keputusan kepala dinas pekerjaan umum dan...

67
BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 481 /KPTS/XII/2019 TENTANG PENETAPAN SITUS, STRUKTUR, BANGUNAN DAN BENDA SEBAGAI CAGAR BUDAYA KABUPATEN LINGGA BUPATI LINGGA Menimbang : a. bahwa untuk melestarikan dan melindungi situs, struktur, bangunan dan benda Cagar Budaya yang ada di Kabupaten Lingga, Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menetapkan Cagar Budaya Kabupaten Lingga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. bahwa berdasarkan Naskah Rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Lingga yang menyatakan Situs, Struktur, Bangunan dan Benda Cagar Budaya yang telah didaftarkan layak sebagai Cagar Budaya Kabupaten Lingga; c. bahwa untuk melaksanakan Ketentuan pasal 33 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang menyebutkan bahwa, ”Bupati/Walikota mengeluarkan Penetapan Status Cagar Budaya paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Lingga yang menyatakan situs, struktur, bangunan dan benda Cagar Budaya yang didaftarkan layak sebagai Cagar Budaya Peringkat Kabupaten”, perlu menetapkan Keputusan Bupati Lingga; d. bahwa untuk maksud sebagaimana pada huruf a, b dan c di atas, maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); SALINAN

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

BUPATI LINGGA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KEPUTUSAN BUPATI LINGGA

NOMOR : 481 /KPTS/XII/2019

TENTANG

PENETAPAN SITUS, STRUKTUR, BANGUNAN DAN BENDA SEBAGAI CAGAR BUDAYA KABUPATEN LINGGA

BUPATI LINGGA

Menimbang : a. bahwa untuk melestarikan dan melindungi situs,

struktur, bangunan dan benda Cagar Budaya yang

ada di Kabupaten Lingga, Pemerintah Daerah

berkewajiban untuk menetapkan Cagar Budaya

Kabupaten Lingga sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

b. bahwa berdasarkan Naskah Rekomendasi Tim Ahli

Cagar Budaya Kabupaten Lingga yang menyatakan

Situs, Struktur, Bangunan dan Benda Cagar

Budaya yang telah didaftarkan layak sebagai Cagar

Budaya Kabupaten Lingga;

c. bahwa untuk melaksanakan Ketentuan pasal 33

ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010

tentang Cagar Budaya yang menyebutkan bahwa,

”Bupati/Walikota mengeluarkan Penetapan Status

Cagar Budaya paling lama 30 (tiga puluh) hari

setelah rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya

Kabupaten Lingga yang menyatakan situs,

struktur, bangunan dan benda Cagar Budaya yang

didaftarkan layak sebagai Cagar Budaya Peringkat

Kabupaten”, perlu menetapkan Keputusan Bupati

Lingga;

d. bahwa untuk maksud sebagaimana pada huruf a,

b dan c di atas, maka perlu ditetapkan dengan

Keputusan Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4286);

SALINAN

Page 2: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Lingga di Provinsi

Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 146, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4341);

3. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4400);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang

Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5168);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5679) sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan

kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);

8. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang

Pemajuan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

6055);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4578);

Page 3: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua

atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah;

11. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : 40

Tahun 2009/Nomor : 42 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pelestarian Kebudayaan;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 10

Tahun 2019 tentang Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lingga

Tahun Anggaran 2019;

13. Peraturan Bupati Lingga Nomor 36 Tahun 2013

tentang Pedoman Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Kegiatan Pembangunan Kabupaten Lingga

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Bupati Lingga Nomor 3 Tahun 2019 tentang

Perubahan atas Peraturan Bupati Lingga Nomor 36

Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan;

Kegiatan Pembangunan Kabupaten Lingga;

14. Peraturan Bupati Lingga Nomor 79 Tahun 2019

tentang Penjabaran Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lingga

Tahun Anggaran 2019.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI LINGGA TENTANG PENETAPAN

SITUS, STRUKTUR, BANGUNAN DAN BENDA

SEBAGAI CAGAR BUDAYA KABUPATEN LINGGA.

KESATU : Penetapan Situs, Struktur, Bangunan dan Benda Cagar

Budaya Kabupaten Lingga dengan diskripsi

sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini.

KEDUA : Terhadap Situs Cagar Budaya sebagaimana dimaksud

pada diktum KESATU,setiap orang dilarang untuk:

a. melakukan pelestarian tanpa didasari pada hasil studi kelayakan yang dapat dipertanggungjawabkan

secara teknis, akademis, dan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

b. mengalihkan kepemilikan Cagar Budaya tanpa izin

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar

Budaya;

Page 4: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

c. dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi,

atau menggagalkan upaya pelestarian Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

d. merusak, mencuri baik sebagian maupun seluruh

Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang

Cagar Budaya; e. memindahkan dan/atau memisahkan Cagar Budaya

tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

f. mengubah fungsi Cagar Budaya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 81 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

g. mendokumentasikan Cagar Budaya baik seluruh maupun sebagiannya untuk kepentingan komersial tanpa seizin pemilik dan/atau yang menguasainya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar

Budaya; h. memanfaatkan Cagar Budaya baik seluruh maupun

sebagiannya, dengan cara memperbanyak, kecuali

dengan izin Bupati Lingga melalui Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

KETIGA : Perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan terhadap Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada

diktum KESATU berpedoman pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan peraturan pelaksananya.

KEEMPAT : Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dapat dilakukan pemeringkatan atau penghapusan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

KELIMA : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Daik Lingga

pada tanggal 18 Desember 2019

BUPATI LINGGA

H. ALIAS WELLO

Tembusan :

1. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lingga;

2. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau;

3. Inspektur Kabupaten Lingga;

4. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Lingga;

Page 5: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN BUPATI LINGGA

NOMOR : 481 /KPTS /XII/2019 TANGGAL : 18 Desember 2019

PENETAPAN SITUS, STRUKTUR, BANGUNAN DAN BENDA

SEBAGAI CAGAR BUDAYA KABUPATEN LINGGA

NO NAMA CAGAR BUDAYA KRETERIA CAGAR

BUDAYA TITIK

KOORDINAT KET

1 MAKAM MERAH STRUKTUR S 00° 12’ 57,8”

T 104° 36’ 08,0”

2 ISTANA DAMNAH STRUKTUR S 00°12' 86, 1"

E 104°35'72,2"

3 ISTANA KOTA BATU STRUKTUR S 00° 12’38.8”

E 104° 36’07.9”

4 BILIK 44 STRUKTUR S 00° 12’ 43,8”

T 104° 35’ 44,2”

5 BENTENG HILIR STRUKTUR S 00° 15’ 30,1”

E 104° 35’ 13,2”

6 BENTENG LEKOK STRUKTUR S 00°15'30.8''

E 104°35'25.8'' E 104°35'25.8''

7 BENTENG TANJUNG STRUKTUR S 00° 15’ 37,3”

E 104° 35’ 14,1”

8 KOMPLEK MAKAM TEMENGGUNG DJAMALUDDIN

STRUKTUR S 00°15'20.5''

E 104°35'18.6''

9 BENTENG BUKIT CENING STRUKTUR S 00° 14’ 12,5”

E 104° 36’ 48.7”

10 BENTENG KUALA DAIK STRUKTUR S 00°13’46.3’’

E 104°37’47.8’’

11 KOMPLEK MAKAM BUKIT CENGKEH

STRUKTUR S00°13'12.8''

E104°36'14.6''

12 MAKAM MEGAT KUNING STRUKTUR S 0° 11’ 41,9”

T 104° 35’ 48,6”

13 KOMPLEK MAKAM NISAN TIPE ACEH

STRUKTUR S 00°12'24.2''

E 104°36'33.4''

14 KUBU PERTAHANAN PARIT STRUKTUR S 00° 13’34.0”

E 104° 37’46.6”

15 TAPAK MASJID SULTAN ABDURRAHMAN MUAZZAM SYAH

STRUKTUR S 00°12’37.3’’

E 104°36’42.5’’

16 KOMPLEK MAKAM SULTAN MAHMUD RIAYAT SYAH

STRUKTUR S 00˚ 12’ 45,4’’

E 104˚ 36’ 52,5’’

17 BENTENG TANJUNG CENGKEH

STRUKTUR LS 0° 15’ 55,3”

BT 104° 32’ 14,9”

18 PARIT KUNO STRUKTUR S 00° 12’ 43,8”

T 104° 35’ 44,2”

19 MAKAM ENCIK ISMAIL STRUKTUR S 0°12'58.24"

E 104°36'7.99"

20 TAPAK BANGSAL SAGU SULTAN SULAIMAN BADRUL ALAMSYAH II

STRUKTUR S 00°12'33.6'' E

104°36'26.0''

21 KOMPLEK MAKAM KERAMAT INTAN PULAU LIMA

STRUKTUR S 00° 12’ 57,8”

T 104° 36’ 08,0”

22 PERIGI SULTAN SULAIMAN BADRUL ALAMSYAH II

STRUKTUR S 00° 12’37.5”

E 104° 36’37.001”

Page 6: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

23 BEKAS KANTOR KEWEDANAAN

BANGUNAN S 0°19'29.67"

E 104°27'38.28"

24 RUMAH BEKAS BELANDA BANGUNAN S 0°19'29.82"

E 104°27'38.42"

25 PENJARA PENUBA BANGUNAN S 00° 19’ 32,73”

E 104° 27’ 30,80”

26 MASJID JAMI’ SULTAN LINGGA

BANGUNAN S 0˚ 12’ 45.6”

E 104˚ 36’ 53.6”

27 BEKAS PENJARA PENINGGALAN BELANDA

BANGUNAN S 00°12'42.9''

E 104°36'54.2''

28 WISMA TIMAH SINGKEP BANGUNAN S 0°29'37.59"

E 104°33'48.08"

29 GEDUNG NASIONAL BANGUNAN S 0°29'21.96"

E 104°33'58.75"

30 SEKOLAH MELAYU BANGUNAN S 00° 12’37.5”

E 104° 36’37.001”

31 MERIAM PENUBA BENDA S 0°19'29.82"

E 104°27'38.42"

32 MERIAM PADAM PELITA BENDA S 00° 12’35.3”

E 104° 36’58.6”

33 MERIAM PECAH PIRING BENDA S 00° 12’35.3”

E 104° 36’58.6”

34 LAPANGAN KRIDA PADANG TENGAH

SITUS S 00° 13’02.2”

E 104° 36’51.8”

35 DATARAN SULTAN MAHMUD RIAYAT SYAH II

SITUS S 00° 12’37.9”

E 104° 36’59.8”

BUPATI LINGGA

dto H. ALIAS WELLO

Page 7: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN BUPATI LINGGA

NOMOR : 481 /KPTS /XII/2019 TANGGAL : 18 Desember 2019

DISKRIPSI SITUS, STRUKTUR, BANGUNAN DAN BENDA

SEBAGAI CAGAR BUDAYA KABUPATEN LINGGA

A. SITUS CAGAR BUDAYA

I. Lapangan Krida Padang Tengah

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Lapangan Bola Krida

Nama Baru Lapangan Krida Padang Tengah

Kriteria Cagar Budaya Situs

Jenis Bahan Tanah

Latar Budaya -

Alamat :

Jalan Jalan Encik Muhammad Afan

Kampung Tanda Hilir

Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi Struktur (km) :

Ibukota Kab. 1,39 km

Ibukota Prov. 123,779 km

Keletakan Geografis Bentang lahan Lapangan Krida Padang Tengah berupa tanah pasir berumput.

Keletakan Astonomis S 00° 13’02.2” E 104° 36’51.8”

Aksesibilitas Struktur Mudah ditempuh karena letaknya di Daik, Ibukota Kabupaten Lingga.

Deskripsi Historis Lapangan Krida Padang Tengah merupakan lapangan olah raga yang dibangun

pada Tahun 1959 yang dikerjakan secara bergotong-royong (beganjal).

Lapangan Krida Padang Tengah dulunya digunakan sebagai tempat olah raga

seperti sepak bola, kasti, layang-layang, belon, panjat pinang dan berbagai

aktifitas permainan rakyat.

Salah satu even penting yang pernah dilaksanakan dilapangan ini adalah

kejuaraan sepak bola Datok Kaya yang menjadi Amir Lingga (pejabat setingkat

Camat) pada masa itu.

Deskripsi Arkeologis Lapangan Krida Padang Tengah berbentuk persegi panjang dengan hamparan

rumput, ditengah lapangan terdapat jalan yang membelah lapangan. Sisi barat

dan timur di batasi dengan parit.

Ukuran (luas)Struktur Bangunan -

Lahan 105 m x 45m (4725 m²)

Batas-batas Struktur Utara Pemakaman Umum

Selatan Rumah Dahlan Latif

Timur Masjid Al Jihad

Barat Rumah Said Adnan

Fungsi Lama Lapangan Olahraga

Fungsi Sekarang Lapangan Olahraga

Pemilik Wakaf

Pengelola Pemda Kab. Lingga

Jupel Tidak Ada

Kondisi Terawat

Foto Bangunan

Page 8: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

II. Dataran Sultan Sulaiman Mahmud Riayat Syah

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Lapangan Hang Tuah

Nama Baru Dataran Sultan Mahmud Riayat Syah

Kriteria Cagar Budaya Situs

Jenis Bahan Tanah

Latar Budaya Islam, kolonial

Alamat :

Jalan Datuk laksamana

Kampung Siak

Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi Struktur (km) :

Ibukota Kab. 1,311 Km

Ibukota Prov. 123 km

Keletakan Geografis Berada didataran pada ketinggian 14 m dpl

Keletakan Astonomis S 00° 12’37.9” E 104° 36’59.8”

Aksesibilitas Struktur Dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan empat

Deskripsi Historis Lapangan Hang Tuah yang letak di Jalan Datok Laksamana Kampung Siak

Kelurahan Daik Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga merupakan lapangan yang

tertua di Kabupaten Lingga sebelum dijadikan sebagai arena kegiatan olahraga bagi

sekolah, alun-alun dan sarana pendukung Sekolah Dasar 001 Lingga. Lapangan ini

dibuat pada tahun 1875 melalui peran serta masyarakat. Sebelum dijadikan lapangan

yang diberi nama Lapangan Hang Tuah, dulunya lapangan ini merupakan lokasi

kuburan/pendam cina.

Deskripsi Arkeologis Saat ini diatas lahan Lapangan Hang Tuah ada bangunan Kantor Dinas Penanaman

Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten Lingga dan

sentral radio lokal Bunda Tanah Melayu (RBTM) yang sebelumnya merupakan

Kantor Camat Lingga. Selain bangunan kantor ada juga sebuah bangunan panggung

seni budaya, 2 bangunan tempat parkir, tugu kemerdekaan, tiang bendera dan 6 buah

meriam.

Ukuran (luas)Struktur Bangunan -

Lahan 3372 m²

Batas-batas Struktur Utara Rumah penduduk

Selatan Jl. Datuk laksamana

Timur SD N 001

Barat Rumah penduduk

Fungsi Lama Lapangan

Page 9: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Fungsi Sekarang Lapangan

Pemilik Pemkab Lingga

Pengelola Pemkab Lingga

Jupel Tidak Ada

Kondisi Kurang Terawat

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 10: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

B. STRUKTUR CAGAR BUDAYA

I. Makam Merah

KOMPONEN DATA DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 06/BCB-TB/C/04/2007

Nama Cagar Budaya Makam Raja Muhammad Yusuf (Makam Merah)

Alamat

Jalan Raja Muhammad Yusuf

Dusun/Kampung/Jorong Damnah

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 1,72 Km

Ibukota Prov. ± 135 Km

Keletakan Geografis Dataran Rendah elevasi 13 mdpl

Aksesibilitas Situs Kendaraan Bermotor

Letak Astronomis S 00° 12’ 57,8” T104° 36’ 08,0”

Deskripsi Historis Struktur Makam Merah berada sekitar 800 meter disebelah timur Istana

Damnah (dari kantor Bupati,). Tokoh yang dimakamkan di situs makam

ini adalah Yang Dipertuan Muda Riau X Raja Muhammad Yusuf (1859-

1900). Dinamakan Makam merah karena dahulu lantai selasar dan

bangunan cungkupnya berwarna merah semua sehingga dikenal dengan

nama Makam Merah.

