kerjasama pt. semen tonasa dan balai penelitian …...laporan baseline keanekaragaman hayati bulu...
TRANSCRIPT
i
KERJASAMA PT. SEMEN TONASA DAN BALAI PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN MAKASSAR
LAPORAN BASELINE KEANEKARAGAMAN HAYATI PT SEMEN TONASA DI
BULU SIPONG
DISUSUN OLEH
Tim Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar (Balitbang LHK Makassar):
MAKASSAR, JUNI 2019
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN BASELINE KEANEKARAGAMAN HAYATI BULU SIPONG
Makassar, Juni 2019
Mengetahui :
Kepala Balitbang LHK Makassar
Ketua Tim Peneliti
Ir. Misto, MP. NIP. 19620711 199002 1 001
Dr. Retno Prayudyaningsih, S.Si., M.Sc. NIP. 19741129 200112 2 001
iii
TIM PENYUSUN
1. Dr. Retno Prayudyaningsih, S.Si., M.Sc
2. Albert D Mangopang, S.Hut
3. Fajri Ansari, S.Hut., M.Sc
4. Abdul Qudus Toaha, S.Hut
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
TIM PENYUSUN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Sasaran
C. Manfaat
II. METODE
III. KEADAAN UMUM LOKASI A. Keadaan Iklim B. Keadaan Geologi dan Morfologi Karst C. Keadaan Topografi dan Tanah
IV. Hasil A. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Bulu Sippong B. Lokalitas Jenis - Jenis Perdu dan Pohon Bulu Sippong C. Status Konservasi Jenis - Jenis Pohon Bulu Sippong
V. Penutup dan Rekomendasi Daftar Pustaka Lampiran
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah Bulu Sippong
Tabel 2. Jenis-jenis tumbuhan yang tumbuh di Bulu Sipong
Tabel 3. Kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR),
dan indeks nilai penting (INP) tumbuhan herba di Bulu Sippong
Tabel 4. Kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR),
dan indeks nilai penting (INP) jenis pohon pada tingkat semai di Bulu
Sippong
Tabel 5. Kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR),
dan indeks nilai penting (INP) jenis pohon dan perdu pada tingkat pancang
di Bulu Sippong
Tabel 6. Kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR),
dan indeks nilai penting (INP) jenis pohon dan perdu pada tingkat tiang di
Bulu Sippong
Tabel 7. Kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR),
dan indeks nilai penting (INP) jenis pohon pada tingkat pohon di Bulu
Sippong
Tabel 8. Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Pohon di Bulu Sipong
Tabel 9. Lokalitas jenis-jenis pohon dan perdu yang tumbuh di Bulu Sipong
Tabel 10. Status konservasi jenis-jenis pohon di Bulu Sipong
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Letak plot-plot pengamatan sampling vegetasi di kawasan Bulu Sippong
Gambar 2. Desain plot pengamatan metode kombinasi metode jalur dengan bentuk
plot kuadrat bersarang
Gambar 3. Kondisi Bulu Sippong dari beberapa sudut pandang
Gambar 4. Desain Taman Kehati Bulu Sippong
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT. Semen Tonasa merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang
memroduksi semen dan sekaligus melakukan penambangan batu kapur serta tanah liat
sebagai bahan bakunya. Kehadiran pabrik semen Tonasa sejak 1962 cukup berperan
dalam upaya memenuhi kebutuhan semen yang setiap tahun semakin meningkat,
terutama untuk wilayah Indonesia Timur. Selama menjalankan proses bisnisnya, PT.
Semen Tonasa selalu memperhatikan dampak-dampak yang terjadi terhadap lingkungan
sesuai visi perusahaan untuk menjadi perusahaan semen terkemuka yang efisien dan
berwawasan lingkungan di Indonesia. Kepedulian PT Semen Tonasa terhadap
lingkungan yang sangat tinggi dibuktikan dengan diraihnya proper hijau. Saat ini PT.
Semen Tonasa sedang berupaya menuju proper emas malalui pembangunan taman
kehati yang merupakan bagian program konservasi keanekargaman hayati (KEHATI).
Kawasan Bulu Sipong yang terletak di Kelurahan Bontoa, Kecamatan
Minasate’ne, Kabupaten Pangkep ditunjuk oleh PT Semen Tonasa sebagai lokasi taman
kehati. Pemilihan lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu (1) Kawasan
dengan Topografi Karst yang unik, (2) Memiliki beberapa situs purbakala yang terdaftar
di Dinas Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sulawesi Selatan, dan (3) Memiliki akses
keluar masuk yang sudah dikelola dengan baik.
Berdasarkan Permen LH No. 03 Tahun 2013, taman keanekaragaman hayati
(Taman Kehati) memiliki pengertian sebagai suatu kawasan pencadangan sumber daya
alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in-situ
dan/atau ex-situ, khususnya bagi tumbuhan yang penyerbukan dan/atau pemencaran
bijinya harus dibantu oleh satwa dengan struktur dan komposisi vegetasinya dapat
mendukung kelestarian satwa penyerbuk dan pemencar biji. Fungsi utama taman kehati
adalah sebagai kawasan penyelamatan tumbuhan lokal. Selain itu taman kehati juga
diharapkan mampu menjadi sumber bibit, pemuliaan tanaman, dan sarana
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan penyuluhan, serta
2
menjadi lokasi wisata alam dan sebagai ruang terbuka hijau. Tumbuhan yang akan
diselamatkan dalam taman kehati adalah tumbuhan lokal, tumbuhan endemik, dan
tumbuhan langka.
Pembangunan taman kehati memerlukan informasi data dasar (base line)
mengenai keanekaragaman hayati terutama jenis-jenis tumbuhan lokal yang secara
alami tumbuh di areal yang ditunjuk sebagai taman kehati. Untuk mendapatkan informasi
keanekaragaman jenis-jenis tumbuhan yang secara alami tumbuh di Bulu Sipong maka
perlu dilakukan inventarisasi dan identifikasi flora sebagai dasar untuk menentukan jenis-
jenis tumbuhan lokal, endemik atau langka yang ada di areal taman kehati.
B. Tujuan dan Sasaran
Penelitian dan pengembangan keanekaragaman hayati di Bulu Sipong bertujuan
memberikan informasi keanekaragaman jenis-jenis tumbuhan yang telah ada/tumbuh
secara alami, lokalitas atau edemisitasnya, dan status konservasinya. Informasi tersebut
akan menjadi dasar pertimbangan untuk pembangunan taman keanekaragaman hayati
(KEHATI) sebagai perlindungan keanekaragaman hayati di sekitar area tambang serta
kawasan pendidlkan geopark dan purbakala.
C. Manfaat
1. Manfaat baseline keanekaragaman hayati PT. Semen Tonasa di Bulu Sipong
adalah:
2. Menyediakan database keanekaragaman hayati terutama jenis tumbuhan di Bulu
Sipong yang merupakan areal taman kehati PT. Semen Tonasa.
3. Menjadi acuan dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan untuk
peningkatan keanekaragaman hayati di areal taman kehati PT. Semen Tonasa
4. Pedoman dalam pengambilan keputusan, perumusan kebijakan, penyusunan
strategi pengelolaan keanekaragaman hayati di PT. Semen Tonasa.
3
II. METODE
Untuk penyusunan data dasar (base line) keanekaragaman hayati, khususnya
flora dilakukan kegiatan inventarisasi dan analisis vegetasi dengan sampling vegetasi
terhadap tumbuhan alaminya. Sampling vegetasi menggunakan metode plot kuadrat
bersarang secara sistematis berdasarkan tingkat permuadaanya dengan jalur yang
titik awalnya ditentukan secara acak (systematic with random start) (Osting, 1956).
Sebanyak 20 plot dibuat untuk pengamatan jenis-jenis tumbuhan yang menyusun
vegetasi Bulu Sipong (Gambar 1). Plot kuadrat terdiri dari plot-plot berukuran 20 m x
20 m untuk pengamatan jenis-jenis tumbuhan pada tingkat pohon, plot berukuran 10
m x 10 m untuk pengamatan jenis-jenis tumbuhan pada tingkat tiang, plot berukuran
5 m x 5 m untuk pengamatan jenis-jenis tumbuhan pada tingkat pancang dan perdu,
2 m x 2 m untuk tingkat anakan/semai, dan 1 m x 1 m untuk tumbuhan
bawah/herba/rumput (Gambar 2). Kriteria tingkat permudaan yang digunakan adalah
: (i) semai adalah anakan pohon mulai kecambah sampai tingginya ≤ 1,5 m, (ii)
pancang adalah anakan pohon dengan diameter < 10 cm dan tinggi > 1,5 m, (iii) tiang
adalah pohon muda dengan diameter 10 s/d 20 cm dan (iv) pohon adalah pohon
dewasa yang memiliki diameter > 20 cm (Kusmana, 1997).
4
Gambar 1. Letak plot-plot pengamatan sampling vegetasi di kawasan Bulu Sipong
Gambar 2. Desain plot pengamatan metode kombinasi metode jalur dengan bentuk plot
kuadrat bersarang
2 m
Arah rintisan
50
2 m
1 m
10 m
5 m
1 m
10 m
10
20
5 m
5
Pada setiap plot dilakukan pengamatan terhadap jenis, jumlah individu setiap
jenisnya. Data vegetasi yang diperoleh selanjutnya dianalisis untuk mengetahui nilai
penting (INP) setiap jenis tumbuhan, keanekaragaman jenis (H’) dan kekayaan jenis
(R). Nilai penting merupakan penjumlahan dari kerapatan relatif dan frekuensi relatif
dan dominansi relatif (Mueller-Dombois dan Ellenberg, 1974; Krebs, 1972).
INP (%) = KR + FR +DR
dimana,
1. Kerapatan atau densitas merupakan jumlah/cacah individu setiap jenis per satuan
luas
Kerapatan = �� �ℎ �������� ����� ����� ��� ���� �����
KR �Kerapatan Relatif� = �������� �������� ����� ����� �������� �������� ����� ����� × 100%
2. Frekuensi merupakan keseringan suatu jenis hadir dalam setiap plot sampel
Frekuensi = �� �ℎ � )� ����� ����� ������*���� �ℎ *��� ���ℎ�� � )�
FR �Frekuensi Relatif� = +��*����� ����� �����+��*����� ����� ����� × 100%
3. Dominansi diukur berdasarkan cover crown atau penutupan tajuk pohon dan herba.
Dominansi = ��������� ����* ����� ����� ��� ���� �����
DR �Dominansi Relatif� = /)������� ����� �����/)������� ����� ����� × 100%
Indeks keanekaragaman (H’) dianalisis menggunakan rumus dari
Shannon dan Wiener (1949) dalam Krebs (1972) sebagai berikut:
6
H1 = − 3�Pi� × �log 2 Pi� 7
89:
dimana:
;� = ��<
H’ = indeks keanekaragaman jenis
ni = jumlah individu suku ke-i
N = total jumlah individu
S = total jumlah suku dalam sampel
Selanjutnya untuk keperluan identifikasi jenis tumbuhan alami yang mengolonisasi
kawasan Bulu Sipong, maka bersamaan dengan kegiatan sampling vegetasi juga
dilakukan pengambilan sampel tumbuhannya. Sampel tumbuhan tersebut selanjutnya
dibuat herbarium untuk diidentifikasi jenisnya oleh laboratorium ekologi hutan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Setelah jenis-jenis tumbuhan diketahui nama ilmiahnya maka dilakukan penentuan
lokalitas dan endemisitas jenis-jenis tersebut berdasarkan sebaran alami dan status
konservasinya. Informasi sebaran alami diacu dari pustaka meliputi flora of Indonesia
check list of Sulawesi, Prosea dan beberapa website yang bereputasi. Sementara status
konservasi diacu dari IUCN, CITES dan Peraturan Pemerintah (PERMEN).
7
III. KEADAAN UMUM LOKASI
Secara geografis letak kawasan tambang PT. Semen Tonasa berada di kabupaten
Pangkep, Sulawesi Selatan, pada posisi (119˚ 20’ 05” – 119 ˚49’ 05”) BT dan (4˚44’05” –
4˚ 56’ 05”) LS. Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan
Pangkajene Kepulauan adalah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Barru;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Maros; c. Sebelah Timur berbatasan
dengan kabupaten Bone dan kabupaten Maros; d. Sebelah Barat berbatasan dengan
Selat Makassar. Luas wilayah 4689,4 ha dari luas daratan Kabupaten Pangkep 89.829
ha. Berdasarkan batas wilayah kawasan PT. Semen Tonasa, terdapat 6 kecamatan
(Kecamatan Pangkajene, Kecamatan Balocci, Kecamatan Bungoro, Kecamatan
Labakkang, Kecamatan Minasa Te’ne dan Kecamatan Tondong Tallasa) dan 47 desa
yang masuk dalam kawasan tersebut (Anonim, 2011).
Kawasan Bulu Sippong yang merupakan areal taman kehati PT Semen Tonasa
merupakan bagian dari lahan bekas tambang tanah liat dan masuk wilayah administrasi
kelurahan Bontoa, kecamatan Minasate’ne. Batas admisnistrasi kecamatan ini adalah a.
Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Bungoro b. Sebelah Selatan berbatasan
dengan kabupaten Balocci c. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Tondong
Tallasa d. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Pangkaje’ne. Secara
astronomis Bulu Sippong berada pada 4° 47’ 16” LS dan 119° 37’ 41” BT, yang berada
di ketinggian 20 meter diatas pemukaan laut (mdpl).
A. Keadaan Iklim
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan daerah yang mempunyai iklim
tropis basah (Tipe B) dengan musim kemarau. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik,
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 618 mm yang terjadi selama 27
hari, sedangkan 617 mm selama 26 hari yaitu terjadi pada bulan Januari serta 613 mm
selama 26 hari terjadi pada bulan Maret.
Wilayah bagian Selatan Kabupaten Pangkep terutama yang berdekatan ibukota
Kabupaten Maros, seperti Bantimurung dan Biseang Labboro, termasuk ke dalam iklim
tipe D menurut pembagian iklim oleh Schmidt dan Ferguson, dengan nilai Q rasio =
8
68,5%, wilayah bagian timur termasuk ke dalam iklim tipe C, dengan nilai Q rasio = 56,52
%, sedangkan pada bagian utara, terutama wilayah kecamatan Balocci dan Bungoro,
juga masuk kategori iklim tipe C, tetapi lebih basah dari wilayah bagian timur dengan nilai
Q rasio = 33,87 % (Anonim, 2011). Sementara berdasarkan intensitas curah hujan, bulan
Desember sampai Maret merupakan bulan dimana terjadi curah hujan tertinggi. Kisaran
curah hujan pada bulan-bulan tersebut adalah 613 mm – 618 mm, dengan jumlah hari
hujan 26 hari. Untuk Bulu Sippong yang merupakan wilayah kecamatan Minaste’ne
mempunyai intensitas curah hujan 2946 – 3494 mm/tahun berdasarkan peta curah hujan
kawasan PT. Semen Tonasa.
B. Keadaan Geologi dan Morfologi Karst
Kondisi geologi kabupaten Pangkep terdiri atas Endapan aluvium, danau dan
pantai, Formasi Tonasa, Basal, Batuan Gunungapi formasi Camba, Formasi Balangbaru-
Formasi Maladu, Formasi Malawa, Batugamping Formasi Camba, Diorit, Batuan Malihan,
Komplek Melange, Endapan Undak, Trakit, Batuan Gunungapi Terpropilitka, dan
Terutama Tefrit Leusit (Anonim, 2011). Lebih lanjut disebutkan bahwa sebagian wilayah
Kabupaten Pangkep berdasarkan kondisi geologi didominasi oleh formasi tonasa baik di
wilayah daratan maupun wilayah kepulauan. Khusus untuk kecamatan Minasate’ne yang
merupakan wilayah dimana Bulu Sippong berada, batuan gunung api adalah formasi
Malawa dengan endapan permukaan adalah alluvium, danau, pantai dan endapan
undak.
Morfologi karst adalah morfologi khas yang terbentuk pada daerah yang tersusun
oleh litologi yang mengandung karbonat (CO3), dengan bentuk yang tidak teratur akibat
proses pelarutan oleh aktivitas air permukaan dan air tanah (Griffiths and Ramsey, 2009).
Kawasan karst PT. Semen Tonasa tersusun oleh litologi batugamping yang berasal dari
Formasi Tersier Eosen Miosen Tonasa (Temt). Bulu Sippong yang merupakan bagian
dari formasi tersebut mempunyai satuan morfolagi menara (tower), tebing terjal (cliff) dan
gua (cave). Kenampakan morfologi Bulu Sippong tersaji pada Gambar…..
9
Gambar 3. Kondisi Bulu Sippong dari beberapa sudut pandang
C. Keadaan Topografi dan Tanah
Secara umum wilayah kajian PT. Semen Tonasa memiliki topografi datar hingga
bergunung. Berdasarkan ketinggian tempat, wilayah tersebut dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu: dataran rendah (0 – 25 m dpl), dataran tinggi (25 – 100 m dpl), dan dataran
pegunungan (500 – 1000 m dpl). Kelerangan wilayah penambangan batu kapur juga
bervariasi, mulai datar ( 0 – 8%), agak berbukit (16 – 25%), berbukit (25 – 40%) dan
curam (>40%) (Anonim, 2011). Sementara berdasarkan kelas kelerengan, wilayah kajian
PT. Semen Tonasa terdapat empat kelas yaitu 0 – 8 % dengan bentuk lahan datar, 16 –
25 % bentuk lahan berbukit, dan kelerengan >40 % atau sangat curam. Menurut peta
topografi kawasan PT. Semen Tonas, wilayah Bulu Sippong dan sekitarnya yang
merupakan bagian dari kelurahan Bontoa dan masuk wilayah kecamatan Minasate’ne
berdasarkan ketinggian tempatnya termasuk dalam wilayah dataran tinggi dengan
kelerengan sebagaian besar datar dan sebagiab kecil curam.
10
Tanah pada lereng-lereng bukit merupakan jenis tanah Lithosol (Entisol) yang
berasal dari bahan induk batu gamping yang didominasi oleh kalsium dan magnesium.
Pada bagian bawah dari bukit-bukit tersebut ditemukan tanah Mediteran – Merah –
Kuning (Alfisol) yang berasal dari bahan induk tufa vulkan masam dan tanah Aluvial
(Entisol) yang berasal dari bahan induk endapan lempung dan pasir (Anonim, 1992).
Litosol atau inceptisol merupakan tanah tanah muda yang berkembang dan memiliki
horizon kambik, dominan di Kecamatan Minasatene (Anonim, 2011). Jenis-jenis tanah
yang ada di kecamatan ini adalah Aluvial Hodromorf, Glei Humus, Mediteran Merah
Kuning, Litosol, dan Mediteran Merah Kuning, Latosol. Kawasan Bulu Sippong yang
merupakan bagian dari wilayah kecamatan Minasate’ne tentu saja memiliki jenis tanah
seperti itu. Sementara berdasarkan hasil analisis sifat fisika tanah, tekstur tanah Bulu
Sippong bervariasi yaitu lempung, lempung berdebu dan lempung liat berdebu. Sifat-sifat
kimia tanah Bulu Sippong tersaji pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah Bulu Sippong
No Kadar Harkat *
1 pH 6,06 Agak masam 2 C organic 2.28% Sedang 3 N total 0,21% Sedang 4 P2O5 5,99 ppm Sangat rendah 5 Ca 1,17 cmol/kg Sangat rendah 6 Mg 0,27 cmol/kg Sangat rendah 7 K 0,27 cmol/kg Rendah 8 Na 0,37 cmol/kg Rendah 9 Kapasitas Tukar Kation (KTK) 19.65 cmol/kg Sedang
Keterangan:
* Kriteria nilai sifat kimia tanah (Pusat Penelitian Tanah dalam Hardjowigeno, 2007)
11
VI. HASIL
A. Keanekaragaman Tumbuhan di Bulu Sippong
Hasil analisis vegetasi menunjukkan 92 jenis tumbuhan di kawasan Bulu Sipong
(Tabel 2 dan Lampiran). Ada 55 jenis tumbuhan merupakan jenis pohon dan 4 jenis
adalah perdu. Jenis-jenis tumbuhan bawah berupa herba dan rumput juga ditemukan
tumbuh pada kawasan ini. Jenis herba ada 24 jenis dan rumput hanya 2 jenis. Sebanyak
8 jenis tumbuhan belum dapat diidentifikasi.
Tabel 2. Jenis-jenis tumbuhan yang tumbuh di Bulu Sipong
No Nama Jenis Familia Nama daerah Life
form/habitus
1 Adiantum philippense L. Adiantaceae Suplir Herba
2 Aglaia sp. Meliaceae Jenis 33 Herba
3 Amorphophallus campanulatus BL Araceae Tire Herba
4 Asystasia gangetica (L.) T.Anderson Acanthaceae Amballung Herba
5 Axonopus compressus (Sw.) P.Beauv. Poaceae Rumput 1 Rumput
6 Centrocema pubescens Leguminosae Sentro Herba
7 Cissus sp. Vitaceae Jenis 27 Herba
8 Cromolaena odorata Asteraceae Kirinyu Herba
9 Desmodium trifolium Fabaceae Desmodium Herba
10 Dioscorea alata L. Dioscoreaceae Jenis 9/uwi Herba
11 Dioscorea bulbifera L. Dioscoreaceae Jenis 11/gembolo Herba
12 Globba marantina L. Zingiberaceae Jenis 5 Herba
13 Isachne globosa (Thunb.) Kuntze Poaceae Rumput 2 Rumput
14 Kaempferia rotunda L. Zingiberaceae Boce' Herba
15 Lantana camara Verbenaceae Lantana camara Herba
16 Leea indica (Burm. fil.) Merr. Vitaceae Jenis 2 Perdu
17 Mimosa pudica Fabaceae Putri malu Herba
18 Nervilia concolor (Blume) Schltr. Orchidaceae Jenis 14 Herba
19 Peperomia pellucida (L) Khunt Piperaceae Kaca kaca Herba
20 Phyllanthus urinaria Phyllanthaceae Meniran Herba
21 Piper sirium C.DC. Piperaceae Jenis 3 Herba
22 Polyalthia lateriflora (Blume) Kurz Annonaceae Jenis 8 Herba
23 Pueraria javanica Leguminosae kudzu Herba
24 Senna tora (L.)Roxb. Fabaceae Jenis 1 Herba
25 Stachytarpeeta jamaicensis (L.) Vahl Verbenaceae Pecut kuda Herba
26 Tacca palmata Dioscoreaceae Tacca palmata Herba
27 Uvaria littoralis (Blume) Blume Annonaceae Laso-laso meong Herba
28 Leucaena sp. Leguminosae Bilalang bassi Perdu
12
29 Micromelum minutum Rutaceae Pakan Perantus Perdu
30 Morinda citrifolia Rubiaceae Mengkudu Perdu
31 Acalypha sp. Euphorbiaceae Jenis 29 pohon
32 Adenanthera microsperma Teijsm. & Binn. Leguminosae Jenis 17 Pohon
33 Alchornea rugosa (Lour.) Müll.Arg. Euphorbiaceae Jenis 16 Pohon
34 Alstonis scholaris (L.) R. Br. Apocynaceae Pulai Pohon
35 Anacardium occidentale Anacardiaceae Jambu Mete Pohon
36 Anthocepalus cadamba Rubiaceae Jabon putih Pohon
37 Arenga pinnata (Wurmb) Merr. Arecaceae Aren Pohon
38 Barringtonia asiatica (L.) Kurz Araliaceae Alakkang Pohon
39 Borassus flabellifer Arecaceae Lontara Pohon
40 Buchania arboresncens Anacardiaceae Pao pao Pohon
41 Capparis sepiaria var. fischeri (Pax) DeWolf Capparaceae Jenis 15 Pohon
42 Cassia fistula L. Fabaceae Kayu raja Pohon
43 Cassia siamea Fabaceae Johar Pohon
44 Ceiba pentandra Malvaceae (Bombacaceae) Kapok randu Pohon
45 Celtis philippensis Blanco Cannabaceae Ficus 2 Pohon
46 Clerodendrum sp. Lamiaceae Katabo Pohon
47 Dalbergia stipulacea Roxb. Leguminosae Jenis 12 Pohon
48 Diospyros sp. Ebenaceae Jenis 22 Pohon
49 Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe Anacardiaceae Rao dare Pohon
50 Dysoxylum alliaceum (Blume) Blume Meliaceae Jenis 7 Pohon
51 Dysoxylum sp. Meliaceae Bolalangi Pohon
52 Erioglossum rubiginosum Sapindaceae Kodong kodong Pohon
53 Ficus ampelas Burm. fil. Moraceae Capuko Pohon
54 Ficus callosa Willd. Moraceae Ada' Pohon
55 Ficus hispida L. fil. Moraceae Ficus 1 Pohon
56 Ficus septica Burm. fil. Moraceae Salo salo Pohon
57 Ficus sp. Moraceae Ficus 3 Pohon
58 Ficus tinctoria G.Forst. Moraceae Jenis 28 Pohon
59 Flacourtia jangomas Flacourtiaceae/Saliacea Lobe lobe Pohon
60 Gmelina arborea Lamiaceae Gmelina Pohon
61 Kleinhovia hospital Linn Malvaceae Paliasa Pohon
62 Leucosyke capitellata (Poir.) Wedd. Urticaceae Jenis 10 Pohon
63 Mallotus molisimus Euphorbiaceae Mallotus Pohon
64 Mallotus philippensis (Lam.) Müll.Arg. Euphorbiaceae Jenis 13 Pohon
65 Mallotus sp. Euphorbiaceae Jenis 23 Pohon
66 Microcos florida (Miq.) Burret Malvaceae Bunu Pohon
67 Moringa oleifera Moringaceae Kelor Pohon
68 Nauclea sp. Rubiaceae Jenis 32 Pohon
69 Polyscias nodosa Araliaceae Lento lento pohon
70 Polyscias serratifolia (Miq.) Lowry & G.M.Plunkett Araliaceae Kaju tanang Pohon
71 Pterocarpus indicus Willd Fabaceae Cenrana Pohon
72 Pterocymbium javanicum Malvaceae Gammi Pohon
13
73 Pterospermum celebicum Miq. Malvaceae Bayur Pohon
74 Schleichera oleosa (Lour.) Oken Schleichera Ba'do Pohon
75 Spondias pinnata (L. fil.) Kurz Anacardiaceae Kecceng Pohon
76 Sterculia foetida Sterculiaceae Sterculia Pohon
77 Swietenia macrophylla Meliaceae Mahoni Pohon
78 Syzygium cumini (L.) Skeels Myrtaceae Coppeng Pohon
79 Taxotrophis sp. Moraceae Kolasa pohon
80 Tectona grandis L.f Verbenaceae Jati Pohon
81 Terminalia catappa Combretaceae Ketapang Pohon
82 Vitex quinata (Lour.) F.N.Williams Lamiaceae Jenis 24 pohon
83 Xerospermum noronhianum Blume Sapindaceae Tera terasa Pohon
84 Unident Bangkala bulu Pohon
85 Unident Poro poro Pohon
86 Unident Tera terasa 2 Pohon
87 Unident Pasui pohon
88 Unident Jenis 18
89 Unident Jenis 4
90 Unident Jenis 30
91 Unident Jenis 6
92 Unident Jenis 25
Diantara 24 jenis tumbuhan herba yang tumbuh di Bulu Sipong, beberapa
diantaranya merupakan tumbuhan yang digunakan sebagai sumber pangan untuk
masyarakat sekitar. Jenis-jenis tumbuhan tersebut antara lain adalah Kaempferia rotunda
L. (bocce), Dioscorea alata L (uwi ungu)., dan Dioscorea bulbifera L (gembolo). Menurut
masyarakat sekitar, tumbuhan bocce’ biasa dimasak sebagai sayur. Sementara uwi ungu
dan gembolo adalah jenis tumbuhan umbi yang telah dikenal sejak lama sebagai sumber
pangan (Wasunendra dan Ravidran, 1994; Mali et al., 2003; Herlina et al., 2015).
Penggunaan kedua jenis umbi tersebut sebagai bahan makanan belum banyak di kenal
di Sulawesi, namun banyak penelitian bahkan telah membuktikan kedua jenis tumbuhan
umbi ini tidak hanya bermanfaat sebagai sumber karbohidrat tetapi juga mempunyai
senyawa-senyawa kimia yang berpotensi untuk obat (Maithili et al., 2011; Mbiantacha et
al., 2011; Jun et al., 2012).
Selain jenis-jenis tumbuhan herba bermanfaat yang dijumpai pada plot-plot
pengamatan, sebenarnya di luar plot pengamatan juga dijumpai tumbuhan herba yang
bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sumber pangan. Salah satu diantaranya adalah
jenis Dioscorea hispida (sikapa atau gadung). Seperti halnya uwi ungu dan gembolo,
14
gadung dapat menjadi sumber pangan alternatif dan sebagai sumber pangan pokok
seperti beras, jagung, singkong dan gandum.
Jenis tumbuhan herba atau rumput-rumputan bermanfaat yang juga dijumpai di Bulu
Sipong tetapi terdapat di luar plot pengamatan adalah bambu (Bambusa sp.). Bambu
cukup banyak dijumpai tumbuh di Bulu Sipong, bahkan pada lereng-lerang yang curam.
Keberadaan bambu di Bulu Sipong kemungkinan karena ditanam oleh masyarakat
sekitar.
Diantara 4 jenis perdu yang ditemukan di Bulu Sipong, hanya Morinda citrifolia
(Mengkudu) yang telah dikenal mempunyai manfaat sebagai obat. Buah muda, daun dan
akar digunakan untuk bahan pembuat obat (Nelson, 2003). Selenium, salah satu mineral
yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Mengkudu telah
terbukti mengandung senyawa anti peradangan, anti kanker, anti bakteria, dan anti
bakteri.
Beberapa jenis pohon yang dijumpai di Bulu Sipong mempunyai manfaat sebagai
sumber pangan. Jenis-jenis tersebut antara lain adalah Arenga pinnata (aren),
Anacardium occidentale (jambu mete), Borassus flabellifer (lontar), Flacourtia jangomas
(lobe-lobe), Syzygium cumini (L.) Skeels (coppeng), Moringa oleifera (kelor) dan
Spondias sp. (kecceng). Sebagian jenis yang lain mempunyai manfaat sebagai obat yaitu
Kleinhovia hospital Linn (paliasa), Ficus septica Burm. Fil (salo-salo), Taxotrophis sp.
(kolasa) dan Alstonia scholaris (pulai). Menurut masyarakat sekitar, paliasa digunakan
untuk obat beberapa macam penyakit dalam. Daun muda salo-salo biasa digunakan
sebagai obat penurun panas. Sementara itu, getah kolasa dan pulai dapat digunakan
untuk meredakan sakit gigi. Dracontomelon dao juga telah terbukti mempunyai
kandungan kimia yang berpotensi bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan obat
(Ragasa et al., 2017) Lebih dari itu, kayu beberapa jenis pohon yang tumbuh di Bulu
Sipong telah dikenal dapat digunakan sebagai kayu pertukangan. Jenis-jenis pohon
tersebut adalah Tectona grandis (jati), Gmelia arborea (gmelina), Alstonia scholaris
(pulai), Adenantera microspermum (saga), Antocephalus cadamba (jabon putih),
Pterocarpus indicus (cenrana/angsana), Pterospermum celebicum (Bayur),
Pterocymbium javanicum (gammi), Schleichera oleosa (ba’do/kosambi), Barringtonia
asiatica (alakkang), Sterculia foetida (kepuh), dan Swietenia macrophylla (mahoni)
15
Dominansi atau seberapa pentingnya peran jenis-jenis tumbuhan di Bulu Sippong
dapat dilihat dari indeks nilai penting masing-masing jenis yang dikelompokkan
berdasarkan bentuk hidup/habitus. Indeks Nilai Penting (INP) merupakan diperoleh dari
hasil penjumlahan Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi Relatif
(DR). Hasil perhitungan kerapatan, kerapatan relatif, frekwensi, frekwensi relatif, dan
indeks nilai penting pada tingkat herba disajikan pada Tabel 3. Terlihat bahwa komposisi
dan struktur masing-masing jenis herba bervariasi pada setiap jenis. Pada tingkatan
herba, ditemukan sedikitnya 28 jenis tanaman. Berdasarkan analisis data, diketahui
bahwa 5 jenis tanaman dengan nilai INP tertinggi adalah Isachne globosa (Thunb.)
Kuntze, Desmodium sp., Piper sirium C.DC., Senna tora (7.) Roxb. dan Cromolaena
odorata. Nilai INP kelima jenis tanaman ini secara berurutan adalah 33.66, 29.24, 28.10,
13.18 dan 11.57 (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa kelima jenis tersebut merupakan
tanaman herba yang keberadaannya secara ekologis dalam komunitas vegetasi di areal
bulu sipong adalah cukup penting dibanding jenis herba lainnya.
Tabel 3. Kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR),
dan indeks nilai penting (INP) tumbuhan herba di Bulu Sippong
No Nama Ilmiah F FR K KR INP
1 Isachne globosa (Thunb.) Kuntze 0.5 11.63 131000 22.04 33.66 2 Desmodium sp. 0.1 2.33 160000 26.91 29.24 3 Piper sirium C.DC. 0.25 5.81 132500 22.29 28.10 4 Senna tora (L.)Roxb. 0.1 2.33 64500 10.85 13.18 5 Cromolaena odorata 0.4 9.30 13500 2.27 11.57 6 Amorphophallus campanulatus BL 0.4 9.30 5000 0.84 10.14 7 Mimosa pudica 0.05 1.16 40000 6.73 7.89 8 Lantana camara 0.3 6.98 4000 0.67 7.65 9 Adiantum philippense L. 0.25 5.81 7000 1.18 6.99
10 Stachytarpeeta jamaicensis (L.) Vahl 0.25 5.81 4000 0.67 6.49 11 Leea indica (Burm. fil.) Merr. 0.25 5.81 3500 0.59 6.40 12 Pueraria javanica 0.15 3.49 2500 0.42 3.91 13 Tacca palmata 0.15 3.49 1500 0.25 3.74 14 Globba marantina L. 0.1 2.33 5000 0.84 3.17 15 Asystasia gangetica (L.) T.Anderson 0.1 2.33 3500 0.59 2.91 16 Centrosema pubescens 0.1 2.33 1500 0.25 2.58 17 Unident 0.1 2.33 1500 0.25 2.58 18 Dioscorea bulbifera L. 0.1 2.33 1000 0.17 2.49 19 Polyalthia lateriflora (Blume) Kurz 0.1 2.33 1000 0.17 2.49 20 Dioscorea alata L. 0.1 2.33 1000 0.17 2.49 21 Phyllanthus urinaria 0.05 1.16 5500 0.93 2.09 22 Cissus sp. 0.05 1.16 1500 0.25 1.42 23 Nervilia concolor (Blume) Schltr. 0.05 1.16 1000 0.17 1.33 24 Kaempferia rotunda L. 0.05 1.16 500 0.08 1.25
16
25 Unident 0.05 1.16 500 0.08 1.25 26 Peperomia pellucida (L) Khunt 0.05 1.16 500 0.08 1.25 27 Uvaria littoralis (Blume) Blume 0.05 1.16 500 0.08 1.25 28 Axonopus compressus (Sw.) P.Beauv. 0.05 1.16 500 0.08 1.25
4.25 99 594000 100 199
Selanjutnya hasil perhitungan kerapatan, kerapatan relatif, frekwensi, frekwensi
relatif, dan indeks nilai penting pada tingkat semai ditampilkan pada Tabel 4. Terlihat
bahwa komposisi dan struktur masing-masing jenis pada tingkatan semai bervariasi pada
setiap jenis. Pada tingkatan ini, ditemukan sedikitnya 34 jenis tanaman. Berdasarkan
analisis data, diketahui bahwa 5 jenis tanaman dengan nilai INP tertinggi adalah
Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe, Buchania arboresncens, Syzygium cumini
(L.) Skeels, Mallotus philippensis (Lam.) Müll.Arg, dan Mallotus molisimus dengan nilai
secara berurutan adalah 33.66, 29.24, 28.10, 13.18 dan 11.57. Hal ini menunjukkan
bahwa kelima jenis tersebut merupakan jenis tanaman yang keberadaannya secara
ekologis dalam komunitas vegetasi pada tingkatan semai di areal bulu sipong adalah
cukup penting dibanding jenis herba lainnya.
Tabel 4. Kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR), dan indeks nilai penting (INP) jenis pohon pada tingkat semai di Bulu Sippong
No Nama Ilmiah F FR K KR INP
1 Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe 0.4 11.76 2500 16.39 28.16
2 Buchania arboresncens 0.4 11.76 1500 9.84 21.60
3 Syzygium cumini (L.) Skeels 0.2 5.88 1625 10.66 16.54
4 Mallotus philippensis (Lam.) Müll.Arg. 0.2 5.88 750 4.92 10.80
5 Mallotus molisimus 0.1 2.94 875 5.74 8.68
6 Pterospermum celebicum Miq. 0.1 2.94 625 4.10 7.04
7 Unident 0.15 4.41 375 2.46 6.87
8 Polyalthia lateriflora (Blume) Kurz 0.15 4.41 375 2.46 6.87
9 Adenanthera microsperma Teijsm. & Binn. 0.1 2.94 500 3.28 6.22
10 Clerodendrum sp. 0.1 2.94 500 3.28 6.22
11 Kleinhovia hospital Linn 0.1 2.94 500 3.28 6.22
12 Barringtonia asiatica (L.) Kurz 0.05 1.47 625 4.10 5.57
13 Arenga pinnata (Wurmb) Merr. 0.05 1.47 625 4.10 5.57
14 Ficus hispida L. fil. 0.1 2.94 250 1.64 4.58
15 Tectona grandis L.f 0.1 2.94 250 1.64 4.58
16 Microcos florida (Miq.) Burret 0.1 2.94 250 1.64 4.58
17
17 Polyscias nodosa 0.1 2.94 250 1.64 4.58
18 Flacourtia jangomas 0.1 2.94 250 1.64 4.58
19 Xerospermum noronhianum Blume 0.1 2.94 250 1.64 4.58
20 Unident 0.05 1.47 375 2.46 3.93
21 Dysoxylum alliaceum (Blume) Blume 0.05 1.47 250 1.64 3.11
22 Micromelum minutum 0.05 1.47 250 1.64 3.11
23 Alstonis scholaris (L.) R. Br. 0.05 1.47 250 1.64 3.11
24 Schleichera oleosa (Lour.) Oken 0.05 1.47 125 0.82 2.29
25 Pterocarpus indicus Willd 0.05 1.47 125 0.82 2.29
26 Alchornea rugosa (Lour.) Müll.Arg. 0.05 1.47 125 0.82 2.29
27 Diospyros sp. 0.05 1.47 125 0.82 2.29
28 Aglaia sp. 0.05 1.47 125 0.82 2.29
29 Cassia siamea 0.05 1.47 125 0.82 2.29
30 Polyscias serratifolia (Miq.) Lowry & G.M.Plunkett
0.05 1.47 125 0.82 2.29
31 Terminalia catappa 0.05 1.47 125 0.82 2.29
32 Morinda citrifolia 0.05 1.47 125 0.82 2.29
33 Unident 0.05 1.47 125 0.82 2.29
34 Dalbergia stipulacea Roxb. 0.05 1.16 500 0.08 1.25
3.45 101 15750 100 201.25
Hasil perhitungan dominansi, dominansi relative, kerapatan, kerapatan relatif,
frekwensi, frekwensi relatif, dan indeks nilai penting pada tingkat pancang tersaji pada
Tabel 5. Terlihat bahwa komposisi dan struktur masing-masing jenis pada tingkatan
pancang bervariasi pada setiap jenis. Pada tingkatan ini, ditemukan sedikitnya 33 jenis
tanaman. Pada tingkat pancang, 5 jenis tanaman yang mempunyai nilai INP tertinggi
adalah Mallotus molisimus, Microcos florida (Miq.) Burret, Cassia siamea, Dracontomelon
dao (Blanco) Merr. & Rolfe dan Polyscias nodosa. Nilai INP kelima jenis tanaman ini
secara berurutan adalah 53.01, 24.62, 24.32, 19.90 dan 18.43.
Tabel 5. Kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR), dan indeks nilai penting (INP) jenis pohon dan perdu pada tingkat pancang di Bulu Sippong
No Nama Ilmiah D DR F FR K KR INP
1 Mallotus molisimus 0.23 16.01 0.30 10.91 480 26.09 53.01
2 Microcos florida (Miq.) Burret 0.11 7.92 0.25 9.09 140 7.61 24.62
3 Cassia siamea 0.15 10.17 0.15 5.45 160 8.70 24.32
4 Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe 0.06 3.93 0.20 7.27 160 8.70 19.90
5 Polyscias nodosa 0.09 6.46 0.15 5.45 120 6.52 18.43
18
6 Nauclea sp. 0.12 8.65 0.05 1.82 20 1.09 11.56
7 Tectona grandis L.f 0.04 2.68 0.10 3.64 80 4.35 10.67
8 Celtis philippensis Blanco 0.10 6.90 0.05 1.82 20 1.09 9.80
9 Alseodaphne bancana Miq. 0.10 6.90 0.05 1.82 20 1.09 9.80
10 Micromelum minutum 0.07 4.70 0.05 1.82 60 3.26 9.78
11 Unident 0.08 5.84 0.05 1.82 20 1.09 8.74
12 Ficus hispida L. fil. 0.03 2.04 0.10 3.64 40 2.17 7.85
13 Alstonis scholaris (L.) R. Br. 0.03 1.88 0.10 3.64 40 2.17 7.69
14 Clerodendrum sp. 0.02 1.63 0.10 3.64 40 2.17 7.44
15 Alchornea rugosa (Lour.) Müll.Arg. 0.01 0.79 0.10 3.64 40 2.17 6.60
16 Ficus sp. 0.05 3.58 0.05 1.82 20 1.09 6.48
17 Buchania arboresncens 0.01 0.50 0.10 3.64 40 2.17 6.31
18 Leucosyke capitellata (Poir.) Wedd. 0.04 2.82 0.05 1.82 20 1.09 5.73
19 Polyscias serratifolia (Miq.) Lowry & G.M.Plunkett 0.03 1.86 0.05 1.82 20 1.09 4.77
20 Erioglossum rubiginosum 0.00 0.09 0.05 1.82 40 2.17 4.08
21 Unident 0.02 1.10 0.05 1.82 20 1.09 4.01
22 Dysoxylum sp. 0.01 0.71 0.05 1.82 20 1.09 3.61
23 Mallotus philippensis (Lam.) Müll.Arg. 0.01 0.54 0.05 1.82 20 1.09 3.45
24 Capparis sepiaria var. fischeri (Pax) DeWolf 0.01 0.54 0.05 1.82 20 1.09 3.45
25 Acalypha sp. 0.01 0.40 0.05 1.82 20 1.09 3.30
26 Unident 0.01 0.40 0.05 1.82 20 1.09 3.30
27 Unident 0.00 0.28 0.05 1.82 20 1.09 3.18
28 Xerospermum noronhianum Blume 0.00 0.28 0.05 1.82 20 1.09 3.18
29 Unident 0.00 0.18 0.05 1.82 20 1.09 3.08
30 Ficus ampelas Burm. fil. 0.00 0.10 0.05 1.82 20 1.09 3.00
31 Mallotus sp. 0.00 0.04 0.05 1.82 20 1.09 2.95
32 Vitex quinata (Lour.) F.N.Williams 0.00 0.04 0.05 1.82 20 1.09 2.95
33 Unident 0.00 0.04 0.05 1.82 20 1.09 2.95
1.44 100 2.75 100 1840 100 300
Hasil perhitungan dominansi, dominansi relative, kerapatan, kerapatan relatif,
frekwensi, frekwensi relatif, dan indeks nilai penting pada tingkat pancang tersaji pada
Tabel 6. Terlihat bahwa komposisi dan struktur masing-masing jenis pada tingkatan tiang
bervariasi pada setiap jenis. Pada tingkat tiang, 5 jenis tanaman yang mempunyai nilai
INP tertinggi adalah Tectona grandis L.f, Polyscias nodosa, Ficus hispida L. fil., Swietenia
macrophylla, dan Syzygium cumini (L.) Skeels. Nilai INP kelima jenis tanaman ini secara
berurutan adalah 68.42, 25.56, 23.33, 22.90 dan 22.61.
19
Tabel 6. Kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR), dan indeks nilai penting (INP) jenis pohon pada tingkat tiang di Bulu Sippong
No Jenis D DR F FR K KR INP
1 Tectona grandis L.f 1.08 27.34 0.25 15.63 70 25.45 68.42
2 Polyscias nodosa 0.41 10.22 0.10 6.25 25 9.09 25.56
3 Ficus hispida L. fil. 0.39 9.81 0.10 6.25 20 7.27 23.33
4 Swietenia macrophylla 0.42 10.69 0.05 3.13 25 9.09 22.90
5 Syzygium cumini (L.) Skeels 0.31 7.79 0.15 9.38 15 5.45 22.61
6 Alstonis scholaris (L.) R. Br. 0.21 5.25 0.15 9.38 15 5.45 20.08
7 Mallotus molisimus 0.21 5.25 0.10 6.25 20 7.27 18.77
8 Celtis philippensis Blanco 0.18 4.59 0.10 6.25 10 3.64 14.47
9 Cassia siamea 0.07 1.84 0.10 6.25 10 3.64 11.73
10 Ficus ampelas Burm. fil. 0.16 3.94 0.05 3.13 10 3.64 10.70
11 Ficus sp. 0.12 3.06 0.05 3.13 10 3.64 9.82
12 Ficus tinctoria G.Forst. 0.08 2.00 0.05 3.13 10 3.64 8.76
13 Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe 0.09 2.22 0.05 3.13 5 1.82 7.16
14 Xerospermum noronhianum Blume 0.06 1.45 0.05 3.13 5 1.82 6.39
15 Tera Terasa 2 0.05 1.23 0.05 3.13 5 1.82 6.17
16 Pasui 0.04 1.09 0.05 3.13 5 1.82 6.04
17 Anacardium occidentale 0.04 0.90 0.05 3.13 5 1.82 5.85
18 Ficus septica Burm. fil. 0.04 0.90 0.05 3.13 5 1.82 5.85
19 Buchania arboresncens 0.02 0.44 0.05 3.13 5 1.82 5.39
3.97 100 1.6 100 275 100 300
Pada tingkat pohon, 5 jenis tanaman yang mempunyai nilai INP tertinggi adalah
Tectona grandis L.f, Alstonis scholaris (L.) R. Br., Syzygium cumini (L.) Skeels, Borassus
flabellifer dan Kleinhovia hospital Linn dengan nilai masing-masing secara berurutan
adalah 74.57, 43.26, 19.03, 16.50, dan 11.90 (Tabel 7). Hal ini menunjukkan bahwa
kelima jenis tersebut merupakan jenis tanaman yang mampu mencapai pertumbuhan
hingga tingkatan pohon, sehingga keberadaannya secara ekologis dalam komunitas
vegetasi di areal bulu sipong adalah cukup penting dibanding jenis tanaman lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa kelima jenis tersebut merupakan jenis tanaman yang
mampu mencapai pertumbuhan hingga tingkatan pohon, sehingga keberadaannya
secara ekologis dalam komunitas vegetasi di areal bulu sipong adalah cukup penting
dibanding jenis tanaman lainnya. Besarnya indeks nilai penting menunjukkan peranan
kelima jenis yang tersebut dalam komunitas vegetasi bulu sipong. Jika diperhatikan,
terdapat dua jenis yang mempunyai nilai INP yang lebih tinggi dari jenis lainnya, yaitu Jati
20
dan Pulai. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua jenis ini merupakan jenis yang
mendominasi bulu sipong karena memiliki nilai INP tertinggi. Kedua jenis tersebut
selanjutnya dapat dikatakan sebagai jenis yang dominan dalam ekosistem bulu sipong.
Keduanya dapat dikatakan mampu menempati sebagian wilayah bulu sipong hingga
mencapai tingkat permudaan berupa pohon. Hal ini menunjukkan bahwa Jati dan Pulai
merupakan jenis yang mempunyai kemampuan beradaptasi dengan kondisi lingkungan
Bulu Sipong. Namun demikian, perlu dipertimbangkan bahwa dominasi Jati tersebut
terjadi karena jenis ini merupakan jenis yang ditanam secara sengaja di areal Bulu
Sipong.
Berdasarkan nilai dominasi relatif, terlihat bahwa masing-masing jenis mempunyai
nilai dominasi yang bervariasi. Nilai dominasi relative tertinggi ditunjukkan oleh jenis jati
dan pulai yaitu berada pada kisaran 22 persen. Nilai ini dihitung berdasarkan besarnya
nilai diameter batang setinggi dada. Demikian pula dengan nilai frekwensi relative dan
nilai kerapatan relative, jenis jati dan pulai mempunyai nilai tertinggi dibanding jenis
lainnya.
Tabel 7. Kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR), dan indeks nilai penting (INP) jenis pohon pada tingkat pohon di Bulu Sippong
No Jenis D DR F FR K KR INP
1 Tectona grandis L.f 2.29 22.94 0.50 17.54 37.5 34.09 74.57
2 Alstonis scholaris (L.) R. Br. 2.25 22.51 0.30 10.53 11.25 10.23 43.26
3 Syzygium cumini (L.) Skeels 0.52 5.20 0.20 7.02 7.5 6.82 19.03
4 Borassus flabellifer 0.84 8.44 0.10 3.51 5 4.55 16.50
5 Kleinhovia hospital Linn 0.21 2.09 0.15 5.26 5 4.55 11.90
6 Ficus hispida L. fil. 0.14 1.38 0.15 5.26 3.75 3.41 10.05
7 Pterocarpus indicus Willd 0.39 3.92 0.10 3.51 2.5 2.27 9.70
8 Pterocymbium javanicum 0.39 3.91 0.10 3.51 2.5 2.27 9.69
9 Spondias pinnata (L. fil.) Kurz 0.26 2.63 0.10 3.51 3.75 3.41 9.55
10 Celtis philippensis Blanco 0.33 3.27 0.10 3.51 2.5 2.27 9.05
11 Polyscias nodosa 0.14 1.39 0.10 3.51 3.75 3.41 8.31
12 Ficus sp. 0.46 4.60 0.05 1.75 1.25 1.14 7.49
13 Terminalia catappa 0.08 0.83 0.10 3.51 2.5 2.27 6.61
14 Anthocepalus cadamba 0.32 3.23 0.05 1.75 1.25 1.14 6.12
15 Ceiba pentandra 0.29 2.88 0.05 1.75 1.25 1.14 5.77
16 Barringtonia asiatica (L.) Kurz 0.22 2.24 0.05 1.75 1.25 1.14 5.13
17 Anacardium occidentale 0.09 0.92 0.05 1.75 2.5 2.27 4.94
18 Ficus callosa Willd. 0.16 1.56 0.05 1.75 1.25 1.14 4.45
21
19 Pasui 0.08 0.77 0.05 1.75 1.25 1.14 3.66
20 Leucaena sp. 0.07 0.70 0.05 1.75 1.25 1.14 3.59
21 Taxotrophis sp. 0.07 0.70 0.05 1.75 1.25 1.14 3.59
22 Cassia fistula L. 0.06 0.64 0.05 1.75 1.25 1.14 3.53
23 Ficus septica Burm. fil. 0.06 0.64 0.05 1.75 1.25 1.14 3.53
24 Cassia siamea 0.06 0.56 0.05 1.75 1.25 1.14 3.45
25 Sterculia foetida 0.06 0.56 0.05 1.75 1.25 1.14 3.45
26 Moringa oleifera 0.04 0.42 0.05 1.75 1.25 1.14 3.31
27 Gmelina arborea 0.04 0.41 0.05 1.75 1.25 1.14 3.30
28 Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe 0.04 0.36 0.05 1.75 1.25 1.14 3.25
29 Swietenia macrophylla 0.03 0.32 0.05 1.75 1.25 1.14 3.21
10 100 2.85 100 110 100 300
Selanjutnya, dilakukan analisis indeks keanekaragaman jenis pada tingkatan
permudaan tanaman berdasarkan hasil perhitungan INP masing-masing tingkatan
permudaan. Hasil perhitungan Indeks keanekaragaman (H’) Shannon dan Wiener (1949)
pada tingkatan semai, pancang, tiang dan pohon dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan
nilai indeks keanekaragaman Shannon – Wiener (H’), tingkat semai mempunyai nilai
tertinggi dibanding tingkat permudaan lainnya, yaitu sebesar 3.12, Nilai ini dapat
digolongkan kedalam keanekaragaman yang tinggi. Tingkat permudaan lainnya yaitu
pancang (2.89), tiang (2.60) dan pohon (2.65) dapat digolongkan mempunyai nilai
keanekaragaman yang sedang.
Nilai indeks yang bervariasi tersebut menggambarkan kekayaan jenis vegetasi
pada areal bulu sipong. Tingkat pancang, tiang dan pohon yang berada pada nilai
keanekaragaman sedang (nilai berkisar antara 2.60-2.89) kemungkinan disebabkan oleh
kondisi bulu sipong yang berupa karst sehingga tanaman yang tumbuh di areal ini hanya
tanaman tertentu saja, yaitu jenis yang mampu beradaptasi dengan areal karst. Kondisi
ini ditunjang oleh sejarah pengelolaan bulu sipong, yaitu pada beberapa tahun
sebelumnya merupakan wilayah yang menjadi lahan perkebunan masyarakat sekitar,
sehingga dapat dikatakan areal hutan bulu sipong merupakan areal hutan sekunder.
Beberapa tahun belakangan ini, areal bulu sipong kemudian ditinggalkan oleh
masyarakat dan lambat laun mengalami suksesi alami. Hal ini terlihat dari nilai indeks
keanekaragaman pada tingkat permudaan semai telah berada pada kisaran 3.12, yaitu
tergolong pada keanekaragaman yang tinggi.
22
Kriteria nilai indeks keanekaragaman Shannon – Wiener (H’) adalah sebagai berikut: H’ < 1: keanekaragaman rendah 1<H’=3: keanekaragaman sedang H’> 3: keanekaragaman tinggi
Tabel 8. Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Pohon di Bulu Sipong
No Tingkat Permudaan Nilai Indeks Keanekaragaman (H’) Keterangan
1 Semai 3.12 Tinggi
2 Pancang 2.89 Sedang
3 Tiang 2.60 Sedang
4 Pohon 2.65 Sedang
B. Lokalitas Jenis Perdu dan Pohon di Bulu Sippong
Sebagian besar jenis-jenis pohon yang tumbuh di Bulu Sipong merupakan jenis
lokal. Lokalitas jenis-jenis tersebut ditentukan berdasarkan pendekatan pada daerah
sebaran alami yang diacu dari beberapa pustaka. Penentuan lokalitas jenis tumbuhan
pada laporan ini hanya dibatasi pada jenis-jenis pohon dan perdu. Ada beberapa jenis
pohon yang dalam pustaka tidak secara jelas dinyatakan sebaran alaminya di Sulawesi,
namun jenis-jenis tersebut pada laporan ini dinyatakan sebagai jenis lokal. Pertimbangan
yang digunakan untuk menentukan lokalitas jenis-jenis seperti itu adalah berdasarkan
luasnya daerah sebaran alami dan jenis tersebut merupakan jenis yang belum diketahui
nilai ekonominya atau belum dimanfaatkan. Tabel 9 menyajikan lokal atau tidaknya jenis-
jenis pohon yang tumbuh di Bulu Sipong.
Tabel 9. Lokalitas jenis-jenis pohon dan perdu yang tumbuh di Bulu Sipong
No Nama Jenis Nama Lokal Lokalitas Pustaka
1 Acalypha sp. Jenis 29 undetermined -
2 Adenanthera microsperma Teijsm. & Binn. Jenis 17/saga Lokal 5, 7, 12
3 Alchornea rugosa (Lour.) Müll.Arg. Jenis 16 Lokal 5, 12
4 Alstonis scholaris (L.) R. Br. Pulai Lokal 1, 2, 4, 5, 8, 12
5 Anacardium occidentale Jambu Mete Introduksi 5, 12
6 Anthocepalus cadamba Jabon putih Lokal 1, 2
7 Arenga pinnata (Wurmb) Merr. Aren Lokal 4
8 Barringtonia asiatica (L.) Kurz Alakkang/puca’ Lokal 5, 8
9 Borassus flabellifer Lontara Introduksi 4, 5, 12
10 Buchania arboresncens Pao pao Lokal 1, 4, 6
11 Capparis sepiaria var. fischeri (Pax) DeWolf Jenis 15 undetermined -
23
12 Cassia fistula L. Kayu raja Lokal 7
13 Cassia siamea Johar Lokal 1, 6, 9, 10
14 Ceiba pentandra Kapok randu Introduksi 5, 12
15 Celtis philippensis Blanco Ficus 2 Lokal 5, 8, 12
16 Clerodendrum sp. Katabo undetermined
17 Dalbergia stipulacea Roxb. Jenis 12 Introduksi 5, 12
18 Diospyros sp. Jenis 22 undetermined -
19 Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe Rao dare Lokal 4, 5, 12
20 Dysoxylum alliaceum (Blume) Blume Jenis 7 Lokal 5, 8, 12
21 Dysoxylum sp. Bolalangi undetermined -
22 Erioglossum rubiginosum Kodong kodong undetermined -
23 Ficus ampelas Burm. fil. Capuko Lokal 5, 8, 12
24 Ficus callosa Willd. Ada' Lokal 5, 13
25 Ficus hispida L. fil. Ficus 1 Lokal 4, 5, 12
26 Ficus septica Burm. fil. Salo salo Lokal 5, 12
27 Ficus sp. Ficus 3 undetermined -
28 Ficus tinctoria G.Forst. Jenis 28 Lokal 5, 12
29 Flacourtia jangomas Lobe lobe Introduksi 4, 5, 7
30 Gmelina arborea Gmelina Introduksi 5, 10, 12
31 Kleinhovia hospital Linn Paliasa Lokal 4, 5
32 Leea indica (Burm. fil.) Merr. Mali-Mali Lokal 4, 14
32 Leucaena sp. Bilalang bassi undetermined -
33 Leucosyke capitellata (Poir.) Wedd. Jenis 10 Lokal 13
34 Mallotus molisimus Mallotus Lokal 6, 13
35 Mallotus philippensis (Lam.) Müll.Arg. Jenis 13 Lokal 13
36 Mallotus sp. Jenis 23 undetermined -
37 Microcos florida (Miq.) Burret Bunu Introduksi 12
38 Micromelum minutum Pakan Perantus Lokal 12
39 Morinda citrifolia Mengkudu Lokal 4, 12
40 Moringa oleifera Kelor Introduksi 5, 12
41 Nauclea sp. Jenis 32 undetermined -
42 Polyscias nodosa Lento lento Lokal 12
43 Polyscias serratifolia (Miq.) Lowry & G.M.Plunkett Kaju tanang Lokal 12, 13
44 Pterocarpus indicus Willd Cenrana Lokal 1, 2, 4, 5, 8
45 Pterocymbium javanicum Gammi Lokal 14
46 Pterospermum celebicum Miq. Bayur/ Banyoro’ Lokal 1, 7, 8, 11
47 Schleichera oleosa (Lour.) Oken Ba'do/kesambi Lokal 5, 14
48 Spondias pinnata (L. fil.) Kurz Kecceng Lokal 13
49 Sterculia foetida Sterculia/ Kepuh Lokal 1, 3, 4, 5, 13
50 Swietenia macrophylla Mahoni Introduksi 5, 12, 14
51 Syzygium cumini (L.) Skeels Coppeng Lokal 4, 5, 12, 13
52 Taxotrophis sp. Kolasa undetermined -
53 Tectona grandis L.f Jati Introduksi 6, 7, 12, 14
54 Terminalia catappa Ketapang Introduksi 7, 12, 14
55 Unident Bangkala bulu undetermined -
24
56 Unident Poro poro undetermined -
57 Unident Tera terasa 2 undetermined -
58 Vitex quinata (Lour.) F.N.Williams Jenis 24 Lokal 12, 13,14
59 Xerospermum noronhianum Blume Tera terasa Introduksi 5, 12, 14, 15
Keterangan: 1. Flora of Indonesia, Checklist for Sulawesi; 2. Prosea, Mayor Commercial Timbers; 3. Prosea, Minor Commercial Timbers; 4. Flora fauna web; 5. Useful tropical plant web; 6. Plant of Southeast Asia web; 7. Catalogue of Live web; 8. IUCN red list web; 9. World checklist of selected plant families (WCSP) web; 10. World of agroforestry web; 11. Atlas Kayu Indonesia jilid II; 12. Plant of world online; 13. Global Biodiversity Information Facility web; 14. Plant Resources of South East Asia web; 15. Asian plant web
Sebagian besar jenis-jenis pohon dan perdu yang tumbuh di Bulu Sipong
merupakan tanaman lokal. Hal ini tentu saja sangat mendukung upaya PT. Semen
Tonasa untuk membangun Taman Keanekaragaman Hayati. Namun demikian tidak
satupun jenis-jenis pohon dan perdu tersebut merupakan jenis endemik Sulawesi.
Demikian pula jenis-jenis tumbuhan lain baik perdu yang lain dan tumbuhan bawahnya.
Beberapa jenis pohon dan perdu di Bulu Sipong merupakan jenis-jenis yang
mempunyai fungsi ekologi penting, walaupun bukan jenis edemik Sulawesi. Jenis-jenis
tersebut antara lain jenis-jenis Ficus. Buah pohon beringin (Ficus) merupakan sumber
pakan beberapa jenis fauna diantaranya kelelawar, burung rangkong dan kuskus.
Adanya pohon beringin (Ficus) yang tumbuh di Bulu Sipong merupakan potensi tersendiri
karena bisa mengundang kehadiran satwa-satwa tersebut, terlebih apabila satwa
tersebut merupakan jenis endemic dan dilindungi. Ficus juga merupakan jenis pohon
khas kawasan karst dan mempunyai fungsi hidrologi untuk konservasi tanah dan air. Ada
6 jenis Ficus yang ditemukan tumbuhan secara alami di Bulu Sippong. Peran ekologi
yang dimiliki oleh jenis-jenis tumbuhan tentu saja semakin meningkatkan nilai
keanekaragaman hayati di Bulu Sipong.
Tanaman perdu mali-mali (L. indica) dan pakan perantus (M. minutum) merupakan
sumber pakan bagi kupu-kupu. Larva kupu-kupu Papilio peranthus adamanthius
mengkonsumsi daun muda M. minutum (Tambaru, 2015). Sementara bunga L. indica
merupakan sumber pakan bagi kupu-kupu dewasa (Suryanto, 2014) dan kemungkinan
kupu-kupu Troides helena dan Troides halipron juga memanfaatkan bunga tanaman ini
sebagai sumber nektar. Kedua jenis kupu-kupu tersebut merupakan jenis yang dilindungi
dan masuk appendix II dalam CITES (Putri, 2016; Anonim, 2018).
25
C. Status Konservasi Jenis Pohon di Bulu Sippong
Pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati juga harus mempertimbangan
jenis-jenis yang secara alami tumbuh di kawasan yang telah ditunjuk dan mempunyai
status dilindungi, langka, atau hampir punah. Penentuan status tersebut pada laporan ini
hanya dibatasi pada jenis-jenis pohon, yang tersaji pada Tabel 10.
Tabel 10. Status konservasi jenis-jenis pohon di Bulu Sipong
No Nama Jenis Nama Lokal Status konservasi
IUCN CITES PERMEN
1 Acalypha sp. Jenis 29 - - -
2 Adenanthera microsperma Teijsm. & Binn. Jenis 17 - - -
3 Alchornea rugosa (Lour.) Müll.Arg. Jenis 16 - - -
4 Alstonis scholaris (L.) R. Br. Pulai LR - -
5 Anacardium occidentale Jambu Mete - - -
6 Anthocepalus cadamba Jabon putih - - -
7 Arenga pinnata (Wurmb) Merr. Aren - - -
8 Barringtonia asiatica (L.) Kurz Alakkang/puca’ LR - -
9 Borassus flabellifer Lontara - - -
10 Buchania arboresncens Pao pao - - -
11 Capparis sepiaria var. fischeri (Pax) DeWolf Jenis 15 - - -
12 Cassia fistula L. Kayu raja - - -
13 Cassia siamea Johar - - -
14 Ceiba pentandra Kapok randu - - -
15 Celtis philippensis Blanco Ficus 2 LR - -
16 Clerodendrum sp. Katabo - - -
17 Dalbergia stipulacea Roxb. Jenis 12 - - -
18 Diospyros sp. Jenis 22 - - -
19 Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe Rao dare - - -
20 Dysoxylum alliaceum (Blume) Blume Jenis 7 LR - -
21 Dysoxylum sp. Bolalangi - - -
22 Erioglossum rubiginosum Kodong kodong - - -
23 Ficus ampelas Burm. fil. Capuko LR - -
24 Ficus callosa Willd. Ada' - - -
25 Ficus hispida L. fil. Ficus 1 LR - -
26 Ficus septica Burm. fil. Salo salo - - -
27 Ficus sp. Ficus 3 - - -
28 Ficus tinctoria G.Forst. Jenis 28 LR - -
29 Flacourtia jangomas Lobe lobe - - -
30 Gmelina arborea Gmelina - - -
31 Kleinhovia hospital Linn Paliasa - - -
32 Leucaena sp. Bilalang bassi - - -
26
33 Leucosyke capitellata (Poir.) Wedd. Jenis 10 - - -
34 Mallotus molisimus Mallotus - - -
35 Mallotus philippensis (Lam.) Müll.Arg. Jenis 13 - - -
36 Mallotus sp. Jenis 23 - - -
37 Microcos florida (Miq.) Burret Bunu - - -
39 Moringa oleifera Kelor - - -
40 Nauclea sp. Jenis 32 - - -
41 Polyscias nodosa Lento lento - - -
42 Polyscias serratifolia (Miq.) Lowry & G.M.Plunkett Kaju tanang - - -
43 Pterocarpus indicus Willd Cenrana VU - -
44 Pterocymbium javanicum Gammi - - -
45 Pterospermum celebicum Miq. Bayur/ Banyoro’ LR - -
46 Schleichera oleosa (Lour.) Oken Ba'do/kesambi - - -
47 Spondias pinnata (L. fil.) Kurz Kecceng - - -
48 Sterculia foetida Sterculia/ Kepuh - - -
49 Swietenia macrophylla Mahoni VU - -
50 Syzygium cumini (L.) Skeels Coppeng - - -
51 Taxotrophis sp. Kolasa - - -
52 Tectona grandis L.f Jati - - -
53 Terminalia catappa Ketapang - - -
54 Vitex quinata (Lour.) F.N.Williams Jenis 24 - - -
55 Xerospermum noronhianum Blume Tera terasa - - -
Keterangan:
− IUCN Red List (NE= Not Evaluated; DD= Data Deficient; LC= Least Concern atau LR= Low Risk; NT= Near Theatened; VU= Vulnerable; EN= Endangered; CR= Critically Endangered; EW= Extinct in The Wild; EX= Extinct)
− CITES (I=Appendix I; II, Appendix II; III, Appendix III) − PERMEN (Status dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
Semua jenis-jenis pohon yang tumbuh di kawasan Bulu Sipong tidak masuk
sebagai jenis yang dilindungi karena tidak satupun jenis-jenisnya masuk dalam PP No.
20 tahun 2018 sebagai jenis yang dilindungi. Tabel 10 menunjukkan beberapa jenis
tumbuhan di Bulu Sipong ternyata masuk dalam daftar IUCN Redlist dengan kategori
status konservasi yang bervariasi. IUCN Red List menetapkan kriteria untuk
mengevaluasi status kelangkaan suatu spesies. Kriteria ini relevan untuk semua spesies
di seluruh dunia. Tujuannya adalah memperingatkan pentingnya masalah konservasi
kepada publik dan pembuat kebijakan untuk menolong komunitas internasional dalam
memperbaiki status kelangkaan spesies. Ada 9 Kategori Status Konservasi dalam IUCN
Redlist. Kategori konservasi berdasarkan IUCN Redlist meliputi Extinct (EX;
Punah); Extinct in the Wild (EW; Punah Di Alam Liar); Critically Endangered (CR;
27
Kritis), Endangered (EN; Genting atau Terancam), Vulnerable (VU; Rentan), Near
Threatened (NT; Hampir Terancam), Least Concern (LC; Berisiko Rendah), Data
Deficient (DD; Informasi Kurang), dan Not Evaluated (NE; Belum dievaluasi). Penjelasan
untuk masing-masing kategori status konsevarsi IUCN Redlist adalah sebagai berikut:
1. Extinct (EX; Punah) adalah status konservasi yag diberikan kepada spesies yang
terbukti (tidak ada keraguan lagi) bahwa individu terakhir spesies tersebut sudah mati.
2. Extinct in the Wild (EW; Punah Di Alam Liar) adalah status konservasi yang
diberikan kepada spesies yang hanya diketahui berada di tempat penangkaran atau
di luar habitat alami mereka.
3. Critically Endangered (CR; Kritis) adalah status konservasi yang diberikan kepada
spesies yang menghadapi risiko kepunahan di waktu dekat.
4. Endangered (EN; Genting atau Terancam) adalah status konservasi yang diberikan
kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar yang tinggi
pada waktu yang akan datang.
5. Vulnerable (VU; Rentan) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies
yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan
datang.
6. Near Threatened (NT; Hampir Terancam) adalah status konservasi yang diberikan
kepada spesies yang mungkin berada dalam keadaan terancam atau mendekati
terancam kepunahan, meski tidak masuk ke dalam status terancam.
7. Least Concern (LC; Berisiko Rendah) adalah kategori IUCN yang diberikan untuk
spesies yang telah dievaluasi namun tidak masuk ke dalam kategori manapun.
8. Data Deficient (DD; Informasi Kurang), Sebuah takson dinyatakan “informasi
kurang” ketika informasi yang ada kurang memadai untuk membuat perkiraan akan
risiko kepunahannya berdasarkan distribusi dan status populasi.
9. Not Evaluated (NE; Belum dievaluasi); Sebuah takson dinyatakan “belum
dievaluasi” ketika tidak dievaluasi untuk kriteria-kriteria di atas.
Sebanyak 9 jenis tumbuhan di Bulu Sippong masuk dalam IUCN Red List (Tabel 10).
Dua jenis yang masuk kategori rawan (vurnerable). Jenis tersebut adalah cenrana (P.
28
indicus) dan mahoni (S. macrophylla). Sementara 7 jenis walaupun masuk dalam IUCN
Red List masih dalam kategori beresiko rendah.
29
IV. PENUTUP DAN REKOMENDASI
Jenis-jenis tumbuhan (flora) yang tumbuh secara alami di kawasan Bulu Sipong
cukup beragam. Berdasarkan indeks keanekaragamannya, kawasan Bulu Sippong
mempunyai keanekaragaman tumbuhan sedang. Sebagian besar jenis-jenis pohon
termasuk jenis lokal. Bahkan ada jenis yang telah masuk dalam IUCN Red List dengan
kategori rawan. Beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai tumbuhan sumber pangan,
bahan pangan dan obat. Sebagian jenis-jenis pohon merupakan penghasil kayu
pertukangan. Bahkan beberapa jenis juga mempunyai peran ekologi yang sangat penting
sebagai sumber pakan bagi satwa/fauna endemik dan dilindungi, serta menjaga fungsi
hidrologi kawasan Bulu Sippong sebagai kawasan karst.
Terkait dengan diperuntukkannya kawasan Bulu Sippong sebagai Taman
Keanekaragaman Hayati, maka berdasarkan pentingnya jenis-jenis tertentu bagi
kawasan tersebut, kerapatan, lokalitas dan status konservasinya, maka perlu tindakan
pengayaan untuk beberapa jenis-jenis tersebut. Terlebih berdasarkan Permen LH No. 3
tahun 2012, taman kehati Bulu Sippong termasuk dalam taman kehati kabupaten tipe C
dengan luasan 25 – 49,9 ha. Jenis-jenis yang prioritas untuk diperkaya atau ditambah
populasinya di Bulu Sippong antara lain adalah Pterocarpus indicus, Ficus hispida, Celtis
philippensis, Ficus tinctoria, dan Barringtonia asiatica.
Selain jenis-jenis tersebut, ada beberapa jenis yang juga dapat menjadi alternatif
pilihan untuk ditambah populasinya. Jenis-jenis tersebut antara lain Pterospermum
celebicum, Schleichera oleosa, Polyscias serratifolia, Dracontomelon dao, Pterocymbium
javanicum, Polyscias nodosa, Alstonia scholaris, Syzygium cumini, Leea indica,
Micomelum minutum dan Kleinhovia hospital. Mengingat sebagian besar jenis-jenis lokal
pada umumnya sulit materi bibitnya karena belum diketahui teknik pembibitannya, maka
perlu dilakukan pembibitan secara mandiri oleh pihak PT. Semen Tonasa. Oleh karena
itu ketersediaan persemaian yang memenuhi standar minimal dan sumber daya manusia
yang menguasai teknik pembibitan sangat diperlukan.
Pengayaan dengan jenis-jenis lain yang tidak ditemukan tumbuhan di kawasan Bulu
Sippong juga dimungkinkan. Pemilihan jenis-jenis ini bisa mempertimbangkan nilai
ekonomi dan kemudahan perolehan bibitnya. Namun demikian, pemilihannya harus tetap
30
mempertimbangkan lokalitas (bukan jenis introduksi), status konservasi dan kesesuaian
persyaratan tumbuhan. Jenis-jenis yang memungkinkan dipilih antara lain Diospyros
celebica, Vitex cofassus, Pericopsis mooniana, atau Palaquium edule.
Kegiatan penanaman untuk tujuan penambahan populasi jenis-jenis tumbuhan
yang secara alami telah tumbuh di Bulu Sippong atau pengayaan jenis dapat dilakukan
pada areal yang telah direncanakan untuk hutan buatan, green wall atau sepanjang
tepian danau reklamasi. Gambaran letak lokasi untuk kegiatan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.
Gambar 4. Desain Taman Kehati Bulu Sippong
31
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1992. Laporan Studi Evaluasi Lingkungan Pabrik Semen Tonasa. Ujung Pandang. PT. Semen Tonasa (tidak dipublikasikan).
________., 2011. Master Plan Tata Ruang Green Industry PT Semen Tonasa (tidak dipublikasikan)
Asian Plant web www.asianplant.net/
Catalogue of life web. www.catalogueoflife.org/
Flora fauna web. https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/
Global Biodiversity Information Facility https://www.gbif.org/en/
IUCN Red List of Threatened Species web. www.iucnredlist.org/
Herlina, S. Yuwanti dan I. Nurlaili. 2015. Penggunaan Tepung Gembolo (Dioscorea Bulbifera L.) Sebagai Bahan Pensubstitusi Terigu Pada Pembuatan Mie Kering. JURNAL AGROTEKNOLOGI 9 (01): 84-92
Jun-MingWang, Li-LiJi, Christopher J.Branford-White, Zai-YongWang, Kai-KaiShen, HaiLiu, Zheng-TaoWang. 2012. Antitumor activity of Dioscorea bulbifera L. rhizome in vivo 83 (2): 388 – 394.
Lemmens, R.H.M.J., D.S. Alonzo dan S.Sudo. 1995. Sterculia L. dalam: Plant Resources of South-East Asia No 5 (2); Timber Trees: Minor Commercial timbers. R.H.M.J. Lemmens, I. Soerianegara dan W.C. Wong (eds). Backhuys Publishers, Leiden. pp: 423 – 430
Mali,S., C.Ferrero, V.Redigonda, A.P.Beleia, M.V.E.Grossmann, and N.E.Zaritzky. 2003. Influence of pH and hydrocolloids addition on yam (Dioscorea alata) starch pastes stability. LWT - Food Science and Technology, 36, (5): p 475-481.
Maithili,V., S.P. Dhanabal, S. Mahendran, dan R. Vadivelan. 2011. Antidiabetic activity of ethanolic extract of tubers of Dioscorea alata in alloxan induced diabetic rats. Indian J Pharmacol 43(4): 455–459.
Martawijaya, A., I. Kartasujana., Y.I. Mandang, S.A. Prawira dan K.Kadir. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor. pp: 11 – 15.
M. Mbiantcha, M., A. Kamanyi, R. B. Teponno, A. L. Tapondjou,2 P. Watcho,1 dan T. B. Nguelefack. 2011. Analgesic and Anti-Inflammatory Properties of Extracts from the Bulbils of Dioscorea bulbifera L. var sativa (Dioscoreaceae) in Mice and Rats. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine
32
Nelson, Scot C. 2003). "Morinda citrifolia L.". Permanent Agriculture Resources, University of Hawaii. Retrieved 12 November 2016
Phengkali, C., T. Smitinand, J.KArtasubrata, P.B. Laming., S.C. Lim dan M.S.M Sosef. Tectona L.f. dalam: Plant Resources of South-East Asia 5 Timber Trees: Major commercial timbers. I. Soerianegara dan R.H.M.J. Lemmens (eds). Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. pp: 448 – 454
Plants of Southeast Asia web. www.asianplant.net/
Plant world online web. www.plantsoftheworldonline.org/
Putri, I.A.S.I.P. 2016. Handicraft of butterflies and moth (Insect:Lepidoptera) in
Bantimurung Nature Recreation Park and Its Implication on conservation.
Biodiversitas 12 (2): 823 – 831.
Plant Resources of South East Asia web https://uses.plantnet-project.org/
Ragasa, C. Y., T.C. Batarra, J. L.A. Vivar, M.M.De Los Reyes dan Chien-Chang Shen. 2017. Chemical Contituents of Draconyomelon Dao. Journal of Pharmacon 9 (5): 654 – 656.
Rojo, J.P. dan D.S,Alonzo. 1994. Pterocarpus Jacq. dalam: Plant Resources of South-East Asia 5 Timber Trees: Major commercial timbers. I. Soerianegara dan R.H.M.J. Lemmens (eds). Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. pp378 – 379
Rujiman, N. Gintings, A. Martawijaya dan J. Ilic. 1994. Alstonia R.Br. dalam: Plant Resources of South-East Asia 5 Timber Trees: Major commercial timbers. I. Soerianegara dan R.H.M.J. Lemmens (eds). Prosea Foundation, Bogor, Indonesia.pp: 82 – 89
Sidiyasa, K., U. Sutisna, Marfuah-Sutiyono, T. Kalima dan T.C. Whitmore. 1989. Tree Flora of Indonesia Check List for Sulawesi. T. C.Whitmore, I.G.M. Tantra and U. Sutisna (eds). Forest Research and Development Centre. Bogor.
Smits, W.T.M., J.W. Hildebarand, W.G. Keating, J.M. Fundter dan M.S.M. Sosef. 1994. Anthocephalus A. Rich. dalam: Plant Resources of South-East Asia 5 Timber Trees: Major commercial timbers. I. Soerianegara dan R.H.M.J. Lemmens (eds). Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. pp : 102 – 108
Suryanto, H. 2014. Fenologi Beberapa Jenis Pakan Kupu-Kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Info Teknis Eboni 11 (2): 117 - 127
Tambaru, E. 2015. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Pakan Larva Kupu-Kupu di Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Maros, Jurnal Alam dan Lingkungan 6 (11): 22 – 27.
The CITES Appendices web. https://www.cites.org/eng/app/index.php
33
J. P. D. Wanasundera and G. Ravindran. 1994. Nutritional assessment of yam (Dioscorea alata) tubers. Plant Foods for Human Nutrition 46 (1): 33–39
World Checklist of Selected Plant Families (WCSP).wcsp.science.kew.org/qsearch.do
Useful tropical plant web. http://tropical.theferns.info/
World Agroforestry centre web. www.worldagroforestry.org/
35
Acalypha sp.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Acalypha
Species : Acalypha SP.
36
Adenanthera microsperma Teijsm. & Binn.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Adenanthera
Species : Adenanthera microsperma Teijsm. & Binn.
37
Adiantum philippense L.
(Suplir)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Polyodiopsida
Ordo : Polyodiales
Famili : Pteridaceae
Genus : Adiantum
Species : Adiantum philippense L.
38
Aglaia sp.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Aglaia
Species : Aglaia sp.
39
Alchornea rugosa (Lour.) Mull. Arg.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Alchornea
Species : Alchornea rugosa (Lour.) Mull. Arg.
40
Alstonis scholaris (L.) R. Br.
(Pulai)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Alstonia
Species : Alstonis scholaris (L.) R. Br.
41
Amorphophallus campanulatus BL
(Tire)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Amorphophallus
Species : Amorphophallus campanulatus BL
42
Anacardium occidentale
(Jambu Mete)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Anacardium
Species : Anacardium occidentale
43
Anthocepalus cadamba
(Jabon putih)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Anthocepalus
Species : Anthocepalus cadamba
44
Arenga pinnata (Wurmb) Merr.
(Aren)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Arenga
Species : Arenga pinnata (Wurmb) Merr.
45
Asystasia gangetica (L.) T.Anderson
(Amballung)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Acanthaceae
Genus : Asystasia
Species : Asystasia gangetica (L.) T.Anderson
46
Axonopus compressus (Sw.) P.Beauv.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Axonopus
Species : Axonopus compressus (Sw.) P.Beauv.
47
Barringtonia asiatica (L.) Kurz
(Allakang)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Lecythidaceae
Genus : Barringtonia
Species : Barringtonia asiatica (L.) Kurz
48
Borassus flabellifer
(Lontara)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Borassus
Species : Borassus flabellifer
49
Buchania arboresncens
(Marapao)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Buchania
Species : Buchania arboresncens
50
Capparis sepiaria var. fischeri (Pax) DeWolf
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili : Capparaceae
Genus : Capparis
Species : Capparis sepiaria var. Fischeri (Pax) DeWolf
51
Cassia fistula L.
(Kayu Raja)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Cassia
Species : Cassia fistula L.
52
Cassia siamea
(Johar)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaaceae
Genus : Cassia
Species : Cassia siamea
53
Ceiba pentandra
(Kapuk randu)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Ceiba
Species : Ceiba pentandra
54
Celtis philippensis Blanco
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Cannabaceae
Genus : Celtis
Species : Celtis philippensis Blanco
55
Centrocema pubescens
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Centrocema
Species : Centrocema pubescens
56
Cissus sp.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Vitales
Famili : Vitaceae
Genus : Cissus
Species : Cissus sp.
57
Clerodendrum sp.
(Katabo)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Clerodendrum
Species : Clerodendrum sp.
58
Cromolaena odorata
(Krinyu)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Chromolaena
Species : Chromolaena odorata
59
Dalbergia stipulacea Roxb
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Dalbergia
Species : Dalbergia stipulacea Roxb
60
Desmodium trifolium
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Desmodium
Species : Desmodium trifolium
61
Dioscorea alata L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Dioscoreales
Famili : Dioscoreaceae
Genus : Dioscorea
Species : Dioscorea alata L.
62
Dioscorea bulbifera L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Dioscoreales
Famili : Dioscoreaceae
Genus : Dioscorea
Species : Dioscorea bulbifera L.
63
Diospyros sp.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Ebenaceae
Genus : Diospyros
Species : Diospyros sp.
64
Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe
(Rao dare)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Dracontomelon
Species : Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe
65
Dysoxylum alliaceum (Blume) Blume
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Dysoxylum
Species : Dysoxylum alliaceum (Blume) Blume
66
Dysoxylum sp.
(Bolalangi)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Dysoxylum
Species : Dysoxylum Sp.
67
Erioglossum rubiginosum
(Kodong-kodong)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Erioglossum
Species : Erioglossum rubiginosum
68
Ficus ampelas Burm. fil.
(Cappuko)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Species : Ficus ampelas Burm. fil.
69
Ficus callosa Willd.
(Ada’)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Species : Ficus callosa Willd.
70
Ficus hispida L. fil.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Species : Ficus hispida L. fil.
71
Ficus septic Burm. fil.
(Salo-salo)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Species : Ficus septic Burm. fil.
72
Ficus sp.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Species : Ficus sp.
73
Ficus tinctoria G.Forst.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Species : Ficus tinctoria G.Forst.
74
Flacourtia jangomas
(Lobe-lobe)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Salicaceae
Genus : Flacourtia
Species : Flacourtia jangomas
75
Globba marantina L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Globba
Species : Globba marantina L.
76
Gmelina arborea
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Gmelina
Species : Gmelina arborea
77
Isachne globosa (Thunb.) Kuntze
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Isachne
Species : Isachne globosa (Thunb.) Kuntze
78
Kaempferia rotunda L.
(Boce’)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Species : Kaempferia rotunda L.
79
Kleinhovia hospital Linn
(Paliasa’)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Kleinhovia
Species : Kleinhovia hospital Linn
80
Lantana camara
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantana
Species : Lantana camara
81
Leea indica (Burm. fil.) Merr.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Vitales
Famili : Vitaceae
Genus : Leea
Species : Leea indica (Burm. fil.) Merr.
82
Leucaena sp.
(Bilalang bassi)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Leucaena
Species : Leucaena sp.
83
Leucosyke capitellata (Poir.) Wedd.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Vitales
Famili : Vitaceae
Genus : Leucosyke
Species : Leucosyke capitellata (Poir.) Wedd.
84
Mallotus molisimus
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Mallotus
Species : Mallotus molisimus
85
Mallotus philippensis (Lam.) Mull. Arg.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Mallotus
Species : Mallotus philippensis (Lam.) Mull. Arg.
86
Mallotus sp.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Mallotus
Species : Mallotus sp.
87
Microcos florida (Miq.) Burret
(Bunu’)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Microcos
Species : Microcos florida (Miq.) Burret
88
Micromelum minutum
(Pakan peranthus)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Micromelum
Species : Micromelum minutum
89
Mimosa pudica
(Putri malu)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Mimosa
Species : Mimosa pudica
90
Morinda citrifolia
(Mengkudu)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Species : Morinda citrifolia
91
Moringa oleifera
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Species : Moringa oleifera
92
Nauclea sp.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Nauclea
Species : Nauclea sp.
93
Nervilia concolor (Blume) Schltr.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Nervilia
Species : Nervilia concolor (Blume) Schltr.
94
Peperomia pellucida (L) Khunt
(Kaca-kaca)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Peperomia
Species : Peperomia pellucida (L) Khunt
95
Phyllanthus urinaria
(Meniran)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Phyllanthaceae
Genus : Phyllanthus
Species : Phyllanthus urinaria
96
Piper sirium C.DC.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper sirium C. DC.
97
Polyalthia lateriflora (Blume) Kurz
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Polyalthia
Species : Polyalthia lateriflora (Blume) Kurz
98
Polyscias nodosa
(Lento-lento)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Araliaceae
Genus : Polyscias
Species : Polyscias nodosa
99
Polyscias serratifolia (Miq.) Lowry & G.M.Plunkett
(Kaju tanang)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Araliaceae
Genus : Polyscias
Species : Polyscias serratifolia
100
Pterocarpus indicus Willd
(Cenrana)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Pterocarpus
Species : Pterocarpus indicus Willd
101
Pterocymbium javanicum
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Pterocymbium
Species : Pterocymbium javanicum
102
Pterospermum celebicum Miq.
(Bayur)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Pterocymbium
Species : Pterospermum celebicum Miq.cum
103
Pueraria javanica
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Pueraria
Species : Pueraria javanica
104
Schleichera oleosa (Lour.) Oken
(Ba’do)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Schleichera
Species : Schleichera oleosa (Lour.) Oken
105
Senna tora (L.)Roxb.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Senna
Species : Senna tora (L.)Roxb.
106
Spondias pinnata (L. fil.) Kurz
(Kecceng)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Spondias
Species : Spondias pinnata (L. fil.) Kurz
107
Stachytarpeeta jamaicensis (L.) Vahl
(Pecut kuda)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Stachytarpeeta
Species : Stachytarpeeta jamaicensis (L.) Vahl
108
Sterculia foetida
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Sterculia
Species : Sterculia foetida
109
Swietenia macrophylla
(Mahoni)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Swietenia
Species : Swietenia macrophylla
110
Syzygium cumini (L.) Skeels
(Coppeng)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Species : Syzygium cumini (L.) Skeels
111
Tacca palmata
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Dioscoreales
Famili : Dioscoreceae
Genus : Syzygium
Species : Tacca palmata
112
Taxotrophis sp.
(Kolasa)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Taxotrophis
Species : Taxotrophis sp.
113
Tectona grandis L.f
(Jati)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Tectona
Species : Tectona grandis L.f
114
Terminalia catappa
(Ketapang)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Genus : Terminalia
Species : Terminalia catappa
115
Uvaria littoralis Blume
(Laso-laso meong)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Uvaria
Species : Uvaria littoralis Blume
116
Vitex quinata (Lour.) F.N.Williams
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Vitex
Species : Vitex quinata (Lour.) F.N.Williams