kerukunan antar umat beragama

19
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA Oleh: Kelompok III IRA PAULINA I1B109214 MUHAMMAD SUJANA I1B109012 WIJI NURJAYA PUTRA I1B10901 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Upload: upi-azza

Post on 12-Aug-2015

228 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerukunan Antar Umat Beragama

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Oleh:

Kelompok III

IRA PAULINA I1B109214

MUHAMMAD SUJANA I1B109012

WIJI NURJAYA PUTRA I1B10901

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2009

Page 2: Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerukunan hidup antar umat beragama adalah suatu proses dinamis yang berlangsung

sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Kerukunan hidup beragama berkaitan dengan

system nilai budaya, image, sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok terhadap orang

atau kelompok lainnya. (Depag : 1986-1987)

Kerukunan hidup antar umat beragama bukanlah sekedar masalah verbal, atau

kognitif dan penalaran saja. Ia mencakup nilai-nilai kejiwaan yang tercermin dalam sikap dan

tingkah laku. Maka dalam penanganannya dalam bentuk program pembinaan kerukunan

hidup antar umat beragama tidak mungkin dilaksanakan secara insidentil dan parsial, ia harus

terpadu dengan bidang-bidang yang lain. Bidang itu antara lain menyangkut masalah

kehidupan beragama dan masalah pendidikan agama. (Depag : 1986-1987)

Pengembangan kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Mahaesa ditujukan kearah terbinanya hidup rukun di antara sesama umat beragama, di antara

sesama penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dan antar semua umat

beragama dan semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dalam usaha

memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan meningkatkan amal untuk bersama-sama

membangun masyarakat. (Depag : 1986-1987)

Setiap upaya untuk membina dan memantapkan kesatuan dan persatuan nasional

senantiasa kita sambut dengan perasaan gembira, karena berkat persatuanlah bangsa

Indonesia lahir. (Depag : 1986-1987)

Page 3: Kerukunan Antar Umat Beragama

Bagi bangsa Indonesia yang hidup dalam suatu Tanah Air yang berbentuk nusantara,

dalam wilayah yang luas dan dalam posisi silang lalu lintas bangsa-bangsa selama berabad-

abad, kebutuhan terhadap pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa merupakan suatu

tantangan utama dalam hidup kita sebagai bangsa dan Negara yang lahir berkat karunia

Tuhan Yang Maha Kuasa dan berkat perjuangan yang bersatu padu dari sabang hingga

Merauke. (Depag : 1986-1987)

Selanjutnya, bagi bangsa Indonesia yang beraneka ragam budaya dan agamanya itu,

kerukunan hidup umat beragama merupakan suatu prasarana yang amat penting bagi

terciptanya persatuan dan kesatuan nasional yang mantap. (Depag : 1986-1987)

B. Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Menjelaskan pengertian iptek dan seni dalam pandangan islam.

2. Menjelaskan perbedaan iptek yang islami dengan iptek yang sekuler.

3. Menjelaskan bagaimana profil orang yang beriman yang mengembangkan iptek yang islam.

4. Menjelaskan dampak positif dan dampak negative dari pengembangan iptek di zaman

modern.

Page 4: Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB II

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

A. Definisi Kerukunan Antar Umat Beragama

Rukun memiliki arti : sudut, damai, kerjasama mufakat, tiang sandaran. Kerukunan

adalah sikap seseorang atau golongan untuk saling menghormati dan bersama-sama berbuat

kebaikan untuk k esejahteraan bersama. (Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

Kerukunan didefinisikan sebagai suatu keadaan yang harmonis, teratur, aman, tentram,

damai, tenang, suasana saling menghormati, menghargai dan bersahabat dalam suatu

kelompok sosial, dalam hidup berdampingan sebagai insan beragama. Kerukunan artinya:

“Adanya kesadaran untuk menjalin keakraban antar insan berbeda demi tercapainya

kedamaian bersama.” Kerukunan akan tercapai jika masing-masing penganut mempunyai

sikap “rendah hati” untuk tidak mencari perbedaan yang jelas berbeda, dengan mengakui,

menyadari sesungguhnya, Nasrani dan Islam tumbuh dari rumpun sama, dengan inti sikap

penyerahan diri total hanya kepada Allah. (Marno :2008)

Hadis Muhammad SAW, mengatakan: “Semua umat manusia adalah keluarga

Tuhan,...orang yang paling dicintai Tuhan adalah siapa yang paling membantu keluarga-

Nya.” Apapun perbedaan, baik itu agama, etnis, warna kulit, semua sama di mata Tuhan.

