kepmenkes_no. 1426_menkes_sk_xv_2002 tahun 2002_tentang pedoman pengelolaan obat publik dan...
DESCRIPTION
6TRANSCRIPT
SE}ITERI KESEHAREPUBLIK INDONESIA
KEPUTuSANT|EHTER|KESEHATANREPUBL|K|NDoNES|AHOMOR : 1 426/MENKES/SK/XV/2002
TENTANG
PEBO$AN PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN
PERBEKALAN KESEHATAN
ilENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA'
M e n t m b a n g a . b a h w a d a | a m r a n g k a k e p e r l u a n k e s e r a g a m a n p e | a k s a -naan pengelolaan obat publik dan perbekalan Kesehatan'
oeriu ar ianva Pedoman Pengelolaan Obat Publtk dan
Perbekalan Kesehatan;L b a h w a u n t u k t t u p e r l u d i t e t a p k a n P e d o m a r i P e n g e i o l a a r .
Ooat Publrk dan Perbekalan Kesehatan
Mengrngat -1 . undang-undang Nornor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
iLembaran Negara Rl Tahun 1992 Ncmor 100' Tambahan
Lembaran Negara Rl No. 3495);2 . U n C a n g - u n d a n g N o m o r 2 2 T a h u n 1 9 9 9 t e n t a n g
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Rl Tahun 1999
Nornor 60. Tambahan Lembaran Negara Rl No 38-ql-:)
3 . U n d a n g - u n d a n g N o m o r 2 5 T a h u n 1 9 9 9 t e n l a n ;
Penmbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat oan
Daerah:4 Feraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 teniang
Pengamanan Sed iaan Farmast dan A la t Kesehatar r(l-embaran Negara Rl Tahun 1998 Nomor 1 38' Tambat ri ';t
Lennbaran Negara Rl No' 3781);5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentan3
Kewenangan Pemer in tah dan Kewenangan Prootnsr
sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Fll Tahun
2OOO Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Rl No'
3952);{i Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor .177 Tahun
2(XX) tentang Organisasi dan Tugas Departemen;
Menetapkan :
Pertama
Ketiga
Keempat
MENTEFI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
7. Keputusan Pres iden Republ ik Indonesia NOmor 102T a h u n 2 0 0 1 t e n t a n g K e d u d u k a n , T u g a s , F u n g s r ,Kewenangan , Susunan Organ isas i dan Ta ta Ke r jaDepartemen;
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun2001 ten tang Un i t Organ isas i dan Tugas Ese lon IDepartemen;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1277 lMenkes/SK/Sl/2001 tentang Organisasi dan TataKerja Depafiemen Kesehatan.
MEMUTUSKAN:KEPUTUSAN MENTER I KESEHATAN REPUBLIK INDONE-SIA TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN OBAT PUBLIKDAN PERBEKALAN KESEHATAN;P e d o m a n P e n g e l o l a a n O b a t P u b l i k d a n P e r b e k a l a nKesehatan, sebagaimana dimaksud pada diktum pertamasebagai landasan kerja bagi Pelaksana Pengelola Obat Publikdan Perbekalan Kesehatan.Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Pusat,Propins i maupun Kabupaten/Kota dalam melaksanakansemua kegiatan Pengelolaan Obat Publik dan PerbekalanKesehatan waj ib mengacu dan menyeragamkan semuakegiatan dengan ketentuan yang tercantum dalam Pedomansebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;Keputusan in i ber laku se jak tanggal d i te tapkan, denganke ten tuan apab i l a d i kemud ian ha r i t e rnya ta te rdapa t(ekeliruan dalam keputusan ini akan di lakukan oerbaikansebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : JakartaPada tanggal : 21 Nopember 20OZ
MENTERI KESEHATAN
Dr. Achmad Sujudi
MENTEBI KESEHATANREPUBLIK INOONESIA
KEPUTUSAN MENTERT KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 679/MENKES/S/IV/2003
TENTANGREGISTRASI DAN IZIN KERJA ASISTEN APOTEKER
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Men i rnbang bahwa sebaga i pe laksanaan leb ih lan lu t Pasa l '14 Pera turarPemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatanp e r l u d r l e t a p k a n K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n t e n t a n 3Rectrslr ; rst c lart lztr t Keria Asrsten Apoteker
