keratitis final

26
BAB I PENDAHULUAN Kor nea adalah salah satu media refr aksi sehing ga manusia dap at meliha t. Seorang ahli mata dapat melihat strutur dalam mata karena kornea bersifat jernih dan memiliki daya bias sebesar 43D. Kornea memiliki mekanisme protektif terhadap lingkungan maupun paparan  patogen (virus, amoeba, bakteri dan jamur). Ketika patogen berhasil masuk dan membuat defek epitelial di kornea, maka jaringan braditropik kornea akan merespon  patogen spesifik dengan peradangan pada korn ea (keratitis). Keratitis akan memberikan gejala seperti rasa nyeri, fotofobia, dan adanya sekret yang purulen yang biasa terdapat pada keratitis bakterial. eny ebab kerat it is !"# di sebabkan ol eh bakteri, jeni s bakter i sepert i Staphylo$o$$us aureus, Staphylo$o$$us epidermidis, Stapylo$o$$us aeroginosa, dan %oar&ella. BAB II '

Upload: vivikoerniawatysutrisno

Post on 15-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 1/26

BAB I

PENDAHULUAN

Kornea adalah salah satu media refraksi sehingga manusia dapat melihat.

Seorang ahli mata dapat melihat strutur dalam mata karena kornea bersifat jernih dan

memiliki daya bias sebesar 43D.

Kornea memiliki mekanisme protektif terhadap lingkungan maupun paparan

 patogen (virus, amoeba, bakteri dan jamur). Ketika patogen berhasil masuk dan

membuat defek epitelial di kornea, maka jaringan braditropik kornea akan merespon

 patogen spesifik dengan peradangan pada kornea (keratitis).

Keratitis akan memberikan gejala seperti rasa nyeri, fotofobia, dan adanya

sekret yang purulen yang biasa terdapat pada keratitis bakterial.enyebab keratitis !"# disebabkan oleh bakteri, jenis bakteri seperti

Staphylo$o$$us aureus, Staphylo$o$$us epidermidis, Stapylo$o$$us aeroginosa, dan

%oar&ella.

BAB II

'

Page 2: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 2/26

LANDASAN TEORI

2.1 ANATOMI KORNEA

Gambar 1: Gambaran Kornea

Kornea adalah jaringan transparan tembus $ahaya, menutupi bola mata bagian depan.

Kornea menempati ' dari jaringan fibrosa bagian depan dari bola mata. *agian anterior 

dari kornea berbentuk elips dengan diameter hori+ontal '', mm dan diameter vertikal ''

mm. *agian posterior berbentuk sirkular dengan diameter rata-rata '', mm. Kornea de/asa

rata-rata mempunyai tebal ",0 mm di bagian tengah dan ", mm di bagian perifer. Dari

anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda 1 lapisan epitel,

lapisan *o/man, stroma, membran Des$ment dan lapisan endotel.

Gambar 2: Lapian Kornea

2apisan kornea

0

Page 3: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 3/26

'. pitel

- ebalnya " µm, terdiri atas lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang

tindih yang terdiri dari satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

- ada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan

menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal

 berkaitan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui

desmosom dan makula okluden.5katan ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan

glukosa yang merupakan barrier .

- Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. *ila terjadi

gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

- pitel berasal dari ektoderm permukaan.

0. %embran *o/man

- erletak di ba/ah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang

tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

- 2apisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.

3. Stroma

- erdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan

lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur, sedangkan di bagian perifer 

serat kolagen ini ber$abang6 terbentuknya serat kolagen memakan /aktu lama yang

kadang-kadang sampai ' bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yangmerupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit

membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau

sesudah trauma.

4. %embran Des$ement

- %erupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea

dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.

- *ersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 4"

µm.

. ndotel

- *erasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal, besar 0"-4" µm.

ndotel melekat pada membran des$ement melalui hemidesmosom dan +onula

okluden.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus,

saraf nasosiliar, saraf ke 7 saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stromakornea, menembus membran *o/man melepaskan selubung S$h/annya. Seluruh lapis epitel

3

Page 4: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 4/26

dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. *ulbus Krause untuk 

sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah

limbus terjadi dalam /aktu 3 bulan. rauma atau penyakit yang merusak endotel akan

mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi

edema kornea. ndotel tidak mempunyai daya regenerasi. embiasan sinar terkuat dilakukan

oleh kornea, dimana 4" dioptri dari " dioptri pembiasan sinar masuk dilakukan oleh kornea.

2.2 !ISIOLOGI KORNEA

Kornea mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai medium refraksi dan untuk 

memproteksi lensa intraokular. Kornea menjalankan dua fungsi utama ini dengan $ara

mempertahankan sifat transparansi kornea dan pergantian dari jaringannya. ransparansi

kornea dimungkinkan oleh sifatnya yang avaskuler, memiliki struktur yang uniform yang

sifat deturges$en$e 8 nya. ransparansi stroma dibentuk oleh pengaturan fisis spe$ial dari

komponen 8 komponen fibril. 9alaupun indeks refraksi dari masing 8 masing fibril kolagen

 berbeda dari substansi infibrilar, diameter yang ke$il (3"" :) dari fibril dan jarak yang ke$il

diantara mereka (3"" :) mengakibatkan pemisahan dan regularitas yang menyebabkan

sedikit pembiasan $ahaya dibandingkan dengan inhomogenitas optikalnya. Sifat

deturges$en$e di jaga dengan pompa bikarbonat aktif dari endotel dan fungsi barrier dari

epitel dan endotel. Kornea di jaga agar tetap berada pada keadaan ;basah< dengan kadar air 

sebanyak =#.

eran kornea dalam proses refraksi $ahaya bagi penglihatan seseorang sangatlah penting.

embiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 43,0 dioptri dari total =, kekuatan

dioptri mata normal manusia, atau sekitar 4# dari seluruh kekuatan dioptri mata normal.

>al ini mengakibatkan gangguan pada kornea dapat memberikan pengaruh yang $ukup

signifikan dalam fungsi visus seseorang. Kornea merupakan struktur vital dari mata dan oleh

karenanya kornea sangat sensitif. Saraf 8 saraf kornea masuk dari stroma kornea melalui

membran bo/man dan berakhir se$ara bebas diantara sel 8 sel epithelial serta tidak memiliki

selebung myelin lagi sekitar 0 8 3 mm dari limbus ke sentral kornea, sehingga menyebabkan

sensitifitas yang tinggi pada kornea.

Kornea menerima suplai sensoris dari bagian oftalmik nervus trigeminus. Sensasi taktil

yang terke$il pun dapat menyebabkan refleks penutupan mata. Setiap kerusakan pada kornea

(erosi, penetrasi benda asing atau keratokonjungtivitis ultraviolet) mengekspose ujung saraf 

sensorik dan menyebabkan nyeri yang intens disertai dengan refleks lakrimasi dan penutupan

4

Page 5: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 5/26

 bola mata involunter. rias yang terdiri atas penutupan mata involunter (blepharospasme),

refleks lakrimasi (epiphora) dan nyeri selalu mengarahkan kepada kemungkinan adanya

$edera kornea.

Seperti halnya lensa, sklera dan badan vitreous, kornea merupakan struktur jaringan yang

 braditrofik, metabolismenya lambat dimana ini berarti penyembuhannya juga lambat.

%etabolisme kornea (asam amino dan glukosa) diperoleh dari 3 sumber, yaitu 1

• Difusi dari kapiler 8 kapiler disekitarnya

• Difusi dari humor a?uous

• Difusi dari film air mata

iga lapisan film air mata prekornea memastikan bah/a kornea tetap lembut dan

membantu nutrisi kornea. anpa film air mata, permukaan epitel akan kasar dan pasien akan

melihat gambaran yang kabur. n+im lisosom yang terdapat pada film air mata juga

melindungi mata dari infeksi.

BAB III

PEMBAHASAN

".1 DE!INISI

Keratitis adalah peradangan kornea yang ditandai dengan oedema kornea, infiltrasi

seluler dan kongesti siliar.

".2 EPIDEMIOLOGI

Page 6: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 6/26

@rekuensi keratitis di :merika Serikat sebesar # di antara seluruh kasus kelainan

mata. Di negara-negara berkembang insidensi keratitis berkisar antara ,!-0", per '""."""

orang tiap tahun. 5nsidensi keratitis pada tahun '!!3 adalah ,3 per '"".""" penduduk di

5ndonesia, perbandingan laki-laki dan perempuan tidak begitu bermakna pada angka kejadian

keratitis. Sedangkan predisposisi terjadinya keratitis antara lain terjadi karena trauma,

 pemakaian lensa kontak dan pera/atan lensa kontak yang buruk, penggunaan lensa kontak 

yang berlebihan, >erpes genital atau infeksi virus lain, kekebalan tubuh yang menurun karena

 penyakit lain, serta higienis dan nutrisi yang tidak baik, dan kadang-kadang tidak diketahui

 penyebabnya

"." PATO!ISIOLOGI KERATITIS

erdapat beberapa kondisi yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya inflamasi

 pada kornea seperti blefaritis, perubahan pada barrier epitel kornea (dry eyes), penggunaan

lensa kontak, lagopthalmos, gangguan paralitik, trauma dan penggunaan preparat

imunosupresif topi$al maupun sistemik.  Kornea mendapatkan pemaparan konstan dari

mikroba dan pengaruh lingkungan, oleh sebab itu untuk melindunginya kornea memiliki

 beberapa mekanisme pertahanan. %ekanisme pertahanan tersebut termasuk refleks berkedip,

fungsi antimikroba film air mata (lisosim), epitel hidrofobik yang membentuk barrier 

terhadap difusi serta kemampuan epitel untuk beregenerasi se$ara $epat dan lengkap.

pitel merupakan barrier yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam

kornea. ada saat epitel mengalami trauma, struma yang avaskuler dan lapisan bo/man

menjadi mudah untuk mengalami infeksi dengan organisme yang bervariasi, termasuk 

 bakteri, amoeba dan jamur. Streptokokus pneumonia merupakan pathogen kornea bakterial,

 patogen-patogen yang lain membutuhkan inokulasi yang berat atau pada host yang

immuno$ompromised untuk dapat menghasilkan sebuah infeksi di kornea.Ketika patogen

telah menginvasi jaringan kornea melalui lesi kornea superfisial, beberapa rantai kejadian

tipikal akan terjadi, yaitu1

• 2esi pada kornea

• atogen akan menginvasi dan mengkolonisasi struma kornea

• :ntibodi akan menginfiltrasi lokasi invasi patogen

• >asilnya akan tampak gambaran opasitas pada kornea dan titik invasi pathogen akan

membuka lebih luas dan memberikan gambaran infiltrasi kornea

• 5ritasi dari bilik mata depan dengan hipopion (umumnya berupa pus yang akan

 berakumulasi pada lantai dari bilik mata depan)

Page 7: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 7/26

• atogen akan menginvasi seluruh kornea.

• >asilnya stroma akan mengalami atropi dan melekat pada membarana des$ement

yang relatif kuat dan akan menghasilkan des$emato$ele dimana hanya membaran

des$ement yang intak.

• Ketika penyakit semakin progresif, perforasi dari membrane des$ement terjadi dan

humor a?uos akan keluar. >al ini disebut ulkus kornea perforata dan merupakan

indikasi bagi intervensi bedah se$epatnya. asien akan menunjukkan gejala

 penurunan visus progresif dan bola mata akan menjadi lunak.

"." KLASI!IKASI

erdapat berma$am-ma$am pembagian dari keratitis yaitu1

1. Men#r#$ pen%ebabn%a :

a. Kera$i$i ba&$eria'

*akteri-bakteri yang biasa menyebabkan keratitis bakterialis, yaitu 1

•    Streptokokus pneumonia

•    Pseudomonas aeroginosa

•    Streptokokus hemolitikus

•    Moraxella liquefaciens

•    Klebsiella pneumoniae

b. Kera$i$i (ira'

7irus lain yang dapat menyebabkan keratitis, yaitu 1

•    Herpes simpleks

•    Herpes zoster 

• 7ariola (jarang)

• 7a$inia (jarang)

). Kera$i$i *am#r

Aamur - jamur yang biasa ditemukan pada keratitis, diantaranya 1

Page 8: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 8/26

• Bandida

• :spergilin

•  Co$ardia

• Bephalosporum

+. Kera$i$i 'a,o-$a'm#

Keratitis yang terjadi akibat adanya lagoftalmus dimana kelopak mata tidak 

dapat menutup dengan sempurna sehingga mata terpapar dan terjadi kekeringan pada

kornea dan konjungtiva yang memudahkan terjadinya infeksi. Dapat dikarenakan

 parese Cervus 755.

e. Kera$i$i ne#ropara'i$i& a&iba$ &er#a&an Ner(#

Keratitis neuroparalitik merupakan keratitis akibat kelainan saraf trigeminus,

sehingga terdapat kekeruhan kornea yang tidak sensitif disertai kekeringan kornea.

angguan saraf ke- ini dapat terjadi akibat  Herpes zoster , tumor fosa posterior 

kranium dan keadaan lainnya. ada keadaan anestesi kornea kehilangan daya

 pertahanannya terhadap iritasi dari luar. >al ini dapat menyebabkan kornea mudah

terjadi infeksi sehingga mengakibatkan terbentuknya ulkus kornea.

-. Kera$o&on*#n,$i(i$i i&aSuatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva. Kelainan ini

terjadi pada penyakit yang mengakibatkan1

a. Defisiensi komponen lemak air mata, misalnya blefaritis menahun

 b. Defisiensi kelenjar air mata, misalnya sindrom Sjorgen, alakrimal kongenital, obat

diuretik, atropin, dan usia tua.

$. Defisiensi komponen musin1 defisiensi vitamin :, trauma kimia, sindrom Stevens

Aohnson.

d. enguapan yang berlebihan, misalnya pada keratitis neuroparalitik, hidup di padang

gurun, keratitis lagoftalmus.

e. Karena parut pada kornea.

2. Men#r#$ $empa$n%a :

a. Kera$i$i #per-iia'

• Keratitis epitelial

=

Page 9: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 9/26

pitel kornea terlibat pada kebanyakan jenis konjungtivitis dan keratitis serta

 pada kasus-kasus tertentu merupakan satu-satunya jaringan yang terlibat

(misalnya1 pada keratitis pun$tata superfi$ialis). erubahan pada epitel sangat

 bervariasi, dari edema biasa dan vakuolasi sampai erosi ke$il-ke$il, pembentukan

filament, keratinisasi partial dan lain-lain. 2esi-lesi ini juga bervariasi pada

lokasinya di kornea. Semua variasi ini mempunyai makna diagnostik yang penting

• Keratitis subepitelial

2esi-lesi ini sering terjadi karena keratitis epithelial (misal infiltrat subepitelial

 pada keratokonjungtivitis epidemika, yang disebabkan adenovirus = dan '!).

Emunya lesi ini dapat diamati dengan mata telanjang namun dapat juga dikenali

 pada pemeriksaan biomikroskopik terhadap keratitis epitelia.

• Keratitis stromal

Fespons stroma kornea terhadap penyakit termasuk infiltrasi, yang

menunjukkan akumulasi sel-sel radang6 edema mun$ul sebagai penebalan kornea,

 pengkeruhan, atau parut6 penipisan dan perlunakan yang dapat berakibat perforasi.

b. Kera$i$i pro-#n+a

 

Kera$i$i in$er$i$ia'

%erupakan keratitis yang ditemukan pada jaringan yang lebih dalam, yaitu

keratitis nonsupuratif profunda disertai dengan neovaskularisasi. erjadi akibat

alergi, infeksi lues, dan tuberkulosis.

Kera$i$i &'ero$i&an

%erupakan kekeruhan berbentuk segitiga pada kornea, terlokalisasi, berbatas

tegas unilateral yang menyertai radang sklera atau skleritis. Kadang-kadang

mengenai seluruh limbus. Kornea terlihat putih menyerupai sklera. Diduga terjadi

karena perubahan susunan serat kolagen yang menetap.

Kera$i$i +ii-ormi

Disebut juga keratitis sa/ah karena banyak mengenai petani. Keratitis

memberikan kekeruhan infiltrat yang bulat atau lonjong di jaringan kornea.

!

Page 10: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 10/26

Diduga merupakan reaksi alergi ataupun imunologik terhadap virus  Herpes

 simpleks.

Selain keratitis yang dijelaskan di atas, masih terdapat beberapa jenis keratitis lainnya1

1. Kera$i$i p#n,$a$a #per-iia'

Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran infiltrat halus bertitik-

titik pada permukaan kornea, memberikan hasil positif pada tes fluores$ein.

tiologinya adalah sindrom dry eye, blefaritis, keratopati, lagoftalmus, kera$unan

obat topikal (neomy$in, tobramy$in), sinar ultraviolet, trauma kimia ringan dan

 pemakaian lensa kontak.

2. Kera$i$i n#m#'ari a$a# +immer

Keratitis numularis merupakan bentuk keratitis dengan ditemukannya infiltrat

yang bundar berkelompok dan tepinya berbatas tegas sehingga memberikan

gambaran halo. Keratitis ini berjalan lambat dan sering ditemukan unilateral pada

 petani sa/ah.

". Kera$o&on*#n,$i(i$i epi+emi&a

Keratitis ini terjadi akibat peradangan kornea dan konjungtiva yang

disebabkan oleh reaksi alergi adenovirus tipe =, '!, atau 3. enyakit ini dapat

timbul sebagai suatu epidemik, bersifat bilateral. engobatan pada fase akut

diberikan kompres dingin, $airan air mata, dan pengobatan penunjang lainnya.

2ebih baik diobati se$ara konservatif.

/. Kera$i$i mar,ina'

%erupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus

akibat infeksi lokal konjungtiva. %erupakan reaksi hipersensitivitas terhadap

eksotosin staphylo$o$$us. *ila tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan

ulkus kornea.

0. Kera$o&on*#n,$i(i$i -'i&$en

%erupakan radang kornea dan konjungtiva yang merupakan reaksi imun yangmungkin sel mediated pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen.

'"

Page 11: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 11/26

erdapat daerah ber/arna keputihan yang merupakan degenerasi hialin. erjadi

 pengelupasan lapis sel tanduk epitel kornea. ada kasus yang rekuren penyakit ini

timbul pada anak-anak yang mengalami kurang gi+i dan menderita *B sistemik.

. Kera$o&on*#n,$i(i$i (erna'

%erupakan penyakit rekuren, dengan peradangan tarsus dan konjungtiva

 bilateral. enyebab belum diketahui, namun terutama terjadi pada musim panas

mengenai anak sebelum berumur '4 tahun. %engenai kelopak atas dan

konjungtiva pada daerah limbus berupa hipertrofi papil yang kadang-kadang

 berbentuk Bobble stone.

. Gonore

Kuman diplokokus gonore menyebabkan konjungtivitis purulenta yang akut

disertai blefarospasme. :danya blefarospasme menyebabkan sekret yang purulen

dan penuh dengan gonokok tertumpuk di ba/ah konjungtiva palpebra superior,

ditambah lagi gonokok mempunyai en+im proteolitik dan hidupnya intra seluler,

sehingga dapat menimbulkan kerusakan kornea yang hebat tanpa harus didahului

dengan kerusakan epitel. Elkus yang dibentuk dalam dan dapat menimbulkan

 perforasi yang juga dapat berakhir dengan kebutaan.

3. U'&# Mooren

tiologinya belum diketahui, tetapi diduga autoimun. Elkus ini termasuk 

ulkus marginal. ada "-="# kasus unilateral dan ditandai ekstravasasi limbus

dan kornea perifer, yang sakit dan progresif, yang sering berakibat kerusakan

mata.

"./ GE4ALA KLINIS

asien dengan keratitis biasanya datang dengan keluhan iritasi ringan, adanya sensasi

 benda asing, mata merah, mata berair, penglihatan yang sedikit kabur, dan silau (fotofobia)

serta sulit membuka mata (blepharospasme). enderita akan mengeluh sakit pada mata karena

kornea memiliki banyak serabut nyeri, sehingga amat sensitif. Kebanyakan lesi kornea

superfisialis maupun yang sudah dalam menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Fasa sakit

diperberat oleh kuman kornea bergesekan dengan palpebra. Karena kornea berfungsi sebagai

''

Page 12: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 12/26

media untuk refraksi sinar dan merupakan media pembiasan terhadap sinar yang masuk ke

mata maka lesi pada kornea umumnya akan mengaburkan penglihatan terutama apabila lesi

terletak sentral pada kornea.  @otofobia yang terjadi biasanya terutama disebabkan oleh

kontraksi iris yang meradang. Dilatasi pembuluh darah iris adalah fenomena refleks yang

disebabkan iritasi pada ujung serabut saraf pada kornea. asien biasanya juga berair mata

namun tidak disertai dengan pembentukan kotoran mata yang banyak ke$uali pada ulkus

kornea yang purulen.

".0 DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, gejala klinik dan hasil

 pemeriksaan mata. Dari hasil anamnesis sering diungkapkan ri/ayat trauma, adnya ri/ayat penyakit kornea, misalnya pada keratitis herpeti$ akibat infeksi herpes simpleks sering

kambuh, namun erosi yang kambuh sangat sakit dan keratitis herpeti$ tidak, penyakit-

 penyakit ini dapat dibedakan dari gejalanya. :namnesis mengenai pemakaian obat lokal oleh

 pasien, karena mungkin telah memakai kortikosteroid, yang dapat merupakan predisposisi

 bagi penyakit bakteri, fungi, atau virus terutama keratitis herpes simpleks. Auga mungkin

terjadi imunosupresi akibat penyakit-penyakit sistemik, seperti diabetes, :5DS, dan penyakit

ganas, selain oleh terapi imunosupresi khusus.

Dalam mengevaluasi peradangan kornea penting untuk membedakan apakah tanda

yang kita temukan merupakan proses yang masih aktif atau merupakan kerusakan dari

struktur kornea hasil dari proses di /aktu yang lampau. Sejumlah tanda dan pemeriksaan

sangat membantu dalam mendiagnosis dan menentukan penyebab dari suatu peradangan

kornea seperti1 pemeriksaan sensasi kornea, lokasi dan morfologi kelainan, pe/arnaan

dengan fluoresin, neovaskularisasi, derajat defek pada epithel, lokasi dari infiltrat pada

kornea, edema kornea, keratik presipitat, dan keadaan di bilik mata depan. anda-tanda

yang ditemukan ini juga berguna dalam menga/asi perkembangan penyakit dan respon

terhadap pengobatan.

Sangat penting untuk melaksanakan penegakan diagnosis morfologis pada pasien

yang di$urigai dengan lesi kornea. 2etak lesi di kornea dapat diperkirakan dengan melihat

tanda 8 tanda yang terdapat pada kornea. ada keratitis epithelial, perubahan epitel bervariasi

se$ara luas mulai dari edema ringan dan vakuolasi hingga erosi, pembentukan filament

maupun keratinisasi partial. ada keratitis stromal, respon struma kornea dapat berupa

infiltrasi sel radang, edema yang bermanifestasi kepada edema kornea yang a/alnya bermula

'0

Page 13: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 13/26

dari stroma lalu ke epitel kornea. emeriksaan fisik pada keluhan yang mengarahkan

ke$urigaan kepada keratitis dilakukan melalui inspeksi dengan pen$ahayaan adekuat. 2arutan

flouresent dapat menggambarkan lesi epitel superfisial yang mungkin tidak dapat terlihat

dengan inspeksi biasa. emeriksaan biomikroskop (slit lamp) esensial dalam pemeriksaan

kornea, apabila tidak terdapat alat tersebut dapat digunakan sebuah loup dan iluminasi yang

terang. emeriksaan harus melihat jalannya refleksi $ahaya sementara memindahkan $ahaya

dengan hati 8 hati ke seluruh kornea. Dengan $ara ini area yang kasar sebagai indikasi dari

defek kornea dapat terlihat. *erikut ini merupakan jenis keratitis dan bentuknya1

 Co. Aenis keratitis *entuk keratitis

'. Keratitis stafilokok rosi ke$il-ke$il terputus fluores$in6 terutama

sepertiga ba/ah kornea

0. Keratitis herpeti$ Khas dendritik (kadang-kadang bulat atau

lonjong) dengan edema dan degenerasi

3. Keratitis vari$ella-

+oster 

2ebih difus dari lesi >SK6 kadang-kadang

linear (pseudosendrit)

4. Keratitis adenovirus rosi ke$il-ke$il terpulas fluore$ein6 difus

namun paling men$olok di daerah pupil

. Keratitis sindrom

Sjorgen

pitel rusak dan erosi ke$il-ke$il, pleomorfik,

terpulas fluores$ein6 filament epithelial dan

mukosa khas6 terutama belahan ba/ah kornea

. Keratitis terpapar

akibat lagoftalmus atau

eksoftalmus

rosi ke$il-ke$il tidak teratur, terpulas

fluores$ein6 terutama di belahan ba/ah

kornea

. Keratokonjungtuvitis

vernal

2esi mirip-sinsisium, yang keruh dan

 berber$ak-ber$ak kelabu, paling men$olok di

daerah pupil atas. Kadang-kadang membentuk 

 ber$ak epithelium opak 

=. Keratitis trofik-sekuele

>S, >G dan destruksi

ganglion gaseri

dema epitel berber$ak-ber$ak6 difus namun

terutama di fissure palpebrae, pukul !-3

!. Keratitis karena obat-

terutama antibiotika

spe$trum luas

rosi ke$il-ke$il terpulas fluores$ein dengan

edema seluler berbintik-bintik6 lingkaran

epitel

'3

Page 14: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 14/26

'". Keratitis superfi$ial

 pun$tata (SK)

@o$us sel-sel epithelial sembab, bulat atau

lonjong6 menimbul bila penyakit aktif 

''. Keratokonjungtivitis

limbi$ superior 

rosi ke$il-ke$il terpulas fluores$ein di

sepertiga atas kornea6 filament selamaeksaserbasi6 hiperemi bulbar, limbus

 berkeratin menebal, mikropanus

'0. Keratitis rubeola,

rubella dan parotitis

epidemika

2esi tipe virus seperti pada SK6 di daerah

 pupil

'3. ra$homa rosi epitel ke$il-ke$il terpulas fluores$ein

 pada sepertiga atas kornea

'4. Keratitis defisiensi

vitamin :

Kekeruhan berbintik kelabu sel-sel epitel

akibat keratinisasi partial6 berhubungan

dengan bintik-bintik bitot

". PEMERIKSAAN PENUN4ANG

emeriksaan laboratorium dengan melakukan kultur dari flora kornea dilakukan

selama terjadi inflamasi aktif dapat membantu dalam penelitian selanjutnya akan tetapi hal

tersebut tidak begitu signifikan dalam penegakan diagnosis dan penatalaksana penyakit

keratitis pungtata superfisial. emeriksaan pen$itraan dengan menggunakan fotografi slit

lamp untuk mendokumentasikan inflamasi aktif dan periode inaktivitas dapat dilakukan tapi

hal tersebut juga tidak begitu penting dalam penegakan diagnosis maupun penanganan

 penyakit.

". PENATALAKSANAAN

ujuan penatalaksanaan keratitis adalah mengeradikasi penyebab keratitis, menekan

reaksi peradangan sehingga tidak memperberat destruksi pada kornea, memper$epat

 penyembuhan defek epitel, mengatasi komplikasi, serta memperbaiki ketajaman penglihatan.

:da beberapa hal yang perlu dinilai dalam mengevaluasi keadaan klinis keratitis meliputi1

rasa sakit, fotofobia, lakrimasi, rasa mengganjal, ukuran ulkus dan luasnya infiltrat.   Sebagian

 besar pakar menganjurkan melakukan debridement  sebelumnya. Debridement  epitel kornea

selain berperan untuk pengambilan spesimen diagnostik, juga untuk menghilangkan sa/ar 

epitelial sehingga obat lebih mudah menembus. Dalam hal ini juga untuk 

'4

Page 15: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 15/26

mengurangi subepithelial "ghost" opacity  yang sering mengikuti keratitis dendritik.

Diharapkan debridement  juga mampu mengurangi kandungan virus epithelial jika

 penyebabnya virus, konsekuensinya reaksi radang akan $epat berkurang.

enatalaksanaan pada ketratitis pada prinsipnya adalah diberikan sesuai dengan

etiologi. Entuk virus dapat diberikan ido&uridine, trifluridin atau a$y$lovir. Entuk bakteri

gram positif pilihan pertama adalah $afa+olin, penisilin atau van$omisin dan bakteri gram

negatif dapat diberikan tobramisin, gentamisin atau polimi&in *. emberian antibiotik juga

diindikasikan jika terdapat se$ret mukopurulen, menunjukkan adanya infeksi $ampuran

dengan bakteri. Entuk jamur pilihan terapi yaitu1 natamisin, amfoterisin atau flu$ona+ol.

Selain itu obat yang dapat membantu epitelisasi dapat diberikan. Camun selain terapi

 berdasarkan etiologi, pada keratitis ini sebaiknya juga diberikan terapi simptomatisnya agar 

dapat memberikan rasa nyaman dan mengatasi keluhan-keluhan pasien. asien dapat diberi

air mata buatan, sikloplegik dan kortikosteroid. emberian air mata buatan yang mengandung

metilselulosa dan gelatin yang dipakai sebagai pelumas oftalmik, meningkatkan viskositas,

dan memperpanjang /aktu kontak kornea dengan lingkungan luar. emberian tetes

kortikosteroid pada KS ini bertujuan untuk memper$epat penyembuhan dan men$egah

terbentuknya jaringan parut pada kornea, dan juga menghilangkan keluhan subjektif seperti

fotobia namun pada umumnya pada pemberian steroid dapat menyebabkan kekambuhan

karena steroid juga dapat memperpanjang infeksi dari virus jika memang etiologi dari

keratitis tersebut adalah virus.

 Camun pemberian kortikosteroid topikal pada keratitis ini harus terus dia/asi dan

terkontrol karena pemakaian kortikosteroid untuk /aktu lama dapat memperpanjang

 perjalanan penyakit hingga bertahun-tahun dan berakibat timbulnya katarak dan glaukoma

terinduksi steroid, menambah kemungkinan infeksi jamur, menambah berat radang akibat

infeksi bakteri juga steroid ini dapat menyembunyikan gejala penyakit lain. enggunaan

kortikosteroid pada keratitis menurut beberapa jurnal dapat dipertimbangkan untuk diganti

dengan CS:5D. Dari penelitian-penelitian tersebut telah menunjukan bah/a CS:5D dapat

mengurangi keluhan subjektif pasien dan juga mengatasi peradangannya seperti halnya

kortikostroid namun lebih aman dari steroid itu sendiri karena tidak akan menyebabkan

katarak ataupun glaukoma yang terinduksi steroid.

2ensa kontak sebagai terapi telah dipakai untuk mengendalikan gejala, supaya dapat

melindungi lapisan kornea pada /aktu kornea bergesekan dengan palpebra, khususnya padakasus yang mengganggu. emberian siklopegik mengakibatkan lumpuhnya otot sfingter iris

'

Page 16: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 16/26

sehingga terjadi dilatasi pupil dan mengakibatkan paralisis otot siliar sehingga melemahkan

akomodasi. erdapat beberapa obat sikloplegia yaitu atropin, homatropin, dan tropikamida.

 Camun atropin (",#-0#) merupakan sikloplegik yang sangat kuat dan juga bersifat

midriatik sehingga biasanya tidak dijadikan pilihan terapi pada keratitis tertentu misalnya

KS. fek maksimal atropin di$apai setelah 3"-4" menit dan bila telah terjadi kelumpuhan

otot akomodasi maka akan normal kembali dalam 0 minggu setelah obat dihentikan. :tropin

 juga memberikan efek samping nadi $epat, demam, merah, dan mulut kering. >omatropin

(0#-#) efeknya hilang lebih $epat dibanding dengan atropin, efek maksimal di$apai dalam

0"-!" menit dan akomodasi normal kembali setelah 04 jam hingga 3 hari. Sedangkan

trokamida (",#-'#) memberikan efek setelah '-0" menit, dengan efek maksimal di$apai

setelah 0"-3" menit dan hilang setelah 3- jam. Hbat ini sering dipakai untuk melebarkan

 pupil pada pemeriksaan fundus okuli.

ada keratitis yang telah mengalami penipisan stroma dapat ditambahkan lem

cyanoacrylate untuk menghentikan luluhnya stroma. *ila tindakan tersebut gagal, harus

dilakukan flap konjungtiva6 bahkan bila perlu dilakukan keratoplasti. @lap konjungtiva hanya

dianjurkan bila masih ada sisa stroma kornea, bila sudah terjadi des$emeto$ele flap

konjungtiva tidak perlu6 tetapi dianjurkan dengan keratoplastik lamellar.

Selain terapi medikamentosa sebaiknya diberikan pula edukasi pada pasien keratitis.

asien diberikan pengertian bah/a penyakit ini dapat berlangsung kronik dan juga dapat

terjadi kekambuhan. asien juga sebaiknya dianjurkan agar tidak terlalu sering terpapar sinar 

matahari ataupun debu karena keratitis ini dapat juga terjadi pada konjungtivitis vernal yang

 biasanya ter$etus karena paparan sinar matahari, udara panas, dan debu, terutama jika pasien

tersebut memang telah memiliki ri/ayat atopi sebelumnya. asien pun harus dilarang

mengu$ek matanya karena dapat memperberat lesi yang telah ada.ada keratitis dengan

etiologi bakteri, virus, maupun jamur sebaiknya kita menyarankan pasien untuk men$egah

transmisi penyakitnya dengan menjaga kebersihan diri dengan men$u$i tangan,

membersihkan lap atau handuk, sapu tangan, dan tissue.

".3 KOMPLIKASI 5 PROGNOSIS

*ila peradangan hanya di permukaan saja, dengan pengobatan yang baik dapat

sembuh tanpa jaringan parut, *ila peradangan dalam, penyembuhan berakhir dengan

 pembentukan jaringan parut yang dapat berupa nebula, makula, leukoma, leukoma adherens

dan stafiloma kornea.

'

Page 17: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 17/26

 Cebula 1 bentuk parut kornea berupa kekeruhan yang sangat tipis dan hanya

dapat dilihat dengan menggunakan ka$a pembesar atau menggunakan slit lamp.

%akula 1 parut yang lebih tebal berupa kekeruhan padat yang dapat dilihat

tanpa menggunakan ka$a pembesar.

2eukoma 1 kekeruhan seluruh ketebalan kornea yang mudah sekali terlihat dari

 jarak yang agak jauh sekalipun.

2eukoma adherens 1 keadaan dimana selain adanya kekeruhan seluruh ketebalan kornea,

terdapat penempelan iris pada bagian belakang kornea (sinekia

anterior).

Stafiloma kornea 1 bila seluruh permukaan kornea mengalami ulkus disertai perforasi,

maka pada penyembuhan akan terjadi penonjolan keluar parut kornea yang

disertai dengan sinekia anterior.

*ila ulkusnya lebih dalam dapat terjadi perforasi. :danya perforasi dapat

membahayakan mata, oleh karena timbulnya hubungan langsung dari bagian dalam mata

dengan dunia luar, sehingga kuman dapat masuk ke dalam mata dan menyebabkan

endoftalmitis atau panoftalmitis. Dengan adanya perforasi, iris dapat menonjol keluar melalui perforasi dan terjadi prolaps iris. Saat terjadi perforasi, tekanan intraokular menurun.

'

Page 18: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 18/26

*agan '1 erjalanan enyakit Keratitis

'=

Page 19: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 19/26

BAB I

KESIMPULAN

Keratitis adalah peradangan pada kornea yang ditandai dengan adanya infiltrat di

lapisan kornea. Keratitis dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasinya, yaitu superfisial,

interstisial dan profunda. Keratitis superfisial adalah radang kornea yang mengenai lapisan

epitel dan membran bo/man. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun de/asa.

Keratitis dapat memberikan gejala mata merah, rasa silau, epifora, nyeri, kelilipan, dan

 penglihatan menjadi sedikit kabur.

Setiap etiologi menunjukan gejala yang berbeda 8 beda tergantung dari jenis pathogen

dan lapisan kornea yang terkena. Diagnosis keratitis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan

lampu $elah. Dengan pemeriksaan lampu $elah, penatalaksanaan keratitis dapat dilakukan

dengan tepat dan sesuai dengan etiologi penyebabnya.

rognosis pada setiap kasus tergantung pada beberapa faktor, termasuk luasnya dan

kedalaman lapisan kornea yang terlibat, ada atau tidak nya perluasan ke jaringan orbita lain,

status kesehatan pasien ($ontohnya immunocompromised ), virulensi patogen, ada atau

tidaknya vaskularisasi dan deposit kolagen pada jaringan tersebut, /aktu penegakkan

diagnosis klinis yang dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang lainnya seperti

kultur pathogen, dan diagnosis serta pengobatan yang diberikan.

'!

Page 20: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 20/26

GAMBAR 

%y$oba$terial Keratitis

0"

Page 21: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 21/26

*a$terial Keratitis

pitel >erpes Simple& Keratitis

>erpes Simple& Keratitis

Keratitis @ungi

0'

Page 22: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 22/26

seudomonas Keratitis

Keratitis seudomonas Sentralis dengan >ipopion

Keratitis ungtata Superfi$ial

00

Page 23: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 23/26

Keratitis Supuratif 

Keratitis Con Supuratif 

@ilamentary Keratitis

03

Page 24: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 24/26

5ntersisial Keratitis

Keratitis Dendiformis

Keratitis Elseratif erifer 

04

Page 25: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 25/26

Keratitis %arginal

Keratitis @likten

Keratitis Sklerotikans

0

Page 26: Keratitis Final

7/23/2019 Keratitis Final

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-final 26/26

Keratitis onore

DA!TAR PUSTAKA

'. 5lyas S. 5lmu enyakit %ata. disi Kelima. *alai enerbit @KE5 Aakarta.0"'4.

0. 5lyas S. 5lmu enyakita %ata. disi Kedua. *alai enerbit B7 Sagung Seto. 0""0.

3. aul F., Aohn .9. Bornea.7aughan I :sburyJs eneral Hphthalmology Si&teenth

dition. Enited States Hf :meri$a. 0""4. hal '0!-'3

4. *ru$e A, Bhris B, :nthony *. 2e$tures Cotes Hftalmologi disi Kesembilan.

*la$k/ell S$ien$e. 0""3.

. Khurana :.K. Bomphrehensive Hphtalmology @ourth dition. Ce/ Delhi. 0"". hal

=! 8 '"".

. Sher/ood 2. ye17ision.>uman hysiology.Si&th dition. >al '!"-0"=. homson

>igher du$ation. Enited States od :meri$a.0""

7. @ernando >. *a$terial Keratitis. Diunduh pada 0 :pril 0"'3. ersedia dari 1

http1emedi$ine.meds$ape.$omarti$le''!4"0=-overvie/