kerangka acuan kerja pembinaan ketentraman, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan...

44
KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, KETERTIBAN, DAN PENCEGAHAN BENCANA A. LATAR BELAKANG Keamanan dan Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar bagi semua orang sehingga pemerintah mempunyai kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. Untuk mewujudkan situasi dan kondisi keamanan dan kenyamanan lingkungan yang kondusif diperlukan perumusan kebijakan dan strategi untuk mengimplementasikannya. Kecamatan sebagai salah satu Perangkat Daerah Kabupaten juga berkewajiban untuk menyusun rencana kebijakan di bidang keamanan, ketertiban umum dan penanggulangan bencana alam. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program/kegiatan tersebut tentu tidak lepas dari tugas umum dan fungsi kecamatan yang salah satunya adalah mengkoordinasikan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum. B. DASAR HUKUM Dalam menyusun rencana kebijakan dalam penyelenggaraan di bidang keamanan, ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan penanggulangan serta penanganan kejadian bencana alam, tahun 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang ada agar sesuai dengan peraturan di tingkat pusat maupun daerah. Adapun dasar hukum dalam pelaksanaan program kegiatan di bidang keamanan, ketertiban umum dan penanggulangan dan penanganan bencana berpedoman pada : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pembangunan Jangka Panjang daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan Daerah; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016- 2021;

Upload: others

Post on 31-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN KETENTRAMAN, KETERTIBAN,

DAN PENCEGAHAN BENCANA

A. LATAR BELAKANG

Keamanan dan Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar bagi semua orang sehingga

pemerintah mempunyai kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. Untuk mewujudkan

situasi dan kondisi keamanan dan kenyamanan lingkungan yang kondusif diperlukan perumusan

kebijakan dan strategi untuk mengimplementasikannya.

Kecamatan sebagai salah satu Perangkat Daerah Kabupaten juga berkewajiban untuk

menyusun rencana kebijakan di bidang keamanan, ketertiban umum dan penanggulangan bencana

alam. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program/kegiatan tersebut tentu tidak

lepas dari tugas umum dan fungsi kecamatan yang salah satunya adalah mengkoordinasikan

penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

B. DASAR HUKUM

Dalam menyusun rencana kebijakan dalam penyelenggaraan di bidang keamanan, ketertiban

umum, ketentraman masyarakat dan penanggulangan serta penanganan kejadian bencana alam, tahun

2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang ada agar sesuai dengan peraturan di

tingkat pusat maupun daerah. Adapun dasar hukum dalam pelaksanaan program kegiatan di bidang

keamanan, ketertiban umum dan penanggulangan dan penanganan bencana berpedoman pada :

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten

dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja

Pembangunan Jangka Panjang daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintahan Daerah;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016- 2021;

Page 2: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

9. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 33 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Daerah Tahun 2019;

10. Surat Edaran Bupati Gunungkidul Nomor 050/2139 Tahun 2018 Tentang Pedoman,

Penyusunan, Penyempurnaan, dan Penetapan Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun 2019.

11. Keputusan Camat Girisubo Nomor 19/KPTS/2019 tentang Tim Pelaksana Kegiatan Forum

Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompinca) Pengendalian Keamanan Lingkungan

Kecamatan Girisubo Tahun 2019.

C. TUJUAN

1. Tujuan penyelenggaraan kebijakan di bidang keamanan dan ketertiban umum serta

penanggulangan dan penanganan korban bencana alam Kecamatan Girisubo Tahun 2019 adalah:

a. Untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat.

b. Terlaksananya pembinaan Linmas Inti Kecamatan sebagai upaya peningkatan sumber daya

manusia di bidang keamanan dan ketertiban untuk mewujudkan ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat.

c. Sebagai upaya pencegahan dini timbulnya penyakit masyarakat.

d. Terlaksanya upaya pencegahan bencana dan penanganan korban bencana alam.

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan penanggulangan bencana dan

penanganan korban bencana alam dilaksanakan dalam waktu 1 tahun (Januari 2019 s/d Desember

2019).

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan penanggulangan bencana

dan penanganan korban bencana alam dilaksanakan Wilayah Kecamatan Girisubo.

Page 3: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

No.

Waktu

Pelaksanaan

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Jumlah

Orang

Terlibat

Keterangan

1.

Januari -

Maret 2019

Persiapan

Forkompinca

Persiapan

rakor mitigasi

bencana

Tim

Forkompinca

Desa se-Kec.

Girisubo

Masyarakat

25 orang

2.

April - Juni

2019

Persiapan

Forkompinca

Pembinaan

Linmas Inti

Kecamatan

Tim Forkompinca

114 orang

3. Juli-

September

2019

Persiapan

Forkompinca Tim Forkompinca

25 orang

4.

Oktober-

Desember 2019

Pembinaan

PEKAT Rakor

mitigasi bencana

Forkompinca

Desa, toga/tomas dan

Siswa

Kecamatan,Koramil,

Polsek dan Desa

Tim Forkompinca

25 orang

Page 4: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang
Page 5: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYIAPAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA (PASKIBRAKA)

KECAMATAN GIRISUBO

A. LATAR BELAKANG

Untuk menumbuhkan dan menjaga rasa Nasionalisme Bangsa, Momentum yang menjadi

sejarah bagi Bangsa Indonesia perlu dijaga, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang

senantiasa mengingat sejarah bangsanya dan menghargai jasa Pahlawannya. Salah satunya

adalah sejarah yang menjadi tonggak berdirinya Bangsa Indonesia untuk menjadi Bangsa yang

Berdaulat yaitu Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Adalah menjadi kewajiban kita semua sebagai komponen bangsa untuk menjaga

Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Apalagi bagi generasi muda yang

akan menjadi pewaris dan mengisi Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Salah satu bentuk kegiatan

untuk mengenang dan menumbuhkan rasa Nasionalisme Bangsa adalah Upacara memperingati

Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang

dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, termasuk di Kecamatan Girisubo.

Kecamatan Girisubo sebagai salah satu Perangkat Daerah Kabupaten berkewajiban

melaksanakan Upacara Peringatan Detik-detik Proklasmasi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan

Republik Indonesia, untuk melaksanakan kewajiban tersebut diperlukan rencana kegiatan agar

dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

B. DASAR HUKUM

Dalam menyusun rencana kegiatan pelaksanaan Upacara Memperingati Detik-detik

Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 2019 didasarkan pada

peraturan dan perundang-undangan yang ada agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan

pedoman secara nasional baik di tingkat pusat maupun daerah. Adapun dasar hukum dalam

pelaksanaan program kegiatan Upacara Memperingati Detik-detik Proklamasi Negara

Kesatuan Republik Indonesia berpedoman pada :

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2015; tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang no. 23 tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana

Kerja Pembangunan Jangka Panjang daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan

Page 6: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

Pemerintahan Daerah;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan

atas Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021;

9. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 33 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2019;

10. Surat Edaran Bupati Gunungkidul Nomor 050/2139 Tahun 2018 Tentang Pedoman,

Penyusunan, Penyempurnaan, dan Penetapan Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun

2019.

C. TUJUAN

Tujuan persiapan dan pelaksanaan Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari Ulang

Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74 Tahun 2019 Kecamatan Girisubo adalah ;

a. Terbentuknya Anggota Pasukan Pengibar Bendera.

b. Terlaksananya latihan Anggota Paskibra agar dalam melaksanakan tugas mengibarkan dan

menurunkan bendera Merah Putih saat pelaksanaan Upacara memperingati Detik-detik

Proklamasi HUT RI Ke-74 Tahu 2019 dapat berjalan dengan baik.

c. Terbentuk mental disiplin dan tanggungjawab Anggota Paskibra

d. Terlaksanya Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun

Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74 Kecamatan Girisubo Tahun 2019.

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan persiapan dan pelaksanaan Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari Ulang

Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74 Tahun 2019 Kecamatan Girisubo akan

dilaksanakan dalam waktu 2 bulan (Juli dan Agustus 2019).

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi kegiatan Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun

Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74 Tahun 2019 akan dilaksanakan Lapangan Kecamatan

Girisubo.

Page 7: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

No.

Waktu

Pelaksanaan

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Jumlah

Orang

Terlibat

Keterangan

1.

Juli 2019

Persiapan

pembentukan

Paskibra

Kecamatan, Koramil,

dan Polsek

SMA/SMK se-Kec.

Girisubo

90 orang

Seleksi

paskibra

Latihan

paskibra

Instruktur anggota

Paskibra

5 orang

Pengukuhan

paskibra

Muspinca,

Instruktur,paskibra,

orang tua wali,

150

orang

2.

Agustus

2019

Gladi

bersih/kotor

Muspinca,

Instruktur,paskibra,

petugas upacara,

150

orang

Upacara

detik-detik

Proklamasi

Muspinca,

Instruktur,paskibra,

petugas upacara,

150orang

Page 8: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari kegiatan Upacara Memperingati Detik-detik Proklamasi HUT RI KE-74 Tahun

2019 adalah sebagai berikut :

1. Terbentuknya Anggota Paskibra 75 orang

2. Terlaksananya latihan Paskibra 75 orang sepuluh kali

3. Terlaksannya Gladi upacara 150 orang

4. Terlaksannya pengukuhan Anggota Paskib 150 orang

5. Terlaksananya Upacara Perigatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan HUT RI KE-74

150 orang

H. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan Upacara Memperingati Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan

Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 2019 bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 37.310.000,00

(tiga puluh tujuh juta tiga ratus sepuluh ribu rupiah) yang akan digunakan untuk:

- Belanja Alat Tulis Kantor (ATK)

- Belanja Fotocopy/penggandaan

- Belanja Dekorasi

- Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor

- Belanja Makan, Snack dan Minum Rapat

- Belanja Pakaian Khusus Paskib

- Honor Pelatih Paskibraka

Page 9: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang
Page 10: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah dan

nasional. Hal tersebut terlihat melalui banyaknya program pembangunan yang dirancang

pemerintah untuk pembangunan desa. Hampir seluruh instansi, terutama pemerintah daerah

mengakomodir pembangunan desa dalam program kerjanya. Tentunya berlandaskan

pemahaman bahwa desa sebagai kesatuan geografis terdepan yang merupakan tempat

sebagian besar penduduk bermukim. Dalam struktur pemerintahan, desa menempati posisi

terbawah, akan tetapi justru terdepan dan langsung berada di tengah masyarakat. Karenanya

dapat dipastikan apapun bentuk setiap program pembangunan dari pemerintah akan selalu

bermuara ke desa.

Meskipun demikian, pembangunan desa masih memiliki berbagai permasalahan,

seperti adanya desa terpencil atau terisolir dari pusat-pusat pembangunan (centre of

excellent), masih minimnya prasarana sosial ekonomi serta penyebaran jumlah tenaga kerja

produktif yang tidak seimbang, termasuk tingkat produktivitas, tingkat pendapatan

masyarakat dan tingkat pendidikan yang relatif masih rendah. Semuanya itu pada akhirnya

berkontribusi pada kemiskinan penduduk.

Fakta tersebut menyebabkan pemerintah semakin intensif menggulirkan program

dan proyek pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan desa. Namun demikian program

atau proyek yang diarahkan dalam pembangunan desa justru tidak dapat berjalan optimal,

karena kebanyakan direncanakan jauh dari desa (Korten, 1988:247). Masyarakat masih

dianggap sebagai obyek/sasaran yang akan dibangun. Hubungan yang terbangun adalah

pemerintah sebagai subyek/pelaku pembangunan dan masyarakat desa sebagai

obyek/sasaran pembangunan (Kartasasmita, 1996:144). Partisipasi yang ada masih sebatas

pemanfaatan hasil. Tingkat partisipasi dalam pembangunan masih terbatas, misalnya masih

sebatas peran serta secara fisik tanpa berperan secara luas sejak dari perencanaan sampai

evaluasi.

Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar. Pemerintah

berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan program atau proyek

pembangunan. Fakta ini berangkat dari perspektif stakeholders pemerintahan bahwa

berhasilnya programatau proyek pembangunan diukur dari penyelesaian yang tepat pada

waktunya (efisiensi dan efektifitas) serta sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Page 11: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

Dengan orientasi seperti ini, tentunya masyarakat desa beserta Stakeholder lainnya

di desa yang seharusnya memiliki peranan yang besar tidak dapat mengembangkan

kemampuannya dan menjadi “terbelenggu” dalam berinovasi. Hal tersebut misalnya dapat

dilihat dari implementasi program bantuan desa (Bangdes) selama ini, justru peranan

birokrat pemerintah yang amat menonjol. Walaupun sesungguhnya program tersebut sudah

lama dilaksanakan dan cukup dikenal luas di desa, namun masyarakat selalu dianggap

kurang mampu, sehingga bimbingan dan arahan dari pemerintah begitu kuat pengaruhnya

dan merasuk (internalisasi) dalam masyarakat. Pada akhirnya masyarakat tergantung pada

bimbingan dan arahan dari pemerintah. Bila kondisi tersebut tetap dipertahankan, maka

masyarakat tidak akan pernah dapat menunjukkan kemampuannya dalam mengelola

pembangunan di desanya. Apapun bentuk pembangunan, secara substantif akan selalu

diartikan mengandung unsur proses dan adanya suatu perubahan yang direncanakan untuk

mencapai kemajuan masyarakat. Karena ditujukan untuk merubah masyarakat itulah maka

sewajarnya masyarakatlah sebagai pemilik (owner) kegiatan pembangunan. Hal ini

dimaksudkan supaya perubahan yang hendak dituju adalah perubahan yang diketahui dan

sebenarnya yang dikehendaki oleh masyarakat (Conyers, 1991:154-155). Ada kesiapan

masyarakat untuk menghadapi dan menerima perubahan itu. Untuk itu keterlibatannya harus

diperluas sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pemanfaatannya, sehingga proses

pembangunan yang dijalankan dapat memberdayakan masyarakat, bukan memperdayakan.

Pembangunan desa secara konseptual mengandung makna proses dimana usaha-usaha dari

masyarakat desa terpadu dengan usaha-usaha dari pemerintah. Tujuannya untuk

memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Sehingga dalam konteks

pembangunan desa, paling tidak terdapat dua stakeholder yang berperan utama dan sejajar

(equal) yaitu pemerintah dan masyarakat. Meskipun demikian, dalam konteks yang lebih

luas, juga terdapat peranan “Agen Eksternal” seperti LSM, Konsultan, Lembaga Donor dll.

Domain pembangunan desa juga tidak terlepas dari wacana tentang model perencanaan

pembangunan yaitu dari atas ke bawah (top down planning) dan dari bawah ke atas (bottom

up planning).Pada dasarnya setiap program dari pemerintah senantiasa mencerminkan

kombinasi kedua model tersebut, hanya intensitasnya yang berbeda. Sesuai dengan tuntutan

paradigma baru tentang pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered

development), maka pendekatan bottom up planning sudah sewajarnya diperbesar dan

menjadi inti dari proses pembangunan yang memberdayakan masyarakat.

Page 12: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

B. DASAR HUKUM

1. Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2016 ini adalah : Undang-undang

Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021;

10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan;

11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 27 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Daerah Tahun 2018.

C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa adalah :

1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang,

antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah

2. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan

3. Meningkatkan sumber daya manusia aparatur pemerintah desa dan lembaga

kemasyarakatan desa.

Page 13: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Girisubo, Pemerintah Desa serta

lembaga Kemasyarakatan Desa.

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

dilaksanakan dalam waktu 1 tahun (Januari 2019 s/d Desember 2019):

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa adalah di Kecamatan Girisubo

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

No Waktu

Pelaksanaan Sub-Aktivitas Pihak Terkait

Jumlah

Orang Keterangan

1 Januari 2019 Musrenbang RKPD

tahun 2020

Perangkat

Desa, Lembaga Desa,

Tokoh Masyarakat

115 Orang

2 Maret 2019 Evaluasi

Perlombaan Desa

Perangkat Desa, Lembaga Desa,

Tokoh Masyarakat

100 Orang

3 April 2019 Pelestarian Aset Program

Perangkat

Desa, Lembaga Desa,

Tokoh Masyarakat

50 Orang

4 Juli 2019 Penyusunan Profil Desa

Perangkat Desa, Lembaga Desa,

Tokoh Masyarakat

50 Orang

5 Agustus 2019 Evaluasi Lomba Pengagungan

Perangkat Desa, Lembaga Desa,

Tokoh Masyarakat

50 orang

6 Oktober 2019 Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan PMD (PIWK)

Perangkat Desa, Lembaga Desa, Tokoh Masyarakat

80 orang

7 November-Desember 2019

Persiapan Pembinaan Pemerintahan Desa

Perangkat Desa, Lembaga Desa, Tokoh Masyarakat

50 orang

Page 14: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa adalah sebagai berikut:

- Dokumen Usulan Rencana Pembangunan

- Jumlah Desa Yang dievaluasi

- Frekuensi rakor pelestarian aset program pemberdayaan

- Dokumen Profil Desa

- Frekuensi Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan PMD (PIWK)

H. PELAKSANA

Pelaksana Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa adalah Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Girisubo.

a. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul

Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 41.645.000,00 (Empat puluh satu juta enam ratus empat

puluh lima Ribu Rupiah) yang akan digunakan untuk:

- Belanja ATK

- Honorarium Tim

- Transport Peserta

- Belanja Cetak dan Penggandaan

- Belanja Makan, Minum, dan Snack Rapat

- Belanja Perjalanan Dinas

- Uang Untuk Pihak Ketiga/Masyarakat

- Belanja Jasa Narasumber/Tenaga Ahli

Page 15: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang
Page 16: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah

dan nasional. Hal tersebut terlihat melalui banyaknya program pembangunan yang

dirancang pemerintah untuk pembangunan desa. Salah satunya adalah melalui

peningkatan perekonomian masyarakat desa.

Pada zaman sekarang ini setiap oknum dituntut untuk menjadikan kondisi

ekonomi negaranya menjadi semakin efektif, efisien, dan kompetitif. Indonesia

merupakan salah satu oknum berkembang dari beberapa oknum berkembang di dunia

seperti Malaysia, Thailand, Filipina yang terus mengupayakan pembangunan.

Pembangunan yang berkembang di Indonesia pada saat ini adalah pembangunan

ekonomi, sehingga oknum pembangunan ekonomi di Indonesia mengacu pada usaha

mencapai pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya.

Memajukan perekonomian di desa adalah tugas yang sangat penting. Hal ini

dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia adalah masyarakat pedesaan. Dalam

memutar roda perekonomian, jelas ada perbedaan yang jauh antara masyarakat desa

dengan masyarakat kota. Ekonomi masyarakat desa ditopang oleh beberapa oknum

pendapatan. Semua oknum inilah yang harus ditingkatkan agar ekonomi masyarakat desa

bisa maju dan berkembang.

Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar. Pemerintah

berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan program untuk upaya

peningkatan perekonomian desa. Pemerintah telah memusatkan pada peningkatan

lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja di pedesaan sesuai dengan potensi yang

dimiliki di masing-masing daerah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah

dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat desa yaitu dengan memaksimalkan

atau meningkatkan peran usaha kecil mikro di pedesaan. Adanya okum kecil di

pedesaan dipandang mampu meningkatkan produktivitas masyarakat serta dapat

mengatasi masalah sempitnya lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Page 17: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2019 ini adalah :

1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta . Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun1950;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021;

10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan;

11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 27 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2018.

Page 18: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah :

1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-

ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah

2. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan

3. Meningkatkan sumber daya manusia aparatur pemerintah desa dan

lembaga kemasyarakatan desa.

4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Girisubo, Pemerintah Desa serta

lembaga Kemasyarakatan Desa.

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa dilaksanakan dalam waktu 1 tahun

(Januari 2019 s/d Desember 2019):

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah di Kecamatan Girisubo

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

No Waktu

Pelaksanaan Sub-Aktivitas Pihak Terkait

Jumlah Orang

Terlibat Ketera

ngan

1 Agustus 2019 Pameran UKM Masyarakat

Desa

190 orang

2 September 2019 Pembinaan Pengembangan Ekonomi Mikro

Masyarakat

Desa

50 Orang

3 November 2019 Monitoring dan

Evaluasi

Perangkat

Desa,

Lembaga

Desa, Tokoh

Masyarakat

50 Orang

Page 19: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah sebagai berikut:

- Jumlah peserta pameran UKM 8 kelompok

- Jumlah peserta Rakor Pengembangan Ekonomi Mikro 50 orang

H. PELAKSANA

Pelaksana kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah Seksi

Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Girisubo

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Perekonomian Masyarakat Desa bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran

2019 sebesar Rp. 16.300.000,00 (Enam Belas Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah) yang

akan digunakan untuk:

1. Belanja ATK

2. Belanja Dekorasi

3. Belanja Upah Penjaga Stand Pameran

4. Belanja Penggandaan/Fotocopy

5. Belanja Sewa

6. Belanja Makan, Minum dan Snack Rapat

7. Belanja Perjalanan Dinas

Page 20: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang
Page 21: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan publik adalah Kegiatan atau kebutuhan pelayanan bagi setiap warga nagara

dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik.

Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dijelaskan bahwa

ruang lingkup pelayanan publik dapat digolongkan dalam 2 bentuk yaitu : Pelayanan Barang

dan Jasa Publik dan Pelayanan Administratif.

Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik meliputi :

1. Kepastian hukum dimaksudkan adanya peraturan perundang-undangan yang

menjamin terselenggaranya pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan rasa

keadilan masyarakat.

2. Keterbukaan dimaksudkan bahwa setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah

mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.

3. Partisipatif dimaksudkan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan peleyanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan

harapan masyarakat.

4. Akuntabilitas dimaksudkan bahwa proses penyelenggaraan pelayanan publik harus

dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

5. Kepentingan umum dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik tidak

boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan.

6. Profesionalisme dimaksudkan bahwa aparat penyelenggara pelayanan harus memiliki

kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya.

7. Kesamaan hak dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik tidak

diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan

status ekonomi.

8. Keseimbangan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan baik oleh pemberi maupun

penerima pelayanan.

Berdasarkan Surat Keputusan Camat Girisubo Nomor 45/KPTS/2018 tentang CV. SP

Keputusan Camat Girisubo Nomor 23/KPTS/2017 tentang Standart Pelayanan pada

Kecamatan Girisubo meliputi :

Page 22: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

Pelayanan Permohonan Kartu Keluarga, Pelayanan Permohonan Kartu Tanda Penduduk,

Pelayanan Penerbitan Surat Pindah antar Kabupaten/Kota atau Provinsi dan Surat Pengantar

Pindah yang Bertransmigrasi antar Kabupaten/Kota atau antar Provinsi, Pelayanan

Permohonan Pindah datang WNI antar Kabupaten/Kota atau antar Provinsi, Pelayanan

Study Banding, Pelayanan Konsultasi, PengesahanRekomendasi Kepesertaan BPJS KIS

APBD Kabupaten, Rekomendasi Pelaksanaan Nikah karena dilaksanakan kurang dari 10

hari setelah pendaftaran, Pelayanan Pemberian Iin Usaha Mikro dan Kecil.

B. DASAR HUKUM.

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15

Tahun 2014 Tentang Pedoman Standart Pelayanan.

4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2013 Tentang

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2015.

5. Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan

Publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

6. Peraturan Bupati Gunugkidul Nomor 76 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan.

7. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 26 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan.

8. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 58 Tahun 2015 tentang Pendelegasian Wewenang

Pelaksanaan Izin Usaha Mikro dan Kecil Kepada Camat.

9. Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pemberian Izin Usaha

Mikro dan Kecil dalam Rangka Pelaksanaan Administrasi Terpadu Kecamatan.

Page 23: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

C. TUJUAN.

Agar terdapat batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggungjawab dan

kewajiban serta kewenangan seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan pelayanan

publik sehingga ada keseimbangan antara hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan baik

oleh pemberi maupun penerima pelayanan. Selain daripada itu akan memperjelas acuan

dan pedoman pelaksanaan rencana kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu di

Kecamatan Girisubo Tahun 2019 yang dituangkan dalam matrik kegiatan dan

penganggarannya selama satu tahun.

D. WAKTU PELAKSANAAN.

Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Kecamatan di Kecamatan Girisubo

Tahun 2019 dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) Tahun terhitung mulai bulan

Januari 2019 sampai dengan bulan Desember 2019.

E. LOKASI PELAKSANAAN.

Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Kecamatan

Tahun 2019 adalah di Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunungkidul.

F. TAHAPAN PELAKSANAAN

No

.

Waktu

Pelaksanaan

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Jumlah

Orang

Terlibat

Ket

1 Januari -

Maret 2019

-Menyiapkan SOP

Pelayanan

-Menyiapan blangko

IUMK

-Pelaksanaan 10

jenispelayan (1

pelayanan masih

dalam proses yaitu

IMB)

.8 (delapan) desa di

Kecamatan Girisubo

.Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil

.Dinas Koperasi Usaha

Kecil dan Menengah.

.Bagian Organisasi

Kabupaten.

.Pelaku usaha

50

2 April -

Juni 2019

- Pelaksanaan 10 jenis pelayan (1

pelayanan masih

dalam proses yaitu

IMB)

- Monitoring dan

evaluasi

8 (delapan) desa di

Kecamatan Girisubo

.Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil

.Dinas Koperasi Usaha

Kecil dan Menengah.

-Pelaku usaha

65

3 Juli –

September

2019

-Pelaksanaan 10

Jenis pelayan (1

pelayanan masih

dalam proses yaitu

IMB)

8 (delapan) desa di

Kecamatan Girisubo

.Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil

.Dinas Koperasi Usaha

Kecil dan Menengah.

.Perbankan

.Pelaku usaha

65

Page 24: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

4 Oktober -

Desember

2019

-Pelaksanaan 10 jenis pelayanan

(1 pelayanan masih

dalam proses yaitu

IMB)

- Monitoring dan

evaluasi

-Penyusunan

Laporan

8 (delapan) desa di

Kecamatan

Girisubo.Dinas

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

.Dinas Koperasi Usaha

Kecil dan Menengah.

-Pelaku usaha

45

G. KELUARAN ( OUTPUT ).

Jumlah Layanan selama 1 (satu) tahun pada Kegiatan Penyelenggaraan Terpadu

Kecamatan sebanyak 7.200 layanan

H. PELAKSANA.

Pelaksana Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Kecamatan Tahun 2019

adalah Seksi Pelayanan Umum Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunungkidul.

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksana Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Kecamatan Tahun 2019 di

Kecamatan Girisubo bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Gunungkidul (APBD) Tahun 2019 Rp. 17.376.000,- (tujuh belas juta tiga ratus tujuh puluh

enam ribu rupiah)

a. Pembelian Alat Tulis Kantor (ATK)

b. Belanja Jilid

c. Belanja Fotocopy/Penggandaan

d. Makan, Minum, dan Snack Rapat

e. Biaya Perjalanan Dinas

Page 25: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang
Page 26: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial atau yang lebih memegang peranan

yang penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya

bersinergi terhadap pembangunan daerah dan nasional. Hal tersebut terlihat melalui

banyaknya program pembangunan bidang Kesejahteraan Sosial yang dirancang

pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat. Hampir seluruh instansi,

terutama pemerintah daerah mengakomodir pembangunan bidang kesejahteraan Sosial

dalam program kerjanya. Di Kabupaten Gunungkidul khususnya pembangunan bidang

kesejahteraan Sosial harus berlandaskan Basis Data Terpadu (BDT). Progaram

pengentasan Kemiskinan dan Bidang Jaminan Kesehatan yang telah dianggarkan pada

kegiatan masing-masing OPD harus berdasarkan BDT tersebut.

Dengan demikian, pembangunan bidang kesejahteran sosial masih memiliki peran

yang sangat penting dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan peningkatan derajat

kesehatan bagi warga.

Fakta tersebut menyebabkan pemerintah semakin intensif menggulirkan program

dan proyek pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Namun

demikian program atau proyek yang diarahkan dalam pembangunan bagi warga

masyarakat justru tidak dapat berjalan optimal, karena kebanyakan direncanakan jauh dari

Pusat (Korten, 1988:247). Masyarakat masih dianggap sebagai obyek/sasaran yang akan

dibangun. Hubungan yang terbangun adalah pemerintah sebagai subyek/pelaku

pembangunan dan masyarakat sebagai obyek/sasaran pembangunan (Kartasasmita,

1996:144). Partisipasi yang ada masih sebatas pemanfaatan hasil. Tingkat partisipasi dalam

pembangunan Kesejahteraan Masyarakat masih terbatas, misalnya masih sebatas peran

serta secara fisik tanpa berperan secara luas sejak dari perencanaan sampai evaluasi.

Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar. Terutama

Pendamping, Pemerintah berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan

program dan kegiatan dalam pembangunan. Fakta ini berangkat dari perspektif

stakeholders pemerintahan bahwa berhasilnya programatau proyek pembangunan diukur

dari penyelesaian yang tepat pada waktunya (efisiensi dan efektifitas) serta sesuai dengan

rencana yang ditetapkan. Dengan orientasi seperti ini, tentunya masyarakat desa beserta

Stakeholder lainnya di desa yang seharusnya memiliki peranan yang besar tidak dapat

mengembangkan kemampuannya dan menjadi “terbelenggu” dalam berinovasi. Hal

tersebut misalnya dapat dilihat dari

Page 27: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

implementasi program BPNT dan PKH selama ini, justru peranan birokrat pemerintah yang

amat menonjol

. Walaupun sesungguhnya program tersebut sudah lama dilaksanakan dan cukup

dikenal luas di desa, namun masyarakat selalu dianggap kurang mampu, sehingga bimbingan

dan arahan dari pemerintahbegitu kuat pengaruhnya dan merasuk (internalisasi) dalam

masyarakat. Pada akhirnya masyarakat tergantung pada bimbingan dan arahan dari

pemerintah. Bila kondisi tersebut tetap dipertahankan, maka masyarakat tidak akan pernah

dapat menunjukkan kemampuannya dalam mengelola pembangunan di desanya. Apapun

bentuk pembangunan, secara substantif akan selalu diartikan mengandung unsur proses dan

adanya suatu perubahan yang direncanakan untuk mencapai kemajuan masyarakat. Karena

ditujukan untuk merubah masyarakat itulah maka sewajarnya masyarakatlah sebagai pemilik

(owner) kegiatan pembangunan. Hal ini dimaksudkan supaya perubahan yang hendak dituju

adalah perubahan yang diketahui dan sebenarnya yang dikehendaki oleh masyarakat

(Conyers, 1991:154-155). Ada kesiapan masyarakat untuk menghadapi dan menerima

perubahan itu. Untuk itu keterlibatannya harus diperluas sejak perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi hingga pemanfaatannya, sehingga proses pembangunan yang dijalankan dapat

memberdayakan masyarakat, bukan memperdayakan. Pembangunan desa secara konseptual

mengandung makna proses dimana usaha-usaha dari masyarakat desa terpadu dengan usaha-

usaha dari pemerintah. Tujuannya untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan budaya

masyarakat. Sehingga dalam konteks pembangunan desa, paling tidak terdapat dua

stakeholder yang berperan utama dan sejajar (equal)yaitu pemerintah dan masyarakat.

Meskipun demikian, dalam konteks yang lebih luas, juga terdapat peranan “Agen Eksternal”

seperti LSM, Konsultan, Lembaga Donor dan lain-lain. Domain pembangunan desa juga

tidak terlepas dari wacana tentang model perencanaan pembangunan yaitu dari atas ke bawah

(top down planning) dan dari bawah ke atas (bottom up planning).Pada dasarnya setiap

program dari pemerintah senantiasa mencerminkan kombinasi kedua model tersebut, hanya

intensitasnya yang berbeda. Sesuai dengan tuntutan paradigma baru tentang pembangunan

yang berpusat pada manusia (people centered development), maka pendekatan bottom up

planning sudah sewajarnya diperbesar dan menjadi inti dari proses pembangunan bidang

kesejahteraan sosial.

B. DASAR HUKUM

1. Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2016 ini adalah : Undang- undang

Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;

Page 28: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021;

10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan;

11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 27 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Daerah Tahun 2018.

C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan adalah :

1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara

2. Meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat melalui beberapa program yang

dikucurkan, seperti Porgram PKH, BPNT dan Jambanisasi serta program yang lain

3. Meningkatkan sumber daya manusia untuk cepat tanggap dengan kondisi warga

masyarakat

4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Girisubo, Pemerintah Desa serta lembaga

Kemasyarakatan seperti Karang Taruna, PSM dan Tagana

Page 29: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan dilaksanakan dalam waktu 1 tahun

(Januari 2019 s/d Desember 2019):

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan adalah di Kecamatan Girisubo

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

No

Waktu

Pelaksanaan

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Jumlah

Orang

Terlibat

Keterangan

1 Maret 2019 Penanggulanga

n Kemiskinan

Kasi

Pelayanan

Desa,TKSK,

Pendamping

PKH

15 Orang

2 Mei-Juli 2019 Pelaksanaan

Droping Air

Pendamping PKH

25 orang

3 April 2019 Pembinaan PMKS

Tim yang

sudah

terbentuk, Kasi

Pelayanan

Desa

40 Orang

4 Mei 2019 Safari Tarawih Dinas Instansi,

Perangkat Desa

Lembaga Desa,

Tokoh

Masyarakat.

50 Orang

6 Juli 2019 Forum

Komunikasi

Umat

Beragama

Tokoh Agama,

KUA

160 orang

Page 30: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan adalah sebagai

berikut:

1. Frekuensi Rakor Tim Penanggulangan Kemiskinan sebanyak 6 kali

2. Frekuensi Pembinaan PMKS sebanyak 6 kali

3. Jumlah Layanan Droping Air yang diterima Masyarakat seabanyak 600 tangki

4. Frekuensi Forum Kerukunan Beragama dan atau Safari Ramadhan sebanyak 7 kali

H. PELAKSANA

Pelaksana Kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan Kecamatan Girisubo.

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp.

102.085,000,00 (Seratus Dua Juta Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah) yang akan digunakan

untuk:

1. Penanggulangan Kemiskinan

2. Pembinaan PMKS

3. Pelayanan Droping Air

4. Menyelenggarakan Forum Komunikasi Umat Beragama

5. Safari Tarawih

6. Pembinaan Perempuan Budaya Pemuda dan Olahraga

Page 31: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang
Page 32: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN PEREMPUAN, BUDAYA PEMUDA DAN OLAHRAGA

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Bidang Perempuan, Budaya Pemuda dan Olah raga atau yang lebih

memegang peranan yang penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan

pada hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah utamanya Daerah Istimewa

Yogyakarta dan nasional. Hal ini terbukti dengan dikucurkannya dana keistimewaan dari

Pusat ke Pemerintah Propinsi dan selanjutnya dari Pemerintah Propinsi dialokasikan ke

Pemerintah Kabupaten. Yang paling dominan adalah alokasi untuk bidang kebudayaan.

Hal tersebut terlihat melalui banyaknya program pembangunan bidang sosial budaya yang

dirancang pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat. Beberapa

instansi, terutama Instansi pemerintah daerah mengakomodir pembangunan bidang

Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olahraga dalam program kerjanya. Di Kabupaten

Gunungkidul khususnya pembangunan bidang Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olahraga

ditangani oleh beberapa Dinas.

Dengan demikian, pembangunan yang menangani bidang Perempuan, Budaya

Pemuda dan Olahraga ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat

melalui kegiatan Perempuan, Seni Budaya serta Pemuda dan Olahraga.

Fakta tersebut menyebabkan pemerintah semakin intensif menggulirkan program

dan proyek pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Namun

demikian program atau proyek yang diarahkan dalam pembangunan bagi warga

masyarakat justru tidak dapat berjalan optimal, karena kebanyakan direncanakan jauh dari

Pusat (Korten, 1988:247). Masyarakat masih dianggap sebagai obyek/sasaran yang akan

dibangun. Hubungan yang terbangun adalah pemerintah sebagai subyek/pelaku

pembangunan dan masyarakat sebagai obyek/sasaran pembangunan (Kartasasmita,

1996:144). Partisipasi yang ada masih sebatas pemanfaatan hasil. Tingkat partisipasi dalam

pembangunan Kesejahteraan Masyarakat masih terbatas, misalnya masih sebatas peran

serta secara fisik tanpa berperan secara luas sejak dari perencanaan sampai evaluasi.

Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar. Terutama

Pendamping, Pemerintah berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan

program dan kegiatan dalam pembangunan. Fakta ini berangkat dari perspektif

stakeholders pemerintahan bahwa berhasilnya program atau proyek pembangunan diukur

dari penyelesaian yang tepat pada waktunya (efisiensi dan efektifitas) serta sesuai dengan

rencana yang ditetapkan. Dengan orientasi seperti ini, tentunya masyarakat desa beserta

Stakeholder lainnya di desa yang seharusnya memiliki peranan yang besar tidak dapat

mengembangkan kemampuannya dan

Page 33: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

menjadi “terbelenggu” dalam berinovasi bagi kaum perempuan, Pelaku seni dan budaya serta

Atlit-atlit bidang olahraga. Hal tersebut misalnya dapat dilihat dari implementasi program

Peningkatan Peranan Wanita, Peningkatan seni dan budaya serta pembinaan Atlit berprestasi

selama ini, justru peranan birokrat pemerintah yang amat menonjol

. Walaupun sesungguhnya program tersebut sudah lama dilaksanakan dan cukup dikenal

luas di desa, namun masyarakat selalu dianggap kurang mampu, sehingga bimbingan dan

arahan dari pemerintah begitu kuat pengaruhnya dan merasuk (internalisasi) dalam masyarakat.

Pada akhirnya masyarakat tergantung pada bimbingan dan arahan dari pemerintah. Bila kondisi

tersebut tetap dipertahankan, maka masyarakat tidak akan pernah dapat menunjukkan

kemampuannya dalam mengelola pembangunan di desanya. Apapun bentuk pembangunan,

secara substantif akan selalu diartikan mengandung unsur proses dan adanya suatu perubahan

yang direncanakan untuk mencapai kemajuan masyarakat. Karena ditujukan untuk merubah

masyarakat itulah maka sewajarnya masyarakatlah sebagai pemilik (owner) kegiatan

pembangunan. Hal ini dimaksudkan supaya perubahan yang hendak dituju adalah perubahan

yang diketahui dan sebenarnya yang dikehendaki oleh masyarakat (Conyers, 1991:154-155).

Ada kesiapan masyarakat untuk menghadapi dan menerima perubahan itu. Untuk itu

keterlibatannya harus diperluas sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga

pemanfaatannya, sehingga proses pembangunan yang dijalankan dapat memberdayakan

masyarakat, bukan memperdayakan. Pembangunan desa secara

Konseptual mengandung makna proses dimana usaha-usaha dari masyarakat desa

terpadu dengan usaha-usaha dari pemerintah. Tujuannya untuk memperbaiki kondisi social

kaum perempuan, ekonomi dan budaya masyarakat. Sehingga dalam konteks pembangunan

Perempuan, budaya, pemuda dan olahraga, paling tidak terdapat dua stakeholder yang berperan

utama dan sejajar (equal)yaitu pemerintah dan masyarakat. Meskipun demikian, dalam konteks

yang lebih luas, juga terdapat peranan “Agen Eksternal” seperti LSM, Konsultan, Lembaga

Donor dll. Domain pembangunan desa juga tidak terlepas dari wacana tentang model

perencanaan pembangunan yaitu dari atas ke bawah (top down planning) dan dari bawah ke

atas (bottom up planning).Pada dasarnya setiap program dari pemerintah senantiasa

mencerminkan kombinasi kedua model tersebut, hanya intensitasnya yang berbeda. Sesuai

dengan tuntutan paradigma baru tentang pembangunan yang berpusat pada manusia (people

centered development), maka pendekatan bottom up planning sudah sewajarnya diperbesar

dan menjadi inti dari proses pembangunan bidang bidang seperti tersebut diatas.

Page 34: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

B. DASAR HUKUM

1. Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2016 ini adalah : Undang- undang

Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Daerah Istimewa Yogyakarta . Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan Pemerintah

Daerah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021;

10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan;

11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 27 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Daerah Tahun 2018.

C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembinaan Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olah raga adalah :

1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara

2. Meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat melalui beberapa program yang dikucurkan,

seperti Porgram Peningkatan Peran Perempuan, Gelar Potensi Budaya, Pelaksanaan

PORKAB dan PORDA dan peningkatan sarana dan prasarana olah raga serta program yang

lain

Page 35: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

3. Meningkatkan sumber daya manusia untuk cepat tanggap dengan kondisi warga

masyarakat

4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Girisubo, Pemerintah Desa serta

lembaga Kemasyarakatan seperti PKK, Karang Taruna, PSM dan Dewan budaya

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Pembinaan Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olah raga dilaksanakan dalam

waktu 1 tahun (Januari 2019 s/d Desember 2019):

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan adalah di Kecamatan

Girisubo

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

No Waktu

Pelaksanaan

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Jumlah

Orang

Terlibat

Keterangan

1 Jan - Des 2019 Pembinaan

Perempuan

& KB

kecamatan dan

Desa

PKK Desa dan

PKK Kec.

360 orang

2 Februari-Agustus 2019

Lomba Seni

Budaya

Ketua Dewan

Budaya,

Pelaku seni

150 orang

3 Mei 2019 Kirab Hari Jadi

Gunungkidul

Perangkat

Desa, Tokoh

Masyarakat,

Pelaku seni

120 Orang

4 Juni-Agustus Pengiriman

Kontingen

Porkab

Peserta

Kecamatan

50 orang

5 September-Desember 2019

Pembinaan

Pemuda dan

Olahraga

Karangtaruna 30 orang

Page 36: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari Kegiatan Pembinaan Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olahraga

adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Partisipan Upacara Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul sebanyak 20

orang

2. Jumlah Kelompok Seni yang dibina dan dipentaskan sebanyak 8 desa

3. Jumlah Pertemuan PKK sebanyak 12 kali

4. Jumlah Peserta Cabor yang diikutkan dalam Porkab sebanyak 50 orang

5. Jumlah Lembaga Karangtaruna yang dibina sebanyak 8 lembaga

H. PELAKSANA

Pelaksana Kegiatan Pembinaan Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olahraga.

Page 37: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang
Page 38: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional merupakan perwujudan tujuan nasional bangsa Indonesia

yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik materiil

maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pembangunan

nasional mencakup semua aspek kehidupan manusia yang dilakukan secara terarah,

terpadu dan berkesinambungan serta menyeluruh. Agar pembangunan nasional sesuai

dengan sasaran, maka pelaksanaannya dapat diarahkan kepada daerah untuk mengatur dan

mengurus kegiatan pembangunannya sendiri.

Dalam pelaksanaannya sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah telah dirubah dengan Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan otonomi

daerah dalam substansinya juga mengalami perubahan, namun pada esensinya tetap

menggunakan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam arti daerah diberikan

kewenangan mengurus dan mengatur semua unsur pemerintahan di luar yang menjadi

urusan Pemerintah Pusat dengan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab.

Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan,

peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada

peningkatan kesejahteraan rakyat.