“Innama almuminuna ikwatun, fa aslihu baina ak-waikum” artinya: Sesungguhnya setiap

orang Muslim itu bersaudara, maka berinisiatiflah untuk saling berbaikan di antara kamu.”

( Marno : 2008)

Kerukunan hidup beragama adalah keharmonisan hubungan dalam dinamika

pergaulan kehidupan bermasyarakat yang saling menguatkan, dengan diikat oleh sikap :

Page 5: Kerukunan Antar Umat Beragama

Saling mengakui eksistensi (keberadaan) agama lain.

Saling menghormati, dan percaya mempercayai antar intern umat beragama,

antar golongan beragama, antar agama dan umat beragama dengan

pemerintah.

Saling tenggang rasa agar dalam penyiaran agama jangan ada golongan atau

pemerintah yang dirugikan. (Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

Beberapa pelaksanaan Tri Kerukunan Umat Beragama yang telah dilaksanakan

diantaranya:

1.      Pemantapan Wawasan Kebangsaan Para Santri Senior se-DIY, pada

tanggal 24 Desember 2005, yang terselenggara berkat kerjasama antara

Departemen Dalam Negeri, LSM RDI Indonesia dan Pesantren Al-Munawwir.

Serasehan ini dilaksanakan dalam rangka penebalan wawasan kebangsaan di

lingkungan pondok pesantren dan menggali pemikiran-pemikiran mahasantri

mengenai konsep, cakupan, tata cara, dan atau metode peningkatan wawasan

kebangsaan (Suparman & Wakhid, 2005 : 2).

2.      Diskusi antar umat beragama mengenai draft buku yang rencananya

berjudul “Rindu Damai di Kota Beriman†di kantor PCNU (Pengurus�

Cabang Nahdlatul ‘Ulama) Kebumen, Kamis, 12 Oktober 2006. Tujuan dari

diskusi dan penulisan buku ini adalah: 1) untuk mendokumentasikan proses-

proses membangun kerukunan dan perdamaian umat beragama, dan 2) sebagai

bahan refleksi bagi generasi mendatang mengenai pentingnya membangun

kerukunan umat beriman di Kebumen (INDIPT-Online, 2006).

3.      Kunjungan Walikota Denpasar A.A Puspayoga dan memberikan

sambutan lisan dihadapan ribuan umat Kristiani saat merayakan peringatan

Natal bersama 2006 di Gereja Griya Bhakti Pastoral Paroki Santho Yoseph, di

Denpasar. Dihadapan umat Kristiani, Puspayoga meminta kepada seluruh

umat beragama untuk saling menghargai dan menghormati antar umat

beragama dan selalu menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara

kesatuan RI (Antara News-Online, 2006).

 (Pande Putu Suryadinata, S.Si :2007)

Page 6: Kerukunan Antar Umat Beragama

B. Kerukunan Intern Umat Beragama

Orang muslim yang satu dengan yang lainnya adalah saudara, yang mengikat

persaudaraan ini adalah agama. Orang yang satu agama mempunyai Tuhan yang sama, nabi

yang sama, kitab yang sama, dan tujuan hidup yang sama, yaitu untuk mencapai kehidupan

yang bahagia di dunia dan akhirat. Persaudaraan yang terjalin antar sesama umat Islam

menyangkut seluruh segi kehidupan, mulai dari masalah pribadi sampai dengan masalah

kemasyarakatan, ekonomi, kesehatan dan kenegaraan. Di antara sesama muslim hendaknya

saling berkasih saying, membantu dan menolong sehingga masalah yang berat menjadi

ringan. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Hujra ayat 10 dan surat Al-Fath ayat 29.

(Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

Persaudaraan sesama muslim pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu

mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar sehingga terjalin persaudaraan yang baik,

kuat dan kokoh bagaikan satu tubuh yang saling membantu dan tolong-menolong.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh hadits riwayat Muslim :

المؤمنين مثل وسلم عليه الله صل الله رسول قال

استكى إذا الجسد مثل طفهم وتعا حمهم وتوا توادهم فى

. والحم بالسهر الجسد سائر له تداعى عضو مسلم منه رواه

Artinya :

Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang-orang beriman di dalam cinta-

mencintai, saying- menyayangi, dan kasih-mengasihi adalah seperti satu tubuh. Apabila

Page 7: Kerukunan Antar Umat Beragama

salah satu anggota tubuh sakit, anggota tubuh yang lain turut merasakannya, yaitu tidak

dapat tidur dan merasa demam.”

(Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

C. Kerukunan Antar Umat Beragama

Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila. Agama-agama yang resmi

adalah : Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Ajaran Islam senantiasa berusaha untuk

menegakkan hidup beragama dalan suasana perdamaian, kerukunan dan saling kerja sama

dengan orang lain yang bukan beragama Islam. (Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

Hal ini dibuktikan oleh Rasulullah SAW ketika beliau membentuk pemerintahan di

Madinah. Pada waktu itu penduduk Madinah terdiri dari tiga golongan, yaitu golongan Islam,

Yahudi dan Nasrani. Terhadap tiga golongan ini, Rasulullah SAW mengadakan perjanjian

kerjasama yang merupakan kerukunan hidup bermasyarakat. Isi perjanjian itu antara lain :

1. Seluruh penduduk Madinah merupakan satu kesatuan warga yang bebas

berpikir dan melaksanakan agamanya masing-masing, serta tidak boleh saling

mengganggu.

2. Apabila kota Madinah diserang oleh musuh, mereka harus

mempertahankannya bersama-sama.

3. Apabila salah satu golongan diserang musuh, golongan yang lain harus

membantunya.

4. Jika timbul perselisihan, penyelesaiannya dibawa ke pengadilan yang

dipimpin oleh Rasulullah SAW.

(Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

Perjanjian ini merupakan deklarasi kebebasan beragama yang pertama kali

dikeluarkan oleh seorang Rasul, dan merupakan satu langkah dalam membina stabilitas

social dari seorang Rasulullah yang merupakan seorang negarawan sekaligus seorang

Page 8: Kerukunan Antar Umat Beragama

politikus. Pelaksanaan seperti ini didasarkan kepada wahyu Allah surat Al-Kafirun ayat 1-6

sebagai berikut :

الكڧرون يها يا تعبدون قل ما اعبد انتم ال وال

مااعبد تم عبدون عبد ما عابد انا عبدون وال انتم وال

اعبد دين ما ولي دينكم لكم

Artinya :

Katakanlah, hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu

sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah

menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi

penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku.

(Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

D. Kerukunan Umat Beragama Dengan Pemerintah

Pemerintah menurut bahasa agama Islam adalah “Ulil Amri” (yang memiliki

kekuasaan atau urusan). Allah SWT memerintahkan agar setiap orang yang beriman rukun

dengan pemerintah, sebagaimana firmannya dalam surat An-Nisa ayat 59 berikut :

الرسول أطيعوا و الله أطيعوا منوا ءا الذين يها يا

منكم االمر وأولى

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulnya dan Ulil Amri

di antara kamu.

Page 9: Kerukunan Antar Umat Beragama

(Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

Semenjak bangsa Indonesia memiliki pemerintahan sendiri, pembinaan dan

pengembangan kehidupan beragama senantiasa memperoleh perhatian yang besar dari

pemerintah. Kehidupan beragama bangsa Indonesia nampak pada eksistensi lima agama

besar yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia : Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan

budha. (Depag : 1986-1987)

Agama bagi bangsa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pembangunan nasional, yaitu :

Agama sebagai factor motivatif, memberikan dorongan bathin, cita-cita dan

perbuatan manusia dalam seluruh aspek hidup dan kehidupan, termasuk segala

usaha dalam pembangunan bangsa.

Agama sebagai factor kreatif dan innovative, memberikan dorongan semangat

untuk bekerja kreatif dan produktif dengan penuh dedikasi untuk membangun

kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik. Oleh karena itu, di samping

bekerja secara kreatif dan produktif, agama mendorong pula adanya

pembaharuan dan penyempurnaan (innovative).

Agama merupakan factor integrative, baik individual maupun social, dalam

arti bahwa agama mengintegrasikan dan menyerasikan segenap aktivitas

manusia, baik sebagai orang seorang maupun anggota masyarakat, yaitu

integrasi dan keserasian serta takwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa, juga

integrasi dan keserasian antara manusia sebagai makhluk social dalam

hubungannya dengan sesama dan lingkungan.

Dalam fungsinya sebagai factor sublimatif, agama berfungsi untuk

mengkuduskan segala perbuatan manusia. Sehingga perbuatan manusia,

bukan saja yang bersifat keagamaan tetapi juga setiap perbuatan yang

dijaankan dengan ikhlas dan penuh pengabdian karena keyakinan agama,

bahwa segala pekerjaan yang baik merupakan bagian pelaksanaan ibadah

insan terhadap Tuhan Yang Mahaesa.

Agama sebagai factor sumber inspirasi budaya bangsa Indonesia, melahirkan

hasil budaya fisik berupa cara berpakaian yang sopan dan indah, gaya

Page 10: Kerukunan Antar Umat Beragama

arsitektur dan lain-lain, serta budaya nonfisik seperti seni budaya yang

bernapaskan agama, kehidupan beragama yang jauh dari kesyirikan.

(Depag : 1986-1987)

E. Kerukunan Sebagai Prasarana Persatuan dan Kesatuan

Persatuan dan kesatuan merupakan modal dasar dalam mengantarkan bangsa

Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan. Apabila persatuan dan kesatuan terjaga dengan

utuh, masyarakat akan tenang dalam melaksanakan berbagai aktifitas kehidupan, baik dari

segi ekonomi, social, budaya maupun agama. Akan tetapi apabila keadaan social ekonomi

dan keamanan tidak tentram, yang terjadi adalah kekacauan dan ketidaknyamanan yang

selanjutnya menjadi tidak sejahtera hidupnya. (Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

Setiap upaya untuk membina dan memantapkan kesatuan dan persatuan nasional

senantiasa kita sambut dengan perasaan gembira, karena berkat persatuanlah bangsa

Indonesia lahir. Berkat rasa persatuan dan kesatuan pulalah Negara Republik Indonesia dapat

kita proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Berkat persatuan pula UUD tahun 1945

dapat kita sahkan sebagai Undang-undang yang menjadi hukum dasar bagi kehidupan

kenegaraan kita.

Sebagai umat Islam yang merupakan mayoritas penghuni dunia yang diberi amanah

oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi memiliki kewajiban untuk saling kenal mengenal,

tolong menolong, saling bersilaturrahmi dan dilarang untuk bercerai berai. Sebagaimana

firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 berikut :

وجعلنكم وأنثى ذكر من خلقنكم إنا الناس يها يا

لتعارڧوا وقبائل شعوبا

Artinya :

Page 11: Kerukunan Antar Umat Beragama

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya

kamu saling kenal mengenal.

(Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

Perintah untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan juga ditegaskan Allah di

dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 1 berikut :

كان الله إن واالرحامۚ تساءلونبهۚ آلذى آلله ۚ �وآتقوا � ۧرقيبا عليكم

Artinya :

Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu

saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya

Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

(Drs. H. Fadloli, M.Ag : 2008)

F. Hambatan- Hambatan Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Beragama

Hambatan-hambatan yang menjadi titik rawan sangat besar pengaruhnya dalam proses

pembianaan Kerukunan Hidup Umat Beragama, ada beberapa faktor yaitu :

1. Semakin meningkat kecendrungan umat beragama untuk mengejar jumlah atau

kuantitas pemeluk agama dalam menyebarkan agama dari pada meengejar

kualitas umat beragama.

2. Kondisi social budaya masyarakat yang membawa umat mudah melakukan otak-

atik apa yang ia terima, sehingga kerukunan dapt tercipta, tetapi agama itu

kehilangan arti/fungsi/makna.

3. Keinginan mendirikan rumah ibadah tanpa memperhatikan jumlah pemeluk

agama setempat, sehingga menuruk perasaan umat bergama yang memang

mayoritas di tempat itu.

Page 12: Kerukunan Antar Umat Beragama

4. Penggunaan mayoritas sebagai sarana penyelesaian, sehingga akan menimbulkan

masalah, misalnya :

Jumlah yang besar dari kelompok pemeluk memaksakan kehendaknya kepada

pihak minoritas. Pemilikan dana dan fasilitas pendidikan untuk memaksakan

kehendaknya kepada murid yang belajar.

5. Makin bergesernya pola hidup berdasarkan kekeluargaan/gotong royong kearah

kehidupan individualistis. Situasi demikian menimbulkan rasa tidak aman.

Keadaan semacam ini memungkinkan mereka menjauhkan diri dari masyarakat

dengan sikap dan cara berpikir yang lepas dari norma dan sistem nilai yang

berlaku. Keadaan demikian dapat berakibat menurunnya solidaritas antara

kelompok, umat beragama sehingga terganggu kerukunan hidup beragama.

(Depag : 1986-1987)

G. Peringatan Hari-Hari Besar Keagamaan

Sebagaimana telah kita maklumi bersama bahwa pada beberapa tahun terakhir ini

oleh Umat Nasrani, yaitu Kristen Ptotestan dan Katolik, telah digiatkan pelaksanaan

peringatan danperayaaan hari-hari besar keagamaan,terutama pada bentuk Natal

dikalangan instasi pemerintah sipil dan ABRI/POLRI, badan swasta,sekolah-sekolah dan

masyarakat umum.

Natalan bersama tersebut diselenggarakan dengan mengundang pejabat pemerintah, anak

sekolah dan masyarakat umum, baik yang beragama NAsrani maupun yang beragama

lainnya.

Kegiatan tesebut ternyata telah menimbulkan keresahan dikalangan umat islam.

Dibeberapa tempat timbul pelbagai kesalahpahaman dan masalah , karena dirasakan

dapat mengaburkan unsur Akidah ajaran agama, disebabkan kurangnya pemahaman

secara mendasar mengenai segi-segi akidah atau ajaran agama masing-masing.

Disamping itu, natalan bersama dirasakan sebagai usaha menyebarkan beribadatan

Nasrani di kalangan umat Islam, untuk turut melaksanakan upacara dan kegiatan yang

seharusnya hanya dilakukan oleh pemeluk agama Nasrani.

Keresahan itu diungkapkan oleh berbagai organisasi Islam dan perorangan, yang

kebanyakan tidak disiarkan oleh Pers. Hal ini menyebabkan Majelis Ulama Indonesia

mengeluarkan fatwa pada tanggal 7 Maret 1981 untuk member petunjuk yang jelas

Page 13: Kerukunan Antar Umat Beragama

kepada umat Islam, antara lain menyatakan “bahwa mengikuti upacara natal bersama

bagi umat Islam hukumnya haram”.

Maksudnya adalah agar umat Islam tidak mencampur adukan akidah dan

ibadahnya dengan akidah dan ibadah agama lain, tanpa mengurangi usaha umat Islam

dalam membina kerukunan antara umat beragama di Indonesia.(Depag:1986:1987)

H. Cara Membina Kerukunan Antar Umat Beragama

a. Saling menghormati

Umat Islam harus bias menjaga keselamatan dan kesejahteraan dalam hidup

masyarakat. Contohnya adalah saling menghormati untuk orang yang berbeda

keyakinan. Untuk perbedaan keyakinan, kita tentunya harus mempunyai keteguhan

akidah.

b. Bekerja sama

Dalam hal bekerja sama dengan orang yang beragama lain, Islam membatasi dalam

hal-hal yang bersifat duniawi. Contohnya adalah kerja sama dalam bidang social,

budaya, ekonomi,

c. Menghindari Sikap Acuh Tak Acuh

d. Tidak Menghina

e. Memberikan Kebebasan Beragama

f. Memberikan Kebebasan Beribadah

g. Tasamuh