kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan wali kelas

108
KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTsN 6 AGAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana(S-1) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH WISNARYATI 2614.132 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2019 M/1440 H

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN

WALI KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA DI MTsN 6 AGAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana(S-1)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

OLEH

WISNARYATI

2614.132

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2019 M/1440 H

Page 2: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN

KONSELING DENGAN WALI KELAS DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTsN 6 AGAM” yang ditulis oleh

Wisnaryati, NIM : 2614.132 telah diperiksa dan disetujui untuk sidang

munaqasyah pada Prodi Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Bukittinggi, 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Alfi Rahmi, M,Pd Rahmawati Wae,M.Pd

NIP : 19790723 200604 2 002 NIP : 2006038902

Page 3: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Wisnaryati

Nim : 2614.132

Tempat/tanggal lahir : Simpang Duku, 07 Februari 1996

Prodi : Bimbingan dan Konseling

Judul Skripsi : Kerjasama Guru Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas

Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTsN 6

Agam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah berupa skripsi saya

dengan judul di atas adalah benar karya penulis. Apabila kemudian hari terbukti

skripsi ini bukanlah hasil karya penulis sendiri, maka penulis bersedia dihukum

sesuai dengan hukum yang berlaku.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, 2019

Wisnaryati

2614.132

Page 4: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini disusun oleh WISNARYATI, NIM: 2614.132 dengan Judul

“Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali Kelas dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Mtsn 6 Agam” Ini Telah Diuji

Dalam Sidang Munaqasah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Bukittinggi, Hari Jum’at 22 Februari 2019 dan Dinyatakan Telah Dapat Diterima

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Stara 1 (S1) Pada Prodi

Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan.

Bukittinggi, 22 Februari 2019

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Alfi Rahmi, M.Pd Rahmawati Wae, M.Pd

NIP.197907232006042002 NIDN. 2006038902

Anggota

Afrinaldi, S.Sos.I MA.,Ph.D Dr. Iswantir, M.Ag

NIP. 198004032005011003 NIP.197605192006041001

Pembimbing

Alfi Rahmi, M.Pd Rahmawati Wae, M.Pd

NIP.197907232006042002 NIDN. 2006038902

Mengetahui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc., M.Pd

NIP.197305102000121002

Page 5: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

ABSTRAK

Wisnaryati, Nim 2614.132, Judul Skripsi “Kerjasama Guru

Bimbingan dan Konseling Dengan Wali Kelas Dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Di MTsN 6 Agam”, Prodi Bimbingan dan Konseling,

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, Tahun 2019.

Skripsi ini dilatar belakangi sebagian siswa kelas VII merupakan siswa

baru sehingga baru mengalami proses belajar di MTsN, siswa kelas VII masih

melakukan gaya belajar anak SD seperti harus diperhatikan terus menerus,

didiktekan, harus dijelaskan secara rinci baru mnengerti, masih terdapat siswa

yang tidak berminat dalam belajar seperi tidak mencatat, tidak mengerjakan PR,

tidak bertanya saat tidak mengerti, tidur, suka bermenung dan masih terdapat

siswa yang memilih-milih guru dan mata pelajaran. Bahkan terdapat siswa

dengan motivasi belajar yang rendah seperti nilai-nilai masih banyak yang

dibawah KKM sehingga siswa mendapatkan prestasi belajar yang tidak

memuaskan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field

Reseach) dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan

“penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari manusia dan perilaku yang diamati Peneliti mengumpulkan data melalui

wawancara dan observasi. Informan ini terdiri dari informan kunci yaitu satu

orang Guru bimbingan konseling dan lima orang Wali Kelas dan informan

pendukung siswa. Teknik analisis data adalah dengan analisis deskriptif

kualitatif dan teknik menguji keabsahan data dengan triangulasi data.

Dari hasil penelitian kerjasama yang dilakukan oleh guru bimbingan

konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah

Dasar kerjasama Guru BK Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam

menyusun program kegiatan meningkatkan motivasi belajar ini secara tidak

langsung penanganan nya sudah ada masuk kedalam layanan responsif. Bentuk

bentuk pelaksanaannya yaitumembantu memasyarakatkan pelayanan Bimbingan

dan konseling, membantu guru bimbingan dan konseling mengidentifikasi

masalah siswa, mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan

bimbingan dan konseling, membantu guru bimbingan dan konseling

mengumpulkan data tentang siswa, berpartisipasi dalam kegiatan khusus

penanganan masalah siswa. Hasil evaluasi sudah ada perubahan dari anak

tersebut. Hasil rekomendasi Sekolah memberikan aturan-aturan atau tata tertib

sekolah yang lebih ketat lagi. Tindak lanjut kerjasama guru BK dengan wali

kelas tergantung kepada siswa yang dibimbing, apabila siswa ada perubahan dari

sebelumnya maka akan dimotivasi terus, begitu pun dengan yang tidak ada

perubahan maka diberikan layanan tambahan.

Page 6: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali Kelas dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTsN 6 AGAM ”. Shalawat beserta

salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mewariskan

Al-Quran dan Sunnah sebagai petunjuk kebenaran sampai akhir zaman. Skripsi ini

disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Prodi

Bimbingan dan Konseling pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai

pihak, baik moril maupun materil. Berkenaan dengan itu, izinkanlah peneliti

mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah

memberikan banyak bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan studi, dan

terima kasih juga kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi, beserta para pembantu Wakil rektor I Bapak Dr.

Asyari,S.Ag.,M.Si selaku bidang akademik dan pengembangan lembaga,

Wakil Rektor II Bapak Dr. Novi Hendri, M.Pd selaku bidang adum,

perencanaan dan keuangan , dan Rektor III Ibu Dra. Hj. Nuraisyah selaku

bidang kemahasiswaan dan kerjasama.

2. Bapak Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc, M.Ag selaku Dekan Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Page 7: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Bukittinggi, beserta para pembantu Bapak Dr. Wedra Aprison M.Ag wakil

Dekan I, Bapak Charles S.Ag.,M.Pd wakil dekan II dan Bapak Drs.

Khairuddin. M.Pd selaku wakil dekan III.

3. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling.

4. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Rahmawati Wae,

M.Pd selaku Pembimbing II yang telah mengarahkan, membimbing dan

mengoreksi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai kaidah

ilmiah yang berlaku.

5. Bapak Drs. Khairuddin. M.Pd selaku Penasehat Akademik

6. Bapak/Ibu dosen serta staf pengajar Prodi Bimbingan dan Konseling.

7. Bapak Iswandi, S.Pd selaku kepala sekolah MTsN 6 Agam.

8. Ibu Yultiswati, S.Pd selaku koordinator BK di MTsN 6 Agam.

9. Bapak Deni Ashari, S.Pd.I selaku Guru BK di MTsN 6 Agam.

Tiada yang pantas penulis ucapkan kecuali untaian kata terima kasih

“Jazaakumullah Ahsanal Jazaa” semoga amalnya diterima oleh Allah SWT, dan

dibalas dengan sebaik-baik balasan. Semoga karya yang masih jauh dari

kesempurnaan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Aamiin ya Mujibas

Saailiin.

Bukittinggi, 2019

Penulis

WISNARYATI

NIM : 2614.132

Page 8: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN..............................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................................ii

ABSTRAK.....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR..................................................................................iv

DAFTAR ISI..................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 7

C. Pertanyaan Penelitian………………....………………………...... 8

D. Tujuan Penelitian .................................................................................... .8

E. Kegunaan Penelitian…......................…………………………….. 8

F. Penjelasan Judul …......................…......…………………………..9

G. Sistematika Penulisan.......................................................................12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Guru BK

1. Pengertian Guru BK..................................................................13

2. Syarat-syarat Guru BK..............................................................14

3. Tugas dan tanggung jawab Guru BK.........................................15

4. Kompetensi Guru BK................................................................19

B. Wali Kelas

1. Pengertian Wali Kelas…………………………….…………. 26

2. Syarat-syarat Wali Kelas………………………….…………. 27

3. Tugas dan Peran Wali Kelas...................………….…………. 32

4. Fungsi Wali kelas ...................................………….…………. 34

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar …………………………………35

2. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar………………36

3. Macam-macam Motivasi Belajar…………………………….42

4. Ciri-ciri dan Fungsi Motivasi Belajar ………………….……44

a. Ciri-ciri Motivasi Belajar……………………….…………44

b. Fungsi Motivasi Belajar………………………….….........45

D. Kerjasama Guru BK dengan Wali Kelas.......................................58

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………………………………………………….52

B. Lokasi Penelitian…………………………………………………...52

C. Informan Penelitian.........…………………………………………..53

D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………53

E. Metode Analisis Data………………………………………………59

Page 9: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Bentuk k Kerjasama Guru Bimbingan dan konseling dan Wali

Kelas dalam menyusun program kegiatan untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Di MTs N 6 AGAM. ………………………61

B. Bentuk pelaksanaan Kerjasama Guru Bimbingan dan konseling

dan Wali Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Di MTs N 6 AGAM. ………………………………………………..71

C. Mengevaluasi Kerjasama Guru Bimbingan dan konseling dan

Wali Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di

MTs N 6 AGAM... ……………………………………………….....83

D. Tindak lanjut Kerjasama Guru Bimbingan dan konseling dan

Wali Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Di MTs N 6 AGAM. ……………………………………………….85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .....……………………………………………………...87

B. Saran...................…………………………………………………....88

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Page 10: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Layanan bimbingan dan konseling adalah sebuah layanan yang

diberikan oleh seorang guru bimbingan dan konseling guna pemberian

bantuan kepada siswa untuk mengentaskan permasalahannya. Adapun

permasalahan-permasalahan yang dapat dientaskan oleh guru bimbingan

dan konseling seperti masalah kesulitan belajar, motivasi siswa dalam

belajar, masalah dalam menentukan sekolah lanjutan, pemilihan jabatan,

penyesuaian diri terhadap sekolah, keluarga dan masyarakat, sosial,

ekonomi dan kesehatan, penggunaan waktu luang, serta masalah-masalah

kepribadian yang dialami siswa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 tentang Pendidikan Dasar Dan

Pendidikan Menengah, yang menyatakan bahwa :

“Bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis,

dan berkelanjutan secara terprogram yang dilakukan oleh konselor

atau bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan

peserta didik/ konseli untuk mencapai kemandirian dalam

kehidupannya”.1

Salah satu peran utama guru Bimbingan dan Konseling adalah

memberikan motivasi belajar kepada siswa. Motivasi belajar adalah faktor

psikis yang bersifat non intelegtual, yang memiliki peran yang khas dalam

1 Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Derektoran Jendral Guru Dan Tenaga Kerja

Kependidikan, Pamduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Menengah

Atas (SMA), Jakarta, 2016. Hal 5

Page 11: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

hal menumbuhkan gairah, rasa senang, dan semangat untuk belajar2. Pada

siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat, mereka akan memiliki

banyak energi untuk kegiatan belajar dan dihampiri oleh perasaan senang

untuk melakukan aktivitas belajar.

Seterusnya motivasi juga berperan dalam menentukan penguatan

belajar, memperjelas tujuan belajar dan menentukan katekunan belajar3.

Oleh karena itu motivasi siswa dalam belajar perlu di perhatikan karena

dengan adanya motivasi, siswa akan terdorong untuk melakukan aktivitas

belajar dengan penuh semangat serta tahu dengan tujuan belajar sehingga

siswa dapat mengikuti pelajaran yang disampaikan guru dengan penuh

makna dan nyaman berada dalam kelas untuk mengerjakan tugas yang

diberikan guru.

Salah satu faktor yang ikut mempengaruhi motivasi belajar adalah

lingkungan, sedangkan yang dimaksud lingkungan adalah keluarga yang

mengasuh sekaligus tempat anak dibesarkan, sekolah tempat mendidik,

masyarakat tempat anak bergaul dan bermain. Jadi dapat diketahui bahwa

motivasi belajar siswa salah satunya dapat dipengaruhi oleh kondisi

sekolah, karena sekolah adalah tempat siswa belajar, dan guru adalah salah

satu faktor utama dalam proses menumbuhkan dan meningkatkan motivasi

belajar pada siswa.

2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014 )

h. 75 3 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukuranya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 27-

28

Page 12: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Motivasi belajar yang dimiliki siswa berbeda-beda, hal ini

dapat terlihat berdasarkan adanya hasrat dan keinginan untuk

berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya

harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar,

adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan

belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa

dapat belajar dengan baik. Jika seorang siswa tidak menunjukkan

ciri-ciri ditas maka dapat dikatakan siswa memiliki motivasi belajar

yang rendah. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan

menunjukkan sikap lesu, tidak bersemangat, tidak tertarik dengan apa

yang di jelaskan oleh guru dan hal ini cukup banyak ditemui

dikalangan para siswa.

Oleh karena itu untuk menumbuhkan ciri-ciri siswa yang

termotivasi untuk belajar maka perlu adanya kerjasama para guru,

seperti: memilih motode yang tepat dalam mengajar,

menginformasikan tujuan belajar, mengadakan evaluasi,

menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa, menanamkan

nilai pandangan hidup positif pada siswa tentang tujuan belajar,

menceritakan keberhasilan tokoh, merespon keberhasilan siswa

dalam belajar dalam bentuk pujian maupun hadiah.4 Pelaksanaan

kerjasama di atas tidak dapat dilakukan hanya oleh guru mata

pelajaran atau wali kelas saja kerena tugas utama guru adalah transfer

4 Astuti, Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Kerjasama Guru bimbingan dan

konseling dan Wali kelas, (http://www. Bimatab. co.id)

Page 13: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

of knowledge, oleh sebab itu dibutuhkan kerjasama guru wali kelas,

guru mata pelajaran dengan guru bimbingan dan konseling.

Proses kerjasama antara wali kelas dan guru bimbingan dan

konseling dimulai dengan mengumpulkan data berkenaan dengan

permasalahan siswa. Pengumpulan data ini dapat berupa angket atau

wawancara dengan siswa, wali kelas ataupun guru mata pelajaran. Wali

kelas adalah pihak sekolah yang paling utama yang harus dilibatkan dan

diwawancarai, dikarenakan wali kelas adalah adalah guru yang diberi

tugas khusus disamping mengajar pelatih untuk mengelola satu kelas

tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan dan

konseling dikelas.5 Oleh sebab itu wali kelas adalah pihak guru yang

memiliki informasi yang akurat dan berkesinambungan berkenaan dengan

perkemabangan siswa baik berkenaan proses pembelajaran ataupun

perkembangan pribadi siswa.

Hal ini sesuai dengan pendapat Woolfock dan Weinstein

mengemukakan bahwa fungsi wali kelas adalah

1. Manajer, seorang wali kelas harus mampu menjadi manajer yang baik,

karena ia harus mengedepankan fungsi menejerialnyadisaat siswa harus

memenuhi tang telah ditetapkan.

2. Motivator, seorang wali kelas harus mampu menjadi motivator yang

baik, Karena ia harus mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-

5 Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah, (Bandung : Alva

Beta, 2003. h 135

Page 14: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

masing siswanya sehingga wali kelas mampu mengarahkan siswa

sesuai dengan kemampuannya dan mengoptimalkan potensi-potensi

siswanya.

3. Desainer, seorang wali kelas harus memiliki ide-ide yang bagus untuk

kelas yang dikelolanya, ia memiliki rencana-rencana yang mungkin

dicapai dan bagaimana cara pencapiannya dengan melibatkan

seluruhpotensi yang dimilikinya.

4. Administrator, seorang wali kelas harus mampu menjadi administrator

yang hebat, karena nilai siswa menjadi taruhannya jika wali kelas tidak

memiliki keahlian dibidang administrator tertentu akan menghambat

dan merugikan siswa.

5. Psikolog, seorang wali kelas harus mampu membaca sistuasi dan

kondisi yang dihadapi, ia bisa merasakan apa yang siswa rasakan dan

kemudian memberikan nasehat dan solusi dalam menghadapi masalah

siswa.6

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wali kelas

memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan pendidikan

kepada siswa dikarenakan wali kelas dapat berfungsi menjadi manajer,

psikolog, motivator , administrator dan desainer. Sehingga dengan fungsi

tersebut siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan

yang seharusnya. Oleh karena itu diharapkan kerjasama yang baik terjalin

antara guru bimbingan konseling dengan wali kelas.

6 Woolfock dan Weinstein, Manajemen Kelas Berbasis Komprehensif , ( Jakarta :

Kencana Prenada Media Grup, 2006), h 18

Page 15: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Kerjasama adalah suatu kegiatan kerjasama interaktif antara

guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan wali kelas yang

dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tenaga untuk

mengembangkan dan melaksanakan program layanan bimbingan dan

konseling. Kerjasama tersebut dilakukan dengan komunikasi serta

berbagai pemikiran gagasan dan tenaga secara berkesinambungan. 7

Kerjasama adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

beberapa orang secara bersama-sama menimbulkan hasil yang tidak timbul

apabila dilakukan oleh satu orang. Kerjasama ini diharapkan terjalin antara

Guru bimbingan konseling dan wali kelas, karena wali kelas lebih sering

bertemu dengan siswa dan lebih mengetahui apa yang dibutuhkan siswa.

Tujuan nya yaitu menjalin hubungan baik dengan pihak lain dan

memperoleh sumbangan pemikiran yang diperlukan dalam mengatasi

suatu masalah atau bantuan yang dibutuhkan siswa.8 langkah-langkah nya

yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, tindak lanjut. 9

Seterusnya dengan terlaksananya fungsi wali kelas di atas

diharapkan wali kelas dapat menjadi informan kunci dalam memberikan

informasi perkembangan siswa dan ikut memberikan kontribusi dalam

mengentaskan permasalahan siswa. Hal ini sesuai dengan Panduan

7 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga

Kependidikan, Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Menengah atas

(SMA), Jakarta, 2016. hal 65 8 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga

Kependidikan, Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Menengah atas

(SMA),…2016. hal 65 9 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga

Kependidikan, Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Menengah atas

(SMA),…2016. hal 65

Page 16: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah pertama yang

menyatakan bahwa kerjasama yang dapat dilakukan oleh wali kelas

dengan guru bimbingan dan konseling adalah memberikan segenap

informasi berkenaan perkemabangan siswa, ikut memberikan motivasi dan

ikut dalam rangka konferensi kasus dengan orang tua siswa.

Tugas guru dalam memberikan motivasi kepada siswa telah

dijelaskan dalam Al-Quran surat Ar-Ra’d ayat 11

Artinya :

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah

Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka

tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

mereka selain Dia”.

Berdasarkan ayat diatas dapat diketahui bahwa Allah SWT tidak

akan merobah keadaan suatu kaum apabila tidak kaum tersebut mengubah

keadaannya. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan memegang peranan

penting dalam kehidupan untuk menigkatkan dan mengembangkan potensi

siswa. Proses merubah nasib seseorang dapat dilaksanakan melalui

pendidikan dan pemberian motivasi oleh seorang guru kepada siswanya,

Page 17: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

agar siswa terdorong untuk merubah nisibnya sendiri. Pemberian motivasi

sangat diperlukan diri siswa agar ia tergerak untuk melakukan sesuatu

yang baik untuk dirinya dan masa depannya.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru

bimbingan dan konseling pada tanggal 07 Maret 2018 di MTsN 6

Agam diketahui bahwa masalah motivasi belajar memang ada

dialami oleh siswa. Seperti siswa kelas VII merupakan siswa baru

sehingga baru mengalami proses belajar di MTsN, siswa kelas VII

masih melakukan gaya belajar anak SD seperti harus diperhatikan

terus menerus, didiktekan, harus dijelaskan secara rinci baru

mnengerti, masih terdapat siswa yang tidak berminat dalam belajar

seperi tidak mencatat, tidak mengerjakan PR, tidak bertanya saat

tidak mengerti, tidur, suka bermenung dan masih terdapat siswa yang

memilih-milih guru dan mata pelajaran. Bahkan terdapat siswa

dengan motivasi belajar yang rendah seperti nilai-nilai masih banyak

yang dibawah KKM sehingga siswa mendapatkan prestasi belajar

yang tidak memuaskan. Oleh karena itu guru bimbingan dan

konseling telah melakukan kerjasama dengan wali kelas dan guru

mata pelajaran dalam meningkatkannya motivasi belajar siswa.

Adapun kerjasama yang telah dilakukan oleh guru bimbingan dan

konseling adalah melibatkan wali kelas dalam proses pengumpulan

Page 18: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

data siswa, menginformasikan perkembangan siswa dan mengajak

wali kelas dalam proses konferensi kasus.10

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan salah

satu wali kelas VII.6 pada hari dan tanggal yang sama. Penulis

mendapatkan keterangan bahwa kerjasama yang telah dilakukan guru

bimbingan dan konseling dan wali kelas berupa kerjasama yang

menguntungkan berupa saling tukar informasi berkenaan

perkembangan siswa, saling memberikan masukan tentang cara

memberikan nasehat dan bantuan atas permasalahan siswa serta

melakukan pemanggilan orang tua siswa.11

Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan maka penulis

tertarik mengkaji permasalahan ini lebih lanjut untuk mengetahui

kerjasama yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dan

wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam bentuk

penelitian. Oleh karena itu penulis merumuskan judul penelitian

tentang : ”Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali

Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Mtsn 6

Agam”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka, maka penulis

membatasi fokus masalah penelitiannya yaitu kerjasama guru

10 DE ( Guru BK Kelas VII) Wawancara, 07 Maret 2018, MTsN 6 AGAM

11 HA ( Wali Kelas VII.6) Wawancara, 07 Maret 2018, MTsN 6 AGAM

Page 19: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

bimbingan dan konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa Di MTsN 6 Agam.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka yang menjadi

pertanyaan penelitian sebagai berikut bagaimana Kerjasama Guru

bimbingan dan konseling dengan Wali Kelas dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Di MTsN 6 Agam?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang penulis paparkan

diatas maka dapat disimpulkan tujuan penelitian yaitu untuk melihat

kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan wali kelas dalam

menyusun program kegiatan untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa di MTsN 6 Agam

E. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan

mengenai kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan wali

kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN 6

Agam.

2. Secara Praktis

Page 20: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

a. Bagi penulis

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah

wawasan, pengetahuan, pengetahuan penulis tentang karya

ilmiah dan untuk mencari kebenaran dari suatu masalah, untuk

meraih gelar S1 BK

b. Bagi sekolah

Diharapkan dengan adanya penelitian ini sekolah (MTsN 6 Agam),

khususnya kepala sekolah hal ini dijadikan sebagai acuan dalam

membuat kebijakan tugas dan peran guru pembimbing dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Bagi lembaga

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan untuk

mempersiapkan sarjana bimbingan dan konseling yang

berkualitas.

d. Bagi siswa

Agar kerjasama guru bimbingan dan konseling dan wali kelas

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan

dengan sebaik-baiknya.

e. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagi acuan bagi peneliti selanjutnya

yang beminat dalam meneliti permasalahan yang terkait dengan

penelitian ini.

Page 21: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

F. Penjelasan Judul

Supaya tidak terjadi kesalah pahaman dan kekeliruan terhadap

judul penelitian ini, maka arti kata-kata yang terdapat dalam judul

penelitian ini:

Kerjasama : Serangkaian kegiatan yang dilakukan

oleh beberapa orang secara bersama

menimbulkan hasil yang tidak timbul

apabila dilakukan oleh seseorang.12

Kerjasama yang penulis maksud disini

adalah kerjasama yang dilakukan oleh

guru Bimbingan dan Konsreling dan

dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa dan kerjasama yang dilakukan

oleh wali kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa.

Guru bimbingan dan konseling : Tenaga profesioanal yang mempunyai

tugas dan wewenang serta hak secara

penuh dalam bimbingan dan konseling

terhadap sejumlah peserta didik atau

12

Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta : Rineka Cipta.

1995) hal. 30

Page 22: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

siswa di sekolah”.13

Guru bimbingan

dan konseling yang penulis maksud

adalah Guru bimbingan dan konseling

sekolah yang ada di MTsN 6 Agam

yang melakukan Kerjasama dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Wali kelas : Guru yang diberi tugas khusus

disamping mengajar juga pelatih untuk

mengelola satu kelas tertentu dan

bertanggung jawab membantu kegiatan

bombingan dan konseling dikelas.14

Wali kelas yang penulis maksud adalah

wali kelas dari siswa kelas VII di

MTsN 6 Agam yang melakukan

Kerjasama di sekolah dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Meningkatkan : Menaikkan, mempertinggi,

mengangkat diri, mengembangkan”15

.

Yang penulis maksud disini adalah

meningkatkan dan memperkuat serta

13

Prayitno, Penelitian Kegiatan Pengawasan dan konseling disekolah, ( Jakarta : Rineka

Cipta. 2001) hal. 8 14

Dewa Ketut Sukardi, Manajemen BK disekolah.........h 135 15

Departemen Pendidikan dan kebudayaan Repoblik Indonsesia, Kamus Besar Bahasa

Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1994), h. 148

Page 23: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

terjadinya perobahan motivasi yang

dialami siswa dalam belajar di MTsN 6

Agam.

Motivasi Belajar : faktor psikis yang bersifat non

intelegtual, yang memiliki peran

yang khas dalam hal menumbuhkan

gairah, rasa senang, dan semangat

untuk belajar. 16

Motivasi belajar yang

penenliti maksud adalah motivasi

belajar siswa kelas VII

Siswa : Murid, terutama pada sekolah

dasar, dan menengah, pelajar17

.

yaitu siswa di MTsN 6 Agam

kelas VII.

Adapun yang penulis maksud secara keseluruhan dari judul

ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui “Kerjasama yang

dilakukan oleh Guru bimbingan dan konseling dengan Wali kelas

dalam meningkatan motivasi belajar siswa”.

G. Sistematika Penulisan

16

Sardiman, , Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grasindo Persada,

2001),, h. 75 17

Departemen Pendidikan dan kebudayaan Repoblik Indonesia, Kamus Besar Bahasa

Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1994), h. 706

Page 24: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka penulis

membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari dari latar belakang masalah,

fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitin,

kegunaan penelitian, penjelasan judul dan sistematika

penulisan.

BAB II : Landasan teoritis, yang membahas tentang Guru bimbingan

dan konseling, pengertian Guru bimbingan dan konseling,

dan kerjasama Guru bimbingan dan konseling dan wali kelas

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. unutuk sub bab

tentang guru bimbingan dan konseling, apa itu guru

bimbingan dan konseling, sub bab motivasi belajar mengenai

apa itu motivasi, apa pengertian belajar, dan apa yang

dimaksud dengan motivasi belajar. Sedangkan unutk sub bab

kerjasama guru bimbingan dan konseling dan Wali kelas

yang akan dibahas mengenai Kerjasama yang dilakukan guru

bimbingan dan konseling dengan Wali kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa.

BAB III : Metodologi Penelitian, yang terdiri dari jenis penelitian,

lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan

data, dan metode analisis data.

Page 25: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

BAB IV : Merupakan hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi hasil

penelitian.

BAB V : Merupakan Penutup yang berisi kesimpulan dan saran

Page 26: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Guru bimbingan dan konseling

1. Pengertian guru Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari

pendidikan nasional sehingga pelaksanaan bimbingan dan

konseling harus searah dengan fungsi dan tujuan pendidikan

nasional yang dirmuskan dalam undang-undang No.20 tahun 2003

pasal 1 ayat (6) dinyatakan bahwa : Pendidik adalah tenaga

pendidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, Guru

Bimbingan dan Konseling, pamong belajar, widiaswara, tutor,

instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan

kekhussanya serta yang berpartisipasi dalam menyelengarakan

pendidikan.18

Guru bimbingan dan konseling adalah seorang guru yang

selain mengajar mata pelajaran tertentu, terlibat juga dalam

pelayanan bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan

konseling model ini termasuk memliki tugas rangkap. Guru mata

pelajaran yang bisa diserahi tugas dan tanggung jawab sebagai

guru pembimbing konseling misalnya guru agama, guru PPKN,

18

Sutirna, Bimbingan Dan Konseling Pendidikan Formal, Non Formal Dan Informal,

(Yogyakarta : CV Andi offset.2013) hal 35

Page 27: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

dan guru-guru lainnya terutama yang tidak memiliki jam

pelajaran.19

Dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling

adalah tenaga ahli yang memiliki seperangkat kompetensi

sekaligus merupakan orang yang memiliki tugas dan tanggung

jawab untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling

kepada klien karena telah menjalani pendidikan bimbingan dan

konseling pada instansi tertentu.

2. Syarat-syarat Guru Bimbingan dan Konseling

Agar pembimbing dapat menjalankan pekerjaannya dengan

sebaik-baiknya, maka pembimbing harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

a. Seorang pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup,

luas baik dari segi teori maupun segi praktik. Segi teori merupakan

hal yang penting karena segi inilah yang menjadi landasan didalam

paraktik.

b. Dari segi psikologis, seorang pembimbing harus dapat mengambil

tindakan bijaksana jika pembimbing telah cukup dewasa secara

psikologis, yang dalam hal ini dimaksudkan kemantapan atau

kestabilan didalam psikisnya, terutamaa dalam hal emosi.

19

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

Jakarta: PT Grafindo,2011. Hal 116

Page 28: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

c. Seorang pembimbing harus sehat jasmani dan psikisnya. Apabila

jasmani dan psikis tidak sehat maka hal itu akan menggangu dalam

menjalankan tugasnya.

d. Seorang pembimbing harus mempunyai kecintaan terhadap

pekerjaannya dan juga terhadap anak atau individu yang

dihadapinya.

e. Seorang pembimbing harus mempunyai inisiatif yang baik sehingga

usaha bimbingan dan konseling dapat berkembnag kearah keadaan

yang lebih empurna untuk kemajuan sekolah.

f. Karena bidang gerak dari pembimbing tidak tebatas pada sekolah

saja maka seorang pembimbing harus supel, ramah tamah, dan sopan

santun didalam segala perbuatannya sehingga pembimbing dapat

bekerja sama dan memberikan bantuan secukupnya untuk

kepentingan anaknya.

g. Seorang pembimbing harus diharapkan mempunyai sifat-sifat yang

dapat menjalankan prinsip-prinsip etik bimbingan dan konseling

dengan sebaik-baiknya20

.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Bimbingan dan Konseling

Ada terdapat perbedaan yang mendasar antara Guru Bimbingan

dan Konseling dengan guru mata pelajaran dalam menjalankan tugas dan

tanggung jawabnya. Guru mata pelajaran tugasnya lebih kepada transfer

of knowledge, sedangkan Guru Bimbingan dan Konseling tugasnya lebih

20

Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (studi dan karir), (Yogyakarta : Andi Offset,

2010) hal 40-41

Page 29: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

dititik beratkan kepada pembinaan siswa. Di sekolah Guru Bimbingan

dan Konseling berupaya untuk membina sekaligus membantu siswa

untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Pembinaan yang dilakukan

Guru Bimbingan dan Konseling dikenal dengan sebutan full guidance

counselor, kerena seluruh waktu dan perhatian Guru Bimbingan dan

Konseling dicurahkan pada layanan bimbingan dan konseling, tidak

mengenal tempat, dimanapun siswa membutuhkan layanan bimbingan

dan konseling.

Selanjutnya, guru bimbingan dan konseling memiliki tugas dan

tanggung jawab dalam menangani berbagai macam permasalahan yang

dialami siswa, seperti masalah kesulitan belajar, motivasi siswa dalam

belajar, masalah dalam menentukan sekolah lanjutan, pemilihan jabatan,

penyesuain diri terhadap sekolah, keluarga dan masyarakat, sosial,

ekonomi dan kesehatan, penggunaan waktu luang, serta masalah-masalah

kepribadian yang dialami siswa.

Keseluruhan permasalahan di atas merupakan tugas dan tanggung

jawab guru bimbingan dan konseling untuk membantu mengantaskannya

melalui pemberian layanan bimbingan dan konseling. Apabila

dikelompokan maka masalah tersebut berkaitan dengan bidang pribadi,

belajar, sosial, ekonomi, karir dan keluarga. Masalah yang berkaitan

dengan bidang belajar salah satunya mengenai kesulitan yang dirasakan

siswa dalam belajar, apabila kondisi ini terus berlanjut bisa menyebabkan

rendahnya motivasi siswa dalam belajar sehingga akan berdampak

Page 30: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu keberadaan Guru Bimbingan

dan Konseling sangat dibutuhkan dalam membantu pengentasan berbagai

macam permasalahan yang di alami siswa ini. Melalui usaha yang

dilakukan oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam pelayanan

konseling akan dapat di ungkap faktor utama yang menyebabkan

munculnya permasalahan siswa sehingga masalah tersebut segera

terentaskan, dengan demikian siswa akan memiliki motivasi belajar dan

dapat mengikuti aktivitas pembalajaran sebagaimana menstinya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa tugas dan

tanggung jawab guru bimbingan dan konseling bukan saja kepada siswa

melainkan juga kepada orang tua, kepala sekolah serta staf administrasi.

Ini dilihat pada poin ketiga yang mana Guru Bimbingan dan Konseling

bertugas untuk memberikan informasi tentang program bimbingan dan

konseling kepada pihak tersebut. Dari informasi yang diberikan oleh Guru

bimbingan dan konseling, pihak yang bersangkutan dapat mengetahui

program bimbingan dan konseling yang telah dibuat oleh Guru Bimbingan

dan Konseling, sehingga dengan adanya pemberian informasi ini juga akan

memberikan kemudahan bagi guru bimbingan dan konseling dalam

menjalankan pelayanan bimbingan dan konseling.

Penyelengaraan bimbingan yang dilakukan guru bimbingan dan

konseling bersifat preventif di atas maksudnya adalah untuk menjaga

siswa agar tidak mengalami kesulitan, serta menghindari hal-hal yang

tidak diinginkan, dan bersifat preservatif adalah usaha yang diakukan oleh

Page 31: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Guru Bimbingan dan Konseling untuk menjaga keadaaan yang telah baik

agar tidak mengalami penurunan. Sedangkan bersifat kolektif maksudnya

adalah guru bimbingan dan konseling berupaya memberikan bimbingan

dan konseling terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar yang

membutuhkan orang lain untuk membantu memecahkan permasalahan

yang dialami.

Berdasarkan kutipan ini dapat diketahui bahwa tugas dan tanggung

jawab guru bimbingan dan konseling merupakan keseluruhan pelaksanaan

pelayanan konseling yang mencakup perencanaan program, untuk itu

dalam membuat perencanan program Guru Bimbingan dan Konseling

perlu mempertimbangan kebutuhan siswa. Kemudian program ini

direalisasikan oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan

layanan bimbingan dan konseling terdiri dari: (1)layanan orientasi,

(2)layanan informasi, (3)layanan penempatan dan penyaluran, (4)layayan

penguasaan konten, (5)layanan konseling perorangan, (6)layanan

bimbingan kelompok, (7)layanan konseling kelompok, (8)layanan

konsultasi, (9)layanan mediasi. Selain itu Guru Bimbingan dan Konseling

juga dapat memanfaatkan kegiatan pendukung konseling untuk membantu

dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan

pendukung tersebut terdiri dari: (1)aplikasi intrumentasi, (2)himpunan

Page 32: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

data, (3)konferensi kasus, (4)kunjungan rumah, (5)alih tanggan kasus,

(6)tanpilan kepustakaan.21

.

Selain itu guru bimbingan dan konseling juga harus mampu

mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan

kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya.22

Pengendalian yang dilakukan Guru Bimbingan dan Konseling akan

memberikan kelancaran dalam pelayanan konseling. Kemudian idealnya

dalam pelayanan konseling yang menjadi tanggung jawab Guru

Bimbingan dan Konseling adalah 150 orang.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa begitu banyak

yang menjadi tugas dan tanggung jawab Guru Bimbingan dan Konseling

dalam pelayanan konseling. Oleh kerena itu Guru Bimbingan dan

Konseling harus mengetahui dan piawai dalam menjalankan tugas dan

tanggung jawabnya agar dapat terlaksana dengan baik .

4. Kompetensi Guru bimbingan dan konseling

Rumusan Standar Kompetensi Guru Bimbingan dan

Konseling telah dikembangkan dan dirumuskan atas dasar

kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi

kinerja guru bimbingan dan konseling. Namun bila ditata kedalam

empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang dalam PP

19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional

21

Prayitno, Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling, (Padang: UNP, 2004),

h. 2 22

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka

Cipta, 1999), h.242

Page 33: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

guru bimbingan dan konseling dapat dipetakan dan dirumuskan ke

dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional

seebagai berikut :23

a. Kompetensi Pedagogik

1) Menguasai teori dan praktis pendidikan

a) Mengusai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

b) Mengiplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses

c) Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan

2) Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta

perilaku konseli

a) Mengaplikasikan kaidah-kaidah prilaku manusia,

perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap

sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya

pendidikan

b) Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualistik

dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan

bimbingandan konseling dalam upaya pendidikan

c) Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran

pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya

pendidikan

23

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 Tanggal 11

Juni 2008 ( Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling).

Page 34: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

d) Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap

sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya

pendidikan

e) Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap

sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya

pendidikan

3) Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam

jalur, jenis dan jenjang satuan pendidikan

a) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan

jalur pendidikan formal, nonformal dan informasi

b) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan

jenis pendidikan umum, kejuruan, keagamaan dan khusus

c) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan

jenjang pendidikan usia dini, dasar dan menengah serta

tinggi.24

b. Kompetensi personal

1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Menghayati kode etik dan proses pengambilan keputusan secara

etis

3) Menampilkan rasa hormat tergadap kergaman individu

4) Menampilkan struktur nilai dan sistem kepyakinan pribadi

24

Daryanto dkk, Bimbingan dan Konseling Panduan Guru bimbingan dan konseling dan

Guru Umum, Yogyakarta : Gava Media,2015. Hal 14

Page 35: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

5) Menampilkan ketebukaan, fleksibilitas, sikap mengasihi, dan

toleran didalam melakukan inteksi profesional yang mengarah

kepada pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri dan orang

lain

6) Manampilkan arah diri dan otonomi kedirian yang mantap

7) Bertindak secara konsisten dengan sistem nilai etis pribadi dan

kode etik profesional dalam hubungan profesionalnya

8) Meninjukkan penampilan diri yang menarik

9) Mampu menyesuaikan diri secara adekuat

10) Memiliki kepercayaan dan keyakinan diri untuk bisa

memberikan layanan bantuan

11) Memiliki keikhlasan dalam menyelengarakan pelayanan. 25

c. Kompetensi Sosial

1) Mengimplementasikan kalaborasi intern ditempat kerja

a) Memahami dasar, tujuan, organiasasi dan peran pihak-pihak

lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah atau madrasah,

komite sekolah atau madrasah) ditempat kerja.

b) Mengomunikasikan dasar, tujuan dan kegiatan pelayanan

bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain ditempat

bekerja

c) Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait didalam tempat

bekerja (seperti guru, orangtua, tenaga administrasi)

25

Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung : Pustaka Setia, 2010) hal 55-57

Page 36: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

2) Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan

konseling

a) Memahami dasar, tujuan dan AD/ART organisasi profesi

bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan

profesi

b) Menaati kode etik profesi bimbingan dan konseling

c) Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling

untuk pengembangan diri dan profesi

3) Mengimplementasikan kalaborasi antar profesi

a) Mengkomunikasikan aspek-aspek profesionalisasi

bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lainnya

b) Memahami peran organisasi profesi lain memanfaatkan

untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling

c) Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesionalisasi dan

profesional profesi lainnya

d) Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan

keperluan.26

d. Kompetensi Profesional

1) Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami

kondisi, kebutuhan dan masalah konseli

a) Menguasai hakikat asesmen

26

Daryanto dkk, Bimbingan Konseling Panduan Guru bimbingan dan konseling dan

Guru Umum,... hal 16

Page 37: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

b) Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan

pelayanan bimbingan dan konseling

c) Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk

mengungkapkan masalah-masalah konseli

d) Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen

pengungkapan kemampuan dasar dan kcendrungan priibadi

konseli

e) Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk

mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan

lingkungan

f) Mengakses an dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan

bimbingan dan konseling

g) Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan

dan konseling dengan tepat

h) Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik

asesmen

2) Menguasai kerangka teoritik dan praktis bimbingan dan

konseling

a) Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan

konseling

b) Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling

c) Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan

konseling

Page 38: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

d) Mengaplikasikan pendekatan atau model atau jenis

pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan

konseling

e) Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai

kondisi dan tuntutan wilayah kerja

f) Mengaplikasikan dalam praktik format peelayanan

bimbingan dan konseling

3) Merancang program bimbingan dan konseling

a) Menganalisis kebutuhan konseli

b) Menyusun program bimbingan dan konseling yang

berkelanjutan berdasarkan kebutuhan peserta didik secara

komprehensif dengan pendekatan perkembangan

c) Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan

konseling

d) Merencanakan sasaran dan biaya penyelenggaraan program

bimbingan dan konseling

4) Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang

komprehensif

a) Melaksanakan program bimbingan dan konseling

b) Melaksanakan pendekatan kalaboratif dalam pelayanan

bimbingan konseling

c) Memfasilitasi perkembangan akademik, karir, personal dan

social konseling

Page 39: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

d) Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan

konseling

5) Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling

a) Melakukan evaluasi hasil, proses dan program bimbingan

dan konseling

b) Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan

konseling

c) Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan

bimbingan dan konseling kepada pihak terkait

d) Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi

dan mengembangkan program bimbingan dan konseling

6) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional

a) Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan

pribadi dan profesional

b) Menyelengarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan

kode etik profesional konseling

c) Mempertahankan objektifitas dan menjaga agar tidak larut

dengan masalah konseli

d) Melaksanakan referal sesuai keperluan

e) Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan

profesi

f) Mendahulukan kepentingan konseli dari pada kepentingan

pribadi Guru Bimbingan dan Konseling

Page 40: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

g) Menjaga kerahasiaan konseli

7) Menguasai konsep dan praktis penelitian dalam bimbingan dan

konseling

a) Memahami berbagai jenis dan metode penelitian

b) Mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling

c) Melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling

d) Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan

konseling dengan mengakses jurnal pendidikan.27

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru

bimbingan dan konseling ada empat yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, sosial dan profesional.

B. Wali Kelas

1. Pengertian Wali Kelas

Wali Kelas adalah guru yang diberi tugas khusus disamping

mengajar palatih untuk mengelola satu kelas siswa tertentu dn

bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan dan konseling

di kelas. 28

Kegiatan kelas merupakan inti program pendidikan, dan

wali kelas memengang peran penting dalam bimbingan.29

Wali

kelas merupakan personil sekolah yang ditugasi untuk menangani

27

Daryanto dkk, Bimbingan Konseling Panduan Guru bimbingan dan konseling dan

Guru Umum,... hal 14 28

Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah, Bandung: Alva

Beta, CV, 2003. Hal 125 29

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Bandung

Algensindo, 2009, hal 198

Page 41: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

masalah-masalah yang dialami oleh siswa yang menjadi

binaannya.30

Guru kelas atau wali kelas merupakan pemimbing

dan pengasuh utama yang setiap hari berada bersama siswa dalam

proses pendidikan dasar yang amat vital dalam keseluruhan

perkembangan siswa.31

Jadi dapat disimpulkan wali kelas adalah guru yang

diserahi tugas atau diberikan tugas membina murid dalam satu

kelas dan memengan peran bimbingan dan pengasuh utama yang

setiap hari berada bersama siswa dalam proses pendidikan dasar

dalam keseluruhan perkembangan siswa dalam pendidikan.

2. Syarat-sayarat Wali Kelas

Wali kelas memang bukan jabatan yang strategis, namun

kinerja wali kelas akan berdampak besar bagi anak didik maupun

sekolah. Untuk itu dalam menentukan guru sebagai wali kelas

tentu seorang kepala sekolah maupun wakasek kurikulum tidak

akan main comot saja. Guru calon wali kelas akan dilihat baik

kemampuan administratif maupun faktor-faktor lain. Adapun

yang menjadi syarat- syarat wali kelas adalah :

a. Perasaan Sayang

30

Soetjipto, dkk, Profesi Keguruan, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998, hal 102 31

Prayitno, Pelayanan Bimbing dan Konseling SD, Jakarta:PT Ikrar Mandiri abadi,

1999. hal 62

Page 42: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Rasa sayang menjadi hal yang sangat penting untuk

menjadi wali kelas. Jika rasa sayang guru sebagai wali di

sekolah tembus pada anak didik kita, maka akan timbul

simpati dan empati. Hal ini akan sangat berdampak pada

kejiwaan anak-anak. Dengan perasaan sayang mampu

mengatasi permasalahan yang terbilang rumit bahkan

kesulitan dan problematika anak yang tidak disampaikan ke

orang tuanya karena berbagai alasan akan mampu dicurhatkan

ke guru wali kelasnya. Problematika yang disembunyikan

anak akan dapat teratasi karena kerja sama dengan walikelas

melalui bimbingan dan arahan.

b. Bertanggung Jawab

Beraneka ragam tanggung jawab yang harus dipikul

seorang guru wali kelas mulai dari manajemen administrasi

kelas sampai dengan administrasi sekolah yaitu berupa

limpahan tanggung jawab untuk menarik dan mengumpulkan

iuran anak-anak misalnya uang untuk kegiatan kesiswaan.

Guru wali kelas mendapat mandat dari sekolah untuk

mengelola kelas serta dari orang tua untuk ikut memimbing

dan mengawasi selama mengikuti kegiatan KBM di sekolah.

Jelas tidaklah ringan yang harus dilakukan seorang wali kelas.

Untuk itu tanpa memiliki rasa tanggung jawab akan menjadi

Page 43: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

mustahil terciptanya harapan sesuai dengan keinginan sekolah

serta orang tua.

c. Terbuka

Untuk menciptakan suasana keterbukaan, maka

seorang wali kelas harus mampu membawa permasalahan

yang dihadapi kelas diselesaikan secara terbuka dengan

mengkaji permasalahan yang dihadapi. Menyelesaikan

masalah tanpa membedakan anak satu dengan yang lainnya

serta tanpa menutup-nutupi, artinya yang benar dikatakan

benar yang salah dikatakan salah. Apabila berlaku tidak adil,

maka akan terdapat kelompok-kelompok siswa yang biasanya

akan sulit mengambil keputusan bersama karena masing-

masing kelompok akan mencari kebenaran sendiri- sendiri.

d. Disiplin dan Tepat Waktu

Menerapkan disiplin dan tepat waktu membutuhkan

suatu sikap serta kesabaran. Bagaimana tidak? Di dalam kelas

terdapat individu-individu yang terdiri dari karakter yang

berbeda-beda oleh karena itu masing-masing siswa juga

berbeda. Ada siswa yang sudah terbentuk kedisiplinannya di

lingkungan keluarganya, namun tidak jarang yang terbiasa

hidup bebas. Rendahnya sikap disiplin pada siswa akan

tercermin pada saat-saat guru wali kelas meminta biodata

untuk diisikan dalam data siswa. Pada saat mengumpulkan

Page 44: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

buku rapot, pada saat kelas mengadakan iuran-iuran dan

banyak hal yang dapat digunakan sebagai patokan pada anak

yang disiplin atau tidak. Dengan sikap wali kelas yang selalu

tidak memberikan ruang waktu /tenggang diharapkan mampu

merubah sikap anak yang kurang disiplin atau tidak disiplin

menjadi disiplin.

e. Konsisten dalam Mengambil Keputusan

Permasalahan di kelas sering muncul tanpa disengaja

misalnya jadwal piket yang tidak diterapkan seperti yang

sudah ditentukan bersama. Bahkan sering juga dijumpai

adanya konflik dengan guru pengajar di kelas (biasanya

disebabkan oleh suasana KBM yang kurang mendukung)

sehingga guru tidak mau mengajar di kelas. Hal-hal seperti

itulah yang harus dibicarakan bersama dengan anak-anak di

kelas sehingga permasalahan tidak meluas. Apabila tidak

ditemukan jalan pemecahannya, maka guru wali kelas harus

mengambil keputusan secara adil, namun secara konsisten

memegang teguh pada keputusan yang telah diambil.

f. Bijaksana

Agar kita dapat bersikap bijaksana, maka dalam

melihat setiap permasalahan dengan melihat dari banyak sisi,

di mana terkadang dari sisi yang satu baik artinya tidak ada

kendala, namun di sisi yang lain akan membawa dampak

Page 45: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

yang luas untuk masa yang akan datang. Misalnya kasus

perkelahian antar teman sekelas, jika dilihat dari sisi manapun

perkelahian tetap salah, namun selaku wali kelas harus

mampu melihat sisi-sisi lain dari timbulnya perkelahian ini

agar tidak terulang lagi.

g. Mau Mendengarkan

Dengan mendengarkan anak didik, maka akan menjadi

jalan dalam menemukan titik terang dari adanya konflik-

konflik kecil di kelas. Di samping itu adanya keinginan-

keinginan anak yang perlu dibimbing dan diarahkan serta

memudahkan dalam mencari solusi atas problematika yang

dihadapi anak didik. Karena dengan menjadi pendengar yang

baik, maka si anak akan terbuka dalam mengutarakan

pendapatnya serta mau mendengarkan juga atas nasehat-

nasehat yang kita berikan. Dengan mendengarkan keluh

kesahnya, suka citanya, maka akan terjalin komunikasi dua

arah yang saling menguntungkan sehingga rasa sayang

layaknya orang tua kepada anaknya akan tumbuh dan

berkemang, hingga mampu menjadi bahan evaluasi maupun

perbaikan diri pribadi ke arah yang positif

h. Mampu Memberi Wawasan dan Wacana

Minimnya pengetahuan, rendahnya kualitas sosial dan

ekonomi mengakibatkan sempitnya wawasan dan wacana

Page 46: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

kehidupan ke arah depannya, sehingga akan cenderung

memikirkan sesaat bukan sebaliknya yaitu dampak untuk

masa-masa yang akan datang. Dengan minimnya wawasan

dan wacana, maka akan timbul pola hidup yang simpel

bahkan akan cenderung mudah pasrah dengan keadaan, tanpa

suatu usaha dan kerja yang sungguh-sungguh. Misalnya

rendahnya wawasan akan pentingnya pendidikan, akan

mengakibatkan anak malas untuk sekolah dan rendahnya

motivasi belajar anak.

i. Mampu Mengontrol, Mengevaluasi, dan Memperbaiki

Kontrol kepada anak didik tidak harus dengan

mengintai tingkah lakunya sehari-hari, namun bisa dilakukan

dengan menjalin komunikasi dengan anak. Atau melihat

perkembangan anak maupun menjalin komunikasi dengan

orang tua. 32

Jadi dapat disimpulkan syarat-syarat wali kelas adalah

seseorang yang sudah memiliki kesiapan mantap untuk

membina kelas yang diasuhnya. Yang memiliki rasa sayang,

bertanggung jawab, peduli, terbuka, konsisten dan lain

sebagainya.

3. Tugas dan Peran Wali Kelas

32

http://tabloidganesha.blogspot.co.id/2012/11/ini-syarat-syarat-menjadi-wali-kelas, senin

5/03/2018

Page 47: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Berkenaan dengan kegiatan bimbingan dan konseling di

sekolah peran dan tanggung jawab wali kelas adalah :

a. Mengumpulkan data tentang siswa.

b. Menyelenggarakan bimbingan kelompok.

c. Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa (akademik, sosial,

fisik, pribadi) .

d. Mengawasi kegiatan siswa sehari-hari.

e. Mengobservasi kegiatan siswa dirumah.

f. Mengadakan kegiatan orientasi.

g. Memberikan penerangan.

h. Mengatur dan menempatkan siswa.

i. Memantau hubungan sosial siswa dengan individu lainnya dari

berbagai segi, seperti frekuensi pergaulan, intensitas pergaulan

dan popularitas pergaulannya.

j. Bekerjasama dengan Guru Bimbingan dan Konseling dalam

membuat sosiometri dan sosiogram.

k. Berkerjasama dengan Guru Bimbingan dan Konseling dalam

mengadakan pemeriksaan kesehatan psikologis oleh tim ahli.

l. Mengidentifikasikan siswa yang memerlukan bantuan.

m. Ikut serta atau menyelenggarakan sendiri pertemuan kasus. 33

33

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar,… hal 197

Page 48: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Romine dalam buku Oemar mengemukakan beberapa hal yang

penting bagi guru kelas untuk mempertinggikan dan memperbaiki

pelayanan bimbingan sebagai berikut :

1. Membuat catatan yang teliti tentang diri siwa untuk melengkapi

catatan-catatan sekolah agar segera diperoleh gambaran yang

lebih baik tentang individu siswa.

2. Mengobservasi dan mempelajari siswa, menggunakan dokumen

sekolah dalam unsur yang jujur dan beralasan untuk memahami

mereka sebagai manuasia belajar, membantu perkembangan

kesehatan jasmani, dan sebagainya.

3. Kerja sama dengan guru-guru lain untuk memperoleh gambaran

yang lengkap tentang para siswa mengenai tantangan, minat,

kebutuhan, dan masalah yang dihadapi mereka.

4. Mempelajari minat dan kebutuhan-kebutuhan siswa dan

mempertimbangkan dalam pelajaran dan dalam berbagai kigiatan.

5. Berkerja sama dengan orangtua siswa untuk memahami dan

bekerja dengan para siswa.

6. Memikirkan memungkinan-kemungkinan dalam rangka

penggunaan group guidance atau pendekatan-pendekatan dalam

pelajaran.

7. Menyesuaikan diri sendiri, bahan pelajaran, kegiatan, dan

prosedur kelas dengan minat dan kebutuhan para siswa.

Page 49: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

8. Bertindak sebagai sponsor kegiatan-kegiatan siswa, sebagai

anggota panitia bimbingan, dan melaksanakan tugas-tugas lainnya

sehingga para siswa memahami tugas kewajiban sekolah.

9. Bekerja sama dengan para ahli bimbingan dan personel sekolah

lainnya yang dapat membantu guru melaksanakan bimbingan. 34

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan Tugas dan

peranan Wali Kelas tidak dapat diselenggarakan dengan cara

seadanya, melainkan memerlukan usaha yang benar-benar matang

supaya tugas dan peranan Wali Kelas terlaksana dengan baik.

4. Fungsi wali kelas

Wali kelas merupakan guru pengajar yang dibebani tugas-

tugas sesuai mata pelajaran yang diampunya, namun mereka

mendapat tugas lain sebagai penanggungjawab dinamika

pembelajaran di dalam kelas tertentu. Fungsi utama wali kelas

adalah membuat kelas itu secara bersama-sama berhasil

menjalankan fungsi pembelajaran, yang kriterianya adalah bahwa

semua siswa dikelas itu dapat naik kelas dengan nilai yang baik

pada akhir tahun. Beberapa fungsi wali kelas adalah sebagai

berikut :

6. Manajer, seorang wali kelas harus mampu menjadi manajer yang

baik, karena ia harus mengedepankan fungsi menejerialnyadisaat

siswa harus memenuhi tang telah ditetapkan.

34

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Bandung

Algensindo, hal 197

Page 50: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

7. Motivator, seorang wali kelas harus mampu menjadi motivator

yang baik, Karena ia harus mengetahui kelemahan dan kelebihan

masing-masing siswanya sehingga wali kelas mampu mengarahkan

siswa sesuai dengan kemampuannya dan mengoptimalkan potensi-

potensi siswanya.

8. Desainer, seorang wali kelas harus memiliki ide-ide yang bagus

untuk kelas yang dikelolanya, ia memiliki rencana-rencana yang

mungkin dicapai dan bagaimana cara pencapiannya dengan

melibatkan seluruhpotensi yang dimilikinya.

9. Administrator, seorang wali kelas harus mampu menjadi

administrator yang hebat, karena nilai siswa menjadi taruhannya

jika wali kelas tidak memiliki keahlian dibidang administrator

tertentu akan menghambat dan merugikan siswa.

10. Psikolog, seorang wali kelas harus mampu membaca sistuasi dan

kondisi yang dihadapi, ia bisa merasakan apa yang siswa rasakan

dan kemudian memberikan nasehat dan solusi dalam menghadapi

masalah siswa.35

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wali kelas

memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan pendidikan

kepada siswa dikarenakan wali kelas dapat berfungsi menjadi manajer,

psikolog, motivator , administrator dan desainer. Sehingga dengan fungsi

35

Woolfock dan Weinstein, Manajemen Kelas Berbasis Komprehensif , ( Jakarta :

Kencana Prenada Media Grup, 2006), h 18

Page 51: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

tersebut siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan

yang seharusnya.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Hamzah B. uno mengemukakan:Motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indicator

meliputi:

a) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil

b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

d) Adanya penghargaan dalam belajar

e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar

merupakan dorongan internal maupun eksternal pada diri siswa dalam

belajar. Dorongan internal adalah dorongan yang datang dalam diri siswa

berupa hasrat dan keingginan, cita-cita dan harapan sehingga siswa terus

berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan berjuang dari

berbagai kendala yang ditemukan dalam meraih apa yang dicita-citakan.

Sedangkan dorongan ekternal adalah dorongan yang datang dari luar diri

siswa, seperti guru, Guru Bimbingan dan Konseling dan orang tua.

Page 52: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

a. Faktor internal (dalam diri)

1) Bersifat fisik

a) Faktor kesehatan

Ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar anak, anak

yang sakit akan kehilangan motivasi untuk belajar.

b) Faktor kelelahan

Kelelahan sorang individu terbagi kepada dua yaitu

kelelahan tubuh jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan

jasmani terlihat dengan lemahnya fisik atau tubuh pada

seseorang tersebut, sedangkan kelelahan rohani terlihat

pada kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan

dorongan untuk berbuat dan menghasilkan sesuatu akan

hilang.

2) Bersifat psikologis

a) Perasaan

Secara sederhana perasaan dapat diartikan sebagai

suatu pengalaman melalui penghayatan yang bersifat suka

dan ketidak sukaan. Suka dan ketidak sukaan timbul

karena adanya ransangan tertentu, kadang-kadang ada

yang menyenangkan dan ada yang tidak menyenangkan.

Page 53: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

b) Emosi

Emosi merupakan bagian dari perasaan, yang

membedakannya adalah segi tingkatannya, emosi

memiliki tingkatan yang melebihi dari perasaan.

c) Intelegensi

Intelegensi yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan keadaan situasi yang baru dengan cepat dan

efektif, mengetahui dan menggunakan konsep yang

abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajari

dengan cepat.

d) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi

kerena perhatian seseorang dalam belajar akan

mempengaruhi ketercapaian hasil belajarnya.

e) Minat

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang

disertai dengan rasa senang.

f) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan

itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata

sesudah belajar atau berlatih.36

36

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Bina Usaha,1987), hal 35

Page 54: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ada dua yaitu faktor

internal atau faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini

bersifat fisik seperti faktor kesehatan, kelelahan dan bersifat psikologis

seperti perasaan, emosi, intelegensi, perhatian, minat ataupun bakat.

b. Faktor eksternal (dari luar diri)

Adalah hal yang akan mempengaruhi motivasi belajar anak

yang berasal dari luar diri seseorang. Diantara faktor-faktor

eksternal yang akan mempengaruhi motivasi belajar anak adalah :

1) Faktor keluarga

Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya

terhadap motivasi belajar anak, jika orang tua tidak

memperhatikan pendidikan anaknya menyebabkan

anakkurang berhasil dalam belajar. Untuk kelancaran belajar

serta keberhasilan anak, diperlukan pengertian dan kasih

sayang serta bimbingan dari orang tua terhadap anak. Suasana

di dalam keluarga juga sangat mempengaruhi motivasi belajar

anak, suasana rumah yang nyaman membuat anak akan lebih

bersemangat dalam belajar.

2) Faktor sekolah

Sekolah juga memberi pengaruh terhadap motivasi

belajar anak, diantaranya: metode belajar guru, kurikulum,

Page 55: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

relasi guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah

yang akan mempengaruhi motivasi anak dalam menghadapi

pelajarannya.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksteren yang

berpengaruh terhadap proses belajar anak, diantaranya: media

masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.37

Jadi dapat disimpulkan bahwa, motivasi sangat berpengaruh

terhadap proses belajar individu, diantaranya faktor internal dan eksternal

bagi individu dalam menjalani proses belajarnya. Seseorang harus dapat

menyaring faktor-faktor tersebut, bila ini terpenuhi individu akan berhasil

dalam proses belajarnya dimasa yang akan datang di tengah-tengah

kehidupan sosialnya.

Menurut Dimyati dalam bukunya, faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar adalah:

a. Minat

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil,

seperti keinginanbelajar, berjalan, makan makanan lezat, berebut

permainan, dapat membaca, menyanyi dan lain-lain. Keberhasilan

mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat,

37

Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.....hal. 59-61.

Page 56: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

bahkan dikemudian hari akan menimbulkan cita-cita. Timbulnya

cita-cita dibarengi oleh akal, moral, kemauan, bahasa, nilai-nilai

kehidupan dan perkembangan kepribadian. Cita-cita akan

memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik sebab

tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

b. Intelegensi

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan

atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat

motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

c. Fisik

Kondisi siswa yang meliputi jasmani dan rohani

mempengaruhi motivasi belajar. Siswa yang sehat, kenyang, dan

gembira akan mudah memusatkan perhatian. Anak yang sakit

akan enggan belajar dan anak yang marah-marah akan sukar

memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran. Sebaliknya,

setelah siswa itu sehat ia akan mengejar ketinggalan pelajaran dan

siswa tersebut dengan senang hati membaca buku-buku pelajaran

agar ia memperoleh nilai yang baik, seperti sebelum sakit.

d. Masyarakat

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan

tempat tinggal,pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.

Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh

lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh,

Page 57: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa akan

mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah

indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi

belajar. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat,

kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya.

e. Sekolah

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan

pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.

Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi

dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan

alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami

perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar,

majalah, radio, televisi dan film semakin menjangkau siswa

mendinamiskan motivasi belajar.

Guru juga termasuk faktor yang mempengaruhi motivasi

belajar siswa. Guru adalah seorang pendidik profesional, ia

bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Upaya

guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah

meliputi hal hal berikut:

1) Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah.

2) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti

pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah.

Page 58: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

3) Membina anak agar belajar tertib di lingkungan sekolah.38

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi belajar adalah minat siswa yang mana minat

ini telah tampak sejak kecil seperti keinginan belajar, berjalan, intelegensi

siswa, kondisi fisik jasmani dan rohani siswa, lingkungan siswa atau

masyarakat dan sekolah juga bisa mempengaruhi faktor-faktor motivasi

siswa.

3. Macam-macam Motivasi Belajar

Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Menurut Sardiman yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah

“motivasi yang berasal dari dalam diri individu atau motiv-motiv yang

menjadi aktif berfungsinya tanpa adanya rangsangan dari luar, karena

dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”39

.

Dilihat dari tujuan kegiatan yang dilakukan siswa (misalnya

belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah keinginan

untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam kegiatan belajar. Misalnya

siswa belajar karena ingin betul-betul mendapatkan pengetahuan, nilai,

keterampilan agar dapat mengubah tingkah lakunya secara konstruktif,

bukan kerena alasan lain.

38

Dimyati., M udjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),

hal. 56. 39

Sardiman, Interaksi&MotivasiBelajarMengajar, (Jakarta: Raja GrasindoPersada, 2001),

h. 87

Page 59: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Selain motivasi intrinsik juga ada motivasi ektrinsik. Motivasi

ektrinsik dalam belajar adalah “motiv-motiv yang aktif dan berfungsi

karena adanya dorongan dari luar”40

.

Berdasarkan uraian diatas dapat dismpulkan bahwa macam-macam

motivasi belajar dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik yaitu motivasi

yang berasal dari dalam diri siswa dan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi

yang berasal dari luar diri siswa.

4. Ciri-ciri dan Fungsi Motivasi dalam Belajar

a. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Sardiman mengemukakan bahwa motivasi yang ada pada diri

seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu

yang lama, tidak pernah behenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin

(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya)

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.

4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,

berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

40

Sardiman, Interaksi&MotivasiBelajarMengajar, (Jakarta: Raja GrasindoPersada, 2001),

h. 88

Page 60: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.41

Kutipan di atas memberikan gambaran bahwa siswa yang memiliki

motivasi dalam belajar maka akan belajar dengan tekun, ulet, memiliki

minat untuk belajar, senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas

rutin, mampu mempertahankan pendapatnya serta suka memecahkan soal-

soal.

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa tinggi atau

rendahnya motivasi belajar bukan saja dilihat dari segi kemuan siswa

untuk belajar, akan juga dari segi pengorbanan yang dilakukan untuk

mendapatkan tujuan yang diharapkan. Pengorbanan bukan selalu berupa

uang tetapi juga tenaga, waktu, jiwa bahkan nyawa.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang

memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, sebagai berikut:

1. Memiliki waktu yang lama untuk kegiatan belajar

2. Sering melakukan kegitan belajar.

3. Memiliki tujuan yang tepat dan jelas dalam melakukan kegiatan belajar

4. Mau berkorban dan mengabdi seperti uang, tenaga, pikiran, bahkan

jiwanya atau nyawa untuk mencapai tujuan pembelajaran

41

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grasindo Persada,

2001), h. 81

Page 61: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

5. Memiliki maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target dan idola yang

hendak dicapai dengan kegiatan belajar

6. Tekun, ulet, komit, dan mandiri dalam belajar

b. Fungsi Motivasi Belajar

Keberadaan motivasi akan mendorong seseorang untuk

mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar yang tinggi akan

membuat seseorang menjadi gigih dan bekerja untuk mendapatkan

apa yang diinginkan. Menurut Oemar Hamalik, fungsi motivasi

adalah:

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak

akan timbul perbuatan seperti belajar.

2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian

tujuan yang diinginkan.

3. Sebagai penggerak, artinya kuat lemahnya motivasi akan menentukan

cepat atau lambatnya pekerjaan.42

Sadirman juga mengemukakan motivasi memiliki tiga fungsi yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai pengerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan sebagai

motor pengerak dari setiap kegiatan yang dilakukan.

42

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Bandung

Algensindo, h. 175

Page 62: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat mem berikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.43

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa motivasi sangat

dibutuhkan dalam belajar, karena motivasi berfugsi untuk mendorong

siswa dalam belajar serta mampu memberikan arahan kepada siswa dalam

kegiatan belajar sehingga dengan motivasi siswa dapat melakukan

pengontrolan terhadap tindakanya dalam belajar seperti menjauhkan diri

dari perbuatan yang tidak bermanfaat, serta berusaha dengan cara yang

sehat untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam belajar.

Berdasarkan diatas dapat dipahami bahwa motivasi belajar

berfungsi sebagai pendorong untuk timbulnya tingkah laku atau perbuatan

belajar, pengarah dan penyeleksi perbuatan ke arah pencapaian tujuan

belajar, dengan demikian kegiatan belajar berlangsung efisien dan efektif,

sehingga siswa menjadi aktif, tekun, tabah, bergairah, disiplin, dan mandiri

dalam belajar. Selanjutnya motivasi juga berfungsi mendorong siswa

untuk mampu memposisikan diri secara utuh dalam kegiatan belajar, serta

43

Sardiman, Interaksi&MotivasiBelajarMengajar.................. h. 83

Page 63: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

melakukan mengendalikan terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak

bermanfaat.

Jadi motivasi belajar yang tinggi akan menjadikan siswa berprestasi

dalam belajar sedangkan apabila siswa memiliki motivasi belajar yang

rendah akan menyebabkan siswa malas dan enggan untuk belajar sehingga

siswa mendapatkan nilai yang rendah dalam belajar.

D. Kerja Sama Guru bimbingan dan konseling dengan Wali Kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar

1. Pengertian kerjasama

Kerjasama adalah suatu kegiatan kerjasama interaktif antara guru

bimbingan dan konseling atau Guru Bimbingan dan Konseling dengan

wali kelas yang dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tenaga untuk

mengembangkan dan melaksanakan program layanan bimbingan dan

konseling. Kolaborasi adalah suatu kegiatan kerjasama interaktif antara

guru bimbingan dan konseling dengan pihak lain (guru mata pelajaran,

orangtua, ahali lain dan lembaga), yang memberikan sumbangan

pemikiran dan atau tenaga untuk mengembangkan dan melaksanakan

program layanan bimbingan dan konseling. Kerjasama tersebur dilakukan

dengan komunikasi serta berbagai pemikiran gagasan dan tenaga kerja

serta berkesinambungan.44

Dukungan sistem Dukungan sistem merupakan semua aktivitas

yang dimaksudkan untuk mendukung dan meningkatkan (1) staf

44

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Derektoran Jendral Guru Dan Tenaga Kerja

Kependidikan, Pamduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Menengah

Atas (SMA), Jakarta, 2016. hal 65

Page 64: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan dasar, layanan

peminatan dan perencanaan individual,layanan responsif, dan (2) staf

personalia sekolah yang lain dalam melaksanakan program-program

pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem terdiri atas aktivitas

manajemen yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program

bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Berkaitan dengan pelayanan

terhadap program bimbingan dan konseling, komponen dukungan sistem

menangani pengembangan program bimbingan dan konseling yang

meliputi pengelolaan sumberdaya dana, materi, dan fasilitas;

pengembangan staf, pendidikan orang tua, konsultasi dengan guru dan

personalia sekolah yang lain; pemanfaatan sumberdaya masyarakat;

hubungan masyarakat; pengembangan profesional konselor, dan penelitian

dan pengembangan.

Berkaitan dengan program pendidikan yang lain, komponen

dukungan sistem menangani perencanaan perbaikan kualitas sekolah;

aktivitas administratif terkait layanan bimbingan; kerjasama dengan

program pendidikan khusus dan pendidikan kejuruan. Secara keseluruhan,

peran guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam komponen

dukungan sistem terutama terdiri atas pengelolaan dan konsultasi program.

Setelah guru bimbingan dan konseling atau konselor menentukan

komponen layanan, berikutnya yang juga penting dipertimbangkan adalah

porsi waktu dari masing-masing komponen layanan. Pertimbangkan porsi

waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan layanan di atas

Page 65: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

adalah: apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus

menerus; berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan

pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu

dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi

program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor.

Pelayanan bimbingan konseling yang efektif memerlukan

kerjasama semua pihak yang berkepentingan demi kesuksesan

pelayanan itu. Kerjasama antara Guru kelas dengan Guru mata

pelajaran, sesuai dengan tugas dan peranannya masing-masing dalam

pelayanan bimbingan dan konseling adalah sangat vital dan dibantu

dengan dukungan moral dan materil dari kepala sekolah. Demikian

juga kerjasama dengan orangtua siswa, seluruh siswa di sekolah, para

ahli lain yang sangat diperlukan dalam rangka ahli kasus adalah

sangat ideal kalau Guru kelas dalam kegiatan bimbingan dan

konseling dapat menangani sendiri segenap permasalahan siswa-

siswanya. Dalam keadaan kekurangan kesempatan (karena tugas

utamanya adalah mengajar) dan kekurangan kemampuan (karena

tidak dididikan secara khusus dalam bidang bimbingan dan

konseling), maka guru kelas perlu bekerjasama dengan berbagai

pihak yang lebih ahli dan berpengalaman. Guru pembimbing dapat

Page 66: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

menjadi tempat ahli tangan kasus bagi siswa-siswi yang

permasalahannya tidak mampu ditangani oleh Guru kelas.45

Kerjasama adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

beberapa orang secara bersama-sama menimbulkan hasil yang tidak

timbul apabila dilakukan oleh satu orang. Kerjasama ini diharapkan

terjalin antara Guru bimbinga konseling dan wali kelas, karena wali

kelas lebih sering bertemu dengan siswa dan lebih mengetahui apa

yang dibutuhkan siswa. Maksud kerjasama disini yaitu kerjasama

Guru bimbingan konseling sebagai Guru Bimbingan dan Konseling

dan wali kelas sebagai penanggung jawab dalam satu kelas dalam

melakukan pengentasan permasalahan siswa yang ada disekolah.

2. Tujuan kerjasama

Salah satu tujuan kerjasama adalah agar setiap pekerjaaan

atau kegiatan yang dilakukan dapat disesuaikan secara efektif dan

efisien. Adapun Tujuan kerjasama adalah

a. Mencegah kegiatan-kegiatan ganda

b. Agar kegiatan selesai secara efektif dan efisien

c. Hubungan kerja dalam pelaksanaan kegiatan saling terkait.

d. Meneciptakan keselarasan hubungan antara manusia antar kelompok

dan organisasi.

Dapat disimpulakan bahwa tujuan kerjasama adalah untuk

menghindari kegiatan-kegiatan ganda atau saling tumpang tindih

45

Prayitno, 1997, Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar (SD). Jakarta. PT.

Ikrar Mandiri Abadi. hal 162

Page 67: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

sehingga dengan adanya kerjasama yang baik akan tercipta kegiatan

yang efektif dan efisien.

3. Bentuk kerjasama

a. Bentuk Kerjasama Informal individual, dimana kerjasama ini didasari

oleh rasa keinsyafan kedua belah pihak akan pentingnya menjalin

kerjasama diantara keduanya dalam hal pembentukan karakter bagi

anak didik mereka.

b. Formil organisatoris, bentuk ini dorealisir dalam ikatan organisasi,

seperti badan pembantu peneyelenggraan pendidikan, yang mana

bukan hanya terlibat dalam urusan fisik serta biayanya pendidikan

saja, mealiankan terlibat pula dalam upaya perbaikan serta

peningkatan kualitas hasil pendidikan. 46

Dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk kerjasama ini

didasari oleh rasa keinsyafan kedua belah pihak akan pentingnya

menjalin kerjasama dan juga dapat di bentuk dalam ikatan

organisasi.

4. Kerjasama Guru bimbingan dan konseling dengan Wali Kelas

Salah satu tugas Guru bimbingan dan konseling adalah

memberikan motivasi kepada setiap siswa yang membutuhkan.

Pemberian motivasi dapat dilakukan dengan cara memberikan vidio

motivasi, nasehat, contoh pribadi dan cerita tokoh. Guru bimbingan dan

46

Abdul majid. Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung :PT Remaja Rosda,

2011) h. 8

Page 68: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

konseling membrikan motivasi tidak bisa dilepaskan dari peranan wali

kelas. Hal ini disebabkan Guru bimbingan dan konseling membutuhkan

semua informasi berkenaan perkembangan siswa, dan wali kelas adalah

komponen sekolah yang dapat menjadi informan kunci oleh sebab itu

Guru bimbingan dan konseling perlu untuk membina kerjasama dengan

wali kelas. Hal ini sesuai dengan salah satu kompetensi Guru bimbingan

dan konseling yaitu dapat membina hubungan baik dengan wali kelas

demi menyelesaikan permasalahan siswa.47

Kerjasama Guru bimbingan dan konseling dengan wali kelas

terjadi melalui langkah-langkah kerjasama yaitu

a. Perencanaan : menetapkan topik yang akan dibahas, meminta kepala

sekolah untuk mengundang pihak lain dan menyiapkan anggaran

melakukan dengan pihak lain terkait, menetapkan waktu dan tempat

pelaksanaan

b. Pelaksanaan

1) Orangtua berupa dukungan untuk mensukseskan kesulitan belajar,

diskusi tentang suasana belajar yang kondusif

2) Guru mata pelajran berupa kegiatan diagnostik kesultan belajar,

didiskusikan tentang suassana belajar yang kondusif

3) Ahli lain, berupa peningkatan mutu layanan bimbingan dalam

naskah kerjasama

47

Daryanto dkk, Bimbingan dan Konseling Panduan Guru bimbingan dan konseling dan

Guru Umum...hal 16

Page 69: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

4) Lembaga lain, berupa peningkatan mutu layanan bimbingan dalam

bentuk naskah kerjasama

c. Evaluasi : kegiatan evaluasi dilakukan terhadap proses dan hasil

kolaborasi

d. Pelaporan : mmbuat laporan kegiatan dan mengaripkan laporan

e. Tindak lanjut : melakukan kegiatan berdasarkan hasil observasi.48

Dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa akan mustahil dapat berlajan dengan baik tanpa adanya kerjasama

yang dilakukan dan dukungan dari personil sekolah, maka pelaksanaan

bimbingan dan konseling ddisekolah membutuhkan adanya kerjasama

yang dilakukan antara guru bimbingan dan konseling dan Wali Kelas

maupun dengan personil lainnya.

48

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Derektoran Jendral Guru Dan Tenaga Kerja

Kependidikan, Pamduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Menengah

Atas (SMA), Jakarta, 2016. hal 65

Page 70: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field

Reseach) dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan

“penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari manusia dan perilaku yang diamati”.49

Menurut Sugiyono penelitian kualitatif adalah masalah yang dibawa

oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap, kompleks dan dinamis.

Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif maish bersifat sementara, tentatif

dan akan berkembang atau berganti setelah penelitian berada dilapangan.50

Dapat penulis simpulkan bahwa, penelitian kualitatif merupakan

sebuah metode penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah, yang

bertujuan untuk menghimpun data melalui interaksi langsung dengan objek

penelitian untuk menggambarkan, mempelajari dan menjelaskan kembali hasil

penelitian.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penulis melaksanakan proses penelitian yaitu di MTs N

6 Agam yang beralamat di Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam sudah

berakreditasi A. Adapun alasan penulis mengambil lokasi ini karena penulis

menemukan permasalahan seperti jumlah siswa yang banyak, jumlah guru BK

hanya 2 orang, rombel kelS 21 kelas denga jumlah wali kelas 21 orang dan

49

Lufri, Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian, (Padang : UNP Press, 2007), h. 57 50

Sugiyono. Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan

R&D. (Bandung : ALFABETA, cv, 2015) h. 283

Page 71: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

perbandingan jumlah guru laki-laki dengan jumlah guru perempuan tidak

sebanding. Jumalh guru laki-laki hanya 6 orang sedangkan jumlah guru

perempuan sebanyak 52 orang, dan perlu untuk dibahas dan diselesaikan

secara ilmiah yaitu kerjasama guru BK dan wali kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa. Selanjutnya, hasil yang peneliti dapatkan

dideskripsikan dalam bentuk laporan secara tertulis dan dilengkapi dengan

hasil wawancara.

C. Informan Penelitian

Informan merupakan orang yang mengetahui sumber yang akan

diteliti. Orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi, yang memiliki banyak pengalaman tentang latar belakang

penelitian dan berkewajiban secara suka rela menjadi anggota tim penelitian

walaupun bersifat informal.51

Adapun yang menjadi Informan adalah 1 orang

Guru Bimbingan dan Konseling kelas VII dan 5 orang Wali Kelas kelas VII

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Menurut Riduwan “wawancara adalah suatu cara pengumpulan

data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari

sumbernya”.52

Sejalan dengan defenisi tersebut Emzir mengemukakan pengertian

wawancara yaitu “sebagai interaksi bahasa yang berlangsung antara 2

orang dalam situasai saling berhadapan salah seorang, yaitu yang

51

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta,2004), h. 310 52

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,

(Bandung: Alfabeta, 2005), h. 74

Page 72: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang

yang diteliti yang berputar sekitar pendapat dan keyakinan”53

.

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

Snowball Sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data

yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal

ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut

belum mampu memberikan data yang lengkap, maka mencari orang

lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan

demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti

bola salju yang mengelinding, lama-lama menjadi besar.54

Penulis

menggunakan Snowball Sampiling untuk mengumpulkan data-data

mengenai motivasi belajar siswa di MTsN 6 Agam.

Penelitian ini penulis lakukan dengan menggunakan

wawancara terbuka, yaitu wawancara yang menggunakan panduan

pokok masalah yang diteliti.55

Aspek-aspek yang akan diwawancarai

yaitu berkenanaan dengan kerjasama guru bimbingan dan konseling

dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk

memperlancar wawancara digunakan pedoman wawancara, pedoman

tersebut terdapat pada lampiran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, teknik

wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui proses tanya-

53

Emzir, Metologi Penelitian Kualitatif Analilis Data, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h.

50 54

Sugiyono, MetodePenelitianPendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 300 55

Cholid Narbuko, dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet Ke-7,

hal.84

Page 73: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

jawab secara lisan berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan secara langsung kelokasi

dengan mengamati secara sistematis terhadap gejala-gejala yang

diteliti.56

Sebagai alat pengumpulan data, observasi akan memberikan

sumbangan yang sangat penting sekali dalam penelitian deskripstif.

Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam

penelitian pendidikan. Dalam penelitian kualitatif instrumen

observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrument

lain.57

Metode pengamatan dalam penelitian kualitatif ada 2 macam

yaitu pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup. Pengamatan

terbuka adalah pengamatan yang diketahui oleh subjek penelitian

sedangkan objek penelitian dengan gejala dan sukarela memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk mengamati peristiwa yang terjadi

sedangkan pengamatan tertutup adalah pengamatan yang tidak

diketahui oleh objek penelitian.

Penulis melakukan observasi langsung sehingga dapat mengetahui

secara jelas tentang Kerjasama Guru Bimbingan Konseling dengan Wali

Kelas Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa MTsN 6 Agam.

56

Cholid Narbuko, 2015, Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. hal 70 57

Sukardi, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:

PT. Bumi Aksara. hal 78

Page 74: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel, dokumentasi berupa catatan notulen dan lain-lain.58

Dengan

melihat arsip atau dokumen yang ada dilapangan tempat penelitian,

dalam hal ini peneliti melihat pada laporan pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling yang sudah dilaksanakan. Dalam hal ini

peneliti menggunakan teknik snowbal sampling.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul yang peneliti peroleh melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian diolah

dengan cara menyeleksi data atau informasi kemudian diklasifikasikan

setelah itu diadakan analisis data. Adapun teknik analisi data yang

dilakukan adalah :

1. Reduksi Data

Reduksi Data Merupakan merangkum, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yag

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. Terakhir yaitu pengorganisasian data

58

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, ( Bandung : Ghalia Indo, 2002) hal. 42

Page 75: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

lebih sistematis seingga dapat dibuat suatu kesimpuan yang

bermakna.

2. Display data

Display data yaitu penyajian data dengan kegiatan

menampilkan informasi yang didapat melalui kegiatan reduksi,

kemudian informasi yang diperoleh baik melalui wawancara,

observasi maupun dokumentasi dihimpun dan diorganisasikan

berdasarkan fokus masalah peneliti. Dengan mendapatkan data, maka

akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Verifikasi data

Verifikasi data adalah kesimpulan awal yang bersifat

sementara dan akan dapat berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat dan yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. 59

F. Teknik Keabsahan data

Untuk menjamin keabsahan data penulis menggunakan teknik

triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memnfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik-

59

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. (Bandung: Alfabeta, 2009) h. 338-345

Page 76: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

teknik triangulasi bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data yang telah ada.60

Triangulasi data dengan sumber lainnya berarti membandingkan

dan mnegecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kuaitatif. Hal ini dapat

dicapai dengan jalan :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang akan dikatakan orang yang didepan umum

dengan apa yang dikatakan orang sepihak.

3. Membandingkan keadaan dan perspektif informan.

4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. 61

Untuk mengetahui keabsahan data peneliti, maka peneliti

membandingkan hasil pengamatan dan wawancara.

60

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D

.hal.330 61

Lexy J Moleong, MetodePenelitianKualitatif, (Bandung: RosdaKarya, 2001), hal. 178

Page 77: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian tentang

kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan wali kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN 6 Agam”. Peneliti melakukan

wawancara dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara,

dan data dokumentasi yang peneliti lakukan dengan guru bimbingan konseling,

wali kelas dan siswa.

Proses penelitian ini berjalan semenjak bulan Agustus sampai dengan

November 2018. Hal-hal yang saya wawancarai berkenaan dengan kerjasama

guru bimbingan konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa sehingga menghasilkan motivasi belajar yang membanggakan.

Adapun yang termasuk dalam kajian penelitian adalah melihat dan ingin

mengetahui dengan kerjasama dari guru bimbingan konseling dengan wali

kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

A. Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling Dengan Wali Kelas dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTsN 6 Agam

1. Dasar membuat program kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling

dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan seorang

Guru Bimbingan dan Konseling terkait dasar penyusunan program

kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan wali kelas untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa bahwa :

“Dasar penyusunan program yang saya buat adalah need assesment,

merumuskan kebutuhan, merumuskan tujuan, merumuskan topik,

menentukan action plan, merumuskan RPL, merumuskan materi,

melakasanakan dan yang terakhir evaluasi”.62

(Need assesment, RPL

dapat dilihat pada lampiran)

62

DE ( Guru Bimbingan dan Konseling Kelas VII) Wawancara, 02 Agustus 2018, MTsN 6

AGAM

Page 78: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas

VII.1 terkait dasar penyusunan program kerjasama Guru Bimbingan dan

Konseling dengan wali kelas yang menyatakan bahwa:

“Dasar pembuatan program kerjasama yang saya buat dengan Guru

Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa adalah dengan mengidentifikasi terlebih dahulu siswa yang

lambat dalam belajar, melihat dari cara belajar atau kenapa dia agak

tinggal dari teman yang lain, kemudian saya menjelaskan kepada

siswa bahwa BK itu adalah tempat mengadu baik permasalahan

pribadi baik masalah dirumah maupun disekolah, atau masalah

belajar mereka.”63

Selanjutnya saya juga mewancarai wali kelas VII.2 terkait dasar

penyusunan program kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan

wali kelas yang menyatakan bahwa:

“Saya sebagai Wali Kelas terkait dengan cara menyusun program

mengatasi motivasi belajar siswa dengan Guru Bimbingan dan

Konseling biasanya belum ada membuatnya, karena selama ini setiap

saya menangani masalah siswa saya hanya berdiskusi tanpa ada

laporan tertulisnya seperti saya menyelesaikan permasalahan

tersebut secara pribadi dan jika masalah siswa belum bisa saya

selesaikan maka saya bekerja sama dengan Guru Bimbingan dan

Konseling”.64

Selanjutnya saya juga mewancarai wali kelas VII.6 terkait dasar

penyusunan program kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan

wali kelas yang menyatakan bahwa:

“Saya tidak membuat program kerjasama dengan Guru Bimbingan

dan Konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi

saya minta tolong kepada Guru Bimbingan dan Konseling kalau

ada siswa yang mengalami masalah dalam mata pelajaran saya

bahasa arab seperti rendahnya kemauan dalam belajar bahasa arab

saya minta tolong kepada Guru Bimbingan dan Konseling untuk

memotivasinya”.65

63

SU ( Wali Kelas VII.1) Wawancara, 02 Agustus 2018, MTsN 6 AGAM 64

AR ( Wali Kelas VII.2) Wawancara, 03 Agustus 2018, MTsN 6 AGAM 65

HA ( Wali Kelas VII.6) Wawancara, 02 Agustus 2018, MTsN 6 AGAM

Page 79: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Selanjutnya saya juga mewancarai wali kelas VII.7 terkait dasar

penyusunan program kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan

wali kelas yang menyatakan bahwa:

“ Saya tidak ada program kerjasama dengan Guru Bimbingan dan

Konseling, tetapi saya membawa siswa saya ke ruang BK karena sering libur,

kemudian saya panggil orangtuanya”66

Selanjutnya saya juga mewancarai wali kelas VII.4 terkait dasar

penyusunan program kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan

wali kelas yang menyatakan bahwa:

“ Dasar pembuatan program kerjasama yang saya buat dengan

Guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa adalah dengan melihat nilai-nilai dibawah KKM dan

rangking. Dan setelah saya memisah-misah nya kemudian saya

memanggil orangtua siswa dan membawanya ke ruang BK karena

lokal yang saya pegang adalah siswa-siswa yang biasa juara pada

waktu SD, jadi saya lebih memperhatikan nilai-nilai mereka

bagaimana mereka tetap bisa memperhatikan nilainya, nanti apabila

ada nilai yang dibawah KKM saya memberikan motivasi kepada

siswa tersebut, dan apabila tidak ada perubahan saya

komunikasikan kepada Guru Bimbingan dan Konseling untuk

memanggil siswa tersebut”.67

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, terlihat bahwa

dasar dan cara kerjasama guru bimbingan konseling dengan wali kelas

dalam menyusun program kegiatan meningkatkan motivasi belajar siswa

ini belum ada, akan tetapi secara tidak langsung penanganannya sudah

masuk kedalam layanan responsif secara mendadak tanpa bisa

direncanakan terlebih dahulunya. Terlihat belum adanya cara kerjasama

Wali Kelas dengan Guru Bimbingan dan Konseling dalam menyusun

program kegiatan meningkatkan motivasi belajar siswa.

66

YA (Wali kelas VII.7), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 AGAM 67

ZU (Wali kelas VII.4), Wawancara, 03 Agustus 2018, MTsN 6 AGAM

Page 80: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Berdasarkan wawancara dan observasi diatas dapat diketahui

bahwa dasar kerjasama guru Bimbingan Konseling dengan wali kelas

dalam menyusun program kegiatan dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa secara tertulis tidak ada dibuat, tetapi secara tidak langsung

penanganan siswa yang bermasalah dengan motivasi belajar sudah ada

dilaksanakan.

2. Bentuk-bentuk Pelaksanaan kerjasama guru Bimbingan Konseling

dengan Wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan wali

kelas VII.4 terkait dengan kerjasama yang dilakukan Guru

Bimbingan dan Konseling dengan wali kelas yaitu tentang

memasyarakatkan pelayanan BK, menyatakan bahwa:

“Saya membantu Guru Bimbingan dan Konseling

memperkenalkan BK kepada siswa dengan cara

nmenjelaskan kepada siswa apa yang dimaksud dengan BK

tersebut, menjelaskan kepada siswa bahwa yang masuk ke

BK itu tidak hanya orang yang bermasalah saja, tetapi

orang yang berprestasi juga boleh masuk ruang BK,

misalnya orang yang pintar takut prestasinya turun, maka

dia pergi ke BK untuk berkonsultasi kepada Guru

Bimbingan dan Konseling”.dan saya sebagai wali kelas

anak-anak yang waktu SD dia juara terus, baynak sekali

masalah berkenaan dengan nilai karena takut sampai disini

tidak lagi juara kelas.68

Penulis juga melakukan wawancara dengan wali kelas

VII.2 terkait dengan kerjasama yang dilakukan Guru Bimbingan

dan Konseling dengan wali kelas yaitu tentang memasyarakatkan

pelayanan BK, menyatakan bahwa:

“Saya membantu Guru Bimbingan dan Konseling

memperkenalkan atau memasyarakatkan BK kepada siswa

dengan cara menjelaskan kepada siswa apa yang dimaksud

dengan BK tersebut, menjelaskan kepada siswa bahwa yang

masuk ke BK itu tidak hanya orang yang bermasalah saja,

68

ZU (Wali kelas VII.4), Wawancara, 03 Agustus 2018, MTsN 6 AGAM

Page 81: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

tetapi orang yang berprestasi juga boleh masuk ruang

BK”.69

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan wali

kelas VII.6 juga mengemukakan bahwa dalam memasyarakatkan

BK, ia menyatakan bahwa :

“Saya membantu Guru Bimbingan dan Konseling

menjelaskan Bk kepada siswa dengan cara saya menjelaskan

BK ketika siswa mengalami permasalahan, dan disituulah

saya menyuruh siswa terswbut ke ruang BK untuk

berkonsultasi dengan Guru Bimbingan dan Konseling”.70

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

wali kelas VII.1, mengatakan bahwa :

“Saya menjelaskan kepada siswa bahwa BK itu adalah

tempat ananda untuk mengadu permasalahan pribadi atau

masalah ananda dengan teman ananda, miaslanya masalah

ananda dirumah dengan orangtua,kakak maupun masalah

ananda disekolah, disanalah ananda nanti mencerikan atau

mengadu nanti Guru Bimbingan dan Konseling membrikan

jalan keluar dari permasalahan ananda tersebut”.71

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan wali

kelas VII.7, mengatakan bahwa :

“Saya membantu Guru Bimbingan dan Konseling

memperkenalkan atau memasyarakatkan BK kepada siswa

dengan cara menjelaskan kepada siswa apa yang dimaksud

dengan BK tersebut, dan apabila siswa saya mempunyai

masalah saya bilang kepada siswa saya : apabila ananda punya

masalah yang dianggap akan mengganggu bagi ananda, ananda

bisa berkonsultasi dengan Guru Bimbingan dan Konseling untuk

menyelesaikan permasalahan yang ananda alami”.72

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa cara

kerjasama guru Bimbingan Konseling dengan wali kelas dalam

69

AR (Wali kelas VII.2), Wawancara, 8 Agustus 2018, MTsN 6 AGAM 70

HA (Wali kelas VII.6), Wawancara, 8 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 71

SU (Wali kelas VII.1), Wawancara, 9 Agustus 2018, MTsN 6 AGAM 72

NZ (Wali kelas VII.7), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 AGAM

Page 82: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara membantu

memasyarakatkan bimbingan konseling kepada siswa.

b. Membantu guru bimbingan dan konseling mengidentifikasi masalah

siswa.

Kerjasama selanjutnya mengenai identikasi masalah siswa,

penulis melakukan wawancara dengan wali kelas VII.7 yang

menyatakan bahwa :

“saya mengidentifikasi masalah siswa yang nilainya rendah,

yang tidak serius dalam belajar, dari cara belajarnya ataupun

siswa yang tinggal pemahaman atau susah dalam menangkap

materi pembelajaran”.73

Penulis juga melakukan wawancara dengan ibuk SU wali

kelas VII.1 yang menyatakan bahwa :

“saya mengidentifikasi masalah siswa yang lalai, yang malas-

malasan pada saat proses pembelajaran kemudian saya konsultasi

dengan Guru Bimbingan dan Konseling bagaimana cara mengatasi

masalah siswa yang sikapnya seperti itu”.74

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa cara

kerjasama guru Bimbingan Konseling dengan wali kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara memabntu guru

bimbingan dan konseling mengeidentifikasi masalah siswa, baik dari

nilai, sikap atau dari cara belajarnya.

c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan

konseling.

Adapun hasil wawancara yang penulis lakukan dengan wali kelas

VII.6, yang menyatakan bahwa :

“Sebelum saya mengalihtangankan kepada Guru Bimbingan dan

Konseling terlebih dahulu siswa tersebut saya bina atau saya

73

YA (Wali kelas VII.7), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 AGAM 74

SU (Wali kelas VII.1), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 83: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

konselingi, dan apabila siswa tersebut tidak ada perubahan barulah

saya alih tangankan kepada Guru Bimbingan dan Konseling”.75

Penulis juga melakukan wawancara dengan bapak DE guru

Bimbingan dan Konseling ia mengatakan bahwa :

“Saya pernah menerima siswa yang dialihtangan oleh wali kelas

kepada saya berkenaan dengan masalah belajar, masalah pacaran,

masalah membawa motor kesekolah, masalah sering melamun

dalam lokal, dan lainnya”.76

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa cara

kerjasama guru Bimbingan Konseling dengan wali kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara menaglihtangankan

siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling.

d. Membantu guru bimbingan dan konseling mengumpulkan data tentang

siswa.

Wawancara yang penulis lakukan dengan wali kelas ibuk SU, yang

menyatakan bahwa :

“Saya mengumpulkan data siswa yang bermasalah hanya siswa

pacaran, karena kebetulan siswa saya tersebut tidak banyak yang

bermasalah, jadi siswa yang saya kumpulkan datanya yaitusiswa

yang berpacaran yaitu ada 2 orang siswa, kemudian saya minta

Guru Bimbingan dan Konseling untuk mengentaskan permasalahan

siswa tersebut”.

Selanjutnya Wawancara yang penulis lakukan dengan wali kelas

VII.4 yang menyatakan bahwa :

“Saya mengumpulkan data siswa yang bermasalah berdasarkan

nilai-nilai dibawah KKM dan rangkingnya.”77

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa cara

kerjasama guru Bimbingan Konseling dengan wali kelas dalam

75

HA (Wali kelas VII.6), Wawancara, 8 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 76

DE (Guru Bimbingan dan Konseling kelas VII) wawancara, 11 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 77

ZU (Wali kelas kelas VII.4) wawancara, 12 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 84: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara membantu guru

bimbingan dan konseling dalam mengumpulkan data-data siswa.

e. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah

Wawancara selanjutnya terkait dengan Berpartisipasi dalam

kegiatan khusus penanganan masalah seperi konferensi kasus, wali kelas

VII.1 Ibuk SU menjelaskan bahwa :

“Saya ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Guru

Bimbingan dan Konseling untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi siswa, tidak hanya saya wakil kesiswaan juga ikut dalam

kegiatan tersebut serta orangtua dan siswa yang bersangkutan.

Disana kami membahas persoalan siswa dan mencari jalan keluar

dari permasalahan siswa tersebut”.78

Hal tersebut didukung oleh wawancara dengan salah seorang siswa

yang menyatakan bahwa :

“Saya disuruh membawa orangtua kesekolah karena ada suatu

perosalan yaitu saya sering libur, dan disana ada wali kelas, Guru

Bimbingan dan Konseling, wakil kesiswaan dan bendara sekolah”.

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa cara

kerjasama guru Bimbingan Konseling dengan wali kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara berpartisipasi dalam

penanganan masalah siswa seperti pelaksanaan konferensi kasus.

3. Yang terlibat dalam penyusunan program kegiatan kerjasama guru

Bimbingan Konseling dengan Wali kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa.

Berdasarkan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling

terlibat penyusunan program kegiatan kerjasama guru bombngan

78

SU (Wali kelas VII.1), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 85: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

yang menyatakan bahwa :

“Yang telibat dalam penyusunan kegiatan kerjasama dengan wali

kelas biasanya kalau Guru Bimbingan dan Konseling ya Guru

Bimbingan dan Konseling, kalau wali kelas ya hanya wali kelas

saja, dan apabila diperlukan pengembangan selanjutnya bisa

dengan wakil kesiswaan ataupun dengan kepala sekolah”.79

Berikutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.1 terkait dengan yang terlibat dalam penyusunan program kerjasama

Guru bimbingan konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan

motivasu belajar siswa ia menyatakan bahwa:

“Penyusunan program kegiatan kerjasama saya dengan Guru

Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa selama ini biasanya belum ada, penyusunan program tersebut

biasanya dengan Guru Bimbingan dan Konseling, karena Guru

Bimbingan dan Konseling lah yang mempunyai catatan khusus

siswa, dan penyusunan program yang dibuat wali kelas ya hanya

wali kelas saja dan jika benar-benar diperlukan bantuan lain maka

Wakil yang terlibat dalam penyusunan program saya”.80

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.6 terkait dengan yang terlibat dalam penyusunan program kerjasama

Guru bimbingan konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa, yang menyatakan bahwa:

“Yang saya ketahui yang terlibat dalam penyusunan program

kegiatan kerjasama Guru bimbingan konseling dengan Wali Kelas

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa belum ada, akan tetapi

yang terlibat dalam penyusunan program yang wali kelas punya

biasanya minta bantuan kepada wakil dan kepala sekolah, karena

apapun yang menyangkut dengan penyusunan program terlebih

dahulu pasti kita melibatkan kepala sekolah dan wakil”.81

79

DE (Guru Bimbingan dan Konseling kelas VII), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 80

SU (Wali kelas VII.1), Wawancara, 9 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 81

HA (Wali kelas VII.6), Wawancara, 8 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 86: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Berikutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.4 terkait dengan yang terlibat dalam penyusunan program kegiatan

kerjasama Guru bimbingan konseling dengan Wali Kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa ia menyatakan bahwa:

“Selama ini yang terlibat dalam penyusunan program kerjasama

Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali Kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa disini yang saya ketahui yaitu

belum ada karena penyusunan program tersebut hanya Guru

Bimbingan dan Konseling yang membuatnya, dan program yang

ada disekolah ini yang terlibat dalam penyusunan program tersebut

biasanya Kepala Sekolah dan Wakil, karena Kepala Sekolah

bagian tertinggi yang ada dilingkungan sekolah”.82

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa kerjasama

guru Bimbingan Konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa yang terlibat dalam penyusunan program kegiatan

kerjasama dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terlihat bahwa

wakil kesiswaan dan kepala sekolah ada terlibat dalam penyusunan

program yang ada di sekolah.

B. Pelaksanaan Kerjasama Guru Bimbingan Konseling dengan Wali

Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

1. Tugas dan peran guru bimbingan dan konseling degan wali kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Guru

Bimbingan dan Konseling terkait dengan tugas dan peran guru

bimbingan dan konseling degan wali kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa ia menyatakan bahwa :

82

ZU (Wali kelas VII.4), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 87: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

“Tugas dan peran wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa adalah mengumpulkan data, menginformasikan kepada wali

kelas, memanggil siswa dan membuat program layanan sesuai

dengan kebutuhan siswa. Tugas dan peranan yang lain saya sebagai

Guru Bimbingan dan Konseling disini yaitu peranan saya disini

akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa,

sesama Guru dan staf lainnya. Tugas atau kerjasama serta peranan

saya, seperti menyusun program BK sudah pasti karena BK tidak

bisa jauh dari program, mengungkapkan masalah klien sudah

menjadi tugas saya,menyelenggarakan konseling perorangan,

menyelenggarakan bimbingan dan konseling kelompok”.83

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas

VII.6 terkait dengan tugas dan peran guru bimbingan dan konseling

degan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang

menyatakan bahwa :

”Tugas dan peran saya yaitu mengumpulkan data tentang siswa,

melihat perkembangan siswa yang motivasi belajarnya kurang,

mengawasi kegiatan siswa, memberikan motivasi, arahan, melihat

hubungan sosial siswa dengan individu lainya seperti melihat

pergaulannya, serta mengidentifikasi siwa yang memrlukan

bantuan mengenai masalah belajarnya, ikut serta dalam

pelaksanaan konferensi kasus”.84

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas

VII.1 terkait dengan tugas dan peran guru bimbingan dan konseling

degan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang

menyatakan bahwa :

“Tugas dan peran saya yaitu mengumpulkan data tentang siswa

kelas asuh saya dan sudah menjadi tanggung jawab saya, melihat

kemajuan dan perkembangan siswa yang motivasi belajarnya

rendah atau masalah lainnya, mengawasi kegiatan siswa sehari-

hari seperti bagaimana dalam proses pembelajaran, memantau

83

DE (Guru Bimbingan dan Konseling kelas VII), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 84

HA (Wali kelas VII.6), Wawancara, 8 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 88: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

hubungan sosial siswa dengan individu lainnya dan ikut

menyelenggarakan studi kasus dan kunjungan rumah siswa”.85

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas

VII.2 terkait dengan tugas dan peran guru bimbingan dan konseling

degan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang

menyatakan bahwa:

“Sebagai Wali Kelas saya juga mempunyai tugas dan peran seperti

menangani masalah yang dialami oleh siswa yang menjadi kelas

binaan saya, mengumpulkan data tentang siswa, meneliti kemajuan

dan perkembangan siswa, mengawasi kegiatan siswa dalam sehari-

hari sudah menjadi tugas saya, bahkan saya juga bekerjasama

dengan Guru Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui siswa

mana saja yang memiliki permasalahan diluar sepengetahuan saya,

dan bekerjasama juga dengan Guru mata pelajaran. Sebagai wali

kelas saya juga bisa ikut serta dalam menangani masalah siswa

yang berada dalam kelas binaan saya“.86

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas

VII.4 terkait dengan tugas dan peran guru bimbingan dan konseling

degan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang

menyatakan bahwa:

“Sebagai seorang Wali Kelas, saya harus mengetahui permasalahan

siswa sendiri, bisa melalui Guru Bimbingan dan Konseling, Guru

mata pelajaran. karena Guru mata pelajaranlah yang sering bertemu

dengan siswa dan Guru Bimbingan dan Konseling yang

mengetahui permasalahan siswa, tugas dan peran saya sebagai wali

kelas seperti mengumpulkan data tentang siswa yang bermasalah,

meneliti kemajuan dan perkembangan siswa, mengawasi kegiatan

siswa sehari-hari, memantau hubungan sosial siswa dengan

individu lainnya dari berbagi segi pergaulan, mengidentifikasi

siswa yang memerlukan bantuan, ikut serta atau menyelenggarakan

sendiri pertemuan kasus”.87

85

SU (Wali kelas VII.1), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 86

AR (Wali kelas VII.2), Wawancara, 4 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 87

ZU (Wali kelas VII.4), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 89: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Hasil observasi yang telah peneliti lakukan terlihat jelas bahwa

tugas dan peran Wali Kelas tidak dapat diselenggarakan dengan cara

seadanya, tugas dan peran Wali Kelas juga dituntut untuk membentuk

kepribadian siswa, agar siswa bisa menjadi peserta didik yang memiliki

pribadi yang baik.

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa kerjasama guru

Bimbingan Konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa dapat disimpulkan bahwa tugas dan peran guru bimbingan

dan konseling degan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa yaitu sama-sama memiki tugas dan peran untuk mengatasi

permasalahan siswa.

2. Materi yang disampaikan ketika pelaksanaan kerjasama guru bimbingan

konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru

bimbingan dan konseling terkait dengan materi yang disampaikan

ketika pelaksanaan kerjasama guru bimbingan konseling dengan wali

kelas dalam meningkatkan motivasi belajar, yang menyatakan bahwa :

“Materi tentang motivasi belajar yang saya berikan dalam bentuk

klasikal seperti literasi cerita, video motivasi, saya pasti bisa,

Tokoh yang dikagumi dan mengambil pelajaran dari tokoh tersebut

dan yang lainnya”. 88

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas

VII.1 terkait dengan materi yang disampaiakan mengenai motivasi

belajar siswa yang menyatakan bahwa :

88

DE ( GuruBK kelas VII), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 90: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

“Materi yang saya sampaikan biasanya menampilkan video-video

motivasi, setelah video ditayangkan kemudian saya minta kepada

siswa untuk menyimpulkan apa yang bisa dipelajari dari video

tersebut dan bisa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-

hari”.89

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Guru

Bimbingan Konseling terkaitnya dengan materi kerjasama Guru

bimbingan konseling dengan Wali Kelas VII.6 dalam menigkatkan

motivasi belajar siswa, ia menyatakan bahwa:

“Materi yang saya sampaikan biasanya saya mengkhususkan

materi tersebut tentang menigkatkan motivasi belajar siswa dan

video yang menyangkut dengan motivasi dan menyampaikan nya

kepada siswa sesuai permasalahan siswa.”

Berikutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.4 terkaitnya dengan materi kerjasama Guru Bimbingan Konseling

dengan Wali Kelas dalam menigkatkan motivasi belajar siswa, ia

menyatakan bahwa:

“Saya belum pernah memberikan materi tentang cara menigkatkan

motivasi belajar siswa kepada siswa, akan tetapi pada saat mereka

belajar dengan saya lalu pada jam terahkhir saya memberikan

sedikit nasehat kepada siswa, dan bekerjasama dengan Guru

Bimbingan dan Konseling agar memberikan pemahaman kepada

siswa tentang pentingnya belajar, biasanya hanya Guru Bimbingan

dan Konseling yang memberikan materi tersebut, karena Guru

Bimbingan dan Konseling lah rasanya yang memiliki waktu khusus

untuk membahas permasalahan tersebut secara mendalam”.90

Seterusnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.2 terkaitnya dengan materi kerjasama Guru Bimbingan Konseling

89

SU (Wali kelas VII.1), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 90

ZU (Wali kelas VII.4), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 91: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

dengan Wali Kelas dalam menigkatkan motivasi belajar siswa, ia

menyatakan bahwa:

“Saya belum pernah memberikan materi tentang motivasi belajar

siswa didalam kelas, akan tetapi ketika siswa memiliki jam yang

kosong saya memberikan pemahaman-pemahaman atau nasehat-

nasehat kepada siswa betapa pentingnya belajar atapun

memberikan motivasi-motivasi”. 91

Berikutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.I terkaitnya dengan Materi kerjasama Guru Bimbingan Konseling

dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, yang

menyatakan bahwa:

“Sebagai Wali Kelas saya selalu bekerjasama kepada Guru

Bimbingan dan Konseling untuk mengatasi permasalahan anak

terutama masalah belajar, saya langsung merencanakan akan

memberikan materi tentang motivasi-motivasi kepada siswa dan

melihatkan video ataupun saya bercerita tentang orang-orang yang

sukses dalam belajarnya”.92

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Guru

Bimbingan dan Konseling dan Wali Kelas di MTsN 6 Agam dapat

disimpulkan bahwa Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali Kelas

memberikan materi kepada siswa tentang motivasi belajar dan

melihatkan video-video tentang motivasi di dalam kelas. Dan sebagaian

Wali Kelas ada juga yang belum pernah memberikan materi khusus

tentang motivasi belajar, akan tetapi secara tidak langsung sudah

diberikan melalui pemahaman dan nasehat kepada siswa.

91

AR (Wali kelas VII.2), Wawancara, 4 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 92

SU (Wali kelas VII.1), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 92: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

3. Metode Kerjasama Guru Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas

Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

Berdasarkan wawancara yang peneliki lakukan dengan Guru

Bimbingan dan Konseling terkait dengan metode kerjasama Guru

Bimbingan dan Konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa, yang menyatakan bahwa :

“Metodenya saling memberikan informasi tentang siswa yang

perlu penanganan khusus seperti nilai rendah, tidak fokus

belajar, bekerjasama antara Guru Bimbingan dan Konseling

dengan wali kelas dan apabila hal yang bersifat rahasia maka

hanya Guru Bimbingan dan Konseling lah yang mengetahuinya,

yang mana Guru Bimbingan dan Konseling tidak

memberitahukan kepada wali kelas dan guru pelajaran terkait

permasalahan yang bersifat rahasia”.93

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas

VII.2 terkait dengan dengan metode kerjasama Guru Bimbingan dan

Konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, yang menyatakan bahwa :

“Saya sebagai wali kelas lebih mengetahui siswa mana saja yang

akan memerlukan penanganan secara pribadi dan klasikal atau

bekerjasama dan saya saling berkomunikasi dengan Guru

Bimbingan dan Konseling, karena Guru Bimbingan dan

Konseling juga mengetahui dan memiliki data yang lengkap

tentang siswa dan dapat menyelesaikan masalah yang dialami

oleh siswa”.94

Berikutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.4 terkaitnya dengan metode kerjasama dengan Guru Bimbingan

93

DE (Guru Bimbingan dan Konseling kelas VII), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 94

AR (Wali kelas VII.2), Wawancara, 4 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 93: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang menyatakan

bahwa:

“Saya sebagai Wali Kelas VII.4 disana siswa saya adalah siswa-

siswa yang berprestasi pada dia waktu SD tentu lebih mengetahui

siswa mana yang akan memerlukan penanganan secara pribadi dan

siswa mana saja yang memerlukan penanganan secara khusus atau

bekerja sama dan saya juga saling berkomunikasi dengan Guru

Bimbingan dan Konseling, karena Guru Bimbingan dan Konseling

juga mengetahui dan memiliki data yang lengkap tentang siswa

dan dapat membantu jalan penyelesaian yang dialami oleh

siswa”.95

Seterusnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.6 terkaitnya dengan metode kerjasama dengan Guru Bimbingan

Konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, yang menyatakan

bahwa:

“Saling memberikan informasi kepada Guru Bimbingan dan

Konseling mengenai masalah siswa terkait dengan masalah

motivasi belajar yang kurang atau bisa dikatakan rendah bahkan

jika masalah tersebut sudah melebihi batas maka saya akan

memanggil pihak ketiga seperti orangtua, maka akan lebih bagus

jika orangtua diikutsertakan dalam bekerjasama dalam mengatasi

masalah siswa yang ada disekolah”.96

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.7 terkaitnya dengan metode kerjasama dengan Guru Bimbingan

Konseling dengan Wali Kelas dalam mengatasi meningkatkan motivasi

belajar siswa, ia menyatakan bahwa:

“Metode kerjasama saya dengan Guru Bimbingan dan Konseling

saling mencari dan memberikan informasi, karena permasalahan

tersebut terkadang bisa diselesaikan secara pribadi, akan tetapi

95

ZU (Wali kelas VII.4), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 96

HA (Wali kelas VII.6), Wawancara, 8 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 94: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

kebanyakan kita memerlukan bantuan seperti bekerjasama dengan

pihak sekolah terutama Guru Bimbingan dan Konseling”.97

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan terlihat bahwa

Wali Kelas saling memberikan informasi kepada Guru Bimbingan dan

Konseling terkait dengan permasalahan siswa, agar permasalahan siswa

bisa diselesaikan secara langsung tanpa harus ditunda-tunda.

Berdasarkan wawancara dan observasi yang peneliti lakukan di

MTsN 6 Agam dapat disimpulkan bahwa metode kerjasama Guru

Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa yaitu antara Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali

Kelas saling memberikan informasi mengenai permasalahan siswa dan

apabila Guru Bimbingan dan Konseling menemukan masalah yang sifat

nya rahasia maka hanya Guru Bimbingan dan Konseling lah yang

mengetahui tanpa harus Wali Kelas yang mengetahuinya.

4. Langkah-langkah dalam melaksanakan Kerjasama Guru Bimbingan

Konseling dengan Wali Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru

bimbingan dan konseling tekait dengan langkah-langkah dalam

melaksanakan kerjasama guru bimbingan konseling dengan wali kelas

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, ia mentakan bahwa “

“Kalau saya mendapat laporan dari wali kelas, atau guru piket

karena guru piket melihat secara langsung siswa yang sering

keluar kelas pada jam belajar atau permisi kepada guru untuk ke

kamar mandi tetapi dia berkeliaran dan aja juga yang pergi

97

NY (Wali kelas VII.7), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 95: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

kekantin sekolah, kemudian wali kelas memanggil siswa tersebut

dan membawa keruang BK untuk menyanakan sebab kenapa

siswa tidak fokus atau betah dalam lokal”.98

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas

VII.7 tekait dengan langkah-langkah dalam melaksanakan kerjasama

guru bimbingan konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa, ia mentakan bahwa :

“Langkah melaksanakan kerjasama saya dengan Guru Bimbingan

dan Konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, apabila

setelah saya mengidentifikasi siswa yang bermasalah dengan

belajarnya saya terlebih dahulu menanganinya secara pribadi, dan

apabila tidak ada perubahan baru saya alihkan ke Guru Bimbingan

dan Konseling”.99

Berikutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.6 terkaitnya dengan langkah-langkah dalam melaksanakan kerjasama

Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa, ia menyatakan bahwa:

“Langkah dalam melaksanakan kerjasama saya dengan Guru

Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, apabila saya yang secara langsung menemukan siswa yang

bermalas-malsan dalam belajarnya biasanya terlebih dahulu saya

menangani secara pribadi, jika tidak bisa diselesaikan barulah saya

ikut sertakan atau berikan kepada Guru Bimbingan dan

Konseling”.100

Seterusnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.4 terkaitnya dengan langkah-langkah dalam melaksanakan kerjasama

Guru Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa, menyatakan bahwa:

98

DE (Guru Bimbingan dan Konseling kelas VII), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 99

NY (Wali kelas VII.7), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 100

HA (Wali kelas VII.6), Wawancara, 8 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 96: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

“Saya akan mencari tau penyebab dari permasalahan tersebut, dan

memanggil siswa yang tidak serius dalam belajar karena saya tidak

mau malu dengan siswa-siswa saya nantinya yang nilainya akan

menurun dan nantinya tidak saya yang kecewa mungkin orangrua

dari siswa bisa juga kecewa yang mana sebelumnya niali anaknya

tinggi dan sekarang sudah menurun, dan selesaikan secara pribadi,

dan apabila permasalahan tersebut belum bisa saya selesaikan

maka saya akan melibatkan dan minta tolong kepada Guru

Bimbingan dan Konseling, bahkan wakil pun bisa saya ikut

sertakan demi selesainya masalah siswa”.101

Berikutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.1 terkaitnya dengan langkah-langkah dalam melaksanakan kerjasama

Guru Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa, ia menyatakan bahwa:

“Apabila saya yang menemukan permasalahan didalam kelas atau

dilingkungan sekolah maka saya akan melakukan penanganan atau

menyelesaikan masalah dengan sendirinya terlebih dahulu, dan

apabila diperlukan bantuan maka saya akan mita kepada Guru

Bimbingan dan Konseling agar bisa ikut menyelesaikannya. Agar

masalah siswa bisa diselesaikan secara cepat dan tidak

mengganggu belajar siswa sehari-hari”. 102

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan langkah-langkah

untuk melaksanakan kejasama antara guru bimbingan dan konseling

dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa langsung

menangani masalah tersebut secara pribadi tanpa harus ditunda-tunda

terlebih dahulunya.

Berdasarkan wawancara dan observasi yang peneliti lakukan

dengan Guru Bimbingan dan Konseling dan Wali Kelas di SMPN 1

MTsN 6 Agam dalam melakukan langkah-langkah untuk melaksanakan

kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan wali kelas dalam

101

ZU (Wali kelas VII.4), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 102

SU (Wali kelas VII.1), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 97: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

meningkatkan motivasi belajar siswa seperti kasus tidak fokus belajar

selanjutnya dilakukan pengentasan masalah tersebut secara langsung.

5. Waktu pelaksanaan Kerjasama Guru Bimbingan Konseling dengan Wali

Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Guru

Bimbingan dan Konseling terkait waktu pelaksanaan kerjasama guru

bimbingan konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa, ia mengatakan bahwa :

“Pelaksanaan sesuai dengan terjadinya kapan dan tempatnya

dimana dan saya tidak bisa pastikan dimana tempatnya dan

waktunya, misalnya siswa mengalami masalah pada saat Guru

Bimbingan dan Konseling berada didalam lokal, atau bertemu

dijalan saat istirahat, maka langsung diselesaikan keruang BK atau

keruang OSIM, karena kita mempunyai ruang BK dan ruang OSIM

yang rasanya aman untuk pengentasan masalah siswa”.103

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawncara dengan wali kelas

VII.6 waktu pelaksanaan kerjasama guru bimbingan konseling dengan

wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, ia mengatakan

bahwa :

“Waktu dan tempat pelaksanaan kerjasama saya dengan Guru

Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa biasanya di ruangan BK atau ruang majelis guru, dan sesuai

dengan kejadian tersebut jam berapa dan dimana kejadian tersebut

berlangsung”.104

Seterusnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.7 terkaitnya dengan waktu dan tempat pelaksanaan kerjasama Guru

103

DE (Guru Bimbingan dan Konseling kelas VII), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 104

HA (Wali kelas VII.6), Wawancara, 8 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 98: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa, ia menyatakan bahwa:

“Saya tidak bisa memastikan kapan waktu dan tempat

pelaksanakan kerjasama saya dengan Guru bimbingan dalam

memberikan motivasi belajar siswa, karena waktu pelaksanaan

tersebut sesuai dengan jam berapa akan dilaksanakan dan dimana

tempat kejadian berlangsung dan bisa diselesaikan diruangan BK

atau diruangan wakil kesiswaan”.105

Berikutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.4 terkaitnya dengan waktu dan tempat pelaksanaan kerjasama Guru

Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa, ia menyatakan bahwa:

“Waktu dan tempat pelaksanaan kerjasama belum bisa ditentukan

kapan jam, hari dan tanggalnya, karena hal tersebut harus sesuai

dengan kejadian dan waktu dan tempatnya terjadinya dimana”.106

Seterusnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.2 terkaitnya dengan waktu dan tempat pelaksanaan kerjasama Guru

Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa, ia menyatakan bahwa:

“Waktu dan tempat pelaksanaan kerjasama saya dengan Guru

Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa bisanya diruangan majelis guru, dikelas atau ruangan BK,

dan sesuai dengan kejadian tersebut jam brapa, hari apa dan

dimana kejadian berlangsung”.107

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan terkaitnya

dengan waktu dan tempat pelaksanaan kerjasama Guru Bimbingan

105

NY (Wali kelas VII.7), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 106

ZU (Wali kelas VII.4), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 107

AR (Wali kelas VII.2), Wawancara, 4 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 99: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa disesuaikan dengan kejadian dimana ditemukan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan

dengan Guru Bimbingan dan Konseling dan Wali Kelas di MTsN 6

Agam dapat disimpulkan bahwa waktu dan tempat pelaksanaan

kerjasama Guru Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu tergantung dimana kejadian

berlangsung dan menangani nya secara langsung.

C. Mengevaluasi Kerjasama Guru Bimbingan Konseling dengan Wali

Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTsN 6 AGAM

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukakan dengan koordinator

BK terkait dengan mengevaluasi kerjasama guru bimbingan konseling

dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ia

mengatakan bahwa :

“Kalau hasil evaluasi bisa dikatakan cukup baik, kenapa? Karena ada

siswa yang berubah dan ada yang tidak maka nanti siswa yang tidak

ada perubahan maka kami saya akan memberikan layanan

tambahan”.108

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas

VII.7 terkait dengan dengan mengevaluasi kerjasama guru bimbingan

konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ia

mengatakan bahwa :

“Hasil evaluasi siswa yang motivasi belajar tinggal dari temannya

sekarang sudah mulai ada perubahan, yang biasanya dia sering libur,

108

WAT (Koordinarot BK), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 100: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

malas-malasan belajr sekarang dia sudah ada perubahan, libur sudah

dikurangi, sudah mau mencatat pelajaran atau mengerjakan

tugas”.109

Seterusnya peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas VII.6

terkait dengan yang mengevaluasi kerjasama Kegiatan Guru Bimbingan

Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, yang menyatakan bahwa:

“Hasil evaluasinya seperti ini ada siswa yang biasanya kurang

fokus dalam belajar atau sering tidak masuk sekarang ia mulai

berubah karena mungkin sudah mulai faham betapa penting

sekolah dan belajar”.110

Berikutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.2 terkaitnya dengan yang mengevaluasi kerjasama kegiatan Guru

Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa, ia menyatakan bahwa:

“Hasil evaluasinya seperti ini ada siswa yang malas-malasan atau

sifat nya yang pamer ia mengadu karena di ejek oleh teman-

temannya, sehingga ia merasa tidak nyaman dilokal, sekarang

setelah diberi penguatan siswa tersebut sudah bisa melakukan

tindakan sehingga sekarang ini ia merasa nyaman berada didalam

lokal”.111

Berikutnya peneliti melakukan wawancara dengan Wali Kelas

VII.1 terkaitnya dengan yang mengevaluasi kerjasama kegiatan Guru

Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa, ia menyatakan bahwa :

“Hasil evaluasinya seperti ini ada siswa setiap harinya tidak

disukai oleh teman-temannya, setelah di beri penguatan oleh wali

109

NY (Wali kelas VII.7), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 110

HA (Wali kelas VII.6), Wawancara, 8 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 111

AR (Wali kelas VII.2), Wawancara, 4 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 101: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

kelas dan Guru Bimbingan dan Konseling bahwasanya ia adalah

anak yang mampu, bisa berbicara dengan baik di muka umum dan

memiliki pengetahuan yang bagus sekarang ini siswa tersebut

sudah memiliki banyak teman dan sudah tidak malas seperti

dulunya.”112

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Guru

Bimbingan dan Konseling dan Wali Kelas di MTsN 6 Agam dapat

disimpulkan bahwa terkait dengan dengan mengevaluasi kerjasama guru

bimbingan konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa terlihat bahwa dengan adanya kerjasama siswa dapar

berubah ke arah yang lebih baik dari sebelunmnya.

D. Menindaklanjuti Kerjasama Guru Bimbingan Konseling dengan Wali

Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTsN 6 AGAM

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Guru

Bimbingan dan Konseling terkait dengan tindak lanjut dari kegiatan

kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali Kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa, ia menyatakan bahwa:

“Tindak lanjut mengenai kerjasama yang dilakukan jika siswa tidak

ada perubahan dari sebelumnya maka saya akan merencanakan plan

B, melaksanakan layanan tambahan, pemanggilan orangtua”.113

Selanjutnya peneliti juga melakukan dengan wali kelas VII.1 terkait

dengan tindak lanjut dari kegiatan kerjasama Guru Bimbingan dan

Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,

ia menyatakan bahwa:

“Kalau siswa tersebut sudah berubah dari yang sebelunya akan

saya berikan motivasi, pujian, hadiah ataupun arahan lebih lanjut

lagi”.114

Selanjutnya peneliti juga melakukan dengan wali kelas VII.2

terkait dengan tindak lanjut dari kegiatan kerjasama Guru Bimbingan

112

SU (Wali kelas VII.1), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 113

DE (Guru Bimbingan dan Konseling kelas VII), Wawancara, 7 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 114

SU (Wali kelas VII.1), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 102: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

dan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, ia menyatakan bahwa :

“Kalau siswa tersebut sudah berubah dari yang sebelumnya akan

saya berikan motivasi atau penghargaan dan saya akan terus

memberikan arahan-arahan kepada siswa tersebut”. 115

Selanjutnya peneliti juga melakukan dengan wali kelas VII.4

terkait dengan tindak lanjut dari kegiatan kerjasama Guru Bimbingan

dan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, ia menyatakan bahwa :

“Jika siswa tersebut sudah berubah dari yang sebelumnya akan

saya berikan motivasi, pujian, hadiah ataupun arahan lebih dari

yang sebelumnya”.116

Selanjutnya peneliti juga melakukan dengan wali kelas VII.6

terkait dengan tindak lanjut dari kegiatan kerjasama Guru Bimbingan

dan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, ia menyatakan bahwa :

“Jika siswa tersebut sudah berubah dari yang sebelumnya tentu

saya akan memberikan motivasi, pujian, hadiah ataupun arahan

lebih dari yang sebelumnya sehingga ia bisa lebih giat lagi belajar

dan tidak ada lagi libur selain ada halangan atau dalam keadaan

sakit”.117

Selanjutnya peneliti juga melakukan dengan wali kelas VII.7

terkait dengan tindak lanjut dari kegiatan kerjasama Guru Bimbingan

dan Konseling dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, ia menyatakan bahwa :

115

AR (Wali kelas VII.2), Wawancara, 4 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 116

ZU (Wali kelas VII.4), Wawancara, 3 Agustus 2018, MTsN 6 Agam 117

HA (Wali kelas VII.6), Wawancara, 8 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 103: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

“Jika siswa tersebut sudah berubah dari yang sebelumnya tentu

saya akan memberikan motivasi, pujian, hadiah ataupun arahan ,

nasehat-nasehat lebih dari yang sebelumnya sehingga ia bisa lebih

giat lagi belajar dan kurangi ribut dalam lokal karena bisa

mengganggu teman yang sedang serius dalam belajar.”118

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan terkait dengan dengan

tindak lanjut dari kegiatan kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling

dengan Wali Kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa bahwa

siswa telah ada perubahan, siswa tersebut sudah mulai memerhatikan

pelajaran, ribut dalam lokal sudah mulai berkurang dan sudah tidak lagi

bolos sekolah.

Dapat disimpulkan dari hasil wawancara dan observasi yang

peneliti lakukan bahwa tindak lanjut kerjasama Guru Bimbingan dan

Konseling dengan wali kelas tergantung kepada siswa yang dibimbing,

apabila siswa ada perubahan dari sebelumnya maka akan dimotivasi

terus, begitu pun dengan yang tidak ada perubahan makan diberikan

layanan tambahan.

118

NY (Wali kelas VII.7), Wawancara, 10 Agustus 2018, MTsN 6 Agam

Page 104: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari deskripsi dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bentuk kerjasama Guru BK dengan wali kelas dalam menyusun kegiatan

motivasi belajar siswa di MTs N 6 Agam

Dasar kerjasama Guru BK Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas

dalam menyusun program kegiatan meningkatkan motivasi belajar ini secara

tidak langsung penanganan nya sudah ada masuk kedalam layanan

responsif. Caranya bukan hanya klasikal, bisa juga dengan konseling

perorangan, bimbingan kelompok atau konseling kelompok. Yang terlibat di

dalam penyusunan program kegiatan meningkatkan motivasi belajar yaitu

kepala sekolah dan ada kerjasama dengan pihak sekolah.

2. Pelaksanaan kerjasama Guru BK dengan Wali Kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa Di MTs N 6 Agam.

Tugas atau kerjasama serta peranan Guru BK, seperti menyusun

program BK sudah pasti karena BK tidak bisa jauh dari program,

mengungkapkan masalah klien sudah menjadi tugas guru BK,

menyelenggarakan konseling perorangan, menyelenggarakan bimbingan

dan konseling kelompok. Materi nya tentang motivasi belajar yang

diberikan dalam bentuk klasikal dan bimbingan kelompok materinya di

khusus kan juga. Metodenya saling memberikan informasi kepada wali

kelas tentang siswa yang perlu penanganan khusus. Langkah-langkah

dilakukan pelaksanaan pemberian motivasi oleh guru BK. Waktu sesuai

dengan dimana kejadian berlangsung. Lokasi yang digunakan digunakan

biasanya diruangan BK

3. Mengevaluasi kerjasama guru BK dengan Wali Kelas dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa Di MTs N 6 Agam.

Page 105: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Hasil evaluasi sudah ada perubahan dari anak tersebut. Hasil

rekomendasi Sekolah memberikan aturan-aturan atau tata tertib sekolah

yang lebih ketat lagi.

4. Menindaklanjuti kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa di MTs N 6 Agam

Tindak lanjut kerjasama guru BK dengan wali kelas tergantung kepada

siswa yang dibimbing, apabila siswa ada perubahan dari sebelumnya maka

akan dimotivasi terus, begitu pun dengan yang tidak ada perubahan makan

diberikan layanan tambahan

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis ingin mengajukan

saran dan masukan untuk pihak-pihak yang terkait diantaranya :

1. Kepada Guru BK MTsN 6 Agam

Diharapkan agar dapat meningkatkan pemberian pelayanan secara

berkelanjutan, sehingga siswa bisa menyelesaikan masalah dengan baik dan

mampu membangkitkan semangat untuk dirinya sendiri.

2. Kepada Wali Kelas MTsN 6 Agam

Diharapkan agar dapat lebih memperhatikan siswa, karena sekecil

apapun masalah siswa, kita harus mengetahuinya dan langsung

menindaklanjutkan tanpa harus berlama-lama, agar dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam belajar agar siswa tidak lagi menganggu teman

yang serius dalam belajar, tidak sering keluar kelas pada saat pembelaran

berlangsung, dan lainnya. Kepada wali kelas yang belum bekerjasama

dengan guru BK agar dapat menjalin kerjasama untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa.

3. Kepada siswa MTsN 6 Agam

Page 106: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

Agar menigkatkan motivasi belajar dalam mengikuti proses

pembelajaran yang diberikan oleh guru dan agar dapat terbuka ketika

mengikuti layanan konseling perorangan agar permasalahan yang dialami

dapat terentaskan dengan baik.

4. Kepada Kepala Sekolah MTsN 6 Agam

Diharapkan agar dapat meningkatkan pengawasan mengenai motivasi

belajar siswa yang kurang disekolah, karena motivasi belajar ini sangat

diperlukan baik dari dalam diri sendiri maupun dukungan orang lain.

Page 107: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdul, Majid. 2011, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung : PT

Remaja Rosda.

Anas, Salahudin, 2010. Bimbingan dan Konseling, Bandung : Pustaka Setia

Bimo, Walgito, 2010. Bimbingan + Konseling (studi dan karir). Yogyakarta :

Andi Offset.

Daryanto dkk, 2015. Bimbingan dan Konseling Panduan Guru BK dan Guru

Umum, Yogyakarta : Gava Media.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1994, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Dewa, Ketut Sukardi, 1995, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta : Rineka

Cipta.

, 2003. Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah, Bandung:

Alva Beta.

Emzir, 2010. Metologi Penelitian Kualitatif Analilis Data, Jakarta:

Rajawali Pers.

Hamzah B. Uno, 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya, Jakarta: Bumi

Aksara.

I, Ketut Arya Sunu Gusti, 2015. Manajemen Kelas Aplikasinya dalam Proses

Pembelajaran di Pendidikan formal. Yogyakarta : Ruko Jambusari.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Derektoran Jendral Guru Dan Tenaga

Kerja Kependidikan, 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan

Bimbingan dan Konseling Menengah Atas (SMA), Jakarta.

Lufri, 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian, Padang : UNP Press.

Oemar, Hamalik, 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar

Bandung Algensindo.

Prayitno, 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cipta.

, 2004, Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling, Padang :

UNP.

,1999. Pelayanan Bimbingan dan Konseling SD, Jakarta : PT Ikrar

Mandiri Abadi.

Page 108: KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS

,2001. Penelitian Kegiatan Pengawasan dan Konseling di sekolah,

Jakarta : Rineka Cipta.

Riduwan, 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula, Bandung : Alfabeta.

Sardiman, 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grasindo

Persada.

, 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali Pers.

Soetjipto dan Raflis Kosasi,1999. Profesi Keguruan, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto, 2004. Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

Sutirna, 2013. Bimbingan Dan Konseling Pendidikan Formal, Non Formal Dan

Informal, Yogyakarta : CV Andi offset.

Tohirin, 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis

Integrasi),Jakarta: PT Grafindo.

Astuti, Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Kerjasama Guru BK dan

Wali kelas, (http://www. Bimatab. co.id)

http://tabloidganesha.blogspot.co.id/2012/11/ini-syarat-syarat-menjadi-wali-

kelas, Jumat 10/08/2018.

Woolfock dan Weinstein,2006. Manajemen Kelas Berbasis Komprehensif,

Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.