keputusan badan mediasi dana pensiun nomor:...

37
1 BMDP-Arbitrase KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: 07/BMDP/IX/2015 TENTANG PERATURAN DAN ACARA ARBITRASE PENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : a. bahwa persengketaan di antara Para Pihak di bidang Dana Pensiun dapat diajukan penyelesaiannya oleh Para Pihak kepada Badan Mediasi Dana Pensiun (“BMDP”) melalui layanan Arbitrase; b. bahwa untuk itu dipandang perlu untuk membuat peraturan dan acara ArbitraseBMDP dan menuangkannya dalam suatu peraturan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3872), beserta perubahan jika ada; 2. Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253), beserta peraturan pelaksanaan dan perubahan jika ada; 3. Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608), beserta peraturan pelaksanaan dan perubahan jika ada 4. Anggaran Dasar BMDP sebagaimana tertuang dalam Akta Pendirian Nomor 35 tanggal 15 April 2015 yang dibuat dihadapan, SH, Notaris Leolin Jayayanti SH. di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan Nomor AHU-0000542.AH.01.07.TAHUN 2015. Gedung Arthaloka Lantai 16, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 2, Jakarta Pusat 10220 – Indonesia Telp. (021) 251 4050, 251 4052 Fax. (021) 251 4051 Website : www.bmdp.or.id Email : [email protected] BADAN MEDIASI DANA PENSIUN B M D P

Upload: trandang

Post on 07-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

1 BMDP-Arbitrase

KEPUTUSAN

BADAN MEDIASI DANA PENSIUN

NOMOR: 07/BMDP/IX/2015

TENTANG

PERATURAN DAN ACARA ARBITRASE

PENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN

Menimbang : a. bahwa persengketaan di antara Para Pihak di bidang DanaPensiun dapat diajukan penyelesaiannya oleh Para Pihak kepadaBadan Mediasi Dana Pensiun (“BMDP”) melalui layananArbitrase;

b. bahwa untuk itu dipandang perlu untuk membuat peraturan danacara ArbitraseBMDP dan menuangkannya dalam suatuperaturan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase danAlternatif Penyelesaian Sengketa (Lembaran Negara RepublikIndonesia tahun 1999 Nomor 138, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3872), beserta perubahan jika ada;

2. Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas JasaKeuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5253), beserta peraturan pelaksanaan dan perubahanjika ada;

3. Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1995 Nomor 64,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608),beserta peraturan pelaksanaan dan perubahan jika ada

4. Anggaran Dasar BMDP sebagaimana tertuang dalam AktaPendirian Nomor 35 tanggal 15 April 2015 yang dibuatdihadapan, SH, Notaris Leolin Jayayanti SH. di Jakarta yangtelah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman DanHak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan suratkeputusan Nomor AHU-0000542.AH.01.07.TAHUN 2015.

Gedung Arthaloka Lantai 16, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 2, Jakarta Pusat 10220 – IndonesiaTelp. (021) 251 4050, 251 4052 Fax. (021) 251 4051

Website : www.bmdp.or.id Email : [email protected]

BADAN MEDIASI DANA PENSIUNB M D P

Page 2: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

2 BMDP-Arbitrase

MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURAN DAN ACARA ARBITRASE

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Definisi

(1) Dalam Peraturan Dan Acara ini, yang dimaksud dengan:

(a) Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa perdatadi luar peradilan umumyang diselenggarakan di BMDPdengan menggunakan Peraturan Dan Acara ini yangdidasarkan pada Perjanjian Arbitrase.

(b) Arbiter adalah seorang atau lebih yang merupakan Arbiter Tetap BMDP atauArbiter Tidak Tetap BMDPyang ditunjukmenurut Peraturan Dan Acara ini sebagaiArbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase untuk memeriksa perkara dan memberikanPutusan Arbitrase mengenai sengketa tertentu yang diajukan penyelesaiannyakepada Arbitrase BMDP.

(c) Arbiter TetapBMDPadalah orang perseorangan yang diangkat oleh BMDPsebagai Arbiter menurut ketentuan Pasal 8 ayat (2) yang kemudian namanyatercantum pada Daftar Arbiter Tetap.

(d) Daftar Arbiter TetapBMDPadalah daftar yang diterbitkan oleh BMDP yangberisikan nama-nama Arbiter Tetap.

(e) Arbiter Tidak TetapBMDP adalah orang perseorangan yang diangkat oleh BMDPsebagai Arbiter menurut ketentuan Pasal 8 ayat (4) yang statusnya sebagai Arbiterdi BMDP hanya bersifat sementara per pemeriksaan sengketa atau perkara.

(f) Arbiter Tunggal adalah satu-satunya Arbiter yang ditunjukmenurut PeraturanDan Acara ini untuk memberikan putusan mengenai sengketa yang diserahkanpenyelesaiannya melalui Arbitrase BMDP.

(g) Majelis Arbitrase adalah suatu majelis yang terdiri dari beberapa Arbiter dalamjumlah ganjil yang dibentuk melalui penunjukan Arbiter-arbiter menurut PeraturanDan Acara ini untuk memberikan putusan mengenai sengketa yang diserahkanpenyelesaiannya melalui Arbitrase BMDP.

(h) Etika Perilaku adalah etika perilaku atau kode etik yang berlaku bagi ArbiterBMDP.

(i) Hak Ingkar adalah tuntutan dari salah satu Pihak untuk meminta penggantianArbiter dengan alasan sebagaimana diatur dalam Peraturan Dan Acara ini.

(j) Pedoman Benturan Kepentingan, adalah pedoman yang harus diperhatikanoleh Arbiter ketika akan ditunjuk dan atau selama menjadi Arbiter dalam suatuperkara di Arbitrase BMDP sebagai tolak ukur untuk menentukan tingkat/ kadarbenturan kepentingan pada diri Arbiter yang bersangkutan, sehingga dapatdengan mudah ditentukan apakah Arbiter yang bersangkutan layak ataukah tidaklayak untuk menerima dan bertugas sebagai Arbiter dalam perkara dimaksud.

(k) Permohonan Arbitrase adalah surat permohonan penyelesaian sengketamelalui Arbitrase BMDP yang diajukan oleh Pemohon kepada BMDP denganmenggunakan Peraturan Dan Acara ini yang berisikan surat tuntutan dari Pemohonkepada Termohon.

Page 3: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

3 BMDP-Arbitrase

(l) Perjanjian Arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausula Arbitrase yangtercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat Para Pihak sebelum timbulsengketa, atau suatu perjanjian Arbitrase tersendiri yang dibuat Para Pihak setelahtimbul sengketa.

(m) Pihak adalah subjek hukum, baik menurut hukum perdata maupun hukum publik.Penyebutan “Para Pihak“ dalam Peraturan Dan Acara ini menunjuk pada 2 (dua)atau lebih Pihak.

(n) Pemohon adalah Peserta Program Pensiun dan/atau Pihak Yang Berhak.(o) Termohon adalah Penyelenggara Program Pensiun(p) Intervensi adalah perbuatan hukum oleh atau kepada pihak ketiga di luar

Perjanjian Arbitrase yang mempunyai kepentingan dalam Permohonan Arbitrasedengan jalan melibatkan diri atau dilibatkan oleh Pemohon atau Termohon dalamsuatu perkara Arbitrase yang sedang berlangsungBMDP.

(q) Pengurus adalah pengurus BMDP sebagaimana dimaksud dalam Anggaran DasarBMDP, beserta segala perubahannya jika ada.

(r) Sekretariat adalah sekretariat yang dibentuk Pengurus untuk menjalankanoperasional sehari-hari BMDP yang dipimpin oleh salah satu anggota Pengurus,atau personil lain yang ditunjuk oleh Pengurus.

(s) Sekretaris adalah 1 (satu) atau lebih personil Sekretariat yang ditunjuk olehPengurus untuk membantu Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dalam urusanpencatatan dan administrasi selama proses Arbitrase.

(t) Rekonpensi adalah tuntutan balik yang diajukan Termohon terhadap Pemohon.(u) Akta Perdamaian adalah akta yang memuat isi Kesepakatan Perdamaian dan

putusan Arbitrase yang menguatkan Kesepakatan Perdamaian tersebut yang tidaktunduk pada upaya hukum biasa maupun luar biasa.

(v) Kesepakatan Perdamaian adalah dokumen yang memuat syarat-syarat yangdisepakati oleh Para Pihak guna mengakhiri sengketa yang merupakan hasil dariupaya perdamaian.

(w) Putusan Arbitrase adalah putusan yang dijatuhkan atas suatu sengketa olehArbiter Tunggal/ Majelis Arbitrasemenurut Peraturan Dan Acara ini.

(x) Pengadilan Negeri adalah Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputitempat tinggal Termohon.

(y) Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan melalui prosesperundingan untuk mencapai perdamaian dengan dibantu oleh Mediator.

(z) Mediator adalah pihak netral yang membantu Para Pihak dalam prosesperundingan dalam Mediasi BMDP guna mencari berbagai solusi penyelesaiantanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.

(2) Penyebutan kata “hari” dalam Peraturan Dan Acara ini adalah merujuk kepada harikalender nasional Indonesia.

Pasal 2Ruang Lingkup Peraturan Dan Acara

(1) Peraturan Dan Acara ini mengatur penyelesaian sengketa antar Para Pihak dalam suatuhubungan hukum tertentu di bidang Dana Pensiun atau yang terkait dengan DanaPensiundan telah mengadakan Perjanjian Arbitrase yang secara tegas menyatakanbahwa semua sengketa yang timbul atau mungkin timbul dari hubungan hukum tersebutakan diselesaikan dengan cara Arbitrase BMDP.

Page 4: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

4 BMDP-Arbitrase

(2) Penyelesaian sengketa berdasarkan Peraturan Dan Acara ini dilakukan atas dasar itikadbaik dengan berlandaskan tata cara kooperatif dan non konfrontatif denganmengesampingkan penyelesaian sengketa melalui Pengadilan Negeri dan atau lembagaalternatif penyelesaian sengketa lainnya.

(3) Sengketa yang dapat diselesaikan melalui Arbitrase BMDPhanya sengketa di bidang DanaPensiun atau yang terkait dengan Dana Pensiun, dan mengenai hak yang menuruthukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh Pihak yangbersengketa, serta yang menurut peraturan perundang-undangan dapat diadakanperdamaian.

(4) BMDPtermasuk Arbiter, Pengurus, Sekretaris dan personil Sekretariat:

(a) tidak dapat dianggap, dalam keadaan atau kapasitas apapun, bertindak sebagaipenasehat hukum menyangkut posisi hukum dari Para Pihak;

(b) dilarang untuk memberikan, menawarkan, atau menyampaikan bantuan hukum,baik secara professional ataupun personal kepada Para Pihak.

(5) Para Pihak, Arbiter, Pengurus, Sekretaris danpersonil Sekretariat wajib mengikutiketentuan yang diatur dalam Peraturan Dan Acara ini.

BAB IIPRA-PEMERIKSAAN ARBITRASE

Pasal 3Perjanjian Arbitrase

(1) Para Pihak dapat menyetujui secara tertulis suatu sengketa yang terjadi atau yang akanterjadi antara mereka untuk diselesaikan melalui ArbitraseBMDP dalam suatu dokumenPerjanjian Arbitrase.

(2) Perjanjian Arbitrase BMDPdapat berbentuk:

(a) suatu kesepakatan berupa klausula Arbitrase yang tercantum dalam suatuperjanjian tertulis yang ditandatangani oleh Para Pihak sebelum timbul sengketa;atau

(b) suatu Perjanjian Arbitrase tersendiri yang dibuat Para Pihak setelah timbulsengketa dengan memperhatikan ketentuan Pasal 4.

(3) Perjanjian Arbitrase harus menyebutkan secara tegas penunjukannya atas forumArbitrase BMDP.Namun, demi kepastian hukum, dalam hal Para Pihak di dalam PerjanjianArbitrase tidak menyebutkan forum Arbitrase BMDP tetapi sepakat untuk menggunakanPeraturan Dan Acara BMDP dalam penyelesaian sengketa, maka BMDP berwenang untukmenangani sengketa Arbitrase yang diajukan oleh salah satu pihak dalam PerjanjianArbitrase tersebut.

(4) Para Pihak yang telah terikat dengan Perjanjian Arbitrase BMDP berarti secara hukumtelah sepakat untuk meniadakan proses pemeriksaan perkara melalui Pengadilan Negeridan atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa lainnya, dan akan melaksanakansetiap putusan yang diambil oleh Arbiter Tunggal/Majelis Arbitrase berdasarkanPeraturan Dan Acara ini.

Page 5: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

5 BMDP-Arbitrase

(5) Klausula Arbitrase dalam suatu perjanjian pokok harus diperlakukan sebagai suatuperjanjian terpisah dari ketentuan-ketentuan lainnya dalam perjanjian pokok yangbersangkutan. Berlakunya syarat-syarat hapusnya perjanjian pokok, atau berakhirnyaatau batalnya perjanjian pokok tidak menjadikan batal Perjanjian Arbitrase.

Pasal 4Perjanjian Arbitrase setelah Sengketa

(1) Dalam hal Para Pihak memilih penyelesaian sengketa melalui Arbitrase setelah sengketaterjadi, persetujuan mengenai hal tersebut harus dibuat dalam suatu Perjanjian Arbitrasetertulis yang ditandatangani Para Pihak.

