keracunan di tanon diduga disebabkan staphylococcus aureus

3
Keracunan di Tanon diduga disebabkan staphylococcus aureus Sabtu, 03/12/2011 | | Dilihat: 11582 Kali Share 4 SHARE: Facebook | Twitter | Google | PRINT --> KONDISI MEMBAIK — Dara Jati, 5, seorang anak asal Ketro, Tanon yang menjadi korban keracunan makanan tengah disuapi ibunya saat makan di ruang Asoka 1 RSIA Sarila Husada Sragen, Sabtu (19/11/2011). Dara adalah satu dari sejumlah siswa T Kreatif Aisyiyah Bustanul Athfal Tanon yang mengalami keracunan setelah menyanta makanan dalam pesta ulang tahun. (dok Solopos) Sragen (Solopos.com)- -Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen menerima hasil laboratorium kesehatan Jateng tentang pemeriksaan sampel makanan nasi kuning yang diduga seba penyebab keracunan puluhan siswa TK Kreatif Aisyiyah Bustanul Atfal Tanon bebera waktu lalu. Hasil laboratorium tersebut menyebut ada kandungan kumanstaphylococcus aureus da makanan itu. Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Dinkes Sragen, Suna saat dijumpai Espos baru-baru ini mengungkapkan hasil pemeriksaan Balai Laborato Kesehatan (BLK) Semarang pada sampel makanan nasi kuning dari Tanon itu menjelas tidak adanya bahan pewarna kimia dan tidak ada formalin. Namun petugas BLK Semar kata dia, menemukan kuman staphylococcus aureus pada makanan. “Dugaan sementara kuman itu berada pada makanan telur dadar yang diiris. Kuman a bakteri ini biasanya ditemukan pada luka yang sudah lama. Kuman inilah yang didu menyebabkan keracunan pada sejumlah anak TK di Tanon,” ujar Sunar.

Upload: nekve351

Post on 22-Jul-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Keracunan di Tanon diduga disebabkan staphylococcus aureusSabtu, 03/12/2011 | | Dilihat: 11582 KaliShare4 SHARE: Facebook | Twitter | Google | PRINT

--> KONDISI MEMBAIK Dara Jati, 5, seorang anak asal Ketro, Tanon yang menjadi korban keracunan makanan tengah disuapi ibunya saat makan di ruang Asoka 1 RSIA Sarila Husada Sragen, Sabtu (19/11/2011). Dara adalah satu dari sejumlah siswa TK Kreatif Aisyiyah Bustanul Athfal Tanon yang mengalami keracunan setelah menyantap makanan dalam pesta ulang tahun. (dok Solopos) Sragen (Solopos.com)--Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen menerima hasil laboratorium kesehatan Jateng tentang pemeriksaan sampel makanan nasi kuning yang diduga sebagai penyebab keracunan puluhan siswa TK Kreatif Aisyiyah Bustanul Atfal Tanon beberapa waktu lalu. Hasil laboratorium tersebut menyebut ada kandungan kuman staphylococcus aureus dalam makanan itu. Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Dinkes Sragen, Sunar, saat dijumpai Espos baru-baru ini mengungkapkan hasil pemeriksaan Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Semarang pada sampel makanan nasi kuning dari Tanon itu menjelaskan tidak adanya bahan pewarna kimia dan tidak ada formalin. Namun petugas BLK Semarang, kata dia, menemukan kuman staphylococcus aureus pada makanan. Dugaan sementara kuman itu berada pada makanan telur dadar yang diiris. Kuman atau bakteri ini biasanya ditemukan pada luka yang sudah lama. Kuman inilah yang diduga menyebabkan keracunan pada sejumlah anak TK di Tanon, ujar Sunar.

Menurut dia, kemungkinan pada saat pengemasan tidak dilakukan secara higienis dan kemungkinan ada yang memiliki luka. Pola hidup tidak sehat, lanjut dia, juga memunculkan kuman seperti ini. Kami tidak bisa memrediksi asal kuman itu darimana. Dengan pola hidup sehat, saya rasa kuman tidak sampai masuk ke makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Biasanya masyarakat hanya memperhatikan proses memasaknya dan tidak memperhatikan proses pengemasannya, tuturnya. http://www.solopos.com/2011/sragen/keracunan-di-tanon-diduga-disebabkanstaphylococcus-aureus-127052 Nasi Jagung, Penyebab Keracunan Santri Gregorius Magnus Finesso | Nasru Alam Aziz | Rabu, 23 Mei 2012 | 18:32 WIB Dibaca: 757 Komentar: 1 |

Share:

HANDINING Ilustrasi: Keracunan Makanan WONOSOBO, KOMPAS.com -- Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menyatakan bahwa keracunan makanan yang menimpa beberapa santri Pondok Pesantren

Roudhotul Tholibin, Desa Jawar, Kecamatan Mojotengah, pada awal April disebabkan oleh nasi jagung. Kesimpulan tersebut didasarkan hasil pemeriksaan laboratorium sampel KLB di Ponpes Roudlotul Tholibin berupa nasi jagung, cabai, sambal, garam, urine penderita, dan muntahan korban. Dinas Kesehatan Wonosobo mengungkapkan, dari sampel-sampel yang diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Semarang tersebut, ditemukan adanya bakteri Staphylococcus aureus pada nasi jagung. Bakteri tersebut merupakan bakteri gram positif nonmotil, berbentuk coccus dan bersifat anaerob. Pada kebanyakan kasus, bakteri tersebut juga merupakan salah satu penyebab umum keracunan makanan. Staphylococcus aureus termasuk ganas, karena mampu memproduksi racun yang disebut enterotoksin yang memiliki masa inkubasi satu jam hingga delapan jam. Gejala yang timbul akibat dari keracunan yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus di antaranya sakit perut, muntah dan diare. Kepala Dinas Kesehatan Wonosobo Djunaedi, Rabu (23/5/2012), menyatakan bahwa kemungkinan besar pengolahan nasi jagung dan penyajian yang kurang higienis menjadi pemicu munculnya bakteri tersebut. Selain Staphylococcus aureus, pada sampel nasi jagung juga ditemukan Gamma Streptococcus yang merupakan flora normal dalam usus. Namun dalam jumlah besar dapat menginfeksi usus. Sampel lain yang diperiksa dan ditemukan bakteri yakni sisa muntahan korban. Dari sisa sampel tersebut ditemukan bakteri Salmonella parathypi B. Gejala keracunan yang ditimbulkan oleh bakteri ini biasanya berupa kejang perut, diare, menggigil, mual, serta muntah-muntah, terutama pada renang waktu masa inkubasi 12 jam hingga 72 jam. Para santri diduga mengonsumsi makanan terkontaminasi bakteri tersebut. Tujuh santri Pondok Pesantren Roudholuth Tholibien menjadi korban keracunan makanan pada awal April 2012. Dua di antaranya meninggal, yakni Habban Rohmad (20) dan Ahmad Suyadi (13), warga Desa Tegalsari RT 1/RW 2 Kecamatan Garung. Keduanya meninggal setelah dirawat intensif di RSUD Setjonegoro. Ketujuh santri itu tinggal dalam satu kamar dan sempat makan bersama. Pada suatu hari, mereka mendadak menderita badan panas dan muntah-muntah. Dinas Kesehatan Wonosobo menetapkan kasus ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). http://regional.kompas.com/read/2012/05/23/18323970/Nasi.Jagung.Penyebab.Keracunan. Santri