kerangka acuan kerja (tor) kegiatan: pekerjaan · (tor) kegiatan: perencanaan pedestrian, jalan,...

19
KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan PEKERJAAN : Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2017

Upload: trinhnhan

Post on 29-Apr-2019

425 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

KERANGKA ACUAN KERJA

(TOR)

KEGIATAN:

Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan

PEKERJAAN :

Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak

Sebidang Rel Kereta Api)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS PEKERJAAN UMUM

TAHUN ANGGARAN 2017

Page 2: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE (TOR)Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak

Sebidang Rel Kereta Api)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan merupakan prasarana penghubung melalui darat yang digunakan untuk lalulintas manusia

maupun barang dari suatu tempat menuju tempat lainnya. Selain itu pada aspek kegiatan

penataan ruang, jaringan jalan memiliki manfaat untuk mengarahkan pertumbuhan sebuah

kawasan yang dilintasinya. Sebagaimana telah ditetapkan dalam PERDA No. 14 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang, Kota Semarang menetapkan rencana

struktur jaringan transportasi yang dimaksudkan untuk mengarahkan pemerataan pelayanan

transportasi dan perkembangan wilayah Kota Semarang.

Perencanaan geometri jalan rel dalam suatu trace, pasti akan melewati sebuah jalan raya,

dan ini memerlukan perencanaan yang baik dan benar tentang perlintasan jalan rel,

karena pada perlintasan inilah faktor kecelakaan antara kereta api dan pengguna jalan

raya sering terjadi, untuk meminimalkan faktor kecelakaan di perlintasan, maka perlu

suatu desain yang baik terhadap perlintasan berdasarkan peraturan-peraturan yang telah

ditetapkan, pada era modern dengan mobilisasi kereta api yang tinggi dan super cepat

dalam suatu jalan rel yang melewati jalan raya dalam perencanaan sebaiknya

menggunakan lintasan tidak sebidang atau jalan layang untuk jalan raya, sehingga antara

jalan rel dan jalan raya tidak bersinggungan, hal ini akan meminimalkan kecelakaan yang

sering terjadi di perlintasan serta dapat menghindari kemacetan jalan raya di daerah

perlintasan, tapi hal ini memungkinkan jika lokasi di daerah perlintasan memungkinkan

untuk dibangun berupa jalan layang.

Adapun tingginya angka kecelakaan di perlintasan sebidang menimbulkan kerugian jiwa maupun

materi. Selain itu dilain pihak kerugian juga dialami oleh para pengguna lalu-lintas di jalan raya.

Yaitu gangguan berupa tundaan (delay) yang menimbulkan kerugian cukup besar bagi pengguna

jalan raya, baik kerugian akibat bertambahnya waktu perjalanan yang ditempuh oleh pengguna

jalan raya dimana kenderaannya akan berhenti sehingga menimbulkan antrian kenderaan di pintu

perlintasan sebidang maupun kenyamanan

Page 3: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

pengguna jalan raya dalam berlalu lintas akibat perubahan geometrik jalan yang

diakibatkan oleh rel kereta api. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi

rambu, maka sistem peringatan di pintu perlintasan sebidang agar berkurangnya

kemungkinan terjadinya kecelakaan di pintu perlintasan sebidang.

Standar manajemen perlintasan sebidang diatur dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2007

Tentang Perkeretaapian, dan Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan Dengan Jalur

Kereta Api dari Departemen Perhubungan. UU No 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian pada

Pasal 90 Ayat d jelas jelas juga mencantumkan bahwa penyelenggara prasarana perkeretaapian

berhak dan berwenang mendahulukan perjalanan kereta api di perpotongan sebidang dengan jalan

raya. Jelasnya, kereta api harus diprioritaskan lewat perlintasan. Bahkan jika kita merunut lebih

jauh dengan mengacu pada pasal 64 dan 65 pada PP 43/1993 tentang Prasarana dan Lalulintas

Jalan, tersebut telah ditegaskan bahwa setiap pengemudi atau pemakai jalan harus/wajib

mendahulukan kereta api. bahkan dari delapan prioritas jenis kendaraan, kereta api sendiri

menempati urutan pertama dalam urutan/hirarki prioritas kendaraan yang harus didahulukan oleh

pengguna jalan kemudian secara berurutan adalah kendaraan pemadam kebakaran yang tengah

bertugas, Ambulans yang tengah mengangkut orang sakit, kendaraan penolong kecelakaan lalu

lintas, kendaraan Kepala Negara atau Tamu Negara, iring-iringan jenazah, konvoi, pawai, atau

kendaraan orang cacat, dan terakhir adalah kendaraan pengangkut barang khusus.

Standar ini mengatur persyaratan perlintasan sebidang serta standar pemasangan rambu,

marka dan palang pintu perlintasan. Bila jumlah kereta api yang melintas melebihi batas

persyaratan perlintasan sebidang dengan palang pintu yakni 35.000 smpk, maka perlu

perlintasan tidak sebidang.

Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan rencana tersebut perlu ditindaklanjuti dengan

langkah penyusunan detail enginering design (DED) Belanja Jasa Kerjasama

Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api)

Kota Semarang tahun 2017. Dalam pelaksanaan DED nanti supaya berkoordinasi dengan

PT KAI, Dinas Binamarga Propinsi Jawa Tengah bila perlu, dan instansi lain yang terkait

lainnya.

Page 4: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

1.2. Lingkup Perencanaan

Melihat tingkat kepentingan dan dukungan masukan sumber daya maka lingkup ruas yang akan

dilakukan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak

Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang tahun 2017, yakni di Jl. Madukoro, Jl. Puri

Anjasmoro, dan Jl. Kokrosono (bila memungkinkan) (lihat gambar. 1)

Lokasi Perencanaan

Lokasi Perencanaan

Jl. Puri Anjasmoro

Jl. Kokrosono

Jl. Madukoro

(gambar.1)

1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran

1.3.1. Maksud.

Maksud penyusunan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED

Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang tahun 2017 adalah

membangun akses jalan yang aman dan nyaman tanpa adanya delay akibat jalur KA

serta mengurangi tingkat kecelakaan.

1.3.2. Tujuan.

Tujuan penyusunan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED

Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang tahun 2017 adalah

Menyusun Dokumen Perencanaan berupa Desain dan Dokumen Lelang bagi Simpang

tidak sebidang rel KA.

Page 5: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

Pekerjaan disain dan penyediaan dokumen lelang tersebut dapat dibagi dalam beberapa

tahapan proses yaitu :

a. Tahap pengumpulan data lapangan.

b. Tahap analisis data lapangan perencanaan dan penggambaran.

c. Pembuatan dokumen lelang.

d. Penggandaan dokumen lelang.

1.3.3. Sasaran.

Sasaran penyusunan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED

Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang tahun 2017 adalah

sebagai berikut:

a) Tersusunnya Kajian yang bersifat teknis dan bisa diterapkan di lapangan di

sepanjang titik simpang yang telah ditetapkan.

b) Tersusunnya desain simpang tidak sebidang dan jenis struktur bangunan yang

digunakan

c) Tersusunnya sistem manajemen lalu lintas sepanjang simpang yang telah

ditetapkan, meliputi semua desain simpang baik sebidang maupun tidak sebidang,

desain rambu, marka dan alat kelengkapan manajemen lalu lintasnya.

d) Tersusunnya konstruksi pelengkap simpang yang meliputi railling, gorong-gorong,

saluran drainase maupun talud penahan di sepanjang ruas yang telah ditetapkan

dengan meminimasi permasalahan dan dampak yang ditimbulkan.

e) Tersedianya gambar teknis yang memenuhi syarat kelengkapan pembangunan

simpang tidak sebidang

f) Tersedianya dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).

g) Tersedianya perhitungan anggaran biaya yang diperlukan.

