kerangka laporan.docx

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abu adalah zat organic sisa hasil pembakaran suatu bahan organic. Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macan bahan dan cara pengabuanya. Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu garam organic dan garam anorganik. Yang termasuk dalam garam organic misalnya garam-garam asam mallat, oksalat, asetat, pektat. Sedngkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat. Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral berbentuk sebagai senyawaan komplek yang bersifat organis. Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalambentuk aslinya sangatlah sulit,oleh karena itu biasanya dilakukan dengan menentukan sisa-sisa pembakaran garam mineral tersebut,yang dikenal dengan pengabuan. (sudarmadji.2003). Penentuan kadar abu adalah mengoksidasikan senyawa organik pada suhu yang tinggi,yaitu sekitar 500-600°C dan melakukan penimbangan zat yang tinggal setelah 1

Upload: tikanyutt

Post on 07-Aug-2015

44 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA LAPORAN.docx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abu adalah zat organic sisa hasil pembakaran suatu bahan organic.

Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macan bahan dan cara

pengabuanya.

Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang

terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua

macam garam yaitu garam organic dan garam anorganik. Yang termasuk dalam

garam organic misalnya garam-garam asam mallat, oksalat, asetat, pektat.

Sedngkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat,

klorida, sulfat, nitrat. Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral

berbentuk sebagai senyawaan komplek yang bersifat organis. Apabila akan

ditentukan jumlah mineralnya dalambentuk aslinya sangatlah sulit,oleh karena itu

biasanya dilakukan dengan menentukan sisa-sisa pembakaran garam mineral

tersebut,yang dikenal dengan pengabuan.(sudarmadji.2003).

Penentuan kadar abu adalah mengoksidasikan senyawa organik pada suhu

yang tinggi,yaitu sekitar 500-600°C dan melakukan penimbangan zat yang tinggal

setelah proses pembakaran tersebut. Lama pengabuan tiap bahan berbeda–beda

dan berkisar antara 2-8 jam. Pengabuan dilakukan pada alat pengabuan yaitu

tanur yang dapat diatur suhunya. Pengabuan diangap selesai apa bila diperoleh

sisa pembakaran yang umumnya bewarna putih abu-abu dan beratnya konstan

dengan selang waktu 30 menit. Penimbangan terhadap bahan dilakukan dalam

keadan dingin,untuk itu krus yang berisi abu diambil dari dalam tanur harus lebih

dahulu dimasukan ke dalam oven bersuhu 105°C agar suhunya turun

menyesuaikan degan suhu didalam oven,barulah dimasukkan kedalam desikator

sampai dingin,barulah abunya dapat ditimbang hingga hasil timbangannya

konstan.( Anonim.2010 ).

1

Page 2: KERANGKA LAPORAN.docx

1.2 Tujuan Percobaan

a. Dapat mengetahui pengertian abu dan mineral;

b. Dapat memahami klasifikasi mineral;

c. Dapat mengetahui sumber dan fungsi mineral;

d. Untuk mengetahui adanya mineral dalam suatu sample

e. Menentukan uji penentuan kadar abu dan mineral dengan metode penentuan

kadar abu.

2

Page 3: KERANGKA LAPORAN.docx

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mineral adalah merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan

penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan,

organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, Fosfor, dan

magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah

merah, dan iodium dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral berperan

dalam berbagai tahap metabolism, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas

enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral didalam cairan tubuh diperlukan

untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-

basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting membrane sel dan

pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. (Sunita Almatsier,

2003. hal 228)

Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organic

dan air. Sisanya terdiri dari unsure-unsur mineral. Unsur mineral juga dikenal

sebagau zat organic atau kadar abu. Dalam proses pembakaran, bahan-bahan

organic terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah disebut abu.

Meskipun banyak dari elemen-elemen mineral telah jelas diketahui fungsinya

pada makanan ternak, belum banyak penelitian sejenis dilakukan pada manusia.

Karena itu peranan berbagai unsure mineral bagi manusia masih belum

sepenuhnya diketahui. (F.G. Winarno, 2004. hal 150)

Sampai sekarang telah diketahui ada empat belas unsure mineral yang berbeda

jenisnya diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang

baik. Yang telah pasti adalah natrium, klor, kalsium, fosfor, magnesium dan

belerang. Unsure-unsur ini terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang cukup besar

dan karenanya disebut unsure mineral unsure makro atau mineral makro.

Sedangkan unsure mineral lain seperti besi, iodium, mangan, tembaga, zink,

kobalt, dan flour hanya terdapat dalam tubuh manusia dalam jumlah yang kecil

3

Page 4: KERANGKA LAPORAN.docx

saja, karena itu disebut trace element atau mineral makro. Tiga element lainnya

yaitu alumunium , boron, dan vanadium telah ditemukan dalam jaringan tubuh

hewan, tetapi belum tuntas benar pendapat para ilmuwan apakah elemen-elemen

tersebut benar-benar mempunyai fungsi khusus dalam tubuh manusia. (F.G.

Winarno, 2004. hal 150)

Dalam tubuh, mineral-mineral ada yang bergabung dengan zat organic,

adapula yang terbentuk ion-ion bebas. Didalam tubuh unsur mineral berfungsi

sebagai zat pembangun dan pengatur. (F.G. Winarno, 2004. hal 150)

Meskipun banyak mineral yang terlibat dalam reaksi biologis dan proses

biologis dan proses fisiologis, berbagai penelitian hanya dilakukan pada mineral

yang terdapat dalam jumlah yang dapat diukur. (F.G. Winarno, 2004. hal 158)

Mineral mikro atau trace element atau minor element merupakan istilah yang

digunakan bagi sisa mineral yang secara tetap terdapat dalam system biologis.

(F.G. Winarno, 2004. hal 158)

Kira- kira 6 % tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Mineral yang

dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Tanaman sumber pangan

menyerap mineral yang diperlukan dan menyimpannya dalm struktur tanaman.

Hewan sebagai konsumen tingkat pertama menggunakan dan menyimpan mineral

dalam tubuhnya. Sebagai konsumen tingkat akhir, manusia memperoleh bahan

anorganik dan bersifat esensial. Jika mineral tidak habis digunakan oleh manusia

maka akan dikeluarkan oleh tubuh dan dikembalikan pada tanah. (Ari Yuniastuti,

2008. hal 61)

Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan,

yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan mineral yang

jumlahnya relatif tinggi (>0,05 % dari berat badan) didalam jaringan tubuh.

Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat <0,05 % dri

berat badan. Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur,

4

Page 5: KERANGKA LAPORAN.docx

natrium, klor, magnesium. Unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng,

selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon,

vanadium, nikel, arsen, dan flour. (Ari Yuniastuti, 2008. hal 62)

Mineral digolongkan kedalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral

makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100

mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.

Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. hingga saat ini

dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esenstral. Jumlah itu setiap

waktu bias bertambah. (Sunita Almatsier, 2003. hal 228)

Mineral Makro

Yang termasuk mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium,

kalsium, fosfor, magnesium dan sulfur. (Sunita Almatsier, 2003. hal 229)

Mineral Mikro

Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil didalam tubuh, namun

mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan , dan reproduksi.

Kandungan mineral mikro bahan makanan sangat bergantung pada

konsentrasi mineral mikro tanah asal bahan makanan tersebut. (Sunita

Almatsier, 2003. hal 249)

Makro elemen berfungsi sebagai bagian dari zat yang aktif dalam

metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Ada pula

yang memegang fungsinya didalam cairan tubuh, baik intraseluler maupun

ekstraseluler. K, Na, S dan Cl terutama berfungsi dalam keseimbangan cairan dan

elektrolit, sedangkan Ca, Mg dan P terutama terdapat sebagai bagian penting dari

struktur sel dan jaringan. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000.

hal 167)

Mikro elemen pada umumnya berfungsi berhubungan dengan enzim, bahkan

Jodium merupakan bagian dari struktur suatu hormon. Sejumlah besar enzim

5

Page 6: KERANGKA LAPORAN.docx

memerlukan mikro elemen dan trace elemen untuk dapat berfungsi secara

maksimal. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 168)

Beberapa elemen bekerjasama erat sekali dalam melaksanakan fungsinya,

sehingga dalam membicarakan elemen-elemen tersebut harus di lakukan

sekaligus, misalnya Na dan K, Ca dan P. Fungsi Na erat sekali dengan tekanana

osmosa cairan tubuh, sehingga pada pembicaraan metabolisme air, elemen Na

harus pula di bicarakan bersama. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc.,

2000. hal 168)

Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut :

1. Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaan

mineral pembentuk asam (klorin, fosfor, belerang) dan mineral

pembentuk basa (kapur, besi, magnesium, kalium dan natrium)

2. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat,

lemak dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh.

3. Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam

vitamin B12; Ca dan P untuk pembentukan tulang dan gigi) dan enzim

tubuh (Fe terlibat dalam aktivitas enzim katalase dan sitikrom).

4. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh ( klorin, kalium,

natrium)

5. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (Kalsium,

kalium< natrium)

6. Sebagai bagian cairan usus ( kalsium, magnesium, kalium dan

natrium)

7. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan

jaringan tubuh lainnya (kalsium, fosfor, flourin)

(Ari Yuniastuti, 2008. hal 61)

6

Page 7: KERANGKA LAPORAN.docx

Sumber dan fungsi mineral makro

1. Kalsium. Sumber pangannya antara lain susu, lobak cina, kagkung, tiram,

udang, salem, dan kijing. Berfungsi sebagai unsur utama tulang dan gigi.

Penting untuk kontraksi otot, irama jantung normal dan kepekaan saraf. Juga

sebagai unsur mineral terbanyak dalam tubuh.

2. Fosfor. Terdapat dalam Susu, keju, kuning telur, daging ikan, unggas, kacang-

kacangan. Berfungsi sebagai unsur utama tulang dan gigi. Selain itu

metabolisme lemak dan karbohidrat dan pertukaran energi melalui reaksi

oksidatif berhubungan dengan fosforilisasi.

3. Kalium dan Natrium. Sumber pangannya adalah daging, ikan, unggas, tepung,

buah-buahan dan sayuran, garam dapur, susu dan telur. Berfungsi sebagai

faktor utama dalam mempertahankan keseimbangan cairan intrasel. Juga

mempengaruhi irama jantung, dan berperan dalam pengaturan kepekaan saraf

dan otot.

4. Khlor. Bersumber dari garam dapur, daging, susu dan telur. Berfungsi sebagai

unsur getah lambung, keseimbangan asam basa, membantu bersama – sama

dengan Na dan Kmembantu mempertahankan kadar air tubuh normal.

5. Sulfur. Bersumber dari susu, telur, daging, keju, dan kacang-kacangan.

Berfungsi untuk pembentukan asam amino sistein dan metionin. Juga sebagai

pembentuk protein rambut, terdapat juga dalam insulin dan glutation.

6. Magnesium. Terdapat dalam tepung gandum, kakao, kacang-kacangan,

daging, makanan dari laut (seafood) dan susu. Berfungsi sebagai unsur tulang

dan gigi dan banyak jaringan lainnya, selain itu dapat mempengaruhi

kepekaan otot dan saraf.

(Ari Yuniastuti, 2008. hal 63)

Sumber Mineral

Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium

yang lebih banyak. Terdapat didalam makanan nabati. Hewan memperoleh

mineral dari tumbuh-tumbuhan dan menumpuknya didalam jaringan

7

Page 8: KERANGKA LAPORAN.docx

tubuhnya. Disamping itu, mineral berasal dari makanan nabati. Makanan

hewani mengandung lebih sedikit bahan –pengikat-mineral daripada makanan

nabati. (Sunita Almatsier, 2003. hal 229)

Sekitar 4% dari tubuh kita terdiri dari mineral, yang dalam analisa bahan

makanan tertinggal sebagai kadar abu, yaitu sisa yang tertinggal bila suatu sampel

bahan makanan dibakar sempurna di dalam suatu tungku (muffle furnace). Kadar

abu ini menggambarkan banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang

dapat menguap. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 167)

Kita beda bedakan 2 kelompok besar mineral (unsure,elemen) yang terdapat

pada analisa pada tubuh kita, berdasarkan kwantumnya, ialah :

1. Makro elemen, yang terdapat dalam kwantum yang relative besar, seperti

K, Na, Ca, Mg dan P, S serta Cl.

2. Mikro elemen, yang terdapat dalam kwantum yang relatif sedikit. Mikro

elemen dapat di kelompokan lagi menurut kegunaannya di dalam tubuh :

a. Mikro elemen esensial, yaitu yang betul-betul di perlukan oleh

tubuh, jadi harus ada, seperti Fe, Cu, Co, Se, Zn dan J, serta F.

b. Mikro elemen yang mungkin esensial, belum pasti betul di

perlukan atau tidak di dalam struktur atau fisiologi tubuh, seperti

Cr, Mo.

c. Mikro elemen yang tidak di perlukan, atau non-esensial. Jenis ini

terdapat di dalam tubuh karena tidak sengaja terbawa bersama

bahan makanan, jadi sebagai kontaminan (pencemar). Termasuk ke

dalam kelompok ini ialah Al, As, Ba, Bo, Pb, Cd, Ni, Sr, Si, Va

dan Br.

3. Ada tiga kelompok yang di sebut trace elements, yang sebenarnya sudah

termasuk kelompok mikro elemen, tetapi di perlukan dalam kwantum

yang lebih kecil lagi. Ke dalam kelas ini termasuk Co, Cu dan Zn.

(Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 167)

8

Page 9: KERANGKA LAPORAN.docx

A.Zat Kapur (Ca) dan Phospor (P)

Fungsi dan metabolisme Zat Kapur (Ca) dan Phosphor (P) sangat erat saling

berhubungan, sehingga akan di bicarakan bersama sekaligus. Sebagian besar

kedua unsur ini terdapat sebagai garam Calsium-Phosphat di dalam jaringan keras

tubuh, ialah tulang dan gigi gerigi, memberikan sifat keras kepada kedua jenis

jaringan tersebut. Dari 1200 gram Ca yang terdapat di dalam tubuh, sekitar 90%

terdapat di dalam jaringan keras (tulang dan gigi), sedangkan jaringan lunak

hanya mengandung sebanyak 10%. Dalam hal mineral Phosphor, 80% terdapat di

dalam jaringan keras, dan 20% di dalam jaringan lunak, terutama sebagai gugusan

asam phosphat. Kadar P di dalam tubuh sekitar 8% berat badan. (Prof. DR.

Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 167)

B. Natrium (Sodium, Na) dan Kalium (Potassium, K)

Na dan K sangat erat hubungannya dalam memenuhi fungsinya di dalam

tubuh, sehingga akan di bicarakan bersama. Kedua elemen ini terutama berfungsi

di dalam keseimbangan air dan elektrolit (asam-basa) di dalam sel maupun di

dalam cairan ekstraseluler, termasuk plasma darah. Na terutama terdapat di dalam

cairan ekstraseluler, sedangkan K di dalam cairan intraseluler. (Prof. DR. Achmad

Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 170)

C. Zat Belerang (Sulfur, S)

Zat belerang merupakan komponen dari beberapa jenis zat gizi yang esensial,

seperti asam amino dan vitamin B1. Unsur ini di dalam tubuh merupakan bagian

dari molekul organik dan terdapat di dalam kondisi tereduksi (SH atau S), dan

tidak dalam bentuk teroksidasi sebagai sulfat. (Prof. DR. Achmad Djaeni

Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 175)

9

Page 10: KERANGKA LAPORAN.docx

D. Zar Flour (F)

Zat Flour (F) juga merupakan zat gizi mineral yang di perlukan oleh tubuh.

Zat ini terdapat sebagai komponen dari jaringan keras tulang dan gigi. Terutama

gigi memerlukan zat flour ini bagi kesehatannya, melindungi dentin dan email

dari serangan caries dentis. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000.

hal 175)

E. Zat Jodium (J)

Zat Jodium juga merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena merupakan

komponen dari hormon THYROXIN. Terdapat dua ikatan organic yang

menunjukan bioaktifitas hormon ini, ialah Trijodotyronin T3 dan

Tetrajodotyronin T4 yang terakhir ini di sebut juga Thyroxin. (Prof. DR. Achmad

Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 179)

F. Zat Chlor (Cholorium, Cl)

Zat chlor sendiri berbentuk gas berwarna biru kehijauan dan bersifat racun

keras. Chlor selalu di konsumsi dalam bentuk garam dapur (NaCl). Zat mineral

ini belum pernah di laporkan memberikan gejala-gejala defisiensi. Zat Chlor

tersedia di dalam bahan makanan secara mencukupi dan kebutuhannya bagi tubuh

manusia tidak di ketahui. Ion Cl dapat menembus membran sel dengan leluasa,

dan keluar masuk membran sel secara pasif, mendampingi Ion K+¿ ¿ maupun Na+¿¿

. Dalam bentuk HCl, zat Chlor di ekskresikan di dalam lambung dan berfungsi

membantu dalam pencernaan protein oleh pepsin. Bila orang banyak menderita

muntah-muntah, akan banyak terbuang air yang mengandung HCl. Mungkin

terjadi dehydrasi dengan alkalosis, karena badan banyak kehilangan asam HCl.

(Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 179)

10

Page 11: KERANGKA LAPORAN.docx

G. Zat Besi (Ferrum, Fe)

Zat besi (Fe) merupakan microelement yang esensial bagi tubuh. Zat ini

terutama banyak diperlukan dalam hemopoesis (Hb). Di samping itu berbagai

jenis enzim memerlukan Fe sebagai factor penggiat. (Prof. DR. Achmad Djaeni

Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 179)

H. Zat Tembaga (Cuprum, Cu)

Zat Tembaga termasuk trace elemen (Cu) yang esensial bagi tubuh dan

merupakan komponen dari beberapa jenis enzim dalam sistem erythropoetik,

pembentukan tulang dan reaksi redoks. Metabolisme Fe membutuhkan pula trace

elemen Cu. Namun demikian, tempat di jalur metabolisme di mana Cu berperan

belum di ketahui dengan pasti. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc.,

2000. hal 181)

I.Zat Cobalt (Co)

Zat Cobalt (Co) merupakan trace elemen yang juga esensial untuk tubuh,

karena merupakan komponen dari struktur vitamin B12. Meskipun demikian,

metabolisme Cobalt tidak terjadi di dalam jaringan tubuh kita, karena vitamin

B12 tidak dapat di sintesa olehnya, tetapi dapat di sintesa oleh microflora usus.

Cobalt yang di konsumsi masih dapat bermanfaat bagi sintesa vitamin ini oleh

microflora dan tersedia untuk di pergunakan oleh tubuh manusia. (Prof. DR.

Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 182)

J. Magnesium (Mg)

Zat magnesium (Mg) merupakan unsur esensial bagi tubuh dan tubuh kita

mengandung unsur ini sebanyak 25 gram. Pada binatang percobaan fungsi Mg

telah banyak di pelajari dan di ketahui banyak jenis enzim memerlukan unsur ini

untuk melakukan fungsinya. Namun demikian fungsi Mg di dalam tubuh manusia

11

Page 12: KERANGKA LAPORAN.docx

belum banyak di pelajari dan di ketahui. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama,

M.Sc., 2000. hal 183)

K. Molybdenium (Mo)

Analisa bahan makanan nabati maupun khewani yang di teliti memperlihatkan

bahwa unsur Molybdenium (Mo) selalu terdapat, meskipun dalam kwantum yang

sangat kecil. Kemudian di temukan pula bahwa unsur Mo di perlukan bagi fungsi

berbagai enzim, baik didalam jaringan tumbuhan maupun hewan serta

mikroorganisme. Emzim-enzim yang telah dibuktikan memerlukan Ion Mg bagi

kegiatan fumgsinya ialah : Nitro oksidase, Xanthine oksidase, Aldehyda oksidase

dan Hydrogenase. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 183)

L. Zat Seng (Zincum, Zn)

Elemen seng (Zn) merupakan trace element yang esensial bagi tubuh.

Beberapa jenis enzim memerlukan zn bagi fungsinya dan bahkan ada enzim yang

mengandung Zn dalam struktur molekulnya, diantaranya Carbonic anhydrase dan

Phosphatase alkalis. Namun demikian, gejala-gejala dan kasus defisiensi Zn pada

manusia belum pernah dilaporkan. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama,

M.Sc., 2000. hal 184)

M. Selenium (Se)

Unsur Selenium (Se) juga merupakan trace element yang esensial bagi tubuh

manusia. Terdapat interelasi antara metabolisme dan fungsi Se dengan vitamin E.

Selenium merupakan bagian dari zat aktif yang dapat menghindarkan nekrosis

hati, jantung, otot dan ginjal pada binatang percobaan. (Prof. DR. Achmad Djaeni

Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 185)

Widya Karya Gizi Nasional tahun 1998 telah menetapkan Angka Kecukupan

Rata-rata sehari untuk mineral mikro besi (Fe), seng (Zn), iodium (I), dan

selenium (Se). Di Amerika Serikat, Selain itu, diterapkan juga angka

12

Page 13: KERANGKA LAPORAN.docx

antarbatas sementara yang dianggap aman dan cukup untuk dikonsumsi bagi

mineral mikro tembaga (Cu), mangan (Mn), fluor (F), khrom (Cr), dan

molibden (Mo). Sedangkan kebutuhan manusia akan mineral mikro arsen

(As), nikel (Ni), silicon (Si), dan buron (Bo) masih dalam penelitian. (Sunita

Almatsier, 2003. hal 249)

13

Page 14: KERANGKA LAPORAN.docx

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan (sifat fisika dan kimia)

Alat :

a. Cawan Porselen

b. Neraca Analitik Digital

c. Cawan Petri

d. Tanur

e. Desikator

f. Penjepit

g. Hotplate

Bahan :

a. Kacang Tanah

Sifat Fisika :

Berupa biji-bijian

Memiliki kulit

Berwarna coklat muda

Rasanya manis

Sifat Kimia :

Mengandung banyak lemak

mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin

B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. [3]

Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari

daging, telur dan kacang soya.

mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan

Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal

14

Page 15: KERANGKA LAPORAN.docx

mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan

level trigliserida

(Jamaluddin Awal, 2011)

3.2 Prosedur Percobaan (Diagram Alir)

- dinginkan cawan porselen dalam desikator

- timbang berat cawan sebagai (A)

- timbang 5 gram sampel sebagai (W)

- masukkan sampel kedalam cawan porselen,

kemudian bakar dengan hotplate hingga

tidak berasap

- proses pengabuan masukkan kedalam tanur

dengan suhu 550oC selama 4 jam

- dinginkan dalam desikator

- timbang berat abu sebagai (X)

3.3 Fungsi Bahan

a. Kacang tanah

Sebagai sampel yang diuji kadar abu dan mineral.

15

Pemanasan cawan porselen dengan suhu 550oC selama 10 menit.

Tanur

Hasil

Page 16: KERANGKA LAPORAN.docx

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

No Perlakuan Hasil Keterangan

1. Pemanasan cawan porselen dengan

suhu 550oC selama 10 menit didalam

tanur. dinginkan cawan porselen

dalam desikator kemudian timbang

berat cawan sebagai (A). timbang 5

gram sampel sebagai (W) lalu

masukkan sampel kedalam cawan

porselen, kemudian bakar dengan

hotplate hingga tidak berasap.

Terkhir proses pengabuan masukkan

kedalam tanur dengan suhu 550oC

selama 4 jam kemudian dinginkan

dalam desikator, timbang berat abu

sebagai (X).

Kacang tanah yang

dipanaskan didalam tanur

berubah menjadi abu,

warnanya abu keputihan.

(+)

4.2 Perhitungan

kadar abu=( X−A )

Wx100 %

kadar abu=(51,1631 gram−50,5446 gram )

5,2115 gramx 100 %

16

Page 17: KERANGKA LAPORAN.docx

¿ 11,87%

4.3 Pembahasan

Abu adalah zat anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu bahan

organik.Penentuan kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan.

Mineral yang terdapat dalam bahan pangan terdiri dari 2 jenis garam, yaitu garam

organik misalnya asetat, pektat, mallat, dan garam anorganik, misalnya karbonat,

fosfat,sulfat, dan nitrat. Proses untuk menentukan jumlah mineral sisa

pembakaran disebut pengabuan. Kandungan dan komposisi abu atau mineral pada

bahan tergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya.Pada praktikum kali

ini, proses pengabuan dilakukan dengan menggunakan tanur yang memanaskan

sampel pada suhu mencapai 550oC.

Sampel yang digunakan adalah bawang kacang tanah. Sampel pertama kali

ditimbang 5 gram lalu dihancurkan menggunakan mortir. Setelah itu sampel

diletakkan dalam cawan poselain yang sebelumnya telah dipanaskan dalam

tanur dan ditimbang. Kemudian sampel dimasukkan dalam tanur sampai

sampel berubah menjadi abu yang ditunjukkan dengan berubahnya warna menjadi

putihkeabu-abuan. Setelah menjadi abu, sampel ditimbang kembali lalu dihitung

kadar abunya.

Kadar abu yang diperoleh dihitung dengan rumus :

kadar abu=( X−A )

Wx100 %

kadar abu=(51,1631 gram−50,5446 gram )

5,2115 gramx 100 %

¿ 11,87%

17

Page 18: KERANGKA LAPORAN.docx

Dari hasil yang diperoleh, kacang tanah memiliki kadar abu 11, 87% dari total

keseluruhan.

BAB V KESIMPULAN

1. Abu adalah zat anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.

2. Mineral yang terdapat dalam bahan pangan terdiri dari 2 jenis garam,

yaitugaram organik dan garam anorganik.

3. Proses untuk menentukan jumlah mineral sisa pembakaran disebut pengabuan.

4. Proses pengabuan dilakukan dengan menggunakan tanur yang memanaskan

sampel pada suhu mencapai 550oC

5. Kadar abu yang diperoleh dari sampel kacang tanah adalah

18

Page 19: KERANGKA LAPORAN.docx

Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar ILMU GIZI. Penerbit PT. Gramedia Pustaka

Utama:Jakarta.

Anonim.2010.LAPORAN PENENTUAN KADAR ABU.

Awal, Jamaluddin.2011.Jurnal Penentuan Kadar HCN. Wacana Ilmu:Semanggi

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi. Penerbit Dian Rakyat:Jakarta.

Sudarmadji.dkk.2003.Prosedur Analisa Bahan Makanan Dan

Pertanian.Liberti.Yogyakarta.

Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia: Jakarta.

Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Penerbit Graha Ilmu:Yogyakarta.

19