kesehatan - kementerian ppn/bappenas :: home · web viewrehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan...

29

Click here to load reader

Upload: vuhuong

Post on 12-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

KESEHATAN

411234 - (34).

Page 2: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey
Page 3: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

B A B XI

KESEHATAN

I. PENDAHULUANPelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan dalam

Repelita I ditujukan untuk memperbaiki tingkat kesehatan yang sebaik-baiknya bagi seluruh rakyat. Dengan pembangun-an di bidang kesehatan tersebut diharapkan berkurangnya jumlah penderita, menurunnya angka kematian, meningkatnya umur rata-rata penduduk, serta bertambah tingginya effisiensi dan produktivitas kerja.

Pola kebijaksanaan yang menjadi dasar pelaksanaan pem-bangunan di bidang kesehatan dalam Repelita I adalah sebagai berikut :1. Lebih meningkatkan effisiensi dan lebih meratakan pela-

yanan kesehatan.2. Pengintegrasian usaha kuratif dan preventif melalui in-

tegrasi fungsionil antara unit-unit kesehatan. Hal ini dilaksanakan melalui cara pendekatan bersama antara pelbagai jenis petugas kesehatan dalam memecahkan masa- lah kesehatan. Kebijaksanaan ini sekaligus juga dilaksana- kan untuk mewujudkan konsep kesehatan masyarakat dalam pembangunan di bidang kesehatan.

3. Diutamakan usaha rehabilitasi sarana kesehatan yang telah ada, sedangkan pembangunan baru hanya dilakukan di daerah yang keadaan sarana kesehatannya terbelakang di-bandingkan dengan daerah lain.

4. Perhatian lebih besar diberikan kepada perbaikan kese-hatan di daerah pedesaan dan daerah pusat pembangunan.

5. Meningkatkan dan memperluas tingkat pengetahuan dan kesadaran anggota masyarakat akan cara-cara dan pen-

531

Page 4: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

tingnya perawatan kesehatan, baik kesehatan jasmaniah maupun rokhaniah.

Dalam pada itu pelaksanaan pembangunan di bidang kese-hatan dalam Repelita I dilakukan dengan pola prioritas sebagai berikut :1. Peningkatan pembangunan kesehatan yang menunjang

pelaksanaan program keluarga berencana.2. Peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat, terutama

untuk mendorong turut sertanya masyarakat secara aktif dalam usaha pembangunan di bidang kesehatan.

3. Pencegahan dan penanggulangan wabah serta penyakit rakyat lainnya.

4. Peningkatan jumlah dan mutu tenaga kesehatan.5. Rehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk

obat-obatan dan alat-alat kesehatan).6. Peningkatan penelitian dan survey (kesehatan).

Dengan landasan kebijaksanaan dan pola prioritas tersebut di atas, pembangunan di bidang kesehatan dalam Repelita I dilakukan melalui pelaksanaan program-program pendidikan kesehatan masyarakat, pengembangan sarana kesehatan, pem-berantasan penyakit menular, pemulihan dan peningkatan kesehatan, pengadaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, pendidikan dan latihan (tenaga kesehatan), peningkatan pane-litian dan survey (kesehatan), peningkatan hygiene dan sani- tasi, penyempurnaan effisiensi apparatur serta penyempurnaan prasarana fisik pemerintahan.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PERKEMBANG- AN HASIL YANG DICAPAI.

1. Pendidikan kesehatan masyarakat.

Pendidikan kesehatan masyarakat ditujukan untuk merubah pandangan, kebiasaan dan sikap hidup tradisionil yang ber-

532

Page 5: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

tentangan dengan azas pemeliharaan kesehatan. Kegiatan ini ditujukan pula untuk menanamkan dan mengembangkan ke-biasaan serta sikap hidup sehat di kalangan masyarakat, ter-masuk pula pengembangan kesehatan lingkungan dan perbaik- an gizi keluarga.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, kegiatan pendi-dikan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui pembentuk- an unit pendidikan kesehatan masyarakat di daerah-daerah, lokakarya/latihan para petugas, pengembangan tenaga ahli, pengembangan metode, penelitian, serta penerbitan/pengadaan alat dan media komunikasi pendidikan kesehatan masyarakat.

Dalam Repelita I telah dapat dilaksanakan pembentukan unit-unit pendidikan kesehatan masyarakat untuk semua Pro- pinsi, kecuali Irian Jaya. Dalam pada itu untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petugas pendidikan kese- hatan masyarakat, telah dilakukan lokakarya/penataran baik pada tingkat Pusat maupun pada tingkat Propinsi yang telah diikuti oleh 704 orang peserta.