Deskripsi Arkeologis Makam Merah berupa bangunan cungkup berbentuk bujur sangkar

berukuran 12 x 12 meter yang di tengah-tengahnya berupa halaman

terbuka tanpa atap. Sehingga bangunan cungkup tersebut sebenarnya

bukan untuk melindungi makamnya tetapi untuk melindungi selasar yang

mengelilingi makam Raja Muhammad Yusuf yang berada di tengah-

tengah. Lebar selasar ini adalah 3,30 meter dengan lantai tegel berwarna

merah.

Bangunan cungkupnya ditopang oleh 32 buah tiang yang masih asli yang

terbuat dari besi silinder, dengan tinggi 2,83 meter pada deret tiang luar

dan tinggi 2,10 meter pada deret tiang dalam. Antara sisi dalam selasar

dengan makam dibatasi oleh dinding jeruji besi yang juga masih asli

setinggi 80 cm. Di luar bangunan cungkup ini berupa halaman yang

dibatasi dengan pagar keliling jeruiji besi pada sisi pada barat dan

tembok bata pada sisi utara, timur, dan selatan setinggi 1,5 meter. Luas

halaman ini berukuran 28 x 24,30 meter. Di luar pagar keliling sebelah

barat terdapat bangunan werkeet yang dibuat bersamaan dengan

pemugaran kompleks makam ini oleh Proyek Pembinaan dan Pelestarian

Kepurbakalaan Kanwil Depdikbud Riau pada tahun 1994. Makam Raja

Muhammad Yusuf berada di tengah-tengah dengan sepasang nisan

berbentuk gada dari batu andesit. Makam ini tanpa jirat dan jarak antara

nisan di bagian utara dan selatan 1,90 meter, dengan tinggi nisan 80 cm

dari permukaan tanah.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 12 x 12 (144 m²)

Lahan 28 x 24,30 (680,4 m²)

Batas-Batas Situs Utara Jalan Raja M. Yusuf

Selatan Kebun

Timur Kebun

Barat Perpustakaan Damnah

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman dan sekarang Pemakaman

Pemilik Pemda Kab. Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Foto

Page 11: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

II. Istana Damnah

KOMPONEN DATA DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 01/BCB-TB/C/04/2007

Nama Cagar Budaya Struktur Istana Damnnah

Alamat

Jalan Raja Muhammad Yusuf

Dusun/Kampung/Jorong Damnah

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 2 km

Ibukota Prov. ± 100 km

Page 12: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Keletakan Geografis 12 mdpl (dataran rendah)

Aksesibilitas Situs Struktur Cagar Budaya Istana Damnah dapat ditempuh dengan

menggunakan kendaraan dua roda atau lebih. Akses jalan menuju lokasi,

dari Pelabuhan Tanjungpinang Kepulauan Riau dapat dilakukan

perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Buton Daik dengan kapal veri

selama ± 5 jam. Dari Pelabuhan Tanjung Buton dapat dilanjutkan dengan

kendaraan roda 2 menuju lokasi situs sekitar 10 menit perjalanan.

Letak Astronomis S 0°12'86,1" E 104°35'72,2"

Deskripsi Historis Kesultanan Lingga merupakan Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di

Lingga, Kepulauan Riau, Indonesia. Lingga pada awalnya merupakan

bagian dari Kesultanan Malaka, dan kemudian Kesultanan Johor.

Berdasarkan Tuhfat al-Nafis, Sultan Lingga merupakan pewaris dari

Sultan Johor, dengan wilayah mencakup Kepulauan Riau dan Johor.

Kerajaan tersebut diakui keberadaannya oleh Inggris dan Belanda setelah

mereka menyepakati Perjanjian London tahun 1824, yang kemudian

membagi bekas wilayah Kesultanan Johor setelah sebelumnya wilayah

tersebut dilepas oleh Siak Sri Inderapura kepada Inggris tahun 1818,

namun kemudian diklaim oleh Belanda sebagai wilayah kolonialisasinya.

Perjanjian London pada 1824 membagi Kesultanan Johor menjadi dua:

Johor berada di bawah pengaruh Britania sedangkan Riau- Lingga berada

di dalam pengaruh Belanda. Abdul Rahman ditabalkan menjadi raja

Lingga dengan gelar Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah, dan

berkedudukan di Daik, Kepulauan Riau.

Pada tanggal 7 Oktober 1857 pemerintah Hindia-Belanda memakzulkan

Sultan Mahmud IV dari tahtanya. Pada saat itu Sultan sedang berada di

Singapura. Sebagai penggantinya diangkat pamannya, yang menjadi raja

dengan gelar Sultan Sulaiman II Badarul Alam Syah. Jabatan raja muda

(Yang Dipertuan Muda) yang biasanya dipegang oleh bangsawan

keturunan Bugis disatukan dengan jabatan raja oleh Sultan Abdul

Rahman II Muadzam Syah pada 1899. Karena tidak ingin

menandatangani kontrak yang membatasi kekuasaannya Sultan

Abdul Rahman II meninggalkan Pulau Penyengat dan hijrah ke

Singapura. Pemerintah Hindia Belanda memakzulkan Sultan Abdul

Rahman II in absentia 3 Februari 1911, dan resmi memerintah langsung

pada tahun 19131.

Deskripsi Arkeologis Struktur Istana Damnah berada sekitar 1,8 km dari Pusat Pemerintahan

(Kantor Bupati). Istana Damnah dibangun oleh Sultan Sulaiman Badrul

Alamsyah III (1857 - 1883), pada saat kerajaan Melayu Riau - Lingga

mengalami masa kejayaan. Istana Damnah sekarang hanya tinggal

puing- puingnya saja.

Lingkungan bekas istana Damnah sekarang berupa tanah perladangan

dan hutan sekunder. Dari sisa-sisa bekas Istana Damnah masih dapat

digambarkan bahwa kompleks Istana Damnah dahulu terdiri dari dua

bangunan, yaitu bangunan istana dan balairung (pendopo). Berdasarkan

sisa- sisa pintunya, bangunan istana menghadap ke arah timur. Di sebelah

timur bekas bangunan istana terletak bangunan balairung. yang tertinggal

berupa bagian tangga pintu, fondasi tiang, tungku dapur, dan permandian.

Tangga pintu di bagian muka sebanyak dua buah di sisi utara dan

selatan berbentuk sama. Jarak antara kedua tangga pintu adalah 21,50

meter. Tangga pintu pada bagian teratas memiliki ketinggian 1,60 meter

dan lebar pintu 2,50 meter . Pada bagian bawah terdiri dari 5 trap tangga,

sedangkan pada bagian atas terdiri dari 3 trap tangga. Antara trap bagian

bawah dan bagian atas terdapat bagian yang datar. Lantai pada anak

tangga terbuat dari tegel bata (terakota) yang berukuran 35 x 35 cm.

Fondasi tiang yang masih tersisa sebanyak 29 buah, yang terbuat dari

susunan bata berlepa.

Bekas bangunan balirung yang tertinggal sekarang hanya bagian fondasi,

berukuran 23, 80 x 20 meter. Bekas tangga pintunya berada di sisi utara,

timur,selatan, dan barat. Bagian tengah (lantai) sudah tertutup oleh tanah,

sehingga tidak diketahui dengan pasti bahan yang dipakai untuk lantai.

Bagian fondasi terbuat dari bata berlepa, dengan ketinggian 75 cm dari

permukaan tanah sekarang.

Page 13: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 3240 m2

Lahan 1 ha

Batas-Batas Situs Utara Kebun masyarakat

Selatan Replica istana damnah

Timur Jl. Raya m. Yusuf

Barat Parit

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman

Pemilik Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Pengelola Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Foto

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Page 14: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Denah Keletakan

III. Istana Kota Batu

KOMPONEN DATA DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 04/BCB-TB/C/04/2007

Nama Cagar Budaya Istana Kota Batu

Alamat

Jalan Jalan. Istana Robat

Dusun/Kampung/Jorong Kampung Kenanga

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 50 meter dari Kantor Bupati Lingga

Ibukota Prov. ± 100 mill

Keletakan Geografis ± 7 mdpl

Aksesibilitas Situs Istana Kota Batu sangat mudah dijangkau karena letaknya dekat dengan

kantor Bupati Lingga yaitu disebelah selatannya. Untuk mencapai situs

dihubungkan dengan jalan tanah selebar 3 meter dari jalan aspal yaitu

Jalan istana Robat yang berada disamping kanan kantor Bupati Lingga.

Letak Astronomis S 00° 12’38.8” E 104° 36’07.9”

Deskripsi Historis Dinamakan sebagai istana kota Batu karena tempat tersebut merupakan

lokasi Batu ( berpindah dari kota parit ) yang lebih ke darat, bukan lahi

dipinggir sungai. Istana ini dibangun pada masa Sultan Muhammad Syah

(1832-1841) dan diteruskan oleh anaknya Sultan Mahmud Muzaffar Syah

(1841-1857)/mahrum Pahang. Kemudian pada masa ini juga di bangun

bilik 44.

Deskripsi Arkeologis Bangunan tinggal sisa-sisa tembok ukuran 146 m x 54 m, dan struktur

terletak di tengah ukuran 36 x 36 m. tebal dinding tembok 50 cm dan

pada bagian belakang tebal dinding tembok 40 cm.Dinding yang masih

agak tinggi pada dinding sisi timur, namun sudah tertutup dan ditumbuhi

oleh akar-akar berbagai jenis pohon. Pada sisi-sisi lainnya sudah hampir

rata dengan tanah, tetapi masih tampak jelas sebagai sisa-sisa dinding

tembok keliling. Berdasarkan ukurannya yang cukup luas, kemungkinan

dinding tembok keliling ini merupakan tembok keliling lingkunan istana.

Namun sisa-sisa bangunan di dalam dinding tembok keliling sudah tidak

ditemukan lagi bekasnya.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 146 m x 54 m (7884 m²)

Lahan 146 m x 54 m (7884 m²)

Page 15: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Batas-Batas Situs Utara Lahan masyarakat dan kompleks kantor

Selatan Kantor Bupati

Timur Kantor Kemenag

Barat Lahan masyarakat

Fungsi awal dan fungsi sekarang Istana dan sekarang Dead Monumen

Pemilik Pemda Kab. Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Foto

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 16: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

IV. Bilik 44 KOMPONEN DATA DATA

TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 05/BCB-TB/C/04/2007

Nama Cagar Budaya Sruktur Istana Bilik 44

Alamat

Jalan Jalan. R.M. Yusuf

Dusun/Kampung/Jorong Damnah

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 3 km

Ibukota Prov. ± 100 mil

Keletakan Geografis 13 mdpl

Aksesibilitas Situs Kendaraan bermotor

Letak Astronomis S 00° 12’ 43,8” T 104° 35’ 44,2”

Deskripsi Historis Sebagai bukti keberadaan kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang di

Daik. Istana Bilik 44 berada pada 142 meter di sebelah utara situs bekas

Istana Damnah. Lingkungannya merupakan tanah perladangan yang

belum digarap. Sisa-sisa bangunan yang sekarang masih ditemukan

berupa fondasi dari yang membentuk bilik-bilik, dengan lebar 50 cm dan

ketinggian 75 cm dari permukaan tanah sekarang.

Deskripsi Arkeologis Struktur Istana Bilik 44 berada pada 142 meter di sebelah utara bekas

Istana Damnah. Lingkungannya merupakan tanah perladangan yang

belum digarap. Sisa-sisa bangunan yang sekarang masih ditemukan

berupa fondasi dari yang membentuk bilik-bilik, dengan lebar 50 cm dan

ketinggian 75 cm dari permukaan tanah sekarang. Bata yang dipakai

sebagai fondasi tersebut rata-rata berukuran panjang 22 cm, lebar 11 cm,

dan tebal 7 cm. Secara keseluruhan denah bangunan berukuran panjang

53,30 meter dan lebar 36 meter.

Meskipun dinamakan Bilik 44 namun dalam kenyataanya bilik- bilik

yang ada dengan didasarkan dari sisa-sisa fondasinya yang masih ada

hanya 32 bilik. Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan,

pembangunan Bilik 44 ini memang belum selesai baru dalam tahap

pembuatan fondasi seperti yang terlihat sekarang. Kemungkinan

pembangunan Bilik 44 ini dilakukan pada masa pemerintahan Yang

Dipertuan Muda Riau X Raja Mohammad Yusuf (1859-1900). Tidak

diketahui dengan pasti faktor-faktor penyebabnya sehingga

mengakibatkan pembangunan Bilik 44 tidak selesai.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 53,30 m x 36 m (1918 m²)

Lahan 68 m x 64 m (4352)

Batas-Batas Situs Utara Kebun masyarakat

Selatan Kebun masyarakat

Timur Jalan Tanah Merah

Barat Kebun masyarakat

Fungsi awal dan fungsi sekarang Bilik dan sekarang Dead Monumen

Pemilik Pemkab

Pengelola Pemkab dan BPCB Sumatera Barat

Foto

Page 17: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

V. Benteng Hilir

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Benteng Hilir

Nama Baru Benteng Hilir / hulu

Kriteria Cagar Budaya Struktur

Jenis Bahan Tanah

Latar Budaya Islam

Alamat :

Jalan RT 01 RW 02

Dusun Kampung Hilir

Kelurahan Mepar

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Page 18: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Orbitrasi Situs (km) :

Ibukota Kabupaten ± 7 km

Ibukota Prov. ± 100 mil

Keletakan Geografis Elevasi ± 16 m dpl

Aksesibilitas Situs Aksesibilitas relatif sulit, dari ibukota Kabupaten Lingga menuju Pelabuhan Buton (±

6 km) dilanjutkan dengan perahu kecil menuju Pulau Mepar (± 5 – 10 menit). Dari

Pelabuhan Mepar menuju benteng dapat ditempuh dengan berjalan kaki (±1 km), dari

benteng segitiga berjarak ± 100 m melalui hutan dan jalan setapak .

Letak Astronomis S 00° 15’ 30,1” E 104° 35’ 13,2”

Deskripsi Historis Benteng Hilir adalah salah satu Benteng di Pulau Mepar dan menghadap ke arah

Barat. Oleh masyarakat dikenal sebagai Benteng F karena menyerupai huruf F.

Benteng terletak di atas bukit dan petugas yang mengawasi benteng tersebut dari

keturunan Datuk Kaya yang cikal bakalnya dari keturunan Megat Merah.

Deskripsi Arkeologis Benteng ini terletak di sebelah barat sekitar 300 m dari Benteng Segi Tiga. Benteng

yang terbuat dari batuan bauksit ini berbentuk seperti dua buah lingkaran yang

terputus di bagian tengah. Pintu masuk berada di sisi Timur Laut berukuran lebar 270

cm. Bagian tengah benteng membentuk cekungan setinggi 141 cm dengan di bagian

terluar cekungan tersebut dibuat seperti tanggul untuk berjalan selebar 100 cm.

Benteng ini tidak terdapat bastion sedangkan parit terdapat di sisi timur, pada sisi

barat, selatan, dan utara merupakan tebing yang menghadap ke Laut Lingga sehingga

tidak memerlukan parit.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 16,4 m x 17 m (278,8 m²)

Lahan 21, 4 m x 22 m (470,80 m²)

Batas-Batas Situs Utara Kebun Kelapa

Selatan Kebun Kelapa

Timur Kebun Kelapa

Barat Laut Mepar

Fungsi Lama Benteng Pertahanan

Fungsi Sekarang Tidak difungsikan lagi

Pemilik Ulayat

Pengelola Disbud Kabupaten Lingga

Jupel Ada

Kondisi Kurang Terawat

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 19: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

VI. Benteng Lekok

KOMPONEN DATA DATA

TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 19/BCB-TB/C/04/2010

Nama Cagar Budaya Benteng Lekuk

Alamat

Jalan Benteng Lekuk

Dusun/Kampung/Jorong Kampung hulu

Desa/Kelurahan/Nagari Mepar

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 7 km

Ibukota Prov. ± 130 km

Keletakan Geografis Elevasi ± 20 m dpl

Aksesibilitas Situs Aksesibilitas relatif sulit, dari ibukota Kabupaten Lingga menuju

Pelabuhan Buton (± 6 km) dilanjutkan dengan perahu kecil menuju Pulau

Mepar (± 5 - 10 menit). Dari Pelabuhan Mepar menuju benteng dapat

ditempuh dengan berjalan kaki (± 500 m).

Letak Astronomis S 00°15'30.8'' E 104°35'25.8''

Deskripsi Historis Benteng Lekok adalah salah satu Benteng di Pulau Mepar. Benteng

terletak di atas bukit dan petugas yang mengawasi benteng tersebut dari

keturunan Datuk Kaya yang cikal bakalnya dari keturunan Megat Merah.

Benteng ini berada di atas bukit Pulau Mepar, terbuat dari gundukan batu

bauksit dan menghadap ke utara, timur, dan selatan mengelilingi Laut

Lingga.

Deskripsi Arkeologis Benteng ini berada di atas bukit Pulau Mepar, terbuat dari gundukan batu

bauksit dan menghadap ke utara, timur, dan selatan mengelilingi Laut

Lingga. Benteng ini berbentuk segi empat berukuran 21,40 m x 17 m

dengan bastion14 di kempat sisinya yang membentuk segi tiga. Bagian

tengah benteng dibuat lebih cekung sedalam 1,5 m, di bagian terluar

cekungan tersebut dibuat seperti tanggul untuk berjalan selebar 1 m. Pada

sisi barat dan selatan benteng ini terdapat parit berukuran lebar 330 cm

dan tinggi 300 cm. Pada sisi barat terdapat 7 buah meriam

{insitu} dipindahkan dari perkampungan/depan kantor desa dan dekat

mesjid dengan posisi 3 buah menghadap utara dan 4 buah menghadap

selatan. sedangkan pada sisi timur dan utara tidak terdapat parit karena

merupakan tebing. Pintu masuk berada di sisi barat baya dengan lebar 3,3

m. Untuk mempermudah akses jalan masuk dari arah Kelurahan Mepar,

pada tahun 2010 dibuat jalan selebar 1 m yang terbuat dari coran semen

bagian sisi timur laut. Pada sisi barat benteng terdapat gazebo sebagai

tempat beristirahat para pengunjung yang terbuat dari kayu, gazebo ini

dibuat pada tahun 2008.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 21,40 m x 17 m (363,8 m²)

Lahan 31,40 m x 50 m

Batas-Batas Situs Utara Selat Mepar/pelabuhan Tanjung Buton

Selatan Laut Mepar

Timur Laut Mepar

Barat Desa Mepar

Fungsi awal dan fungsi sekarang Benteng dan sekarang Objek Wisata

Pemilik Ahli waris Rumah Dt. Laksamana (Ir. M. Azwar)

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Foto

Page 20: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

VII. Benteng Tanjung

KOMPONEN DATA DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 22/BCB-TB/C/04/2010

Nama Cagar Budaya Benteng Tanjung

Alamat

Jalan Jl. Makam putih

Dusun/Kampung/Jorong Kampung Tanjung

Desa/Kelurahan/Nagari Mepar

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Page 21: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 7 km

Ibukota Prov. ± 130 km

Keletakan Geografis Elevasi ± 21 m dpl

Aksesibilitas Situs Aksesibilitas relatif sulit, dari ibukota Kabupaten Lingga menuju

Pelabuhan Buton (± 6 km) dilanjutkan dengan perahu kecil menuju Pulau

Mepar (± 5 - 10 menit). Dari Pelabuhan Mepar menuju benteng dapat

ditempuh dengan kendaraan roda 2 atau

berjalan kaki (± 800 m) melalui hutan dengan jalan setapak .

Letak Astronomis S 00° 15’ 37,3” E 104° 35’ 14,1”

Deskripsi Historis Benteng Tanjung ini merupakan salah satu Benteng di Pulau Mepar yang

merupakan benteng pertahanan. Benteng terletak di atas bukit dan petugas

yang mengawasi benteng tersebut dari keturunan Datuk Kaya yang cikal

bakalnya dari keturunan Megat Merah.

Deskripsi Arkeologis Benteng ini lebih dikenal dengan nama benteng hulu segi tiga, terletak

tidak jauh dari Makam Tumenggung Jamaluddin sekitar 300 m ke arah

barat, sementara dari Benteng segi empat Pulau Mepar sekitar 800 km.

Benteng berbentuk segi tiga yang terbuat dari batuan bauksit yang

mengarah ke Laut Lingga mempunyai arah hadap ke selatan, timur, dan

utara. Bagian tengah benteng membentuk cekungan setinggi 136 cm

dengan di bagian terluar cekungan tersebut dibuat seperti tanggul untuk

berjalan selebar 230 cm. Pintu masuk berada di sisi barat laut dengan

ukuran lebar 370 cm. benteng ini tidak dilengkapi dengan parit keliling

dan bastion, sedangkan tinggi benteng ini 400 cm.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 20 m x 19,3 m (386 m²)

Lahan 25 m x 24,3 m (607,5 m²)

Batas-Batas Situs Utara Perkebunan masyarakat

Selatan Laut Mepar

Timur Perkebunan masyarakat

Barat Laut Mepar

Fungsi awal dan fungsi sekarang Benteng pertahanan dan sekarang sebagai objek wisata

Pemilik Ulayat

Pengelola Dinas kebudayaan Kabupaten Lingga

Foto

Foto Bangunan

Page 22: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

VIII. Komplek Makam Temenggung Djamaluddin

KOMPONEN DATA DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 18/BCB-TB/C/04/2010

Nama Cagar Budaya Komplek Makam Temenggung Djamaluddin

Alamat

Jalan Montel

Dusun/Kampung/Jorong Tengah RT. 07 RW. 02

Desa/Kelurahan/Nagari Mepar

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 7 km

Ibukota Prov. ± 135 km

Keletakan Geografis 11 m dpl

Aksesibilitas Situs Aksesibilitas relatif mudah, dari ibukota Kabupaten Lingga menuju

Pelabuhan Buton (± 6 km) dilanjutkan dengan perahu kecil menuju

Pulau Mepar (± 5 - 10 menit). Dari Pelabuhan Mepar menuju

kompleks makam dapat ditempuh dengan kendaraan

roda 2 atau berjalan kaki (± 400 m).

Letak Astronomis S 00°15'20.5'' E 104°35'18.6''

Deskripsi Historis Temenggung merupakan salah satu jabatan di bawah Datuk Bendahara

dalam struktur pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang.

Temenggung bertugas membantu Yang Dipertuan Muda dalam

melaksanakan Pemerintahan. Temenggung Djamaluddin merupakan

satu-satunya pemegang jabatan Temenggung yang bertugas di wilayah

Lingga.

Page 23: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Deskripsi Arkeologis Komplek makam terdiri dari 43 buah makam, dengan bentuk nisan

pipih dan gada dengan bahan sebagian besar terbuat dari batu andesit

dan sebagian kecil terbuat kayu. Bentuk nisan gada berjumlah 22

buah, sedangkan nisan pipih berjumlah 20 Buah, dan nisan terbuat

dari kayu sebanyak 1 buah. Komplek makam ini berada di daerah

perbukitan yang sekelilingnya diberi pagar dari bata berplester semen

membentuk segi empat. Pintu masuk terdapat di sisi utara, untuk

masuk ke area pemakaman terdapat anak tangga yang terbuat dari bata

berplester semen yang berjumlah 15 buah. Komplek makam ini

merupakan makam Temenggung Djamaluddin beserta kerabat dan

keturunannya. Makam Temenggung Djamaluddin berada tepat di

depan pintu masuk di sisi timur. Makam ini berjirat dari kayu

berbentuk persegi panjang berukuran 280 cm x 165 cm, nisannya

terbuat dari batu berbentuk gada segi delapan yang dibagian atasnya

berbentuk seperti stupa17. Nisan kepala berukuran 89 cm x 22 cm dan

nisan kaki berukuran 83 cm x 26 cm. Nisan makam Temenggung

Djamaluddin polos tanpa motif hias. Selain makam Temenggung

Djamaluddin, di kompleks makam ini juga terdapat makam Datuk

Montel yang merupakan saudara TemenggungDjamaluddin.

Makam Datuk Montel berada tepat di sisi barat makam Temenggung

Djamaluddin. Makam ini tidak berjirat dengan nisan berbentuk gada,

bentuk nisan ini sama dengan nisan Temenggung Djamaluddin.

Ukuran nisan kepala 79 cm x 23 cm, sedangkan nisan kaki berukuran

76 cm x 24 cm. Tiga buah makam penting lainnya adalah makam

Datuk Kaya Muhammad Seman, Datuk Kaya Inu, dan Encik Jebah

Istri S. Abdullah. Ketiga tokoh tersebut merupakan saudara kakak

beradik dengan Temenggung Djamaluddin dan Datuk Montel. Tiga

buah makam tersebut berjirat dari batu berbentuk persegi panjang.

Nisan makam datuk Kaya Inu dan Datuk Kaya Muhammad Seman

terbuat dari batu berbentuk gada segi delapan dengan bagian atasnya

berbentuk seperti stupa. Sedangkan makam Encik Jebahberbentuk

pipih..

1. Makam Datuk Kaya Muhamad seman

1 2

3 2. Makam Temenggung Jamluddin

3. Makam Datuk Kaya Inu 5 4 4. Makam Datuk Kaya Montel

5. Makam Encik Jebah Istri S.

Abdullah

Ukuran (Luas) Situs Bangunan Makam Temenggung Jamaludin

280 cm x 165 cm

Lahan 38,7 m x 16 m (619,2 m²)

Batas-Batas Situs Utara Jalan dan rumah penduduk

Selatan Komplek makam masyarakat

Timur Komplek makam masyarakat

Barat Komplek makam masyarakat

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman dan sekarang pemakaman serta objek wisata

Pemilik Datuk Kaya M.Azwar

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Foto

Foto Objek

Page 24: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

IX. Benteng Bukit Cening

KOMPONEN DATA DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 08/BCB-TB/C/04/2007

Nama Cagar Budaya Benteng Bukit Cening

Alamat

Jalan Bukit Cening

Dusun/Kampung/Jorong Seranggung

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 2,5 km

Ibukota Prov. ± 100 mil

Keletakan Geografis 37 mdpl

Aksesibilitas Situs Situs bisa di akses dengan Kendaraan bermotor, dan jalan kaki

Letak Astronomis S 00° 14’ 12,5” E 104° 36’ 48.7”

Deskripsi Historis Benteng Bukit Cening merupakan tempat pertahanan masa Kerajaan

Melayu Riau-Lingga-Johor-Pahang yang pusat Kerajaan berada di Daik

Lingga. Dibenteng ini terdapat 19 buah meriam diantaranya ada yang

bertanda Meriam Tupai Berdadu. Yang sekarang ditempatkan secara

berderet di atas tanggul sisi selatan, dengan bagian ujung mengarah ke

selatan ke arah Selat Kelombok. Meriam-meriam tersebut ukurannya

bervariasi,panjang antara 2,15 s.d 2,80 m

Page 25: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Deskripsi Arkeologis Situs Benteng Bukit Cening berada lebih kurang 2,5 km di sebelah

selatan Masjid Sultan Lingga, tepatnya di Kampung Seranggo, Kelurahan

Daik. Lingkungannya berupa tanah perladangan dengan jenis tanaman

keras dan rumput-rumputan. Secara fisik bentuk Benteng Bukit Cening

ini adalah tanggul tanah berbentuk empat persegi melingkar. Lebar

tanggul berukuran 4 meter dengan ketinggian 1 s.d 1,5 meter dari

permukaan tanah. Oleh karena berbentuk secara melingkar pada bagian

tengah terdapat lahan yang membentuk halaman. Di luar tanggul tanah

ini pada sisi barat dan timur terdapat parit yang sudah mulau tertutup rata

dengan permukaan tanah sekarang.

Sebelah selatan benteng pertahanan ini sudah merupakan laut, yaitu Selat

Kelombok. Selain tanggul tanah, pada benteng pertahanan ini juga masih

terdapat 19 buah meriam yang sekarang ditempatkan secara berderet di

atas tanggul sisi selatan, dengan bagian ujung mengarah ke selatan ke

arah Selat Kelombok. Meriam-meriam tersebut ukurannya bervariasi,

panjang antara 2,15 s.d 2,80 m.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 40 x 39 m (1560 m²)

Lahan 40 x 39 m (1560 m²)

Batas-Batas Situs Utara Hutan

Selatan Hutan/selat Kelombok

Timur Hutan

Barat Hutan

Fungsi awal dan fungsi sekarang Benteng pertahanan dan sekarang Pajangan

Pemilik Pemkab Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kab.Lingga dan BPCB Sumatera Barat

Foto

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Page 26: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Denah Keletakan

X. Benteng Kuala Daik

KOMPONEN DATA DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 09/BCB-TB/C/04/2007

Nama Cagar Budaya Benteng Kuala Daik

Alamat

Jalan -

Dusun/Kampung/Jorong Melukap

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 2 km

Ibukota Prov. ± 100 mil

Keletakan Geografis Elevasi 2 – 7 m dpl

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai situs ini satu-satunya jalan yang sekarang dapat ditempuh

adalah dengan menggunakan perahu dari dermaga

pasar Daik ke arah muara, lebih kurang 30 menit.

Letak Astronomis S 00°13’46.3’’ E 104°37’47.8’’

Deskripsi Historis Benteng Kuala Daik merupakan benteng pertahanan yang dibangun pada

masa sultan Mahmmud Riayat Syah (1787-1812). Sultan Mahmmud

adalah Sultan Riau-Lingga-Johor-Pahang yang juga merupakan pahlawan

nasional Strategi Perang Griliya Laut.

Deskripsi Arkeologis Benteng Kuala Daik ini berupa struktur batu karang yang disusun

berbentuk tanggul empat persegi pada sisi timur yang terbuat dari

susunan batu karang, berukuran rata-rata (bentuk benteng tidak

simetris)10,50 x 13,50 meter. Tinggi rata-rata (permukaan tanah

sekeliling tanggul tidak rata) 75 cm dan lebar tanggul 70 cm di sisi utara,

timur, barat dan 120 cm di sisi selatan. Pada dinding sisi barat, terdapat

celah, yang mungkin berfungsi sebagai pintu masuk dengan ukuran lebar

1,4 m. Di depan pintu masuk atau di sebelah barat strukutr benteng

terdapat juga susunan batu andesit yang sudah mulai rata, tetapi masih

lebih tinggi dari permukaan tanah sekelingnya dengan ukuran panjang

struktur rata-rata (benteng struktur tidak simetris) 22 m dan lebar 14 m.

Pada permukaan struktar ini banyak ditemukan pecahan gerabah, yang

kemungkinan berasal dari genting tanah.

Pada dinding sisi selatan yang langsung bersentuhan dengan air laut

terdapat dua buah meriam yang sebagian masih terpendam di dalam

tanah dan dinding, mengarah ke selatan ke arah laut. Dua buah meriam

ini berukuran sama, yaitu panjang 3,00 meter, diameter bagian ujung 40

cm dan diameter bagian pangkal 50 cm. Sedangkan pada dinding timur

terdapat 2 meriam yang lebih kecil dan sebagian terpendam tanah.

Kondisi ke empat meriam sudah mengalami pengkaratan dan pelapukan

karena diterpa oleh percikan ombak air. Bahkan pada musim angin

selatan, menurut informasi setempat meriam dan dinding benteng ini

sering terendam oleh air laut. Selain itu, dinding benteng dan halaman

dalam sudah tertutup ditumbuhi oleh semak.

Page 27: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 22 m x 14 m

Lahan 22 m x 14 m

Batas-Batas Situs Utara Sungai Daik

Selatan Laut

Timur Laut

Barat Hutan

Fungsi awal dan fungsi sekarang Benteng Pertahanan dan sekarang Dead Monumen

Pemilik Pemda Kab. Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Foto

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 28: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

XI. Komplek Makam Bukit Cengkeh

KOMPONEN DATA DATA

TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 07/BCB-TB/C/04/2007

Nama Cagar Budaya Komplek Makam Bukit Cengkeh

Alamat

Jalan Sultan Abdurrahman

Dusun/Kampung/Jorong Tanda Hulu

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 2,4 Km

Ibukota Prov. ± 132 Km

Keletakan Geografis 21 Mdpl

Aksesibilitas Situs Kendaraan Bermotor, Jalan Kaki

Letak Astronomis S00°13'12.8'' E104°36'14.6''

Deskripsi Historis Komplek makam Bukit Cengkeh merupakan komplek makam Sultan-sultan

masa Riau-Lingga, yaitu Sultan Abdurrahman Syah (1812-1832), Sultan

Muhammad Syah (1832- 1841) dan Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah II

(1857-1883).

Deskripsi Arkeologis Komplek Makam Bukit Cengkeh berada sekitar 60 meter di sebelah

tenggara situs Makam Merah. Luas komplek makam ini 36 x 33 meter

yang dipagar dengan tembok bata lepa keliling setinggi 1,40 meter dan

tebal 50 cm. Pintu masuk ke komplek makam ini berada di sebelah barat

berupa pintu gerbang dari besi jeruji setinggi 2,40 meter dan lebar 1,22

meter. Di dalam komplek makam ini terdapat 26 buah makam dari

keluarga Sultan yang pernah berkuasa di Daik.

Makam Sultan Muhammad berada di tengah-tengah komplek dan di

dalam cungkup perlindungan. Bangunan cungkup ini segi delapan

dengan diameter 5,70 meter. Dindingnya berupa dinding bata berlepa,

tinggi 3,20 meter. Pintu masuk berada di sisi barat, berukuran tinggi 2,45

meter dan lebar 1,60 meter. Pada setiap sisinya terdapat jendela yang

ditutup dengan kisi-kisi fentilasi krawangan. Tiga buah kisi-kisi penutup

jendela yang sudah tidak asli lagi, yaitu di sisi barat, baratlaut, dan utara.

Atap bangunan cungkup ini berupa genteng yang masih asli. Ruangan

dalam tempat keberadaan makam ditebari dengan koral. Nisan makam

Sultan Muhammad dipasang secara berpasangan, berbentuk gada, dari

bahan batu andesit. Ukuran nisan adalah 1 meter dari permukaan tanah.

Makam Sultan Aburrahman berada di sebelah utara bangunan cungkup

yang nisannya berbentuk gada berpasangan terbuat dari batu andesit.

Tinggi nisan 1,25 meter dari permukaan tanah. Di sebelah timur makam

ini terdapat sebuah makam dengan nisan pipih yang masih satu petak

dengan makam Sultan Aburrahman. Berdasarkan bentuk nisannya yang

pipih agaknya tokoh yang dimakamkan ini adalah perempuan.

Namun tidak diketahui dengan pasti tokoh yang dimakamkan di sini.

Di sebelah timur banguan cungkup terdapat makam Sultan Suleiman

yang juga berjejer dengan sebuah makam dengan nisan pipih. Makam

Sultan Suleiman ini nisannya juga berbentuk gada dari bahan batu

andesit. Bentuk makamnya seperti halnya makam Sultan Aburrahman,

tidak berjirat dan hanya diberi petak pembatas dengan kerakal yang

dilepa dengan semen. Secara keseluruhan makam yang ada di kompleks

Makam Bukit Cengkeh ini sebanyak 28 buah makam. Makam-makam

yang ada tanpa jirat dan nisannya langsung ditanam di tanah. Bentuk

nisan ada dua buah, yaitu bentuk gada dan pipih, dengan ukuran tinggi

bervariasi antara 20 s.d 122 cm. Makam dengan nisan yang berbentuk

gada sebanyak 16 buah makam, sedangkanyang berbentuk pipih

sebanyak 12 makam.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 34,2 m x 34,2m (1169,64 m²)

Lahan 36 m x 33 m (1188 m²)

Page 29: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Batas-Batas Situs Utara Kebun penduduk

Selatan Kebun penduduk

Timur Jalan

Barat Kebun penduduk

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman dan sekarang Pemakaman

Pemilik Pemkab Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Foto

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 30: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

XII. Makam Megat Kuning

KOMPONEN DATA DATA

TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 17/BCB-TB/C/04/2010

Nama Cagar Budaya Makam Megat Kuning

Alamat

Jalan Sultan Mahmud Muzaffarsyah

Dusun/Kampung/Jorong Kampung Mading

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 5 km

Ibukota Prov. ± 133 km

Keletakan Geografis Dataran rendah 10 m dpl

Aksesibilitas Situs Terletak di area hutan lindung di Kecamatan Lingga, sekitar 1,5 km

kearah barat dari jalan Sultan Mahmud Muzaffarsyah, melalui jalan tanah

selebar 2 m. Dari jalan raya Sultan Mahmud Muzzafarsyah dapat

ditempuh dengan berjalan kaki ± 30 menit.

Letak Astronomis S0° 11’ 41,9” dan T 104° 35’ 48,6”

Deskripsi Historis Megat Kuning adalah anak megat mata merah yang berasal dari

pangkalan kandis Jambi. Asal usul Megat Kuning merupakan keluarga

Datuk Kaya Mepar-Lingga, dengan Sembilan keturunan sebagai berikut:

1. Megat Mata Merah. 2. Megat Raden Kuning (Megat Kuning). 3.Datuk

Kaya Inu,. 4.Datuk Kaya Djamaluddin. 5. Datuk Kaya Montel. 6. Datuk

Kaya Awang. 7. Datuk Kaya Mohamad Seman. 8. Datuk Kaya Abdul

Kahar dan 9. Datuk Kaya Mohamad. Awal mulanya berasal dari Kandis

(pangkalan Lama) Jambi, dari Jambi pindah ke Limbung-Lingga, pindah

lagi menetap di Tembok Jelatong (Lingga) kermudian ke Sungai Lingga

(lingga). Datuk Kaya (orang kaya) dari Jambi merantau ke Lingga dan

tiba di Linau, membuka pemukiman Kasa Buntu. Armada diserang gamat

(semacam hewan dasar laut), kemudian pindah ke daerah tembuk,

diserang oleh pikat (lalat besar) dan sampai ke daerah lingga. Sebelum

masa sultan Mahmud, dia menaklukkan suku laut.

Deskripsi Arkeologis Bentang lahan situs berbentuk empat persegi panjang berukuran 14 m x

12,5 m yang merupakan lahan yang sudah dibersihkan dari pepohonan

dan semak belukar. Makam Megat Kuning tidak berjirat. Nisan dari batu

andesit ditutup kain kuning. Di permukaan makam ditaburi kerekel

bouxit dan sekelilingnya dengan batu-batu bauksit. Di sekitar makam

tumbuh pohon mentangon, tiup-tiup, dan semak. Sudah dilengkapi

dengan selter 3 buah bercat warna kuning. Ada guci di bagian kaki

makam. Bangunan makam berupa tanah datar dan dibiarkan terbuka

(tanpa cungkup) dengan jirat dari tatanan batu kali dengan panjang 4,88

m dan lebar 2 m. Nisan makam berupa dua (2) buah batu kali yang

ditanam arah utara–selatan. Diluar jirat

makam terdapat tiga (3) buah bangunan dari semen, terbuka dan beratap

seng melingkar mengelilingi makam membentuk huruf U. Bangunan ini

merupakan tempat untuk berziarah.Di lokasi makam 3 bangunan peneduh

(selter) pada sisi makam (sisi timur, selatan dan utara) dengan posisi

membentuk huruf U dengan selter saling terpisah satu sama lainnya. Atap

selter terbuat dari seng, dinding terbuka dan tiang-tiang selter terbuat dari

kayu sebanyaak 12 buah dengan ukuran 8x8 cm, tinggi tiang rata-rata

227 cm. Pondasi tiang terbuat dari beton masing-masing selter 4 buah

sebagai sandi/umpak tiang selter ukuran 62 x 62 cm dan tinggi pondasi

43,5 cm. Jumlah sandi/umpak seluruhnya 12 buah. Paada ujung tiang-

tiang selter diberi atap berbentuk kerucut. Warna dominan pada

bangunan selterkuning.

Nisan terbuat dari batu tanpa pengerjaan. Tinggi nisan 20 cm lebar 13

cm. Jirat makam dibuat dari batu yang disusun berbentuk persegi panjang

ukuran 488 cm x 200 cm. Pada jirat sisi barat terdapat gentong

(tempayan) dengan ukuran bibir tempayan 23 cm, diameter 32 cm, tinggi

tempayan 42 cm. Jarak antar nisan depan dan belakang 310 cm. Lokasi

situs dikelilingi oleh parit empat persegi panjang ukuran 12, 80 m x 14,

40 m. Disesuaikan dengan diskresi diatas.

Page 31: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Ukuran (Luas) Situs Bangunan Jirat Makam : Pj 4,88m, lbr 2m

Tempat ziarah 1(sebelah utara): Pj0,81m,

Lbr2,63m

Tempat Ziarah 2(sebelah Timur): Pj0,81m,

Lbr2,63m

Tempat Ziarah 3(sebelah selatan): Pj 0,81m,

Lbr 2,63m

Lahan 14 m x 12,50 m (175 m²)

Batas-Batas Situs Utara Hutan Lindung

Selatan Hutan Lindung

Timur Hutan Lindung

Barat Hutan Lindung

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman dan sekarang pemakaman

Pemilik Pemkab. Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Foto

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Foto lama

Denah Keletakan

Page 32: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

XIII. Komplek Makam Nisan Tipe Aceh

KOMPONEN DATA DATA

TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 12/BCB-TB/C/04/2010

Nama Cagar Budaya Kompleks Makam Nisan Tipe Aceh

Alamat

Jalan Jl. Sultan Mahmud Muzzafarsyah

Dusun/Kampung/Jorong Kampung Pahang

Desa/Kelurahan/Nagari Daik RT. 02 RW. 01

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 600 m

Ibukota Prov. ± 80 mil

Keletakan Geografis Elevasi ± 19 m dpl

Aksesibilitas Situs Dari ibukota kabupaten aksesibilitas relatif mudah. Untuk menuju situs

dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4, dilanjutkan dengan

berjalan kaki ± 20 m.

Letak Astronomis S00°12'24.2'' E104°36'33.4''

Deskripsi Historis Sejarah tokoh yang dimakamkan dan tahun kapan makam ini dibuat tidak

diketahui, namun melihat bentuk nisan-nisan tipe Aceh yang kaya

ornamen motif hias dan berukuran besar pastinya merupakan tokoh yang

sangat penting.

Deskripsi Arkeologis Pada kompleks makam ini terdapat 25 buah makam, yang terbagi

menjadi 4 buah teras yang membentuk teras linier. Antar teras dibatasi

tembok keliling dari coran batu kerikil dengan kapur. Tidak semua

makam berjirat, hanya ada 6 buah, 3 buah di teras pertama, sebuah di

teras kedua, sebuah di teras ke tiga, sebuah di luar teras. Semua jiratnya

berbentuk persegi panjang terbuat dari bata berspesi dan berlpester kapur,

jirat ini hanya di bagian luarnya. Ukuran jirat-jirat tersebut antara

panjang mulai dari 115 cm sampai 230 cm dan lebarnya antara 45 cm

sampai 168 cm. Nisan-nisan pada kompleks makam ini merupakan nisan

tipe Aceh terdiri dari bentuk gada, pipih, batu alam tanpa pengerjaan,

batu alam dengan pengerjaan sederhana. Nisan-nisan yang berbentuk

pipih dan gada memperlihatkan tipe aceh. Nisan pipih diperuntukkan

untuk wanita, nisan gada untuk laki-laki.

1. Makam pada teras I

Teras makam ini berada di sisi paling selatan, pada teras ini

terdapat makam berjumlah 5 buah, 4 buah berjirat dan sebuah

makam tanpa jirat. Dua buah makam yang berjirat dari bernisan gada

berbentuk segi delapan yang penuh ornament motif geometris,

bagian bawahnya berbentuknya segi empat yang tiap sudutnya

membentuk antefiks dan pada bagian atas nisan berbentuk bunga

padma. Ukuran nisan-nisan ini panjangnya antara 60,5 cm -72 cm,

dan lebarnya 24 cm – 28 cm

2. Makam pada teras II

Teras makam ini berada di sisi utara teras, pada makam teras II

ini dipagari dinding tembok setinggi 80 cm dan pintu masuk berada

di sisi timur. Pada teras II terdapat makam berjumlah 4 buah terdiri

dari nisan pipih, nisan gada, nisan silinder, nisan berbentuk segi tiga.

Makam dengan nisan pipih berjirat persegi panjang dengan ukuran

230 cm x 51 cm. Tanah pada makam ini lebih tinggi dari makam

lainnya. Ukuran nisan kepala 79 cm x 34 cm, nisan kaki 75 cm x 30,

5 cm. Nisan pipih ini sangat kaya akan ragam hias motif geometris

dengan teknik pengerjaan yang sangat halus. Sementara makan yang

bernisan gada sangat polos tanpa motif hias, bentuk gada ini mirip

dengan bentuk pion buah catur dengan teknik pengerjaan yanga

sangat halus. Ukuran nisan kepala 78 cm x 24 cm dan nisan kaki 76

cm x 21 cm. sementara 2 buah makam yang lain nisannya hanya

berbentuk silinder dan segi tiga dengan teknik pengerjaan yang

sangat masif.

Page 33: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

3. Makam pada teras III

Makam Teras III berada di sisi timur dari makam teras II dan

agak menjorok ke sebelah utara – barat dari makam teras I. Pada

teras III terdapat 12 buah makam dengan bentuk gada dan pipih,

ukuran nisan pun bervariasi ; nisan kepala 21-73 cm – 9,5-27 cm dan

nisan kaki 21-70 cm – 9,5-26 cm. sebagain besar ukuran nisan pada

teras ke III ini sangat kecil. Semua nisan tanpa motif hias.

4. Makam teras IV

Makam ini terletak di sisi selatan makam teras II. Pada teras ini

hanya terdapat 2 buah makam tak berjirat dengan nisan berupa batu

silinder tanpa pengerjaan.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 19,38 x 16,5 m (319,77 m²)

Lahan 39,38 x 31,5 m (1240,47 m²)

Batas-Batas Situs Utara Hutan milik Said Ali

Selatan Sungai Daik

Timur Hutan milik Said Ali

Barat Hutan milik Said Ali

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman dan sekarang Pemakaman

Pemilik Said Ali

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Foto

Foto Objek

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 34: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

XIV. Kubu Pertahanan Parit

KOMPONEN DATA DATA

TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 29/BCB-TB/C/04/2011

Nama Cagar Budaya Struktur Kubu Pertahanan Parit

Alamat

Jalan -

Dusun/Kampung/Jorong Melukap

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota 2 km

Ibukota Prov. 100 mil

Keletakan Geografis 2 mdpl

Aksesibilitas Situs Hanya dapat ditempuh dengan perahu menyusuri Sungai Daik menuju

laut, dengan waktu tempuh 10 – 15 menit dari dermaga Kampung

Melukap.

Letak Astronomis S 00° 13’34.0” E 104° 37’46.6”

Deskripsi Historis Struktur ini pada awalnya merupakan tempat temuan beberapa meriam

yang berserakan di tanah. Pada tahun 2000, seluruh meriam dikumpulkan

di satu tempat yang agak tinggi dari sekelilingnya dan kemudian pada

tahun 2010 ditata dan diberi kedudukan dari beton. Jumlah meriam yang

ada di situs ini 16 buah dan dahulunya merupakan persenjataan perang

yang terkait dengan Benteng Kuala Daik.

Deskripsi Arkeologis Struktur Kubu Pertahanan Parit berada di tepi Sungai Daik, berjarak

sekitar 40 m dari tepian sungai. Ke-16 meriam saat ini diletakkan di atas

pondasi beton, yang keseluruhan meriam menghadap ke arah selatan.

Lokasi meriam ini berada di tanah yang relatif tinggi dari areal

sekelilingnya dengan panjang gundukan 68 - 70 m dan lebar antara 3, 5

m – 5 m. Dari ke-16 meriam, ada beberapa meriam yang masih

menyisakan datadata arkeologis berupa inskripsi, yang berupa angka

tahun dan simbol VOC. Deskripsi dan penamaan ke-16 meriam dimulai

dari meriam sisi timur (M1) dan seterusnya ke arah barat sampai M16;

1. Meriam 1 : panjang 235 cm

2. Meriam 2 : panjang 238 cm

3. Meriam 3 : panjang 234 cm

4. Meriam 4 : panjang 234 cm

5. Meriam 5 : panjang 231 cm , ada inskripsi huruf

seperti huruf F pada salah satu

pegangan sisi kanan

6. Meriam 6 : panjang 223 cm

7. Meriam 7 : panjang 232 cm ada inskripsi angka

tahun 1786 pada pegangan sisi kiri dan

angka tahun tapi sudah kabur

8. Meriam 8 : panjang 254 cm

9. Meriam 9 : panjang 255 cm

10. Meriam 10 : panjang 236 cm ada simbol VOC pada

sisi atas dekat sumbu

11. Meriam 11 : panjang 234 cm

12. Meriam 12 : panjang 232 cm ada inskripsi angka

tahun 1786, tapi sudah mulai kabur

13. Meriam 13 : panjang 240 cm

14. Meriam 14 : panjang 203 cm

15. Meriam 15 : panjang 167 cm

16. Meriam 16 : panjang 250 cm

Ukuran (Luas) Situs Bangunan -

Lahan 100 x 50 m (5000 m²)

Page 35: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Batas-Batas Situs Utara Sungai Daik dan Hutan Bakau

Selatan Hutan Bakau

Timur Laut

Barat Hutan

Fungsi awal dan fungsi sekarang Peralatan perang dan sekarang pelestarian dan objek wisata

Pemilik Pemerintah Kabupaten Lingga

Pengelola Dinas kebudayaan Kab.Lingga

Foto

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 36: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

XV. Tapak Masjid Sultan Abdurrahman Muazzam Syah

KOMPONEN DATA DATA

TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 10/BCB-TB/C/04/2007

Nama Cagar Budaya Struktur Masjid Sultan Abdurrahman Muazzam Syah

Alamat :

Jalan Istana Robat

Kampung Pahang RT. 01 RW. 01

Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km) :

Ibukota Kab. ± 1 km

Ibukota Prov. ± 100 mil

Keletakan Geografis Elevasi ± 17 m dpl

Aksesibilitas Situs Dari ibukota kabupaten aksesibilitas relatif mudah. Untuk menuju situs

dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4.

Letak Astronomis S 00°12’37.3’’ E 104°36’42.5’’

Deskripsi Historis Merupakan Masjid kedua yang dibangun oleh Sultan Abdurrahman

Muadzam Syah III pada tahun 1884 M. Tukang yang membangun

masjid ini adalah orang-orang Tionghoa dari Singapura. Masjid ini

hanya dipergunakan selama 6 tahun.

Deskripsi Arkeologis Masjid ini sekarang hanya tinggal sisa-sisa dinding tembok sisi selatan

dan utara. Dinding tembok di sisi utara ukuran tebalnya 113 cm dan

tingginya 4 m. Dinding tembok terdiri dari 3 buah jendela terlihat dari

sisa-sisa tembok yang tertinggal dengan lubang bekas jendela berbentuk

persegi panjang. Jendela di sisi timur berukuran 203 cm x 395 cm,

jendela di bagian tengah berukuran 346 cm x 197 cm, dan jendela di sisi

barat berukuran 307 cm x 200 cm. Dinding sisi selatan ukuran tebalnya

91 cm, pada dinding sisi selatan terdapat 5 buah jendela namun yang

tersisa hanya pada bagian bawahnya, sedangkan bagian atasnya sudah

tidak ada lagi sehingga yang terukur hanya lebar bagian bawah jendela.

Jendela pertama berada pada bagian sisi paling barat berukuran 265 cm,

jendela kedua berukuran 195 cm, jendela ketiga berukuran 223 cm,

jendela keempat berukuran 232 cm, dan jendela kelima berada pada sisi

paling timur berukuran 180 cm. Dinding tembok masjid ini terbuat dari

bata berspsesi kapur dengan ukuran bata panjang 24 cm, tebal 7 cm,

lebar 11,6 cm. Keunikan terlihat pada jenis bata yang dipergunakan

sebagai bahan utama dindingnya sangat bervariasi ada yang tebal dan

tipis. Keunikan lainnya terlihat dari jenis bahan bata dan cara

pembakaran dan bahan campurannya karena batanya terlihat lebih

mengkilat dan terlihat seperti ada glasirnya. Warna bata pun sangat

bervariasi mulai dari merah bata sampai merah maroon.

Pintu masuk masjid ini berada di sisi timur dengan ukuran lebarnya 275

cm, pintu masuk ini hanya tersisa runtuhan batanya. Mihrab masjid

berada di sisi barat, mihrab ini pun sudah tertutup reruntuhan bata,

sehingga tidak dapat diketahui ukuran besarnya mihrab.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 20,30 x 24 m (487,2m²)

Lahan 50,30 x 44 m (2213,2 m²)

Batas-Batas Situs Utara Jalan raya

Selatan Kebun karet

Timur Tanah kosong milik Alm. Ismail

Barat Tanah milik Bapak Yusuf

Fungsi Lama dan Sekarang Tempat Ibadah dan sekarang Tidak difungsikan lagi

Pemilik Pemerintah Kab. Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Foto

Page 37: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

XVI. Komplek Makam Sultan Mahmud Riayat Syah

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Komplek Makam Sultan Mahmud Riayat Syah

Nama Baru Komplek Makam Sultan Mahmud Riayat Syah

Kriteria Cagar Budaya Struktur

Jenis Bahan Kayu (Nisan)

Latar Budaya Islam

Alamat :

Jalan Masjid Jami’ Sultan Lingga

Kampung Tembaga

Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi Struktur(km):

Ibukota Kab. 1,3 km

Ibukota Prov. 123 km

Keletakan Geografis 5 mdpl

Keletakan Astonomis S 00˚ 12’ 45,4’’ E 104˚ 36’ 52,5’’

Aksesibilitas situs Mudah karena berada di sisi jalan raya utama, sehingga bisa

menggunakan roda dua atau roda empat.

Deskripsi Historis Komplek Makam Sultan Mahmud Riayat Syah berada disebelah Barat

Masjid Jami’ Sultan Lingga. Sultan Mahmud Riayat Syah adalah

Pahlawan Nasional yang berasal dari Kabupaten Lingga Kepulauan Riau

yang memerintah tahun 1761-1812. Nisan Sultan tersebut dari kayu

bulian yang masih utuh sampai sekarang. Kawasan komplek Makam

Sultan Mahmud Riayat Syah ini juga terdapat makam Permaisuri Encik

Mariam dan makam-makam kerabat Kerajaan.

Page 38: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Deskripsi Arkeologis Makam Sultan Mahmud Riayat Syah terdiri dari jirat dan nisan. Jirat

Makam Sultan Mahmud Riayat Syah terbuat dari batu lempeng dengan

bahan granit, saat ini jirat tersebut diberi pewarna dengan warna kuning.

Tidak ada hiasan melekat pada jirat Makam Sultan Mahmud Riayat Syah.

Di dalam jirat tersebut, tepatnya pada permukaan makam Sultan Mahmud

Riayat Syah ditutupi oleh pasir.

Jirat dari Makam Sultan Mahmud Riayat Syah memang tidak memiliki

keistimewaan sebagaimana kebanyakan dari makam-makam seorang

sultan atau raja yang biasanya memiliki motif hias yang raya sebagai

penanda akan kebesaran seorang raja.

Nisan dari makam ini berbentuk silinder, berbahan dasar kayu bulian.Dan

berdasarkan analisisnya pula bahwa tipe nisan seperti ini adalah tipe

nisan yang berkembang atau banyak digunakan pada kisaran abad ke-18

M.

Bagian kepala dari nisan Makam Sultan Mahmud Riayat Syah memiliki

bentuk seperti buah jambu, di bawah bagian kepala nisan terdapat bagian

bahu yang memiliki profil dengan bentuk setengah lingkaran. Bagian

tubuh dari nisan tidak memiliki ukiran, memanjang dari atas yang

berbatasan dengan bahu hingga ke bawah yang berbatasan dengan bagian

kaki, bentuknya adalah silinder yang polos. Pada bagian badan agak ke

bawah (sebut saja pinggang) terdapat bagian profil setengah lingkaran

yang mengeliling. Bagian kaki nisan memiliki ukuran diameter lebih

besar dari bagian tubuh, namun memiliki ukuran diameter yang sama

dengan bagian bahu nisan.

Ukuran (luas)situs Bangunan 24 m²

Lahan 1361,66 m²

Batas-batas Situs Utara Kantor Pos Daik

Selatan SMP N 1 Lingga

Timur Masjid Jami’ Sultan Lingga

Barat Kebun Masyarakat milik Ismail

Fungsi Lama Pemakaman

Fungsi Sekarang Makam

Pemilik Pemda Kab. Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kab. Lingga, BPCB, Dinsos dan Pengurus Masjid

Jupel Ada

Kondisi Terawat

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Page 39: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Denah Keletakan

XVII. Benteng Tanjung Cengkeh

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Benteng Tanjung Cengkeh

Nama Baru Benteng Tanjung Cengkeh

Kriteria Cagar Budaya Struktur

Jenis Bahan Batu kali

Latar Budaya Kolonial

Alamat :

Jalan Pasir Panjang

Dusun Mala

Desa Mepar

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi (km) :

Ibukota Kab. ± 12,6 km

Ibukota Prov. ± 174,6 km

Keletakan Geografis Bukit

Keletakan Astonomis 0° 15’ 55,3” LS dan 104° 32’ 14,9” BT

Aksesibilitas Dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor (Mobil, Motor)

Deskripsi Historis Benteng Tanjung Cengkeh jalan Pasir Panjang Dusun Mala Desa Mepar

Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga ini dibangun semasa Sultan

Mahmud Riayat Syah, atau sezaman dengan benteng kuala daik. Benteng

ini berfungsi sebagai benteng pengintaian di Pulau Lingga.

Deskripsi Arkeologis Benteng terbuat dari susunan batu-batu gundul dan pecahan yang

disandarkan pada bagian lereng tanah pada bukit tanjung cengkeh.

Panjang keliling susunan batu tersebut mencapai 200 meter, dengan

denah empat persegi panjang. Tinggi susunan batu 123 cm dengan

ketebalan 100 cm.

Di bagian dalam benteng, terdapat batu-batu andesit berukuran cukup

besar, yang dapat dipakai untuk berlindung orang yang sedang

melakukan pengintaian. Di luar susunan batu benteng terdapat shelter

yang dibangun sebagai pelengkap keberadaan benteng karena

diproyeksikan sebagai salah satu ODTW di kabupaten lingga.

Ukuran (luas) Bangunan 50 x 50 m

Lahan 100 x 100 m

Batas-batas Utara Kebun masyarakat (Khairil Anwar)

Selatan Lereng, laut

Timur Lereng, laut

Barat Lereng, kebun

Page 40: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Fungsi Lama Benteng pertahanan

Fungsi Sekarang Objek Wisata Sejarah

Pemilik Pemkab Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Jupel Tidak Ada

Kondisi Terawat

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

XVIII. Parit Kuno

KOMPONEN DATA DATA TEKNIS

Nama Lama Parit Kuno

Nama Baru Parit Kuno

Alamat

Jalan Jalan Raja Muhammad Yusuf

Dusun/Kampung/Jorong -

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Struktur (km)

Ibukota Kab./Kota ± 1 km

Ibukota Prov. ± 120 mil

Page 41: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Keletakan Geografis

Aksesibilitas Struktur Jalan Kaki

Letak Astronomis -

Deskripsi Historis Secara administatif Struktur Parit Kuno berada di Keluharan Daik,

Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Area parit

kuno ini berada tidak jauh dari lokasi Struktur di Kawasan Pusaka Kota

Lama Daik yaitu: Struktur “Tapak” Istana Damnah, Struktur “Tapak” Istana

Bilik 44, Struktur “Tapak” Istana Kota Batu, Masjid Jami’, Struktur Istana

Robat dan lahan persawahan. Aksesibilitas Struktur tidak terlalu sulit. Untuk

mencapai Struktur ini dapatt ditempuh dengan jalan kaki melalui jalan

setapak.

Deskripsi Arkeologis Struktur Parit Kuno di Kota Lama Daik Lingga tidak dapat dilepaskan dari

konteks sejarah Kerajaan Riau-Lingga saat berkedudukan di Lingga.

Kronologi pembuatan parit kuno yang berada di Kota Lama Daik memang

belum dapat dipastikan. Namun, pembuatan parit dalam kompleks istana

dirasa sangat wajar dan memiliki fungsi yang sentral khususnya dalam

ketersedian air di lingkungan istana. Parit kuno yang hingga kini masih

dapat ditemukan berada dilingkungan beberapa area yang dahulu

diperuntukan untuk istana kerajaan yaitu meliputi Struktur “Tapak” Istana

Damnah, Struktur “Tapak” Istana Bilik 44, Struktur “Tapak” Istana Kota

Batu, Masjid Jami’, Struktur Istana Robat, lahan persawahan. Parit kuno

yang ditemukan hanya berupa parit alam, tanpa menggunakan bahan batu

bata seperti yang ditemukan di “Kota Lama Majapahit”. Sumber air yang

ditemukan pada parit bersumber dari air Sungai Tanda (Tande dalam

dialek Melayu). Dari data yang berhasil dikumpulkan hulu parit kuno di

Sungai Tande dan hilir Sungai Daik dengan luas 1.78 Ha. Parit kuno yang

berada di lingkungan bekas istana memiliki ukuran lebar 1.8 m s.d 2 m,

dengan kedalaman sekitar 1 m s.d 1.5 m. Nilai penting parit kuno ini

sangat berkaitan aktivitas istana dahulunya. Diduga parit kuno dahulunya

dimanfaatkan sebagai sarana untuk memastikan ketersedian sumber air

bagi keperluan sehari-hari sultan dan istana dahulunya, pengairan

pertanian, dan kepentingan istana lainnya. Selain itu, nilai penting Struktur

ini tidak bisa dilepaskan dari Struktur-Struktur lain di Daik Lingga yang

saling berhubungan dan dapat memberikan narasi sejarah yang lengkap,

jika masing-masing Struktur tersebut dilihat dari konteks tinggalan

Kerajaan Riau-Lingga. Oleh karena itu, Struktur “Tapak” Istana Kota

Batu secara khusus memiliki daya tarik dan nilai penting yang tinggi

khususnya dalam konteks pengelolaan air oleh sultan Kerajaan Riau-

Lingga pada masa lalu.

Ukuran (Luas) Struktur Panjang Parit 1.87 m

Lebar 1,8 m s/d 2 m

Kedalaman 1 m s/d 1,5 m

Batas-Batas Struktur Utara Kebun masyarakat

Selatan Kebun masyarakat

Timur Kebun masyarakat

Barat Kebun masyarakat

Fungsi awal dan fungsi sekarang Sarana irigasi / Tidak difungsikan

Pemilik Pemerintah Kabupaten Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Page 42: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto

Foto Struktur

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

XIX. Makam Encik Ismail

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Makam Pembuat Kopi Sultan (Encik Ismail)

Nama Baru Makam Encik Ismail

Kriteria Cagar Budaya Struktur

Jenis Bahan Batu

Latar Budaya Islam

Alamat :

Jalan Raja Muhammad Yusuf

Kampung Damnah

Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Page 43: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Orbitrasi Situs (km) :

Ibukota Kab. 748 m

Ibukota Prov. 126 km

Keletakan Geografis 10 m dpl

Keletakan Astonomis 0°12'58.24"S 104°36'7.99"E

Aksesibilitas situs Situs yang terdapat di didekat kantor Dinas Kebudayaan ini dapat dicapai

dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Dari

kantor Dinas Kebudayaan situs ini berjarak sekitar 76 meter. Situs ini

terletak dibelakang kompleks Situs Makam Merah.

Deskripsi Historis Makam ini adalah makam Encik Ismail (Encik Kopi). Beliau adalah

pelayan istana Damnah (sebagai pembuat kopi sultan) pada masa

pemerintahan Sultan Abdurrahman Muazzam Syah (1885-1911)

Deskripsi Arkeologis Makam Encik Ismail tanpa jirat ini bernisan tipe lokal berbahan

batu granit tipe gada. Memiliki tinggi 24 cm dari permukaan tanah.

Nisan tersebut terbuat dari bahan batu granit. Lokasinya berada

disamping Makam Merah (Makam Raja Muhammad Yusuf ).

Ukuran (luas) situs Bangunan -

Lahan 29, 50 x 28 m (826 m²)

Batas-batas Situs Utara Jl. Raja Muhammad Yusuf

Selatan Kebun masyarakat Zita Ismail

Timur Kebun masyarakat Radiyono

Barat Perpustakaan Damnah

Fungsi Lama Pemakaman

Fungsi Sekarang Pemakaman

Pemilik Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Jupel Tidak Ada

Kondisi Tidak Terawat

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 44: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

XX. Tapak Bangsal Sagu Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Tapak Pabrik Sagu Sultan Sulaiman

Nama Baru Tapak Bangsal Sagu Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II

Kriteria Cagar Budaya Struktur

Jenis Bahan Bata Bespesi

Latar Budaya Islam

Alamat :

Jalan Jl. Istana Robat

Kampung Robat

Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi Situs (km) :

Ibukota Kab. ± 300 m

Ibukota Prov. ± 100 mil

Keletakan Geografis ± 11 m dpl

Aksesibilitas Situs Dari ibukota kabupaten aksesibilitas relatif mudah. Untuk menuju

situs dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4.

Letak Astronomis S 00°12'33.6'' E 104°36'26.0''

Deskripsi Historis Pengeringan sagu ini sebagai salah satu alat pengolah sagu, dimana

sagu saat itu merupakan komoditi eksport kerajaan (Kesultanan).

Diperkirakan dibangun pada masa Sultan Sulaiman Badrul

Alamsyah (1857-1883 m). 1

Deskripsi Arkeologis Pengeringan sagu ini berbentuk balok persegi panjang berdiri ke

atas terbuat dari bata berspesi kapur dengan bagian luar telah

diplester, namun saat ini bangunannya telah rebah, bagian bawah

dan atasnya terdapat profil. Bangunan ini terbuat dari bata berspesi

kapur dan berukuran Tebal 1 m.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 3,12 x 6,4 m (19,968 m²)

Lahan 20 x 20 m (400 m²)

Batas-Batas Situs Utara Kebun durian Raja Nasir

Selatan Kebun milik Said Mul Samsul Arsir

Timur Kebun Raja Nasir

Barat Jalan raya

Fungsi Lama Tempat pengeringan sagu

Fungsi Sekarang Tidak ada

Pemilik Pemerintah Kab. Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kab. Lingga

Jupel Tidak ada

Kondisi Tidak difungsikan lagi

Foto Bangunan

Page 45: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

XXI. Komplek Makam Keramat Intan Pulau Lima

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Makam Keramat Intan Pulau Lima

Nama Baru Makam Keramat Intan Pulau Lima

Kriteria Cagar Budaya Makam

Jenis Bahan Batu

Latar Budaya Islam

Alamat :

Jalan -

Dusun Tanjungdua

Desa Tanjungdua

Kecamatan Selayar

Kabupaten Lingga

Orbitrasi (km) :

Ibukota Kab. 17 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Ibukota Prov. 125 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Keletakan Geografis 15 mdpl

Keletakan Astonomis 0°16'5.24"S 104°27'43.02"E

Aksesibilitas Ini dapat dicapai dengan menyebrang menggunakan kapal dari dermaga

penarik. Waktu yang diperlukan untuk mencapai ini dari dermaga Penarik

sekitar 30 menit.

Deskripsi Historis Menurut narasumber dari masyarakat tertua di kampung itu yaitu Bapak Ayub,

pada Zaman dahulu Pulau Lima itu terdapat sebuah masjid, tetapi sekarang

sudah tidak ditemukan lagi jejaknya. Masyarakat setempat menamakan pulau itu

dengan sebutan Mekah kecik karena pada zaman dahulunya banyak alim ulama

yang dimakam disana(zaman Kesultanan), dan pulau itu sendiri sekarang tidak

ada penghuni . menurut keterangan pak Ayub, yang dimakamkan di itu adalah

Muhammad Tahir, Pakih Abdul Halim, Tuan Uwok, Cik Intan, Ciek

Aisyah.(data identifikasi BP3 Batusangkar pada tanggal 19 s.d 23 Februari

2009 oleh Nedik Tri Nurcahyo, SS dan Yendri Suharni).

Page 46: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Deskripsi Arkeologis Kompleks pemakaman ini terdiri atas 2 area. Area pertama adalah kompleks

pemakaman yang berada dalam struktur dinding setinggi 110 cm dan berdenah

persegi panjang. Tembok ini berfungsi menjadi pembatas antara makam yang

berada di dalam struktur dinding dengan makam-makam yang berada di luar

dinding. Dinding di sisi barat sudah sudah tersisa. Hal ini kemungkinan

disebabkan oleh adanya pohon yang tumbuh di bagian sisi barat yang merusak

struktur dinding tersebut. Di dalam areal tembok terdapat sekitar 30 nisan.

Sebagian nisan merupakan nisan tipe aceh dengan bentuk kelopak bunga. Nisan

dengan bentuk kelopak bunga memiliki tinggi sekitar 50 cm. Pada nisan-nisan

tipe aceh terdapat 1 nisan yang memiliki jirat yang terbuat dari bata. Selain nisan

tipe aceh juga terdapat nisan yang terbuat dari batu alami dengan bentuk

lonjong. Selain itu, terdapat nisan yang terbuat dari batu putih yang berkilat

seperti intan (mungkin dari sinilah kemudian penamaan makam keramat pulau

intan). Ada dugaan kuat bahwa nisan ini merupakan makam seorang tokoh yang

memiliki peran penting.

Di luar areal tembok (di sisi utara tembok) terdapat beberapa nisan tipe aceh

dengan bentuk pipih. Bentuk pipih pada nisan menunjukkan bahwa makam

tersebut merupakan makam seorang perempuan.

Ukuran (luas) Bangunan 3,06 x 1,78 m (5,4468 m²)

Lahan 3,06 x 1,78 m (5,4468 m²)

Batas-batas Utara Hutan

Selatan Hutan

Timur Hutan

Barat Hutan

Fungsi Lama Makam

Fungsi Sekarang Makam

Pemilik Keluarga besar Yakop dan Haji Jali

Pengelola Keluarga besar Yakop dan Haji Jali

Jupel Tidak ada

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 47: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

XXII. Perigi Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II

KOMPONEN

DATA

PENDATAAN

Nama Lama Perigi SD N 001 LINGGA

Nama Baru Perigi Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II

Kriteria Cagar

Budaya Struktur

Jenis Bahan Bata Berspesi

Latar Budaya Islam

Alamat :

Jalan Jalan Encek Kasim

Kampung Tembaga

Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi Situs (km) :

Ibukota Kab. ± 1 km

Ibukota Prov. ± 100 mil

Keletakan Geografis ± 15 mdpl

Keletakan

Astonomis S 00° 12’37.5” E 104° 36’37.001”

Aksesibilitas situs Sangat mudah dijangkau karena letaknya di tengah kota Daik

Deskripsi Historis Perigi Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II terletak di samping SD N 001 Lingga,

Jalan Datuk Laksemane Keluarahan Daik Kecamatan Lingga dengan batas pagar

tembok keliling SD N 001 Lingga.

Deskripsi Arkeologis Perigi (sumur)berbentuk bulat diameter 240 cm, tinggi 70 cm, tebal 25 cm. pada

bagian atas perigi tertutup separuh lingkaran, dan pada bagian tengah terdapat tempat

untuk meletakkan pompa. Lantai perigi berukuran 209 cm x 357 cm tebal 40 cm.

Ukuran (luas)situs Bangunan 2,09 x 3,57 m (7,4613 m²)

Lahan 2,09 x 3,57 m (7,4613 m²)

Batas-batas Situs Utara Halaman depan SD N 001 Daik

Selatan Jalan Datok Lasemana

Timur Bangunan SD N 001 Daik

Barat Jalan Encek Kasim

Fungsi Lama Sumber mata Air

Fungsi Sekarang Sumber mata Air

Pemilik Pemkab Lingga

Pengelola Pihak Sekolah SD N 001 Lingga

Jupel Tidak ada

Kondisi Terawat

Foto Bangunan

Page 48: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 49: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

C. BANGUNAN CAGAR BUDAYA

I. Bekas Kantor Kewedanaan

KOMPONEN

DATA PENDATAAN

Nama Lama Eks. Kantor Kewedanaan

Nama Baru Bekas Kantor Kewedanaan

Kriteria Cagar

Budaya Bangunan

Jenis Bahan Bata+semen

Latar Budaya Kolonial

Alamat :

Jalan Merdeka

Dusun Penuba

Desa Penuba

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi (km) :

Ibukota Kab. ± 22 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Ibukota Prov. ± 130 km (jika ditarik garis lurus dari peta

Keletakan Geografis

Kantor Desa Penuba terletak ditengah pemukiman penduduk di

tepi jalan. Lokasi bangunan ini terletak di dekat pantai dengan

ketinggian sekitar 3 m dari permukaan air laut.

Keletakan Astonomis S 0°19'29.67" E 104°27'38.28"

Aksesibilitas

Untuk menuju ke lokasi perjalanan dapat ditempuh melalui

kapal/pompong dari pelabuhan Jago. Perjalanan ini dapat ditempuh

selama kurang lebih 15 menit. Sesampainya di dermaga Penuba,

perjalanan dapat ditempuh dengan berjalan kaki.jarak dari dermaga

penuba ke lokasi adalah sekitar 50 meter.

Deskripsi Historis

Bangunan ini dibangun pada tahun 1933 oleh Belanda yang

dipergunakan sebagai pusat pemerintahan di Penuba. Penuba

merupakan daerah yang sangat strategis untuk mengakomodir

segala bentuk permaslahan dalam rangka melakukan ekspansinya

di Lingga. Karena itu Belanda membuat pelabuhan sebagai sarana

transportasi untuk membawa hasil bumi keluar negeri /Eropa, dan

Penuba merupakan pelabuhan utama oleh Belanda dalam

melaksanakan ekspansinya dikawasan lingga.

Deskripsi Arkeologis

Secara arsitektural bangunan ini masih bergaya kolonial. Bagian-

bagian yang masih memperlihatkan corak kolonialnya dapat dilihat

melalui jendela yang tinggi dan lebar. Pada bagian tegel juga

masih menunjukkan keaslian dari masa kolonial. Bagian serambi

bangunan merupakan penambahan baru. Hal ini terlihat dari corak

arsitekturnya yang menunjukkan arsitektur melayu. Bangunan ini

berdenah persegi dengan arah hadap bangunan ke sisi timur.

Ukuran (luas) Bangunan 480 m² ( 15 m x 32 m )

Lahan 48 m x 17 m (816 m²)

Batas-batas Utara Rumah Penduduk

Selatan Mess Desa Penuba

Timur Laut

Barat Rumah Penduduk

Page 50: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Fungsi awal dan

fungsi sekarang

Fungsi awal dan fungsi sekarang dipergunakan sebagai pusat

pemerintahan Belanda di Penuba dan sekarang sebagai Kantor

Desa Penuba

Pemilik Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Pengelola Aparatur Desa Penuba

Jupel Tidak ada

Kondisi Terawat

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

II. Rumah Bekas Belanda

KOMPONEN

DATA PENDATAAN

Nama Lama Rumah Eks. Belanda

Nama Baru Rumah Bekas Belanda

Kriteria Cagar Budaya Bangunan

Jenis Bahan Kayu

Latar Budaya Kolonial

Alamat :

Jalan Merdeka

Dusun Penuba

Desa Penuba

Kecamatan Selayar

Kabupaten Lingga

Page 51: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Orbitrasi (km) :

Ibukota Kab. 22 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Ibukota Prov. 130 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Keletakan Geografis

Rumah Bekas Belanda ini terletak di depan Kantor Desa Penuba

tepatnya di tangga masuk kantor desa. ini terletak di dekat pantai

dengan ketinggian sekitar 3 m dari permukaan air laut.

Keletakan Astonomis 0°19'29.82"S 104°27'38.42"E

Aksesibilitas Untuk menuju ke lokasi Rumah Bekas Belanda perjalanan dapat

ditempuh melalui kapal/pompong dari pelabuhan Jago. Perjalanan

ini dapat ditempuh selama kurang lebih 15 menit. Sesampainya di

dermaga Penuba, perjalanan dapat ditempuh dengan berjalan kaki,

jarak dari dermaga penuba ke lokasi adalah sekitar 50 meter.

Rumah Bekas Belanda ini terletak di sisi selatan Kantor Desa

Penuba.

Deskripsi Historis Bangunan ini dibangun pada tahun 1933 oleh Belanda yang

dipergunakan rumah peristirahan pimpinan , tempat hiburan dan

menghisap candu. Penuba merupakan daerah yang sangat strategis

untuk mengakomodir segala bentuk permasalahan dalam rangka

melakukan ekspansinya di Lingga. Karena itu Belanda membuat

pelabuhan sebagai sarana transportasi untuk membawa hasil bumi

keluar negeri /Eropa, dan Penuba merupakan pelabuhan utama

oleh Belanda dalam melaksanakan ekspansinya dikawasan lingga.

Deskripsi Arkeologis Bangunan Rumah Bekas Belanda ini memiliki arsitektur antara

bangunan Kolonial dengan rumah panggung melayu. Ciri- ciri

Kolonial terlihat dari penggunaan jendela dan pintu serta atap

genteng. Arsitektur rumah melayu terlihat dari bagian dasar

bangunan yang berupa rumah panggung setinggi 70 cm dari

permukaan tanah. Genteng yang saat ini dipakai menunjukkan

bahwa genteng ini masih aslinya. Hal ini terlihat adanya inskripsi

yang menunjukkan genteng ini berasal dari Marseile Perancis.

Bangunan ini dilengkapi dengan anak tangga berjumlah 5 buah.

Rumah ini menggunakan tiang penyangga yang pondasi/sandinya

yang terbuat dari cor semen. Rumah ini berdenah persegi dengan

penambahan bangunan dari kayu yang berada di sisi belakang

rumah.

Ukuran (luas) Bangunan 7,20 m x 12 m

Lahan -

Batas-batas Utara Masjid

Selatan Perumahan Syah Bandar dan Kantor Desa

Timur Taman Desa

Barat Lahan tanah perkebunan dan Gudang mesin

Fungsi Lama Rumah Belanda

Fungsi Sekarang Mess

Pemilik Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Pengelola Aparatur Desa Penuba

Jupel Tidak ada

Kondisi Terawat

Page 52: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

III. Penjara Penuba

KOMPONEN

DATA PENDATAAN

Nama Lama Rumah Jail

Nama Baru Penjara Penuba

Kriteria Cagar

Budaya Bangunan

Jenis Bahan Kayu, besi , beton

Latar Budaya Kolonial

Alamat :

Jalan Jalan Arbain

Dusun Tanjung Tunggal

Desa Penuba

Kecamatan Selayar

Kabupaten Lingga

Orbitrasi (km) :

Ibukota Kab. ± 22 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Ibukota Prov. ± 130 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Keletakan Geografis Jail ini terletak di sisi Selatan dari dermaga Penuba. ini memiliki

ketinggian sekitar 20 m dari permukaan air laut.

Keletakan Astonomis S 0°19'32.73" E 104°27'30.80"

Page 53: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Aksesibilitas Untuk menuju ke lokasi Jail perjalanan dapat ditempuh melalui

kapal/pompong dari pelabuhan Jagoh. Perjalanan ini dapat

ditempuh selama kurang lebih 15 menit. Jail ini berjarak sekitar

200 meter ke arah barat dari Kantor Desa Penuba. Perjalanan dapat

menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat .

Deskripsi Historis Bangunan Jail dibangun pada tahun 1933 bersamaan dengan

keberadaan pemerintahan Belanda di Penuba. Belanda dalam

menghadapi angkatan perang Kesultanan Lingga atau masyarakat

memposisikan tempat di Penuba, sebab penuba tempat yang

strategis sekali untuk menghadapi perlawanan apabila terjadi

serangan oleh pihak kesultanan lingga dan masyarakat ,sebab

pelabuhan Penuba merupakan pelabuhan utama oleh Belanda

dalam melaksanakan ekspansinya dikawasan lingga. Semasa

Belanda mempunyai markas di penuba tidak ada masyarakat

Penuba yang melakukan perlawanan , yang melakukan perlawanan

adalah masyarakat dari luar penuba seperti Tangjung Kelit,

Selayar dan Pulau Mepar. Bagi masyarakat yang melakukan

perlawanan dan tertangkap maka di kurung pada bangunan

dimaksud.

Deskripsi Arkeologis Penjara ini berada di komplek SMP 4 N Lingga. Bangunan yang

tersisa dari penjara bekas Belanda adalah bangunan berbentuk

persegi panjang yang dilengkapi dengan pintu berjeruji. Bangunan

ini terdiri dari 3 ruangan. Selain itu, di areal kompleks bekas

penjara ini juga terdapat sumur, pompa dan tempat penampungan

air. Sisa-sisa pondasi bangunan lama juga masih terlihat sehingga

mengindikasikan bahwa dulunya masih terdapat bangunan-

bangunan lain pendukung penjara. Di dalam sekolah SMPN 4

Lingga sendiri masih terdapat lonceng yang memiliki angka tahun

1939.Lonceng tersebut saat ini masih difungsikan oleh pihak

sekolah sebagai alat penanda waktu proses pembelajaran siswa.

Didekat areal bekas penjara juga masih terlihat beberapa rumah

yang bercirikan rumah kolonial. Bangunan penjara menghadap ke

arah barat

Ukuran (luas) Bangunan 5,45 x 9,40 (51,23 m²)

Lahan 22,70 x 7,45 (169,45 m²)

Batas-batas Utara Perumahan Guru

Selatan Bangunan Sekolah / Ruang Belajar

Timur Jalan Arbaini

Barat Bangunan Sekolah / Ruang Belajar

Fungsi Lama Rumah Tahanan

Fungsi Sekarang Rumah Tinggal

Pemilik Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Pengelola SMP N 4 Lingga

Jupel Tidak ada

Page 54: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

IV. Masjid Jami’ Sultan Lingga

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Masjid Sultan Lingga

Nama Baru Masjid Jami’ Sultan Lingga

Kriteria Cagar Budaya Bangunan

Jenis Bahan Bata Berspesi Kapur

Latar Budaya Islam

Alamat :

Jalan Masjid Sultan Lingga

Kampung Tembaga

Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kabupaten 500 m (0,5 km) ( Ukur Ulang )

Ibukota Prov. 80 mil

Keletakan Geografis 5 m dpl

Aksesibilitas Situs Mudah karena berada di sisi jalan raya utama, sehingga bisa

menggunakan roda dua atau roda empat.

Letak Astronomis S 0˚ 12’ 45.6” dan E 104˚ 36’ 53.6”

Page 55: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Deskripsi Historis Masjid Sultan Lingga merupakan salah satu masjid tua yang ada di

Kelurahan Daik, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga.

Keberadaannya menjadi pertanda sampainya syiar Islam ke daerah

ini. Masjid Sultan Lingga dibangun pada masa pemerintahan Sultan

Mahmud Riayat Syah ( Sultan Mahmud Syah III ) yang memerintah

Kerajaan Melayu Riau-Lingga tahun 1761-1812 M. Kemudian

Sultan Mahmud Syah III memindahkan pusat kerajaan dari Bintan

ke Lingga pada 24 Juli 1787.

Sumber lisan dari Lazuardy menyebutkan bahwa bangunan mesjid

ini mulai dibangun sekitar tahun 1212 H / 1798 M merujuk catatan

pada mimbar Masjid. Sumber lain, dalam Tuhfat Anafis

menyebutkan tidak beberapa lama Sultan Mahmud Syah III pindah

ke Lingga membangun Kota Parit, Masjid, Pasar dan Benteng-

benteng. Dimana bangunan asli Masjid ini seluruhnya terbuat dari

kayu.

Masjid Sultan Lingga difungsikan sebagai masjid raya (jami’) yang

digunakan untuk shalat lima waktu dan shalat jumat, serta shalat

hari raya. Pada mulanya masjid ini hanya mampu menampung lebih

kurang 40 orang. Masjid Sultan Riau Lingga diperbaharui

bersamaan dengan Masjid Sultan Riau di Penyengat yang menjadi

kedudukan Yang Dipertuan Muda Riau dan permaisuri keempat

Raja Hamidah ( Engku Putri). Masjid Jamik Sultan Lingga ini pun

diganti dengan bangunan beton yang dibangun tanpa tiang sebagai

penyangga dan dapat memuat lebih kurang 400 orang jemaah.

Selain sebagai tempat shalat jamaah, Masjid Sultan Lingga juga

merupakan tempat digalakkannya kegiatan agama seperti baca tulis

Al-Quran, baca tulis bahasa Arab Melayu, dan peringatan Hari

Besar Islam . Hal ini dapat dilihat diantara kumpulan kitab-kitab

lama yang saat ini tersimpan di Museum Linggam Cahaya.

Deskripsi Arkeologis Denah ruangan utama berbentuk persegi panjang berukuran 12,40 x

10,45 meter ( ukur ulang ). Lantai pada ruangan utama maupun

serambi berupa lantai tegel batu pualam putih yang masih asli rata-

rata berukuran 0,45 m x 0,45 m. Dindingnya berupa susunan bata

berplaster. Plafonnya terbuat dari papan kayu.

Terdapat 8 buah jendela, 3 buah disisi selatan , 3 buah disisi utara,

dan 2 buah disisi barat. Jendela-jendela tersebut berukuran 1,17 m x

1,35 m dengan daun jendela kaca berbingkai kayu.

Bagian mihrab berukuran 4,18 m x 3,80 m dengan atap berbentuk

kubah dari beton. Pada dinding utara, selatan, dan barat bagian

mihrab ini terdapat lubang cahaya berbentuk oval yang ditutup

dengan kaca, berukuran tinggi 1,20 m dan garis tengah 0,90 m.

Mimbar yang terdapat di bagian mihrab merupakan mimbar yang

masih asli terbuat dari kayu, berukuran 2,25 m x 1,80 m. Mimbar ini

dipahat secara krawangan dengan hiasan yang cukup raya bermotif

suluran dan bunga-bungaan.

Page 56: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Sisi timur ruangan utama terdapat 3 buah pintu dengan pintu utama

di bagian tengah. Pintu utama berukuran 2,62 m x 1,67 m, daun

pintu dipahat dengan motif sulur-suluran dan bunga-bungaan yang

diberi warna hijau, biru, merah, dan kuning emas (saat ini berwarna

hijau). Dua pintu lagi di sebelah kanan dan kiri ruang utama

berukuran 2,25 m x 1,50 m dengan daun pintu yang saat ini juga

telah dicat warna hijau.

Serambi depan berukuran 11,90 m x 8,45 m. Pagar serambi di sisi

utara, timur dan selatan berupa pagar jeruji besi berukir krawangan

setinggi 1 meter. Pada bagian ini juga terdapat tiang penyangga di

bagian samping dan depan sebanyak 6 buah. Terdapat 3 buat pintu

masuk pada sisi timur, utara, dan selatan.

Bagian serambi juga terdapat dinding skrem yang sekarang

diletakkan di bagian serambi. Dinding skrem ini berukuran 2,77 m x

1,74 m dipahat membentuk krawangan dengan motif sulur-suluran

dan bunga-bungaan yang berwarna merah, coklat, dan kuning

emas. Pada bagian atas skrem terdapat motif seperti mahkota dan

juga terdapat pahatan kaligrafi di bawahnya.

Di sebelah selatan serambi terdapat bangunan bekas kolam wudhu

yang sekarang sudah tidak lagi terpakai. Kolam bak wudhu ini

berukuran 5,70 x 3,40 m dengan kedalaman 1,20 m.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 26,26 x 11,48 m (301,4648 m²) ( ukur ulang )

Lahan 56, 26 x 21,48 m (1208,4648 m²)

Batas-Batas Situs Utara Komplek Makam Sultan Mahmud Riayat Syah,

Pemakaman Umum, dan Rumah Masyarakat

Selatan Rumah Masyarakat

Barat Komplek Makam Sultan Mahmud Riayat Syah

Timur Jalan raya masjid sultan

Fungsi Lama Tempat Ibadah

Fungsi Sekarang Tempat Ibadah

Pemilik Pemda dan Masyarakat

Pengelola Pemda, Disbud Lingga dan Masyarakat

Jupel Ada

Kondisi Terawat

Foto Bangunan

Page 57: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

V. Bekas Penjara Peninggalan Belanda

KOMPONEN DATA DATA

TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 38/BCB-TB/C/04/2011

Nama Cagar Budaya Bangunan Cagar Budaya Bekas Penjara Peninggalan Belanda

Alamat

Jalan Jl. Istana Robat RT. 01 RW. 01

Dusun/Kampung/Jorong Kampung Putus

Desa/Kelurahan/Nagari Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Provinsi Kepulauan Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 1,4 km

Ibukota Prov. ± 130 km

Keletakan Geografis Elevasi ± 7 m dpl

Aksesibilitas Situs Dari ibukota kabupaten aksesibilitas relatif mudah karena berada di

pinggir jalan raya, dapat dicapai dengan kendaraan roda 2 dan 4.

Letak Astronomis S00°12'42.9'' E104°36'54.2''

Deskripsi Historis Bangunan Cagar Budaya Bekas Penjara Peninggalan Belanda sebagai

bukti penjara pertama yang dibangun di Daik pada tahun 1936. Penjara

ini dibangun atas perintah residen Belanda di Tanjungpinang melalui

Asisten Residen di Tanjung Buton kepada Controller Belanda yang ada di

Penuba.

Page 58: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Deskripsi Arkeologis Bangunan ini adalah bangunan penjara, dengan bentuk denah persegi

panjang. Bangunan ini merupakan hasil pemugaran Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Lingga pada tahun 2009. Bangunan penjara ini

terdiri dari 4 buah ruangan, tiga ruang sel berjajar menghadap ke arah

barat daya sedangkan sebuah ruangan lagi menghadap ke arah barat laut.

Masing-masing ruangan diberi dua buah lapis pintu, pintu pertama

terbuat dari papan kayu, dan pintu kedua terbuat dari jeruji besi. Pada

pintu kayu di bagian tengahnya terdapat lubang persegi empat. Masing-

masing ruangan berukuran 135 cm x 345 cm. Di bagian atas dinding dari

masing-masing ruangan terdapat sebuah ventilasi berbentuk persegi

panjang yang diberi jeruji besi. Atap bangunan berbentuk limas yang

terbuat dari asbes. Dinding bangunan terbuat dari bata berspesi semen.

Pada bagian depan teras bangunan terdapat dua buah tiang yang terbuat

dari besi berbentuk silinder.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 6,8 x 3,76 m (25,568 m²)

Lahan 21,76 x 8,8 m (191,488 m²)

Batas-Batas Situs Utara Kebun Alm. Encek Muhammad Rasid

Selatan Jl. Istana Robat

Timur Rumah alm Hasan Basri

Barat Rumah kosong (bekas kantor lurah)

Fungsi awal dan fungsi sekarang penjara dan sekarang tidak difungsikan lagi

Pemilik Pemerintah Kab. Lingga

Pengelola Dinas Kebudayaan Kab.Lingga

Foto

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 59: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

VI. Wisma Timah Singkep

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Wisma Timah

Nama Baru Wisma Timah Singkep

Kriteria Cagar Budaya Bangunan

Jenis Bahan Bata + semen

Latar Budaya Kolonial

Alamat :

Jalan Jalan Merdeka

Kampung Bukit Timah

Kelurahan Dabo Lama

Kecamatan Singkep

Kabupaten Lingga

Orbitrasi (km) :

Ibukota Kab. 31 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Ibukota Prov. 138 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Keletakan Geografis 13 mdpl

Keletakan Astonomis 0°29'37.59"S 104°33'48.08"E

Aksesibilitas Lokasi ini mudah untuk dicapai karena tepat berada di tepi Jalan

Merdeka di depan Lapangan Merdeka.

Deskripsi Historis Wisma Timah terletak di Jalan Merdeka Kelurahan Dabo Lama

Kecamatan Singkep. Bangunan ini dibangun sekitar 1950 an. Bangunan

ini selesai pembangunannya pada tahun 1938 pada zaman penjajahan

Belanda saat Tambang Timah di buka di Dabo Singkep. Pada masanya

bangunan dipergunakan sebagai tempat tinggal pimpinan Belanda di

Dabo Singkep dan sebagai tempat hiburan bagi para karyawan dan

pimpinan tambah timah.

Deskripsi Arkeologis Bangunan ini bercirikan arsitektur bangunan kolonial. Ciri yang utama

terletak pada penggunaan atap berbentuk limas dan jendela serta pintu

yang lebar dan tinggi. Secara arsitektural bangunan ini tidak banyak

mengalami perubahan, lantai yang terbuat dari tegel juga masih asli

jaman kolonial. Bagian dalam yang sudah mengalami perubahan adalah

adanya penggunaan asbes. Bangunan rumah ini berdenah letter L dengan

arah hadap bangunan ke arah selatan.

Ukuran (luas) Bangunan 28,74 x 14,97 m (430,2378 m²)

Lahan 33,74 x 19,97 m (673,78 m²)

Batas-batas Utara Ladang, Rumah Penduduk

Selatan Lapangan Merdeka, Jalan Merdeka

Timur Wisma timah, lapangan tenis

Barat Bekas Kolam Renang

Fungsi Lama Penginapan

Fungsi Sekarang Penginapan

Pemilik Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Pengelola Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Jupel Tidak ada

Kondisi Terawat

Foto Bangunan

Page 60: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

VII. Gedung Nasional

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Gedung Nasional

Nama Baru Gedung Nasional

Kriteria Cagar Budaya Bangunan

Jenis Bahan Bata + semen

Latar Budaya Kolonial

Alamat :

Jalan Jalan Pahlawan

Kampung Lapangan Bakti

Kelurahan Dabo

Kecamatan Singkep

Kabupaten Lingga

Orbitrasi (km) :

Ibukota Kab. 31 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Ibukota Prov. 138 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Keletakan Geografis 15 mdpl

Keletakan Astonomis 0°29'21.96"S 104°33'58.75"E

Aksesibilitas ini berada di pinggir jalan Pahlawan dan berjarak sekitar 10 meter dari makam

pahlawan. ini dapat dicapai melalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

Deskripsi Historis Bangunan ini dibangun sekitar 1950 an. Bangunan ini menjadi tempat

pertemuan bagi masyarakat di Dabo Singkep. Selain itu Gedung Nasional juga

digunakan sebagai tempat acara kesenian.

Deskripsi Arkeologis Bangunan ini dibangun sekitar 1950 an. Dari hasil pengamatan, bangunan ini

telah mengalami beberapa renovasi. Menurut informasi, bangunan ini dulunya

merupakan bangunan semi permanen. Bangunan ini berdenah persegi dengan

penggunaan bangunan seperti serambi pada sisi depan dan samping kanan

kiri.Banyaknya jendela dan pintu masuk mengindikasikan bangunan ini

mengadopsi bangunan kolonial (tahun 1950an merupakan era peralihan). Bagian

dalam bangunan terdiri dari atas 3 ruang. Pembatas ruang-ruang tersebut adalah

adanya penggunaan tiang-tiang. Pada bagian ujung ruang (inti) terdapat lantai

yang ditinggikan (panggung) sekitar 50 lengkap dengan anak tangga. Bangunan

Gedung Nasional ini memiliki halaman yang cukup luas. Di samping bangunan

inti juga terdapat beberapa bangunan rumah yang dibangun baru. Areal Gedung

Nasional diberi pagar keliling.

Ukuran (luas) Bangunan 21,20 x 21,40 m (453,68 m²)

Lahan 42,24 x 27,10 m (1144,704 m²)

Page 61: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Batas-batas Utara Rumah Penduduk, Makam Pahlawan

Selatan Rumah Penduduk

Timur Rumah Penduduk

Barat Jalan Pahlawan

Fungsi Lama Gedung Pertemuan

Fungsi Sekarang Gedung Pertemuan

Pemilik Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Pengelola Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Jupel Tidak ada

Kondisi Terawat

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

VIII. Sekolah Melayu

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama SDN 01 Lingga

Nama Baru Sekolah Melayu

Kriteria Cagar Budaya Bangunan

Jenis Bahan Kayu

Latar Budaya Kolonial

Alamat :

Jalan Jalan Dt. Laksamana

Kampung Daik

Kelurahan Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten/Kota Lingga

Orbitrasi Situs (km) :

Ibukota Kab. 1 km

Ibukota Prov. 100 mil

Page 62: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Keletakan Geografis ±15 m dpl

Keletakan Astonomis S 00° 12’37.5” E 104° 36’37.001”

Aksesibilitas situs SD 01 Daik terletak di tengah kota Daik, tepatnya disamping Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset yang berada di kompleks lapangan Hang Tuah

Daik. Bentang lahan situs berupa tanah datar berumput dengan batas pagar

tembok keliling

Deskripsi Historis SD 01 Daik, merupakan sekolah pertama di Daik-Lingga. Dibangun pada tahun

1875, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah II

(1857-1883)

Deskripsi Arkeologis Bangunan terbuat dari kayu. Pintu berjumlah 12 buah, di bagian depan 6 buah

belakang 6 buah. Ruang memakai fentilasi terbuka. Lantai dari papan dengan

ditopang tiang pondasi,untuk masuk ke ruang kelas mempergunakan tangga

dengan jenjang 3 buah. Jumlah tangga 12 buah depan belakang. Jumlah tiang

beton 46 buah. Bangunan membentuk huruf L . di lingkungan sekolah terdapat

bangunan lainnya antara lain: bangunan gudang ukuran 620 cmx 218 cm.

bangunan perpustakaan ukuran panjang 915 cm x 660 cm. dan juga bangunan

Unit Kesehatan Siswa (UKS).

Ukuran (luas)situs Bangunan 35,20 m x 16,87 m (593.824 m²)

Lahan 4.743,04 m²

Batas-batas Situs Utara Pemukiman Penduduk

Selatan Jalan Dt. Laksamana

Timur Pemukiman Penduduk

Barat Jalan Encik Kasim

Fungsi Lama Sekolah

Fungsi Sekarang Sekolah

Pemilik Pemkab Lingga

Pengelola Disdik Lingga

Jupel Tidak ada

Kondisi Terawat

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 63: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

D. BENDA CAGAR BUDAYA

I. Meriam Pecah Piring

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Meriam Pecah Piring dan Padam Pelita

Nama Baru Meriam Pecah Piring

Kriteria Cagar Budaya Benda

Jenis Bahan Logam

Latar Budaya Kolonial

Alamat :

Jalan Jalan Encik Kasim

Kampung Daik

Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi Situs (km) :

Ibukota Kab. 1,01 km

Ibukota Prov. 100 km

Keletakan Geografis 5 m

Keletakan Astonomis S 00° 12’35.3” E 104° 36’58.6”

Aksesibilitas situs Situs sangat mudah dijangkau karena letaknya berada di tengah kota Daik

Deskripsi Historis Meriam Pecah Piring Dan Padam Pelita terletak di depan Kantor Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lingga Jalan Encik Kasim

Kelurahan Daik Kabupaten Lingga. Meriam pecah piring dan padam

pelita, menurut informasi dari masyarakat adalah meriam berpasangan

perempuan dan laki-laki, yang membedakan pada meriam Laila

(perempuan) ada cincin/gelang pada bagian tengah meriam, disamping

ukuran meriam juga berbeda. Kedua meriam juga dinamakan padam

pelita dan pecah piring, jika meriam dinyalakan dahulunya dilingkungan

tempat meriam ini lampu akan padam dan piring akan pecah, dikarenakan

kuatnya getaran dan bunyi meriam yang sangat kuat.

Deskripsi Arkeologis Meriam Laila

Meriam terbuat dari tembaga, pada bagian tengah terdapat bentuk

menyerupai cincin timbul dari bagian meriam. Panjang meriam 310 cm,

diameter bagian depan 30 cm, bagian belakang 37 cm, tebal 10 cm,

pangkal panjang 10 cm, diameter pangkal 10 cm. bentuk menyerupai

cincin ukuran 21 cm x 16 cm, lebar gelang cincin 5 cm. pada meriam

tersebut juga terdapat pegangan dengan ukuran panjang 25 cm dan tinggi

pengangan 10 cm. Meriam ditempatkan di halaman kantor dekranasda

Kab. Lingga, diberi roda besi diameter 80 cm dengan kedudukan

permanent dari pondasi bata. Tangkai meriam tempat kedudukan ukuran

11 cm, diameter 10 cm.

Ukuran (luas)situs Bangunan 2.5 m x 2 m (5 m²) p: 3,25 sumbu 0,40m

Lahan 12.50 m x 2,5 m (31.25 m²)

Batas-batas Situs Utara Perumahan pendudduk

Selatan Kantor Satpol PP

Timur Encik Kasim dan Lapangan Hang Tuah

Barat Berbatasan dengan Kantor Badan Penanggulangan

Bencana

Fungsi Lama Senjata

Fungsi Sekarang Tidak difungsikan lagi (pajangan)

Pemilik Pemda

Pengelola Disbud Kab. Lingga

Jupel Tidak ada

Kondisi Terawat

Page 64: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

II. Meriam Padam Pelita

KOMPONEN DATA PENDATAAN

Nama Lama Meriam Pecah Piring dan Padam Pelita

Nama Baru Meriam Padam Pelita

Kriteria Cagar Budaya Benda

Jenis Bahan Logam

Latar Budaya Kolonial

Alamat :

Jalan Jalan Encik Kasim

Kampung Daik

Kelurahan Daik

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi Situs (km) :

Ibukota Kab. 1,01 km

Ibukota Prov. 100 km

Keletakan Geografis 5 m

Keletakan Astonomis S 00° 12’35.3” E 104° 36’58.6”

Aksesibilitas situs Situs sangat mudah dijangkau karena letaknya berada di tengah kota Daik

Page 65: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Deskripsi Historis Meriam Pecah Piring Dan Padam Pelita terletak di depan Kantor Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lingga Jalan Encik Kasim

Kelurahan Daik Kabupaten Lingga. Meriam pecah piring dan padam

pelita, menurut informasi dari masyarakat adalah meriam berpasangan

perempuan dan laki-laki, yang membedakan pada meriam Laila

(perempuan) ada cincin/gelang pada bagian tengah meriam, disamping

ukuran meriam juga berbeda. Kedua meriam juga dinamakan padam

pelita dan pecah piring, jika meriam dinyalakan dahulunya dilingkungan

tempat meriam ini lampu akan padam dan piring akan pecah, dikarenakan

kuatnya getaran dan bunyi meriam yang sangat kuat.

Deskripsi Arkeologis Meriam Maj’nun

Meriam terbuat dari tembaga, panjang meriam 262 cm, diameter bagian

moncong depan 23 cm, diameter bagian belakang 35 cm. panjang pangkal

11 cm, diameter 10 cm. pada meriam maj’num juga terdapat pegangan

dengan kuran panjang 21 cm, tinggi 8 cm. meriam ditempatkan pada

kedudukan dengan roda besi dan pondasi bata.

Ukuran (luas)situs Bangunan 2.5 m x 2 m (5 m²) p: 3,25 sumbu 0,40m

Lahan 12.50 m x 2,5 m (31.25 m²)

Batas-batas Situs Utara Perumahan pendudduk

Selatan Kantor Satpol PP

Timur Encik Kasim dan Lapangan Hang Tuah

Barat Berbatasan dengan Kantor Badan Penanggulangan

Bencana

Fungsi Lama Senjata

Fungsi Sekarang Tidak difungsikan lagi (pajangan)

Pemilik Pemda

Pengelola Disbud Kab. Lingga

Jupel Tidak ada

Kondisi Terawat

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 66: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

III. Meriam Penuba

KOMPONEN

DATA

PENDATAAN

Nama Lama Meriam Penuba

Nama Baru Meriam Penuba

Kriteria Cagar

Budaya

Benda

Jenis Bahan Besi

Latar Budaya Kolonial

Alamat :

Jalan Merdeka

Dusun Penuba

Desa Penuba

Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga

Orbitrasi (km) :

Ibukota Kab. 22 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Ibukota Prov. 130 km (jika ditarik garis lurus dari peta)

Keletakan Geografis Meriam Kantor Desa Penuba terletak di halaman Kantor Desa

Penuba Lokasi bangunan ini terletak di dekat pantai dengan

ketinggian sekitar 3 m dari permukaan air laut.

Keletakan Astonomis 0°19'29.82"S 104°27'38.42"E

Aksesibilitas Untuk menuju ke lokasi meriam perjalanan dapat ditempuh melalui

kapal/pompong dari pelabuhan Jago. Perjalanan ini dapat ditempuh

selama kurang lebih 15 menit. Sesampainya di dermaga Penuba,

perjalanan dapat ditempuh dengan berjalan kaki.jarak dari dermaga

penuba ke lokasi adalah sekitar 50 meter. Meriam ini diletakkan

tepat di halaman Kantor Desa Penuba.

Deskripsi Historis Meriam Penuba merupakan bukti peninggalan pada masa

kesultanan Riau-Lingga. Meriam yang terletak di halaman kantor

Kepala Desa Penuba ini memiliki arah hadap ke timur. Meriam ini

diberi landasan berbentuk elips yang terbuat dari bahan semen.

Meriam tersebut dipindahkan dari Tanjung Komeng pada masa

Penghulu (Pak Dahlan) yang merupakan peninggalan pada masa

kesultanan kerajaan Riau-Lingga.

Deskripsi Arkeologis Meriam yang terletak di halaman kantor Kepala Desa Penuba ini

memiliki arah hadap ke timur. Meriam ini diberi landasan

berbentuk elips yang terbuat dari bahan semen. Meriam memiliki

ukuran panjang 280 cm, diameter ujung meriam 26 cm, diameter

pangkal meriam 40 cm.Pada bagian pangkal meriam terdapat

simbol VOC yang terlihat sudah mengalami keausan.Meriam

berwarna hitam hasil pengecatan baru.

Ukuran Benda 2,70 x 1,70 m (4,59 m²)

Batas-batas Utara Rumah Penduduk

Selatan Mess Desa Penuba

Timur Laut

Barat Kantor Desa Penuba

Fungsi Lama Senjata

Fungsi Sekarang Tidak Ada

Pemilik Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga

Page 67: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGANkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Pengelola Kantor Desa Penuba

Jupel Tidak ada

Kondisi Terawat

Foto Benda

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

BUPATI LINGGA

dto

H. ALIAS WELLO