kerja bubut pra praktikum pp

40
1. Kerja Bubut Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing- masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci. Prinsip kerja mesin bubut adalah dengan mencekam benda kerja pada piringan pembawa, kemudian poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Benda kerja yang berputar karena diputar oleh poros spindel kemudian akan diatur oleh roda gigi penghubung yang kemudian roda gigi penghubung tersebut akan membawa ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah

Upload: puguh06

Post on 13-Jun-2015

4.037 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

1. Kerja Bubut

Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya

dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang

digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar

dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut

gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan

kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran yang

berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang

menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan

pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya

mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar

dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir

metrik ke ulir inci. Prinsip kerja mesin bubut adalah dengan mencekam benda kerja

pada piringan pembawa, kemudian poros spindel akan memutar benda kerja melalui

piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Benda kerja yang

berputar karena diputar oleh poros spindel kemudian akan diatur oleh roda gigi

penghubung yang kemudian roda gigi penghubung tersebut akan membawa ke roda gigi

poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi

pada eretan yang membawa pahat. Pahat yang dibawa oleh klem berulir akan mengenai

benda kerja yang sedang berputar tersebut dan kemudian pahat akan membuat sayatan

yang berbentuk melingkar pada benda kerja.

Tiap posisi dan derajat pahat yang diset akan menghasilkan sayatan dan

bentuk yang berbeda pada benda kerja. Bentuk dan jenis pahat juga berpengaruh pada

kerapian dan panas yang dihasilkan pada setiap pemrosesan. Kesalahan dalam

pemilihan pahat dan pemrosesan bisa berakibat fatal pada operator dan rusaknya pahat

atau benda kerja yang sedang dibubut. Oleh karena itu pemilihan jenis dan bentuk pahat

juga penting diketahui oleh operator agar hal tersebut tidak berbahaya bagi operator

yang sedang bekerja.

Page 2: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Gambar 1. Mesin bubut tahun 1911 menunjukkan bagian-bagiannya.

Gambar 2. Mesin bubut kecil

Gambar 3. Mesin bubut yang menggunakan sabuk di Hagley Museum

Bagian mesin bubut terdiri dari meja (bed) dan kepala tetap (head stock).

Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan

memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal

(chuck). Eretan utama (appron) akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan

lintang (cross slide) dan eretan atas (upper cross slide) dan dudukan pahat. Sumber

Page 3: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley

melalui sabuk (belt).

Gambar 4. Alas Mesin

Gambar 4. Kepala Tetap

Page 4: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Gambar 5. Kepala Lepas

Gambar 6. Eretan

Gambar 7. Mekanik Percepatan

Page 5: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Secara umum mesin bubut dikelompokkan menjadi:

1. Mesin Bubut Universal

adalah mesin bubut yang bisa digunakan untuk berbagai macam

pengoperasian benda kerja dan hasil bubut. Mesin bubut ini bisa digunakan

untuk menghasilkan benda dengan berbagai macam bentuk

2. Mesin Bubut Khusus

Adalah mesin bubut yang digunakan hanya untuk pengoperasian benda

kerja dan hasil pembubutan yang khusus atau yang membutuhkan hasil bubut

yang tingkat ketelitian dan presisi yang tinggi.

Secara tingkat kemodernitasannya, mesin bubut dikelompokkan menjadi:

1. Mesin Bubut Konvensional

Adalah mesin bubut yang pengoperasiannya sebagian besar masih

membutuhkan operator, baik itu menentukan sudut pemotongan pahat,

penggerakan pahat dll.

2. Mesin Bubut dengan Komputer (CNC)

Adalah mesin bubut yang pengoperasiannya sudah menggunakan bahasa

pemrograman. Operator mesin bubut sebagian besar sudah tidak berinteraksi

secara langsung dengan benda kerja, akan tetapi hanya memasukkan kode-kode

pemrograman yang sudah diatur oleh pabrikan mesin untuk mendapatkan sudut

pemotongan dan hasil pembubutan yang dinginkan. Gerakan mesin bubut CNC

dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan yang berjalan sesuai dengan

program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini adalah memungkinkan

mesin untuk diperintah mengulang gerakan yang sama secara terus menerus

dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

Berikut ini adalah fungsi-funsi bahasa pemrograman yang sering digunakan pada

mesin CNC

Page 6: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Gambar 8. Mesin Bubut CNC

Gambar 9. Bagian-bagian Pengendali/control

G 00: Gerak lurus cepat (tidak boleh menyayat)

G 01: Gerak lurus penyayatan

Fungsi G

Page 7: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

G 02: Gerak melengkung searah jarum jam (CW)

G 03: Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)

G 04: Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat

G 21: Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP

G 25: Memanggil program sub routine

G 27: Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju

G 33: Pembuatan ulir tunggal

G 64: Mematikan arus step motor

G 65: Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)

G 73: Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal

G 78: Siklus pembuatan ulir

G 81: Siklus pengeboran langsung

G 82: Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat

G 83: Siklus pengeboran dengan penarikan tatal

G 84: Siklus pembubutan memanjang

G 85: Siklus pereameran

G 86: Siklus pembuatan alur

G 88: Siklus pembubutan melintang

G 89: Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat

G 90: Program absolut

G 91: Program Incremental

G 92: Penetapan posisi pahat secara absolute

M 00: Program berhenti

M 03: Spindle (sumbu utama) berputar searah jarum jam (CW)

M 05: Putaran spindle berhenti

M 06: Perintah penggantian alat potong (tool)

M 17: Perintah kembali ke program utama

M 30: Program berakhir

M 99: Penentuan parameter I dan K

Fungsi M

Page 8: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

A 00: Kesalahan perintah pada fungsi G atau M

A 01: Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03

A 02: Kesalahan pada nilai X

A 03: Kesalahan pada nilai F

A 04: Kesalahan pada nilai Z

A 05: Kurang perintah M30

A 06: Putaran spindle terlalu cepat

A 09: Program tidak ditemukan pada disket

A 10: Disket diprotek

A 11: Salah memuat disket

A 12: Salah pengecekan

A 13: Salah satuan mm atau inch dalam pemuatan

A 14: Salah satuan

A 15: Nilai H salah

A 17: Salah subprogram

Selain pengelompokkan diatas, berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis mesin bubut lain

yang biasa digunakan untuk pembubutan dalam dunia industri

1. Pembubut Kecepatan

Pembubut kecepatan merupakan pembubut paling sederhana dari segala

pembubut, terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap, dan peluncur yang dapat

disetel untuk mendukung pahat. Pembubut kecepatan terutama digunakan untuk

pembubutan kayu, pemberikan pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan

lebih lanjut pada pembubutan mesin, dan dalam pemusingan logam

2. Pembubut Mesin (engine lathe)

Pembubut mesin mendapatkan daya dari mesin. Yang membedakan dari

pembubut kecepatan adanya ciri tambahan untuk mengendalikan kecepatan

spindel dan untuk menyangga dan mengendalikan hantaran dari pahat pemotong

tetap.

3. Pembubut Bangku (Bench Lathe)

Kode Alarm

Page 9: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut kecil yang

dipasangkan pada bangku kerja. Dalam desainnya mempunyai cirri yang sama

dengan pembubut kecepatan atau pembubut mesin dan hanya berbeda dalam

ukuran dan pemasangannya. Disesuaikan untuk benda kerja kecil dan

mempunyai kapasitas putaran maksimim sebesar 250 mm pada plat muka.

4. Pembubut Ruang Perkakas (Toolroom lathe)

Pembubut ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan yang

diperlukan untuk pekerjaan pembubutan yang teliti. Merupakan kepala beroda

gigi yang digerakkan secara tersendiri dengan kecepatan spindel. Semua

pembubut ruang perkakas dicoba secara berhati-hati untuk ketelitiannya. Sesuai

namanya mesin bubut ini disesuaikan untuk membuat perkakas kecil, alat ukur,

cetakan dan bagian presisi lainnya.

5. Mesin Bubut Turet

Mesin bubut turet memiliki ciri khas khusus yang terutama menyesuaikan

kepada produksi. Karakteristik utama dari mesin ini adalah bahwa pahat untuk

operasi yang berurutan dapat disetel dalam kesiagaan untuk penggunaan dalam

urutan yang sesuai. Meskipun dibutuhkan keterampilan sangat tinggi untuk

mengunci dan mengatur pahat dengan tepat, namun sekali sudah benar maka

hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang

dapat diproduksi sebelum penyetelan diperlukan lagi.

Page 10: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Gambar 9. Mesin Bubut Turet Horisontal

Gambar 10. Mesin Bubut Turet Vertikal

6. Mesin Bubut Otomatis

Mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis dihantarkan kepada benda

kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan dikenal sebagai mesin bubut

otomatis. Mesin ini dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah suku

cadang dapat dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan

operator.

Page 11: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Gambar 11. Mesin Bubut Turet Horisontal Otomatis

Gambar 12. Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal Otomatis

7. Mesin Ulir Otomatis

Ciri utama dari penemuan mesin ini adalah memberikan gerak

pengendalian untuk mesin bubut sedemikian sehingga pahat dapat dihantarkan

kepada benda kerja dengan kecepatan yang diinginkan, dimundurkan, dan

diarahkan kepada kedudukan berikutnya. Ini semua dipenuhi oleh sebuah nok

silindris atau drum yang terletak dibawah turet.

Page 12: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Gambar 13. Mesin Ulir Otomatis

8. Fris Pengebor Vertikal

Fris pengebor vertikal mendapatkan namanya karena benda kerja berputar

pada meja horizontal yang modelnya mirip dengan fris pembuat tembikar lama.

Pahat pemotongnya adalah8stasioner, kecuali untuk gerakan hantaran dan terpasang

pada rel menyilang yang ketinggiannya dapat disetel. Fris pengebor vertikal mampu

untuk memegang suku cadang besar dan berat karena benda kerja dapat diletakkan

dimeja dengan kran dan tidak banyak memerlukan pembautan kebawah untuk

memegang di tempat. Pekerjaan yang teliti dapat dilakukan pada mesin ini karena

kekakuan yang sangat tinggi, dan kesederhanaan desainnya.

Jenis-jenis pengerjaan pada mesin bubut antara lain:

1. Membubut lurus

Pada pembuatan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda

kerja, sedangkan untuk pembubutan yang datar ini pada benda kerja. Dalam

pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah

melintang.

2. Membubut tirus

Dapat dilakukan dengan 3 cara :

1. Dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang

2. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat) 

3. Dengan memasang perkakas pembentuk

Page 13: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

3. Membubut eksentris

Bila garis hati dari dua / lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar

maka benda kerja itu di sebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut

eksentrisitas.

4. Membubut alur

Untuk pengerjaan membubut alur di pergunakan pahat bubut pengalur dan

jenisnya ada yang lurus, bengkok, berjenjang ke kanan / ke kiri.

5. Memotong benda kerja

Pemotongan benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan

sebuah pahat pengalur dengan penyayat yang sangat ramping, sebuah benda

kerja yang di jepit diantara senter-senter tidak boleh putus karena dapat melentur

dan menghimpit pahat.

6. Mengebor pada mesin bubut

Pembuatan lubang senter pada mesin bubut ada 2 cara, yakni benda kerja

yang berputar dan senter yang berputar

7. Membubut dalam

  Untuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat dalam,

caranya tidak jauh berbeda dengan membubut lurus. Pahatnya punya bentuk

tersendiri

8. Membubut profil

Untuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya,

pahat profil terutama cocok untuk membubut profil pada produk-produk yang

pendek, pada umumnya pahat bubut tidak terlalu tebal sehingga umur

pemakaiannya pendek.

9. Mengkartel

Adala h membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi kartel yang

tersedia. Kartel dipasang pada rumah pahat dan kedudukannya harus setinggi

senter. Kerja kartel ini adalah menekan benda kerja bukan menyayat seperti

pahat bubut.

10. membubut ulir sekrup

Page 14: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Untuk membuat ulir sekrap dengan mesin bubut digunakan pahat khusus

yang berbentuk seperti : pahat ulir, segitiga, segi empat, trapesium, bulat dan

jenis khusus lainnya. Untuk memeriksa pahat ulir,digunakan mal ulir.

2. Kerja Freis

Freis merupakan suatu proses memakanan benda kerja yang sayatannya

dilakukan dengan menggunakan pahat yang diputar oleh poros spindel mesin. Pahat

Freis (milling cutter) termasuk jenis pahat bersisi potong banyak (multiple point tool).

Mesin Freis dari segi operasionalnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Mesin Freis horizontal

b. Mesin Freis vertikal

c. Mesin Freis serba guna (universal)

d. Mesin Freis khusus (special purpose)

Jenis-jenis Freis tersebut diatas memiliki prinsip kerja yang sama. Yang membedakan

adalah ukuran benda kerja yang dapat dikerja oleh mesin Freis.

Page 15: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Gambar 14. Mesin Freis

Prinsip kerja mesin freis adalah dengan melakukan proses pemotongan

(penyayatan) dilakukan dengan menggunakan pahat yang diputar oleh arbor yang

berhubungan langsung dengan poros spindel mesin. Posisi pahat pada arbor dapat diatur

dengan mengatur letak cincin pemisah (spacer). posisi dari poros arbor atau poros

merupakan penentu dari jenis apakah mesin Freis ini, apakah jenis mesin Freis

horizontal atau pun vertikal. Untuk mengerjakkan benda-benda kerja yang mempunyai

bentuk yang rumit dan ukuran yang relatif besar yang tidak mungkin dikerjakan pada

mesin-mesin Freis horizontal maupun vertikal maka dibuat mesin Freis khusus (special

purpose).

Bagian mesin freis terdiri dari badan atau kolom yang menyangga ram.

Pada bagian depan kolom dipasang batang bimbing (guide) slide ways sehingga lutut

(knee) yang ditumpu oleh batang ulir bergerak naik-turun secara lurus. Diatas lutut

dipasang pelana (sddle) yang bergerak kemuka dan kebelakang sepanjang guide. Diatas

pelana dipasangkan meja yang dapat bergerak ke kiri dan ke kanan agar lutut dapat

bergerak naik turun, pelana bergerak maju mundur dan meja bergerak ke kiri dan ke

kanan. Tujuan dari gerakan-gerakan pada mesin Freis untuk memenuhi gerak umpan

(feeding) tetapi juga untuk memudahkan dalam menentukan posisi pahat terhadap benda

kerja sebelum proses pemotongan dilakukan.

Mesin Frais berdasarkan tingkat kemodernitasannya dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

1. Mesin Freis Konvensional

Adalah mesin bubut yang pengoperasiannya sebagian besar masih

membutuhkan operator, baik itu menentukan sudut potong pahat, penggerakan

benda kerja, pemilihan jenis pahat, dll.

2. Mesin Frais CNC

Mesin Frais CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a) Mesin Frais CNC Training Unit

Page 16: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

b) Mesin Frais CNC Production Unit

Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi

yangmembedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan.

CNC Frais Training Unit dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan

pengoperasian CNC yang dilengkapi dengan EPS (External Programing Sistem).

Mesin CNC jenis Training Unit hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan-

pekerjaan ringan denganbahan yang relatif lunak.

Sedangkan Mesin Frais CNC Production Unit dipergunakan untuk

produksi massal,sehingga mesin ini dilengkapi dengan assesoris tambahan seperti

sistem pembukaotomatis yang menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal,

dan sebagainya. Gerakan Mesin Frais CNC dikontrol oleh komputer, sehingga

semua gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan

dari sistem ini adalah mesin memungkinkan untuk diperintah mengulang gerakan

yang sama secara terus-menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

Mesin Freis CNC terdiri dari beberapa bagian yaitu:

a) Bagian Mekanik

1. Motor Utama

Motor utama adalah motor penggerak cekam untuk memutar benda kerja.

Motor ini jenis motor arus searah/DC (Direct Current) dengan kecepatan

putaran yang variable

Gambar 15. Motor Utama

2. Eretan

Eretan merupakan gerak persumbuan jalannya mesin. Pada mesin tiga

axis,mesin ini mempunyai dua fungsi gerakan kerja, yaitu gerakan kerja posisivertikal

dan gerakan kerja pada posisi horizontal.

Page 17: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Gambar 16.a Skema Posisi Horisontal Gambar 16.b Skema Posisi Vertikal

3. Step Motor

Step motor berfungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu gerakan

sumbu X dan gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri-

sendiri.

Gambar 17.a Step

Motor Gambar 17.b Poros Berulir dengan Bantalan

4. Rumah Alat Potong

Rumah alat potong digunakan untuk menjepit tool holder (alat

potong) pada saat proses pengerjaan benda kerja. Sumber putaran rumah alat

potong dihasilkan dari motor utama. Pada mesin jenis training unit rumah alat

potong hanya memungkinkan memegang satu alat, berbeda dengan jenis

producrion unit yang dilengkapi alat semacam revolver, sehingga

memungkinkan untuk membawa lebihdari satu tool holder.

Page 18: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

5. Penjepit Alat Potong

Penjepit alat potong atau tool holder pada Mesin Frais adalah penjepit

manual, alat ini digunakan untuk menjepit pisau pada saat penyayatan benda kerja

bentuk penjepit ini biasanya disesuaikan dengan bentuk rumah alat potong. Di bagian

dalam tool holder dilengkapi sebuah alat bantu pencekaman. Alat bantu tersebut

berfungsi untuk memperkuat pencekaman dari tool holder. Alat bantu tersebut

dinamakan collet. Collet terbuat dari bahan logam, di mana diameter lubang pada

collet sesuai dengan besarnya diameterpisau.

Gambar 18.a Tool Holder

Gambar 18.b Collet

6. Ragum

Ragum pada mesin CNC TU-3Aberfungsi untuk menjepit benda

kerja pada saat proses penyayatan. Ragumpada mesin ini dilengkapi dengan

sebuah stopper. Ragum bisa diganti sesuai kebutuhan. Ragum pada mesin ini

dioperasikan secara manual.

Page 19: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Gambar 19. Ragum

b) Bagian Pengendali/Kontrol

Bagian pengendali/kontrol merupakan bak kontrol mesin CNC yang

berisikan tombol-tombol dan saklar serta dilengkapi dengan monitor. Pada

kotak control merupakan unsur layanan langsung yang berhubungan dengan

operator. Gambar berikut menunjukan secara visual dengan nama-nama

bagian sebagai berikut.

Gambar 20. Bagian Pengendali

1. Saklar utama

2. Lampu kontrol saklar utama

3. Tombol emergensi

4. Saklar operasi mesin

5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama

Page 20: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

6. Amperemeter

7. Tombol untuk eretan melintang, memanjang

8. Tombol shift

9. Saklar pengatur feeding meja

10. Tombol pengatur posisi metric-inch

11. Display pembaca gerakan

12. Lampu kontrol untuk pelayanan manual

13. Saklar option CNC atau manual

14. Tombol DEL

15. Tombol untuk memindah fungsi sumbu X, Y, Z

16. Tombol INP

17. Tombol M

Seperti halnya pada mesin bubut CNC, mesin Freis CNC juga menggunakan

bahasa pemrograman pada pengoperasiannya, kode-kode bahasa

pemrograman pada mesin Freis CNC adalah sebagai berikut:

G 00 : Gerak lurus cepat ( tidak boleh menyayat)

G 01 : Gerak lurus penyayatan

G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)

G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah arum jam (CCW)

G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat

G 21 : Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP

G 25 : Memanggil program subroutine

G 27 : Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju

G 64 : Mematikan arus step motor.

G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)

G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal

G 81 : Siklus pengeboran langsung

G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat

G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal

G 85 : Siklus pereameran

Fungsi G

Page 21: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

G 89 : Siklus pereameran sampai batas ukuranyang ditentukan

G 90 : Program absolut

G 91 : Program Incremental

G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolute

M 00 : Program berhenti

M 03 : Spindel/sumbu utama berputar searah jarum jam (CW)

M 05 : Putaran spindel berhenti

M 06 : Perintah penggantian alat potong (tool)

M 17 : Perintah kembali ke program utama

M 30 : Program berakhir

M 99 : Penentuan parameter I dan K

A 00 : Kesalahan perintah pada fungsi G atau M

A 01 : Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03

A 02 : Kesalahan pada nilai X

A 03 : Kesalahan pada niilai F

A 04 : Kesalahan pada nilai Z

A 05 : Kurang perintah M30

A 06 : Kurang perintah M03

A 07 : Tidak ada arti

A 08 : Pita habis pada penyipanan ke kaset

A 09 : Program tidak ditemukan pada disket

A 10 : Disket diprotek

A 11 : Salah memuat disket

A 12 : Salah pengecekan

Fungsi M

Kode Alarm

Page 22: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

A 13 : Salah satuan mm atau inch dalam pemuatan

A 14 : Salah posisi kepala frais

A 15 : Nilai Y salah

A 16 : Tidak ada nilai radius pisau frais

A 17 : Salah sub program

A 18 : Jalannya kompensasi radius pisau frais lebih dari Nol

3. Kerja Bangku

1. Ragum

Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan

dikikir, dipahat, digergaji, di tap, di sney, dan lain lain. Dengan memutar tangkai

(handle) ragum. Maka mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas

benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga jangan

sampai rusak akibat terpahat, terkikir dan lain sebagainya.

Cara untuk Memilih tinggi ragum yang sesuai dengan tinggi badan anda:

1. Berdiri tegak di ragu

2. Tempelkan kepalan tangan pada dagu

3. Sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan, sikut

jangan sampai menyentuh bibir mulut ragum.

Cara untuk menjepit benda kerja di ragum adalah bila kita menjepit

bernda kerja pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut ragum janganlah

terlalu tinggi, terutama apabila bahan benda kerja itu terbuat dari logam tipis.

Bila memungkinkan perbandingan bahan yang keluar dari mulut ragum harus

lebih kecil daripada bagian yang terjepit. Gunakan pelat pelapis untuk menjepit

benda kerja, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat dari

jepitan gigi ragum . Pelat pelapis bisa dibuat dari bahan plat tipis yang rata, plat

Page 23: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

siku dll. Posisi badan dan kaki Kikir ditekan dan pada waktu didorong ke depan

dengan tekanan dari tangan kiri yang seimbang, sedangkan pada waktu kikir

ditarik ke belakang harus bebas dari tekanan namum tidak berarti kikir harus

diangkat dari permukaan benda kerja. Kedudukan kaki pada pada saat mengikir

kedua telapak kaki seolah-olah membentuk sudut kurang lebih 45.

2. Kikir

Kegunaan kikir pada pekerjaan penyayatan untuk meratakan dan

menghaluskan suatu bidang, membuat rata dan menyiku antara bidang satu

dengan bidang lain membuat rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk

dan sebagainya . Adapun bentuk kikir itu dibuat bermacam-macam sesuai

dengan fungsi dan kebutuhannya.

Berikut ini bentuk kikir dan fungsinya :

1. Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah ujungnya

menirus kikir. Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan

tegak lurus.

2. Kikir blok lebar kikir seluruhnya sama, lebar kikir bagian ujungnya

berkurang. Fungsinya membuat rata, sejajar dan menyiku antara bidang satu

dengan bidang lainnya.

3. Kikir segi empat (square) , fungsinya membuat rata dan menyiku antara

bidang satu dengan bidang lainnya.

4. Kikir segitiga (Treangle) bentuknya segi tiga, segitiga kikir pada bagian

ujungnya mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang

berbentuk sudut 60 atau lebih besar.

5. Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau, fungsinya untuk meratakan dan

menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih kecil.

6. Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk menghaluskan, meratakan

dan membuat bidang cekung.

7. Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang cekung, dan

membuat bidang cekung.

8. Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin mengecil.

Fungsinya untuk menghaluskan dan menambah diameter bidang bulat.

Page 24: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Menurut kasarnya gigi, kikir dibagi atas (1). Gigi kasar (bastard) dipakai

untuk pengerjaan awal. (2). Gigi sedang (second cuts) dipakai untuk finishing

atau menghaluskan bidang benda kerja. (3). Gigi halus (smooth cuts) dipakai

untuk finishing atau menghaluskan bidang benda kerja.

3. Mesin Bor

Di bengkel-bengkel kerja bangku pekerja logam kebanyakan menggunakan jenis

mesin bor, seperti mesin bor bangku, mesin bor tiang adakalanya menggunakan

mesin bor pistol atau bor dada. Beberapa contoh mesin yang disebut diatas:

1. Mesin bor meja

Bagian mesin bor meja

1) Tombol

2) Tuas penekan

3) Tuas pengikat

4) Alas mesin bor

5) Meja mesin bor

6) Penjepit bor

7) Pengaman

8) Mur penyetel

9) Rumah rumah sabuk

2. Mesin bor tiang

Bagian dari mesin bor tiang

1) motor listrik

2) pengatur kcepatan

3) tuas penekan

4) sumbu bor

5) meja mesin bor

6) tiang mesin bor

7) alas mesin bor

Page 25: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Mesin bor tiang dan mesin bor meja digunakan untuk benda yang ukurannya

relative kecil, sehingga dapat dibawa. Karena mesin ini ukurannya cukup besar

jadi tidak mungkin dibawa/dirubah posisinya. Maka untuk benda yang besar

tidak mungkin dirubah posisinya digunakan mesin bor yang portable seperti

mesin bor pistol dan bor dada

4. Mesin gerinda

Mesin gerinda adalah suatu alat yang berfungsi untuk membentuk, mengasah

dan menajamkan alat alat perkakas seperti; pahat, penitik, penggores, jangka

tusuk dan sebagainya. Menggunakan mesin gerinda:

1. Langkah persiapan Pasang kaca pengaman pada gerinda Perhatikan jarak

balok bantalan terhadap batu gerinda, usahalan jarak balok bantalan terhadap

batu gerinda sedekat mungkin Periksa kondisi batu gerinda, apakah masih

dapat dipergunakan. Gunakan kaca mata pengaman dan pakaian kerja selama

mengoperasikan mesin gerinda

2. Langkah pengoperasian mesin gerinda Tekan tombol sakelar untuk

menyalakan mesin

Gambar 21. Mesin Gerinda Datar

5. Bor duduk

Page 26: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

Bor duduk adalah merupakan perangkat perbengkelan yang digunakan untuk

membuat lubang pada benda kerja. Bagian-bagian dari perkakas bor duduk

listrik:

1. Motor penggerak berupa motor listrik untuk menggerakkan cak

2. Sistem transmisi yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran motor

penggerak ke poros pemutar cak

3. Tuas penekan adalah alat yang berfungsi untuk menggerakkan mata

bor mendekati benda kerja, dan mengumpankan mata bor kepermukaan benda

kerja

4. Cak dimana mata bor digenggam oleh gigi-gigi pada cak

5. Meja bor merupakan tempat untuk meletakkan benda kerja yang

sedang ditangani

6. Dudukan adalah kaki yang berfungsi untuk mendudukkan perkakas

bor di atas rangka atau meja

7. Sistem transmisi daya dan putaran dari motor listrik ke poros

penggerak cak

4. Las Gas

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat

panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan

metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Pengelasan dengan

gas atau Las Listrik adalah proses pengelasan dimana digunakan campuran gas sebagai

sumber panas. Las Listrik atau Nyala gas yang banyak digunakan adalah gas alam,

asetilen dan hidrogen yang dicampur dengan oksigen.

Seperti disebutkan, gas Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak

digunakan sebagi bahan pencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen digunakan

sebagi gas pencampur maka seringkali proses pengelasan disebut dengan las karbit. Gas

Asetilen ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang

menyebut karbit) dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke

dalam air maka akan terbentuk gas Asetilen. Jadi penyebutan nama las karbit hanya

Page 27: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

untuk mencirikan bahwa gas yang digunakan salah satunya adalah gas Asetilen. Selain

dikenal dengan nama las karbit, kadang-kadang masyarakat umum menyebut kan juga

dengan nama lain yaitu las MDQ. Penyebutan nama MDQ ini sesungguhnya mengacu

pada satu merk batu karbit. Jadi nama las karbit atau las asetilen atau las MDQ

sebenarnya adalah satu nama proses las yan sama. Untuk dapat melakukan pengelasan

dengan cara las gas, diperlukan peralatan seperti tabung gas Oksigen dan tabung gas

Asetilen, katup tabung, regulator (pengatur tekanan gas), selang gas dan torch (brander).

Kedua gas Oksigen dan Asetilen keluar dari masing-masing tabung dengan tekanan

tertentu, mengalir menuju torch melalui regulator dan selang gas. Setelah sampai di

torch kedua gas tercampur dan akhirnya keluar dari ujung nosel torch. Dengan bantuan

pematik api, campuran gas yang keluar dari ujung nosel membentuk nyala api denagn

intensitas tertentu. Jadi apa yang sebenernya di tulis di bengkel las dengan MDQ

hanyalah salah satu jenis merek bahan bakar untuk gas la situ sendiri. Jadi tidak ada

sangkut pautnya dengan istilah ilmiah dalam las gas atau karbit.

Dalam proses Las Gas ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas

asetilen. Suhu nyalanya bisa mencapai 3500 oC. Pengelasan bisa dilakukan dengan atau

tanpa logam pengisi. Oksigen berasal dari proses hidrolisa atau pencairan udara.

Oksigen disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Tabung asetilen dan

oksigen untuk pengelasan oksiasetilen. Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung

tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa dan disimpan tercampur dengan aseton.

Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, Kerja Las

Listrik kemudian diisi dengan gas asetilen.

Skema Kerja Las oksiasetilen dan sambungan gasnya pada nyala gas

oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksi kerja las dan

oksidasi. Nyala reduksi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen dan pada nyala akan

dijumpai tiga daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat

kerucut antara yang berwarna keputih-putihan. Nyala jenis ini digunakan untuk

pengelasan logam seperti di bengkel las & bengkel las listrik Monel, Nikel, berbagai

jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan nonferous. bengkel las

& bengkel las listrik dan Nyala oksidasi adalah apabila terdapat kelebihan gas oksigen.

Nyalanya mirip dengan nyala netral hanya kerucut nyala bagian dalam lebih pendek dan

Page 28: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

selubung luar lebih jelas warnanya. Nyala oksidasi digunakan untuk pengelasan

kuningan dan perunggu.

5.Las Listrik

Las Listrik adalah proses pengelasan yang menggunakan arus listrik

sebagai sumber panas. Pengelasan seperti ini tidak menimbulkan percikan api pada

ujung lasnya. Pengelasan ini dilakukan dengan cara menempelkan ujung batangan las

pada benda yang akan di las, proses tersebut akan mengasilkan “korsleting” dan panas

yang tinggi sehingga bisa melelehkan benda kerja yang akan dilas. Berikut macam–

macam proses dan jenis pengelasan Las Listrik. SMAW (Shield Metal Arch Welding),

SAW (Submerged Arch Welding), ESW (Electro Slag Welding), SW (Stud Welding),

ERW (Electric Resistant Welding), EBW (Electron Beam Welding) dll.

Gambar 22. Pengelasan dengan Las Listrik

Page 29: Kerja Bubut Pra Praktikum PP

EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman

elektron, suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan

dari suatu berkas loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang

akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus

kemungkinan terjadinya oksidasi atau kontaminasi. ESW (Electro Slag Welding) adalah

pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW

busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus

dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan

dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari tahanan

terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan bahan

tambahan las dan bahan induk yang dilas tempraturnya mencapai 3500° F atau setara

dengan 1925° C.