Implementasi kebijakan otonomi daerah tersebut mendorong terjadinya perubahan

secara struktural, fungsional dan kultural dalam keseluruhan tatanan penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Salah satu perubahan yang sangat esensial adalah yang berkenaan

dengan kedudukan, kewenangan, tugas dan fungsi Camat. Perubahan paradigmatik

penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut, mengakibatkan pola distribusi

kewenangan Camat menjadi sangat tergantung pada pendelegasian sebagian kewenangan

pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan

penyelenggaraan pemerintahan umum, yang mempunyai implikasi langsung terhadap

optimalisasi peran dan kinerja Camat dalam upaya pemenuhan pelayanan kepada

masyarakat.

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Kecamatan tidak lagi merupakan satuan wilayah kekuasaan pemerintahan, melainkan

sebagai satuan wilayah kerja atau pelayanan. Camat memiliki kewenangan untuk membina

penyelenggaraan pemerintahan desa. Yang dimaksud membina dalam ketentuan ini adalah

dalam bentuk fasilitasi pembuatan peraturan desa dan terwujudnya administrasi tata kelola

pemeritahan yang baik.

Page 39: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016

Tentang Badan Permusyawaratan Desa;

6. Peraturan Daerah Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2011 Tentang RT/RW;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2015 tentang

Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 17

Tahun 2017 Tentang perubahan atas Peraturan Daerah kabupaten

Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2015;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016

tentang Urusan Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 10 Tahun 2018

Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2019;

10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Pelimpahan sebagian Kewenangan Kepala Daerah Dalam Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Kepada Camat;

11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Penyusunan Monografi Desa;

12. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Susunan

Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa;

13. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

Kecamatan;

14. Peraturan daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 Tahun 2017

Tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa;

15. Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Peraturan daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2015

Tentang Kepala desa;

16. Peratuiran Bupati Gunungkidul Nomor 61 tahun 2018 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa

17. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 72 tahun 2018 Tentang

Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2019;

Page 40: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah:

1. Tersusunnya Siklus Tahunan Desa Tahun 2019 yang tepat waktu dan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

2. Meningkatkan SDM Pengelola Keuangan Desa.

3. Terisinya Jabatan Kepala desa dan Perangkat Desa sesuai dengan Peraturan yang

berlaku.

4. Tersedianya Data Tanah Kas Desa dengan baik.

5. Terciptanya upaya Kerjasama Antar Desa di wilayah Kecamatan Girisubo

6. Tersusunnya data Monografi Desa yang tepat waktu dan sesuai

dengan Peraturan yang berlaku.

7. Terwujudnya Tata kelola wilayah Perkotaan di setiap Desa

8. Terlaksananya Forum Komunikasi antara Desa dan Forkompinca dengan baik.

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dilaksanakan dalam waktu

1 tahun ( Januari 2019 s/d Desember 2019 ).

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah di

Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunungkidul

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

No.

Waktu

Pelaksanaan

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Jumlah

Orang

Terlibat

Ket.

1. Januari-

Desember

2019

Rakor Siklus Tahunan

Desa

- Tim Kecamatan

- Pemerintah Desa

- Tim Forkompimca

120 orang

4 kali

2. Januari-

Desember

2019

Rakor Pengisian Perangkat

Desa

- Tim Kecamatan

- Pemerintah Desa

- Tim Forkompimca

30 orang

1 kali

Page 41: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

3. Januari-

Desember

2019

Rakor Pengelolaan

Keuangan Desa

- Tim Kecamatan

- Pemerintah Desa

- Tim Forkompimca

100 orang

4 kali

4 Januari-

Desember

2019

Rakor Kerja sama Antar

Desa

- Tim Kecamatan

- Tim Forkompimca

- Pemerintah Desa

30 orang

1 kali

5 Januari-

Desember

2019

Rakor Penyusunan

Monografi

- Tim Kecamatan

- Pemerintah Desa

- Tim Forkompimca

30 orang

1 kali

6 Januari-

Desember

2019

Monev Pemanfaatan Tata Ruang

- Tim Kecamatan

- Pemerintah Desa

8 Desa

- Tim Forkompinca 1 kali

7 Januari-

Desember

2019

Penyelenggaraan Pembinaan

Pemerintahan Desa

- Tim Kecamatan

- Tim Forkompimca

- Pemerintah Desa

80 orang

2 kali

8 Januari-

Desember

2019

Persiapan Penyelenggaraan

Pembinaan Pemerintahan

Desa

- Tim Kecamatan

- Tim Forkompimca

- Pemerintah Desa

50 orang

2 kali

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah

sebagai berikut:

Laporan Siklus Tahunan Desa

Dokumen Pengisian Perangkat Desa

Laporan Pengelolaan Keuangan Desa

Dokumen Kerja sama Desa

Laporan Penyusunan Monografi

Laporan Monev Pemanfaatan Tata Ruang

Dokumen Penyelenggaraan Pembinaan Pemerintahan Desa

Rakor Kepala Desa dan Forkompimcam ( dilaksanakan setiap bulan )

Page 42: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang

H. PELAKSANA

Pelaksana Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah Seksi Tata

Pemerintahan Kecamatan Girisubo. Seksi Tata Pemerintahan dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul dan mempunyai Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan berdasarkan Peraturan

Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, yaitu terdiri dari :

a.

Camat;

b

.

Sekretariat yang membawahi :

1. Subbagian Perencanaan dan

Keuangan;

2. Subbagian Umum;

c

.

Seksi Tata Pemerintahan;

d

.

Seksi Ketenteraman dan Ketertiban

Umum;

e

.

Seksi Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa;

f

.

Seksi Kesejahteraan Sosial;

g

.

Seksi Pelayanan Umum; dan

h Kelompok Jabatan Fungsional

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2019

sebesar Rp. 27.597.000,00 (dua puluh tujuh juta lima ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah)

yang akan digunakan untuk :

1. Fasilitasi Penyusunan Siklus Tahunan Desa, Penyusunan RKPDesa dan APBDesa

2. Pembinaan dan Koordinasi Pengisian Kepala Desa dan Perangkat Desa.

3. Penguatan Kapasitas Kades dan Perangkat Desa, Lembaga Desa dan Lembaga

Kemasyarakatan Desa.

4. Penataan Administrasi Pertanahan dan Tanah Kas Desa

5. Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (PIWK)

6. Koordinasi dan Pendampingan Penyusunan Monografi Desa.

7. Rakor Kepala Desa dan Forkompimca.

Page 43: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang
Page 44: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTRAMAN, …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/148_kecamatan girisubo/KAK.pdf · 2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang