kerangka acuan kerja pembinaan …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan...

38
KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA KECAMATAN NGLIPAR A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional merupakan perwujudan tujuan nasional bangsa Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pembangunan nasional mencakup semua aspek kehidupan manusia yang dilakukan secara terarah, terpadu dan berkesinambungan serta menyeluruh. Agar pembangunan nasional sesuai dengan sasaran, maka pelaksanaannya dapat diarahkan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kegiatan pembangunannya sendiri. Dalam pelaksanaannya sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan otonomi daerah dalam substansinya juga mengalami perubahan, namun pada esensinya tetap menggunakan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua unsur pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah Pusat dengan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Implementasi kebijakan otonomi daerah tersebut mendorong terjadinya perubahan secara struktural, fungsional dan kultural dalam keseluruhan tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu perubahan yang sangat esensial adalah yang berkenaan dengan kedudukan, kewenangan, tugas dan fungsi Camat. Perubahan paradigmatik penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut, mengakibatkan pola distribusi kewenangan Camat menjadi sangat tergantung pada pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan penyelenggaraan pemerintahan umum, yang mempunyai implikasi langsung terhadap optimalisasi peran dan kinerja Camat dalam upaya pemenuhan pelayanan kepada masyarakat. Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kecamatan tidak lagi merupakan satuan wilayah kekuasaan pemerintahan, melainkan sebagai satuan wilayah kerja atau pelayanan. Camat memiliki kewenangan untuk membina penyelenggaraan pemerintahan desa. Yang dimaksud membina dalam ketentuan ini adalah dalam bentuk fasilitasi pembuatan peraturan desa dan terwujudnya administrasi tata kelola pemeritahan yang baik. B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

Upload: vannguyet

Post on 07-Jun-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

KECAMATAN NGLIPAR

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional merupakan perwujudan tujuan nasional bangsa Indonesia yang

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik materiil maupun

spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pembangunan nasional mencakup

semua aspek kehidupan manusia yang dilakukan secara terarah, terpadu dan berkesinambungan

serta menyeluruh. Agar pembangunan nasional sesuai dengan sasaran, maka pelaksanaannya dapat

diarahkan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kegiatan pembangunannya sendiri.

Dalam pelaksanaannya sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah yang telah telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 Tentang Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan otonomi daerah dalam substansinya

juga mengalami perubahan, namun pada esensinya tetap menggunakan prinsip otonomi seluas-

luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua unsur

pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah Pusat dengan prinsip otonomi yang nyata

dan bertanggung jawab. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi

pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada

peningkatan kesejahteraan rakyat.

Implementasi kebijakan otonomi daerah tersebut mendorong terjadinya perubahan secara

struktural, fungsional dan kultural dalam keseluruhan tatanan penyelenggaraan pemerintahan

daerah. Salah satu perubahan yang sangat esensial adalah yang berkenaan dengan kedudukan,

kewenangan, tugas dan fungsi Camat. Perubahan paradigmatik penyelenggaraan pemerintahan

daerah tersebut, mengakibatkan pola distribusi kewenangan Camat menjadi sangat tergantung pada

pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan

otonomi daerah dan penyelenggaraan pemerintahan umum, yang mempunyai implikasi langsung

terhadap optimalisasi peran dan kinerja Camat dalam upaya pemenuhan pelayanan kepada

masyarakat.

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kecamatan

tidak lagi merupakan satuan wilayah kekuasaan pemerintahan, melainkan sebagai satuan wilayah

kerja atau pelayanan. Camat memiliki kewenangan untuk membina penyelenggaraan pemerintahan

desa. Yang dimaksud membina dalam ketentuan ini adalah dalam bentuk fasilitasi pembuatan

peraturan desa dan terwujudnya administrasi tata kelola pemeritahan yang baik.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

Page 2: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Badan Permusyawaratan

Desa; 6. Peraturan Daerah Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2011 Tentang RT/RW; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kepala Desa

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2017 Tentang

perubahan atas Peraturan Daerah kabupaten Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2015;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2019; 10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Pelimpahan sebagian

Kewenangan Kepala Daerah Dalam Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa Kepada Camat; 11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

Monografi Desa; 12. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi Dan

Tata Kerja Pemerintah Desa; 13. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan; 14. Peraturan daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Lembaga

Kemasyarakatan Desa;

15. Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati

Gunungkidul Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan daerah

Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kepala desa;

16. Peratuiran Bupati Gunungkidul Nomor 61 tahun 2018 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Desa 17. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 72 tahun 2018 Tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2019; C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah: 1. Tersusunnya Siklus Tahunan Desa Tahun 2019 yang tepat waktu dan sesuai dengan

peraturan yang berlaku. 2. Meningkatkan SDM Pengelola Keuangan Desa. 3. Terisinya Jabatan Kepala desa dan Perangkat Desa sesuai dengan Peraturan yang berlaku. 4. Tersedianya Data Tanah Kas Desa dengan baik. 5. Terciptanya upaya Kerjasama Antar Desa di wilayah Kecamatan Nglipar 6. Tersusunnya data Monografi Desa yang tepat waktu dan sesuai dengan Peraturan yang

berlaku. 7. Terwujudnya Tata kelola wilayah Perkotaan di setiap Desa

Page 3: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dilaksanakan dalam waktu 1 tahun

(Januari 2019 s/d Desember 2019).

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah di Kecamatan Nglipar

Kabupaten Gunungkidul

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

Waktu

Jumlah

No.

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Orang

Ket.

Pelaksanaan

Terlibat

1. Januari 2019 Bimtek Pengelolaan - Tim 40 orang

Keuangan Desa - Pemerintah Desa

2. Februari Rakor Penyusunan - Tim 45 orang

2019 Pertanggungjawaban dan - Pemerintah Desa

LPPDesa Tahun 2018

3. Maret 2019 Sosialisasi produk hukum - Tim 40 orang

desa - Pemerintah Desa

4 April 2019 - Monitoring APBDesa - Tim 9 orang

Triwulan I

- Penguatan Kapasitas - Tim 60 0rang

Lembaga Desa - DP3AKBPM&D Kab.

GK

5 Mei 2019 Penguatan Kapasitas - Tim 80 orang

Lembaga Kemasyarakatan - DP3AKBPM&D Kab.

Desa GK

6 Juni 2019 Rakor Penyusunan - Tim 15 orang

Monografi Semester 1 - Pemerintah Desa

7 Juli 2019 - Monitoring APBDesa - Tim Kecamatan 9 orang

Triwulan II

- Fasilitasi persiapan - Tim Kecamatan

9 orang

Pengisian Perades

8 Agustus - Tim Kecamatan

2019 - Rakor Penyusunan 30 orang

RKPDesa

- Tim Kecamatan

- Penguatan Kapasitas

Perades - DP3AKBPM&D 80 orang

Kab.Gunungkidul

Page 4: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Waktu

Jumlah

No.

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Orang

Ket.