II. LINGKUP KEGIATAN

2.1. Lingkup kegiatan ini adalah :

1) Inventarisasi geometrik jalan berikut foto dokumentasinya

Page 6: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

2) Koordinasi dengan instansi terkait

3) Pengukuran Topografi

4) Pemeriksaan daya dukung tanah

5) Inventarisasi sumber material di sekitar lokasi proyek dilengkapi dengan

pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan material

dari sumber material (quarry) yang dapat digunakan sebagai bahan pembentuk

badan jalan maupun perkerasannya.

6) Melakukan penyelidikan tanah (soil investigation) secara mendetail untuk

mengetahui jenis tanah, sudut geser tanah, kohesi tanah, minerologi tanah,

geolistrik, serta tes pendukung lainnya guna mengetahui perilaku tanah dalam

berbagai kondisi.

7). Mengumpulkan data perhitungan lalu lintas, peta lokasi dan data-data lain yang

perlu untuk pembuatan disain.

8). Analisis data lapangan, disain dan gambar-gambar

9). Penyiapan Dokumen Lelang

Selama berlangsungnya pekerjaan, setiap kemajuan pekerjaan sesuai dengan

lingkup tugasnya harus dilaporkan kepada PPTK / Pengawas Pekerjaan

(counterpart) dalam bentuk laporan Konsultasi pekerjaan.

Setiap hasil disain harus diketahui oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota

Semarang setelah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan, sebelum

hasil tersebut dituangkan dalam dokumen lelang. Laporan akhir dituangkan dalam

Laporan Perencanaan.

2.2 Data dan Fasilitas Penunjang

1). Penyediaan oleh Pengguna Jasa

Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan

harus dipelihara oleh penyedia jasa.

a). Laporan dan Data

Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi.

b). Akomodasi dan Ruangan Kantor

Page 7: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

Tldak ada akomodasi dan ruangan kantor yang akan dtsediakan oleh Pengguna

Jasa, penyedia jasa harus menyediakan akomodasi dan ruangan kantor.

c). Staf Ahli dan Staf Teknik sebagi Pengawas/Pendamping

Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai

pengawas atau pendamping (counterpart), atau project officer (PO) dalam

rangka pelaksanaan jasa konsultansi.

d). Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan oleh

penyedia jasa.

Pengguna Jasa hanya menyediakan dokumen dokumen pendahulu sebagai acuan atau

referensi bagi konsultan perencana dalam menyusun dokumen perencanaan.

2). Penyediaan oleh penyedia jasa

Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan

yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

Barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa atau

beli atas nama Pengguna Jasa

Barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa :

a). Akomodasi dan ruangan kantor (bila ada)

b). Kendaraan roda empat

c). Kendaraan roda dua

d). Computer dan printer

e). Peralatan ukur dan drone

2.3. Alih Pengetahuan

Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus mengadakan

pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan

pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf Dinas Pekerjaan Umum Kota

Semarang yang ditunjuk.

III. SISTEM PELAKSANAAN

3.1. Metodologi

Page 8: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

a. Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, konsultan harus mengadakan konsultasi terlebih

dahulu dengan Pengendali Kegiatan, Staf Ahli dan Staf Teknik Dinas Pekerjaan Umum

Kota Semarang, yaitu untuk mendapatkan konfirmasi mengenai lokasi yang akan

ditangani.

b. Konsultan harus berusaha untuk mendapatkan informasi umum mengenai kondisi ruas

jalan yang akan disurvai dari data Base yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum

Kota Semarang, sehingga dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam

pelaksanaan survai di setiap ruas jalan serta kelengkapan lainnya.

c. Pengumpulan data lapangan

Pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini dilakukan dengan

menggunakan cara pengumpulan data lapangan yang telah dikembangkan oleh

Pekerjaan Umum.

