kesehatan lingkungan desa boronloe

44
BAB III HASIL PENDATAAN DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Hasil Pelaksanan Kegiatan Survey Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan Jurusan Sipil Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Hasanuddin ini dilaksanakan di Lingkungan Borong selama 3 hari mulai dari tanggal 4 Maret 2014 sampai tanggal 6 Maret 2014. Selama pelaksanaan survey ini sangat memberikan pengalaman, pengetahuan dan meningkatkan kesadaran kami tentang bagaimana kesehatan lingkungan yang berada di Wilayah Borong dan terlebih lagi bagaimana cara kita untuk bisa banyak bersyukur atas kondisi yang Kami amati dimana Wilayah lingkungan Borong termasuk pada kategori ekonomi menengah kebawah. Pada survey ini memberikan pengetahuan yang lebih kepada kami yang selama ini kami tidak dapatkan di lingkungan kampus. Tugas ini memberikan kesempatan untuk turun langsung ke masyarakat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dan melihat gambaran

Upload: isniazzahra

Post on 23-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tugas Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan ini memberikan kesempatan kepada kami untuk turun langsung ke masyarakat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dan melihat gambaran karakteristik masyarakat itu sendiri dan situasi masalah khususnya kesehatan yang terjadi dalam masyarakat.

TRANSCRIPT

Page 1: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

BAB III

HASIL PENDATAAN

DAN

PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Hasil Pelaksanan Kegiatan

Survey Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan Jurusan Sipil Program

Studi Teknik Lingkungan Universitas Hasanuddin ini dilaksanakan di

Lingkungan Borong selama 3 hari mulai dari tanggal 4 Maret 2014

sampai tanggal 6 Maret 2014. Selama pelaksanaan survey ini sangat

memberikan pengalaman, pengetahuan dan meningkatkan

kesadaran kami tentang bagaimana kesehatan lingkungan yang

berada di Wilayah Borong dan terlebih lagi bagaimana cara kita

untuk bisa banyak bersyukur atas kondisi yang Kami amati dimana

Wilayah lingkungan Borong termasuk pada kategori ekonomi

menengah kebawah.

Pada survey ini memberikan pengetahuan yang lebih kepada

kami yang selama ini kami tidak dapatkan di lingkungan kampus.

Tugas ini memberikan kesempatan untuk turun langsung ke masyarakat

mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dan melihat gambaran

karakteristik masyarakat itu sendiri dan situasi masalah khususnya kesehatan yang

terjadi dalam masyarakat.

Selama pelaksanaan survey, kelompok kami telah melakukan

kegiatan-kegiatan yaitu mengadakan pertemuan dengan masyarakat

antara lain ketua RW, ketua RT, Kepala Lingkungan Borong RW 1,

Page 2: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

serta tokoh masyarakat untuk menyampaikan maksud kedatangan

kami di daerah tersebut. Selanjutnya, kami melakukan kegiatan

pendataan dan wawancara dengan setiap kepala rumah tangga yang

ada di lingkungan Borong khuhsnya di RW 1 sampai pada

penginputan data dan analisis data.

Adapun tahap-tahap yang dilalui yaitu:

1. Sosialisasi dan Pengenalan Lokasi

Untuk pengenalan lokasi, kami telah melakukan observasi lapangan pada hari

pertama kedatangan kami, namun sebelumnya kami bertemu dengan Kepala

Ligkungan Borong untuk mendapatkan informasi tentang wilayah Lingkungan

Borong RW1 untuk membantu proses pengambilan data dan mapping

2. Pendataan

Pendataan dilaksanan oleh setiap anggota kelompok yang langkah awal dibagi 6

kelompok dan disebar di 2 Rukun Tetangga (RT) di wilayah  Borong RW 1

sampai pendataan selesai. Jumlah rumah warga yang berhasil kami data adalah

sebanyak 130 rumah dan 143 KK atau kepala rumah tangga atau kepala

keluarga.

3. Peran serta masyarakat terutama dari Kelurahan Borongloe, RW/RT, dan tokoh

masyarakat sangat membantu dalam kelancaran survey kami khususnya dalam

proses pengambilan data yang kami butuhkan dimasyarakat. Namun, masih

banyak masyarakat yang menganggap kami sebagai mahasiswa yang

melaksanakan KKN, PBL, Tim sukses dari beberapa Calon Legislatif yang

ingin memberikan bantuan, ataupun  membawa proyek pengadaan bantuan

perbaikan WC dan dana masyarakat yang mengharapkan JPS setelah didata,

serta bantuan BLT.

4. Mapping (Pemetaan)

Pemetaan dilakukan dengan mellihat secara langsung lokasi  dan bantuan Peta

yang terpajang di Kantor Keluran Borongloe dengan kordinator kantor

Kelurahan yang telah diberi tanggung jawab dalam proses pembuatan mapping

pada Mapping ini kami menggunakan software Autocad dan Google Earth dan

Page 3: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

diberikan keterangan lainnya agar sesuai dengan hasil pendataan dan

wawancara yang telah kami laksanakan.

5. Pembuatan laporan

Pembuatan laporan dilakukan dengan kerjasama kelompok yang kompak

dengan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

Berdasarkan hasil pendataan yang kami lakukan menggunakan metode

wawancara dan observasi lapangan, dapat diketahui bahwa terdapat masalah yang

berhubungan langsung dengan kesehatan masyarakat dan lingkungannya.

1.Data Anggota Rumah Tangga

a. Hubungan dengan KK

Tabel 1.1Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Hubungan dengan KK

Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Hubungan Dengan KK N %

Kepala Rumah Tangga 143 25.3Istri / Suami 129 22.8

Anak 262 46.4Menantu 31 5.5

Total 565 100.0Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut hubungan anggota rumah

tangga dengan kepala keluarga di lingkungan Borong RW 01 didapatkan bahwa jumlah

kepala rumah tangga yaitu 25.3%, istri/suami dari KK yaitu 22.8%, anak dari KK yaitu

46.4%, dan menantu dari KK yaitu 5.5%. Maka dapat disimpulkan anggota keluarga

terbanyak yang memiliki hubungan dengan kepala keluarga adalah anak yaitu sebesar

46.4%.

b. Jenis Kelamin

Tabel 1.2.Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 4: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Jenis Kelamin N %

Laki laki 274 48.5

Perempuan 291 51.5

Total 565 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut jenis kelamin di lingkungan

Borong RW 01 didapatkan bahwa anggota keluarga yang berjenis kelamin laki-laki

sebanya 48,5% dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 51.5%. Dapat disimpulkan

anggota keluarga berjenis kelamin perepuan lebi banyak daripada anggota keluarga yag

berjenis kelamin laki-laki

c. Umur

Tabel 1.3Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Umur

Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Umur N %

1-10 90 15.9

11-20 106 18.8

21-30 83 14.7

31-40 90 15.9

41-50 100 17.7

51-60 57 10.1

61-70 28 5.0

71-80 1 0.2

81-90 10 1.8

Total 565 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut umur di lingkungan Borong

RW 01 didapatkan bahwa anggota keluarga yang berumur 1-10 tahun sebanyak 15.9%,

11-20 tahun sebanyak 18.8%, 21-30 tahun sebanyak 14.7%, 31-40 tahun sebanyak

Page 5: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

15.9%, 41-50 tahun sebanyak 17.7%, 51-60 sebanyak 10.1%, 61-70 sebanyak 5%, 71-

80 tahun sebanyak 0,2%, dan 81-90 tahun sebanyak 1.8%. Dapat disimpulkan anggota

keluarga terbanyak berusia 11-20 tahun yaitu 18.8%

d. Perkerjaan

Tabel 1.2Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan

Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Pekerjaan N %Tidak Kerja 141 25.0

Sekolah 130 23.0Ibu Rumah Tangga 81 14.3PNS / TNI / Polri 52 9.2Pegawai Swasta 66 11.7

Wiraswasta / Pedagang 51 9.0Petani / Nelayan / Buruh 18 3.2

Lainnya, Sebutkan 26 4.6Total 565 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut pekerjaan di lingkungan

Borong RW 01 didapatkan bahwa anggota keluarga yang tidak bekerja yaitu sebanyak

25%, yang bersekolah sebanyak 23%, yang merupakan ibu rumah tangga sebanyak

14.3%, yang bekerja sebagai PNS/TNI/Polri sebanyak 9.2%, yang bekerja sebagai

pegawai swasta sebanyak 11.7%, wiraswasta/pedagang sebanyak 9%.

Petani/nelayan/buruh sebanyak 3.2% dan lainnya sebanyak 4.6%. Dapat disimpulkan

25% dari penduduk di lingkungan Borong RW 01 tidak bekerja dan merupakan jumlah

terbesar.

e. Pendidikan

Tabel 1.5Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan

Page 6: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Pendidikan N %Tidak Pernah Sekolah 13 2.3

Tidak / Belum Tamat SD 163 28.8Tamat SD 67 11.9

Tamat SMP 97 17.2Tamat SMA 176 31.2

Tamat Perguruan Tinggi 49 8.7Total 565 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut pendidikan di lingkungan

Borong RW 01 didapatkan bahwa anggota keluarga yang tidak pernah bersekolah

sebanyak 2.3%, tudak/belum tamat SD sebanyak 28.8%, tamat SD sebanyak 11.9%,

tamat SMP sebanyak 17.2%, tamat SMA sebanyaj 31.2% dan tamat perguruan tinggi

sebanyak 8.7%. Dapat disimpulkan penduduk yang tidak/belum tamat SD merupakan

yang terbanyak yaitu 28.8%.

f. Merokok

Tabel 1.6Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Merokok atau Tidak

Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Merokok N %Tidak 407 72.0

Ya 158 28.0Total 565 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut merokok atau tidaknya di

lingkungan Borong RW 01 didapatkan bahwa anggota keluarga yang tidak merokok

sebanyak 72% dan yang merokok sebanyak 28%. Maka dapat disimpulkan warga yang

tidak merokok lebih banyak dibandingkan warga yang tidak merokok.

2.Data Rumah Tangga

a. Jenis rumah

Tabel 2.1

Page 7: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Rumah PendudukLigkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Jenis Rumah Penduduk N %

Permanen 110 84.6

Semi Permanen 13 10.0

Panggung 7 5.4

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut jenis rumah penduduk di

lingkungan Borong RW 01 bahwa penduduk memiliki rumah jenis permanen sekitar

84.6%, jenis rumah semi permanen yaitu 10.0% dan penduduk yang memiliki rumah

panggung sekitar 5.4%. Maka dikatakan bahwa rata-rata penduduk di lingkungan

Borong RW 01 memiliki rumah permanen sebagai tempat tinggal.

b. Dialiri Listrik PLN

Tabel 2.2Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Ada Tidaknya Aliran Listrik PLN

Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Dialiri Listrik PLN N %

Tidak 0 0.0

Ya 130 100.0

Total 0 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut ada tidaknya aliran listrik PLN di lingkungan Borong RW 01 bahwa 100.0 % rumah sudah dialiri aliran listrik PLN.

c. Pendapatan Perbulan

Tabel 2.3Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Page 8: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Pendapatan Perbulan N %

< Rp 1.000.000 18 13.8%

Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 83 63.8%

Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 21 16.1%

>Rp 6.000.000 8 6.1%

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut rata-rata pendapatan di lingkungan Borong RW 01 bahwa <Rp 1.000.000 terdapat 18 rumah tangga dengan 13.8 %, dan pendapatan tertinggi masyarakat Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 sebanyak 83 rumah tangga dengan 63.8 %, untuk pendapatan Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 sebanyak 16.1%, dan >Rp 6.000.000 sebanyak 6.1%. sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat lingkungan Borong RW 01 berada pada status ekonomi menengah kebawah.

d. Status Kepemilikan Rumah

Tabel 2.4Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah

Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Status Kepemilikan Rumah N %

Milik Sendiri 92 70.8

Kontrak 1 0.8

Rumah Dinas 35 26.9

Lainnya 2 1.5

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut status kepemilikan rumah

penduduk di lingkungan Borong RW 01 bahwa penduduk memiliki rumah sendiri

permanen sekitar 70.8%, yang berkediaman di rumah kontrak yaitu 0.8%, kemudian

penduduk yang bermukim di rumah dinas sekitar 26.9%, dan yang lainnya itu 1.5%

Page 9: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

e. Memiliki Pekarangan

Tabel 2.5Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Kepemilikan Pekarangan Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribui rumah tangga menurut Kepemilikan Pekarangan yaitu

sekitar 14.6% masyarakat lingkungan Borong RW 01 yang tidak memiliki pekarangan,

sedangkan yang memiliki pekarangan sekitar 85.4%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa memiliki

f. Bahan Lantai Rumah

Tabel 2.6Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Bahan Lantai Rumah

Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Bahan Lantai Rumah N %

Semen/ Keramik/ Ubin 109 83.8

Kayu/Papan 21 16.2

Tanah 0 0.0

Lainnya 0 0.0

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut bahan lantai rumah di

lingkungan Borong RW 01 dapat diketahui bahwa rumah yang dengan lantai semen /

Memiliki Pekarangan N %

Tidak 19 14.6

Ya 111 85.4

Total 130 100.0

Page 10: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

keramik / ubin paling banyak yaitu 109 rumah atau sekitar 83.8%. Sedangkan rumah

dengan bahan lantai kayu / papan yaitu 16.2 %. Pada bahan rumah yamg memakai

tanah dan bahan lainnya yaitu 0.0% karena sudah tidak ada masyarakat yang memakai

tanah di zaman modern ini.

g. Bahan Atap Rumah

Tabel 2.7Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Bahan Atap Rumah

Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Bahan Atap Rumah N %

Genteng 16 12.3

Seng 113 86.9

Asbes 1 .8

Batu / Semen 0 0.0

Ijuk / Bambu 0 0.0

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut bahan atap rumah di

lingkungan Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yang terdata, yang

memakai genteng sebagai bahan atap rumah sebanyak 12.3 %, seng yaiu 86.9 %, dan

asbes yaitu 0.8 %. Untuk batu / semen maupun ijuk / bambu adalah 0.0 % Sehingga

dapat disimpulkan bahwa bahan terbanyak yang digunakan oleh penduduk setempat

sebagai atap rumah adalah seng.

h. Bahan Dinding Rumah

Tabel 2.8Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Bahan Dinding Rumah

Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Page 11: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Bahan Dinding Rumah N %

Semen/ Keramik/ Ubin 99 76.2

Kayu/Tripleks 31 23.8

Bambu 0 0

Seng 0 0

Lainnya 0 0

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut bahan dinding rumah di

lingkungan Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yng telah didata, penduduk

yang memiliki bahan dinding rumah yaitu semen / keramik / ubin 76.2 %, kayu/

tripleks 23.8 %, dan untuk bambu dan seng 0.0% Sehingga dapat disimpulkan bahwa

rata-rata penduduk menggunakan bahan semen / keramik / ubin yang digunakan

dirumahnya.

i. Sumber Penerangan RumahTabel 2.9

Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Sumber PeneranganLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga berdasarkan penerangan rumah di

lingkungan Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yang telah didata,

penduduk yang mendapatkan penerangan dirumahnya sebanyak 85.4% dan yang tidak

Penerangan Rumah N %

Tidak 19 14.6

Ya 111 85.4

Total 130 100.0

Page 12: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

mendapatkan penerangan dirumahnya sebanyak 14.6%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa rata-rata penduduk memiliki penerangan dirumahnya.

3.Informasi Kesehatan Lingkungan

a. Memiliki Jamban

Tabel 3.1Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Kepemilikan Jamban

Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan distribusi data menurut kepemilikan jamban pada tabel diatas,

diketahui bahwa terdapat 10 rumah yang tidak memiliki jamban, dan sebanyak 120

rumah telah memiliki jamban sendiri.

b. Jenis Jamban

Tabel 3.2Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Jenis Jamban

Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Memiliki Jamban N %

Tidak 10 7.7

Ya 120 92.3

Total 130 100.0

Jenis Jamban N %

Tidak memiliki Jamban 10 7.7

Leher Angsa 113 86.9

Cemplung 7 5.4

Lainnya 0 0.0

Total 130 100.0

Page 13: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut jenis jamban di lingkungan

Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yang telah didata, penduduk yang

memiliki jenis jamban leher angsa yaitu 86.9 %, sedangkan untuk jamban jenis

cemplung 5.4%, dan lainnya 0.0% Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata

penduduk menggunakan jenis jamban leher angsa yang duduk ataupun jongkok untuk

digunakan dirumahnya.

c. Saluran Akhir Pembuangan

Tabel 3.3Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan Saluran Akhir PembuanganLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Saluran Akhir Pembuangan N %

Tidak Memiliki Saluran Pembuangan 10 7.7

Tangki Septik 101 77.7

SPAL 1 0.8

Kolam / Sawah 0 0.0

Sungai / Danau / Laut 0 0.0

Lubang Tanah 18 13.8

Pantai / Tanah Lapang / Kebun 0 0

Lainnya 0 0

Total 130 100.0

Page 14: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut saluran akhir pembuangan di

lingkungan Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yang telah didata,

penduduk yang tidak memiliki saluran pembuangan yaitu sebanyak 7.7%,

menggunakan tangki septik sebanyak 77.7%, di SPAL sebanyak 0.8%, dilubang tanah

sebanyak 13.8% dan yang meggunakan kolam/sawah/sungai/danau/laut/pantai/tanah

lapang/kebun dan lainnya sebanyak 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata

penduduk telah menggunakan tangki septik sebagai saluran akhir pembuangannya.

d. Tempat Buang Air besar

Tabel 3.4Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan Tempat Buang Air BesarLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Tempat Buang Air Besar N %

Memiliki Jamban 115 88.5

Wc Tetangga /Umum 10 7.7

Pekarangan 0 0.0

Sungan / Pantai / Got 2 1.5

Semak2 / Tempat Terbuka 3 2.3

Lainnya 0 0.0

Total 130 100.0

Page 15: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut tempat untuk membuang air

besar di lingkungan Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yang telah didata,

penduduk yang telah memiliki jamban yaitu 88.5%, ymenggunakan wc tetangga/wc

umum yaitu 7.7%, disemak-semak atau tempat terbuka yaitu 2.3%, disungai/pantai/got

yaitu 1.5% dan dipekarangan atau lainnya yaitu 0%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa rata-rata penduduk memiliki jamban sendiri dirumahnya untuk buang air besar.

e. Memiliki Tempat Sampah

Tabel 3.5Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Kepemilikan Tempat Sampah

Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Kepemilikan Tempat Sampah N %

Tidak 14 10.8

Ya 116 89.2

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan distribusi data kesehatan lingkungan menurut kepemilikan tempat

sampah di lingkungan Borong RW 01 bahwa hanya sekitar 10.8% rumah tangga yang

tidak memiliki tempat sampah dan yang memiliki tempat sampah sudah sangat banyak

yaitu 89.2%.

f. Jenis Tempat Sampah

Tabel 3.6Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Jenis Tempat Sampah

Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Page 16: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Jenis Tempat Sampah N %

Tidak Memiliki Tempat Sampah 14 10.8

Permanen(Batu/semen) 9 6.9

Semi permanen(Tong/keranjang) 84 64.6

Lubang dihalaman 15 11.5

Lainnya 8 6.2

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan distribusi data kesehatan lingkungan menurut jenis tempat sampah di

lingkungan Borong RW 01 bahwa sekitar 10.8% tidak memiliki tempat sampah, yang

memiliki tempat sampah permanen (Batu/semen) sebanyak 6.9%, tempat sampah jenis

semi permanen (tong/keranjang) sebanyak 64.9%, yang menggali lubang di halaman

11.5%, dan yang lainnya 6.2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis tempat

sampah terbanyak yang digunakan yaitu tempat sampah permanen.

g. Cara Mengolah Sampah

Tabel 3.7Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Cara Pengolahan Sampah

Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Cara Mengolah Sampah N %

Dibuang ke TPS 16 12.3

Diangkut petugas langsung ke TPA 6 4.6

Ditimbun dalam tanah 17 13.1

Dibakar 77 59.2

Dibuang ke kali/got 3 2.3

Dibuang sembarangan 9 6.9

Lainnya 2 1.5

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Page 17: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Berdasarkan table 3.7 dapat disimpulkan bahwa sekitar 12.3%

sampah dibuang ke TPS, sampah yang diangkut oleh petugas

langsung ke TPA sekitar 4.6%, ditimbun dalam tanah 13.1%, dibakar

59.2%, dibuang ke kali got 2.3%, dibuang sembarang tempat 6.9%,

dan lainnya 1.5%. Dapat simpulkan bahwa cara pengolahan sampah

terbanyak adalah dengan membakar di halaman ataupun di suatu

lubang. 12.3%.

h. Sumber Air bersih

Tabel 3.8Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Air Bersih

Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Sumber Utama Air Bersih N %

Air ledeng / PDAM 51 39.2

Air Ledeng Eceran / membeli 0 0.0

Sumur Bor/Gali 75 57.7

Mata air 2 1.5

Penampungan air hujan 2 1.5

Air sungai / Danau 0 0.0

Lainnya 0 0.0

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa sekitar 39.2%

masyarakat lingkungan Borong RW O1 menggunakan air

ledeng/PDAM sebagai sumber utama air bersih (MCK), untuk air

ledeng eceran/membeli 0.0%, yang menggunakan sumur bor/gali

sebesar 57.7%, mata air 1.5%, untuk penampuangan air hujan 1.5%,

dan yang menggunakan air sungai/danau dan lainnya 0.0%.

i. Sumber Air Minum

Page 18: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Tabel 3.9Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Air Minum

Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Sumber Utama Air Minum N %

Air ledeng / PDAM 21 16.2

Air Ledeng Eceran / membeli 1 0.8

Sumur Bor/Gali 33 25.4

Isi Ulang / Refill / Galon 73 56.2

Air Botol Kemasan 2 1.5

Air sungai / Danau 0 0.0

Lainnya 0 0.0

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan table 3.9 dapat disimpulkan bahwa sekitar 39.2%

masyarakat lingkungan Borong RW O1 mengguanakan air

ledeng/PDAM sebagai sumber utama air minum 16.5%, untuk air

ledeng eceran/membeli 0.8%, yang menggunakan sumur bor/gali

sebesar 25.4%, air isi ulang/refill/galon 56.2%, air botol kemasan

1.5%, air sungai/danau dan lainnya 0.0%. Dapat disimpulkan bahwa

sumber air minum yaang terbanyak yang di gunakan oleh

masyarakat adalah air isi ulang/refill/galon yaitu 56.2%.

j. Mengolah Air Minum

Tabel 3.10Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Mengolah Air Minum

Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Page 19: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Mengolah Air Minum N %

Tidak 54 41.5

Ya 76 58.5

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan distribusi data kesehatan lingkungan menurut ada tidaknya

pengolahan air minum di lingkungan Borong RW 01 bahwa hanya sekitar 41.5% yang

tidak mengolah air minum dan 58.5% yang mengolah air minum.

k. Cara Mengolah Air Minum

Tabel 3.11Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Cara Pengolahan Air Minum

Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Mengolah Air Minum N %

Tidak Mengolah Air Minum 54 41.5

Dengan pemanasan/dimasak 71 54.6

Dengan penyinaran/UV 1 0.8

Disaring/filtrasi 3 2.3

Lainnya 1 .8

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan table 3.11 dapat disimpulkan bahwa masyarakat

lingkungan Borong RW O1 mengguanakan tidak mengolah air minum

yaitu 41.5%, pengolahan air minum dengan pemanasan/dimasak

54.6%, dengan penyinaran/UV 0.8%, dan pengolahan dengan

Page 20: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

disaring/filtrasi sebagai sumber utama air minum 2.3% dan lainnya

0.8%. Dapat disimpulkan bahwa yang melakukan pengolahan air

minum terbanyak adalah dengan memasak yaitu sebanyak 54.6%.

l. Kaualitas Air Minum

Tabel 3.12Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Kualitas Air Minum

Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Mengolah Air Minum N %

Keruh 5 3.8

Berwarna 5 3.8

Berasa 8 6.2

Berbau 2 1.5

Baik 110 84.6

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan tabe; 3.12 dapat disimpulkan bahwa masyarakat

lingkungan Borong RW O1 yang memiliki air minum yang keruh 3.8%,

berwarna 3.8%, yang berasa 6.2%, berbau sekitar 1.5%, dan

berkualitas baik 84.6%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

penduduk RW 01 mengkonsumsi air minum yang berkualitas baik

yaitu sebanyak 84.6%.

4.Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

a. Narasumber Merokok

Tabel 4.1Distribusi Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Page 21: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Berdasarkan Merokok Tidaknya NarasumberLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Narasumber Merokok N %

Tidak 85 65.4

Ya 45 34.6

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut

merokok tidaknya narasumber di lingkungan Borong RW 01 bahwa sekitar 65.4% yang

tidak merokok, dan 34.6% merokok.

b. Anggota Keluarga MerokokTabel 4.2

Distribusi Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Berdasarkan Ada Tidaknya Anggota Keluarga Merokok

Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014

Anggota Keluarga Merokok N %

Tidak 44 33.8

Ya 86 66.2

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut ada

tidaknya anggota keluarga yang merokok di lingkungan Borong RW 01

bahwa sekitar 33.8% yang tidak merokok, dan 66.2% yang merokok.

c. Kebiasaan Merokok dalam Rumah

Tabel 4.3Distribusi Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Berdasarkan Ada Tidaknya yang Terbiasa Merokok Dalam RumahLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Page 22: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Biasa Merokok dalam Rumah N %

Tidak 57 43.8

Ya 73 56.2

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut

ada tidaknya anggota keluarga yang biasa merokok di lingkungan Borong

RW 01 bahwa sekitar 43.8% yang tidak merokok dalam rumah, dan 66.2% yang

merokok dalam rumah.

d. Melakukan 3M

Tabel 4.4Distribusi Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Berdasarkan Melakukan 3MLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Melakukan 3 M N %

Tidak 50 38.5

Ya 80 61.5

Total 130 100.0

Sumber: Data Primer, Maret 2014

Berdasarkan distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut

ada tidaknya keluarga melakukan 3M di lingkungan Borong RW 01 bahwa

sekitar 38.5% yang tidak melakukan 3M dalam rumah, sedangkan 61.5% yang

melakukan 3M di dalam rumah.

5. Akses ke Sarana Umum

Page 23: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

a. Jalan Utama/Aspal Terdekat

Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum

Berdasarkan Jarak & Waktu Tempuh Jalan Utama/Aspal TerdekatLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke

tempat jalanan utama, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 10-20 dengan waktu tempuh

1-2 menit dari rumah ke jalan utama sebesar 67.7%, penduduk yang memiliki jarak 21-30

dengan waktu tempuh 2,1-3,1 menit dari rumah ke jalan utama sebesar 23.07%, penduduk

yang memiliki jarak 31-40 dengan waktu tempuh >3.2 menit dari rumah ke jalan utama

sebesar 9.23%.

b. Puskesmas

Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum

Berdasarkan Jarak & Waktu Tempuh PuskesmasLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke

tempat Puskesmas, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 1,2-1,5 dengan waktu tempuh

5-7 menit dari rumah ke jalan utama sebesar 67.7%, penduduk yang memiliki jarak 1,6-1,9

dengan waktu tempuh 8-10 menit dari rumah ke jalan utama sebesar 23.07%, penduduk yang

memiliki jarak 2,0-2,3 dengan waktu tempuh 11-13 menit dari rumah ke jalan utama sebesar

9.23%.

Jalan Utama (m) Waktu Tempuh (menit) N %10-20 1-2 88 67,721-30 2,1-3,1 30 23,0731-40 >3,2 12 9,23

Puskesmas (km) Waktu Tempuh (menit) N %1,2-1,5 5-7 88 67,71,6-1,9 8-10 12 23,072,0-2,3 11-13 30 9,23

Page 24: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum

Berdasarkan Jarak & Waktu Rumah Sakit TerdekatLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke

tempat Rumah Sakit Terdekat, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 4-4.5 km dengan

waktu tempuh 20-25 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%, penduduk yang

memiliki jarak 4.8-5.5 dengan waktu tempuh 48-55 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar

36.15%.

Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum

Berdasarkan Jarak & Waktu Tempuh Pasar TerdekatLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke

tempat Pasar Terdekat, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 350-700 m dengan waktu

tempuh 2-4 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%, penduduk yang memiliki jarak

701-1000 m dengan waktu tempuh 4-6 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 15,4%.

penduduk yang memiliki jarak 1001-1100 m dengan waktu tempuh 6-8 menit dari rumah ke

rumah sakit sebesar 20,76%.

Rumah sakit (km) Waktu Tempuh (menit)

N %

4-4,5 20-25 83 63,84,8-5,5 48-55 47 36,15

Pasar Terdekat (meter) Jarak Tempuh (Menit)

N %

350 -700 2 – 4 83 63,8701 – 1000 4 – 6 20 15,41001 – 1100 6 -8 27 20,76

Page 25: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum

Berdasarkan Jarak & Waktu Kantor LurahLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke

Kantor Lurah, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 1,2 km – 1,5 km waktu tempuh 5 –

7 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%, penduduk yang memiliki jarak 1,6 km –

1,9 km dengan waktu tempuh 8 – 10 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 15,4%.

penduduk yang memiliki jarak 1,9 - 2,2 km dengan waktu tempuh 6-8 menit dari rumah ke

rumah sakit sebesar 20,76%.

Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum

Berdasarkan Jarak & Waktu Kantor CamatLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu

Kab. Gowa Tahun 2014

Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke

Kantor Kecamatan, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 1,3 – 1,4 waktu tempuh 5 – 7

menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%, penduduk yang memiliki jarak 1,4 – 1,8 km

dengan waktu tempuh 8 – 10 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 15,4%. penduduk yang

memiliki jarak 1,9 - 2,1 km dengan waktu tempuh 6-8 menit dari rumah ke rumah sakit

sebesar 20,76%.

Kantor Lurah Menit N %1,2 km – 1,5 km 5 - 7 83 63,81,6 km – 1,9 km 8 – 10 20 15,4

1,9 - 2,2 km 11 - 13 27 20,7

Kantor Camat (Km) Jarak Tampuh (Menit)

N %

1,3 – 1,4 5 - 7 83 63,81,4 – 1,8 8 – 10 20 15,41,9 – 2,1 11 - 13 27 20,7

Page 26: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

B. Pembahasan Pelaksaan kegiatan

Menurut Paul B. Horton & C. Hunt Masyarakat merupakan kumpulan manusia

yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di

suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar

kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

Adapun pengertian sehat menurut UU Kesehatan No.36 Tahun

2009 tentang kesehatan bahwa : “Kesehatan adalah keadaan sehat,

baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis”

Beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan menurut

Blum adalah :

1. Lingkungan

2. Perilaku

3. Pelayanan Kesehatan

4. Keturunan

Page 27: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Dalam segitiga epidemiologi juga dijelaskan bahwa masalah

kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu agent (penyebab), host

(pejamu), dan environment (lingkungan). Karenanya, kami selaku

mahasiswa PBL I berusaha untuk mengidentifikasi masalah-masalah

kesehatan yang ada di masyarakat lingkungan Kampung Beru,

tentunya dengan memperhatikan beberapa faktor yang

mempengaruhi status kesehatan masyarakat.

Menurut WHO Kesehatan Masyarakat (Public Health) ,yaitu: Public health

refers to all organized measures (whether public or private) to prevent disease,

promote health, and prolong life among the population as a whole. Its activities aim to

provide conditions in which people can be healthy and focus on entire populations, not

on individual patients or diseases. Thus, public health is concerned with the total

system and not only the eradication of a particular disease. (WHO : 2008).

Menurut Prof. Umar Fahmi Achmadi,M.P.H., Ph. D, Kesehatan Masyarakat

adalah upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat  atau komunitas

dengan teknis berbasis wilayah, bersifat preventif dan promotif,ada keikutsertaan

masyaraskat dalam upaya tersebut,pendekatan multidisiplin dan kemitraan atau

partnership.

Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu

keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat

menjamin keadaan sehat dari manusia.1

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan

lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan

ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya

kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.2

2. Pembahasan Hasil Pendataan

a. Data Anggota Rumah Tangga

Berdasarkan hasil pendataan yang dipereoleh kita dapat

mengetahui bahwa rumah yang telah di data adalah 130 dan

yang tidak terdata adalah 61 rumah. Hal ini terjadi disebabkan

Page 28: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

karena banyaknya perpindahan penduduk, sedang tidak berada

di rumah, bahkan tidak ingin di data.

Berdasarkan hasil yang diperoleh di daerah lingkungan Borong RW 01

terdapat 565 penduduk yang di dalamnya terdapat 143 kepala keluarga (KK),

sebagian besar penduduk merupakan anak dari kepala keluarga dengan jumlah

262 anak dengan persentase 46,6 %.

Dari 565 penduduk, terdapat 274 laki-laki dengan persentase 48,5 %

sedangkan 291 perempuan dengan 51,5 %. Dari data tersebut dapat dilihat jumlah

laki-laki dan perempuan hampir sama dengan jenis kelamin perempuan lebih

mendominasi.

Banyak dari penduduk lingkungan Borong RW 01 sebagian besar usia

remaja dengan interval umur 11-20 tahun dengan jumlah 106 kepala, 18,8 % dan

sedikitnya 1 orang dengan interval umur 71-80 tahun , 2 %.

Berdasarkan jenis pekerjaan masyarakat lingkungan Borong RW 01, adalah

sebagian besar penduduknya tidak bekerja yaitu 141 orang dengan persentase 25

%, dan sedikitnya 18 orang petani. Dari jumlah tersebut membuktikan bahwa

lingkungan ini kurang menyediakan lapangan pekerjaan. Dari 141 kepala yang

tidak bekerja, di dalamnya termasuk anak-anak yang putus sekolah.

Berdasarkan dari tingkat pendidikan masyarakat lingkungan borong RW 01

dari 565 penduduk banyaknya 176 orang yang tamat SMA dengan persentase

31,2 % . Jumlah tersebut hampir sama dengan jumlah penduduk yang tergolong

tidak/belum tamat SD yaitu 163 orang. Dari jumlah tersebut ada pula yang

tergolong tidak pernah bersekolah dengan jumlah 13 orang, persentase 2.3 %.

Dari 100% penduduk lingkungan borong lebih dari 50% penduduknya

tergolong tidak merokok, yaitu 407 orang dengan persentase 72 % sedangkan

Page 29: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 158 orang dengan persentase 28%.

Dari 158 orang yang memiliki kebiasaan meroko tersebut sebagian besar

merupakan kepala keluarga(KK).

b. Data Rumah Tangga

Berdasarkan jenis rumah penduduk di lingkungan Borong RW 01 bahwa

mayoritas penduduk memiliki rumah jenis permanen yaitu sebanyak 84.6%, dan

rumah milik sendiri yaitu 70.8%, untuk rata-rata pendapatan masyarakat tertinggi

yaitu Rp 1.000.000-Rp 3.000.000 hal ini menandakan bahwa penduduk yang

memiliki rumah jenis permanen berbanding lurus dengan gaji yang didaptkan

selama perbulan.

Ada berberapa rumah yang memiliki pekarangan yaitu sebesar 111%,

menurut data berdasarkan bahan utama lantai rumah terluas yaitu 109 rumah, dan

yang memiliki atap rumah seng yaitu 86.9% ini adalah penggunaan yang cukup

banyak, untuk bahan dinding rumah yaitu sebesar 76.2% atau 99 rumah, seluruh

rumah yang berada di lingkungan Borong RW 01 memiliki sumber penerangan

utama yang dialiri listrik PLN 100.0%.

Berdasarkan Data Distribusi Rumah Tangga Menurut Total

Pendapatan Keluarga perbulannya yaitu pendapatan minimal

masyarakat <Rp 1.000.000 terdapat 18 rumah tangga dengan

13.8 %, dan pendapatan tertinggi masyarakat Rp 1.000.000 – Rp

3.000.000 sebanyak 83 rumah tangga dengan 63.8 %, sehingga

dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat lingkungan

Borong RW 01 berada pada status ekonomi menengah kebawah.

c. Data Informasi Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan kepemilikan jamban di lingkungan Borong RW 01

tergolong sangat baik karena 92.3 % penduduk yang telah memiliki

jamban diwc-nya. Tetapi, masih ada sekitar 7.7 % penduduk yang

tidak memiliki jamban hal ini tidak terlalu mempengaruhi. Dari

jumlah jamban, yang memiliki saluran pembuangan berupa tangki

septik ada 77.7% atau sekitar 101 tangki septik, dan yang membuat

lubang di tanah sekitar 13.8%. Untuk masyarakat yang membuat

Page 30: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

lubang tanah sebagai saluran pembuangan menurut kami, hal ini

dapat menimbulkan pencemaran terhadap air tanah jika terjadi

pembocoran pada lubang tanah, dan hal ini juga dapat

mempengaruhi bakteri-bakteri pengurai yang ada di tanah.

Dari 92.3% yang memiliki jamban sekitar 86.9% yang memiliki

jenis jamban leher angsa dan jenis jamban cemplung sekitar 5.4%.

Mayoritas warga yang tidak memiliki jamban pribadi buang air besar

di sungai sebanyak 1.1 %, menumpang di WC tetangga maupun WC

keluarga sebesar 7.7 %, dan semak-semak 2.3%.

Kepemilikan jamban perlu bagi setiap rumah maupun Kepala

Keluarga (KK) untuk menekan penularan penyakit dan mencegah

terkontaminasi dengan bakteri, patogen, ataupun cacing-cacing,

sebagai syarat-syarat kesehatan lingkungan.

Berdasarkan kepemilikan tempat sampah yang dimiliki oleh

warga di lingkungan Borong RW 01, sebesar 10.8% atau sekitar 14

rumah tangga yang tidak memiliki tempat sampah, dan sebesar

89.2% yang memiliki tempat pembuangan sampah. Hal ini

menunjukkan adanya kesadaran warga untuk membuang sampah

pada tempatnya. Mayoritas penduduk yang memiliki jenis tempat

pembuangan sampah semi permanen yang berupa tong atau

keranjang sebesar 64.6%, masyarakat dominan mengelolah sampah

rumah tangga dengan membakar sebanyak 59.2%,

Sumber air minum masyarakat lingkungan Bonto Rihu sebagian

besar dari sumur tidak bercincin sekitar 40.1 %, sumur tidak

bercincin digunakan sebagai sumber air minum dengan pengolahan

air minum dengan cara dimasak terlebih dahulu, pada penggunaan

air untuk MCK sendiri juga menggunakan air dari sumur tidak

bercincin. Penyediaan air bersih merupakan salah satu penilaian

kesehatan lingkungan, air adalah unsur penting yang sangat

berperan dalam kehidupan manusia. Karena sekitar 80% tubuh

manusia terdiri dari cairan, akan tetapi juga karena di dalam air

terdapat mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik manusia

dan kesehatan manusia pada umumnya.

Page 31: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Dari data mengenai tempat pembuangan sampah pada

masyarakat di lingkungan ini bahwa sekitar 42.7 % rumah yang

memiliki tempat sampah sedangkan yang belum memiliki tempat

sampah sekitar 57.3 %, kemudian sampah tersebut dibuang ke

lingkungan sekitar rumah dengan pengolahan sampah dengan

dibakar yaitu sebanyak 41.4%. Namun, yang perlu diperhatikan

dalam membakar sampah di sekitar rumah adalah hasil

pembakaran berupa asap, yang bersifat polutan yang dapat

mengotori udara dan bila tidak terbakar sempurna sisanya dapat

mengotori lingkungan.

Apabila kita tinjau dari aspek sumber utama air bersih ( bukan

untuk diminum ), memperoleh hasil presentase sebanyak 57,7 %,

yakni memilih sumur bor/ gali sebagai media sumber air bersih,

sedangkan sumber utama air minum, memiliki presentasi paling

tinggi, sebanyak 56,2 % memilih untuk menggunakan air isi ulang/

refill/ galon. Hal ini, menunjukkan bahwa selain bersifat praktis,

higeinis, lagi ekonomis. Namun, berdasarkan data primer , sebanyak

58,5 % yang memilih sumber air minum melakuakan pengolahan

sebelum diminum, seperti dimasak sebanyak 54,6 %. Artinya,

masyarakat lebih mempercayai teknik pengolahan air, sebanyak

84,6 % sebelum dikonsumsi, karena memiliki kualitas dan mutu

yang baik, sesuai dengan standarisasi.

d. Data Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Berbicara mengenai informasi perilaku hidup bersih dan

sehat, ada beberapa point yang mendukung, seperti kebiasaan dan

berperilaku merokok dan melakukan kegiatan 3M ( Menguras,

Mengubur, dan Menutup ). Berdsarkan data yang telah diperoleh

untuk narasumber yang tidak merokok sebesar 65.4% dan

narasumber yang merokok 34.6%, hal ini juga bisa kita tinjau dari

ada tidaknya orang yang merokok dalam suatu rumah tangga, dan

yang tidak merokok dalam rumah yaitu sebesar 31.5% dan yang

merokok dalam rumah sebesar 56.2%, adapun yang melakukan

Page 32: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

kegiatan 3M sebesar 61.5% dan yang tidak melakukan kegiatan 3M

yaitu berkisar 38.5%.

Persentase ini mungkin akan berpengaruh pada kesehatan

masyarakat karena jika suatu rumah penduduk dalam perbulannya

tidak melakukan kegiatan 3M sekiranya dapat menimbulkan

penyakit malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD) yang

diakibatkan oleh bersarangnya nyamuk di bak-bak kamar mandi.

Jika masyarakat menggunakan air minum dari bak-bak tempat air

minum yang sudah tercemar oleh jentikan nyamuk maka dapat

menyebabkan penyakit diare.

e. Data Akses ke Sarana Umum

Seperti yang kita ketahui sarana umum sangat dibutuhkan

bagi masyarakat khususnya yang berada di pedesaan. Dimana

sarana ini sebagai penujang memudahkan masyarakat

mengakses segala keperluan yang berhubungan dengan

kesehatan salah satunya yaitu Rumah Sakit Terdekat,

Puskesmas, dan adapula sarana umum lainnya seperti pasar

terdekat, jalan utama, Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan.

Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh

dari rumah ke tempat jalanan utama, yang terbanyak yaitu penduduk dengan

menempuh jarak 10-20 dan dengan waktu tempuh 1-2 menit dari rumah ke jalan

utama sebesar 67.7%,

Untuk akses sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh dari rumah ke

puskesmas, terbanyak penduduk dengan menempuh jarak 1,2-1,5 dengan waktu

tempuh 5-7 menit dari rumah ke jalan utama sebesar 67.7%,

untuk akses sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh dari rumah ke rumah

sakit banyaknya penduduk dengan menempuh jarak 350-700 m dengan waktu

tempuh 2-4 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%,

Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh

dari rumah ke Pasar Terdekat, terbanyak penduduk yang memiliki jarak 350-700

m dengan waktu tempuh 2-4 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%.

Page 33: Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe

Untuk akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke

Kantor Kecamatan, banyaknya penduduk dengan jarak tempuh 1,3 – 1,4, waktu

tempuh 5 – 7 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%.

Untuk akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh dari

rumah ke Kantor Kecamatan, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 1,3 – 1,4

dengan waktu tempuh 5 – 7 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%,