keputusan kepala balai besar
Post on 29-Nov-2015
133 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Keputusan Kepala Balai BesarTRANSCRIPT
KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR
TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
Nomor: SK. 47 /IV-21/BT.1/2013
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENDAKIAN GUNUNG
SEMERU DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
KEPALA BALAI BESAR
Menimbang :
a. bahwa kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (yang selanjutnya disebut TNBTS) merupakan Kawasan Pelestarian Alam yang mengemban fungsi
perlindungan pengawetan dan pemanfaatan secara berkelanjutan untuk itu aktivitas
wisata alam perlu dikelola dengan optimal untuk memberikan pelayanan prima bagi
pengunjung dengan tetap menjaga fungsi kawasan;
b. bahwa pendakian ke Gunung Semeru merupakan salah satu aktifitas wisata alam terbatas unggulan di kawasan TNBTS dan bahwa kegiatan pendakian dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kawasan berupa sampah erosi vandalisme
pencemaran sumber air pengambilan sumber daya alam hayati serta situs purbakala
maka kegiatan pendakian harus dikelola dengan baik sehingga dapat meminimalkan
dampak dimaksud dan meningkatkan kenyamanan bagi pengunjung;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b maka ditetapkan Keputusan Kepala Balai Besar TNBTS tentang Petunjuk Teknis Standar Operasional Prosedur
Pendakian Gunung Semeru di TNBTS.
Mengingat :
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak;
3. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
4. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Peraturan Pemerintah No. 59 tahun 1998 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan;
6. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
7. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
8. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 28/Kpts-II/2003 jo Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.233/Menhut-II/2004 tentang Pembagian Rayon di Taman Nasional
Taman Hutan Raya Taman Wisata Alam dan Taman Buru Dalam Rangka Pengenaan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
9. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PETUNJUK TEKNIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP) PENDAKIAN GUNUNG SEMERU DI TAMAN NASIONAL
BROMO TENGGER SEMERU
KESATU
:
Keputusan Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru Tentang Petunjuk Teknis Standar Operasional Prosedur
(SOP) Pendakian Gunung Semeru di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini;
KEDUA
:
Petunjuk Teknis (Juknis) sebagaimana dimaksud dalam amar
KESATU merupakan acuan dalam pendakian Gunung Semeru;
KETIGA
:
Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur
kemudian;
KEEMPAT
:
Keputusan ini ditetapkan mulai 1 Juli 2013 dan berlaku efektif mulai
tanggal 1 September 2013.
Ditetapkan di : Malang
Pada Tanggal : 1 Juli 2013
KEPALA BALAI BESAR
Ttd
Dr Ir AYU DEWI UTARI MSi
NIP 19690522 199303 2 002
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.
1. Gubernur Provinsi Jawa Timur
2. Direktur Jenderal PHKA.
3. Bupati Lumajang Malang Probolinggo dan Pasuruan
4. Sekretaris Ditjen PHKA.
5. Direktur Konservasi Kawasan dan Bina Hutan Lindung Ditjen PHKA
6. Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Konservasi Kawasan dan Hutan Lindung Ditjen
PHKA
7. Kepala Pusat Humas Kementerian Kehutanan
8. Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur
9. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
10. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
Lampiran : Keputusan Kepala Balai Besar TNBTS tentang Petunjuk Teknis Standar
Operasional Prosedur Pendakian Gunung Semeru di TNBTS.
Nomor : SK. 47 /IV-21/BT.1/2013
Tanggal : Juli 2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gunung Semeru adalah gunung berapi aktif tertinggi di Jawa (3.676 m dml) berada di
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kawasan ini memiliki keragaman
ekosistem pegunungan yang komplek dan bentang alam yang unik sehingga menjadi salah
satu lokasi pendakian favorit di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya data
pengunjung yang mendaki ke Gunung Semeru dari waktu ke waktu. Pada hari biasa jumlah
pengunjung berkisar antara 100-200 orang sedang pada hari libur/musim liburan jumlah
pengunjung dapat mencapai lebih dari 1.000 orang per hari.
Kegiatan pendakian gunung beresiko tinggi mulai dari kecelakaan ringan hingga kecelakaan
berat yang dapat mengakibatkan kematian. Kecelakaan terjadi antara lain karena pengunjung
tidak mematuhi peraturan perlengkapan dan logistik tidak memadai serta tidak memiliki
kemampuan dan pengalaman mendaki gunung.
Guna mengurangi resiko kecelakaan meningkatkan keselamatan pengunjung dan menjaga
kelestarian ekosistem maka diperlukan pengaturan pendakian. Dengan adanya pengaturan
pendakian diharapkan pengelolaan aktifitas pendakian dapat berjalan lebih efektif dan
optimal sebagai wujud pelayanan prima pendakian.
B. Maksud Tujuan dan Sasaran
1. Maksud
Maksud penyusunan Petunjuk Teknis Standar Operasional Prosedur Pendakian Gunung
Semeru di TNBTS ini adalah meningkatnya keselamatan pendaki dan menjaga kelestarian
ekosistem Gunung Semeru.
2. Tujuan
Tersedianya Standar Operasional Prosedur Pendakian sebagai pedoman pelaksanaan/
penyelenggaraan pendakian Gunung Semeru.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis SOP Pendakian Gunung Semeru di TNBTS ini meliputi
landasan hukum arahan teknis prosedur pendakian pelaksanaan pendakian tugas dan
tanggung jawab petugas pelayanan pendakian.
D. Pengertian
1. Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat
maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
2. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian ilmu pengetahuan
pendidikan menunjang budidaya pariwisata dan rekreasi
3. SDA (Sumber Daya Alam) hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari
sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama
dengan unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem
4. Ekowisata adalah kegiatan wisata yang secara langsung dan tidak langsung
mempromosikan perlindungan lingkungan dan memberikan peningkatan kepada
kesejahteraan masyarakat.
5. Pendakian di Gunung Semeru TNBTS adalah kegiatan pendakian Gunung Semeru
melalui jalur yang telah ditentukan oleh BBTNBTS
6. Surat ijin pendakian adalah surat izin resmi yang dikeluarkan oleh BBTNBTS untuk
melakukan pendakian Gunung Semeru di dalam kawasan TNBTS.
7. Petugas Perijinan adalah pegawai Balai Besar TNBTS yang ditunjuk yang mempunyai
tugas mengelola dan menerbitkan SURAT IJIN PENDAKIAN/SURAT PERNYATAAN.
8. Petugas Pemungut adalah Pegawai Negeri Sipil Balai Besar TNBTS yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala Balai Besar TN.BTS mempunyai tugas memungut tiket
masuk TNBTS dan Asuransi kecelakaan pengunjung.
9. Pengunjung Pendakian adalah orang yang melakukan kegiatan pendakian Gunung
Semeru di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru melalui prosedur yang telah ditetapkan.
10. Pemandu/Porter adalah orang yang mendampingi kelompok pengunjung yang
melakukan kegiatan pendakian di TNBTS.
11. Penutupan Pendakian adalah kebijakan menutup semua bentuk aktivitas pendakian ke
Gunung Semeru yang .ditetapkan oleh Kepala Balai Besar TNBTS.
12. Pemulihan/Recovery ekosistem adalah upaya perbaikan ekosistem dari kondisi rusak ke
kondisi awal/baik secara alami maupun dengan campur tangan manusia.
13. Vandalisme adalah salah satu tindakan perusakan fasilitas wisata alam mencoret-
coret/melukai pohon batu dan lain-lain.
14. Kemah adalah meletakkan membangun tenda atau struktur berbentuk tenda
dipergunakan untuk berteduh atau menginap.
15. Poskodal Pendakian adalah Pos Komando dan Pengendalian Pendakian yang berfungsi
sebagai pemantau segala aktifitas pendakian berkedudukan di Kantor Resort PTN Wilayah
Ranu Pani.
16. Mekanisme Pembayaran adalah suatu system pembayaran yang dilakukan pada saat
booking secara langsung maupun tidak langsung.
17. Sistim Booking adalah cara memesan kuota pendakian baik secara langsung maupun
tidak langsung.
18. Volunteer/Relawaan adalah sukarelawan bersifat independen yang dibina oleh Balai
Besar TNBTS guna menumbuhkembangkan kegiatan konservasi berupa kesadartahuan
perlindungan dan pelestarian alam di kawasan TNBTS.
II. ARAHAN TEKNIS
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan satu-satunya kawasan
konservasi