kesadaran perempua laporkan kdrt tinpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/kompas... ·...

2
KOMPAS Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 @) 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov <I Des , Kesadaran Perempua Laporkan KDRT Tin gi Perlu Kampanye Terbuka untuk Ubah Paradigma Masyarakat BANDUNG, KOMPAS - Keberanian perempuan Indonesia melaporkan kasus kekerasan dalam rumah tangga semakin tinggi. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya laporan dan penemuan kasus kekerasan di berbagai daerah dalam beberapa tahun terakhir. "Keberanian ini harus didu- !rung terus dengan harapan se- makin banyak kasus yang ter- ungkap. Kami yakin, masih ba- nyak kasus kekerasan yang be- 1urn terungkap dan menunggu diselesaikan,"kata Koordinator Federasi Lembaga Bantuan Hu- kum Asosiasi Perempuan Indo- nesia untuk Keadilan (LBH APIK) Nursyahbani Katjasung- kana Hal itu disarnpaikan Nursyah- bani dalam seminar menyambut Hari Ibu bertema "Semangat Ha- ri Ibu, , Bergerak Menghapus KDRT" di Universitas Padja- djaran Bandung, Senin (20/12). Menurut Nursyahbani, laporan kasus kekerasan di Indonesia meningkat setiap tahun. Data LBH APIK menyebut- kan, tahun 2007 ada 377 kasus kekerasan dan meningkat men- jadi 497 kasus setahun kemudian. Tahun 2009, laporan kekerasan meningkat menjadi 657 kasus dan muncul 722 kasus kekerasan yang telah dilaporkan tahun ini hingga bulan Oktober. Namun, keberanian ini harus didukung dengan perbaikan ki- nerja aparat kepolisian dan peng- adilan dalam menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Nursyahbani masih me- Masih banyak kasus kekerasan yang belum terungkap dan menunggu diselesaikan. NursyahbaniKa~a~ungkana nemui rrurumnya pemahaman penegak hukum menangani ka- sus KDRT. Dikhawatirkan, hal itu justru melemahkan keberanian perempuan melaporkan kekeras- an yang dialami. "Caranya, dengan monitoring dan sosialisasi kampanye anti- kekerasan secara terus-mene- rus," kata Nursyahbani. Hal serupa dikatakan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pem- berdayaan Perempuan dan Anak Kota Bandung Fe y Lastiawati. Felly mengatakan, minat mela- porkan kasus kekerasan perem- puan di Kota Band g juga me- nunjukkan tren p sitif. Jumlah laporan kekerasan sekitar 60 ka- sus per tahun. Darijumlah itu, 50 persen di antaranya adalah kasus KDRT. Felly mengingatkan, tingginya pelaporan harus diimbangi tang- gungjawab anggota ke1uarga. Pi- hak suami hendaknya tidak mu- dah naik pitam dan menganggap perempuan sebagai manusia ke- las dua. Adapun perempuan di- rninta menjaga sika untuk men- cegah kekerasan. "Tanggung jawa seperti ini harus dipenuhi ke ua belah pi- hak," katanya. Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Ge der dan Anak Unpad Nina Djustiana menga- takan, selain sosialisasi tertutup, kampanye terbuka juga penting untuk menyegarka paradigma Kliping Humas Unpad 2010

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KOMPAS• Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1520 @) 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

    oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov

  • Koordinator Federasi LBH APIK Nursyahbani Katjasungkana berbicara dalam seminar menyongsongHari Ibu dan peluncuran Program Revitalisasi Puslitbang Gender dan Anak LPPM-Unpad di GrhaSanusi Hardjadinata Universitas Padjadjaran, Bandung, Senin (20/12). Hadir pembicara lain, DutaAnti-KDRT Maia Estianty (kedua dari kiri), Ketua Puslitbang Gender dan Anak Unpad Nina Djustiana(ketiga dari kiri), dan Ketua UPT P2TP2A Kota Bandung Felly Lastiawati.

    masyarakat soal kekerasan ter-hadap perempuan.

    Nina mencontohkan kampa-nye yang dilakukan Unpad ber-sama LBH APIK bertajuk "WeCan". Kampanye ini ingin meng-

    ubah perilaku dan pandanganmasyarakat untuk melahirkangerakan sosial menghapus ke-kerasan terhadap perempuan.

    Menurut Nina, kampanye se-rupa sukses dilakukan di India,

    Banglades, Sri Lanka, Afganistan,Pakistan, dan Nepal. Gerakan inimelibatkan 600 organisasi pe-rempuan dan 5 juta peserta, baiklaki-laki maupun perempuan.

    (CRE)