Sementara itu untuk meningkatkan jumlah dan mutu tenaga ahli dalam lapangan pendidikan kesehatan masyarakat selama Repelita I telah diselesaikan pendidikan 45 orang tenaga ahli pendidikan kesehatan masyarakat. Tenaga ahli tersebut akan merupakan kelompok untuk mengembangkan jumlah te- naga pelaksana pendidikan kesehatan masyarakat selanjutnya.

Guna memperoleh cara pendekatan yang sesuai dengan keadaan masyarakat di daerah, telah dilaksanakan proyek percobaan pendidikan kesehatan masyarakat pada sejumlah Puskesmas di daerah Jawa Barat.

Percobaan ini diperkuat pula dengan pelaksanaan penelitian tentang berbagai aspek yang erat berkaitan dengan penyeleng-garaan pendidikan kesehatan masyarakat.

Sementara itu untuk meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat telah disediakan berbagai jenis media komunikasi (poster, bulletin dan lain sebagainya) serta telah disebarkan pula alat-alat audio visuil ke daerah-daerah.

533

Page 6: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

Untuk menunjang pendidikan kesehatan masyarakat, selama Repelita I telah diselenggarakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang meliputi sekitar 24.000 buah sekolah dan menca-kup hampir 5,5 juta murid.

2. Pengembangan sarana kesehatan.Tujuan utama pengembangan sarana kesehatan adalah untuk

meningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan kesehatan serta memperluas ruang lingkup dari pada jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh sarana kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut pengembangan sarana kesehatan dalam Repelita I dilaksanakan dengan kebijaksanaan pokok sebagai berikut :a. Mengadakan rehabilitasi dan perluasan sarana

kesehatan serta meningkatkan mutu pelayanan.b. Menambah dan menyempurnakan alat-alat pelayanan kese-

hatan seperti peralatan kedokteran, penyediaan obat-obatan, laboratorium, dan lain sebagainya.

c. Meningkatkan effisiensi tenaga kesehatan yang telah ada dan menambah jumlah tenaga kesehatan untuk sejauh mungkin memenuhi kebutuhan.

d. Meningkatkan effisiensi penggunaan dana yang tersedia untuk pembangunan di bidang kesehatan.

e. Meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu, bayi, dan anak pra sekolah.

Usaha pengembangan sarana kesehatan dalam Repelita I meliputi kegiatan-kegiatan rehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan, yakni Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA), Balai Pengobatan, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit Propinsi dan Kabupaten, Rumah Sakit Vertikal, Rumah Sakit Khusus, Laboratorium Kesehatan serta gudang/depot farmasi.

Dalam tahun 1968 tercatat 5.300 buah BKIA. Jumlah ter-sebut terus meningkat sehingga pada tahun 1973 tercatat 6.801 buah BKIA. Dari jumlah tersebut sebanyak 2.163 buah di antaranya telah digabungkan ke dalam Puskesmas. Di samping melaksanakan tugas pelayanan umum bagi kesejahteraan ibu

534

Page 7: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

dan anak, sebanyak 1.790 buah BKIA sekaligus juga melaksa-nakan pelayanan keluarga berencana. Untuk melaksanakan tugas pelayanan tersebut, terdapat sekitar 4.600 orang bidan yang bekerja secara penuh pada BKIA. Jumlah tersebut me-nunjukkan bahwa masih banyak BKIA yang tidak mempunyai tenaga bidan yang bekerja secara penuh.

Sementara itu dalam tahun 1968 tercatat 6.500 Balai Peng-obatan. Jumlah tersebut meningkat menjadi 7.590 buah dalam tahun 1969. Dalam tahun 1973 sebagian dari padanya telah di-gabungkan ke dalam Puskesmas sehingga jumlah Balai Peng-obatan di luar Puskesmas adalah sebanyak 7.124 buah.

Dalam pada itu jumlah Puskesmas ternyata terus berkem- bang dari tahun ke tahun. Dalam tahun 1969 tercatat 1.227 buah Puskesmas, kemudian meningkat menjadi 2.343 buah da- lam tahun 1973.

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa belum semua Kecamatan di Indonesia telah mempunyai Puskesmas. Di da- erah Jawa dan Bali setiap Puskesmas melayani rata-rata 50.000 penduduk, sedangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa dan Bali terdapat Puskesmas yang harus melayani sekitar 95.000 penduduk.

Perkembangan jumlah BKIA, Balai Pengobatan, dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dapat dilihat pada Tabel XI — 1.

TABEL XI — 1PERKEMBANGAN JUMLAH PUSKESMASBALAI PENGOBATAN DAN B.K.I.A.

1969 — 1973

Unit Kesehatan 1968 1969 1970 1971 1972 19731. PUSKESMAS 207 1.227 1.637 2.020 2.175 2.3432. B.K.I.A. 5.300 5.620 5.698 6.330 6.610 6.8013. BALAI PENG-

OBATAN 6.500 7.590 7.649 7.649 7.649 7.124Catatan : Angka-angka pada Tabel XI — 1 adalah

angka-angka setelah diperbaiki.

535

Page 8: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

GRAFIK XI – 1 PERKEMBANGAN JUMLAH PUSKESMAS BALAI PENGOBATAN DAN B.K.I.A.

1969 — 1973

536

536

Page 9: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

Dalam hal pengelolaan Rumah-rumah Sakit selama Repe-lita I telah direhabilitir 9 buah Rumah Sakit Umum Vertikal, 19 Rumah Sakit Umum Propinsi 5 7 Rumah Sakit Kabupaten/ Kotamadya, 19 Rumah Sakit Jiwa dan 9 Rumah Sakit Khusus 1ainnya. Kecuali itu telah diadakan pula penyempurnaan ad-ministrasi/statistik pada rumah-rumah sakit di beberapa da- erah.

Selama Repelita I telah dilaksanakan pula rehabilitasi dan perluasan pabrik farmasi Departemen Kesehatan, Depot Far- masi Pusat, Lembaga Farmasi Nasional, Depot Farmasi Pro- pinsi, pembangunan Unit Penelitian Obat-obatan di Propinsi-propinsi serta pembangunan unit produksi Obat-obatan di daerah-daerah.3 . Pemberantasan penyakit menular.

Pemberantasan penyakit menular terutama ditujukan untuk mematahkan rantai penghubung penularan. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan sumber atau pembawa penyakit, men-cegah hubungan dengan penyebab penyakit atau dengan mem-berikan kekebalan kepada penduduk.

Usaha pemberantasan penyakit menular terutama ditujukan terhadap penyakit cacar, kholera, pes, tbc paru-paru dan fram-busia.

Pemberantasan penyakit cacar selama Repelita I telah mem-peroleh kemajuan-kemajuan penting. Penderita cacar terakhir tercatat dalam bulan Januari 1972. Oleh karena itu dalam bu- lan April 1974 oleh WHO Indonesia telah dinyatakan bebas dari penyakit cacar. +

Dalam pada itu peningkatan pemberantasan penyakit kholera telah menyebabkan menurunnya angka kematian penyakit kho- lera yakni dari 35,8% pada tahun 1969/70 menjadi 5,6% pada tahun 1973/74.

Untuk pemberantasan penyakit tbc, selama Repelita I telah diberikan vaksinasi BCG terhadap lebih dari 29 juta penduduk. Di samping itu telah ditemukan serta diberikan pengobatan ke-pada lebih dari 29.000 orang penderita.

5 3 7

Page 10: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

Berkat usaha pemberantasan yang telah dimulai sejak tahun 1951 banyak kemajuan yang telah dapat dicapai dalam lapang- an pemberantasan penyakit frambusia. Karena pemberantasan penyakit frambusia di Jawa dan Bali jauh lebih awal dari daerah-daerah lainnya di Indonesia, maka hasil pemberantasannya pun di daerah-daerah tersebut lebih maju pula. Walaupun demikian di daerah Jawa dan Bali masih diperlukan tindakantindakan pengawasan yang ketat terhadap penyakit frambusia. Selama Repelita I, dalam rangka pemberantasan penyakit frambusia telah berhasil diadakan pemeriksaan terhadap sejumlah besar penduduk dan pengobatan terhadap hampir 80.000 orang penderita. Kegiatan pemberantasan penyakit frambusia sejak akhir Repelita I telah diintegrasikan ke dalam kegiatan Puskesmas.

Sementara itu pemberantasan penyakit malaria terutama dilakukan melalui penyemprotan pada sumber-sumber penu-laran penyakit malaria, penemuan penderita secara pasif dan aktif, serta pengobatan terhadap penderita. Dalam rangka pem-berantasan penyakit malaria, selama Repelita I telah dilakukan penyemprotan dengan racun serangga terhadap hampir 8 juta buah rumah dan latihan (terhadap lebih dari 27.000 orang tena- ga untuk pemberantasan penyakit malaria.

Kecuali itu telah dilakukan pula pemberantasan terhadap pe-nyakit kusta dan penyakit kelamin. Dalam rangka ini telah berhasil ditemukan 39.824 penderita kusta dan pengobatan ter-hadap lebih dari 12 juta penderita kusta. Demikian pula dalam Repelita I telah berhasil dilakukan pencegahan terhadap 20.000 sumber-sumber penularan penyakit kelamin dan penemuan se-kitar 100.000 penderita penyakit kelamin.

