kesehatan, kesejahteraan sosial dan ... · web viewpeningkatan pelayanan kesehatan dalam rumah...

133
KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PERANAN WANITA

Upload: dinhthuy

Post on 23-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PERANAN WANITA

XVIII/1

Page 2: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

BAB XVIII

KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIALDAN PERANAN WANITA

Page 3: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

A. KESEHATAN

Page 4: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

1. Pendahuluan

Sebagaimana tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Ne-gara, maka pembangunan kesehatan ditujukan untuk memperluas kesempatan guna mendapatkan derajat kesehatan yang sebaik-baiknya bagi setiap warga negara sejalan dengan meningkatnya usaha pembangunan. Dalam rangka ini maka pelayanan kesehatan yang lebih merata juga ditingkatkan, sehingga tercipta masya-rakat yang semakin sehat dan pada gilirannya turut mendukung usaha-usaha pembangunan. Dalam rangka kebijaksanaan tersebut telah dirumuskan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pelayanan kesehatan diprioritaskan pada golongan masyara- kat berpenghasilan rendah yang bermukim baik di desa mau- pun di kota;

b. Pelayanan kesehatan ditekankan kepada usaha pencegahan penyakit dan pembinaan usaha kesehatan;

c. Cara pelayanan diutamakan kepada pengobatan jalan;d. Sistem pelayanan kesehatan ditujukan untuk memberikan pe-

layanan kepada masyarakat secara merata dengan meningkat-kan peranan dan partisipasi aktif masyarakat, termasuk peranan pengobatan tradisional yang telah terbukti efek- tif.

Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan telah diambil langkah-langkah secara menyeluruh dan terpadu dalam memanfa- atkan sarana-sarana yang terbatas melalui program-program se- bagai berikut : a) Peningkatan Pelayanan Kesehatan, b) Pembe-rantasan Penyakit menular, c) Perbaikan Gizi, d) Peningkatan Penyediaan Air Bersih, e) Penyehatan Lingkungan Pemukiman, f) Penyuluhan Kesehatan, g) Pengawasan Obat, Makanan dan seba-gainya, h) Pendidikan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan, i) Generasi Muda, j) Peranan Wanita, k) Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah dan Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan, 1) Penyempurnasn Prasarana Fisik Pemerintah dan m) Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

XVIII/3

Page 5: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

2. Pelakaanaan Kegiatan Pembangunan

a. Pelayanan Kesehatan

Usaha peningkatan pelayanan kesehatan ditujukan untuk da-pat memberikan pelayanan secara lebih merata dan berlokasi di tengah masyarakat, terutama penduduk pedesaan dan daerah per-kotaan yang penduduknya berpenghaailan rendah. Pelaksanaannya diutamakan pada usaha pencegahan penyakit dan pembinaan pela-yanan orang sakit dengan obat jalan. Selain itu pelayanan ke-sehatan kepada masyarakat diberikan secara cepat dan merata dengan peran serta secara aktip dari masyarakat. Demikian pu-la pengobatan tradisional yang telah terbukti efektif terus dimanfaatkan.

Agar peningkatan pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan berdaya guna serta berhasil guna, maka seluruh kegiatan dan aarana diusahakan berada dalam satu sistem pelayanan yang efektif dan serasi.

Unit-unit utama pelayanan kesehatan maayarakat terdiri dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu sebagai unit penunjang, Puskesmas Keliling untuk masyarakat yang belum dapat dijang- kau oleh Puskesmas dan Rumah Sakit.

Agar pelayanan kesehatan dapat dirasakan lebih merata oleh masyarakat, maka jumlah maupun fungsi Puskesmas terus ditingkatkan. Peningkatan fungsi diarahkan agar Puskesmas da- pat melaksanakan dengan baik usaha-usaha kesehatan yang meli-puti : pengobatan, peningkatan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular, hygiene sanitasi, penyuluhan kesehatan masyarakat, perawatan kesehatan masyarakat, pencatatan dan laporan, peningkatan gi- zi, kesehatan sekolah dan kesehatan gigi, kesehatan jiwa, dan pemanfaatan laboratorium sederhana. Selanjutnya peranan dan partisipasi maayarakat juga ditingkatkan dalam bentuk pem- bangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).

Dalam rangka makin mengefektifkan fungsi Puskesmas,maka diusahakan pemenuhan tenaga dokter untuk memimpin Puskesmas, dan tenaga paramedis seperti bidan,perawat,sanitarian dan la- in-lain.Disamping itu tenaga-tenaga yang telah ada ditingkat-kan kemampuannya melalui penataran.Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan,maka dilaksanakan juga penyediaan sarana gedung,obat-obatan dan peralatan.Dalam usaha mengiai Puskes- mas akan tenaga dokter,melalui Inpres Program Bantuan Sarana

XVIII/4

Page 6: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Kesehatan dalam tahun 1981/82 disediakan dana untuk pengang-katan/penempatan 600 dokter yang akan memimpin Puskesmas yang baru selesai dibangun, mengisi Puskesmas yang belum ada dok- ter, dan mengganti dokter yang telah habis masa dinasnya. De- ngan penambahan dokter tersebut, maka jumlah Puskesmas yang dipimpin dokter dari tahun ke tahun terus meningkat. Apabila dalam tahun 1974 dari 2.343 Puskesmas, baru 796 buah dianta- ranya dipimpin dokter, pada akhir Repelita II dari 4.353 buah Puskesmas 3.997 diantaranya telah dipimpin dokter. Selanjut- nya apabila dalam tahun 1980 dari 4.753 Puskesmas 4.197 buah dipimpin dokter, maka pada tahun 1981 meningkat lagi dari 4.953 Puskesmas, 4.547 diantaranya telah ada tenaga dokter- nya. Sejalan dengan itu untuk mengisi tenaga paramedis pada tahun 1980/81 telah diangkat/ditempatkan 3.025 orang dan pada tahun 1981/82 telah diangkat/ditempatkan 4.000 orang, yang terdiri dari perawat, bidan , perawat gigi, tenaga sanitasi dan lain-lain.

Dalam rangka peningkatan jangkauan pelayanan, pada tahun 1980/81 dan tahun 1981/82 telah dibangun masin-masing 200 Puskesmas lengkap dengan peralatan media sederhana, alat non medis, obat-obatan, rumah dokter, dan 2 rumah staf. Pembangu-nan Puskesmas diarahkan dan diprioritaskan pada kecamatan yang berpenduduk lebih dari 30.000 orang atau kecamatan yang wilayahnya cukup luas, terpencil atau didaerah pemukiman ba- ru. Selain itu Puskesmas yang telah ada ditingkatkan dengan melakukan rehabilitasi serta penambahan peralatan medis dan non medis. Untuk itu dalam tahun 1981/82 telah direhabilitasi 1.000 Puskesmas dan dibangun 250 rumah dokter untuk Puskesmas yang telah memiliki dokter tetapi belum ada rumahnya. Ruangan Puskesmas yang tidak dapat menampung kunjungan diperluas dari 80 m2 menjadi 135 m2. Dalam tahun 1981/82 disediakan biaya untuk perluasan 300 Puskesmas. Selain itu daerah-daerah yang terpencil, jauh dari Rumah Sakit dan jalur lalu lintas yang padat dan angka kecelakaannya tinggi juga dibangun Puskesmas dengan perawatan (Puskesmas 10 tempat tidur). Dalam tahun 1980/81 telah dibangun 8 Puskesmas dengan 10 tempat tidur dan tahun 1g81/82 dibangun lagi 45 Puskesmas sejenis di daerah-daerah terpencil atau di jalur jalan yang banyak kecelakaan di 19 Propinsi antara lain Kalimantan Barat, Irian Jaya, Nusa Tenggara Barat, Nuaa Tenggara Timur, Daerah Istimewa Aceh, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan lain-lain. Agar pelayanan dapat diberikan lebih baik,maka disediakan juga peralatan medis yang memadai dan tenaga terlatih.

XVIII/5

Page 7: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Daerah-daerah terpencil dan luas yang tidak dapat dijang- kau pelayanan Puskesmas dalam tahun 1980/81 dan 1981/82, ma-sing-masing disediakan 250 dan 500 Puskesmas Keliling. Pus-kesmas Keliling tersebut berbentuk mobil atau perahu bermotor yang pembagiannya disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah (Tabel XVIII-1).

Dalam usaha lebih meningkatkan Pelayanan kesehatan mela- lui Puskesmas sehingga jangkauan pelayanan dapat lebih luas dan merata, maka Puskesmas perlu ditunjang oleh dua sampai lima Puskesmas Pembantu. Untuk itu dalam tahun 1980/81 telah dibangun 1.000 Puskesmas Pembantu. Fasilitas Puskesmas Pem-bantu yang sudah ada ditingkatkan, misalnya gedung dan pera-latannya. Dalam hubungan ini pula pada tahun 1981/82 telah diperbaiki 1.000 buah Puskesmas dan dibangun 2.000 buah, lengkap dengan peralatan serta tenaga paramedisnya. Perkem-bangan jumlah Puskesmas dan Puskeamas Pembantu dapat dilihat pada Tabel XVIII - 2.

Dengan peningkatan pelayanan Puskesmas tersebut jumlah pengunjung juga terus meningkat. Apabila angka kunjungan Pus-kesmas per hari pada tahun 1980/81 rata-rata 57 orang, makapada tahun 1981/82 telah menunjukkan 65 orang per hari. Dalam rangka usaha menurunkan angka kematian dilakukan peningkatan jangkauan pelayanan pemerikaaan ibu hamil, ibu nipas dan ibu yang sedang menyusui. Selain itu juga ditingkatkan pelayanan kelahiran/persalinan oleh tenaga terlatih (bidan maupun dukun bayi).

Jangkauan terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil, bayi dan anak menunjukkan kenaikan-kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pada tahun 1980/81 jangkauan pelayanan kesehatan ibu hamil, bayi dan anak meningkat dengan angka 34,4%, 39,1% dan 10,1% maka pada tahun 1981/82 meningkat menjadi 36,1%, 45,0% dan 14,0%. Sejalan dengan itu pengetahuan para dukun bayi di-tingkatkan melalui penataran, aehingga sampai tahun 1981/82 dari sejumlah 97.362 dukun, 65.161 orang atau 66,9% telah di-tatar. Jumlah prosentasi persalinan yang ditolong oleh pe-tugas kesehatan, khususnya oleh bidan dan tenaga lainnya me-ningkat. Dalam tahun 1980 persalinan oleh bidan, dukun ter-latih, dokter dan oleh tenaga lain masing-masing 33,54%, 53,53%, 1,14% dan 11,79%. Dalam tahun 1981 menunjukkan angka berturut-turut 37,33%, 42,19%, 1,14% dan 19,34%. Selain itudalam rangka pelayanan kesehatan telah diberikan bantuan ma-kanan tambahan berupa susu untuk sekitar 3 juta orang ibu ha-mil dan ibu yang menyusui.XVIII/6

Page 8: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL XVIII - 1PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM

BANTUAN SARANA KESEHATAN,1978/79 – 1981/82

1) Akibat bencana alam2) BP dan KIA ditingkatkan untuk

Selanjutnya menjadi Puskesmas Pembantu

XVIII/7

Page 9: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL XVIII - 2

PERKEMBANGAN JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU,PUSKESMAS KELILING, BALAI PENGOBATAN, DAN BALAI

KESEJAHTERAANIBU DAN ANAK,

1978/79 – 1981/82

*) Termasuk BP dan BKIA yang didingkatkan menjadi Puskesmas Pembantu

XVIII/8

Page 10: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

GRAFIK XVIII – 1PERKEMBANGAN JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU,

PUSKESMAS KELILING, BALAI PENGOBATAN, DAN BALAI KESEJAHTERAANIBU DAN ANAK,

1978/79 – 1981/82

XVIII/9

Page 11: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Pembinaan usaha mengurangi kesakitan anak-anak terus di-tingkatkan agar dapat tercapai anak didik yang sehat melalui Usaha Kesehatan Sekolah. Disamping melakukan peningkatan pe-ngetahuan kesehatan bagi guru-guru sekolah agar mampu membe- rikan bimbingan dan pertolongan pertama bagi murid-murid, se-cara berkala petugas Puskesmas juga mengadakan kunjungan dan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan penyuluhan. Jangkauan kegiatan UKS dalam tahun 1980/81 meliputi 80.035 buah SD, SLTP 1.725 buah, dan SLTA 801 buah. Dalam tahun 1981/82 naik menjadi berturut-turut 86.435 SD, 2.421 SLTP dan 1.009 SLTA. Prosentase guru yang telah ditatar dalam UKS telah mencapai sekitar 78.87% dari 192.038 jumlah sekolah. Pembinaan dalam bidang kesehatan olahragapun terus ditingkatkan dan telah mencakup enam propinsi, masing-masing propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Sulawesi Sela- tan dan Sumatera Utara.

Peningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarah-kan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah kebijaksanaan yang ditempuh meliputi : penempatan dokter ahli secara bertahap dengan dilengkapi sa-rananya bagi Rumah Sakit Umum yang membutuhkan, peningkatan tenaga, pemantapan pengelolaan, pemantapan sistem rujukan, peningkatan RS pendidikan, peningkatan jumlah dan penggunaan tempat tidur, peningkatan tersedianya sarana penunjang seper-ti obat-obatan, sarana peralatan maupun media serta gedung. Usaha tersebut meliputi pengembangan dan peningkatan 16 RS Vertikal dan RS Propinsi yang dipergunakan sebagai tempat pendidikan calon dokter dan calon dokter ahli, antara lain : Rumah Sakit dr. Zaenal Abidin Banda Aceh, Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, Rumah Sakit Umum dr. M. Djamil Padang, Rumah Sakit Umum dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, Rumah Sakit Umum dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Rumah Sakit Umum Persa-habatan Jakarta, Rumah Sakit Umum dr. Hasan Sadikin Bandung, Rumah Sakit dr. Karyadi Semarang, Rumah Sakit Umum dr. Sar-djito Yogyakarta, Rumah Sakit Umum Surakarta, Rumah Sakit Umum dr. Soetomo Surabaya, Rumah Sakit Umum dr. Syaiful Anwar Malang, Rumah Sakit Umum Dadi Ujung Pandang, Rumah Sakit Umum Gunung Wenang Manado, Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar. Ke-giatan pengembangan dan peningkatan antara lain meliputi peningkatan mutu tenaga, penyediaan tenaga media, penyediaan laboratorium dan tenaga non media, memperbesar dan memperce- pat penyediaan obat-obatan, penambahan dan perbaikan peralat- an media aesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran, penam-bahan dan perbaikan peralatan non media, pembangunan dan pe-nambahan serta perbaikan sarana gedung serta prasarananya.

XVIII/10

Page 12: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Pembangunan, penambahan dan perbaikan gedung-gedung polikli-nik, operasi, rontgen, radiologi, ruang darurat gawat, ruang jantung gawat, ruang perawatan yang dilengkapi dengan peralatan baik media maupun non medis, serta pembangunan/per-baikan atau peningkatan sarana penyediaan air bersih, penam-bahan daya listrik, penyediaan dapur dan kamar cuci lengkap dengan peralatannya terus dilaksanakan. Pembangunan RS dr. Sardjito di Yogyakarta telah selesai dan telah diresmikan penggunaannya. Kini RS tersebut dapat berfungsi sebagai RS pendidikan dan juga memberikan pelayanan kesehatan untuk ma-syarakat Jawa Tengah bagian selatan. Pengembangan RS dr. Soetomo di Surabaya terus ditingkatkan untuk dapat melaksanakan fungsinya baik sebagai RS pendidikan, maupun sebagai RS ru-jukan untuk Indonesia bagian Timur.

Sejalan dengan usaha-usaha tersebut di atas, maka terus diusahakan pengadaan dan penyediaan peralatan yang sesuai de-ngan keperluan dan kemajuan teknologi bagi RS yang ditetapkan debagai pusat sub-keahlian, misalya RS dr. Cipto Mangunku-sumo untuk sub-keahlian penyakit kanker dan RS dr. Karyadi Semarang untuk sub-keahlian penyakit jantung. Dalam mengikuti perkembangan kemajuan teknologi tersebut juga diusahakan pe-menuhan dan persiapan tenaga dokter super-ahli, serta pening- katan ketrampilan tenaga-tenaga yang mengelola peralatan ser- ta mengelola RS.

Dalam usaha meningkatkan pelayanan rumah sakit yang dilo- la Pemda Propinsi dilakukan penambahan dan perbaikan peralat- an pada 25 RS Pemda Propinsi serta penambahan dan pembangunan gedung-gedung pada 20 RS Pemda Propinsi seperti gedung poli-klinik, laboratorium, gedung X-Ray, gedung perawatan, penam-bahan sarana air bersih dan penambahan daya listrik. Untuk menjamin tersedianya obatobatan, dalam tahun 1981/82 disedia-kan bantuan obat-obatan dengan perhitungan Rp. 150,-/hari/-tempat tidur dan pada RS dengan tenaga dokter ahli bantuan tersebut disediakan dana tambahan Rp. 100,-/hari/tempat tidur.

Kebutuhan dokter ahli pada RS Propinsi dan RS Kabupa-ten/Kotamadya mendapatkan perhatian dalam tahun 1980/81 dan disediakan dana untuk penempatan 52 dokter ahli penyakit dalam, ahli bedah, ahli kandungan/kebidanan, kesehatan anak, pada 49 rumah sakit. Dalam tahun 1981/82 disediakan dana untuk pengangkatan 58 dokter ahli dengan empat keahlian pokok tersebut di ataa untuk 49 Rumah Sakit Propinsi atau Rumah Sakit Kabupaten/Kotamadya kelas C atau untuk rumah-rumah sakit yang akan ditingkatkan dari kelas D ke kelas C(Tabel XVIII-3). Agar dokter ahli tersebut dapat melaksanakan tugas

Page 13: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/11

Page 14: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL XVIII – 3HASIL USAHA PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN

MELALUI RUMAH SAKIT (RS),1978/79 – 1981/82

1) 10 RS dibangun Pemerintah Pusat, 3 RS dibangun Pemerintah Daerah

2) 12 RS dibangun Pemerintah Pusat (3 RS Pengganti), 1 RS dibangun Pemerintah Daerah

3) 2 RS dibangun Pemerintah Pusat 7 RS dibangun Pemerintah Daerah

4) Angka diperbaiki5) 1 RSJ baru dibangun dan 4 RSJ hasil pemindahan6) 3 RSJ baru dibangun dan 1 RSJ hasil pemindahan7) 1 RSJ baru dibangun dan 1 RSJ hasil pemindahan8) RSU = Rumah Sakit Umum9) RSJ = Rumah Sakit Jiwa

XVIII/12

Page 15: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

nya dengan baik, para dokter ahli yang ditempatkan tersebut diperlengkapi dengan peralatan medis sesuai dengan keahli-annya, sarana gedung, rumah dan alat transportasi.

Selain penempatan 4 dokter keahlian pokok tersebut, mela-lui proyek peningkatan pendayagunaan tenaga kesehatan dalam tahun 1980/81 ditempatkan 11 dokter ahli, antara lain ahli tenggorokan, hidung dan telinga, anestesiologi, penyakit ma-ta, radiologi, dan penyakit kulit dan kelamin. Dalam tahun 1981/82 ditempatkan lagi 29 dokter ahli untuk RS Vertikal, Propinsi dan Kabupaten/Kodya. Jenis keahliannyapun bertambah dengan ahli penyakit jantung (kardiologi), akupunktur, paru-paru, ahli bius (anaestesiologi), pathologi klinik, ahli sya-raf (neurologi) dan dokter ahli mata.

Sejalan dengan itu sistem rujukan diteruskan dan di-tingkatkan. Sistim rujukan tersebut berupa pengiriman/kun- jungan dokter ahli ke rumah sakit yang belum mempunyai dokter ahli, pengiriman penderita dari Puskesmas ke rumah sakit, dan pengiriman penderita dari rumah sakit ke rumah sakit yang lebih tinggi tingkatannya, kunjungan dokter dan tenaga para medis rumah sakit ke Puskesmas, dan dokter Puskesmas ke Puskesmas lain yang belum mempunyai dokter. Selain itu dilakukan penataran bagi dokter dan tenaga paramedis dari RS Kabupaten/ Kotamadya yang belum memiliki dokter ahli di rumah sakit yang telah memiliki dokter ahli.

Dalam memberikan pelayanan pada masyarakat yang melaksa-nakan keluarga berencana khususnya untuk menampung akibat sampingan dari penggunaan alat kontraseptip, dilaksanakan dan ditingkatkan pelayanan keluarga berencana pada 100 RS Propin-si/Kabupaten/Kodya.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan baik, telah dilakukan pula berbagai kegiatan, antara lain penataran mana-jemen Rumah Sakit, pencatatan medik (medical record), ICCU, radiologi, rehabilitasi media, dan ahli alat-alat prostetik (orhatit prostetik).

Pembangunan 20 RS Kabupaten yang sudah dimulai semenjak tahun pertama sampai tahun ketiga Repelita III dipercepat pe-nyelesaiannya dan 9 RSU diantaranya sudah dalam tahap akhir pembangunannya, sehingga dalam waktu singkat dapat berfungsi memberikan pelayanan kesehatan. RS tersebut ialah RSU Rantau Kabupaten Tapin, RSU Pelaihari - Kabupaten Tanah Laut, RSU Pangkal Pinang, RSU Bungotebo, RSU Tanjung Jabung, RSU Goa, RSU Takalar, RSU Soa Siu dan RSU Lombok Timur. Sesuai dengan

Page 16: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/13

Page 17: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

tahap-tahap pembangunannya, maka RSU-RSU tersebut pada tahun kedua sudah dapat memberikan pelayanan poliklinik dan selan-jutnya pada tahun ketiga sudah dapat menerima pelayanan pera-watan. Pembangunan RSU Dilli, RSU Maliana, dan RSU Baucau di Propinsi Timor Timur diteruskan dan sudah mendekati penyele-saian. RSU lainnya yang sedang dalam tahap-tahap penyelesaian pembangunannya adalah RSU Argamakmur (Bengkulu), RSU Polewali Mamuju (Sulawesi Selatan) RSU Arjawinangun (Jawa Barat) dan RSU Tamiang Layang (Kalimantan Tengah) yang pembangunannya dilakukan oleh Pemda masing-masing. Juga dalam tahun 1981/82 dimulai pembangunan dan pemindahan 9 RSU, yakni RSU Cibinong (Jawa Barat), RSU Kalianda (Lampun ), RSU Sunter (DKI Jakar-ta), RSU Purbalingga (Jawa Tengah), RSU Salatiga (Jawa Te-ngah), RSU Tuban, RSU Situbondo (Jawa Timur), RSU Wamena (Irian Jaya). Selain itu RS Kabupaten/Kodya yang telah ada diusahakan untuk diperbaiki dan ditingkatkan fasilitasnya. Peningkatan itu meliputi antara lain gedung poliklinik, labo-ratorium, rontgen, gedung perawatan, gedung administrasi, pe-nambahan daya listrik, peningkatan penyediaan air beraih, pembangunan gedung dapur dan cuci lengkap dengan peralatan-nya, serta peningkatan jumlah dan mutu tenaga.

Dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan, melalui program cepat telah disediakan bantuan peralatan untuk 7 RS Propinsi, 18 RS pendidikan dan 196 RSU Kabupaten/Kodya leng-kap dengan sarana gedungnya. Selain itu untuk memenuhi keper-luan obat-obatan bagi RSU Kabupaten/Kodya melalui Inpres Pro-gram Bantuan Sarana Kesehatan diberikan bantuan obat-obatan sebesar Rp.200,-/penduduk dengan batas terendah Rp. 15,- juta untuk setiap Kabupaten/Kodya. Jika RSU tersebut menempatkan dokter ahli, disediakan tambahan bantuan obat-obatan Rp.100,-hari/tempat tidur.

Peningkatan RS Khusus juga dilaksanakan, antara lain RS Orthopaedi dan Protese Solo telah dipindahkan dari Jebres ke Pabelan Surakarta. Pemindahan tersebut sudah dalam tahap- tahap penyelesaian dengan pembangunan gedung-gedung bengkel alat tubuh palau (protese), bangsal perawatan, gedung bedah, radiologi, fisiotherapy dan lain-lain serta penyediaan peralatan media untuk melengkapi gedung tersebut. Pemindahan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan rehabilitasi bagi penderita cacat, agar RS tersebut mampu sebagai RS rujukan puncak bagi RSU dan RS Khusus tingkat le- bih rendah. Untuk meningkatkan pelayanan penderita kusta, di-lakukan peningkatan RS Kusta Sitanala Tangerang, RS Kusta Su-ngai Kundur dan RS Kusta lainnya. Persiapan dan pembangunantahap pertama RSU Kusta Ujung Pandang telah dimulai dalam

XVIII/14

Page 18: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

tahun 1981/82. Di samping itu RS Mata Cicendo Bandung diting-katkan pula peralatan, gedung dan mutu tenaganya sehingga da-pat memenuhi fungsiya sebagai RS pendidikan dokter ahli mata serta RS rujukan penyakit mata.

Bantuan kepada RS Swasta diteruskan dan ditingkatkan, se-hingga RS tersebut lebih mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan bantuan tersebut RS Swasta yang bersang-kutan berkewajiban menyediakan lebih dari 25% tempat tidur bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tidak mampu. Dalam tahun 1981/82 telah disediakan bantuan ambulans kepada 83 RS Swasta dan alat-alat media untuk 48 RS Swasta. Bantuan kepada Palang Merah Indonesia diteruskan dalam bentuk per-alatan transfusi darah, ambulans, bahan laboratorium, serta penyediaan sarana untuk dapat membuka cabang-cabangnya di da-erah Tingkat II. Degan tersebarnya cabang-cabang PMI diha-rapkan dapat cepat diberikan pertolongan bagi yang memerlu- kan. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, dilanjutkan kegiatan-kegiatan penyempurnaan organisasi manajemen rumah sakit, pengembangan sistem rujukan, pengum- pulan data pelayanan kesehatan (medical record) untuk laporan pencatatan dalam usaha standardisasi baik gedung, obat-obat- an, peralatan media dan non medis, peningkatan ketrampilan/-kemampuan serta produktivitas kerja tenaga teknis dan seba-gainya.

Usaha peningkatan kesehatan gigi ditujukan untuk mening-katkan status kesehatan masyarakat melalui pemerataan dan pe-ningkatan pelayanan kesehatan gigi khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang ditekankan pada kegiatan pence-gahan, peningkatan serta pembinaan agar masyarakat turut ser-ta secara aktip. Dalam tahun 1981/82 antara lain dilaksanakan peningkatan kesehatan gigi di 181 RS, baik dalam bentuk KGB(Klinik Gaya Baru) dan UTG (Usaha Teknik Gigi), maupun bedah mulut (oral surgery) sederhana, UKGS di 64 SD dan usaha pen-cegahan penyakit gigi_di 862 Puskesmas. Dalam tahun 1981/82 ditempatkan 227 dokter gigi pada RS-RS unit pelayanan kese-hatan lain dan 60 dokter gigi pada Puskesmas-Puskesmas.

Penempatan dokter gigi tersebut diperlengkapi dengan per-alatan gigi/peralatan gigi sederhana (dental equipment) agar dapat melaksanakan pelayanan dengan baik. Pemenuhan kebutuhan tenaga perawat gigi pada Puskesmas juga diperlengkapi dengan alat kesehatan gigi sederhana. Dalam usaha memberikan pela-yanan yang berdayaguna dan berhasil guna telah dilakukan sur-vey gigi pada 15 Propinsi.

XVIII/15

Page 19: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Pembinaan kesehatan jiwa dititik beratkan kepada usaha pencegahan, penyembuhan, peningkatan upaya rehabilitasi men-tal, penanggulangan pasien mental, khususnya paykotik gelan-dangan dan pasung. Kegiatan itu meliputi pelayanan melalui Rumah Sakit Jiwa yang telah ada, pelayanan dengan integrasi melalui Puskesmas dan Rumah Sakit Umum. Selain itu penyuluhan dan kunjungan ke rumah-rumah, penyaringan cacat mental dan penanganan masalah pasung.

Peningkatan usaha pencegahan dan penyembuhan dalam tahun 1981/82 dilakukan berupa 1.130 kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa, integrasi kesehatan jiwa di 119 Puskesmas, dan 78 RSU. Dalam menanggulangi pasien mental dilakukan penanganan 8.000 orang gelandangan dan pasung. Dari jumlah tersebut 5.680 di-antaranya perlu mendapatkan perawatan. Rumah Sakit. Dalam rangka merehabilitasi penderita suatu team yang terdiri dari dokter jiwa/psikolog mengadakan kunjungan ke rumah-rumah un-tuk memberikan pengobatan dan konsultasi lebih lanjut kepada 6.108 orang.

Pelayanan kesehatan jiwa disamping dilaksanakan melalui integrasi pelayanan pada Rumah Sakit Umum yang ada, dilakukan pula melalui peningkatan fasilitas pelayanan pada RS jiwa an-tara lain dengan penambahan tempat perawatan, khususnya ge-dung perawatan poliklinik, laboratorium, daya listrik, air bersih, dan peralatan medis khusus untuk kesehatan jiwa. Un-tuk rehabilitasi mental disediakan fasilitas industri/beng-kel, ketrampilan industri pertanian, tanah pertanian dan lain sebagainya. Peningkatan mutu petugas dalam tahun 1981/82 di-laksanakan melalui penataran dan seminar/lokakarya.

Pembangunan/penyelesaian RS Jiwa Palu (Sulawesi Tengah), RS Jiwa Kendari (Sulawesi Tenggara), RS Jiwa Pekan Baru (Riau), RS Jiwa Jambi dan RSJ Maluku diteruskan. Selain itu RS Jiwa yang tidak memenuhi persyaratan dipindahkan, seperti RS Jiwa Mentok ke Sungai Liat, RS Jiwa Banda Aceh, RSJ Sura-baya, RSJ Medan, RSJ Semarang dan RSJ Banjarmasin. Untuk me-ningkatkan sarana dilakukan perbaikan gedung-gedung, penam-bahan/perbaikan peralatan dapur, dan penambahan/perbaikan tempat perawatan.

Sampai tahun 1981/82 jumlah Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus (RSK) serta daya tampungnya terus meningkat, yang tergambar pada pertambahan jumlah tempat tidur. Dalam ta hun 1980/81 tercatat 1.208 RS dengan 98.543 tempat tidur, dan dalam tahun 1981/82 naik menjadi 1.224 RS dengan 100.976 tem-

XVIII/16

Page 20: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL XVIII – 4PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (RS) DAN TEMPAT TIDUR (TT),

1978/79 – 1981/82

1) diperhitungkan kapasitas TT dari 23 RSU (10 RSU Baru dibanguntahun 1980/81 dan 13 RSU yang dibangun tahun 1979/80)

2) Belum diperhitungkan Belum diperhitungkan kapasitas TT dari 13 RSU Baru3) Belum kapasitas TT dari 1 RSJ (Rumah Sakit Jiwa) Baru4) Belum diperhitungkan kapasitas TT dari 3 RSJ (2 RSJ baru dibangun

tahun 1981/82 dan 1 RSJ dibangun tahun 1979/80)5) RS yang diusahakan di luar Departemen Kesehatan6) Antara lain RS Pertamina, RS Departemen Pertambangan, RS Departemen

Perhubungan dan RS Departemen Kehakiman

XVIII/17

Page 21: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

GRAFIK XVIII - 2PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (RS) DAN TFMPAT TIDUR (TT),

1978/79 - 1981/82

XVIII/18-

Page 22: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

pat tidur. Perkembangan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidur dapat dilihat pada Tabel XVIII - 4.

Laboratorium kesehatan yang merupakan sarana penunjang yang sangat penting untuk peningkatan pelayanan ditingkatkan melalu i penambahan sarana, pemantapan rujukan bahan-bahan pemeriksaan laboratorium (apecimen), peningkatan kemampuan pemeriksaan serta peningkatan kemampuan tenaga. Dalam tahun 1981/82 telah dibangun 3 Balai Laboratorium Kesehatan, dilengkapi/ditambah 17 Balai Laboratorium Propinsi dan 12 Laboratorium Kesehatan, dikembangkan sistem rujukan di 27 Balai Kesehatan Propinsi dan lain-lain.

Penggalakan peran serta masyarakat dalam usaha memperluas jangkauan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu hidup serta derajat kesehatan masyarakat, dilaksanakan melalui Pem-bangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Upaya swadaya ma-syara kat didorong agar mau menolong diri sendiri dalam pe-ningkatan kesehatan. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi an-tara lain pemanfaatan promotor kesehatan desa (prokesa) seba-gai sukarelawan, pengumpulan dan pemanfaatan kesehatan dan lain-lain. Kegiatan masyarakat desa disalurkan oleh prokesaserta dibimbing dan diawasi oleh tenaga perawat kesehatan yang berkedudukan di Puskesmas atau Puskesmas Pembantu, oleh petugas tingkat kecamatan, dan sektor-sektor yang bersangkut-an dalam pembangunan desa. Seorang perawat kesehatan dari Puskesmas diharapkan dapat membimbing 20 - 60 prokesa/promo-tor kesehatan desa. Pengembangan PKMD dari tahun ke tahun te-rus meningkat, dan dalam tahun 1981/82 telah mencapai 12 Pro-pinsi dengan 21 Kabupaten terdiri dari 154 Kecamatan dan 500 Puskesmas. Usaha ini dikembangkan lebih lanjut di 18 Propinsi yang meliputi 90 Puskesmas di 225 desa. Untuk itu telah dila-tih sekitar 4.000 prokesa dalam usaha penyempurnaan PKMD. Agar usaha ini berhasil, pemantapan konsepsi terus ditingkat-kan demikian pula kerjasama serta koordinasi lintas sektoral.

Pembinaan perawatan kesehatan masyarakat dilaksanakan me-lalui kunjungan rumah dan kelompok khusus masyarakat secara teratur dan berkesinambungan dengan memberikan bimbingan ke-sehatan secara intensif kepada individu/keluarga, mengadakan kunjungan secara berkala. dan memberikan pelayanan dan tindak lanjut kepada individu/keluarga. Sampai tahun 1980/81 kegiat- an perawatan kesehatan masyarakat telah dilaksanakan di 624 Puskesmas, dengan membina 65.000 keluarga, dan pada 5.000 buah panti-panti asuhan.

XVIII/19

Page 23: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

b. Pemberantasan Penyakit Menular

Pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan lain-lain akibat penyakit menu-lar dalam usaha perbaikan dan peningkatan kesehatan masyara-kat. Berhaailnya pemberantasan penyakit menular akan sangat menunjang proses dan lancarnya pembangunan. Kebijaksanaan yang ditempuh dalam pemberantasan penyakit menular dilaksana-kan baik secara preventif maupun represaif dengan memutuskan mata rantai penularan penyakit melalui tindakan terhadap lingkungan penular (vektor) penyakit dan manusia (immunisasi, pengobatan, penyuluhan dan lain-lain).

