kesehatan kerja dan pak

33
1. KESEHATAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA dr. H. M. SULAKSMONO MS. MPH. SpOk Bag. Hiperkes – Keselamatan Kerja FKM UNAIR 2. PEMBANGUNAN Penggunaan Teknologi Dampak positif Dampak negatif- Kualitas hidup meningkat - Penyakit akibat kerja- Peningkatan pendapatan - Kecelakaan (GNP dan IPC) - Pencemaran - Polusi, dll 3. Produksi GNP IPCPertimbanganuntungruginyaBahaya kesehatan perlindungan kesehatan masyarakat masyarakat sekitar perusahaan tenaga kerja - DINKES - DEPNAKER - PEMDA - ( DINKES ) 4. Pengertian Kesehatan Kerja Menurut ILO dan WHO Kesehatan Kerja adalah: aspek / unsur kesehatan yang erat bertalian dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang secara langsung / tak langsung dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja

Upload: ardane

Post on 13-Aug-2015

66 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kesehatan Kerja Dan PAK

1. KESEHATAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

dr. H. M. SULAKSMONO MS. MPH. SpOk Bag. Hiperkes –

Keselamatan Kerja FKM UNAIR

2. PEMBANGUNAN Penggunaan Teknologi Dampak positif

Dampak negatif- Kualitas hidup meningkat - Penyakit akibat

kerja- Peningkatan pendapatan - Kecelakaan (GNP dan IPC) -

Pencemaran - Polusi, dll

3. Produksi GNP IPCPertimbanganuntungruginyaBahaya

kesehatan perlindungan kesehatan masyarakat masyarakat

sekitar perusahaan tenaga kerja - DINKES - DEPNAKER -

PEMDA - ( DINKES )

4. Pengertian Kesehatan Kerja Menurut ILO dan WHO

Kesehatan Kerja adalah: aspek / unsur kesehatan yang erat

bertalian dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang secara

langsung / tak langsung dapat mempengaruhi kesehatan tenaga

kerja

5. Menurut Suma’mur 1994 Kesehatan kerja adalah :

Spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta

prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja

memperoleh derajat kesehatan setinggi- tngginya baik fisik atau

Page 2: Kesehatan Kerja Dan PAK

mental maupun sosial, dengan usaha – usaha preventif dan

kuratif terhadap penyakit – penyakit atau gangguan – gangguan

kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan

kerja, serta terhadap penyakit – penyakit umum.

6. Tujuan Kesehatan KerjaMeningkatkan dan memelihara

derajatkesehatan tenaga kerja yang setinggi- tingginyanbaik

jasmani, rohani maupun sosial untuksemua lapangan

pekerjaanMencegah timbulnya gangguan kesehatan yang

disebabkan karena kondisi kerjaMelindungi tenaga kerja dari

bahaya kesehatan yang timbul akibat pekerjaanMenempatkan

tenaga kerja pada suatulingkungan kerja yang sesuai dengan

kondisi fisik / faal tubuh dan mental psikologistenaga kerja yang

bersangkutan

7. Kesehatan Kerja dan Produktivitas lingkungan kerja

beban kerja Kapasitas kerja

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan

produktivitas tenaga kerja Beban kerja Beban tambahan dari

lingkungan kerja Kapasitas kerja Untuk mendapat derajat

kesehatan tenaga kerja yang optimal dan produktivitas kerja yang

Page 3: Kesehatan Kerja Dan PAK

tinggi, maka ketiga faktor itu hendaklah dalam keseimbangan

yang serasi

9. a. Beban kerjaSetiap pekerjaan merupakan beban bagi

pelakunya. Beban kerja tersebut dibagi menjadi : Beban fisik :

mengangkat, memikul, dll Beban mental : pada manajer,

pengusaha Beban sosial : pada pekerja sosial

10. Environmental Factors - Stresses 1. Chemical hazard 2.

Physical hazard 3. Biological hazard 4. Ergonomic hazard 5.

Psychosocial

11. b. Beban tambahan dari lingkungan kerja Secara garis

besar faktor dan lingkungan kerja yang dapat mengganggu

kesehatan tenaga kerja adalah : Faktor Fisik berupa : 1. suara

kebisingan 2. suhu / iklim : suhu panas, suhu dingin 3. radiasi :

meng-ion, tidak meng-ion 4. tekanan udara 5. penerangan 6.

getaran

12. c. Kapasitas kerjaKapasitas kerja seseorang sangat

dipengaruhi oleh : 1. ketrampilan 2. kesegaran jasmani dan

rohani 3. keadaan kesehatan 4. tingkat gizi 5. jenis kelamin 6.

umur 7. ukuran-ukuran tubuh (anthropometri)

Page 4: Kesehatan Kerja Dan PAK

13. Pekerja dapat terkena 3 macam penyakitGeneral

diseaseWork related diseaseOccupational disease

14. • General disease : penyakit yang mengenai pada

masyarakat umum (general disease). Misal : influenza, sakit

kepala• Work related disease : penyakit yang berhubungan /

terkait dengan pekerjaan, namun bukan akibat karena pekerjaan.