4. Pemulihan dan peningkatan kesehatan.Usaha pemulihan dan peningkatan kesehatan. dalam Repe-

lita I terutama meliputi kegiatan-kegiatan perbaikan gizi, pe-ningkatan kesehatan jiwa, peningkatan kesehatan gigi dan pe-ningkatan kesehatan mata.

538

Page 11: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

Usaha-usaha tersebut terutama dilakukan melalui kebijak-sanaan-kebijaksanaan sebagai, berikut:a. Usaha perbaikan diberikan dengan, titik berat kepada

pendidikan gizi, khususnya melalui Usaha Perbaikan Gizi Ke-luarga (UPGK). Diutamakan pula usaha pendidikan/pe-nyuluhan gizi dengan mengadakan kerjasama dengan, universitas/lembaga-lembaga penelitian.

b. Meningkatkan fasilitas perawatan serta penelitian kese-hatan jiwa.

c. Usaha kesehatan gigi diarahkan untuk mendapatkan tingkat kesehatan gigi dan mulut yang setinggi-tingginya bagi para anggota masyarakat dengan jalan menghilangkan gangguan terhadap kesehatan gigi. Diusahakan pula untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian dan penghargaan masyarakat terhadap kesehatan gigi.

d. Usaha kesehatan mata ditujukan untuk meningkatkan ke- sehatan mata dan pencegahan kebutaan dengan memberikan pengobatan penyakit mata serta mengadakan rehabilitasi/ perluasan sarana kesehatan mata.

5. Penyediaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan.

Kebijaksanaan umum dalam usaha penyediaan obat-obatan/ alat-alat kesehatan ditujukan terutama untuk :a. Sejauh mungkin memenuhi kebutuhan rakyat terhadap

obat-obatan dan alat-alat kesehatan.b. Mengadakan rehabilitasi dan konsolidasi industri farmasi

nasional terutama dengan mengembangkan industri farmasi dalam negeri.

c. Meningkatkan survey bahan-bahan kekayaan alam Indonesia untuk produksi bahan baku farmasi.

d. Merehabilitir dan memperluas serta menyempurnakan ja-ringan distribusi sehingga obat-obatan dapat disalurkan lebih cepat dan lebih merata keseluruh Indonesia.

539

Page 12: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

Dalam rangka kegiatan penyediaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan tersebut di atas dalam Repelita I telah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:a. Rehabilitasi/pembangunan laboratorium-laboratorium Far-

masi termasuk peningkatan kegiatannya baik di pusat mau-pun di beberapa ibukota Propinsi.

b. Rehabilitasi/pembangunan unit produksi obat/infusa baik di pusat maupun hampir pada semua ibukota Propinsi.

c. Rehabilitasi/pembangunan gudang-gudang obat baik di pusat

maupun di berbagai ibukota Propinsi.d. Penyediaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan untuk di-

sebarkan ke daerah-daerah yang membutuhkan.e. Mendorong berkembangnya pabrik farmasi swasta, apotik-

apotik swasta maupun perkembangan toko-toko obat.f. Meningkatkan tindakan pengamanan terhadap obat-obatan

yang beredar.g. Pengamanan terhadap bahan makanan, minuman dan

bahan kosmetika.h. Penyelidikan terhadap obat-obat asli.

Perkembangan kefarmasian di Indonesia selama Repelita I dapat dilihat pada Tabel XI — 2.

TABEL XI — 2PERKEMBANGAN KEFARMASIAN DI INDONESIA

1969/70 — 1973/74

1968 R E P E L I T A I1969/70 1970/71 1971/72 1972/73 1973/74

Pedagang BesarFarmasi 274 352 447 568 648 870

Industri Farmasi 143 154 167 174 148 *) 157 +)Apotik 760 892 996 1.078 1.108 1.147Asisten Apoteker 7.543 8.458 9.450 10.350 11.500 12.760Apoteker 1.029 1.127 ;1.190 1.281 1.371 1.510

Catatan :540

Page 13: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

*) Jumlah industr i farmasi sete lah diadakan penert iban industr i far -masi tahun 1971.

Page 14: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

GRAFIK XI — 2PERKEMBANGAN KEFARMASIAN 01 INDONESIA

1989/70 — 1973/74

Page 15: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

541

Page 16: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

6. Pendidikan dan latihan (tenaga-tenaga kesehatan).Pendidikan dan latihan (tenaga kesehatan) pada dasarnya

ditujukan kepada 2 sasaran utama yakni:a. Memberikan tambahan ketrampilan dalam melaksanakan

tugasnya bagi tenaga-tenaga kesehatan yang telah ada.b. Pendidikan/latihan untuk tenaga-tenaga baru yang diperlukan

bagi pelaksanaan pembangunan kesehatan.Dalam rangka pendidikan dan latihan tenaga kesehatan, da-

lam Repelita I telah dilaksanakan penataran terhadap 10.864 tenaga-tenaga kesehatan yang terdiri dari 1.848 orang dokter, 4.601 perawat/bidan, 833 sanitarian dan 3.572 tenaga kesehatan lainnya (Tabel XI — 3).

T A B E L X I — 3

P E R K E M B A N G A N J U M L A H P E N A T A R A N B E R B A G A I T E N A G A KESEHATAN

1 9 6 9 7 0 — 1 9 7 3 7 4

R E P E L I T A IKategori Tenaga

1 9 6 9 / 7 0 1970/71 1 9 7 1 / 7 2 1 9 7 2 / 7 3 1 9 7 3 / 7 4 Jumlah

1. Dokter 2 6 4 2 9 0 2 6 5 4 4 7 5 8 2 1.8482 . Perawat/Bidan 1.002 9 3 6 6 6 6 9 8 0 1.017 4.6013 . Sanitarian 5 2 1 8 0 150 2 0 7 2 4 4 8 3 34 . Lain-lain 7 9 1 8 0 1 1.198 5 0 7 2 7 5 3.572

J u m l a h 2 . 1 1 9 2.207 2.279 2.141 2.118 1 0 . 8 6 4

Di samping itu telah direhabilitir 56 buah sarana pendidikan kesehatan. Demikian pula telah dikembangkan perpustakaan kesehatan pusat, perpustakaan percontohan, perpustakaan pe-nunjang dan perpustakaan lokal (untuk para Ikes, dokter kabupaten, rumah sakit dan lain sebagainya) .

7. Penelitian dan survey (kesehatan).Kegiatan penelitian/survey kesehatan pada pokoknya meliputi

peletakan dasar perkembangan penelitian di bidang kese-

542

Page 17: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

hatan, membantu perencanaan kesehatan dengan data yang lebih dapat dipercaya, penilaian pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan serta berusaha menemukan cara yang effi- sien dan effektif untuk pemberantasan penyakit dan pemberian pelayanan kesehatan. Selama Repelita I telah dapat dilaksana-kan perkembangan Lembaga Riset Kesehatan Nasional. Lem-baga tersebut telah memberikan sumbangan dalam perumusan kebijaksanaan penelitian di bidang kesehatan serta bimbingan dalam pelayanan kesehatan. Di samping kegiatan-kegiatan penelitian telah diselenggarakan pula berbagai seminar untuk perkembangan pembangunan dibidang kesehatan.

8. Peningkatan hygiene dan sanitasi.

Tujuan pokok kegiatan hygiene dan sanitasi adalah untuk mewujudkan lingkungan hidup yang sehat, khususnya bagi ma-syarakat pedesaan terutama dengan menambah jumlah sarana penyediaan air minum dan tempat pembuangan kotoran (jam-ban) yang memenuhi syarat kesehatan.

Pembangunan sarana air minum dalam Repelita I meliputi 109 proyek air minum perpipaan, 15 perlindungan mata air, 8 sumur artetis, dan berbagai bentuk penyediaan sarana air minum pedesaan lainnya.

Demikian pula telah dibangun 2.405 jamban keluarga. Kecuali itu telah diadakan latihan/penataran terhadap tenaga-tenaga di bidang hygiene dan sanitasi.

9. Penyempurnaan effisiensi apparatur dan prasarana fisik pemerintahan.

Kegiatan di bidang ini terutama ditujukan untuk meningkat-kan sarana fisik yang menunjang kegiatan pembangunan di bi- dang kesehatan, antara lain meliputi penyediaan fasilitas-fasili-tas tempat kerja, perumahan, mobilitas dan peralatan lainnya.

Dalam rangka ini selama Repelita I antara lain telah dapat direhabilitir/dibangun 16 buah kantor Dinas Kesehatan Pro-

543

Page 18: KESEHATAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewRehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat kesehatan). Peningkatan penelitian dan survey

pinsi, pembangunan gedung tambahan di Pusat, pembangunan rumah-rumah petugas kesehatan baik di Pusat maupun di Daerah, dan peningkatan prasarana fisik mobilitas serta pra-sarana fisik peralatan.

544