Menqrnga l Undarrg-unclanr; Nornor 23 Tahun .1992 tentang Kesehaiat '/Lembaran Negara Tahun 1992 Nomcr 100. Tambahar 'Lembaran Negara No. 3495),U n d a n g - u n d a n g N o m o r ? ? - T a h u n 1 9 9 9 t e n t a n gPemer in tah Daerah (Lembaran Negara Tahun 199 i ' 'Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara No 3839);Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentangTenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomcr49. Tambahan Lembaran Negara No. 3637).Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentangKewenangan Pemer in lah dan Kewenangan Prop l r ts 'Sebagar Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 200f:Nomor 54. Tambahan Lembaran Negara No. 3952),Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 t :ntangPembinaan dan Pengawasan Atas Penye lenggaraanPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 200"1Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090);Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentangPenye lenggaraan Dekonsent ras i (Lembaran NegaraTahun 2001 Nomor 62. Tambahan Lembaran NeearaNomor 4095);l ) r : r ; r lu ran Pemer in tah Nomor 8 Tahun 2003 ten tanq
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun2003 Nomor '14, Tambahan Lembaran Negara No.4262) ;
B. Keputusan Menter i Kesehatan Nomor 1277lMenkeslS K I X I / 2 0 0 1 t e n t a n g O r g a n i s a s i d a n T a t a K e r j aDepartemen Kesehatan;
MEMUTUSKAN:Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLTK TNDONE-
SIA TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA ASISTENAPOTEKER.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan :1 . Asisten Apoteker adalah tenaga kesehatan yang berijazah sekolah Asisten
Apoteker/sekolah Menengah Farmasi, Akademi Farmasi Jurusan FarmasiPoli teknik Kesehatan, Akademi Analis Farmasi dan Makanan JurusanAnal is Farmasi dan Makanan Pol i teknik Kesehatan sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Surat lzin Asisten Apoteker selanjutnya disebut SIAA adalah bukti tertul isatas kewenangan yang diberikan kepada pemegang i jazah SekolahAsisten Apoteker/sekolah Menengah Farmasi, Akademi Farmasi, JurusanFarmasi Poli teknik Kesehatan, Akademi Analis Farmasi dan Makanan.Jurusan Anal is Farmasi dan Makanan pol i teknik Kesehatan untukmenjalankan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apotexer;
3. surat lzin Kerja Asisten Apoteker selanjutnya disebut sIKAA adalah buktitertul is yang diberikan kepada Pemegang surat lzin Asisten Apoteker(slA) untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di sarana kefarmasian;
4. sarana Kefarmasian adalah tempat yang digunakan untuk melakukanpeker jaan kefarmasian antara la in industr i farmasi termasuk obattradisional dan kosmetika, instalasi farmasi, apotik, dan toko obat;
5. Pimpinan penyelenggara pendidikan Asisten Apoteker adalah KepalaSekolah, Direktur Akademi dan Direktur poli teknik Kesehatan:
7 .
REPUBLIK INDONESIA
Kepala Sekolah adalah Pimpinan Sekolah Menengah Farmasi/SekolahM e n e n g a h K e j u r u a n y a n g m e n y e l e n g g a r a k a n p e n d i d i k a n J e n l a n gPendidikan Menengah (JPM) Farmasi;D i rek tu r Akademi ada lah P impinan Akademi Farmas i a tau P imptnanAkademi Anal is Farmasi dan Makanan;Direktur Pol i teknik Kesehatan adalah Pimprnan Pol i teknik Kesehatan yang
menye lenggarakan program D l l l Farmas i a tau D l l lAna l i s Farmas i danMakanan:Ketua Jurusan adalah Pimptnan Farmasi atau Jurusan Anal is Farmasidan Makanan pada Pol i teknlk Kesehatan yang menyelenggarakan program D l l l Farmas i a tau D l l lAna l i s Farmas i dan Makanan;Kepa la D inas ada lah Kepa la D inas Kesehatan Prop ins i dan/a tauKabupaten/Kota;Direktur Jenderal adalah Direktur Jeneral Pelayanan Kefarmasian danAlat Kesehatan:Menter i adalah Menter i yang bertanggung jawab di bidang kesehatan
BAB I IPELAPORAN DAN REGISTRASI
Pasal 2P i m p i n a n p e n y e l e n g g a r a p e n d i d i k a n A s i s t e n A p o t e k e r w a l r bmenyampaikan laporan secara tertul is kepada Kepala Dinas KesehalarrPropinsi setempat mengenai peserta didik yang baru lulus, selamhat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dinyatakan lulus.P impinan penye lenggara pend id ikan harus meng i r imkan temt rusanlaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Asisten Apoteke,yang baru lu lus .Bentuk dan is i laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercanturndalam Formul ir I ter lampir.
Pasal 3A r , r , t c r r A p o t e k e r s e b a g a i m a n a d i m a k s u d P a s a l 2 a y a t ( 2 ) h a r u snr { ,n rpr r r r rk , r r r kc lcngkapan reg ts t ras i kepada Kepa la Dtnas Kesehatanl ' r t ) l r I r , , r r l r r r r , r r r ; r J r c n y e l e n g g a r a p e n d i d i k a n b e r a d a g u n a m e m p e r o l e h
1 0
t l
t z
( 1 )
(2)
(3 )
( 1 )