(2) Dalam hal Para Pihak tidak dapat menandatangani perjanjian sebagaimana dimaksuddalam ayat (1), perjanjian tertulis tersebut harus dibuat dalam bentuk akta notaris.

(3) Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat (1) atau ayat (2) harus memuat:

(a) masalah yang dipersengketakan;(b) nama lengkap dan tempat tinggal Para Pihak;(c) Kesepakatan dan persetujuan Para Pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui

forum Arbitrase BMDP.(d) nama lengkapdan tempat tinggal Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase;(e) tempat Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase akan mengambil keputusan;(f) nama lengkap Sekretaris;(g) jangka waktu penyelesaian sengketa;(h) pernyataan kesediaan dari Arbiter; dan(i) pernyataan kesediaan dari Pihak yang bersengketa untuk menanggung segala

biaya-biaya penyelenggaraan Arbitrase.

(4) Perjanjian Arbitrase sebagaimana dimaksud ayat (1) atau (2) yang tidak memuat halsebagaimana dimaksud dalam ayat (3) adalah batal demi hukum.

(5) BMDP, atas permintaan salah satu Pihak, dapat memfasilitasi pertemuan antara ParaPihak dalam rangka membuat Perjanjian Arbitrase.

Pasal 5Notifikasi

(1) Dalam hal timbul sengketa, dan sebelum Pemohon mengajukan pendaftaranPermohonan Arbitrase kepada BMDP,Pemohon harus memberitahukan melalui surattercatat, telegram, teleks, faksimili, e-mail atau dengan buku ekspedisi kepadaTermohon dengan tembusan Pengurus bahwa syarat Arbitrase yang diadakan oleh ParaPihak sudah berlaku.

(2) Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud ayat (1) memuat dengan jelas:

(a) nama dan alamat Para Pihak;(b) penunjukan kepada Perjanjian Arbitrase;(c) dasar tuntutan dan jumlah yang dituntut;(d) cara penyelesaian yang dikehendaki;

Page 6: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

6 BMDP-Arbitrase

(e) perjanjian yang diadakan oleh Para Pihak tentang jumlah Arbiter, atau apabilatidak pernah diadakan perjanjian semacam itu, Pemohon dapat mengajukan usultentang jumlah Arbiter yang dikehendaki dalam jumlah ganjil.

(3) Termohon harus memberikan tanggapan kepada Pemohon dengan tembusan Penguruspaling lambat dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari terhitung sejak menerima notifikasitersebut, khususnya tanggapan mengenai jumlah Arbiter yang diusulkan Pemohon.

(4) Dalam hal Perjanjian Arbitrase dibuat setelah munculnya sengketa, notifikasisebagaimana dimaksud ayat (1)tidak diperlukan lagi.

Pasal 6Pendaftaran Permohonan Arbitrase

(1) Arbitrase diselenggarakan berdasarkan Permohonan Arbitrase yang diajukanpendaftarannya oleh Pemohon kepada BMDP.

(2) Permohonan Arbitrase didaftarkan dalam jumlah salinan yang cukup bagi keperluanpersidangan Arbitrase dan paling kurang memuat dan atau mencantumkan:

(a) surat tuntutan yang harus memuat paling kurang:(i) nama lengkap, dan tempat tinggal atau tempat kedudukan Para Pihak;(ii) uraian singkat tentang sengketa;(iii) isi tuntutan yang jelas; dan

(b) lampiran-lampiran:(i) akta daftar bukti yang diajukan berikut keterangannya;(ii) fotokopi bukti-bukti, dengan ketentuan jika tidak disertakan maka dalam

Permohonan Arbitrase harus diterangkan bahwa fotokopi bukti-bukti akandiajukan dalam persidangan;

(iii) fotokopi Perjanjian Arbitrase yang mendasari Permohonan Arbitrase;(iv) fotokopi bukti pembayaran atas Biaya Pendaftaran sesuai dengan Peraturan

Dan Acara ini.

(3) Konfirmasi penerimaan atau penolakan terhadap pendaftaran Permohonan Arbitrasedisampaikan oleh Pengurus kepada Pemohon, dengan tembusan Termohon, dalamjangka waktu paling lama10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal pengajuan.

(4) Apabila pendaftaran Permohonan Arbitrase ditolak Pengurus, surat sebagaimanadimaksud ayat (3) memuat pula alasan penolakan. Pemohon dapat mengajukannyakembali dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan.

(5) Apabila pendaftaran Permohonan Arbitrase dinyatakan diterima, maka suratsebagaimana dimaksud ayat (3) memuat pula:

(a) pemberitahuan mengenai nama Sekretaris yang ditunjuk oleh Pengurus untukperkara yang bersangkutan;

(b) pemberitahuan bahwa Para Pihak sudah bisa mulai melakukan penunjukan Arbiter;(c) informasi mengenai biaya-biaya Arbitrase atas perkara yang bersangkutan; dan(d) salinan Permohonan Arbitrase untuk Termohon.

Page 7: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

7 BMDP-Arbitrase

(6) Terhadap pendaftaran Permohonan Arbitrase yang diterima sebagaimana dimaksud ayat(5), Sekretariat pada tanggal yang sama dengan tanggal konfirmasi dimaksudmencatatkan Permohonan Arbitrase ke dalam buku register perkara BMDP danmembubuhkan kode nomor registrasi perkara.

(7) Pengurus dapat melimpahkan kewenangan melakukan verifikasi terhadap pendaftaranPermohonan Arbitrase kepada personil Sekretariat, termasuk untuk memberikanpernyataan penerimaan maupun penolakannya.

Pasal 7Sekretaris

(1) Pengurus menunjuk 1 (satu) atau lebih personil Sekretariat untuk menjadi Sekretarispada perkara yang akan atau sedang dilaksanakan di Arbitrase.

(2) Sekretaris bertugas untuk:(a) membuat berita acara pemeriksaan atau persidangan;(b) membuat risalah rapat permusyawaratan Majelis Arbitrase;(c) mengurus korespondensi Arbitrase;(d) menyimpan catatan dan dokumen Arbitrase;(e) menandatangani surat panggilan sidang/ pemeriksaan kepada Para Pihak atas

nama Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase;(f) membantu Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dalam menyusun jadwal

pemeriksaan dan mengingatkan mengenai jangka waktu Arbitrase;(g) membantu Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dalam membuat laporan kepada

Pengurus mengenai selesainya Arbitrase;(h) menjadi penerima kuasa Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase untuk mendaftarkan

Putusan Arbitrase;(i) tugas-tugas lain yang mungkin diatur pada bagian lain dari Peraturan Dan Acara

ini.

(3) Sekretaris wajib menjaga prinsip kerahasiaan atas proses Arbitrase dan melaksanakantugasnya sampai dengan selesai secara profesional, bersikap netral, independen danmenjaga integritas serta menjunjung tinggi kehormatan BMDP.

BAB IIIARBITER

Pasal 8Persyaratan Arbiter

(1) Untuk dapat menjadi Arbiter dalam Arbitrase BMDP, haruslah orang yang sudah diangkatoleh Pengurus sebagai Arbiter Tetap BMDP atau Arbiter Tidak Tetap BMDP.

(2) Pengurus mengangkat seseorang sebagai Arbiter Tetap BMDP menurut ketentuansebagai berikut:

(a) pencalonan seseorang untuk menjadi Arbiter Tetap BMDP diputuskan dalam RapatPengurus berdasarkan pemahaman Pengurus mengenai integritas dan kapabilitasdari calon yang bersangkutan;

Page 8: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

8 BMDP-Arbitrase

(b) calon Arbiter Tetap BMDP menyampaikan resume jati diri dan riwayat hidupbeserta fotokopi dokumen-dokumen pendukungnya dan mengikuti uji kecakapandan kelayakan (fit and proper test) yang dilakukan oleh Pengurus;

(c) Pengurus hanya mengangkat seseorang menjadi Arbiter Tetap BMDP apabila calontersebut dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.

(3) Pengurus menerbitkan Daftar Arbiter Tetap BMDP yang terbuka untuk umum, danmemperbaharuinya setiap kali ada perubahan pada daftar tersebut.

(4) Pengurus dapat mengangkat seseorang sebagai Arbiter Tidak Tetap BMDP menurutketentuan sebagai berikut:

(a) pencalonan seseorang untuk menjadi Arbiter Tidak Tetap BMDP diusulkan olehPemohon/ Termohon atau Arbiter perkara kepada Pengurus, atau ataspertimbangan Pengurus sendiri;

(b) pencalonan tersebut disetujui oleh Para Pihak dan didasarkan alasan belumterdapat Arbiter dalam Daftar Arbiter Tetap BMDP yang memenuhi kualifikasitertentu yang dibutuhkan untuk memeriksa perkara yang bersangkutan;

(c) seseorang yang dicalonkan tersebut berpengalaman sebagai Arbiter pada lembagaArbitrase lain dan atau tercatat sebagai Arbiter Tetap pada lembaga Arbitrase lain;

(d) calon Arbiter Tidak Tetap BMDP menyampaikan resume jati diri dan riwayat hidupbeserta fotokopi dokumen-dokumen pendukungnya dan mengikuti uji kecakapandan kelayakan (fit and proper test) yang dilakukan oleh Pengurus;

(e) status seseorang sebagai Arbiter Tidak Tetap BMDP secara otomatis berakhirdengan selesainya tugas sebagai Arbiter perkara yang bersangkutan;

(f) penunjukan seseorang sebagai Arbiter Tidak Tetap tidak boleh untuk posisi ArbiterTunggal/ Ketua Majelis Arbitrase;

(g) memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (4).

Pasal 9Penentuan Jumlah Arbiter

(1) Para Pihak dalam Arbitrase dapat menyepakati jumlah Arbiter yang akan memeriksasengketa antara Para Pihak, dalam jumlah ganjil.

(2) Para Pihak yang dimaksud ayat (1) adalah Pemohon (atau para Pemohon) dan Termohon(atau para Termohon), sedangkan pihak-pihak yang ditarik atau menarik diri ke dalamperkara Arbitrase sebagai Turut Termohon dan atau pihak Intervensi tidak memiliki hakuntuk ikut membahas dan menentukan jumlah Arbiter.

(3) Apabila dalam Perjanjian Arbitrase tidak atau belum memuat mengenai jumlah Arbiter,maka dianggap jumlah Arbiter adalah 3 (tiga) orang, kecuali Para Pihak dapatmenyepakati jumlah Arbiter melalui korespondensi notifikasi sebagaimana dimaksudPasal 5.

(4) Apabila Para Pihak menyepakati jumlah Arbiter lebih dari 3 (tiga) orang, maka ketentuanmengenai tata cara penunjukan para Arbiter akan ditentukan secara khusus olehPengurus secara kasus per kasus, kecuali dapat disepakati lain oleh Para Pihak.

Page 9: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

9 BMDP-Arbitrase

Pasal 10Penunjukan Arbiter Tunggal

(1) Dalam hal sengketa yang timbul akan diperiksa dan diputus oleh Arbiter Tunggal, ParaPihak wajib untuk mencapai suatu kesepakatan tentang penunjukan Arbiter Tunggaltersebut.Dalam hal lebih dari 1 (satu) Pemohon dan atau Termohon, maka penunjukanArbiter Tunggal harus merupakan persetujuan semua Pihak.

(2) Pihak yang dimaksud ayat (1) adalah Pemohon (atau para Pemohon) dan Termohon(atau para Termohon), sedangkan pihak-pihak yang ditarik atau menarik diri ke dalamperkara Arbitrase sebagai Turut Termohon dan atau pihak Intervensi tidak memiliki hakuntuk ikut membahas dan memilih Arbiter.

(3) Dalam jangka waktu paling lama 14(empat belas) hari terhitung sejak Para Pihakmenerima konfirmasi pendaftaran Permohonan Arbitrase sebagaimana dimaksud Pasal6 ayat (5), Para Pihak sudah harus menyampaikan pemberitahuan kepada Pengurusmengenai kesepakatan sebagaimana diatur dalam ayat (1) dengan melampirkan suratkonfirmasi dari Arbiter Tunggal yang bersangkutan.

(4) Apabila sampai dengan lewatnya jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (2) ParaPihak tidak dapatmencapai kesepakatan mengenai penunjukan Arbiter Tunggal, makaPengurus akan menunjuk Arbiter Tunggal dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh)hari terhitung sejak berakhirnya batas waktu tersebut.

(5) Penunjukan Arbiter Tunggal yang dilakukan oleh Pengurus sebagaimana dimaksud ayat(4) bersifat final dan mengikat Para Pihak kecuali ada pengajuan Hak Ingkar.

Pasal11Penunjukan Arbiter dalam Majelis Arbitrase

(1) Dalam hal sengketa yang timbul akan diperiksa dan diputus oleh Majelis Arbitrase,masing-masing Pihak diberikan kesempatan untuk menunjuk seorang Arbiter.

(2) Pihak yang dimaksud ayat (1) adalah Pemohon (atau para Pemohon) dan Termohon(atau para Termohon), sedangkan pihak-pihak yang ditarik atau menarik diri ke dalamperkara Arbitrase sebagai Turut Termohon dan atau pihak Intervensi tidak memiliki hakuntuk ikut membahas dan memilih Arbiter.

(3) Apabila dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejakpendaftaran Permohonan Arbitrase dinyatakan diterima oleh Pengurus sebagaimanadimaksud Pasal 6 ayat (5), ada salah satu Pihak yang tidak atau belum menunjuk Arbiteryang akan menjadi anggota Majelis Arbitrase, maka Pengurus akan menunjuk Arbiterdimaksud dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejak berakhirnyabatas waktu tersebut.

(4) Kedua Arbiter yang telah dipilih berwenang untuk menunjuk Arbiter ketiga.

(5) Dalam hal kedua Arbiter tidak berhasil menunjuk Arbiter ketiga dalam jangka waktupaling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak Arbiter yang terakhir ditunjuk, makaPengurus akan menunjuk Arbiter ketiga dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh)hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu tersebut.

Page 10: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

10 BMDP-Arbitrase

(6) Penunjukan Arbiter yang dilakukan oleh Pengurus sebagaimana dimaksud ayat (3) danayat (5) bersifat final dan mengikat Para Pihak, kecuali ada pengajuan Hak Ingkar.

(7) Arbiter ketiga diangkat sebagai Ketua Majelis Arbitrase, kecuali disepakati lain oleh paraArbiter dalam Majelis Arbitrase.

(8) Dalam suatu Majelis Arbitrase, paling kurang 1 (satu) Arbiter berlatar belakang profesibidang hukum.

(9) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Pemohon, maka semua Pihak yang bertindaksebagai Pemohon (para Pemohon) harus dianggap sebagai 1 (satu) Pihak tunggal dalamhal penunjukan Arbiter, hal mana berlaku secara mutatis mutandis pada para Termohon.

Pasal 12Konfirmasi Penunjukan Arbiter

(1) Arbiter yang ditunjuk dapat menerima atau menolak penunjukan tersebut.

(2) Pemberitahuan mengenai penerimaan/ penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) disampaikan secara tertulis dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitungsejak tanggal penunjukan, dengan ketentuan:

(a) apabila ditunjuk sebagai Arbiter Tunggal oleh Para Pihak, pemberitahuan tersebutditujukan kepada Para Pihak dengan tembusan Pengurus;

(b) apabila ditunjuk sebagai Arbiter Tunggal oleh Pengurus, pemberitahuan tersebutditujukan kepada Pengurus dengan tembusan Para Pihak;

(c) apabila ditunjuk sebagai Arbiter dalam Majelis Arbitrase oleh salah satu Pihak,pemberitahuan tersebut ditujukan kepada Pihak yang menunjuk dengan tembusanPihak lain dan Pengurus;

(d) apabila ditunjuk sebagai Arbiter dalam Majelis Arbitrase oleh Pengurus,pemberitahuan tersebut ditujukan kepada Pengurus dengan tembusan Para Pihak;

(e) apabila ditunjuk sebagai Arbiter ketiga oleh kedua Arbiter, pemberitahuan tersebutditujukan kepada kedua Arbiter dengan tembusan Para Pihak dan Pengurus;

(f) apabila ditunjuk sebagai Arbiter ketiga oleh Pengurus, pemberitahuan tersebutditujukan kepada Pengurus dengan tembusan Para Pihak dan kedua Arbiter lain.

(3) Arbiter wajib segera memberitahukan kepada Para Pihak dan Pengurus tentang setiapkeadaannya yang mungkin dapat menjadikan dirinya diragukan sehubungan dengannetralitas dan kemandirian, dengan memperhatikan Pedoman Benturan Kepentingansebagaimana dimaksud dalam Lampiran III. Untuk itu, dalam pemberitahuansebagaimana dimaksud ayat (3) ini sekaligus dilampirkan surat pernyataan danketerbukaan Arbiter yang bersangkutan dalam format yang ditetapkan dari waktu kewaktu oleh Pengurus.

(4) Arbiter bertanggung jawab penuh atas segala risiko hukum yang timbul dari kebenaransurat pernyataan dan keterbukaan yang telah dibuat dan ditandatanganinyasebagaimana dimaksud ayat (3).

(5) Arbiter hanya boleh menerima penunjukan apabila memenuhi persyaratan sebagaiberikut:

(a) memperhatikan dan tunduk pada Pedoman Benturan Kepentingan sebagaimanadimaksud dalam Lampiran III;

Page 11: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

11 BMDP-Arbitrase

(b) tidak berada dalam pengaruh dan atau tekanan siapapun untuk menjalankan tugassebagai Arbiter;

(c) dalam keadaan sehat secara jasmani maupun rohani sehingga mampumenjalankan tugas sebagai Arbiter dengan sebaik-baiknya;

(d) membuat surat pernyataan dan keterbukaan sebagaimana dimaksud ayat (3)dengan jujur dan benar.

(e) masih tercantum dalam Daftar Arbiter Tetap BMDP bagi Arbiter yang pada saatditunjuk berstatus sebagai Arbiter Tetap BMDP, sedangkan bagi Arbiter yangbelum berstatus sebagai Arbiter Tetap BMDP akan diproses terlebih dahulumenurut ketentuan Pasal 8 ayat (4) sebagai Arbiter Tidak Tetap BMDP;

(6) Keputusan atau persetujuan akhir mengenai penunjukan semua Arbiter perkara beradadi tangan Pengurus. Dalam memberikan persetujuan, Pengurus dapat memintaketerangan tambahan sehubungan dengan kemandirian, netralitas dan atau kualifikasiArbiter yang ditunjuk. Oleh karena itu:

(a) Arbiter Tunggal yang telah menerima penunjukan akan diangkat sebagai Arbiterperkara melalui surat keputusan Pengurus, dalam jangka waktu paling lama 10(sepuluh) hari terhitung sejak Pengurus menerima jawaban penerimaanpenunjukan Arbiter yang bersangkutan.

(b) Arbiter-arbiter dalam suatu Majelis Arbitrase yang telah menerima penunjukanakan diangkat sebagai Arbiter perkara melalui surat keputusan Pengurus, dalamjangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejak Pengurus menerimajawaban penerimaan penunjukan Arbiter yang terakhir.

(7) Pengurus berwenang untuk tidak menerbitkan surat keputusan pengangkatansebagaimana dimaksud ayat (6) apabila penunjukan dan atau penerimaan Arbiter tidakmemenuhi ketentuan yang diatur dalam Peraturan Dan Acara ini, dan untuk selanjutnyaharus dilakukan penunjukan Arbiter yang lain sesuai dengan tata cara penunjukanArbiter yang ditolak tersebut.

(8) Setelah pengangkatan sebagaimana dimaksud ayat (5), Pengurus menyerahkan berkasPermohonan Arbitrase kepada Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase melalui Sekretarissupaya Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dapat segera menetapkan sidang pertama.

Pasal 13Hubungan Hukum Arbiter dan Para Pihak

(1) Dengan penerimaan dan pengukuhan seseorang menjadi Arbiter perkara, maka antaraPara Pihak dan Arbiter/ para Arbiterserta BMDPterjadi suatu perjanjian perdata yangmengakibatkan:

(a) bahwa Arbiter/ para Arbiter akan memberikan putusannya secara jujur, adil, dansesuai dengan ketentuan yang berlaku dan akan melaksanakan tugasnya sampaidengan selesai dibacakannya Putusan Arbitrase; dan

(b) bahwa Para Pihak akan menerima Putusan Arbitrase secara final dan mengikatsebagaimana sifat putusan tersebut menurut Undang-undang dan Peraturan DanAcara ini.

Page 12: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

12 BMDP-Arbitrase

(2) Arbiter yang telah menyatakan menerima penunjukan dan kemudian dikukuhkansebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (6), maka Arbiter yang bersangkutan tidakdapat menarik diri atau mengundurkan diri, kecuali:

(a) akibat diterimanya tuntutan Hak Ingkar;(b) karena tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (5);(c) alasan lain yang wajar dan mendapatkan persetujuan Para Pihak.

(3) Wewenang Arbiter tidak dapat dibatalkan dengan meninggalnya atau digantinya Arbiter,dan wewenang tersebut dilanjutkan oleh penggantinya yang diangkat dengan tata carasebagaimana yang berlaku untuk pengangkatan Arbiter yang digantikan.

Pasal 14Kewajiban dan Tanggungjawab Arbiter

(1) Arbiter, dalam menjalankan fungsinya, wajib menaati ketentuan Peraturan Dan Acara inidan Etika Perilaku. Terhadap dugaan pelanggaran Peraturan Dan Acara ini dan EtikaPerilaku akan diproses BMDP melalui sidang kode etik.

(2) Arbiter wajib menjaga prinsip kerahasiaan atas sengketa yang ditangani kecualidiperintahkan oleh pengadilan dan atau peraturan perundang-undangan untukdiungkapkan.

(3) Arbiter berkewajiban melaksanakan tugasnya sampai dengan selesai dibacakannyaPutusan Arbitrase, dan menjalankan tugasnya secara profesional, bersikap netral,independen dan menjaga integritas serta menjunjung tinggi Etika Perilaku.

(4) Arbiter wajib memberikan kesempatan yang sama dan adil kepada masing-masing Pihakuntuk didengar keterangannya dan mengungkapkan bukti-bukti yang dimilikimasing-masing Pihak.

(5) Arbiter wajib segera mengundurkan diri apabila kemudian menyadari bahwa iaternyatatidak memenuhi 1 (satu) atau lebih syarat-syarat sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat(5).

(6) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase tidak dapat dikenakan tanggung jawab hukum apapunatas segala tindakan yang diambil selama proses pemeriksaan berlangsung untukmenjalankan fungsinya sebagai Arbiter, kecuali dapat dibuktikan adanya itikad tidak baikdari tindakan tersebut.

(7) Dalam hal Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase tanpa alasan yang sah tidak memberikanPutusan Arbitrase dalam jangka waktu yang telah ditentukan, dapat dihukumuntukmengganti biaya dan kerugian yang diakibatkan karena kelambatan tersebut kepadaPara Pihak.

Page 13: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

13 BMDP-Arbitrase

BAB IVPEMERIKSAAN ARBITRASE

Pasal 15Ketentuan Umum Pemeriksaan

(1) Arbitrase BMDPdilakukan menurut Peraturan Dan Acara ini, kecuali ditetapkan lain olehPara Pihak berdasarkan kesepakatan yang dibuat sebelum pendaftaran PermohonanArbitrase.

(2) Pemeriksaan sengketa dalam Arbitrase dilakukan secara tertulis.Pemeriksaan secaralisan dapat dilakukan apabila dianggap perlu oleh Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase.

(3) Para Pihak mempunyai hak dan kesempatan yang sama dan adil dalam mengemukakanpendapat, mengajukan bukti-bukti dan atau saksi-saksi masing-masing.

(4) Para Pihak berhak menentukan pilihan hukum yang akan berlaku terhadap penyelesaiansengketa yang mungkin atau telah timbul antara Para Pihak. Apabila Para Pihak tidakmenentukan lain, maka hukum yang diterapkan adalah hukum tempat Arbitrasedilakukan.

(5) Terhadap kegiatan dalam pemeriksaan dan sidang Arbitrase dibuat berita acarapemeriksaan oleh Sekretaris.

(6) Para Pihak harus menjalani pemeriksaan atau persidangan Arbitrase dengan sopan,saling menghormati dan tertib.

Pasal 16Kuasa Hukum

(1) Masing-masing Pihak yang bersengketa dapat diwakili oleh kuasa hukumnya dengansurat kuasa yang bersifat khusus, dengan ketentuan:

(a) advokat yang dapat menjadi kuasa hukum dari Para Pihak di Arbitrase BMDP harusmemenuhi persyaratan:(i) mempunyai izin praktek beracara sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku;(ii) terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selaku profesi penunjang Dana Pensiun;

dan(iii) tercatat sebagai anggota Himpunan Konsultan Hukum Dana Pensiun;

(b) dalam hal kuasa hukum lebih dari 1 (satu) orang, maka cukup paling kurang 1(satu) orang kuasa hukum saja yang telah memenuhi persyaratan sebagaimanadimaksud huruf (a) dan bertindak sebagai advokat utama (lead counsel);

(c) apabila suatu Pihak diwakili oleh advokat asing, maka harus didampingi olehadvokat Indonesia yang memenuhi persyaratan dalam huruf (a).

(2) Apabila Pemohon/Termohon bermaksud menjalani proses Arbitrase BMDP tanpadidampingi oleh kuasa hukum, maka Pemohon/ Termohon dapat meminta penjelasankepada Sekretariat BMDP mengenai cara membuat surat gugatan dan atau dokumenlain dalam jawab-menjawab dan pembuktian.

Page 14: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

14 BMDP-Arbitrase

Pasal 17Bahasa

(1) Bahasa yang digunakan dalam semua proses Arbitrase BMDPadalah bahasa Indonesia,kecuali atas persetujuan Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase maka Para Pihak dapatmemilih bahasa lain, namun demikian Putusan Arbitrase tetap harus dibuat dalambahasa Indonesia.

(2) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dapat memerintahkan kepada Para Pihak agar setiapdokumen atau bukti disertai dengan terjemahan ke dalam bahasa yang ditetapkansebagaimana dimaksud ayat (1).