Misal : asma, TBC• Occupational disease : penyakit yang

disebabkan karena pekerjaannya / lingkungan kerja. Misal :

keracunan Pb, asbestosis

15. Di Indonesia istilah / nama penyakit akibat kerja

(occupational disease) ada 2 : 1. penyakit akibat kerja 2. penyakit

yang timbul karena hubungan kerja• Prinsip : kedua penyakit

adalah sama

16. Pada dasarnya penyakit aikbat kerja adalah sama

dengan penyakit yang timbul karena hubungan kerja.

Perbedaannya hanya pada :Penyakit akibat kerja Penyakit

hubungan kerja- Diatur oleh kep.men. - Diatur dalam kep.pres.

No.01/MEN/1981 No.22/KEPRES/1993- Meliputi 30 jenis

penyakit - Meliputi 31 jenis penyakit31 jenis penyakit 30 jenis

Page 5: Kesehatan Kerja Dan PAK

penyakit + 1 klausul = penyakit yang disebabkan oleh bahan

kimia lainnya termasuk obat

17. Occupational Disease (penyakit akibat kerja)• “… the

relationship to specific causative factors at work has been fully

established and the factors concerned can be identified, masured

and eventually controlled.” (WHO 1985) “… keterkaitan dengan

faktor penyebab spesifik dalam pekerjaan, sepenuhnya

dipastikan dan faktor tersebut dapat diidentifikasi, diukur dan

dikendalikan.”

18. • “… having specific or a strong relation to occupation,

generally with only one causal agents and recognized as such.”

(ILO 1993) “… mempunyai hubungan spesifik atau kuat dengan

pekerjaan, umumnya hanya dengan satu agen penyebab dan

dikenal macamnya.”

19. Work Related Disease (penyakit yang berkaitan dengan

pekerjaan)• “… may be partially caused by adverse working

conditions. They may be aggravated, accelerated, or exacerbated

by work place exposure and may impair working capacity.

Personal characteristics, environmental, and socio cultural factors

usually play a role as risk factors and are more often common

Page 6: Kesehatan Kerja Dan PAK

that occupational disease.” (WHO 1985) “… mungkin sebagian

disebabkan oleh kondisi kerja yang kurang baik. Penyakit dapat

diperberat, dipercepat atau kambuh oleh pemaparan di tempat

kerja dan dapat mengurangi kapasitas kerja. Sifat perorangan,

lingkungan dan faktor sosial budaya umumnya berperanan

sebagai faktor resiko dan lebih umum dari pada penyakit akibat

kerja.”

20. Work related disease (penyakit yang berkaitan dengan

pekerjaan)• “… with multiple causal agents, where factors in the

work environment may ply a role, together with other risk factors,

in the development of such disease, which have a complex

etiology.” (ILO 1993)• “… disertai agen penyebab yang banyak,

dimana faktor-faktor di tempat kerja berperanan bersama dengan

faktor resiko lainnya, dalam pengembangan penyakit yang

memiliki penyebab yang kompleks.”

21. Diseases Affecting Working Population / “General

Disease”Penyakit yang mempengaruhi populasi pekerja,

“Penyakit Umum” dijumpai juga pada masyarakatContoh :wabah

penyakit menular masyarakat umum pekerja tenaga kerja

Page 7: Kesehatan Kerja Dan PAK

22. Perbedaan antara occupational disease dengan work

related disease Occupational disease Work related disease-

Terdapat pada populasi - Menimpa masyarakat pekerja (occurs

mainly umum (occurs largerly among working population in the

community)- Penyebab spesifik - Penyebab banyak faktor-

Adanya paparan pada - Pemaparan pada tempat tempat menjadi

hal yang kerja-mungkin menjadi penting untuk mendapat salah

satu faktor perhatian- Tercatat dan mendapat - Mungkin akan

tercatat dan ganti rugi (notifiable and mungkin akan mendapatkan

compensable) ganti rugi (may be notifiable and compensable)

23. Penyakit akibat kerja sama dengan penyakit yang timbul

karena hubungan kerjaDaftar Penyakit Permen TK dan Trans No.

01./1981 : 30 jenis Keppres RI No. 22/1993 : 31 jenisNomor dan

urutan SAMA, tambahan No. 31 pada Keppres 22/1993 “Penyakit

yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat”

24. Kemungkinan timbulnya penyakit pada tenaga kerja

pekerja Penyakit akibat kerja = penyakit yang timbul karena

hubungan kerja (occupational disease) berhak atas jaminan

kecelakaan kerja (memperoleh santunan kompensasi)

COMPENSABLE Work related disease (penyakit yang berkaitan

dengan pekerjaan) NON COMPENSABLE Diseases affecting

Page 8: Kesehatan Kerja Dan PAK

working population / “General Disease” (penyakit yang

mempengaruhi populasi pekerja. “Penyakit Umum dijumpai juga

pada masyarakat umum) NON COMPENSABLE

25. International text book Terdapat 2 istilah :1.

Occupational disease2. Work related disease Kedua group ada

perbedaan

26. Penyakit Akibat Kerja (PAK)= penyakit jabatan=

occupational diseaseDefinisi PAK : penyakit / gangguan

kesehatan yang disebabkan / diakibatkan oleh pekerjaannya atau

diperoleh pada masa waktu melakukan pekerjaan. (dan pada

masyarakat umum biasanya tidak akan terkena)

27. I. Kesehatan Kerja H A EH : host (penjamu) pekerja

workerA : agent (penyebab) material / machine / tool (bahan /

mesin / material)E : environment (lingkungan) lingkungan kerja

(work environment)

28. Penyakit Akibat Kerja (PAK)Kasus sering datang ke

tempat praktekPAK sering tak terdiagnosis

Page 9: Kesehatan Kerja Dan PAK

29. KASUS 1Seseorang datang dengan : sakit perut,muntah

disangka apendisitis laludioperasi ternyata : intoksikasi Pb

skrining karyawan lainnya

30. KASUS 2Seorang karyawan industri logam

mengeluhfatigue, pusing dan sakit kepalaDokter perusahaan

menyangka OK terpaparmetilen klorid, konsultasi kepada ahli

PAK,disarankan mengurangi bahan pelarut tersebut.Para

karyawan mengusulkan perbaikanlingkungan kerja dan dipenuhi

pimpinanperusahaan.Keluhan – keluhan tidak ada lagi

31. Undang – Undang KewajibanMelaporkan Penyakit

Akibat KerjaPeraturan Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi

No. Per 01/MEN/1981Penyakit akibat kerja : adalah

setiappenyakit yang disebabkan olehpekerjaan atau lingkungan

kerjaKeadaan ini harus dilaporkan palinglama 2 x 24 jam

32. Alasan – alasan rendahnya laporan PAKKetidaktahuan

dalam menegakkandiagnosaPerusahaan kuatir terhadap

gantirugiHambatan – hambatan under teknis dan admininstratif

reported

33. Kesulitan Ketidaktahuan diagnosa KESULITAN

DIAGNOSAPAK tidak khas (wizing oleh platina =wizing sebab

Page 10: Kesehatan Kerja Dan PAK

lain)Masa laten yang dapat lamaMahasiswa kedokteran kurang

mendapat kuliah ked.kerjaDokter dalam masyarakat

kurangmendapat latihan dalam kedok.kerja

34. Membedakan jenis penyakit tersebut seringkali tidak

mudahPerlu : - Expertise / keahlian - Konsultasi – komunikasi -

Data pendukung yang akurat

35. “Fenomena gunung es” Penyakit Akibat KerjaDilaporkan

PAK dikenal sebagai penyakit yang ada Tidak kaitan dengan

pekerjaandilaporkan ada upaya medik, namun hubungan sebab-

akibat timbulnya penyakit tidak jelas ada gejala, tapi tidak diteliti

lebih lanjut terpapar, gejala penyakit tidak ada

36. Peraturan perundangan sehubungan dengan penyakit

akibat kerja dan penyakit hubungan kerja Keppres RI No 22/1993

tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja Peraturan

menteri tenaga kerja dan transmigrasi No 02/MEN/1980 tentang

pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan

keselamatan kerja Peraturan menteri tenaga kerja dan

transmigrasi No 01/MEN/1981 tentang kewajiban melapor

penyakit akibat kerja Keputusan menteri tenaga kerja RI No :

KEPTS 333/ MEN/1989 tentang diagnosis dan pelaporan

Page 11: Kesehatan Kerja Dan PAK

penyakit akibat kerja UU No 3 1992 tentang JAMSOSTEK PAK

termasuk kecelakaan kerja, berhak mendapatkan ganti rugi Kep.

Men. Tenaga kerja dan trans. No.Kep. 79/MEN/2003 pedoman

diagnosis dan penilaian cacat karena kecelakaan dan penyakit

akibat kerja

37. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.

PER 01/MEN/1981 Kewajiban Melaporkan PAK PAK : setiap

penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan / lingkungan kerja

Keadaan ini harus dilaporkan paling lama 2 x 24 jam

PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJAPengurus

perusahaan wajib: - melakukan tindakan preventif agar penyait

akibat kerja tidak terulang - menyediakan alat pelindung diri untuk

digunakan tenaga kerjaTenaga kerja Wajib : - memberi

keterangan pada dokter - memakai APD - memenuhi syarat

pencegahan PAK - meminta kepada pengurus agar

melaksanakan syarat pencegahan Berhak : menyatakan

keberatan kerja bila pencegahan PAK diragukan olehnya

38. Kepmen TK No. Kepts 333/Men/1989 Diagnosis dan

pelaporan penyakit akibat kerjaPasal 3 1. Diagnosis penyakit

akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan klinis

dan pemeriksaan kondisi pekerjaan serta lingkungannya untuk

Page 12: Kesehatan Kerja Dan PAK

membuktikan sebab akibat penyakit dan pekerjaan 2. Jika

mendapat keraguan, konsultasikan kepada dokter penasehat

atau dokter ahli yang bersangkutan 3. Setelah ditegakkan

diagnosa, dokter pemeriksa membuat laporan medikPasal 4

Pelaporan dalam 2 x 24 jam kepada Kadisnaker setempat, dalam

amplop tertutup, bersifat rahasia untuk dievaluasi dokter

penasehat

39. No. KEPTS.333/MEN/1989Diagnosis dan Pelaporan

Penyakit Akibat Tenaga Kerja Identitas Anamnesis Hasil

pemeriksaan mental dan fisik (status present) Hasil pemeriksaan

lingkungan kerja Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja Resume,

yang meliputi faktor – faktor Kesimpulan, yaitu : penderita /

tenaga kerja yang bersangkutan menderita / tidak menderita

penyakit akibat kerja; diagnosis; diagnosis menurut klasifikasi

internasional penyakit (International Classification of Disease

atau ICD)

40. Keppres RI No.22/1993 tentang penyakit yang timbul

karena hubungan kerjaPenyakit yang timbul karena

hubungankerja adalah penyakit yang disebabkanoleh pekerjaan

atau lingkungan kerjaTerdapat jaminan seperti kec kerjaHak

Page 13: Kesehatan Kerja Dan PAK

jaminan paling lama 3 th terhitungsejak hubungan kerja tersebut

berakhir

41. 5 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA YANG

BERPENGARUHPADA KESEHATAN, EFISIENSI DAN

PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KERJA

42. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB1. Golongan / faktor

fisik2. Golongan / faktor kimia3. Golongan / faktor biologis

(hayati)4. Golongan / faktor fisiologis5. Golongan / faktor

psychologis (mental)

43. Faktor Fisik kebisingan, suhu dan kelembaban,

kecepatan aliran udara / angin, getaran / vibrasi mekanis, radiasi

gelombang elektromagnetik dan tekanan udara / atmosfir Faktor

Kimia gas, uap, debu, kabut / mist. Fume asap, larutan dan zat

padat

44. Faktor Biologis bakteri, virus, tumbuh-tumbuhan dan

hewan Faktor fisiologis sikap dan cara kerja, jam kerja dan

istirahat Faktor mental psikologis suasana kerja, hubungan

antara karyawan dan pengusaha pemilihan kerja dan lain-lain

Page 14: Kesehatan Kerja Dan PAK

45. Faktor – faktor yang cukup dapat mengganggu daya

kerja seorang tenaga kerjaSebagai contoh :2. Penerangan yang

kurang cukup intensitasnya adalah sebab kelelahan mata3.

Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran

dan akibat kelelahan psikologis4. Gas – gas dan uap diserap

lewat pernafasan dan mempengaruhi penggunaan optimal alat

pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara5. Debu – debu

yang dihirup paru – paru mengurangi penggunaan optimal alat

pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara6. Parasit –

parasit yang masuk tubuh akibat higiene di tempat kerja yang

buruk menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerjanya7.

Sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja menyebabkan

timbulnya kelelahan atau kurangnya fungsi maksimal alat – alat

tubuh tertentu8. Hubungan kerja yang tidak sesuai dapat

menyebabkan bekerja lamban atau setengah - setengahnya

46. Faktor Fisik mis: penggergaji pengebor jalan Getaran

lokal (tool hand vibration) - terjadi penyempitan tangan

pucatGETARAN pembuluh darah “White Finger Induced

Vibration”(vibration) - kerusakan jaringan & (Raynoud

Phenomena) tulang sendi tangan Getaran seluruh tubuh (whole

Page 15: Kesehatan Kerja Dan PAK

body vibration) - tulang belakang sakit - motion sickness mis.

Pengemudi traktor / truk

47. AUDITOR ketulian - pengaruh pada “occupational

telinga deafness” KEBISINGAN(unwanted sound) NON

AUDITOR - gangguan emosi - pengaruh bukan - gangguan

komunikasi pada telinga - gangguan tidur dll

48. II. Golongan / Faktor Kimia (chemis) Debu mineral :

asbestosis, silicosis, siderosis organik : allergic alveolitis allergic

Gas gas CO, HCN, H2S asphyxia gas NH3, Cl2, SO2 irritant

Uap sebabkan : asthma, dermatitis Fume partikel zat padat :

metal fume fever benign pneumoconiosis Larutan alergi :

dermatitis irritant : kontak dermatitis (asam basa kuat) (ulcus)

49. III. Golongan / Faktor Biologis (hayati) Bakteri :

penyakit Antrax pekerja menyamak penyakit Brucella kulit /

penjagal Virus : binatang ternak manusia, penyakit mulut dan

kuku Fungus (jamur) : Pityriasis veriscolor Histoplasmosis

Cacing : ankylostomiasis A. duodenale pekerja tambang /

perkebunan Serangga : gigitan dermatitis, shock Tumbuhan :

getahnya dermatitis

Page 16: Kesehatan Kerja Dan PAK

50. IV. Golongan / Faktor Fisiologis Sikap fisik Sikap

badan yang kurang baik - LBP (low back pain) - HNP (hernia

nukleus pulposus) Berdiri terus-menerus - varises - platvoet

Konstruksi mesin Konstruksi jelek cepat payah Menyangkut

masalah ergonomi Penyesuaian alat / lingkungan kerja manusia

“How to fit the job to the man” & “How to fit the man to the job”

51. V. Golongan / Faktor PsychologisManagerial illness pek.

Memimpin > batas kemampuanThe wrong man in the wrong

placepekerjaan yang tidak cocok dengan bakat

danpendidikannyaAbsenteeisme - tidak dapat bekerja sama -

rasa cemas sebabkan tukak rasa kuatir lambungAccident

proness : kecenderungan kecelakaanAbsent mindedness:

kesungguhan berfikir (-)Work turn over : lekas jemu

pindahpekerjaan

52. CONTOH BAHAYA POTENSIAL[BERDASARKAN

LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA

LOKASI PEKERJA YGBAHAYA POTENSIAL PALING

BERESIKO FISIK BISING IPS-RS, LAUNDRY, KARYAWAN YG

DAPUR, CSSD, GEDUNG BEKERJA DI GENSET-BOILER, IPAL

LOKASI TSB GETARAN RUANG MESIN-2 DAN PERAWAT,

PERALATAN YG MENG- CLEANING HASILKAN GETARAN

Page 17: Kesehatan Kerja Dan PAK

SERVICE, DLL (RUANG GIGI, DLL) DEBU GENSET, BENGKEL

PETUGAS SANITA- KERJA, LABORATORIUM SI, TEKNISI

GIGI, GIGI, GUDANG REKAM PETUGAS IPS DAN MEDIS,

INCINERATOR REKAM MEDIS PANAS CSSD, DAPUR,

LAUNDRY PEKERJA DAPUR, INCINERATOR, BOILER

PEKERJA LAUNDRY PETUGAS SANITA- SI DAN IP-RS

53. CONTOH BAHAYA POTENSIAL[BERDASARKAN

LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA

LOKASI PEKERJA YGBAHAYA POTENSIAL PALING

BERESIKO FISIK RADIASI X-RAY, OK YANG MENG- AHLI

RADIOLOGI, GUNAKAN C-ARM, RADIOTERAPIST RUANG

FISIOTERAPI, DAN RADIOGRA- UNIT GIGI FER, AHLI FISIO-

TERAPI DAN PETUGAS RONTGEN GIGIKIMIA DESINFEKTAN

SEMUA AREA PETUGAS KEBER- SIHAN, PERAWAT

CYTOTOXICS FARMASI, TEMPAT PEKERJA FARMASI,

PEMBUANGAN LIMBAH, PERAWAT, PETU- BANGSAL GAS

PENGUMPUL SAMPAH ETHYLENE OXIDE KAMAR OPERASI

DOKTER, PERAWAT

54. CONTOH BAHAYA POTENSIAL[BERDASARKAN

LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA

LOKASI PEKERJA YGBAHAYA POTENSIAL PALING

Page 18: Kesehatan Kerja Dan PAK

BERESIKO KIMIA FORMALDEHYDE LABORATORIUM,

KAMAR PETUGAS KAMAR MAYAT, GUDANG MAYAT,

PETUGAS FARMASI LABORATORIUM DAN FARMASI

METHYL : RUANG PEMERIKSAAN PETUGAS/DOKTER

METHACRYLATE, GIGI GIGI, DOKTER Hg (AMALGAM)

BEDAH, PERAWAT SOLVENTS LABORATORIUM, TEKNISI,

PETUGAS BENGKEL KERJA, SEMUA LABORATORIUM, AREA

DI RUMAH SAKIT PETUGAS PEMBERSIH GAS-GAS RUANG

OPERASI GIGI, DOKTER GIGI, ANESTESI OK, RUANG

PEMULIHAN PERAWAT, DOKTER BEDAH, DOKTER /

PERAWAT ANESTESI

55. CONTOH BAHAYA POTENSIAL[BERDASARKAN

LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA

LOKASI PEKERJA YGBAHAYA POTENSIAL PALING

BERESIKOBIOLOGIK AIDS, HEPATITIS IGD, KAMAR

OPERASI, DOKTER, DR GIGI, B DAN NON A – RUANG

PEMERIKSAAN PERAWAT, NON B GIGI, LABORATORIUM,

PETUGAS LABORA- LAUNDRY TORIUM, SANITA- SI DAN

LAUNDRY CYTOMEGALOVIR RUANG KEBIDANAN,

PERAWAT, DOKTER US RUANG ANAK YG BEKERJA DI BAG.

IBU & ANAK RUBELLA RUANG IBU DAN ANAK DOKTER DAN

Page 19: Kesehatan Kerja Dan PAK

PERAWAT TUBERCULOSIS BANGSAL, LABORATORI-

PERAWAT, PETU- UM, RUANG ISOLASI GAS LABORATO-

RIUM, FISIOTERAPIS

56. CONTOH BAHAYA POTENSIAL[BERDASARKAN

LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA

LOKASI PEKERJA YGBAHAYA POTENSIAL PALING

BERESIKOERGONO- PEKERJAAN YG AREA PASIEN DAN

PETUGAS YG MIK DILAKUKAN TEMPAT PENYIMPANAN

MENANGANI SECARA MANUAL BARANG (GUDANG) PASIEN

DAN BARANG POSTUR YG SEMUA AREA SEMUA

KARYAWAN SALAH DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN

PEKERJAAN YG SEMUA AREA DOKTER GIGI, BERULANG

PETUGAS PEMBER- SIH, FISIOTERAPIS SOPIR, OPERATOR

KOMPUTER, YG BERHUBUNGAN DGN PEKERJAAN JURU

TULIS

57. CONTOH BAHAYA POTENSIAL[BERDASARKAN

LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA

LOKASI PEKERJA YGBAHAYA POTENSIAL PALING

BERESIKOPSIKO- SERING KONTAK SEMUA AREA SEMUA

KARYAWANSOSIAL DENGAN PASIEN, KERJA BERGILIR,

KERJA BERLEBIH, ANCAMAN SECARA FISIK

Page 20: Kesehatan Kerja Dan PAK

58. Setiap manusia atau pekerja (worker) mempunyai

“kekhususan” (kekarakteristikan) sendiri sebagai individual

difference karena beberapa hal : 1. Physical ability (kemampuan

fisik tenaga kerja) 2. Mental ability (kondisi dan kestabilan

mental) 3. Knowledge (tingkat pengetahuan) 4. Habits

(kebiasaan) 5. Personality (kepribadian) 6. Character traits

(karakter)

59. pekerjaan kebutuhan untuk melangsungkan kehidupan

beban ≈ kekerasanFisik psikisBila tdk dikendalikan dg baik konflik

stress kerja

60. stress kerja psikologi kerja bila tdk teratasi ciptakan iklim

kerja yg tenang, mantap, serasi, aman- Kelelahan ketenangan

bekerja/berusaha- Tingkat kesehatan- Semangat & prestasi kerja

motivasi / prestasi kerja- Produktivitas kerja produktivitas kerja

61. Alasan –alasan rendahnya laporan penyakit akibat kerja

(PAK) Ketidaktahuan dalam menegakkan diagnosa

Perusahaan khawatir terhadap ganti rugi Hambatan – hambatan

teknis dan administratif

62. Kesukaran / Problema Mendiagnosa PAK1. PAK relatif

> sulit ditegakkan diagnosanya, karena banyak PAK

Page 21: Kesehatan Kerja Dan PAK

gambarannya mirip penyakit umum2. Berbagai PAK mempunyai

waktu inkubasi yang lama3. Kurangnya sarana bantu untuk

mendiagnosa PAK4. Kurang training / kemampuan dokter untuk

mendiagnosa PAK

63. Deteksi DiniPERLINDUNGANPENCEGAHANMelalui :

Informasi umum Identifikasi potensi bahaya Pemeriksaan /

pengujian

64. Informasi UmumProses produksi : awal – akhir, produk

sampingan“Walk through survey”Informasi /keluhan pekerjaData /

rekam medikJenis pekerjaanTenaga kerja terpapar

65. Identifikasi Potensi BahayaSuhu, bising, getaran,

radiasi, tekanan udaraBahan kimia, solven, gas, uapDebu,

seratVirus, bakteri, parasit, jamurCara / posisi / sikap kerja /

repetitifPerilaku, kebiasaan

66. Pemeriksaan / Pengujian Tempat / lingkungan kerja :

pengujian secara detail Kesehatan pekerja : awal, berkala,

khusus fisik, Lab, RO, audiometri, spirometri Biomedik / biologik

: bahan kimia / metabolit Analisis Resiko

Page 22: Kesehatan Kerja Dan PAK

67. Kesehatan Tenaga Kerja dan Lingkungan KerjaPotensi

bahaya tenaga kerja pengaruh/ resiko terpapar

berakibatLingkungan kerja terserap tidak berakibat- Identifikasi

pemeriksaan kesehatan - Sehat- Pengujian pemantauan biologik

- Gangguan- Pengendalian kesehatan - Penyakit

68. Pemikiran / Predict Adanya Dugaan PAK1. Adanya

pemaparan yang adekwat : - konsentrasi (C) - waktu (T)2.

Adanya absorbsi3. Adanya gejala keracunan mirip bahan yang

dicurigai4. Adanya penyakit yang diderita beberapa orang

pekerja sama

69. Langkah – langkah untuk menegakkan diagnosa PAK1.

Anamnesa riwayat penyakit dan pekerjaan2. Pemeriksaan

klinis3. Pemeriksaan laboratoris4. Pemeriksaan rontgenologis5.

Pemeriksaan ruang / tempat / alat / bahan kerja6. Hubungan

bekerja / tidak bekerja gejala penyakit

70. LANGKAH DIAGNOSA Anamnesa riwayat penyakit

dan pekerjaan - penyakit lampau klaim di tempat baru - pabrik

kayu playwood - pabrik lem - pabrik tekstil Pemeriksaan klinis

tanda khusus gangguan penyakit tertentu - garis – garis hitam

pada gusi - “WRIST DROP” - anemia - kolik usus

Page 23: Kesehatan Kerja Dan PAK

71. Pemeriksaan laboratoris - “Biological Monitoring” -

faktor pendukung (Pb) dalam darah : < 30 µg / 100 cc (normal)

30-80 µg / 100 cc (absorbsi) > 80 µg / 100 cc (keracunan)

Pemeriksaan radiologis - bagi mereka yang terpapar (expose)

dengan debu untuk cegah penumopniosis - film yang dipakai,

kriteria “ILO”

72. Pemeriksaan tempat / lingkungan kerja

(environmental monitoring) - cara kerja - © bahan – bahan di

lingkungan kerja masih batas normal / tidak Hubungan bekerja /

tdk bekerja gejala penyakit - gejala menurun bila istirahat / libur -

gejala timbul lagi bila masuk contoh : kontak bahan kimia

“dermatosis “ pada byssinosis “Monday Feeling” “Monday

Sickness” rasa sesak timbul pada hari Senin

73. Pencegahan / Prevention PAK1. Substitusi2. Isolasi3.

Ventilasi umum4. Ventilasi keluar setempat (lokal exhausters)5.

Alat pelindung perorangan (personal protektive equipment)6.

Pemeriksaan kesehatan : sebelum kerja, rutin, khusus7.

Penerangan sebelum kerja8. Pendidikan kesehatan (H.E)

74. Pencegahan penyakit akibat kerjaMeliputi : Substitusi :

melakukan penggantian alat / bahan yang lebih aman. Misal :

Page 24: Kesehatan Kerja Dan PAK

pada proses sand blasting, yang menggunakan debu pasir /

silika, karena jadi penyebab silikosis diganti dengan Fe, tapi

dapat menyebabkan siderosis, sehingga diganti dengan

aluminium yg lebih aman Isolasi : mengurung alat / bahan yg

berbahaya agar tidak terekspose pekerja

75. Ventilasi umum : memasukkan udara segar ke dalam

ruang kerja agar terjadi pengenceran udara yang telah

terkontaminasi oleh bahan berbahaya agar tidak terpapar pada

pekerja. Misal : penggunaan jendela, kisi-kisi atau exhaust fan

Ventilasi keluar setempat (lokal exhaust) : untuk kontaminan

yang lebih besar karena langsung menghisap pada dekat dengan

sumber kontaminan sehingga tidak sempat menyebar ke ruangan

kerja

76. Alat pelindung diri (APD) : merupakan langkah

terakhir sebagai upaya mencegah paparan dari sumber

kontaminan. Bila tidak ada cara lain yang dapat digunakan atau

kadar emisi / kontaminan terlalu besar Pemeriksaan kesehatan

awal / sebelum bekerja : agar diketahui kondisi kesehatan

pekerja pada awal bekerja, sehingga tidak mengganggu pada

saat melaksanakan pekerjaannya dan sbg data base untuk

mendeteksi munculnya PAK

Page 25: Kesehatan Kerja Dan PAK

77. Pemeriksaan kesehatan : - Berkala / rutin : untuk

memonitoring kondisi kesehatan pekerja, tentang adanya

kemungkinan pengaruh dari pekerjaannya (proses alat atau

bahan kerja) serta lingkungan kerjanya - Khusus : bila ditemukan

adanya pengaruh / gangguan dari pekerjaan pada pekerja, perlu

adanya tindak lanjut guna mengantisipasi kemungkinan

munculnya penyakit akibat kerja

78. Penerangan sebelum bekerja : memberikan informasi

pada pekerja mengenai proses kerja, alat, bahan dan lingkungan

kerja serta kemungkinan munculnya potensi bahaya diharapkan

pekerja dapat bekerja dengan baik dan mampu menghindari

adanya potensi bahaya tersebut Pendidikan kesehatan :

memberikan informasi kepada pekerja agar mampu menjaga dan

selalu meningkatkan kesehatan dirinya. Misal : hygiene

perorangan, pemenuhan gizi, perilaku sehat (tidak merokok,

minuman keras, narkoba), dsb

79. PENGOBATANTerapi PAK : - dipindahkan - istirahat -

obat – obatan - diberhentikanPrognosa tergantung : stadium -

early diagnosis - prompt treatment - disability limitation -

rehabilitasi

Page 26: Kesehatan Kerja Dan PAK

80. Macam Pemeriksaan KesehatanPeraturan Menteri

Tenaga Kerja & Transmigrasi No.PER.02/MEN/1980

Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja = pre placement health

examination = pre employment helath examination Pemeriksaan

kesehatan berkala = periodik health examination = annual helath

examination Pemeriksan kesehatan khusus = special health

examination

81. Klasifikasi hasil pemeriksaan fisikBaik sekali (tidak ada

cacat) dapat bekerja apapun. Misal : seleksi TNIBaik (ada cacat

kecil dapat dikoreksi) dapat bekerja. Misal : caries, koreksi mata,

reflekpatella menurunBaik hanya untuk pekerjaan

tertentumempunyai kekurangan / kecacatan yang

bisamempengaruhi daya kerja. Misal cacat yang sulit

diperbaiki :hernia, sakit jantung, diabetes, TBC yg sudah

tenangTidak baik (punya penyakit yangmembahayakan) tidak

dapat dipekerjakan. Misal : penyakit rohani / jiwa,epilepsi, TBC

aktif

82. Kesimpulan Hasil Pemeriksaan FisikFit for duty : dapat

melakukan segala macam pekerjaan dan tidak ada kelainan fisik

atau cacatFit for duty with minor correctable defect :dapat

melakukan tugas / pekerjaan dengan kelainan ringan yg dapat

Page 27: Kesehatan Kerja Dan PAK

dikoreksi, misalnya gangguan ketajaman penglihatan,

gigiberlubang

83. c. Fit for selected / limited duty : dapat melakukan

pekerjaan atau tugas tertentu yang terbatas karena adanya defek

/ penyekit yg menetap. Tenaga kerja ini dpt melakukan pekerjaan

yg khusus dan ditempatkan pada tempat yg sesuai sekitarnya.

Contohnya seseorang yg buta warna masih dpt ditempatkan pd

unit kerja yg tdk memerlukan persepsi warnad. Unfit for duty :

tidak dapat dipekerjakan pada saat ini. Misalnya sedang

menderita penyakit menular akut, gangguan jiwa dsb.

84. TERIMA KASIH