- Pemboran Mesin

1) Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-942) Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotary drilling) dengan

diameter mata bor minimum 75 mm.3) Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1

putaran per detik.4) Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik5) Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak dilakukan

dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing dengan diameterminimum 100 mm

6) Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak terjadi tekanan yang berlebih pada tanah

7) Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih.Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi pengambilan sampelberikutnya

- Sondir (Pneutrometer Static)Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, menentukanlapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya lekat tanah setiapkedalaman yang diselidiki, alat ini hanya dapat digunakan pada tanah berbutirhalus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang mengandung komponenberangkal dan kerakal serta batu gamping yang berongga, karena hasilnya akanmemberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah.Ada dua macam alat sondir yang digunakan :

Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton

Page 9: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

Sondir berat dengan kapasitas 10 tonPembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondirdihentikan apabila pembacaan pada manometer berturut-turut menunjukan harga >150 kg/cm2 dan alat sondir terangkat keatas, apabila pembacaan manometer belummenunjukan angka yang maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yangdiletakan pada baja kanal jangkar.Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi konus dan jumlahhambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus (qc) padatiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat (JHP) secara kumulatif.

- Inventarisasi Geometrik Jalan

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum mengenai

kondisi perkerasan yang ada dan kondisi geometri jalan yang bersangkutan.

Pemeriksaan dilakukan dengan metode yang disederhanakan yaitu cukup mencatat

kondisi rata-rata setiap 1 km yang dicatat selama berkendaran.

Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :

(1). Lebar perkerasan yang ada, dalam meter.

(2). Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Nacas, Lasbutag,

Penetrasi Macadam, Kerikil, Tanah, Soil Cement, dsb.

(3). Kondisi daerah samping serta sarana utilitas yang ada saluran samping,

gorong-gorong, bahu jalan, kondisi drainase samping, jarak pagar /

bangunan /tebing ke pinggir perkerasan.

(4). Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang

ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.

(5). Data yang diperoleh disusun didalam formulir HR.3.1.

(6). Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal 1 (satu)

buah foto per kilometer.

(7). Foto ditempel pada formulir HR.3.2. dengan mencantumkan hal-hal yang

diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto,

tanggal pengambilan foto dan tinggi petugas yang memegang papan

informasi lokasi.

Page 10: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

- Inventarisasi Geometrik Jembatan

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi

jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.

Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah sebagai :

(1). Nama dan lokasi jembatan.

(2). Dimensi jembatan yang meliputi bentang, lebar, jenis lantai dan kondisi

jembatan.

(3). Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau

pemeliharaan.

(4). Mencatat Semua Data dan mendokumentasikan yang di peroleh di lapangan

(5). Foto dokumentasi sebanyak 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan yang diambil

dari arah memanjang dan melintang.

- Mengumpulkan data yang lain yang berkaitan dengan ruas jalan yang bersangkutan

yang akan berguna dalam proses disain, misal data perhitungan lalu lintas, peta

lokasi dan lain-lain.

d. Analisis data lapangan, disain dan gambar-gambar

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, konsultan harus mengadakan analisa

data dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

- Analisis lendutan balik dan CBR

Lendutan balik rencana dan nilai CBR rencana ditentukan dengan menggunakan

program komputer yang tersedia, dimana untuk lendutan balik (D) ditentukan

berdasarkan formula :

D= % + 1.0 s

Dimana = D Lendutan balik rencana pada section tertentu.

= % Lendutan balik rata-rata pada section tertentu.

= s Standar deviasi pada section terttentu.

- Analisis data lalu lintas untuk menghitung besarnya beban gandar kumulatif selama

umur rencana dan menghitung besamya ADT pada pertengahan umur

Page 11: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

rencana.