Dalam usaha menanggulangi pemberantasan penyakit menular tersebut ditetapkan kriteria dalam menentukan prioritas se-bagai berikut :

1. Adanya kesakitan dan atau kematian yang tinggi;2. Menyerang golongan anak-anak dan tenaga kerja usia pro-

duktif;3. Meryerang penduduk daerah pedesaan atau penduduk yang

berpenghasilan rendah di daerah perkotaan;4. Meyerang daerah-daerah pembangunan ekonomi;5. Adanya metodologi yang berdayaguna dan berhasilguna untuk

pemberantaaannya;6. Adanya ikatan perjanjian internasional seperti Interna-

tional Health Regulation (IHR) atau termasuk dalam ruang lingkup UU Wabah dan Karantina.

Kegiatan pemberantasan penyakit menular dalam tahun 1981-/82 adalah merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya. Sasaran pemberantasan dikelompokkan dalam dua kategori seba-gai berikut : Penyakit-peyakit yang termasuk dalam prioritas I adalah : Malaria, kholera/muntah berak (gastroenteritis), TBC paru, immunisasi, penanggulangan wabah dan penyediaan air bersih. Prioritas II adalah demam berdarah, penyakit kaki gajah (filariasis), penyakit demam keong (achiatosomiasis), patek dan kelamin, pengamatan penyakit menular, serangga pe-nyakit kusta, usaha kesehatan haji dan karantina dan penyeha-tan lingkungan pemukiman . Upaya pemberantasan penyakit menu-lar telah diintegrasikan dalam kegiatan Puskesmas, kecuali beberapa kegiatan yang masih memerlukan penanganan secara khusus dan dilaksanakan oleh tingkatan yang lebih tinggi, se-perti kabupaten, propinsi dan/atau pusat. Pemberartasan pe-nyakit malaria dititikberatkan kepada usaha menurunkan jumlah penderita dan menanggulangi wabah yang terjadi di Jawa-Bali,

XVIII/20

Page 24: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

melindungi penduduk yang telah kebal dan yang berpindah tem-pat tinggal dari Jawa-Bali, menurunkan jumlah penderita di daerah yang keadaan sosial ekonominya relatif lebih rendah, di daerah transmigrasi serta di daerah pemukiman baru. Kegi-atan pemberantasan serta pencegahan meliputi penyemprotan nunah, pengumpulan sediaan darah dan pengobatan penderita di daerah endemis.

Dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan pengumpulan dan pemeriksaan terhadap sekitar 9,2 juta sediaan darah dan pem-berian obat kepada sekitar 9,3 juta penderita tersangka mala-ria, dan penyemprotan terhadap sekitar 3,6 juta buah rumah. Jumlah penderita malaria luar Jawa-Bali sekitar 60.000 orang. Apabila dibandingkan dengan tahun 1980/81, maka terdapat pe-nurunan jumlah penderita di daerah operasi pemberantasan pe-nyakit malaria yang berjumlah 75.762 orang.

Usaha-usaha pemberantasan penyakit demam berdarah (arbo-virosis) pada tahun 1981/82 telah dilaksanakan dengan membe-rantas jentik nyamuk pada 980.400 rumah dengan penggunaan ra-cun serangga abate (aplikasi abate), dan menyemprot 289.000 rumah di daerah wabah. Jumlah penderita yang ditemukan seba-nyak 5.871 orang, dan 209 orang atau 3,6% diantaranya mening-gal. Dengan demikian terjadi penurunan bila dibandingkan de-ngan tahun sebelumnya dengan angka kematian 4,2% (1980/81).

Pemberantasan penyakit kaki gajah (filariasis) pada tahun 1981/82 dilakukan melalui survai dan telah diperiksa 126.000 sediaan darah malam (diambil pada waktu malam hari) serta di-lakukan pengobatan terhadap 293.000 orang penderita. Bila di-bandingkan dengan tahun sebelumnya (1980/81) terdapat pening-katan kegiatan, terutama di daerah-daerah transmigrasi. Dalam tahun 1981/82 usaha pemberantasan penyakit rabies dilaksana-kan melalui pengumpulan dan pemeriksaan 878 sediaan tersangka rabies, dan juga pengobatan terhadap 10.535 orang yang digi-git oleh hewan tersangka rabies. Pemberantasan rabies pada hewan juga dilakukan dengan memberikan vaccin pada hewan yang ada di dua propinsi (Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara). Di bidang pemberantasan peyakit pes diobati 274 orang ter-sangka, dan dikumpulkan 890 sediaan untuk konfirmasi labora-torium. Penderita pes terakhir ditemukan pada tahun 1970, dan sampai sekarang penderita pes belum pernah ditemukan lagi. Walaupun demikian upaya pengamatan (surveillance) terus di-laksanakan karena diperkirakan masih ada kuman penyebab penyakit pes pada hewan (timus). Dalam usaha pemberantasan penyakit Demam Keong (Schistosomiasis), pada tahun 1981/82 dilakukan survai terhadap 161 ekor tikus, 674 keong dan 6.787

XVIII/21

Page 25: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

specimen tinja serta tindakan pengobatan selektif terhadap 1.994 orang penderita. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilaku-kan di sekitar danau Lindu (Sulawesi Tengah) yang merupakan daerah endemis. Bila dibandingkan dengan kegiatan tahun 1980/ 81 terdapat peningkatan kegiatan, pemberantasan dititik be-ratkan pada pencegahan penyebaran ke tempat-tempat lain di Sulawesi Tengah. Usaha pemberantasan penyakit antrak dilaksa-nakan melalui survai dan pemeriksaan specimen keong. Pembe-rantasan dilakukan di daerah endeinis Nusa Tenggara Barat dan. Jawa Barat.

Pemberantasan penyakit TBC Paru pada tahun 1981/82 meli-puti pemeriksaan dahak dari 254.600 orang penduduk dan pengo-batan 30.905 orang penderita. Jumlah penderita yang diobati tersebut belum mencakup penderita yang diobati di Balai Pe-ngobatan Penyakit Paru dan di rumah-rumah sakit.

Prioritas pemberantasan penyakit dan pencegahan penyakit kelamin diarahkan di kota-kota besar dan daerah pelabuhan. Dalam tahun 1981/82 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 57. 845 sediaan darah (G0) dan STS sekitar 425.000 sediaan, serta pengobatan terhadap 106.352 penderita penyakit kelamin. Dalam rangka pemberantasan penyakit framboesia pada tahun 1981/82 telah dilakukan pemeriksaan terhadap sekitar 4,6 juta pendu-duk, penemuan 6.778 penderita penyakit menular, serta pengo-batan terhadap 244.244 penderita.

Pemberantasan penyakit kusta terutama diarahkan kepada daerah-daerah yang mempunyai angka kesakitan tinggi, seperti Sulawesi, Maluku, Irian Jaya dan daerah-daerah lainnya. Dalam tahun 1981/82 telah diberikan sekitar 4,5 juta anak sekolah dan 422,850 orang kontak (orang yang mempunyai hubungan de-ngan penderita). Dari hasil pemeriksaan itu telah diobati se-cara teratur 107.469 orang penderita termasuk penderita kro-nis lainnya. Kegiatan-kegiatan penunjang lainnya berupa sur-vai di 106 kecamatan dan evaluasi hasil pengobatan di 8 loka-si. Selain pengobatan jalan bagi penderita yang memerlukan perawatan, di rumah sakit kusta mereka diberikan perawatan kesehatan khusus dan juga dipersiapkan untuk direhabilitasi sehingga yang bersangkutan dapat mencari nafkah sendiri.

Pemberantasan penyakit cacing tambang diarahkan kepada daerah-daerah yang mempunyai angka kesakitan tinggi misalnya di daerah-daerah pertambangan. Pada tahun 1981/82 upaya pem-berantasan penyakit cacing tambang dan parasit perut lainnya telah ditingkatkan di 18 propinsi.

XVIII/22

Page 26: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL XVIII – 5

PERKEMBANGAN USAHA PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR,1978/79 – 1981/82

*) Pemberian vaksinasi dilakukan ketika masih bayi

Page 27: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/23

Page 28: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Pemberantasan penyakit kholera/muntah berak (gastroeteri-tis akuta) dalam jangka pendek masih tetap ditujukan untuk mencegah sejauh mungkin kematian penderita kholera/muntah berak. Untuk itu telah ditingkatkan penemuan dan pengobatan penderita sedini mungkin melalui peningkatan kewaspadaan akan timbulnya wabah (surveylance) serta penanggulangannya. Agar Puskesmas yang merupakan unit terdepan dapat berfungsi seba-gai pusat rehydrasi dalam usaha pelayanan kesehatan, maka pe-ralatan-peralatan yang ada ditingkatkan. Peningkatan perala-tan-peralatan/perlengkapan yang ada di Puskeemas tersebut di-laksanakan secara bertahap, yaitu dalam tahun 1979/80, 1980/-81 dan tahun 1981/82 berturut-turut 160 Puskesmas, 169 Pus-kesmas dan 262 Puskesmas. Secara keseluruhan telah ada 1.986 Puekesmas yang dilengkapi dengan peralatan pengobatan dengan cairan infus dan garam diare.

Dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan pengobatan terha-dap sekitar 28.300 penderita/tersangka penderita, dengan ke-matian 708 orang penderita. Ini berarti bahwa angka kematian menurun dan relatif kecil (2.5%) dibanding tahun 1980/81(3,8%) dan tahun 1979/80 (4,7%). Penurunan prosentase terse-but disebabkan berbagai hal antara lain :peningkatan sarana pencegahan dan pemberantasan, peningkatan penyuluhan pada ma-syarakat serta sanitasi lingkungan yang lebih baik. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melapor apabila terjadi wabah dan cepatnya meminta pengobatan bagi penderita, serta meningkatnya jumlah penduduk yang memanfaatkan air bersih.

Untuk mencegah penyakit seperti diptheria, batuk rejan, tetanus, tetanus pada bayi (neonatorum), polio, campak dan tbc-paru, maka upaya pemberian kekebalan terhadap anak-anak terus ditingkatkan. Dalam tahun 1981/82 dilakukan vaksinasi BCG terhadap 2,8 juta anak, vaksinasi PES terhadap 1.901.769 ibu hamil, vaksinasi DPT terhadap 1,5 juta anak, vaksinasi DT terhadap 35.430 anak, vaksinasi polio terhadap 94.633 anak serta vaksinasi untuk mencegah penyakit campak (measles) ter-hadap 38.500 anak.

c. Perbaikan Gizi

Usaha perbaikan gizi diarahkan untuk melanjutkan dan mem-perbaiki usaha peningkatan status gizi mesyarakat dan usaha pencegahan serta penanggulangan masalah gizi, khususnya ku-rang kalori protein (KKP), kurang vitamin A, anemia gizi besi dan gondok endemik dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif.XVIII/24

Page 29: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Tujuan utama adalah untuk memulihkan anak yang menderita gizi buruk dari kematian atau cacat, dan menyelamatkan anak-anak yang menderita KKP tingkat ringan dan sedang, dengan sa-saran kelompok penduduk berpenghasilan rendah serta penduduk di daerah rawan pangan.

Dalam usaha menurunkan jumlah penderita KKP, melalui U-saha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang bekerja sama dengan berbagai instansi dan dengan peran serta masyarakat, dalam tahun 1980/81 dilakukan kegiatan di 9.917 desa dari 26 Pro-pinsi. Sekitar 2.000.000 anak balita tercakup dalam program UPGK Terpadu dan UPGK Intensif, dan 70.165 diantaranya men-dapat makanan tambahan masing-masing berjumlah 3.566 orang. Dalam tahun 1981/82 kegiatan UPGK dilaksanakan di 12.056 desa dari 27 Propinsi. Sekitar 2.750.000 anak balita yang tercakup dalam program UPGK Terpadu dan UPGK Intensif, 77.692 diantaranya mendapat makanan tambahan. Ibu hamil dan ibu menyusui yang mendapat makanan tambahan masing-masing ber-jumlah 1.074 dan 1.744 orang. UPGK Terpadu dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dan Departemen Agama serta swa-daya masyarakat. UPGK Intensif sebagai proyek percobaan di daerah perintisan (pilot proyek) dalam rangka menyempurnakan UPGK yang dalam tahun 1979/80 dilaksanakan di Kabupaten Bojo-negoro (Jawa Timur) dan Kabupaten Lombok (Nusa Tenggara Ba-rat), pada tahun 1980/81 diperluas ke Kabupaten Gianyar (Bali), Kabupaten Gunung-Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta), Kabupaten Tasikmalaya (Jawa Barat) dan Kabupaten Ogan Kome-ring Ilir (Sumatera Selatan).

Dalam usaha pencegahan kebutaan sebagai akibat kekurangan vitamin A, pada tahun 1980/81 telah didistribusikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000/I.U.) melalui UPGK kepada 1.006.000 anak berumur 1 - 4 tahun. Selain itu secara khusus didistribusikan vitamin A dosis tinggi di daerah rawan vita- min A. Dalam tahun 1980/81 sebanyak 565.833 anak berumur 1 - 4 tahun diberi vitamin A dosis tinggi dengan perincian 63.695 anak di Propinsi Daerah Istimewa Aceh, 135.325 anak di Pro-pinsi Nusa Tenggara Barat, 116.500 anak di Propinsi Sumatera Utara, 102.692 anak di Propinsi Sumatera Selatan dan 147.623 anak di Propinsi Sulawesi Selatan. Untuk tahun 1981/82 didistribusikan kapsul vitamin A dosis tinggi tersebut juga mela- lui UPGK kepada 1.752.000 anak berumur 1 - 4 tahun. Di daerah rawan vitamin A dalam tahun 1981/82, distribusi vitamin A dosis tinggi secara khusus kepada 788.265 anak (angka sementara) dan berturut-turut dilaksanakan untuk 56.164 anak di

Page 30: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/25

Page 31: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Propinsi Daerah Istimewa Aceh, 227.977 anak di Propinsi Nusa Tenggara Barat, 337.998 anak di Propinsi Sumatera Utara, 38.620 anak di Propinsi Sumatera Selatan, 6.359 anak di Pro-pinsi Sulawesi Selatan, 50.597 anak di Propinsi Sumatera Ba- rat, 30.550 anak di Propinsi Bengkulu dan 40.000 anak di Propinsi Maluku.

Usaha pencegahan dan penanggulangan gondok endemik dalam tahun 1980/81 dilaksanakan melalui penyuntikan dengan larutan yodium di 22 Propinsi terhadap 1.669.938 penduduk. Lanjutan pemeriksaan kadar yodium dalam urine penduduk dilakukan di 4 propinsi yaitu Sumatera Barat, di Sumatera Utara, di Jawa Tengah dan Sulawesi Utara. Pemetaan daerah gondok telah di-laksanakan di 11 propinsi. Dalam tahun 1981/82 dilaksanakan penyuntikan lipiodol di 23 propinsi terhadap 700.893 penduduk (angka sementara). Pemeriksaan kadar yodium dalam urine pen-duduk masih dilakukan di 4 propinsi yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara. Pemetaan da-erah gondok diperluas ke 6 propinsi lainnya, yaitu Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Riau, Nuaa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, aehingga pemetaan telah dilaksanakan di 17 propinsi.

Usaha pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi da-lam tahun 1980/81 dilakukan terhadap sekitar 450.000 ibu ha-mil lewat kegiatan UPGK yang diintegrasikan dalam paket per-tolongan gizi. Dalam tahun 1981/82 dilaksanakan pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi kepada sekitar 602.800 ibu hamil melalui kegiatan UPGK yang juga diintegrasikan dalam paket pertolongan gizi.

d. Peningkatan Penyediaan Air Bersih

Untuk tempat-tempat yang angka kesakitan penyakit wabah kolera atau penyakit perut lainnya tinggi terutama pada dae-rah pedesaan dan perkotaan yang sulit memperoleh air bersih dan memenuhi syarat kesehatan dilakukan usaha peningkatan pe-nediaan air bersih . Selain tersedianya air yang cukup, pe-ngawasan mutu air serta usaha melindungi masyarakat dari penggunaan air yang tidak memenuhi syarat terus ditingkatkan. Di samping penambahan jumlah sarana air minum yang tersebar di seluruh daerah, juga dilakukan penyuluhan akan arti hidup sehat dengan melalui pengadaan air bersih.

Dalam tahun 1980/81 melalui Inpres Program Bantuan Sarana Kesehatan disediakan dana untuk membangun sarana penyediaan

XVIII/26

Page 32: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

air bersih yang terdiri dari 150 penampungan mata air dengan perpipaan (PP), 500 penampungan air hujan (PAH), 200 perlin-dungan mata air (PMA), 50.000 sumur pompa tangan dangkal (SPTDK), dan 2.500 sumur pompa tangan dalam (SPTDL) dan pada tahun 1981/82 diusahakan pembangunan 150 PP, 50 SA, 500 PMA, 6.000 PAH, 6.000 SPT dalam, 60.000 SPT dangkal dan 3.000 sumur gali dengan jumlah keseluruhan 75.700 sarana air minum. Selain melalui dana Inpres dibangun pula sekitar 600 jenis sarana air minum yang tersebar di seluruh Indonesia antara lain di 10 daerah pengembangan : Madura, Indramayu, Gunung Kidul, Lombok, Taburana, Goa, Pasaman, Way Abung dan Grobok-an.Agar pembangunan sarana air bersih tersebut mencapai daya-guna yang setinggi-tingginya, khususnya pembangunan PP, SA dan PAH telah diadakan penilaian/survai di 175 lokasi secara seksama agar dapat ditetapkan lokasi pembangunan yang tepat dan dapat ditetapkan jumlah kebutuhan biaya yang tepat pula.

Untuk mempercepat dan memperlancar pembangunan sarana air minum tersebut, telah disediakan pula dana untuk pengadaan peralatan yang diperlukan misalnya alat pengebor (hydradril), alat survai, disain perpipaan, alat pemeriksa air (water testkid) dan lain-lain. Partisipasi dari masyarakat pemakai adalah sangat menentukan, oleh karena itu sarana yang telah selesai di bangun menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat. Pembinaan organisasi masyarakat ser- ta penyuluhan kesehatan masyarakat untuk mengelola sarana pe-nyediaan air bersih yang telah dibangun terus ditingkatkan. Di samping itu untuk keperluan pemeliharaan agar sarana yang dibangun tetap baik dan berfungsi, petugas sanitasi di Pus-kesmas dilengkapi dengan alat perbaikan sederhana untuk me-ngadakan perbaikan bila terjadi kerusakan kecil.

e. Penyehatan lingkungan pemukiman

Peningkatan taraf kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh usaha-usaha peningkatan penyehatan lingkungan dengan mendorong masyarakat desa dan kota berpenghasilan rendah un-tuk mewujudkan pengadaan dan cara pembangunan rumah tinggal yang memenuhi persyaratan kesehatan, pengawasan hygiene tem-pat-tempat umum, pengawasan dan pemeriksaan tempat-tempat pembuatan, peyimpanan/penjualan dan penyajian makanan dan minuman. Untuk itu dalam tahun 1981/82 dilakukan pemeriksaan tempat-tempat umum termasuk kolam renang pada sekitar 17.000 lokasi, pembangunan jamban jamak (multiple latrine) di 90 lo-kasi, peningkatan sanitasi perumahan dan tempat yang diduga terkena pencemaran dan dilakukan pemeriksaan laboratorium pa-da Balai Laboratorium Kesehatan, inventarisasi lingkungan

XVIII/27

Page 33: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

serta instalasi pengolahan buangan pada unit pelayanan kese-hatan dan peningkatan pengolahan, serta pengawasan pencemaran lingkungan.

f. Peryuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan masyarakat ditujukan untuk menjadi-kan cara hidup sehat sebagai kebiasaan hidup masyarakat seha-ri-hari, menggerakkan individu dan kelompok dalam masyarakat agar memanfaatkan fasilitas serta pelayanan kesehatan yang telah tersedia dan mengembangkannya serta mengikut serta kan masyarakat dalam usaha-usaha kesehatan.

Kegiatan penyuluhan kesehatan dilaksanakan dengan menggu-nakan pendekatan edukatif, pembinaan metode, teknik dan sara- na yang diterapkan oleh semua petugas kesehatan dalam menja-lankan tugasnya masing-masing. Untuk mencapai tujuan tersebut penyuluhan kesehatan dilaksanakan melalui Puskesmas, rumah sakit, media massa baik yang modern maupun yang tradisional dan alat/lembaga komunikasi lainnya.

Dalam tahun 1980/81 dilaksanakan penyuluhan kesehatan me-lalui 819 Puskesmas di sekitar 2.000 desa dan melalui media massa TV, radio, pers yang meliputi sekitar 2.223 kegiatan. Dalam tahun 1981/82 penyuluhan kesehatan dilakukan melalui 1.576 Puskesmas, 8.215 desa, dan melalui media-media massa TV, radio, pers yang meliputi 27.580 kegiatan.

Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan juga malalui 17 rumah sakit. Disamping itu penyuluhan kesehatan diintegrasi- kan ke dalam kurikulum sekolah umum dan sekolah (pendidikan) kesehatan.

Prasarana penyuluhan berupa selebaran, buku pegangan te- naga penyuluh, alat bantu atau alat peraga dan lain-lain di-tingkatkan pula agar pelaksanaan penyuluhan kesehatan dapat berjalan dengan lancar.

g. Pengawasan Obat, Makanan dan sebagainya

Kebijaksanaan dibidang obat, makanan dan lainnya merupa- kan usaha untuk melanjutkan, meningkatkan dan memantapkan usaha-usaha pengawasan produksi, peredaran dan penggunaan obat, makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan serta pengawasan terhadap penyalahgunaan narkotika dan bahan obat berbahaya lainnya.

XVIII/28

Page 34: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Dalam hubungan ini langkah dan sasaran yang ingin dicapai adalah :

a) Mengusahakan tersedianya obat-obatan yang cukup aman, efektip dan penyebarannya makin merata dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat banyak.

b) Meningkatkan usaha-usaha di bidang prasarana dan sarana pengawasan, baik yang berupa peraturan perundang-undang- an, maupun pedoman pelaksanaan yang meliputi persyaratan-persyaratan badan produksi dan badan distribusi.

c) Meningkatkan kegiatan pemeriksaan dan pembinaan tehadap badan produksi dan badan distribusi.

d) Meningkatkan kegiatan pendaftaran obat, makanan dan se-bagaima untuk mendapatkan kepastian mengenai keamanan, khasiat, nilai gizi atau kegunaan serta standar mutu.

e) Meningkatkan usaha pencegahan penyalahgunaan narkotika, obat psikotropika, obat berbahaya lainnya dan minuman ke- ras.

f) Pengembangan sistem pengendalian tentang akibat samping- an, keracunan dan hal-hal lain yang disebabkan oleh obat, obat tradisional, makanan dan minuman, kosmetika dan alat-alat kesehatan serta narkotika dan obat-obat berba- haya lainnya.

g) Meningkatkan jenis dan mutu tenaga, peningkatan laborato- rium pemeriksaan serta sarana-sarana penunjang lainnya.

Dalam usaha pengawasan obat yang beredar maka untuk me-lindungi para pemakai diadakan pendaftaran obat standar untuk unit pelayanan kesehatan, kewajiban registrasi bagi obat yang akan beredar, dan bagi obat-obatan yang beredar dilakukan pe-meriksaan dengan pengambilan sample untuk diperiksa di labo-ratorium kesehatan. Sampai tahun 1981/82 talah terdaftar se-kitar 7.500 obat jadi produksi dalam negeri dan 80 obat jadi produksi luar negeri. Selain itu telah dilakukan pemeriksaan 13.715 sample obat yang beredar.

Pengadaan/produksi makanan dan minuman pada dasarnya ha-rus disesuaikan dengan pola konsumsi, dan harus pula diarah-kan untuk mempertinggi kesehatan dan gizi masyarakat. Dalam hubungan ini untuk melindungi konsumen telah diadakan wajib-daftar (registrasi) bagi produksi makanan yang beredar dan pengambilan sample untuk pemeriksaan laboratorium bagi yang telah beredar. Di samping itu dilakukan pembinaan terhadap industri obat yang beredar terutama cara-cara produksi yang baik.

XVIII/29

Page 35: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Pembinaan khusus terhadap obat tradisional juga dilaksanakan. Sebelum beredar dilakukan penertiban antara lain dari 279 perusahaan obat tradisional yang terdaftar telah diberi izin produksi 88 buah dan 36 perusahaan lagi masih dalam pe-nyelesaian. Selain itu dilakukan penyuluhan jamu gendong, pe-nerbitan buku pemanfaatan tanaman obat tradisional dan tana-man obat keluarga.

Pengawasan kosmetika dan alat kesehatan ditujukan agar konsumen mendapatkan kosmetika dan alat kesehatan yang ter-jamin mutu, kegunaan dan keamanan penggunaannya. Kegiatan tersebut meliputi pendaftaran 1.829 kosmetika produksi dalam negeri dan 1.814 produksi luar negeri. Untuk pengambilan sam-ple, dalam tahun 1981/82 diambil 630 produk untuk diperiksa di laboratorium. Dalam usaha bimbingan pengawasan telah di-kunjungi 65 pabrik dan 29 pedagang kosmetika.

Pengawasan dan pembinaan terhadap narkotika dan obat ber-bahaya lainnya juga dilaksanakan dalam tahun 1981/82. Untuk memperoleh izin impor maka importir harus memiliki sertifikat impor narkotika dan psikotropika dan bagi penyalur bahan baku dipersyaratkan memiliki izin pula. Peyempurnaan pedoman pe-rizinan, penyimpanan dan pengeluaran terus dilanjutkan.

Pembinaan, bimbingan dan pengawasan terhadap sarana pro-duksi dan distribusi terus dilaksanakan. Terhadap produsen diberikan bimbingan kearah usaha cara-cara produksi yang ba- ik, cara penyimpanan dan administrasi yang baik, menetapkan standar mutu yang baik dan lain-lain, sehingga unit produksi industri farmasi semakin mantap dan mampu untuk memproduksi dan melaksanakan fungsinya. Jumlah industri farmasi pada ta- hun 1981/82 menunjukkan angka yang tetap, yakni sebanyak 269 (33 Pabrik PMA, 37 Pabrik PMDN dan 199 pabrik swasta Nasio- nal) dan juga pedagang besar farmasi menunjukkan angka yang sama, yakni sejumlah 153 buah. Hal ini disebabkan karena adanya masa transisi mengenai fungsi apotik yang semula seba-gai tempat melakukan usaha-usaha dibidang farmasi kemudian dengan keluarnya PP no 25 Tahun 1980 berubah menjadi tempat melakukan pekerjaan ke farmasian serta tempat menyalurkan obat kepada masyarakat. Perkembangan industri obat-obatan dapat dilihat dalam Tabel XVIII - 6.

Dalam usaha mengendalikan harga, khususnya obat-obatan pokok/obat essensial serta dapat selalu tersedia obat-obatan pada unit-unit pelayanan, selain induatri farmaai swasta, ma- ka Pusat Produksi Farmasi Manggarai diberi tugas memproduksi

XVIII/30

Page 36: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

obat-obatan pokok tersebut dalam rangka penyediaan obat In- pres Bantuan Sarana Kesehatan.

Sejalan dengan meningkatnya bantuan, maka produksi Pusat Produksi Farmasi tersebut dari tahun ketahun terus mengalami kenaikan. Dalam tahun 1980/81 diproduksi tablet 984,0 juta butir, injeksi 12,750 juta ampul, kapsul 52,0 juta butir dan salep 700.000 tube, sedangkan dalam tahun 1981/82 masing-ma- sing naik menjadi 1,0 milyar butir, 11,5 juta ampul, 66,0 juta butir dan 1,5 juta tube.

Sejalan dengan itu untuk kelancaran distribusi dan terse-dianya obat-obatan didaerah, dan obat yang ada tidak menga-lami kerusakan dan penurunan mutu, di setiap kabupaten/kodya diusahakan agar memiliki gudang obat yang memenuhi syarat penyimpanan obat. Dalam tahun 1981/82 telah dibangun 49 buah gudang obat yang dilengkapi alat dan ruang pendingin dan alat-alat penyimpanan antara lain rak, lemari dan sebagainya. Dengan tersedianya gudang obat tersebut diharapkan pengelola-an obat-obatan dapat dilakukan dengan lebih baik.

h. Pendidikan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan

Tujuan pokok pengembangan dan pembinaan tenaga kesehatan adalah untuk meningkatkan penyediaan jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang dapat melakukan fungsi untuk memenuhi kebutuh- an pelayanan kesehatan masyarakat dan meningkatkan pengem-bangan serta pelaksanaan proses pendidikan dan latihan yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam usaha memenuhi kebutuhan ter-sebut, unsur yang sangat penting antara lain meliputi kegiat-an-perencanaan, pendidikan dan latihan, serta penggunaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.

Dalam usaha pengembangan pendidikan tenaga kesehatan di-prioritaskan pengembangan tenaga perawat kesehatan melalui sekolah perawat kesehatan, sekolah perawat lanjutan, jurusan kebidanan, perawat spesialis jiwa, akademi perawat, tenaga gizi, tenaga sanitasi dan tenaga kesehatan lainnya antara la- in sekolah pengatur rawat gigi, akademi fisiotlierapi, akademi penata rontgen, sekolah menengah analis kesehatan, sekolah menengah farmasi dan sebagainya.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan perawat yang bermutu, maka sekolah yang ada ditingkatkan jumlah penerimaan siswanya, me-natar para pengajarnya, dan meningkatkan mutu Sekolah Guru Perawat Kesehatan (SGPK). Usaha tersebut dalam tahun 1981/82

XVIII/31

Page 37: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL XVIII - 6PERKEMBANGAN INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI

OBAT-OBATAN,

TABEL XVIII - 7PERKEMBANGAN JUMLAH BEBERAPA JENIS TENAGA KESEHATAN,

1978/79 – 1981/82(orang)

1) Mulai tahun 1979/80 Sekolah TenagaPenjenang Kesehatan tidak lagi menerimaMurid baru, dan tenaga Penjenang KesehatanDitingkatkan menjadi tenaga perawat

2) Meliputi Akademi Perawat, Akademi GuruPerawat/Bidan, Akademi PenilikKesehatan dan Akademi Gizi

XVIII/32

Page 38: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

GRAFIK XVIII - 3PERKEMBANGAN JUMLAH BEBERAPA JENIS TENAGA KESEHATAN,

1978/79 – 1981/82

Page 39: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/33

telah menghasilkan sebanyak 4.800 tenaga kesehatan yang didi-dik di 227 sekolah/Balai Latihan Kesehatan Masyarakat dan 12 akademi. Penyempurnaan dan pengembangan kurikulum, pengem-bangan sistem dan methode mengajar, pengiriman tenaga penga-jar untuk memperoleh akta sebagi pengajar, penyempurnaan or-ganisasi juga dilaksanakan untuk dapat menghasilkan tenaga bermutu yang sesuai dengan kebutuhan.

Pengembangan tenaga pengajar dilaksanakan dengan mengi-rimkan tenaga-tenaga tersebut untuk mendapatkan ijazah S1 dan S2, antara lain pada cabang keguruan (IKIP), kesehatan masya-rakat dan tehnik penyehatan. Sejalan dengan usaha tersebut sarana pendidikan ditingkatkan dengan melakukan penyempurnaan dan rehabilitasi gedung-gedung sekolah/akademi, melengkapi peralatan dan sarana pendidikan, antara lain laboratorium, bengkel kerja, perpustakaan dan prasarana kerja lainnya. Pem-bangunan Sekolah Guru Perawat Kesehatan di Ujung Pandang dan Jakarta telah selesai dan telah berfungsi. Demikian pula pe-nyelesaian pembangunan 9 SPPH di Medan, Tanjung Karang, Pur-wokerto, Bandung, Surabaya, Banjarmasin, Menado, Ujung Pan-dang, Denpasar dan 2 APK di Surabaya dan Jakarta sudah dalam tahap-tahap penyelesaian sehingga segera dapat berfungsi.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga perawat kesehatan yang sangat dirasakan kekurangannya, dalam tahun 1981/82 di-lancarkan program pendidikan cepat untuk mendidik tenaga pem-bantu paramedis sekitar 800 orang lulusan SLTA dengan tambahan pendidikan selama 1 tahun pada 17 Sekolah Perawat. Tenaga-tenaga tersebut setelah lulus diharapkan dapat mengisi keku-rangan tenaga pada Puskesmas-Puskesmas.

Perkembangan jumlah beberapa jenis tenaga kesehatan sam-pai tahun 1981/82 tercatat : 15.400 dokter, 37.693 orang bi-dan dan perawat 35.678 orang, penjenang kesehatan dan bebera-pa tenaga tingkat akademi dilingkungan kesehatan sekitar 4.053 orang (Tabel XVIII - 7).

Dalam usaha meningkatkan kemampuan berbagai jenia tenaga/ keahlian di laksanakan penataran sebanyak 151 angkatan, de-ngan jumlah peserta 4.927 orang. Penataran itu antara lain berupa SESPA Kesehatan, SEPADYA Departemen Kesehatan, pena-taran Managemea Kesehatan tingkat Kabupaten, penataran Benda-harawan Proyek, program pendidikan Akta, penataran dokter Puskesmas, peningkatan kemampuan dokter gigi, pendidikan pen-jenang kesehatan menjadi perawat kesehatan, pendidikan pera-wat kesehatan untuk program kemahiran, penataran perawatan

Page 40: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

bidan, penataran para instruktur, penataran tenaga komputer,

XVIII/34

Page 41: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

tenaga pengelola gudang, dan tenaga kesehatan lainnya. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan serta pengetahuan tenaga yang ada dilakukan pula pengiriman tenaga untuk tugas belajar baik dalam negeri maupun luar negeri. Peningkatan pendayagu-naan kesehatan dilaksanakan dengan cara menyebarkan tenaga kesehatan secara lebih merata serta melalui peningkatan ke-mampuan dan produktivitas kerja. Dalam rangka pendayagunaan tenaga kesehatan dalam tahun 1981/82 telah diangkat dan di-tempatkan 363 orang yang terdiri dari dokter umum, dokter gi-gi dan sarjana farmasi, 68 orang dokter ahli, dan 138 orang tenaga paramedis. Selain itu dilakukan pemindahan dan alih tugas terhadap 315 orang dokter umum/dokter gigi/sarjana far-masi/dokter ahli, dan 58 orang tenaga paramedis. Pengangkatan serta pemindahan tenaga kesehatan dititik beratkan pada usaha pemerataan dan penyebaran tenaga kesehatan ke rumah-rumah sa-kit serta unit-unit kesehatan lainnya. Di samping itu dalam rangka Inpres Bantuan Sarana Kesehatan disediakan biaya pe-ngangkatan 600 dokter, 60 dokter gigi dan 4.000 tenaga para-medis untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada Puskes-mas.

Untuk meningkatkan dan mempercepat pengangkatan dan ke-naikan pangkat pegawai negeri, disediakan biaya untuk 70 Team Penguji Kesehatan (TPK) yang berkedudukan di ibukota Propinsi di luar Jawa-Bali, dan bekas ibukota Keresidenan di Jawa- Bali, serta 879 Dokter Penguji Tersendiri (DPT) yang berang-gotakan 3 orang untuk masing-masing Daerah Tingkat II. Disam-ping itu disediakan pula biaya untuk memeriksa kesehatan bagi sekitar 5.400 orang pejabat teras dan anggota DPR secara berkala.

Untuk memberikan perangsang kepada sekitar 591 dokter yang mengikuti pendidikan 4 keahlian pokok (ahli penyakit da-lam, ahli bedah, ahli kandungan/kebidanan dan ahli kesehatan anak) disediakan tunjangan pendidikan. Setelah menamatkan pendidikan keahliannya mereka akan ditempatkan untuk mengisi tenaga pada RS Propinsi/RS Kabupaten Kodya kelas C atau kelas D yang akan ditingkatkan menjadi kelas C.

i. Generasi Muda

Program Generasi Muda bertujuan untuk membentuk generasi muda yang sehat fisik, mental dan sosial sejak dalam kandung-an sampai kira-kira berumur 30 tahun. Tujuan lainnya adalah agar generasi muda berperan aktif dalam pembangunan dan meng-ikut sertakan golongan remaja dalam kegiatan-kegiatan kese-hatan masyarakat bagi peningkatan gizi dan kesehatan anak

XVIII/35

Page 42: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

anak dan remaja. Selain itu anak-anak remaja dilindungi dan dicegah dari bahaya narkotika dan obat-obat berbahaya lain- nya.

Kegiatan pelayanan kesehatan bagi anak balita penderita gizi buruk dilaksanakan melalui Puskesmas. Dalam tahun 1980/ 81 kegiatan tersebut dilaksanakan di 8 propinsi, 20 kabupaten dan 40 kecamatan meliputi sebanyak 1.400 anak dan dalam tahun 1981/82 dilaksanakan pada 13 propinsi, 25 kabupaten dan 45 kecehatan meliputi sebanyak 1.800 anak.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran pemuda akan arti dan manfaat kesehatan dilaksanakan percontohan partisipasi anak sekolah dan pramuka dalam memberikan penyuluhan kebersihan lingkungan dan penyelenggaraan usaha kesehatan dari anak un- tuk anak. Juga dilaksanakan bantuan rehabilitasi korban nar-kotika pada para remaja dari keluarga berpenghasilan rendah di R.S. Fatmawati Jakarta, pengikut sertaan guru-guru sekolah dalam penanggulangan narkotika, dan pembinaan pendapat masya- rakat terhadap bahaya narkotika.

Usaha kesehatan dari anak untuk anak dalam bentuk dokter kecil, piket UKS dan pandu kesehatan sekolah serta praktek penyuluhan oleh anak-anak remaja aeperti keberaihan lingkung-an, penyuluhan gizi dan penghijauan dalam tahun 1979/80 di-laksanakan di 400 SD sebanyak 2.400 kali aerta dalam tahun 1980/81 di 800 SD sebanyak 4.000 kali. Dalam tahun 1981/82 meluas ke 900 SD sebanyak 3.800 kali.

Kursus (PMMR) bagi 27 pimpinan kwarda pramuka dimulai pa-da tahun 1981/82 untuk selanjutnya diteruskan kepada segenap Gerakan Pramuka.

Penataran guru dan dokter Puskesmas juga dilaksanakan aebagai rangkaian kegiatan preventive. Dalam tahun 1979/80 dan 1980/81 masing-masing ditatar sebanyak 300 orang di DKI Jakarta Raya dan dalam tahun 1981/82 sebanyak 150 orang pe-serta dari kota-kota Bandung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Medan, Surabaya dan Denpasar.

j. Peranan Wanita

Tujuan dari Program Pera nn Wanita adalah untuk mening-katkan keadaan gizi dan keaehatan wanita, khususnya wanita hamil dan menyusui, wanita pekerja yang berusia 10 - 45 tahun, terutama yang berpenghasilan rendah di desa dan kelu-rahan rawan di kota. Selain itu program ini juga diarahkan

XVIII/36

Page 43: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan wanita dalam pemeliharaan kesehatan dan gizi keluarga, khususnya perawat- an pemeliharaan bayi dan anak, dengan mengikut sertakan orga- nisasi wanita dalam usaha peningkatan keadaan gizi dan kese-hatan masyarakat.

Sasaran daerah yang dibina dalam rangka pelaksanaan ter-padu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejah-tera (P2WKSS) mencakup 26 propinsi, 282 kabupaten, 1.000 ke-camatan dan 2.000 desa.

Sehubungan dengan sasaran daerah P2WKSS, Program Peranan Wanita dalam Pembangunan Kesehatan (P2WKSS) dilaksanakan di 26 propinsi, 282 kabupaten, 564 kecamatan dan 1.128 desa be-rupa pendirian Taman Gizi dengan penimbangan anak balita, pe-nyuluhan kesehatan terutama mengenai higiene sanitasi dan im-munisasi serta penyuluhan gizi. Pembinaan organisasi wanita dilaksanakan dengan menyelenggarakan kursus Penyegar.

Dalam tahun 1979/80 dilaksanakan kegiatan P2WKSS di 26 propinsi, 282 kabupaten, sekitar 1.000 kecamatan dan sekitar 2.000 desa. Untuk tahun 1980/81 telah dilaksanakan di 26 pro-pinsi, 282 kabupaten, sekitar 1.000 kecamatan dan sekitar 2.000 desa. Dalam tahun 1981/82 sasaran wilayah di perluas dengan Propinsi Timor Timur, yaitu 1 kabupaten, 2 kecamatan dan 5 desa, sehingga mencakup 27 propinsi, 283 kabupaten, se-kitar 1.000 kecamatan dan sekitar 2.000 desa.

k. Penyempurnaan efisiensi Aparatur Pemerintah dan Pengawas-an Pelaksanaan Pembangunan.

Dalam usaha mempertinggi daya guna dan hasil guna pela-yanan kesehatan, dilakukan usaha peningkatan serta penyempur-naan sistim dan proses perencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan kesehatan, penyempurnaan organisasi dan ketata-laksanaan, penyempurnaan administrasi keuangan serta pening-katan bimbingan dan pengawasan. Dalam hubungan ini telah di-usahakan perbaikan sistim dan proses perencanaan, peningkatan mutu staf perencana, baik di pusat maupun di daerah, pening-katan data dan atatistik sebagai bahan penyusunan rencana serta penyusunan sistem informasi kesehatan.

Di dalam penyempurnaan organisasi dan tata laksana telah dilakukan usaha yang bertujuan meningkatkan kemampuan ketata-laksanaan dan administrasi bidang kesehatan. Untuk itu diusa-hakan peningkatan kelembagaan upaya kesehatan pada tingkat kecamatan, kabupaten/kodya, propinsi dan di tingkat pusat.

XVIII/37

Page 44: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Dalam hubungan ini secara berangaur-angaur dibentuk Kan-tor Dep. Kesehatan pada Daerah Tingkat II. Penyempurnaan or-ganisasi prosedure kerja, hubungan kerja, status Puskesmas, Status RS juga dilanjutkan dalam usaha peningkatan pelayanan. Dalam usaha peningkatan administrasi keuangan diusahakan pe-ningkatan kemampuan pengelolaan keuangan, baik pada tingkat pusat maupun daerah.

Disamping itu dalam kegiatan pengawasan dan bimbingan di-lakukan pemeriksaan dibidang kepegawaian terhadap 253 satuan kerja di 24 propinsi, dibidang keuangan pada 157 proyek/bagi-an proyek dan 70 satuan kerja dan dibidang perlengkapan ter-hadap 39 satuan kerja. Titik berat pengawasan diarahkan ke-pada pencegahan terjadinya penyimpangan ataupun penyeleweng-an. Penyuluhan/penerangan serta pengawasan terus ditingkatkan dan dilaksanakan secara lebih terpadu, agar dana yang terse-dia dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Dalam usaha menunjang pembangunan bidang kesehatan, pe-ngembangan hukum bidang kesehatan dan kedokteran terus dilak-sanakan. Dalam tahun 1981/82 diselesaikan produk hukum ber-bentuk 2 buah Peraturan Pemerintah, 1 buah Keputusan Presi-den, 9 Keputusan Menteri dalam usaha menunjang dan memperlan-car pelaksanaan tugas bidang kesehatan.

1. Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintahan

Dalam usaha meningkatkan efisienei dan efektivitas kerja aparatur pemerintahan diusahakan peningkatan sarana/fasilitas kerja sesuai dengan pengembangan organisasi dan peningkatanpelaksanaan program, baik aparat tingkat Pusat maupun tingkat Daerah. Untuk itu dalam tahun 1981/82 dilaksanakan pembangun-an Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Barat, dan perluasan Kanwil Dep. Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Timur, Daerah Istimewa Aceh, Sulawesi Tengah dalam bentuk perluasan kantor dan penyediaan peralatan yang dibutuhkan. Sebagai penunjang pembentukan Kantor Departemen Kesehatan Ka-bupaten telah dibangun dan diperlengkapi 49 Kandep Kesehatan Tingkat II. Dalam tahap pertama ini diutamakan bagi daerah yang terpencil dan daerah-daerah yang sedang berkembang. Pem-bangunan Kantor Pusat tahap pertama telah dimulai, disamping perbaikan dan penambahan ruangan untuk dapat melaksanakan fungainya bagi aparat tingkat pusat. Selain itu pengadaan dan penyediaan peralatan kantor, baik di pusat maupun daerah, serta penyediaan fasilitas perlmahan dan penyediaan kendaraan mendapatkan perhatian untuk dipenuhi secara bertahap. Dengan

XVIII/38

Page 45: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

tersedianya sarana tersebut diharapkan dapat tercapai kegai-rahan dan semangat kerja, sehingga sasaran peningkatan pela-yanan kesehatan dapat tercapai dan terpelihara.

m. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Usaha penelitian dan pengembangan kesehatan diarahkan un-tuk memberikan sarana cipta ilmiah dan tehnologi bagi pelak-sanaan program kesehatan dan bahan pengambilan keputusan da-lam rangka pengelolaan kebijaksanaan kesehatan serta penilai-an dampaknya.

Langkah-langkah yang diambil dalam mencapai tujuan ter-sebut adalah : menyusun program penelitian dan pengembangan yang terarah kepada pelaksanaan program, meningkatkan kemam-puan unit penelitian dan pengembangan kesehatan beserta pu-sat-pusatnya, dan meningkatkan kerjasama ilmiah didalam dan di luar negeri.

Dalam tahun 1979/80 telah dilakukan 34 penelitian di bi-dang kesehatan antara lain terdiri dari 5 penelitian biomedis kesehatan, 10 penelitian ekologi kesehatan, 2 penelitian kan-ker & kesehatan, 4 penelitian farmasi, 5 penelitian gizi ser-ta 5 penelitian pelayanan kesehatan dan lain-lain.

Dalam tahun 1980/81 dilaksanakan 47 penelitian di bidang kesehatan yang meliputi 6 penelitian pelayanan kesehatan, 22 penelitian di bidang penyakit, 7 penelitian di bidang gizi, 5 penelitian di bidang lingkungan hidup dan 7 penelitian di bi-dang farmasi.

Dalam tahun 1981/82 dilakukan 39 penelitian di bidang ke-sehatan yaitu 6 penelitian pelayanan kesehatan, 18 penelitian di bidang penyakit, 6 penelitian gizi, 4 penelitian lingkung- an hidup dan 5 penelitian farmasi.

Hasil-hasil penelitian tersebut sangat penting sebagai bahan untuk merumuskan kebijaksanaan yang tepat dan terarah dalam usaha pemerataan pelayanan kesehatan. Agar kegiatan tersebut menghasilkan penelitian yang bermutu tinggi, maka telah dilaksanakan peningkatan kemampuan tenaga peneliti me-lalui penataran dan pengiriman tugas belajar ke lembaga-lem-baga pendidikan di dalam maupun di luar negeri.

Selain itu dilaksanakan pemantapan pengelolaan dan tata laksana penelitian, pemantapan organisasi dan tata kerja ser-ta penyusunan rencana jangka panjang penelitian dan pengem-

Page 46: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/39

Page 47: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

bangan kesehatan yang berkaitan erat dengan Siatim Kesehatan dan Rencana Jangka Panjang Kesehatan.

Pusat jaringan serta unit dokumentasi dan perpustakaan yang sangat berperan dalam usaha menyediakan informasi ilmiah bidang kesehatan dan kedokteran terus dibina dan ditingkatkan guna menunjang penelitian dan pengembangan kesehatan serta program nasional bidang kesehatan, agar kebijaksanaan dapat diterapkan secara tepat, efisien serta efektif demi pening-katan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam tahun 1980/81 telah dilakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi : pe-ningkatan pengadaan/perlengkapan kepustakaan, baik di pusat maupun didaerah, peningkatan tersedianya buku-buku ilmiah bi-dang kesehatan dan kedokteran, pengadaan informasi ilmiah un-tuk Puskesmas, pencetakan dan penyebaran buku petunjuk (ma-nual), peningkatan aiatim dokumentasi melalui penyusunan 2.000 buah bibliografi karya ilmiah, penyusunan 2.000 indeks artikel majalah, serta penggunaan dan penyebaran 1.700 buku hasil-hasil dokumentasi.

Dalam tahun 1981/82 telah dipublikasikan 2.000 buah bi-bliografi penelitian, penyusunan 2.000 indeks artikel majalah serta penggunaan dan penyebaran 1.000 buku hasil-hasil doku-mentasi. Selanjutnya, dikembangkan suatu jaringan kerjasama antar perpustakaan, yaitu pusat dokumentasi-informasi ilmiah dengan aekitar 60 anggota dari Departemen Kesehatan dan Uni-versitas. Demikian pula dikembangkan Sistim Informasi Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi (IPTEKO) ditingkat inatitusional dan nasional yang merupakan sub aistim IPTEK internasional.

Selain itu peningkatan mutu tenaga peneliti ditingkatkan melalui penataran, seminar maupun tugas belajar terus dilan-jutkan.

B. KESEJAHTERAAH SOSIAL

1. Pendahuluan

Kegiatan setiap tahap pembangunan kesejahteraan sosial selalu ditujukan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan so-sial masyarakat. Sasaran pelayanan terutama ditujukan bagi perorangan, keluarga, kelompok dan satuan-masyarakat yang me-ngalami masalah-masalah kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, keterbelakangan dan hambatan-hambatan serta ketunaan sosial lainnya. Untuk itu diselenggarakan suatu cara penyantunan

Page 48: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/40

Page 49: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

baik yang bersifat rehabilitasi maupun bersifat pencegahan dan pengembangan.

Segenap usaha pelayanan dilaksanakan dengan kerjasama an-tara masyarakat dan lembaga-lembaga sosial yang telah ada. Dalam kerangka itu ditempuh pula upaya untuk mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab sosial serta kemampuan setiap warga agar dapat secara nyata dan sungguh-sungguh ikut serta dalam usaha pembangunan.

2. Kebijaksanaan dan langkah-langkah

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial pertama-tama diarahkan guna membina kemauan dan kemampuan para warga ma-syarakat yang menghadapi masalah-masalah sosial agar mereka dapat kembali melaksanakan fungsi sosialnya serta berperan secara aktif dan berswadaya dalam kegiatan pembangunan. Selanjutnya diusahakan makin berkembangnya tingkat kesadaran dan tanggung jawab sosial serta disiplin sosial masyarakat sehinggga tercipta suatu suasana kehidupan kekeluargaan dan kegotong-royongan dalam masyarakat yang memungkinkan pengga- lian dan pemanfaatan sumber-sumber daya dan dana bagi kepen-tingan kesejahteraan bersama. Dalam tahun ketiga Repelita III, dilanjutkan usaha sistim pelayanan dalam panti melalui perluasan/rehabilitasi maupun pembangunan panti-panti sosial baru, bersamaan dengan peningkatan sistim pelayanan luar pan- ti yang dilaksanakan dengan melatih petugas sosial lapangan yang dikenal aebagai Pembimbing Sosial Masyarakat, sehingga lebih mampu menjangkau sasaran yang lebih luas sampai ke desa-desa pada kecamatan-kecamatan rawan.

Langkah-langkah pelayanan terutama diperuntukkan bagi ke-luarga-keluarga yang dalam keadaan paling miskin atau kesera-kat, anak-anak terlantar, para lanjut usia atau jompo terlan-tar, para cacat, para tuna sosial, anggota masyarakat yang masih hidup secara terbelakang serta warga masyarakat yang menderita sebagai akibat bencana alam atau bencana lainnya. Disamping itu diteliti kemungkinan-kemungkinan untuk penye-lenggaraan suatu perintisan jaminan sosial yang berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan negara dan masya-rakat.

Keaeluruhan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial te-tap di kembangkan sebagai salah satu unsur penunjang pembang-unan dibidang-bidang lainnya.

XVIII/41

Page 50: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

3. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

a. Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial

Program ini terutama ditujukan kepada anggota masyarakat yang tergolong miakin terutama di daerah pedesaan yang minus dan terpencil. Pelayanan Kesejahteraan Sosial diberikan dalam bentuk bimbingan sosial dan latihan ketrampilan yang dapat mendorong mereka untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan ke-hidupannya menuju kearah kesejahteraan aoaial yang ada, se-hingga mereka dapat berpartisipasi sepenuhnya dan mendukung pembangunan bidang kesejahteraan sosial.

Program tersebut diatas meliputi kegiatan sebagai ber-ikut :

1. Bimbingan dan Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat

Kegiatan ini dimakaudkan untuk membina kesadaran dan ke-mampuan berusaha para keluarga yang berpenghasilan rendah, khususnya di daerah pedasaan. Melalui latihan dan bimbingan oleh para pekerja sosial, mereka secara berkelompok melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatannya dalam rangka memenuhi nafkahnya sehari-hari.

Kegiatan tersebut meliputi antara lain :

a) Latihan Usaha Swadaya Sosial Masyarakat (USSM) untuk mem-berikan ketrampilan di bidang ekonomis produktif;

b) Pemberian bantuan stimulan berupa peralatan kerja danbahan untuk melakukan usaha produktif;

c) Menyelengggarakan kelompok-kelompok kerja produktif untukmengembangkan kegiatan usaha beraama.

Dalam tahun 1981/82 telah diselenggarakan bantuan dan bimbingan/latihan kepada 56.910 keluarga miakin. Apabila dibandingkan hasil yang telah dicapai di tahun 1980/81 se-banyak 46.040 keluarga, hasil jangkauan pembinaan terhadap opulasi keluarga miskin tahun 1981/82 ini lebih dari 123% Tabel XVIII-8).

2. Pembinaan Swadaya Masyarakat Bidang Perumahan dan Ling-kungan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan dan bantuan agar masyarakat di daerah pedesaan dapat memecahkan

Page 51: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/42

Page 52: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL XVIII – 8PELAKSANAAN BANTUAN DAN BIMBINGAN KEPADA KELUARGA

MISKIN MENURUT DAERAH TINGKAT I,1978/79 – 1981/82

(KK)

XVIII/43

Page 53: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

GRAFIK XVIII - 4PELAKSANAAN BANTUAN DAN BIMBINGAN KEPADA KELUARGA MISKIN,

1978/79 – 1981/82

XVIII/44

Page 54: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

permasalahan secara bergotong royong untuk mengadakan dan atau memperbaiki perumahan mereka beserta lingkungan yang se-jahtera. Pada dasarnya kegiatan ini menitik beratkan usaha untuk memanfaatkan bahan-bahan dan potensi setempat serta ke-percayaan kepada kemampuan masyarakat sendiri.

Kegiatan tersebut meliputi :

a) Latihan-latihan bagi keluarga miskin dalam bidang usaha pembangunan perumahan secara gotong royong, dengan semak-simal mungkin menggali dan memanfaatkan bahan-bahan ba-ngunan yang tersedia di lingkungan setempat, pemberian pengetahuan serta ketrampilan dalam memelihara, serta me-ngembangkan peranan masyarakat dalam usaha penyehatan serta pelestarian lingkungan hidup dengan menggalakkan penghijauan, pengaturan saluran pembuangan air, dan pe-ngembangan serta pemeliharaan sumber-sumber alami lainnya untuk melestarikan lingkungan.

b) Pemberian stimulans berupa bahan bangunan non-lokal dan peralatan kera. Dalam tahun 1981/82 telah diberikan stimulans kepada 6.410 keluarga di dalam pembangunan rumah dan perbaikan lingkungan

3. Pembinaan Pembimbing Sosial Masyarakat

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih dan membentuk pe-kerja sosial lapangan yang dikenal sebagai Pembimbing Sosial Masyarakat (PSM) dan mempunyai tugas utama menjangkau sasaran pelayanan kesejahteraan sosial yang tersebar di daerah-daerah pedesan. Mereka pada umumnya dipilih dari anggota masyarakat setempat untuk ditugaskan sebagai penyuluh lapangan, pengge-rak kegiatan serta pendorong agar usaha kesejahteraan sosial semakin meluas dan merata secara swasembada

Kegiatan tersebut meliputi

a) Latihan ketrampilan dalam bidang pendekatan serta bimbingan sosial terhadap masyarakat.

b) Pemberian paket peralatan kerja lapangan.

Dalam tahun 1981/82 telah dilatih 12.740 PSM. Apabila di-bandingkan dengan tahun 1980/81 yaitu sejumlah 11.640 PSM dan tahun 1979/80 sejumlah 7.500 PSM nampak bahwa jumlah petugas yang membantu pelaksanaan kegiatan kesejahteraan sosial ma-syarakat semakin meningkat.

Page 55: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/45

Page 56: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

4. Pembinaan Partisipasi Sosial Masyarakat

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menanamkan, mengembangkan dan menyebarluaskan serta melembagakan keikutsertaan masyara-kat dalam usaha pembangunan khususnya dibidang kesejahteraan sosial. Olehkarena keikutsertaan masyarakat akan lebih tertib dan tersalur melalui organisasi-organisasi sosial, maka titik berat kegiatan ini ditujukan kepada pembinaan mutu organisa-si sosial yang telah ada.

Usaha-usaha pembinaan partisipasi sosial meliputi kegiat- an sebagai berikut :

a) Meningkatkan mutu dan kemampuan Organisasi sosial baik yang berbadan hukum maupun organisasi yang tidak berbadan hukum dengan jalan memberikan latihan-latihan bagi para pengurus ataupun anggotanya mengenai bidang organisasi dan pekerjaan sosial serta bantuan peralatan kantor.

b) Membentuk Tenaga Kesejahteraan Sosial Sukarela (TKSS) yang terdiri dari perorangan dari berbagai profesi, golo-ngan serta tokoh-tokoh masyarakat, melalui latihan dan bimbingan sosial agar mereka lebih memahami tata cara pe-nyelanggaran Pekerjaan Sosial serta dengan sadar mengabdi pada kepentingan masyarakat yang sangat memerlukan bantu-an.

c) Memantapkan keseraaian dan kesetiakawanan antara kelom pok-kelompok golongan masyarakat melalui berbagai perte-muan dan penyuluhan sosial agar tercipta suasana akrab serta saling membantu dalam mengatasi masalah sosial di-lingkungannya yang dapat dilakukan secara gotong royong.

d) Menyebar luaskan pengertian kesejahteraan sosial dan ma-salah-masalah sosial serta cara-cara untuk mengatasi ser-ta usaha-usaha pencegahannya.

Pada tahun 1981/82 dibina sebanyak 778 buah organisasi berbadan hukum, 2.390 buah organisasi tidak berbadan hukum dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Sukarela sebanyak 990 orangserta Kader Keseraaian Sosial 1.590 orang.

5. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga dan Remaja

Kegiatan ini ditujukan untuk menangani keluarga dan rema-ja yang mengalami permasalahan antara lain sebagai akibat terjadinya perobahan/keresahan sosial melalui bimbingan so-sial/konsultasi baik aecara perorangan maupun kekeluargaan. Mereka memperoleh bimbingan, nasehat dan pengarahan dalam

XVIII/46

Page 57: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

rangka membantu mengatasi permasalahannya. Selain itu mereka dibina agar dapat menyadari kemampuannya untuk mengadakan pe-nyesuaian dengan lingkungan masyarakat. Disamping itu dalam rangka pengembangan remaja diselenggarakan pula latihan ke-trampilan guna mengembangkan potensi para remaja. Kepada ke-luarga maupun remaja yang memerlukan bantuan yang bersifat materiil diberikan bantuan yang berupa paket-paket untuk usaha-usaha yang bersifat produktif. Program ini yang mulai dikembangkan sejak tahun pertama Repelita III, pada tahun 1981/82 telah memberikan pelayanan kepada sebanyak 2.415 ke-luarga dan 4.080 remaja. Disamping itu telah dilatih 320 pe-tugas Pembina Remaja, dalam rangka semakin meningkatkan mutu pelayanannya.

6. Pembinaan Kesejahteraan Masyarakat Terasing

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan so-sial kepada kesatuan-kesatuan masyarakat yang hidup terasing di daerah-daerah pedalaman. Mereka mendapatkan bimbingan dan latihan agar dapat mencapai tingkat kehidupan dan penghidupan yang layak. Pada umumnya mereka ditempatkan pada suatu pemu-kiman yang menetap yang akan memudahkan mereka berkembang ke-arah kehidupan bermasyarakat dan menyerap nilai-nilai budaya baru yang bersifat membangun. Dalam tahun 1981/82 telah dimu-kimkam sebanyak 2.750 keluarga sedangkan tahun 1980/81 seba-nyak 2.550 keluarga. Perkembangan jumlah dan perincian lokasi dapat dilihat pada Tabel XVIII-9 dan Tabel XVIII-10.

Sementara itu 8 buah lokasi yang telah dibina selama ku-rang lebih 3 - 5 tahun dinilai sudah mampu berswadaya, se-hingga pada tahun 1981/82 telah diserahkan pembinaannya kepa-da Pemerintah Daerah setempat.

Kedelapan lokasi tersebut adalah :

1. Mangan Paula, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Padang Pariaman, Propinsi Sumatera Barat, dihuni oleh suku Pa Aghai sebanyak 117 KK.

2. Air Jamban, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Pro-pinsi Riau, dihuni oleh suku Sahai sebanyak 75 KK.

3. Sungai Betung, Kecamatan Bengkayang, Kabupaten Sambas, propinsi Kalimantan Barat, dihuni oleh suku Dayak Manyuke sebanyak 75 KK.

4. Sanbung Makmur, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Propinsi Kalimantan Selatan, dihuni oleh suku Dayak Bukit sebanyak 100 KK.

XVIII/47

Page 58: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL XVIII – 9PERKEMBANGAN JUMLAH LOKASI DAN JUMLAH MASYARAKAT

TERASING YANG DIBINA,1978/79 – 1981/82

XVIII/48

Page 59: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL XVIII - 10

PERINCIAN LOKASI DAN JUMLAH MASYARAKAT TERASING YANG DIBINA,1981/82

Page 60: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/50

XVIII/49

Page 61: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

5. Biang II, Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Propinsi Kalimantan Selatan, dihuni oleh suku Daya Bukit sebanyak 175 KK.

6. Banagan, Kecamatan Dampal Utara, Kabupaten Buol Toli Toli, Propinsi Sulawesi Tengah, dihuni oleh suku Pendau sebanyak 100 KK.

7. Roraya I, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Muna, PropinsiSulawesi Tenggara, dihuni oleh auku Tolaki sebanyak 50 KK.

8. Roraya II, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Muna, PropinsiSulawesi Tenggara, dihuni oleh suku Tolaki sebanyak 50 KK.

b. Program Bantuan dan Penyantunan Sosial

Program ini terutama dimaksudkan untuk menberikan pelaya-nan sosial kepada warga masyarakat yang tidak dapat menjalan-kan fungsi sosialnya, agar mereka tidak menderita keterlan-taran dan bilamana memungkinkan, akan mampu mengatasi kele-mahannya serta dapat mengembangkan kehidupannya tanpa tergan-tung pada belas kasihan orang lain. Pelayanan sosial antara lain berupa pemeliharaan dalam panti bimbingan mental, latih-an kerja aerta bantuan peralatan kerja dalam rangka menyalur-kan kembali mereka ke masyarakat atau keluarganya. Di samping itu juga diberikan pelayanan sosial secara luar panti bagi mereka yang keadaan jasmani dan mentalnya tidak mengharuskan mereka dirawat dalam panti sosial.

Kegiatan program ini antara lain terdiri dari :

1. Bantuan Peyantunan Anak Terlantar

Bantuan dan penyantunan kepada anak-anak terlantar meli-puti usaha-usaha untuk memberikan perasaan terlindung dan ka-sih sayang keluarga serta pendidikan guna mengembangkan ke-pribadiannya. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam Panti serta bimbingan dan bantuan di luar Panti Asuhan. Melalui Panti dilaksanakan dengan menyelengggarakan Panti Asuhan, Panti Karya Taruna, Panti Petirahan Anak dan Taman penitipan Anak. Pelayanan di luar Panti diselenggarakan melalui asuhan keluarga.

Secara keseluruhan kegiatan pembangunan ditujukan agar anak-anak terlantar mendapatkan bekal berupa sikap untuk hi-dup mandiri serta meningkatkan daya tampung panti dan per-baikan mutu pelayanan panti. Jumlah Panti Asuhan dalam tahun 1981/82 aebanyak 519 buah dengan jumlah anak yang diasuh se-banyak 25.888 orang. Panti Penyantunan Anak berjumlah 34 buah dengan kapasitas 3.220 anak. Sasana Petirahan Anak berjumlah

XVIII/50

Page 62: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

7 buah dengan kapasitas 3.400 anak. Penambahan kapasitas pe-layanan ini dimungkinkan dengan pembangunan 8 buah lokal pen-didikan, 6 buah lokal kerja, 31 buah asrama, 6 buah dapur/ ruang makan, 5 buah kantor, 13 buah rumah instruktur, dan pe-ralatannya. Disamping itu sampai tahun 1981/82 telah dilatih sebanyak 90 orang Pengurus Panti agar kemampuan mengelola Panti yang dipimpinnya lebih meningkat. Panti Swasta juga di-berikan bantuan berupa peralatan/perlengkapan dan sampai ta- hun 1981/82 telah diberikan bantuan bagi 68 buah Panti seba- gai upaya perbaikan gizi anak. Untuk pelayanan di luar Panti pada tahun 1981/82 telah dibantu sebanyak 47.800 anak.

2. Bantuan dan penyantunan para Lanjut Usia/Jompo

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kepa-da para lanjut usia sangat miskin yang karena keadaan fisik dan sosialnya tidak memungkinkan untuk dapat hidup tanpa ban-tuan orang lain. Pelayanan sosial bagi mereka berupa pelaya-nan dalam panti yang kegiatannya mencakup penampungan dalam asrama beserta bimbingan kemasyarakatan dan pembinaan mental. Untuk menunjang usaha tersebut dilanjutkan pembangunan pan-ti-panti (Sasana Tresna Werdha) baik untuk propinsi maupun untuk tingkat Kabupaten. Pada tahun 1981/82 telah dibangun 66 buah wisma/asrama, 5 buah aula, 13 buah kantor, 10 buah da-pur/ruang makan, serta 35 rumah dinas untuk pengurus/ins-truktur. Disamping itu terdapat para lanjut usia yang keadaan fisiknya masih memadai untuk terus berkarya, namun keadaan ekonominya sangat rendah sehingga kurang memungkinkan untuk dapat memenuhi nafkah hidupnya sehari-hari. Mereka ini di-bantu melalui pelayanan secara luar panti berupa bimbingan/ latihan ketrampilan, kemudian mendapatkan paket bantuan yang terdiri dari peralatan kerja dan bahan kegiatan sebagai modal usaha berwiraswasta. Pada tahun 1981/82 pelayanan secara luar panti dapat menjangkau sasaran 51.600 jiwa para lanjut usia (Lihat Tabel XVIII-11).

3. Bantuan dan Penyantunan Tuna Sosial

Dalam rangka bantuan dan penyantunan sosial ini dilaksa-nakan rehabilitasi sosial bagi para pengemis, gelandangan dan orang terlantar, para tuna susila, korban penyalah gunaan narkotika, anak-anak/remaja nakal serta rehabilitasi sosial bagi para bekas narapidana.

Dalam tahun 1981/82 telah diselenggarakan kegiatan-kegiatan yang meliputi :

Page 63: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/51

Page 64: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL VIII - 11

PELAKSANAAN BANTUAN DAN PENYANTUNAN KEPADA PARA LANJUT USIABERDASAR SISTEM DI LUAR PANTI MENURUT DAERAH TINGKAT I,

1978/79 - 1981/82(orang)

No. Daerah Tingkat I/ 1978/79Propinsi

1979/80 1980/81 1981/81

1. DKI Jakarta 600 1.300 4.500 3.600

2. Jawa Barat 600 1.500 4.500 3.600 3. Jawa Tengah 600 1.800 4.500 3.000 4. DI Yogyakarta 300 1.000 1.500 2.100 5. Jawa Timur 300 1.200 4.500 4.800 6. DI Aceh - 600 1.500 1.500 7. Sumatera Utara 600 900 1.800 1.500 8. Sumatera Barat 300 900 1.800 2•.100 9. Jambi - 600 1.500 1.50010. Riau - 600 1.500 1.50011. Sumatera Selatan 300 90o 1.800 1.50012. Lampung - 600 1.500 1.50013. Kalimantan Barat 300 600 1.500 1.50014. Kalimantan Tengah - 300 1.200 1.80015. Kalimantan Selatan 600 900 1.500 1.50016. Kalimatan Timur 300 600 1.200 2.10017. Sulawesi Utara 300 600 1.800 2.10018. Sulawesi Tengah - 300 1.400 1.50019. Sulawesi Selatan 600 90o 1.800 2.10020. Sulawesi Tenggara - 300 1.200 1.50021. Maluku 300 600 1.200 1.80022. Bali 30 900 1.200 1.80023. Nusa Tenggara Barat - 900 1.200 1.50024. Nusa Tenggara Timur 300 600 1.800 1.50025. Irian Jaya - - 900 90o26. Bengkulu 300 600 1.200 1.800

Jumlah : 6.900 20.000 50.000 51.600

XVIII/52

Page 65: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

GRAFIK XVIII – 5PELAKSANAAN BANTUAN DAN PENYANTUNAN KEPADA PARA LANJUT USIA

BERDASAR SISTEM DI LUAR PANTI,1978/79 – 1981/82

XVIII/53

Page 66: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

a. Rehabilitasi Orang Terlantar/Gelandangan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk membimbing serta menyalur-kan kembali para gelandangan dan pengemis kearah kehidupan dan penghidupan yang wajar. Sebelum disalurkan mereka ditam-pung dalam panti-panti sosial. Selama dalam panti mereka men-dapatkan gemblengan mental serta latihan kerja agar mereka mampu memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari sebagai tenaga kerja yang produktif.

Dalam rangka meningkatkan daya tampung pelayanan, dilan-jutkan pembangunan/perluasan 9 buah panti di 9 propinsi yakni di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yog-yakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Suma-tera Selatan dan Nusa Tenggara Barat, antara lain berupa 7 buah asrama, 1 buah ruang pendidikan dan 1 buah ruang kerja. Selanjutnya dalam rangka usaha ini mereka disalurkan antara lain melaui Transmigrasi Sosial, Penempatan Lokal, dan Swa-karya. Dalam tahun 1981/82 telah disalurkan sebanyak 2.955 kepala keluarga, selain itu telah diberikan pembinaan lanjutan kepada 2.351 KK yang telah ditempatkan pada pemukimam ta- hun sebelumnya.

b. Rehabilitasi Tuna Susila

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan dan menyalurkan kembali para tuna susila kearah kehidupan dan penghidupan yang manusiawi.

Mereka mendapatkan pelayanan dalam panti-panti rehabili-tasi dalam rangka mengembangkan keaadaran dan kemampuan mere-ka untuk dapat memasuki sesuatu lapangan kerja yang sesuai dengan martabat manusia.

Untuk menunjang maksud tersebut telah dilanjutkan pemba-ngunan/perluaean Panti-panti Penyantunan sebanyak 5 buah asrama, 4 buah lokal kerja, 8 buah lokal pendidikan, 12 buah rumah dinas bagi para pengurus/instruktur, dan 7 buah Sasana Karya yang tersebar di berbagai propinsi. Dalam tahun 1981/82 telah disantun sebanyak 1.010 orang tuna susila.

c. Rehabilitasi Sosial Bekas Narapidana

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan serta bantuan bagi para bekas narapidana yang menghadapi masalah sosial setelah mereka dibebaskan dari Lembaga Pemasyarakatan. Mereka mendapatkan bimbingan Berta latihan ketrampilan kerja

XVIII/54

Page 67: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

untuk mempersiapkan,diri kembali hidup secara wajar di masya-rakat. Untuk menunjang usaha ini telah dibangun lagi 2 buah Loka Bina Karya, yang untuk pertama kali dalam tahun 1979/- 1980 telah menangani sebanyak 140 orang bekas narapidana, dan dalam tahun 1980/81 ditangani sebanyak 330 orang, sedangkan dalam tahun 1981/82 ditangani sebanyak 425 orang.

d. Rehabilitasi Sosial Korban Narkotika dan Anak Nakal

Kegiatan ini ditujukan untuk menanggulangi permasalahan para remaja yang melakukan penyalahgunaan narkotika dan kena-kalan remaja. Untuk maksud ini telah dibangun Panti Rehabili-tasi Sosial Korban Narkotika di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan. Selain itu untuk usaha rehabili-tasi sosial terhadap anak-anak nakal telah dibangun Panti Pe-nyantunan di Palembang dan Jawa Tengah.

Penyantunan dalam Panti-panti tersebut diarahkan agar me-reka dapat kembali ke masyarakat serta mampu mengembangkan bakat dan pribadinya secara wajar. Kegiatan-kegiatan dalam rangka rehabilitasi terhadap remaja tersebut berupa pembinaan mental, pembinaan sikap dan tanggung jawab sosial serta lati-han-latihan ketrampilan kerja sebagai bekal kemampuan usaha setelah mereka keluar dari Panti. Dalam tahun 1981/82 telah berhasil ditangani sebanyak 845 orang korban narkotika/anak nakal.

4. Rehabilitasi Penderita Cacat

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan so-sial kepada para cacad agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan keadaan. Kecacatannya serta percaya kepada bakat dan kemampuannya untuk berdiri sendiri tanpa menunggu bantuan dan tanpa menjadi beban masyarakat lainnya. Penyantunan penderita cacat dilaksanakan melalui siatem secara dalam Panti maupun secara luar Panti. Pada tahun 1981/82 telah dilakukan per-luasan pada panti-panti penyantunan berupa bangunan: asrama 17 buah, ruang kerja 16 buah, ruang prothese 2 buah, rumah 11 buah dan kantor 2 buah terseir di berbagai propinsi.

Dalam rangka mengatasi hambatan-hambatan dalam lapangan kerja bagi penderita cacat yang telah selesai direhabilitasi-kan telah dibangun 30 buah Loka Bina Karya. Kepada para pen-derita diberikan berbagai ketrampilan serta bantuan agar da-pat memasarkan hasil produksinya. Bagi mereka yang tergolong ringan jenis kecacatannya dan pada umumnya masih bisa tinggal di lingkungan keluarga diberikan bimbingan dan bantuan berupa

XVIII/55

Page 68: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

bahan serta peralatan kerja sebagai modal usaha guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam rahun 1981/82 telah da-pat diberikan bantuan penyantunan dengan sistem di luar Panti sebanyak 23.000 orang (Tabel XVIII-12).

5. Bantuan Sosial bagi Keluarga Pahlawan dan Perintis/ Pejuang Kemerdekaan

Kegiatan ini ditujukan untuk membina kesejahteraan sosial bagi para keluarga pahlawan, pembinaan kesejahteraan sosial para perintie/pejuang kemerdekaan dan keluarganya, dan peme-liharaan serta pembinaan Makam Perintis Kemerdekaan, Makam Pahlawan dan Taman Makam Pahlawan.

Dalam rangka ini telah diberikan bantuan berupa peralatan kerja kepada 150 orang keluarga pahlawan dan Perintis Kemer-dekaan, agar dapat dipergunakan sebagai modal usaha untuk me-menuhi keperluan keluarga yang mendesak. Untuk memelihara dan mengembangkan jiwa kepahlawanan bangsa, telah dilakukan pemu-garan terhadap Makam Perintis Kemerdekaan, Makam Pahlawan dan Taman-taman Makam.Pahlawan yang teraebar di berbagai propin- si. Di samping itu untuk memelihara kelestarian semangat ke-perintisan, telah diusahakan untuk menerbitkan biografi serta buku Pergerakan Kemerdekaan yang merekam pengorbanan dan perjuangan para Perintis Kemerdekaan.

6. Perintisan Sistem Jaminan Kesejahteraan Sosial Gotong Royong

Maksud dari Perintisan Jaminan Kesejahteraan Sosial adalah untuk mengadakan penelitian dan perintisan sistem jaminan kesejahteraan sosial berdasarkan azas gotong royong kearah perlindungan dan pemberian bantuan kesejahteraan sosial bagi golongan-golongan masyarakat/keluarga-keluarga yang termasuk dalam kategori paling miakin/keserakat yang tidak bisa direhabilitasi dan atau dikembangkan lagi dan kehidupannya dalam keadaan terlantar, khususnya untuk masya-rakat bukan pegawai maupun angkatan bersenjata dan buruh yang tidak terjangkau oleh Sistem Asuransi Tenaga Kerja.

Beberapa penelitian telah diselenggarakan meliputi :

a) Penelitian untuk menghimpun data mengenai lembaga-lembaga sosial yang secara tradisional telah dan atau pernah me-nyelenggarakan langkah-langkah semacam pemberian bantuan jaminan sosial kepada wargaya.

XVIII/56

Page 69: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

TABEL XVIII – 12PELAKSANAAN BANTUAN DAN PENYANTUNAN KEPADAPARA CACAT BERDASAR SISTEM DI LUAR PANTI

MENURUT DAERAH TINGKAT I,1978/79 - 1981/82

( orang )

Page 70: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

XVIII/57

Page 71: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

GRAFIK XVIII – 6PELAKSANAAN BANTUAN DAN PENYANTUNAN KEPADAPARA CACAT BERDASAR SISTEM DI LUAR PANTI,

1978/79 – 1981/82

XVIII/58

Page 72: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

b) Penelitian tentang karakteristik calon klien Jaminan Ke-sejahteraan Sosial untuk penentuan prioritas sasaran.

c) Penelitian mengenai dana yang ada di masyarakat, kemung-kinan cara-cara penggalian, menghimpun dan pengelolaannya guna mendukung kelangsungan usaha Jaminan Kesejahteraan Sosial Gotong Royong.

Dari hasil ketiga tahap penelitian tersebut akan dikem-bangkan suatu pemikiran tentang Sistem Jaminan Kesejahteraan Sosial Gotong Royong.

7. Bantuan dan Penyantunan Sosial bagi para Korban Bencana Alam dan Bencana lainnya.

Untuk mengatasi permasalahan korban bencana alam dilaku- kan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a) Kegiatan preventif yang ditujukan untuk meningkatkan ke-siap-siagaan masyarakat serta aparat Pemerintah dalam menghadapi kemungkinan adanya korban akibat terjadinya bencana alam seminimal mungkin.

b) Kegiatan represif yang ditujukan untuk meringankan para korban berupa pemberian pelayanan bantuan pada saat dan setelah terjadinya bencana alam.

c) Kegiatan rehabilitasi yang ditujukan kepada para korban yang walaupun telah menerima bantuan stimulans namun kon-disi sosial ekonominya belum pulih kembali, sehingga ma-sih perlu dilaksanakan usaha pembinaan lanjutan.

Usaha-usaha bantuan dan rehabilitasi sosial terutama dia-rahkan agar para korban bencana dapat dan bersedia dipindah-kan ke wilayah lain yang bebas dari bencana serta sekaligus menjadi tenaga yang produktif dan lebih meningkat taraf hi-dupnya. Dalam rangka ini pada tahun 1981/82 telah dapat dimu-kimkan sebanyak 5.251 KK yang dipindahkan dari daerah yang rawan bencana, baik melalui program transmigrasi maupun pemu-kiman secara setempat. Mereka mendapatkan perumahan, tanah, bibit-bibit tanaman dan lain sebagainya untuk bekal memulai hidupnya. Selain itu untuk membantu kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi datangnya bencana sewaktu-waktu, maka diber-bagai daerah rawan bencana telah diberikan peralatan perto- longan pertama berupa tenda, perahu karet serta peralatan da-pur umum.

Mengingat sering terjadinya bencana angin taufan di laut-an kepada daerah-daerah alur pelayaran para nelayan, maka un-tuk menyediakan penampungan sementara para korban dalam tahun

XVIII/59

Page 73: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

1981/82 telah dibangun lagi 5 buah Panti Persinggahan di Pro-pinsi Aceh, Riau, Sulawesi Utara, Maluku dan Bali.

Sementara itu untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampil-an para petugas lapangan telah diselenggarakan latihan yang meliputi :

a) Latihan terhadap petugas lapangan tingkat Propinai di 5 Propinsi : Aceh, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Teng-gara.

b) Latihan terhadap Pembinaan Proyek Bantuan dan Penyantunan Korban Bencana Alam tingkat Regional yaitu di Ujung Pandang bagi Indonesia Bagian Timur dan Palembang bagi Indonesia Bagian Barat.

c) Latihan Regional Indoneaia Bagian Barat bagi Petugas Pimpinan/Satuan Koordinasi Pelakaanaan Penanggulangan (SATKORLAK) Bencana Alam tingkat I di Jakarta/Bandung.

d) Latihan Team Asistensi Sosial Bencana Alam (TASBA), tingkat Propinsi dengan peserta dari Dinas Sosial Kabupaten di daerah Propinsi Jawa Barat.

e. Program Peranan Wanita

Program ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan ke-pemimpinan dikalangan wanita dan meningkatkan kesanggupan dan kemampuan wanita dari keluarga miskin untuk dapat melaksana-kan usaha-usaha peningkatan penghasilan secara swadaya dan melembaga.

Dalam tahun 1981/82 kegiatan ini meliputi usaha :

a) Latihan kepemimpinan wanita tingkat kabupaten.b) Latihan ketrampilan di bidang usaha-usaha ekonomi produk-

tif bagi para wanita.c) Bantuan paket buku-buku dan sarana motivasi untuk pimpin-

an wanita dan stimulans bahan serta peralatan untuk usa-ha-usaha bidang ekonomis produktif bagi para wanita mis-kin.

d) Menyelenggarakan kelompok-kelompok kerja produktif untuk mengembangkan kegiatan usaha bersama.

Dalam rangka memberikan bimbingan dan latihan-latihan berbagai jenis ketrampilan kerja untuk usaha-usaha ekonomis produktif bagi wanita-wanita dari keluarga miskin dalam tahun 1981/82 telah dilatih dan diberi bantuan sebanyak 8.046 orang

XVIII//60

Page 74: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

miskin. Disamping itu untuk meningkatkan pengetahuan dan ke-mampuan kaum wanita yang ikut serta dalam kegiatan organisasi sosial, juga telah diaelenggarakan latihan kepemimpinan wani-ta tingkat Kabupaten. Latihan ini meliputi antara lain penge-tahuan manajemen, cara mengadakan pendekatan terhadap masya-rakat luas, dan dasar-dasar pekerjaan soaial dalam rangka me-ngembangkan kesejahteraaan keluarga. Dalam tahun 1981/82 te-lah dilatih sebanyak 1.140 pimpinan wanita.

f. Program Generasi Muda.

Dalam rangka menanggulangi masalah soaial di kalangan remaja, khusuanya kelompok remaja yang kurang mampu, pro- gram generasi muda melalui Karang Taruna menyelenggarakan bimbingan dan pengarahan, agar para remaja menyadari peranan dan tanggung jawabnya dalam menyongsong hari depannya. Dalam program ini, para remaja diberikan berbagai kegiatan meliputi latihan ketrampilan kerja, kerajinan tangan, kesenian dan o-lah raga, agar waktu terluang dapat dimanfaatkan untuk karya yang produktif. Kegiatan-kegiatan teraebut dimaksudkan juga untuk mengnaakan disiplin dan tanggung jawab soaial serta upaya penghayatan dan penghmalan Pancasila di kalangan para remaja aerta mencegah dan membatasi timbulnya masalah kena-kalan remaja. Dalam rangka membina dan meningkatkan kegiatan generasi muda dalam tahun 1981/82 telah diberikan bantuan berupa paket peralatan ketrampilan dan kerajinan tangan kepada. 2.311 Karang Taruna. Di samping itu telah diselengga-rakan latihan bagi para pengurue Karang Taruna sebanyak 210 orang dalam rangka semakin meningkatkan mutu kegiatan dan pelayanannya.

g. Program Penelitian Keaejahteraan Sosial.

Program ini diselenggarakan dalam rangka lebih meningkat-kan daya guna dan ketepatan setiap usaha kesejahteraan sosi-al, agar dengan demikian dapat diharapkan adanya pelayanan/ penyantunan yang secara langsung mengembangkan derajat kese-jahteraan masyarakat. Data dan masalah yang diperoleh dari hasil penelitian dimanfaatkan pula untuk dijadikan landasan penyusunan kebijaksanaan, atrategi dan program-program pem-bangunan bidang Kesejahteraan Soaial yang berazaskan ke go-tong-royongan antara sesama warga masyarakat dan atau antara masyarakat dan Pemerintah. Kegiatan penelitian mencakup :

1. Penelitian masalah Keaejahteraan Sosial.2. Penelitian Metode dan Teknologi Pekerjaan Sosial.

XVIII/61

Page 75: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

3. Penataan dan penyajian data/informaai di bidang Kesejah-teraan Sosial.

Dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan :

a) Panelitian tentang indikator keterlantaran anak dan remaja.

b) Pendataan dalam rangka penyusunan peta penyebaran para Penderita Cacat, Gelandangan, Tuna Susila dan Masyarakat Terasing.

c) Lanjutan penelitian tentang perintisan sistem Jaminan Kesejahteraan Sosial khusuanya mengenai cara-cara penggalian, menghimpun dan pengelolaan dana yang ada dimasyarakat.

d) Lanjutan penelitian daya guna dan hasil guna input pelayanan kesejahteraan sosial secara luar panti.

e) Penelitian tentang pengembangan kebijaksanaan pelaksanaanprogram lintas sektoral yang terpadu dalam rangka penanggulangan masalah kesejahteraan sosial.

f) Lanjutan penelitian tentang hambatan dan dukungan sosialbagi peningkatan peranan wanita dalam pembangunan.

h. Program Pendidikan dan Latihan Tenaga Sosial.

Program ini terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pe-ngetahuan dan kemampuan para pelaksana agar pelayanan kese-jahteraan sosial dapat ditangani secara lebih trampil, penuh pengertian dan pengabdian serta selalu bertitik tolak pada perkembangan permasalahan yang ada dimasyarakat. Selain itu dikembangkan pula fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan, agar memenuhi standard minimal sebagai tempat mendidik dan memadai untuk menampung jumlah peserta yang semakin meningkat.

Pada tahun 1981/82 telah diselenggarakan berbagai kegiat-an pendidikan dan latihan meliputi :

1. Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Lanjutan (SEPALA), diselenggarakan di Jakarta, Ujung Pandang, Padang dan Kupang dan diikuti secara keseluruhan oleh 125 peserta.

2. Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Madya (SEPADYA), di Jakarta yang diikuti oleh 50 orang peserta.

3. Latihan bagi 50 tenaga-tenaga serjana non profesi Peker-jaan Sosial, di Bandung.

4. Latihan bagi 30 orang Administrasi Keuangan, di Jakarta.5. Latihan bagi 20 orang Pembantu Tenaga Peneliti, di

Jakarta.6. Latihan bagi 6 orang Rehabilitasi Cacat Tubuh bagi peser-

ta dari Luar Negeri, di Jakarta.

XVIII/62

Page 76: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

7. Latihan bagi 30 orang Administrasi Perlengkapan, di Jakarta.

8. Latihan bagi 60 orang profesi Pekerjaan Sosial Lanjutan, di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.

9. Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Dasar (SEPADA), diselenggarakan di Medan dan Banjarmasin yang diikuti se-cara keseluruhan oleh 55 peserta.

Sementara itu dalam rangka meningkatkan fasilitas unit pendidikan Kursus Tenaga Sosial diberbagai daerah, dalam ta-hun 1981/82 telah dibangun antara lain : 1 buah asrama, 3 bu-ah ruang perpustakaan, dan 4 buah gedung kantor. Demikian pu-la telah direhabilitasi 1 buah asrama, 1 buah ruang pendidik-an, dan 1 buah ruang perpustakaan.

i. Program Penyempurnaan Efiaienai Aparatur Pemerintah dan Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan.

Usaha penyempuranaan efisiensi aparatur serta pengawasan pelaksanaan pembangunan telah ditempuh melalui usaha-usaha : 1. Penghimpunan data yang lebih mantap serta perencanaan

proyek yang lebih bertitik tolak pada permasalahan sosial di wilayah pembangunan.

2. Peningkatan pengawasan serta pengendalian proyek-proyek.3. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Rehabi-

litasi Korban Bencana Alam dan Pembinaan Masyarakat Ter-asing serta Peraturan Perundang-undangan tentang Jaminan Kesejahteraan Sosial dan Pemantunan Orang Lanjut Usia/ Jompo.

4. Penyempurnaan administratasi kepegawaian melalui analisajabatan/pekerjaan serta penertiban tata usaha kepegawaian.

5. Bimbingan dan pengarahan teknis serta evaluasi pelaksana-an proyek-proyek di lingkungan Direktorat Jenderal.

j. Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintah

Dalam program ini telah dilakukan kegiatan untuk menun-jang usaha-usaha peningkatan dan penyempurnaan prasarana fi-sik pemerintah, baik di Pusat maupun di Daerah-daerah.

Dalam tahun 1981/82 telah dibangun 1 buah Kantor Wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Juga telah dibangun 7 buah Kantor untuk tingkat Kabupaten/Kotamadya di Kodya Payakumbuh (Sumatera Barat), Kabupaten Kota Waringin Timur (Kalimantan Tengah), Berau (Kalimantan Timur), Luwu (Sulawesi Selatan), Bangli (Bali), Ngada dan Sumba Timur (Nusa Tenggara Timur).

XVIII/63

Page 77: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Demikian pula telah disediakan rumah dinas, perlengkapan dan peralatan kantor serta mobilitas yang sangat diperlukan, khu-susnya untuk meningkatkan kegiatan di daerah-daerah.

C. PERANAN WANITA

1. Pendahuluan

Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1978 telah menetap-kan bahwa pembangunan yang menyeluruh mensyaratkan ikut ser-tanya pria maupun wanita secara maksimal di segala bidang pembangunan. Pemberian peranan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada kaum wanita dalam pembangunan tidak mengurangi peranannya dalam pembinaan keluarga sejahtera umumnya dan pembinaan generasi muda khususnya, dalam rangka pembinaan ma-nusia Indonesia seutuhnya. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan wanita diberbagai bidang yang se-suai dengan kebutuhannya, untuk menghadapi hambatan dan per-masalahan yang ada.

Perkembangan mental dan fisik generasi penerus dalam ke-luarga masing-masing, yang merupakan kelompok generasi muda yang akan terjun dalam masyarakat, dibina secara langaung o-leh wanita dimana generasi muda merupakan penerus cita-cita bangsa yang akan mewarisi dan melanjutkan perjuangan bangsa generasi demi generasi. Dalam tahun ketiga Repelita III di-samping meningkatkan pendidikan, pengetahuan, ketrampilan, sikap kaum wanita, dan penghasilan keluarga serta meniadakan keadaan sosio-budaya yang tidak menguntungkan bagi wanita, maka ditingkatkan pula mutu hidup manusia serta mulai dita-ngani usaha peningkatan peranan wanita di bidang ketenaga kerjaan, kepegawaian dan kepemimpinan. Dengan demikian diha-rapkan wanita mampu mengelola dan memanfaatkan lingkungan alam, meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri serta keluarga dan seluruh masyarakat. Perubahan sikap mental yang positif dan mendasar dari kaum wanita dapat dijadikan tumpuan yang kokoh untuk pengembangan lebih lanjut kepercayaan pada diri sendiri. Selain itu tambahan pengetahuan dan ketrampilan dapat menyumbang kearah perwujudan keluarga sejahtera dan me-nempatkan kaum wanita dalam arus utama pembangunan nasional.

Sesuai dengan kehendak politik dalam Garis-garis Besar Haluan Negara mengenai Peranan Wanita dalam Pembangunan dan Pembinaan Bangsa, para pemimpin wanita telah pula turut ber-partisipasi melalui perjuangan persamaan hak, kewajiban dan

XVIII/64

Page 78: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

kesempatan berdasarkan Rencana Kegiatan Nasional Wanita Indonesia.

2. Kebijakaanaan dan langkah-langkah

Usaha peningkatan peranan wanita selama tahun ketiga Re-pelita III ditujukan tidak hanya kepada wanita di daerah pe-desaan dan daerah perkotaan yang rawan, tetapi juga daerah yang bukan rawan. Kegiatan peningkatan peranan wanita sejak tahun 1979/80 terangkum di dalam paket kegiatan Program Ter-padu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Se-jahtera (Program Terpadu P2W-KSS) dengan memanfaatkan Pembi-naan Kesejahteraan Keluarga (PK4) sebagai wadahnya dan Team Penggerak PKK sebagai penggeraknya serta Team Pembina LKMD sebagai pembina teknisnya. Kegiatan Program Terpadu P2W-KSS diselenggarakan secara lintas sektoral oleh berbagai Depar-temen dan Lembaga Non Departemen dalam uaaha meningkatkan pe-ranan wanita dalam pembangunan, khususnya dalam membina ke-luarga menuju keluarga sehat dan sejahtera antara lain mela-lui keterpaduan dalam peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap mental yang positif serta ketrampilan dipelbagai bi-dang. Sasaran utama Program Terpadu P2W-KSS adalah keluarga yang tergolong berpenghasilan rendah dengan memprioritaskan wanita yang berusia 10 - 45 tahun, baik di pedesaan maupun di perkotaan yang rawan.

3. Kegiatan Pembangunan

Keterpaduan dipelbagai bidang pembangunan untuk mening-katkan peranan wanita dalam Repelita III ditujukan untuk me-ningkatkan keadaan yang memungkinkan wanita ikut serta dan berintegrasi secara lebih baik dalam pembangunan material dan spiritual, antara lain dalam bidang-bidang pendidikan dan ke-budayaan, agama, pertanian, perdagangan dan koperasi, kese-hatan, penerangan, sosial, tenaga kerja dan transmigrasi, pe-ngembangan pusat informasi yang menyangkut peranan wanita serta pembinaan keluarga dan anak Balita.

Da1am tahun kedua dan ketiga Repelita III (1980/81 dan 1981/82) sebagai peningkatan Crash Program Keluarga Sehat, peningkatan peranan wanita telah dilanjutkan dengan pelaksa-naan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Ke-luarga Sehat dan Sejahtera (Program Terpadu P2W-KSS). Dalam pelaksanaannya selain merupakan program lintas sektoral yang bersifat terpadu dan terarah, juga mengikut sertakan organi-sasi-organisasi masyarakat seperti Kowani, Dharma Wanita,

XVIII/65

Page 79: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Dharma Pertiwi, Komite Nasional Kedudukan Wanita Indonesia (KNKWI) dan lain-lainnya.

Di bidang pendidikan dan kebudayaan telah dilaksanakan pembakuan dan pembinaan kurikulum pamong belajar/latihan P2W-KSS. Selain itu juga diselenggarakan berbagai latihan/ kursus ketrampilan wanita dan pembinaan pamong belajar. Di tingkat Kabupaten/Kotamadya pada tahun 1981/82 telah dilaksa-nakan pengembangan warga belajar bagi 6.792 orang wanita. Bersamaan dengan kegiatan tersebut ditingkat pusat telah di-laksanakan pula kursus kepemimpinan bagi 346 orang anggota organisasi wanita. Di tingkat Propinsi latihan dan pengem-bangan warga belajar dalam tiga tahun Repelita III barturut-turut mencakup peserta masing-masing 346, 668 dan 560 orang. Di samping itu pengadaan sarana pendidikan ditingkatkan pula antara lain dengan pencetakan setiap tahunnya 24.000 eksem-plar naskah kurikulum. Juga telah diadakan pilot proyek pem-binaan belajar wanita di desa-desa binaan di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tenggara yang diikuti oleh 1.800 orang. Dalam tahun 1981/82 juga telah diadakan lomba desa binaan Ke-luarga Sehat dan Sejahtera (KSS) di 26 Propinsi.

Di bidang kesehatan, Program Peranan Wanita dalam Pem-bangunan Kesehatan (P2WPK) dilaksanakan di 26 propinsi, 282 kabupaten, 564 kecamatan dan 1.128 desa yang mencakup pendi-rian Taman Gizi dengan kegiatan penimbangan anak Balita, pe-nyuluhan kesehatan dan penyuluhan gizi serta penyelenggaraan Kursus Penyegar dalam rangka pembinaan, organisasi wanita. Juga di lakukan penelitian tentang peranan wanita di dalam pembangunan kesehatan.

Pada tahun 1981/82 sasaran wilayah diperluas dengan Pro-pinsi Timor Timur, aehingga mencakup 27 propinsi, 283 kabu-paten, sekitar 1.000 kecamatan dan sekitar 2.000 desa.

Di bidang kesejahteraan sosial pada tahun 1981/82 dise-lenggarakan bimbingan dan latihan berbagai jenis ketrampilan kerja. untuk usaha-usaha ekonomis produktif terhadap 8.046 wa-nita dari keluarga miakin. Selain itu juga telah diselengga-rakan latihan kepemimpinan wanita yang diikuti oleh anggota organisasi sosial di tingkat nasional, propinsi dan kabupaten yang diikuti oleh 1.140 pimpinan wanita yang meliputi antara lain pengetahuan manajemen, cara pendekatan terhadap masyara-kat dan dasar-dasar pekerjaan sosial dalam rangka mengembang-kan kesejahteraan keluarga.

XVIII/66

Page 80: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Di bidang penerangan dalam tahun 1980/81 dan 1g81/82 ke-giatan yang dilaksanakan ialah menyelenggarakan pendidikan bagi berturut-turut 130 dan 100 Juru Penerangan (Jupen) Wani- ta dari semua propinsi. Kegiatan ini telah dilengkapi pula dengan penyediaan bahan-bahan publikasi, penerbitan khusus, poster dan lain-lain melalui kegiatan penerangan umum dan me-lalui siaran wanita dan pembangunan. Kegiatan Siaran Wanita dan Pembangunan telah menyediakan paket siaran radio pada ti- ga tahun Repelita III berturut-turut 8.440, 7.665 dan 5.803 paket siaran RRI serta berturut-turut 51, 33 dan 9 paket siaran TVRI.

Di samping itu telah diselenggarakan pula latihan ketrampilan bagi para pelaksana siaran radio dan televisi, yaitu 40 orang penulis naskah dan produser siaran Wanita dan Pemba-ngunan tahun 1979/80 dan 42 orang pada tahun 1980/81. Padatahun 1981/82 PFN telah pula memperaiapkan 3 paket film doku-menter tentang peni ngkatan peranan wanita.

Untuk meningkatkan peranan wanita tani dan nelayan, telah dilaksanakan latihan, kursus dan penyuluhan mengenai penge-nalan dan cara-cara pemanfaatan teknologi baru dalam bidang produksi, cara-cara penyimpanan dan pemanfaatan hasil-hasil pertanian terutama dalam rangka perbaikan gizi keluarga. Di samping itu juga disebar luaskan kegiatan cara-cara pemanfa-atan tanah pekarangan untuk perbaikan gizi keluarga melalui tanaman pekarangan, usaha peternakan dan perikanan. Kegiatan tersebut pada tahun 1981/82 mencakup 26 propinsi meliputi 295 unit yang terdiri dari 510 kelompok Wanita Tani. Pada tahun 1979/80 belum ada kegiatan pada kelompok wanita nelayan, ke-mudian dimulai pada 41 kelompok dalam tahun 1980/81 dan dite-ruskan dalam tahun 1981/82 pada 80 kelompok Wanita Nelayan.

Di bidang pembangunan desa pada tahun 1981/82 telah dise-lenggarakan kursus PKK bagi Pengurus Seksi PKK dalam LKMD me-liputi 65.127 desa dan kelurahan dengan sasaran 10.000 orang.

Di bidang perdagangan dalam tahun 1981/82 kegiatan pembi-naan Peranan Wanita dilaksanakan melalui penataran dan kon-sultasi terhadap 1.105 wanita pedagang/pengusaha pada 16 pro-pinsi, konsultasi lanjutan terhadap 2.531 wanita pedagang/pe-ngusaha yang telah ditatar, serta penerbitan brosur bahan in-formasi dan penyuluhan sekitar 2.500 eksemplar.

Di bidang koperasi pada tahun 1981/82 telah diselenggara-kan kegiatan pendidikan dan latihan perkoperasian wanita pe-desaan di Pusat dan di propinsi-propinsi.

XVIII/67

Page 81: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

Di bidang tenaga kerja pada tahun 1981/82 telah diadakan kegiatan peningkatan peranan buruh wanita dan peningkatan te-naga kerja wanita, melalui pengujian-pengujian produktivitas serta peningkatan ketrampilan tenaga kerja wanita. Usaha-usa-ha tersebut dilaksanakan secara terpadu dengan usaha perlin-dungan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja wanita se-perti pembinaan tempat penitipan anak, fasilitas keluarga be-rencana dan program kejar (bekerja sambil belajar) dan pendi-dikan ketrampilan, yang mencakup 18.045 orang.

Kegiatan di bidang transmigraai pada tahun 1979/80 dan 1980/81 meliputi latihan bagi wanita transmigran terpilih, penerapan teknologi masuk desa dan lain-lain yang dilaksana- kan berturut-turut di 3 dan 6 propinsi.

Di bidang agama untuk pertama kali pada tahun 1979/80 te-lah diadakan penyuluhan Undang-Undang Perkawinan bagi 65 orang pimpinan organisasi wanita tingkat pusat. Sedangkan pe-laksanaan peningkatan peranan wanita baru diprogramkan pada tahun 1981/82 dengan kegiatan penataran/penyuluhan materi Undang-Undang Perkawinan bagi 170 peserta tingkat Pusat dan Propinsi serta 348 kelompok ibu-ibu rumah tangga yang men-jangkau sejumlah sekitar 20.000 ibu rumah tangga baik diting-kat Kabupatan maupun ditingkat pedesaan. Di samping itu dise-diakan sejumlah buku-buku pedoman mengenai pelaksanaan Undang Undang Perkawinan disertai peraturan pelaksanaannya.

Di bidang hukum pada tahun 1981/82 telah dimulai penyu-sunan naskah akademis peraturan perundang-undangan tentang peranan wanita didalam pembangunan.

Untuk memberikan kesempatan dan meningkatkan ketrampilan kepada pemuka-pemuka wanita desa yang terpilih diadakan wi-dya-wisata dengan mengunjungi Kabupaten-kabupaten atau Pro-pinsi-propinai dan secara langsung mempelajari kegiatan pe-ningkatan peranan wanita yang telah berhasil dengan cara pe-ngamatan dan diskusi. Sehubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut diatas dalam tahun 1980/81 telah mulai dirintis pem-bentukan Pusat Dokumentasi dan Informasi yang berfungai seba-gai "Clearing house" yang bertujuan untuk meningkatkan pe-ngertian yang lebih baik mengenai keadaan, potensi dan kebu-tuhan wanita dan anak. Kegiatan ini antara lain meliputi pengadaan fasilitas pengumpulan dokumentasi dan penyimpanan data mengenai wanita dan anak dalam bentuk atatiatik, pener-bitan berkala majalah Wanita dalam Pembangunan dengan oplaag 10.000 eksemplar. Lain dari pada itu dalam rangka menyusun pemetaan peranan wanita diaeluruh tanah air yang bertujuan

XVIII/68

Page 82: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah

untuk penyusunan program peningkatan peranan wanita yang te-pat serta sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang berbeda-beda maka pada tahun 1981/82 telah dilatih tenaga survai se-banyak 18 orang sarjana peneliti.

Dalam tahun 1981 telah diselenggarakan suatu lokakarya nasional mengenai peranan wanita dalam pembangunan pedesaan dengan thema "Peningkatan peranan wanita dalam pembangunan dan kedudukannya dalam perencanaan dan proses pengambilan ke-putusan" yang diikuti oleh 12 Departemen dan Lembaga Non De-partemen, 15 Peneliti dari Perguruan Tinggi, 7 orang ilmuwan dan Bappeda dari 26 propinsi.

Selain itu dalam tahun 1981/82 telah diselenggarakan pro-yek perintis Bina Keluarga dan anak Balita di 3 kelurahan pada 3 kota : Semarang, Cirebon dan Ujung Pandang.

Di bidang Internasional dalam rangka menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap wanita, Indonesia telah ikut serta dalam suatu Konferensi Dasawarsa PBB bagi wanita di Copenhagen pada tahun 1980 yang menetapkan bahwa semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama di dalam hukum dan pe-merintahan sehingga segala bentuk diskriminasi terhadap wani-ta harus dihapuskan. Sebagai tindak lanjut Konperensi ini, Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan langkah-langkah me-ratifikasi konvensi tersebut.

Lain dari pada itu di bidang kerjasama ASEAN sebagai hasil pertemuan wanita ASEAN tahun 1981 di Jakarta dibentuk wadah "ASEAN WOMEN'S PROGRAMMES" dan "ASEAN CONFEDERATION OF WOMEN'S ORGANIZATIONS" (ACWO). AWP untuk 3 tahun pertama berkedudukan di Indonesia dan Indonesia juga telah terpilih sebagai Ketua AWP serta Ketua ACWO untuk 2 tahun pertama.

XVIII/69

Page 83: KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN ... · Web viewPeningkatan pelayanan kesehatan dalam Rumah Sakit diarahkan untuk terselenggaranya upaya pemerataan dan peningkatan pelayanan. Langkah