Pasal 18Tempat

(1) Tempat Arbitrase BMDP ditentukan oleh Pengurus. Para Pihak dapat mengusulkantempat lain dengan persetujuan Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dan Pengurus.

(2) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrasedapat mendengar keterangan saksi fakta/ saksi ahliatau mengadakan pertemuan yang dianggap perlu diluar tempat Arbitrase diadakandengan alasan yang wajar, misalnya disebabkan tempat tinggal saksi yangbersangkutan.

(3) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dapat mengadakan pemeriksaan setempat atasbarang yang dipersengketakan atau hal lain yang berhubungan dengan sengketa yangsedang diperiksa, dan dalam hal dianggap perlu, Para Pihak akan dipanggil secara sahagar dapat juga hadir dalam pemeriksaan tersebut. Acara pemeriksaan setempatdiselenggarakan menurut hukum acara perdata.

Pasal 19Jangka Waktu

(1) Jangka waktu pemeriksaan Arbitrase adalah 180 (seratus delapan puluh) hari terhitungsejak tanggal pengukuhan Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase sebagaimana dimaksudPasal 12 ayat (6).

(2) Waktu yang terpakai dalam rangka pemeriksaan dan pelaksanaan putusan provisionilatau putusan sela lainnya sebagaimana dimaksud Pasal 38 ayat (1) tidak termasuk dalamperhitungan jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (1).

(3) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase berwenang untuk memperpanjang jangka waktusebagaimana dimaksud ayat (1) apabila:

(a) diajukan permohonan oleh salah satu Pihak mengenai hal khusus tertentu,misalnya karena adanya gugatan antara atau gugatan insidentil di luar pokoksengketa seperti permohonan sita jaminan sebagaimana dimaksud dalam HukumAcara Perdata;

(b) sebagai akibat pemeriksaan dan ditetapkan putusan provisionil atau putusan selalainnya;

(c) adanya tuntutan Hak Ingkar;(d) adanya pengunduran diri Arbiter;(e) adanya penggantian Arbiter;

Page 15: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

15 BMDP-Arbitrase

(f) adanya upaya perdamaian;(g) dianggap perlu oleh Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase untuk kepentingan

pemeriksaan;(h) selain alasan tersebut di atas dengan alasan yang wajar dan disetujui Para Pihak.

(4) Dalam rangka menjamin kepastian waktu penyelesaian pemeriksaan Arbitrase, makapada sidang pertama, Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase menetapkan jadwalpemeriksaan berikutnya sampai dengan pembacaan Putusan Arbitrase. Dalam hal terjadikeadaan sebagaimana dimaksud ayat (3), maka dalam sidang ditetapkan revisi terhadapjadwal pemeriksaan dan atau perpanjangan jangka waktu.

(5) Apabila dalam jangka waktu perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)ternyata persidangan Arbitrase belum juga selesai, Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrasehanya dapat memperpanjang waktu berdasarkan persetujuan Para Pihak dan Pengurus.

(6) Para Pihak sepakat bahwa sengketa harus diselesaikan dengan itikad baik secepatmungkin dan bahwa tidak akan ditunda atau adanya langkah-langkah lain yang dapatmenghambat proses Arbitrase yang lancar dan adil.

Pasal 20Dokumentasi, Korespondensi dan Komunikasi

(1) Terhadap pemeriksaan dalam Arbitrase dibuat berita acara oleh Sekretaris.

(2) Para Pihak dilarang merekam acara persidangan baik rekaman audio, rekaman visualmaupun rekaman audio visual.

(3) Pengiriman surat-menyurat disampaikan oleh Sekretaris kepada nama dan alamat yangtercantum pada bagian persona standi dalam Permohonan Arbitrase atau Jawaban.Apabila ada perubahan, maka masing-masing Pihak harus memastikan telahmemberikan informasi kepada Sekretariat mengenai nama, nomor telepon, nomorfaksimili dan alamat secara lengkap untuk tujuan surat-menyurat dari dan ke masing-masing Pihak, dan setiap perubahan-perubahan selanjutnya berkenaan dengan hal-haltersebut.

(4) Apabila Majelis Arbitrase/ Arbiter Tunggal telah terbentuk, maka setiap Pihak tidak bolehmelakukan komunikasi dengan satu atau lebih Arbiter perkara dengan carabagaimanapun sehubungan dengan Permohonan Arbitrase yang bersangkutan kecualidalam persidangan, atau disertai suatu salinan yang juga dikirimkan kepada Pihak lainmelalui Sekretaris. Pelanggaran terhadap ketentuan ayat (3) ini dapat menjadi indikasiterpenuhinya alasan untuk mengajukan Hak Ingkar sebagaimana dimaksud Pasal 31huruf (a), huruf (b) dan atau huruf (d).

(5) Penyampaian atau pendistribusian surat-menyurat dari Majelis Arbitrase/ Arbiter Tunggalkepada Para Pihak, maupun dari satu Pihak kepada Majelis Arbitrase/ Arbiter Tunggaldan Pihak lain, harus dilakukan dalam kesempatan persidangan dan atau melaluiSekretariat.

(6) Penyampaian atau pendistribusian surat-menyurat dari Sekretaris kepada Para Pihak,maupun dari Para Pihak kepada Sekretaris, dapat disampaikan melalui kurir, pos tercatat,faksimili dan ataue-mail.

Page 16: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

16 BMDP-Arbitrase

(7) Pengiriman oleh Sekretaris kepada Para Pihak melalui faksimili dan ataue-mail adalahsama sahnya dengan pengiriman melalui kurir dan atau pos tercatat dengan buktipenerimaan yang cukup. Apabila pengiriman melalui faksimili dan ataue-mail sudahditerima dengan baik dan jelas, maka pengiriman surat asli melalui kurir dan atau postercatat boleh untuk tidak dilakukan lagi oleh Sekretariatkepada Para Pihak.

(8) Surat-menyurat yang tidak memenuhi ketentuan ayat (3), ayat (4),ayat (5) atau ayat(6) adalah tidak sah dan dianggap tidak pernah ada.

(9) Penyampaian dokumen Permohonan Arbitrase, dokumen jawab-menjawab, keterangantertulis saksi fakta/ saksi ahli, dan akta daftar bukti serta Kesimpulan harus disertaidengan softcopy dalam format words document.

Pasal 21Kerahasiaan

(1) Proses Arbitrase bersifat rahasia dan berlangsung secara tertutup yang hanya dihadirioleh Para Pihak, Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dan Sekretaris, kecuali diizinkan olehArbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dengan persetujuan Para Pihak, atau bila diperlukanuntuk pelaksanaan Putusan Arbitrase sebagaimana dimaksud 44 ayat (5) dan ayat (6).

(1) Kecuali bila diperlukan untuk pelaksanaan Putusan Arbitrase sebagaimana dimaksudPasal 44 ayat (5) dan ayat (6), maka semua orang yang terlibat dalam proses Arbitraseharus menjaga kerahasiaan baik selama pra-Arbitrase, selama pemeriksaan/persidangan maupun setelah selesai Arbitrase, dan tidak menggunakan untuk tujuanapapun terhadap:

(a) fakta bahwa proses Arbitrase atas suatu perkara akan, sedang dan atau telahberlangsung;

(b) hal-hal yang muncul dalam proses Arbitrase;(c) pendapat yang dikemukakan, tuntutan, usulan-usulan atau proposal perdamaian

yang diajukan Para Pihak untuk penyelesaian sengketa;(d) semua dokumen yang diserahkan dan pembicaraan yang dilakukan selama proses

Arbitrase;(e) semua data, informasi, korespondensi, dan dokumen dalam bentuk cetak tertulis

maupun elektronik, mengenai masalah yang disengketakan, tuntutan, usulan-usulan atau proposal perdamaian dan tanggapan yang disampaikan, termasuk isiPutusan Arbitrase.

(2) Ketentuan kerahasiaan tetap melekat atas orang yang terlibat dalam prosesArbitrasesebagaimana dimaksud ayat (2) setelah selesainya Arbitrase.

(3) BMDP danatau salah satu Pihak berhak menuntut Pihak yang melakukan pelanggaranterhadap ayat (2) berupa tuntutan termasuk namun tidak terbatas pada:

(a) ganti rugi penuh atas kerugian yang ditimbulkan;(b) biaya upaya hukum yang dilakukannya sehubungan dengan pelanggaran tersebut;

dan atau(c) jaminan untuk tidak terulangnya kembali pelanggaran tersebut di kemudian hari.

(4) Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ayat (2) ini, Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitraseberhak untuk menghentikan proses Arbitrase.

Page 17: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

17 BMDP-Arbitrase

Pasal 22Panggilan Sidang

(1) Paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima berkas-berkas Permohonan Arbitrase dariPengurus, Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase melalui Sekretaris menyampaikan suratpanggilan sidang pertama kepada Para Pihak. Dalam surat panggilan tersebutdisebutkan perintah kepada Termohon untuk memberikan jawabannya (“Jawaban”)secara tertulis pada sidang pertama.

(2) Sidang pertama sebagaimana dimaksud ayat (1) harus diselenggarakan paling kurang14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal disampaikannya surat panggilan sidangtersebut kepada Para Pihak.

(3) Apabila pada sidang pertama,Pemohon tanpa suatu alasan yang sah tidak datangmenghadap, sedangkan Pemohon telah dipanggil secara patut, maka Arbiter Tunggal/Majelis Arbitrase menyatakan bahwa Permohonan Arbitrase gugur, dan dengan demikiantugas Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase selesai. Dalam hal Permohonan Arbitrasediajukan oleh Para Pemohon, maka ketidakhadiran salah satu Pemohon jugamengakibatkan gugurnya Permohonan Arbitrase.

(4) Apabila pada sidang pertama,Termohon atau salah satu Termohon (jika tuntutandiajukan kepada lebih dari 1 (satu) Termohon) tanpa suatu alasan sah tidak datangmenghadap, sedangkan Termohon telah dipanggil secara patut, maka Arbiter Tunggal/Majelis Arbitrase menunda persidangan dan melakukan pemanggilan sidang kembalikepada Termohon yang tidak hadir. Sidang berikutnya diselenggarakan paling lama 10(sepuluh) hari terhitung sejak penundaan sidang tersebut.

(5) Apabila Termohon atau salah satu Termohon tetap tidak datang menghadap di mukapersidangan berikutnya tanpa alasan sah,sedangkan Termohon telah dipanggil secarapatut, maka pemeriksaan akan dilanjutkan.

(6) Ketidakhadiran Termohon atas panggilan-panggilan sidang sebagaimana dimaksud ayat(1) dan ayat (4) dapat dianggap oleh Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase bahwa Termohontersebut telah melepaskan haknya untuk mengajukan Jawaban. Dalam hal demikian,tuntutan Pemohon dapat dikabulkan seluruhnya kecuali tuntutan tersebut tidakberalasan atau tidak berdasarkan hukum.

(7) Untuk memastikan bahwa Termohon telah dipanggil secara patut, sedangkanpenyampaian panggilan ke alamat Termohon selalu mengalami retur, maka pemanggilanterhadap Termohon wajib dilakukan melalui suratkabar atas biaya Pemohon.

(8) Panggilan sidang-sidang berikutnya ditetapkan oleh Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrasedalam persidangan, atau melalui surat panggilan sidang yang akan disampaikan olehSekretaris.

Pasal 23Upaya Perdamaian

(1) Dalam hal Para Pihak datang menghadap pada hari yang telah ditetapkan, ArbiterTunggal/ Majelis Arbitrase terlebih dahulu mengusahakan perdamaian antara Para Pihak.

Page 18: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

18 BMDP-Arbitrase

(2) Apabila Para Pihak setuju untuk melakukan upaya damai terlebih dahulu, ArbiterTunggal/ Majelis Arbitrase dapat menunda proses persidangan Arbitrase untukmemberikan kesempatan kepada Para Pihak untuk mengupayakan perdamaian sesuaipilihan penyelesaian yang disepakati oleh Para Pihak (negosiasi langsung atau mediasi).Para Pihak menghadap kembali kepada Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase pada harisidang yang telah ditetapkan untuk melaporkan hasil upaya perdamaian tersebut.

(3) Dalam hal upaya perdamaian berhasil mencapai Kesepakatan Perdamaian, ArbiterTunggal/ Majelis Arbitrase membuat suatu Akta Perdamaian yang final dan mengikatPara Pihak dan menghukum Para Pihak untuk mematuhi ketentuan perdamaian tersebut.

(4) Jika Para Pihak tidak menghendaki Kesepakatan Perdamaian dikuatkan dalam bentukAkta Perdamaian, maka Kesepakatan Perdamaian harus memuat klausula pencabutangugatan dan atau klausula yang menyatakan perkara telah selesai.

(5) Pemeriksaan Arbitrase dilanjutkan apabila upaya perdamaian tidak berhasil.

(6) Pada tiap tahapan pemeriksaan, Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase tetap berwenanguntuk mendorong atau mengusahakan perdamaian antara Para Pihak, dan Para Pihaktetap berhak mengusulkan perdamaian, hingga sebelum Putusan Arbitrase dibacakan.

Pasal 24Pencabutan dan Perubahan Permohonan Arbitrase

(1) Pencabutan Permohonan Arbitrase:

(a) sebelum ada Jawaban, Pemohon dapat mencabut Permohonan Arbitrase;(b) dalam hal sudah ada Jawaban, maka pencabutanPermohonan Arbitrase hanya

dapat dilakukan dengan persetujuan Termohon dan diputuskan oleh ArbiterTunggal/ Majelis Arbitrase dalam persidangan.

(2) Perubahan Permohonan Arbitrase:

(a) sebelum ada Jawaban, Pemohon dapat mengubah atau menambahisi PermohonanArbitrase;

(b) dalam hal sudah ada Jawaban, maka perubahan atau penambahan PermohonanArbitrase hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Termohon, dan sepanjangperubahan atau penambahan itu menyangkut hal-hal yang bersifat fakta saja dantidak menyangkut dasar-dasar hukum yang menjadi dasar Permohonan Arbitrase.

Pasal 25Jawab-Menjawab

(1) Jawaban disampaikan Termohon kepada Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dalam jumlahsalinan yang cukup bagi keperluan pemeriksaan.

(2) Apabila Termohon mengajukan Jawaban yang berkenaan dengan eksepsi kompetensiabsolut BMDP, maka eksepsi tersebut tidak dapat disampaikan secara terpisah dariJawaban berkenaan dengan pokok perkara, kecuali tidak ada keberatan dari Pihak lain.

Page 19: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

19 BMDP-Arbitrase

(3) Terhadap Jawaban, Pemohon berhak memberikan tanggapan (“Replik”), dan terhadapReplik tersebut Termohon juga berhak memberikan tanggapan (“Duplik”), masing-masing dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrasedandalam jumlah salinan yang cukup bagi keperluan pemeriksaan.

(4) Perbaikan dokumen Jawab-menjawab:

(a) Termohon dapat memperbaiki kesalahan pengetikan, mengubah ataumenambahJawaban sebelum Pemohon menyampaikan Replik;

(b) Pemohon dapat memperbaiki kesalahan pengetikan, mengubah atau menambahReplik sebelum Termohon menyampaikan Duplik;

(c) Termohon dapat memperbaiki kesalahan pengetikan, mengubah atau menambahDuplik paling lambat 5 (lima) hari setelah tanggal Duplik diserahkan kepada ArbiterTunggal/ Majelis Arbitrase.

(5) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase berwenang menentukan apakah penyerahan danpenerimaan dokumen-dokumen jawab-menjawab dilakukan dalam persidangan atausecara korespondensi saja melalui Sekretaris.

(6) Majelis Arbitrase/ Arbiter Tunggal berwenang, atas permohonan salah satu Pihak, untukmemperpanjang jangka waktu penyerahan Jawaban, Replik dan Duplik berdasarkanalasan yang sah, dengan ketentuan bahwa perpanjangan waktu tersebut tidak bolehlebih lama dari jangka waktu sebelumnya.

Pasal 26Rekonpensi dan Intervensi

(1) Tentang Rekonpensi:

(a) Jika Termohon bermaksud mengajukan tuntutan Rekonpensiterhadap Pemohon,maka Rekonpensi tersebut harus disampaikan bersamaan dengan penyerahanJawaban. Terhadap Rekonpensi tersebut Pemohon (sebagai TermohonRekonpensi) berhak menanggapinya.

(b) Rekonpensi diperiksa dan diputus oleh Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase bersama-sama dengan tuntutan awal (Konpensi).

(c) Atas Rekonpensi tersebut dikenakan biaya-biaya Arbitrase sendiri terpisah daribiaya-biaya pemeriksaan Arbitrase dalam tuntutan awal (Konpensi).

(d) Apabila biaya-biaya untuk pemeriksaan Rekonpensi tidak dipenuhi oleh PemohonRekonpensi dan atau Termohon Rekonpensi, maka tidak menghalangi ataupunmenunda kelanjutan pemeriksaan atas tuntutan awal (Konpensi) asalkan biaya-biaya untuk pemeriksaan atas tuntutan awal (Konpensi) tersebut telah dipenuhioleh Pemohon Konpensi dan atau Termohon Konpensi.

(2) Tentang Intervensi:

(a) Pihak ketiga dapat turut serta dan menggabungkan diridalam proses penyelesaiansengketa (Intervensi) melalui ArbitraseBMDP, apabila terdapat unsur kepentinganyang terkait, dan keturutsertaannya disetujui oleh Pemohon, Termohon, danArbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase.

(b) Pihak Intervensi tersebut wajib untuk membayar biaya yang ditetapkan olehPengurus dari waktu ke waktu sehubungan dengan keikutsertaannya tersebut.

(c) Prosedur Intervensi diselenggarakan menurut ketentuan hukum dan atau praktekacara perdata.

Page 20: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

20 BMDP-Arbitrase

Pasal 27Yurisdiksi dan Kewenangan Arbiter

(1) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase berhak untuk menyatakan dirinya berwenangsehubungan dengan adanya eksepsi kompetensi absolut Arbitrase dalam memeriksaperkara, termasuk kewenangannya sehubungan dengan keabsahan Perjanjian Arbitrase.

(2) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase berwenang untuk menyatakan sah atau tidaknyakeabsahan suatu perjanjian pokok di mana Perjanjian Arbitrase menjadi bagiandaripadanya.

(3) Suatu dalih berupa eksepsi kompetensi absolut Arbitrase harus dikemukakan olehTermohon paling lambat dalam Jawaban.

(4) Dalam keadaan biasa, Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase akan menetapkan putusan yangmenolak atau menerima eksepsi kompetensi absolut sebagai suatu Putusan Sela. Namunapabila dipandang perlu, Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase dapat pula melanjutkanproses Arbitrase dan memutuskan masalah tersebut dalam putusan akhir.

(5) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase memiliki segala kewenangan yang diperlukansehubungan dengan pemeriksaan dan pengambilan keputusan, termasuk menetapkanjadwal sidang, tata tertib sidang, acara pemeriksaan yang mungkin belum cukup diaturdalam Peraturan Dan Acara ini, dan hal-hal yang dianggap perlu untuk kelancaranpemeriksaan Arbitrase.

(6) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase berhak mengenakan sanksi terhadap Pihak yang lalaiatau menolak untuk menaati apa yang telah ditetapkan oleh Arbiter Tunggal/ MajelisArbitrase sebagaimana dimaksud ayat (5), danatau bersikap atau melakukan tindakanyang dapat menghambat proses pemeriksaan sengketa.

(7) Apabila dalam suatu persidangan Majelis Arbitrase ada 1 (satu) Anggota Majelis yangtidak hadir karena sebab apapun, maka persidangan dapat dilanjutkan denganpersetujuan Para Pihak. Sedangkan dalam hal Ketua Majelis tidak hadir atau paraAnggota Majelis Arbitrase tidak hadir, maka persidangan ditunda.

Pasal 28Pembuktian

(1) Setiap Pihak yang mengaku mempunyai suatu hak, atau mendalilkan suatu peristiwauntuk meneguhkan haknya itu, atau untuk membantah suatu dalil dan atau hak Pihaklain, wajib membuktikan adanya hak itu atau peristiwa yang dikemukakan itu.

(2) Alat pembuktian meliputibukti tertulis, bukti saksi, persangkaan, pengakuan dansumpah, serta bukti elektronik.

(3) Para Pihak diberikankesempatan yang sama dan adil untuk mengajukan bukti yangdianggap perlu untuk menguatkan dalil-dalilnya,disertai dengan akta bukti yangberisikan daftar bukti dan penjelasan mengenai alasan suatu bukti diajukan.

(4) Pemohon mengajukan fotokopi dokumen-dokumen bukti yang bermeterai sebagailampiran pada Permohonan Arbitrase, atau paling lambat pada penyerahan Replik.

Page 21: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

21 BMDP-Arbitrase

(5) Termohon mengajukan fotokopi dokumen-dokumen bukti yang bermeterai sebagailampiran pada Jawaban, atau paling lambat pada penyerahan Duplik.

(6) Terhadap fotokopi dokumen-dokumen bukti yang bermeterai yang telah diserahkantersebut dilakukan pencocokan bukti dengan dokumen aslinya.

(7) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase berwenang menentukan apakah acara pencocokanbukti diselenggarakan dalam suatu persidangan atau cukup dalam suatu acarapemeriksaan yang diselenggarakan oleh Sekretaris bersama-sama Para Pihak.

(8) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase berwenang menentukan apakah bukti-bukti dapatditerima, relevan dan menyangkut materi perkara dan memiliki kekuatan bukti, termasukterhadap bukti-bukti berupa rekaman suara, rekaman audio visual dan atau dataelektronik.

(9) Akta bukti disampaikan dalam jumlah salinan yang cukup untuk pemeriksaan, sedangkanfotokopi dokumen-dokumen bukti yang bermeterai cukup diserahkan 1 (satu) salinankepada Sekretaris kecuali Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase menentukan lain.

(10) Setelah acara pencocokan bukti, Pihak lawan dapat meminta dalam persidangan ataumelalui permintaan tertulis kepada Sekretaris dengan tembusan Pihak lain dan ArbiterTunggal/ Majelis Arbitrase, untuk diberikan kesempatan mengecek kembali fotokopidokumen-dokumen bukti dan juga untuk memfotokopinya.

Pasal 29Saksi dan Ahli

(1) Atas perintah Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase atau atas permintaan Para Pihak, dapatdipanggil saksi dan atau ahli untuk didengar keterangannya.

(2) Sebelum memberikan keterangan di muka persidangan, saksi/ ahli menyerahkanketerangan tertulis kepada Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase.

(3) Dalam rangka menyiapkan keterangan tertulis, Para Pihak wajib memberikan informasiyang diperlukan oleh ahli.

(4) Atas perintah Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase atau atas permintaan Para Pihak yangberkepentingan, saksi/ ahli yang telah memberikan keterangan tertulis dapat dihadirkandalam persidangan untuk didengar keterangannya.

(5) Masing-masing Pihak dapat mengajukan pertanyaan dan atau tanggapan atasketerangan ahli/ saksi.

(6) Pemeriksaan saksidan ahli di persidangan diselenggarakan menurut ketentuan hukumacara perdata.

(7) Sebelum memberikan keterangan, saksi/ ahli wajib mengucapkan sumpah:

(a) bahwa saksi bersumpah untuk mengatakan hanya yang sebenarnya dialami, dilihatdan didengar sendiri;

(b) bahwa ahli bersumpah untuk hanya menyampaikan pengetahuannya ataukeahliannya yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapkan kepadanya.

Page 22: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

22 BMDP-Arbitrase

(8) Apabila dalam keterangan saksi/ ahli terdapat perbedaaan antara keterangan tertulisdengan keterangan lisan dalam persidangan, maka yang berlaku adalah keterangan lisandalam persidangan di bawah sumpah.

(9) Arbiter Tunggal/Majelis Arbiter tidak wajib mengikuti pendapat ahli, jika pendapattersebut berlawanan/bertentangan dengan keyakinannya.

(10) Pemohon diberikan kesempatan terlebih dahulu untuk mengajukan saksi/ ahli, kecualiditentukan lain oleh Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase tanpa adanya keberatan dari ParaPihak.

(11) Biaya pemanggilan saksi danahli dibebankan kepada yang meminta.

(12) Pengurus dilarang untuk menjadi saksi atau ahli dalam pemeriksaan Arbitrase BMDP.

Pasal 30Kesimpulan dan Penutupan Sidang Pemeriksaan

(1) Para Pihak diberi kesempatan untuk menjelaskan secara tertulis pendirian masing-masing Pihak terakhir kalinya(“Kesimpulan”) pada waktu yang ditetapkan oleh ArbiterTunggal/ Majelis Arbitrase.

(2) Sebelum jadwal penyerahan Kesimpulan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan,Para Pihak masih diberikan kesempatan untuk menyampaikan bukti-bukti dan atauketerangan-keterangan tambahan.

(3) Setelah Para Pihak menyerahkan Kesimpulan masing-masing, Arbiter Tunggal/ MajelisArbitrase menyatakan sidang pemeriksaan ditutup dan menetapkan hari sidang untukmengucapkan Putusan Arbitrase. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalampersidangan atau melalui surat yang disampaikan oleh Sekretaris kepada Para Pihak.

BAB VPENGGANTIAN ARBITER KARENA HAK INGKAR

Pasal 31Alasan Tuntutan Hak Ingkar

Terhadap Arbiter dapat diajukan tuntutan Hak Ingkar apabila:

(a) terdapat cukup alasan dan cukup bukti otentik yang menimbulkan keraguan bahwaArbiter akan melakukan tugasnya tidak secara bebas;

(b) terdapat cukup alasan dan cukup bukti otentik yang menimbulkan keraguan bahwaArbiter akan berpihak dalam mengambil putusan;

(c) terbukti adanya hubungan kekeluargaan, keuangan atau pekerjaan dengan salah satuPihak atau kuasa hukumnya;

(d) terdapat cukup alasan dan cukup bukti otentik bahwa Arbiter melakukan perbuatantercela dalam pemeriksaan; atau

(e) tidak memenuhi 1 (satu) atau lebih persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat(5).

Page 23: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

23 BMDP-Arbitrase

Pasal 32Pengajuan Tuntutan Hak Ingkar

(1) Pihak yang berkeberatan terhadap penunjukan seorang Arbiter harus mengajukantuntutan Hak Ingkar dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejakpenunjukan atau pengangkatan Arbiter yang bersangkutan, atau sejak mengetahuifakta-fakta yang dapat menunjukkan alasan Hak Ingkar sebagaimana dimaksud Pasal31.

(2) Tuntutan Hak Ingkar harus diajukan secara tertulis oleh salah satu Pihak denganmenyebutkan alasan tuntutannya, dan ditujukan kepadaPengurus dengan tembusanPihak lain dan Arbiter yang bersangkutan.

(3) Apabila tidak ada tuntutan Hak Ingkar terhadap Arbiter dalam jangka waktusebagaimana dimaksud ayat (1), Para Pihak dianggap melepaskan atau tidakmenggunakan Hak Ingkar.

Pasal 33Pemeriksaan Tuntutan Hak Ingkar

(1) Pengurus memberikan kesempatan kepada Arbiter yang bersangkutan dan Pihak lainuntuk memberikan tanggapan terhadap tuntutan Hak Ingkar dalam jangka waktu palinglama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal menerima salinan tuntutan Hak Ingkar.

(2) Dalam hal tuntutan Hak Ingkar disetujui oleh Arbiter yang bersangkutandan atau Pihaklain, maka Pengurus mencabut surat pengangkatan Arbiter yang bersangkutansebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (6) dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hariterhitung sejak tanggal diterimanya tanggapan sebagaimana dimaksud ayat (1).

(3) Dalam hal tuntutan Hak Ingkar ditolak oleh Arbiter yang bersangkutandan Pihak lain,maka Pengurus akan memutuskan tuntutan Hak Ingkar tersebut dalam jangka waktupaling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal diterimanya tanggapansebagaimana dimaksud ayat (1).

(5) Apabila Pengurus menilai bahwa tuntutan Hak Ingkar beralasan, maka tuntutan HakIngkar dinyatakan disetujui, dan Pengurus mencabut surat pengangkatan Arbiter yangbersangkutan sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (6).

(6) Apabila Pengurus menilai bahwa tuntutan Hak Ingkar tidak cukup beralasan, makatuntutan Hak Ingkar dinyatakan ditolak. Selanjutnya Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrasemelanjutkan persidangan.

(7) Keputusan Pengurus atas tuntutan Hak Ingkar sebagaimana dimaksud ayat (5) dan ayat(6) bersifat final dan mengikat, serta tidak dapat diajukan upaya perlawanan.

Page 24: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

24 BMDP-Arbitrase

BAB VIPENGGANTIAN ARBITER KARENA PENGUNDURAN DIRI

DAN ALASAN LAIN

Pasal 34Pengunduran Diri Arbiter

(1) Dalam hal Arbiter bermaksud mengundurkan diri dengan alasan sebagaimana dimaksudPasal 13 ayat (2) huruf (b) dan atau (c), Arbiter yang bersangkutan harus mengajukanpermohonan secara tertulis kepada Pengurus, dengan tembusan Para Pihak dan Arbiteryang lain (jika ada).

(2) Pengurus memberikan kesempatan kepada Para Pihak dan Arbiter yang lain (jika ada)untuk memberikan tanggapan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitungsejak tanggal menerima salinan permohonan pengunduran diri tersebut.

(3) Apabila Para Pihak sama sependapat untuk menolak permohonan pengunduran diriArbiter, maka Arbiter yang bersangkutan wajib melanjutkan tugasnya.

(4) Apabila Para Pihak sama sependapat untuk menerima permohonan pengunduran diriArbiter, maka dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggalditerimanya tanggapan sebagaimana dimaksud ayat (2) Pengurus mencabut suratpengangkatan Arbiter yang bersangkutan sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (6).

(5) Dalam hal Para Pihak berbeda pendapat terhadap permohonan pengunduran diri Arbiter,maka Pengurus akan memutuskan permohonan pengunduran diri Arbiter tersebut dalamjangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal lewatnya jangkawaktu sebagaimana dimaksud ayat (2).

(6) Apabila Pengurus menilai bahwa permohonan pengunduran diri Arbiter beralasan, makapermohonan pengunduran diri dinyatakan diterima dan Pengurus mencabut suratpengangkatan Arbiter yang bersangkutan sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (6).

(7) Apabila Pengurus menilai bahwa permohonan pengunduran diri Arbiter tidak cukupberalasan, maka permohonan pengunduran diri dinyatakan ditolak dan Arbiter yangbersangkutan wajib melanjutkan tugasnya.

(8) Dalam hal setelah lewatnya jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (2) salah satuPihak atau Para Pihak tidak memberikan tanggapan sama sekali, maka Para Pihakdianggap menerima permohonan pengunduran diri Adjudikator. Selanjutnya dalamjangka waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktupemberian tanggapan sebagaimana dimaksud ayat (2), Pengurus mengeluarkankeputusan pemberhentian Arbiter yang bersangkutan sebagaimana dimaksud Pasal 12ayat (6).

(9) Keputusan Pengurus atas permohonan pengunduran diri Arbiter bersifat final danmengikat, sertatidak dapat diajukan upaya perlawanan.

(10) Dalam hal Arbiter yang mengajukan pengunduran diri tidak mematuhi ketentuan ayat(3) atau ayat (7) untuk melanjutkan tugasnya kembali, maka Pengurus akanmemberikan peringatan keras kepada Adjudikator yang bersangkutan.

Page 25: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

25 BMDP-Arbitrase

(11) Apabila dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak disampaikannyasurat teguran tersebut Arbiter yang bersangkutan tetap tidak melanjutkan tugasnyakembali, maka Pengurus segera mencabut surat pengangkatan sebagaimana dimaksudPasal 12 ayat (6) dan statusnya sebagai Arbiter Tetap atau Arbiter Tidak Tetap BMDP.

Pasal 35Penggantian Arbiter karena Alasan Lain

(1) Dalam hal selama proses Arbitrase, Arbiter meninggal dunia atau dalam keadaanberhalangan tetap sehingga tidak dapat melaksanakan kewajibannya, maka Arbiter yangbersangkutan harus diganti.

(2) Apabila setelah diangkat sebagai Arbiter Tetap BMDP ternyata di kemudian hari Arbitertersebut mengalami perubahan kondisi pada dirinya yang mengakibatkan tidakterpenuhinya 1 (satu) atau lebih syarat-syarat sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (5),maka Pengurus dapat segera memutuskan untuk:

(a) mencabut statusnya sebagai Arbiter Tetap BMDPatau Arbiter Tidak Tetap BMDP;atau

(b) membekukan statusnya sebagai Arbiter Tetap BMDP untuk sementara waktusampai dengan dipenuhinya kembali syarat-syarat yang diperlukan.

BAB VIIMASA TUGAS ARBITER

Pasal 36Berakhirnya Tugas Arbiter

(1) Tugas Arbiter berakhir karena:

(a) putusan mengenai sengketa telah diambil;

(b) jangka waktu yang telah ditentukan, atau sesudah disepakati oleh Para Pihakuntuk diperpanjang, telah lampau; atau

(c) akibat diganti karena alasan atau sebab sebagaimana diatur dalam Peraturan DanAcara ini.

(2) Meninggalnya salah satu Pihak tidak mengakibatkan tugas yang telah diberikan kepadaArbiter berakhir.

Pasal 37Akibat Penggantian dan Pengunduran Diri Arbiter

(1) Apabila terjadi pengajuan Hak Ingkarsebagaimana dimaksud Pasal 32, ataupengunduran diri Arbiter sebagaimana dimaksud Pasal 34, atau terpenuhinya keadaansebagaimana dimaksud Pasal 35 ayat (1), atau adanya pencabutan/ pembekuan statussebagai Arbiter Tetap BMDP atau Arbiter Tidak Tetap BMDP sebagaimana dimaksudPasal 35 ayat (2), maka proses Arbitrase dihentikan untuk sementara waktu oleh ArbiterTunggal/ Majelis Arbitrase atau oleh Pengurus.

Page 26: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

26 BMDP-Arbitrase

(2) Dalam hal terjadi pemberhentian Arbiter karena sebab-sebab sebagaimana dimaksudayat (1), maka Arbiter pengganti harus diangkat dengan cara sebagaimana yang berlakubagi pengangkatan Arbiter yang digantikan dalam jangka waktu paling lama 14 (empatbelas) hari terhitung sejak tanggal terjadinya pemberhentian tersebut.

(3) Pada prinsipnya Arbiter pengganti bertugas melanjutkan penyelesaian sengketa yangbersangkutan berdasarkan pemeriksaan terakhir yang telah diadakan.

(4) Dalam hal Arbiter Tunggal atau Ketua Majelis Arbitrase diganti, semua pemeriksaan yangtelah diadakan harus diulang kembali berdasarkan surat dan dokumen yang ada,meskipun sebelumnya sidang pemeriksaan sudah dinyatakan ditutup sebagaimanadimaksud Pasal 30 ayat (3).Yang dimaksud dengan “pemeriksaan diulang kembali”dalam ayat ini adalah pengulangan terhadap acara mendengar keterangan Pemohon danTermohon, serta mendengar keterangan saksi dan atau ahli, sedangkan segala suratdan dokumen yang telah diserahkan tidak perlu diulang kembali.

(5) Dalam hal anggota Majelis Arbitrase diganti, maka pemeriksaan diulang kembali secaratertib cukup oleh dan di antara para Arbiter berdasarkan berita acara dan surat-suratyang ada, meskipun sebelumnya sidang pemeriksaan sudah dinyatakan ditutupsebagaimana dimaksud Pasal 30 ayat (3).

(6) Khusus dalam hal proses pemeriksaan telah selesai dan Kesimpulan sudah diserahkanoleh Para Pihak, menyimpang dari ketentuan Pasal ayat (2), maka Majelis Arbitrase yangtersisa dengan jumlah minimal 2/3 (dua per tiga) dari Arbiter yang ada tetap berwenangmelanjutkan proses Arbitrase untuk pembacaan Putusan Arbitrase.

BAB VIIIPUTUSAN ARBITRASE

Pasal 38Pertimbangan Hukum

(1) Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase mengambil putusan berdasarkan ketentuan hukum,atau berdasarkan keadilan dan kepatutan (ex aequo et bono).

(2) Dalam hal Arbiter diberi kewenangan oleh Para Pihak untuk memberikan putusanberdasarkan keadilan dan kepatutan, maka peraturan perundang-undangan dapatdikesampingkan. Akan tetapi dalam hal tertentu, hukum memaksa (dwingenderegels)harus diterapkan dan tidak dapat disimpangi oleh Arbiter.

(3) Dalam hal Arbiter tidak diberi kewenangan oleh Para Pihak untuk memberikan putusanberdasarkan keadilan dan kepatutan, maka Arbiter hanya dapat memberi putusanberdasarkan kaidah hukum materiil sebagaimana dilakukan oleh hakim.

(4) Pemberian wewenang dimaksud ayat (2) cukup dibuktikan melalui permintaan ParaPihak dalam Permohonan Arbitrase, dokumen Jawab-menjawab atau Kesimpulan yangmenyebutkan “mohon putusan seadil-adilnya”.

Page 27: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

27 BMDP-Arbitrase

(5) Dalam menerapkan hukum, Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase harus mendasari padahukum yang mengatur dan mempertimbangkan pula ketentuan-ketentuan dalamperjanjian serta praktek dan kebiasaaan yang relevan dalam kegiatan bisnis atautransaksi yang bersangkutan dengan materi sengketa.

Pasal 39Penyusunan Putusan Arbitrase

(1) Dalam Majelis Arbitrase, Ketua Majelis bertugas menyiapkan rancangan PutusanArbitrase dan Anggota Majelis menyampaikan masing-masing pertimbangannya secaratertulis kepada Ketua Majelis Arbitrase.

(2) Putusan Arbitrase memuat:

(a) kepala putusan yang berbunyi "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANANYANG MAHA ESA";

(b) nama lengkap dan alamat Para Pihak;(c) nama lengkap dan alamat Arbiter;(d) uraian singkat sengketa;(e) pendirian Para Pihak;(f) keterangan bahwa Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase telah mengupayakan

perdamaian di antara Para Pihak;(g) pertimbangan dan kesimpulan Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase mengenai

keseluruhan sengketa;(h) pendapat tiap-tiap Arbiter dalam hal terdapat perbedaan pendapat dalam Majelis

Arbitrase;(i) amar putusan, termasuk di dalamnya memuat jangka waktu Putusan Arbitrase

harus dilaksanakan dan kewajiban atas Biaya-biaya Arbitrase;(j) tempat dan tanggal putusan; dan(k) tanda tangan Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase.

(3) Meskipun diperbolehkan adanya perbedaan pendapat antara para Arbiter dalam MajelisArbitrase, namun keputusan dalam Majelis Arbitrase adalah keputusan kolektif di manakeputusan Majelis Arbitrase diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat. Apabila tidaktercapai musyawarah mufakat di antara para Arbiter, keputusan diambil atas dasar suaraterbanyak.

(4) Putusan Arbitrase harus ditandatangani oleh Arbiter Tunggal atau para Arbiter dalammajelis Arbitrase. Apabila dalam Majelis Arbitrase, Putusan Arbitrase tidakditandatangani oleh 1 (satu) Arbiter dengan alasan sakit atau meninggal dunia ataualasan apapun tidak mempengaruhi kekuatan berlakunya Putusan Arbitrase.Alasantentang tidak adanya tanda tangan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini harusdicantumkan dalam Putusan Arbitrase.

Pasal 40Putusan Provisionil dan Putusan Sela

Atas permohonan salah satu Pihak, Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase berhak menetapkanputusan provisionil dan atau putusan sela yang dianggap perlu sehubungan denganpenyelesaian sengketa, termasuk untuk menetapkan suatu putusan tentang sita jaminan,memerintahkan penyimpanan barang pada pihak ketiga, atau penjualan barang-barang yangtidak akan tahan lama. Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase berhak meminta jaminan atas biaya-biaya yang berhubungan dengan tindakan-tindakan tersebut.

Page 28: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

28 BMDP-Arbitrase

Pasal 41Sidang Pembacaan Putusan Arbitrase

(1) Putusan provisionil dan atau putusan sela dibacakan di muka persidangan selama jangkawaktu pemeriksaan dan dalam waktu yang ditetapkan oleh Arbiter Tunggal/ MajelisArbitrase.

(2) Putusan Arbitrase akhir harus sudah dibacakan pada sidang pembacaan putusan dalamwaktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah sidang pemeriksaan dinyatakan ditutupsebagaimana dimaksud Pasal 30 ayat (3).

(3) Apabila salah satu Pihak atau Anggota Majelis Arbitrase yang tidak hadir pada hari sidangyang telah ditentukan, maka pembacaan Putusan Arbitrase tetap dilaksanakan olehArbiter Tunggal/ Ketua Majelis Arbitrase.

(4) Salinan Putusan Arbitrase harus sudah disampaikan oleh Arbiter Tunggal/ MajelisArbitrase melalui Sekretaris kepada Para Pihak dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)hari terhitung sejak dibacakan. Apabila Para Pihak setuju, penyampaian salinan PutusanArbitrase dapat dilakukan dengan cara mengambil dokumen tersebut di Sekretariat.

Pasal 42Koreksi terhadap Putusan Arbitrase

(1) Dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari setelah salinan Putusan Arbitrasediterima, salah satu Pihak atau Para Pihak dapat mengajukan permohonan kepadaArbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase untuk melakukan koreksi terhadap kekeliruanadministratif dan atau menambah atau mengurangi sesuatu tuntutan putusan.

(2) Yang dimaksud dengan "koreksi terhadap kekeliruan administratif" sebagaimanadimaksud ayat (1) adalah koreksi terhadap hal-hal seperti kesalahan pengetikan ataupunkekeliruan dalam penulisan nama, alamat Para Pihak atau Arbiter dan lain-lain, yangtidak mengubah substansi Putusan Arbitrase.

(3) Yang dimaksud dengan "menambah atau mengurangi tuntutan" sebagaimana dimaksudayat (1) adalah salah satu Pihak dapat mengemukakan keberatan terhadap PutusanArbitrase apabila putusan, antara lain:

(a) telah mengabulkan sesuatu yang tidak dituntut oleh Pihak lawan;(b) tidak memuat satu atau lebih hal yang diminta untuk diputus; atau(c) mengandung ketentuan mengikat yang bertentangan satu sama lainnya.

Pasal 43Pendaftaran Putusan Arbitrase

(1) Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal putusan diucapkan,lembar asli atau salinan otentik Putusan Arbitrase diserahkan dan didaftarkan olehArbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase atau kuasanya kepada Panitera Pengadilan Negeri.

(2) Tidak dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berakibat PutusanArbitrase tidak dapat dilaksanakan.

Page 29: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

29 BMDP-Arbitrase

Pasal 44Pelaksanaan Putusan Arbitrase

(1) Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikatPara Pihak, dan dengan demikian tidak dapat diajukan banding, kasasi atau peninjauankembali.

(2) Dalam hal Para Pihak tidak melaksanakan Putusan Arbitrase secara sukarela, putusandilaksanakan berdasarkan perintah Ketua Pengadilan Negeri atas permohonan salah satuPihak yang bersengketa.

(3) Apabila ada Pihak yang tidak mematuhi atau melaksanakan Putusan Arbitrase dalamjangka waktu yang telah ditentukan, Pihak lain dapat melakukan teguran tertulis kepadaPihak yang ingkar dengan tembusan BMDP.

(4) BMDP, dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak menerimatembusan surat sebagaimana dimaksud ayat (3), dapat menyampaikan teguran tertuliskepada Pihak yang ingkar, dengan tembusan Pihak lain.

(5) Para Pihak mengetahui dan menyetujui serta tidak akan mengajukan tuntutan dalambentuk apapun kepada BMDP dan Pihak lain bahwa, apabila telah lewat masa 7 (tujuh)hari terhitung sejak tanggal disampaikannya surat sebagaimana dimaksud ayat (4) masihjuga diingkari, BMDP dan atau Pihak lain dapat menyampaikan kembali teguran tertuliskepada Pihak yang ingkar dengan tembusan Anggota BMDP di mana masing-masingPihak menjadi anggotanya.

(6) Para Pihak mengetahui dan menyetujui serta tidak akan mengajukan tuntutan dalambentuk apapun kepada BMDP dan Pihak lain bahwa, apabila telah lewat masa 7 (tujuh)hari terhitung sejak tanggal disampaikannya surat sebagaimana dimaksud ayat (5) masihjuga diingkari, BMDP dan atau Pihak lain dapat menyampaikan kembali teguran tertuliskepada Pihak yang ingkar, tembusan Otoritas Jasa Keuangan dansemua Anggota BMDP.

BAB IXBIAYA-BIAYA LAYANAN ARBITRASE

Pasal 45Jenis Biaya-biaya

(1) Biaya-biaya dalam layanan Arbitrase terdiri dari:

(a) Biaya Pendaftaran;(b) Biaya Pemeriksaan;(c) Biaya Arbiter;(d) Biaya Pelaksanaan Putusan Arbitrase.

(2) Apabila terdapat perhitungan pajak, maka biaya-biaya sebagaimana dimaksud ayat (1)juncto Pasal 46, Pasal 47 dan Pasal 48 serta Lampiran I adalah jumlah bersih yangditerima BMDP.

Page 30: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

30 BMDP-Arbitrase

(3) Pengurusdapat menunda dan atau menghentikan proses Arbitrase hingga biaya-biayasebagaimana dimaksud ayat (1) dilunasi oleh Para Pihak sesuai Peraturan Dan Acara ini.

(4) Turut Termohon tidak dikenakan biaya-biaya penyelenggaraan Arbitrasesebagaimanadimaksud ayat (1).

Pasal 46Biaya Pendaftaran

(1) Pendaftaran Permohonan Arbitrase dikenakan Biaya Pendaftaran sebesar nilai yangtercantum dalam Lampiran I.

(2) Biaya Pendaftaran dibayar oleh Pemohon pada saat pengajuan pendaftaran PermohonanArbitrase.

Pasal 47Biaya Pemeriksaan

(1) Biaya Pemeriksaan adalah biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemeriksaanArbitrase BMDP, antara lain:

(a) sewa ruang sidang;(b) penggandaan dokumen dan pengiriman surat melalui Sekretaris;

(c) konsumsi persidangan;(d) akomodasi dan transportasi Arbiter yang berasal dari luar kota;(e) akomodasi dan transportasi Arbiter dan Sekretaris jika pemeriksaan/ persidangan

diselenggarakan di luar kota;(f) menghadirkan saksi dan atau saksi ahli;(g) lain-lain biaya yang relevan yang disepakati oleh Para Pihak.

(2) Biaya Pemeriksaan ditanggung oleh Para Pihak sesuai biaya yang dibutuhkan (at cost).

(3) Untuk keperluan antisipasi terhadap adanya Biaya-biaya Pemeriksaan, maka Para Pihakmenyetor secara pro-rata deposit sebesar nilai yang tercantum dalam Lampiran I kepadaBMDP sebelum sidang pertama diselenggarakan.

(4) Apabila jumlah deposit telah berkurang lebih dari 50 % (lima puluh per seratus), makaPara Pihak harus menambah deposit sehingga jumlahnya kembali sebesar deposit awal.

(5) Apabila seluruh pengeluaran Biaya Pemeriksaan ternyata lebih kecil dari deposit yangdisetor, maka sisa deposit segera dikembalikan kepada Para Pihak, selambat-lambatnya14 (empat belas) hari setelah pendaftaran Putusan Arbitrase di Pengadilan Negeri.

(6) Sekretaris membuat laporan penggunaan deposit kepada Arbiter Tunggal/ MajelisArbitrase dan Para Pihak, dengan bukti pengeluaran yang cukup.

Page 31: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

31 BMDP-Arbitrase

Pasal 48Biaya Arbiter

(1) Biaya Arbiter dibayar di muka seluruhnya oleh Para Pihak secara pro rata sebelum sidangpertama diselenggarakan.

(2) Apabila Termohon tidak bersedia membayar Biaya Arbiter, maka Pemohon harusmembayarkannya terlebih dahulu supaya proses Arbitrase dapat berjalan.

(3) Besarnya Biaya Arbiter dihitung berdasarkan nilai sengketa dengan skala tarif biaya atauminimum tarif sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.

(4) Apabila nilai sengketa tidak berupa suatu tuntutan pembayaran uang, maka besarnyanilai sengketa ditetapkan berdasarkan tafsiran Pengurusdengan memperhatikankompleksitas perkara.

(5) Pada akhirnya dalam Putusan Arbitrase diputuskan kepada Pihak mana Biaya Arbiterakan dibebankan, dengan ketentuan:

(a) Biaya Arbiter dibebankan semua kepada Termohon jika tuntutan Pemohondikabulkan seluruhnya;

(b) Biaya Arbiter dibebankan kepada Para Pihak dalam pembagian yang adil menurutArbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase jika tuntutan Pemohon dikabulkan sebagian;

(c) Biaya Arbiter dibebankan semua kepada Pemohon jika tuntutan Pemohon tidakditerima atau ditolak seluruhnya.

(6) Apabila Pemohon telah melakukan pembayaran atas Biaya Arbiter sebagaimanadimaksud ayat (2), dan Putusan Arbitrase mengabulkan tuntutan Pemohon seluruhnyaatau sebagian, maka dalam amar Putusan Arbitrase juga harus memuat ketentuanpenggantian biaya tersebut oleh Termohon kepada Pemohon berikut denda dan bungajika perlu.

(7) Dalam hal terjadi pencabutan Permohonan Arbitrase, maka:

(a) Biaya Arbiter dikembalikan kepada Para Pihak dengan dikenakan denda sebesar50% (lima puluh per seratus) dari Biaya Arbiter, jika pencabutan dilakukansebelum adanya Jawaban;

(b) Biaya Arbiter tidak dapat dikembalikan kepada Para Pihak, jika pencabutandilakukan setelah Termohon menyampaikan Jawaban.

Pasal 49Biaya Pelaksanaan Putusan

(1) Biaya Pelaksanaan Putusan, antara lain:

(a) biaya pendaftaran Putusan Arbitrase di Pengadilan Negeri;(b) biaya pengambilan, penggandaan dan pengiriman salinan Putusan Arbitrase yang

sudah didaftarkan kepada Para Pihak;(c) biaya permohonan eksekusi; dan(d) biaya pelaksanaan eksekusi.

(2) Biaya Pelaksanaan Putusan ditanggung oleh masing-masing Pihak sesuai denganketentuan yang berlaku pada masing-masing Pengadilan Negeri.

Page 32: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

32 BMDP-Arbitrase

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 50Dalam hal Putusan Arbitrase tidak dilaksanakan oleh para Pihak, BMDP akan membuat laporankhusus tentang hal tersebut kepada OJK.

Pasal 51Ketentuan Penutup

(1) Pengurus, Arbiter, Sekretaris dan atau personil BMDP lainnya tidak dapat dikenaipertanggungjawaban pidana maupun perdata terhadap pelaksanaan tugasnya dankewenangannya berdasarkan Peraturan Dan Acara ini maupun terhadap isi danpelaksanaan dari Putusan Arbitrase.

(2) Para Pihak tidak dapat menuntut BMDP(termasuk Pengurus, Arbiter, Sekretaris danpersonil BMDP lainnya), termasuk tapi tidak terbatas pada tuntutan berkenaan dengan:

(a) setiap layanan yang disediakan BMDP;(b) setiap upaya yang dilakukan oleh BMDP;

(c) sengketa yang didaftarkan oleh Pemohon;(d) tuntutan yang dibuat oleh Pemohon;(e) setiap keputusan yang dibuat;(f) setiap tindakan Para Pihak;(g) setiap tindakan yang dilakukan yang sesuai dengan hukum atau perintah

pengadilan.

(3) Para Pihak menyatakan dan setuju bahwa setiap tuntutan yang dibuat terhadap BMDP(termasuk Pengurus, Arbiter, Sekretaris dan personil BMDP lainnya) dengan melanggarayat (1) dan ayat (2) merupakan suatu kerugian yang besar dan nyata bagi BMDP. Olehkarena itu BMDPberhak untuk melakukan upaya hukum atas tuntutan tersebut, dan jugaberhak untuk menuntut kepada Para Pihak atas ganti rugi secara penuh biaya hukumyang telah BMDP keluarkan.

(4) Peraturan Dan Acara ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JakartaPada tanggal : 22 September 2015

BADAN MEDIASI DANA PENSIUN

B. Eddy PraptonoKetua

Page 33: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

33 BMDP-Arbitrase

LAMPIRAN IBIAYA-BIAYA LAYANAN ARBITRASE____________________________

(1). Biaya Pendaftaran Permohonan Arbitrase sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah).

(2). Skala tarif Biaya Arbiter adalah sebagai berikut:(a) Nilai sengketa sampai dengan Rp. 500.000.000,- sebesar Rp. 30.000.000,-(b) Nilai sengketa diatas Rp 500.000.000,- sebesar Rp 50.000.000,-

(3). Biaya Arbiter mengandung 2 (dua) komponen biaya, yakni:

(a) institutional fee BMDP, sebesar 40%; dan

(b) honorarium Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase, sebesar 60%.

(4). Para Pihak menyetor deposit kepada BMDP untuk mengantisipasi Biaya-biayaPemeriksaan, masing-masing sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

Page 34: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

34 BMDP-Arbitrase

LAMPIRAN IIPERSYARATAN MENJADI ARBITER TETAP BMDP

Arbiter Tetap BMDP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(1). cakap melakukan tindakan hukum;

(2). berumur paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun;

(3). sehat jasmani dan rohani sehingga akan mampu menjalankan tugasnya sebagai Arbiterdengan baik;

(4). berpendidikan minimun sarjana atau setara, dan memiliki pengalaman serta menguasaisecara aktif bidang Dana Pensiun sesuai dengan bidang keahliannya paling sedikit 15(lima belas) tahun;

(5). bukan merupakan hakim, jaksa, panitera dan pejabat peradilanlainnya dan kepolisian;

(6). tidak pernah dihukum karena suatu tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan yangtelah berkekuatan hukum tetap;

(7). tidak pernah dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatanhukum tetap;

(8). tidak termasuk dalam daftar orang yang tidak boleh melakukan tindakan tertentu disektor jasa keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan;

(9). tidak pernah dihukum karena suatu tindak pidana yang terkait dengan masalahekonomi dan atau keuangan;

(10). memahami ketentuan perundang-perundangan di sektor jasa keuangan sesuai denganbidang keahliannya;

(11). memahami ketentuan perundang-undangan di bidang Arbitrase dan AlternatifPenyelesaian Sengketa di Indonesia, dan Peraturan Dan Acara ini;

(12). menyampaikan kepada Pengurus, dengan sebenar-benarnya, data diri dan daftarriwayat hidup beserta fotokopi dokumen-dokumen pendukungnya;

(13). lulus uji kecakapan dan kelayakan (fit and proper test) yang dilakukan oleh Pengurus;

(14). bersedia mematuhi dan tidak akan melakukan pelanggaran terhadap Etika PerilakuArbiter BMDP dengan segala konsekuensi dan sanksinya apabila dilanggar;

(15). bersedia mematuhi dan tidak akan melakukan pelanggaran terhadap etika perilaku atasprofesi yang digelutinya di luar BMDP, jika ada;

(16). bersedia mematuhi dan tidak akan melakukan pelanggaran terhadap Peraturan DanAcara ini berikut segala perubahannya, jika ada;

(17). bersedia mematuhi dan tidak akan melakukan pelanggaran terhadap keputusanPengurus berkenaan dengan pelaksanaan Peraturan Dan Acara ini.

Page 35: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

35 BMDP-Arbitrase

LAMPIRAN IIIPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

_______________________________________

1. Dalam ketentuan Lampiran III ini, semua kata:

a. “hubungan keluarga” adalah hubungan kekeluargaan karena perkawinan danatau keturunan sampai dengan derajat kedua, baik secara horizontal maupunvertikal;

b. “afiliasi” atau “afiliasinya” dalam konteks suatu perkumpulan atau badan hukumadalah berarti:

1) hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris;2) hubungan antara 2 (dua) perusahaan di mana terdapat 1 (satu) atau lebih

anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;3) hubungan antara perusahaan dengan Pihak, baik langsung maupun tidak

langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;4) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung

maupun tidak langsung, oleh Pihak yang sama; atau5) hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

2. Apabila ada keberatan dari salah satu Pihak atas penunjukan Arbiter Perkara denganalasan terhadap 1 (satu) atau lebih ketentuan dalam Pedoman Benturan Kepentinganini, maka diajukan dan diselesaikan menurut Peraturan Dan Acara Arbiter yang mengaturmengenai Hak Ingkar.

3. Arbiter dilarang menangani perkara di Arbitrase BMDP (selanjutnya disebut “Perkara”)sebagai Arbiter Perkara jika memenuhi 1 (satu) atau lebih keadaan di bawah ini:

a. Arbiter menjadi salah satu Pihak yang ber-Perkara;b. Arbiter telah terlibat sebelumnya dalam Perkara;c. Arbiter pernah memberikan jasa konsultasi/ nasehat/ pendapat ahli kepada salah

satu Pihak/ afiliasinya mengenai Perkara;d. Arbiter sedang menjadi konsultan/ penasehat/ ahli dari salah satu Pihak;e. Arbiter sedang menjadi manajer, direktur atau anggota komisaris, atau orang yang

berpengaruh dalam suatu perusahaan salah satu Pihak/ afiliasinya;f. Arbiter sedang menjadi manager, direktur atau anggota komisaris, atau orang

memiliki kekuasaan untuk mengontrol afiliasi salah satu Pihak, jika afiliasi tersebutterkait langsung dengan Perkara;

g. Arbiter memiliki hubungan keluarga dengan salah satu Pihak;h. Arbiter mempunyai kepentingan finansial dengan salah satu Pihak;i. Arbiter mempunyai kepentingan terhadap Putusan Arbitrase yang akan dijatuhkan

atau Kesepakatan Perdamaian yang mungkin dicapai;j. Arbiter/ kantornya secara periodik memberikan jasa konsultasi/ nasehat/ pendapat

ahli kepada salah satu Pihak/ afiliasinya, dan Arbiter/ kantornya mendapatkanimbalan finansial dari pemberian jasa tersebut;

k. kantor Arbiter sedang menangani Perkara atau memberikan konsultasi/ nasehat/pendapat ahli dalam Perkara untuk salah satu Pihak, walaupun tanpa melibatkanArbiter.

Page 36: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

36 BMDP-Arbitrase

4. Dalam hal Arbiter memenuhi 1 (satu) atau lebih keadaan di bawah ini, maka Arbiter dapatditunjuk sebagai Arbiter Perkara dengan ketentuan menyampaikan keterbukaan informasi(disclosure) terlebih dahulu kepada Para Pihak tentang hubungannya dengan Perkara danPara Pihak/ salah satu Pihak, dan selanjutnya Para Pihak tidak berkeberatan terhadappenunjukan tersebut:

a. dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir, Arbiter/ kantornya pernahmemberikan jasa konsultasi/ nasehat/ pendapat ahli kepada salah satu Pihak/afiliasinya;

b. dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir, Arbiter/ kantornya pernah mewakilisalah satu Pihak/ afiliasinya;

c. Arbiter/ kantornya sedang mewakili salah satu Pihak/ afiliasinya dalam suatusengketa lain, tetapi tidak terkait dengan Perkara;

d. Arbiter/ kantornya secara periodik memberikan jasa konsultasi/ nasehat/ pendapatahli kepada salah satu Pihak/ afiliasinya tanpa menerima imbalan finansial ataspemberian jasa tersebut;

e. kantor Arbiter sedang dalam hubungan bisnis yang material dengan salah satuPihak/ afiliasinya dalam hal yang tidak bersangkutan dengan Perkara;

f. Arbiter adalah pemegang saham, baik langsung maupun tidak langsung, dari salahsatu Pihak/ afiliasinya dengan mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi salahsatu Pihak;

g. Arbiter memiliki hubungan keluarga dengan salah satu Pihak/ afiliasinya, ataudengan manajer, direktur, atau anggota komisaris atau dengan siapa saja yangmempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi salah satu Pihak;

h. Arbiter/ keluarganya mempunyai hubungan keluarga dengan pihak ketiga yangmempunyai hak tagih kepada salah satu Pihak;

i. keluarga Arbiter mempunyai kepentingan finansial terhadap Putusan Arbitraseyang akan dijatuhkan atau Kesepakatan Perdamaian yang mungkin dicapai;

j. keluarga Arbiter mempunyai kepentingan finansial terhadap salah satu Pihak/afiliasinya.

5. Dalam hal Arbiter memenuhi 1 (satu) atau lebih keadaan di bawah ini, maka Arbiterdapat ditunjuk sebagai Arbiter Perkara dengan ketentuan menyampaikan keterbukaaninformasi (disclosure) terlebih dahulu kepada Para Pihak tentang hubungannya denganPerkara dan Para Pihak/ salah satu Pihak:

a. dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, Arbiter pernah ditunjuk sebagaiMediator atau Arbiter di BMDP sebanyak 2 (dua) kali atau lebih oleh salah satuPihak/ afiliasinya;

b. dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, Arbiter pernah ditunjuk sebagaiMediator atau Arbiter di luar BMDP sebanyak 2 (dua) kali atau lebih oleh salah satuPihak/ afiliasinya;

c. dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, Arbiter telah menerima penunjukanlebih dari 3 (tiga) kali sebagai Mediator atau Arbiter oleh kuasa hukum yang samadari salah satu Pihak;

d. dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, Arbiter/ kantornya pernah bertindaksebagai kuasa hukum/ konsultan/ penasehat/ ahli untuk salah satu Pihak/afiliasinya dalam hal yang tidak bersangkutan dengan Perkara, dan hubungantersebut telah berakhir sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum ditunjuksebagai Arbiter;

Page 37: KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: …bmdp.or.id/wp-content/uploads/2017/10/BMDP-Arbitrase-Rev-WEB.pdfPENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN Menimbang : ... Nomor 11 tahun 1992

37 BMDP-Arbitrase

e. dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, Arbiter/ kantornya pernah memberikanjasa konsultasi/ nasehat/ pendapat ahli kepada salah satu Pihak/ afiliasinya dalamhal yang tidak bersangkutan dengan Perkara, dan hubungan tersebut telahberakhir sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum ditunjuk sebagai Arbiter;

f. dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, salah satu Pihak/ afiliasinya pernahberkonsultasi kepada Arbiter/ kantornya dalam hal yang tidak bersangkutandengan Perkara, dan hubungan tersebut telah berakhir sekurang-kurangnya 6(enam) bulan sebelum ditunjuk sebagai Arbiter;

g. dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, Arbiter pernah berasosiasi dengan salahsatu Pihak/ afiliasinya secara profesional, sebagai contoh mantan karyawan ataurekan kerja, dan hubungan tersebut telah berakhir sekurang-kurangnya 6 (enam)bulan sebelum ditunjuk sebagai Arbiter;

h. kantor Arbiter pernah memiliki hubungan bisnis yang material dengan salah satuPihak/ afiliasinya dalam hal yang tidak bersangkutan dengan Perkara dan tanpaketerlibatan Arbiter;

i. kantor yang berbagi penghasilan dengan kantor Arbiter pernah memberikanpelayanan jasa hukum/ konsultasi/ nasehat/ pendapat ahli kepada salah satuPihak/ afiliasinya dalam hal yang tidak bersangkutan dengan Perkara.

j. dalam waktu 3 (tiga) tahun terakhir, salah satu rekan kerja pada kantor Arbiterpernah menjadi Mediator atau Arbiter dalam suatu sengketa yang ditunjuk olehsalah satu Pihak/ afiliasinya;

k. salah satu keluarga Arbiter adalah rekan atau karyawan dari kantor hukum yangmewakili salah satu Pihak, baik ikut atau tidak ikut menangani Perkara;

l. dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, bagi Arbiter yang merupakan mantanhakim, pernah menangani sengketa material yang melibatkan salah satu Pihak/afiliasinya;

m. Arbiter menjadi pemegang saham, baik langsung maupun tidak langsung, darisalah satu Pihak/ afiliasinya dengan tidak mempunyai kekuasaan untukmempengaruhi salah satu Pihak;

n. Arbiter telah mengumumkan bahwa dirinya berada dalam suatu posisi tertentuyang memiliki benturan kepentingan dan atau tidak akan mampu bersikapimparsial terkait dengan Perkara, baik melalui pernyataan terbuka ataupunlainnya;

o. Arbiter menduduki suatu jabatan kepengurusan dan atau pengawasan di BMDP;

p. adanya hubungan personal yang dekat antara Arbiter dengan salah satu Pihak/afiliasinya, yang ditunjukan dengan adanya fakta bahwa secara rutin atau banyakbertemu di luar urusan kantor;

q. adanya hubungan personal yang dekat antara Arbiter dengan direktur, komisarisatau seseorang yang mempunyai pengaruh dalam mengendalikan salah satuPihak/ afiliasinya, yang ditunjukan dengan adanya fakta bahwa secara rutin ataubanyak bertemu di luar urusan kantor.