- Penentuan unique section, yaitu suatu seksi jalan yang mempunyai karakteristik

seragam dalam beberapa variabel disain seperti :

(1). lebar perkerasan yang ada/rencana

(2). Lendutan balik dan CBR rencana

(3). Nilai beban lalu lintas

(4). Perubahan situasi

- Mempelajari kemungkinan pemakaian type bahan perkerasan yang sesuai untuk

daerah tertentu.

- Type perkerasan yang diijinkan dalam pekerjaan ini adalah type yang sekarang

dipakai Pekerjaan Umum.

- Melakukan disain tebal perkerasan tambahan menurut metoda yang telah

ditetapkan.

- Menganalisis hasil disain sehingga diperoleh hasil disain yang optimal dan selalu

memperhatikan batasan-batasan dalam biaya proyek.

- Menganalisis dan menghitung volume pekerjaan.

- Menyiapkan gambar-gambar yang diperlukan.

e. Pengadaan Dokumen Lelang

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menyiapkan dokumen pelelangan yang

diperlukan pada saat pelelangan pekerjaan terutama dokumen teknis

3.2. Tim Pelaksanan DED

Untuk melaksanakan penyusunan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga

lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api), dibutuhkan tenaga ahli

dengan pengalaman kerja antara lain sebagai berikut:

a). Ketua Tim (Team Leader)

Ketua Tim (Team Leader) adalah Ahli Jalan/Transport, disyaratkan seorang S2 dengandisiplin ilmu yang sama minimal pengalaman 3 tahun lulusan universitas negeri atauswasta yang telah disamakan/terakreditasi, mempunyai SKA Kualifikasi Muda - Ahli TeknikJalan (kode 202) atau Ahli Teknik Jembatan (kode 203) yang

Page 12: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

dikeluarkan oleh Lembaga sertifikasi resmi, mempunyai NPWP, berpengalaman dalambidang perencanaan pekerjaan jalan dan jembatan dibuktikan dengan suratketerangan / referensi pekerjaan dari pengguna jasa, dan mengetahui dengan baikproses perencanaan dengan permasalahannya.

Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruhkegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan selama masa pelaksanaanpenuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.Sudah biasa bekerja dengan metoda disain Jembatan yang sedang dikembangkan olehDepartemen Pekerjaan Umum disamping metoda teknik perkerasan khusus yangdipakai pada kondisi tertentu.

Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim meliputi:a. Mempersiapkan petunjuk teknik dan setiap kegiatan pekerjaan baik pengambilan

data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.b. Meneliti dan menyarankan tipe dan bahan jembatan serta jalan yang dapat

dipakai untuk lokasi jembatan dan ruas jalan yang direncanakan.c. Bertanggung jawab terhadap seluruh lingkup pekerjaan perencanaan teknis jalan

dan jembatan serta menjamin bahwa hasil pekerjaan sesuai dengan Acuan Tugasdan petunjuk- petunjuk lain yang diberikan Pejabat Pembuat Komitmen / PejabatPelaksana Teknis Kegiatan.

d. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait serta seluruh anggota tim.e. Memantau kemajuan pekerjaan dan memberikan laporan periodik kepada

Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.f. Bersama Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

konsultasi dengan instansi yang terlibat untuk mendiskusikan segala hal yangbersangkutan dengan perencanaan teknis jalan / jembatan yang ditangani.

g. Meninjau lokasi yang akan direncanakan guna :Menentukan tipe dan desain jembatan utama

Menentukan jenis dan desain jalan pendekat bila ada Menentukan jenis dan tebal perkerasan jalan

Mengkonfirmasikan kebutuhan dan tingkat pekerjaan yangdiperlukan.Menentukan survai lapangan yang dibutuhkan dan data yang diperlukan untuk melaksanakan disain teknis detail.

h. Mempersiapkan rencana kerja detail untuk pekerjaan penyelidikan (investigasi),dimana diperlukan dan mengkoordinir semua kegiatan Team Lapangan dalammelaksanakan rencana kerja dilapangan.

i. Menganalisa data survai lapangan dan data lain yang tersedia seperti data data lalu lintas,

menyiapkan disain detail, prakiraan jumlah dan harga teknis, demikian pula gambar

gambar teknis dari semua jalan/jembatan yang akan direncanakan.

b). Tenaga Ahli Jembatan/Struktur

Tenaga Ahli Struktur/Jembatan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil (S1)

Page 13: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

minimal pengalaman 8 tahun atau S2 dengan disiplin ilmu yang sama(struktur/transport) minimal pengalaman 3 tahun lulusan universitas negeri atauswasta yang telah terakreditasi, mempunyai SKA Kualifikasi Muda - Ahli TeknikJembatan (kode 203) atau Ahli Teknik Terowongan (kode 205) yang dikeluarkanoleh Lembaga Sertifikasi resmi, mempunyai NPWP, berpengalaman dalam bidangperencanaan pekerjaan jembatan dibuktikan dengan surat keterangan / referensipekerjaan dari pengguna jasa, mengetahui dengan baik proses perencanaan denganpermasalahannya.

Tugas dan kewajibannya :a. Membantu Ketua Tim, merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam

pekerjaan perencanaan teknis Jembatan, dan bangunan pelengkap yang diperlukan.b. Menganalisa data survai lapangan dan data lain yang tersedia, menyiapkan detail

desain, prakiraan jumlah dan harga teknik, demikian pula gambar-gambar teknikdari semua jembatan yang akan direncanakan.

c. Memastikan bahwa rencana Jembatan yang dihasilkan adalah pilihan yangpaling ekonomis dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan olehDirektorat Jenderal Pekerjaan Umum.

c). Tenaga Ahli Mekanika Tanah

Tenaga Ahli Mekanika Tanah disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil (S1)minimal pengalaman 8 tahun atau S2 dengan disiplin ilmu yang sama(Sipil/Struktur) minimal pengalaman 3 tahun lulusan universitas negeri atau swastayang telah terakreditasi, mempunyai minimal SKA Kualifikasi Muda - Ahli TeknikJalan (kode 202) atau Ahli Geoteknik (kode 216) yang dikeluarkan oleh LembagaSertifikasi resmi, mempunyai NPWP, berpengalaman dalam bidang analisistanah/geoteknik dibuktikan dengan surat keterangan / referensi pekerjaan daripengguna jasa, mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan permasalahannya.

Tugas dan kewajibannya meliputi:a. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan /

material baik di lapangan maupun di laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.b. Memeriksa hasil pengujian dan membuat laporan analisisnya.c. Memeriksa hasil data tanah patahan / tanah gerak dan membuat laporan

analisisnya, serta memberikan rekomendasi untuk penaganannya.

d). Tenaga Ahli Dokumen, Estimasi Biaya, dan Spesifikasi

Tenaga Ahli Dokumen, Estimasi Biaya, dan Spesifikasi disyaratkan seorang SarjanaTeknik Sipil (S1) minimal pengalaman 5 tahun lulusan universitas negeri atauswasta yang telah terakreditasi, mempunyai minimal SKA Kualifikasi Muda - AhliTeknik Jalan (kode 202) atau Ahli Teknik Jembatan (kode 203) yang dikeluarkanoleh Lembaga Sertifikasi resmi, mempunyai NPWP, berpengalaman dalam bidangestimasi biaya dan penyiapan spesifikasi dan dokumen dibuktikan dengan surat

Page 14: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

keterangan / referensi pekerjaan dari pengguna jasa, mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan permasalahannya.

Tugas dan kewajibannya meliputi:a. Mengadakan analisis perhitungan harga satuan mengumpulkan data harga

bahan / material serta peralatan untuk kegiatan konstruksi yang sedang berjalansebagai pembanding.

b. Menghitung kuantitas dari bahan dan kebutuhan yang lain sesuai dengan disain.c. Bertanggung jawab atas perhitungan harga dan biaya konstruksi sesuai dengan

disainnya.

d. Menyusun dan menyiapkan laporan-laporan dokumen pengadaan dan dokumen kontrak untuk setiap pembagian pelaksanaan yang telah ditetapkan.

e. Melakukan perhitungan estimasi / kuantitas pekerjaanf. Menyusun Engineer's Estimate.g. Melakukan survey harga bahan / material khusus yang belum ditetapkan di

dalam analisa harga satuan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang.

e). Tenaga Ahli Arsitektur Lansekap

Tenaga Ahli Arsitek Lansekap disyaratkan seorang Sarjana Teknik Arsitektur (S1)minimal pengalaman 7 tahun lulusan universitas negeri atau swasta yang telahterakreditasi, mempunyai minimal SKA Kualifikasi Muda - Ahli ArsitekturLansekap (kode 103) / SKA Muda – Ahli Arsitektur yang dikeluarkan olehLembaga Sertifikasi resmi, mempunyai NPWP, berpengalaman dalam bidangperencanaan lansekap/bangunan dibuktikan dengan surat keterangan / referensipekerjaan dari pengguna jasa, mengetahui dengan baik proses perencanaan denganpermasalahannya.Tugas dan kewajibannya meliputi :

- bertanggung jawab Mendesain bentuk-bentuk bangunan pelengkap dan pendukung jalan

- Berkoordinasi dengan tenaga ahli lainya kaitanya dengan desain bangunan

pelengkap dan pendukung jalan.

3.3. Kebutuhan Tenaga Pendukung

Dalam menyelesaikan pekerjaannya tenaga-tenaga ahli tersebut di atas dapat dibantu oleh

beberapa Tenaga Penunjang lainnya seperti Asisten, Drafter/Juru gambar, office manajer,

Surveyor, Operator komputer, Pelayanan Kantor dan lainnya. Tenaga Asisten adalah

lulusan S1 dengan pengalaman 0-3 tahun di bidangnya. Jumlah tenaga penunjang yang

diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan. Surveyor lulusan SMK Teknik 8 tahun, Office

manager lulusan D3/S0 3 tahun, Juru gambar lulusan SMK Teknik 3 tahun, Operator

komputer lulusan SMA/SMK 3 tahun, dan pesuruh lulusan minimal SLTP.

Page 15: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

3.4. Daftar Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini meliputi perangkat komputer, GPS,

kamera, counter, rol meter, water pas,Total Station dan peralatan penunjang lainnya.

3.5. Sumber Dana

Sumber Dana pekerjaan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) Kota Semarang Tahun Anggaran 2017, sebesar Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus

Juta Rupiah) dengan nilai HPS sebesar Rp. 499.699.000,00 (Empat Ratus Sembilan

Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu Rupiah)

3.6. Pemberi Tugas

Pemberi tugas adalah Pejabat Pembuat Komitmen Belanja Jasa Kerjasama

Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api)

Kota Semarang tahun 2017 yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang.

3.7. Jadwal Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan untuk kegiatan / pekerjaan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak

Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang

tahun 2017 ditetapkan selama 3,5 (tiga setengah) bulan atau 105 (seratus lima) hari

kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

3.8. Keluaran

Disain perencanaan teknik jalan yang optimal, efisien dan feasible untuk dilaksanakan

sesuai kondisi riil lapangan yang mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.

Penyedia Jasa Konsultansi bertanggung jawab atas hasil yang telah direncanakan, dan

tetap memberikan pelayanan informasi sewaktu dibutuhkan oleh Pengguna Barang/Jasa.

Page 16: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

Termasuk produk animasi 3D minimal 3 menit dengan dubbing suara dan gambar produk

pembebasan lahan

3.9. Sistem Pelaporan dan Pembahasan

Keseluruhan hasil pekerjaan akan disampaikan dalam serangkaian laporan yang terdiri dari:

a. Laporan Pendahuluan, berisi :

- Daftar Isi

- Daftar Jalan

- Peta Lokasi Proyek

- Uraian

- Photo Dokumentasi

b. Laporan Antara/Interim, berisi :

▪ Daftar Isi

▪ Peta lokasi kegiatan

▪ Perkembangan/kemajuan Teknik ▪

Perkembangan/kemajuan Biaya ▪

Analisis pendukung

▪ Lampiran Pendukung

c. Laporan Akhir, berisi :

- Laporan Perencanaan

Meliputi ringkasan uraian dari Laporan Survai Pendahuluan, pengolahan dan

perhitungan perencanaan.

Susunan laporan perencanaan untuk tiap jalan adalah sebagai berikut:

▪ Daftar lsi

▪ Peta lokasi proyek/jalan

▪ Data perencanaan

▪ Perhitungan teknis

▪ Rekomendasi teknis

▪ Perkiraan biaya konstruksi.

▪ Lampiran :

- Dokumen Pelelangan

Page 17: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

Penyedia jasa harus menyiapkan Dokumen Pelelangan.

- Master Gambar Rencana

Master Gambar rencana harus dibuat dengan ukuran A3.

Semua hasil laporan pekerjaan harus dijilid rapi dan diberi sampul sesuai dengan standar

Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum, dengan ukuran sebagai berikut:

- Ukuran buku, ukuran kertas adalah A4

- Ukuran gambar rencana adalah A3

Distribusi penyerahan pekerjaan adalah sebagai berikut :

Jenis Hasil Pekerjaan Jumlah

(1). Laporan Pendahuluan 3 buku(2). Laporan Antara 3 buku

(3). Laporan Akhir 3 buku(4). Dokumen RAB dan Analisa Harga 3 buku

(5). Laporan Survey Topografi 3 buku

(6). Laporan Survey lalu lintas 3 buku

(7). Gambar Perencanaan A 3 3 buku(8). Laporan Penyelidikan Tanah 3 buku(9). Album Dokumentasi/Visualisasi 3 buku

(10). Gambar Pembebasan Tanah beserta Diskripsinya 3 buku

(11). Ringkasan Exekutif 15 buku

(12). HDD External Soft Copy Laporan & Doc. Tender 2 buah

(13). Animasi 3 D 2 buah

(14). Dokumen Tender 2 set

(15). Dokumen Lainya yang diperlukan -

SCHEDULE LAYANANKEGIATAN KONSULTANTAHUN ANGGARAN 2017

NO POSISIMM

Page 18: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

1 2 3 4

1 KETUA TIM / AHLI JALAN 3,51 1 1 0,5

2 TA. STRUKTUR/JEMBATAN 3,51 1 1 0.5

3 TA. MEKANIKA TANAH 3,51 1 1 0,5

4 TA. DOKUMEN, AHS, DAN SPEC 3,51 1 1 0,5

5 TA. ARSITEKTUR/LANSEKAP 3,51 1 1 0,5

6 Ass. AHLI JALAN 3,51 1 1 0,5

7 Ass. AHLI STRUKTUR/JEMBATAN 3,51 1 1 0,5

8 SURVEYOR (2 ORANG) 21 1

9 OFFICE MANAGER 3,51 1 1 0,5

10 OPERATOR KOMPUTER 3,51 1 1 0,5

11 DRAFTER (JURU GAMBAR) 3,51 1 1 0,5

12 PESURUH/PENJAGA 3,51 1 1 0,5

Demikian Kerangka Acuan Kerja untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam rangka

pelaksanaan pekerjaan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED

Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang tahun 2017 yang

dibiayai dengan APBD Kota Semarang T.A. 2017.

Page 19: KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) KEGIATAN: PEKERJAAN · (TOR) KEGIATAN: Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan ... Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi ... diskusi dan

Semarang, Juni 2017

Ditetapkan,PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

M. TEQI WIJAYA, STNIP 197907072009011006