Pelaksanaan

Terlibat

9 September - Rakor Penyusunan - Tim Kecamatan 9 orang

2019 RAPBDesa Perubahan

10 Oktober - Monitoring APBDesa - Tim Kecamatan 9 orang

2019 Triwulan IV

- Fasilitasi Pendataan - Tim Kecamatan 30 Orang

Tanah Kas - Pemerintah Desa

11 Nopember Koordinasi Pemanfaatan Tim Kecamatan 62 orang

2019 tata Ruang Wilayah Dispertaru GK

12 Desember - Rakor Penyusunan - Tim Kecamatan 73 orang

2019 RAPBDesa 2020

- Rakor Pengisian - Tim Kecamatan

30 orang

Perades

- Pemerintah Desa

- Penyusunan Monografi

Tim Kecamatan 15 orang

semester II

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah sebagai

berikut:

1. Tahap I (Januari s.d. Maret) Dokumen Pelaksanaan Bimtek Pengelolaan Keuangan Desa Laporan Hasil Fasilitasi Penyusunan Pertanggungjawaban APBDesa dan LPPDesa

2. Tahap II (April s.d. Juni) Laporan Monitoring APBDesa Triwulan I

Laporan Pelaksanaan Penguatan Kapasitas Lembaga Desa dan Lembaga

Kemasyarakatan Desa Arsip Monografi Desa Semester I

3. Tahap III (Juli s.d. September) Laporan Monitoring APBDesa Triwulan II Laporan Pemilihan Kepala Desa dan Pengisian Perangkat Desa Laporan Penguatan Kapasitas Kepala Desa dan Perangkat Desa Laporan Penyusunan RKPDesa dan APBDesa Perubahan

4. Tahap III (Oktober s.d. Desember) Laporan Monitoring APBDesa Triwulan III Data Tanah Kas Desa Laporan Kegiatan Pemanfaatan tata Ruang Wilayah Laporan Monitoring APBDesa Triwulan IV Arsip Monografi Desa Semester II Laporan Penyusunan APBDesa Tahun 2020

Page 5: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

H. PELAKSANA

Pelaksana Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah Seksi Tata

Pemerintahan Kecamatan Nglipar. Seksi Tata Pemerintahan dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul dan mempunyai Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan berdasarkan Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76

Tahun 2016 Susunan Organisasi Kecamatan terdiri dari : a. Camat;

b. Sekretariat yang membawahi :

1. Subbagian Perencanaan dan Keuangan;

2. Subbagian Umum;

c. Seksi Tata Pemerintahan;

d. Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum;

e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

f. Seksi Kesejahteraan Sosial;

g. Seksi Pelayanan Umum; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2019

sebesar Rp. 40.000.000,00 (Empat puluh juta rupiah) yang akan digunakan untuk:

1. Fasilitasi Penyusunan Siklus Tahunan Desa, Penyuluhan Produk Hukum Desa dan

Bimtek Pengelolaan Keungan Desa 2. Pembinaan dan Koordinasi Pengisian Kepala Desa dan Perangkat Desa. 3. Penguatan Kapasitas Kades dan Perangkat Desa, Lembaga Desa dan Lembaga

Kemasyarakatan Desa. 4. Koordinasi dan Pendampingan Kerjasama antar Desa. 5. Koordinasi dan Pendampingan Penyusunan Monografi Desa. 6. Koordinasi Pemanfaatan Tata ruang Wilayah.

J. PENUTUP Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai Pembinaan

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2019,

dan memuat informasi mengenai latar belakang, dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan,

keluaran, pelaksana kegiatan serta pembiayaannya.

Mengetahui,

Pengguna Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,

Kasi Tapem

SUKAMTO, SIP KUNCARA A.W, SH, MM

NIP. 19650720 198603 1 012 NIP. 19670403 199503 1 001

Page 6: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN

KECAMATAN NGLIPAR

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial atau yang lebih memegang

peranan yang penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan pada

hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah dan nasional. Hal tersebut

terlihat melalui banyaknya program pembangunan bidang Kesejahteraan Sosial yang

dirancang pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat. Hampir

seluruh instansi, terutama pemerintah daerah mengakomodir pembangunan bidang

kesejahteraan Sosial dalam program kerjanya. Di Kabupaten Gunungkidul khususnya

pembangunan bidang kesejahteraan Sosial harus berlandaskan Basis Data Terpadu

(BDT). Progaram pengentasan Kemiskinan dan Bidang Jaminan Kesehatan yang

telah dianggarkan pada kegiatan masing-masing OPD harus berdaqsarka BDT

tersebut.

Dengan demikian, pembangunan bidang kesejahteran sosial masih memiliki

peran yang sangat penting dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan peningkatan

derajat kesehatan bagi warga.

Fakta tersebut menyebabkan pemerintah semakin intensif menggulirkan

program dan proyek pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan

sosial. Namun demikian program atau proyek yang diarahkan dalam pembangunan

bagi warga masyarakat justru tidak dapat berjalan optimal, karena kebanyakan

direncanakan jauh dari Pusat (Korten, 1988:247). Masyarakat masih dianggap

sebagai obyek/sasaran yang akan dibangun. Hubungan yang terbangun adalah

pemerintah sebagai subyek/pelaku pembangunan dan masyarakat sebagai

obyek/sasaran pembangunan (Kartasasmita, 1996:144). Partisipasi yang ada masih

sebatas pemanfaatan hasil. Tingkat partisipasi dalam pembangunan Kesejahteraan

Masyarakat masih terbatas, misalnya masih sebatas peran serta secara fisik tanpa

berperan secara luas sejak dari perencanaan sampai evaluasi.

Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar.

Terutama Pendamping, Pemerintah berperan dominan sejak dari perencanaan hingga

pelaksanaan program dan kegiatan dalam pembangunan. Fakta ini berangkat dari

perspektif stakeholders pemerintahan bahwa berhasilnya programatau proyek

pembangunan diukur dari penyelesaian yang tepat pada waktunya (efisiensi dan

efektifitas) serta sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Dengan orientasi seperti ini,

tentunya masyarakat desa beserta Stakeholder lainnya di desa yang seharusnya

memiliki peranan yang besar tidak dapat mengembangkan kemampuannya dan

menjadi “terbelenggu” dalam berinovasi. Hal tersebut misalnya dapat dilihat dari

Page 7: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

implementasi program BPNT dan PKH selama ini, justru peranan birokrat

pemerintah yang amat menonjol.

Walaupun sesungguhnya program tersebut sudah lama dilaksanakan dan

cukup dikenal luas di desa, namun masyarakat selalu dianggap kurang mampu,

sehingga bimbingan dan arahan dari pemerintahbegitu kuat pengaruhnya dan

merasuk (internalisasi) dalam masyarakat. Pada akhirnya masyarakat tergantung

pada bimbingan dan arahan dari pemerintah. Bila kondisi tersebut tetap

dipertahankan, maka masyarakat tidak akan pernah dapat menunjukkan

kemampuannya dalam mengelola pembangunan di desanya. Apapun bentuk

pembangunan, secara substantif akan selalu diartikan mengandung unsur proses dan

adanya suatu perubahan yang direncanakan untuk mencapai kemajuan masyarakat.

Karena ditujukan untuk merubah masyarakat itulah maka sewajarnya masyarakatlah

sebagai pemilik (owner) kegiatan pembangunan. Hal ini dimaksudkan supaya

perubahan yang hendak dituju adalah perubahan yang diketahui dan sebenarnya yang

dikehendaki oleh masyarakat (Conyers, 1991:154-155). Ada kesiapan masyarakat

untuk menghadapi dan menerima perubahan itu. Untuk itu keterlibatannya harus

diperluas sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pemanfaatannya, sehingga

proses pembangunan yang dijalankan dapat memberdayakan masyarakat, bukan

memperdayakan. Pembangunan desa secara konseptual mengandung makna proses

dimana usaha-usaha dari masyarakat desa terpadu dengan usaha-usaha dari

pemerintah. Tujuannya untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan budaya

masyarakat. Sehingga dalam konteks pembangunan desa, paling tidak terdapat dua

stakeholder yang berperan utama dan sejajar (equal)yaitu pemerintah dan

masyarakat. Meskipun demikian, dalam konteks yang lebih luas, juga terdapat

peranan “Agen Eksternal” seperti LSM, Konsultan, Lembaga Donor dll. Domain

pembangunan desa juga tidak terlepas dari wacana tentang model perencanaan

pembangunan yaitu dari atas ke bawah (top down planning) dan dari bawah ke atas

(bottom up planning).Pada dasarnya setiap program dari pemerintah senantiasa

mencerminkan kombinasi kedua model tersebut, hanya intensitasnya yang berbeda.

Sesuai dengan tuntutan paradigma baru tentang pembangunan yang berpusat pada

manusia (people centered development), maka pendekatan bottom up planning sudah

sewajarnya diperbesar dan menjadi inti dari proses pembangunan bidang

kesejahteraan social.

B. DASAR HUKUM

1. Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2016 ini adalah : Undang-

undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten

dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor

32 Tahun 1950;

Page 8: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Tahun 2017;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021;

10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan;

11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 27 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2018.

C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan adalah :

1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

2. Meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat melalui beberapa program yang

dikucurkan, seperti Porgram PKH, BPNT dan Jambanisasi serta program yang

lain

3. Meningkatkan sumber daya manusia untuk cepat tanggap dengan kondisi warga

masyarakat

4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Nglipar, Pemerintah Desa serta

lembaga Kemasyarakatan seperti Karang Taruna, PSM dan Tagana

Page 9: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa dilaksanakan dalam waktu 1 tahun (Januari 2019 s/d Desember 2019):

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan adalah di Kecamatan

Nglipar.

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

Waktu

Jumlah

No Sub-Aktivitas Pihak Terkait Orang Keterangan Pelaksanaan

Terlibat

1 Maret 2019 Pembinaan Kasi Pelayanan 55 Orang

Kesehatan Desa, Kader

Masyarakat Kesehatan,

PLKB

2 Maret 2019 Kegiatan awal Kasi 15 Orang

Jambanisasi Pelayanan,

TKSK,

Pendamping

PKH

3 April 2019 Jambanisasi Tim yang 45 Orang

sudah

terbentuk, Kasi

Pelayanan

Desa

4 Mei 2019 Lanjutan Perangkat 40 Orang

Jambanisasi Desa, Lembaga

Desa, Tokoh

Masyarakat

5 Mei 2019 Safari Tarawih Perangkat 91 Orang

Desa, Lembaga

Desa, Tokoh

Masyarakat,

KUA

6 Agustus 2019 Forum Tokoh Agama, 60 orang

Komunikasi KUA

Umat

Beragama

Page 10: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

7 Nopember Monev KUBE TKSK, 6 Desa

2019 dan PKH Pendamping

PKH, Kasi

Pelayanan

Desa

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan adalah sebagai

berikut:

1. Tahap I (Januari s/d Maret)

- Jumlah Peserta Pembinnaan Kesehatan dan KB

- Pembentukan TIM

2. Tahap II (April s/d Juni)

-Jumlah Jamban bagi KK Miskin Meningkat

- Jumlah peserta rakor Safari Tarawih Kecamatan dan Desa

3. Tahap III (Juli s/d September)

- Prosentase penyelenggaraan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan

terlaksana dengan baik

4. Tahap IV (Oktober s/d Desember)

- Jumlah peserta monev KUBE dan PKH

H. PELAKSANA

Pelaksana Kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan Kecamatan Nglipar.

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 477.500.000,00

(Empat ratus tujuh puluh tujuh juta Llima ratus ribu Rupiah) yang akan

digunakan untuk:

1. Pembinaan Kesehatan Masyarakat

2. Jambanisasi

3. Pembinaan PMKS

4. Menyelenggarakan Forum Komunikasi Umat Beragama

5. Safari Tarawih

6. Monitoring dan Evaluasi KUBE dan PKH

Page 11: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

J. PENUTUP

Kerangka acuan kerja ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai

kegiatan-kegiatan pembinaan social kemasyarakatan yang akan dilaksanakan pada

tahun 2019. Dan memuat informasi mengenai latar belakang, dasar hokum,

tujuan, waktu, lokasi tahapan, keluaran, pelaksanaan kegiatan serta

pembiayaannya.

Mengetahui,

Pengguna Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,

Kasi Kesos

SUKAMTO, SIP MUTRISNA, S.Sos

NIP. 19650720 198603 1 012 NIP. 19620302 19901 1 002

Page 12: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN PEREMPUAN, BUDAYA, PEMUDA DAN OLAH RAGA

KECAMATAN NGLIPAR

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Bidang Perempuan, Budaya Pemuda dan Olah raga atau yang

lebih memegang peranan yang penting karena merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah utamanya

Daerah Istimewa Yogyakarta dan nasional. Hal ini terbukti dengan dikucurkannya

dana keistimewaan dari Pusat ke Pemerintah Propinsi dan selanjutnya dari

Pemerintah Propinsi dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten. Yang paling dominan

adalah alokasi untuk bidang kebudayaan.Hal tersebut terlihat melalui banyaknya

program pembangunan bidang social budaya yang dirancang pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat. Beberapa instansi, terutama

Instansi pemerintah daerah mengakomodir pembangunan bidang Perempuan,

Budaya, Pemuda dan Olahraga dalam program kerjanya. Di Kabupaten Gunungkidul

khususnya pembangunan bidang Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olahraga

ditangani oleh beberapa Dinas.

Dengan demikian, pembangunan yang menangani bidang Perempuan, Budaya

Pemuda dan Olahraga ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga

masyarakat melalui kegiatan Perempuan, Seni Budaya serta Pemuda dan Olahraga.

Fakta tersebut menyebabkan pemerintah semakin intensif menggulirkan

program dan proyek pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan

sosial. Namun demikian program atau proyek yang diarahkan dalam pembangunan

bagi warga masyarakat justru tidak dapat berjalan optimal, karena kebanyakan

direncanakan jauh dari Pusat (Korten, 1988:247). Masyarakat masih dianggap

sebagai obyek/sasaran yang akan dibangun. Hubungan yang terbangun adalah

pemerintah sebagai subyek/pelaku pembangunan dan masyarakat sebagai

obyek/sasaran pembangunan (Kartasasmita, 1996:144). Partisipasi yang ada masih

sebatas pemanfaatan hasil. Tingkat partisipasi dalam pembangunan Kesejahteraan

Masyarakat masih terbatas, misalnya masih sebatas peran serta secara fisik tanpa

berperan secara luas sejak dari perencanaan sampai evaluasi.

Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar.

Terutama Pendamping, Pemerintah berperan dominan sejak dari perencanaan hingga

pelaksanaan program dan kegiatan dalam pembangunan. Fakta ini berangkat dari

perspektif stakeholders pemerintahan bahwa berhasilnya program atau proyek

pembangunan diukur dari penyelesaian yang tepat pada waktunya (efisiensi dan

efektifitas) serta sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Dengan orientasi seperti ini,

tentunya masyarakat desa beserta Stakeholder lainnya di desa yang seharusnya

memiliki peranan yang besar tidak dapat mengembangkan kemampuannya dan

Page 13: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

menjadi “terbelenggu” dalam berinovasi bagi kaum perempuan, Pelaku seni dan

budaya serta Atlit-atlit bidang olahraga. Hal tersebut misalnya dapat dilihat dari

implementasi program Peningkatan Peranan Wanita, Peningkatan seni dan budaya

serta pembinaan Atlit berprestasi selama ini, justru peranan birokrat pemerintah yang

amat menonjol

. Walaupun sesungguhnya program tersebut sudah lama dilaksanakan dan

cukup dikenal luas di desa, namun masyarakat selalu dianggap kurang mampu,

sehingga bimbingan dan arahan dari pemerintah begitu kuat pengaruhnya dan

merasuk (internalisasi) dalam masyarakat. Pada akhirnya masyarakat tergantung

pada bimbingan dan arahan dari pemerintah. Bila kondisi tersebut tetap

dipertahankan, maka masyarakat tidak akan pernah dapat menunjukkan

kemampuannya dalam mengelola pembangunan di desanya. Apapun bentuk

pembangunan, secara substantif akan selalu diartikan mengandung unsur proses dan

adanya suatu perubahan yang direncanakan untuk mencapai kemajuan masyarakat.

Karena ditujukan untuk merubah masyarakat itulah maka sewajarnya masyarakatlah

sebagai pemilik (owner) kegiatan pembangunan. Hal ini dimaksudkan supaya

perubahan yang hendak dituju adalah perubahan yang diketahui dan sebenarnya yang

dikehendaki oleh masyarakat (Conyers, 1991:154-155). Ada kesiapan masyarakat

untuk menghadapi dan menerima perubahan itu. Untuk itu keterlibatannya harus

diperluas sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pemanfaatannya, sehingga

proses pembangunan yang dijalankan dapat memberdayakan masyarakat, bukan

memperdayakan. Pembangunan desa secara konseptual mengandung makna proses

dimana usaha-usaha dari masyarakat desa terpadu dengan usaha-usaha dari

pemerintah. Tujuannya untuk memperbaiki kondisi social kaum perempuan,

ekonomi dan budaya masyarakat. Sehingga dalam konteks pembangunan

Perempuan, budaya, pemuda dan olahraga, paling tidak terdapat dua stakeholder

yang berperan utama dan sejajar (equal)yaitu pemerintah dan masyarakat. Meskipun

demikian, dalam konteks yang lebih luas, juga terdapat peranan “Agen Eksternal”

seperti LSM, Konsultan, Lembaga Donor dll. Domain pembangunan desa juga tidak

terlepas dari wacana tentang model perencanaan pembangunan yaitu dari atas ke

bawah (top down planning) dan dari bawah ke atas (bottom up planning).Pada

dasarnya setiap program dari pemerintah senantiasa mencerminkan kombinasi kedua

model tersebut, hanya intensitasnya yang berbeda. Sesuai dengan tuntutan paradigma

baru tentang pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered

development), maka pendekatan bottom up planning sudah sewajarnya diperbesar

dan menjadi inti dari proses pembangunan bidang bidang seperti tersebut diatas.

Page 14: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

B. DASAR HUKUM

1. Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2016 ini adalah : Undang-

undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten

dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor

32 Tahun 1950;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Tahun 2017;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan;

11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 27 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2018.

C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembinaan Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olah raga adalah :

1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

2. Meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat melalui beberapa program yang

dikucurkan, seperti Porgram Peningkatan Peran Perempuan, Gelar Potensi

Budaya, Pelaksanaan PORKAB dan PORDA dan peningkatan sarana dan

prasarana olah raga serta program yang lain

Page 15: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

3. Meningkatkan sumber daya manusia untuk cepat tanggap dengan kondisi warga

masyarakat

4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Nglipar, Pemerintah Desa serta

lembaga Kemasyarakatan sepert PKK, Karang Taruna, PSM dan Dewan budaya

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Pembinaan Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olah raga dilaksanakan

dalam waktu 1 tahun (Januari 2019 s/d Desember 2019):

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi kegiatan Pembinaan perempuan, Budaya, Pemudan dan Olah raga adalah

di Kecamatan Nglipar.

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

Waktu

Jumlah

No Sub-Aktivitas Pihak Terkait Orang Keterangan Pelaksanaan

Terlibat

1 Februari 2019 Seleksi Peserta Ketua Dewan 15 Orang

Uyon-uyon Budaya, Kasi

Pelayanan

Desa

2 Maret 2019 Pembinaan PKK Desa dan 35 Orang

PKK PKK Kec.

kecamatan dan

Desa

3 Mei 2019 Kirab Hari Jadi Perangkat 70 Orang

Gunungkidul Desa, Tokoh

Masyarakat,

Pelaku seni

4 Juni 2019 Pembinaan PKK 35 Orang

PKK Kecamatan dan

kecamatan dan PKK Desa

Desa

5 Juli 2019 Pentas Ketua Dewan 25 Orang

Kethoprak dan Budaya,

Karawitan Putri Pelaku seni

Page 16: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

6 Agustus 2019 Pentas Langen Ketua Dewan 60 orang

Carita, Festival Budaya,

dalang Pelaku seni

6 September Pembinaan PKK 60 orang

2019 PKK Kecamatan dan

kecamatan dan PKK Desa

Desa

7 Desember Pembinaan PKK 6 Desa

2019 PKK Kecamatan dan

kecamatan dan PKK Desa

Desa

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari kegiatan Pembinaan Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olah Raga

adalah sebagai berikut:

1. Tahap I (Januari s/d Maret)

- Jumlah Kelompok Seni yang dipentaskan

- Jumlah Pertemuan PKK

2. Tahap II (April s/d Juni)

-Jumlah Partisipan Upacara Hari Jadi Kab. Gunungkidul

- Jumlah Pertemuan PKK

3. Tahap III (Juli s/d September)

- Jumlah kelompok seni yang dibina

- Jumlah Pertemuan PKK

4. Tahap IV (Oktober s/d Desember)

- Jumlah Pertemuan PKK

H. PELAKSANA

Pelaksana Kegiatan Pembinaan Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olah raga

Kecamatan Nglipar.

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 25.000,000,00 (Dua

puluh lima juta Rupiah) yang akan digunakan untuk:

Page 17: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

J. PENUTUP

Kerangka acuan kerja ini sebagai gambaran umum dan penjelasan

mengenai kegiatan-kegiatan pembinaan perempuan pemuda dan olah raga yang

akan dilaksanakan pada tahun 2019. Dan memuat informasi mengenai latar

belakang, dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi tahapan, keluaran, pelaksanaan

kegiatan serta pembiayaannya.

Mengetahui,

Pengguna Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,

Kasi Kesos

SUKAMTO, SIP MUTRISNA, S.Sos

NIP. 19650720 198603 1 012 NIP. 19620302 19901 1 002

Page 18: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN, DAN PENCEGAHAN

BENCANA KECAMATAN NGLIPAR

A. LATAR BELAKANG

Keamanan dan Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar bagi semua orang

sehingga pemerintah mempunyai kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan dasar

tersebut. Untuk mewujudkan situasi dan kondisi keamanan dan kenyamanan

lingkungan yang kondusif diperlukan perumusan kebijakan dan strategi untuk

mengimplementasikannya.

Kecamatan sebagai salah satu Perangkat Daerah Kabupaten juga

berkewajiban untuk menyusun rencana kebijakan di bidang keamanan, ketertiban

umum dan penanggulangan bencana alam. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas

pelaksanaan program/kegiatan tersebut tentu tidak lepas dari tugas umum dan

fungsi kecamatan yang salah satunya adalah mengkoordinasikan penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum.

B. DASAR HUKUM

Dalam menyusun rencana kebijakan dalam penyelenggaraan di bidang

keamanan, ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan penanggulangan serta

penanganganan kejadian bencana alam, tahun 2019 didasarkan pada peraturan

dan perundang-undangan yang ada agar sesuai dengan peraturan di tingkat pusat

maupun daerah. Adapun dasar hukum dalam pelaksanaan program kegiatan di

bidang keamanan, ketertiban umum dan penanggulangan dan penanganan

bencana berpedoman pada :

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2015; tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang no. 23 tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2010 tentang

Rencana Kerja Pembangunan Jangka Panjang daerah Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2005-2025; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2012 tentang Tata

Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintahan Daerah; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 14 Tahun 2017 tentang

Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun

2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-

2021;

Page 19: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

9. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 33 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2019; 10. Surat Edaran Bupati Gunungkidul Nomor 050/2139 Tahun 2018 Tentang

Pedoman, Penyusunan, Penyempurnaan, dan Penetapan Rencana Kerja

Perangkat Daerah Tahun 2019. 11. Keputusan Camat Nglipar Nomor 19/KPTS/2019 tentang Tim Pelaksana

Kegiatan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompinca) Pengendalian

Keamanan Lingkungan Kecamatan Nglipar Tahun 2019. C. TUJUAN

1. Tujuan penyelenggaraan kebijakan di bidang keamanan dan ketertiban umum

serta penanggulangan dan penanganan korban bencana alam Kecamatan

Nglipar Tahun 2019 adalah: a. Untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat. b. Terlaksananya pembinaan Linmas Inti Kecamatan sebagai upaya peningkatan

sumber daya manusia di bidang keamanan dan ketertiban untuk mewujudkan

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. c. Sebagai upaya pencegahan dini timbulnya penyakit masyarakat.

e. Terlaksanya upaya pencegahan bencana dan penanganan korban bencana

alam.

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan

penanggulangan bencana dan penanganan korban bencana alam dilaksanakan

dalam waktu 1 tahun (Januari 2019 s/d Desember 2019).

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokas kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan

penanggulangan bencana dan penanganan korban bencana alam dilaksanakan

Wilayah Kecamatan Nglipar.

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

Waktu

Jumlah

No.

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Orang

Keterangan

Pelaksanaan

Terlibat

Persiapan

Forkopinca Tim Forkopinca

18 orang

Januari - Persiapan

1.

Desa se-Kec.

Maret 2019 rakor mitigasi 34 orang

bencana Nglipar

Masyarakat

Persiapan

2.

April - Juni Forkompinca Tim Forkopinca 18 orang

2019 Pembinaan 40 orang

Linmas Inti

Kecamatan

3. Juli – Sept. Persiapan

2019

Forkopinca

18 orang

Page 20: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Waktu

Jumlah

No.

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Orang

Keterangan

Pelaksanaan

Terlibat

Tim Forkopinca

Persiapan Desa, toga/tomas 44 orang

Pembinaan dan Siswa

34 orang

Oktober-

Kecamatan,,Koramil, Pekat

Polsek dan Desa

4.

Desember

Rakor

2019 mitigasi

bencana

Forkopinca Tim Forkopinca 18 orang

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan

penanggulangan bencana dan penanganan korban bencana alam adalah sebagai

berikut :

1. Terlaksananya 12 kali patrol terpadu (Januari – Desember 2019)

2. Pembinaan Linmas Inti Kecamatan 31 orang ( Mei minggu ke dua 2019)

3. Rapat koordinasi mitigasi bencana dan penanganan bencana alam 60 orang

(Februari minngu ke-III dan Desember minggu ke- II 2019)

4. Pembinaan pekat 36 orang (Oktober minggu ke- I 2019)

5. Terlaksananya patrol terpadu pekat 12 kali (Januari –Desember 2019) H. PELAKSANA

Pelaksana kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan

penanggulangan bencana dan penanganan korban bencana alam Tahun 2019

adalah Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Kecamatan Nglipar Kabupaten

Gunungkidul. I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan

penanggulangan bencana dan penanganan korban bencana alam Tahun 2019 di

Kecamatan Nglipar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2019 sebeser Rp. 25.000.000,00 (dua

puluh lima juta rupiah) yang akan digunakan untuk:

1. Belanja Alat Tulis Kantor (ATK)

2. Belanja fotocopy/pengadaan

3. Belanja makan, sneck dan minum rapat

4. Transport peserta rapat

5. Honor Non PNS

6. Biaya Perjalanan Dinas

Page 21: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

K. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term Of Reference ini sebagai

petunjuk dan gambaran mengenai kegiatan di bidang penyelenggaraan

keamananan dan ketertiban dan penanggulangan bencana dan penanganan

kormban bencana alam tahun 2019, yang akan dilaksanakan oleh seksi

ketentraman dan ketertiban umum kecamatan Nglipar Kabupaten

gunungkidul dan memuat informasi mengenahi latar belakang, dasar hukum,

tujuan, waktu pelaksanaan lokasi pelaksanaan, tahapan waktu pelaksanaan,

output dan pelaksaan serta sumber dana (pembiayaan).

Nglipar, 5 Januari 2019 Mengetahui, Pengguna Aaggaran Pejabat pelaksana Teknis Kegiatan SUKAMTO, SIP SUMARDO, S.ST,MM NIP. 19650720 198603 1 012 NIP. 19670421 198902 1 002

Page 22: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYIAPAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA (PASKIBRAKA)

KECAMATAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk menumbuhkan dan menjaga rasa Nasionalisme Bangsa, Momentum

yang menjadi sejarah bagi Bangsa Indonesia perlu dijaga, karena bangsa yang

besar adalah bangsa yang senantiasa mengingat sejarah bangsanya dan

menghargai jasa Pahlawannya. Salah satunya adalah sejarah yang menjadi

tonggak berdirinya Bangsa Indonesia untuk menjadi Bangsa yang Berdaulat yaitu

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Adalah menjadi kewajiban kita semua sebaga komponen bangsa untuk

menjaga Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Apalagi bagi

generasi muda yang akan menjadi pewaris dan mengisi Kemerdekaan Bangsa

Indonesia. Salah satu bentuk kegiatan untuk mengenang dan menumbuhkan rasa

Nasionalisme Bangsa adalah Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari

Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun

pada tanggal 17 Agustus, termasuk di Kecamatan Nglipar.

Kecamatan Nglipar sebagai salah satu Perangkat Daerah Kabupaten

berkewajiban melaksanakan Upacara Peringatan Detik-detik Proklasmasi Hari

Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, untuk melaksanakan kewajiban

tersebut diperlukan rencana kegiatan agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan

dengan baik.

B. DASAR HUKUM

Dalam menyusun rencana kegiatan pelaksanaan Upacara Memperingati

Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun

2019 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang ada agar dalam

pelaksanaannya sesuai dengan pedoman secara nasional baik di tingkat pusat

maupun daerah. Adapun dasar hukum dalam pelaksanaan program kegiatan

Upacara Memperingati Detik-detik Proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia

berpedoman pada :

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2015; tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang no. 23 tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2010 tentang

Rencana Kerja Pembangunan Jangka Panjang daerah Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2005-2025; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2012 tentang Tata

Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintahan Daerah;

Page 23: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 14 Tahun 2017 tentang

Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021; 9. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 33 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2019;

10 Surat Edaran Bupati Gunungkidul Nomor 050/2139 Tahun 2018 Tentang

Pedoman, Penyusunan, Penyempurnaan, dan Penetapan Rencana Kerja

Perangkat Daerah Tahun 2019.

C. TUJUAN

Tujuan persiapan dan pelaksanaan Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi

Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74 Tahun 2019 Kecamatan

Nglipar adalah ;

a. Terbentuknya Anggota Pasukan Pengibar Bendera.

b. Terlaksananya latihan Anggota Paskibra agar dalam melaksanakan tugas

mengibarkandan menurunkan bendera Merah Putih saat pelaksanaan

Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi HUT RI Ke-74 Tahu 2019 dapat

berjalan dengan baik.

c. Terbentuk mental disiplin dan tanggungjawab Anggota Paskibra.

e. Terlaksanya Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun

Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74 Kecamatan Ngawen Tahun 2019.

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan persiapan dan pelaksanaan Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi

Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74 Tahun 2019 Kecamatan

Nglipar akan dilaksanakan dalam waktu 2 bulan (Juli dan Agustus 2019).

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokas kegiatan Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun

Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74 Tahun 2019 akan dilaksanakan Lapangan

Kecamatan Nglipar.

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

Waktu

Jumlah

Keterangan

No.

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Orang

Pelaksanaan

Terlibat

Kecamatan, Koramil,

1.

Juli 2019 Persiapan dan Polsek

pembentuka

SMA/SMK se-Kec.

Seleksi 130 orang

n Paskibra

Nglipar

paskibra

Page 24: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Waktu

Jumlah

Keterangan

No.

Sub-Aktivitas

Pihak Terkait

Orang

Pelaksanaan

Terlibat

Latihan

Instruktur anggota

80 orang

paskibra

Paskibra

Pengukuhan Muspinca, 100

paskibra

Instruktur, paskibra,

orang

Agustus Gladi Muspinca,

2. Instruktur,paskibra, 100orang 2019 bersih/kotor

petugas upacara,

Upacara Muspinca, 130orang

detik-detik Instruktur,paskibra,

Proklamasi petugas upacara,

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari kegiatan Upacara Memperingati Detik-detik Proklamasi HUT RI KE-74

Tahun 2019 bencana adalah sebagai berikut :

1. Terbentuknya Anggota Paskibra 80 orang (Juli 2019)

2. Terlaksananya latihan Paskibra 80 orang sepuluh kali( Agustus 2019)

3. Terlaksannya Gladi upacara 100 orang (Agustus 2019)

4. Terlaksannya pengukuhan Anggota Paskib 80 orang (Agustus 2019)

5. Terlaksananya Upacara Perigatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan HUT RI

KE-74 (Agustus 2019)

H. PELAKSANA

Pelaksana kegiatan Upacara Memperingati Detik-detik Proklamasi HUT RI KE-74

Tahun 2019 Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Kecamatan Nglipar

Kabupaten Gunungkidul

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan kegiatan memperingati upacara detik-detik proklamasi HUT-

Ke 74 tahin 2019 yang dilaksanakan oleh seksi ketenteraman dan ketertiban

Umum Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul bersumber dari Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Gunugkidul tahun 2019 sebesar

Rp. 25. 000.000,00 ( Dua puluh lima juta rupiah) yang akan digunakan untuk :

a. Belanja Alat tulis kantor ( ATK)

b. Transpot peserta Paskibra

Page 25: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

c. Belanja cetak Sertifikat

d. Belanja foto kopy/Penggandaan

e. Belanja makan, snek, minum latihan, pengukuhan dan upacara

f. Jasa nara sumber/Pelatih

J. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term Of Reference ini sebagai petunjuk

dan gambaran mengenai kegiatan Penyiapan Pasukan Pengibar Bendera

Pusaka (PASKIBRA) tahun 2019, yang akan dilaksanakan oleh seksi

ketentraman dan ketertiban umum kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul

dan memuat informasi mengenahi latar belakang, dasar hukum, tujuan, waktu

pelaksanaan, lokasi pelaksanaan,tahapan waktu pelaksanaan tahapan,

pelaksanaan (output) dan pelaksaan serta sumber dana (pembiayaan).

Nglipar, 5 Januari 2019 Mengetahui, Pengguna Aaggaran Pejabat pelaksana Teknis Kegiatan Kasi Trantib SUKAMTO, SIP SUMARDO, S.ST,MM NIP. 19650720 198603 1 012 NIP. 19670421 198902 1 002

Page 26: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KECAMATAN NGLIPAR

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah dan nasional.

Hal tersebut terlihat melalui banyaknya program pembangunan yang dirancang pemerintah untuk

pembangunan desa. Hampir seluruh instansi, terutama pemerintah daerah mengakomodir

pembangunan desa dalam program kerjanya. Tentunya berlandaskan pemahaman bahwa desa

sebagai kesatuan geografis terdepan yang merupakan tempat sebagian besar penduduk

bermukim. Dalam struktur pemerintahan, desa menempati posisi terbawah, akan tetapi justru

terdepan dan langsung berada di tengah masyarakat. Karenanya dapat dipastikan apapun bentuk

setiap program pembangunan dari pemerintah akan selalu bermuara ke desa.

Meskipun demikian, pembangunan desa masih memiliki berbagai permasalahan, seperti

adanya desa terpencil atau terisolir dari pusat-pusat pembangunan (centre of excellent), masih

minimnya prasarana sosial ekonomi serta penyebaran jumlah tenaga kerja produktif yang tidak

seimbang, termasuk tingkat produktivitas, tingkat pendapatan masyarakat dan tingkat pendidikan

yang relatif masih rendah. Semuanya itu pada akhirnya berkontribusi pada kemiskinan

penduduk.

Fakta tersebut menyebabkan pemerintah semakin intensif menggulirkan program dan

proyek pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan desa. Namun demikian program atau

proyek yang diarahkan dalam pembangunan desa justru tidak dapat berjalan optimal, karena

kebanyakan direncanakan jauh dari desa (Korten, 1988:247). Masyarakat masih dianggap

sebagai obyek/sasaran yang akan dibangun. Hubungan yang terbangun adalah pemerintah

sebagai subyek/pelaku pembangunan dan masyarakat desa sebagai obyek/sasaran pembangunan

(Kartasasmita, 1996:144). Partisipasi yang ada masih sebatas pemanfaatan hasil. Tingkat

partisipasi dalam pembangunan masih terbatas, misalnya masih sebatas peran serta secara fisik

tanpa berperan secara luas sejak dari perencanaan sampai evaluasi.

Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar. Pemerintah

berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan program atau proyek

pembangunan. Fakta ini berangkat dari perspektif stakeholders pemerintahan bahwa berhasilnya

programatau proyek pembangunan diukur dari penyelesaian yang tepat pada waktunya (efisiensi

dan efektifitas) serta sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Dengan orientasi seperti ini,

tentunya masyarakat desa beserta Stakeholder lainnya di desa yang seharusnya memiliki peranan

yang besar tidak dapat mengembangkan kemampuannya dan menjadi “terbelenggu” dalam

berinovasi. Hal tersebut misalnya dapat dilihat dari implementasi program bantuan desa

(Bangdes) selama ini, justru peranan birokrat pemerintah yang amat menonjol. Walaupun

sesungguhnya program tersebut sudah lama dilaksanakan dan cukup dikenal luas di desa,

Page 27: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

namun masyarakat selalu dianggap kurang mampu, sehingga bimbingan dan arahan dari

pemerintahbegitu kuat pengaruhnya dan merasuk (internalisasi) dalam masyarakat. Pada

akhirnya masyarakat tergantung pada bimbingan dan arahan dari pemerintah. Bila kondisi

tersebut tetap dipertahankan, maka masyarakat tidak akan pernah dapat menunjukkan

kemampuannya dalam mengelola pembangunan di desanya. Apapun bentuk pembangunan,

secara substantif akan selalu diartikan mengandung unsur proses dan adanya suatu perubahan

yang direncanakan untuk mencapai kemajuan masyarakat. Karena ditujukan untuk merubah

masyarakat itulah maka sewajarnya masyarakatlah sebagai pemilik (owner) kegiatan

pembangunan. Hal ini dimaksudkan supaya perubahan yang hendak dituju adalah perubahan

yang diketahui dan sebenarnya yang dikehendaki oleh masyarakat (Conyers, 1991:154-155). Ada

kesiapan masyarakat untuk menghadapi dan menerima perubahan itu. Untuk itu keterlibatannya

harus diperluas sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pemanfaatannya, sehingga

proses pembangunan yang dijalankan dapat memberdayakan masyarakat, bukan

memperdayakan. Pembangunan desa secara konseptual mengandung makna proses dimana

usaha-usaha dari masyarakat desa terpadu dengan usaha-usaha dari pemerintah. Tujuannya untuk

memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Sehingga dalam konteks

pembangunan desa, paling tidak terdapat dua stakeholder yang berperan utama dan sejajar

(equal)yaitu pemerintah dan masyarakat. Meskipun demikian, dalam konteks yang lebih luas,

juga terdapat peranan “Agen Eksternal” seperti LSM, Konsultan, Lembaga Donor dll. Domain

pembangunan desa juga tidak terlepas dari wacana tentang model perencanaan pembangunan

yaitu dari atas ke bawah (top down planning) dan dari bawah ke atas (bottom up planning).Pada

dasarnya setiap program dari pemerintah senantiasa mencerminkan kombinasi kedua model

tersebut, hanya intensitasnya yang berbeda. Sesuai dengan tuntutan paradigma baru tentang

pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development), maka pendekatan

bottom up planning sudah sewajarnya diperbesar dan menjadi inti dari proses pembangunan yang

memberdayakan masyarakat.

B. DASAR HUKUM

1. Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2016 ini adalah : Undang-undang

Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

Page 28: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021;

10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan;

11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 27 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2018.

C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa adalah :

1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-

ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah

2. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan

3. Meningkatkan sumber daya manusia aparatur pemerintah desa dan lembaga

kemasyarakatan desa.

4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Ngawen, Pemerintah Desa serta

lembaga Kemasyarakatan Desa.

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

dilaksanakan dalam waktu 1 tahun (Januari 2019 s/d Desember 2019):

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

adalah di Kecamatan Nglipar.

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

No Waktu

Sub-Aktivitas Pihak Terkait Jumlah Orang

Keterangan Pelaksanaan Terlibat

1 Februari 2019 Musrenbang RKPD Perangkat 180 Orang

tahun 2020 Desa,

Page 29: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Lembaga

Desa, Tokoh

Masyarakat

2 Maret 2019 Evaluasi Perangkat 140 Orang

Perlombaan Desa Desa,

Lembaga

Desa, Tokoh

Masyarakat

3 April 2019 Bimbingan Teknis Perangkat 120 Orang

Desa,

Lembaga

Desa, Tokoh

Masyarakat

4 Juli 2019 Rakor Aset Perangkat 40 Orang

Desa,

Lembaga

Desa, Tokoh

Masyarakat

5 November 2019 Profil Desa Perangkat 40 Orang

Desa,

Lembaga

Desa, Tokoh

Masyarakat

6 Desember 2019 Monitoring dan Perangkat 60 Orang

Evaluasi Desa,

Lembaga

Desa, Tokoh

Masyarakat

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa adalah sebagai berikut:

1. Tahap I (Januari s/d Maret)

- Dokumen usulan rencana pembangunan

2. Tahap II (April s/d Juni)

-Jumlah Desa yang dievaluasi

3. Tahap III (Juli s/d September)

- Frekuensi rakor pelestarian asset program pemberdayaan

4. Tahap IV (Oktober s/d Desember)

- Dokumen profil desa

- Frekuensi monitoring dan evaluasi pembangunan desa

H. PELAKSANA

Pelaksana Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa adalah Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Nglipar.

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Page 30: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Gunungkidul Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 30.000.000,00 (Tiga Puluh juta Rupiah)

yang akan digunakan untuk:

1. Musrenbang RKPD tahun 2020

2. Evaluasi Perlombaan Desa

3. Bimbingan Teknis

4. Rakor Aset

5. Profil Desa

6. Monitoring dan Evaluasi

J. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan-

kegiatan pembinaan perencanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang

akan dilaksanakan pada tahun 2019, dan memuat informasi mengenai latar belakang, dasar

hokum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan, keluaran, pelaksana kegiatan serta pembiayaannya.

Nglipar, 5 Januari 2019

Mengetahui,

Pengguna Anggaran Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Kasi PMD

SUKAMTO, SIP. EDI PURWANTO,S.Sos

NIP. 19650720 198603 1 012 NIP. 19610625 199003 1 005

Page 31: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA

KECAMATAN NGLIPAR

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah dan nasional.

Hal tersebut terlihat melalui banyaknya program pembangunan yang dirancang pemerintah untuk

pembangunan desa. Salah satunya adalah melalui peningkatan perekonomian masyarakat desa.

Pada zaman sekarang ini setiap negara dituntut untuk menjadikan kondisi ekonomi

negaranya menjadi semakin efektif, efisien, dan kompetitif. Indonesia merupakan salah satu

negara berkembang dari beberapa negara berkembang di dunia seperti Malaysia, Thailand,

Filipina yang terus mengupayakan pembangunan. Pembangunan yang berkembang di Indonesia

pada saat ini adalah pembangunan ekonomi, sehingga fokus pembangunan ekonomi di Indonesia

mengacu pada usaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya.

Memajukan perekonomian di desa adalah tugas yang sangat penting. Hal ini dikarenakan

mayoritas penduduk Indonesia adalah masyarakat pedesaan. Dalam memutar roda

perekonomian, jelas ada perbedaan yang jauh antara masyarakat desa dengan masyarakat kota.

Ekonomi masyarakat desa ditopang oleh beberapa sektor pendapatan. Semua sektor inilah yang

harus ditingkatkan agar ekonomi masyarakat desa bisa maju dan berkembang.

Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar. Pemerintah berperan

dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan program untuk upaya peningkatan

perekonomian desa. Pemerintah telah memusatkan pada peningkatan lapangan pekerjaan dan

kesempatan kerja di pedesaan sesuai dengan potensi yang dimiliki di masing-masing daerah.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam rangka peningkatan perekonomian

masyarakat desa yaitu dengan memaksimalkan atau meningkatkan peran usaha kecil mikro di

pedesaan. Adanya industri kecil di pedesaan dipandang mampu meningkatkan produktivitas

masyarakat serta dapat mengatasi masalah sempitnya lapangan pekerjaan sehingga

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2019 ini adalah :

1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten

dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 1950;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan

daerah;

Page 32: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan

Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021;

10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan;

11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 27 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2018.

C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah :

1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-

ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah

2. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan

3. Meningkatkan sumber daya manusia aparatur pemerintah desa dan lembaga

kemasyarakatan desa.

4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Ngawen, Pemerintah Desa serta

lembaga Kemasyarakatan Desa.

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desadilaksanakan dalam waktu 1 tahun

(Januari 2019 s/d Desember 2019):

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah di Kecamatan Nglipar.

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

No Waktu

Sub-Aktivitas Pihak Terkait Jumlah Orang

Keterangan Pelaksanaan Terlibat

1 Juli 2019 Pameran UKM Masyarakat 36 Orang

Desa

2 September 2019 Pembinaan UKM Masyarakat 100 Orang

Desa

Page 33: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

G. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran dari kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah sebagai berikut:

- Jumlah peserta pameran UKM

- Jumlah peserta pembinaan UKM

H. PELAKSANA

Pelaksana kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah Seksi Pemberdayaan

Masyarakat Desa Kecamatan Nglipar.

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Perekonomian Masyarakat Desa bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp.

10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah) yang akan digunakan untuk:

1. Pameran UKM

2. Pembinaan UKM

J. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan-

kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa yang akan dilaksanakan pada tahun 2019,

dan memuat informasi mengenai latar belakang, dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan,

keluaran, pelaksana kegiatan serta pembiayaannya.

Nglipar, 5 Januari 2019

Mengetahui,

Pengguna Anggaran Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Kasi PMD

SUKAMTO, SIP. EDI PURWANTO,S.Sos

NIP. 19650720 198603 1 012 NIP. 19610625 199003 1 005

Page 34: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU KECAMATAN

NGLIPAR TAHUN 2019

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan publik adalah Kegiatan atau kebutuhan pelayanan bagi setiap warga nagara dan

penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik.

Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dijelaskan bahwa

ruang lingkup pelayanan publik dapat digolongkan dalam 2 bentuk yaitu : Pelayanan Barang

dan Jasa Publik dan Pelayanan Administratif.

Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik meliputi :

1. Kepastian hukum dimaksudkan adanya peraturan perundang undangan yang menjamin

terselenggaranya pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan rasa keadilan masyarakat.

2. Keterbukaan dimaksudkan bahwa setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah

mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.

3. Partisipatif dimaksudkan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

peleyanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

4. Akuntabilitas dimaksudkan bahwa proses penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat

dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. 5. Kepentingan umum dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik tidak boleh

mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan.

6. Profesionalisme dimaksudkan bahwa aparat penyelenggara pelayanan harus memiliki

kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya. 7. Kesamaan hak dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik tidak diskriminatif

dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi.

8. Keseimbangan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan baik oleh pemberi maupun

penerima pelayanan.

Berdasarkan Surat Keputusan Camat Nglipar Nomor 26/KPTS/2018 tentang Perubahan

atas Keputusan PLT Camat Ngawen Nomor 23/KPTS/2017 tentang Standart Pelayanan pada

Kecamatan Nglipar meliputi : Pelayanan Permohonan Kartu Keluarga, Pelayanan Permohonan

Kartu Tanda Penduduk, Pelayanan Penerbitan Surat Pindah antar Kabupaten/Kota atau

Provinsi dan Surat Pengantar Pindah yang Bertransmigrasi antar Kabupaten/Kota atau antar

Provinsi, Pelayanan Permohonan Pindah datang WNI antar Kabupaten/Kota atau antar

Provinsi, Pelayanan Study Banding, Pelayanan Konsultasi, PengesahanRekomendasi

Kepesertaan BPJS KIS APBD Kabupaten, Rekomendasi Pelaksanaan Nikah karena

dilaksanakan kurang dari 10 hari setelah pendaftaran, Pelayanan Pemberian Iin Usaha Mikro

dan Kecil.

B. DASAR HUKUM. 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15

Tahun 2014 Tentang Pedoman Standart Pelayanan. 4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2013 Tentang

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2015.

Page 35: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

5. Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan

Publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

6. Peraturan Bupati Gunugkidul Nomor 76 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan. 7. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 26 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan.

8. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 58 Tahun 2015 tentang Pendelegasian Wewenang

Pelaksanaan Izin Usaha Mikro dan Kecil Kepada Camat.

9. Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pemebrian Izin Usaha

Mikro dan Kecil dalam Rangka Pelaksanaan Administrasi Terpadu Kecamatan.

C. TUJUAN.

Agar terdapat batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggungjawab dan

kewajiban serta kewenangan seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan pelayanan publik

sehingga ada keseimbangan antara hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan baik oleh

pemberi maupun penerima pelayanan. Selain daripada itu akan memperjelas acuan dan

pedoman pelaksanaan rencana kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu di Kecamatan

Nglipar Tahun 2019 yang dituangkan dalam matrik kegiatan dan penganggarannya selama

satu tahun.

D. WAKTU PELAKSANAAN.

Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Kecamatan di Kecamatan Nglipar Tahun

2019 dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) Tahun terhitung mulai bulan Januari 2019

sampai dengan bulan Desember 2019.

E. LOKASI PELAKSANAAN.

Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Penyelengaraan Pelayanan Terpadu Kecamatan Tahun

2019 adalah di Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul.

F. TAHAPAN PELAKSANAAN.

Jumlah

No Waktu Sub-Aktivitas Pihak Terkait

Orang Keteranga

. Pelaksanaan

Terliba n

t

1 Januari - -Menyiapkan SOP . 7 (tujuh) desa di

Maret 2019 Pelayanan Kecamatan Nglipar

-Menyiapan blangko .Dinas Kependudukan

IUMK dan Pencatatan Sipil

-Pelaksanaan 10 .Dinas Koperasi Usaha 54

jenis pelayan (1 Kecil dan Menengah.

pelayanan masih .Bagian Organisasi

dalam proses yaitu Kabupaten.

IMB) .Pelaku usaha

2 April - - Pelaksanaan 10 .7 (tujuh) desa di

Juni 2019 jenis pelayan (1 Kecamatan Nglipar

pelayanan masih .Dinas Kependudukan

dalam proses yaitu dan Pencatatan Sipil 60

IMB) .Dinas Koperasi Usaha

- Monitoring dan Kecil dan Menengah.

evaluasi -Pelaku usaha

3 Juli – -Pelaksanaan 10 .7 (tujuh) desa di

September jenis pelayan (1 Kecamatan Nglipar

2019 pelayanan masih .Dinas Kependudukan

Page 36: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

dalam proses yaitu dan Pencatatan Sipil

IMB) .Dinas Koperasi Usaha 78

Kecil dan Menengah.

.Perbankan

.Pelaku usaha

4 Oktober - -Pelaksanaan 10 .7 (Tujuh) desa di

Desember jenis pelayanan (1 Kecamatan Nglipar

2019 pelayanan masih .Dinas Kependudukan

dalam proses yaitu dan Pencatatan Sipil

IMB) .Dinas Koperasi Usaha 48

- Monitoring dan Kecil dan Menengah.

evaluasi -Pelaku usaha

-Penyusunan

Laporan

G. KELUARAN ( OUTPUT ).

Jumlah Layanan selama 1 (satu) tahun pada Kegiatan Penyelenggaraan

Terpadu Kecamatan sebanyak 2.650 layanan

H. PELAKSANA.

Pelaksana Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Kecamatan Tahun 2019

adalah Seksi Pelayanan Umum Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul.

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan kegiayatan Penyelenggaraan pelayanan terpadu Kecamatan tahun

2019 di Kecanatan Nglipar bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) Kabupaten Gunungkidul tahun 2019 sebesar Rp. 18.400.000,00 ( Delapan

belas Juta empat ratus ribu rupiah ) yang akan digunakan untuk :

1. Belanja Alat Tulis Kantor (ATK)

2. Belanja foto kopy/penggandaan

3. Belanja Makan, snek, ninum rapat

4. Biaya Perjalanan dinas

J. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Term Of Refernce (TOR) merupakan petunjuk

dan penjelasan mengenai kegiatan Penyelenggaran Pelayanan Terpadu

Kecamatan tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Seksi Pelayanan Umum

Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul dan memuat informasi latar

belakang dasar hukum, tujuan, waktu pelaksanaan, keluaran (Output) dan

pelaksana serta sumber dana (pembiayaan).

Nglipar, 15 Maret 2019

Mengetahui, Pejabat pelaksana Teknis Kegiatan

Pengguna Anggaran Kasi Pelayanan

SUKAMTO, SIP SUMPONO, SE

NIP. 19650720 198603 1 012 NIP. 19620321 198903 1 004

Page 37: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Page 38: KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/142_kecamatan nglipar/IK_program.pdf · B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa