lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya
kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-
tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua
pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job
Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam
posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan
peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan
ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah
lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan
gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri
pinggang kerja (low back pain)
4) Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja
meliputi :
1. Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan ketulian
2. Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium, ruang perawatan
dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan
kerja.
3. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
4. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
5. Terkena radiasi Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan,
penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat membahayakan
petugas yang menangani.
Pencegahan :
1. Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
2. Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.
3. Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
4. Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
5. Pelindung mata untuk sinar laser
6. Filter untuk mikroskop
5) Faktor Psikososial Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan
yang dapat menyebabkan stress :
Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup mati
seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk memberikan
pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman
kerja.
Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun
informal.
7.5 Pengendalian Penyakit Akibat Kerja
A. Pengendalian Melalui Perundang-undangan (Legislative Control) antara lain :
1. UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
2. Petugas kesehatan dan non kesehatan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
3. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang higene dan sanitasi lingkungan.
5. Peraturan penggunaan bahan-bahan berbahaya
6. Peraturan/persyaratan pembuangan limbah dll.
B. Pengendalian melalui Administrasi / Organisasi (Administrative control) antara lain :
1. Persyaratan penerimaan tenaga medis, para medis, dan tenaga non medis yang meliputi
batas umur, jenis kelamin, syarat kesehatan
2. Pengaturan jam kerja, lembur dan shift
3. Menyusun Prosedur Kerja Tetap (Standard Operating Procedure) untuk masing-masing
instalasi dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaannya
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
4. Melaksanakan prosedur keselamatan kerja (safety procedures) terutama untuk
pengoperasian alat-alat yang dapat menimbulkan kecelakaan (boiler, alat-alat
radiology, dll) dan melakukan pengawasan agar prosedur tersebut dilaksanakan
5. Melaksanakan pemeriksaan secara seksama penyebab kecelakaan kerja dan
mengupayakan pencegahannya.
C. Pengendalian Secara Teknis (Engineering Control) al.:
1. Substitusi dari bahan kimia, alat kerja atau proses kerja
2. Isolasi dari bahan-bahan kimia, alat kerja, proses kerja dan petugas kesehatan dan non
kesehatan (penggunaan alat pelindung)
3. Perbaikan sistim ventilasi, dan lain-lain
D. Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control)
Yaitu upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal
(Recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis
pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada
baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. Dengan deteksi dini,
maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan mempercepat
pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja. Disini diperlukan system rujukan
untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat (prompt-treatment)
Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi :
1. Pemeriksaan Awal Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang
calon/pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai melaksanakan
pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status
kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari
segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya.
Anamnese umumPemerikasaan kesehatan awal ini meliputi:
o Anamnese pekerjaan
o Penyakit yang pernah diderita
o Alrergi
o Imunisasi yang pernah didapat
o Pemeriksaan badan
o Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan tertentu :
Tuberkulin test
Psiko test
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
2. Pemeriksaan Berkala Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala
dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan yang
dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala
Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus
seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya,
sesuai dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.
1. Pemeriksaan Khusus Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar
waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan
yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.
Sebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern laboratorium
kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi
panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan preventif.
Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi pekerja atau
masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe
condition agar tidak terjadi kecelakaan dan sebagainya.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja di Laboratorium Kesehatan bertujuan agar petugas,
masyarakat dan lingkungan laboratorium kesehatan saat bekerja selalu dalam keadaan sehat,
nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu
kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal
ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung-jawab terhadap kesehatan
masyarakat, memfasilitasi pembentukan berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3
di laboratorium kesehatan serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor
terkait dalam pembinaan K3 tersebut. Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pihak
manajemen atau pengelola laboratorium kesehatan mempunyai peran sentral dalam
pelaksanaan program ini. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan dan non kesehatan
yang menjadi sasaran program K3 ini harus berpartisipasi secara aktif, bukan hanya sebagai
obyek tetapi juga berperan sebagai subyek dari upaya mulia ini. Melalui kegiatan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja , diharapkan petugas kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di
laboratorium kesehatan dapat bekerja dengan lebih produktif, sehingga tugas sebagai pelayan
kesehatan kepada masyarakat dapat ditingkatkan mutunya, menuju Indonesia Sehat 2010.
Karena adanya kecelakaan (resiko) kerja di laboratorium maka para praktikan
diharapkan mengenal macam-macam bahan kimia yang sering digunakan di laboratorium serta
cara mencegah bahayanya.
Bahan-bahan kimia dapat dikelompokkan menjadi :
- Bahan bersifat toksik
- Bahan bersifat korosif
- Bahan bersifat mudah terbakar
- Bahan bersifat mudah meledak
- Bahan bersifat oksidator
- Bahan bersifat reaktif terhadap air
Masuknya zat-zat kimia kedalam tubuh melalui beberapa cara yaitu :
- Melalui saluran pernapasan
- Melalui saluran pencenaan
- Melalui kulit atau pori-pori
Efek yang ditimbulkan erbagi dua yaitu :
- Efek akut
- Efek kronis
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|
Agar praktikan dapat dengan mudah dan cepat mengetahui bahaya dari suatu bahan
maka kemasan-kemasan bahan kimia yang ada di laboratorium harus memiliki label.
Selain itu ada beberapa perlengkapan yang harus dimiliki oleh seorang praktikan yaitu:
- Jas laboratorium
- Masker yang dilengkapi dengan filter
- Memakai sarung tangan
- Kacamata laboratorium
- Perisai muka, bagi peneliti
- Pakaian yang dapat melindungi seluruh bagian tubuh
- Pakaian yang berupa rompi
8.2 Saran
Kepada para praktikan terutama bagi yang belum berpengalaman bekerja
dilaboratorium, sebaiknya terlebih dahulu mengenal masing-masing sifat dan fungsi yang
benar dari alat-alat dan bahan-bahan kimia yang biasanya tersedia di laboratorium.
Selain itu untuk menghindari kecelakaan dalam bekerja, sebaiknya praktikan
melengkapi dirinya dengan pakaian dan alat yang telah ditentukan atau peraturan dari
laboratorium.
Terlebih penting yang harus diperhatikan praktikan adalah dengarkan arahan atau
petunjuk dari asisten laboratorium sebagai pembimbing kita bekerja.
Keselamatan Kerja – Praktikum Kimia Organik – Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya|