kerangka acuan.docx

28
PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN (MINERAL DAN BATUBARA) KARYA TULIS ILMIAH Oleh: INDRAWIJAYA NIM : 1209055001 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

Upload: indrawijaya

Post on 11-Feb-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kerangka acuan.docx

PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN

(MINERAL DAN BATUBARA)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

INDRAWIJAYA

NIM : 1209055001

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015

Page 2: kerangka acuan.docx

PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN

(MINERAL DAN BATUBARA)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

INDRAWIJAYA

NIM : 1209055001

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015

Page 3: kerangka acuan.docx

PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN

(MINERAL DAN BATUBARA)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai tugas mata kuliah pemodelan dan evaluasi tambang

Pada Program Studi Strata 1 Teknik Pertambangan,

Fakultas Teknik,Universitas Mulawarman

Oleh:

INDRAWIJAYA

NIM : 1209055001

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015

Page 4: kerangka acuan.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunianya,sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah mengenai “PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA

BAHAN GALIAN (MINERAL DAN BATUBARA)”.Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun

sebagai salah satu syarat di dalam menyelesaikan jenjang pendidikan S1 Program Studi Teknik

Pertambangan,Fakultas Teknik,Universitas Mulawarman.

Adapun di dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mencoba menganalisis dan

menggabungkan berbagai data baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, yang didapatkan

melalui studi literatur baik melalui media cetak seperti buku pelajaran , skripsi, maupun dari media

online seperti ebook,Jurnal dan artikel ilmiah lainnya yang terkait,

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu , yang turut memberikan

bantuan ,dan arahan sehingga karya tulis ilmiah tentang penaksiran kadar titik pada bahan galian

(mineral dan batubara) ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan

karya tulis ilmiah ini,dan akhir kata semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak termasuk penulis.

Samarinda 17 September 2015

Penulis

Page 5: kerangka acuan.docx

DAFTAR ISI

Halaman Sampul @

Halaman Judul @

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar

Daftar Tabel

Daftar Lampiran

Page 6: kerangka acuan.docx

DAFTAR GAMBAR

Page 7: kerangka acuan.docx

DAFTAR TABEL

Page 8: kerangka acuan.docx

DAFTAR LAMPIRAN

Page 9: kerangka acuan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Mineral dan batubara atau yang secara umum dikenal sebagai bahan galian merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki peranan

penting didalam memenuhi hajat hidup orang banyak dan oleh karenanya pengelolaannya harus

dikuasai oleh Negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam

usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan. kegiatan usaha

pertambangan mineral dan batubara yang merupakan kegiatan usaha pertambangan di luar panas

bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah serta mempunyai peranan penting dalam memberikan

nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara

berkelanjutan

Secara teoritis mineral didefinisikan sebagai Senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang

memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang

membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu sedangan batubara didefinisikan sebagai

Endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.Pada

dasarnya mineral dan batubara memiliki persamaan yang paling umum yaitu sama-sama memiliki

maanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, dan oleh karenanya, pengambilan dan penggunaannya,

harus berdasar pada konsepsi sains dan teknologi serta berdasarkan asumsi-asumsi ilmiah sehingga,

di dalam prosesnya nanti segala kemungkinan kesalahan dan kerugian yang dapat timbul kedepannya

bisa dihindari ataupun dikurangi, berdasarkan pencegahan-pencegaan yang bersifat ilmiah.

Salah satu tahapan yang sangat penting di dalam proses atau kegiatan pertambangan adalah

ekplorasi.proses ekplorasi sesungguhnya memiliki hubungan yang erat dengan keadaan dan prilaku

suatu endapan bahan galian,yaitu proses untuk mengetahui bagaimana suatu endapan terbentuk

(terakumulasi),bagaimana penyebaran dan bentuk (geometri) endapan tersebut di alam, berapa

banyak endapan tersebut yang dapat diambil,serta bagaimana tingkat (nilai) keekonomian endapan

tersebut. Di dalam kegiatan ekplorasi ada tiga fokus penting yang akan menjadi objek kajian secara

detail yaitu penaksiran kadar titik, perhitungan kadar blok ,dan perhitungan kadar total, sehingga

nantinya data tersebut akan dijadikan salah satu dasar di dalam melakukan pemodelan bahan galian.

Oleh karena itu atas dasar pertimbangan sebelumnya , maka dianggap sangat penting

untuk dilakukannya kajian yang bersifat ilmiah walaupun hanya bersifat study literature ,

Page 10: kerangka acuan.docx

untuk memberikan pemahaman dasar atas “konsep dasar penaksiran kadar titik “pada suatu

bahan galian, sehingga ambiguitas antara penaksiran kadar titik dengan perhitungan kadar

blok serta perhitungan kadar total suatu bahan galian dapat dibedakan secara benar dan

lebih jelas. Sehingga nantinya data-data yang dihasilkan di dalam penaksiran kadar titik

bersifat valid dan siap untuk diteruskan pada tahap berikutnya, sampai pada tahap

pemodelan dan evaluasinya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan karya tulis ilmiah yang telah diuraikan sebelumnya,maka

rumusan masalah yang diangkat adalah;

1. apa yang dimaksud dengan penaksiran kadar titik pada bahan galian ?

2. apa saja metode yang dapat digunakan di dalam melakukan penaksiran kadar titik

bahan galian ?

3. bagaimana pengaruh penaksiran kadar titik suatu bahan galian di dalam proses

kegiatan selanjutnya di dalam tahapan eksplorasi.

1.3 tujuan penelitian

adapun tujuan dari dilakukannya penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan

memahami secara lebih rinci atau detail terkait dengan penaksiran kadar titik sebagai bagian dari

tahapan awal di dalam kegiatan eksplorasi suatu bahan galian.

1.4 batasan masalah

Adapun batasan masalah di dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. study penerapan konsep “penaksiran kadar titik” pada bahan galian

2. objek study hanya dalam ruang lingkup mineral dan batubara (bahan galian ) diluar

panas bumi,minyak ,gas bumi dan air tanah

1.5 sistematika penulisan

Page 11: kerangka acuan.docx

penulisan karya ilmiah ini menggunakan sistematika penulisan yang dapat penulis uraikan sebagai

berikut:

a. Bab I pendahuluan

Pada bab ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu tentang latar belakang

masalah,perumusan masalah,tujuan,batasan masalah,serta sistematika penulisan

b. Bab II :Landasan Teori

Pada bab ini terdapat terdapat konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk

memecahkan masalah di dalam penulisan karya ilmiah ini, dan untuk merumuskan

hipotesis apabila memang diperlukan.Berbentuk uraian kualitati,model matematis, dan

atau persamaan yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas pada

karya ilmiah ini.

c. Bab III pembahasan.

Pada bab ini berisikan tentang segala bentuk uraian atau penaksiran maupun

penafsiran baik secara kualitatif dan kuantitatif, untuk memecahkan masalah yang

dibahas di dalam karya ilmiah ini.

d. BAB IV penutup

Pada bab ini berisikan tentang pernyataan singkat yang menyatakan kesimpulan umum

dari pembahsan masalah, disertai dengan saran-saran

Page 12: kerangka acuan.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 bahan galian

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Pertambangan, bahan galian adalah unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih,

dan segala macam batuan yang merupakan endapan-endapan alam.

Di dalam Pasal 1 angka 2 Rancangan Undang-Undang Pertambangan Umum

disebutkan pengertian bahan galian. Menurut RUU ini, bahan galian adalah aneka ragam

unsur kimia, mineral, kumpulan mineral, batuan, bijih, termasuk batu bara, gambut,

bitumen padat, panas bumi, dan mineral radio aktif yang terjad secara alami dan

mempunyai nilai ekonomis.

Unsur-unsur kimia adalah benda-benda yang tidak dapat dibagi melalui proses kimia.

Mineral-mineral adalah benda padat homogen yang bersifat takorganis yang berbentuk

secara alami dan mempunyai komposisi tertentu serta jumlahnya sangat banyak. Bijih-bijih,

yaitu batuan-batuan yang yang mengandung mineral yang cukup berguna untuk diolah

menjadi barang ekonomis. Batu-batu mulia merupakan logam yang sangat tinggi harganya.

Endapan-endapan alam adalah bahan-bahan bumi seperti pasir, kerikil, dan lain-lain.

Sukandarrumidi juga mengemukakan pengertian bahan galian. Ia berpendapat,

bahwa bahan galian adalah “ bahan yang dijumpai di dalam, baik berupa unsur kimia,

mineral, bijih, ataupun segala macam batuan”.

Dalam pengertian ini, bahan galian diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu bahan galian

yang berbentuk padat, bahan galian yang berbentuk cair, dan bahan galian yang berbentuk

gas.Yang termasuk bahan galian berbentuk padat adalah emas, perak, batu gamping,

lempung, dan lain-lain. Bahan galian yang berbentuk cair adalah minyak bumi, yodium,

dan lain-lain. Bahan galian yang berbentuk gas adalah gas alam.  

Page 13: kerangka acuan.docx

2.1.1 Penggolongan Bahan Galian

Secara umum penggolongan bahan galian dapat didasarkan atas dua penggolongan utama yaitu:

A. Berdasarkan uu no 11 tahun 1967

Penggolongan bahan galian menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:

a. Bahan galian golongan A, yaitu bahan galian golongan strategis. Yang

dimaksud strategis adalah strategis bagi pertahanan/keamanan negara atau

bagi perekonomian negara;

b. Bahan galian golongan B, yaitu bahan galian vital, adalah bahan galian yang

dapat menjamin hajat hidup orang banyak;

c. Bahan galian C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan B.

Bahan galian apa saja yang termasuk ke dalam masing-masing golongan tersebut

diatur berdasarkan ketentuan pengelompokan lebih rinci, dalam Peraturan

Pemerintah No. 27 Tahun 1980, yaitu:

a. Bahan galian golongan A atau bahan galian strategis, terdiri dari:

Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, dan gas alam;

Bitumen padat, aspal;

Antrasit, batu bara, batu bara muda;

Uranium, radium, thorium, dan bahan-bahan radio aktif

lainnya;

Nikel, kobalt;

Timah.

b. Bahan galian golongan B atau bahan galian vital, terdiri dari:

Besi, mangan, molibdenum, khrom, walfran, vanadium,

titanium;

Bauksit, tembaga, timbal, seng;

Emas, platina, perak, air raksa, intan;

Page 14: kerangka acuan.docx

Arsen, antimon, bismut;

Yttrium, rhutenium, crium, dan logam-logam langka

lainnya;

Berrillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;

Kriolit, flouspar, barit;

Yodium, brom, khlor, belerang.

c. Bahan galian golongan C atau bahan galian industri, terdiri dari:

Nitrat, phosphate, garam batu;

Asbes, talk, mike, grafit, magnesit;

Yarosit, leusit, tawas (alam), oker;

Batu permata, batu setengah permata;

Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonite;

Batu apung, teras, obsidian, perlit, tanah diatome;

Marmer, batu tulis;

Batu kapor, dolomit, kalsit;

Granit, andesit, basal, trakkit, tanah liat, dan pasir.

B. Berdasarkan UU No.4 Tahun 2009

UU No, 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, sesungguhnya

tidak secara tegas mengatur secara khusus tentang pembagian golongan bahan galian

sebagaimana dalam UU No. 11 Tahun 1967. Penggolongan bahan galian diatur

bedasarkan pada kelompok usaha pertambangan, sesuai Pasal 4, yaitu:

a. Usaha pertambangan dikelompokkan atas :

i. Pertambangan mineral

ii. Pertambangan batubara

b. Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf (a)

digolongkan atas :

i. Pertambangan mineral radioaktif

ii. Pertambangan mineral logam

Page 15: kerangka acuan.docx

iii. Pertambangan mineral bukan logam

iv. Pertambangan batuan

2.2 Eksplorasi

Filosofi eksplorasi mempunyai hubungan ynag erat dengan keadaan dan perilaku suatu endapan

bahan galian ,yaitu proses untuk mengetahui bagaimana suatu endapan terbentuk atau

terakumulasi,bagaimana penyebarannya dan bentuk geometrinya , berapa banyak endapan tersebut

yang dapat diambil ,serta bagaimana nilai keekonomian endapan tersebut.

Sukandarrumidi (1995) berargumen bahwa batubara adalah batuan sedimen klastik yang

penyebarannya tidak merata.Penyebaran dan pengendapan batubara yang mempunyai nilai

ekonomis sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi daerah yang bersangkutan.Besarnya

sumberdaya dan keadaan geologi dari daerah tersebut akan sangat mempengaruhi besarnya

produksi yang akan dicapai serta berapa besar investasi yang diperlukan . maka dari itu di dalam

penerapannya maka kegiatan ekplorasi sangat diperlukan sebagai bagian dari tahapan awal di dalam

rangkaian kegiatan pertambangan.keberhasilan ekplorasi sangat menentukan di dalam proses

ekploitaisi

Haldar (2012) ekplorasi merupakan urutan lengkap kegiatan yang mana kegiatan tersebut

berkisar antara pencarian terhadap prospek baru (renonnaissance) dan evaluasi hak milik

untuk ekonomi penambangan . ini juga termasuk dari penambahan dari cadangan mineral

tambahan di dambang dan seluruh area penambangan .ada berbagai teknik eksplorasi yang

menjadi acuan selama berabad-abad.ekplorasi terdiri dari satu atau kombinasi banyak

teknik,hal ini semua bergantung atas ketersediaan infrastruktur ,dana,ukuran,kompleksitas

cadangan, harga mineral dan pajak.

Di dalam rangkaian kegiatan ekplorasi khususnya batubara dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Tahapan penyelidikan

a. Penyelidikan umum

Page 16: kerangka acuan.docx

Penyeldikan umum diawali dengan studi pustaka atau disebut juga dengan

desk studi.studi ini mengenai keadaan geologi regional,tektonik dan yang

berkaitan dengan paleogeographic setting suatu daerah penyelidikan.

Maksud dari penyelidikan umum adalah untuk memperoleh informasi dan

menentukan batasan luas daerah.setelah itu selesai dilakukan penelitian

lapangan dengan tujuan pengecekan lapangan hasil studi pustaka.dalam

penelitian lapangan diusahakan pula mencari kemungkinan adanya

singkapan batubara,mengambil contoh batuan dan contoh batubaranya.

b. Penyelidikan pendahuluan

Pelksanaan ekplorasi pendahuluan dilakukan dengan memetakan daerah

penyelidikan ,baik dengan pemetaan topografi maupun dengan foto udara

dengan tujuan mendapatkan peta yang benar dan baik sebagai dasar

penyelidikan selanjutnya.

Tahap berikutnya melakukan pemetaan geologi dengan menggunakan peta

permukaan dan foto udara dimaksudkan untuk melakukan interpretasi

keadaan singkpan,struktur,kedudukan stratigrafi dari batubara. Untuk

mengetahui kedudukan stratigrafi lapisan batubara dilakukan pemboran

dangkal ataupun pemboran dalam di beberapa tempat.tjuannya untuk

mendapatkan data tentang ketebalan dan kedudukan formasi lapisan

batubara.dengan melakukan korelasi terlebih dahulu dari titik pemboran

dapat diketahui arah dan bentuk penyebaran lapisan batubara.disamping itu

diperoleh pula data pendahuluan tentang kualitas batubara.

Pada akhir program ini apabila sekiranya daerah tersebut memiliki nilai

ekonomi yang potensial maka akan diperoleh data sebagai berikut

1. Hasil perhitungan cadangan sampai tingkat indikatif

2. Perkiraaan tentang kaualitas

3. Interpretasi tentang geometrid an struktur endapan

4. Laporan tentang sumber cadangan secara lengkap untuk studi

pemasaran dan finansial

Disamping itu sudah dapat ditentukan pula:

Page 17: kerangka acuan.docx

1. Keadaan geologi endapan batuabara dan perkiraan struktur

bawah permukaan

2. Alternative cara penambangan baik secara tambang terbuka

atau tambang dalam.

c. Penyelidikan detail

Pada tingkat ini kegitan ekplorasi lebih terpusat pada kegiatan pemboran

yang bertujuan untuk lebih mengetahui bentuk geometri endapan

batubara,kualitas dari lapisan batubara dan kemungkinan adanya anomaly

geologi yang mungkin akan menimbulkan kesulitan dalam proses

penambangan yang akan dilaksanakan.apabila diperlukan dapat pula

dilakukan penyelidikan geofsika dengan tujuan untuk mengetahui secara

rinci keadaaan geologi bawah permukaan yang meliputi keadaan stratigrafi

dan struktur geologi yang tidak terekam dari kegiatan

pemboran.pengumpulan dan pendokumentasian semua data yang telah

diperoleh berikut peta yang telah dibuat serta rencana penmabangan akan

dipergunakan sebagai dasar dan rencana kerja aktifitas penambangan yang

akan dating.pada akhir kegiatan program ini akan dihasilkan hal-hal sebagai

berikut :

Perhitungan cadangan sampai tingkat yang dapat diambil

recoverable reserve,sedang ketepatan perkiraan perhitungan

batubara yang dapat perhitungan sudah mendekati 20%

Data lengkap mengenai kualitas baik secara statistic dan

varasi yang terdapat secara regional data yang menyangkut

batuan ikutan

Data tentang penggunaan batubara dan laporan tentang hasil

tes pembakaran baik dalam skala lab maupun dalam skala

komersial di sector industry

Data yang menyangkut tentang pencucian batubara

(washability test).

Page 18: kerangka acuan.docx

Bilamana data yang telah dikumpulkan tersebut dan pada kenyataan sudah

komprehensif maka berarti pengembangan sumber cadangan batubara

tersebut telah memperoleh prioritas yang tinggi untuk dapat diajukan ke

tinggkat yang lebih lanjut.tingkat selanjunya akan dilakukan pengumpulan

data mengenai penambangan dan masalah yang menyangkut bidang yang

bersifat engineering seperti masalah geoteknik,hidrologi dan perencanaan

proses pencucian, hal yang menyangkut pengangkutan dan penimbunan

batubara

Semua data tersebut dikomplikasi dan dijadikan bahan untuk membuat studi

kelayakan pengembangan endapan batubara tersebut kea rah pembukaan

tambang

Pekerjaan ekplorasi akan tetap dilakukan terus selama masa umur tambang

tersebut berjalan.pekerjaan ekplorasi ini dikenal sebagi komersial

ekploration program,menyangkut pula pekerjaan pemboran produksi yang

bertujuan untuk lebih meningkatkan ketelitian cadangan yang dapat diambil

sampai pada tingkat 5%.

Apabila uraian tersebut diatas dibuat dalam bentuk diagram kerja sebagai

berikut :

gambar

2.3 Sumberdaya mineral dan cadangan (mineral resources and reserves)

Pengklasifikasian bahan galian mineral dapat dijabarkan sesuai dengan SNI13-4726-1998

tentang sumberdaya mineral dan cadangan

Page 19: kerangka acuan.docx

1) Sumberdaya mineral dibedakan atas:

a) Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah sumber

daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada

tahap Survai Tinjau.

b) Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber daya

mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi

c) Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah sumber daya

mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi

Umum.

d) Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah sumber daya

mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi

Rinci.

2) Cadangan

a) Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan

sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih

lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait

telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik

b) Cadangan Terbukti (Proved Recerve) adalah sumber daya mineral terukur yang

berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,

sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.

3) Dasar klasifikasi

a) Tingkat keyakinan geologi

i) Survey tinjau

ii) Prospeksi

iii) Ekplorasi umum

iv) Ekplorasi rinci

b) Pengkajian layak tambang

i) Pengkajian layak tambang meliputi faktor-faktor ekonomi, penambangan,

pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum/ perundang-undangan. Untuk

Page 20: kerangka acuan.docx

endapan mineral bijih, metalurgi juga merupakan faktor pengkajian layak

tambang.

ii) Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumber daya mineral akan

berubah menjadi cadangan atau tidak

iii) Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumber daya mineral yang layak tambang

berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang belum layak tambang

tetap menjadi sumber daya mineral.

2.4 Cadangan

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

4.1 kesimpulan

4.2 saran

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran