kerangka acuan kerja

43
KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN SURVEY POTENSI DAN STUDY KELAYAKAN PLTMH DAS SERAYU DAN DAS BOGOWONTO 1. LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara yang memiliki potensi Sumber Daya Energi Primer yang sangat berlimpah. Sumber energi tersebut meliputi sumber daya energi terbarukan dan sumber energi tak terbarukan. Khusus untuk sumber energi terbarukan yaitu angin, surya, air, geotermal sampai biomassa, Indonesia juga memiliki potensi yang sangat berlimpah. Namun demikian, hingga sekarang, energi terbarukan tersebut baru memasok satu persen energi listrik masyarakat. Dengan minimnya cadangan minyak bumi Indonesia, maka pemanfaatan energi alternatif non migas harus ditingkatkan. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi laju pengerukan sumberdaya energi tak terbarukan khususnya minyak bumi dan gas bumi. Dari sisi lain upaya tersebut diharapkan mampu untuk mempertahankan kualitas lingkungan. Hal tersebut berkaitan dengan Protokol Kyoto. Dalam protokol tersebut disepakati untuk mereduksi kerusakan lingkungan, terutama pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar fosil. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka pemanfaatan sumber daya energi primer yang dapat diperbarui layak didorong dan hal tersebut tertuang pada Kebijakan Energi Nasional (KEN). Dalam hal ini, Pemerintah mempunyai target pada Tahun 2010 pasokan energi yang berasal dari sumber energi terbarukan sebesar 5%. Sebagai wujud realisasi, maka pemanfaatan sumber energi primer terbarukan mulai digalakkan. Sebagai contoh adalah pembangunan PLTA dan PLTM yang diharapkan mampu mereposisi fungsi PLTD yang memiliki biaya operasional sangat tinggi dan mengurangi laju pengurangan bahan bakar minyak. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Wonosobo bermaksud untuk ikut serta berperan aktif untuk memanfaatkan energi terbarukan khususnya tenaga air. Potensi tenaga air cukup melimpah di wilayah Kabupaten Wonosobo. Potensi ini akan terbuang percuma bila tidak dimanfaatkan sacara tepat. Salah satu potensi tenaga air adalah potensi pada saluran irigasi primer. Studi ini dimaksudkan untuk memanfaatkan potensi tenaga air di saluran

Upload: rangga-bhirawa

Post on 23-Oct-2015

607 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

manajemen survey tanah

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJAPEKERJAAN SURVEY POTENSI DAN STUDY KELAYAKAN PLTMH

DAS SERAYU DAN DAS BOGOWONTO1.      LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara yang memiliki potensi Sumber Daya Energi Primer yang sangat berlimpah. Sumber energi tersebut meliputi sumber daya energi terbarukan dan sumber energi tak terbarukan. Khusus untuk sumber energi terbarukan yaitu angin, surya, air, geotermal sampai biomassa, Indonesia juga memiliki potensi yang sangat berlimpah. Namun demikian, hingga sekarang, energi terbarukan tersebut baru memasok satu persen energi listrik masyarakat.

Dengan minimnya cadangan minyak bumi Indonesia, maka pemanfaatan energi alternatif non migas harus ditingkatkan. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi laju pengerukan sumberdaya energi tak terbarukan khususnya minyak bumi dan gas bumi.

Dari sisi lain upaya tersebut diharapkan mampu untuk mempertahankan kualitas lingkungan. Hal tersebut berkaitan dengan Protokol Kyoto. Dalam protokol tersebut disepakati untuk mereduksi kerusakan lingkungan, terutama pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar fosil.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka pemanfaatan sumber daya energi primer yang dapat diperbarui layak didorong dan hal tersebut tertuang pada Kebijakan Energi Nasional (KEN). Dalam hal ini, Pemerintah mempunyai target pada Tahun 2010 pasokan energi yang berasal dari sumber energi terbarukan sebesar 5%. Sebagai wujud realisasi, maka pemanfaatan sumber energi primer terbarukan mulai digalakkan. Sebagai contoh adalah pembangunan PLTA dan PLTM yang diharapkan mampu mereposisi fungsi PLTD yang memiliki biaya operasional sangat tinggi dan mengurangi laju pengurangan bahan bakar minyak.

Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Wonosobo bermaksud untuk ikut serta berperan aktif untuk memanfaatkan energi terbarukan khususnya tenaga air. Potensi tenaga air cukup melimpah di wilayah Kabupaten Wonosobo. Potensi ini akan terbuang percuma bila tidak dimanfaatkan sacara tepat. Salah satu potensi tenaga air adalah potensi pada saluran irigasi primer. Studi ini dimaksudkan untuk memanfaatkan potensi tenaga air di saluran irigasi primer sehingga dapat berguna bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Wonosobo.

2.      MAKSUD DAN TUJUANMaksud dari studi adalah dilakukannya studi atas potensi yanng ada di DAS Serayu dan DAS

Bogowonto, sebagai lokasi rencana PLTMH, sehingga didapatkan pemanfaatan yang optimal.Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan potensi energi listrik tenaga air dalam

rangka memenuhi kebuutuhan energi yang murah dan terbarukan untuk Wonosobo dan sekitarnya yang diharapkan dapat ikut menunjang pengembangan ekonomi rakyat.

3.      RUANG LINGKUPPekerjaan yang akan dilaksanakan dalam “Survey Potensi dan Study Kelayakan PLTMH DAS Serayu dan DAS Bogowonto” meliputi sebagai berikut :

a)      LokasiObyek kegiatan ini adalah Wilayah Kabupaten Wonosobo yang memiliki potensi Mikrohidro, dengan titik berat pada lokasi-lokasi saluran irigasi primer.

b)     Pekerjaan1.      Desk Study dan Study Literatur2.      Survey Lapangana.       Survey topografib.      Survey hidrolika/hidrometri

Page 2: KERANGKA ACUAN KERJA

c.       Penyelidikan geologi/geoteknikd.      Survey kelistrikane.       Pengumpulan dan data sekunder3.      Studi Kelistrikan4.      Studi Optimasi5.      Pembuatan Rancangan Dasar (Basic Design)a.       Pembuatan Disain Dasar (Basic Design) untuk pekerjaan Sipil, Mekanikal dan Elektrikal.b.      Gambar Rancangan Dasar Instalasi Pembangkit serta peralatan yang akan dipergunakan berikut

interkoneksinya dengan Sistem Kelistrikan PT PLN (Persero)c.       Gambar Rancangan Dasar Lokasi (Site Plan) yang menggambarkan lokasi pembangkit serta

jaringan milik PT. PLN (Persero)d.      Perhitungan Volume Pekerjaan/Bill of Quantity dan Perkiran Biaya proyek6.      Analisis kelayakan Pembangkit7.      Laporan-laporan, presentasi dan seminar4.      METODE PELAKSANAAN PEKERJAANA.    PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan yang dilakukan meliputi :  Peninjauan kembali rencana-rencana kerja yang akan dilaksanakan  Persiapan peralatan dengan segala kelengkapannya  Mempersiapkan setiap tenaga profesional yang telah diusulkan untuk memulai pelaksanaan ini  Melakukan konsultasi dengan pihak pemberi tugas, dalam hal ini pihal Pemerintah Kabupaten

Wonosobo, tentang rencana kerja pelaksanaB.     PEKERJAAN TOPOGRAFI

Yang dimaksud dengan pekerjaan topografi di sini adalah pekerjaan pemetaan peta rencana lokasi PLTMH yaitu peta lokasi pada daerah bangunan utama PLTMH, profil memanjang dan melintang pada daerah bangunan-bangunan utama termasuk jalan masuk (access road) ke lokasi gedung sentral maupun bendung/intake, dengan ukuran/skala yang lazim digunakan pada proyek PLN dan dengan internal kontur 1 m, serta jalur transmisi 20 kV dari gedung sentral ke jaringan transmisi terdekat.

C.    PEKERJAAN HIDROLOGIPekerjaan hidrologi yang dilakukan merupakan studi hidrologi menyeluruhSasaran yang ingin dicapai adalah:

1.                Besarnya debit andalan yang akan dipakai PLTM2.                Kurva debit dan kurva durasi3.                Kondisi dan karakteristik dari :

a.    DASb.    Iklim dan meterorologic.    Low Flow dan High Flow

Secara garis besar pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :1.                Mengumpulkan semua data hidrologi saluran irigasi primer yang ada2.                Melakukan analisa hidrologi berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan yakni :

a.    Analisa Low Flow dengan metode sesuai data tersediab.    Analisa Debit Banjirc.    Analisa Sedimentasid.   Analisa mutu air untuk mengetahui pengaruhnya terhadap konstruksi bangunan dan peralatan

elektromekanik

Page 3: KERANGKA ACUAN KERJA

e.    Analisa pendayagunaan air irigasiD.    STUDI KELISTRIKAN

Studi kelistrikan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi jaringan dan beban yang ada di sekitar potensi PLTMH. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pengumpulan data sistem kelistrikan PLN dan non PLN yang ada di sekitar lokasi potensi PLTMH, antara lain :

1.      Sistem jaringan Distribusi 20 kV (Single Line Diagram)2.      Jarak PLTMH ke jaringan distribusi terdekatE.     STUDI OPTIMASI

Studi Optimasi suatu Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) dimaksudkan untuk scheme PLTM yang paling optimal ditinjau dari 2 segi, yaitu :

1.      Lokasi bangunan utama PLTMH yang dimaksud2.      Besarnya debit andalan/disain yang ditentukan, disesuaikan dengan pola operasi dan kondisi

bebanF.     RANCANGAN DASAR DAN PERKIRAAN BIAYA

Yang dimaksud dengan Rancangan dasar dalam tahapan studi ini adalah rancangan yang memuat dimensi dari struktur utama bangunan Sipil, spesifikasi utama pada peralatan Elektromekanik (turbin, governor, trafo dan lain-lain). Struktur utama bangunan sipil adalah bendung dan bangunan sadap, saluran penghantar dan inletnya, pipa pesat, gedung sentral. Saluran pembuang (tail race) serta pintu-pintu air dan katup-katup yang diperlukan. Di dalam rancangan dasar sudah ditentukan ketinggian permukaan tanah, kemiringan tebing-tebing dan lereng-lereng yang direncanakan serta dimensi utamanya sehingga dapat dipakai dasar perhitungan perkiraan biaya.Rancangan dasar peralatan Elektro Mekanik (EM) lebih diarahkan kepada penetuan jenis turbin, kapasitas pembangkit dan jumlah unit yang telah disesuaikan dengan pola operasi PLTM, kondisi beban dan ekonomis.Sedangkan desain dan pembuatan peralatan tersebut adalah tanggung jawab pabrikan/suplier/kontraktor yang menangani pekerjaan tersebut.Dengan demikian rancangan dasar peralatan elektro mekanik bersifat pembuatan kriteria untuk menyusun spesifikasi teknik yang diarahkan kepada standarisasi. Pengertian standarisasi pada mini hidro adalah memiliki type, kapasitas, putaran dan tegangan pada peralatan utama EM (turbin, governer, generator dan iravo) yang mengarah kepada desain khusus yang mengakibatkan harga peralatan menjadi mahal.Pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan di dalam pembuatan Rancangan dasar dan perkiraan biaya adalah sebagai berikut:

1.      Membuat Kriteria rancang dasar dilengkapi dengan dasar pemikiran, rumus-rumus yang dipergunakan, angka-angka keamanan, referensi yang dipakai dan lain-lain.

2.      Melakukan analisa dan perhitungan untuk pembuatan rancangan dasar struktur bangunan sipil.3.      Melakukan analisa dan perhitungan untuk menentukan jenis, kapasitas dan jumlah unit peralatan

elektromekanik beserta intrument control proteksinya.4.      Berdasarkan rancang bangun diatas, dihitung perkiraan biaya proyek, meliputi biaya untuk

pembuatan rancang bangun (detail design), pengawasan, pembebasan lahan, pekerjaan sipil dan pekerjaan elektromekanik.

5.      Menyiapkan jadwal pendanaan yang diperinci ke dalam pekerjaan sipil dan pekerjaan elektromekanik berikut biaya supervisinya.

G.    ANALISIS FINANSIAL

Page 4: KERANGKA ACUAN KERJA

Yang dimaksud dengan Analisa Finansial Proyek adalah suatu kegiatan analisis untuk mengetahui tingkat kelayakan dari suatu proyek yang direncanakan, ditinjau dari aspek finansial. Analisis tersebut di atas dilaksanakan dengan metode IRR (Intemat Rate of Retum) yang akan dilengakapi dengan Casah Fiow. Di samping itu akan dilakukan pula perhitungan untuk mendapatkan biaya per kW dan biaya per kwh.

H.    PEMBUATAN DETAIL ENGINERING DESIGN (DESAIN TEKNIS RINCI)Dari data-data primer maupun sekunder yang telah diperoleh dan berdasarkan rancangan dasar/kriteria disain yang telah dibuat, Konsultan akan membuat disain Rinci atas bangunan Sipil sehingga pekerjaan tersebut dapat dimengerti dan mudah dilaksanakan oleh Kontraktor. Disain Rinci tersebut dituangkan dalam gambar-gambar disain/rencana sebagai gambar pelaksana konstruksi.Disain Rinci yang dibuat antara lain meliputi :

1.      Banguna sipil, terdiri dari :a.       Bendung beserta bangunan pelengkapb.      Bangunan penyadapc.       Saluran penghantar, termasuk kolam penangkap pasird.      Bak penenange.       Pipa pesat, Pintu Air dan saringan.f.       Power Houseg.      Saluran pembuang (Tail Race)h.      Rumah Operator2.      Menyusun Spesifikasi Peralatan Elektro Mekanik yang terdiri dari :a.       Turbinb.      Governorc.       Valved.      Generatore.       Instrumen dan kontrol proteksif.       Trafog.      Panel-panelh.      Everhead Cranei.        Batteray (bila ada)j.        Serandang Hubung (Swilch Yard)k.      Transmisi 20kVl.        Instalasi Tenaga dan Peneranganm.    Tool dan Soare Parts

I.       LAPORANIsi laporan yang dibuat meliputi :

1. Potensi Mikrohidro dan sebarannya termasuk peta potensinya dalam skala 1:50.000 (hardcopy A0 dan softcopy);

2. Lima titik yang dapat dikembangkan dalam waktu dekat yang dilengkapi DED (sipil dan elektromekanik) dan FS-nya;

3. Album gambar perencanaan

5.      TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN

Page 5: KERANGKA ACUAN KERJA

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, dalam tingkat minimal diperlukan tenaga, sebagai berikut :a.      Koordinator Team (Ahli Hidropower)  Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik di kantor

maupun di lapangan  Mengkoordinir seluruh kegiatan pekerjaan dari berbagai disiplin dan berhubungan langsung

dengan Direksi pekerjaan maupun tim teknis.  Mengadakan rapat koordinasi dan memberikan pengarahan yang diperlukan pada setiap personil

pelaksana  Melakukan kunjungan dan survey di lapangan secara rinci  Mengumpulkan data terbaru dan laporan-laporan yang ada sebelumnya serta mengadakan kajian

ulang dan analisis  Menyiapkan rencana kerja disain rinci dan supervisi pekerjaan lapangan secara rinci  Memonitor semua pelaksanaan pekerjaan baik di kantor maupun di lapangan sehingga jadwal

pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang diberikan  Mengkaji ulang dan memeriksa seluruh hasil pekerjaan disain rinci termasuk penyelidikan

lapangan  Menyusun kriteria disain  Mengkoordinasi penyusunan laporan-laporan yang diperlukan

b.      Anggota Team, terdiri dari :o   Tenaga Ahli Hidrolika  Bertanggung jawab kepada Team Leader khususnya dalam pelaksanaan pekerjaan pengumpulan

data, survey dan penyelidikan lapangan  Mengkoordinir pekerjaan pemetaan topografi dan hidrologi serta survey lainnya  Mengawasi pelaksanaan pekerjaan lapangan dan memonitor semua kegiatan di lapangan  Membantu Civil Engineer dalam menyusun criteria identifikasi site, criteria design, ekstradisi data

proyek, perhitungan daya dan energi, serta biaya proyek  Mengidentifikasi dan evaluasi data, informasi, dan laporan yang ada  Mengidentifikasi alternatif site dan tata letak  Mengekstraksi data proyek seperti, penampang sungai di lokasi bendung dan panjang waterway  Melakukan perhitungan daya dan energi pada setiap alternatif tata letak  Bertanggung jawab kepada Team Leader dan membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnyao   Tenaga Ahli Mekanikal / Elektronikal  Melakukan pengumpulan data dan laporan terdahulu terutama yang berkaitan dengan disain

peralatan mekanikal  Mengadakan peninjauan lapangan bersama-sama dengan anggota team  Menyusun kriteria disain peralatan mekanikal dan pekerjaan mekanikal elektrikal  Melakukan evaluasi dan studi kelistrikan  Melakukan studi power system development  Bertanggungjawab kepada Team Leader dan menyusun laporan sesuai dengan bidang tugasnyao   Tenaga Survey Lapangan (Surveyor)  Membantu pelaksanaan tugas dilapangan, termasuk melakukan pengukuran dan pengambilan data

yang diperlukano   Operator komputer  Membantu melaksanakan pengadministrasian dan drafter hasil analisis dan hasil rancangan

pekerjaan

Page 6: KERANGKA ACUAN KERJA

6.      JANGKA WAKTU PELAKSANAANJangka waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah 3 (tiga) bulan atau 90 (sembilan puluh hari) kalender terhitung sejak ditandatangani Surat Perjanjian Kerja oleh Kedua belah pihak. Jadwal terlihat dalam tabel berikut :

Sumber : Gerbang Dewa Blog

http://gerbangdewa.blogspot.com/2012/03/contoh-kak-kerangka-acuan-kerja.html

jam 13:43

Page 7: KERANGKA ACUAN KERJA

PROPOSAL PEKERJAAN SURVEY DAN PEMETAAN TOPOGRAFI

BAB  I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi dalam pemanfaatan

sumber daya alam, maka kebutuhan informasi geografi suatu wilayah dalam skala yang lebih

detail merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat mendesak untuk disegerakan

pengadaannya.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya

kebutuhan akan informasi yang lebih detail tentang kondisi topografi suatu daerah dengan

terpaksa mengadakan survey dan pemetaan sendiri berhubung tertinggalnya atau terlambatnya

Indonesia dalam memetakan seluruh wilayahnya untuk peta skala besar.

Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi/tanah yang dinyatakan

dengan garis ketinggian (kontur) memperlihatkan unsur-unsur asli atau alam dan unsur-unsur

buatan manuasia seperti jalan, bangunan, sungai, saluran dan lain sebagainya diatas muka bumi

ini. Unsur-unsur tersebut dapat dikenal (diidentifikasi) dan pada umumnya diusahakan untuk

diperlihatkan pada posisi sebenarnya.

Peta topografi disebut juga sebagai peta umum (bersifat umum) sebab dalam peta topografi

tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja, tetapi justru dicoba untuk

menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi ini. Penyajian tersebut sudah tentu

dengan memperhitungkan skala. Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam

tujuan.

Page 8: KERANGKA ACUAN KERJA

Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang digunakan sebagai sarana perencanaan umum

untuk suatu pekerjaan perencanaan pemgembangan suatu wilayah.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud diadakannya pekerjaan pengukuran dan pemetaan topografi adalah untuk mendapatkan

informasi yang lebih rinci bentuk permukaan tanah secara umum yang dilengkapi dengan

tampakan-tampakan khas, baik berupa unsur-unsur alami maupun unsur-unsur buatan dan dapat

dipertanggung jawabkan secara teknis, dengan tujuan memberikan informasi topografi suatu

wilayah yang akan mendukung pengambilan keputusan secara tepat.

1.3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan Pengukuran untuk Survey dan Pemetaan Topografi yang akan

dilaksanakan meliputi :

Persiapan

a)            Kantor

        Administrasi

        Pengadaan Peta Dasar dan Peta Kerja

        Peralatan + Personil

b)            Lapangan

        Mobilisasi

        Orientasi Lapangan

2. Pelaksanaan

        Pematokan dan Pemasangan Tugu/Bench Mark

        Pengukuran Kerangka Horisontal dan Vertikal

        Pengukuran Situasi

3. Pekerjaan Studio

        Pengolahan data

        Editing data dan Penggambaran

        Plotting peta hasil penggambaran (hard copy)

Page 9: KERANGKA ACUAN KERJA

        Pelaporan

1.4. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan dibuat dengan tujuan untuk menata dan mengatur pola

kerja secara efektif dan efisien.

Sebelum tim pelaksana lapangan mulai bekerja, volume pekerjaan dan jenis kegiatan yang akan

dilaksanakan telah diperhitungkan/diperkirakan. Dengan demikian struktur organisasi proyek

yang efektif, efisien telah dideskripsikan secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing

personil serta hubungan kerja antara satu dengan lainnya.

Selanjutnya saat pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan kegiatan-kegiatan lainnya, dilakukan

koordinasi baik dalam organisasi pelaksana sendiri maupun dengan Pemilik pekerjaan dan

Pimpinan setempat.

Tim pelaksana yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah :

1.      Tenaga Ahli Geodesi

Tenaga ahli Geodesi sekaligus Team Leader adalah penanggung jawab pekerjaan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pembuatan laporan akhir.

2.      Surveyor (Asisten Geodetic)

Merupakan tenaga pelaksana lapangan dan mengawasi pekerjaan studio dimana secara struktural

dibawah pengawasan atau koordinasi team Leader tetapi tidak membawahi tenaga yang terlibat

pengolahan data.

3.      Asisten Surveyor

Merupakan tenaga pelaksana lapangan dan mengawasi pekerjaan tenaga lokal.

4.      Data processing

Data Processing diwajibkan yang mempunyai latar belakang pendidikan geodesi, agar dapat

menganalisasi kesalahan yang disebabkan dalam pekerjaan. Data processing merupakan

Page 10: KERANGKA ACUAN KERJA

pelaksana untuk editing dan proses pembuatan peta digital hingga pembuatan peta garis dalam

bentuk hard copy.

BAB II

PERSIAPAN PEKERJAAN

2.1.            PERSIAPAN KANTOR

Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan yang meliputi :

1.      Persiapan dan pembuatan dokumen kontrak

Tahapan pekerjaan Persiapan Kontrak terdiri dari beberapa kegiatan yang meliputi :

        Pembuatan usulan teknik

        Pembuatan usulan biaya

        Pembuatan dokumen administrasi

2.      Pengurusan surat-surat yang berkaitan dengan perijinan

3.      Pengumpulan data pendukung proses pekerjaan lapangan

4.      Pencarian informasi keadaan/kondisi lapangan

5.      Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran

6.      Persiapan Tim Pengukuran dan peralatan ukur

1.      Tim Pengukuran/Personil

Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan tenaga-tenaga survey yang berpengalaman. Personil

yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :

1.      Team Leader/Geodetic Engineer

2.      Chief Surveyor

3.      Surveyor

4.      Asisten Surveyor

5.      Data Processing

6.      Crew Survey

Peralatan Survey

Page 11: KERANGKA ACUAN KERJA

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus ditentukan terlebih dahulu peralatan yang akan

digunakan. Peralatan yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis yang ada sehingga data

pengukuran memenuhi kriteria yang diinginkan (telah dikalibrasi).

Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain :

1.      Alat ukur teodolite Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan sudut terkecilnya 1

(satu) detik dan akurasi pengukuran jaraknya 5 + 3 ppm serta perlengkapannya

2.      Komputer (hardware dan software) + printer ukuran A3

3.      Kamera

4.      Kompas (Shunto), GPS Handheld

5.      Perlengkapan lapangan

2.2. PERSIAPAN LAPANGAN

Pekerjaan yang berkaitan dengan persiapan lapangan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain :

        Mobilisasi Tim Pengukuran

        Persiapan base camp

        Persiapan tenaga pembantu (tenaga lokal)

        Persiapan material yang dibutuhkan

        Koordinasi dengan instansi terkait

        Pengenalan medan secara umum (orientasi lapangan)

        Meneliti titik kontrol pemetaan yang dapat digunakan sebagai referensi atau titik ikat, misalnya

titik kontrol hasil survey terdahulu

        Menentukan lokasi pemasangan titik-titik kontrol pemetaan

        Menentukan batas-batas areal pengukuran/pemetaan topografi

Page 12: KERANGKA ACUAN KERJA

BAB III

PELAKSANAAN LAPANGAN

Pemetaan topografi dilaksanakan dengan melakukan pengukuran kerangka dasar yang terdiri dari

pengukuran kerangka dasar horisontal dan vertikal. Pengukuran tersebut dilakukan pada seluruh

batas (garis terluar) dari area yang akan dipetakan. Tujuan pembuatan kerangka dasar ini adalah

untuk membuat titik kontrol dan referensi untuk keperluan pengukuran selanjutnya, misalkan

pembuatan poligon cabang (cut lines), pengukuran situasi dan detail topografi.

Secara umum tahapan pelaksanaan lapangan adalah sebagai berikut :

1.      Pembuatan dan pemasangan tugu (Bench Mark)/Patok Poligon

2.      Pengukuran Kerangka dasar Horisontal dan Vertikal

3.      Pengukuran situasi dan detail topografi

3.1. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN BM/PATOK POLIGON

a. Penyebaran Bench Mark (BM) terlebih dahulu direncanakan pada peta kerja dan diasumsikan

dipasang beberapa buah BM. Bench Mark yang dipasang tersebut dalam pelaksanaannya dapat

diikatkan terhadap Titik Kerangka Nasional (apabila ada) yang dipasang dan diukur oleh

Bakosurtanal atau Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga menjadi satu sistem dengan Peta

Nasional.

b.      Secara umum pemasangan BM harus ditempatkan pada tempat yang stabil dan mengutamakan

keamanan dan mudah ditemukan bila saat diperlukan, hal tersebut menjadi penting karena tugu

yang terpasang tersebut akan dipakai untuk rekonstruksi. Agar mudah terlihat warna tugu

tersebut diberi warna yang mencolok. Hal tersebut berlaku juga untuk pemasangan patok

poligon.

c.       Jarak antar patok poligon dapat dipasang ± 50 m atau disesuaikan dengan keadaan medan dan

kemampuan jangkauan alat. Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk mengontrol kesalahan-

kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran.

Page 13: KERANGKA ACUAN KERJA

d.      Bench Mark dibuat sepasang pada posisi :

1.      Titik Awal Pengukuran

2.      Pojok/titik sudut batas-batas utama area pemetaan (kerangka dasar)

3.      Pada setiap kerapatan 1000 meter dari seluruh area pemetaan

e.       Spesifikasi Bench Mark dan Patok Poligon :

1.      BM pada titik awal dan titik sudut kerangka dasar dibuat dari beton dengan ukuran : 20 x 20 cm

dengan panjang 120 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 100 cm

2.      BM pada kerapatan 1000 meter dibuat dengan pipa PVC ukuran 3 (tiga) inchi dengan ukuran

panjang 120 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 100 cm

3.      Patok poligon dibuat dari kayu keras dengan diameter 5 cm, panjang 40 cm, ditanam ke dalam

tanah sedalam 25 cm

3.2.            PENGUKURAN KERANGKA DASAR HORISONTAL

Dari hasil perencanaan pada peta kerja akan didapatkan jumlah jalur poligon, jumlah loop poligon, jumlah BM yang dipasang, perkiraan jumlah jarak poligon, serta penetapan jumlah jalur poligon utama dan poligon cabang, sehingga pada dasarnya untuk pengukuran kerangka dasar horisontal terdapat dua jenis pekerjaan poligon yaitu :

a. Pengukuran Poligon Utama

b. Pengukuran Poligon Cabang

3.2.1.      PENGUKURAN POLIGON UTAMA

Pengukuran poligon utama, digunakan sebagai kerangka acuan untuk mendapatkan kerangka dasar horizontal (X,Y,Z) yang mempunyai keandalan ukuran, dimana keandalan ukuran tersebut dinyatakan oleh ketelitian penutup sudut dan ketelitian linier jaraknya. Karena poligon utama merupakan titik dasar teknik maka diperlukan persyaratan tertentu pada pelaksanaan pengukurannya.Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a.       Pengukuran poligon utama ini menggunakan alat ukur teodolite Total Station yang mempunyai

ketelitian pembacaan terkecilnya 1 (satu) detik

b.      Untuk memperkecil salah penutup sudut, pengukuran panjang sisi polygon diusahakan

mempunyai jarak yang relatif jauh (minimum 50 m).

c.       Dihindari melakukan pengukuran sudut lancip (< 60o) yang dapat memperbesar kesalahan

penutup sudut.

Page 14: KERANGKA ACUAN KERJA

d.      Guna memperkecil kesalahan penempatan target prisma digunakan metoda centering optis yaitu

tinggi tripod/kaki tiga target depan akan menjadi tinggi tripod alat pada perpindahan alat kesisi

polygon berikutnya.

e.       Pengukuran poligon dilakukan tertutup atau terikat sempurna.

f.       Titik-titik poligon harus diikatkan dengan titik-titik kerangka dasar horisontal yang berada pada

sistem daerah atau lokasi yang akan dipetakan.

g.      Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 10”Ön, dimana n adalah jumlah titik

pengamatan/polygon (dimungkinkan melakukan kesalahan pengukuran sudut tidak lebih dari 10

detik dikali akar dari jumlah titik pengamatan/polygon).

h.      Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10.000 (dimungkinkan melakukan kesalahan

pengukuran jarak tidak lebih dari 1 meter untuk setiap jarak 10 km)

3.2.2.      PENGUKURAN POLIGON CABANG

Maksud dilakukan pengukuran poligon cabang adalah untuk pengikatan titik-titik detail ditengah-tengah areal pengukuran yang jauh dari jalur poligon utama hingga dengan adanya titik-titik poligon cabang akan memperbanyak cakupan titik detail yang ada di lapangan.Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a.       Pengukuran sudut dan jarak menggunakan alat ukur yang sama dengan pengukuran poligon utama

b.      Poligon cabang dibuat pada setiap jarak 50 meterc.       Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat sempurna, diikatkan pada titik

kerangka dasar/poligon utamad.      Pengukuran beda tinggi untuk poligon cabang/cut lines dilakukan dengan cara trigonometrise.       Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 20”Ön, dimana n adalah jumlah titik

pengamatan/poligon.

f.       Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5.000

g.      Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm ÖD, (D = jumlah panjang jarak jalur pengukuran dalam kilometer), kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi BM toleransinya 20 mm ÖD

3.3. PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKALPengukuran Kerangka Vertikal dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pengukuran kerangka dasar vertikal menggunakan alat ukur theodolite Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan terkecilnya 1 (satu) detik yang pengambilan datanya bersamaan dengan pengukuran titik-titik kerangka dasar horisontal

b. Titik-titik kerangka dasar vertical diikatkan dengan titik-titik kerangka dasar vertikal yang berada pada sistem daerah atau lokasi yang akan dipetakan

c. Pengukuran dilakukan dengan cara trigonometris

Page 15: KERANGKA ACUAN KERJA

c. Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 15 mm ÖD, (D = jumlah panjang jarak jalur pengukuran dalam kilometer),

3.4.            PENGUKURAN SITUASI DAN DETAIL TOPOGRAFI

Untuk menampilkan peta tiga dimensi maka dilakukan pengukuran situasi dan detail dimana obyek yang diukur adalah segala obyek yang ada di lapangan baik berupa detail alam maupun detail buatan manusia. Pengukuran situasi dan detail dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a.       Pengukuran situasi dilakukan dengan cara trigonometris

b.      Akurasi alat yang digunakan minimal 30”

c.       Pengukuran situasi dilakukan dengan metode grid dengan kerapatan maksimal 15 meter

d.      Jika terdapat perubahan bentuk pada topografi maka perubahan tersebut harus diukur

e.       Setiap data pengukuran harus dilengkapi dengan sketsa lapangan

f.       Setiap data ukur harus diberi kode seperti kaki slope, kepala slope, elevasi, alur (creek), jalan,

sungai, rawa dll.

g.      Pengukuran sungai, alur (creek), jalan dilakukan oleh tim khusus (tersendiri)

h.      Pengukuran harus diikatkan pada titik-titik poligon utama dan poligon cabang

i.        Toleransi ketelitian linear pengukuran situasi adalah 1 : 1.000

j.        Pengukuran jalan dilakukan pada kedua sisinya dengan kerapatan maksimal 20 meter

k.      Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as dengan kerapatan maksimal 15

meter

l.        Pengukuran alur dilakukan pada as dengan kerapatan maksimal 15 meter

Page 16: KERANGKA ACUAN KERJA

BAB IV

PEKERJAAN KANTOR/STUDIO

Pekerjaan kantor/studio merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses pekerjaan tahap

akhir yang meliputi :

1.      Pengolahan data-data kerangka dasar horizontal dan vertikal serta situasi

2.      Pembuatan Peta (digital/garis)

4.1. PENGOLAHAN DATA

4.1.1. HASIL PENGUKURAN KERANGKA DASAR

a. Pengukuran Kerangka Dasar dilakukan menggunakan alat ukur Teodolite Total Station dimana

data yang diamati dilapangan berupa sudut (vertikal & horizontal) dan jarak serta variabel

lainnya direkam langsung kedalam data kolektor atau pada internal memori alat tersebut yang

selanjutnya dapat di download/ditransfer kedalam komputer PC atau Notebook menggunakan

software yang tersedia misalnya Autoland Development, SDR, Topcon dan lainnya untuk segera

dapat diproses. Proses download/transfer data ini dilakukan setiap hari sepulang dari lapangan

untuk dapat segera mengantisipasi dan merencanakan progress kerja selanjutnya. Data yang

diperoleh dari lapangan dihitung menggunakan hitung perataan pendekatan metoda Bowditch

atau Least Square (Perataan Kwadrat Terkecil).

b. Perhitungan koreksi beda tinggi berdasarkan jarak pengamatan pada setiap sisi (proposional

terhadap jarak)

c. Jika toleransi ketelitian tidak tercapai maka harus dilakukan pengukuran ulang pada sisi yang

salah

d. Perhitungan dapat diterima jika batas toleransi telah dipenuhi

4.1.2. HASIL PENGUKURAN SITUASI DAN DETAIL TOPOGRAFI

Page 17: KERANGKA ACUAN KERJA

a. Pengolahan data situasi dan detail topografi dilakukan dengan menggunakan software survey

b. Sebelum data situasi dan detail topografi diolah, terlebih dahulu harus disiapkan garis breaklines.

Garis breaklines harus dibuat pada setiap :

1. Kepala dan kaki slope

2. Tepi atas dan tepi bawah sungai

3. As alur

4. Kedua tepi jalan

5. Surface editing

c. Proses pembuatan surface pada software survey berupa Triangulation Irreguler Network (TIN)

harus melibatkan seluruh data topografi (X,Y,Z) dan garis breaklines

d. Surface editing dilakukan langsung pada TIN tetapi harus menggunakan garis breaklines

e. Cek terhadap data situasi dan detail topografi dilakukan secara bertahap dengan menampilkan

gambar kontur yang dilengkapi dengan gambar situasi. Jika koordinat kerangka dasar dan

poligon cabang belum final, perhitungan koordinat data situasi dan detail topografi dihitung

dengan koordinat sementara.

f. Jika terdapat kekeliruan (data lapangan salah atau kurang) maka harus dilakukan pengecekan

ulang terhadap data situasi dan detail topografi.

g. Proses pembuatan surface final dengan menggunakan koordinat definitif dilakukan secara

bersamaan untuk seluruh area pemetaan, selanjutnya dilakukan proses pembuatan kontur.

Gambar kontur harus sesuai dengan sketsa lapangan.

4.2. PEMBUATAN PETA

Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar pengukuran dan titik-titik detail

yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM, titik-titik ketinggian dan obyek-obyek lainnya

yang dianggap perlu dalam suatu areal pekerjaan. Penggambaran areal pekerjaan diproyeksikan

pada bidang datar dengan skala 1 : 1000, Interval kontur 0,5 meter, ukuran lembar peta A0 (1200

mm x 900 mm).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penggambaran peta antara lain :

1.      Peta topografi harus memuat :

a.       Judul peta

Page 18: KERANGKA ACUAN KERJA

b.      Peta lokasi proyek

c.       Peta indeks

d.      Lembar sheet

e.       Arah Utara peta

f.       Legenda

g.      Garis kontur dengan interval 1 meter

h.      Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.

i.        Bench Mark

j.        Garis dan angka grid dengan interval 200 meter

2.      Peta Traverse/Poligon harus memuat :

a.       Judul peta

b.      Peta lokasi proyek

c.       Peta indeks

d.      Lembar sheet

e.       Arah Utara peta

f.       Legenda

g.      Bench Mark

h.      Titik poligon kerangka dasar

i.        Titik poligon cabang

j.        Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.

3.      Pada peta digital (softcopy), setiap elemen/objek harus dibuat dalam layer tersendiri

Page 19: KERANGKA ACUAN KERJA

BAB V

LAPORAN DAN DATA

5.1. PEMBUATAN LAPORAN

Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil pelaksanaan pekerjaan yang

telah dilakukan, sehingga dapat diketahui kondisi areal pekerjaan secara umum, informasi

lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan survey dan pemetaan.

Laporan yang akan disampaikan adalah :

a.       Laporan Pendahuluan, berisi laporan mengenai rencana kerja

b.      Laporan Mingguan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan mingguan

c.       Laporan Bulanan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan bulanan

d.      Laporan Akhir, berisi laporan hasil seluruh pekerjaan

5.2. PENYERAHAN DATA

Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah :

a.       Satu berkas laporan tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan

b.      Print out peta topografi skala 1 : 1.000

c.       Print out peta traverse/poligon skala 1 : 1.000

d.      Peta topografi dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software Autocad (file dwg)

e.       Peta traverse/poligon dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software Autocad (file dwg)

f.       Data asli hasil pengukuran

g.      Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy

h.      Koordinat topografi (Easting, Northing, Elevation, Code)

i.        Foto dan deskripsi Bench Mark

SUMBER : http://boykechourmain.blogspot.com/2012/03/proposal-pekerjaan-survey-dan-pemetaan.html JAM 13:48

Page 20: KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGADAAN CITRA PENGINDERAAN JAUH

RESOLUSI TINGGI

( Sebagian Wilayah Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, Kota Banjarmasin dan Banjarbaru, Kota Tarakan, dan Nunukan)

PUSAT ATLAS DAN TATA RUANG

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL

Page 21: KERANGKA ACUAN KERJA
Page 22: KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGADAAN CITRA PENGINDERAAN JAUH RESOLUSI TINGGI

( Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin dan Banjarbaru, Tarakan, dan Nunukan)

1.

Latar BelakangSebagai upaya memenuhi kebutuhan data dalam waktu realtif singkat

   guna mendukung pelaksanaan kegiatan Pemodelan Dinamika Spasial

   untuk implementasi kegiatan MP3EI yang akan dilaksanakan sampai

   dengan tahun 2014 dan pemetaan dasar rupa bumi, Pusat Atlas dan Tata

   Ruang memerlukan citra satelit resolusi tinggi. Citra tersebut akan

   digunakan sebagai data input dalam proses pemodelan dinamika spasial

   mengingat di wilayah Kalimantan belum tersedia secara lengkap peta

   dengan skala 1:25.000 atau lebih besar maupun citra resolusi tinggi.

   Pemilihan citra satelit resolusi tinggi didasarkan pada kebutuhan untuk

   ekstraksi informasi spasial tingkat detail bagi pemodelan dinamika spasial

   khususnya di wilayah Maloy yang ditetapkan sebagai Kawasan Perhatian

   Investasi (KPI) dalam kegiatan MP3EI. Selain untuk keperluan

   pemodelan dinamika spasial juga data citra tersebut disiapkan sebagai

   raw data untuk keperluan pembuatan peta dasar skala 1:25.000 atau

   lebih besar yang sampai dengan saat ini belum terselesaikan. Citra hasil

   pengadaan ini akan digunakan oleh beberapa unit teknis untuk berbagai

    kegiatan.     2.

TujuanTujuan kegiatan ini adalah pengadaan data untuk kegiatan pemodelan

    dinamika spasial dan pemetaan rupabumi dalam bentuk citra

   penginderaan jauh resolusi tinggi untuk daerah Pontianak, Palangkaraya,

    Banjarmasin dan Banjarbaru, Tarakan dan Nunukan

Page 23: KERANGKA ACUAN KERJA

3.

SasaranSasaran kegiatan ini adalah tersedianya data citra resolusi tinggi untuk

   daerah Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin dan Banjarbaru, Tarakan

   dan Nunukan sebagaimana ditentukan pada Area of Interest (AoI) yang

    ada pada KAK dengan perkiraan luas 3829 Km2.     4.

Lokasi Kegiatan Peta lokasi AoI sebagai berikut:

   Untuk lebih detail mengenai batasan AoI akan dilampirkan titik-titik

    koordinat AoI dalam format .shp         15. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBN       

6. Nama danPejabat Pembuat Komitmen Deputi Bidang Infrastruktur Data Spasial

  Proyek/Satuan Kerja Bakosurtanal    Pejabat Pembuat        Komitmen      7. Data Dasar 1. Peta RBI BAKOSURTANAL       

8. Metode PengadaanPengadaan citra penginderaan jauh resolusi tinggi dilaksanakan dalam

    beberapa tahapan, yaitu :      1. Penyusunan spesifikasi teknis      2. Penyusunan AoI untuk pengadaaan citra      3. Penyusunan HPS      4. Pengumpulan informasi ketersediaan citra penginderaan jauh    5. Pembahasan KAK dan HPS      6. Pelelangan      7. Penyerahan Produk         

9.Preferensi Produk yang

- Tahun archive terbaru yang dapat disediakan  

  diinginkan - Keragaman jenis produk (multi resolusi spasial) yang ditawarkan    - Kualitas citra yang ditawarkan.       

10. Pemeriksaan ProdukProduk hasil pengadaan akan diperiksa lebih dulu oleh tim teknis sesuai

    dengan spesifikasi teknis yang ditentukan.       

11. Penyerahan ProdukProduk yang sudah diperiksa oleh tim teknis selanjutnya diserahkan

Page 24: KERANGKA ACUAN KERJA

   kepada tim penerima barang oleh perusahaan penyedia barang

 

         12. Keluaran 1. Citra penginderaan jauh resolusi tinggi untuk daerah Pontianak

     Palangkaraya, Banjarmasin dan Banjarbaru, Nunukan, Tarakan yang

      disimpan dalam DVD dan external hardisk      2. Print out citra satelit dalam kertas ukuran A4      3. Laporan pelaksanaan pengadaan data citra         13. Peralatan, Material, 1. Narasumber    Personil dan Fasilitas2. KAK Pengadaan Citra Satelit Resolusi Tinggi    dari Pejabat Pembuat 3. Tim Penerima barang    Komitmen      

14.Peralatan dan Material

1.Seperangkat komputer pengolah data dengan spesifikasi Processor

 Penyedia Barang untuk

 Intel(R) Core(TM) i7-2600 CPU @ 3,40GHz 340 GHz, ram 8 GB,

 proses pengadaan citra

  Hardisk 80 GB, Monitor SVGA 17”, Printer Deskjet.  

    2. Perangkat lunak peramban data citra digital dan Image viewer :

     Google Chrome atau Mozilla Firefox atau Internet Explorer, Global

      Mapper 12, Microsoft Office XP dan Java.         

15.Lingkup Tugas Penyedia

1. Menyediakan citra penginderaan jauh resolusi tinggi daerah

  Barang  Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin dan Banjarbaru,

Nunukan

      dan Tarakan      2. Menyampaikan informasi ketersediaan data citra dan usulan      alternatif apabila dalam proses pengadaan citra terdapat hal-hal   

3.yang diluar rencana  

       

2

Page 25: KERANGKA ACUAN KERJA

16.Jangka Waktu  Satu (1) bulan                    Penyelesaian Kegiatan                      17.Personil    Posisi  Kualifikasi    Jumlah Orang /                 Bulan         Tenaga Ahli:                       1. Koordinator  S1 Penginderaan Jauh.    1 / 1              Berpengalaman di bidang                    Penginderaan Jauh min 3 th.          

Page 26: KERANGKA ACUAN KERJA

     2. Ahli Inderaja

 S1 Penginderaan Jauh    2 /1    

          berpengalaman di bidang                    pengolahan citra                       penginderaan jauh min 3                       tahun.                                       

18.Jadwal Tahapan             Bulan     No

 Tahap Kegiatan

                   

1 2

   3

  

Pelaksanaan Kegiatan             

                                                    1 Penyusunan KAK                    2 Pelelangan                    3 Penyerahan produk                                             Laporan         Hal-Hal Lain     19.

Produksi dalam NegeriSemua kegiatan jasa pengadaaan berdasarkan KAK ini harus

    dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali    ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan    keterbatasan kompetensi dalam negeri.20.

Penyerahan Produk Penyerahan raw data citra satelit resolusi tinggi dalam media DVD

    dan external hard disk, metadata, serta print out citra per AoI dalam    kertas ukuran A4 yang dibukukan kepada Pejabat Pembuat    Komitmen (PPK)21.

Laporan Pelaksana penyedia citra juga diwajibkan menyerahkan laporan

    pengadaaan citra yang berkaitan dengan jenis citra, cakupan area    (nama wilayah dan posisi koordinat), luas cakupan, tahun akusisi data    dan informasi lain yang dianggap penting untuk diketahui.  Cibinong, 19 September 2012Mengetahui, Pejabat Pembuat KomitmenPusat Pemetaan Tata Ruang dan AtlasDeputi Bidang Infrastruktur Data SpasialKepala  Dra. Titiek Suparwati

Rahman Rifai, M.Sc

3

NIP 19580915 198801 2 001NIP. 19680721 199803 1 003

Page 27: KERANGKA ACUAN KERJA

Spesifikasi Teknis Citra Resolusi Tinggi

Data citra satelit resolusi tinggi yang diadakan harus memenuhi criteria sebagai berikut,

1.Data citra archive dengan rentang waktu akusisi data pada tahun 2009 - 2012

2.Pan Sharpened .

3.Citra satelit bergeoreferensi dan memiliki koordinat lintang bujur pada datum WGS 1984.

4.Ortho ready

5.Resolusi spasial lebih kecil atau sama dengan 1 m

6.Sistem sensor optis

7.Julat spectrum pankromatik dan multispektral

8.Kualitas citra satelit yang diadakan harus memenuhi ketentuan :

a.Proporsi awan maksimal 10% di luar permukiman dan tersebar merata.

b.Untuk meminimalisasikan cakupan awan pelaksana pekerjaan diperbolehkan melakukan kombinasi beberapa citra satelit resolusi tinggi dengan tetap memperhatikan butir 1,2,3,4

c.Kenampakan unsur-unsur di permukaan bumi pada citra terlihat dengan jelas termasuk untuk unsur/objek yang berdiameter 2x resolusi spasial.

d.Memiliki incidence angle tegak

e.Antar image atau strip yang berbatasan memiliki area pertampalan.

f.Untuk AoI yang mencakup wilayah darat dan laut citra harus memperlihatkan batas yang jelas.

9.Perlu disertakan quick look dalam dokumen penawaran untuk data citra yang ditawarkan oleh peserta lelang.

10.Perusahaan pengadaan citra selaku reseller perlu memperlengkapi dengan surat dukungan dari principal.

11.Bagi perusahaan yang tidak selaku reseller harus mendapat surat resmi dukungan dari Reseller.

12.Penyerahan data citra harus memenuhi persyaratan sebagai berikut,

Page 28: KERANGKA ACUAN KERJA

a.Data citra original dengan meta datanya dari principal (pemiliki satelit) dan pernyataan resmi bahwa semua informasi pada metadata tersebut benar dan menjadi tanggung jawab pemilik satelit terutama untuk keaslian, cakupan area dan tahun akusisi.

b.Lisensi diberikan kepada Badan Informasi Geospasial (Geospatial Information Agency).

c.Header file harus tersedia sesuai dengan data citra satelit nyang dipesan.

d.Raw data citra satelit disimpan dalam DVD dan external hardisk dalam format Geo-Tiff. Data citra yang disimpan pada DVD dan external hardisk haruslah sama.

e.Disertakan juga print out data citra satelit yang diserahkan

f.Pelaksana pekerjaan menyampaikan laporan (report) mengenai jenis produk data citra, luasan AoI, tahun akusisi (archive) pada saat penyerahan produk.

4

Page 29: KERANGKA ACUAN KERJA

AREA OF INTEREST UNTUK PENGADAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI

5

Page 30: KERANGKA ACUAN KERJA

6

Page 31: KERANGKA ACUAN KERJA

7

Page 32: KERANGKA ACUAN KERJA

8

Page 33: KERANGKA ACUAN KERJA