kerangka kti

Upload: tika-tri-s

Post on 05-Jul-2015

2.991 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

1.2

Rumusan Masalah Bagaimana gambaran di wilayah kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten

Jombang ?

1.3 1.3.1

Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran di wilayah kerja Puskesmas Ploso,

Kabupaten Jombang.

1.3.21. 2.

Tujuan Khusus Mengetahui KEADAAN POJOK GIZI di wilayah kerja Puskesmas Ploso.

Mengetahui persentase pencapaian masing-masing indikator PHBS.

1.4

Manfaat Penelitian Manfaat teoritis Diharapkan mampu menjadi suatu bahan kajian untuk pengembangan ilmu pengetahuan mengenai gambaran perilaku kader kesehatan dalam menerapkan PHBS.

1.4.1

2

1.4.2 Manfaat praktis a. Karya tulis ilmiah ini diharapkan memberi sumbangan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terutama pada kader kesehatan dalam menerapkan PHBS guna menuju rumah tangga sehat.b. Karya tulis akhir ini diharapkan dapat menjadi sumber data terbaru

mengenai gambaran perilaku kader kesehatan dalam menerapkan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Ploso Kabupaten Jombang.

3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat.1 PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.1 PHBS yang baik dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan derajat kesehatan, status pola gizi dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.1 PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu yang datang ke Puskesmas maupun keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah Sakit bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang optimal. Masalah kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari akibat masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk, masih terikat eratnya masyarakat Indonesia dengan adat istiadat kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang tidak sejalan dengan

4

konsep kesehatan. Menurut pusat promosi kesehatan, PHBS dapat mencegah terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit. Dampak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang tidak baik dapat menimbulkan suatu penyakit diantaranya adalah mencret, muntaber, desentri, typus, dan DBD.7 Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu :7 1. Gerakan Pemberdayaan Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses

pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program

5

kesehatan sebagai bantuan,hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.7 2. Bina suasana Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu :7 a. Pendekatan Individu b. Pendekatan Kelompok c. Pendekatan Masyarakat Umum 3. Advokasi Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait

(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya

6

dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah.7 Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:7 a. b. c. d. e.f.

Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based Dikemas secara menarik dan jelas Sesuai dengan waktu yang tersedia

2.2

Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga Sehat Pembinaan PHBS dirumah tangga dilakukan untuk mewujudkan rumah

tangga sehat. Permasalahan yang menjadi perhatian dalam pengkajian PHBS kuantitatif pada Tatanan Rumah Tangga Sehat yang terdiri dari 10 indikator yaitu:7

7

1. Rumah tangga yang memperoleh pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. 2. Rumah tangga dengan bayi yang diberi ASI eksklusif. 3. Rumah tangga yang menimbang bayi dan balita. 4. Rumah tangga yang menggunakan air bersih. 5. Rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. 6. Rumah tangga yang menggunakan jamban sehat. 7. Rumah tangga yang memberantas jentik di rumah. 8. Rumah tangga yang makan sayur dan buah setiap hari. 9. Rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari. 10. Rumah tangga yang tidak merokok di dalam rumah.

2.3

Tujuan PHBS Tujuan umum dari PHBS adalah meningkatnya rumah tangga sehat di

desa, kabupaten/kota diseluruh Indonesia, dan tujuan khususnya untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan PHBS dimasyarakat.1

2.4

Manfaat PHBS Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat bagi rumah tangga adalah setiap

rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas kerja anggota keluarga meningkat, dan dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya

8

pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.1 Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat antara lain masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi pelayanan masalah-masalah yang ada, kesehatan, masyarakat mampu

memanfaatkan

kesehatan

masyarakat

mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (Tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.8

2.5

Sasaran PHBS Sasaran PHBS dirumah tangga yaitu pasangan usia subur, ibu hamil dan

ibu menyusui, anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak.1

2.6

Peran Kader Dalam Mewujudkan Rumah Tangga Sehat Kader kesehatan memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan

bahwa partisipasi atau peranserta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan.7 Kader kesehatan dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya.7 Kader kesehatan yaitu kader-kader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Banyak para ahli mengemukakan mengenai

9

pengertian tentang kader kesehatan antara lain: L. A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan: kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat.7 Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader: Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Jadi dapat disimpulkan pengertian kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.

Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.7 Paparan ringkas tentang beberapa macam kader yang bertugas dalam pelayanan kesehatan dijelaskan sesuai pengamatan dan pengalaman pribadi selama bertugas di puskesmas. Penjelasan singkat ini masih bisa ditambahkan serta dikoreksi sesuai dengan perkembangan program pelayanan dan fokus prioritas pelayanan setiap puskesmas.7

2.6.1

Tujuan Pembentukan Kader Kesehatan Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang

kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab. Keikut sertaan masyarakat dalam

10

meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.9 Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan ratarata tingkat desa teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi masyarakat sekelompoknya meliputi:9 a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatanterhadap diare dan pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan dan lainlain. b. Penimbangan dan penyuluhan gizi. c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS. d. Peyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upaya menamakan NKKBS. e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan, pembuatan jamban keluarga da sarana air sederhana. f. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain.Tujuan program peranserta masyarakat adalah meningkatkan peran dan

kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai; meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat; memperkuat

11

peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat. Dari segi kemasyarakatan, perilaku kesehatan tidak terlepas dari pada kebudayaan masyarakat. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi

masyarakat harus pula diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga untuk mengikut sertakan masyarakat dalam upaya pembangunan khususnya dalam bidang kesehatan, tidak akan membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif yaitu, berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan permasalahan dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.9 Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan

pembangunan dalam bidang kesehatan.9

2.6.2

Faktor Yang Mempengaruhi Kader Kesehatan Beberapa faktor yang mempengaruhi peranserta masyarakat antara lain:9

1) Manfaat kegiatan yang dilakukan. Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperanserta menjadi lebih besar.

12

2) Adanya kesempatan. Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperanserta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan. 3) Memiliki ketrampilan. Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan ketrampilan tertentu dan orang yang mempunyai ketrampilan sesuai dengan ketrampilan tersebut maka orang tertarik untuk berperanserta. 4) Rasa Memiliki. Rasa memiliki suatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikut sertakan, jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan dengan baik maka peranserta akan dapat dilestarikan. 5) Faktor tokoh masyarakat. Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh-tokoh masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula berperanserta. Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat. Untuk itu berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ploso banyak didirikan, antara lain dalam bentuk Posyandu yang berjumlah sekitar 48 buah, dengan jumlah kader sekitar 240 orang.

13

2.6.3

Wujud Peranserta Masyarakat Peranserta dapat diwujudkan dalam bentuk:9

1) Tenaga, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbangkan tenaganya, misalnya menyiapkan tempat dan peralatan dan sebagainya. 2) Materi, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbang-kan materi yang diperlukan dalam kegiatan kelompok tersebut, misalnya uang, pinjaman tempat dan sebagainya (Depkes RI, 1990).Upaya Kesehatan Kerja. Sedangkan dalam pembiayaan kesehatan, pemberdayaan masyarakat diwujudkan melalui bentuk dana sehat yang berjumlah 23.316 unit dana sehat, serta berbagai yayasan peduli dan penyandang dana kesehatan seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan Thalasemia Indonesia, serta Yayasan Ginjal Indonesia. Dalam rangka mempercepat tercapainya Indonesia Sehat 2010,

pemberdayaan masyarakat dilaksanakan pula dalam berbagai bentuk, seperti Koalisi Indonesia Sehat, Gebrak Malaria, Gerdunas TB, Gerakan Sayang Ibu, gerakan anti madat serta gerakan pita putih (Kesehatan Ibu) dan gerakan pita merah (Gerakan Nasional Penanggulangan HIV/AIDS). Sayangnya

pemberdayaan masyarakat dalam arti mengembangkan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan tentang kesehatan masih dilaksanakan secara terbatas. Kecuali itu lingkup pemberdayaan masyarakat masih dalam bentuk mobilisasi masyarakat. Sedangkan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pelayanan, advokasi kesehatan serta

14

pengawasan sosial dalam program pembangunan kesehatan belum banyak dilaksanakan. Jaringan kemitraan antara sektor pemerintahan dan swasta belum dikembangkan secara optimal. Program-program kemitraan pemerintah dan swasta (Public and private mix) masih dalam tahap perintisan. Kemitraan yang telah dibangun belum menampakkan kepekaan, kepedulian dan rasa memiliki terhadap permasalahan dan upaya kesehatan.9 Dalam Sistem Kesehatan Nasional 2004 subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga unsur utama, yakni pemberdayaan perorangan, pemberdayaan kelompok dan pemberdayaan masyarakat umum.10 1) Pemberdayaan perorangan adalah upaya meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan perorangan dalam membuat keputusan untuk memelihara kesehatan. Target minimal yang diharapkan adalah untuk diri sendiri yakni mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diteladani oleh keluarga dan masyarakat sekitar. Sedangkan target maksimal adalah berperan aktif sebagai kader kesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.2) Pemberdayaan kelompok adalah upaya meningkatkan peran, fungsi dan

kemampuan kelompokkelompok di masyarakat, termasuk swasta sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi kelompok dan di pihak lain dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa program pengabdian (to serve), memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan (to advocate) atau melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan (to watch).

15

3) Pemberdayaan masyarakat umum adalah upaya meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan masyarakat, termasuk swasta sedemikian rupa sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat dan di pihak lain dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa program pengabdian, memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan atau melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan. Penyelenggaraan subsistem pemberdayaan masyarakat mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:10 1) Pemberdayaan masyarakat berbasis pada tata nilai perorangan, keluarga dan masyarakat, sesuai dengan sosial budaya, kebutuhan dan potensi setempat. 2) Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan meningkatkan akses untuk memperoleh informasi dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan kesehatan. 3) Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pendekatan edukatif untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta kepedulian dan peran aktif dalam berbagai upaya kesehatan. 4) Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan menerapkan prinsip

kemitraan yang didasari semangat kebersamaan dan gotong royong serta terorganisasikan dalam berbagai kelompok atau kelembagaan masyarakat.

16

5) Pemerintah bersikap terbuka, bertanggungjawab dan bertanggunggugat dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat, serta berperan sebagai pendorong, pendamping, fasilitator dan pemberi bantuan (asistensi) dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang berbasis masyarakat.

2.7

Data Pemantauan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang

2.7.1

Keadaan Geografi Secara geografis, posisi Puskesmas Ploso terletak pada koridor bagian

timur wilayah Kabupaten Jombang. Puskesmas Ploso termasuk dalam Kecamatan Ploso dengan luas wilayah 60,18 km2 Jumlah Desa/Kelurahan 18 desa, 32 dusun.11 Adapun batas-batas wilayah Kerja Puskesmas Ploso adalah :a. Sebelah utara berbatasan dengan Kec. Sumobito dan Wilker Puskesmas

Gambiran b. Sebelah timur berbatasan dengan Kec. Trowulan Kab. Mojokerto c. Sebelah barat berbatasan dengan Kec. Sumobito dan Kec. Jogorotod.Seketi Sebelah selatan berbatasan dengan Kec. Mojowarno Murukan

Mojotrisno

U

S

17

Wilayah Kerja Puskesmas Ploso

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ploso11

2.7.2 Keadaan Demografi Jumlah penduduk Kecamatan Ploso berdasarkan proyeksi BPMPPD Jombang adalah Jumlah penduduk 75.863 jiwa dengan Kepadatan 22.451 jiwa/km, Desa/kelurahan 18. Kecamatan Ploso merupakan kota kecamatan terbesar kedua di Kabupaten Jombang setelah kota Jombang.11

18

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ploso adalah 42.463 jiwa, desa/kelurahan 10 yaitu : Desa Miagan, Desa Mojotrisno, Desa Tanggalrejo, Desa Dukuhdimoro, Desa Dukuhmojo, Desa Karangwinongan, Desa Kademangan, Desa Kedunglumpang, Desa Murukan dan Desa Seketi.11

Tabel 2.1. Keadaan Demografi Wilayah Kerja Puskesmas Ploso Tahun 2010

2.7.3 Sumber Daya (1). Anggaran Puskesmas Tahun 2010 menurut jenis dan sumber dana.11 Tabel 2.2. Anggaran Kesehatan menurut sumber dana di Puskesmas Ploso Tahun 2010 No 1 2 3 4 Sumber Anggaran Retribusi 50 % Kapitasi ASKES PNS JAMKESMAS JAMKESDA Penerimaan (Rp) 236.599.323 41.718.600 222.802.300 53.024.000 Pengeluaran (Rp) 236.599.323 41.718.600 141.551.750 53.024.000 % 100 100 63,5 100

19

Gambar 2.2. Diagram Batang Pendapatan PuskesmasTahun 2010

23

20

(2). Ketenagaan :11 Tabel 2.3 Data Ketenagaan Puskesmas Ploso Tahun 2010 No Ketenagaan Medis 1 a. Dokter Umum b. Dokter Gigi c. Dokter Spesialis 2 Perawat a. Perawat b. Perawat Gigi No Ketenagaan Bidan 3 a. Bidan di puskesmas b. Bidan di desa Farmasi 4 a. Asisten Apoteker b. Apoteker Kesehatan Masyarakat 5 6 7 S1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 - S2 Sanitarian Gizi Teknisi Medis a. Analis Kesehatan b. Radiografer 8 c. Teknisi Elektromedis d. Teknisi Gigi 9 e. Rekam Medik Keterapian Fisik 1 1 1 1 1 1 1 1 6 5 6 5 2 5 2 5 Tenaga PNS P Jumlah Tenaga Non PNS L P Jumlah 3 1 1 1 4 1 2 1 1 7 1 6 1 7 1 1 L Tenaga PNS P Jumlah Tenaga Non PNS L P Jumlah

L

2

2

21

a. Fisioterapi b. Akupunturis c. Terapi Okupasi Non Kesehatan a. SD b. SMP 10 c. SMA d. D1 e. D3 f. S1/ DIV JUMLAH 8 41 50 Keterangan : L = Laki-laki, P = Perempuan 17 16 22 1 3 6 11 7 14 1 1 5 1 2 1 1 1

(3)

Sarana Kesehatan Sampai Desember 2010, sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas

Ploso, adalah sebagai berikut:11 Tabel 2.4 Data Sarana Kesehatan di Puskesmas Ploso Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Uraian Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Kendaraan operasional (sepeda motor) Rumah Dinas Dokter Rumah Dinas Paramedis Pondok Bersalin Desa (Polindes) Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) BP /RB Swasta RS Swasta Posyandu Praktek dokter a. Spesialis b. Umum c. Gigi Bidan Praktek Swasta Apotik Toko Obat / jamu Jumlah 2 3 5 3 0 8 0 1 0 49 0 3 0 0 5 0

12 13 14

22

2.7.4

Penyakit Terbanyak di Puskesmas Ploso

Tabel 2.5 Penyakit Terbanyak di Rawat Jalan Puskesmas Ploso Tahun 2010 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ICD J00 I10 E14 K31 M79 M25 J44 J06 L30 H10 JENIS PENYAKIT Nasofaringitis akut Hypertensi Dm Gastritis Peny. jar.otot Peny. sendi Asma ISPA Infeksi kulit Konjungtivitis JUMLAH KASUS 2917 2197 1309 2132 762 969 564 1347 534 248 % 22.47 16.93 10.09 16.43 5.87 7.47 4.35 10.38 4.11 1.91

Tabel 2.6 Penyakit Terbanyak di Rawat Inap Puskesmas Ploso Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jenis Penyakit GEA Obs. Febris Thypoid Gangguan lambung & usus Bersalin DHF HT DM Asma ISPA Jumlah kasus 607 414 405 348 301 247 187 111 102 101 % 21 14 14 12 11 9 7 4 4 4

JUMLAH PASIEN YANG DIRAWAT (PERAWATAN) TAHUN 2010400 350 300 250 200 150 100 50 0 Jan Feb 240 130 Mar 281 355 Apr 305 298 Mei 224 253 Juni 209 282 Juli 232 275 Agt Sept 301 239 186 229 Ok t 211 310 Nop 260 303 Des 335 297

2009 302 2010 352

23

Gambar 2.3. Grafik jumlah pasien yang dirawat tahun 2010.

24

2.7.5 Upaya Peningkatan Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakata) Kegiatan Program PHBS11

Tabel 2.7 Hasil kegiatan pengkajian PHBS adalah sbb : Desa / No 1 2 3 4 5 Tatanan R. Tangga I.Pendidikan I.Kesehatan Tempatkerja Warung Makan b) Bina UKBM Mendorong peran serta masyarakat untuk memelihara dan Institusi 2009 2010 2.20 0 2x50 2x4 2x6 2x98 2.20 0 2x50 2x4 2x6 2x98 I 37 0 30 1 2 8 Strata % 2009 II III IV 21 12 60 0 30 1 2 8 0 30 1 2 8 0 30 1 2 8 I 41 6 44 9 5 9 2010 II III IV 1.38 968 385 5 8 39 24 9 9 9 3 4 7 15 8 36

meningkatkan kesehatan dengan melakukan pembinaan terhadap usaha-2 kesehatan yang bersumber daya masyarakat.11 Kegiatannya meliputi : b1. Pembinaan Posyandu. Tingkat pelaksanaan Posyandu menunjukkan peningkatan

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,hal ini karena adanya aktifitas kader meningkat. Dari jumlah kader terlatih yang ada 250 orang, yang aktif sejumlah 250 Orang.11

25

Tabel 2.8. Perkembangan Posyandu di Puskesmas Ploso : k 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Desa Miagan Mojotrisno Kademangan Krangwinongan Dukuhmojo Kedunglumpang Tanggalrejo Dukuhdimoro Murukan Seketi Jumlah Jml Dusun 2 3 3 4 4 4 6 3 2 1 32 Jml Posyandu 3 8 4 5 7 6 8 5 3 1 50 Pratama Strata Posyandu Madya Purnama 3 4 3 6 3 7 3 Kader Mandiri 8 2 1 3 1 2 3 1 21 Yg ada 15 40 20 25 35 30 40 25 15 5 250 Yg dilatih 15 40 20 25 35 30 40 25 15 5 250

29

29

26

b2. TOGA ( Tanaman Obat Keluarga )11 Tabel 2.9. : Perkembangan Toga di wilayah Puskesmas Ploso : No 1 2 3 Jumlah K.K Jumlah Desa Jumlah Desa dg Toga Percontohan Kegiatan Tahun 2009 2010 11131 10 4 11203 10 4

27

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1

Kerangka Konsep

28

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu : 1. Gerakan perberdayaan 2. Bina suasana 3. Advokasi Kali ini peneliti hanya menilai tentang perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga dalam upaya mencapai rumah tngga sehat. Sebagai indikator tercapainya rumah tangga sehat, ada 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga yang digunakan.

29

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1

Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara objektif. Dimana hanya mencari persentase tingkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan sepuluh indikator PHBS tatanan rumah tangga. Dalam penelitian ini kami tidak membahas faktor-faktor penyebab maupun korelasi yang mempengaruhi frekuensi atau penyebaran masalah kesehatan tersebut.

4.2

Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Ploso Kabupaten

Jombang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 5 Juni. Dengan jadwal kegiatan selengkapnya adalah sebagai berikut: No. Kegiatan 1. Pengenalan medan 2. Pengambilan data 3. Pengolahan data Jadwal 27-29 Mei 2011 30 Mei 2 Juni 2011 3- 5 Juni 2011

30

4.3 4.3.1

Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas Ploso Kabupaten Jombang.

4.3.2

Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah kader kesehatan yang terpilih sebagai

responden di wilayah kerja Puskesmas Ploso Kabupaten Jombang.

4.3.3

Besar Sampel Besar sampel yang digunakan dalam penelitian diperoleh melaui

perhitungan: n= N . Z2 . p. q d2 . (N-1) + Z2 . p. q n p q Z2 N n= (0,05)2 x (250-1) + (1,960)2 x (0,5) (0,5) n= n= 240,1 1,5829 152 = besar sample = estimator proporsi populasi = 1-p = kurva normal yang tergantung dari harga alfa = jumlah unit populasi

250 x (1,960)2 x (0,5) (0,5)

31

Jadi besar sample minimal yang diperlukan adalah 152 kader kesehatan.

4.3.4

Teknik Pengambilan Sampel Pada penelitian ini menggunakan teknik systematic random sampling.

Populasi dibagi menjadi 50 kelompok berdasarkan kelompok posyandu masingmasing yang merupakan populasi yang homogen. Tiap kader pada tiap kelompok diberi nomer urut 1-5, lalu berdasarkan hasil undian nomer urut 1-5 diambil 3 nomer urut yang akan diambil dengan nomer urut yang sama pada tiap-tiap kelompok. Sisa populasi yang ada akan diundi secara acak untuk mendapatkan 2 orang dari jumlah sampel yang diperlukan. Maka besar sampel yang akan didapatkan pada penelitian ini berjumlah 152 orang. Jika diantara sampel yang terpilih tidak memenuhi kriteria inklusi, maka berdasarkan kelompok akan diundi kembali secara acak sisa populasi yang ada untuk dijadikan sampel.

4.4

Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah kader kesehatan yang bersedia

untuk menjawab pertanyaan yang telah disediakan dan bersedia dilakukan observasi pada rumahnya. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah kader kesehatan yang tidak bersedia untuk menjawab pertanyaan yang telah disediakan dan bersedia dilakukan observasi pada rumahnya.

32

4.5 4.5.1

Variabel Penelitian Variabel Independen Variabel independent penelitian ini adalah perilaku kader kesehatan dalam

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

4.5.2

Variabel Dependen Variabel dependent penelitian ini adalah rumah tangga sehat.

4.6 No 1

Definisi Operasional Variabel Variable Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Definis Oprasional Adalah tindakan pertolongan pertama pada persalianan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,bidan dan paramedis lainya). Nakes lainya : dokter umum, dokter spesialis kandungan Kuesioner Pada persalian termuda anda/keluarga anda, ibu ditolong oleh siapa? a. Bidan atau dokter b. Paramedis lain c. Dukun terlatih d. Dukun tidak terlatih Skor Jenis Kuesioner

3 2 1 0

Close

Open Alasan: Minuman atau makanan apa yang anda berikan pada saat bayi anda berumur 0-6 bulan? a. ASI

2

Bayi diberi ASI eksklusif

Bayi termuda umur 0-6 bulan yang hanya mendapat ASI saja sejak lahiir sampai usia 6 bulan

3

Close

33

3

Menimbang bayi atau balita

Menimbang bayi atau balita dari mulai 0-59 bulan dan berat badan bayi dan balita dicatat dalam KMS setiap bulan pada tiga bulan terakhir

Eksklusif b. ASI + makanan tambahan (susu formula, bubur halus) c. Susu Formula saja d. Tidak diberi susu Alasan: Setiap berapa bulan anda menimbang bayi atau balita anda posyandu? a. Tiap Satu bulan b. Tiap Tiga bulan c. Tiap Enam bulan d. Tidak pernah ditimbang Alasan: Anggota keluarga anda menggunakan air bersih pada kehidupan seharihari untuk? a. Memasak, minum, mandi, cuci pakaian b. Memasak dan minum c. Minum saja

2

1 0 Open

3 2 1 0

Close

Open

4

Menggunak an air bersih

Anggota rumah tangga memiliki akses terhadap air bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air dalam kemasan,air leding, air pompa,sumur telindung, mata air terlindung dan

3

Close

2 1 0

34

5

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

penampungan air hujan. Sumber air pompa,sumur, dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah. Anggota rumah atngga umur 10 th ke atas yang mempunyai kebiasaanmencuci tangan dengan air bersih dan sabub sebelum makan/menyuapi anak atau sebelum menjamah/memeg ang makanan. Sesudah buang air besar / menceboki anak,setelah membuang ingus,setiap kali atangan kotor (dll) (pendekatan model role model)

d. Jarang menggunakan air bersih untuk kehidupan sehari-hari. Sumber air bersih yang anda gunakan: Anda selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setiap setelah melakukan kegiatan seperti ? a. Setelah BAB, sebelum dan sesudah makan, setelah mengganti popok/menceb oki bayi/balita, dan setelah berkebun/pega ng binatang b. Sebelum dan sesudah makan, setelah BAB c. Setelah BAB d. Cuci tangan jika merasa perlu saja Bagaimana anda mencuci tangan? a. Mencuci dengan air

Open

3

Close

2

1 0

3

Close

35

6

Menggunak an jamban sehat

bersih dari kran dan sabun b. Mencuci dengan air bersih dari kran c. Mencuci dengan air bersih dalam gayung d. Mencuci dengan air seadanya Rumah tangga Apakah anda yang memiliki dan selalu menggunakan menggunakan jamban leher angsa jamban atau kakus dengan tangki untuk buang air septic atau lubnag besar di rumah? penampungan a. Selalu kotoran sebagai menggunakan pembuangan akhir jamban untuk buang air besar b. Kadangkadang c. Tidak pernah, tapi memiliki jamban di sekitar rumah d. Tidak memiliki jamban di sekitar rumah Alasan: Setiap berapa lamakah anggota keluarga anda menguras bak

2

1

0

3

Close

2 1

0

Open

7

Memberanta Anggota rumah s jentik di tangga melakukan rumah pemberantasan sarang nyamukdi

36

rumah satu kali dalam seminggu agar bebas dari jentik.

mandi? a. Setiap Minggu b. Setiap Bulan c. Setiap 6 Bulan d. Tidak pernah melakukan kegiatan rutin membersihkan bak mandi Setiap berapa lamakah anggota keluarga anda melakukan kegiatan rutin mengubur barangbarang bekas disekitar rumah? a. Setiap Minggu b. Setiap Bulan c. Setiap 6 Bulan d. Tidak pernah melakukan kegiatan rutin mengubur barang bekas Apakah anda rutin menutup tempat penampungan air di rumah dan sekitar rumah anda? a. Rutin b. Jarang c. Jika ingat

3 2 1 0

Close

3 2 1 0

Close

3 2 1 0

Close

Open

37

saja d. Tidak pernah memperhatika n Alasan: Berapa kali setiap minggunya anggota keluarga anda melakukan aktifitas fisik / olah raga? a. Setiap hari b. 3 kali tiap minggu c. 1 kali tiap minggu d. Tidak pernah sama sekali Apa kegiatan fisik yang anda lakukan? Apakah dalam keluarga anda selalu menyediakan sayur dan buah di rumah? a. Iya, setiap hari b. Setiap 3 hari sekali c. Setiap minggu d. Seadanya jika tersedia Alasan:

8

Melakukan aktifitas fisik setiap hari

Anggota keluarga umur 10 th ke atas dalam 1 minggu terakhir melakukan aktifitas fisik (sedang maupun berat) minimal 30 menit setiao hari

3 2 1 0

Close

Open

9

Makan sayur dan buah setiap hari

Anggota keluarga rumah tangga umur 10 tahun ke atas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah & 2 porsi atau sebaliknya setiap hari. Rumah tangga mengkonsumsi sayur buah : Apabila salah satu ART 10 tahun ke atas dalam seminggu terakhir

3 2 1 0

Close

Open

38

10

Tidak merokok di dalam rumah

mengkonsumsi minimal 3 porsi sayur & 2 buah atau sebaliknya setiap hari Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas yang tidak merokok di dalam rumah selama ketika berada bersama anggota keluarga lainya. Rumah tangga tidak merokok : Apabila tidak ada ART umur 10 tqhun ke atas yang merokok di dalam rumah.

Dimanakah anda atau salah satu anggota keluarga anda merokok? a. Tidak ada anggota keluarga yang merokok b. Di Luar Rumah c. Di ruang keluarga d. Di dalam kamar

3 Close

2 1 0

Totol skor : 39 Penilaian: Persentase skor >80 % 70-80% 50-70% 30-50%